LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015
2016
BAB I PENDAHULUAN
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 37/Permentan/OT.140/3/ 2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP. Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa – Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian – Jakenan,
Pati,
Jawa
Tengah.
Koordinasi
difokuskan
untuk
mensinergikan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT. Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
1
Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki. Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk
mewujudkan
peran
litbang
dalam
pembangunan
pertanian
(impact
recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab
kesemuanya
itu,
ke
depan
BBSDLP
akan
meningkatkan
kerja
sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2015, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 506 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak 53 orang, lulusan S2 sebanyak 73 orang, lulusan S1 sebanyak 98 orang, dan lulusan < S1 sebanyak 282 orang. Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP. Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
2
lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); dan kebun percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus dioptimalkan. Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS).
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
3
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2015-2019 merupakan acuan dan arahan bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2015-2019 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait. Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional,
2)
Rencana
Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, 4) Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2015-2019. Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders.
2.1.1. Visi Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. 2.1.2. Misi BBSDLP a.
Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition.
b.
Meningkatkan
kualitas
dan
pengelolaan
sumberdaya
penelitian
dan
c.
Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional ( networking)
pengembangan sumberdaya lahan pertanian. dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
4
(scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition). 2.1.3. Tujuan dan Sasaran a.
Tujuan Utama Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut: 1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing. 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. 3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional. b.
Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2015-2019 adalah: 1) Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. 2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang. 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian. 6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. 7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
5
2.1.4. Indikator kinerja Utama Dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun 2015-2019. No
Sasaran Kegiatan
1.
Tersedianya data dan informasi SDL pertanian
2.
Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian
3.
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang Terbangunnya Taman Sains Pertanian Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
4.
5. 6.
7.
Indikator Kinerja Utama 1. Jumlah informasi geospasial sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian 3. Jumlah database sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air dan agroklimat, dan lingkungan pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan 1. Jumlah rekomendasi kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Perubahan Iklim 1. Jumlah informasi dan teknologi reklamasi lahan terlantar bekas pertambangan 1. Jumlah Taman Sains Pertanian 1. Jumlah publikasi, KTI dan produk cetakan
1. Jumlah HaKI 2. Jumlah lisensi 3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama nasional dan internasional
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
6
2.1.5. Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian
mengacu
pada
arah
kebijakan
pembangunan
pertanian
yang
berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga (2015-2019), sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional 2005-2025. Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah: a. Memprioritaskan
penyediaan
inovasi
dan
teknologi
inovatif
untuk
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru. b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian sebagai inti “sistem inovasi pertanian bioindustri nasional” sebagai landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir. c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan limbah organik . d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal BBSDLP. e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran. f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud computing. g. Merumuskan
rekomendasi
kebijakan,
organisasi
dan
kelembagaan
terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program penelitian dan pengembangan pertanian
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
7
2.1.6. Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah : a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land
tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya. b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang meliputi: 1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan terdegrasi, 2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap dinamika perubahan iklim. 3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping) yang unggul dan cermat,. c.
Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis Web Sumberdaya Lahan Pertanian.
d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices terpadu, meliputi: 1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu, 2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan bencana, 3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan, 4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya, e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian. f.
Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional
melalui
jejaring
PPP
(public-private–partnership)
maupun
internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific
recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di luar APBN (eksternal fundings).
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
8
2.1.7. Program dan Kegiatan a.
Program Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan
teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendal iInflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan bawang merah. b.
Kegiatan Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang
Pertanian untuk periode 2015-2019, maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu tematik aktual tertentu. Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS). Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut, dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian ramah
lingkungan,
berupa
pengembangan
inovasi
teknologi
pengelolaan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
9
sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi
pupuk
dan
pembenah
tanah
(anorganik,
organik,
hayati,
dan
pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan
measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya lahan,pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim, serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, yaitu: 1)
Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi: a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan penciptaan teknologi. b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis kebijakan. c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis sintesis kebijakan.
2)
Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu: a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan penciptaan teknologi. c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan kebijakan.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
10
3)
Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu: a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa kegiatan penciptaan teknologi.
4)
Transfer teknologi dan advokasi, yaitu: a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan komunikasi dan teknologi informasi. b) Pengembangan sistem “litkajibangrap” sumberdaya lahan pertanian melalui jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan perencanaan. c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen dan kapasitas teknologi informasi.
2.1.8. Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian adalah: a. Penyusunan
informasi
dan
analisis
geospasial
mendukung
pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya). b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian. c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis web (Agrimap Info). d. Analisis
dan
sintesis
kebijakan
pengembangan
dan
pengelolaan
sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa tanah, scientific base research). 2.1.9. Fokus penelitian tanah dan pupuk Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
11
a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah mendukung swasembada pangan berkelanjutan. c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah tanah. d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah. e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya tanah dan pupuk (in house). 2.1.10. Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah: a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air. d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air ( in
house/scientific base research). 2.1.11. Fokus penelitian pertanian lahan rawa Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian pertanian lahan rawa adalah: a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan . b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim. c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan rawa mendukung swasembada pangan.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
12
d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa ( in house/
scientific base research). 2.1.12. Fokus penelitian lingkungan pertanian Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian lingkungan pertanian adalah: a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian. d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas pestisida/scientific base research).
2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2015, telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya pencapaian sasaran pada TA 2015. Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
13
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP, TA 2015 NO
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
2.
3.
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
22 Teknologi
e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
5 Rekomendasi
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
f.
Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
7 Sistem Informasi 60 Peta
7 Formula
7 Database
4
Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
1 Model
5
Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI
8 Publikasi 34 Buah
6.
Diperolehnya HKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
j. k. l. m. n.
2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton
7
Pembangunan 100 agro techno park dan 34 agro science park di 34 Provinsi
a. Jumlah Agro Science Park (ASP)
Jumlah HKI Jumlah Lisensi Jumlah MoU Peta tematik Benih Padi
2 Provinsi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
14
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2015, BBSDLP merencanakan untuk menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 60 peta, (3) 22 teknologi, (4) 7 formula, (5) 5 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 1 model, (8) 8 publikasi, (9) 34 buah KTI, (10) 2 HaKI, (11) 1 invensi, (12) 1 MoU, (13) 100 buku atlas, (14) 70 ton benih padi, dan (15) 2 Agro Science Park. 2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu anggaran indikatif, selanjutnya diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Perjanjian Kinerja. Setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, maka Perjanjian Kinerja BBSDLP tahun 2015 adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP tahun 2015. NO
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
2.
3.
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
7 Sistem Informasi
Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
c.
Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
24 Teknologi
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
5 Rekomendasi
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.
f.
Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
63 Peta
10 Formula
10 Database
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
15
4
Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
1 Model
5
Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI
10 Publikasi 34 Buah
6.
Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
j. k. l. m. n.
2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton
7
Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi
a. Jumlah Agro Science Park (ASP)
Pagu Anggaran tanpa hibah
Rp. 146.820.634.000,-
Pagu Anggaran termasuk hibah
Rp. 147.819.809.000,-
Jumlah HaKI Jumlah Lisensi Jumlah MoU Peta tematik Benih Padi
2 Provinsi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59 persen. 3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015 Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2015, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 7 (tujuh) Sasaran Kegiatan dengan 15 indikator kinerja yang ingin dicapai. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2015, Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2015 NO
SASARAN KEGIATAN
(1)
(2)
1.
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
2.
INDIKATOR KINERJA (3) a. b.
c.
d.
TARGET
REALISASI
%
(4)
(5)
Jumlah Sistem Informasi Pertanian Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
7 Sistem Informasi 63 Peta
7 Sistem
100
73 peta
115,9
Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian
24 Teknologi
24 teknlg
100
10 Formula
10 Forml
100
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
(6)
17
3.
(perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan Jumlah Publikasi Jumlah KTI
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
e.
4
Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
g.
5
h. Tersedia, i. terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. j. Jumlah HaKI Diperolehnya HaKI k. Jumlah Lisensi dan lisensi serta l. Jumlah MoU penguatan dan m. Peta tematik perluasan jejaring n. Benih Padi kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. b. Jumlah Agro Science Pembangunan 100 techno park dan Park (ASP) 34 science park di 34 Provinsi Rata-rata capaian kinerja
6.
7
f.
Pagu Anggaran
Rp. 147.819.809.000,-
Realisasi Anggaran
Rp. 144.859.062.998,(98,00%)
5 Rekomendasi
16 Rek
320
10 Database
10 database
100
1 Model
1 model
100
10 Publikasi 34 Buah
16 pulikasi 64 buah
160 188,2
2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton
2 invensi 2 invensi 3 MoU 116 Atlas 65 ton
100 200 300 116 92,9
2 Provinsi
2 Prov
100
146,2
Berdasarkan tabel di atas, capaian rata-rata indikator kinerja sasaran kegiatan lingkup BBSDLP tahun 2015 adalah 146,2%. Dengan demikian capaian rata-rata kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2015 adalah 146,2% dengan katagori tingkat capaian Sangat Berhasil.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
18
Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. 3.2. Analisis Capaian Kinerja Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran 1 :
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja Jumlah Sistem Informasi Pertanian
Target
Realisasi
%
7 Sistem
7 Sistem
100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 7 sistem informasi atau 100% dari target 7 sistem. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Secara lengkap rincian output 7 sistem informasi yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
19
Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi No.
Uraian
Kegunaan/Manfaat
1
Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam
Sistem Informasi Katam Terpadu dapat membantu di dalam menetapkan strategi penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada tanaman pangan lahan sawah. Sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir, kekeringan dan rawan OPT.
KatamTerpadu Modern versi 2.3
Contoh PDF Endemi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
20
2
Sistem informasi sumberdaya air nasional
Memberikan informasi sumberdaya air meliputi sebaran Daerah Irigasi, sebaran Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS), potensi ketersediaan air tingkat kabupaten serta indeks kekritisan air tingkat kabupaten secara online.
Atlas Potensi sumberdaya air Pulau Sulawesi
Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System)
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
21
3
Sistem Informasi Kesuburan Tanah dan Konservasi tanah pada lahan sawah dan lahan kering
Merupakan Sistem Informasi yang akan sangat membantu para pengambil kebijakan dalam mengelola sumberdaya lahan melalui peningkatan efisiensi pemupukan mendukung peningkatan produksi dan terpeliharanya produktivitas lahan secara lestari.
Produktivitas (ku GKG/ha/thn)
Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa Timur 120 110 100 90 2007
PrKr PrKs 2012
PrKt
Tahun
Model produktivitas padi sawah irigasi tekni Jawa Timur oduktivitas (ku GKG/ha/thn)
125 120
115 110 105 100
Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa Timur
Produkitivitas (ku GKG/ha/thn)
130 125 120 PtKr
115 PtKs
110 PtKt
105 2007
2012 Tahun
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
22
4
Sistem informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (SI-PETANI)
Merupakan infrastruktur web untuk menyajikan informasi seputar tanaman pertanian. Pada tahun 2015, sistem informasi ini fokus menyajikan fase tumbuh pada berbagai waktu dan kelas umur tanaman tebu
Tampilan muka web SI-PETANI 5
Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian (SI-SULTAN)
Merupakan aplikasi WebGIS yang menyediakan informasi berkaitan sumberdaya lahan pertanian nasional. Peta Tanah, Peta Kesesuaian Lahan dan Peta AEZ. Sistem informasi dirancang agar ramah pengguna dan menyajikan overview data peta. Ini artinya kedetilan data dibatasi, meskipun demikian pengguna sudah dapat mengetahui peta-peta yang telah dihasilkan serta informasi dasar yang tersedia.
Tampilan muka webGIS SISULTAN. Klik www. sisultan.litbang.pertanian.go.id untuk menampilkan website ini.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
23
6
Sistem Dinamik Spasial (SISDINS)
Yakni model dinamika spasial berbasis webGIS untuk mendukung kebijakan pertanian. Didalamnya menyediakan fasilitas untuk intervensi kebijakan dan akibat yang ditimbulkannya pada produksi bawang merah nasional dan provinsi. Web ini tersedia untuk kalangan terbatas khususnya para pengambil kebijakan. Target Ekspor
0 Ton/yr
Kebutuhan Industri
650,000 Ton/yr
Ton/yr 1,400,000
Ton/yr -200,000
1,300,000
-250,000 -300,000
1,200,000
NERACA NASIONAL
-350,000 1,100,000
-191,482.93 Ton/yr
-400,000 Produk si_Nas
Pe rm intaan_Nas
2011
2012
2013
Ton/yr 500,000
2014
Produk si Konsum si
400,000 300,000 200,000 100,000 0 Aceh
Sumut
Sumbar
Pilih Jateng
AKHIR SIMULASI 1/1/2015
Th Perluasan
2,018
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu Lampung
Babel
Kepri
Perluasan Tanam
0.00 Ha
Pola Tanam
0.00 %/yr
Pemupukan
0.00 %/yr
Benih Unggul
0.00 %/yr
Tek Losses
0.00 %/yr
Tek OPT
0.00 %/yr
Penyuluhan
0.00 %/yr
DKI
Jabar
Jateng
DIY
Jatim
Banten
Bali
NTB
NTT
Kalbar
Ton/yr 500,000
Ton/yr 500,000
400,000
400,000
300,000
300,000
200,000
200,000
100,000
100,000
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Gorontalo
Sulbar
Maluku
Malut
Papua_brt
Papua
Produk si bawang m e rah Ke butuhan Konsum si
0
Ke butuhan be nih
0 Produk si
Pe rm intaan
2011
2012
2013
2014
Tampilan muka web untuk simulasi dinamik ketersediaan bawang merah. 7
Sistem Informasi AgroMap Info
Adalah suatu aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi geospasial tematik pertanian yang diintegrasikan dengan kebijakan spasial bidang pertanian. Dari segi kontennya, AgroMap Info menyediakan dukungan informasi aspek teknologi, sarana dan prasarana, serta konsolidasi dan ketersediaan lahan untuk meningkatan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian strategis (padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula (tebu), dan daging (sapi). Pengembangan komoditas ini bertumpu pada agroekosistem lahan sawah irigasi, lahan rawa, dan lahan kering.
Tampilan muka webGIS AgroMap Info. Klik www.bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/agromap untuk menampilkan website ini.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
24
Ketujuh sistem informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balitklimat) yang bekerjasama dengan tim peneliti senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang telah dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai masukan dan permasalahan yang berkembang. Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertania
63 Peta
73 Peta
115,9
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 73 peta atau 115,9% dari target 63 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Keberhasilan
pencapaian
target
tersebut,
tidak
terlepas
dari
perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney
Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang lainnya.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
25
Berbagai alat survey tanah Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua
Tim
(Penanggungjawab
RPTP).
Ketua
tim
bertanggungjawab
untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.
Data dari lapang
Entri data base
Perbaikan batas SPT
Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
26
Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP, selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang dihasilkan. Secara lengkap rincian output 73 peta yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah: Tabel 8. Rincian output 73 peta No.
Uraian
Kegunaan/Manfaat
1
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
2
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
3
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
4
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
5
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
6
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
7
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
27
8
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
9
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
10
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
11
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
12
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barru
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
13
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
14
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
15
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
16
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
17
Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut.
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
18
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
19
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
28
20
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
21
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
22
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
23
Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
24
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalteng
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
25
Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
26
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
27
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
28
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
29
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
30
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
31
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa sawit
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
29
32
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
33
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
34
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
35
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
36
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
37
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Jembrana, Bali
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
38
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Jembrana, Bali
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
39
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
40
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
41
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
42
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
43
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
30
44
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
45
Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Lampung Barat, Lampung
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
46
Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Lampung Barat, Lampung
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
47
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
48
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
49
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
50
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
51
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
52
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
53
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
54
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
55
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
31
56
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
57
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai
58
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai
59
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra.
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jeruk
60
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao
61
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao
62
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao
63
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi
64
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi
65
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Pala
66
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah
67
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
32
68
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah.
69
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jagung.
70
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Dumai, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa Sawit.
71
Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau
Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Bengkalis, Raiu.
72
Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi
Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi.
73
Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat.
Menyajikan data mengenai penyebaran lahan rawa di Prov. Papua Barat
Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 72 peta dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat) dihasilkan oleh satker Balittra. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi
surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten
surveyor
mendapat
bekal
untuk
membantu
para
peneliti
dalam
melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon
surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
33
keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011 dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey.
Dengan
semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer. Gambar tampilan peta disajikan pada lampiran dari Lakin ini. Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 Tahun No
Indikator Kinerja
1
Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
6 peta (100%)
12 peta (150%)
24 peta (120%)
26 peta (186%)
28 peta (140%)
73 peta (115%)
Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya. Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan peta sumberdaya tanah skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan tingkat tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2015 peta-peta yang dihasilkan merupakan peta skala 1:50.000 yang cakupan luasannya per kabupaten. Peta skala 1:50.000 ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema peta pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbeda-beda dari tahun ke tahun.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
34
Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3 Indikator Kinerja
Target
Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
Realisasi
10 Database 10 Database
% 100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 10 database atau 100% dari target 10 database. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Secara lengkap rincian output 10 database yang dihasilkan adalah: Tabel 11. Rincian output 10 database No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Uraian Site & horizon Soil sample analyses Data spasial peta SDL Monitoring tanaman dan kekeringan. Database pertanian lahan rawa pulau Papua (Papua Barat). Database konservasi tanah dan pupuk berbasis web dan spasial di provinsi Jawa Timur. Database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah sawah irigasi di provinsi Jawa Timur. Dinamika karbon pada pertanaman bioindustri berkelanjutan melalui pendekatan life cycle assemment Faktor emisi GRK dari lahan pertanian Dinamika Emisi GRK dari berbagai varietas padi sawah di tanah mineral
Sasaran 2 :
Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
35
Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1 Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.
24 Teknlg
24 Teknlg
100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 24 teknologi atau 100% dari target 24 teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal. Secara lengkap rincian output 24 teknologi yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah: Tabel 13. Rincian Output 24 Teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/ manfaatnya No.
Nama Teknologi
Kegunaan/Manfaat
1.
Teknologi olah tanah konservasi di lahan kering yang mampu meningkatkan karbon tanah terhumifikasi dan water stable aggregate pada pertanaman jagung
Aplikasi olah tanah konservasi mampu mempertahankan sifat tanah dan sekaligus memberikan hasil yang cukup tinggi. Olah tanah konservasi dapat diaplikasikan di lahan kering masam terdegradasi di Lampung Timur guna optimalisasi lahan dengan resiko kerusakan lahan minimum.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
36
Kandungan C-total tanah pada berbagai ukuran agregat tanah pada aplikasi olah tanah konservasi pada pertanaman jagung di lahan kering KP Taman Bogo, Kab. Lampung Timur. 2015
2.
Teknologi pengelolaan status karbon organik tanah untuk meningkatkan daya adaptasi terhadap perubahan iklim pada tanaman kedelai
Mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia tanah, mengurangi terjadinya degradasi lahan serta mitigasi GRK.
Teknik pemberian Kapur (dolomit) 4 ton/ha ditambah NPK rekomendasi dengan pemberian pembenah tanah biochar dosis 5 ton/ha meningkatkan produksi biomas
3.
Teknologi konservasi tanah dan air untuk tanaman cabai di dataran tinggi.
Teknologi ini dapat meningkatkan tingkat penurunan erosi tanah
Teknik Konservasi petani (kontrol) + mulsa plastik(KTA-4) dan bedengan searah kontur + mulsa (KTA-2) dapat memberikan hasil cabai sebesar 8, 53 t/ha dan 7,07 t/ha
4.
Teknologi rehabilitasi lahan
Teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang yang berupa pengelolaan bahan organik seperti penggunaan pembenah tanah organik, kompos insitu, pupuk kandang dan penanaman mukuna sebagai sumber bahan organik tanah adalah komponen teknologi yang mampu meningkatkan kualitas lahan bekas tambang batubara.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
37
5.
Teknologi pemulihan kualitas lahan sawah terdegradasi akibat intrusi air laut
Pemulihan lahan usahatani padi pada lahan sawah tercemar natrium dari air laut adalah menurunkan daya hantar listrik dengan cara menurunkan kejenuhan natrium sampai < 1000 mg/kg.
kontrol
Gypsum
SP50
Volcanorf S532
6.
Teknologi pengelolaan sawah bukaan baru
Pengelolaan air terbaik dengan sistem intermeten 1 minggu basah - 1 minggu kering. Pengelolaan hara terbaik dengan cara pemberian pupuk NPK sampai dosis rekomendasi berdasarkan analisis PUTS yang dikombinasikan dengan jerami 2 t/ha.
7.
Teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya air untuk pengembangan
Menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi petani dalam hal pemanfaatan air dari jaringan irigasi yang ada untuk mengembangkan komoditas tanaman dengan tanaman yang lebih bervariasi (tanaman pangan, sayuran, buah) untuk meningkatkan produktivitas lahan kering
food smart village
Kondisi sumberdaya air
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
38
Rancang Bangun dan Instalasi Jaringan Irigasi
8.
Teknologi terobosan prediksi iklim dan perubahan iklim berdasarkan key area
Hasil identifikasi wilayah kunci (Key Area) menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif dan permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun transfer teknologinya hingga tingkat petani.
Program Aplikasi Untuk Mendeteksi Struktur Keluaran Regresi Minitab
Contoh Tampilan Sistem Informasi Key Area Pada Halaman Peta Kekeringan di Prov. Jawa Barat
9.
Teknologi nano hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang
Terciptanya hydrogel berbasis teknologi nano dan sensor curah hujan diharapkan akan berdampak pada perubahan teknik bertani masyarakat sehingga mampu memanfaatkan sumber daya pertanian yang seminimal mungkin untuk meningkatkan produksi pertaniannya.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
39
Smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan akan mempermudah petani dalam mengimplementasikan paket teknologi efisiensi irigasi, sehingga dengan tambahan satu teknologi, petani mampu meningkatkan jaminan keberhasilan panen. 10.
Teknologi pemanfaatan energi surya untuk irigasi
Pompa air tenaga surya ini dapat menghemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energi matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya.
Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
11.
Teknologi sensor iklim untuk pertanian presisi
Penerapan pertanian presisi melalui aplikasi sensor klimatologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya pertanian, yang pada akhirnya mendorong peningkatan produksi dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
40
Alat Pengukuran curah hujan
12.
Teknologi monitoring online dinamika ketersediaan air petak tersier
Alat pantau otomatis dinamika ketersediaan air yang dapat diakses secara online diharapkan dapat memberikan informasi dengan tepat, cepat, dan akurat tentang ketersediaan air pada daerah irigasi sehingga ketersediaan air dapat dipantau tidak berlebih dan tidak kurang dalam memenuhi kebutuhan air tanaman
Bagan alat pantau otomatis
13
Teknologi informasi iklim untuk adaptasi terhadap perubahan iklim di Indonesia
Dengan stasiun iklim otomatis maka inventarisasi data iklim menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Data iklim dapat diakses real time untuk memberikan informasi tepat waktu mendukung perencanaan usahatani dan pengurangan risiko kejadian bencana. Perekaman data otomatis memungkinkan untuk memperoleh informasi mengenai pola cuaca lebih dini sehingga dapat meminimalkan risiko
Monitoring AWS Cimel
AWS Telemetri
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
41
14.
Teknologi pengelolaan sumberdaya air terpadu dan partisipatif DAS Pusur Kabupaten Klaten
Pengelolaan sumberdaya air menghasilkan basis data hidrologi DAS Pusur. Identifikasi keragaan jaringan irigasi, ketersediaan sumberdaya air serta distribusi air dan kondisi pertumbuhan tanaman. Penelitian pengelolaan air dan partisipatif DAS Pusur menghasilkan perangkat lunak sistem informasi sumberdaya air (SISDA)
Gambar desain pengukuran air DAS Pusur
Pengambilan data
15.
Teknologi remediasi residu pestisida di lahan pertanian
Teknologi remediasi bermanfaat untuk membantu pemerhati lingkungan atau pengambil kebijakan sektor terkait untuk menurunkan kontaminan atau cemaran residu pestisida di lahan pertanian, sehingga kualitas lingkungan meningkat, kesehatan manusia terjamin, dan produk pertanian Indonesia aman dikonsumsi dan bebas cemaran.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
42
Foto teknologi remediasi POPs
16.
Tekmologi remediasi logam berat di lahan pertanian
Teknologi remediasi logam berat ini diharapkan mampu menurunkan logam berat Hg dan As pada tanah tercemar dengan pemanfaatan mikroba toleran logam berat Hg dan As.
Foto teknologi remediasi logam berat
17.
Teknologi/komponen teknologi pengelolaan lahan pasang surut yang adaptif dan aplikatif serta ramah lingkungan meliputi : teknis budidaya, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan penggunaan varietas toleran untuk meningkatkan IP ≥ 200
Bermanfaat dalam meningkatkan IP dari 100 menjadi 300 dengan pola tanam padi-padi-palawija
18.
Teknologi/komponen Berguna dalam menurunkan aplikasi pupuk anorganik teknologi remediasi untuk serta mampu meningkatkan produktivitas lahan dengan tanaman kedelai di lahan meningkatnya pH tanah. sulfat masam terdegradasi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
43
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Teknologi/komponen teknologi remediasi lahan gambut terdegradasi melalui pemberian amelioran dan pupuk hayati untuk tanaman kedelai. Teknologi model neraca air di lahan rawa pasang surut untuk pertanaman padi dan atau palawija/ hortikultura. Teknologi model neraca air di lahan rawa lebak untuk pertanaman padi dan/atau palawija/ hortikultura Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman jagung di tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman kedelai di tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Database dan sistem informasi pertanian lahan rawa di propinsi Papua Barat.
Teknologi ini bermanfaat dalam mengurangi penggunaan pupuk anorganik serta meningkatkan produktivitas lahan gambut karena meningkatnya aktivitas mikroba di lahan gambut.
Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi atau palawija pada lahan rawa pasang surut, sehingga memudahkan pengaturan irigasi
Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi dan/atau palawija/hortikultura pada lahan rawa lebak, sehingga memudahkan pengaturan irigasi
Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman jagung
Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman kedelai
Merupakan data hasil analisis fisika dan kimia tanah di lahan rawa Provinsi Papua Barat
Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca, keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, dan ketersediaan data pendukung.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
44
Kendala
cuaca
antara
lain
menyebabkan
terhambatnya
pelaksanaan
penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan di rawa lebak selalu tergenang dan gagal ditanami sehingga menghambat pelaksanaan penelitian. Akibat faktor cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi semua
balit
dalam
mendukung
pelaksanaan
kegiatan
penelitian,
analisis
laboratorium dan pengolahan data. Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru. Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terusmenerus, akan dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi jika air tidak kunjung surut maka penelitian bias dihentikan/digagalkan. Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi kualifikasi. Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
10 Formula
10 Formula
100
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
45
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 10 formula atau 100% dari target 10 formula. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap rincian output formula yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel 15. Rincian Output 10 Formula yang dihasilkan No.
Nama Teknologi
1
Formula larutan nutrisi tanaman
2
Formula pupuk majemuk NPKSi untuk tanaman kelapa sawit
3
Formula media tanam
4
Formula pupuk hayati untuk tanaman kedelai dalam berbagai bahan carrier
5
Formula bioamelioran berbasis biochar
6
Formula biofertilizer
Gambar
Alternatif media tanam di perkotaan guna optimalisasi pengelolaan lahan
Berguna dalam memperbaiki dan meningkatkan pH tanah dan menurunkan emisi gas rumah kaca di tanah gambut yang ditanami palawija. Bermanfaat dalam meningkatkan ketersediaan hara N, P, K sehingga produktivitas lahan pasang surut khususnya untuk persawahan dapat meningkat.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
46
7
Test Kit PUTK horti
8
Test Kit PUP digital
9
Bio Test Kit
10
Perangkat uji cepat residu pestisida
Dengan dilakukan metode pembacaan warna menggunakan Test Kit PUP digital maka diperoleh hasil pembacaan kadar P dan N mendekati 90% Telah diperoleh dari kegiatan inventarisasi metoda analisa konvensional untuk dihidrogenase yang kemudian akan dimodifikasi menjadi prototipe Bio Test Kit
Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja pertama dan kedua tersebut merupakan buah dari komitmen peneliti dan tenaga pendukung untuk mengasilkan target yang ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan dan evaluasi yang berjalan cukup baik menjadikan seluruh kegiatan terlaksana sesuai yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan melaporkan perkembangan kegiatannya. Tim monev yang dibentuk pada masingmasing balai melakukan monitoring lapangan pada saat penelitian berjalan, dan selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang dilakukan oleh para peneliti senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan telah dapat dicapai dengan baik.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
47
Sasaran 3 :
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 16. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
Target
Realisasi
%
5 Rekom
16 Rekom
320
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 16 rekomendasi/policy breaf atau 320% dari target 5 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Secara
lengkap
rincian
rekomendasi/policy
breaf
yang
dihasilkan
berikut
rekomendasi kebijakannya adalah: Tabel 17. Rincian output rekomendasi/policy breaf No.
Judul Kebijakan/Policy
Brief
Ringkasan isi
1.
Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Lahan Gambut
Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP mengenai strategi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kebakaran di lahan gambut. Rekomendasi ini merupakan respon terhadap isu kebakaran hutan terutama lahan gambut yang sering menjadi isu nasional yang mengemuka di setiap tahun El Niño. Isu ini sering lenyap seketika setelah musim hujan tiba, namun akan menghangat lagi pada musim kemarau.
2.
Strategi Pengelolaan Tanah Pertanian Dalam Rangka Adaptasi Perubahan Iklim
Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP tentang hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam pengelolaan tanah pertanian sebagai upaya untuk beradaptasi menghadapi cekaman iklim ekstrim. Dalam Policy Brief ini diuraikan bagaimana perubahan iklim
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
48
mempengaruhi sifat-sifat tanah dan bagaimana seharusnya tanah dikelola untuk meningkatkan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim 3.
Kebijakan Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar:
Kenapa, Dimana, Seperti Apa?
Dan
4.
Model Percepatan Pembangunan Pertanian Berbasis Inovasi di Lahan Bekas Tambang (MP3LBTT) di Provinsi Bangka Belitung
5.
Arah dan Strategi Pemetaan Sumberdaya Lahan Pertanian Tingkat Detail di Indonesia
Merupakan respon dari Tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP terhadap kebijakan strategis Pemerintah Jokowi JK tentang Program Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar yang bertujuan membuka bagi perwujudan cita-cita reforma agraria yang dicanangkan lebih dari 8 tahun yang lalu. Di dalamnya berisi mengenai berbagai permasalahan dalam tata kelola lahan, arah dan kebijakan dalam penyediaan lahan, serta rekomendasi yang ditawarkan untuk pengembangan lahan 9 juta hektar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR), telah melakukan kajian singkat dalam bentuk Kunjungan Kerja Tematik terkait reklamasi lahan bekas tambang timah (LBTT) di Provinsi Bangka Belitung. Kajian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Juni hingga 3 Juli 2015 telah melakukan serangkaian kegiatan utama, yaitu (a) audiensi dengan Gubernur Provinsi Bangka Belitung dan Bupati dan pejabat terkait, (b) kunjungan lapangan ke berbagai kondisi LBTT di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Belitung, dan Belitung Timur; (c) diskusi dengan pemangku kepentingan terkait, serta (d) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan terkait, baik di Prop. Babel maupun di Jakarta. Aspek yang dikaji bersifat holistik, mulai dari sumberdaya tanah dan air, jenis tanaman, aspek sosial ekonomi, serta legalitas dan kebijakan. Kegiatan tersebut menghasilkan model Percepatan Pembangunan Pertanian di Lahan Bkeas tmabah Timah di Prop. Babel serta beberapa rumusan kesimpulan dan saran kebijakan implementasinya. Mengingat kebutuhan data sumberdaya lahan detail juga diperlukan dalam menyusun perencanaan suatu kegiatan pembangunan pertanian. Dalam UU No. 32/2009 tentang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disyaratkan perlunya pembangunan pertanian didasarkan kepada wilayah ekoregional. Mengingat lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian cukup luas maka diperlukan strategi pemetaan yang meliputi : (1). penggunaan peralatan survei mutakhir, (2). pemanfaatan teknik penginderaan jauh menggunakan citra satelit resolusi tinggi yang dipadukan dengan DEM, (3). pemanfaatkan data base tanah sebagai data warisan, (4). penggunaan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
49
6.
Arahan Pengelolaan Lahan Vulkan dengan Pendekatan Sifat Kandungan Mineralogi Tanah
7.
Permentan Nomor : 09/Permentan/Ot.140/3/20 06 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawaperlu Disempurnakan
8.
Alokasi Ruang Budidaya Kelapa Sawit di Kawasan Perbatasan Indonesia – Malaysia di Indonesia
metode pemetaan tanah digital, dan (5). penggunaan sistem grid fleksibel untuk daerah yang tidak mempunyai data sebelumnya. Atas dasar tersebut diperlukan suatu Pedoman Teknis Pemetaan Tingkat Detail berdasarkan arah dan strategi seperti yang disebutkan di atas. Policy breaf ini berisi mengenai arahan yang perlu diperhatikan dalam mengelola lahan vulkan untuk kepentingan pertanian. Kebijakan penyusunan peta tanah yang untuk lahan-lahan yang terbentuk dari bahan vulkan bersifat masam, tengahan, dan basis perlu dibuat untuk mengetahui luas lahan pada masing-masing sifat material vulkan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat kebijakan pengelolaan lahan vulkan. Sasaran dan tujuan terbitnya permentan No.09/Permentan/OT.140/3/2006 akan dapat dipenuhi secara sempurna mana kala pasal 6 ayat 1 dalam BAB II dipertegas, semisal dipertegas menjadi Kelompok Jabatan Fungsional yang dibentuk terdiri atas jabatan fungsional Peneliti dan sejumlah jabatan fungsional lainnya, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing, harus disesuaikan dengan tupoksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dengan demikian kinerja Balittra akan lebih maksimal, karena didukung oleh organisasi pelaksana yang lengkap, sigap, dan mumpuni. Dalam prolicy brief ini dikemukakan kebijakan sebagai berikut: 1) Mendorong pemerintah daerah untuk menyempurnakan dokumen Tata Ruang Provinsi dan Tata Ruang Kabupaten/Kota untuk menjadi pedoman/acuan dalam menetapkan Alokasi Ruang untuk Budidaya Kelapa sawit di kawasan Perbatasan Malaysia di Kalimantan. 2) Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan di kawasan perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan 3) Untuk mendapatkan lahan yang dapat digunakan untuk budidaya kelapa sawit yang “clear dan clean” data potensi lahan harus diintergrasikan dengan data status lahan dan kawasan Hutan (Kementerian LHK), dan status peruntukan lahan yang belum dibebani oleh hak konsesi lahan atau penguasaan lahan lainnya (Kementerian Agraria dan Tata Ruang), termasuk studi kendala sosek dan hankam-nya 4) Pembangunan pertanian di kawasan perbatasan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
50
yang mencakup jaringan jalan, kelembagaan, dan fasilitas lainnya. 9.
Strategi dan Pengendalian Terdegradasi
Kebijakan Lahan
10.
Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Skala Operasional (> 1:50.000) Mendukung Pengembangan Pertanian
11.
Strategi Pengelolaan Lahan Sawah Terintrusi Air Laut Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
pasar,
Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan bahwa strategi dan kebijakan yang paling penting sebagai langkah awal pengendalian dan pemulihan degradasi lahan dan hutan dalam suatau kawasan DAS adalah penyelarasan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten (RTRW-K) dengan pemanfaatan lahan di kawasan “Budidaya” dan “Non Budidaya”. Struktur pemerintahan dan lembaga harus memastikan bahwa investasi dalam pengelolaan lahan dan hutan secara berkelanjutan, pengendalian dan pemulihan lahan terdegradasi, tidak dilakukan dengan mengorbankan mata pencaharian penduduk lokal dan kapasitas adaptasi masa depan mereka. Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat ditempuh dalam upaya mendukung pengembangan pertanian melalui pemanfaatan informasi geospasial sumberdaya lahan. Dikemukakan bahwa penggunaan teknologi citra penginderaan jauh dan GIS dapat diterapkan untuk percepatan dan peningkatan akurasi, dan efisiensi survei dan pemetaan tanah, melalui pendekatan teknik integrasi data citra, digital elevation model (DEM), peta rupabumi, peta geologi, dan teknik GIS dengan tetap memperhatikan kualitas, sesuai yang tercantum dalam UU Informasi Geospasial. Selain itu juga diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang tak kalah pentingnya dalam pelaksanaan pemetaan sumberdaya lahan. Dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap lahan sawah terintrusi air laut, diperlukan strategi yang tepat dan terukur. Selain itu diperlukan kebijakan/peraturan pemerintah daerah untuk mengendalikan dampak negatif pengaruh intrusi air laut ke lahan sawah, berupa: 1) Peraturan daerah mengenai pemanfaatan air, 2) Perlunya dibuat peraturan daerah mengenai penetapan zona konservasi air tanah, 3) Peraturan untuk mengintensifkan penanaman dan rehabilitasi mangrove (bakau) di pinggir pantai serta membatasi pembuatan tambak udang dan ikan untuk mengurangi masuknya air laut ke lahan sawah, dan 4) Meningkatkan kandungan air tanah dengan cara membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi rendah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
51
12.
Strategi Peningkatan Adopsi Teknologi Konservasi Tanah pada Kawasan Sayuran Dataran Tinggi
13.
Permentan No. 03/Permentan/OT.140/2/20 15 pada Lahan Rawa Pasang Surut
14.
Strategi Peningkatan Produksi Jagung di Lahan Rawa
Beberapa kebijakan pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan adopsi teknologi konservasi tanah adalah: 1) Memberikan insentif bagi petani yang mengadopsi teknologi konservasi tanah dengan cara memberikan pengurangan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pemberian bunga lunak jika mengusulkan pinjaman modal usahatani ke Bank. 2) Membuat peraturan daerah yang mewajibkan petani melakukan teknologi konservasi tanah jika mengolah lahan dengan kemiringan 8-15%. 3) Pembayaran biaya kerusakan lingkungan pada petani yang mengolah lahan dengan kemiringan 8-15% tanpa disertai tindakan konservasi tanah. 4) Membatasi pemusatan penguasaan sumberdaya lahan oleh perseorangan atau kelompok. 5) Kebijakan pemerintah daerah agar sebagian penerimaan pajak yang didapat dari wilayah bagian hilir didistribusikan sebagai bantuan langsung tunai untuk mengelola wilayah bagian hulu. Program upaya khusus peningkatan produsksi padi, jagung dan kedelai (pajale) sesuai Pementan No. 3 tahun 2015 merupakan landasan atau pedoman umum pembangunan pertanian setiap wilayah/ daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) secara nasional. Kebijakan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bagi setiap wilayah/daerah disebabkan karena jenis dan tipologi lahan, kondisi dan karaktersitik lahannya berbeda. Sebagai saran dan rekomendasi untuk penyusunan kebijakan, ke depan kebijakan pembangunan pertanian sebaiknya dirumuskan dan ditetapkan berdasarkan jenis dan tipologi lahan, potensi lahan, karakteristik dan kesesuaian lahannya, sehingga kebijakan pembangunan pertanian seperti UPSUS lebih aplikabel dan lebih efektif dan capaian keberhasilannya akan lebih nyata. Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan produksi jagung di lahan rawa, antara lain: 1) Perluasan areal tanam jagung di lahan rawa terutama pada lahan yang memiliki potensi dan sesuai serta pada lahan-lahan bukaan baru. 2) Meningkatkan intensitas pertanaman jagung pada lahan yang produktif. 3) Menerapkan teknologi spesifik lokasi meliputi penggunaan varietas unggul, penyiapan lahan, pemberian amelioran dan pemupukan,
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
52
15.
Strategi Penggunaan Pupuk Majemuk NPK dalam Mendorong Pemupukan Berimbang
16.
Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Tanaman Kedelai: Arah dan Prioritas Pengembangan
pemeliharaan dan panen dan pasca panen. 4) Meningkatkan dukungan kelembagaan seperti penyuluhan, kelembagaan sarana produksi, kelembagaan permodalan, dan pemasaran agar pelaksanaan pengelolaan tanaman terpadu komoditas jagung dapat terlaksana dengan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas tanah dan tanaman maka diperlukan formulasi pupuk majemuk NPK yang mempertimbangkan status hara tanah dan kebutuhan hara masing-masing komoditas tanaman serta agroekosistem tanah. Formula pupuk majemuk NPK yang ditetapkan perlu divalidasi dan dievaluasi pada beberapa jenis tanah utama dan komoditas unggulan. Pupuk majemuk NPK dengan formula yang telah ditetapkan hendaknya disosialisasikan mengenahi dosis, cara penggunaan, serta tambahan Urea untuk mencapai target hasil yang diharapkan. Untuk meningkatkan efektivitas pupuk majemuk NPK maka diperlukan penambahan pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba, hara makro sekunder (Ca, Mg, Si) dan bahan amelioran seperti kapur atau dolomit. 1) Pengembangan kedelai sebaiknya diprioritaskan pada lahan yang pada tahun 1992 merupakan sentra kedelai, dan saat ini masih mempunyai preferensi untuk mengembangkan kedelai. Preferensi petani terhadap pertanaman kedelai saat ini paling banyak di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Aceh. Dari aspek pemupukan, usahatani kedelai yang relatif lebih intensif diusahakan terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Lampung. 2) Perluasan areal tanam kedelai pada lahan sawah melalui pola Padi-Padi-Kedelai atau PadiPalawija/Sayuran/Kedelai-Kedelai mempunyai tiga makna dan tujuan strategis, yaitu: a) percepatan menuju swasembada kedelai, b) mendukung peningkatan produksi padi melalui perbaikan kondisi tanah sawah, c) peningkatan optimalisasi sumberdaya air, dan (d), pengembangan sistem pertanian berkelanjutan melalui penerapan sistem pertanian organik terpadu tanaman pangan. 3) Lahan yang belum dimanfaatkan untuk apapun dan terlantar baik di APL, HGU/HTI dan hutan konversi, apabila dapat dimanfaatkan untuk perluasan areal kedelai dalam jangka panjang, dapat mendukung dalam pencapaian swa sembada kedelai. Namun demikian, masih perlu
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
53
identifikasi lebih detil pada skala operasional secara cepat untuk menentukan luas dan sebarannya di masing-masing penggunaan lahan yang ada. 4) Lahan yang belum dimanfaatkan tersebut tentunya akan bersaing pemanfaatannya untuk berbagai komoditas dan berbagai sektor di luar pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya kemauan dan keinginan pemerintah untuk segera memanfaatkan lahan tersebut terutama untuk komoditas strategis dalam upaya mensukseskan ketahanan dan kedaulatan pangan. 5) Perlu adanya regulasi dari pusat yang mengutamakan suatu kawasan untuk pangan yang harus ditaati oleh pemerintah daerah. Pada kenyataannya sampai saat ini tanaman pangan kurang mendapat perhatian. Sebagai contoh hasil kajian Kementan (PSP, Litbang/BBSDLP, IPB, UGM) tahun 2012 bahwa lahan HPK yang diberikan Kemenhut di Kalbar dan Kalteng sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya oleh pemda, walaupun sudah dilakukan sosialisasi dan pembahasan di daerah dan pusat oleh Kemenko Perekonomian.
Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP yang tergabung dalam Kelompok Peneliti (Kelti) Sinjak. Meskipun memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan tetapi tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya guna membahas, merumuskan hingga menetapkan berbagai rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global.
Sasaran 4 :
Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
54
Tabel 18. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Target
Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
1 model
Realisasi
%
1 model
100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah berhasil membuat 1 model atau 100% dari target 1 model. Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator kinerja ini termasuk katagori berhasil karena capaiannya 100%. Secara terinci model yang dihasilkan tersebut adalah: Tabel 19. Capaian output model No.
Nama Teknologi
Kegunaan/Manfaat
1
Model Percepatan Pembangunan Pertanian Lahan Bekas Tambang Timah
Model ini merupakan kegiatan percontohan percepatan pembangunan pertanian Lahan Bekas Tambang Timah (LBTT) yang dirancang secara sinergis dan terintegrasi antar berbagai pemangku kepentingan, baik perusahaan pertambangan, pemda provinsi dan kabupaten/ kota di Babel, maupun Balitbangtan.
Sasaran 5 :
Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 20. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah Publikasi
10 publikasi
16 publikasi
160
Jumlah KTI
34 buah
64 buah
188
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
55
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi, dan 64 KTI (188%) dari target 34 buah KTI. Dengan demikian capaian kinerja untuk kedua indikator kinerja tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena capaiannya lebih dari 100%.
Sasaran 6 :
Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 21. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah HaKI
2 lisensi
2 lisensi
100
Jumlah Lisensi
1 lisensi
2 lisensi
200
Jumlah MoU
1 MoU
3 MoU
300
Peta Tematik
100 Buku Atlas
116 Buku
116
Benih Padi
70 Ton
65 Ton
92,9
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi, dan 64 KTI (188%) dari target 2 buah lisensi HaKI (100%) dari target 2 lisensi, , 2 buah lisensi (200%) dari target 1 lisensi, 3 MoU (300%) dari target 1 MoU, 116 buku atlas (116%) dari target 100 buku atlas, dan 65 ton benih padi impara (92,9%) dari target 70 ton. Dengan demikian capaian kinerja untuk kelima indikator kinerja sasaran tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena capaian rataratanya lebih dari 100%. Khusus untuk capaian produksi benih padi impara yang hanya mencapai 65 ton (92,9%) dari target 70 ton, hal tersebut disebabkan terjadinya pengurangan anggaran yang semula Rp 700.000.000 berubah menjadi Rp. 681.700.000,- dengan adanya pengurangan anggaran tersebut menyebabkan terjadi penurunan target
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
56
yang semula 70 ton menjadi 65 ton, perubahan anggaran tersebut telah tercantum pada RKAKL revisi terakhir.
Sasaran 7 :
Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 22. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja Jumlah Agro Science Park (ASP)
Target
Realisasi
%
2 provinsi
2 provinsi
100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah berhasil membangun 2 buah agro science park (ASP) pada 2 provinsi (100%) dari target membangun 2 ASP, yakni di Kalimantan Selatan (Balittra) dan di Jawa Tengah (Balingtan). Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran tersebut termasuk katagori berhasil karena capaian 100%.
3.3. Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2015 berdasarkan total pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. Rp. 147.819.809.000,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 34.518.044.000,-
;
Balittanah
Rp
16.096.599.000,- , dan Balingtan Rp
35.567.213.000,- , Balittra Rp.
28.130.088.000,-
,
Balitklimat
Rp
33.507.865.000,-. Dari total anggaran
tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp. 146.820.634.000,-, sedangkan sisanya sebesar Rp. 999.175.000,- berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp. 572.527.000,- dikelola oleh Balitklimat, dan sebesar Rp. 426.648.000,- dikelola oleh Balingtan yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
57
output : 1) menghasilkan 7 Sistem Informasi Pertanian, 2) menghasilkan 63 Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, 3) menghasilkan 24 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, 4) menghasilkan 10 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, 5) menghasilkan 5 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian, 7) menghasilkan 1 model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan, dan 8) menghasilkan produk inovasi yang terdistribusikan yang terdiri dari : 10 publikasi, 34 buah KTI, 2 invensi HaKI, 1 MoU, 100 buku Atlas Peta Tematik, 70 Ton benih padi Impara, dan 2 Agro Science Park.
APBN 92,3% Hibah 7,7%
Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya
Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah ini: BBSDLP 24,06% Balittanah 19,03% Balitklimat 10,89% Balittra 23,35% Balingtan 22,67%
Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2014 Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 24,06%, sedangkan pagu anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 10,89%. Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
58
mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai, barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar berikut: Belanja Pegawai 25,52% Belanja Barang Operasional 7,90% Belanja Barang Non Operasional 31,01% Belanja Modal 35,58%
Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal menempati proporsi terbesar yakni 35,58%, sedangkan Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi kedua sebesar 31,01%. Selanjutnya secara berurutan Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional masing-masing menempati proporsi ke 3 dan 4. Besarnya proporsi Belanja Modal dan Belanja Barang Non Operasional yang besarnya mencapai 66% lebih menunjukkan bahwa anggaran BBSDLP untuk pengadaan fasilitas peralatan penelitian dan sarana kegiatan pendukung menempati proporsi yang cukup besar. Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp. 144.859.062.998,- atau 98,00% dengan rincian: BBSDLP Rp. 34.650.453.618,- atau 97,42%, Balittra Rp. 33.731.043.303 ,- atau 97,72%,
Balittanah
Rp.
27.511.126.820,-
atau
97,80%,
Balitklimat
Rp.
15.783.754.079,- atau 98,06%, dan Balingtan Rp. 33.182.685.178,- atau 99,03%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,atau 2,0%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 98,00%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,- atau 2%. Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
59
Tabel 23. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2015 Jenis Belanja
Pagu (Rp.)
Realisasi (Rp.)
%
BBSDLP
35.567.213.000
34.650.453.618
97,42%
Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal BALITTANAH Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal BALITKLIMAT Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal BALITTRA Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal BALINGTAN Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal
8.268.631.000 3.369.220.000 22.444.442.000 1.484.920.000 28.130.088.000 12.073.636.000 2.331.012.000 7.208.412.000 6.517.028.000 16.096.599.000 4.499.311.000 1.760.457.000 5.654.468.000 4.355.927.000 34.518.044.000 8.443.855.000 2.651.936.000 4.928.839.000 18.493.414.000 33.507.865.000 4.431.317.000 1.559.983.000 5.598.780.000 21.917.785.000
8.214.156.793 3.353.355.446 21.620.576.379 1.462.365.000 27.511.126.820 11.717.294.175 2.310.395.972 7.199.516.323 6.283.920.350 15.783.754.079 4.265.002.496 1.746.066.513 5.440.735.470 4.172.363.000 33.731.043.303 8.412.185.210 2.614.309.653 4.909.691.190 17.794.857.250 33.182.685.178 4.197.171.719 1.559.925.767 5.594.780.050 21.830.807.642
99,34% 99,53% 96,33% 98,48% 97,80% 97,05% 99,12% 99,88% 96,42% 98,06% 94,79% 99,18% 96,22% 99,45% 97,72% 99,62% 98,58% 99,61% 96,22% 99,03% 94,72% 100,00% 99,93% 99,60%
147.819.809.000
144.859.062.998
98,00%
Jumlah
Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
3.4. Kegiatan Kerjasama Pada tahun 2015, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama hanya dengan mitra kerja dalam. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
60
Tabel 24. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun 2015 No.
Judul Kegiatan
Mitra Kerjasama
Penanggungjawab
1
Pembangunan Pertanian Berbasis Eko-Regional
Badan Litbang Pertanian
Dr. Ai Dariah
2
Percepatan Pengembangan dan Verifikasi Model Standing Crop (SC) dan Kalender Tanam (Katam) di Kalimantan, NTB, NTT, Maluku dan Papua untuk Mendukung Upaya Khusus Swasembada Beras Kajian Percepatan Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Litbang Pertanian
Badan Litbang Pertanian
Dr. Rhizatus Shofiyati, MSc
Badan Litbang Pertanian
Dr. Asep Nugraha
3
Seluruh kegiatan untuk tahun anggaran 2015 telah selesai dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU. 3.5.
Kegiatan Diseminasi Selama tahun 2015, kegiatan diseminasi, publikasi, seminar dan ekspose
yang dilaksanakan di lingkup BBSDLP adalah : 3.5.1. Kegiatan Ekspose 1.
Pameran di Kementerian Luar Negeri Pameran ini dilaksanakan dalam rangka penandatanganan MoU South to South, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada tanggal 17-18 Maret 2015
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
61
2.
Pameran dalam rangka Dies Natalis ke-14 STTP Bogor
Pameran dilaksanakan di gedung dan halaman STTP Bogor pada tanggal 811 April 2015.
3.
IndoGreen Forestry Expo 2015
Pameran dalam rangka IndoGreen Forestry Expo 2015 ke-7 di JCC Jakarta, pada tanggal 9-12 April 2015, dengan tema Hutan Lestari untuk Mendukung Ketahanan Pangan, Air dan Energi Terbarukan.
4.
Climate Change Education Forum and Expo 2015
Pameran dalam rangka Climate Change Education Forum and Expo, dilaksanakan di JICC Jakarta pada tanggal 14-17 Mei 2015.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
62
5.
Pameran di Universitas Telkom, Bandung
Pameran dalam rangka MoU Taman Sains dan Tekno Pertanian di Universitas Telkom Bandung, pada bulan Mei 2015.
6.
Pekan Lingkungan Indonesia
Pameran dalam Pekan Lingkungan Indonesia dilaksanakan di JCC pada tanggal 18 juni 2015
7.
Pameran dalam Hari Pangan Sedunia
Pameran yang diikuti terdiri atas pameran Indoor dan Outdoor dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang, tanggal 17-20 Oktober 2015. Dalam pameran indoor yang dilaksanakan di Stadion Jakabaring, BBSDLP mendisplay berbagai perangkat uji dan pupuk hayati/pupuk organik. Dalam pameran outdoor, BBSDLP menampilkan Teknologi tata kelola air dengan pompanisasi, irigasi tetes dan sprinkle.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
63
8.
Gelar Teknologi Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet Kerja Pameran dalam rangka Gelar Teknologi Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet Kerja diselenggarakan diDesa Gardu Mukti, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang, tanggal 20 Oktober 2015. Pameran ini diikuti oleh seluruh Unit Kerja lingkup Balitbangtan dan swasta khususnya perusahaan penghasil alsintan.
9.
Pameran dalam Kongres HITI Pameran dalam rangka Kongres HITI di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang pada tanggal 28-29 Oktober 2015. Dalam pameran ini didistribusikan sebanyak 2.700 eksemplar publikasi dalam bentuk paket kepada Komda HITI seluruh Indonesia dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
64
3.5.2. Kegiatan Seminar 1)
Seminar Peta Kawasan Pertanian Seminar dilaksanakan tanggal 18 Maret 2015 di Ruang Rapat Lt. 2 BBSDLP, dibuka oleh Ir. Sofyan Ritung, M.Sc, dengan pembicara Dr. D. Subardja dan Dr. Chendy Tafakresnanto. Seminar dihadiri oleh sekitar 30 peneliti dan litkayasa lingkup BBSDLP.
Presentasi pertama oleh Dr. Chendy judul “Penyusunan Peta Kawasan Pertanian”. Pendekatan kawasan adalah implementasi pendekatan teknokratik yang merupakan salah satu pendekatan dalam sistem perencanaan nasional. Kawasan pertanian nasional tersebut meliputi sektor pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan. Program PJKU (Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubikayu) diharapkan dapat meningkatkan produksi PJKU itu sendiri dan mensukseskan Swasembada PAJALE. Lokasi yang masuk dalam program pendekatan kawasan ini terdiri atas 88 kabupaten dari 25 provinsi di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa masalah seperti data di lokasi yang belum lengkap dan SDM yang kurang. Presentasi kedua dengan judul “Sosialisasi Klasifikasi Tanah Nasional 2014” disampaikan oleh Dr. Subardja. Klasifikasi tanah digunakan untuk mengenali, memahami, serta mengetahui ciri dan potensi dari tanah. Sistem klasifikasi tanah yang digunakan di Indonesia untuk tujuan survei dan pemetaan adalah Soil Taxonomy. Dengan adanya Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia 2014, diharapkan masyarakat Indonesia dapat menggunakan sistem ini sebagai acuan untuk keperluan survei maupun pemetaan tanah. Sistem ini disusun dengan mengacu pada sistem yang ada (PPT, 1981/1983) dengan sedikit modifikasi. Sedangkan Soil Taxonomy System (USDA) dan atau FAO/UNESCO masih dapat digunakan namun dijadikan sebagai padanan atau referensi. Diharapkan kedepannya, sistem ini dapat disosialisasikan, digunakan, dan dikembangkan untuk mendukung pengembangan wilayah dan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
65
2)
Seminar Pupuk dan Pemupukan
Pada Seminar Dua Mingguan BBSDLP tanggal 25 Maret 2015 dipresentasikan 2 makalah yang masing-masing disampaikan oleh Dr. I.G.M Subiksa dan Dr. Etty Pratiwi. Presentasi pertama oleh Dr. Subiksa dengan tema Pupuk Gambut (PUGAM). Dalam bahasannya beliau menekankan penggunaan pupuk PUGAM yang sangat baik digunakan pada lahan gambut. Lahan gambut mengandung asam organik beracun yang dapat menghambat perkembangan akar, maka dari itu perlu dinetralisir agar tanaman tidak terganggu. PUGAM dapat difungsikan sebagai amelioran untuk mengurangi pengaruh buruk asam organik beracun. Selain itu, bentuk granule dari PUGAM juga membantu karena pupuk ini termasuk yang slow release yang berperan untuk mesuplai hara tanaman secara kontinyu selama masa pertumbuhan tanaman. Namun masalah yang menghambat dalam memproduksi PUGAM ini adalah salah satu bahan di dalamnya yang masih digolongkan sebagai bahan limbah B3, bahan tersebut adalah terak baja. Diharapkan Dr. Subiksa dan Tim dapat mengurus perijinan ke KLH agar PUGAM ini dapat didistribusikan keberbagai stakeholder. Presentasi kedua oleh Dr. Etty dengan tema Pupuk Agrimeth. Pupuk Agrimeth merupakan pupuk berbasis mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan, dan kesehatan tanah. Pupuk ini sendiri sudah di uji dalam dua sistem pengujianya itu uji keefektifan dan pengujian Konsorsium Pengembangan Inovasi Pupuk Hayati. Dalam 2 kali pengujian di beberapa daerah di Indonesia, Pupuk Agrimeth dinyatakan efektif meningkatkan produksi cabai, kedelai, dan padi. Kedepannya, Dr. Etty dan Tim berharap dapat mengikutsertakan Pupuk Agrimeth dalam program Swasembada PAJALE.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
66
3)
Seminar Teknologi Data Satelit RadarSat
Seminar mengenai Teknologi Data Satelit RadarSat dilaksanakan pada 26 Januari 2015 dengan pembicara Greg Frey (Direktur International Business Development Surveillance and Intelligence, Canada). Mr Greg menjelaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya memiliki satelit RADARSAT-2 yang diluncurkan sejak 2007, dimana RADARSAT-2 ini memiliki kemampuan antara lain : total area imaged 33,9 billion km2, dan image 8,2 billion km2 (25%) with direct downlink to RADARSAT-2 network station. Selain itu, perusahaan ini juga menawarkan paket training untuk para peneliti Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, yang modulnya meliputi: Introductory
RADARSAT-2 info
SAR-based Agricultural Monitoring Methodologies
Computer-based Analysis of Radarsat-2 Imagery for Agriculture Application
ICALRD/MDA workshop on developing SAR-based agricultural monitoring in Indonesia.
Selain itu, perusahaan ini dapat melakukan training yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, antara lain training terkait Soil Mapping, Detecting the Ground Water Surface, dan Crop Monitoring. Hasil diskusi menyimpulkan bahwa akan diadakan pembicaraan lebih lanjut mengenai kemungkinan keikutsertaan para peneliti Badan Litbang Pertanian/BBSDLP untuk mengikuti training ini, khususnya untuk menunjang Program Swasembada Pangan 2015.
3.5.3. Siaran di Radio Republik Indonesia Bogor 1)
Siaran tanggal 9 Januari 2015 Pada 9 Januari 2015, BBSDLP mengisi acara Siaran Pedesaan di Radio Republik Indonesia Bogor yang berlangsung pada pukul 19.30-20.00 WIB. Dr. Edi Husen, MSc sebagai narasumber mengangkat tema Dukungan Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian dalam
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
67
Pembangunan Pertanian di Indonesia. Acara berupa penjelasan dari narasumber terkait tema dan diselingi dengan tanya jawab dengan host seputar tema yang diangkat. Sinopsis acara Siaran Pedesaan disajikan pada Lampiran 2. 2)
Siaran tanggal 13 Februari 2015
Dalam Siaran Pedesaan tanggal 13 Februari 2015, Dr. Umi Haryati sebagai nara sumber menyajikan tema terkait Teknologi Konservasi Tanah dan Air untuk Lahan Budidaya Sayuran di Dataran Tinggi. Dalam uraiannya, narasumber menjelaskan mengenai definisi konservasi tanah, metode konservasi tanah dan air, manfaat penerapan teknik konservasi tanah dan air, alternatif teknik konservasi tanah untuk lahan budidaya sayuran di dataran tinggi, dan pemilihan alternatif teknik konservasi tanah dan air. Sinopsis siaran dijasikan dalam lampiran 3.
3)
Siaran tanggal 13 Maret 2015
Terkait perubahan iklim yang terjadi pada dasawarsa ini, Dr. Aris Pramudia sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13 Maret 2015 menyampaikan materi terkait Perkiraan Masa Tanam. Materi tersebut perlu disosialisasikan, mengingat perubahan iklim berpengaruh terhadap perubahan musim yang dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap perubahan masa tanam. Selain itu, Dr Aris juga menguraikan tools/perangkat dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang terjadi, yaitu kalender tanam terpadu. Dimana tools ini berisi berbagai informasi antara lain, rekomendasi waktu tanam, jenis komoditas yang sebaiknya ditanam, dan pupuk yang perlu diaplikasikan.
4)
Siaran tanggal 13 April 2015
Dr. Chendy Tafakresnanto sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13 April 2015 menguraikan materi terkait Kawasan Pertanian yang meliputi pengertian kawasan pertanian, landasan hukum kawasan pertanian, pendekatan kawasan, pengembangan dan peta kawasan pertanian. Sinopsis Kawasan Pertanian disajikan pada Lampiran 4.
5)
Siaran tanggal 28 Agustus 2015
Pada tanggal 28 Agustus 2015, Dr. Ratih Dwi Hastuti menjadi narasumber dalam Siaran Pedesaan di RRI Bogor dengan membawakan tema mengenai Pupuk Hayati untuk Kesuburan dan Kesehatan Tanah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
68
Dalam uraiannya, Dr Ratih menyatakan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan kualitas tanah. Biota tanah rusak dan kesuburan tanah menurun, yang akan mengakibatkan rendahnya efisiensi pemupukan dan mengurangi keuntungan usahatani. Oleh karena itu, pemanfaatan mikroorganisme tanah sebagai pupuk hayati sangat diperlukan dalam upaya perbaikan pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman budi daya. dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Selanjutnya narasumber menjelaskan secara lebih rinci mengenai definisi dan manfaat pupuk hayati, peran pupuk hayati dalam pertanian yaitu sebaia : penyedia hara, pemacu tumbuh dan pengendali hama dan penyakit tanaman, perombak bahan organik (dekomposer), dan sebagai pemulih pencemaran lahan (bioremediator). 6)
Siaran tanggal 9 Oktober 2015
Siaran Pedesaan tanggal 9 Oktober 2015 diisi oleh narasumber Dr. Markus Anda dengan tema Sifat-Sifat Tanah dan Kesesuaian Lahan untuk Pertanian. Selanjutnya narasumber menguraikan secara lebih rinci mengenai asal dan pembentukan tanah, variasi sifat-sifat tanah, dan kesesuaian lahan pertanian berkelanjutan.
3.5.4. Workshop Peningkatan Kapabilitas Penyusunan Data Spasial Workshop yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari 2015 ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petugas dinas provinsi yang membidangi perkebunan. Jumlah peserta workshop 19 orang yang berasal dari lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan dan BBSDLP. Pelaksanaan workshop berlangsung selama 11 hari yang dibagi menjadi 2 gelombang, dengan narasumber dari BBSDLP antara lain: Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc; Saefoel Bachri, S.Kom., MMSi.; Ropik S.IP., M.Si.; Noto Prasodjo; Ir. Adi Setiyanto, M.Si; Hapid Hidayat, A.Ma; Asisah, A.Md; Lia Amalia, A.Md; Mukhlisin Sahidin, SP; Fitri Widiastuti, A.Md; Jaelani; dan Afif Muzaki Ahsan, SP. Materi workshop antara lain pengenalan GIS dan ArcGis 10.1, teknik Georeferencing, pengenalan GPS dan pemanfaatannya, pengelolaan data spasial, pengelolaan data atribut, eksplorasi data spasial dan penyajian data spasial untuk laporan. Melalui workshop ini diharapkan para peserta mengetahui mengenai dasardasar GIS, dan dapat mengoperasikan program GIS serta pemanfaatannya untuk
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
69
berbagai kebutuhan pengolahan, manipulasi dan pemutakhiran data spasial untuk keperluan pembangunan pertanian khususnya perkebunan.
3.5.5. Kegiatan Perpustakaan Digital Dalam rangka kegiatan terkait Perpustakaan digital, telah dilakukan entri data sebanyak 204 judul koleksi perpustakaan, 325 judul artikel/publikasi BBSDLP. Selain itu juga dilakukan update di website terkait kegiatan dan publikasi yang telah diterbitkan oleh BBSDLP, serta menghadiri kegiatan temu pustakawan untuk meningkatkan kemampuan dan memperluas jejaring bagi pustakawan.
3.5.6. Penerimaan Kunjungan 1) Kunjungan Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Sebanyak 60 mahasiswa/mahasiswi dan dua dosen dari Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT), Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 13 Januari 2015 mengunjungi BBSDLP. Kunjungan yang berlangsung setengah hari tersebut bertujuan untuk menambah wawasan para anggota KMIT terkait sumberdaya lahan dan ilmu tanah. Pada kesempatan tersebut diadakan presentasi profil BBSDLP, AWS Telemetri, dan Perangkat Uji Pupuk. Para mahasiswa berkesempatan untuk mencoba memperoleh informasi melalui A WS Telemetri dengan menggunakan HP masing-masing.
2)
Kunjungan delegasi Land Development Department (LDD) Thailand
Penerimaan kunjungan/scientific visit sebanyak 8 orang dari Land Development Department (LDD) Thailand pada tanggal 26 Mei 2015. Kunjungan bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta dan untuk saling sharing
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
70
informasi terkait teknologi pertanian. Selain mengunjungi BBSDLP, peserta juga mengunjungi Balitklimat, BB Biogen, Puslitbangbun dan BB Pasca Panen. 3)
Kunjungan siswa SMA Yasporbi Jakarta
Pada tanggal 4 November 2015, sebanyak 40 siswa dan 3 guru pendamping dari SMA Yasporbi mengunjungi BBSDLP. Pada kunjungan tersebut para siswa mendapatkan informasi mengenai Tupoksi BBSDLP dan berbagai contoh produk inovasi yang telah dihasilkan. 4)
Kunjungan mahasiswa UIN Jakarta Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta
beserta beberapa dosen pendamping mengunjungi BBSDLP pada 12 Oktober 2015. Tujuan kunjungan mereka adalah untuk menambah wawasan terkait pertanian khususnya ditinjau dari aspek lahannya. 3.5.7. Kegiatan Publikasi 1)
Jurnal Tanah dan Iklim
Jurnal Tanah Jurnal Tanah dan Iklim memuat hasil-hasil penelitian primer aspek tanah dan iklim. Pada Tahun Anggaran 2015, BBSDLP menerbitkan dua nomor jurnal yaitu Vol. 39 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 39 No. 2 yang terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 7 makalah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
71
2)
Jurnal Sumberdaya Lahan
Jurnal Sumberdaya Lahan memuat makalah tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian yang berupa olah pikir analisis dan sintesis sejumlah hasil penelitian yang telah diterbitkan yang berkaitan dengan aspek lahan/tanah, air, iklim, dan lingkungan. Pada TA 2015, BBSDLP menerbitkan dua nomor Jurnal Sumberdaya Lahan yaitu Vol. 9 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 9 No. 2 yang terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 5 makalah. 3)
Buku Sistem Surjan: Model Pertanian Lahan Rawa Adaptif Perubahan Iklim
Buku Sistem Surjan yang ditulis oleh Dedi Nursyamsi, M. Noor, dan Haryono ini disusun dalam rangka turut memajukan pertanian rawa, termasuk masyarakat petani rawa yang sebagian besar masih tertinggal. Buku Sistem Surjan ini mengemukakan tentang sejarah pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa dalam sistem surjan untuk pengembangan pertanian sampai dengan hubungannya dengan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang menjadi komitmen pemerintah. Sistem surjan merupakan perpaduan Sistem surjan mengalami dinamika perkembangan dari masa ke masa dalam kaitannya dengan optimalisasi sumberdaya lahan, khususnya lahan rawa sehingga lahan rawa tidak hanya untuk budiaya padi sawah, tetapi juga dapat dikembangkan untuk berbagai komoditas seperti palawija, hortikultura, dan perkebunan.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
72
Buku ini terdiri atas tujuh bab, Bab 1 Pendahuluan; Bab 2 tentang perkembangan model surjan di lahan rawa dan perubahannya; Bab 3 tentang sifatsifat tanah surjan, Bab 4 tentang kemajuan teknologi dalam mendukung sistem surjan; Bab 5 analisis ekonomi usahatani pada sistem surjan; Bab 6 tentang perub ahan iklim; dan Bab 7 tentang analisis dan sintesis. 4)
Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan Relokasi Sinabung di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Pengungsi
Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan Relokasi Pengungsi Sinabung di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara disusun oleh Sukarman, Erna Suryani, Ai Dariah , Markus Anda, Etty Pratiwi, Neneng L. Nurida, Sutono, Dedi Erfandi, A. Kasno, dan Irsal Las. Maksud penyusunan Juknis ini adalah agar penyiapan lahan relokasi pengungsi Sinabung di Siosar dapat dilaksanakan dengan baik, masyarakat dapat berusahatani kembali dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Tujuan penyusunan Juknis adalah: a.
Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam menyiapkan lahan pertanian bagi pengungsi Sinabung di Siosar.
b. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam meningkatkan produktivitas lahan relokasi pengungsi Sinabung di Siosar. 5)
Buku Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesia Luas, Penyebaran, dan Potensi Ketersediaan
Buku ini disusun oleh Tim yang terdiri atas : Sofyan Ritung, Erna Suryani, D. Subardja, Sukarman, Kusumo Nugroho, Suparto, Hikmatullah, Anny Mulyani, Chendy Tafakresnanto, Yiyi Sulaeman, Rudi Eko Subandiono, Wahyunto, Ponidi, Noto Prasodjo, Usep Suryana, Hapid Hidayat, Adi Priyono, dan Wahyu Supriatna, dengan penyunting : Edi Husen, Fahmuddin Agus, dan Dedi Nursyamsi. Buku Sumber Daya Lahan Pertanian ini memuat informasi terkini tentang luas, penyebaran, dan potensi sumber daya lahan serta potensi ketersediaannya untuk pengembangan pertanian ke depan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2014. Namun sejalan dengan dinamika pembangunan dan tuntutan terhadap
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
73
kebaharuan data sumber daya lahan, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menerbitkan kembali Buku Sumber Daya Lahan Edisi 2015. Penerbitan Buku Sumber Daya Lahan Edisi 2015 ini merupakan pembaharuan (updating) terhadap terbitan tahun 2014 dan data sebelumnya (BBSDLP, 2008) yang bersumber dari peta-peta tanah tinjau skala 1:250.000 (BBSDLP, 2014), peta penggunaan lahan (BPN, 2013), dan peta status kawasan terbaru (Kemhut, 2014). Pembaharuan data ini terutama pada lahan rawa yang pada Edisi 2015 ini hanya dibedakan atas lahan rawa pasang surut dan rawa lebak, sehingga lahan rawa gambut yang pada terbitan pertama disajikan tersendiri, pada Edisi 2015 ini menjadi bagian dari kedua tipologi lahan rawa tersebut. Dengan demikian ada lahan gambut yang terdapat pada rawa pasang surut dan lahan gambut yang berada pada rawa lebak. Untuk lahan kering pada Edisi 2015 ini disusun lebih rinci berdasarkan pada ketinggian tempat dari permukaan laut, iklim, dan kemasaman tanah. 6)
Buku Laporan Tahunan 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balit-Balit lingkup koordinasi telah melaksanakan berbagai penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan data/informasi yang handal tentang sumberdaya lahan pertanian dan berbagai inovasi teknologi peningkatan produktivitas lahan, pemupukan, pengelolaan iklim dan air, dan pengelolaan lingkungan pertanian untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan. Buku Laporan Tahunan 2014 ini merangkum seluruh hasil penelitian dan pengembangan tersebut, informasi pengelolaan kerjasama, diseminasi, serta hasil penelitian selama Tahun Anggaran 2014.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
74
7)
Buku Prosiding Seminar Nasional 2015
Prosiding ini menyajikan makalah-makalah hasil Seminar Nasional Topik Khusus, yaitu tentang Sistem Informasi dan Pemetaan Sumberdaya Lahan Mendukung Swasembada Pangan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Penelitian (BBSDLP) pada tanggal 29-30 Juli 2015 di Auditorium BBSDLP. Makalah yang dipresentasikan dan dibahas dalam seminar ini merupakan hasil penelitian, ide-ide, pengalaman, maupun terobosan teknologi di bidang sistem informasi dan pemetaan sumberdaya lahan dari berbagai lembaga penelitian. Prosiding ini terdiri atas 3 buku, yaitu: Buku I yang menyajikan makalah terkait sistem informasi sumberdaya lahan, Buku II makalah yang terkait pemetaan sumberdaya lahan, dan Buku III makalah yang terkait teknologi pengelolaan lahan. 8)
Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer ini disusun untuk memberikan pedoman praktis bagi para pelaksana di lapangan sebagai solusi permanen kekeringan dan banjir akibat El Nino dan La Nina. Juknis ini melengkapi informasi teknologi yang sudah disusun sebelumnya, seperti juknis budidaya padi hemat air dan upaya peningkatan sarana dan prasarana antisipasi kekeringan.
Diterbitkannya juknis ini dimaksudkan untuk pedoman bagi koordinator POPT Kabupaten (Dinas Pertanian), Danramil wilayah kekeringan (KODIM), koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP di 14 provinsi yang terkena kekeringan, serta beberapa eselon 2 dan 3 di Badan Litbang Pertanian, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, serta Tim Kekeringan Kementerian Pertanian. Secara khusus, juknis ini
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
75
menjadi pedoman dalam: (i) mengidentifikasi sumber dan bangunan air baik berupa embung, dam parit, long storage maupun air tanah dangkal dan dalam (pompanisasi) yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya; (ii) mendukung upaya penanganan kekeringan di wilayah yang berpotensi terkena dampak El Nino dan wilayah endemik kekeringan; (iii) menanggulangi kekeringan pada pertanaman dan menekan risiko gagal panen dengan memanfaatkan sumber air alternatif; dan (iv) melakukan pengaturan pola tanam dan menggunakan tanaman padi berumur genjah, varietas tahan kekeringan atau menggantinya dengan palawija atau tanaman cash-crop. Juknis ini disusun oleh Tim yang terdiri atas: Budi Kartiwa, Nani Heryani, Popi Rejekiningrum, Erni Susanti, Woro Estiningtyas, Suciantini, Haryono, Hendri Sosiawan, Nono Sutrisno, Adang Hamdani, Sidik Hadi Talaohu, Kurmen Sudarman, Aris Pramudia, Yayan Apriyana, Elza Surmaini, Edi Husen, Haris Syahbuddin, Dedi Nursyamsi. 9)
Company Profile BBSDLP Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) merupakan salah satu unit kerja di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BBSDLP mendapat mandat untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan inovasi teknologi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
Visi dan Misi BBSDLP adalah senantiasa berupaya mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan pertanian melalui berbagai kegiatan penelitian. Inovasi teknologi dan alternatif kebijakan yang dihasilkan dikembangkan melalui berbagai kesempatan untuk memberi kontribusi yang nyata bagi pembangunan pertanian nasional. Buku Company Profile ini menyajikan visi, misi, sejarah, tugas dan fungsi BBSDLP, inovasi teknologi, kerjasama penelitian, dan pengembangan jaringan penelitian dan pengkajian.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
76
PENUTUP
Capaian sasaran BBSDLP tahun 2015 diukur dengan 15 (lima belas) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015 seluruhnya telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan rata-rata tingkat capaian 146,2% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumber daya yang handal, terutama SDM peneliti, litkayasa, analis, operator komputer, dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi cuaca masih dialami pada pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup BBSDLP. Selain itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu. Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja, dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh jajaran
di
lingkup
BBSDLP
dalam
rangka
pencapaian
sasaran
kegiatan,
meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan dan pemantauan. Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan teknologi inonavi pertanian terkini.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1.
Tim Penyusun LAKIN Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian TA 2015
No
Nama
1.
Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.
Jabatan dalam Tim Ka. BB Litbang SDLP
Penanggungjawab/ Nara Sumber
2.
Ir . Mas Teddy Sutriadi, M.Si.
Ka. Bid. Program dan Nara Sumber Evaluasi BBSDLP
3.
Sulaeman, SP, M.Si.
Kasie. Evaluasi BBSDLP
Ketua
4.
Efi Hanafiah, S.IP.
Staf Bidang Program dan Evaluasi
Anggota
5.
Erwan Mardi, S.IP.
Staf Bidang Program dan Evaluasi
Anggota
6.
Wahyu Wahdini M. SE., MM.
Kasie. Program BBSDLP
Kontributor
7.
Drs. Paidi R., MM., M.Si.
Kabag TU BBSDLP
Kontributor
8.
Dr. Ir. Ladyani Retno W.
Balittanah
Kontributor
9.
Rasta S., SE., M.Si
Balitklimat
Kontributor
10.
Suharsih, S.Si.
Balingtan
Kontributor
11.
Ir. Muhammad
Balittra
Kontributor
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
78
Lampiran 2. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian
KEPALA BBSDLP Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr
Sulaeman, SP., M.Si.
BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA (BALITTRA)
Dr. Wiratno
Dr. Herman Subagyo
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015
79
FORMULIR RENCANA STRATEGIS TAHUN : 2015 S/D 2019 INSTANSI VISI
: BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN :Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan : a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering , teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition
MISI
b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan (scientific recognition ) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition ). SASARAN
TUJUAN No
URAIAN
URAIAN
INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
2019
1
2
3
5
6
7
8
9
1 Meneliti dan mengembang-
1 Tersedianya data dan
kan inovasi teknologi
informasi sumber daya
pengelolaan sumberdaya
lahan pertanian berbasis
lahan pertanian mendu-
informatika dan geospasial.
kung pertanian bioindustr
1. Jumlah informasi
60
60
60
60
daya pertanian
3. Jumlah database
saing
Inovasi Pertanian 5
5
5
12 Bio-Industri
10
12
13
14
15 Penelitian dan
Berkelanjutan
Pengembangan
sumberdaya lahan
1. Jumlah teknologi
logi pengelolaan sumber-
pengelolaan lahan, air
daya lahan pertanian
dan agroklimat, dan
Sumberdaya Lahan 10
10
11
11
9
9
11
6
17 Pertanian
lingkungan pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan
11
7
pertanian 2 Tersedianya inovasi tekno-
10
Teknologi dan
masi pertanian
tropika unggul berdaya
KETERANGAN
60 Penciptaan
geospasial sumber
2. Jumlah sistem infor-
PROGRAM/KEGIATAN
6
SASARAN
TUJUAN No
URAIAN
URAIAN
2015
2016
2017
2018
2019
3
5
6
7
8
9
6
6
6
6
6
2
1 2 Menghasilkan rekomendasi
INDIKATOR
3 Tersedianya rekomendasi
1. Jumlah rekomendasi
kebijakan pengembangan
kebijakan pembangunan
kebijakan Pengelolaan
dan pemanfaatan sumber
pertanian mendukung
Sumberdaya Lahan
daya lahan pertanian yang
sistem pertanian bioindustri
dan Perubahan Iklim
aplikatif, baik bersifat
berkelanjutan.
antisipatif maupun respon-
4 Tersedianya daftar inven-
1. Jumlah informasi dan
sif yang berdampak pada
tarisasi dan pemanfaatan
teknologi reklamasi
meningkatnya pendapatan
lahan bekas tambang
lahan terlantar bekas
dan kesejahteraan petani 3 Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam
Sains Pertanian 6 Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk
dissemination multi channel
inovasi SDLP dan materi alih
jejaring kerjasama nasional dan internasional.
2
2
2
2
2
0
0
0
0
45
45
45
45
45
pertambangan 5 Terbangunnya Taman
mewujudkan spectrum
(SDMC) dalam membangun
2
1. Jumlah Taman Sains Pertanian 1. Jumlah publikasi, KTI dan produk cetakan
teknologi. 7 Diperolehnya HaKI dan
1. Jumlah HaKI
8
8
8
8
lisensi serta penguatan dan
2. Jumlah lisensi
1
1
1
1
1
perluasan jejaring kerja
3. Jumlah MoU/kegiatan
2
2
2
2
2
nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
kerjasama nasional dan internasional
8
PROGRAM/KEGIATAN
KETERANGAN
10
11
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 (Sebelum pagu indikatif) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN No.
Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian( perangkat uji dan instrument lainnya) yang Ramah Lingkungan e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan: a. Jumlah Publikasi b. Jumlah KTI c. Jumlah HKI d. Jumlah Lisensi e. Jumlah MoU f. Peta tematik g. Benih Padi
1.
2.
Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian Sumber Daya Lahan Pertanian
7 Sistem Informasi 60 Peta 22 Teknologi
7 Formula
5 Rekomendasi
7 Database
1 Model
8 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 Kontrak 100 Buku Atlas 70 Ton
Lampiran : Gambar Rincian output 73 peta No.
Uraian
1
Peta Tanah Semi Detil Kab. Karo, Sumut
2
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Karo, Sumut
3
Peta Tanah Semi Detil Kab. Dairi, Sumut.
4
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Dairi, Sumut.
5
Peta Tanah Kab. Bengkalis, Riau
6
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Bengkalis, Riau
7
Peta Tanah Semi Detil KotaDumai, Riau
8
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKota Dumai, Riau
9
Peta Tanah Semi Detil Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau
10
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Tanjung Jabung Timur, Riau
11
Peta Tanah Semi Detil Kab. Barru, Sulsel
12
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Barru
13
Peta Tanah Semi Detil Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
14
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
15
Peta Tanah Semi Detil Kab. Konawe Utara, Sulsel
16
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Konawe Utara, Sulsel
17
Peta Tanah Semi Detil, Kab. Minahasa Utara, Sulut.
18
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Minahasa Utara, Sulut
19
Peta Tanah Semi Detil Kab. Tana Toraja, Sulsel
20
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Tana Toraja, Sulsel
21
Peta Tanah Semi Detil Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel
22
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Tana Toraja Utara, Sulsel
23
Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng
24
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Palangkaraya, Kalteng
25
Peta Tanah Semi Detil, Kab. Barito Selatan, Kalsel
26
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Barito Selatan, Kalsel
27
Peta Tanah Semi Detil Kab. Barito Utara, Kalsel
28
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Barito Utara, Kalsel
29
Peta Tanah Semi Detil Kab. Sintang, Kalbar
30
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Sintang, Kalbar
31
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit Kab. Bengkalis, Riau
32
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Kapuas Hulu, Kalbar
33
Peta Tanah Semi Detil Kab. Banjar, Jabar
34
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Banjar, Jabar
35
Peta Tanah Semi Detil Kab. Garut, Jabar
36
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Garut, Jabar
37
Peta Tanah Semi Detil Kab. Jembrana, Bali
38
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Jembrana, Bali
39
Peta Tanah Semi Detil Kab. Pangandaran, Jabar
40
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Pangandaran, Jabar
41
Peta Tanah Semi Detil Kab. Pesisir Barat, Lampung
42
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Pesisir Barat, Lampung
43
Peta Tanah Semi Detil Kab. Waykanan, Lampung
44
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Waykanan, Lampung
45
Peta Tanah Semi Detil Kab. Lampung Barat, Lampung
46
Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Lampung Barat, Lampung
47
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, Kab. Barito Selatan
48
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, Kab. Barito Selatan
49
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara
50
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa Sawit, Kab. Barito Utara
51
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
52
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
53
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Palangkaraya, Kalbar
54
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, Kab. Palangkaraya, Kalbar
55
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Sintang, Kalbar
56
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, Kab. Sintang, Kalbar
57
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
58
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai Kab. Minahasa Utara, Sulut
59
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk Kab. Konawe Utara, Sultra.
60
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao Kab. Barru, Sulsel
61
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra
62
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, Kab. Konawe Utara, Sultra
63
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, Kab. Tana Toraja, Sulsel
64
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, Kab. Toraja Utara, Sulsel
65
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, Kab. Minahasa Utara, Sulut
66
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, Kab. Barru, Sulsel
67
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, Kab. Tana Toraja, Sulsel
68
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, Kab. Toraja Utara, Sulsel
69
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, Kab. Dairi, Sumut
70
Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, Kab. Dumai, Riau
71
Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau
72
Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi
73
Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat.