LAPORAN HASIL
KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL (POOR FARMERS’ INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION) PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU, SEKAM PADI DAN DAUN CENGKEH (Eugenia aromatika) UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA PISANG DI DESA LABUAN PANDAN, KECAMATAN SAMBELIA, KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh JUNIAWAN DINAS PERTANIAN PROVINSI NTB BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERTANIAN MATARAM 2008
LEMBAR PENGESAHAN 1.
Judul kegiatan
:
2. 3.
Sifat Usulan Kegiatan Diusulkan melalui DIP
: :
4. 5.
Jenis Kegiatan Penanggung Jawab a. Nama b. Pekerjaan
: :
6.
c. Alamat Rumah d. Telp Lokasi Kegiatan
: : :
7. 8.
Jangka Waktu Biaya
: :
Mengetahui : Kelompok tani Beriuk Tinjal Ketua,
Heri Sutrisno Ketua DCC,
.......................................
:
Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu, Sekam padi dan Daun Cengkeh Untuk Pengendalian Penyakit Pada Pisang di Desa Labuan Pandan, Kec. Sambelia,Kab. Lombok Timur. Baru Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (Poor Farmers Income Improvement throuh Innovation Project) Pusat TA. 2007-2008 Swakelola Juniawan - Widyaiswara Balai Diklat Pertanian NTB. - Mahasiswa Program Magister PSDLK Universitas Mataram Jl. Tulip II/68 BTN Sweta 0370-673221, HP :081917097929 Desa Labuan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur 8 bulan Rp. 20.000.000,Mataram, April 2008 Penanggung Jawab Kegiatan,
Juniawan Kepala BPTP NTB,
(Dr. Ir. Dwi Praptomo S., MS.)
i
IDENTIFIKASI KEGIATAN
1.
Nama Kegiatan
: Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu, Sekam Padi dan Daun Cengkeh Untuk Pengendalian Penyakit Pada Pisang di Desa Labuan Pandan, Kec. Sambelia,Kab. Lombok Timur.
2.
Lokasi Kegiatan
: Desa Labuan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
3.
Nama Lembaga Pelaksana dan Penanggung Jawab • • • • • •
Organisasi Pelaksana Alamat Telepon Fax E-mail Website
: : : : : :
Balai Diklat Pertanian Propinsi NTB Jl. Raya Peninjauan Km. 13 Narmada 0370 (673706) 0370 (673706) -
4.
Nama Penanggungjawab
: Juniawan
5.
Jabatan
: Widyaiswara Muda Perlindungan Tanaman
ii
PERSONALIA KEGIATAN 1
Penanggung Jawab kegiatan : Juniawan Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kegiatan sejak dari perencanaan sampai pada pelaporan kegiatan.
2
Anggota Kegiatan : • Ir. Kunto Kumoro • Ir. Muji Rahayu, MSi. • Nurul Hidayah, SP., MP. Bertugas membantu penanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan dari penyiapan proposal, seminar proposal, pelaksanaan di lapangan dan laboran akhir.
3
Kelompok Tani di Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur. Kelompok tani merupakan partner di lapangan dalam hal pelaksanaan kegiatan, terlibat secara langsung dalam hal penentuan lokasi, menyeleksi tanaman pisang yang terkena fusarium dan menentukan populasi tanaman sample, aplikasi perlakuan, observasi, sampai penilaian hasil kegiatan.
4
Fasilitator Desa (FD) Bertugas membantu dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan di Desa tempat berlangsungnya kegiatan
5
Komite Invetasi Desa (KID) Membantu kesuksesan pelaksanaan kegiatan dan membantu proses desiminasi hasil kegiatan untuk dapat diadopsi oleh petani pisang minimal di sekitar lokasi kegiatan
6
Penyuluh Pertanian Lapangan : Ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan sejak dari perencanaan aplikasi sampai monitoring kegiatan
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN LAPANGAN PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU, SEKAM PADI, EKSTRAK DAN SERESAH DAUN CENGKEH UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA PISANG DI DESA LABUAN PANDAN, KECAMATAN SAMBELIA, KABUPATEN LOMBOK TIMUR --------------------------------------------------------------------------------------------------
1. IDENTIFIKASI LOKASI
Lokasi kegiatan penelitian ini adalah di Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. Lokasi ditetapkan atas pertimbangan : (a). mudah diakses oleh petani agar teknologi mudah dilihat dan diikuti oleh petani, (b) merupakan daerah sentra produksi pisang yang sedang mengalami kerusakan yang salah satunya akibat dari serangan jamur Fusarium. Luas wilayah desa ini adalah 38,97 km2 dengan populasi penduduk sebanyak 8.472 jiwa atau 2.347 KK. Sebagian besar penduduknya hidup dari mata pencaharian sebagai petani. Salah satu komoditas andalan penduduk di desa Labuhan Pandan adalah tanaman pisang. Selama ini petani mengandalkan pendapatan dari penjualan buah pisang untuk menopang belanja harian, biaya sekolah anak, biaya kesehatan, dll. Luas pertanaman sekitar 60 hektar dengan pola konvensional dimana budidaya yang diterapkan masih jauh dari pola budidaya yang benar. Indikatornya adalah (1) tidak pernah ada pemupukan tanaman, (2) tidak ada kegiatan sanitasi kebun, (3) tidak ada penjarangan tanaman, (4) pohon pisang yang sudah dipanen dibiarkan tetap berdiri diposisi semula sampai busuk dan rebah dengan sendirinya, dan (5) jika ditemukan ada serangan penyakit maka petani membiarkan tanaman terserang tanpa ada perlakuan untuk penyembuhan sama sekali. Saat ini, tanaman pisang di wilayah desa Labuhan Pandan dan sekitarnya sudah terserang penyakit busuk batang pisang. Luas areal serangan sekitar 10 hektar dengan tingkat serangan rerata berat. Masyarakat sangat mengharapkan adanya teknologi pengendalian yang cepat dan tepat agar mereka kembali dapat mengandalkan pisang sebagai sumber pendapatan keluarga.
2. SOSIALISASI KEGIATAN
Pengujian atau penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Benefeceries Appraisal (PBA), sehingga petani peserta kegiatan dan petani pisang yang berdomisili di sekitar lokasi kegiatan dikumpulkan untuk ikut serta dalam sosialisasi kegiatan. a. Peserta sosialisasi, terdiri atas : •
Camat Sambelia
•
Kasubdin Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur.
•
Kepala Desa Labuhan Pandan
•
Kepala Cabang Dinas (KCD) Pertanian dan Peternakan Kec. Sambelia.
•
Koordinator PPL
•
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
•
Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman (PHP)
•
Petani kooperator
•
Petani pisang di sekitar lokasi.
b. Materi sosialisasi: •
Komponen teknologi yang akan diuji.
•
Bahan dan alat yang diperlukan
•
Pelaksana kegiatan
•
Lamanya kegiatan
•
Sistem pelaporan
•
Manfaat hasil pengujian bagi para petani
•
Pembiayaan kegiatan
c. Penentuan petani kooperator, yaitu terdiri atas 3 (tiga) orang petani pisang yang akan menjadi pusat kegiatan pengujian. Petani membantu dengan menyediakan areal dan tanamannya secara cuma-cuma. d. Kelebihan teknologi yang akan diterapkan, yaitu antara lain : •
Efektif
mengendalikan
penyakit
pisang,
sehingga
diharapkan
dapat
mengatasi permasalahan petani pisang. •
Teknologinya relatif sederhana, sehingga mudah diaplikasi para petani.
•
Bahan yang diperlukan mudah diperoleh di sekitar lokasi dan murah harganya karena saat ini serbuk gergaji kayu, sekam padi dan seresah daun cengkeh belum menjadi barang ekonomi dengan nilai jual yang mahal.
e. Manfaat pengendalian penyakit, yakni antara lain : •
Menekan tingkat serangan penyakit sehingga secara perlahan tanaman pisang dapat dipulihkan kondisinya.
•
Meningkatnya ketrampilan petani dalam melakukan budidaya pisang.
•
Petani kembali dapat mengandalkan pisang sebagai sumber pendapatan keluarga.
•
Meningkatkan nilai ekonomis bahan pengujian (serbuk gergaji kayu, sekam padi dan seresah daun cengkeh).
III. PENENTUAN PETANI KOOPERATOR
Untuk menjadi petani kooperator dalam kegiatan ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria, yaitu : a. Memiliki tanaman pisang (dalam kondisi sehat dan sakit). b. Jumlah tanaman pisang cukup untuk dijadikan sampel pengujian. c. Lahan dan tanaman pisang yang dimilikinya tidak diberikan kompensasi. d. Setelah selesai kegiatan mampu menyebarluaskan teknologi ini kepada petani pisang lainnya.
IV. PELAKSANAAN PENGUJIAN LAPANGAN
1. Tanaman sampel Tanaman sampel terdiri dari dua jenis yaitu : a. Tanaman baru (bibit) dari luar wilayah pengujian, tinggi rerata 1 m, diameter batang rerata 5 cm. b. Tanaman lama yang tumbuh pada rumpun pisang yang terserang, tinggi berkisar 1,5 m sampai 2 m, dalam kondisi fisik sehat.
Ada dua bentuk perlakuan yaitu : a. Perlakuan dengan ekstrak cengkeh : No.
Kode
Keterangan
1.
E1
Tanaman baru + direndam
5 ulangan + kontrol
2.
E2
Tanaman lama + disuntik
5 ulangan + kontrol
3.
E3
Tanaman lama + diinfus
5 ulangan + kontrol
4.
E4
Tanaman lama + seresah
5 ulangan + kontrol
Keterangan : E1. Perendaman, tanaman muda asal kultur jaringan yang sehat dari luar lokasi direndam dalam larutan ekstrak cengkeh selama 10 menit lalu ditanam di tempat yang belum pernah ditanami pisang sebanyak 5 pohon. Konsentrasi larutannya
adalah 1 kilogram ekstrak direndam
dalam 10 liter air bersih, lalu direndam selama 12 jam, setelah itu cairan ekstrak siap digunakan. E2. Injeksi, tanaman pisang pada rumpun yang terserang penyakit diinjeksi pada beberapa tempat. Bila tingginya sekitar 1,5 m diinjeksi pada 2 tempat yaitu pangkal dan ujung batang. Apabila tinggi tanaman mencapai 2 meter, maka diinjeksi di 3 tempat yaitu pangkal batang, bagian tengah dan ujung batang. Setiap rumpun diinjeksi 50% pohon, artinya bila terdapat 4 pohon maka yang diperlakukan sebanyak 2 pohon dan bila lebih dari 4 pohon yang diaplikasikan 3 pohon dan 1 pohon kontrol. Dosis injeksi adalah 10 cc perlokasi injeksi. Aplikasi diulang setiap satu bulan sampai akhir kegiatan. E3. Infus akar, rasio tanaman yang perlakukan sama seperti no. E2, teknisnya adalah setiap tanaman diinfus hanya pada satu akarnya dengan dosis 10 cc per akar. Akar yang dipilih adalah berwarna coklat muda, segar, posisinya bisa diatur dan tanpa cacat. Bagian ujungnya disayat miring lalu dimasukkan ke dalam plastik es mambo, ujung akar menyentuh bagian terdalam dari plastik, selanjutnya diikat dengan tali rafia. Ekstrak dimasukkan dengan jarum suntik dari bagian atas secara perlahan. Posisi akar yang diinfus membentuk sudut 45O agar cairan tidak tumpah dan mudah diserap akar. Setelah cairan habis, maka dilakukan pengisian ekstrak secara berkelanjutan hingga akhir kegiatan.
E4. Pemberian seresah daun cengkeh yaitu dengan cara membuat parit dangkal (± 15 cm) di sekitar pangkal pohon (± 25 cm) lalu ditaburi seresah daun cengkeh. Selanjutnya parit ditutup kembali dengan tanah lalu disiram air secara berkala.
b. Perlakuan dengan sekam padi dan serbuk gergaji : No.
Kode
1.
S0
2.
Keterangan
S1
Tanaman baru direndam + lubang tanam dibakar dengan sekam padi. Perlakuan dgn serbuk gergaji
Aplikasi sebelum penanaman Tebal 5 cm
3.
S2
Perlakuan dgn sekam padi
Tebal 5 cm
4.
S3
Perlakuan dgn serbuk gergaji + sekam
Dosis 2 : 1
5.
S4
Perlakuan dgn serbuk gergaji + sekam
Dosis 1 : 2
2. Petani kooperator •
Sesuai dengan jumlah tanaman sampel maka petani kooperator dibatasi sebanyak 3 (tiga) orang petani yang memiliki tanaman pisang dengan populasi minimal 25 (dua puluh lima) pohon.
•
Para
petani
kooperator
seterusnya
melakukan
pengamatan
perkembangan tanaman hingga pengujian berakhir. •
Setiap bulan petani melaporkan kegiatannya kepada penanggung jawab pengujian.
3. Demontrasi pembuatan ekstrak daun cengkeh Kegiatan ini bertujuan menyampaikan cara pembuatan ekstrak daun cengkeh sehingga petani dapat membuat ekstrak daun cengkeh sendiri. 4. Pengamatan dilakukan dengan melihat keadaan tanaman yang diuji dengan skala sebagai berikut : 1. Sehat sekali
: batang, daun, pucuk tampak hijau segar.
2. Sehat
: batang, daun, pucuk tampak kurang segar.
3. Sakit
: batang, daun dan pucuk salah satunya bergejala.
4. Sakit berat
: Batang, daun atau pucuk terserang berat
5. Mati
: Tanaman mati.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah diaplikasi selama 5 (lima) bulan, dapat diketahui bahwa seresah dan ekstrak daun cengkeh mampu mengendalikan penyakit busuk batang pisang dengan kisaran 90% hingga 100%, secara rinci sesuai perlakuannya seperti terlihat pada tabel 1 : Tabel 1. Persentase kemampuan ekstrak daun cengkeh dalam mengendalikan penyakit busuk batang pisang Perlakuan 1. Infus akar
Tingkat keberhasilan (%) 97,5
2. Injeksi batang
95
3. Seresah daun
90
4. Perendaman
100
Dari keempat perlakuan tersebut dapat dibuktikan bahwa ekstrak daun cengkeh dapat digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan penyakit busuk batang pisang. Kemampuan itu diduga sangat erat kaitannya dengan senyawa eugenol yang terkandung di dalam ekstrak daun cengkeh. Senyawa eugenol telah dilaporkan mampu menghambat serta bersifat toksik terhadap berbagai patogen dari golongan jamur maupun bakteri. Menurut Bullerman et al,(1977), eugenol merupakan senyawa terbanyak yang ada dalam daun cengkeh dan bersifat larut dalam alkohol. Ekstrak daun cengkeh mempunyai kemampuan yang sangat signifikan dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen mulai dari konsentrasi tertinggi (1,00%) hingga konsentrasi terendah (0,10%), oleh karenanya maka dapat diduga bahwa ekstrak daun cengkeh bekerja dengan beberapa cara, yaitu : (a) jika bekerja secara fungistatik, maka fungisida nabati ini akan mengurangi kemampuan jamur dalam membentuk dinding sel baru dengan cara mempengaruhi enzim-enzim yang terlibat didalam pembentukan sel tersebut. Akibatnya pertumbuhan jamur menjadi tidak normal; (b) jika bekerja secara genostatik, maka sebagai fungisida nabati akan mencegah jamur berkembang biak (generatif/ sporulasi). Caranya adalah dengan mempengaruhi/ merusak pembagian sel atau mempengaruhi kromosomnya, sehingga akhirnya jamur tidak dapat berkembang biak lagi; atau secara fungisidal yaitu senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak mampu bekerja dengan cara
mengganggu membran sitoplasma sel sehingga merusak permeabilitas sel, maka akan terjadi plasmolisis yaitu keluarnya cairan sel dari dalam sel. Akibatnya sel menjadi rusak dan mati, (Juniawan, 2008). Agar tanaman terus terjaga kesehatannya, maka aplikasi pengujian dengan cara infus akar dan injeksi batang dilakukan secara berulang dengan interval 1 bulan sekali, karena dalam uji laboratorium diketahui bahwa jamur F. oxysporum setelah 10 hsi ternyata terjadi pertumbuhan (Juniawan, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa setelah 10 hari diinokulasi masih ada organ reproduksi jamur yang tidak mati oleh ekstrak cengkeh, maka jika dibiarkan dalam tempo yang lama akan terus tumbuh sebagaimana mestinya Untuk itu, maka dapat dipastikan bahwa ekstrak daun dan bunga cengkeh dapat dijadikan sebagai fungisida nabati, hal ini sesuai Nurjannah (2008) yang menyatakan bahwa bahan serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan flavonoid. Bahkan, produk cengkeh seperti daun, gagang bunga dan bunga cengkeh dapat mematikan pertumbuhan miselium jamur, koloni bakteri dan nematoda sehingga produk cengkeh dapat digunakan sebagai fungisida, bakterisida, nematisida, dan insektisida. Sedangkan perlakuan eradikasi dengan teknis pembakaran sekam padi dan serbuk gergaji kayu secara umum tidak mampu mengendalikan penyakit, khususnya terhadap tanaman yang telah bergejala ketika perlakuan dimulai. Pengamatan pada bulan ke-empat memperlihatkan bahwa gejala serangan tanaman dari berat hingga mati (skor 4 -5). Tetapi tanaman yang baru tumbuh dalam keadaan sehat sekali (skor 1).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Penggunaan ekstrak daun cengkeh dan seresah daun cengkeh terbukti mampu mengendalikan penyakit busuk batang pisang dengan persentase antara 95% - 100%. Pengendalian dengan cara eradikasi memungkinkan untuk mendapatkan bibit tanaman pisang yang sehat dari rumpun terserang, meskipun tanaman yang sudah terserang tidak dapat diselamatkan.
2. Saran Guna lebih meyakinkan atas kemampuan ekstrak daun cengkeh dan tindakan eradikasi dalam mengendalikan penyakit busuk batang pisang, maka diperlukan penelitian lanjutan untuk : a. Mengawal tanaman hingga fase berbuah pada umur sekitar 9 bulan. b. Tanaman baru yang tumbuh pasca eradikasi perlu diperlakukan dengan cara infus atau injeksi hingga fase berbuah. Kegiatan penelitian lanjutan ini memerlukan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 9 – 12 bulan. Demikian laporan kegiatan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mataram, 15 November 2008. Penanggung Jawab Kegiatan,
JUNIAWAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Pengenalan Pestisida Nabati Tanaman Hortikultura. Dirjen Produksi Hortikultura dan Aneka Tanaman. Direktorat Perlindungan. Jakarta. Anonim, 2001. Manfaat Tembakau dan Cengkeh. http:// www.minggupagi.com/article.php?sid=82. .............., 2006. Penyakit Penting Pada Tanaman Panili. Peneltian, Pengembangan dan Teknis Pertanian. Bogor. Dwidjoseputro,D. 1976. Pengantar Mikologi. Malang. Isnaini,M., Rohyadi,A., dan Murdan. 2004. Identifikasi dan Uji Patogenisitas Jamurjamur Penyebab Penyakit Busuk Batang Tanaman Vanili di Lombok Timur (Proposal). Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram. Juniawan, 2008. Uji Efektivitas Beberapa Tumbuhan Lokal Pulau Lombok Sebagai Bahan Fungisida Nabati Untuk Pengendalian Jamur Tular Tanah (Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani dan Sclerotium rolfsii). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Mataram. Mataram. Kardinan, A. 1999. Pestisida Nabati Ramuan & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Kardinan, A. dan Dhalimi. 2006. Mimba (Azadirachta indica A.Juss) Tanaman Multi Manfaat. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Mulyana, W. 1983. Bercocok Tanam Cengkeh. Aneka Ilmu. Semarang. Noveriza,R. dan Tombe,M. 2006. Uji In Vitro Limbah Pabrik Rokok, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro). Bogor. Semangun,H. 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. ....................... 2000. Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wahyudi, P. 2001. Biopestisida Alternatif Pestisida Masa Depan. Harian Sore Sinar Harapan. Jakarta. Wudiyanto, R. 1989. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya.
Lampiran : Foto Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan Pengujian 1. Infus akar
a. Cari akar sehat tanpa cacat, usahakan posisinya miring 450 C. Jika panjang, sayat miring agar permukaannya luas.
b. Masukkan akar ke dalam plastik es mambo, ujung akar berada pada dasar plastik, ikat dengan tali rafia, larutan ekstrak dimasukkan dengan spet dari atas secara perlahan.
c. Setelah itu, akar yang sudah diinfus ditutup tanah agar tidak terkenan cahaya matahari, jangan dipadatkan.
d. Seminggu setelah aplikasi dilihat apakah cairan sudah habis atau tidak, periksa keadaan akar, jika akar mati maka perlakuan dipindahkan ke akar lainnya.
e. Rumpun sehat hasil perlakuan infus akar umur 7 bulan.
f. Penampang melintang batang sehat hasil infus akar (pada pisang raja).
2. Injeksi batang
a. Injeksi pada pangkal batang pisang
b. Injeksi pada bagian tengah batang pisang
c. Injeksi pada bagian ujung batang pisang
d. Bagian bawah rumpun sehat hasil injeksi.
e. Bagian atas rumpun sehat hasil perlakuan injeksi umur 7 bulan.
f. Rumpun sehat hasil perlakuan injeksi umur 7 bulan.
g. Penampang melintang batang sehat hasil perlakuan injeksi (1)
h. Penampang melintang batang sehat hasil perlakuan injeksi (2)
3. Perlakuan dengan seresah daun cengkeh
a. Pemberian seresah pada piringaan batang 1.
b. Pemberian seresah pada piringaan batang 2.
4. Tanaman pisang bergejala
a. Daun ketiga bergejala penyakit busuk batang pisang
b. Noda cokelat pada sayatan pelepah daun pada tanaman bergejala busuk batang.
c. Tanaman pisang bergejala berat
d. Sayatan batang pisang bergejala berat