Alamat
Web
Telepon
Jl. Trunojoyo Kav. 4 Kepanjen Kabupaten Malang
peternakan.malangkab.go.id Email:
[email protected]
0341-393926 Fax. 0341-394939
LAPORAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2014 dapat diselesaikan. Laporan Kinerja (LKj) ini dimaksudkan untuk dapat memberikan gambaran secara utuh tentang apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah dicapai selama tahun 2014 dalam wujud kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seperti diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2011, dan Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2008 serta Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Penyusunan LKj tahun 2014 ini telah sesuai dengan sistematika Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014. Kami menyadari bahwa LKj Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran-saran demi penyempurnaan laporan ini sangat kami harapkan. Selanjutnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, disampaikan terima kasih dan semoga buku laporan ini dapat bermanfaat.
Malang,
Februari 2015
KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG
Ir. SUDJONO, MP
Pembina Tingkat I NIP. 19590610 198501 1 002
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
I
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR
I
DAFTAR ISI
II
DAFTAR TABEL
III
DAFTAR GAMBAR
IV
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
2
B. Maksud dan Tujuan
4
C. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat daerah 2. Sumber Daya Aparatur 3. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013
4 4 6 7
D. Dasar Hukum
10
E. Sistematika
11
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
12
A. Perencanaan strategis
13
1. Visi 2. Misi 3. Tujuan, Sasaran dan Program BAB III
BAB IV
13 14 14
B. Perjanjian Kinerja
17
AKUNTABILITAS KINERJA
18
A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Perbandingan target dan realisasi kinerja Tahun 2014 2. Perbandingan Realisasi kinerja Tahun 2014 dengan beberapa tahun terakhir 3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah 4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Nasional 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan 6. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
19 19
B. Realisasi Anggaran
53
PENUTUP
57
29 44 46 48 49 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lampiran I
Penetapan Kinerja Tahun 2014
63
2. Lampiran II
Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2014
64
3. Lampiran III
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
65
4. Lampiran IV
Rencana Strategis (RS) 2011-2015
66
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
II
DAFTAR TABEL 2.1 3.1.1 3.1.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4. 3.1.5 3.1.6 3.1.6.1 3.1.7 3.1.8 3.1.9 3.1.9.1 3.1.10 3.1.11 3.1.12 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5 3.2.6 3.2.7 3.2.8 3.2.9 3.2.10 3.2.11 3.2.12 3.2a 3.2b 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1
Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun Anggaran 2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Potong Tahun 2014 Realisasi Kegiatan IB dan Kelahiran Sapi Potong Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Perah Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Kambing Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Petelur Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Buras Tahun 2014 Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2013-2014 Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Daging Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Telur Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Susu Perkembangan Hasil Ternak Tahun 2013-2014 Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi Brucella pada sapi Perah Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI pada Unggas Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Sapi Potong Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Kambing Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Ayam Ras Petelur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Ayam Buras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Daging Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Telur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Susu Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi Brucella pada sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI pada Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2013-2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2011-2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2011-2014 terhadap Target Renstra SKPD 2011-2015 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang terhadap Standar Nasional
17
Uraian Belanja Tidak Langsung Tahun 2014 Uraian Belanja Langsung Tahun 2014 Uraian Belanja Langsung untuk Kegiatan Rutin tahun 2014 Uraian Belanja Langsung untuk Kegiatan Pembangunan tahun 2014 Pengukuran Kinerja tahun 2014
53 54 55 56 58
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
20 20 22 23 23 23 24 24 25 25 26 27 27 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 42 43 44 46
III
DAFTAR GAMBAR 3.1
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2014
29
3.2
Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Sapi Potong Tahun 2013 dan Tahun 2014
30
3.3
Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014
31
3.4
Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Kambing Tahun 2013 dan Tahun 2014
32
3.5
Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2013 dan Tahun 2014
33
3.6
Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Ayam Ras Petelur Tahun 2013 dan Tahun 2014
34
3.7
Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Ayam Buras Tahun 2013 dan Tahun 2014
35
3.8
Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Daging Tahun 2013 dan Tahun 2014
36
3.9
Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Telur Tahun 2013 dan Tahun 2014
37
3.10
Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Susu Tahun 2013 dan Tahun 2014
38
3.11
Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi Brucella pada sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014
39
3.12
Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI pada Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014
40
3.13
Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2013 dan Tahun 2014
41
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
IV
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten malang tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Laporan Kinerja (LKj) merupakan media yang menerangkan tentang kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik 1 (satu) tahun anggaran. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang menyatakan bahwa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Malang di bidang peternakan dan kesehatan hewan dipimpin oleh Kepala Dinas yang pelaksanaan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. LKj berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Bupati juga untuk mengetahui kemampuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang tahun 20112015 dan sebagai bahan evaluasi kinerja organisasi 5 (lima) tahun ke depan. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Kabupaten Malang. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat, pengentasan kemiskinan, penciptaan ketahanan pangan dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor lain. Selain itu, sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku dan pasar yang potensial bagi sektor industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri). Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian yang integral dengan pembangunan pertanian di Kabupaten Malang, mempunyai peranan yang strategis dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan kecerdasan masyarakat melalui penyediaan pangan asal ternak sebagai sumber protein hewani. Selain itu, memiliki peranan dalam meningkatkan nilai tambah pendapatan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pembangunan sektor peternakan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, yang memberikan kontribusi bagi penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Malang. Pelaksanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang menghadapi berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis, seperti meningkatnya jumlah penduduk; tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar; kemajuan teknologi dan informasi yang cepat; sumberdaya lahan, air dan energi yang semakin terbatas; perubahan iklim global; sosial budaya masyarakat yang semakin berkembang secara dinamis; keterbatasan sistem perbibitan baik nasional maupun daerah; keterbatasan terhadap akses permodalan; masih lemahnya kelembagaan petani
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
peternak; dan kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait. Sehingga pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang ke depan menghadapi banyak tantangan. Selanjutnya, dalam memenuhi kebutuhan daging untuk masyarakat Kabupaten Malang sudah tercukupi dari daging beberapa komoditas yaitu bahan asal ternak berupa daging sapi, kambing, domba, itik dan ayam (ras dan buras); sedangkan untuk kalangan tertentu (hotel berbintang dan restoran) yang membutuhkan daging kualitas tinggi masih dipenuhi dengan daging impor. Untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) maka dilakukan pembinaan dan pengawasan pemotongan ternak dan peredaran daging di kios-kios daging di seluruh Kabupaten Malang. Sementara untuk memenuhi kebutuhan susu akan dilakukan langkah-langkah strategi dalam bidang persusuan yaitu meningkatkan keinginan masyarakat Kabupaten Malang khususnya Jawa Timur pada umumnya untuk mengkonsumsi susu segar produksi lokal melalui promosi Gerakan Minum Susu bagi anak-anak Sekolah Dasar. Untuk meningkatkan jumlah produksi susu yang sehat dan berkualitas dilaksanakan penambahan kepemilikan ternak sapi perah per Rumah Tangga Peternak, disamping pelayanan kesehatan hewan serta meningkatan kepemilikan peralatan panen (milk can, alat pemerah) dan pasca panen seperti cooling unit. Pembangunan peternakan di Kabupaten Malang dilakukan dengan pendekatan kewilayahan atau kawasan pengembangan yang mengarah pada pembentukan klaster komoditas unggulan. Klaster komoditas unggulan tersebut merupakan suatu kawasan pengembangan yang saling terpadu mulai dari hulu sampai hilir dalam sistem pengembangan agribisnis peternakan. Klaster tersebut diarahkan pada kawasankawasan sentra produksi peternakan di Kabupaten Malang, antara lain: 1) Kawasan sentra produksi sapi perah di Malang Barat (Kecamatan Dau, Ngajum, Wonosari, Wagir, Pujon dan Ngantang), Malang Timur (Kecamatan Jabung, Tumpang, Poncokusumo dan Wajak), dan Malang Tengah (Kecamatan Gondanglegi dan Bantur); 2) Kawasan sentra produksi sapi potong di daerah Malang Selatan (Kecamatan Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Bantur, Donomulyo, Pagak dan Kalipare), Malang Tengah (Kecamatan Wajak, Turen, Sumberpucung dan Kromengan) dan Malang Timur (Kecamatan Lawang, Singosari, Pakis, Tumpang dan Poncokusumo); 3) Kawasan sentra produksi kambing di daerah Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Wajak, Kalipare, Pagak, Dampit dan Kromengan; 4) Kawasan sentra produksi ayam ras potong dan petelur pada daerah Kecamatan Pakis, Tumpang, Wajak, Ngajum, Sumberpucung, Wagir dan Bululawang. Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten Malang diharapkan dapat terus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan potensi lokal daerah seperti : sumber daya alam dan manusia, serta perkembangan teknologi peternakan dan kesehatan hewan, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Malang.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
3
BAB I
PENDAHULUAN
Guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas yang efektif dan effisien serta dalam rangka pelaksanaan kewenangan Daerah Otonom, perlu dilakukan upaya melalui peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dan alam, kemampuan keuangan daerah, potensi masyarakat, peningkatan pengawasan serta pelaksanaan analisa fungsi dan organisasi.
B. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan LKj Tahun 2014 adalah sebagai pertanggungjawaban Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang kepada Bupati Malang dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Tahun 2014, yang merupakan kewenangan dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah. Evaluasi terhadap pelaksanaan capaian kinerja bertujuan untuk: 1) Peningkatan akuntabilitas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang; 2) Umpan balik bagi peningkatan kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang; 3) Meningkatkan kredibilitas terhadap pemberi wewenang; 4) Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas, sehingga tugas-tugas dapat dilaksanakan lebih efektif, efisien dan responsif terhadap lingkungannya.
C. Gambaran Umum 1.
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Malang di bidang peternakan dan kesehatan hewan, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut: Tugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah: a. Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Peternakan dan kesehatan hewan berdasarkan asas otonomi; b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk penyelenggaraan tugas tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan;
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
4
BAB I
PENDAHULUAN
b. Perencanaan strategis pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan; c. Perumusan kebijakan teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan; d. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang peternakan dan kesehatan hewan; e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang peternakan dan kesehatan hewan; f. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang peternakan dan kesehatan hewan; g. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang peternakan dan kesehatan hewan; h. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan; i. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan dibidang peternakan dan kesehatan hewan; j. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan; k. Pembinaan kepada masyarakat tentang peternakan dan kesehatan hewan; l. Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga lainnya. Susunan Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, seperti pada bagan dibawah ini. KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG PRODUKSI DAN BUDIDAYA PETERNAKAN
BIDANG INFORMASI, TEKNOLOGI DAN STATISTIK PETERNAKAN
BIDANG AGRIBISNIS PETERNAKAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG KESEHATAN HEWAN & KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
SEKSI PERBIBITAN TERNAK
SEKSI PELAYANAN USAHA PETERNAKAN
SEKSI PENGEMBANGAN INFORMASI & TEKNOLOGI PETERNAKAN
SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN DAN PELAYANAN MEDIK VETERINER
SEKSI BUDIDAYA PETERNAKAN
SEKSI PENGOLAHAN DAN DIVERSIFIKASI HASIL PETERNAKAN
SEKSI STATISTIK PETERNAKAN
SEKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN
SEKSI PAKAN TERNAK
SEKSI PEMASARAN HASIL PETERNAKAN
SEKSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PETERNAKAN
SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
Keterangan:
Garis Komando Garis Koordinasi
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
5
BAB I
PENDAHULUAN
2. Sumber Daya Aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan hingga akhir Tahun 2014 memiliki 50 orang PNS, 8 orang CPNS, 83 orang tenaga kontrak Sekda/Dinas, dan 3 orang Tenaga Harian Lepas Pusat dengan rincian sebagai berikut: Tenaga PNS dan CPNS Menurut Jenjang Pendidikan NO 1.
PENDIDIKAN
JUMLAH
Pasca Sarjana :
9
- Pertanian/Peternakan - Perencanaan Pembangunan - Ekonomi - Administrasi 2.
5 1 1 2
Sarjana :
28
- Dokter Hewan - Peternakan - Pertanian - Sosial - Ekonomi - Administrasi - Teknik 3.
9 8 2 1 4 3 1
Diploma :
3
- D3 4.
3
SLTA :
16
- Umum - SNAKMA/SMPP 5.
13 3
SLTP
0
- SMP 6.
0
SD
2
- SD
2 JUMLAH
58
Tenaga PNS Menurut Jenjang Kepangkatan NO
PANGKAT
GOL. RUANG
JUMLAH
1.
Pembina Tingkat I
IV-b
2
2.
Pembina
IV-a
12
3.
Penata Tingkat I
III-d
9
4.
Penata
III-c
10
5.
Penata Muda Tingkat I
III-b
9
6.
Penata Muda
III-a
5
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
6
BAB I
PENDAHULUAN
7.
Pengatur Tingkat I
II-d
1
8.
Pengatur
II-c
1
9.
Pengatur Muda Tingkat I
II-b
1
10.
Pengatur Muda
II-a
8
JUMLAH
58
Tenaga Kontrak Sekda/Dinas NO 1.
2.
PENDIDIKAN
JUMLAH
Sarjana :
39
- Peternakan
29
- Manajemen/Ekonomi/Administrasi
6
- Teknik Mesin
2
- Biologi
1
- Sosial
-
- Hukum
1
Diploma
1
- D3 3.
1
SLTA
36
- Umum
20
- SMK
14
- SNAKMA
2
4.
SMP
4
4
5.
SD
3
3
JUMLAH
83
Tenaga Harian Lepas Pusat NO 1.
PENDIDIKAN
JUMLAH
Sarjana - Kedokteran Hewan - Peternakan
2 1
JUMLAH
3
3. Capaian Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2013 Capaian kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2013 seperti pada tabel berikut ini:
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
7
BAB I
PENDAHULUAN
Capaian Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2013 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
Peningkatan populasi Sapi potong
6,40
-21,43
-334,90
Peningkatan populasi Sapi perah
5,00
-23,17
-463,34
2,00
2,17
108,35
2,50
2,86
114,40
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur
2,50
2,51
100,25
Peningkatan populasi Ayam Buras
2,00
2,57
128,65
Peningkatan produksi Daging
2,70
2,77
102,42
Meningkatnya produksi hasil Peningkatan produksi Telur ternak
2,80
2,81
100,27
Peningkatan produksi Susu
4,50
0,36
7,95
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah
0,64
0,69
107,81
Cakupan Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Kesehatan Influenza) pada Unggas Hewan Ternak
2,52
2,56
101,59
Pelayanan Kesehatan Hewan
5,60
5,65
101,89
Peningkatan populasi Meningkatnya Kambing populasi Peningkatan populasi Ayam ternak Ras Pedaging
Populasi sapi potong pada tahun 2013 mencapai 189.145 ekor mengalami penurunan sebesar 26,15% dari target sebesar 256.154 ekor. Populasi sapi perah pada tahun 2013 mencapai 72.217 ekor mengalami penurunan sebesar 26,82% dari target sebesar 98.692 ekor. Penurunan populasi sapi potong dan sapi perah pada Tahun 2013 adalah merupakan permasalahan nasional, sebagai dampak kebijakan larangan import sapi potong oleh pemerintah pusat. Kebijakan tersebut mengakibatkan naiknya harga dan kebutuhan daging sapi yang berdampak terhadap tingginya permintaan pengiriman sapi keluar daerah/provinsi. Peningkatan populasi kambing pada tahun 2013 mencapai 108,35 % atau sebesar 225.374 ekor dari target tahun 2013 sebesar 208.011 ekor. Peningkatan populasi tersebut, selain dipengaruhi oleh adanya semangat yang tinggi dari peternak untuk usaha budidaya dan agribis pengolahan susu kambing, juga ditunjang adanya peningkatan jumlah kelahiran hasil kawin alami dan Inseminasi Buatan sebesar 2.176 ekor.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
8
BAB I
PENDAHULUAN
Populasi ayam ras pedaging mencapai 16.044.990 ekor atau naik 114,40% dibandingkan dengan target yang sebesar 14.025.322 ekor. Sebagai salah satu alternatif sumber protein hewani, daging ayam merupakan bahan pangan yang murah dan gampang diolah, sehinggga menjadi menu favorit ibu rumah tangga. Hal tersebut salah satu pemicu cepat berkembangnya usaha peternakan ayam pedaging di masyarakat. Selain itu juga didukung adanya kerjasama kemitraan sistem inti plasma antara perusahaan swasta dan peternak. Sedangkan populasi ayam ras petelur mengalami kenaikan sebesar 104,25% atau mencapai 2.920.857 ekor. Kenaikan tersebut didukung oleh keberhasilan pencegahan dan penanggulangan penyakit dan meningkatnya kualitas SDM serta kemandirian agribis peternak. Populasi ayam buras pada Tahun 2013 mencapai 2.141.663 ekor mengalami kenaikan 100,15% bila dibandingkan dengan target populasi Tahun 2013 sebesar 2.138.419 ekor. ini didukung oleh mudahnya budidaya ayam buras serta tingginya permintaan masyarakat akan daging ayam buras (tekstur dan rendahnya kandungan kolesterol lebih disukai oleh konsumen). Selain itu telur ayam kampung juga menjadi bahan pelengkap untuk mengkonsumsi jamu/minuman tradisonal. Produksi daging pada Tahun 2013 mencapai 21.866,55 ton mengalami kenaikan sebesar 102,42% dari target sebesar 21.349,01 ton. Produksi daging ini berasal dari komoditi ternak besar (sapi), kambing dan unggas. Sedangkan peningkatan produksi telur pada Tahun 2013 mencapai 25.080,21 ton dengan prosentase kenaikan menjadi sebesar 100,26% dibandingkan dengan target sebesar 25.013,86 ton. Kenaikan produksi telur ini seiring dengan peningkatan populasi ayam petelur dengan produktivitas untuk Tahun 2013 sebesar 12,07 kg/ekor per tahun. Produksi susu pada tahun 2013 mencapai 116.033,57 ton atau 7,95% dari target tahun 2013 sebesar 120.823 ton. Walaupun demikian, produksi susu masih mengalami peningkatan sebesar 0,36% dibandingkan dengan Tahun 2012 yang sebesar 115.619,7 ton. Minimnya kenaikan produksi susu diakibatkan oleh penurunan populasi sapi perah yang cukup ekstrim di tahun 2013. Walaupun demikian, dengan populasi yang ada, produksi susu tetap meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya seleksi yang dilakukan oleh peternak untuk mempertahankan sapi perah yang produktivitasnya tinggi disertai peningkatan sistem budidaya yang berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas ternak sapi perah. Pemasaran susu di Kabupaten Malang pada umumnya disalurkan melalui koperasi susu untuk dikirim sebagai bahan baku Industri Pengolahan Susu Olahan dan dipasarkan secara langsung oleh peternak. Cakupan kesehatan ternak meliputi Pelayanan Vaksin Brucella pada sapi perah dan Vaksin AI pada unggas mencapai 107,81% dan 101,59% dari target. Adapun pelayanan kesehatan hewan mencapai 100,89% dari target atau sebanyak 5.113 ekor yang tertangani dalam pengobatan massal dari target 5.000 ekor.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
9
BAB I
PENDAHULUAN
D. Dasar Hukum 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
9.
10. 11. 12. 13. 14.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj), didasarkan pada : Tap MPR RI No. XI/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang No: 28 tahun 1999, sebagai tindak lanjutnya; Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54); Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia No. 050/1240/II/Bangda, perihal Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Propinsi, Kabupaten dan Kota; Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ; Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 ; Peraturan Bupati Malang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Review Rencana pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 ; Keputusan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang ; Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Nomor 050/124/KEP/421.118/2014 tentang Review Penetapan Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malan Tahun 2011-2015.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
10
BAB I
PENDAHULUAN
E. Sistematika Sistematika penulisan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2014 ini sebagai berikut: Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab I Pendahuluan A. Latar belakang B. Maksud dan Tujuan C. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat daerah 2. Sumber Daya Aparatur 3. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013 D. Dasar Hukum E. Sistematika Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. Perencanaan Strategis 1. Visi 2. Misi 3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program B. Perjanjian Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Perbandingan target dan realisasi kinerja Tahun 2014 2. Perbandingan Realisasi kinerja Tahun 2014 dengan beberapa tahun terakhir 3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah 4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Nasional 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan 6. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. B. Realisasi Anggaran Bab IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lampiran I Penetapan Kinerja Tahun 2014 2. Lampiran II Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2014 3. Lampiran III Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 4. Lampiran IV Renstra
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
11
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten malang tahun 2014
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
12
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
A. Perencanaan Strategis Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang mempunyai Visi, Misi dan Tujuan. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders. Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Mengacu pada pernyataan visi misi yang didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan, terdiri dari tujuan umum dan khusus. 1.
Visi Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2011-2015, dicanangkan Visi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :
Terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera melalui pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, agribisnis, berdaya saing dan berbasis sumberdaya lokal. Penjelasan dari Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1) Terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera, dimaksudkan bahwa program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan melalui penyediaan bahan pangan daging, telur dan susu yang cukup, aman dan harga yang terjangkau ikut berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kecerdasan bangsa ; 2) Berkelanjutan, Berwawasan Lingkungan, dimaksudkan bahwa pembangunan peternakan dan kesehatan hewan diharapkan terus dapat dikembangkan dan ditingkatkan yang berorientasi pada kepentingan jangka pendek dan panjang, dan berinovasi terhadap pengembangan teknologi yang terus menerus serta ramah lingkungan; 3) Agribisnis, Berdaya Saing dan Berbasis Sumber Daya Lokal, dimaksudkan bahwa orientasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan mampu merespon
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
13
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
perubahan pasar lokal, regional dan internasional yang cepat dan efisien, yang diarahkan pada pengembangan manajemen usaha tani yang saling terkait, mulai dari hulu sampai hilir dan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya lokal. 2.
Misi Untuk mewujudkan Visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang tersebut perlu dirumuskan Misi yang menggambarkan tugas pokok apa yang harus dituntaskan oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan. Adapun misi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut: 1) Memantapkan swasembada pangan asal ternak yang berkualitas; 2) Memberdayakan potensi sumberdaya peternakan dan kesehatan hewan; 3) Meningkatkan kualitas sumberdaya peternak; 4) Meningkatkan populasi dan produktifitas ternak; 5) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak. 3.
Tujuan, Sasaran dan Program Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Terdiri dari tujuan umum dan khusus. Tujuan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang adalah: 1) Meningkatkan kualitas kebijakan dan program yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk membangun peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan ; 2) Membangun sistem peternakan yang mampu memenuhi kebutuhan terhadap produk peternakan dan mensejahterakan peternak. Tujuan khusus pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang adalah: 1) Meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak; 2) Meningkatkan konsumsi hasil ternak, lapangan kerja dan pendapatan peternak; 3) Mewujudkan SDM peternak dan kelembagaan peternakan yang mandiri; 4) Mengembangkan sistem agribisnis peternakan yang berwawasan lingkungan; 5) Mewujudkan hewan yang sehat dan ketersediaan bahan asal hewan yang ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal). Sasaran strategis digunakan menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata melalui target atau hasil yang diharapkan dari pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, mulai tahun 2011 sampai dengan 2015, adalah sebagai berikut: 1. Sasaran strategis pada indikator Meningkatnya populasi ternak meliputi : a. Peningkatan populasi Sapi potong Sasaran strategis pada peningkatan populasi sapi potong dicapai melalui
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
14
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. b. Peningkatan populasi Sapi perah Sasaran strategis pada peningkatan populasi sapi perah dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. c. Peningkatan populasi Kambing Sasaran strategis pada peningkatan populasi kambing dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. d. Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging Sasaran strategis pada peningkatan populasi ayam ras pedaging dicapai melalui pelaksanaan program antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. e. Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur Sasaran strategis pada peningkatan populasi ayam ras petelur dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. f. Peningkatan populasi Ayam Buras Sasaran strategis pada peningkatan populasi ayam buras dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. 2. Sasaran strategis pada indikator Meningkatnya produksi hasil ternak meliputi : a. Peningkatan produksi daging Sasaran strategis pada peningkatan produksi daging dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. b. Peningkatan produksi Telur Sasaran strategis pada peningkatan produksi telur dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
15
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
c. Peningkatan produksi Susu Sasaran strategis pada peningkatan produksi susu dicapai melalui pelaksanaan program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dan program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. 3. Sasaran strategis pada indikator Cakupan Kesehatan Hewan Ternak meliputi : a. Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah Sasaran strategis pada pelayanan vaksinasi Brucella pada sapi perah dicapai melalui pelaksanaan program utama yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. b. Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas Sasaran strategis pada pelayanan vaksinasi AI pada unggas dicapai melalui pelaksanaan program utama yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. c. Pelayanan Kesehatan Hewan Sasaran strategis pada pelayanan kesehatan hewan dicapai melalui pelaksanaan program utama yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Sasaran Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan selain dicapai melalui pelaksanaan program utama, juga didukung oleh program penunjang antara lain : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur; 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Keterkaitan antara tujuan, sasaran dan indikator sasaran tergambar dalam Rencana Strategis (RS) Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2011-2015, seperti pada Lampiran IV. Indikator sasaran merupakan kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang yang akan dicapai setiap tahun, sejak Tahun 2011 sampai dengan 2015. Kinerja tersebut merupakan tanggung jawab yang diemban Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, yang tercantum dalam Surat perjanjian Kinerja Tahunan.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
16
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
B. Perjanjian Kinerja Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2014, seperti pada Lampiran III. Adapun rincian sasaran strategis, indikator Kinerja Utama dan Target yang akan dicapai melalui program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Malang Tahun 2014, sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2014, seperti pada tabel dibawah ini. Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2014 Sasaran Strategis
Meningkatnya populasi ternak
Meningkatnya produksi hasil ternak
Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Indikator Kinerja
Target (%)
Peningkatan populasi Sapi potong
6,40
Peningkatan populasi Sapi perah
5,00
Peningkatan populasi Kambing
2,00
Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging
2,50
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur
2,50
Peningkatan populasi Ayam Buras
2,00
Peningkatan produksi Daging
2,70
Peningkatan produksi Telur
2,80
Peningkatan produksi Susu
4,50
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah
0,75
Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas
3,00
Pelayanan Kesehatan Hewan
6,20
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
17
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten malang tahun 2014
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran capaian kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang dan Laporan Kinerja (LKj) disusun melalui pendekatan terhadap indikator kinerja baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dengan harapan dapat memberikan gambaran tentang pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang sebagaimana tersurat dalam Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015, akan bermuara terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Malang yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2010-2015. Indikator kinerja yang digunakan adalah indikator sasaran yang dicapai oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang selama Tahun 2014. Pengukuran Kinerja mencakup tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Pengukuran Kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja (PK), mencakup uraian sasaran strategis, target, realisasi dan tingkat capaian (%) indikator sasaran strategis. Tingkat capaian (%) indikator sasaran strategis merupakan gambaran berapa besar realisasi pencapaian indikator sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Semakin besar tingkat capaian (%), tentu akan semakin baik kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang. 1.
Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Sasaran narasi Target-target kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2014, telah ditetapkan dalam dokumen Ketetapan Kinerja SKPD. Untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dan program pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Kegiatan-kegiatan dimaksud berada dalam kelompok program, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan pembangunan di Kabupaten Malang, khususnya bidang peternakan dan kesehatan hewan. Capaian kinerja pembangunan peternakan didasarkan pada perbandingan antara target dan realisasi terhadap 12 (dua belas) kinerja utama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, antara lain : 1) Peningkatan populasi Sapi potong; 2) Peningkatan populasi Sapi perah; 3) Peningkatan populasi Kambing; 4) Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging; 5) Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur; 6) Peningkatan populasi Ayam Buras;
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
7) Peningkatan produksi Daging; 8) Peningkatan produksi Telur; 9) Peningkatan produksi Susu; 10) Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah; 11) Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas; 12) Pelayanan Kesehatan Hewan. Evaluasi hasil kinerja dari Indikator tersebut tertuang dalam pengukuran kinerja seperti tabel dibawah ini: Tabel 3.1.1. Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Potong Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja Peningkatan populasi Sapi potong (%)
Target
Realisasi
%
6,40
5,45
85,16
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Peningkatan populasi dalam satu tahun berjalan (2014) dihitung mulai dari jumlah populasi tahun sebelumnya (2013) ditambah dengan jumlah kelahiran dan pembelian bibit, kemudian dikurangi dengan jumlah kematian, pemotongan sapi dan penjualan ke luar daerah. Pada kondisi normal di Kabupaten Malang, faktor penambah jumlah populasi setiap tahun selalu lebih tinggi dibandingkan dengan faktor pengurang. Terutama jumlah kelahiran anak sapi yang selalu meningkat setiap tahun, mampu secara signifikan mengimbangi faktor pengurang khususnya jumlah penjualan ternak ke luar daerah. Pada tahun 2014 jumlah kelahiran 58.831 ekor atau naik 2,53 % dibanding jumlah kelahiran tahun 2013 yaitu sebesar 57.382 ekor. Sebagai faktor penambah utama populasi telah mampu memenuhi target 2,50 %. Hal tersebut karena pada tahun 2014 laju penjualan ternak ke luar daerah masih menunjukkan angka yang tinggi yakni sebesar 25.264 ekor dibanding tahun 2013 sebesar 85.880 ekor. Hal ini disebabkan oleh karena harga sapi dan daging cukup mahal yang berdampak positif terhadap pendapatan peternak. Tabel 3.1.1.1 Realisasi Kegiatan IB dan Kelahiran Sapi Potong Tahun 2014 NO
NAMA PETUGAS IB
1
APRIONO, S.Pt
2
REALISASI IB KEI
II
JML
III
JUMLAH KELAHIRAN (ekor) JANTAN BETINA
JML
1.080
46
7
1.133
436
471
907
AGUS KURNIAWAN
836
225
55
1.116
663
502
1.165
3
DEBY NOVIANTO S.
998
196
0
1.194
574
533
1.107
4
ANDREAS IKA BRATA
634
170
47
851
214
256
470
5
HERU SUKAMTO
1.047
187
103
1.337
383
515
898
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
6
SUTOWO, S.Pt
1.256
254
86
1.596
431
328
759
7
ARIF WICAKSONO, S.Pt
1.415
93
14
1.522
663
727
1.390
8
ADITYA SUKAMTO
514
76
36
626
408
374
782
9
SUNYOTO, S.Pt
1.241
279
0
1.520
815
767
1.582
10
YULIUS AZEP
1.030
54
0
1.084
535
443
978
11
WINARNO
1.628
27
0
1.655
487
585
1.072
12
DWI LEKSONO, S.Pt
1.861
269
70
2.200
701
740
1.441
13
MARSI NURKHOLIS, S.Pt
1.963
428
0
2.391
864
842
1.706
14
SUROTO
644
78
12
734
149
113
262
15
DIDIK EKO S.
926
38
0
964
395
329
724
16
J U L I, S.Pt
941
202
28
1.171
347
346
693
17
CAHYONO
1.080
298
73
1.451
486
366
852
18
ABADI SUNARDI
1.203
256
43
1.502
673
614
1.287
19
SULIANTO, S.Pt
2.453
885
251
3.589
1.007
959
1.966
20
FENDI YUDIANATA, S.Pt
1.639
316
56
2.011
768
714
1.482
21
HOLILI
609
119
43
771
231
169
400
22
SETIAWAN
599
110
43
752
214
278
492
23
TITING R., S.Pt
1.477
146
42
1.665
632
549
1.181
24
SUHERMAN, S.Pt
800
129
20
949
512
406
918
25
PULI HANDOYO
1.106
74
0
1.180
422
370
792
26
LISWADI
254
3
0
257
0
0
0
27
AGUS SUSANTO
1.100
107
58
1.265
812
1.002
1.814
28
CHANDRA HERY
591
41
7
639
243
386
629
29
SAIFUL ABIDIN, S.Pt
290
58
12
360
197
154
351
30
BAMBANG S., S.Pt
1.605
326
53
1.984
1.103
1.033
2.136
31
PURWITO
827
51
97
975
351
277
628
32
M. DODID ANTON
736
7
0
743
245
215
460
33
ALFA YUDHA SATRIA
2.044
189
8
2.241
792
772
1.564
34
SULIYONO, S.Pt
2.026
430
144
2.600
523
762
1.285
35
M. TOBARI
521
120
0
641
412
369
781
36
ERIK SETYA PAMBUDI
474
107
2
583
304
195
499
37
SUJARWADI
366
84
23
473
93
127
220
38
EKO WAHYU WIDODO
587
0
0
587
384
265
649
39
DIDIK HARI W.
485
51
34
570
163
197
360
40
SAMPURO
522
168
44
734
274
242
516
41
SLAMET S., S.Pt
1.352
146
14
1.512
502
483
985
42
M. MAHFUD
443
98
0
541
219
195
414
43
ANDHIK AKHMAD
223
2
0
225
104
124
228
44
DEVY KURNIAWAN, S.E
1.430
11
0
1.441
523
425
948
45
BAMBANG ADIONO
1.698
0
0
1.698
531
513
1.044
46
SIONO
1.282
247
53
1.582
623
581
1.204
47
SUMARDI
829
262
45
1.136
413
350
763
48
RAHMAN M.A, S.Pt
525
33
7
565
341
305
646
49
M.FAUZI
711
0
0
711
305
286
591
50
JUHADIONO
1.008
116
0
1.124
281
655
936
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
21
BAB III
51
JUJUN TRIATMA,S.Pt
52
WAHYU DWIAJI K
53
HARI SUKARNO, S.Pt
54
AKUNTABILITAS KINERJA
1.255
0
0
1.255
308
357
665
441
20
40
501
276
232
508
1.113
155
0
1.268
498
436
934
S. BUDI S., S.Pt
754
175
0
929
272
256
528
55
WAHYUDI, S.Pt
867
79
14
960
291
260
551
56
AKONG S
409
99
40
548
322
215
537
57
YUWANTORO
315
0
0
315
116
138
254
58
DIDIK S.
538
0
538
1.076
342
325
667
59
ANDRIE ARIYANTO D
373
123
25
521
192
277
469
60
MUS MULYADI
650
26
0
676
183
116
299
61
BAGUS DWI SETIAWAN
1.186
108
0
1.294
346
221
567
62
SUGENG BUDIONO
288
88
7
383
83
63
146
63
RUDI H., SE,S.Pt
1.048
363
149
1.560
684
545
1.229
64
FEBRIANTO
1.200
286
64
1.550
498
448
946
65
ISWAJI, S.Pt
1.570
60
31
1.661
575
525
1.100
66
SUJONO, S.Pt
1.792
66
0
1.858
750
680
1.430
67
SIGIT SETIAJI
1.102
106
18
1.226
468
431
899
68
MOH NASOR
524
124
18
666
278
138
416
69
SUBONO
423
37
0
460
213
155
368
70
BINTANG GUMILANG
531
13
0
544
340
293
633
71
DONNY NOVIANTO S
417
84
0
501
266
229
495
72
EDY SUYONO
310
54
1
365
166
67
233
68.015
9.678
2.575
80.268
30.215
26.894
58.831
JUMLAH
Tabel 3.1.2 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Perah Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja Peningkatan populasi Sapi perah (%)
Target
Realisasi
%
5,00
4,80
96,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Kondisi perkembangan populasi sapi perah sama dengan populasi sapi potong. Akibat harga daging nasional meningkat, berimbas pada tingginya harga jual sapi. Sehingga fenomena tersebut mendorong para peternak sapi perah menjual sapinya untuk dipotong menjadi sapi daging. Namun yang dijual adalah sapi yang kurang produktif, sehingga jumlah produksi susu tetap mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Jumlah kelahiran anak sapi perah pada tahun 2014 sebesar 35.259 ekor atau naik 11,65% dibanding jumlah kelahiran tahun 2013 sebesar 31.579 ekor, kondisi ini hanya mampu meningkatkan populasi sebesar 4,8% dari target sebesar 5%. Sehingga capaian kinerja ini dapat disimpulkan telah berhasil dan implementasinya dapat mempertahankan keberadaan usaha sapi perah di Kabupaten Malang.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1.3 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Kambing Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja Peningkatan populasi Kambing (%)
Target
Realisasi
%
2,00
4,32
216,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Animo masyarakat Kabupaten Malang dalam beternak kambing sangat tinggi karena kambing memiliki nilai ekonomis yang tinggi, mudah dibudidayakan serta tidak memerlukan tempat yang luas sehingga dapat dibudidayakan oleh keluarga prasejahtera di Kabupaten Malang. Pada tahun 2014 peningkatan populasi kambing sebesar 4,32% hal ini cukup menggembirakan karena target populasi kambing adalah 2% dengan kata lain tercapai peningkatan dua kali lipat dari target yang ditetapkan. Kondisi ini dimungkinkan karena semakin baiknya kemampuan peternak kambing dalam pengelolaan usaha peternakan sebagai manifestasi dari program Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan pembinaan kepada masyarakat peternak kambing. Tabel 3.1.4 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
2,50
9,43
377,20
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Kondisi harga daging sapi yang melambung tinggi berpengaruh terhadap usaha peternakan ayam ras pedaging dimana sebagai pengganti daging sapi yang mahal, masyarakat beralih untuk menkonsumsi daging ayam sehingga permintaan daging ayam menjadi lebih tinggi. Hal tersebut memicu para pengusaha peternak ayam ras pedaging untuk meningkatkan populasi. Keadaan tersebut menyebabkan peningkatan ayam ras pedaging pada tahun 2014 sebesar 9,43% dari target sebesar 2,5%. Jika dibandingkan dengan target terjadi kenaikan 3 kali lipat dari target yang ditetapkan. Keberhasilan tersebut ditunjang oleh program-program Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terutama program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. Tabel 3.1.5 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Petelur Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,50
2,90
116,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada tahun 2014 kebutuhan telur meningkat dan harga telur cukup baik sehingga para pengusaha/ peternak ayam ras petelur memanfaatkan peluang usaha tersebut untuk memenuhi permintaan pasar dengan cara menambah populasi ayam ras petelur. Jika dievaluasi terjadi peningkatan populasi sebesar 2,90% pada tahun 2014 sedangkan target kenaikan semula adalah 2,50% sehingga realisasi sebesar 116% dari target yang telah ditentukan, dapat mensubstitusi kekurangan kebutuhan protein hewani yang bersumber dari daging sapi yang akhir-akhir ini harga daging mahal. Tabel 3.1.6 Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Buras Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
2,00
2,78
139,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Ayam buras merupakan komoditi yang memiliki pasar yang secara spesifik dan budidayanya masih dilaksanakan secara tradisional sehingga keberadaannya masih sering sulit dijangkau pembinaan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Namun demikian Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan secara bertahap berusaha untuk menjadikan usaha ayam buras menjadi usaha yang dilaksanakan secara intensif sehingga dapat menguntungkan para peternak ayam buras yang kebanyakan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dari hasil evaluasi kinerja tahun 2014 popolasi ayam buras mengalami kenaikan sebesar 2,78% hal tersebut berada diatas target sebesar 2,00% atau 39% diatas target populasi tahun 2014. Adapun perkembangan populasi ternak dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1.6.1 Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2013-2014 NO
URAIAN
SATUAN
2013
2014
1
Sapi Potong
Ekor
189.145
199.453
2
Sapi Perah
Ekor
72.217
75.683
3
Kambing
Ekor
225.374
235.121
4
Ayam Ras Petelur
Ekor
2.920.857
3.005.562
5
Ayam Ras Pedaging
Ekor
16.044.990
22.240.160
6
Ayam Bukan Ras
Ekor
2.141.663
2.201.166
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1.7 Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Daging Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya produksi hasil ternak
Indikator Kinerja
Peningkatan produksi Daging (%)
Target
Realisasi
%
2,70
2,10
77,78
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Produksi daging adalah merupakan akumulasi dari produksi daging ternak sapi, kambing, domba, kelinci, babi dan unggas. Komoditi tersebut sangat penting keberadaannya sebagai salah satu sumber protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Khusus kebutuhan daging sapi, pemerintah pusat telah mencanangkan program swasembada daging sapi dalam ketahanan pangan nasional. Sebagai upaya untuk mencapai program nasional, Pemerintah Kabupaten Malang berupaya mendukung dengan berbagai program utama antara lain: Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dan Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. Prosentase peningkatan produksi daging pada tahun 2014 adalah 2,10% atau sebesar 22.325,75 ton, lebih rendah dari target sebesar 2,70% sehingga mencapai target sebesar 77,78%. Walaupun demikian, kondisi tersebut masih menunjukkan posisi surplus daging sebesar 11.652,478 ton di Kabupaten Malang karena kebutuhan daging di Kabupaten Malang pada tahun 2014 sebesar 10.673,262 ton. Tabel 3.1.8 Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Telur Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya produksi hasil ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Peningkatan produksi Telur (%)
2,80
9,69
346,07
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Dalam upaya penyediaan protein hewani asal telur, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan memenuhi kewajiban yang harus dilaksanakan yaitu penyedian produk telur sebagai indikator keberhasilan dinas. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah didapat, juga merupakan produk peternakan yang memberikan konstribusi yang besar bagi terpenuhinya kecukupan gizi masyarakat,
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
25
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
serta meningkatkan pendapatan peternak ayam ras petelur. Pada tahun 2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan program/kegiatan dalam rangka dengan peningkatan produksi telur untuk konsumsi masyarakat Kabupaten Malang. Dari hasil evaluasi tahun 2014 terjadi kenaikan produksi telur sebanyak 27510,13 ton dari target sebesar 25.782,46 ton (9,69%) sehingga target produksi telur sebesar 2,8% telah terlampaui. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung para peternak ayam petelur dan diperkuat dengan kondisi pasar yang kondusif. Tabel 3.1.9 Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Susu Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya produksi hasil ternak
Indikator Kinerja Peningkatan produksi Susu (%)
Target
Realisasi
%
4,50
1,04
23,11
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Kabupaten Malang sebagai daerah penghasil susu terbesar di Jawa Timur memiliki potensi wilayah yang cocok untuk budidaya sapi perah. Oleh karena itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang berupaya untuk menggali potensi tersebut melalui pembinaan kepada petani peternak sapi perah, KUD sapi perah sebagai mitra peternak dan usaha memberikan bantuan agar dapat meningkatkan produktifitas usahanya sehingga pendapatan perkapita peternak dapat meningkat. Dari hasil evaluasi kinerja untuk produksi susu tahu 2014 adalah sebesar 117235,67 ton lebih rendah dari target sebesar 121.255,00 ton secara kuantitas kondisi riil sebesar 23,11%. Rendahnya capaian kinerja produksi susu dikarenakan oleh adanya hambatan dampak bencana erupsi Gunung Kelud yang mengakibatkan produktivitas sapi pada wilayah Kecamatan Ngantang dan Kasembon. Selain itu juga karena terjadi kenaikan populasi yang di bawah target dengan komposisi tambahan populasi masih didominasi sapi muda dengan kelahiran hasil inseminasi buatan. Untuk mempertahankan kondisi tersebut masih perlu adanya pembinaan yang lebih intensif melalui bantuan baik pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Tugas pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang selain memberikan pembinaan terhadap produksi susu, juga memiliki tugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap peredaran dan penjualan susu. Hal tersebut berkenan dengan kesehatan masyarakat yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Malang. Adapun perkembangan peningkatan produksi hasil ternak tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel 3.1.9.1.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1.9.1 Perkembangan Peningkatan Produksi Hasil Ternak Tahun 2013-2014 NO
URAIAN
SATUAN
2013
2014
1
Daging
Ton
21.866,55
22.325,74
2
Telur
Ton
25.080,21
27.510,13
3
Susu
Ton
116.033,57
117.235,67
Tabel 3.1.10 Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi Brucella pada sapi Perah Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Pelayanan Vaksinasi Cakupan Kesehatan Brucella pada Sapi Perah Hewan Ternak (%)
Target
Realisasi
%
0,75
0,53
70,51
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Peternakan Sapi perah membutuhkan adanya upaya penyelamatan terhadap hasil budidaya berupa perlindungan ternak terhadap penyakit-penyakit yang penyebabkan kerugian terhadap peternak. Salah satunya didalam penyakit Brucella pada sapi perah yang dapat menyebabkan keguguran sehingga dapat memperlambat target kelahiran, selain itu penyakit brucella juga bersifat zoonosis atau penyakit menular kemanusia melalui susu sapi yang diminum atau peternak dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan sapi yang sedang keguguran. Untuk itu perlu adanya pelayanan kesehatan kepada peternak dalam memberantas penyakit Brucella terutama pada sapi perah melalui kegiatan Vaksinasi Brucella pada sapi perah yang pembiayaannya melalui APBD, APBD Provinsi dan APBN. Dari hasil evaluasi kegiatan vaksinasi brucella pada tahun 2014 realisasinya sebesar 275 dosis atau belum mencapai target tahun 2014 sebesar 390 dosis. Namun dalam pelaksanaanya kegiatan vaksinasi brucella telah tercukupi melalui pembiayaan APBD Provinsi sebesar 5.500 dosis Tabel 3.1.11 Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI pada Unggas Tahun 2014 Sasaran Strategis Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Indikator Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
Target
Realisasi
%
3,00
2,00
66,67
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Upaya mengembangan perunggasan di Kabupaten Malang terdapat kendala yang sering dihadapi oleh para peternak unggas yaitu penyakit pada unggas. Dalam hal pengendalian penyakit unggas Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melaksanakan kegiatan pembinaan dan bimbingan pengnggulangan penyakit pada unggas pada para peternak unggas. Selain itu juga diberikan bantuan vaksin Avian Influenza (AI) berupa bimbingan penanggulangan agar budidaya unggas oleh peternak dapat berjalan dengan baik. Pemberian vaksin difokuskan untuk peternak skala kecil dan peternak pemula. Sedangkan untuk peternak skala menengah keatas disarankan untuk melaksanakan vaksinasi secara mandiri. Pada tahun 2014 evaluasi kinerja pelayanan vaksinasi AI pada unggas realiasasi sebesar 40.000 dosis hal ini belum melampui target sebesar 310.000 dosis,meskipun realisasi vaksin AI yang dibiayai APBD belum mencapai target namun dalam pelaksanaan vaksinasi AI juga didukung melalui APBD Provinsi sebesar 40.000 dosis dan APBN sebesar 76.000 dosis, serta tingkat kemandirian peternak untuk melaksanakan vaksin AI pada unggas peliharaannya. Tabel 3.1.12 Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2014 Sasaran Strategis Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
3,00
2,00
66,67
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Dalam rangka menjaga kesehatan hewan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mempersiapkan petugas pelayanan kesehatan hewan dan pelayanan inseminasi buatan (IB) disetiap kecamatan. Selain itu juga dilaksanakan pelayanan pengobatan gratis bagi peternak dibeberapa lokasi yang telah ditentukan. Kegaiatn pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk membantu peternak berupa pemeriksaan kebuntingan, pemeriksaan gangguan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan pada umumnya. Dari hasil evaluasi pelaksanaan kesehatan hewan pada tahun 2014 realisasinya sebesar 7.606 dosis lebih besar dari target sebesar 7.000 dosis. Pelayanan kesehatan hewan bagi ternak akan terus ditingkatkan melalui UPT Puskeswan yang berada di Kecamatan Turen dan di Kecamatan Sumberpucung serta masih perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM tenaga kesehatan hewan di Kabupaten Malang.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
28
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 3.1. Kegiatan Pelayanan Kesehaatn Hewan Tahun 2014 2.
Perbandingan Kinerja Tahun 2014 dengan beberapa tahun terakhir
Tabel 3.2.1 Perbandingan Pengukuran Kinerja Populasi Sapi Potong Tahun 2013 dan 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi populasi ternak Sapi potong (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
6,40
6,40
-21,43
5,45
-334,90
85,16
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada peningkatan populasi sapi potong di tahun 2014 sebesar 85,16 % mengalami peningkatan meskipun belum memenuhi target dibandingkan capaian pada tahun 2013 yang -334,90%. Capaian target populasi sapi potong Tahun 2014 adalah 85,16% atau sebesar 199.453 ekor. Hal tersebut karena pada Tahun 2013 terjadi sebuah fenomena penurunan populasi sapi secara nasional akibat kebijakan pengurangan impor sapi, dimana para peternak banyak menjual sapi karena harganya mahal. Di Kabupaten Malang penurunan populasi sapi potong saat itu mencapai 16,3% atau menjadi sebesar 189.145 ekor bila dibanding Tahun 2011 sebesar 225.895 ekor. Namun demikian secara kuantitas jumlah populasi sapi potong Tahun 2014 mengalami kenaikan 5,45% yaitu sebesar 199.453 ekor, bila dibanding dengan populasi Tahun 2013 sebesar 189.145 ekor. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan jumlah kelahiran hasil IB sebesar 58.831 ekor atau naik sebesar 2,53% bila dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar 57.382 ekor, dapat dilihat pada gambar 3.2 dan pada tabel 3.1.1.1.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
29
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
8,00 3,00 -2,00
TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
-7,00 -12,00 -17,00 -22,00 Target
Realisasi
Gambar 3.2 Grafik Capaian Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Potong Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.2 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi populasi ternak Sapi perah (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
5,00
5,00
-23,17
4,80
-463,34
96,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada peningkatan populasi sapi perah di tahun 2014 sebesar 96,00 % mengalami peningkatan dibandingkan capaian tahun 2013 yang -463,34%. Berikut perbandingan realisasi capaian indikator kinerja peningkatan populasi sapi perah tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.2.2 Populasi sapi perah meningkat 4,80% atau sebesar 75.683 ekor bila dibandingkan dengan populasi Tahun 2013 yang sebesar 72.217 ekor atau -23,17 % dari target, hal ini disebabkan di tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2014 karena adanya peningkatan harga sapi potong berimbas pada populasi sapi perah. Banyak peternak sapi perah yang beralih usaha ke sapi potong, sehingga ternak-ternak sapi perah yang produktifitasnya kurang optimal banyak yang dijual di pasar hewan atau bahkan dijual ke jagal ternak untuk dipotong. Adapun upaya untuk meningkatkan populasi ternak sapi perah yaitu bekerjasama dengan pihak KUD/ Koperasi dan Industri Pengolahan Susu untuk memberikan pembinaan kepada peternak untuk
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
30
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
memanfaatkan peluang usaha peningkatan pendapatan peternak dari produksi susu, oleh karena produksi susu dalam negeri baru tercapai kurang dari 20 % kebutuhan di IPS. Dengan demikian peluangnya sangat terbuka sehingga ditahun 2014 populasi sapi perah mengalami peningkatan. Meskipun di awal tahun 2014 Kabupaten Malang mengalami erupsi Gunung Kelud, hal ini cukup mempengaruhi kondisi peternakan sapi perah terutama di kecamatan Ngantang, Kasembon, dan Pujon. Akan tetapi seiring dengan proses pemulihan, serta kerja sama yang baik dari seluruh stake holder peternakan maka kondisi ini dapat teratasi, sehingga target peningkatan populasi sapi perah terlampaui. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.3 perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014. 6,00 1,00 -4,00
TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
-9,00 -14,00 -19,00 -24,00 Target
Realisasi
Gambar 3.3 Grafik Capaian Kinerja Peningkatan Populasi Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.3 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Kambing Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi populasi ternak Kambing (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,00
2,00
2,17
4,32
108,35
216,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada peningkatan populasi kambing di tahun 2014 sebesar 216,00% mengalami peningkatan dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 108,35%. Berikut perbandingan realisasi capaian indikator kinerja peningkatan
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
31
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
populasi kambing tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.2.3 Populasi kambing setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 2,17% sedangakan tahun 2014 sebesar 4,32% bila dibandingkan target yang telah ditetapkan. hal ini dikarenakan situasi dan kondisi lingkungan cukup mendukung dan wabah penyakit menular yang sering terjadi sangat rendah kasusnya. Disamping itu peluang usaha untuk ternak kambing juga terbuka luas khususnya untuk konsumsi untuk rumah makan maupun keluarga, sehingga banyak peternak yang mulai membudidayakannya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.4 perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi kambing Tahun 2013 dan Tahun 2014. 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013
TW I 2014
Target
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.4 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Kambing Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.4 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Target
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi populasi ternak Ayam Ras Pedaging (%)
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,50
2,50
2,86
9,43
114,40
377,20
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada peningkatan populasi ayam ras pedaging di tahun 2014 sebesar 22.240.160 ekor mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu 16.044.990 ekor . Peningkatan populasi ayam ras pedaging karena kondisi peternak unggas
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
32
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
sudah pada fase kemandirian usahanya. Pemerintah hanya memberikan stimulan dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit berupa pemberian desinfektan dan vaksin. Selain itu, harga daging ayam yang terjangkau menjadikannya alternatif utama bahan pangan asal ternak untuk menggantikan posisi daging sapi yang relatif lebih mahal. Perbandingan peningkatan populasi ayam ras pedaging tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2.4. 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013 Target
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.5 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Pedaging Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.5 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Petelur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Peningkatan populasi Meningkatnya ayam ras petelur (%) populasi ternak
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,50
2,50
2,51
2,90
100,25
116,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada peningkatan populasi ayam ras petelur di tahun 2014 sebesar 3.005.562 ekor mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 2.920.857 ekor. Pada tahun 2014 kebutuhan telur meningkat dari harga telur cukup baik sehingga para pengusaha/ peternak ayam ras petelur memanfaatkan peluang usaha tersebut untuk memenuhi permintaan pasar dengan cara menambah populasi ayam ras petelur. perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi ayam ras petelur Tahun 2013 dan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2.5.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
33
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013 Target
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.6 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Ras Petelur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.6 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Buras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi populasi ternak ayam buras (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,00
2,00
2,57
2,78
128,65
139,00
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada peningkatan populasi ayam Buras di tahun 2014 sebesar 2.201.166 ekor mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 2.141.663 ekor. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan pembinaan secara bertahap untuk menjadikan usaha ayam buras menjadi usaha yang dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan pendapatan peternak ayam buras. Sehingga pada tahun 2014 terjadi peningkatan populasi ayam buras seperti pada tabel 3.2.6.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
34
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013 Target
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.7 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Populasi Ayam Buras Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.7 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Daging Kinerja Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan produksi populasi ternak daging (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,70
2,70
2,77
2,10
102,42
77,78
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Produksi daging pada tahun 2014 sebesar 22.325,74 ton jika dibanding tahun 2013 sebesar 21.866,55 ton terjadi peningkatan sebesar 102,10%. Hal ini disebabkan karena terjadi kenaikan populasi ternak besar (Sapi) ternak kecil (kambing) dan unggas pada tahun 2014. Akan tetapi pada realisasi kinerja tahun 2014 lebih rendah dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2013 seperti pada tabel 3.2.7.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
35
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013
TW I 2014
Target
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.8 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Daging Kinerja Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.8 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Telur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi ternak produksi Telur (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,80
2,80
2,81
9,69
100,27
346,07
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Produksi telur tahun 2014 sebesar 27.510,13 ton jika dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 25.080,21 ton terjadi peningkatan 2.429,92 ton hal ini dikarenakan semakin meningkatnya usaha budidaya unggas, sehingga produktifitasnya semakin baik, serta diikuti dengan harga telur yang cukup stabil dan menguntungkan. Tingkat produksi ini juga ditunjang oleh produksi telur dari komoditi unggas yang lain seperti itik, entok dan puyuh, yang mulai banyak dibudidayakan di masyarakat. Berbanding terbalik dengan produksi daging yang lebih rendah dari target, kemungkinan disebabkan masyarakat lebih banyak yang mengkonsumsi telur, dan telur juga memiliki daya simpan yang lebih lama dibandingkan daging sehingga memungkinkan untuk diproduksi dalam skala besar baik untuk konsumsi dalam daerah maupun untuk ke luar daerah. Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan tahun 2013 dapat dilihat ditabel 3.2.8.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013
TW I 2014
Target
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.9 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Telur Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.9 Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Susu Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya Peningkatan populasi ternak produksi Susu (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
4,50
4,50
0,36
1,04
7,95
23,11
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Produksi susu tahun 2014 sebesar 117.235,67 ton sedangkan pada tahun 2013 sebesar 116.033,57 ton atau mengalami peningkatan sebesar 1.202,1 ton. Kenaikan produksi susu tahun 2014 tidak mencapai target dikarenakan beberapa hal antara lain diawal tahun 2014 terjadi dampak dari erupsi kelud di sentra-sentra produksi sapi perah, sehingga produktifitas ternak menurun akibat stress, kurangnya pakan yang berkualitas dan tentunya budidaya ternak yang kurang optimal, juga berkurangnya populasi di daerah tersebut karena mati atau ada gangguan penyakit atau fisiologinya akibat erupsi Gunung Kelud. Perbandingan Perbandingan Pengukuran KinerjaPeningkatan Produksi Susu Tahun 2013 dan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2.9.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
37
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013 Target
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.10 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Peningkatan Produksi Susu Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.10 Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Cakupan Pelayanan Vaksinasi Kesehatan Brucella pada Sapi Hewan Ternak Perah (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
0,64
0,75
0,69
0,53
107,81
70,51
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada pelayanan vaksinasi brucella pada sapi perah di tahun 2014 sebesar 275 dosis lebih rendah jika dibandingkan dengan ditahun 2013 sebesar 500 dosis, hal ini disebabkan karena pelaksanaan vaksinasi brucella pada sapi perah didukung oleh APBD Provinsi sebesar 5.500 dosis. Brucellosis di Kabupaten Malang merupakan penyakit yang masih belum dapat ditanggulangi secara tuntas mengingat banyaknya kendala teknis dan non-teknis pada upaya pemberantasan penyakit ini. Untuk kegiatan pencegahan Brucellosis, pada tahun 2014 ini dari dana APBD Kabupaten Malang dianggarkan pengadaan vaksin sebanyak 275 dosis, sedangkan dari APBD Provinsi Jawa Timur diperoleh bantuan vaksin sebanyak 5.500 dosis. Sesuai dengan arahan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam rangka mempersiapkan Jawa Timur Bebas Brucellosis Tahun 2020, kegiatan vaksinasi
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
38
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Brucellosis sejak tahun 2013 ini menggunakan sistem zoning. Vaksinasi dilaksanakan secara menyeluruh/tuntas di satu wilayah (batas terkecil adalah desa selanjutnya kecamatan), baru bergerak ke wilayah selanjutnya. Untuk tahun 2014 ini vaksinasi brucellosis dilaksanakan di Kecamatan Sumberpucung, Kromengan, Kalipare, Wonosari, Poncokusumo, Pujon dan Wajak. Sedangkan stok vaksin Brucellosis dari dana APBD Kabupaten Malang (275 dosis) digunakan untuk menuntaskan sapi perah di wilayah Kecamatan Tumpang dan Kepanjen. Adapun perbandingan Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2.10. 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013
TW I 2014
Target
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.11 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.11 Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI pada Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Cakupan Pelayanan Vaksinasi AI Kesehatan (Avian Influenza) pada Hewan Ternak Unggas (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2,52
3,00
2,56
2,00
101,59
66,67
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Realisasi capaian kinerja pada pelayanan vaksinasi AI pada unggas di tahun 2014 sebesar 40.000 dosis lebih rendah jika dibandingkan dengan ditahun 2013 sebesar 50.000 dosis hal ini disebabkan karena pelaksanaan vaksinasi AI pada unggas selain
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
39
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
didukung oleh APBD Kabupaten Malang juga dibiayai dari APBD Provinsi sebesar 40.000 dosis dan APBN sebesar 76.000 dosis, serta tingkat kemandirian peternak dalam melakukan Vaksinasi AI terhadap usaha peternakannya, sehingga Vaksin AI yang disediakan oleh pemerintah hanya sebagai stimulan saja. Hal ini mendorong kemajuan peternakan unggas khususnya ayam pedaging dan ayam petelur. Adapun perbandingan Pelayanan Vaksinasi AI pada Sapi Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2.11. 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013 Target
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.12 Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Vaksinasi AI pada Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 3.2.12 Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Pelayanan kesehatan Hewan (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
2013
2014
2013
2014
2013
2014
5,60
6,20
5,65
6,74
101,89
108,71
Sumber data : IKU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
Pada tahun 2014 pelaksanaan pelayanan kesehatan ternak berupa pengobatan massal secara gratis sebanyak 7.606 ekor, yang diadakan di Kecamatan Kromengan, Bululawang, Tajinan, Turen, Pakis, Poncokusumo, Wajak, Jabung, Sumberpucung, Wonosari, Kalipare, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Kepanjen, Dampit, Pagelaran,
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
40
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Singosari, Ngajum, Dau, Wagir, Bantur, Gedangan, Donomulyo dan Kepanjen. Kegiatan ini dilakukan secara terpadu dan gratis teruatama terhadap sapi potong. Pelayanan dititikberatkan pada upaya pencegahan penyakit dengan pemberian vitamin dan obat cacing. Selain itu juga diberikan antibiotika, antihistamin, analgesik, ataupun larvasid apabila diperlukan. Pelayanan pengobatan ini juga dilakukan pada saat pelaksaan kontes ternak di bulan Nopember 2014 yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang pada seluruh ternak peserta kontes. Realisasi capaian kinerja pada pelayanan pelayanan kesehatan hewan di tahun 2014 sebesar 7.606 dosis lebih tinggi jika dibandingkan dengan ditahun 2013 sebesar 7.459 dosis. Untuk fingsi pengawasan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang mengontrol kegiatan pelayanan kesehatan hewan dilapangan dengan memonitor pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh praktisi dokter hewan, petugas teknis dilapangan serta tenaga medis KUD sapi perah secara langsung ataupun tidak langsung. 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 TW I 2013
TW II 2013
TW III 2013
TW IV 2013 Target
TW I 2014
TW II 2014
TW III 2014
TW IV 2014
Realisasi
Gambar 3.13. Grafik Perbandingan Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun 2013 dan Tahun 2014
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
41
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan
k a b u pat e n
m a l a n g
3.
2.
Meningkatnya populasi ternak
1.
ta h u n
Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Meningkatnya produksi hasil ternak
Sasaran Strategis
No
15,63 5,00
Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
0,50
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%)
Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
4,50
2,80
Peningkatan produksi Susu (%)
Peningkatan produksi Telur (%)
2,70
2,00
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
Peningkatan produksi Daging (%)
2,50
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,00
Peningkatan populasi Kambing (%) 2,50
5,00
Peningkatan populasi Sapi perah (%)
Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
6,40
2013
Peningkatan populasi Sapi potong (%)
Indikator
Target
2014
5,60
2,52
0,64
4,50
2,80
2,70
2,00
2,50
2,50
2,00
5,00
6,40
2014
4,80
-23,17
5,65
2,56
0,69
0,36
2,81
2,77
2,57
2,51
2,86
6,74
2,00
0,53
4,66
9,69
2,10
2,78
2,90
9,40
4,30
5,45
-21,43
2,17
2014
2013
Realisasi
Tabel 3.2a Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2013-2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
101,89
101,59
107,81
0,36
2,81
2,77
128,65
100,25
114,40
108,35
-463,34
-334,90
2013
108,71
66,67
70,51
23,11
346,07
77,78
139,00
116,00
377,20
216,00
96,00
85,16
2014
Capaian (%)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
42
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan
k a b u pat e n
m a l a n g
3.
2.
1.
5,00
Peningkatan populasi Sapi perah (%)
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%) Cakupan Kesehatan Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%) Hewan Ternak Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
ta h u n
15,63 5,00
4,46
0,50
4,50
2,80
2,70
2,00
2,50
2,50
2,00
5,00
6,40
15,92
0,50
4,50
2,80
2,70
2,00
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
Peningkatan produksi Daging (%) Meningkatnya produksi hasil Peningkatan produksi Telur (%) ternak Peningkatan produksi Susu (%)
2,50
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,50
2,00
6,40
Meningkatnya Peningkatan populasi Kambing (%) populasi Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%) ternak
Target
Realisasi
2014
5,60
2,52
0,50
4,50
2,80
2,70
2,00
2,50
2,50
2,00
5,00
6,40
6,20
3,00
0,75
4,50
2,80
2,70
2,00
2,50
2,50
2,00
5,00
6,40
4,56
0
0
4,55
2,82
10,25
2,03
2,54
2,55
2,15
22,92
81,51
4,56
2,52
0,76
7,37
2,97
6,29
16,00
2,50
2,52
4,97
5,10
6,57
5,60
2,52
0,64
0,36
3,07
5,19
2,57
2,51
2,86
2,17
6,74
2,00
0,53
1,04
9,69
2,10
2,78
2,90
9,43
4,32
4,80
-23,17
102,24
0
0
101,11
100,71
379,63
101,50
101,60
102,00
107,50
458,40
5,45 1.273,59
2011
-21,43
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
Peningkatan populasi Sapi potong (%)
Indikator
Sasaran Strategis
No
Tabel 3.2b Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2011-2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang
91,20
16,12
152,00
163,78
106,07
232,96
800,00
100,00
100,80
248,50
102,00
102,66
2012
101,89
101,59
107,81
8,00
109,64
192,22
128,65
100,25
114,40
108,35
-463,34
-334,90
2013
Capaian
108,71
66,67
70,51
23,11
346,07
77,78
139,00
116,00
377,20
216,00
96,00
85,16
2014
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
43
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan
k a b u pat e n
m a l a n g
10,00 12,50 12,50 10,00
Tercapainya peningkatan populasi Kambing (%)
Tercapainya peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
Tercapainya peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
Tercapainya peningkatan populasi Ayam Buras (%)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Hewan
Tercapainya Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%)
Tercapainya Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
Tercapainya Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
3.
ta h u n
2014
27,46
78,38
2,50
22,50
14,00
Tercapainya peningkatan produksi Telur (%)
Tercapainya peningkatan produksi Susu (%)
13,50
Tercapainya peningkatan produksi Daging (%)
Meningkatnya Produksi Ternak
25,00
Tercapainya peningkatan populasi Sapi perah (%)
2.
32,00
3
Tercapainya peningkatan populasi Sapi potong (%)
Meningkatnya Populasi ternak
2
1
1.
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Target Capaian Kinerja (Renstra SKPD) Tahun 2011-2015
2,50
2,52
4,97
5,10
6,57
5
2012
4,56
0
0
4,55
2,82
10,25
4,56
2,52
0,76
7,37
2,97
6,29
2,03 16,00
2,54
2,55
2,15
22,92
81,51
4
2011
5,60
2,52
0,64
0,36
3,07
5,19
2,57
2,51
2,86
2,17
-23,17
-21,43
6
2013
Realisasi kinerja Tahun sebelumnya
6,20
3,00
0,75
4,50
2,80
2,70
2,00
2,50
2,50
2,00
5,00
6,40
7
Target
6,74
2,00
0,53
1,04
9,69
2,10
2,78
2,90
9,43
4,32
4,80
5,45
8
2014
Realisasi
108,71
66,67
70,51
23,11
346,07
77,78
139,00
116,00
377,20
216,00
96,00
85,16
9 = (8/7)*100
Capaian kinerja
21,46
7,04
1,93
13,32
18,55
23,83
23,38
10,45
17,36
13,61
9,65
72,10
10 = (4+5+6+8)
78,15
8,98
77,20
59,20
132,50
176,52
233,80
83,60
138,88
136,10
38,60
225,32
11 = (10/3)*100
Realisasi Capaian Tingkat Capaian Program dan Realisasi Target Kegiatan s/d Tahun Renstra Berjalan (2014)
Realisasi Capaian Program dan Kegiatan s/d Tahun berjalan
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2011-2014 terhadap Target Renstra SKPD 2011-2015
Perbandingan Realisasi Kinerja sampai dengan Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah
No
3.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
44
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Fluktuasi populasi sapi potong terjadi cukup dinamis dalam kurun 2011-2014. Kondisi awal Tahun 2010 sebesar 124.451 ekor, untuk kemudian naik sampai 181,51% menjadi 225.895 ekor pada Tahun 2011 dan terus naik pada Tahun 2012 menjadi 240.746 ekor. Pada Tahun 2013, mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 189.145 ekor kemudian naik lagi di Tahun 2014 sebesar 199.457 ekor. Target Renstra untuk Populasi Sapi potong Tahun 2015 adalah 164.275 ekor dan sudah terlampaui di akhir Tahun 2014, yaitu sebesar 199.453 ekor. Indikator kinerja Renstra, populasi ternak sapi perah pada periode kinerja awal atau di tahun 2010 sebesar 90.944 ekor dan menjelang periode akhir atau di tahun 2014 telah mencapai 75.683 ekor (38,60%). Penurunan populasi sapi perah yang terjadi pada Tahun 2013, tidak mengakibatkan penurunan produksi susu secara signifikan Hal ini disebabkan adanya seleksi yang dilakukan oleh peternak untuk mempertahankan sapi perah yang produktivitasnya tinggi disertai peningkatan sistem budidaya yang berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas ternak sapi perah. Populasi kambing pada Tahun 2010 sebesar 190.180 ekor meningkat menjadi 235.121 ekor pada Tahun 2014 dengan pertumbuhan rata-rata 11.235 ekor per tahun atau 5,91% per tahun. Target Renstra sebesar 2% per tahun sudah terlampaui. Secara umum, kenaikan populasi ayam petelur dan ayam pedaging apabila dibandingkan dengan target kinerja Renstra sebesar 3.005.562 ekor dan 17.557.730 ekor telah tercapai pada tahun ke-4 periode kinerja Renstra 2011-2015 (perhitungan target renstra menggunakan kondisi awal populasi ayam petelur dan ayam pedaging masing-masing sebesar 2.600.607 ekor dan 13.014.654 ekor pada Tahun 2010). Dalam periode kinerja 2011-2014, rata-rata capaian per tahun untuk populasi ayam buras adalah 107.453 ekor atau 6,07%, jauh melampaui target Renstra yang sebesar 2%. Rata-rata produksi daging apabila dilihat dari capaian Tahun 2011-2014 adalah sebesar 1.146,74 Ton per tahun atau 6,46% per Tahun. Hal itu menandakan bahwa target Renstra yang sebesar 2,7% per tahun telah terlampaui. Produksi telur dalam kurun kinerja 2011-2014 mengalami kenaikan yang signifikan. Dari kondisi awal 2010 sebesar 22.982,9 ton, capaian rata-rata per tahun sampai 2014 adalah 4,92% atau 1.131,81 ton per tahun lebih besar dari target renstra yang sebesar 2,8% per tahun. Fluktuasi populasi sapi perah mempengaruhi penurunan populasi sapi perah tidak berpengaruh terhadap turunya produksi susu, karena peternak telah berhasil meningkatkan produktivitas ternaknya melalui seleksi bibit yang baik. Capaian kinerja pelayanan kesehatan hewan berupa Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah juga telah mencapai target yang ditentukan. Walaupun realisasi yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang sampai 2014 hanya 500 dosis atau 25,64% dari target renstra sebesar 1.950 dosis, akan tetapi kebutuhan vaksin Brucellosis juga dicukupi oleh kegiatan layanan kesehatan hewan yang bersumber pada APBN dan APBD Provinsi Jawa Timur. Jumlah total pemberian vaksin Brucellosis sampai Tahun 2014 dari berbagai sumber dana adalah 6.075 dosis atau sekitar 311,54% dari target Renstra. Adapun target Vaksin AI yang tercantum pada Renstra adalah 310.000 dosis
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
45
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
per tahun. Seperti halnya Vaksin Brucellosis, kebutuhan vaksin AI sampai tahun 2014 yang didanai oleh APBD Kabupaten Malang hanya 100.000 dosis, sangat kecil kalau dibandingkan dengan target Renstra. Walaupun demikian, input dari APBN dan APBD Provinsi untuk Vaksinasi AI cukup besar, sehingga kalau dijumlahkan nilai total vaksin AI sampai Tahun 2014 adalah 645.000 dosis atau 41,61% dari target. Rendahnya capaian kinerja pelayanan vaksinasi AI karena terjadinya peningkatan kemandirian peternak dalam melakukan Vaksinasi AI terhadap usaha peternakannya, sehingga Vaksin AI yang disediakan oleh pemerintah hanya sebagai stimulan saja. Hal ini pula yang mendorong kemajuan peternakan unggas khususnya ayam pedaging dan ayam petelur. Adapun layanan kesehatan hewan sampai Tahun 2014 mencapai 21,46% atau 78,15% dari target Renstra sebesar 27,46%. 4.
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Nasional Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang terhadap Standar Nasional
Sasaran Strategis
Target Nasional
Target Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Realisasi 2014
5,2
6,40
5,45
4,62
5,00
4,80
4,36
2,00
4,30
2,91
2,50
9,40
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,22
2,50
2,90
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
3,25
2,00
2,78
Peningkatan produksi Daging (%)
4,25
2,70
2,10
Peningkatan produksi Telur (%)
4,42
2,80
9,69
Peningkatan produksi Susu (%)
9,74
4,50
4,66
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%)
-
0,75
0,53
Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
-
3,00
2,00
Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
-
6,20
6,74
Indikator Kinerja
Peningkatan populasi Sapi potong (%) Peningkatan populasi Sapi perah (%) Peningkatan populasi Kambing Meningkatnya (%) populasi ternak Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
Meningkatnya produksi hasil ternak
Cakupan Kesehatan Hewan
Sumber data : Direktorat Jendral Peternakan
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
46
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Indikator Kinerja Dinas sebesar 6,4% per tahun lebih tinggi dari indikator kinerja Nasional untuk populasi sapi potong yang sebesar 5,2% per tahun. Hal ini disebabkan oleh Tingkat populasi Sapi potong di Kabupaten Malang cukup tinggi. Tingkat pemotongan, tingkat kematian, dan tingkat pengeluaran ternak juga merupakan aspek-aspek yang diperhitungkan dalam menentukan indikator kinerja Dinas. Berdasarkan capaian populasi sapi potong 2014, Kabupaten Malang menyumbang kenaikan populasi rata-rata 15,01% per tahun atau 18.751 ekor per tahun untuk populasi sapi potong nasional. Sebagaimana alasan yang telah disebutkan diatas, Indikator Kinerja Dinas untuk populasi sapi perah juga lebih tinggi apabila dibandingkan dengan indikator nasional (5% : 4,62%). Capaian Tahun 2014 sebesar 4,8% memberikan input positif terhadap Populasi sapi perah nasional . Peningkatan populasi kambing Kabupaten Malang pada Tahun 2014 sebesar 4,30%, juga memberikan input positif bagi ketersediaan populasi kambing nasional yang memiliki indikator kenaikan sebesar 4,36% per tahun. Indikator kinerja nasional untuk populasi ayam pedaging dan ayam petelur masing-masing 2,91% dan 2,22%, sedangkan indikator kinerja dinas adalah 2,5%. Adapun capaian Tahun 2014 untuk populasi ayam pedaging dan ayam petelur adalah 9,40% dan 2,90%. Indikator Kinerja Nasional untuk produksi daging sebesar 4,25% per tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan indikator kinerja dinas yang sebesar 2,7% per kapita/tahun. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat yang masih minim. Konsumsi protein masyarakat Kabupaten Malang dan sekitarnya masih banyak didominasi oleh bahan pangan yang bersumber pada protein nabati. Walaupun demikian, terdapat kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Kesadaran masyarakat yang semakin baik serta kegiatan sosialisasi dan promosi gizi yang dilakukan oleh Dinas juga mempengaruhi hal tersebut. Semakin tinggi permintaan masyarakat semakin tinggi pula produksi bahan pangan asal ternak yang dihasilkan. Capaian produksi daging pada Tahun 2014 adalah 2,10%. Capaian produksi telur Kabupaten Malang Tahun 2014 yang sebesar 9,69% dapat memberikan masukan positif terhadap indikator kinerja Nasional produksi telur yang sebesar 4,42% per tahun. Produksi susu tahun 2014 sebesar 4,66%, cukup positif untuk dapat berperan dalam peningkatan produksi susu nasional dengan target 9,74%. Akan tetapi seiring dengan kebijakan pemerintah yang semakin mendukung perkembangan subsektor peternakan, komoditi sapi perah memiliki prospek yang sangat besar terutama di Kabupaten Malang. Populasi yang cukup besar, serta keberadaaan industri pengolahan susu serta konsumen lokal yang ada di wilayah Kabupaten Malang merupakan faktorfaktor penting yang dapat meningkatkan produksi susu. Distribusi ternak hibah, bantuan langsung pakan dan bimbingan teknis tentang budidaya sapi perah juga dilakukan untuk dapat menunjang kenaikan produksi serta kualitas susu.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
47
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
5.
Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Capaian target populasi sapi potong Tahun 2014 adalah 85,16% atau sebesar 199.453 ekor. Hal tersebut karena pada Tahun 2013 terjadi sebuah fenomena penurunan populasi sapi secara nasional akibat kebijakan pengurangan impor sapi, dimana para peternak banyak menjual sapi karena harganya mahal. Di Kabupaten Malang penurunan populasi sapi potong saat itu mencapai 16,3% atau sebesar 189.145 ekor bila dibanding Tahun 2011 sebesar 225.895 ekor. Namun demikian secara kuantitas jumlah populasi sapi potong Tahun 2014 mengalami kenaikan 5,45% yaitu sebesar 199.453 ekor, bila dibanding dengan populasi Tahun 2013 sebesar 189.145 ekor. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan jumlah kelahiran hasil IB sebesar 58.831 ekor (2,53%) bila dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar 57.382 ekor. Adapun capaian target populasi sapi perah Tahun 2014 adalah 96% atau sebesar 75.683 ekor. Dengan alasan yang sama sebagaimana kondisi sapi potong, populasi sapi perah pada Tahun 2011 adalah 89.143 ekor, turun pada Tahun 2013 menjadi 72.217 ekor. Walaupun demikian, kerjasama sinergis dari seluruh stake holder pelaku bisnis persusuan menghantarkan kenaikan populasi sapi perah pada tahun 2014 4,8% atau sebesar 75.683 ekor bila dibandingkan dengan populasi sapi perah Tahun 2013. Peningkatan populasi sapi perah yang tidak terlalu tinggi mengakibatkan produksi susu mengalami kenaikan yang tidak signifikan . Hal ini dapat berpengaruh pada kualitas produksi susu yang dihasilkan. Seiring dengan meningkatnya semangat usaha budidaya ternak kambing pada wilayah-wilayah sentra populasi dan implementasi teknologi tepat guna (IB) maka populasi kambing pada Tahun 2014 juga mengalami kenaikan 4,32% atau sebesar 235.121 ekor bila dibandingkan dengan populasi Tahun 2013 sebesar 225.374 ekor. Kondisi pengembangan usaha ternak unggas terdapat kemajuan yang signifikan. Hal tersebut karena kondisi peternak unggas sudah pada fase kemandirian usahanya. Pemerintah hanya memberikan stimulan dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit berupa pemberian desinfektan dan vaksin. Pada Tahun 2014 populasi ayam petelur naik 2,90% atau sebesar 3.005.562 ekor bila dibandingkan dengan populasi tahun 2013 sebesar 2.920.857 ekor. Sedangkan ayam pedaging mengalami kenaikan 9,43% atau sebesar 17.557.730 ekor pada Tahun 2014 bila dibandingkan populasi Tahun 2013 sebesar 16.044.990 ekor. Tahun 2014, Populasi ayam buras meningkat 2,78% atau sebesar 2.201.166 ekor dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar 2.141.663 ekor. Produksi daging mengalami peningkatan 2,10% atau sebesar 22.235,74 Ton pada Tahun 2014 bila dibandingkan dengan produksi daging Tahun 2013 sebesar 21.866,55 Ton. Hal tersebut utamanya ditunjang oleh adanya kenaikan populasi ayam pedaging. Sedangkan komoditi ternak lain seperti sapi potong, kerbau, babi dan kambing serta unggas yang lain juga menyumbang nilai produksi daging. Seiring dengan peningkatan populasi ayam petelur, maka produksi telur juga mengalami kenaikan sebesar 9,69% atau sebesar 27.510,13 Ton bila dibandingkan dengan produksi Tahun 2013 sebesar 25.080,21 Ton.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
48
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian target produksi susu pada Tahun 2014 adalah 1,04% atau sebesar 117.235,67 Ton, bila dibandingkan dengan produksi susu Tahun 2013 sebesar 116.033,57 Ton. Semakin meningkatnya kualitas budidaya sapi perah yang dilakukan oleh peternak dan kerjasama yang baik dari seluruh stake holder peternakan memberikan pengaruh positif terhadap produktifitas ternak. Dan seiring dengan kebijakan pemerintah yang semakin mendukung perkembangan subsektor peternakan, komoditi sapi perah memiliki prospek yang sangat besar terutama di Kabupaten Malang. Populasi yang cukup besar, serta keberadaaan insustri pengolahan susu serta konsumen lokal yang ada di wilayah Kabupaten Malang merupakan faktor-faktor penting yang dapat meningkatkan produksi susu. Distribusi ternak hibah, bantuan langsung pakan dan bimbingan teknis tentang budidaya sapi perah juga dilakukan untuk dapat menunjang kenaikan produksi serta kualitas susu. Cakupan kesehatan ternak meliputi Pelayanan Vaksin Brucella pada sapi perah dan Vaksin AI pada unggas mencapai 70,51% dan 66,57% dari target. Tahun 2013, APBD Kabupaten Malang menganggarkan 275 dosis vaksin Brucella dan 40.000 dosis vaksin AI. Adapun pelayanan kesehatan hewan mencapai 108,7% dari target atau sebanyak 7.606 ekor yang tertangani dalam pengobatan massal dari target 7.000 ekor. Target Vaksin Brucellosis dan AI yang tercantum pada Renstra adalah 390 dosis dan 310.000 dosis per tahun. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa target tersebut hampir selalu tercukupi walaupun anggaran yang disediakan oleh APBD Kabupaten Malang hanya mendukung sebagian kecil dari kebutuhan. Hal ini karena Kebutuhan vaksin Brucellosis dan AI banyak disuplai oleh APBD Provinsi dan APBN sebagai bagian dari Bantuan stimulan pemerintah. 6.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya Pelaksanaan pembangunan peternakan di Kabupaten Malang membutuhkan keterlibatan dari semua elemen stakeholder peternakan agar dapat mengoptimalkan eksplorasi potensi peternakan yang dimiliki. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang sebagai kepanjangan tangan pemerintah memiliki fungsi pembinaan dan koordinasi dengan pihak terkait untuk menciptakan suasana kondusif dalam membangun kemandirian pembangunan peternakan di Kabupaten Malang. Sumberdaya Aparatur Peternakan terdiri dari 58 orang PNS dan CPNS serta tenaga honorer sebanyak 86 orang. UPTD yang dikembangkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah UPTD RPH Singosari sebagai salah satu cara untuk melakukan pengawasan terhadap ketersediaan bahan pangan Asal Hewan yang ASUH. Sedangkan UPTD pembibitan sapi perah yang terletak di Desa Bambang Wajak, diharapkan dapat menjadi salah satu sarana penyediaan bibit ternak dan susu yang berkualitas untuk menambah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang, serta percontohan budidaya sapi perah bagi masyarakat sekitar. Pelayanan kesehatan hewan diharapkan semakin meningkat dengan adanya sarana UPTD Pusat Kesehatan Hewan di Turen dan Sumberpucung. Keberadaan dokter hewan dan tenaga teknis lainnya disiapkan untuk mendukung pelayanan kesehatan hewan sehingga produktifitas ternak akan semakin meningkat.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
49
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dari sisi kelembagaan, peternakan memiliki kelompok-kelompok tani ternak yang berada di bawah binaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Penataan kelembagaan dilakukan dengan melakukan pembinaan dan pendampingan serta pemberian bantuan stimulan sesuai dengan potensi kelompok yang ada. Koperasi atau KUD yang bergerak di sub sektor peternakan juga memberikan sumbangsih yang tidak sedikit bagi kemajuan peternakan, khususnya peternak sapi perah. KUD atau koperasi merupakan mitra kerja peternak yang menampung dan membeli susu untuk didistribusikan kepada Industri Pengolahan Susu di sekitar wilayah Kabupaten Malang. Para pelaku usaha kecil, menengah ataupun skala besar (pelaku usaha bisnis persusuan, jagal, poultry shop, peternak plasma dan inti, dll) juga turut berperan dalam kemajuan peternakan di Kabupaten Malang. Sosialisasi program-program peternakan dilakukan untuk dapat menjembatani dan mengatasi permasalahan yang mungkin timbul. Koordinasi juga dilaksanakan untuk menciptakan ritme kerjasama yang lebih kondusif antara peternak plasma dengan inti juga komoditi peternakan lainnya. 7.
Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja a. Analisis Program/Kegiatan Secara umum, pembangunan peternakan di Kabupaten Malang dapat dikatakan telah berada pada jalur yang benar. Peningkatan produksi hasil peternakan yang didukung dengan pelayanan kesehatan hewan yang baik, usaha peningkatan populasi dan produktifitas ternak serta peningkatan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan juga peningkatan penerapan teknologi tepat guna diharapkan dapat meningkatan perekonomian keluarga peternak sehingga lebih sejahtera. Adapun program-program yang mendukung kemajuan pembangunan peternakan adalah: Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. Selain program tersebut, beberapa program rutin seperti Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, dan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan juga turut mendukung berjalannya operasional Dinas peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang juga meluncurkan beberapa program unggulan seperti Intan berduri Emas (Inseminasi Buatan Beranak Dua Ratus Ribu Ekor dalam 5 Tahun Masyarakat Sejahtera), dimana sampai pada tahun ke-empat dari pelaksanaan program tersebut kelahiran sapi potong hasil IB telah mencapai 212.717 ekor atau 106,36% dari target 200.000 ekor (masing-masing 44.595 ekor; 51.909 ekor; 57.382 ekor; 58.831ekor untuk tahun 2011; 2012; 2013; 2014). Pengembangan Kawasan Agropolitan di Gubugklakah Poncokusumo, diharapkan dapat menjadi terobosan untuk semakin mengembangkan potensi
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
50
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
peternakan di wilayah Kabupaten Malang. Kawasan agropolitan diharapkan dapat menjadi tujuan study wisata khususnya yang berkaitan dengan komoditi sapi perah. Keju Malang yang menjadi produk unggulan, penjualannya juga telah merambah sampai ke Provinsi Bali. Peningkatan teknik pengolahan, pengemasan dan diferensiasi pengolahan serta promosi yang memadai diharapkan dapat semakin mengenalkan produk Keju Malang sebagai produk olahan hasil ternak dari Kabupaten Malang. Fenomena yang terjadi pada Tahun 2013 sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, memang memberikan dampak yang cukup signifikan pada populasi khususnya sapi perah dan sapi potong. Akan tetapi dengan usaha dan kerja sama yang sinergis dari seluruh stakeholder peternakan, pembangunan peternakan tetap berjalan dengan tingkat pertumbuhan yang semakin membaik. Fase kemandirian peternak unggas khususnya ayam petelur dan ayam pedaging juga merupakan modal penting bagi komoditi tersebut untuk dapat meningkat dengan sangat pesat. Pada akhirnya nanti, semua komoditi akan mengalami fase yang sama, sehingga bantuan dan pendampingan dari pemerintah benar-benar hanya sebagai stimulan untuk dapat lebih memberikan motivasi terhadap peternak. Secara umum, faktor-faktor yang menunjang keberhasilan kinerja adalah: 1) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2011 dan Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang ; 2) Program dan Kegiatan yang tersusun secara sistematik dalam bentuk Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Perubahan Anggaran (DPPA) ; 3) Dukungan masyarakat petani ternak terhadap program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan ; 4) Dukungan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN ; 5) Adanya dukungan apatur dinas dengan SDM yang cukup kompeten ; 6) Adanya dukungan dunia usaha yang bergerak di bidang peternakan dan kesehatan hewan ; 7) Adanya dukungan Perguruan Tinggi / Lembaga Penelitian ; 8) Kebutuhan pangan asal ternak yang cenderung meningkat baik kuantitas dan kualitasnya ; 9) Masih berpeluangnya peningkatan produktivitas ternak. Sedangkan kendala atau masalah yang masih dihadapi di lapangan adalah sebagai berikut: 1) Terbatasnya sarana dan prasarana bidang peternakan dan kesehatan hewan ; 2) Terbatasnya Kendaraan Operasional ke lapangan ; 3) Terbatas dana pembangunan peternakan dan kesehatan hewan ; 4) Terbatasnya jumlah aparatur dinas dalam melayani masyarakat (stakeholder) ; 5) Terbatasnya penggunaan teknologi peternakan oleh peternak ;
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
51
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
6) Terbatasnya kualitas bahan pangan asal hewan, dalam memenuhi standar pangan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH); 7) Sulitnya mendapatkan bakalan kereman untuk penggemukan sapi dalam mencukupi kebutuhan bakalan potong ternak sapi potong; 8) Tingginya permintaan pengiriman sapi perah/potong ke luar daerah/provinsi; 9) Masih munculnya wabah penyakit menular pada ternak khususnya flu burung (AI); 10) Masih tingginya pencemaran limbah peternakan terhadap lingkungan masyarakat, pada beberapa kasus disebabkan oleh Peternakan skala kecil yang pengaturannya belum ditata secara memadai; 11) Masih rendahnya kualitas produk peternakan dan nilai tambah yang diterima peternak dalam usaha peternakannya. b.
Solusi Penyelesaian Masalah di Tahun 2014 dan Rencana tindak lanjut Tahun 2015 Permasalahan yang terjadi pada Tahun 2014 memerlukan alternatif penyelesaian yang solutif. Adapun langkah-langkah yang telah dan akan terus dilaksanakan di tahun berikutnya adalah: 1) Optimalisasi pemanfaatan dan penambahan sarana dan prasarana bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam pelaksanaan kegiatan ; 2) Optimalisasi dan penambahan kendaraan operasional ke lapangan ; 3) Mengusulkan penambahan anggaran pembangunan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN. 4) Mengoptimalkan kinerja aparatur dalam pelayanan kepada masyarakat (stakeholder) ; 5) Penyuluhan dan pembinaan peternak dalam pemanfaatan teknologi peternakan dalam meningkatkan produksi hasil peternakkannya ; 6) Peningkatan kualitas pangan asal hewan melalui pengawasan yang berkelanjutan; 7) Mendorong usaha peternakan ke arah perusahaan peternakan yang bergerak di bidang perbibitan (breeding) dan penguatan kelembagaan kelompok peternak pembibitan dalam wilayah desa (village breeding center) ternak sapi potong; 8) Melakukan pengendalian pengiriman sapi potong/perah ke luar daerah/provinsi dengan mensyaratkan adanya rekomendasi dari instansi terkait lokasi tujuan; 9) Melakukan surveillans penyakit secara rutin dan sosialisasi pencegahan penyakit melalui biosecurity dan vaksinasi 10) Peningkatan pembangunan sarana pengolahan limbah peternakan berupa rumah kompos dan biogas; 11) Penerapan sistem agribisnis peternakan secara terpadu mulai dari sistem hulu sampai hilir; 12) Meningkatkan pola penanganan pasca panen produk peternakan dan pengolahan produk peternakan.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
52
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
B. Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan pembangunan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang Tahun 2014, yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Anggaran Tahun 2014 pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terbagi atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dengan rincian : Kegiatan
Anggaran
Belanja Tidak Langsung
Rp
Belanja Langsung Jumlah
Realisasi
3.237.641.360,00
Rp
Prosentase
2.877.883.399,00
88,89
Rp 24.988.080.037,50
Rp 24.498.630.870,00
98,04
Rp 28.225.721.397,50
Rp 27.376.514.269,00
96,99
Rincian pendanaan untuk kegiatan Belanja Tidak Langsung pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan seperti pada Tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.5 Uraian Belanja Tidak Langsung Tahun 2014 Uraian
Anggaran
Realisasi
%
2.387.592.100
2.161.627.649
90,54
- Tunjangan Keluarga
286.330.380
226.161.286
78,99
- Tunjangan Jabatan
281.960.000
252.783.469
89,65
- Tunjangan Fungsional
14.098.000
3.656.900
25,94
- Tunjangan Fungsional Umum
56.768.400
47.774.039
84,16
147.310.500
134.579.415
91,36
63.441.000
51.265.534
80,81
140.980
35.107
24,90
3.237.641.360
2.877.883.399
88,89
- Gaji Pokok
- Tunjangan Beras - Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus - Pembulatan Gaji Jumlah
Rincian pendanaan untuk kegiatan Belanja Langsung pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan seperti pada Tabel 3.6 dibawah ini.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
53
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.6 Uraian Belanja Langsung Tahun 2014 Jumlah Anggaran
Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Realisasi
%
782.925.120
94,37
829.618.950
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2.400.000
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sbr Daya Air & Listrik
2.400.000 100,00
72.336.500
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
62.581.970
86,52
219.871.000
219.871.000 100,00
7.905.000
7.905.000 100,00
Penyediaan Alat Tulis Kantor
35.979.950
35.979.950 100,00
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
94.796.000
94.376.000
Penyedian Jasa Kebersihan Kantor
99,56
Penyediaan komponen instalasi listrik/Penerangan
1.545.500
1.545.500 100,00
Penyediaan peralatan rumah tangga
3.750.000
2.925.000
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
7.550.000
7.550.000 100,00
251.025.000
251.025.000 100,00
Penyediaan Makanan dan Minuman
78,00
Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi Ke Luar Daerah
79.510.000
43.815.700
Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi Ke dalam Daerah
52.950.000
52.950.000 100,00
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
543.000.000
538.943.400
99,25
Pembangunan gedung kantor
200.000.000
199.320.000
99,66
Pengadaan kendaraan dinas/operasional Pengadaan peralatan gedung kantor
170.000.000
169.300.000
99,59
76.000.000
75.075.000
98,78
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
55,11
Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
40.000.000
40.000.000 100,00
Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
47.000.000
45.248.400
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
10.000.000
10.000.000 100,00
Program Peningkatan Sumberdaya Aparatur
11.070.000
5.725.000
51,72
Pendidikan dan Pelatihan Formal
11.070.000
5.725.000
51,72
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
71.379.500
71.379.500 100,00
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
57.953.500
57.953.500 100,00
Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
7.899.000
7.899.000 100,00
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
5.527.000
5.527.000 100,00
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak Pembinaan dan Pengawasan Bahan Asal Ternak dan Obat Hewan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
96,27
1.741.485.000
1.719.212.000
98,72
276.730.000
269.510.000
97,39
1.464.755.000
1.449.702.000
98,97
15.204.715.902 14.861.126.850
97,74
Pembibitan dan Perawatan Ternak
1.316.208.047
1.316.201.950
99,99
Pendistribusian Bibit Ternak kepada Masyarakat
6.312.604.298
6.016.453.900
95,31
Pembelian dan Pendistribusian Vaksin dan Pakan Ternak
1.097.090.200
1.088.503.500
99,22
Pengembangan Agribisnis Peternakan Pendataan Potensi Peternakan
182.275.000
182.275.000 100,00
98.425.000
98.425.000 100,00
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Peternakan
2.475.867.500
2.451.582.500
99,02
Pengadaan Sarana dan Prasarana Perbibitan Ternak
2.613.890.000
2.609.251.000
99,82
Peningkatan Produksi Hijauan Pakan Ternak
1.108.355.857
1.098.434.000
99,10
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
5.301.346.687,5
5.234.695.000
98,74
Pengolahan Hasil dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
5.301.346.687,5
5.234.695.000
98,74
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
1.285.463.998
1.284.624.000
99,93
Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat Guna
1.285.463.998
1.284.624.000
99,93
24.988.080.037,5 24.498.630.870
98,04
JUMLAH
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
54
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Rincian pendanaan Belanja Langsung untuk Kegiatan Rutin pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan seperti pada Tabel 3.7 dibawah ini. Tabel 3.7 Uraian Belanja Langsung untuk Kegiatan Rutin tahun 2014 Jumlah Anggaran
Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Realisasi
%
829.618.950
782.925.120
94,37
2.400.000
2.400.000
100,00
72.336.500
62.581.970
86,52
219.871.000
219.871.000
100,00
7.905.000
7.905.000
100,00
Penyediaan Alat Tulis Kantor
35.979.950
35.979.950
100,00
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
94.796.000
94.376.000
99,56
Penyediaan komponen instalasi listrik/Penerangan
1.545.500
1.545.500
100,00
Penyediaan peralatan rumah tangga
3.750.000
2.925.000
78,00
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
7.550.000
7.550.000
100,00
251.025.000
251.025.000
100,00
Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi Ke Luar Daerah
79.510.000
43.815.700
55,11
Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi Ke dalam Daerah
52.950.000
52.950.000
100,00
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
543.000.000
538.943.400
99,25
Pembangunan gedung kantor
200.000.000
199.320.000
99,66
Pengadaan kendaraan dinas/operasional Pengadaan peralatan gedung kantor
170.000.000
169.300.000
99,59
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
76.000.000
75.075.000
98,78
Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
40.000.000
40.000.000
100,00
Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
47.000.000
45.248.400
96,27
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
10.000.000
10.000.000
100,00
Program Peningkatan Sumberdaya Aparatur
11.070.000
5.725.000
51,72
Pendidikan dan Pelatihan Formal
11.070.000
5.725.000
51,72
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
71.379.500
71.379.500
100,00
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
57.953.500
57.953.500
100,00
Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
7.899.000
7.899.000
100,00
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
5.527.000
5.527.000
100,00
1.455.068.450
1.398.973.020
96,14
Penyediaan Jasa Surat Menyurat Penyediaan Jasa Komunikasi, Sbr Daya Air & Listrik Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Penyedian Jasa Kebersihan Kantor
Penyediaan Makanan dan Minuman
JUMLAH
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
55
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Sedangkan rincian Belanja Langsung untuk Kegiatan Pembangunan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan seperti pada Tabel 3.8 dibawah ini. Tabel 3.8 Uraian Belanja Langsung untuk Kegiatan pembangunan Tahun 2014 Jumlah Anggaran
Kegiatan
Realisasi
%
1.741.485.000
1.719.212.000
98,72
276.730.000
269.510.000
97,39
1.464.755.000
1.449.702.000
98,97
15.204.715.902
14.861.126.850
97,74
Pembibitan dan Perawatan Ternak
1.316.208.047
1.316.201.950
99,99
Pendistribusian Bibit Ternak kepada Masyarakat
6.312.604.298
6.016.453.900
95,31
Pembelian dan Pendistribusian Vaksin dan Pakan Ternak
1.097.090.200
1.088.503.500
99,22
182.275.000
182.275.000
100,00
98.425.000
98.425.000
100,00
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Peternakan
2.475.867.500
2.451.582.500
99,02
Pengadaan Sarana dan Prasarana Perbibitan Ternak
2.613.890.000
2.609.251.000
99,82
Peningkatan Produksi Hijauan Pakan Ternak
1.108.355.857
1.098.434.000
99,10
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
5.301.346.687,5
5.234.695.000
98,74
Pengolahan Hasil dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
5.301.346.687,5
5.234.695.000
98,74
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
1.285.463.998
1.284.624.000
99,93
Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat Guna
1.285.463.998
1.284.624.000
99,93
23.533.011.587,5 23.099.657.850
98,16
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak Pembinaan dan Pengawasan Bahan Asal Ternak dan Obat Hewan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pengembangan Agribisnis Peternakan Pendataan Potensi Peternakan
JUMLAH
Secara keseluruhan realisasi anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2014 adalah Rp 27.376.514.269,- atau 96,99% dari nilai pagu sebesar Rp 28.225.721.397,50,-. Anggaran tersebut terdiri dari anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan Pegawai) yang terealisasi sebesar Rp 2.877.883.399,- atau 88,89 % dari pagu anggaran sebesar Rp 3.237.641.360-, dan Belanja Langsung yang terealisasi sebesar Rp 24.498.630.870,- atau 98,04 % dari pagu anggaran sebesar Rp 24.988.080.037,5 ,- . Belanja Langsung terdiri dari Belanja Administrasi yang terealisasi sebesar Rp 1.398.973.020,- atau 96,14 % dari pagunya sebesar Rp 1.455.068.450,dan Belanja untuk program dan kegiatan pembangunan yang terealisasi sebesar Rp 23.099.657.850,- atau 98,16 % dari pagu anggaran sebesar Rp 23.533.011.587,5,-. Tingkat efisiensi anggaran cukup tinggi, karena dari realisasi anggaran tersebut, dapat dilaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan dengan fisik 100%. Terjadi efisiensi anggaran, terutama untuk anggaran pengadaan barang dan jasa yang menguntungkan negara karena adanya selisih nilai kontrak dan pagu anggarannya.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
56
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten malang tahun 2014
BAB IV
PENUTUP
57
BAB IV
PENUTUP
aporan Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang L Tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan oleh Peraturan Bupati Malang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan, sekaligus sangat penting sebagai bahan pengambilan keputusan (perencanaan, implementasi, pengawasan dan evaluasi) di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani peternak di wilayah Kabupaten Malang.
A. Kesimpulan Tabel 4.1 Pengukuran Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 Sasaran Strategis
Meningkatnya populasi ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Peningkatan populasi Sapi potong (%)
6,40
5,45
85,16
Peningkatan populasi Sapi perah (%)
5,00
4,80
96,00
Peningkatan populasi Kambing (%)
2,00
4,32
216,00
Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
2,50
9,43
377,20
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,50
2,90
116,00
2,00
2,78
139,00
Peningkatan produksi Daging (%)
2,70
2,10
77,78
Peningkatan produksi Telur (%)
2,80
9,69
346,07
Peningkatan produksi Susu (%)
4,50
1,04
23,11
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%)
0,75
0,53
70,51
Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
3,00
2,00
Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
6,20
6,74
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
Meningkatnya produksi hasil ternak
Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
%
66,67 108,71
Jumlah Pagu Anggaran Kegiatan Tahun 2014
: Rp.
23.533.011.588 ,-
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2014
: Rp.
23.099.657.850 ,-
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
58
BAB IV
PENUTUP
Kategori tingkat capaian indikator sasaran strategis pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang Tahun 2014, termasuk kategori tercapai (berhasil). Capaian yang tertinggi yaitu pada peningkatan populasi unggas khususnya populasi ayam pedaging yang mencapai 9,43 % atau 377,20 % dari target sebesar 2,50% dan produksi telur yang meningkat 9,69% atau sebesar 346,07 % dari target sebesar 2,50%. Sedangkan produksi susu capaiannya paling minim yaitu 1,04 % atau 23,11 % dari target sebesar 4,50% akibat dari penurunan populasi sapi perah pada tahun 2013 dari erupsi Gunung Kelud pada tahun 2014. Capaian indikator Renstra menunjukkan nilai positif pada Tahun ke empat periode kinerja jangka menengah. Target peningkatan populasi ternak sudah terlampaui dengan kisaran capaian 225,32% untuk sapi potong dan 233,80% untuk ayam buras, populasi ayam pedaging mencapai 138,88 %, untuk capaian populasi kambing 136,10 % dan capaian populasi ayam ras petelur 83,60% kecuali sapi perah yang hanya mencapai angka 38,60%. Sedangkan produksi hasil ternak juga telah melampaui target renstra, dengan capaian paling rendah adalah produksi susu sebesar 59,20%. Cakupan pelayanan kesehatan hewan berupa pemberian vaksin Brucella, AI dan pengobatan massal masing-masing mencapai 77,20%; 8,98% dan 78,15%. Capaian pemberian vaksin AI yang sangat minim, sebenarnya tidak menunjukkan kinerja keseluruhan dinas, karena target Renstra yang dicanangkan banyak dicukupi oleh vaksin dari APBN maupun APBD Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari bantuan stimulan pemerintah, serta semakin meningkatnya kemandirian peternak dalam penyediaan vaksin AI. Sedangkan, realisasi anggaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 adalah Rp 27.376514.269,- atau 96,99% dari nilai pagu sebesar Rp 28.225.721.397,50,-. Anggaran tersebut terdiri dari anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan Pegawai) yang terealisasi sebesar Rp 2.877.883.399,- atau 88,89 % dari pagu anggaran sebesar Rp 3.237.641.360-, dan Belanja Langsung yang terealisasi sebesar Rp 24.498.630.870,- atau 98,04 % dari pagu anggaran sebesar Rp 24.988.080.037,5 ,- . Belanja Langsung terdiri dari Belanja Administrasi yang terealisasi sebesar Rp 1.398.973.020,- atau 96,14 % dari pagunya sebesar Rp 1.455.068.450,dan Belanja untuk program dan kegiatan pembangunan yang terealisasi sebesar Rp 23.099.657.850,- atau 98,16 % dari pagu anggaran sebesar Rp 23.533.011.587,5,-. Tingkat capaian realisasi anggaran tersebut diatas dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pada anggaran Belanja Tidak Langsung tidak dapat terserap seluruhnya dikarenakan adanya PNS yang memasuki masa pensiun; 2. Pada anggaran Belanja Langsung tidak dapat terserap seluruhnya dikarenakan adanya efisiensi penggunaan anggaran, adanya selisih pagu dan nilai kontrak sehingga terjadi penghematan anggaran pemerintah dengan tingkat capaian ouput 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Tingkat capaian kinerja indikator sasaran strategis dan realisasi anggaran tersebut diatas dipengaruhi beberapa hal sebagai berikut :
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
59
BAB IV
PENUTUP
a. Tingkat kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang yang cukup baik. b. Tingkat koordinasi dan komunikasi internal maupun eksternal Dinas Peternakan Kabupaten Malang, termasuk lintas sektor dan lintas program yang cukup baik. c. Dukungan peran serta masyarakat petani peternak yang aktif dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang. d. Adanya dukungan dana selain dari APBD Kabupaten, yaitu dari APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN.
B. Tindak Lanjut 1.
Solusi Penyelesaian Masalah Jangka Pendek Dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang di tahun yang akan datang, perlu mempertimbangkan hal-hal yang kurang baik yang terjadi di tahun sebelumnya serta mengantisipasi perkembangan fenomena yang akan datang, dengan merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan tahun 2014 secara konsisten, memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab (akuntabel). a. Optimalisasi pemanfaatan dan penambahan sarana dan prasarana bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam pelaksanaan kegiatan ; b. Optimalisasi dan penambahan kendaraan operasional ke lapangan ; c. Mengusulkan penambahan anggaran pembangunan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN. d. Mengoptimalkan kinerja aparatur dalam pelayanan kepada masyarakat (stakeholder) ; e. Penyuluhan dan pembinaan peternak dalam pemanfaatan teknologi peternakan dalam meningkatkan produksi hasil peternakkannya ; f. Peningkatan kualitas pangan asal hewan melalui pengawasan yang berkelanjutan; g. Mendorong usaha peternakan ke arah perusahaan peternakan yang bergerak di bidang perbibitan (breeding) dan penguatan kelembagaan kelompok peternak pembibitan dalam wilayah desa (village breeding center) ternak sapi potong; h. Melakukan pengendalian pengiriman sapi potong/perah ke luar daerah/provinsi dengan mensyaratkan adanya rekomendasi dari instansi terkait lokasi tujuan; i. Melakukan surveillans penyakit secara rutin dan sosialisasi pencegahan penyakit melalui biosecurity dan vaksinasi j. Peningkatan pembangunan sarana pengolahan limbah peternakan berupa rumah kompos dan biogas; k. Penerapan sistem agribisnis peternakan secara terpadu mulai dari sistem hulu sampai hilir; l. Meningkatkan pola penanganan pasca panen produk peternakan dan pengolahan produk peternakan.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
60
BAB IV
PENUTUP
2.
Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah Jangka Panjang Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan secara terus menerus dan berkesinambungan bagi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Malang, antara lain: a. Memanfaatkan semaksimal mungkin sarana dan prasarana yang ada guna mendukung pelaksanaan program dan kegiatan. b. Meningkatkan fungsi koordinasi dan komunikasi, baik secara internal maupun eksternal. c. Diberdayakannya UPTD Dinas sesuai dengan tupoksi dalam upaya meningkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat. d. Meningkatkan sumberdaya manusia baik itu petugas, peternak dan pelaku bisnis dibidang peternakan dan kesehatan hewan serta mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya lokal. e. Meningkatkan kesadaran masyarakat peternak akan pentingnya usaha peternakan yang berbasis agribisnis dan ramah lingkungan melalui pembinaan yang berkelanjutan. f. Melakukan penelaahan yang mendalam terhadap usulan masyarakat baik secara teknis maupun kemanfaatan, sehingga dana yang ada dapat dialokasikan seefisien dan seefektif mungkin. g. Meningkatkan kualitas perencanaan, agar hasil-hasil kegiatan di masa yang akan datang dapat lebih dipertanggungjawabkan kepada publik. Untuk menuju pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang berkelanjutan, yang berbasis pada pengembangan agribisnis dan pemanfaatan potensi lokal, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan peternak, maka dibutuhkan program-program dan kegiatan yang inovatif, tepat sasaran, terarah dan berdaya guna. Dengan demikian program dan kegiatan yang direncanakan merupakan program dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, berkelanjutan, selektif dan inovatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan yang dicapai, terkoordinasi secara internal dan eksternal agar dapat diimplementasikan secara terpadu, efektif dan efisien. Keterbatasan yang ada, dapat dijadikan peluang bagi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang dalam menyusun program-program dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Demikian laporan kinerja ini dibuat dengan sebenarnya sebagai wujud pertanggungjawaban Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumberdaya peternakan yang ada di Kabupaten Malang.
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
61
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan kabupaten malang tahun 2014
LAMPIRAN
62
LAMPIRAN I
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ir. SUDJONO, MP Jabatan : Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan selanjutnya disebut pihak pertama Nama : H. RENDRA KRESNA Jabatan : Bupati Malang selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Malang,
Januari 2015
Pihak Kedua
Pihak Pertama,
H. RENDRA KRESNA
Ir. SUDJONO, MP Pembina Tingkat I NIP. 19590610 198501 1 002
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
63
LAMPIRAN II
PENGUKURAN KINERJA (PK) Tahun 2014 Sasaran Strategis
Meningkatnya populasi ternak
Meningkatnya produksi hasil ternak
Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Peningkatan populasi Sapi potong (%)
6,40
5,45
85,16
Peningkatan populasi Sapi perah (%)
5,00
4,80
96,00
Peningkatan populasi Kambing (%)
2,00
4,32
216,00
Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
2,50
9,43
377,20
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,50
2,90
116,00
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
2,00
2,78
139,00
Peningkatan produksi Daging (%)
2,70
2,10
77,78
Peningkatan produksi Telur (%)
2,80
9,69
346,07
Peningkatan produksi Susu (%)
4,50
1,04
23,11
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%)
0,75
0,53
70,51
Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
3,00
2,00
66,67
Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
6,20
6,74
108,71
Jumlah Pagu Anggaran Kegiatan Tahun 2014
: Rp.
23.533.011.588 ,-
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2014
: Rp.
23.099.657.850 ,-
Malang,
Januari 2015
KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG
Ir. SUDJONO, MP
Pembina Tingkat I NIP. 19590610 198501 1 002
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
64
LAMPIRAN III
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2014 Sasaran Strategis
Meningkatnya populasi ternak
Meningkatnya produksi hasil ternak
Cakupan Kesehatan Hewan Ternak
Indikator Kinerja
Target
Peningkatan populasi Sapi potong (%)
6,40
Peningkatan populasi Sapi perah (%)
5,00
Peningkatan populasi Kambing (%)
2,00
Peningkatan populasi Ayam Ras Pedaging (%)
2,50
Peningkatan populasi Ayam Ras Petelur (%)
2,50
Peningkatan populasi Ayam Buras (%)
2,00
Peningkatan produksi Daging (%)
2,70
Peningkatan produksi Telur (%)
2,80
Peningkatan produksi Susu (%)
4,50
Pelayanan Vaksinasi Brucella pada Sapi Perah (%)
0,75
Pelayanan Vaksinasi AI (Avian Influenza) pada Unggas (%)
3,00
Pelayanan Kesehatan Hewan (%)
6,20
Malang,
Januari 2014
KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG
Ir. SUDJONO, MP
Pembina Tingkat I NIP. 19590610 198501 1 002
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan k a b u pat e n
m a l a n g
ta h u n
2014
65
laporan kinerja dinas peternakan dan kesehatan hewan
k a b u pat e n
m a l a n g
populasi Ayam Buras meningkat
populasi Ayam Ras Petelur meningkat
populasi Ayam Ras Pedaging meningkat
populasi Kambing meningkat
populasi Sapi perah meningkat
populasi Sapi potong meningkat
Indikator
Sasaran
Cakupan Kesehatan Hewan
ta h u n
2014
Pelayanan Kesehatan Hewan
Vaksinasi AI
Vaksinasi Brucellosis
Surveillence penyakit
Penurunan Calving Interval
Peningkatan pertambahan berat badan pada Sapi potong
produksi Daging meningkat Tercapainya peningkatan produksi Telur meningkat produksi hasil ternak produksi Susu meningkat
Tercapainya peningkatan populasi ternak
Uraian
Mewujudkan hewan yang sehat dan Cakupan ketersediaan bahan Kesehatan asal hewan yang Hewan ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal)
Meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak;
Tujuan
Peningkatan pengendalian dan pemberantasan wabah/ penyakit hewan dan pengendalian pencemaran lingkungan usaha peternakan
Peningkatan Populasi, Produksi, dan Produktifitas Ternak
Kebijakan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Kegiatan: 1. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit ternak 2. Pembinaan dan Pengawasan bahan asal ternak dan obat hewan 3. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan hewan
4. Pendataan Potensi Peternakan
3. Pembelian dan pendistribusian vaksin dan pakan ternak
2. Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat
1. Pembibitan dan Perawatan ternak
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Program
Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
RENCANA STRATEGIS (RS) 2011-2015
-
-
Ket
LAMPIRAN IV
66