KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Laporan Kegiatan Mei 2012
Kabar Menara Topas 9 Kilas laporan •
Lokakarya Pengembangan Program Penanggulangan AIDS Remaja
•
Lokakarya Penulisan Panduan Program PMTS Paripurna
•
Pelatihan Penelitian Partisipatif Berbasis Komunitas
Lokakarya Penulisan Panduan PMTS Paripurna
Para Peserta Pelatihan Penelitian Partisipatif
Peserta Lokakarya Peningkatan Peran Media Dalam Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual di Kutai Timur, Kaltim
DENGAN mandat yang diterima KPA Nasional melalui Peraturan Presiden nomor 75 tahun 2006, KPA Nasional memiliki komitmen untuk mengubah jalannya epidemi di Indonesia dengan mencegah 1 juta orang terinfeksi HIV pada tahun 2020. Untuk mendukung komitmen tersebut perluasan jangkauan, kualitas dan keberlanjutan program adalah inti dari strategistrategi yang dikembangkan dalam dokumen-dokumen Strategi Nasional, Rencana Aksi Nasional, maupun Keputusan-keputusan Menteri. Pada bulan Mei ini KPA Nasional terus berupaya meningkatkan peran sektor-sektor untuk ber-
peran lebih strategis dalam upaya penanggulangan AIDS, memperkuat peran KPA Propinsi untuk lebih mampu meningkatkan sumber daya yang ada di daerah, mendorong KPA Kabupaten/Kota untuk mempercepat upaya terhadap epidemi HIV, serta mengoptimalkan peran jaringan populasi kunci serta dunia usaha untuk mendorong pelaksanaan program yang mandiri dan berkelanjutan. Uraian pelaksanaan kegiatankegiatan Sekretariat KPAN dalam laporan berikut ini adalah untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas KPA Nasional dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu, dan terkoordinasi.
Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665
Hal 2
KPA Nasional
Laporan Mei 2012
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Lokakarya Penulisan Panduan PMTS Paripurna yang berasal dari LSM, dunia usaha dan sektor pemerintah. Dalam Lokakarya ini setiap peserta memberikan masukan atas tiap-tiap komponen PMTS berdasar pengalaman masing-masing.
Diskusi Para Peserta dalam Lokakarya Penulisan
KEGIATAN Penulisan Pedoman Pelaksanaan adalah bagian dari kegiatan Pelaksanaan Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna yang bertujuan menghasilkan dokumen yang dapat menjadi panduan pelaksanaan program yang komprehensif. Kegiatan yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 1-3 Mei 2012 ini diikuti oleh para peserta
Dalam pembukaan lokakarya, DR. Kemal Siregar, Deputi Pengembangan Program Sekretariat KPAN, menyampaikan bahwa unsur penting yang harus termaktub dalam panduan adalah adanya kemitraan antara Pemerintah, swasta dan komunitas (public-private-community partnership). Output dari lokakarya ini adalah diperolehnya draft panduan PMTS Paripurna yang terdiri 3 bagian besar yang mencakup konsep program, strategi hingga petunjuk pelaksanaan program. Ke depan diharapkan pedoman ini menjadi acuan bersama dalam penerapan program PMTS Paripurna di 10 provinsi lainnya.
Pelatihan Pelaksanaan Pedoman Pencegahan Penularan HIV pada Pelanggan PELAKSANAAN Program PMTS Paripurna membutuhkan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan terkait, dalam hal ini termasuk swasta. Untuk itu KPAN mengadakan pelatihan pelaksanaan Pendoman Pencegahan Penularan HIV yang ditujukan kepada Manajemen (K3 Perusahaan pertambangan dan Perkebunan) dan perwakilan Pekerja (SPSI perusahaan).
KEBIJAKAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV & AIDS (P2-HIV & AIDS) DI TEMPAT KERJA Subdit Pengawasan Norma Kesehatan Kerja e-mail :
[email protected] [email protected]
DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DITJEN. PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI.
Melalui pelatihan selama 3 hari, 7-9 Mei 2012 di Mataram ini diharapkan manajemen perusahaan mampu membuat keputusan yang bersifat strategis untuk membantu para pekerja terhindar dari infeksi HIV.
Selain pemaparan informasi tentang pencegahan, konseling, tes HIV dan pengobatan AIDS, dalam pelatihan ini para peserta juga diberikan informasi tentang pengalaman menjalankan program.
Pelatihan ini menghadirkan perwakilan dari Kemnakertrans, perusahaan, Dinas Kesehatan dan KPA Provinsi yang telah melakukan program dengan baik.
Dari kegiatan ini diharapkan akan terjadi sinergi yang baik antara perusahaan, pekerja dan pemerintah dalam upaya penanggulangan AIDS di tempat kerja.
Hal 3
KPA Nasional
Laporan Mei 2012
KOORDINASI
Pelatihan Untuk Kepolisian dan Penasun dalam Pelaksanaan PP Wajib Lapor UU NO 35/2009 tentang Narkotika salah satu tujuannya adalah menyediakan jaminan rehabilitasi medis dan sosial bagi pecandu narkotika. Di dalam UU No 35/2009 tentang Narkotika juga menyebutkan adanya kewajiban lapor bagi pecandu narkotika baik yang sudah dewasa maupun yang belum cukup umur. Kewajiban lapor ini dituangkan di dalam PP 25/2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika dan Kepmenkes No 1305/2011 tentang penetapan Institusi Penerima Wajib Lapor bertujuan agar mereka mendapatkan haknya untuk rehabilitasi medis dan sosial. Akan tetapi peraturan dan program pemulihan tersebut belum banyak diketahui oleh kepolisian dan penasun sehingga penasun yang melaporkan diri dan kepolisian yang menangani kasus narkotika belum menggunakan fasilitas layanan
yang sudah tersedia. Untuk itu KPAN akan melakukan pelatihan bagi kepolisian dan penasun untuk memahami pelaksanaan peraturan wajib lapor ini. Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 21-24 Mei 2012 di Jakarta ini dilakukan atas kerja sama KPAN dengan POLRI, BNN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI). Termasuk melibatkan personil lembaga tersebut sebagai pesertanya. Pasca pelatihan diharapkan terjadi pemahaman yang baik tentang penerapan wajib lapor baik bagi Kepolisian maupun bagi penasun. Selain itu penasun juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, pencegahan HIV dan infeksi lainnya serta rehabilitasi medis dan sosial.
Pelatihan Penguatan Pengukuran Addiction Severity Index (ASI) Bagi Konselor Lembaga Pelaksana PABM GUNA meningkatkan kapasitas konselor dari lembaga pelaksana Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat (PABM) dalam melakukan pengukuran tingkat adiksi klien dan menentukan rawatan selanjutnya, KPA Nasional menyelenggarakan Pelatihan Penguatan Pengukuran Addiction Severity Index (ASI) bagi konselor lembaga pelaksana PABM pada tanggal 21-25 Mei 2012 di Depok. Pelatihan ini bertujuan Memberikan penyegaran dan pelatihan mengenai konsep pengukuran menggunakan ASI bagi konselor lembaga pelaksana PABM. Materi yang dibahas dalam pelatihan ini antara lain adalah tentang Addiction Severity Index (ASI),
dari mulai sejarah, pengertian hingga aplikasi dan evaluasi dalam penerapan di lembaga rehabilitasi. Materi lainnya yang juga disampaikan adalah tentang aspek legal hukum dalam terapi adiksi. Bagian penting dalam ASI ini adalah pentingnya peran psikiater dalam proses pemulihan. Pada pelaksanaannya pelatihan ini difasilitasi oleh pihak rumah sakit dan Ikatan Konselor Adiksi Indonesia (IKAI). Melalui pelatihan ini diharapkan akan makin meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta terhadap ASI. Selain itu diharapkan juga PABM dapat memberikan terapi pemulihan yang tepat bagi para klien.
Hal 4
KPA Nasional
Laporan Mei 2012
KERJASAMA REGIONAL DAN INTERNASIONAL
Forum Dialog Mainstreaming Gender into AIDS Response Dr. Nafis Sadik sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Asia-Pacific dan mantan Direktur Eksekutif UNFPA. Sedangkan moderator dialog adalah Sekretaris KPAN, Ibu Nafsiah Mboi.
Para Pembicara dalam Forum Dialog
TANTANGAN pengarusutamaan gender dalam penanggulangan AIDS tidak hanya dihadapi oleh Indonesia. Masih lemahnya pemahaman pembuat kebijakan atas kesenjangan yang ditimbulkan dari ketidakadilan gender, mengakibatkan proses implementasi strategi pengarusutamaan gender ini tidak menjadi perhatian untuk dijadikan prioritas utama dalam perencanaan program. Hal ini juga terjadi di negara-negara lain. Pembelajaran dari pengalaman negara lain dalam pengarusutamaan gender dalam penanggulangan HIV pun menjadi sangat penting untuk menentukan strategi selanjutnya dalam pengarusutamaan gender di Indonesia. Atas dasar itu KPA Nasional menggelar Forum dialog Mainstreaming Gender into AIDS Response. Forum dialog ini bertujuan membahas isu-isu global dan regional di Asia yang perlu diperhatikan saat ini dalam mengarusutamakan gender dalam penanggulangan AIDS. Hadir sebagai pembicara dalam forum adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Linda Gumelar, Utusan Sekjen, Wakil Menteri Agama, Bapak Nasarudin Umar, Akademisi Unika Atmajaya, Prof. Irwanto dan
Dr. Nafis Sadik dan Dr. Nafsiah Mboi
Dalam doalog yang berlangsung hangat dan produktif ini dibahas juga beberapa hal antara lain; pertama, perkembangan terakhir pengarusutamaan gender dalam penanggulangan AIDS di dunia, Asia dan Indonesia. Kedua, kekhasan pengarusutamaan gender dalam penanggulangan AIDS di Asia. Dan ketiga, dampak krisis serta perkembangan global lain terhadap upaya penanggulangan AIDS di Asia dan Indonesia. Forum yang diselenggrakan di Jakarta pada Jumat 25 Mei 2012 ini juga dihadiri oleh perwakilan sektor pemerintah, jaringan populasi kunci dan kelompok masyarakat sipil lainnya. Melalui forum ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan dari negara lain atau pun best practices yang dapat diambil untuk proses implementasi pengarusutamaan gender di Indonesia di masa yang akan datang.
Hal 5
KPA Nasional
Laporan Mei 2012
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pelatihan Pemetaan 22 Kabupaten Kota PMTS PEMETAAN adalah langkah dasar untuk memperoleh gambaran situasi kasus, sebagai bagian dari upaya pemantauan dan evaluasi. Untuk itu KPAN mengadakan pelatihan Pemetaan yang merupakan pembekalan bagi Pelaksana Program KPAK yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan di tingkat kabupaten/kota. Khususnya 22 Kabupaten/Kota dari 5 provinsi yang didukung untuk menjalankan program PMTS dengan mitra 13 LSM. Selain mengembangkan tools yang digunakan dalam pemetaan dan membuat pedoman
pelaksanaan, dalam pelatihan ini peserta lebih banyak dibekali keterampilan teknis. Tiap peserta akan langsung praktek lapangan untuk melakukan pemetaan di lokasi. Pelatihan ini mengambil tem pat di Yogyakarta pada tanggal 21-24 Mei 2012, dengan fasilitator pelatih terdiri dari Staf KPAN, Konsultan dan perwakilan dari Jaringan Populasi Kunci, dibantu oleh fasilitator lokal. Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah masingmasing PP KPAK melakukan pemetaan di wilayahnya.
PENYEBARAN INFORMASI
Lokakarya Peningkatan Peran Media Dalam Program PMTS di Kutai Timur, Kaltim LOKAKARYA Peningkatan Peran Media dalam Pencegahan Penularan HIV melalui transmisi seksual yang diselenggarakan oleh KPA Kab. Kutai Timur (Kutim) di Sangatta, Kamis 24 Mei 2012, diikuti 27 jurnalis yang berasal dari media massa umum dan media yang dikelola Dinas dan Narasumber sedang memberikan Badan.
Timur, Bapak Harmadji Parto Darsono, keterlibatan media dalam lokakarya ini amat penting untuk membantu dalam melakukan sosialisasi tentang informasi yang berkaitan dengan penanggulangan AIDS di Kutim.
Lokakarya ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan peran media materi dasar HIV dan AIDS Lokakarya dibuka oleh Asisten Admembantu Pemerintah dalam meministrasi Pemkab Kutai Timur, Dr. H.M. Edward nyebarluaskan informasi tentang pola hidup seAzran, dan menghadirkan narasumber dari KPA hat serta HIV dan AIDS kepada masyarakat. Nasional dan Bapak Hudallah dari Kelompok Materi yang diberikan dalam lokakarya ini antara Tempo Inti Media Jakarta. lain tentang informasi HIV dasar dan jurnalisme Mewakili Pemda Kutim, Bapak Edward menyataempati. kan pihaknya sangat mendukung kegiatan yang Pasca pelatihan diharapkan para wartawan yang melibatkan media itu karena informasi yang berterlibat dalam lokakarya ini dapat membentuk kaitan dengan HIV dan AIDS maupun penyakit Pokja Media yang berada di bawah koordinasi lainnya sangat dibutuhkan masyarakat. KPA Kab. Kutim. Sementara itu, menurut Sekretaris KPA Kutai
Hal 6
KPA Nasional
Laporan Mei 2012
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
Pelatihan Penelitian Partisipatif Berbasis Komunitas menjadi rujukan dan pusat referensi pendataan global, nasional dan lokal di masing-masing komunitas. Peserta yang hadir dalam pelatihan ini adalah perwakilan jaringan populasi kunci, masyarakat sipil dan akademisi, dengan narasumber dari KPAN, HCPI dan Gaya Nusantara. Peserta berfoto bersama dalam Pelatihan Penelitian di Surabaya
UNTUK mendukung peningkatan kapasitas para peneliti bidang HIV dan AIDS, KPA Nasional mengadakan Pelatihan Penelitian Partisipatif Berbasis Komunitas pada tanggal 22-23 Mei 2012 di Surabaya Jawa Timur. Pelatihan ini bertujuan menghasilkan jejaring lokal dan nasional peneliti yang berbasis akademia dan komunitas yang menangani persoalan HIV dan AIDS. Tim ini juga diharapkan
Selain membahas teknik penelitian, hal penting dalam pelatihan ini adalah bagaimana, sebuah penelitian selain harus tepat sasaran, tetapi juga harus bisa memberikan ruang konsultasi dan partisipatif yang aktif dari komunitas. Ke depan diharapkan dapat terbit kajian penelitian dan operasional HIV dan AIDS yang lebih tepat sasaran kepada kelompok yang terdampak HIV dan AIDS. Sehingga, layanan dan cakupan program HIV dan AIDS dapat terus meningkat dan semakin baik mutunya.
Pertemuan Diseminasi Hasil Kajian Survei Kualitas Layanan Program Pencegahan HIV bagi WPS dan Penasun di 6 Provinsi KAJIAN kualitas layanan program Harm Reduction (HR) dan PMTS diperlukan untuk menilai pemanfaatan layanan oleh masyarakat yang membutuhkan. Kualitas layanan tidak hanya terfokus pada layanan utama program tersebut, tetapi juga termasuk suasana yang mendukung sehingga mampu memberi dampak positif yang menguatkan perilaku yang aman dalam pencegahan penularan HIV maupun memberi sumbangan pada peningkatan kualitas hidup ODHA. Survei mengenai kualitas layanan program pencegahan bagi WPS dan penasun telah dilakukan di 22 puskesmas di 6 Provinsi penyelenggara program HR dan PMTS dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Untuk itulah pertemuan yang dilakukan di Jakarta, 30 Mei 2012 untuk membahas diseminasi hasil kajian tersebut. Hasil dari kajian ini adalah bentuk informasi strategis yang perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin
untuk pengembangan kebijakan dan program di masa yang datang oleh semua pihak terkait terutama untuk mendapatkan langkah-langkah perbaikan program, berdasarkan temuan-temuan di lapangan. Beberapa kemajuan yang diperoleh dari kajian ini adalah pelaksanaan program terapi rumatan metadon (PTRM) yang sudah berjalan baik di Jakarta. Walaupun hasil penelitian menemukan bahwa peran keluarga masih kurang dilihat oleh petugas kesehatan yang member layanan PTRM, namun PKNI dalam pembahasan hasil penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan peran keluarga. Dalam penutupan acara, Sekretaris KPAN, Ibu Nafsiah Mboi mengucapkan apresiasi kepada para peneliti dan berharap agar kajian ini tetap dikembangkan serta meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait lain.
Hal 7
KPA Nasional
Laporan Mei 2012
RENCANA KEGIATAN BULAN JUNI 2012
No
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Rencana Hasil
1
Pelatihan untuk Pelatih Staf Pengajar FK, FKM, Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan
Pelatihan dengan mengundang para pengajar perguruan tinggi terkait dengan penyusunan kurikulum HIV dan AIDS
Peserta mampu melatih pengajar FK, FKM, Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan dalam penerapan mata ajar HIV dan AIDS
2
Lokakarya Penguatan Layanan Ramah Remaja
KPAN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan melaksanakan lokakarya penguatan layanan ramah remaja untuk meningkatkan kualitas penyediaan layanan ramah remaja.
Adanya draft model layanan kesehatan ramah remaja untuk remaja berisiko
3
Workshop Digitalisasi Hotspot dan Tempat Layanan
Tim Monev KPA memperkenalkan sistem yang mengintegrasikan Pencatatan dan Pelaporan berbasis Web yang sudah diterapkan mulai dari tingkat Kab/Kota, data pemetaan, data profil kelembagaan, dan data-data strategis lain dengan google map.
Peserta dapat melakukan entry data ataupun melakukan digitasi baik melalui online internet maupun dengan memanfaatkan GPS.
4
Pelatihan Pencatatan dan Pelaporan ME berbasis Web bagi Petugas Kanwil Ditjenpas
Tujuan pelatihan agar peserta memperoleh pemahaman mengenai mekanisme pencatatan dan pelaporan berbasis web serta meningkatkan kapasitas peserta.
Perserta mampu berbagi ilmu ke petugas yang menangani pelaporan di UPT di Kanwil masing-masing.
5
Lokakarya Pengembangan Media KIE
Elemen penting dalam PMTS paripurna adalah perubahan perilaku yang membutuhkan alat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tepat sasaran. Untuk mendorong adanya konsistensi pesan dalam materi yang akan disebarluaskan dalam mendukung program PMTS, KPAN menyelenggarakan Lokakarya.
Adanya draft yang berisi tipe dan isi media KIE tentang Program PMTS yang dapat menyampaikan informasi secara efektif