KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Laporan Kegiatan Maret 2012
Kabar Menara Topas 9 Kilas laporan •
Rakor Menteri bidang Kesra Membahas Penanggulangan AIDS
•
Pertemuan Kesepakatan K/L dalam Mendorong Peningkatan Mutu Penanggulangan HIV dan AIDS
•
Lokakarya Penyusunan Panduan PMTS Paripurna (Program LBT)
Pertemuan Kesepakatan Kementerian dan Lembaga
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pelaporan
Menko Kesra, Bapak Agung Laksono didampingi Menkes, Ibu Endang Sedyaningsih dan Dirjen PMD Kemdagri, Bapak Ayip Muflich dalam Rapat Koordinasi Menteri bidang Kesra membahas Penanggulangan AIDS di Kementerian Kesehatan pada tanggal 2 Maret 2012.
KPA Nasional sebagaimana tertuang dalam Perpres 75/2006 memiliki tugas dan fungsi menetapkan kebijakan, menetapkan langkah strategis, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan, melakukan penyebarluasan informasi, melakukan kerja sama regional dan internasional, pengelolaan data dan informasi, mengendalikan dan memantau penanggulangan AIDS dan memberikan arahan kepada KPA daerah. Pada bulan Maret 2012 telah dilakukan berbagai kegiatan koordinasi dalam upaya penanggulangan AIDS secara nasional, antara lain Rakor Menteri bidang Kesra dan Pertemuan Kesepaka-
tan Kemenenterian dan Lembaga dalam mendorong Peningkatan Kualitas Penanggulangan HIV dan AIDS. Kegiatan lain yang dilakukan dalam upaya peningkatan kapasitas anggota KPA Nasional adalah Pelatihan Pengelolaan Program PE untuk GWL dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pelaporan untuk Sektor dan Masyarakat Sipil. Sementara itu, upaya pengembangan untuk mendukung program pencegahan HIV pada laki-laki berisiko tinggi juga terus dikembangkan, yaitu melalui Lokakarya Penyusunan Panduan PMTS Paripurna (Program LBT). Disusul juga dengan pengembangan Rencana Aksi Nasional pada Remaja.**
Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665
Hal 2
KPA Nasional
Laporan Maret 2012
PERENCANAAN STRATEGIK
Rapat Koordinasi Menteri Bidang Kesejahteraan Rakyat lakukan deteksi dini, sehingga lebih banyak kasus HIV yang terungkap.
Menkokesra selaku Ketua KPAN bersama Menkes/Wakil Ketua II KPAN dan Dirjen PMD Kemdagri yang mewakili Mendagri/Wakil Ketua I KPAN PADA tanggal 2 Maret 2012, bertempat di Kantor Kementerian Kesehatan RI dilakukan Rapat Koordinasi Menteri dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional/KPAN, Bapak HR. Agung Laksono didampingi oleh Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Kesehatan selaku Wakil Ketua I KPAN dan Bapak Ayip Muflich, Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri yang mewakili Mendagri, selaku Wakil Ketua II KPAN. "Saat ini upaya penanggulangan AIDS telah menunjukkan banyak kemajuan, tetapi tantangan juga semakin berat", Menkokesra menyampaikan dalam sambutannya. “Upaya pencapaian target MDG ke 6, khususnya yang terkait dengan HIV dan AIDS, jelas membutuhkan kerja yang lebih efektif dan cerdas”. Sementara itu, salah satu keberhasilan yang disampaikan oleh Menkes adalah dengan meningkatnya peran tenaga kesehatan dalam me-
Ibu rumah tangga dilaporkan sebagai penduduk yang paling banyak terinfeksi HIV sepanjang 2011. Survei tahun 2011 menunjukkan bahwa hanya 20,6% remaja yang memiliki pengetahuan komprehensif dibanding target 2011 yaitu 75%. Kondisi ini yang ditekankan oleh Menkes untuk mendapat perhatian khusus. Sekretaris KPAN, Dr. Nafsiah Mboi memaparkan, posisi Indonesia yang naik peringkat dari Low income country menjadi lower middle income country. Hal ini amat berpengaruh pada jumlah dan prioritas duku-ngan luar negeri. Indonesia tidak dapat lagi bergantung 100% dari bantuan asing. Karena itu, diperlukan exit strategy untuk menjamin program penanggulangan AIDS berkelanjut-an. Untuk itu, pendanaan dalam negeri, nasional dan daerah harus ditingkatkan. Sekretaris KPAN, juga menuturkan bahwa tantangan program pencegahan HIV ke depan adalah pada laki-laki berisiko tinggi yang jumlahnya diperkirakan 3,1 juta orang. Kelompok inilah yang harus terjangkau oleh program pencegahan yang tepat. Untuk itulah, KPAN mengembangkan program PMTS secara paripurna.
Hal 3
KPA Nasional
Laporan Maret 2012
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Pertemuan Kesepakatan Kementerian dan Lembaga dalam Mendorong Peningkatan Kualitas Penanggulangan HIV dan AIDS
Sekretaris KPAN memimpin diskusi dalam Lokakarya yang menghadirkan perwakilan Kemkes, Kemsos, BNN dan Kemhukham di Jakarta
PENCEGAHAN HIV pada pengguna napza suntik atau penasun melalui program harm reduction(Pengurangan Dampak Buruk) dimulai sejak tahun 1999 dalam skala terbatas di Bali. Saat ini program harm reduction telah dikenal dan tersebar merata di Indonesia. Dalam hal dukungan kebijakan, upaya penanggulangan AIDS di Indonesia ditandai dengan dibentuknya kelompok kerja di Departemen Kesehatan yang bertugas memantau perkembangan HIV/AIDS. Kemudian melalui Perpres 75/2006, makin diperkuat posisi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, yang ditindaklanjuti dengan pengembangan strategi dan rencana aksi nasional. Untuk memperkuat hal tersebut, serta membangun komitmen dan memastikan keberlanjutan program, 5 sektor Pemerintah yaitu, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Hukum dan HAM dan Badan Narkotika Nasional, membuat kesepakatan untuk meningkatkan kualitas
Penanggulangan HIV dan AIDS, khususnya pada Penasun. Pertemuan kesepakatan dilakukan secara maraton pada tanggal 1 dan 14 Maret 2012 di Jakarta. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan sektor. Beberapa butir kesepakatan yang dihasilkan antara lain: 1. Memperkuat seluruh upaya penanggulangan HIV dan AIDS dan perawatan ketergantungan napza yang komprehensif dan meningkatkan cakupan dan efektifitas jenis layanan yang tersedia, termasuk penguatan jejaring komunitas dan proses rujukan. 2. Membentuk atau memperkuat kelompok kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas data pengguna napza dan mereka yang berisiko terinfeksi HIV. Selain itu dalam pertemuan ini juga dihadiri perwakilan mitra pembangunan internasional, lembaga non pemerintah dan perwakilan jaringan populasi kunci.##
Hal 4
KPA Nasional
Laporan Maret 2011
KOORDINASI
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pelaporan Sektor dan Masyarakat TIM Penulis KPAN dibentuk sejak tahun 2009, beberapa output yang telah dihasilkan antara lain adalah Dokumen Pembelajaran dan Best Practice program yang masuk dalam laporan GARP 2012.
Para peserta juga melakukan praktek pengambilan gambar di lokasi yang telah ditentukan fasilitator.
Peserta dan Fasilitator Pelatihan
Di tahun 2012 ini, Tim Penulis kembali memperoleh pembekalan dan peningkatan kapasitas, yaitu terutama dalam bidang fotografi melalui Pelatihan selama 4 hari di Bandung. Dalam pelatihan yang digelar pada tanggal 2629 Maret 2012 ini, para peserta yang berasal dari perwakilan sektor, masyarakat sipil dan populasi kunci diberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam pengambilan gambar.
Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan mampu menampilkan gambar yang bisa memperkuat penulisan.
Selain itu dalam pelatihan kali ini para peserta juga telah mempersiapkan diri untuk melakukan peliputan lapangan, yaitu dengan menyusun draft liputan. Tindak lanjut pelatihan adalah para peserta akan melakukan dokumentasi beberapa program, antara lain, Penanggulangan AIDS di Lingkungan Lapas/Rutan, Pencegahan HIV pada dunia kerja, serta KPA mandiri. Kegiatan liputan akan dilakukan bulan Juni hingga Agustus 2012.**
Lokakarya Penyusunan Panduan PMTS Paripurna
PROGRAM Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna yang secara spesifik me-nyasar pada Laki-laki Berisiko Tinggi (LBT), telah dimulai oleh KPAN sejak tahun 2010. Namun demikian, dalam tahun-tahun sebelumnya juga telah dilakukan rintisan program oleh beberapa LSM. Untuk itu KPAN mengadakan pertemuan lokakarya yang bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para pihak pemangku kepentingan dan LSM terkait. Karena panduan PMTS paripurna ini diharapkan kompherensif dan operasional.
Kegiatan lokakarya yang dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2012, dilakukan penyampaian pengalaman program LBT yang sudah pernah dijalankan oleh LSM (Best Practice). Kegiatan diikuti oleh perwakilan LSM, mitra internasional dan juga sektor pemerintah. Beberapa pengalaman yang disampaikan meliputi program LBT dengan setting konstruksi, pelabuhan, lokalisasi, pertambangan hingga pabrik. Masukan yang diperoleh dalam lokakarya ini selanjutnya akan menjadi draft pedoman pelaksanaan program PMTS Paripurna. Yang selanjutnya akan disempurnakan melalui pertemuan tim kecil.
Hal 5
KPA Nasional
Laporan Maret 2011
KOORDINASI
Pelatihan Pengelolaan Program PE pada GWL di Kabupaten/Kota PENANGGULANGAN AIDS pada Gay, Waria dan LSL* lainnya (GWL), adalah bagian penting dari Program PMTS paripurna yang diharapkan mampu mengubah jalannya epidemi di Indonesia.
pemberdayaan masyarakat. Kegiatan tersebut termasuk dalam program Peer Education atau pendidikan oleh teman sebaya untuk pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS pada LSL. Program PE ini berpegang pada pemenuhan hak azasi manusia serta berkeadilan gender.
Program PMTS paripurna adalah Salah satu simulasi dalam Pelatihan pemberian layanan pencegahan serta perawatan, pengobatan dan dukungan yang komprehensif dan terpadu untuk mampu Pelatihan yang diadakan di Yogyakarta pada menjangkau semua orang yang diidentifikasikan tanggal 12-16 Maret 2012 ini diikuti oleh 30 memiliki risiko tertular dan menularkan agar peserta yang berasal dari 10 Provinsi. segera mengakses berbagai layanan. Dengan Dalam pelatihan, para peserta diberikan materi demikian, diharapkan program ini dapat secara tentang HIV dan AIDS, komunikasi, peer efektif menekan serendah mungkin penularan education, penjangkauan, hingga pemaparan HIV baru. singkat komponen PMTS. Untuk itu pelaksanaan program yang efektif pada Pasca pelatihan diharapkan para pengelola LSL harus didukung oleh kapasitas SDM yang baik program ini mampu melatih dan merekrut PEdalam mengelola program, mengelola komunitas PE baru di daerah masing-masing. ## yang mendukung maupun dalam membangun
Pelatihan Pemetaan Remaja Resiko Tinggi melakukan pemetaan. Fasilitator memandu diskusi Pelatihan Pemetaan PROGRAM Pencegahan HIV pada remaja sejatinya telah dilakukan sejak lama, namun demikian, hasil rapid survei Kemkes tahun 2011 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan remaja terhadap informasi HIV masih amat rendah. Padahal remaja menempati urutan tertinggi kelompok usia yang rawan terinfeksi HIV. Untuk itu, KPAN menganggap perlu untuk menemukan upaya yang efektif dan jitu untuk menjangkau remaja. Salah satu upaya yang tengah dilakukan adalah dengan mengembangkan Strategi Penanggulangan HIV pada Remaja. Sebagai bagian dari upaya tersebut adalah dengan
Pelatihan pemetaan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kapasitas pelaksana program dalam melakukan pemetaan remaja dan memanfaatkan hasil pemetaan untuk perencanaan dan implementasi program remaja risiko tinggi. Pelatihan diadakan di Bandung pada 27-29 Maret dengan melibatkan Pengelola Monev KPA Provinsi dan PKBI dari 8 Provinsi (DKI, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, Kaltim dan Sumsel). Hal menarik dalam pelatihan ini adalah para peserta juga melakukan praktek lapangan cara pemetaan di lokasi, sehingga peserta bisa merasakan kendala secara langsung. Tindak lanjut pelatihan, tiap pengelola program (PP) KPA Provinsi melakukan pemetaan hingga memperoleh angka dan lokasi yang akurat.
Hal 6
KPA Nasional
Laporan Maret 2012
PENGELOLAAN DATA
Pelatihan Monev untuk Jaringan Populasi Kunci Jaringan populasi kunci. Tujuan pelatihan adalah meningkatkan kapasitas jaringan atau komunitas populasi kunci agar memiliki pemahaman tentang Monev dan terlibat dalam kegiatan Monev. Sehingga jaringan atau komunitas populasi kunci memiliki perwakilan yang memahami kerangka dan rencana kerja Monev. Diskusi Kelompok dalam Pelatihan Pemetaan
JARINGAN populasi kunci memegang peran penting dalam upaya penanggulangan AIDS di Indonesia. Karena itu jaringan harus terlibat penuh dalam tiap langkah upaya yang dilakukan. Salah satu bagian penting dalam penanggulangan AIDS adalah kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev). Melalui pemantauan inilah kemajuan program dapat diukur. Untuk itulah dilakukan pelatihan Monev bagi
Pelatihan dilaksanakan di Bogor pada tanggal 25-28 Maret 2012 diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari Jothi, IPPI, PKNI, GWL Ina, OPSI dan beberapa kelompok dukungan sebaya. Dengan kemampuan pengelolaan program, monitoring dan evaluasi yang baik, diharapkan program yang dijalankan oleh jaringan atau komunitas populasi kunci dapat lebih terukur dan berdampak sesuai diharapkan. Selain itu, data yang dihasilkan pun lebih berkualitas dan menjadi bahan analisis yang sistematis.
KERJASAMA REGIONAL DAN INTERNASIONAL
Kunjungan Delegasi Afganistan untuk Program Penanggulangan AIDS TANGGAL 12 Maret 2012, Sekretariat KPAN mendapat kunjungan Delegasi dari Afganistan. Delegasi Afganistan dipimpin oleh Dr. Pathon (Kementrian Kesehatan) dan para peserta yang terdiri dari perwakilan dari Parlemen, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pengungsi, Kementerian Perempuan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan dua orang dari Komisi Penangulangan AIDS Afganistan. Sedangkan dari KPAN, yang menerima kunjungan oleh Ibu Nafsiah Mboi, Dr. Suryadi, Inang Winarso, Mashadi Mulyo, dan perwakilan jaringan populasi kunci dan LSM, yaitu PKNI, Jangkar dan IKAI. Dalam acara yang berlangsung hangat ini, Ibu Nafsiah membuka dengan perkenalan dan sambutan
selaku Sekretaris KPAN. Selain itu juga dipaparkan tentang The multisectoral response to Scale up Harm Reduction to Achieve MDG goal 6. Dalam kunjungan ini dibahas beberapa hal di antaranya adalah peran dan fungsi KPAN dan kemajuan program harm reduction di Indonesia. Disampaikan Ibu Nafsiah bahwa program AIDS di Indonesia didukung penuh oleh Pemerintah melalui kebijakan dan penganggaran. Indonesia juga mengalami perkembangan yang positif dalam Program harm reduction, yaitu menurunkan prevalensi HIV dari 52% pada tahun 2007 menjadi 42% di tahun 2011.
Hal 7
KPA Nasional
Laporan Maret 2012
RENCANA KEGIATAN BULAN APRIL 2012
No
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Rencana Hasil
1
Lokakarya Pengembangan Pedo- Mengembangkan pedoman dan man dan Alat Pengumpulan Data alat pengumpulan data informasi Informasi Strategis (IS) strategis.
Pedoman dan alat pengumpulan data yang akan dikembangkan adalah untuk mengakomodir proses pengumpulan data.
2
Lokakarya Advokasi Kebijakan Pencegahan Penularan HIV Pada Remaja
Melakukan kajian serta upaya advokasi terkait penyusunan kebijakan pencegahan HIV pada kelompok remaja rentan
Usulan kebijakan dan rekomendasi dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS pada penduduk muda yang rentan.
3
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Kab/Kota dalam Implementasi Pemantauan Kualitas Data Program HIV dan AIDS
Tahun 2009, dilakukan pengembangan modul dan alat MKD, dilanjutkan dengan ujicoba MKD di 4 provinsi dan 8 Kab/Kota pada tahun 2010. Berdasarkan hasil tersebut, implementasi MKD sangat penting bagi daerah untuk menjamin agar data yang dikumpulkan valid dan akurat.
Staf KPA Provinsi yang paham dan dapat menjalankan MKD ke KPA Kabupaten/Kota, serta mampu melatih Pengelola Program KPA kabupaten/kota dalam melakukan MKD di level layanan.
4
Pertemuan Tim Pelaksana KPA Merupakan pertemuan rutin 3 Nasional bulanan anggota Tim Pelaksana KPAN yang dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua KPAN.
Adanya informasi kemajuan upaya penanggulangan AIDS di Sektor serta tindak lanjut persiapan HAS 2012.
5
Pelatihan peningkatan ke- Membangun kapasitas penasun Tenaga fasilitator yang mampuan fasilitator perte- tersebut melalui pengayaan berasal dari kelompok materi dengan topik-topik yang pengguna napza suntik muan penasun di PKM bisa membangun kepercayaan penasun bukan hanya sebagai penerima layanan tetapi juga menjadi penggerak komunitas agar Penanggulangan AIDS bisa berjalan optimal.
dan puskesmas sebagai penyedia layanan Alat Suntik Steril serta pengelola program di KPA Kab/Kota.