KOPI SIGARAR UTANG DARI SUMATERA UTARA
OLEH : TIODOR S. SITUMORANG, SSi NIP. 19730324 199903 2 001
BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN 2013
KOPI SIGARAR UTANG DARI SUMATERA UTARA
I.
PENDAHULUAN
Tanaman kopi merupakan komoditi andalan Propinsi Sumatera Utara disamping komoditi perkebunan yang lain seperti kelapa sawit, kakao dan karet. Lahan penanaman kopi arabika di Propinsi Sumatera Utara terletak
pada
hamparan
dataran
tinggi
berkisar
antara
1000 mdpl – 1650 mdpl yang tersebar luas pada beberapa kabupaten di wilayah Propinsi Sumatera Utara. Lahan pertanaman kopi pada umumnya dikelola oleh rakyat atau petani. Selama dasawarsa terakhir ini beberapa petani kopi arabika di wilayah Propinsi Sumatera Utara mulai mengembangkan kopi arabika berperawakan katai. Kopi arabika dikenal dua macam yaitu pupus daun berwarna hijau dan pupus daun berwarna coklat kemerahan. Kopi arabika yang pupus daunnnya berwarna hijau berasal dari Aceh Tengah atau sering disebut kopi Ateng sedangkan kopi arabika pupus daunnya berwarna coklat kemerahan disebut dengan kopi Sigarar utang. Kopi arabika Sigarar utang tersebut telah tersebar luas pada beberapa kabupaten di wilayah Propinsi Sumatera Utara
seperti di
Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal dan secara ekonomi membawa dampak positif bagi petani. II.
ASAL – USUL VARIETAS KOPI SIGARAR UTANG
Kopi arabika varietas Sigarar utang yang disukai oleh petani di wilayah Propinsi Sumatera Utara kemungkinan merupakan hasil seleksi alam kopi katai yang ditanam petani di Sumatera Utara. Secara genetik tanaman ini belum diketahui asal-uslnya, diduga merupakan keturunan hasil persilangan antara varietas Typica dengan varietas tipe kate yang terjadi secara alami. Kopi Sigarar utang ini diyakini sebagai sumber penghasilan karena cepat berbuah dan berbuah sepanjang tahun sehingga bisa membayar hutang, yang pada akhirnya oleh petani dijuluki dengan sebutan “Sigarar utang”.
Menurut pengakuan petani setempat, kopi tersebut pertama kali dijumpai pada tahun 1988 di dusun Batu Gajah, Desa Paranginan Utara , Kecamatan Lintongnihuta di kebun kopi milik Oppung Sopan. Pada awalnya berjumlah belasan pohon, tetapi saat ini tinggal 3 (tiga) pohon yang hidup terdiri dari dua tipe berbeda. Identifikasi terhadap morfologi keturunan segregasinya, diduga salah satu tetuanya adalah jenis Typica BLP, sedangkan sifat ruasnya yang pendek dan katai berasal
dari
jenis Catimor. Varietas kopi arabika
terdidri dari
beberapa jenis. Secara habitus ada dua tipe yaitu kopi arabika berperawakan tinggi dan kopi arabika berperawakan katai. Kopi arabika berperawakan tinggi seperti Typica dan Abessinia sedangkan kopi berperawakan katai seperti Kartika 1, Kartika 2 dan Andungsari. III.
MORFOLOGI TANAMAN KOPI SIGARAR UTANG
Tanaman kopi Sigarar utang mempunyai perawakan semi katai, ruas cabang pendek, tajuk rimbun menutup seluruh permukaan pohon sehingga batang pokok tidak tampak dari luar. Sifat percabangan sekunder sangat aktif bahkan cabang primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Daun tua berwarna hijau tua, daun muda (flush) berwarna coklat kemerahan. Apabila ditanam tanpa naungan tepi daun bergelombang dan helaian daun mengatup ke atas, jika dilihat sepintas bentuk daun panjang meruncing dan tepi daun bergelombang. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah masak berwarna merah cerah, bentuk buah bulat memanjang berukuran besar dan 100 buah masak ( merah ) rata – rata 196 gr. Potensi Produksi berkisar antara 800 – 2300 kg biji/ha. Kopi varietas Sigarar utang bersifat agak rentan terhadap penyakit karat daun, terutama jika ditanam pada ketinggian kurang dari 1000 mdpl, juga rentan terhadap serangan nematoda parasit. Berdasarkan
SK
Menteri
205/Kpts/SR.120/4/2005 varietas
Pertanian
Nomor
:
Sigarar utang dilepas sebagai
varietas anjuran untuk daerah pengembangan kopi Arabika yang memiliki kondisi klimatologi serupa dengan Tapanuli Utara , maka
kebutuhan akan
benih varietas Sigarar utang semakin meningkat
sehingga ditetapkan beberapa kebun yang layak dijadikan sebagai sumber benih seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Nama pemilik sumber benih kopi Sigarar utang di Propinsi Sumatera Utara adalah sbb : Luas
No & Tgl. SK Dinas
(Ha)
Perkebunan Sumut
No.
Nama Pemilik
1.
Judika Tampubolon
2.
H. Simanjuntak
1,5
3.
Togi Situmorang
1
4.
Awaluddin Sitompul
1
5.
Disbun Prop. Sumut
1
6.
Samaraja Purba
1
7.
Jimson Sipayung
0,5
8.
Ramses Nababan
0,5
Kabupaten
525.27/02/SK/06 1
Tgl 17 Pebruari 2006
Tapanuli Utara
525.27/02/SK/06 Tgl 17 Pebruari 2006
Tapanuli Utara
525.32/41/SK/2008 Tgl 29 April 2008
Tapanuli Utara
525.27/02/SK/2006 Tg.l 17 Februari 2006
Tapanuli Utara
521.32/03/SK/2010 Tgl. 14 Januari 2010
Tapanuli Utara
525.27/35/SK/2007 Tgl 30 30 Juli 2007
Simalungun
525.27/02/SK/2006 Tg.l 17 Februari 2006
Simalungun
521.32/41/SK/2008 Tgl. 29 April 2008
Simalungun
Secara berkala BBPPTP Medan melakukan monitoring dan evaluasi agar kualitas benih dapat dipertahankan.. Berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Perkebunan
Propinsi Sumatera Utara Nomor : 525.27/78/SK/2012 ,tentang Penetapan Kebun Benih Kopi Arabika Sigarar utang di Propinsi Sumatera Utara terdapat 5 kebun sumber benih kopi yang masih aktif sampai saat ini seperti pada tabel 2. .
Tabel 2. Nama pemilik, varietas , dan luas areal di kabupaten yang masih aktif saat ini :
beberapa
Luas No
Nama Pemilik
Varietas
1.
Judika Tampubolon
Sigarar utang
0.5
Tapanuli Utara
2.
Awaluddin Sitompul Sigarar utang
1.5
Tapanuli Utara
3.
Togi Situmorang
Sigarar utang
1
Tapanuli Utara
4.
Liner Girsang
Sigarar utang
1.4
Simalungun
5.
Togar Simatupang
Sigarar utang
1.25
Dairi
(Ha)
Kabupaten
IV. KESIMPULAN Tingginya minat pekebun untuk mengganti pertanaman kopi lama maupun untuk tujuan pengembangan dengan
jenis kopi
varietas Sigarar utang yang telah dilepas berdasarkan SK. Menteri Pertanian Nomor : 205/Kpts/SR.120/4/2005 maka kebutuhan akan benih kopi varietas Sigarar utang semakin meningkat. Permintaan akan benih kopi Sigarar utang semakin tinggi, untuk itu perlu persediaan benih yang cukup dan memadai, maka sumber benih yang sudah ditetapkan sebagai sumber benih resmi harus dipertahankan
keberadaannnya
dan secara
berkala
dilakukan
monitoring dan evaluasi sumber benih agar mutu benih tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA Hulupi, R (2002). ” Laporan Identifikasi dan Karakterisasi Kopi Arabika Sigarar utang ”, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia , (2005).” Varietas Kopi Arabika dari Sumatera Utara Sigarar utang ” Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, (1998). ” Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kopi (Coffea sp.)”