1618 UMU LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBIN IPTEKDOK
'
Potensi Ekstrak Etanolik Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) sebagai Agen Kemoprevensi Tumorigenesis Kulit Terinduksi UV-B
Penyusun: Shanti Listyawati, S.Si., M.Si.
Nita Etikawati, S.Si., M.Si.
Program Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012
·-""-� -w
LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBIN IPTEKDOK
Potensi Ekstrak Etanolik Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) sebagai Agen Kemoprevensi Tumorigenesis Kulit Terinduksi UV-B
Penyusun: Shanti Listyawati, S.Si., M.Si. Nita Etikawati, S.Si., M.Si.
Program Studi Biote�ologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012
SUSUNAN TIM PENELITI
No.
Nama
Tugas Dalam Kegiatan Penelitian
Unit Kerja Lembaga
l
Shanti Listyawati, S.Si., M.Si.
Ketua peneliti
Bioteknologi UGM
2
Nita Etikawati, S.Si., M.Si.
Peneliti-1
Bioteknologi UGM
3
Sismindari, Prof, Dr, SU, Apt.
Supervisor
Fak. Farmasi UGM
4
Widi Hartanto
Administrasi
LPPTUGM
jj
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN
iii
KEMENTERIAN KESEHATAN
BAJ)AN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN .hdan P�n:d;�bn Ncgant N''- �9 .!;�kana I 0560 Kotak l'os 1126 Tclcpon: (021) 4261 Ol'X Faksimik: (021) 42439�.1
E-mail: scsb�n!a·litbang.dcpk.:,; go.id. lli4>siJe: hllp:·:www.litbang.depkc,;,go.id
KEPUTUSAN KEPALA BAOAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NOMOR: HK.03.05121127312012 TENTANG PENETAPAN TIM PELAKSANA RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEOOKTERAN TAHUN21 0 2 KEPALA BAOAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN,
Menimbang
:
a. bahwa
untuk
meningkatkan
pengembangan
bidang
di
penelitian
kapasitas kesehatan
perlu
dan
dilakukan
pembinaan kepada para peneliti muda; b. bahwa peneliti
dalam muda
rangka perlu
pembinaan dan menggali dilakukan
Riset
potensi
Pembinaan
Umu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran; c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tentang Pembentukan
Tim
Pelaksana
Riset
Pembinaan
llmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran Tahun 2012;
Mengingat
1.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan llmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 2.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (lembaran
Negara Ta hun
2009
Nomor 144,
Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063); 3. Peraturan Penelittan Negara
Pemerintah dan
Republik
Tambahan
Nomor
39
Pengembangan Indonesia
1995
Tahun
Tahun
1995
tentang
(Lembaran
Kesehatan
Nomor
67,
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3609); 4. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2011 Perubahan atas Pera1uran
Presiden
Nomor
47
Tahun
2009
Tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
iv
ff£! !I§
KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENELITJAN DAN PENGEMBANGAN KESJ;HATAN JahiJl P�rccrakan Nqwra No. 29 J:�knna I 0.%<1 Kotak l'o,; I :22(i .
'li:lcpon: (0:! II -12olllSll faksimilc: (021l·C!4J93.'
F-mml. sc�ban\
5. Keputusan
Menteri
Kesehatan
791/Menkes/SKNII/1999 Penyelenggaraan
tentang
Penelitian
dan
Nomor Koordinasi
Pengembangan
Kesellatan; 6.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
1144/Menkes/PerNIII/2010
tentang Organisasi
Nomor dan
Tata
Ke�a Kementerian Kesehatan Rl;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
KEPUTUSAN
KEPALA
BADAN
PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN TENTANG TIM PELAKSANA RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN TAHUN 2012;
KESATU
Tim
Pelaksana
Riset
Teknologi Kedokteran lptekdok
2012)
Pembinaan
llmu
Pengetahuan dan
Tahun 2012 (selanjutnya disebut Risbin
sebagaimana
tercantum
dalam
lampiran
keputusan ini bertugas; 1. Melaksanakan penelitian sesuai kaidah ilmiah dan etika dengan waktu yang telah ditetapkan; 2. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran sesuai peraturan yang berlaku; 3. Membuat dan menyampaikan laporan kemajuan dan laporan akhir penelitian; 4. Membuat ringkasan eksekutif berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan masukan "kepada pengambilan keputusan dan pengelola program yang terkait dengan hasil penelitian;
KEDUA
Tim
Pelaksana
Risbin
lptekdok
Tahun 2012 sebagaimana
dimaksud pada diktum kesatu diberikan honor sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
KETIGA
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana Risbin lptekdok Tahun 2012 berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
KEEMPAT
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana Risbin lptekdok Tahun 2012 dapat berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Tim Panel Pakar dan Tim Pengelola Administrasi Risbin lptekdok;
KELIMA
Biaya kegiatan Tim Pelaksana Risbin lptekdok Tahun 2012 dibebankan pada DIPA Sekretariat Badan Litbangkes tahun anggaran 2012 Nomor
·
0682/024-11.1.01/00/2012 Tanggal 9
Desember 2011;
v
KEMENTERIAN KESEHATAN
BAOAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN .labn P-:1\'..:taknn N�ga ra No. 29 hkana I 05t>Cl Kowk J'os 1226 Tdcpon: (02 I) 426Hlf(l! F11�sirnilc: (02 I) 424;191.� 1:'-mtlil: scsha11(11 litb
sir": htlp:i/www.lilb
KEENAM
Dengan Baden
berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Kepala Penelitian dan Pengembangan
HK.03.0511/393/2011
Tanggal
19
Kesehatan
Januari
2011
Nomor
:
tentang
Penetapan Tim Pelaksana Rise! Pembinaan llmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran Tahun 2011 dinyatakan tidak berlaku lagi; KETUJUH
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. DHetapkan diJakarta Pada tan gal 17 FEBRUARI 2012 Kepal
vr
LAMPlRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN LITBANG KESEHATAN NOMOR
: HK 03.05/2/1273/2012
TANGGAL : 17 Februari 201:z SUSUNAN TIM PELAKSANA RISET PEMBiNAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOG! KEDOKTERAN (RISBIN IPTEKDCK) 2012
BALAI LITBANG, BP2 GAK I, MAGELANG 1
Sri Nuryani Wahyunmgrum, SSI R. Agus Wibowo, SSi, MSc Taufiq Hidayat, dr
Catur Wijayanti, AMd
Pengaruh Suplementasi Mikroalgae
149,883,500
Spirulina terhadap Status Klinis GAKI dan Fungsi Tiroid
BALAI UTBANG, P2B2 BANJARNEGARA
2
Oyah Widiastuti , SSi, MSc FK UNIVERSITAS ANDALAS, PADANG
3
1
Desmawatl, dr
Bina lkawati, SKM, MKes
Utami Mulyaningrum, dr.
Endang Setyani, AMAK
Rony Y., dr. SpPD
Produksi AnUbodi Monoklonal Spes1fik
140.521.000
Lepiospira
MSc Yunlar Lestari. dr. MKes
Joni Herman. SE
Pengaruh Retriksl NaLium dan Ekspresf
148.780,000
Gen AGT M235T terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensl Etnik
4
2
Eka Nofila. dr
Mlnangkabau
Nora Harm1narti. dr. MBiomed
Kaisar, SSi
Lilis. SpPA
Sheella R. Bororing, dr,
Maria Magdalena Martini
1
Stefanus Lembar. dr, SpPK
ldentifikasi Subtipe B!astocystis pada
\34,514,050
lndividu dengan Diare dan Tanpa Diare dengan Menggunakan PCR
FK UN IV ERSITAS ATMAJAYA, JAKARTA 5
Frtra Mau!edi, SSos
Romanah
SpPK
Studi Protein DISulfide Isomerase Family A
104.627,000
Member 4 (PDIA4) pada Karsinoma Mammae: ldentifikasi Mutasi Gen PDIA4 sebagai lndikator pada Deteksi Oini Metastasis Kars!noma Mammae
6
FK UNIVERSITAS BAAW!JAYA, MALANG 1 Yu!ian Wlji Utami. SKp, MKes
WiwiK Agus�na. SKp. Ners
Dwi Setyorini, SKep, Ners
Ana Lutfia, SSos
Respon imun slgA mole!
138,400,000
sel
Titin Andn Wihasluti. SKp,
Satuman, SSi. MKes
Novi Kh11ia Firani, dr, MKes
MKes
Dyah Caturini, AMd
Optimalisasi dan Uji Potensi Mesenchymal
110.000,000
Stem Cei! (MSC) untuk Perbaikan Pankreas Pada Tikus Model Diabetes Mellitus yang Diinduksi Streptozotocyn
Page 1 of 6 .
·
Vfj
Hubungan Kadar Vrtamin 0 dengan Aklivasi Sel Dendritik dan Jum!ah Se! Th17 pada Pasien Lupus Eritematosus Sis;,emll<
FK UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
9
1
Ninung Rose Diana K. dr. SpA.
Adriyan Pramono, SGz. MSi -
MSiMed
Labbaika Maohda
Penganuh ln!ervensi Diet pada Fibrosis
Faozani
Cirrhosis Index (FC!) Penderita Non
145,228,000
Alcoholic Fatty Uver Disease (NAFLD) 10
, il 1l1i·
li II
2
Galuh Hardaningsih, dr
Suci Romadhona. MSiMed,
Adityo Agung Wibowo
SpA
Pengaruh Suplementasi Kapsul Ekstrak lkan Gabus (Ophior;ephalus striatus}
150.000.000
Dibandingkan lnfus Human Albumin pada Sindroma Nefrotik
11
3
Ratnasari Dwi Cahyanti, dr.
Putri Sekar Wiyati, dr,
MSiMed, SpOG
SpOG
Nur Za!it Aya S .. dr
Fitri Sulistyaningrum, SE
Hubungan Kadar Vitamin D dan Vascular
147,484,425
Endothelial Growth Factor (VEGF) dalam Memicu Progresifrtas dari Preeklampsia
Be rat 12
4
Eko Adhi Pangarsa, dr. SpPD
Nur Farhannah. dr, SpPD
Wiwik Lestari
Dyah Kusumaningrurn.
Kadar P Selection, ADAMTS13 dan faktor
SE
von Wilebrand, pad a gangguan hemostasis
147,9 20 ,000
penderita Leptospirosis dengan pendarahan
13
5
Awal Prasetyo, dr. MKes,
Henny Kartikawati. dr,
Vega Karlowee, dr.
Sekti BektJ Panca Putri
Perbandingan Faktor Resiko, Titer Antibodi
SpTHT-KL
MKes, SpTHT-KL
MSiMed. SpPA
Lestari, SPd
Serum Epstein Bar Virus, Ekspresi LMP-1
130,925,000
dan CD 99 antara Pen
dengan !ndividu Sehat Beresiko
14
FK UNIVERSITAS GADJAH MAOA, YOGYAKARTA 1 Hevt Wihadmadyat.ami, drh. Rizka Humardewayanti MSc Asdie, dr. SpPD-KPTl
Etty Widayanti, SSi.
Eli Supnyani
Pengembangan prototfpt kit diagnosis
150.000,000
Leptospirosis dengan menggunakan
MBiotectt
metode ELISA berbasis pada protein rekombinan Upl32 15
2
Narendra Yoga Hendarta. ST.
R. Ludhang Pradipt.a Rizl
MSiotech
dr, MBiotectl
Siti Helmyati. OCN. MKes
Sujiyanto
Pengembangan multiplex dipstik untuk
150,000,000
deteksi dini HIV-1 dan HBV berbasis kombinasi multiplex Reverse Transcript
�·�'I!·
Loop Media.ted Isothermal Ampliflcation (mRT-LAMP) dan Lateral Flow Oistick (LFD)
Page 2 of 6
vrti
I'
il l
�
'I'.'r:: • '�' ; 1S
.'; ,::•
'
' :J-'
-
3
Retno Ar•aningrum, Ora, MSi
Adam Hermawen. SFarm.
i; �-
l
•:
•' t
,j
Rirln Wldartl. SPd
MSc, Ap!
Pangembangan senyawa derivat kalkon
75,000,000
MPHKA sebagai agen ko-�emoterapi pada sel Kanker Payudara yang Resisten Doxorubicin
II
17
4
Shanti Ustyawatl. SSi, MSi
Widi Harta nto
Nita Elikawab. SSi, MSI
Potensl ekstrak etanol tsmu kunci
100.000.000
{Boesenbergia pandua r ta) sebagai agen kemoprovensi kanker kulit terinduksi UVB
111 FK UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASAR 18
1
Nadirah Rasyid Ridha. dr. MKes, SpA
Sa'diyah MT, dr
Ufy Trlsnawaty,dr
Ely. AMd
19
2
Andl Yasrnin Syaul::i. dr. MSc
Anang S .. dr, MPPM
Abdul Salam. SKM, MKes
Muh. Nur Hasan Syah.
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Kelor
SGz
kepada lbu Hamil ternadap Pencegahar1 Kerusakan DNA lbu dan Berat Lahlr Bayi
20
3
Mardiana. dr
Nur Ashari. dr
Ni Made Owi Ast1 Lestari. dr Emma. AMd
Hubungan Antar Kadar Hepcldin dan Status Besi dengan lnflamasi pada Anak Obesitas
Pengsruh pemberian kombinasi Fish Oil
95,178,000
149,090,750
145,790.000
dan kurkumin pads Perbaikan Resistensl Insulin penderita prediabetes
2i
FK UNIVERSITAS INDONESIA, JAKARTA 1 Erfi Prafiantini, dr, MKes
Nurul Ratna, dr, MGizi
RR. Dyah Purnamasari. dr,
Purwanto
SpPD
Pengaruh Pemberian Makanan Uji ±350
Kalori tarhadap Kadar Horman GLP-1 Endogen pada Subjek OM Tipe 2 dan Non
149.990,000
OM
22
2
Esthika Dewiasty. dr, SpPD
Kun\joro Harimurtl, Dr, SpPD
Siti Rizny Fltriana Saldi. Apt. Winda Maharani, SE MSc
Distribusi Serotype Streptococcus
145.309,641
pneumoniae pada Paslen HIV di RSCM Jakarta
23
3
Rahyussalim, dr. SpOT(K)
Trl Kumi awatl. SSi
Arni Diana Fitri. drh
Juwariyah, SE
ldentifikasi Marker Sei Osteoblast pada
Defek Vertebra Spondi!!tis TB Kelinci yang
149.996,566
d'rterapi Sel Punca mesenkimel sebaga1
Ianda teJjadinya diferensiasi sel menuju pemoentukan tulang baru
24
4
Nadia A'f'J Mulansari. dr, SpPD
Purwanto
Fransiska Hardi, dr
Perbandmgan antibodi anti glikaprotein
pe.rmukaan trornbosit dan anti -HLA pads
149,895.000
purpura trombositoper.ia imun primer dengan trombositopenia pada infeksi virus l'lepatitiaC
Pogo 3 of 6
. : £
b(
��� ·II
gen Manganese superoxide dismutse (Mr:SOO) pada sel punca kanker payudara : dampaknya terhadap stres oksidatif dan pluripotensi
26
6
Wulyo Rajabto. dr. SpPD
Adi Surya Komala, or
Purwa.nto
Candra Bumi, dr, MSi
Nindya Shinta, dr, MKed
Sumacii.AMd
Peran E.kstrak Buah Pare (Momordica charantla) terhadap Regeneresl Sel E ndotel Pembuluh Oarah pada Obesitas: Studi pada Tikus Wister Jantan dengan Diet Atherogen!k
149,996,100
M. Arifin, SSos
Peran Crab dalam proses Adipogenesis melaiui aktivesi P70s6ki oleh mammalian target ofR apamycin complesx 1 (mTORC1)
100,000.00 0
Yunie Satitri. SSi
Potensi Ekstrak Etanol Sat ang Dracontomelon dao sebagal Antibakteri,
150,000,000
27
FK UNIVERSITAS JEMSER, JEMBER 1 Azham Purwandhono. dr
28
FK UNIVERSITAS LAMSUNG MANGKURAT, BANJARMASIN Eko Suhartono. Drs. MSi i Triawanti. dr. MKes
29
Kaitan Ekspresi Receptor Activaior of
Lisnawati, dr, SpPA(K)
74.387,956
Nuclear Factor-k(l (RANK) dan Osteoprotegenn pada Sei-Sel Kanker Payudara Pra-Terapi serta Trombosltosis Pre-Terapi dalam kaitannya dengan Kejadian Metastasis Tulang
FK UNIVERSITAS MULAWARMAN, SAMARINDA
1
Nurul Hasanah. dr. MKes
Yuniati, dr, MKes
Antloksidan, dan lmunotimu!ator
30
FK UNIVERSITAS PADJADJARAN, BANDUNG Sumartini Dewl. dr, SpPD-KR. Lazuardr Dwipa, dr. SpPD 1 MKes
31
2
Si:Vita Fit; R•swari . di, MKes
Rift(y W Rachman, MSi
!ceu Dimas Kulsum, dr,
Resru Pudjani
Hubungan antara lndek.s Mass a Tllbuh (IMT) dan lnftamasi Kronik S istemik dengan Kepadatan Massa Tulang pada Lakl-laki usia lanjut dengan penyakit paru obstr<�ktJf kronik
136.470.000
Restu Pud1ani
Pengembengan alat uji ELISA berbasis lgM untuk mendeteksi infeksi virus Chikungunya
149,942,400
SpPD
Yovita Hartantrl, dr. SpPO
P•ge4of6
X
32
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA 1 Kusmadewi Eka Damayanto, dr Yuliana Hen Suselo, dr
Erma
Oamayanti. AMd
149.914,000
Analisis Genetik Matnptase-2 sebagai Usaha Mencaoi Penyebab
Ketidakberhasilan Suplementasi Besi pada lbu Hamil FK UNIVERSITAS SYlAH KUALA, ACEH 33
1
Tristia Rinanda, dr, MSi
Yunita
Artiny.
dr, Sp P.
Rima Ristianti. SSI
Analisls Motekuler Resistensi Isoniazid. Streptomicin dari isola! Mycobacterium tuberculosis patfa penderita tersangka
paru resisten ganda di Aceh FK UNIVERSITAS UDAYANA, OENPASAR I
34
35
2
Wayan Suardana, dr+o, MSi
Komang Januartha
Pulra
Pinatih, dr, MKes
Made Agus Hendrayana, or.
MKed
Zainul MuttaQin. Drs
124,011,000
Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, dan
MKes
Ni Luh Ketut Ayu Ratnawati, Ni Ketut Partiwi dr
TB
Pengembangan Probe Diagnostik Berbasls
Kfoning Gen untuk Oeteksi Shiga Like Toxin·
150.000.000
2 Proctucing Escherichia coli sebagai Agen Zoonosis Penyebab Gagal Ginjal
Ni Made Adi Tarini. dr. SpMK
Luh Putu Virra lndah Perdanawati, SE
Kara.kterisasi molekuler molekul adhesin
Helicobacter pylori menggunakan kultur sel
144,340, 000
lambung mencit (Mus musculus) dan sel
Caco-2 FKIK UNIVERSITAS JEND. SOEDIRMAN, PURWOKERTO 36
1
Agung Saprasetya Dwi
Laksana. Vitasari lndriani, dr
Pengaruh Polimorfisme Gen Na+/K+ ATP Ase o2, Reseptor Vitamin D serta 0-ALAD terhadap Kejadian Hipertensi Akibat
Sri Lestari. SSi. MSi
dr, MScPH
136.000,000
Paparan Pb pada Awak Angkutan Kota Purwokerto 37
2
Pugud Samodro, dr, SpPD
Tlen Tisnowati. SP
Joko Setyono, dr, MSc
Polimorfisme Gena Transcription Factor 7 -
140.363.34,
Like 2 (TCF7L2), Fat Mass and Obesity
Associated (FTO) dan Potassium lnwardly Reactifying Channel Sub Family J Member 11 (KCNJ11)
pada Pengidap OM Tipe 2
Obes 38
3
Filranto Arjado. dr. MKes
Saefuddin 'Azlz. SSi, MSi
Alii Muntafiah, dr
Titik lndrawati. AMd
Efek potimorfisme
gena nitrit oksida
sintase3 (NOS3) dan matriks
118,221.850
metaloproteinase-9 (MMP-9) terhadap peningkatan resiko aterosklerosis pada pasien dengan hipertensi
Page 5 of 5
'XI
;!_ _
LPPM UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA 39
1
Luh Ade Wilan
Krisna. SSi.
MKed
Laksmi Wufandari, c!r,
Aldise Mareta Nasri, SKM
Zeni Ramila. SE
Moc!lammad Amin, SSI
Wltn Uta'l\1
SpP{K)
.. , . , .
,
Ekspresi CD95 dan Apoptosls pada Sel
yang Terinfeksi Virus Influenza A subtipe
124.453.500
H1N1 dan HSN1 (Studi lnvitro)
40
2
Priyo Budf
Purwono,
dr
Rendra Bramanthi, dr
Studi Analisis Molekuler Genotipe dan
144,930,000
Subnpe serta Vaccine escape Mutant virus Hepatitis B pasca Program fmunisasi anak di Sorong, Indonesia
41
LPPM UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA Yulia San. SSi, MSi Suyatmi, dr, MBiomed
Lely Saptawa i t.. dr. SpMK
Sari Fi:riani, AMd
Protein Rekombinan Virus hepatitis B
(HBc) - Virus Hepatitis C-Core
Core
150,000.000
yang
berpolensi membentuk Virus hke panicle
I
1: ·
(VLP)
42
RSU KUPANG 1
Simeon
Pe nggoam, SSi
Marselinus Lege Nur. SKM
Theofilus Rengga, SSI
Dwi
Diana Sari
Penderita TB dengan MDR MTB di Kupang
149,541,000
dan distribusf berbagaJ pofimorphism pada
gen TLR2, VDR2, NRAM1, IFN,TNF.IN!'GR
da1am panel infeksi-immunologl metOde PCR Beads
'
1!t---
TRIHONO
Pag�6o!6
xii
KATA PENGANTAR Laporan
ini
disusun
sebagai
pertanggungjawaban
pelaksanaan
penelitian
RISBIN IPTEKDOK tahun anggaran 2012 yang berjudul "Potensi Ekstrak Etanolik Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata)
sebagai Agen Kemoprevensi Tumorigenesis
Kulit Terinduksi UV-B" Dengan selesainya penyusunan laporan ini, tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementrian
Republik lndonesis yang telah membiayai penelitian
Kesehatan
ini melaJui program
RISBIN IPTEKDOK 2011 dan 2012
2. Seluruh anggota tim panel pakar dan reviewer RISBIN IPTEKDOK yang telah membina dan memberikan
saran serta bimbingan
untuk keberlangsungan
penelitian ini.
3. Pengelola Program Studi Bioteknologi UGM yang telah memberikan ijin dan kemudahan mengikuti program RISBIN IPTEKDOK.
4. Pimpinan Fakutas Kedokteran UGM yang telah mengijinkan untuk berafiliasi dalam program penelitian ini.
5.
Prof. Dr. Sismindari, SU., Apt. sebagai supervisor riset.
6.
Dr.rer.nat Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt., Prof.dr.Sofia Mubarika, M. Med.Sc. Ph.D., dan
Drh. Sitarina
Widyarini, MSc. Ph.D. yang telah memberikan
saran,
masukan, dan diskusi untuk k:elancaran penelitian ini. 7.
Staf LPPT UGM, Laboratorium Farmakologi, Patologi Anatomi FKU UGM yang telah mcmbantu sarana dan teknis penclitian.
8.
Seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Tim penyusun berharap laporan penelitian ini dapat menambah khasanah
penelitian dan bermanfaat terutama untuk kemajuan penelitian di bidang kesehatan. Yogyakarta,
Desember 2012
Ketua tim penyusun Shanti Listyawati
iv
ABSTRAK Rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) mengan aung senyawa-senyawa aktif yang berpotensi dikembangkan sebagai agen kemoprevensi kanker. Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi ekstrak etanolik temu kunci sebagai agen kemoprevensi karsinogenesis kulit dengan memfokuskan pada kemampuan ekstrak dalam melindungi dari inflamas� supresi imun, kerusakan DNA dan terjadinya tumorigenesis pada model kanker kulit mencit Balb/c terinduksi UV-B dengan mempelajari pada ekspresi COX-2, JL-1 0, fL-12, CPDs, dan tumorigenesis kulit. Rimpang temu kunci diekstraksi dengan metode maserasi dalam etanol 96%. Ekspresi COX-2, IL-10, fL-12, dan CPDs diamati dari hasil pewarnaan imunohistolcimia pada jaringan kulit punggung pasca diberi paparan UV-B akut. Uji tumorigenesis dilakukan selama 22 minggu, paparan UV-B dosis tunggal 0,4 J/crn2/hari (60x paparan, 5 kali per minggu) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanolik temu kunci rnampu menurunkan ekspresi COX-2, IL-12, dan CPDs. Pada hasil uji tumorigenesis menunjukkan penurunan angka kejadian dan muJtiplasitas tumor, serta penghambatan munculnya nodul tumor.
Kata kunci: tumorigenesis.
Boesenbergia
pandurata,
kemoprevensi,
v
IL-1 0,
COX-2,
CPDs,
DAFTAR lSI Judul....................................................... ......... ........ :................ . ..... Halaman 'Pengesahan ............................................................................ Susunan Tim Penel iti........................................................................... Surat Keputusan Penelitian.................................................................... Kata Pengantar................................................................................... Abstrak Daftarlsi................................................................. ....... � ................. Daftar Tabel........................................................... .............. ............ Daftar Gambar... ... . . . .. . .. .... ........... . . . .... ...... . . . . .. .. .... ..... ...... .... . .. . ..... .. . ... Daftar Lampiran.............................................................................. . ... I. PENDAHULUAN....................................................................... .... A. Latar Belakang .......................................................................... B. Permasalahan........................................................................... .
.
............... . . . . . . . . . . . . . . . ......... . . . ...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.
.
JJ. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... A. Karsinogenesis.............................................................. .............. B. Karsjnogenesis KuJit............. .............................................. .......... C. Reactive Oxygen Species (ROS) dan Kanker Kulit............................... D. Kanker Kulit............................................................................ E. Inflamasi, Supresi Imun, clan Kanker kulit........................................ F. Temu Kunci [Boesenbergiapandurata (Roxb.) Scheltr]........................
TJI.
TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan B. Manfaat
XV xv
xv I 1 3 4 4 5 7
8
9 9 11 11 11
IV. METODE PENELITIAN................................................................... A. Bahan dan Alat. ......................................... ................................. 1. Bahan Penelitian........................ ... ......... ............ .... ............. .... 2. Alat penelitian... .... .. ... .... ........ ...... ..................... ... .... ........ .. ... B. Cara KeJja.............................. ......... ... ......... ............... ............... 1. Pembuatan Ekstrak Etanolik Temu Kunci (EETK)...... ....... .... ........ .. 2. Uji Paparan Akut UV-8 pada Hewan Uj i............... ......... ........ ...... a. Pengelompokan Hewan Uji...................................................... b. Perlakuan Hewan Uji........................................................ ... c. Pembuatan Preparat Histologis untuk Pengamatan Ekspresi COX-2, IL-lOdanlL-12........................................................................ d. Pembuatan Preparat Histologis untuk Pengamatan Ekspresi CPDs.............................................................................. .
3.
ii iii iv iv xii xiii
Uj i Kemoprevensi pada Tumorigenesis Kutit............... ................... a. Pengelompokan Hewan Uji................................................ ... b. Perlakuan Hewan Uji....................................................... ....
vi
12 12 12 12 12 12 12 12 12 13 14 15 15 15
HASJL
V.
17
A. Kemampuan EETK dalam Melindungi terhadap lnflamasi B. Kemampuan
EETK daJam Melindungi
dari Supresi Imun
·
17 18
C. Kemampuan EETK dalam Melindungi KerusakanDNA
20
D. Aktivitas Kemoprevensi EETK pada Tumorigenesis Kulit
21
VI. PEMBAHASAN
24
A. Kemampuan EETK dalam Proteksi terhadap lnflamasi
24
B. Kemampuan EETK dalam Melindungi dari lmunosupresi
25
C. Kemampuan EETK dalam Melindungi KerusakanDNA
25
D. Aktivitas Kemoprevensi EETK pada Tumorigenesis Kulit
26
VTJ. VIII. JX. X.
KESIMPULANDAN SARAN
28
UCAPAN TERIMA KASIH
29
DAFTAR KEPUSTAKAAN
30
LAMPIRAN
34
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi COX-2 pada Jaringan Kulit.. . ...... . .. ... :. . . . . . . . . .. . . . . . ... Tabel 2. Ekspresi COX-2pada Jaringan Kulit Pasca Paparan UV-B...........
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 3. Distribusi IL-10 pada Jaringan Kulit...... .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . ......... Tabel4. Ekspresi IL-10 pada Jaringan Kulit Pasca Paparan UV-.8. . . . . . ......... Tabel 5. Distribusi IL- 12 pada Jaringan Ku1it..... . . . . . . . ...... ................... Tabel 6. Ekspresi lL-12 pada Jaringan Kulit Pasca Paparan UV-B............ Tabel 7. Distribusi CPDs pada Jaringan Kulit.. . . . . .. . . . . .. . . . .... ..... . . . . . . . . . . Tabel 8. Ekspresi CPDs pada Jaringan Kulit Pasca Paparan UV-B
7.
8.
17
18 18 19 19 19 19 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Habitus (A) dan rimpang (B) tanaman temu kunci (Boesenbergia
1.
pandurata (Roxb) Schelter)).....
2. 3. 4.
....... . . . . . . . . . . . . ....... . . . . . . . . ............... ....
Gambar 2. Desain perlakuan hewan uji..... .... . . . . . ..... . . ............... ... ...... Gambar 3. Desain perlakuan pada uji tumorigenesis. . . . . ............. . .......... Gambar4. Ekspresi COX-2 pasca paparan UV-B akut. . . ..... . . . . . . . . . . .. . . . . . . Gambar 5. Ekspresi JL-10 pasca paparan UV-B akut............... ... . . . ... ..... Gambar 6. Ekspresi 11-12 pasca paparan UV-B akut Gambar 7. Ekspresi CPDs pada kulit mencit Balb/c terinduksi UV-.8.......... 20 Gambar 8. Kulit hewan uji pasca paparan UV-B kronik...... .................... 21 Gambar 9. Perubahan histologis akibat paparan UV-B kronis........ ........... 22 Gambar 10. Pertumbuhan nodul tumor. . . . . . . . . . . . . ....... ............ . . ... . . . . . ..... 22 Gambar 11. Angka kejadian kanker pasca perlakuan dengan UV-B...... ... . . . 23 Gambar 12. Multiplasitas tumor pada hewan uji. . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 23 ,
5.
6. 5.
6. 7.
8. 9. 10.
10 13 16 17 19 19
DAFTAR LAMPIRAN
1 . Lampiran-1. Ethical Clearance ..2. Lampiran-2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Lembar Pengesahan
viii
.
I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara tropis mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun. Sinar matahari bermanfaat pada
berJ:agai
aspek kehidupan,
namun di sisi lain juga mempunyai efek negatif. Paparan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang mengenai kulit dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas dan
reactive
oxygen species (ROS) (Norins, 1962 cit Lee et al., 2007). Apabila jumlah radikal bebas dan ROS berlebihan sehingga sistem antioksidan alami dalam tubuh tidak dapat meredamnya, maka dapat mengakibatkan stres oksidatif. Manifestasi stres oksidatif ini muncul dalam bentuk gangguan pada kulit, yaitu dan
sunburn,
inflamasi, kerusakan DNA
supresi sistem imun, yang selanjutnya dapat menyebabkan tetjadinya penuaan di.ni,
basal cell carcinoma, squama cell carcinoma, dan eta/., 2007;
et al., 2007;
Lee
Timares et.al., 2008).
Insidensi kanker kulit rneningkat dalam Report
melanoma (Katiyar
menyatakan bahwa
insidensi kanker kulit
di
tahun terakhir ini.
World Cancer
radiasi UV dari matahari merupakan penyebab
USA (Timares
kulit menempati
urutan
payudara
dan kanker kulit
(11%),
10
Di Indonesia, insidensi
et al., 2008).
ketiga terbanyak setelah kanker leher rahirn (7%)
(Soehartati,
2011).
(17%) ,
90%
kanker
kanker
Meningkatnya intensitas
paparan radiasi UV ke permukaan burni salah satunya dipicu oleh semakin menipisnya lapisan ozon yang berfungsi sebagai penyaring radiasi UV, hal ini dapat berdampak cukup serius terhadap kehidupan organisme di pennukaan burni. PeiUbahan gaya hidup juga merupakan faktor yang mendukung peningkatan insidensi kanker kulit, polusi, diet yang tidak rnenyehatkan, serta kecenderungan untuk memiliki kulit putih dengan cara mengurangi melanin yang secara fisiologis juga mengurangi kulit,
barrier
paparan UV pada
rnenyebabkan peningkatan kerusakan yang ditimbukan paparan UV matahari
(Erni, 2010). Radiasi ultraviolet matahari dibagi dalam tiga kelompok yaitu: ultraviolet-A (UV-A) memiliki panjang gelombang gelombang
290--320
nm,
320- 400
run,
uJtraviolet-B (UV-B) panjang
dan ultraviolet-C (UV-C) panjang gelombang
200-290
Sinar UV-A yang mencapai permukaan bumi sebesar 94-96%, UV-B sebesar sedangkan
lN-C
run.
3-6%,
hampir tidak ada yang mencapai permukaan bwni karetla semua
diserap olch lapisan ozon (Timares
et a/., 2008).
1
Ultraviolet-B berperan penting dalam
menyebabkan karsinogenesis kulit. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada molekul DNA, protein dan lipid, serta menjadi karsinogen yang berpengaruh pada inisiasi karsinogenesis (Soehnge et al., 1997). Berbagai upaya telah di.lakukan untuk mengurangi dap. mencegah timbulnya kerusakan seluler akibat radiasi diaplikasikan
UV,
diantaranya pemakaian pelindung kimiawi yang
topikal. Aklllr-akhir ini banyak dikembangkan upaya pencegahan
secara
roelalui baban atau senyawa suplemen yang dikonsurnsi melalui diet. Senyawa bahan alam atau sintetis yang diaplil
oral atau topical
untuk mencegah,
mengurangi dan menghentikan karsinogenesis ini disebut agen kemoprevensi kanker (Surh. 2003 dan Wright
et al.,
2006). Aktivitas kemoprevensi
dapat melalui
mekanisme antioksidan, penetralan dan ekskresi senyawa karsinogen, peningkatan kemampuan
DNA repair
atau melalui
(Beliveau and Gingras, 2007; Katiyar et al.,
2007, Surh andNa, 2008; Walaszek et al., 2004). Indonesia memiliki biodiversitas
tanaman
yang sangat melimpah. Dalam hal
kekayaan biodiversitas ta_naman, Indonesia menduduki peringkat nomer dua setelah Brazil, dengan demikian eksplorasi senyawa bioaktif dari
tanaman
yang berpotensi
sebagai agen kemoprevensi kanker sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemoprevensi kanker kulit adalah temu kunci
(Boesenbergia pandurata,
(Roxb.) Schelter). Tanaman anggota
familia Zingiberaceae ini tumbuh melimpah di
Asia termasuk Indonesia (Heyne,
1978). Rimpang temu kttnci yang dikenal dengan nama.finger root (Inggris) atau chai
kra
(Thailand) dimanfaatkan sebagai pemberi aroma dan rasa masakan, secara empiris
juga digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, bengkak, dan perut kembung (Hasnah et a/., 1995). Rimpang temu kunci mengandung senyawa aktif yang dapat bekerja sebagai antioksidan,
antiinflamasi,
antimuta genik,
sitotoksik,
antiproliferatif,
induktor
apoptosis, dan antiangiogenesis (Kirana et al., 2007; Morikawa et al., 2008; Shindo al. ,
2006; Tewtrakul
et a/.,
2009; Tuchinda et
al. ,
2002; Yun
et al. ,
et
2006), sehingga
temu kunci berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemoprevensi kanker. Penelitian ini untuk mengkaji potensi ekstrak temu kunci sebagai agen kemoprevensi khususnya pada kanker kulit.
2
m
!t L k . 2 1. .
hI
B. Permasalahan Agen kemoprevensi kanker merupakan senyawa yang d1dapat dari bahan alam atau sintetis yang dapat mencegah,
menunda,
dan menghambat karsinogenesis
K.arsinogenesis terdiri dari tahapan inisiasi, promosi, dan progresi (Surh, 2003). Adanya .
karsinogen yang mengenai tubuh a.kan memicu timbulnya perubahan-perubahan seluler, dapat berupa meningkatnya ROS
(Reactive
oxygen species) dan radikal bebas,
timbulnya respon inflamasi, supresi imun, dan kerusakan DNA. Apabila sistem homeostasis �buh tidak dapat mengatasi kerusakan seluler akibat paparan karsinogen tersebut, maka dapat menginisiasi karsinogenesis (Browning and Horton, 2004). Agen kemoprevensi kanker diperuntukkan bagi orang normal terutama bagi yang berisiko tinggi terkena kanker (fsao et al., 2004). Populasi yang beresiko tinggi rnenderita kanker kulit adalah rnereka yang banyak menerirna paparan radiasi UV, misalnya mereka yang memilik.i ak:tivitas tinggi di luar ruangan. Pada penelitian ini ak.an dikaji potensi temu kunci sebagai agen kemoprevensi kanker kulit
dengan
memfokuskan pada:
1. Apakah ekstrak etanolik
temu kunci marnpu melindungi dari efek
inflamasi
yang disebabkan paparan radiasi UVB, dengan mempelajari pengaruhnya pada ekspresi siklooksigenase-2 (COX-2). 2. Apakah ekstrak etanolik temu kunci mampu melindungi dari efek imunosupresi yang disebabkan paparan radiasi UVB dengan mempelajari pengaruhnya pada:
3.
a.
ekspresiiL-10
b.
ekspresi IL-12.
Apakah ekstrak etanolik temu
kunci mampu melin.dungi dari kerusakan DNA
yang disebabkan paparan radiasi UVB dengan mempelajari pengaruhnya pada ekspresi cyclobutane pirimidine dimers (CPDs) 4.
Apakah ekstrak etanolik temu kunci mampu mencegah
karsinogenesis yang
disebabkan paparan radiasi UVB dengan mempelajari pada insidensi dan multiplasitas kanker kulit.
3
U.
TINJAUAN PUSTAKA A. Karsinogenesis
Karsinogenesis merupakan
proses terbentuknya
kanker.
Penyalcit kanker
ditandai oleh adanya pertumbuhan dan penyebaran sel yang tidak terkontrol akibat . terganggunya mekanisme regulasi pada proliferasi dan diferensiasi sel (Weinberg, 2007). Gangguan mekanisme regulasi ini melibatkan perubahan genomik: sehingga
terjadi mutasi yang menyebabkan rneningkatnya ekspresi dan aktivitas onkogen serta menurunnya efr...spresi dan aktivitas tumor supressor genes (Soehnge et a/., 1 997; Tsao et a/., 2004; Weinberg, 2007). Onkogen berfungsi mengatur proliferasi dan deferensiasi
sel, sedangkan tumor supressor genes merupakan regulator negatif untuk pertumbuhan (Soehnge et al., 1 997). Karsinogenesis mencakup rangkaian perubahan seluler dan molekuJer yang terdiri dari tiga tahapan yaitu inisiasi, promosi dan progresi (Surh, 2003; Tsao
et
al.,
2004; Walaszek et a!., 2004). Tahap inisiasi berlangsung cepat, mencakup paparan agen
karsinogenik, distribusi dan penyebarannya ke jaringan atau organ tempat terjadinya ak:tivasi metabolisme dan detoksifikasi, serta ke DNA target sehingga menimbulkan kerusakan genotoksik (Surh, 2003; Tsao et al., 2004). Inisiasi juga mencakup mutasi DNA sehingga dapat menyebabkan aktivasi onkogen dan inaktivasi tumor suppressor genes (Walaszek et al., 2004). Apabila tidak diil.'lrti paparan karsinogen berikutnya, sel
yang terinisiasi tidak akan berkembang menjadi kanker, tetapi perubahan selulernya bersifat irreversible karena akan menetap selama kehidupan sel (Soehnge et a/., 1997; Tsao et al., 2004; \Veinberg, 2007). Kecenderungan terjadi inisiasi meningkat seiring bertambahnya umur, intensitas paparan karsinogen, dan predeposisi genetik ( Dlugoz and Yusfa, 1993).
Tahap promosi berlangsung lebih lama dan reversible (Surb, 2003; Tsao et al., 2004; Walaszek et al., 2004). Tahap promosi melibatk.an mekanisrne epigenetik (Tsao et al., 2004) dicirikan dengan proliferasi sel preneoplastik yang sangat cepat dan
terakumulasi membentuk benign tumor, untuk mencapai pembentukan benign tumor diperlukan promoting agent yang cukup (Muhtar and Elmets, 1996
cit Vaid
and
Katiyar, 2010; Surh, 2003; Walaszek et al., 2004). Tahap terakhir karsinogenesis adalah progresi, yang mencakup kerusakan genetik yang menghasilkan perubahan benign tumors menjadi malignant neoplasms
4
yang dapat berinvasi umumnya bersifat
dan metastasis ke tempat jauh (Walaszek, 2004). Progresi
irreversible (Tsao et al., 2004) Radiasi UV khususnya UV-B
merupakan karsinogen yang dapat berperan
sebagai inisiator maupun promotor
karsinogenesis (Soehnge et al., 1 997).
B. Karsinogenesis Kulit Karsinogenesis kulit dapat dipicu oleh agen kimiawi maupun agen fisik. Radiasi UV khususnya UV-B merupakan karsinogen fisik yang dapat berperan maupun promotor karsinogenesis (Soehnge reseptor biologis (kromofor) yang
berupa
et a/., 1997). Radiasi UV diterima oleh
akan langsung mengabsorbsi energi radiasi UV dan
menimbulkan perubahan konformasi atau penanda te.Jjadinya in1siasi
sebagai inisiator
respon
struktur. Perubahan molekul
ini merupakan
kerusakan seluler. Respon seluler dapat terlihat
erythema, sunburn dan supresi imun (Katiyar et at., 2010). Molekul reseptor penerima radiasi UV berupa
dan DNA.
trans-uronic acid (trans-UCA)
Trans-UCA banyak terdapat pada stratum corneum dan mengabsorbsi
gelombang pendek UV-B untu.k mengurangi penetrasi ke lapisan k:ulit yang lebih dalam.
Radiasi
UV
mengisomerisasi
trans-UCA menjadi
berpotensi menekan sistem i.mun (Timares
cis-UCA,
isomer ini
et al. , 2008). Molekul penerima radia.'ii
cahaya selain trans-UCA adalah DNA. DNA mengandung kromofor yang dapat mengabsorbsi
UV-B
dengan
k:uat.
Kromofor
tersebut berupa
cine in
aromatik
heterosiklik pada basa nitrogen. Interaksi antara UV-B dengan DNA menghasilkan senyawa yang disebut fotoproduk. Fotoproduk tersebut adalah
cyclobutane pyrimidine
dimers (CPDs) dan pyrimidine 6-4 pyrimidones (Ravana et al., 2001). Cyclobutane pyrimidine dimmers dibentuk dari atom karbon C-4 dan C-5 pirimidin yang berdekatan, ikatan rangkap yang menghubungk:an mengalami saturasi membentuk 4 cincin siklobutil, sehingga menghasilkan mutasi C7T dan CC7TT (Ravanat
et a!., 2001). Senyawa 6,4-photoproduct bukan merupakan cyclobutane
dipyrimidine, molekul ini dibentuk dari ikatan kovalen antara dengan
C-4 pirimidin tetangganya.
Adanya dimer
C-6
dari
pirimidin
ini mengganggu proses replikasi
dan transkripsi DNA. Hasil penelitian menu.njukkan bahwa T-T
cyclobutane dimer
yang berada pada sekuen promoter mempakan inhibitor pengikatan faktor transkripsi (Tommasi
et al., 1996 cit Soehnge et a!., 1997) dan penelitian Donahue et al. 1 994
melaporkan bahwa pirimidin dimer
dalam
5
rantai DNA
yang ditranskripsi dapat
menyebabkan pema�angan pada transkripsi DNA terhenti, akibat lebih lanjut adanya CPDs dapat mempengaruhi siklus sel (Soehnge et al., 1997). Jika kerusakan DNA akibat paparan sinar UV tidak diperbaiki, maka dapat menja.di mutasi permanen pada sekuen DNA, jika terjadi p�a DNA gen-gen yang berperan dalam pcngaturan pertumbuhan dan perkembangan sel dapat menyebabkan Penelitian kanker kulit pada manusia dan
karsinogenesis (Soehnge et a!., 1 997).
mencit, menunjukkan adanya mutasi p53 khususnya pada posisi pirimidin, terjadi substitusi basa CT atau CCTT dengan frekuensi yang tinggi. Mutasi akibat paparan UV ini berupa CT dan CCTT dan ini dikenal sebagai penanda mutasi akibat paparan sinar UV ( UV
signature mutations), bentuk: mutasi ini tidak dijumpai pada mutasi yang
diinduksi karsinogen kimia. Lesi T-T juga berperan dalam pembentukan mutasi N-ras ditemukan pada tumor imbas UV pada rodensia (Ravanat et a!., 2001). Mutasi p53 merupakan respon terhadap stres seluler termasuk kerusakan DNA, hipoksia, ketidakseimbangan nukleotida, stress oksidatif dan kerusakan spindel.
Photodarnage akibat paparan UV-B dapat diperbaiki melalui proses nucleotide excision repair (NER) yang dapat cepat memperbaiki transcription-coupled untuk mengaktifkan ekspresi bagian genomik (Soehnge et a!., 1997). Gen p53 ikut dalam perbaik:an DNA melalui berbagai mekanisme termasuk kontrol checkpoint siklus sel yang mengatur komponen sistem DNA repair, sehingga
memtmgkinkan
perbaikan DNA yang rusak.
Jika kerusakan DNA sangat banyak dan tidak dapat diperbaiki, sel akan mengalami apoptosis.
UV-B
Radiasi
dapat
menghambat
pengikatan
p53
dan
aktivitas
transkripsional yang mengakibatkan penurunan fungsi p53 (Soehnge, 1 997). Penurunan fungsi p53 dan lambatnya perbaikan photoproduct pada kodon tertentu akan menyebabkan indulr�i dan akumulasi mutasi p53, terutama mutasi karena transisi C�T atau CC�TT. Pada paparan sinar UV yang berulang dan kronis, keratinosit yang mengandung gen p53 yang telah benuutasi menjadi resisten terhadap apoptosis. Pada kondisi normal, keratinosit yang rusak oleh paparan sinar UV-B akan dieliminasi oleh interaksi
Fas/Fas-ligand.
Pada
kanker
kulit,
regulasi
jalur
1m
terganggu
(Ana.n.thaswamy, 2004). Peningkatan ekspresi gen p53 akan menginduksi gen-gen target, diantaranya adalah GADD45. Protein GADD45
berperan dalam cell cycle,
stabilitas genomik, perbaikan nucleotide exc sion, i asesibilitas kromatin dan apoptosis (Sakamoto et a/., 2009),
6
-
-
-
---
C. Reactive Oxyge1r Species (ROS) dan Kanker KuJit Paparan radiasi UV yang mengenai kulit dapat mengakibatkan terbentuknya radikal bebas dan Radikal bebas
reactive oxygen species (ROS) (Norins, 1 962 cit Lee et al., 2007).
dan ROS merupakan metabolit yang sangat
reak?f,
terdiri dari hidrogen
peroksida (H202), radikal hidroksil (OK) dan radikal superoksida (02} Secara alami radikal bebas dan ROS juga dihasilkan tubuh dari metabolisme asam lemak oleh perolr..sidase, metabolisme senyawa xenobiotik oleh mikrosom sitokrom
450, stimulasi
fagositosis oleh patogen, metabolisme arginin, lipopolisakarida, dan aktivitas enzirn pada jaringan spesifik. Pada kondisi normal, radikal bebas dan ROS akan dibersihkan oleh
sistem
antioksidan
superoksidismutase,
alami
dalam
katalase, dan
tubuh
glutation
yaitu
dengan
peroksidase,
juga
antioksidan non enzimatik yaitu vitamin dan flavonoid (Lee, et
aktivitas
enzim
oleh penangkap
al., 2007). Apabila
kondisi keseimbangan radikal bebas dan ROS dengan sistem antioksidan terganggu dengan adanya kondisi yang l.idak normal misalnya akibat paparan polutan, radiasi UV, asap rokok, dan stres, maka dapat menimbulkan stres oksidatif sehingga menimbulkan ketusakan pada makromolekul seluler (Browning
and Horton, 2004).
Radikal bebas
dan ROS dapat berinteraksi dengan membran sel dan menyebabkan peroksidasi lipid, kerusakan protein dan routasi DNA (Lee,
et al., 2007, Rowe et al., 2008), selain itu
ROS yang berlebihan juga dapat menyebabkan ketidakstabilan genetik dan resisten terhadap apoptosis (Junkins-Hopkins,
2010).
Radikal bebas dan ROS merupakan molekul yang memiliki dan hanya
menimbulkan efek
lokal,
tetapi
ROS
mudah
half-life
pendek
berikatan dengan
polyunsaturatedfatty acids (PUFAs) pada membran sel (Browning and Horton, 2004). lkatan antara ROS den gao PUFAs akan menginisiasi oksidasi lipid. Oksidasi lipid ini dapat berlaogsung secara non enzimatis dan enzimatis. Secara non enzimatis melalui peroksidasi lipid yang menghasilkan senyawa aldehid, yaitu malondialdehid (MDA). Malondialdehid memiliki halflife yang lebih panjang daripada ROS, bersifat sitotoksik dan rnaropu berdifusi menuju molekul target intraseluler maupun ekstraseluler yang jauh
dari lokasi terbentuknya MDA, dengan cara ini MDA meniogkatkan efek stres
oksidatif
dari
ROS
(Bochkov
et al., 201 0;
Malondialdehid apabila berinteraksi dengan
Browning
and Horton, 2004).
DNA dapat membentuk DNA
adduct,
selain itu ROS dan MDA mampu menginduksi inflamasi melalui produksi sitokin
7
proinflamasi dan kemotaksis sel neutrofil (Browning
and Horton, 2004). Secara
enzimatis ROS dan radikal bebas akan mempengaruhi reaksi sintesis prostaglandin-2 (PGE-2) dari asam arakidonat yang melibatkan aktivitas enzim fosfolipase dan siklooksigenase-2 (COX-2). Prostaglandin-2 merupakan m�iator inflamasi yang terlibat dalam proses inflamasi dan karsinogenesis (Yun produksi
PGE-2
merupakan
salah satu strategi
et al., 2003). Penghambatan
yang
dapat
d.igunakan
tmtuk
mengembangkan agen antiintlamasi dan pengbambatan k:arsinogenesis (Tewtrak:ul
et
al., 2009) D. Kanker Kulit Kank.er kulit merupakan
jenis kanker yang angka insidensinya cenderung
meningkat dalam luna tahun terakhir, hal ini diakibatkan paparan radiasi UV yang semakin meningkat di permukaan bumi akibat menipisnya lapisan ozon stratosfer (Bunawas, 1999), penyebab utamanya adalah paparan sinar UV-B. Sinar UV-B merupakan karsinogen yang paling berpengaruh terhadap kanker kulit terutama kanker kulit non melanoma (Kanoko
et al., 2000).
Kanker kulit dibedakan menjadi
Cutaneous Malignant melanoma (CMM) dan dari
Malignant Non Melanoma yang terdiri
Basal Cell Carcinoma (BCC)
dan
Squamous Cell Carcinoma (SCC). Melanoma malignan merupakan kanker kulit terganas
dan penyebab kematian terbanyak. Kanker
ini berasal dari melanosit pada
epidermis kulit dan sebagian kecil berasai dari tahi lalat berubah menjadi ganas
(naeus pigmentosus) yang
dan menyebar dengan cepat. Basal Cell Carcinoma merupakan
tumor dengan pertumbuhan lambat, timbul dari lapisan sel basal kulit, sedangkan sec merupakan tumor ganas yang bisa tumbuh di kulit maupun selaput lendir dengan epitel squamosa. Tumor yang timbul bisa sangat agresif dan kadang bermetastasis (Andrianto dan Sukardi, 1988). Tipe kanker SCC timbul akibat sering terpapar UV, sedangkan CMi.\1 dan BCC lebih sering disebabkan oleh paparan UV akut (Vaid
and Katiyar,
2010). K.anker kulit akibat induksi radiasi UV pada mencit merupakan model yang dapat digunakan mempelajari mekanisme molekuler dari karsinogenesis, kcmiripan dengan proses pembeniukan kanker pada manusia (Philpott Walaszek
karena
e t al., 2007;
et a/., 2004). Pengetahuan tentang mekanisrne karsinogenesis akibat radiasi
8
...
UV sangat berguna untuk mengembangkan metode
pengobatan dan pencegahan
kanker kulit.
E. Inflamasi, Supresi Imnn dan K.anker KuJit Paparan UV dapat menginduksi respon inflamasi, efek yang mudah tampak adalah timbulnya eritema dan sunburn pada kulit (Zattra et al., 2009). Inflamasi induksi UV
melibatkan
peran COX-2 dan PGE-2.
meningkatkan produksi
Peningkatan ekspresi COX-2
PGE-2 yang berperan menginduksi
akan
karsinogenesis dan
menghambat apoptosis melalui jalur aktivasi Epidermal Growth Factor (EGF). Paparan UV dapat menimbulkan penekanan sistem imun melalui kerusakan sel sel Langerhans,
inflammatory macrophages yang masuk kulit, atau sekresi soluble
factors dari keratinosit yang rusak akibat UV. Soluble factors tersebut berupa sitokin sitokin IL-l 0, 1NF -a, dan IL-a, yang dapat menekan sistem imun dan mencegah T-cell
mediated responses (Soehnge et
al., 1997).
Swartz et a!. (2002) melaporkan bahwa
paparan. sinar UV dapat menekan supresi imun dengan mempengaruhi keseimbangan produksi sitokin IL-12 dan
IL-10. Imunosupresi yang disebabkan paparan radiasi UV
B dapat dicegah dengan adanya peningkatan produksi lL-12, yang berperan dalam mekanisme induksi
nucleotide excision repair (NER), serta penurunan produksi IL-1 0
sehingga meningkatkan sensitifitas antigen presentation. F. Temu kunci
Temu kunci
pandurata Roxb., tergolong
[Boese11bergia pandurata (Roxb.) Schetter]
[Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schelter, syn. K.aemforia
syn.
Boesenbergia rotunda] merupakan tanaJ.nan edible yang
familia zingiberaceae (Shindo, et al., 2006; Morikawa et al., 2008).
Tanaman ini banyak tumbuh di Asia termasuk Indonesia. Temu kunci seperti anggota Zingiberaceae lainnya, yang paling banyak dimanfaatkan dari bagian tanaman ini adalah rimpangnya (Heyne, beberapa
1978). Morfologis rimpang temu kunci menyerupai
anak ktmci yang disatukan (Gambar 1), terdiri dari rimpang induk berbentuk
membulat,
kernudian dari bagian ini keluar rimpang-rimpang kecil memanjang
menyerupai anak kunci atau jari, sehingga dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut
finger root, di Thailand dikenal dengan nama Kra-chai.
9
51 :=r
1'"*'
Gambar 1. Habitus (A) dan rimpang (B) tanaman temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schelter)
Senyawa aktif yang berhasil diisolasi dari atsiri;
pinostrobin; cardamonin;
panduratin (Pancharoen,
et a!., 2006).
alpinetin. Morikawa
5,7-d.imetok.siflavon; 1 ,8-cineol;
et al., 1978) 5-hidroksi-7 metoksiflavanon; panduratin-A; 5,7
2'6'-dihidroksi-4metoksichalchon;
dihldroksiflavanon; (Shindo
boesenbergin;
rimpang temu kunci yaitu minyak
Kiat
4-hidroksipanduratin
A
et a/. (2006), menambahkan adanya pinocembrin dan
et a/. (2008) berhasil mengidentifikasi prenylchalchone dalam
rimpang temu kunci yaitu krachaizin A dan krachaizin B, selain itu juga ditemukan
prenyljlavanone dan rotundaflavon. Senyawa-senyawa yang berhasil diisolasi dari rimpang temu kunci tersebut
B. pandurata
dilaporkan menunjukkan berbagai aktivitas biologis. Ek.strak metanol
menunjukkan efek penghambatan TNF-a. dan menginduksi sitotoksisitas pada sel L292 (Morikawa
et a/., 2008). Ekstrak temu kunci juga menunjukkan aktivitas antiproliferasi
pada sel kan.ker ovarium (CaOV3), sel kanker payudara MDA-MB-23 1 dan MCF-7, sel kanker
cerviks HeLa, set kanker colon HT-29 (Jing et a/., 2010). Aktivitas
antiproliferasi ekstrak temu kunci juga terjadi pada sel kanker (Kamkaen
laryngeal Hep2
et al., 2006). Ekstrak etanolik rimpang B. pandurata dapat memberikan efek
proteksi terhadap timbulnya kanker colon pada tikus Sprague-Dawle yang diinduksi karsinogen
azoxymethane (K.irana et al., 2006).
Kandungan senyawa fenolik dan
flavonoid rimpang tersebut juga menunjukkan aktivitas antioksidan (Jing Pinostrobin,
cardamonin,
alpinetin,
pinocembrin,
panduratin
et al., 2010).
A
dan
4-
hidroksipanduratin A dilaporkan dapat menghambat aktivitas protease pada virus
dengue (K.iat et a/., 2006).
10
Ill.TUJUAN DA!� MANFAAT
A. Tn,juan Tujuan penelitian
1.
ini adalah:
Mengkaji kemampuan proteksi ekstrak etanolik temu kunci terhadap inflamasi yang discbabkan paparan radiasi lJVB, dcngan mcmpclajari pcngaruhnya pada ekspresi sik:looksigenase-2 (COX-2).
2.
Mcngkaji kcmampuan proteksi ekstrak temu kunci terhadap imunosupresi yang disebabkan paparan radiasi UVB dengan mempelajari pengaruhnya pada:
3.
c.
ekspresi IL-l 0
d.
ekspresi IL-12.
Mengkaji kemampuan proteksi ekstrak temu kunci
terhadap kerusakan DNA
yang disebabkan paparan radiasi UVB dengan mempelajari pengaruhnya. pada ekspresi cyclobutane pirimidine dimers CPDs.
4. Mengkaji kemampuan proteksi ekstrak temu ktmci terhadap
karsinogenesis
yang disebabkan paparan radiasi UVB dengan mempelajari pada insidensi dan multiplasitas kulit.
B. MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
in±ormasi ilmiah tentang potensi
tcmu kunci scbagai agcn kcmoprcvcnsi kankcr dan fotoprotcktor. Masyarakat umum dapat memanfaatkan informasi ini untuk menjadikan temu kunci sebagai bahan alterna:tif yang arnan unt:uk kemoprevensi dan fotoprotektor.
11
IV. METODE PENEI.�ITIAN A. Bahan dan Alat 1.
Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang temu kunci (dari Kalibawang, Kulonprogo, DIY), mencit Balb/c betina umur 6 minggu (dari LPPT UGM), LSAB universal (Dako)� paraffin, xilol, etanol, hematoksilin-eosin,antibodi: COX-2, IL-1 0
2.
&
IL-12 (BioLegend), CPDs (Cosmobio).
Alat Penelitian Alat yang dibutuhkan adalah rotary evaporator, lampu
UVB� mikroto�
mikroskop.
B. Cara Kerja l.
PeJnbuatan Ekstrak Etanolik Temu Kunci (EETK) Ekstraksi menggunakan metode maserasi dalam pelarut etanol. Rimpang temu
.n kunci dibersihk:an, diiris tipis-tipis kemudian dikeringkan. Irisan ternu kunci keri..g selanjutnya dibuat serbuk, kemudian dimasera-,i selama 2X 24 jam. Sctclah direndam dalam pclarut sclama 2x24jam kcmudian dilak.ukan pcnyaringan. Filtrat yang diperoleh dikentalkan menggunakan rotary evaporator.
2. Uji Papa ran Akut UV-B pada Hewan Uji a. Pengelompokan Hewan Uji Hcwan uji yang digunakan adalah mencit Balb/c betina umur 2 1 hari dcngan berat badan 25± 0,25 g, sej umlah 75 ekor dibagi dalam lima kelompok. Kelompok A
: tanpa paparan UV-B dan tanpa pemberian EETK
Kelompok B
: diberi paparan UV-B, tanpa pemberian EETK
Kelompok C
: diberi. paparan T JV-B dan perlakuan EETK 0,4 mg/g RR/haxi.
Kelompok D
: diberi paparan UV-B dan perlakuan EETK 0,8 mglg BB!hari
Kelompok E
: diberi paparan UV�B dan perlakuan EETK 1,2 mg/g BB/hari
Sinar UV-B berupa paparan dosis tunggal sebesar 0,93 mJ/cm2.
b. Perlakuan b.ewan uji Ekstrak etanolik temu kunci diberikan setiap hari secara oral sesuai dosis kelompok perlakuan,
selama 14 hari sebelum paparan UV-B sampai terminasi.
Paparan UVB dosis tunggal 0,93 mJ/cm2 diberikan pada hari ke-14 pemberian EETK.
12
Terminasi hewan uji dilakukan pada jam ke-2, 24, 48, dan 72 pasca paparan UV-B. Pada waktu tcrminasi sctiap kclompok dikorbankan 3 hcwan uji, diambil jaringan kulit pilllggung untuk analisis ekspresi COX-2, IL-l 0, IL-12, dan CPDs. Desain perlakuan hewan uji seperti pada Gambar 2. UV-8
I
Pemberian EETK
•••••••
•
�lt�
•··················� ······························· ·······I ke-10
Hari ke-0
Hari
Jam ke-2
I
Jam ke-24
I
Jam ke-48
I
Terminasi hewan uji
Jam ke-72
I
Gambar 2. Desain perlakuan hewan uji c.
Pembuatan Preparat Histologis untuk Pengarnatan Ekspresi COX-2, IL-10, dan IL-12 Hewan. uji dikorbank:an, jal'ingan kulit punggung diambil/dieksisi
1Omm x
1 Omm. .Taringan kulit kemudian ditempelkan pada potongan kertas (agar tidak terlipat saat pemrosesan), selanjutnya dilakukan ftksasi dengan memasukkan dalam larutan
buffer formalin
selama 24 jam. Tahap selanjutnya adalah debidras4 dengan cara
memasukkan potongan kulit pada larutan etanol 70% selama satu jam, kemudian dipindahkan ke dalam larutan etanol
95% selama satu jam, selanjutnya jaringan
dimasukkan ke dalam etanol 100% selama tiga jam, dan tera.khir ke dalam xilol selama duajam. Tahap dehidrasi dilakukan pada suhu 37°C. Setelah dehidrasi, jaringan dimasukkan dalam paraffin selama empat jam pada suhu 60°C, kemudian dibuat blok paraffin dan disimpan pada subu 4°C. Blok paraffin diiris setebal 5 �m. irisan kemudian ditempelkan pada poly-1-lysine slide. dan dik:eringkan pada suhu 37°C. Pewarnaan imunohistokimia dimulai dengan dcparafinasi jaringan dalam larutan xilol, etanol 100%, 95% dan 70% kemudian dicuci dengan air mengalir. Tahap berikutnya adalah inak.tivasi
peroksidase endogen dengan cara merendam irisan
jaringan dalam metanol yang ditambahkan dengan hidrogen peroksida (0,3%) selama 30 m.cnit yang dilakukan pada suhu ruang. Sclanj utnya dilak.ukan pcncucian tiga kali dalam Phosphate Bujfor Saline (PBS), masing-masing selama 5 menit, kemudian diinkubasi dalam serum normal
tmtuk menutupi. antigen nonspesifik, selanjutnya
13
dilakukan pencucian kembali dalam PBS 3x1 0menit.
Tahap selanjutnya adalah
inkubasi dalam antibodi primer (COX�2, IL-10, atau IL-12) pada suhu 4°C selama 12 jam, kemudian dilakukan pencucian dengan PBS 3x5 menit dan dilanjutkan inkubasi dalam antibodi sek:under
Dako Envision Peroxiase (Dako K 1�91) dalam ruang gelap
selama 60 menit. Hasil reaksi antigen dan antibodi divisualisasi dengan menggunakan
DAB (Diamino Benzidine) dalam tris buffer yang telah diberi tambahan I-h02 selama 25 menit dalam gelap, kemudian diberi
counterstain hematoksilin. Setelah itu dilakukan
dehidrasi, clearing dan mounting. Eksp.resi protein diamati berdao;arkan
d:istribusi dan
frekuensi protein tersebut pada jaringan kulit. d. Pembuatan Preparat HistoJogis untuk Pengamatan Ekspresi CPDs Jaringan kulit punggung diambil/dieksisi
IOmm x l Omm. Jaringan kulit
kcmudian ditcmpclkan pada potongan kcrtas (agar tidak tcrlipat saat pcmroscsan), selanjutnya dilakuk:an flksasi dengan memasukk:an dalam lamtan buffer formalin selama 24 janL Tahap selanjutnya adalah dehidrasi, dengan cara memasukkan potongan kulit pada larutan etanol 70% selama satu jam, kemudian dipindabkan k:e dalam larutan
ctanol 95% sclama satu jam, sclanj utnya jaringan
climasukkan kc dalam etanol 100%
selama tiga jam, dan terak:hir ke dalam xilol selama dua jam. Tahap dehidrasi dilak:ukan pada suhu 37°C. Setelah dehidrasi, jaringan dimasukkan dalam paraffin selama empat jam pada suhu 60°C, kemudia.n dibuat bJok paraffin dan disimpan pada suhu 4°C. Blok paraffin
diiris setebal
5 �m,
irisan kemudian ditempelkan pada poly-1-/ysine slide, dan
dikeringkan pada suhu 37°C. Pewamaan imunohistokimia dimulai dengan deparafmasi jaringan dalam larutan xilol, etanol 100%, 95% dan 70% kemudian dicuci dengan air mengalir. Tahap berik:utnya adalah inaktivasi
peroksidase endogen dengan
cara
merendam irisan jaringan dalam
metanol yang ditambahkan dengaa.1 hidrogen peroksida (0,3%) selama 30 menit yang dilak:ukan pada suhu ruang. Selanjutnya dilakukan pencucian tiga kali dalam Phosphate
Buffer Saline (PBS), tna'>1ng-masing selama 5 menit, kemudian diinkuba-.i da]am serom normal untuk menutupi antigen nonspesiflk, selanjutnya dilakukan pencucian kembali dalam PBS 3x1 0mcnit. Tahap selanjutnya adalah denaturasi DNA
in situ. Irisan jaringan diinkubasi
da.la1"I1 50% ctanol sclama 5 mcnit, dilanjutk:an dalam 0.07 N NaOH
14
d.alarn 70% ctanol
Oarutan harus dibuat baru/freshly prepared) selama 7 menit, kemudian dicuci 3x dalam PBS masing-masing 5 mcnit, dilanjutk:an pcmbcrian protcinasc�K pada 37°C sclarna 12 menit. Setelah itu dicuci tiga kali dalam PBS masing-masing 5 menit, sclanjutnya irisan pada suhu 4°C
jaringan diinkubasi dengan antibodi CPDs (140ug/100ul
sterile water) .
selama satu malam. Hari berikutnya,
dihilangkan dengan mencuci
unbound antibodies
dalam PBS dua kali masing-masing 2 menit.Se)anj utnya jaringa.n d-iinkubasi. dengan biotiylated anti-mouse IgG (l mg/ml). Antibodi sekunder diencerkan dalam PBS yang mengandung 10% FCS (1 :250) dan diikubasi pada suhu
kamar
selama 40 menit.
Setelah 2x pencucian dengan PBS ma.c:;ing-masing 2 menit, jaringan diinkubasi dengan Vecstain peroxidase standard ABC kit (1 : 100 dalam PBS) pada suhu
kamar
seJama 30
merut. Pada tahap akhir, jaringan di beri 3,3'-daminobenzidine chromogen (Dako) selarna 6 menit pada suhu kamar, selanjutnya dicounterstaine dengan hematok.silin selama 10 detik dilanjutkan dengan dehidrasi melalui larutan etano l
bertingkat
sampai
100% dan dimounting dalam DPX. Selama periode inkubasi, jaringan ditempatkan dalam :ruang lembab (box plastik yang dialasi tisu yang dibasahi RO water) untuk menjaga dari pengeringan.
3. Uji Kemoprevensi EETK pada Tumorigenesis Kulit
a. Pengelompokan Hewan Uji
Hewan tyi
yang digunakan adalah mencit Balb/c betina umur 14 hari dengan
berat badan 20± 0,25 g, sej umla.h 60 ekor dibagi dalam enam kelompok. Kelompok A
: tanpa paparan UV-B dan tanpa pemberian EETK
Kclompok B
: dibcri paparm�, UV-B, tanpa pcmbcrian EETK
Kelompok C
: diberi paparan UV-B dan pelarnt EETK
Kelompok D
: diberi paparan UV-B dan perlakuan EETK 0,4 mg/g BB/hari
Kelompok E
: diberi paparan UV-B dan perlakuan EETK 0,8 mg/g BB!hari
Kelompok F
:
dibe.ri paparan lJV-B dan perlakuan EETK 1 ,2 mg/g BH!hari
Sinar UV-B berupa paparan dosis tunggal sebesar 0,93 mJ/cm2.
b. Perlakuan hewan uji Ekstrak etanolik temu kunci (EETK) dibexikan setiap ha.ri secara oral sesuai dosis kelompok perlakuruL Pemberian EETK dimulai sejak 5 hari sebelum paparan UV-8 yang pertarna. Pada
hari
ke�5 pemberian EETK, hewru1 u:ji diinduksi DMBA 0,5
15
ug/ul aseton secara topikal, dilanjutkan dengan paparan UV-B dosis tunggal 0,167 2 mJ/cm . Paparan UV-B diberilr.an sebanyak 60 kali (setiap hari, 5 kali per minggu) Terrninasi hewan uji dilakukan pada minggu ke-22 (gambar 3.). Selama uji, diukur kctcbalan kulit punggung (per minggu) dan dicatat waktu kc.munculan, jumlah, dan morfologi nodul tumor.
Pada waktu terminasi hewan uji dikorbankan
dan diambil
jaringan kulit punggung untuk pengamatan perubahan histologisnya. Desain perlakuan hewan uji untuk karsinogenesis seperti pada Gambar 3.
�������:.��---··········
Hari ke-0
Ha
...........•........•.•... .•.•.••..••• •••....•..•... ke-5
minggu ke-20
DMBA
minggu ke-22
Gambar 3. Desain perlakuan pada uji tumorigenesis 4.Analisis Data
Hasil pengamatan dari pewamaa:n imunohistokimia untuk melihat ekspresi COX2, IL-l 0, IL-12, dan CPDs dianalisis dengan Quantitative Scoring Methods (Donald et at., 1999). Data kuantitatif dari uji tumorigenesis dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Tukey.
16
it ...., ..;
EWJ
V. Ekstraksi selama 2
BASIL
rimpang temu kunci dengan metode maserasi dalam etanol 96%
x 24 jam didapatkan ekstrak etanolik temu kunci pekat (EETK) sebesar 14%.
Ekstrak ini yang digunakan sebagai bahan uji untuk uji
in vitro dan in
vivo. Pada uji in
vivo, EETK dilarutkan dalam rninyak zaitun dan diberikan secara oral. .
A. Kemampuan EETK dalam Melindungj terhadap Jnflamasi Siklooksigenase-2 (COX-2) pada jaringan kulit hewan uji, terekspresi pada lapisan epidermis dan dermis (tabel 1 . dan gambar 1 .). Tidak ada perbedaan signifikan antar perlakuan dosis. Perbedaan signifikan terjadi antara kelompok kontrol negatif (kelompok
B) dengan kelompok perlakuan EETK (Kelompok C, 0, E). Tabel I . Distribusi COX-2 pada Jaringan Kulit Perlakuan
A
B
C
D E
Epidermis
Kontrol (normal)
UVB UVB + EETK 0,4 mg/gBB/hari UVB + EETK 0,8 mg/gBB/hari UVB + EETK 1,2 mglgBB/hari Keterangan: +++
=
+
Dermis
+
+++
+++
++
++
++
++
++ ++ positifkuat, ++ = positif sedang, - negatif.
Gambar 4. Ekspresi COX-2 pasca paparan UV -B akut, A: kontrol,
B: sel yang mengekspresikan COX-2 berwarna coklat. Perbesaran 1 OOx
17
Tabel 2. Ekspresi COX-2 pada Jaringan Kulit Pasca Papaaran UV-B Ekspresi COX-2 padajaringan kulit 24
Kontrol (nonnal) B UVB C UVB + EETK 0,4 mg!gBB/hari D UVB + EETK 0,8 mglgBB/hari E UVB + EETK I 2 mgfgBB/hari A
,
per lapang pandang
(%)
Jam ke-pascapaparan
72
5± 3,5
7,5 ± 3,5
1 2 ± 6,7
92,0 ± 8,0
93,3±32
35± 4,3
39,0 ± 3,5
70,3 ± 7,3
39,2 ± 4, 1
23,7±9 0 , 54,2±2,5
87,9±8,5
1 7,6± 2,8
79,5±4,0
1 0 ± 4,2
Kererangan: perbesaran 400x
B.
Kemampuan EETK dalam Melindungi dari Supresi Imun
Perlindungan terhadap sistern imun dalam penelitian ini dipelajari pada ekspresi IL-l 0 dan IL-12.
a. Ekspresi IL-l 0
Gambar 5.
Ekspresi IL-10 pada kulit mencit Balb/C terinduksi UV-B. (A) kontrol (B) IL-10 terwamai coklat. Perbesaran l OOx.
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa sel yang mengekspresikan IL- l 0 terdistribusi pada lapisan dermis maupun epidermis. Tabel 3. Distribusi IL-10 pada Jaringan Kulit A
B C
D E
Perlakuan Kontrol (normal) UVB UVB + EETK 0,4 mglgBB/bari UVB + EETK 0,8 mglgBB/hari UVB + EETK 1,2 mglgBB/hari Keterangan: +++
=
Epidermis + +++ ++ ++ ++
Dermis + +++ +++ ++ ++
positif kuat, ++ - positif sedang, - negatif.
18
Tabel 4. Ekspresi IL-10 pada Jaringan Kulit Pasca Paparan UV-B Ekspresi IL-10 pada jaringao kulit per lapaog paodang (%)
Jam ke-pascSJ.paparan 24
A Kontrol (normal) B UVB C
UVB + EETK 0,4 mgfgBB/hari
D
UVB + EETK 0,8 mglgBB/hari
E
UVB + EETK 1,2 mglgBB!hari
48
72
1 0± 3,5
t o ± 7,5
96,0 ± 2,0
67,3± 12,2
7 1 ± 5,0
79,0 ± 8,5
70,8 ± 5,4
43,3 ± 4,0
53,7± 5,0
67,9± 8,5
50,6± 7,8
54,5 ± 7,8
1 7,9 ± 8,7
18,8 ± 4,2
1 2 ± 6,7
Keterangan: perbesaran 400x
b. Ekspresi ILR12 Interleukin- 12 terdistribusi padajaringan dermis dan epidermis (Gambar 6)
Gambar 6. Ekspresi IL-12 pada kulit mencit Balb/C terinduksi UV-B. (A) kontrol (B) IL-12 tetwarnai coklat. Perbesaran 1 OOx. Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa sel yang mengekspresikan IL-12 terdistribusi pada lapisan dermis maupun epidermis. Tabel 5. Distribusi IL-12 pada Jaringan Kulit Perlakuan
Epidermis
A
Kontrol (normal)
B
UVB UVB + EETK 0.4 mglgBB/hari UVB + EETK 0,8 mglgBB/hari UVB + EETK 1,2 mglgBB/hari
C
D E
Dermis
+
+
++
+++
++
+++
++ ++
++ ++
Keterangan: +++ - positif kuat, ++ - positif sedang, - negatif.
19
Tabel 6. Ekspresi
IL- 1 2
pada Jaringan Kulit Pasca Paparan UV-B
Ekspresi IL- 1 2 pada jaringan kulit per lapang pandang (%)
24
pascapaparanjam ke-
72
48
A
Kontrol (normal)
1 5,3± 3,9
1 7,5 ± 6,5
1 0,5 ± 3,5
B
UVB
23,0 ± 4,5
30,3± 5,5
28,0 ± 5 3
29,0 ± 9,3
25,5 ± 7,6
33,8 ± 6,7
37,3 ± 4,3
15,2 ± 2,4
14,6 ± 4,2
29,4 ± 7,2
50,7 ± 8,5
40,8 ± 8,7
UVB + EETK 0,4 mglgBB/hari UVB + EETK 0,8 mg/gBB/hari UVB + EETK 1,2 mg/gBB/hari
C
0
E
Keterangan: perbesaran 400x
C.
Kemampuan EETK dalam Melindungi dari Kerusakan DNA
Hasil pewarnaan imunohistokimia
untuk reaksi
positif sel terhadap CPDs
tampak coklat (Gambar 7.), CPDs lebih banyak terdistribusi pada lapisan epidermis daripada lapisan dermis.
Gambar 7. Ekspresi CPDs pada kulit mencit Balb/C terinduksi UV-B. (A) kontrol negative (B) CPDs terwarnai coklat. Perbesaran 400x. Tabel 7. Distribusi CPDs pada Jaringan Kulit
A
B C D
E
Epidermis Dermis Perlakuan Kontrol (normal) +++ + UVB ++ + UVB + EETK 0,4 mg!gBB/hari +++ UVB + EETK 0,8 mglgBB/hari + + UV B + EETK 1 ,2 mg!gBB/hari Keterangan: +++ positifkuat, ++ = positif sedang, - negatif. =
=
20
VI.
PEMBAHASAN
A. Kemampuan EETK dalam Prote�i terhadap Inflamasi Untulc mengkaji kemrunpuan EETK dalam melindungi dari
inflamasi akibat
paparan UV, pada penelitian ini dipelajari pada tingkat ekspresi COX-2. Dari hasil penelitian ini diperoleh basil semikuantitatif ekspresi COX-2 pada kulit mencit Balb/C terinduksi kokarsinogen UV -B dan DMBA. Sinar ultra violet memiliki sifat seperti karsinogen kimia, yaitu bisa menyebabkan inflamasi, hiperplasi epidermal, dan perubahan gen-gen yang berperan dalam prolifcrasi dan deferensiasi sel, produksi eicosanoid dan cytokine, dan sintesis growthfactor.
Radiasi 1JV-B dapat berperan sebagai inisiator atau promoter karsinogenesis karena kemampuannya menginduksi produksi prostaglandin. Peningkatan produksi asam arakidonat dan prostaglandin merupakan respon spesiflk keratinosit manusia yang terpapar UV-B akut. Prostaglandin dibentu..lt dari aktivitas fosfolipase yang melepaskan asam arak.idonat dari fosfolipid membran sel,
asarn
arakidonat ini selanjutnya diubah
menjadi prostaglandin oleh aktivitas siklooksigenase (COX). Ada dua macam siklooksigenase, yaitu
siklooksigenase-1
(COX- 1) dan
siklooksigenase-2 (COX-2). Epidermis kulit a.lctif mensintesis prostaglandin dan hasil penelitian memmjukkan bahwa prostaglandin-2 (PGE-2) mcrupakan derivat yang mampu mengatur proliferasi sel epidermal secara in vitro. Pada karsinoma skuamosa dan basalis terjadi peningkatan PGE-2. Berbagai penelitian n i vivo melaporkan bahwa, inhibitor produksi PGE-2 dapat menghambat pertumbuhan dan metastasis tumor. Dari hasil pewamaan imunohistokimia
irisan kulit, COX-2 tervisualisasi
coklat, terdistribusi pada lapisan epidermis maupun dermis. Pada kelompok yang hanya mendapatkan perlakuan UV-B, menunjukkan gambaran COX-2 positif kuat
pada
epidermis dan dermis (Gambar 4.). Pada kelompok yru.1g mendapat perlakuan UV-B dan EETK dengan dosis yang bervariasi, tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam dis1ribusi COX-2 (Tabel l .). Tctjadi peningkatan ekspresi COX-2 pasca paparan UV-B, ckspresi terbanyak
pada
jam ke-48 pasca paparan UV-B akut (fabel 2.). Tidak ada perbedaru1 signiflkan antar kelompok yang mendapat perlakuan EETK, namun ada perbedaan dengan kelompok kontrol negative.
24
ri O-�·..u t� ·ll1! I
B.
Kemampuan EETK dalam Melindungi dari lmunosupresi Paparan
UV-B
dapat
menyebabkan
penekanan
sistem
nnun
dengan
mempengaruhi pengaturan cytokine yang terlibat (Staniforth et al., 2006). Pada penelitian ini imunosupresi dikaji pada ti.ngkat ek�spresi cyt'!kine IL-10 dan lL-12. Interleukin-1 0 merupakan cytokine imunomodulator yang berperan penting
dalam
menurunkan aktivitas respon inflamasi yang dimcdiasi oleh sel lymphoid dan sel myeloid. oleh
Cytokin IL-l 0 marnpu mensintesis faktor inhibitor (CSIS), yang disek.resi
sel TH2 dan
berfungsi menekan
deferensiasi
dan fungsi THl.
Fungsi
penghambatan ini ditunjukkan dengan kemampuannya menekan produ�..si cytokine proinflamasi seperti IL-1 2 dan 1NF (Berg, et al., 2001). Interleukin-12 merupakan glikoprotein heterodimeri.k yang berperan penting dalarn sistem imun. Fungsi IL-12 pada sci T dan sel NK adalah ikut menstimulasi aktivitas sitotoksik, proliferasi, dan promosi perkembangan sel Th (Anonim, 2012). Schwarz et al., 2001 melaporkan bahwa lL-12 berperan dalam menghambat apoptosis yang disebabkan paparan UV dengan cara menstimulasi DNA repair. Pada penel itian ini ekspresi IL-10 meningkat pasca paparan UV-B, temtama 24 jam pasca paparan
(tabel 4). Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan Stainforth,
et al.,
(2006) bahwa ekspresi IL-l 0 meningkat pasca paparan UV-B. Perlakuan EETK menurunkan ekspresi IL-10, efek penurunan terbesar pada per!akuan 0,8mg/g BB/hari. Pcningkatan eksprcsi IL-l 0 ini diikuti dengan mcningkatnya ckspresi cytokine proinflamasi IL-12 dan COX-2 sebagai indikator penurunan in:flamasi
C. Kemampuan EETK dalam Mclindungi dari Kcrusakan DNA DNA merupakan molekul penerima (reseptor) radiasi U"v, DNA mengandung kromofor yang dapat mengabsorbsi UV-B dengan kuat. Kromofor tersebut berupa cincin aromatik heterosiklik pada basa nitrogen. h1teraksi antara UV-B dengan DNA mcngh.asilkan
senyawa
yang
disebut
fotoproduk.
Fotoproduk
tersebut
adalah
cyclobutane pyrimidine dimers (CPDs) dan pyrimidine 6-4 pyrimidones (Ravana et al.,
2001). Cyclobutane pyrimidine dimmers dibentuk dari atom karbon C-4 dan C-5
pirimidin yang berdekatan, ik:atan rangkap yang menghubungkan mengalami saturasi membentuk 4 cincin siklobutil, sehing&,"3 menghasilkan mutasi C�T dan
25
cc�·rr·
(Ravanat et al., 2001 ). Senyawa 6, 4-photoproduct bukan merupakan cyclobutane dipyrimidine, molekul ini dibentuk dari ikatan kovalen antara
dengan
C-4 dari pirimidin tetangganya.
C-6 dari suatu pirimidin
Adanya dimer ini mengganggu proses
rcplikasi dan transkripsi DNA. Hasil penelitian memmjukkan pahwa T-T cyclobutane dimer yang berada pada sekuen promoter merupakan inhibitor
pengikatan faktor
transkripsi (Tommasi et al., 1996 cit Soehnge et al., 1 997) dan penelitian Donahue et al. 1994 melaporkan bahwa pirimidin dimer
dalam rantai DNA yang ditranskripsi
dapat menyebabkan pemanjangan pada transkripsi DNA terhenti, akibat lebih lanjut adanya CPDs dapat mempengaruhi siklus sel (Soehnge et al., 1997). Pada penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan ekspresi CPDs, temtama pada 24 jam pasca paparan (tabel 8). Pemberian EETK mampu menurunkan ekspresi CPDs terutama pada dosis 0,8 mg/g
BB/hari.
Penunman CPDs ini kemungkinan berhubungan terjadinya imunosupresi pasca paparan UV-B yang ditandai dengan peningkatan IL-10 (tabel 4) yang menurut al. ( 2001 ), IL- 1 0 berperan dalam meningkatkan sistem
DNA
repair. Cyclobutane
Pyrimidine Dimers _(CPDs), merupaka..n penanda spesifik kerusakan DNA paparan UV (Ravana et al., 200 J ). Apabila sistem
DNA
Berg et
akibat
repair tidak berhasil
memulihkan, kemsakan tersebut bisa mcnginisiasi karsinogenesis melalui mutasi scl-sel epidermal. D. Aktivitas Kcmoprcvcnsi EETK pada Karsinogcnc§is
Hewan uji pasca radiasi menunjukkan perubahan wama kulit punggung menjacli kemerahan. Pada minggu ke-5 perlak:uan, kulit tampak mulai kasar, keriput, dan menebal temtama pada kelompok kontrol, tetapi ketebalan lipatan kulit punggung tidak mcmmjukkan perbedaan yang signi:fikan antar kelompok perlak.uan pada setiap periode pengukuran. Radiasi UV yang mengenai kulit dapat meningkatkan terbentuknya radikal bebas sehingga menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif tampak dalam bentuk gangguan pada kulit, yaitu sunburn, inflamasi, kerusakan DNA dan supresi sistem imun, yang selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya penuaan dini, basal cell carcinoma, squama cell carcinoma, dan me]a.noma (Katiyar et al., 2007; Lee et al.,
2007; Timares et.al., 2008).
26
Papru:an
UV-B
secara
kronis menyebabkan peningkatan proliferasi sel-sel
epidermis sehingga teijadi hiperplasi. Pertumbuhan lapisan epidermis ke arab ekstemal menyebabkan munculnya papiloma, dan hlpcrkeratinosis. Terjadinya penghambatan terbentuknya nodul tumo� dan multiplasitasnya disebabkan di dalam ekstrak temu k:unci terdapat senyawa-senyawa bioak:tif yang berpotensi sebagai antikanker. Senyawa fenolik dan flavonoid di da]am rimpang temu kunci menunjukkan aktivitas antioksidan (Jing hidroksipanduratin A dari
et al., 2010). Panduratin A dan
B. pandurata merupakan senyawa yang banyak dilaporkan
mempunyai aktivitas sebagai antikanker, selain mempunyai aktivitas sitotoksik dan antiproliferasi pada beberapa jeni.s sel kanker, juga menunjukkan aktivitas antiinflamasi pada sel RAW 264.7 melalui penghambatan pelepasan NO, PGE-2, dan TNF-a. Kcdua senyawa tersebutjuga dilaporkan dapat menghambat aktivitas COX-2 (Tewtrakul
et al.,
2009). Radiasi kronis dari sinar
UV
dapat menyebabkan keru..<)akan jaringan ikat dan
matriks ekstra seluler pada kulit sehingga mengurangi sintesis kolagen dan berakibat terjadinya photo
aging (Fisher, et al., 1997). Penelitian Shim et al. (2008) pada sel
fibroblast kulit m.anusia yang diinduksi UV, panduratin A dapat menunmkan aktivitas
matrix metallopreoteinase dengan cara mengharnbat aktivasi Activator Protein-I (Al>1 ) dan lintasan MAPKs sehingga dapat meningkatkan sintesis kolagen. Penelitian pada sel fibroblast tersebut juga menunj ukkan bal1wa aktivitas pandmatin A Iebih kuat daripada
Epigallochatechin-3-0-Gallate (EGCG) yang digunakan sebagai kontrol dan
sudah dikenal sebagai agen anti aging alami (Shim eta[., 2008).
27
VII. KESJMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1 . Ekstrak etanolik
temu
kunci
mampu melindungi dari inflamas i dengan
menurunkan ekspresi COX-2 pada mencit Balb/c terind�i UV-B. 2.
Ekstrak etanolik temu kunci mampu melindungi dari kerusakan DNA dengan menurunkan ekspresi CPDs pada mencit Balb/c terinduksi UV-B.
3.
Ekstrak etanolik temu kunci mampu menurunk:an angk:a kejadian, multiplasitas, serta menghambat pertumbuhan nodul tumor pada model kanker kulit, mencit Balb/c terinduksi UV -B. B. Saran
Perlu dilak:ukan kajian lebih lanjut untuk formulasi senyawa ini supaya mendapatk:an
formulasi agen kemoprevensi kanker kulit yang efektif
dikonsumsi.
28
dan aman
VID.
UCAPAN TERIMA KASffi
Terima kasih kepada: 1 . Balitbangkes Kementdan Kesehatan Republik Indonesia yang telah mendanai . dan membina penelitian ini melalui program RISBIN lPTEKDOK 2012 dengan nomer Surat Perjanjian Kerjasama: liK.06.01/ll1693/2012. 2. Prof. Dr. Sismindari, M.Sc., Apt. sebagai supervisor penelitian.
3. Prof. dr. Sofia Mubarik� M.Med.Sc., Ph.D.; Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti M.Si., Apt.,
dan Drh. Sitarina Widyarini, M.Sc. Ph.D. untuk diskusi dan arahannya.
4. Program Studi Bioteknologi SekoJah Pasca Sarjana UGM yang telah mendukung, menyediakan sar�
dan kemudahan terselenggaranya penelitian
illl.
5. Fakultas Kedokteran UGM yang telah mengijinkan berafiliasi dalam penelitian illl.
29
fEZ
DAFTARKEPUSTAKAAN
IX.
Andrianto, P., dan E. Sukard i. 1988. Dermotovenerologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Beliveau, R. and Gingras, D. 2007. Role of Nutrition in Preventing Cancer. Can. Fam. Physician 53: 1906- 1 9 1 1 . Berg,D.J.,Zhang,J.,Lauricella,D.M., and Moore,S.A.(200 1). IL-10 is a central regulator of cyclooxygenase- 2 expression and prostaglandin production. J Immunol. 166, 2674-2680.
Bochkov, V.N., Olga, V., Birukov, G.K., Levonen, A., Binder, C.J., and Sto, J. 2010. Generation and Biological Activities of Oxydizcd Phospholipids. Antiox. Redox. Sig. 1 2(8): 1 0 1 1 -1043. Browning, J.D and Horton, J.D. Molecular mediators of hepatic steatosis and Jjver injury J Clin. Invest. 1 14: 1 47-152. .
Bunawas. 1 999. Radiasi Ultraviolet dari Matahari dan Resiko Kanker KuJit. Cermir. Dunia Kedokteran. 122: 9-12. Cheenpracha, S., Karalai, C., Ponglimanont, C.� Subhadbirasakulb, S. and Tewtrakul, S. i pcmdurata. 2006. Anti-HIV-1 protease activity of compounds from Boesenberga Bioorg. Med Chem . 14:1710-1714. Ching, A.Y.L., Wah, T.S., Sukari, M.A., Rahmani, L.M., and Khalid, K. 2007. Characterization of flavonoid derivatives from Boesenbergia rotunda (L.) Malaysian J Anal. Sci. 1 1(1): 154�159. Cooper, S.J. and Bowden, G.T. 2007. Ultraviolet B Regulation of Transcription Factor Families: Roles of Nuclear Factor-kappa B (NF-tcB) and Activator Protein�l (AP�l) in UVB-Induced Skin Carcinogenesis. Curr. Cancer Drug Targets. 7(4): 325-334. Doyle, A., and Griffiths J.B. 2000. Cell and Tissue Culture for Medical Research, John Willey and Sons LTD. England. Erni, G. 2010. Kiat Mencegah dan Mengat:asi Penuaan Dini. Makaldh seminar Kesehatan Kulit RS. Bethesda Yogyakarta. Heyne, K. (1 987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid IV. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. p. 592-594. Jing, L.J., Mohamed, M., Rahmat, A. and Bakar, M.F.A. 2010. Phytochemicals, antioxidant propetties ru1d anticancer investigations of the different parts of several gingers species (Boesenbergia rotunda, Boesenbergia pulchella var. attenuata and Boese1lhergia armeniaca). J Med Plant. Res. 4(1 ): 27-32. Junkins-Hopkins, J.M. 2010. Antioxidant and chemopreventive properties in dermatology. J Am. Acad. Dermatol. 62: 663-665.
30
D
Kamkaen , N., Wilkinson, J.M. and Cavanagh, H.M.A. 2006. Cytotoxic Effect of Four Thai Edible Plants on Mammalian Cell Proliferation. J. Thai Pharma. Health Sci. 1(3):189195.
Katiyar, S., Elmets, C.A. and Katiyar, S.K. 2007. Green tea and skin cancer: Photoimmunology, angiogenesis and DNA repair. J. Nutr. Bioc_hem. l8: 287-296. Kiat, TS., Pippen, R., Yusof, R., Ibrahim, H., Khalidd, N. and Abd Rahmane, N. 2006. Inhibitory activity of cyclohexenyl chalcone derivatives and flavonoids of fingerroot, Boesenbergia rotunda (L.), towards dengue-2 virus NS3 protease. Bioorg. Med. Chem. Lett. 16 : 3337-3340.
Kirana, C., Jones, G.P., Record, J.R., Mcintosh, G.H. 2007. Anticancer properties of panduratin A isolated from Boesenbergiapandurata (Zingiberaceae). J. Nat. Med 6 1 : 1 3 1-137.
Lee, B., Lee, S.Y., Lee, HJ., Sim, G., Kim, J., Cho, Y., Lee, D., Pyo, H., Choe, T., Moon, D., Yun, Y.P. and Hong, J.T. 2007. Anti-oxidative and Photo-protective Effects of Coumarins Isolated from Fraxinus chinenss. i Arc. Phar. Res. 30(10): 1293-1 3 0 1 . Meeran, S.M., Akhtar, S., and Katiyar, S.K. 2009. Inhibition of UVB-Jnduced Skin Tumor Development by Drinking Green Tea Polyphenols is Mediated Through DNA Repair and Subsequent Inhibition of Inflamation. J. Invest. Dennatol. 129 (5): 1258-1270. Morikawa, T., Funakoshi, K., Ninomiya, K., Yasuda, D., Miyagawa, K., Matsuda, II., and Yoshikawa, M., 2008. Structure of New Prenyichalcones and Prenylflavanones with TNF-u and Aminopeptidase N Inhibitory Activities from Boesenbergi,a rotunda. Chem.Pharm.Bull. 56 (7): 956- 962. Pancharoen, 0., Kelvin, ReutrakuJ, V., Taylor, W.C., and Tuntiwachwuttikul, Constituents of Boesenbergia pandurata (syn. Kaempferia pandurata). P. Aust. J.
1987. Chem.
40: 455-462.
Philpott, M.P., Bergamaschi, D., and Storey, A. 2007. Models for Skin Cancer. 00 Ilandbook. 2 ed. John Wiley and Sons. Ltd. London. p. 4-1 2.
The Cancer
ec ts of UV radiation on Ravanat, J.L., Douki, T., and Cadet, J. 2002. Direct and indirect eff DNA and its components. J. Photoche. Photobiol. 63: 88-102. Sakamoto, A., Akieda, S., Oda, Y., Iwamoto, Y., and Tsuneyoshi, M. 2009. Mutation analysis of the Gadd45 gene at exon 4 in atypical fibroxanthoma. BMC Dermatol. 9:1 -5 Shim, J., Kwon,Y., Han., Y., and Hwang, J. 2008. Inhibitory Effect of Panduratin A on UV induced Activation of Mitogen-Activated Protein Kinases (MAPKS) in Dermal Fibroblast Cell. Plant. Med 74 ( 1 2): 1446-1450. Shindo, K., Kato, M., Kinoshita, A., Kobayasi, A., and Koike,Y. 2006. Analysis of antioxidant anctivitics contained in the Boesenbergia pandurata Schult. Rhizome. Biosci. Biotech. Biochem. 70 (9): 2281 -2284.
Soeharta:ti. 20 1 1 . Sixth Biggest Cancer Causes ofDeath in Indonesia. Faculty of Medicine University Physicians RSCM. Jakarta. 26 April 2011 ). ( ·
Department of Radio logy
31
-"'jfgm
Soehnge, H., Ouhtit, A., and Ananthaswamy, H.N. 1997. Mechanisms of induction of skin cancer by UV radiation. Frontier in Biosci. 2 :538-551 . Sporn, M.B. and Sult, N. 2000. Chemoprevention Cancer. Carcinogeness i 2 1 (3): 525-530. Sunarno. 2009. Profit Antioksidan Copper Zinc Superpxide Dismutase (Cu, Zn-SOD) pada Sel sel Ginjal Tikus Sprague Dawley melalui Pewarnaan Imunohistokimia Polimer Peroksidase.
Staniforth V., Chiu LT., and Yang, NS., Caffeic acid suppresses UVB radiation induced expression of interleukin-1 0 and activation of mitogen-activated protein kinases in mouse. Carcinogenesis 27(9): 1803-1 8 1 1 , 2006 Surh, Y. 2003. Cancer Chemoprevention with Dietary Phytochemicals. Nature Rev. 3 : 768 780.
Schwarz, A., Stander, S., Bemeburg, M., Bohm, M., Kulms, D., Steeg H,Grossc Heitmeyer K*, Jean Krutmann J, and Schwarz, T.* Interleulcin-12 suppresses ultraviolet radiation-induced apoptosis by inducing DNA repair.NATURE CELL BIOLOGY ADVANCE ONLINE PUBLICATION. http://cellbio.nature.com
Tewtrakul S., Subhadhirasakul, S., KaraJai, C., Ponglimanont, C., and Cheenpracha, S. 2009. Anti-inflammatory
effects
of
compounds
from
Kaempferia
parvi!lora
and
Boesenbergia pandurata. Food Chem. l l 5: 534-538 Timares, T.,
Katiyar, S., and EJmets, C.A. 2008. DNA Damage, Apoptosis and Langerhans
cells�Activators of 422-436.
UV
Induced Immune Tolerance. Photochem. Photobiol.
84 (2):
Tsao, A.S., Kim, E.S., and W.K. Hong. 2004. Chemoprevention of Cancer. CA Cancer J.. Clin. 54:1 50-180. Tuchinda, P., Reutrakul, V., CJaeson, P., Pongprayoon, U., Sematong, T., Santisuk, T., and Taylor,
WC .
.
2002.
Anti-inflammatory
flQe§J!1:I_QiJrg{a. JH!.!J®I.t1la Phytochem.
cyclohexenyl
chalcone
derivatives
in
59: 1 69-173.
V aid, M. and Katiyar, S.K. 20 l 0. Molecular mechanisms of inhibition of photocarcinogenesis Silybum marianum L. by silymarin., a phytochemical from milk thistle (
Oncol. 36(5): 1053-1 060.
Gaertn).
Int. J.
Walaszek, Z., Hanausek, M., and Slaga, T.J. 2004. Mechanisms of Chemoprevention. Chest .
125 : 128S- 133S.
Weinberg R.A., 2007. The Biology ofCancer. P1 cd. Garland Science.
USA.
Win, NN., Awale, S., Esumi, H., Tezuka, Y., and Kadota, S. 2007. Bioactive secondary metabolites
from Boesenber ga i panduraJa of Myanmar and
their preferential
cytotoxicity again1.1: Human Pancreatic Cancer PANC-1 Cell Line in Nutrient-Deprived Medium. J. Nat. Prod. 70 (1 0): 1 582-1587.
32
Wresdiyati T., Astawan, M., Fithriani, D., Adnyane, IKM., Novelina, S., and Aiyani, S. 2004. Pcngaruh a-Tokofcrol tcrhadap Profil Supcroksida Dismutasc dan Malondialdchida pada Jaringan Hati Tikus di Bawah Kondisi Stres. .! Vet. 8: 202-209. Wright, T.l., Spencer, JM., and Flowers, F.P. 2006. Chemoprevention of nonmelanoma skin cancer. J. Am. Acad. Dermoto/. 942-946. Yun J., Kwon, H., Hwang, J. 2003. In vitro anti-inflammatory activity of panduratin A isolated from Kaempjeria pandurata in RAW 264.7 cells. Plant. Med. 69: I I 02-1 1 08.
33
X. LAMPIRAN A. Lampiran-1. Ethical Clearance B. Lampiran-2. Realisasi Anggaran Penelitian C. l.embar Pengesahan
34
• ..
U N IVERSITAS GADJAH MADA . LABORATO RIUM PENELITIAN DAN PE NGUJIAN IERPADU KOMISI ETHICAL CLEARANCE UNTUK PENELITIAN PRAKUNIK .
-----------------J------�----------------------------------------------�-------------------------------
KETERANGAN KELAIKAN' ETI K (Ethical Clearance) Nomor: 0 1 2/KEC-LPPT/1/2011
Komisi
Ethical Clearance
Terpadu,
untuk penelitian praklinik laboratorium Penelitian dan Pengujian
Universitas Gadjah Mada, Yogya·karta, setelah mempelajari dengan seksama
rancangan penelitian yang diusulkan, dengan ini menyatakan .bahwa penelitian: Judul
: Potensi Ekstrak Temu Kunci
(Bosenbergia pandurata) sebagai
Agen Kemoprevensi Kan ker Terinduksi UVB. Peneliti Utama
: Shanti listyawati, M.Si.
Lembaga/Tempat Penelitian : Laboratorium Penelitian & Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Telah d i nyatakan memenuhi persyaratan etik untuk dilaksanakan penelitian tersebut pada lhewan uji mencit. Komisi Ethical Clearance tnempunyai hak untuk melakukan pemantauan selama penelitian berlangsung.
Yogyakarta, 31 Januari 2011
Lampiran Realisasi Anggaran Penelitian Tahun 2012 Judul Penelitian : Potensi Ekstrak Etanolik Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)
sebagai Agen Kemoprevensi Tumorigenesis Kulit Terinduksi UV B Ketua Peneliti
:
Shanti Listyawati, S.Si., M.Si.
Pagu penelitian : Rp 100.000.000
No
I
Realisasi Total (Rp) 87.485.000
Honor Tetap 17. 160.000
Uraian Realisasi(Rp) Belanja Bahan Perjadin BNO 63 .290.000
550.000
1.485.000
Belanja Sewa 5.000.000
HALAMAN PENGESAHAN
1 . Judul penelitian
Potensi Ekstrak Etanol Temu Kunci
(Boesenhergia pandurata) sebagai Agen Kemoprevensi Kankcr Kulit Terinduksi UV -B
2. Fokus Penelitian
Penyakit Tidak Menular
3.
Ilmu Pengetahuan Dasar
Jenis Penelitian
4. Peneliti Utama a. Nama Lengkap b. NIP c.
Pangkat/golongan
Shanti Listyawati, S.Si., M.Si. 1 96906081997022001 Pembina/ JV a
d. Instansi Penanggungjawab
Program Studi Biotck.nologi UGM
e. Alamat
.ll. Teknika Utara, Barek Yogyakarta
f. E-mail
shant ilisty(CV,yahoo . com
5 . Jumlah Tim Peneliti a. Nama anggota- 1 6. Lokasi penelitian
2 orang Nita Etikawati, S.Si, M.Si. Laboratorium Farmakologi dan LPPT UGM
7. Masa Penel itian
6 bulan
8. Pembiayaan yang diperlukan
Rp I 00.000.000,-
9. Sumbt:r Pembiayaan
DIPA Sekretariat Badan Litbangkes TA 2012
Telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Surat Pe1:janjian Kerjasama Pelaksanaan Riset Pembinaan Tlmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran, nomer H \l. . Ob. C>
Yogyakarta,
.2..1
1/t 1 I&:I ; / c:z_o 1:2-
'Pe�e.""be-r
2012
Ketua peneliti
ii