LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Analisis Pengujian Proses Demulsifikasi 1. Pengamatan (Waktu, Warna, Busa, Rasio Volume Pemisahan Air, Minyak dan Emulsi) Sebanyak 100 mL total campuran larutan sampel dan demulsifier dikocok selama 1 menit sampai tercampur rata dan didiamkan beberapa menit sambil diamati perubahan yang terjadi pada menit ke-5 secara kualitatif, meliputi warna, busa yang terbentuk, serta rasio volume pemisahan air, minyak dan emulsi. Dari data hasil pengamatan dapat diketahui demulsifier yang paling baik dan efektif dalam proses demulsifikasi, diantaranya garam (NaCl, KCl, dan CaCl2), asam (CH3COOH, CH2O2, dan C3H7COOH), surfaktan MES (8011,8012, dan 8013), dan demulsifier komersial (5011, 5012, dan 5013).
2. Pengukuran pH Air Setelah Proses Demulsifikasi (pH-Indicator Strips, Universal Indicator, MERCK) Air dari sampel yang diujikan yang berada pada lapisan bawah larutan minyak dipipet sebanyak 5 mL untuk diukur pH-nya dengan kertas lakmus, didiamkan beberapa saat. Lalu, dicocokkan hasil perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dengan indikator warna pH yang tertera pada kotak kemasan dan dicatat.
3. Pengukuran Kekeruhan (Turbidity: DR/2000, Spektrofotometri, 2005) Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan bantuan alat spektrofotometer DR/2000 dengan cara kerja, yaitu ditekan tombol power dan tombol method pada alat. Pilih turbidity dengan ditekan angka 750 sambil diputar sampai didapat panjang gelombang 450 nm, lalu ditekan tombol enter. Masukkan blanko (aquades) ke dalam kuvet dan dibaca, dilanjutkan dengan sampel air yang telah disiapkan sebelumnya sebanyak 10 mL, lalu ditekan tombol enter, begitu pun seterusnya. Apabila sampel yang dimasukkan ternyata tidak terbaca oleh alat, maka harus diencerkan sampai sampel yang diujikan dapat terbaca (pengenceran 10x, 20x, dan seterusnya). Misalnya, sampel air oli yang dimasukkan perlu dilakukan pengenceran 10x. Caranya pipet sampel air yang ingin dibaca 1 mL dan tambahkan aquades sebanyak 9 mL ke dalam kuvet, lalu ditekan tombol enter dan dilayar akan muncul angka pembacaan 64. Angka 64 ini harus dikalikan 10 (sebanyak pengenceran yang dilakukan) menjadi 640 yang merupakan nilai sebenarnya dari sampel yang diujikan dengan satuannya adalah FTU.
Lampiran 2. Prosedur Pengujian Pemilihan Konsentrasi Terbaik dari Demulsifier Terpilih 1. Pengamatan (Waktu, Warna, Busa, Rasio Volume Pemisahan Air, Minyak, dan Emulsi) Prosedur pengujian yang dilakukan sama dengan pengujian awal proses demulsifikasi yang berbeda hanyalah jenis dan konsentrasi demulsifier yang digunakan, yaitu NaCl (Oli Bekas) dan CaCl2 (Minyak Jelantah) dengan konsentrasi berturut-turut yang 0,02 M; 0,03 M; dan 0,05 M agar didapatkan konsentrasi yang terbaik dalam proses demulsifikasi dilihat dari perubahan yang terjadi pada menit ke-5 secara kualitatif meliputi warna, busa yang terbentuk, serta rasio volume pemisahan air, minyak dan emulsi.
2. Pengukuran pH Air Setelah Proses Demulsifikasi (pH-Indicator Strips, Universal Indicator, MERCK) Air dari sampel yang diujikan yang berada pada lapisan bawah larutan minyak dipipet sebanyak 5 mL untuk diukur pH-nya dengan kertas lakmus, didiamkan beberapa saat. Lalu, dicocokkan hasil perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dengan indikator warna pH yang tertera pada kotak kemasan dan dicatat.
3. Pengukuran Kekeruhan (Turbidity: DR/2000, Spektrofotometri, 2005) Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan bantuan alat spektrofotometer DR/2000 dengan cara kerja, yaitu tombol power dan tombol method pada alat dinyalakan dengan cara ditekan. Pilih turbidity dengan ditekan angka 750 sambil diputar sampai didapat panjang gelombang 450 nm, lalu ditekan tombol enter. Selanjutnya, blanko (aquades) dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca, dilanjutkan dengan sampel air yang telah disiapkan sebelumnya sebanyak 10 mL, lalu ditekan tombol enter dan begitu pun seterusnya dengan satuannya adalah FTU.
4. Pengukuran Salinitas: (Electrical Conductivity Method) APHA ed. 21, 2520 B, 2005) Salinitas (kadar garam) yang terkandung dalam sampel diujikan dengan alat conductivitymeter dengan cara kerja, yaitu terlebih dulu sel pengukuran dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. Tombol power dan tombol On pada alat dinyalakan dengan cara ditekan, lalu ditekan tombol mode dan dipilih salt. Selanjutnya, sel pengukuran dicelupkan ke dalam air sampel larutan yang ingin diujikan. Tekan tombol meas dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat dan nilainya stabil. Catat nilai salinitas yang diperoleh dalam satuan ppm.
Lampiran 3. Hasil Pengujian Proses Demulsifikasi (Konsentrasi 0,05 M) Tabel 1. Data Hasil Pengujian Oli Bekas Yamaha Motor Pengamatan Jenis Garam
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
NaCl (0.3 gram) pH 6 (ulangan)
KCl (0.4 gram) pH 6
CaCl2 (0.55 gram) pH 6
(ulangan)
(ulangan)
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
Busa
Minyak:Air (mL)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU )
5
Keruh
+++
25:74
1
125
5
Keruh
+++
25:74
1
5
Keruh
+++
25:74
1
160
5
Keruh
+++
25:74
1
163
5
Keruh
+++
25:74
1
224
5
Keruh
+++
25:74
1
225
126
Jenis Asam
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
Waktu Pemisahan (menit)
5 CH3COOH (0.3 mL) pH 4 (ulangan)
CH2O2 (0.4 mL) pH 4 (ulangan)
Busa
Keruh (terdpt bintik htm)**
+++
5
Keruh (terdpt bintik htm)**
Pengamatan Minyak:Air (mL)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
24:75
1
Turbiditas (FTU )
264
++++
25:74
1
5
Keruh (terdpt bintik htm)***
+++
22:77
1
376
5
Keruh (terdpt bintik htm)***
+++
22:77
1
378
+++
24:75
1
158
+++
24:75
1
159
5 C3H7COOH (0.5 mL) pH 4 (ulangan)
Warna
5
Keruh (tdk terdpt bintik htm) Keruh (tdk terdpt bintik htm)
270
Keterangan: ++++: +++ : ++ : + :
Sangat Banyak Banyak Cukup Sedikit
*** :Bintik hitam sangat banyak ** :Banyak bintik hitam * :Sedikit Bintik-bintik hitam ini hanya terdapat pada oli saja, ketika ditambahkan asam asetat, maupun asam format. Bintik-bintik hitam muncul di area antara lap. emulsi minyak dengan air.
Pengamatan Jenis Surfaktan
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
Waktu Pemisahan (menit) 5
8011 (0.3 gram) pH 6 (ulangan)
8012 (0.4 gram) pH 6
(ulangan)
Warna
Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)**
Busa
Minyak:Air ( 20:68)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU )
++++
21:78
1
640
5
Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)**
+++
23:76
1
641
5
Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)*
++++
22:77
1
1180
5
Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)*
+++
22:77
1
1182
1
8013 (0.5 gram) pH 6
(ulangan)
5
Keruh (tdk terdpt bintik htm)
++++
22:77
5
Keruh (tdk terdpt bintik htm)
++++
22:77
2230
1
▲NB: Bintik-bintik coklat kemerah-merahan ini hanya terdapat pada oli saja, ketika ditambahkan Surfaktan sebanyak 0.3 gram dan 0.4 gram. Bintik-bintik ini muncul di area antara lap.emulsi minyak dengan air ** : Bintik hitam banyak
* : Sedikit
2232
Pengamatan Kode Demulsifier
5011 (0.4 mL) pH 6
5012 (0.4 mL) pH 6
5013 (0.4 mL) pH 6
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
(ulangan)
(ulangan)
(ulangan)
Keterangan: ++++: +++ : ++ : + :
Sangat Banyak Banyak Cukup Sedikit
Turbiditas Fase Air (FTU )
24:75
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL) 1
+++
23:76
1
2040
Keruh
+++
24:75
1
4190
5
Keruh
+++
23:76
1
4190
5
Keruh
++++
23:76
1
1210
5
Keruh
++++
23:76
1
1210
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
Busa
Minyak:Air (mL)
5
Keruh
+++
5
Keruh
5
2040
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Minyak Jelantah (Pecel Lele) Pengamatan Jenis Garam
NaCl (0.3 gram) pH 5
KCl (0.4 gram) pH 5
CaCl2 (0.55 gram) pH 5
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
(ulangan)
(ulangan)
(ulangan)
Waktu Pemisah an (menit)
Warna
Busa
Minyak:Air (mL)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU)
5
Keruh
+++
22:77
1
90
5
Keruh
++
22:77
1
102
5
Keruh
+++
22:77
1
126
5
Keruh
+++
22:77
1
126
5
Keruh
+++
20:79
1
84
5
Keruh
+++
21:78
1
90
Pengamatan Jenis Asam
CH3COOH (0.3 mL) pH 3
CH2O2 (0.4 mL) pH 3
C3H7COOH (0.5 mL) pH 3
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
(ulangan)
(ulangan)
(ulangan)
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
Busa
Minyak:Air (mL)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU )
5
Keruh
++
27:72
1
830
5
Keruh
++
28:70
1
830
5
Keruh
++
27:72
1
1280
5
Keruh
++
27:72
1
1280
5
Keruh
++
27:72
1
820
5
Keruh
++
27:72
1
820
Pengamatan Jenis Surfaktan
8011 (0.3 gram) pH 5
8012 (0.4 gram) pH 5
8013 (0.5 gram) pH 5
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
(ulangan)
(ulangan)
(ulangan)
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
Busa
Minyak:Air (mL)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU )
5
Keruh
++
29:70
1
1200
5
Keruh
++
29:70
1
1200
5
Keruh
++
29:70
1
1400
5
Keruh
++
30:68
1
1410
5
Keruh
++
29:70
1
2050
5
Keruh
++
30:68
1
2055
Pengamatan Kode Demulsifier
5011 (0.4 mL) pH 3.5
5012 (0.4 mL) pH 3.5
5013 (0.4 mL) pH 3.5
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
(ulangan)
(ulangan)
(ulangan)
Keterangan: ++++: +++ : ++ : + :
Sangat Banyak Banyak Cukup Sedikit
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
Busa
Minyak:Air (mL)
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU )
5
Keruh
+
26:73
1
700
5
Keruh
+
25:74
1
710
5
Keruh
++
23:76
1
1370
5
Keruh
++
23:76
1
1370
5
Keruh
+++
23:76
1
1920
5
Keruh
+++
23:76
1
1920
Lampiran 4. Analisis Keragaman Hasil Proses Demulsifikasi 1. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi (Oli Bekas) Dependent Variable: respon Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
11
34.45833333
3.13257576
10.74
0.0001
Error
12
3.50000000
0.29166667
Corrected Total
23
37.95833333
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5%, maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R‐Square
Coeff Var
Root MSE
salinitas Mean
0.907794
2.302217
0.540062
23.45833
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
A
A
A
A
A
A
B
A
Mean
N
demulsifier
25.0000
2
KCL
25.0000
2
CaCl2
25.0000
2
NaCL
24.5000
2
CH3COOH
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping B
A
B
A
C
B
C
B
C
B
C
B
C
C
D
C
D
D
D
D
D
D
D
D
Mean
N
demulsifier
24.0000
2
C3H7CO
23.5000
2
5012
23.5000
2
5011
23.0000
2
5013
22.0000
2
CH2O2
22.0000
2
8013
22.0000
2
8012
22.0000
2
8011
2.
Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi (Minyak Jelantah) Dependent Variable: respon Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
11
229.4583333
20.8598485
100.13
<.0001
Error
12
2.5000000
0.2083333
Corrected Total
23
231.9583333
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5%, maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R‐Square
Coeff Var
Root MSE
salinitas Mean
0.989222
1.792873
0.456435
25.45833
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
demulsifier
29.5000
2
8012
29.5000
2
8013
29.0000
2
8011
27.5000
2
CH3COOH
A A A A B B
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping B
Mean
N
demulsifier
27.0000
2
C3H7CO
27.0000
2
CH2O2
25.5000
2
5011
23.0000
2
5012
23.0000
2
5013
22.0000
2
NaCL
22.0000
2
KCL
20.5000
2
CaCl2
B B C D D D D D D D E
Lampiran 5. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Kekeruhan (Turbiditas) 1. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Oli Bekas Setelah Ditambahkan Demulsifier Dependent Variable: Tb Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
11
33255463.46
3023223.95
1189465
<.0001
Error
12
30.50
2.54
Corrected Total
23
33255493.96
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R‐Square
Coeff Var
Root MSE
turbiditas Mean
0.999999
0.149386
1.594261
1067.208
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
demulsifier
4190.000
2
5012
2231.000
2
8013
B
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping C
Mean
N
demulsifier
2040.000
2
5011
1210.000
2
5013
1181.000
2
8012
640.500
2
8011
377.000
2
CH2O2
267.000
2
CH3COOH
224.500
2
CaCl2
161.500
2
KCL
158.500
2
C3H7CO
125.500
2
NaCL
D E F G H I J J J K
2. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Minyak Jelantah Setelah Ditambahkan Demulsifier Dependent Variable: Tb Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
11
9870972.458
897361.133
53177.0
<.0001
Error
12
202.500
16.875
Corrected Total
23
9871174.958
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R‐Square
Coeff Var
Root MSE
turbiditas Mean
0.999979
0.414540
4.107919
990.9583
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
demulsifier
2052.500
2
8013
1920.000
2
5013
1405.000
2
8012
B C
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
demulsifier
1370.000
2
5012
1280.000
2
CH2O2
1200.000
2
8011
830.000
2
CH3COOH
820.000
2
C3H7CO
705.000
2
5011
126.000
2
KCL
96.000
2
NaCL
87.000
2
CaCl2
D E F G H I J K L
Lampiran 6. Hasil Pengujian Pemilihan Konsentrasi Terbaik Dari Demulsifier Terpilih (0,02 M; 0,03 M; dan 0,05 M) Tabel 1. Data Hasil Pengujian Oli Bekas Yamaha Motor Pengamatan Jenis Garam
NaCl (0.02 M) NaCl (0.03 M)
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
5
Keruh
Busa
+++
Minyak:Air (mL)
24:75
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU)
1
80
1
83
(ulangan)
(ulangan)
NaCl (0.05 M)
5
5 5
Keruh
Keruh Keruh
+++
+++ +++
23:76
25:74 22:77
1 1
pH air setelah ditambahkan NaCl
Salinitas Fase Air
1600
6
1800
106 109
3100 6
3100
5
Keruh
+++
24:75
1
126
(ulangan)
(ppm)
5
Keruh
+++
23:76
1
127
4600
6 4700
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Minyak Jelantah (Pecel Lele) Pengamatan Jenis Garam
CaCl2 (0.02 M) CaCl2 (0.03 M)
Konsentrasi Emulsifier (2 ml)
Waktu Pemisahan (menit)
Warna
5
Keruh
Busa
+
Minyak:Air (mL)
23:75
Lap.Emulsi Yang Terbentuk (mL)
Turbiditas Fase Air (FTU)
2
77
(ulangan)
5
Keruh
+
24:74
2
5
Keruh
+
20:78
2
pH air setelah ditambahkan CaCl2
(ppm)
79
Salinitas Fase Air
2700
5
2900
81
(ulangan)
CaCl2 (0.05 M)
5
5
(ulangan)
5
Keruh
Keruh
Keruh
+
++
++
27:71
22:76
23:75
Keterangan: ++++: Sangat Banyak
+++ : Banyak
++ : Cukup
+
: Sedikit
2
2
2
83 88
90
3800 5
3900
5900
5
6200
Lampiran 7. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Pemilihan Konsentrasi Terbaik Dari Demulsifier Terpilih (0,02; 0,03; dan 0,05 M) 1. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi Oli Bekas (demulsifier NaCl) Dependent Variable: respon Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
2
0.00000000
0.00000000
0.00
1.0000
Error
3
5.50000000
1.83333333
Corrected Total
5
5.50000000
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value lebih dari 5%, maka terima H0, artinya perlakuan jenis konsentrasi NaCl tidak memberikan hasil yang berbeda.
R‐Square
Coeff Var
Root MSE
minyak Mean
0.000000
5.761729
1.354006
23.50000
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
konsentrasi
23.500
2
0.02
23.500
2
0.03
23.500
2
0.05
A A A A
2. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi Minyak Jelantah (demulsifier CaCl2) Dependent Variable: respon Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
2
1.33333333
0.66666667
0.08
0.9264
Error
3
25.50000000
8.50000000
Corrected Total
5
26.83333333
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value lebih dari 5% maka terima H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi CaCl2 tidak memberikan hasil yang berbeda.
R‐Square
Coeff Var
Root MSE
minyak Mean
0.049689
12.58479
2.915476
23.16667
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
konsentrasi
23.500
2
0.02
23.500
2
0.03
22.500
2
0.05
A A A A
Lampiran 8. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Kekeruhan (Turbiditas) 1. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Oli Bekas Setelah Ditambahkan NaCl Dependent Variable: salinitas Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
2
2041.333333
1020.666667
322.32
0.0003
Error
3
9.500000
3.166667
Corrected Total
5
2050.833333
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi NaCl memberikan hasil yang berbeda.
R‐Square
Coeff Var
Root MSE
turbiditas Mean
0.995368
1.692088
1.779513
105.1667
Maka, konsentrasi pada NaCl yang diujikan menghasilkan respon yang berbeda untuk turbiditas
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
konsentrasi
126.500
2
0.05
107.500
2
0.03
81.500
2
0.02
B C
2. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Minyak Jelantah Setelah Ditambahkan CaCl2 Dependent Variable: salinitas Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
2
124.0000000
62.0000000
31.00
0.0099
Error
3
6.0000000
2.0000000
Corrected Total
5
130.0000000
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi CaCl2 memberikan hasil yang berbeda.
R‐Square
Coeff Var
Root MSE
turbiditas Mean
0.953846
1.703872
1.414214
83.00000
Maka, konsentrasi memiliki pengaruh yang berbeda untuk turbiditi pada CaCl2
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
konsentrasi
89.000
2
0.05
82.000
2
0.03
78.000
2
0.02
B B B
Lampiran 9. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Salinitas (Kadar Garam) 1. Analisis Keragaman Terhadap Salinitas Fase Air Limbah Cair Emulsi Oli Bekas Setelah Ditambahkan NaCl Dependent Variable: salinitas Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
2
8710000.000
4355000.000
522.60
0.0002
Error
3
25000.000
8333.333
Corrected Total
5
8735000.000
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi NaCl memberikan hasil yang berbeda.
R‐Square
Coeff Var
Root MSE
salinitas Mean
0.997138
2.898003
91.28709
3150.000
Maka, konsentrsai memberikan hasil yang berbeda untuk salinitas pada NaCl
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
konsentrasi
4650.00
2
0.05
3100.00
2
0.03
1700.00
2
0.02
B C
2. Analisis Keragaman Terhadap Salinitas Limbah Cair Emulsi Minyak Jelantah Setelah Ditambahkan CaCl2 Dependent Variable: salinitas Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
2
11003333.33
5501666.67
235.79
0.0005
Error
3
70000.00
23333.33
Corrected Total
5
11073333.33
H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi CaCl2 memberikan hasil yang berbeda.
R‐Square
Coeff Var
Root MSE
salinitas Mean
0.993679
3.608327
152.7525
4233.333
Maka, konsentrsai memberikan hasil yang berbeda untuk salinitas pada CaCl2
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping A
Mean
N
konsentrasi
6050.0
2
0.05
3850.0
2
0.03
2800.0
2
0.02
B C