Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan nikmat dan karunia-Nya Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian dapat menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2015 merupakan media pertanggungjawaban yang menggambarkan pencapaian keberhasilan atau kegagalan kinerja atas pelaksanaan tugas dan kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes sepanjang tahun 2015 dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya.
Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes tidak terlepas dari hasil kerja keras seluruh pegawai dan unit-unit lintas sektor terkait. Kami juga mengucapkan terima kasih untuk setiap masukan dari berbagai pihak dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes tahun 2015.
Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi Dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes tahun 2015 dapat memberikan informasi dan gambaran
penyelenggaraan
kegiatan
peningkatan
produksi
dan
distribusi
kefarmasian pada program kefarmasian dan alat kesehatan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang obyektif dalam rangka peningkatan kinerja.
Jakarta, 27 Januari 2016 Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Dra. R. Dettie Yuliati, Apt., M.Si. NIP. 195812151989112001
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................
i
Daftar Isi .............................................................................................................
ii
Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................
iii
BAB.I
Pendahuluan ....................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................
2
C. Tugas Pokok dan Fungsi ...........................................................
2
D. Sistematika ...............................................................................
4
Perencanaan Kinerja ........................................................................
5
A. Perencanaan Kinerja .................................................................
5
B. Perjanjian Kinerja ......................................................................
7
Akuntabilitas Kinerja .........................................................................
8
A. Capaian Kinerja .........................................................................
8
BAB.II
BAB.III
B. Realisasi Anggaran ................................................................... 26
BAB.IV
Penutup ........................................................................................... 28
Lampiran 1 ............................................................................................................. 29 Lampiran 2 ............................................................................................................. 30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Direktorat Bina Produksi dan Distribususi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes melaksanakan kegiatan peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian pada program kefarmasian dan alat kesehatan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 merupakan laporan akuntabilitas tahun pertama dalam pencapaian kinerja Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 - 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan pencapaian kinerja tahun 2015. Rencana kinerja tahun 2015 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2015 yang mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 - 2019 sedangkan capaian kinerja merupakan realisasi kegiatan selama tahun 2015 yang diarahkan untuk pemenuhan target yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2015.
Realisasi pencapaian luaran/output Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian adalah sebagai berikut :
LUARAN
Meningkatnya
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
CAPAIAN
5 jenis
8 jenis
160%
2 industri
2 industri
100%
3 buku
4 buku
133 %
1. Jumlah bahan baku obat
Produksi Bahan
dan obat tradisional yang
Baku dan Obat
diproduksi di dalam negeri
Lokal serta
TARGET
2. Jumlah industri yang
Mutu Sarana
memanfaatkan bahan
Produksi dan
baku obat dan obat
Distribusi
tradisional produksi dalam
Kefarmasian
negeri 3. Jumlah standar atau pedoman kefarmasian atau makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
iii
LUARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
10 proses
100 %
4. Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau
10 proses
makanan
Keberhasilan ini tidak terlepas dari hasil kerja keras dan komitmen dari pimpinan dan seluruh pegawai dilingkungan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian untuk fokus dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dalam melaksanakan Program dan Kegiatan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Laporan
kinerja
Direktorat
Bina
Produksi dan
Distribusi
Kefarmasian
merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/ 2011
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
/
Petunjuk
Teknis
/
Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Ikhtisar pencapaian sasaran tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja kegiatan organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan yang direncanakan.
Laporan kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian bertujuan : 1.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban yang memuat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
2.
Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan
3.
Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang
4.
Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang
5.
Penyempurnaan bagi kebijakan yang diperlukan
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Kefarmasian
mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian menyelenggarakan fungsi : 1.
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;
2.
Pelaksanaan kegiatan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;
3.
Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;
4.
Penyiapan pemberian bimbingan teknis, pengendalian, kajian, dan analisis di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;
5.
Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;
6.
Pelaksanaan perizinan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian; dan
7.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 2
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian terdiri atas : 1.
Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional;
2.
Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan;
3.
Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Sediaan Farmasi Khusus;
4.
Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat;
5.
Subbagian Tata Usaha; dan
6.
Kelompok Jabatan Fungsional
DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
SUBDIT PRODUKSI KOSMETIKA DAN MAKANAN
SUBDIT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PREKURSOR DAN SEDIAAN FARMASI
SUBDIT KEMANDIRIAN OBAT DAN BAHAN BAKU OBAT
SEKSI STANDARDISASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
SEKSI STANDARDISASI PRODUKSI KOSMETIKA DAN MAKANAN
SEKSI NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR FARMASI
SEKSI ANALISIS OBAT DAN BAHAN BAKU OBAT
SEKSI PERIZINAN SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
SEKSI PERIZINAN SARANA PRODUKSI KOSMETIKA
SEKSI SEDIAAN FARMASI KHUSUS
SEKSI KERJASAMA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Diagram 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 3
D. SISTEMATIKA Laporan
akuntabilitas
kinerja
Direktorat
Bina
Produksi
dan
Distribusi
Kefarmasian Tahun 2015 ini menjelaskan pencapaian kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian selama tahun 2015. Pencapaian kinerja tersebut dibandingkan dengan perjanjian kinerja (penetapan kinerja) sebagai tolak ukur keberhasilan organisasi. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian adalah sebagai berikut : Ikhtisar Eksekutif
Bab
I - Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan
penyusunan
laporan
kinerja
Direktorat
Bina
Produksi
dan
Distribusi
Kefarmasian tahun 2015 berikut penjelasan umum mengenai struktur organisasi pada sub bab tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan. Bab II - Perencanaan Kinerja, menjelaskan ringkasan/ikhtisar perencanaan dan perjanjian kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian tahun 2015. Bab III - Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran kinerja, pencapaian kinerja tahun 2015, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis tahun 2015. Bab IV - Penutup, menjelaskan kesimpulan atas capaian kinerja, langkahlangkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang, serta pemanfaatan laporan kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015. Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses perencanaan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis, terarah dan terpadu.
Visi dan Misi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi mengacu kepada Visi dan Misi
Kementerian
Kesehatan
sesuai
Rencana
Strategis
Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 - 2019 sebagai berikut : 1.
VISI KEMENTERIAN KESEHATAN “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”
2.
MISI KEMENTERIAN KESEHATAN Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh melalui misi sebagai berikut : a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 5
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 3.
TUJUAN KEMENTERIAN KESEHATAN a. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; b. Meningkatnya
daya
tanggap
(responsiveness)
dan
perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. 4.
SASARAN
DIREKTORAT
BINA
PRODUKSI
DAN
DISTRIBUSI
KEFARMASIAN Sasaran Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian tercermin dalam luaran berupa Meningkatnya Produksi Bahan Baku dan Obat Lokal serta Mutu Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian.
Indikator pencapaian luaran tersebut sesuai dengan Renstra Kementerian Kesehatan dan RKP Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 adalah : NO 1.
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
2016
2017
2018
2019
5
10
15
20
25
Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam
jenis
*k)
jenis
*k)
jenis
*k)
jenis
*k)
jenis
*k)
negeri 2.
Jumlah industri yang memanfaatkan bahan
2
4
6
8
10
baku obat dan obat
industri
industri
Industri
industri
industri
tradisional produksi
*k)
*k)
*k)
*k)
*k)
3
3
3
3
3
buku
buku
buku
buku
buku
10
10
10
10
10
proses
proses
proses
proses
proses
dalam negeri 3
Jumlah standar atau pedoman kefarmasian atau makanan
4
Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 6
B. PERJANJIAN KINERJA Di dalam perencanaan kinerja ditetapkan target kinerja tahun 2015 yang dituangkan dalam perjanjian kinerja untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat luaran dan kegiatan. Perjanjian kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 sebagai mana diuraikan pada Tabel 1 menjadi komitmen bagi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian untuk mencapainya pada tahun 2015.
Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2015 LUARAN Meningkatnya Produksi
Bahan
Baku dan Obat
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri 2. Jumlah industri yang memanfaatkan
bahan
Lokal serta Mutu
baku obat dan obat tradisional produksi dalam
Sarana Produksi
negeri
dan
Distribusi
Kefarmasian
5 jenis
3. Jumlah standar atau pedoman kefarmasian atau makanan
2 industri
3 buku
4. Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau
10 proses
makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga.
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indicator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.
Berdasarkan
pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Pengukuran kinerja dapat memberikan gambaran
kepada pihak pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 8
Luaran / output merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh kegiatan peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai luaran, perlu ditinjau indikator kegiatan peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian yang telah ditetapkan. Luaran indikator kegiatan peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian adalah sebagai berikut:
Meningkatnya Produksi Bahan Baku dan Obat Lokal serta Mutu Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Besaran target dan realisasi masing-masing indikator Tahun 2015 tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 LUARAN Meningkatnya Produksi
INDIKATOR KINERJA 1. Jumlah obat
bahan
baku
dan
obat
Bahan
Baku
tradisional
dan
Obat
diproduksi
Lokal
serta
negeri
Mutu
Sarana
2. Jumlah
yang di
memanfaatkan
Distribusi
baku
Kefarmasian
tradisional
obat
REALISASI
CAPAIAN
5 jenis
8 jenis
160%
2 industri
2 industri
100%
3 buku
4 buku
133 %
10 proses
10 proses
100 %
dalam
industri
Produksi dan
TARGET
yang bahan
dan
obat
produksi
dalam negeri 3. Jumlah pedoman
standar
atau
kefarmasian
atau makanan 4. Jumlah fasilitasi supervisi
di
atau bidang
produksi dan distribusi kefarmasian
atau
makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 9
1. SUMBER DAYA MANUSIA Dalam
mencapai
kinerja,
Direktorat
Bina
Produksi
dan
Distribusi
Kefarmasian didukung dengan sumber daya manusia dan sumber daya anggaran.
Keadaan PNS di lingkungan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian sampai akhir tahun 2015 berjumlah 43 orang dengan rincian sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah PNS di Lingkungan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 NO A.
B.
C.
JABAT AN
JUMLAH
Menurut Jabatan Jabatan Struktural
14 orang
Jabatan Fungsional Umum
29 orang
Menurut Golongan Golongan II
2 orang
Golongan III
33 orang
Golongan IV
8 orang
Menurut Pendidikan S2
13 orang
Apoteker
21 orang
S1
5 orang
D3
2 orang
SMF
1 orang
SLTP
1 orang
Total SDM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
43 orang
Page 10
Jenis dan tingkat pendidikan menunjukan kekuatan sumber daya manusia Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Dengan kondisi yang ada dirasa perlu selalu dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian sehingga akan mampu memberikan masukan, mendukung dan melaksanakan kebijakan pemerintah dibidang kesehatan.
KOMPOSISI PNS DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN 2015 BERDASARKAN JABATAN
32,56%
67,44%
Jabatan Struktural
Jabatan Fungsional Umum
Diagram 2. Komposisi PNS Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 Berdasarkan Jabatan
KOMPOSISI PNS DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN 2015 BERDASARKAN GOLONGAN Golongan IV; 18,60%
Golongan II; 4,65%
Golongan III; 76,74%
Diagram 3. Komposisi PNS Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 Berdasarkan Golongan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 11
KOMPOSISI PNS DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN 2015 BERDASARKAN PENDIDIKAN S1 11,63%
D3 SMF 4,65% 2,33% SLTP 2,33% S2 30,23%
Apoteker 48,84%
Diagram 4. Komposisi PNS Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 Berdasarkan Pendidikan 2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
tahun 2015 disusun menggunakan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019, RKP Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 dan Struktur Organisasi berdasarkan Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Indikator Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian adalah sebagai berikut : 1. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri 2. Jumlah industri yang memanfaatkan
bahan baku obat dan obat
tradisional produksi dalam negeri 3. Jumlah standar atau pedoman kefarmasian atau makanan 4. Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 12
Dalam rangka meningkatkan produksi dan distribusi kefarmasian maka Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian melakukan berbagai kegiatan yang mendukung luaran : Meningkatnya Produksi Bahan Baku dan Obat Lokal serta Mutu Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Berikut ini akan diuraikan pencapaian indikator kinerja dari Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. a. Indikator Pertama
JUMLAH BAHAN BAKU OBAT DAN OBAT TRADISIONAL YANG DIPRODUKSI DI DALAM NEGERI
Definisi operasional : “Jumlah bahan awal penyusun sediaan farmasi (obat dan obat tradisional) dapat berupa bahan berkhasiat maupun bahan tambahan, yang merupakan hasil penerapan teknologi maupun berupa bahan alam, yang siap diproduksi, dan / atau dibuat di Indonesia”. Kondisi yang dicapai : Pada tahun 2015, jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri mencapai 8 jenis dari target sebanyak 5 jenis yang telah ditetapkan. Upaya yang dilakukan adalah dengan pendirian kelompok kerja kemandirian bahan baku obat beranggotakan lintas kementerian dan stakeholder terkait lain dengan Kementerian Kesehatan sebagai koordinator. Pencapaian kemandirian obat dan bahan baku obat juga terutama dilakukan melalui kerjasama dan fasilitasi penelitian dengan lembaga penelitian (BPPT dan LIPI) dan Perguruan Tinggi di bidang pengembangan bahan baku obat serta pembentukan jejaring dengan berbagai stakeholder diantaranya institusi penelitian, kalangan industri dan asosiasi pengusaha.
Pada tahun 2015 dilakukan kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (BPPT) dan Kementerian Pendidikan melalui Perguruan Tinggi yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjajaran (UNPAD).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 13
Daftar jenis bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan target, realisasi dan capaian pada tahun 2015 dapat dillihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Daftar Nama Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional Yang Diproduksi Di Dalam Negeri Tahun 2015 NO
BBO / BBOT
KERJASAMA A-B-G
1 Ekstrak Terstandar Daun Kepel (Stelechocarpus
UGM - PT Swayasa
burahol (BI.) Hook.f. & Th)
Prakarsa
2 Ekstrak Umbi Bengkoang (Pachyrrhizus erosus
UGM - PT Swayasa
L.)
Prakarsa
3 Ekstrak Aktif Terstandar Daun Mimba
UGM - PT Swayasa
(Azadirachta indica)
Prakarsa
4 Ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum
BPPT - PT Kimia
L.)
Farma
5 Pemanis Alami Glikosida Steviol
ITB - PT Kimia Farma
6 Ekstrak Terstandar Strobilanthes crispus L.
ITB - PT Kimia Farma
7 Ekstrak Terstandar Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
UNPAD - PT Phytochemindo Reksa
8 Karagenan Pharmaceutical Grade
UNPAD - CV Suprima
Tabel 5. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Yang Diproduksi Di Dalam Negeri Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
5 jenis
8 jenis
160%
Jumlah Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Yang Diproduksi Di Dalam Negeri
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 14
Dalam mencapai indikator Jumlah Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Yang Diproduksi Di Dalam Negeri, pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Workshop Peningkatan Kapasitas Produksi BBO dan BBOT 2. Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Produksi Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional 3. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas SDM P4TO dan PED 4. Inisiasi Sertifikasi PED Sebagai IEBA 5. Fasilitasi Peralatan Laboratorium pada P4TO Tahun 2015 6. Kajian Teknis Terkait Skematika dan Pelaksanaan Fasilitasi Pengembangan BBO dan BBOT di Indonesia 7. Penyusunan Petunjuk Teknis Pelatihan dan Pengembangan P4TO dan PED 8. Penyediaan Referensi Nasional dan Internasional 9. Fasilitasi Peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat dan Pusat Ekstrak DaerahTahun 2015 10. Penandatanganan MoU/Perjanjian Kerjasama Fasilitasi Peralatan P4TO/Laboratorium
Mikrobiogi/Fasilitasi
Peningkatan
Kapasitas
Produksi BBO dan BBOT 11. Peningkatan Kemampuan dan Pengetahuan Dalam Pengembangan BBO 12. Fasilitasi
Perjalanan
Panitia
Penerima
dan
Tim
Teknis
P4TO/PED/Laboratorium Mikrobiologi ke Provinsi b. Indikator Kedua JUMLAH INDUSTRI YANG MEMANFAATKAN BAHAN BAKU OBAT DAN OBAT TRADISIONAL PRODUKSI DALAM NEGERI
Definisi operasional : “Jumlah industri yang akan memanfaatkan bahan awal penyusun sediaan farmasi (obat dan obat tradisional) dapat berupa bahan berkhasiat maupun bahan tambahan, yang merupakan hasil penerapan teknologi maupun berupa bahan alam yang diproduksi dan / atau dibuat di Indonesia”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 15
Kondisi yang dicapai: Pada tahun 2015, jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri adalah sebanyak 2 industri dari target sebanyak 2 industri yang telah ditetapkan.
Upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan penjajagan ke industri mitra yang bekerjasama
dengan
Pihak
Kedua
pada
fasilitasi
penelitian,
pengembangan dan peningkatan kapasitas produksi bahan baku obat dan obat tradisional yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 - 2015.
Pencapaian ini akan ditindaklanjuti dengan kesiapan pendaftaran produk dan kesiapan fasilitas produksi pada tahun 2016.
Pada tahun 2015 dilakukan kerjasama dengan 2 industri mitra, yaitu PT Swayasa Prakarsa dan PT Kimia Farma.
Daftar industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 6, sedangkan target, realisasi dan capaian pada tahun 2015 dapat dillihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Daftar Industri Yang Memanfaatkan Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri Tahun 2015 NO
Industri
1 PT Swayasa Prakarsa
BBO / BBOT Yang Dimanfaatkan - Ekstrak Aktif Terstandar Daun Awar-awar Ficus septica (hasil tahun 2014) - Ekstrak Terstandar Daun Kepel Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.f. & Th (hasil tahun 2015) - Ekstrak Umbi Bengkoang Pachyrrhizus erosus L. (hasil tahun 2015) - Ekstrak Aktif Terstandar Daun Mimba Azadirachta indica (hasil tahun 2015)
2 PT Kimia Farma
- Ekstrak Terstandar Daun Tempuyung Sonchus arvensis L. (hasil tahun 2014) - Ekstrak Biji Klabet Trigonella foenum-graecum L. (hasil tahun 2015)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 16
- Pemanis Alami Glikosida Steviol (hasil tahun 2015) - Ekstrak Terstandar Strobilanthes crispus L. (hasil tahun 2015)
Tabel 7. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Industri Yang Memanfaatkan Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA Jumlah
Industri
Obat
Tradisional
REALISASI
CAPAIAN
2 industri
2 industri
100%
Yang
Memanfaatkan Bahan Baku Obat dan
TARGET
Produksi
Dalam Negeri
Dalam mencapai indikator Jumlah Industri Yang Memanfaatkan Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri, pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Fasilitasi Pemenuhan PQ WHO 2. Aliansi Strategis Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat 3. Fasilitasi Terlaksananya
Iklim Kondusif Pengembangan Industri
Farmasi dan Industri Bahan Baku Obat 4. Fasilitasi Kerjasama dan Penguatan Jejaring 5. Kajian Teknis Atas Pemberian Insentif Pada Produsen BBO dan BBOT 6. Pemutakhiran Roadmap Pengembangan Bahan Baku Obat 7. Pemutakhiran
Masterplan
Pengembangan
Bahan
Baku
Obat
Tradisional 8. Pembinaan Industri BBO dan BBOT 9. Rapat Persiapan OIC 10. Penyusunan Laporan Transaksi Obat PBF 11. Penyusunan Laporan Perijinan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 12. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Bidang Produksi dan Distribusi Kefarmasian 13. Workshop Peningkatan Daya Saing Industri Farmasi 14. Penyusunan Database Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 17
Secara Elektronik 15. Penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Farmasi 16. Pemetaan Industri Kosmetika 17. Pengolahan Data dan Evaluasi Perizinan Bidang Kosmetika c. Indikator Ketiga JUMLAH STANDAR ATAU PEDOMAN KEFARMASIAN ATAU MAKANAn
Definisi operasional : “Standar adalah standar mutu yang digunakan sebagai acuan di sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan / atau makanan dan bersifat mengikat, sedangkan pedoman adalah bahan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas dan pelaku sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan / atau makanan dan bersifat tidak mengikat”. Kondisi yang dicapai: Pada tahun 2015, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian telah menghasilkan 4 standar atau pedoman dari target sebanyak 3 standar atau pedoman yang telah ditetapkan.
Penyusunan standar atau pedoman kefarmasian atau makanan perlu dilaksanakan untuk meningkatkan mutu produk kefarmasian atau makanan sehingga dapat memberikan jaminan perlindungan terhadap keamanan, khasiat dan mutu bagi kesehatan masyarakat serta menjadi acuan bagi produsen atau distributor agar bisa menghasilkan produk yang baik dan sesuai ketentuan agar aman dipergunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Penyusunan standar atau pedoman dilaksanakan seiring dengan perubahan dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan di lapangan. Kegiatan penyusunan standar atau pedoman di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau makanan pada dasarnya
dilaksanakan
dalam
rangka
mendukung
peningkatan
pembangunan kesehatan yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 18
bidang produksi dan distribusi kefarmasian. Mengingat bidang produksi dan distribusi kefarmasian merupakan salah satu bidang yang sangat dinamis,
kompleks
dan
multi-dimensi
maka
perlu
dilaksanakan
penyusunan standar atau pedoman yang sistematik dan komprehensif yang dapat menjadi acuan pelaksanaan produksi dan distribusi yang baik dan benar.
Daftar standar atau pedoman kefarmasian atau makanan yang disusun pada tahun 2015 adalah : 1. Suplemen III Farmakope Herbal Indonesia 2. Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi V 3. Manual Book e-Licensing Kefarmasian 4. Manual Book SIPNAP
Target, realisasi dan capaian pada tahun 2015 dapat dillihat pada Tabel 8 dibawah ini.
Tabel 8. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Standar atau Pedoman Kefarmasian atau Makanan Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA Jumlah Standar atau Pedoman Kefarmasian atau Makanan
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
3 buku
4 buku
133%
Dalam mencapai indikator Jumlah Standar atau Pedoman Kefarmasian atau Makanan, pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Penyusunan Farmakope Herbal Indonesia (FHI) Edisi II dan Pengujian Ulang FHI Edisi I dan Suplemennya 2. Penyusunan Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi V 3. Pengujian Simplisia dan Ekstrak dalam Rangka Penyusunan Suplemen I FHI Edisi II 4. Penyusunan Kurikulum Pelatihan CPOTB untuk Penanggungjawab Teknis Industri dan Usaha Obat Tradisional 5. Revisi Kodeks Makanan Indonesia Tahap II
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 19
6. Penyusunan Buku Pedoman Pembinaan Keamanan Pangan bagi Petugas Kesehatan 7. Revisi Pedoman Pembinaan Industri Kosmetik Bagi Petugas 8. Pencetakan Produk Sub Direktorat Produksi Kosmetika dan Makanan 9. Buku Panduan Pelaporan Sarana Produksi Kosmetika 10. Pencetakan Produk Sub Direktorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Sediaan Farmasi Khusus 11. Penyusunan
Materi
Teknis
untuk
Pengaturan
Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor 12. Pencetakan
di
Bidang
Perizinan
Produksi
dan
Distribusi
di
Bidang
Pelaporan
Produksi
dan
Distribusi
Kefarmasian 13. Pencetakan Kefarmasian 14. Penyusunan Daftar Tilik Pembinaan UKOT d. Indikator Keempat JUMLAH FASILITASI ATAU SUPERVISI DI BIDANG PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN ATAU MAKANAN
Definisi operasional : “Jumlah fasilitasi atau supervisi dalam bentuk pembinaan, pembekalan, workshop, peningkatan kapasitas dan bentuk lainnya di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau makanan”. Kondisi yang dicapai: Pada tahun 2015, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian telah melaksanakan 10 proses fasilitasi atau supervisi dari target sebanyak 10 proses yang telah ditetapkan.
Fasilitasi
atau
supervisi
dalam
bentuk
pembinaan,
pembekalan,
workshop, ataupun peningkatan kapasitas perlu dilaksanakan untuk meningkatkan mutu produk dan kapabilitas dari SDM di bidang kefarmasian atau makanan, sehingga dapat memberikan jaminan perlindungan terhadap keamanan, khasiat dan mutu bagi kesehatan masyarakat. Kegiatan fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 20
distribusi kefarmasian atau makanan pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan pembangunan kesehatan yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan di bidang
produksi dan distribusi
kefarmasian.
Daftar proses fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau makanan yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah : 1.
Workshop pembinaan UJG-UJR
2.
Peningkatan Kapasitas Penanggungjawab Teknis Bidang Obat Tradisional
3.
Coaching dan Evaluasi Sistem e-Report PBF Tingkat Provinsi
4.
Sosialisasi e-Licensing Kefarmasian
5.
Sosialisasi Sistem Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
6.
Review Penerapan SIPNAP
7.
Pembinaan Sarana Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
8.
Pembinaan Sarana Produksi Kosmetika
9.
Peningkatan Kemampuan Pelaksana Notifikasi dan CPKB pada Industri Kosmetika UMKM
10. Peningkatan Kemampuan UMKM di Bidang Makanan
Target, realisasi dan capaian pada tahun 2015 dapat dillihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Fasilitasi atau Supervisi di Bidang Produksi dan Distribusi Kefarmasian atau Makanan Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
10 proses
10 proses
100%
Jumlah Fasilitasi atau Supervisi di Bidang
Produksi
dan
Distribusi
Kefarmasian atau Makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 21
Dalam mencapai indikator Jumlah Fasilitasi atau Supervisi di Bidang Produksi dan Distribusi Kefarmasian atau Makanan, pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Peningkatan Penerapan Sistem e-Report PBF 2. Penerapan e-Licensing Produksi dan Distribusi Kefarmasian 3. Pemantapan Implementasi Sistem e-Licensing Bagi Petugas Pusat 4. Sosialisasi Sistem Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 5. Monitoring Implementasi Sistem Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 6. Pembinaan Sarana Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 7. Review Penerapan SIPNAP 8. Aliansi Strategis Bidang Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Sediaan Farmasi Khusus 9. Fasilitasi Pengaturan Narkotika untuk Penatalaksanaan Nyeri 10. Peningkatan Kemampuan Sistem Pelaporan Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 11. Fasilitasi Pengaturan Pemasukan Obat Untuk Pengobatan Mandiri 12. Monitoring Implementasi e-Report PBF pada Sarana Distribusi 13. Pemberdayaan UJG dan UJR 14. Pengembangan Daya Saing Industri dan Usaha Obat Tradisional Jawa Tengah 15. Gerakan Nasional Bugar Dengan Jamu (Gernas Bude Jamu) 16. Start Up Bisnis 1000 Gerai / Outlet Jamu 17. Peningkatan Kapasitas Penanggungjawab Teknis Bidang Obat Tradisional 18. Evaluasi Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah (MJAS) 19. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Makanan Melalui Media Cetak 20. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kosmetika Melalui Media Cetak 21. Peningkatan Kemampuan Pelaksana Notifikasi dan CPKB pada Industri Kosmetika UMKM 22. Aliansi Strategis Bidang Kosmetik dan atau Makanan 23. Peningkatan Kapasitas Industri Kosmetik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 22
24. Peningkatan Kemampuan UMKM di Bidang Makanan e. Kegiatan Penunjang Pelaksanaan
kegiatan
Kefarmasian
yang
Direktorat
menunjang
Bina
Produksi
pencapaian
dan
Distribusi
indikator
dituangkan
berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang meliputi : 1. Evaluasi Kinerja Dalam Rangka Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Direktorat 2. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Kontrak Kerja Direktorat 3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian 4. Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Bina Prodis Kefarmasian 5. Penyusutan Arsip Direktorat 6. Penyusunan
Program
dan
Kegiatan
Direktorat
Bina
Prodis
Kefarmasian 7. Penyusunan RKAKL Direktorat Bina Prodis Kefarmasian 8. Penyusunan Laporan SAK 9. Penyusunan Laporan SIMAK-BMN 10. ASEAN Working Groups of Pharmaceuticals Development 2015 11. Harmonisasi
dan
Peningkatan
Kemampuan
dalam
Rangka
Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian 12. Peningkatan Kapasitas SDM Direktorat Bina Prodis Kefarmasian 13. Fasilitasi Perjalanan dalam Rangka Binwil dan PDBK 14. Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Prodis Kefarmasian 15. Distribusi Produk Cetakan Direktorat 16. Resertifikasi ISO 9001:2008 17. Peningkatan Kemampuan Sistem Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 18. Peningkatan Kemampuan Sistem Aplikasi E-Pharm 19. Pengadaan Sistem Informasi Pelaporan Produksi Kosmetika 20. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 21. Pemeliharaan Sistem Elektronik Perizinan dan Pelaporan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 23
f. Kegiatan Perizinan Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian juga melaksanakan kegiatan perizinan.
1. Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional melaksanakan perizinan yang meliputi Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional, Pedagang Besar Farmasi, Pedagang Besar Farmasi Bahan Obat dan Industri Ekstrak Bahan Alam. Jumlah izin yang diterbitkan selama tahun 2015 adalah sebanyak 382 izin yang terbagi dalam 8 jenis. Sebaran masing-masing perizinan Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional yang telah diterbitkan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 1.
REKAPITULASI PERIZINAN SUB DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI OBAT DAN OBAT TRADISIONAL TAHUN 2015
JUMLAH IZIN
300 200 100 78
1
27
1
2
1
254
18
IF
PRINSIP IF
IOT
PRINSIP IOT
IEBA
PRINSIP IEBA
PBF
PBFBO
0
JENIS IZIN
Grafik 1. Rekapitulasi Perizinan Sub Direktorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 24
2. Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan melaksanakan perizinan di bidang produksi kosmetika sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Jumlah izin yang diterbitkan selama tahun 2015 adalah sebanyak 73 izin yang terbagi dalam 2 jenis. Sebaran masing-masing perizinan Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan yang telah diterbitkan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 2.
REKAPITULASI PERIZINAN SUB DIREKTORAT PRODUKSI KOSMETIK DAN MAKANAN TAHUN 2015 JUMLAH IZIN
60 40 20
40 23
0 IZIN PRODUKSI KOSMETIK
PERUBAHAN
JENIS IZIN
Grafik 2. Rekapitulasi Perizinan Sub Direktorat Produksi Kosmetik dan Makanan Tahun 2015
3. Subdirektorat
Produksi
dan
Distribusi
Narkotika,
Psikotropika,
Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus menerbitkan izin di bidang impor / ekspor narkotika,
psikotropika dan prekursor farmasi yang
terdiri dari Surat Persetujuan Impor (SPI), Surat Persetujuan Ekspor (SPE), Importir Produsen (IP), Eksportir Produsen (EP), Importir Terdaftar (IT), Eksportir Terdaftar (ET) dan Special Access Scheme (SAS). Rekapitulasi perizinan Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus (SAS). Jumlah izin yang diterbitkan selama tahun 2015 adalah sebanyak 827 izin yang terbagi dalam 16 jenis. Sebaran masingmasing perizinan Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus yang telah diterbitkan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 3 dibawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 25
REKAPITULASI PERIZINAN SUB DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PREKURSOR DAN SEDIAAN FARMASI KHUSUS TAHUN 2015
JUMLAH IZIN
250 200 150 100 50 42
163 220
2
165 128
0
2
7
0
0
12
14
5
5
62
0
JENIS IZIN
Grafik 3. Rekapitulasi Perizinan Sub Direktorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus Tahun 2015
B. REALISASI ANGGARAN Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes tahun 2015 sebesar Rp 54.835.946.000,- yang terdiri dari RM sebesar Rp 54.206.607.000,- (98,85%) dan PNBP sebesar
Rp 629.339.000,-
(1,15%).
Anggaran tersebut digunakan untuk belanja modal sebesar Rp 290.146.000,(0,53%) dan belanja barang sebesar Rp 54.545.800.000,- (99,47%). Tidak terdapat dana dekonsentrasi dan dana hibah pada Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Adapun
realisasi penggunaan anggaran Direktorat
Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes tahun 2015 adalah sebesar Rp. 37.954.099.489 (69,21%).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 26
Tabel 10. Realisasi Anggaran DIPA Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2015 KEGIATAN Peningkatan
Produksi
dan
Distribusi
REALISASI
ALOKASI (Rp.) 54.835.946.000
(Rp.)
(%)
37.954.099.489
69,21
Kefarmasian
Realisasi anggaran sebesar 69,21% ini di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1.
Adanya revisi anggaran dalam rangka penghematan perjalanan dinas (Refocusing), sehingga harus melakukan penyesuaian program kegiatan dan waktu pelaksanaan
2.
Tidak
terlaksananya
fasilitasi
peralatan
P4TO
dan
Laboratorium
Mikrobiologi karena ketidaksiapan sarana pada daerah penerima fasilitas 3.
Beberapa kegiatan hasil refocusing yang berupa lelang gagal dilaksanakan karena waktu yang tidak mencukupi untuk pelaksanaannya.
4.
Adanya efisiensi dari anggaran kegiatan penelitian yang bersifat swakelola antara rencana dan realisasi.
5.
Adanya fluktuasi harga tiket pesawat terbang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 27
BAB IV PENUTUP
Laporan Akuntabilitas kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian 2015 merupakan perwujudan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan, program, dan kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Pada tahun 2015 telah dapat merealisasikan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian dalam pelaksanaan tugas teknis sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan RKP Kementerian Kesehatan tahun 2015 - 2019. Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Binfar dan Alkes di tahun 2015 diharapkan akan meningkat sampai dengan tahun 2019.
Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2015 diharapkan dapat menjadi acuan melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efiesien. Sedangkan hambatan atau masalah yang muncul dalam mencapai target kinerja diharapkan dapat dicarikan solusi pemecahaan masalah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 28
LAMPIRAN 1 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN
Unit Organisasi Eselon II
:
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Tahun
:
2015
LUARAN Meningkatnya Produksi Bahan Baku dan Obat Lokal
serta
Mutu
Sarana
Produksi
dan
Distribusi Kefarmasian
INDIKATOR KINERJA 1. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri
TARGET 5 jenis
2. Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi
2 industri
dalam negeri 3. Jumlah standar atau pedoman kefarmasian atau makanan
3 buku
4. Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau
10 proses
makanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 29
LAMPIRAN 2 FORMULIR PENGUKURAN KINERJA
Unit Organisasi Eselon II
:
Direktorat
Bina
Produksi
dan
Distribusi
Kefarmasian Tahun
LUARAN
Meningkatnya
:
2015
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
CAPAIAN
5 jenis
8 jenis
160%
2 industri
2 industri
100%
3 buku
4 buku
133 %
10 proses
100 %
1. Jumlah bahan baku obat
Produksi Bahan
dan obat tradisional yang
Baku dan Obat
diproduksi di dalam negeri
Lokal serta Mutu
TARGET
2. Jumlah industri yang
Sarana Produksi
memanfaatkan bahan
dan Distribusi
baku obat dan obat
Kefarmasian
tradisional produksi dalam negeri 3. Jumlah standar atau pedoman kefarmasian atau makanan 4. Jumlah fasilitasi atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian atau
10 proses
makanan
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2015 sebesar
Rp. 54.835.946.000,-
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2015 sebesar
Rp. 37.954.099.489,-
Persentase Realisasi sebesar
69,21%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Prodis Kefarmasian Tahun 2015
Page 30