LAMPIRAN
50
Lampiran 1 Prosedur analisis fisik 1. Analisis Tekstur (kekerasan dan kekenyalan) Kekerasan adalah gaya yang dibutuhkan untuk menekan suatu bahan atau produk sehingga terjadi perubahan bentuk yang diinginkan. Kekenyalan merupakan komponen yang tidak terpisahkan dengan kekerasan. Menurut SNI 01-3818-1995, bakso yang baik adalah bakso yang memiliki tekstur kenyal. Sifat kenyal adalah sifat fisik produk dalam hal daya tahan untuk pecah akibat gaya tekan. Sifat kenyal dan keras sebenarnya sama-sama menyatakan daya tahan untuk pecah, tetapi bedanya adalah sifat keras untuk menyatakan sifat benda atau produk pangan yang bersifat deformasi, sedangkan sifat kenyal adalah sifat reologi pada produk plastis yang bersifat deformasi (Soekarto 1990). Kekerasan dan kekenyalan diukur dengan menggunakan alat Texture Analyzer TAXT2. Cara kerja alat ini adalah pisau pada alat akan memotong sampel (berukuran 2x2x2 cm3) sebanyak 2 kali. Pemotongan pertama akan terbentuk kurva tertinggi menyatakan nilai kekerasan sampel, kemudian pada pemotongan berikutnya akan diperoleh kurva kedua. Kekenyalan sampel diperoleh dengan membandingkan time different antara kedua kurva tersebut. 2. Analisis Aktivitas Air (Aw) Aktivitas air (Aw) suatu bahan atau produk diukur dengan menggunakan Aw meter yang sebelumnya sudah dikalibrasi dengan menggunakan larutan BaCl2 selama 24 jam. Larutan BaCl2 memiliki nilai aktivitas air (Aw) sebesar 0,9 (Syarief & Halid 1993). Sample dimasukan ke dalam wadah kemudian wadah ditutup dengan Aw meter. Sampel jangan terlalu banyak agar tidak mengganggu alat. Pembacaan skala Aw meter dilakukan setelah 3 jam pengukuran. Aktivitas air ditentukan dengan Rumus: Aw = Skala + [(suhu-200C) x 0.002] 3. Analisis pH Alat pH meter dikalibrasi dahulu dengan menggunakan larutan standar dengan pH netral (pH 7). Elektoda kemudian dimasukkan ke dalam sampel adonan yang akan diukur pH nya sehingga dapat terbaca nilai pH adonan. 4. Analisis Daya Mengikat Air (DMA) DMA dianalisis dengan metode kertas saring (modifikasi metode Garm & Hamm 1972). Sampel diletakan di tengah 2 lembar kertas saring dan ditekan dengan tekanan 35 kg per cm2 selama 5 menit. DMA relatif dinyatakan
51
sebagi luasan air yang tertera pada kertas saring. Kategori kemampuan DMA (berdasarkan luasan air bebas): < 6 cm2
= sedang
2
= rendah
8-9 cm > 8 cm
= tinggi
2
Jumlah air bebas (mg)
= Luasan air bebas (cm2) – 8............................ (A) 0.0948
Jumlah air sampel (mg) = % kadar air sampel x berat sampel............... (B) %DMA
= B-A x100 B
52
Lampiran 2 Prosedur analisis kandungan gizi dan daya cerna protein 1. Kadar Air (AOAC 1995) Sampel sebanyak lima gram dikeringkan selama 15 jam dalam oven 10 sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung dengan rumus: Kadar Air (%) = a – b x 100% c Keterangan : a = Berat wadah dan sampel awal b = Berat dan sampel setelah dikeringkan c = Berat sampel 2. Kadar Abu Metode Gravimetri (AOAC 1995) Cawan kosong dipanaskan dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Sampel ditimbang kurang lebih 3 g dan diletakkan dalam cawan, kemudian dibakar dalam kompor listrik sampai tidak berasap. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama pada suhu sekitar 450 suhu 550
dan tahap kedua pada
, pengabuan dilakukan sekitar 2-3 jam. Cawan kemudian
didinginkan dalam desikator. Setelah dingin, cawan kemudian ditimbang. Persentase dari kadar abu dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Abu (%) = Bobot abu (g) x 100% Bobot sampel (g) 3. Kadar Protein metode mikro kjeldahl (AOAC 1995) Kadar protein dalam sampel dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl yang merupakan analisis kadar total N. Sejumlah sampel 0,3 g dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan dengan katalis secukupnya dan 25 ml H2SO4 pekat. Campuran dipanaskan dalam pembakar Bunsen. Sampel didestruksi hingga jenuh dan berwarna hijau kekuningan. Labu destruksi didinginkan dan larutan dimasukkan ke dalam labu penyuling kemudian diencerkan dengan 300 ml air yang tidak mengandung N dan ditambahkan dengan NaOH 33%. Labu penyuling dipasang dengan cepat di atas alat penyuling sehingga 2/3 cairan dalam labu penyuling yang menguap ditangkap oleh larutan H2SO4 dalam erlenmeyer dititar dengan menggunakan larutan NaOH 0,3 N (Z ml) sampai terjadi perubahan warna menjadi kehijauan kemudian dibandingkan dengan titar blanko (Y ml).
53
% N = (Y – Z) x NaOH x 0,014 x 100% gram contoh % Protein = % N x 6,25 (faktor koreksi) 4. Kadar lemak (AOAC 1995) Labu lemak terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C, dan didinginkan dalam desikator serta dihitung beratnya. Contoh sebanyak 5 gram dalam bentuk kering dibungkus dalam kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam alat ekstrasi soxhlet. Alat kondensor diletakkan di atas dan labu lemak secukupnya. Selanjutnya dilakukan refluks selama minimal 6 jam sampai pelarut yang turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstrasi dikeringkan dalam oven bersuhu 1050C untuk mengeluarkan sisa pelarut hingga mencapai berat yang konstan, kemudian didinginkan dalam desikator. Labu lemak kemudian ditimbang dan berat lemak dapat diketahui. Kadar lemak (% bb) = Berat lemak (gram) x 100% Berat contoh (gram) 5. Kadar Karbohidrat (Winarno 1997) Kadar karbohidrat ditentukan by difference yaitu hasil pengurangan dari 100% dengan kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar abu, sehingga kadar karbohidrat tergantung karbohidrat sangat berpengaruh kepada faktor kandungan zat gizi lainnya. Penentuan dengan cara ini kurang akurat dan merupakan pertimbangan kasar sebab karbohidrat dihitung termasuk serat kasar yang tidak menghasilkan energi. Serat kasar adalah fraksi karbohidrat yang sukar dicerna. Karbohidrat (%) = 100% - % kadar (air + protein + lemak + abu) 6. Analisis Fosfor Metode Vanadat-Molibdat (Sulaeman et al. 1994) a. Persiapan pereaksi Vanadat-molibdat Ammonium molibdat sebanyak 20 gram dilarutkan dalam 400 ml akuades hangat kemudian didinginkan. Sebanyak 1,0 gram vanadat dan dilarutkan ke dalam 300 ml akuades mendidih. Setelah dingin, ditambahkan asam sitrat pekat sambil diaduk. Larutan molibdat dimasukkan ke dalam larutan vanadat dan diaduk. Larutan molibdat + vanadat diaduk lalu diencerkan hingga volume 1 liter. b. Persiapan larutan fosfat standar Sebanyak 3,834 gram potasium dihidrogen fosfat kering dilarutkan di dalam akuades dan diencerkan hingga volume 1 liter. Sebanyak 25 ml
54
larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan sampai tanda tera (1 ml = 0.2 P2O5). c. Pembuatan kurva standar Larutan fosfat standar diambil sebanyak 0; 0,25; 5; 10; 20; 30; 40 dan 50 ml lalu dimasukkan dalam labu takar 100 ml. masing-masing ditambah 25 ml pereaksi vanadat-molibdat kemudian ditera. Larutan didiamkan selama 10 menit, kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm. d. Penetapan sampel Sampel yang telah dipreparasi dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. tambahkan 25 pereaksi pereaksi vanadatmolibdat pada masing-masing labu takar dan diencerkan sampai tanda tera. Setelah didiamkan, sampel diukur absorbansinya pada penjang gelombang 400 nm. Konsentrasi fosfor dapat diketahui melalui kurva standar berdasarkan absorbans yang terbaca. Perhitungan : % P2O5 = (100/1000 x fp x konsentrasi fosfor x 100)/ mg sampel 7. Analisis Kalsium Metode AAS (Apriyanto et al. 1989) Analisis kalsium diawali dengan preparasi sampel. Preparasi sampel dilakukan dengan pengabuan basah. Sampel ditimbang sebanyak ± 1 gram dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 10 ml H2SO4 dan 10 ml HNO3 dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan tidak berwarna gelap (semua zat organik telah teroksidasi). Larutan ditambah akuades hingga menjadi tidak berwarna atau menjadi kuning, dididihkan sampai berasap. Setelah itu didinginkan dan dienserkan dalam labu takar 100 ml sampai tera. Blanko dipersiapkan seperti proses diatas. Larutan standar kalsium, sampel dan blanko diukur pada panjang gelombang 427. Hasil pengukuran selanjutnya di tetapkan ke dalam kurva. %kalsium =
100 1000
x fp x absorban sampel −absorban blanko x 100) mg sampel
8. Analisis Daya Cerna Protein secara in vitro (Sounders et al. 1973) Pengukuran daya cerna protein secara in vitro dilakukan dengan menggunakan
250 mg sampel. Sampel dimasukkan ke dalam labu
erlenmayer 50 ml kemudian ditambahkan 15 ml HCl 0,1 N yang mengandung 1,5 mg enzim pepsin. Selanjutnya campuran dalam labu
55
erlenmayer dikocok dengan menggunakan shaker waterbath dengan kecepatan 50 rpmdan suhu 37°C selama 3 jam. Larutan dinetralkan (pH 7) dengan NaOh 0.5 N yang diukur dengan pH meter kemudian ditambahkan 7,5 ml larutan buffer fosfat 0,2 M (pH 8) yang mengandung natrium azida 0.005 M dan 4 mg enzim pankreatin. Larutan selanjutnya dikocok pada shaker waterbath dengan kecepatan 50 rpm dengan suhu 37°C selama 24 jam. Padatan yang diperoleh dari akhir penyaringan, disaring dengan kertas saring Whatman 41 (sebelumnya bobot kertas saring sudah dicatat) yang dihubungkan dengan alat penghisap uap. Berat padatan ditimbang, kemudian dianalisis kadar proteinnya (% protein sisa) dengan menggunakan metode mikro Kjeldahl. Perhitungan daya cerna protein dilakukan dengan rumus : % Daya cerna protein = Protein Kasar – Protein Sisa x 100% Protein Kasar
56
Lampiran 3 Formulir uji organoleptik bakso belut Lembar Uji Mutu Hedonik Nama Panelis :
Tanggal Pengujian:
Jenis Kelamin : L/ P Nama Produk : Bakso Belut Dihadapan Saudara/i disajikan 8 sampel bakso belut dengan kode tertentu. Saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap mutu organoleptik sampel dan tidak membandingkan antar sampel, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengisian dilakukan dengan cara membuat garis vertikal pada setiap mistar sesuai dengan ketentuan dan kode sampel. b. Diharapkan saudara minum terlebih dahulu dengan air mineral sebelum mencoba ke sampel lainnya. Kode Sampel : Kecerahan warna : I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat gelap Gelap tidak cerah tidak Sangat cerah Aroma belut : I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat kuat biasa Sangat lemah Aroma bumbu : I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat lemah biasa Sangat kuat Tekstur : I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat alot biasa Sangat kenyal dan renyah Rasa belut : I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat kuat Sedang Sangat lemah Komentar/ saran : ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ TERIMA KASIH
57
Lembar Uji Hedonik (Kesukaan) Nama Panelis :
Tanggal Pengujian:
Jenis Kelamin : L/ P Nama Produk : Bakso Belut Dihadapan Saudara/i disajikan 8 sampel bakso belut dengan kode tertentu. Saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap sampel sesuai dengan tingkat kesukaan saudara dan tidak membandingkan antar sampel, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengisian dilakukan dengan cara membuat garis vertikal pada setiap mistar sesuai dengan ketentuan dan kode sampel. b. Diharapkan saudara minum terlebih dahulu dengan air mineral sebelum mencoba ke formula lainnya. Kode Sampel: Warna
: I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat tidak suka Biasa Sangat suka
Aroma
: I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat tidak suka Biasa Sangat suka
Tekstur
: I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat tidak suka Biasa Sangat suka
Rasa
: I----------I----------I----------I----------I----------I----------I Sangat tidak suka Biasa Sangat suka
Komentar/ saran
:
……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ................................................................................................................................. TERIMA KASIH
58
Lampiran 4 Hasil sidik ragam dan uji duncan data uji organoleptik a. Hasil analisis statistik data mutu hedonik bakso Tabel 1 Hasil sidik ragam (ANOVA) mutu kecerahan warna bakso Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
146.891
7
Within Groups
623.466
472
Total
770.357
479
F
20.984 15.886
Sig. .000
1.321
Tabel 2 Uji lanjut (Duncan) data mutu kecerahan warna bakso Faktor_AB A2B2 A1B2 A1B1 A2B1 A2B3 A2B4 A1B3 A1B4 Sig.
Subset for alpha = 0.05
N
1
2
3
4
5
60 3.6133 60 4.1533 60 4.2433 60 4.4400 4.4400 60 4.7283 4.7283 60 4.8950 4.8950 60 5.3133 60 5.3150 1.000 .200 .170 .427 .058
Tabel 3 Hasil sidik ragam (GLM) mutu kecerahan warna bakso Source Type III Sum of Squares a Corrected Model 146.891 Intercept 10102.593 Faktor_A 13.635 Faktor_B 121.424 Faktor_A * Faktor_B 11.832 Error 623.466 Total 10872.950 Corrected Total 770.357
df 7 1 1 3 3 472 480 479
Mean Square F 20.984 15.886 10102.593 7.648E3 13.635 10.323 40.475 30.642 3.944 2.986 1.321
Sig. .000 .000 .001 .000 .031
Tabel 4 Uji Independent T-test data mutu kecerahan warna bakso Faktor_A Kecerahan_Warna Tepung Tapioka Tepung Sagu
N 240 240
Mean 4.7562 4.4192
Std. Deviation Std. Error Mean 1.29717 1.21802
.08373 .07862
59
Tabel 5 Uji lanjut (Duncan) data mutu kecerahan warna bakso Faktor_B
Subset
N
20% 10% 30% 40% Sig.
1
120 120 120 120
2
3
3.8833 4.3417
1.000
1.000
5.0208 5.1050 .571
Tabel 6 Hasil sidik ragam (ANOVA) data mutu aroma belut pada bakso Aroma_Belut
Sum of Squares
Between Groups Within Groups Total
16.807 713.287 730.095
df
Mean Square
7 472 479
2.401 1.511
F
Sig.
1.589
.136
Tabel 7 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu aroma belut pada bakso Source
Type III Sum of Squares
df
a
Corrected Model Intercept Faktor_A Faktor_B Faktor_A * Faktor_B Error Total Corrected Total
16.807 6348.165 .108 14.860 1.839 713.287 7078.260 730.095
Mean Square
7 1 1 3 3 472 480 479
F
2.401 6348.165 .108 4.953 .613 1.511
Sig.
1.589 4.201E3 .071 3.278 .406
.136 .000 .789 .021 .749
Tabel 8 Uji lanjut (Duncan) data mutu aroma belut pada bakso Faktor_B 10% 20% 30% 40% Sig.
Subset
N
1
120 120 120 120
2
3.4558 3.4725 3.7608 .069
3.7608 3.8575 .543
Tabel 9 Hasil sidik ragam (ANOVA) data mutu aroma bumbu pada bakso Aroma_Bumbu Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 5.224 646.353 651.577
df 7 472 479
Mean Square .746 1.369
F .545
Sig. .800
60
Tabel 10 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu aroma bumbu pada bakso Source
Type III Sum of Squares
df
a
Corrected Model Intercept Faktor_A Faktor_B Faktor_A * Faktor_B Error Total Corrected Total
5.224 6922.083 .161 2.349 2.713 646.353 7573.660 651.577
7 1 1 3 3 472 480 479
Mean Square
F
.746 .545 6922.083 5.055E3 .161 .118 .783 .572 .904 .661 1.369
Sig. .800 .000 .732 .634 .577
Tabel 11 Hasil sidik ragam (ANOVA) data mutu tekstur bakso Tekstur
Sum of Squares
Between Groups Within Groups Total
126.108 907.058 1033.166
df
Mean Square
7 472 479
18.015 1.922
F
Sig.
9.375
.000
Tabel 12 Uji lanjut (Duncan) data mutu tekstur bakso Faktor_ AB A1B3 A2B4 A2B3 A1B4 A2B2 A1B2 A2B1 A1B1 Sig.
Subset for alpha = 0.05 N
1 60 60 60 60 60 60 60 60
2
3.8283 3.8550 3.9617 4.1417
3
4.1417 4.6083
.265
.066
4
4.6083 4.7117 5.1033 .064
4.7117 5.1033 5.1667 .090
Tabel 13 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu tekstur bakso Source Corrected Model Intercept Faktor_A Faktor_B Faktor_A * Faktor_B Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares a
126.108 9386.314 .768 122.668 2.671 907.058 10419.480 1033.166
df 7 1 1 3 3 472 480 479
Mean Square
F
18.015 9.375 9386.314 4.884E3 .768 .400 40.889 21.277 .890 .463 1.922
Sig. .000 .000 .528 .000 .708
61
Tabel 14 Uji lanjut (Duncan) data mutu tekstur bakso Faktor_B
Subset
N
30% 40% 20% 10% Sig.
1 120 120 120 120
2
3
3.8950 3.9983 4.6600 .564
5.1350 1.000
1.000
Tabel 15 Hasil sidik ragam (ANOVA) data mutu rasa belut pada bakso Rasa
Sum of Squares
Between Groups Within Groups Total
16.561 884.898 901.459
df
Mean Square
7 472 479
2.366 1.875
F
Sig.
1.262
.267
Tabel 16 Hasil sidik ragam (GLM) data mutu rasa belut pada bakso Source
Type III Sum of Squares
df
a
Corrected Model Intercept Faktor_A Faktor_B Faktor_A * Faktor_B Error Total Corrected Total
16.561 7201.301 .027 15.004 1.530 884.898 8102.760 901.459
Mean Square
7 1 1 3 3 472 480 479
F
2.366 1.262 7201.301 3.841E3 .027 .014 5.001 2.668 .510 .272 1.875
Sig. .267 .000 .905 .047 .846
Tabel 17 Uji lanjut (Duncan) data mutu rasa belut pada bakso Faktor_B 10% 20% 30% 40% Sig.
Subset
N
1 120 120 120 120
2
3.6892 3.7600 3.8917 .283
3.8917 4.1525 .141
62
b. Hasil analisis statistik data uji hedonik bakso Tabel 18 Hasil sidik ragam (ANOVA) data uji hedonik warna bakso Warna
Sum of Squares
Between Groups Within Groups Total
7.222 636.877 644.100
df
Mean Square
7 472 479
1.032 1.349
F
Sig.
.765
.617
Tabel 19 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik warna bakso Source Corrected Model Intercept Faktor_A FAktor_B Faktor_A * FAktor_B Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares a
7.222 9502.530 .011 6.621 .590 636.877 10146.630 644.100
df 7 1 1 3 3 472 480 479
Mean Square
F
Sig.
1.032 .765 9502.530 7.042E3 .011 .008 2.207 1.636 .197 .146 1.349
.617 .000 .928 .180 .932
Tabel 20 Hasil sidik ragam (ANOVA) data uji hedonik aroma bakso Aroma
Sum of Squares
Between Groups Within Groups Total
7.858 629.539 637.397
df
Mean Square
7 472 479
1.123 1.334
F .842
Sig. .553
Tabel 21 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik aroma bakso Source Corrected Model Intercept Faktor_A FAktor_B Faktor_A * FAktor_B Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares a
7.858 7689.603 1.633 2.863 3.361 629.539 8327.000 637.397
df 7 1 1 3 3 472 480 479
Mean Square
F
1.123 .842 7689.603 5.765E3 1.633 1.225 .954 .715 1.120 .840 1.334
Sig. .553 .000 .269 .543 .472
Tabel 22 Hasil sidik ragam (ANOVA) data uji hedonik rasa bakso Rasa Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 76.038 919.412 995.450
df 7 472 479
Mean Square 10.863 1.948
F 5.577
Sig. .000
63
Tabel 23 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik rasa bakso Faktor_AB
Subset for alpha = 0.05
N
A2B4 A1B3 A1B4 A2B3 A1B2 A2B2 A2B1 A1B1 Sig.
1 60 60 60 60 60 60 60 60
2
3.7967 4.0117 4.0783 4.0817
3
4.0783 4.0817 4.5733
.315
4.5733 4.6267 4.8067 4.9567 .174
.066
Tabel 24 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik rasa bakso Source
Type III Sum of Squares df Mean Square
Corrected Model Intercept Faktor_A FAktor_B Faktor_A * FAktor_B Error Total Corrected Total
a
76.038 7 9151.660 1 .713 1 72.750 3 2.574 3 919.412 472 10147.110 480 995.450 479
F
10.863 5.577 9151.660 4.698E3 .713 .366 24.250 12.449 .858 .441 1.948
Sig. .000 .000 .545 .000 .724
Tabel 25 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik rasa bakso FAktor_B 40% 30% 20% 10% Sig.
Subset
N
1
120 120 120 120
2
3.9375 4.0467
.545
4.6000 4.8817 .119
Tabel 26 Hasil sidik ragam (ANOVA) data uji hedonik tekstur bakso Tekstur Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 17.743 767.600 785.344
df 7 472 479
Mean Square 2.535 1.626
F 1.559
Sig. .146
64
Tabel 27 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik tekstur bakso Source
Type III Sum of Squares df Mean Square a
Corrected Model Intercept Faktor_A FAktor_B Faktor_A * FAktor_B Error Total Corrected Total
17.743 7 8124.656 1 1.344 1 12.651 3 3.748 3 767.600 472 8910.000 480 785.344 479
F
2.535 1.559 8124.656 4.996E3 1.344 .826 4.217 2.593 1.249 .768 1.626
Sig. .146 .000 .364 .052 .512
Tabel 28 Hasil sidik ragam (ANOVA) data uji hedonik keseluruhan bakso Keseluruhan
Sum of Squares
Between Groups Within Groups Total
21.448 468.445 489.892
df
Mean Square
7 472 479
3.064 .992
F
Sig.
3.087
.003
Tabel 29 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik keseluruhan bakso FAktor_ AB
Subset for alpha = 0.05 N
A2B4 A1B4 A2B3 A1B3 A2B2 A1B2 A2B1 A1B1 Sig.
1 60 60 60 60 60 60 60 60
2
3.9548 4.0062 4.0512 4.1140 4.2873
3
4.0062 4.0512 4.1140 4.2873 4.3915
.105
.058
4
4.0512 4.1140 4.2873 4.3915 4.4380 .057
4.2873 4.3915 4.4380 4.5672 .164
Tabel 30 Hasil sidik ragam (GLM) data uji hedonik keseluruhan bakso Source Corrected Model Intercept Faktor_A FAktor_B Faktor_A * FAktor_B Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares df Mean Square a
21.448 7 8573.455 1 .906 1 20.424 3 .118 3 468.445 472 9063.348 480 489.892 479
F
3.064 3.087 8573.455 8.639E3 .906 .913 6.808 6.860 .039 .040 .992
Sig. .003 .000 .340 .000 .989
65
Tabel 31 Uji lanjut (Duncan) data uji hedonik keseluruhan bakso Faktor_B 40% 30% 20% 10% Sig.
N 120 120 120 120
Subset 1
2
3.9805 4.0826
.428
4.3394 4.5026 .205
66