KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 205/Kpts/SR.120/4/2005 TENTANG PELEPASAN VARIETAS KOPI SIGARAR UTANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan produksi dan mutu kopi varietas Sigarar Utang mempunyai peranan penting; b. bahwa kopi varietas/klon Sigarar Utang mempunyai keunggulan dibanding dengan varietas/klon lainnya dalam hal cita rasa dan produktivitas biji kopi; c. bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk melepas kopi varietas Sigarar utang sebagai varietas unggul.
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 3. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional; 4. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 5. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen; 6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 7. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 461/Kpts/Org/11/1971 tentang Kelengkapan Susunan Organisasi, Perincian Tugas dan Tata Kerja Badan Benih Nasional;
241
Universitas Sumatera Utara
8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 902/Kpts/TP.240/12/96 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 737/Kpts/TP.240/9/1998 tentang Pengujian, Penilaian dan Pelepasan Varietas; 9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/OT.210/1/2001 jis Keputusan Menteri Pertanian Nomor 354.1/Kpts/OT. 210/-6/2001 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 354/Kpts/OT.210 /6/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; 10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 99/Kpts/OT.210/2/2001 jis Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.210/7/2001 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 355/Kpts/OT.210/6/2003 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; 11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 362/Kpts/Kp.150/6/2001 tentang Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V); 12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 363/Kpts/Kp.430/6/2000 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/Kp.150/6/2002 tentang Susunan Pimpinan dan Keanggotaan Badan Benih Nasional; Memperhatikan :
1. Surat Ketua III Tim Penilai daan Pelepas Varietas Badan Benih Nasional Nomor 01/BBN-II/2/2005 tanggal 28 Februari 2005; 2. Surat Ketua Badan Benih Nasional Nomor 02/BBNII/3/2005 tanggal 3 Maret 2005. MEMUTUSKAN :
Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA
: Melepas varietas Kopi Sigarar Utang sebagai varietas unggul. : Deskripsi varietas Kopi Sigarar Utang seperti pada Lampiran keputusan ini. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 April 2005 MENTERI PERTANIAN, ttd. ANTON APRIYANTONO
242
Universitas Sumatera Utara
SALINAN Keputusan ini di sampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Perindustrian; 3. Menteri Perdagangan; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Menteri Negara Riset daan Teknologi; 6. Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 7. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional; 8. Ketua Badan Benih Nasional; 9. Pimpinan Unit Kerja Eselon I di lingkungan Departemen Pertanian; 10. Gubernur Propinsi di seluruh Indonesia; 11. Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia; 12. Bupati Tapanuli Utara; 13. Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.
243
Universitas Sumatera Utara
Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 205/Kpts/SR.120/4/2005 Tanggal : 12 April 2005 DESKRIPSI KOPI ARABIKA VARIETAS/KLON SIGARAR UTANG Asal-usul
Tipe pertumbuhan Sifat percabangan
Daun Bentuk dan helaian daun
Bunga
Buah
Biji
: Ditemukan antara pertanaman kopi yang ditanam Opung Sopan Boru Siregar di Desa Batu Gajah, Paranginan, Lintong, Humbang Hasundutan (1400 m dpl) pada tahun 1988. Pada saat ini tinggal 3 pohon yang masih hidup. Berdasarkan karakter morfologi pada keturunan segregasinya, diduga merupakan keturunan persilangan alami antara varietas typical BLP dengan Catimor yang ada disekitar pertanaman tersebut. : Habitus semi katai, seluruh tajuk daun merupakan batang pokok hingga kepermukaan tanah. Diameter tajuk 230 cm. : Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada cabang primer diatas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Panjang cabang primer rata-rata mencapai 123 cm, ruas cabang pendek-pendek. : Daun tua berwarna hijau tua, daun muda (flush) berwarna coklat kemerahan. : Apabila ditanam tanpa penaung tepi daun bergelombang dan helaian mengatup keatas, sehingga sepintas bentuk daun oval meruncing ramping. Dalam kondisi normal ada penaung, berwarna daun berbentuk oval datar memanjang dan hijau sangat tua. : Berbentuk seperti lazimnya bunga kopi arabika, masa pembungaan dapat terusmenerus sepanjang tahun sesuai sebaran hujan di Sumatera Utara yang hanya berhenti pada saat puncak kemarau (Agustus). : Buah muda berwarna hijau bersih, sedangkan buah masak berwarna merah cerah, bentuk buah oval, dompolan buah kurang rapat, tetapi ukuran buah cukup besar. Berat 100 buah masak merah rata-rata 196 gram. : Biji berbentuk bulat memanjang, termasuk berukuran besar berat 100 butir biji 20,4 g dengan rendemen 17,5 %. Persentase biji normal 83 %.
244
Universitas Sumatera Utara
Potensi produksi Ketahan terhadap Hama/penyakit utama Umur ekonomis harapan Dan daerah adaptasi
Citarasa Seleksionis Pengusul
: Rata-rata 1500 kg kopi biji/ha dengan kisaran 800-2300kg biji/ha, untuk penanaman dengan populasi 1600 pohon/ha. : Agak tahan penyakit karat daun, agak rentan serangan bubuk buah kopi, dan rentan serangan nematoda Radopholus similis. : 20 tahun pada kondisi lingkungan wilayah Sumatera Utara, terutama bila ditanam pada ketinggian tempat di atas 1000 m dpl, tipe iklim A, B atau C (menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson) dengan pola sebaran hujan merata sepanjang tahun. : Baik (Good). : Retno Hulupi, Alfred Sipayung, Rohadi, Tiodor S. Situmorang. : Batara Girsang, Kamaluddin, Alfred Sipayung, Hernanto Budi Santosa, Asrul, Rohadi, Tiodor S. Situmorang, Yosef Robinson, Heru Purnomo, Retno Hulupi. MENTERI PERTANIAN, ttd. ANTON APRIYANTONO
245
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Statistik deskriptif usahatani kopi arabika spesialti di Kabupaten Simalungun
Statiktik Deskriptif Usahatani Kopi Arabika Spesialti (Gabungan) N Produktivitas Pengalaman Peran Perempuan Luas Lahan Jumlah Tanaman Lama Produktif Jumlah Tenaga Kerja Modal Pemanfaatan Lahan Likuiditas Pohon Pelindung Pupuk Organik Pemangkasan Tan. Kopi Konservasi Lahan Pengendalian PBKo Penerimaan Biaya Pendapatan Jenis Usahatani Valid N (listwise)
Statistic 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289 289
Range Statistic 7285 12 56 2.36 15514 11 1017 8488000 1 1 341 100 1 1 1 561441831 111203125 450337277 1
Minimum Statistic 278 3 40 .16 200 1 18 12000 0 0 0 0 0 0 0 2812857 750000 1964286 1
Maximum Statistic 7563 15 96 2.52 15714 12 1035 8500000 1 1 341 100 1 1 1 564254688 111953125 452301563 2
Mean Statistic 2299.55 8.05 78.37 .7401 2194.47 4.94 163.66 831188.28 .65 .35 13.21 26.73 .40 .60 .46 49181586.85 9721618.97 39459967.91 1.73
Std. Deviation Std. Error 70.935 .145 .601 .02988 82.353 .126 7.003 83059.984 .028 .028 2.729 1.387 .029 .029 .029 3073572.847 567232.190 2549270.897 .026
Variance
Statistic 1205.897 2.463 10.218 .50793 1400.000 2.146 119.045 1412019.728 .477 .478 46.396 23.576 .492 .492 .499 5.225E7 9642947.228 4.334E7 .446
Statistic 1454188.144 6.067 104.408 .258 1959999.173 4.604 14171.830 1.994E12 .227 .228 2152.630 555.828 .242 .242 .249 2.730E15 9.299E13 1.878E15 .199
Universitas Sumatera Utara
Statistik Deskriptif Usahatani Kopi Arabika Spesialti (Sertifikat)
Produktivitas Pendidikan Pengalaman Peran Perempuan Luas Lahan Jumlah Tanaman Lama Produktif Jumlah Tenaga Kerja Modal Harga Pemanfaatan Lahan Likuiditas Pohon Pelindung Pupuk Organik Pemangkasan Tan. Kopi Konservasi Lahan Pengendalian PBKo Penerimaan Biaya Pendapatan Jenis Usahatani Valid N (listwise)
N
Range
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
7563 17 14 96 2.52 15714 9 645 8500000 22496 1 1 333 100 1 1 1 152135375 28650000 132535375 1
2163.67 9.63 9.94 83.80 .8842 2866.66 4.94 234.95 2508528.05 22030.34 .58 .46 29.56 27.42 .47 .70 .76 42792494.08 10355368.86 32437125.25 1.00
79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
7285 11 8 36 2.32 15514 8 609 8250000 1392 1 1 333 100 1 1 1 146624250 27130000 128639250 0
278 6 6 60 .20 200 1 36 250000 21104 0 0 0 0 0 0 0 5511125 1520000 3896125 1
Mean
Std. Deviation
Variance
Std. Error
Statistic
Statistic
183.559 .285 .188 .861 .07185 267.337 .188 16.485 206729.220 47.352 .056 .056 8.472 2.777 .057 .052 .048 3647185.247 758025.769 2949187.218 .000
1631.507 2.533 1.667 7.650 .63862 2376.146 1.667 146.519 1837449.502 420.869 .496 .501 75.302 24.684 .502 .463 .430 3.242E7 6737480.409 2.621E7 .000
2661816.403 6.415 2.778 58.523 .408 5646067.715 2.778 21467.741 3.376E12 177131.100 .246 .251 5670.455 609.298 .252 .214 .185 1.051E15 4.539E13 6.871E14 .000
Universitas Sumatera Utara
Statistik Deskriptif Usahatani Kopi Arabika Spesialti (Non-sertifikat) N Statistic Produktivitas Pengalaman Peran Perempuan Luas Lahan Jumlah Tanaman Lama Produktif Jumlah Tenaga Kerja Modal Pemanfaatan Lahan Likuiditas Pohon Pelindung Pupuk Organik Pemangkasan Tan. Kopi Konservasi Lahan Pengendalian PBKo Penerimaan Biaya Pendapatan Jenis Usahatani Valid N (listwise)
210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210
Range
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Statistic
6028 15 94 2.06 4500 12 1035 975000 1 1 341 100 1 1 1 564254688 111953125 452301563 2
2350.67 7.34 76.33 .6859 1941.60 4.94 136.84 200189.03 .68 .31 7.06 26.48 .38 .56 .34 51585102.70 9483208.30 42101894.43 2.00
69.036 .161 .713 .03028 41.328 .159 6.500 10664.273 .032 .032 1.840 1.601 .034 .034 .033 3993260.378 726977.819 3313735.901 .000
1000.424 2.339 10.330 .43876 598.894 2.304 94.196 154539.998 .467 .463 26.665 23.201 .487 .498 .476 5.787E7 1.053E7 4.802E7 .000
1000847.389 5.469 106.710 .193 358673.544 5.308 8872.892 2.388E10 .218 .215 711.011 538.289 .237 .248 .226 3.349E15 1.110E14 2.306E15 .000
5461 12 54 1.90 3838 11 1017 963000 1 1 341 100 1 1 1 561441831 111203125 450337277 0
567 3 40 .16 662 1 18 12000 0 0 0 0 0 0 0 2812857 750000 1964286 2
Mean
Std. Deviation
Variance
Universitas Sumatera Utara
247 Lampiran 3. Distribusi fekuensi (pola penyebaran) faktor sosial ekonomi dan ekologi usahatani kopi arabika spesialti 70 62
Frekuensi
60 50
49
40
38
45
42
30 23
20
6
10
7
6
5
6
0
Produktivitas
Grafik distribusi frekuensi produktivitas kopi arabika spesialti 60 48
Frekuensi
50
36
40
37
29
30 20
10
45 26 26
13
13
2
9
4
1
0 3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
Pengalaman (thn)
Frekuensi
Grafik distribusi frekuensi pengalaman usahatani kopi arabika spesialti
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 40 53 55 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96
Peran perempuan (%) Grafik distribusi frekuensi peran perempuan dalam usahatani kopi arabika spesialti
Universitas Sumatera Utara
248 35 30
Frekuensi
25 20 15 10 5 0,16 0,24 0,26 0,30 0,36 0,40 0,44 0,50 0,55 0,60 0,68 0,75 0,80 0,86 0,90 0,96 1,02 1,06 1,12 1,16 1,25 1,32 1,40 1,50 1,60 1,75 2,00 2,50
0
Luas lahan (ha)
80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 200 560 800 893 947 1.042 1.125 1.167 1.207 1.286 1.333 1.400 1.419 1.444 1.467 1.506 1.550 1.591 1.610 1.625 1.696 1.737 1.765 1.810 1.875 1.953 1.987 2.000 2.019 2.083 2.143 2.212 2.308 2.444 2.750 3.000 3.333 3.676 4.000 4.667 5.714 6.525 7.813
Frekuensi
Grafik distribusi frekuensi luas lahan usahatani kopi arabika spesialti
Jumlah tanaman kopi (ph/ha)
Grafik distribusi frekuensi jumlah (populasi) tanaman kopi (tanaman per ha) 70 45
Frekuensi
60
63 53
50 40
20
30 20
48
8
16
16
8
10
6
4
2
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lama produktif (tahun)
Grafik distribusi frekuensi lama produktif tanaman kopi arabika spesialti
Universitas Sumatera Utara
0 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 37 39 41 43 45 47 50 52 54 56 59 65 67 75 86
Frekuensi 17.763 19.433 19.600 20.000 20.604 20.731 20.938 21.104 21.167 21.250 21.500 21.542 21.604 21.658 21.733 21.792 21.854 21.921 21.978 22.008 22.075 22.108 22.167 22.208 22.313 22.400 22.411 22.421 22.428 22.496 22.792 22.879 23.125
Frekuensi 18 36 42 50 54 59 64 70 74 80 86 90 94 99 105 110 114 119 124 128 134 140 144 150 157 162 167 178 190 196 203 212 227 237 244 254 265 276 305 338 368 383 465 529 1035
Frekuensi
249
7
6
5
4
3
2
1
0
Jumlah TK (HKO/ha/tahun)
Grafik distribusi frekuensi jumlah tenaga kerja usahatani kopi arabika spesiati
30
25
20
15
10
5
0
Harga kopi gabah (Rp/kg)
Grafik distribusi frekuensi harga kopi gabah di tingkat petani (Rp/kg)
80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pupuk organik (%)
Grafik distribusi frekuensi proporsi biaya pupuk organik pada usahatani kopi arabika spesialti
Universitas Sumatera Utara
Frekuensi 12.000 31.250 36.765 42.308 48.214 57.000 62.500 71.667 80.313 93.750 104.167 118.750 125.000 137.500 144.737 156.875 172.000 186.667 205.000 210.000 224.359 239.583 266.667 293.125 320.833 350.000 380.000 404.762 450.000 530.973 650.000 828.125 1.140.000 1.325.397 1.666.667 2.000.000 2.400.000 2.857.143 3.560.000 4.107.143 4.750.000 6.964.286
Frekuensi
250
5
4
3
2
1
0
Modal (Rp/ha/tahun)
Grafik distribusi frekuensi modal usahatani kopi arabika spesialti (Rp per ha per tahun)
250
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
0
6
9
11 14 16 20 24 31 36 39 50 78 86 133 184 313 341
Jumlah pohon pelindung per ha
Grafik distribusi jumlah pohon pelindung tanaman kopi arabika spesialti
Universitas Sumatera Utara
251 Lampiran 4. Output SPSS ver. 17 untuk uji linieritas MEANS TABLES=Y BY X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 /CELLS MEAN COUNT STDDEV /STATISTICS LINEARITY.
Means Produksi * Pengalaman ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Pengalaman
Between Groups
(Combined)
1.457E7
Linearity
df
3664648.705
Deviation from Linearity
1.090E7
Mean Square
12 1213905.287
F
Sig.
.829
.621
1 3664648.705 2.502
.115
11
991110.431
Within Groups
4.042E8
276 1464635.225
Total
4.188E8
288
.677
.760
Produksi * Peran Perempuan ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Peran Perempuan
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
df
Mean Square
F
Sig.
8.514E7
44 1935027.219 1.415
.054
5864330.464
1 5864330.464 4.288
.039
43 1843648.074 1.348
.085
7.928E7
Within Groups
3.337E8
244 1367479.458
Total
4.188E8
288
Produksi * Luas Lahan ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Luas Between Groups Lahan
(Combined)
1.887E8
Linearity
9.759E7
Deviation from Linearity
9.108E7
df
Mean Square
55 3430423.397 1
2.301E8
233
Total
4.188E8
288
Sig.
3.473
.000
9.759E7 98.805
.000
54 1686744.950
Within Groups
F
1.708
.054
987694.844
Produksi * Jumlah Tanaman ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Jumlah Tanaman
Between Groups
df
Mean Square
(Combined)
2.966E8
128 2317267.720
Linearity
1.194E8
Deviation from Linearity
1.773E8
127 1395681.102
Within Groups
1.222E8
160
Total
4.188E8
288
1
F
Sig.
3.034
.000
1.194E8 156.285
.000
1.827
763724.483
Universitas Sumatera Utara
.000
252
Produksi * Lama Produktif ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Between Groups Lama Produktif
(Combined)
1.331E7
Linearity
df
11 1209643.957
967387.904
Deviation from Linearity
Mean Square 1
F
Sig.
.826
.614
967387.904
.661
.417
.843
.588
F
Sig.
1.234E7
10 1233869.563
Within Groups
4.055E8
277 1463899.285
Total
4.188E8
288
Produksi * Jumlah Tenaga Kerja ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Between Groups Jumlah Tenaga Kerja
df
Mean Square
(Combined)
2.915E8
176 1656362.205
Linearity
9.854E7
Deviation from Linearity
1.930E8
175 1102717.546
Within Groups
1.273E8
112 1136486.048
Total
4.188E8
288
1
1.457
.016
9.854E7 86.710
.000
.970
.575
F
Sig.
Produksi * Modal ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Modal
Between Groups
(Combined)
3.899E8
Linearity
7.109E7
Deviation from Linearity
3.188E8
df
Mean Square
248 1572142.162 1
2.175
.002
7.109E7 98.349
.000
247 1290678.350
Within Groups
2.891E7
40
Total
4.188E8
288
1.785
.515
722873.231
Produksi * Pohon Pelindung ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Pohon Pelindung
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
df
Mean Square
F
Sig.
3.145E7
34
924962.228
.607
.960
860850.032
1
860850.032
.564
.453
33
926905.022
.608
.957
F
Sig.
3.059E7
Within Groups
3.874E8
254 1525029.408
Total
4.188E8
288
Produksi * Pupuk Organik ANOVA Table Sum of Squares Produksi * Between Groups Pupuk Organik
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
df
Mean Square
6.701E7
55 1218284.413
.807
.827
2971913.303
1 2971913.303
1.968
.162
.785
.854
6.403E7
54 1185809.804
Within Groups
3.518E8
233 1509873.574
Total
4.188E8
288
Universitas Sumatera Utara
253 Lampiran 5. Output SPSS untuk estimasi model regresi linier ganda (uji asumsi klasik [uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji linieritas], uji kesesuaian model, uji-t, dan uji-F) REGRESSION /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS CI(95) BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED) /RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID) NORM(ZRESID) /CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3). Descriptive Statistics Mean Produksi
Std. Deviation
1407.32
289
8.05
2.463
289
78.37
10.218
289
.7401
.50791
289
1403.61
947.853
289
Pengalaman Peran Perempuan Luas Lahan Jumlah Tanaman Kopi Lama Produktif Tenaga Kerja Modal
N
999.232
4.92
2.149
289
138.27
86.688
289
5208.37
8183.378
289
.65
.477
289
Pemanfaatan Lahan Likuiditas Petani
.35
.478
289
Pohon Pelindung
9.02
33.187
289
Pupuk Organik
26.73
23.576
289
Pemangkasan Tanaman Kopi
.40
.492
289
Konservasi Lahan
.60
.492
289
Pengendalian PBKo
.46
.499
289
Model Summary
b
Change Statistics Model
R Adjusted R Square Square
R a
1
.798
.637
.619
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
617.115
.637
34.363
14
274
.000
a. Predictors: (Constant), Pengendalian PBKo, Lama Produktif, Pemanfaatan Lahan, Pupuk Organik, Konservasi Lahan, Pohon Pelindung, Peran Perempuan, Tenaga Kerja, Luas Lahan, Modal, Pemangkasan Tanaman Kopi, Pengalaman, Likuiditas Petani, Jumlah Tanaman Kopi b. Dependent Variable: Produksi b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.832E8
14
1.309E7
Residual
1.043E8
274
380830.549
Total
2.876E8
288
F
Sig.
34.363
a
.000
a. Predictors: (Constant), Pengendalian PBKo, Lama Produktif, Pemanfaatan Lahan, Pupuk Organik, Konservasi Lahan, Pohon Pelindung, Peran Perempuan, Tenaga Kerja, Luas Lahan, Modal, Pemangkasan Tanaman Kopi, Pengalaman, Likuiditas Petani, Jumlah Tanaman Kopi
Universitas Sumatera Utara
254 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.832E8
14
1.309E7
Residual
1.043E8
274
380830.549
Total
2.876E8
288
F
Sig. a
34.363
.000
a. Predictors: (Constant), Pengendalian PBKo, Lama Produktif, Pemanfaatan Lahan, Pupuk Organik, Konservasi Lahan, Pohon Pelindung, Peran Perempuan, Tenaga Kerja, Luas Lahan, Modal, Pemangkasan Tanaman Kopi, Pengalaman, Likuiditas Petani, Jumlah Tanaman Kopi b. Dependent Variable: Produksi Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Correlations Collinearity Statistics
Std. Error
t
Sig.
Partial
Tolerance
VIF
-334.271
347.313
-.962
.337
53.401
18.494
2.888
.004
.172
.570
1.754
1.823
4.041
.451
.652
.027
.776
1.289
445.009
102.934
4.323
.000
.253
.484
2.067
.068
.065
1.054
.293
.064
.352
2.838
Lama Produktif
9.326
18.024
-.517
.605
.031
.882
1.134
Tenaga Kerja
3.611
.493
7.328
.000
.405
.725
1.379
Pengalaman Peran Perempuan Luas Lahan Jumlah Tanaman Kopi
Modal
.037
.006
-6.465
.000
.364
.612
1.634
Pemanfaatan Lahan
214.318
82.891
2.586
.010
.154
.848
1.180
Likuiditas Petani
384.864
109.517
3.514
.001
.208
.483
2.069
-2.070
1.140
-1.815
.071
-.109
.923
1.083
Pohon Pelindung Pupuk Organik Pemangkasan Tan. Kopi
-2.813
1.611
-1.746
.082
-.105
.917
1.091
352.613
105.925
3.329
.001
.197
.487
2.052
30.024
76.974
.390
.697
.024
.923
1.083
221.733
92.629
2.394
.017
.143
.619
1.616
Konservasi Lahan Pengendalian PBKo a.
Dependent Variable: Produksi
Universitas Sumatera Utara
255
Universitas Sumatera Utara
256 Lampiran 6. Output SPSS ver. 17 untuk uji beda rata-rata kinerja usahatani kopi arabika spesialti sertifikat vs. non-sertifikat
T-TEST GROUPS=UT(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 R C I /CRITERIA=CI(.95).
T-Test Group Statistics Jenis Usahatani Produksi
Sertifikat Non-sertifikat
Pengalaman
Sertifikat Non-sertifikat
Peran Perempuan
Sertifikat Non-sertifikat
Luas Lahan
Sertifikat Non-sertifikat
Jumlah Tanaman
Sertifikat Non-sertifikat
Lama Produktif
Sertifikat Non-sertifikat
Jumlah Tenaga Kerja
Sertifikat Non-sertifikat
Modal
Sertifikat Non-sertifikat
Pemanfaatan Lahan
Sertifikat Non-sertifikat
Likuiditas
Sertifikat Non-sertifikat
Pohon Pelindung
Sertifikat Non-sertifikat
Pupuk Organik
Sertifikat Non-sertifikat
Pemangkasan Tan. Kopi
Sertifikat Non-sertifikat
Konservasi Lahan
Sertifikat Non-sertifikat
Pengendalian PBKo
Sertifikat Non-sertifikat
Penerimaan
Sertifikat Non-sertifikat
Biaya
Sertifikat Non-sertifikat
Pendapatan
Sertifikat Non-sertifikat
N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
79
2163.67
1631.507
183.559
210
2350.67
1000.424
69.036
79
9.94
1.667
.188
210
7.34
2.339
.161
79
83.80
7.650
.861
210
76.33
10.330
.713
79
.8842
.63862
.07185
210
.6859
.43876
.03028
79
2866.66
2376.146
267.337
210
1941.60
598.894
41.328
79
4.94
1.667
.188
210
4.94
2.304
.159 16.485
79
234.95
146.519
210
136.84
94.196
6.500
79
2508528.05
1837449.502
206729.220
210
200189.03
154539.998
10664.273
79
.58
.496
.056
210
.68
.467
.032
79
.46
.501
.056
210
.31
.463
.032
79
29.56
75.302
8.472
210
7.06
26.665
1.840
79
27.42
24.684
2.777
210
26.48
23.201
1.601
79
.47
.502
.057
210
.38
.487
.034
79
.70
.463
.052
210
.56
.498
.034
79
.76
.430
.048
210
.34
.476
.033
79
42792494.08
3.242E7
3647185.247
210
51585102.70
5.787E7
3993260.378
79
10355368.86
6737480.409
758025.769
210
9483208.30
1.053E7
726977.819
79
32437125.25
2.621E7
2949187.218
210
42101894.43
4.802E7
3313735.901
Universitas Sumatera Utara
257 Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Levene's Test for Equality of Variances F Produksi
Equal variances assumed
Sig.
23.770
.000
Equal variances not assumed Pengalaman
Equal variances assumed
9.384
.002
Equal variances not assumed Peran Perempuan
Equal variances assumed
11.617
.001
Equal variances not assumed Luas Lahan
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Konservasi Lahan
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed
Equal variances assumed Equal variances not assumed
287
.000
7.469
6.683
188.591
.000
7.469
2.999
287
.003
.19832
2.544
106.902
.012
.19832
5.230
287
.000
925.063
-.006
-.025
193.177
.980
-.006
39.346
.000
6.704
287
.000
98.111
5.537
103.210
.000
98.111
323.420
.000
6.844
.009
11.641
.001
58.034
.000
3.998
.047
3.961
.048
25.170
.000
13.999
.000
2.484
.116
.259
.611
Equal variances not assumed Pendapatan
5.849
925.063
Equal variances not assumed Biaya
2.599
.983
Equal variances not assumed Penerimaan
2.599
.000
.001
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
.000
287
Equal variances not assumed Pengendalian PBKo
287 196.160
81.755
Equal variances not assumed Pemangkasan Tan. Kopi
9.046 10.504
-.022
Equal variances not assumed Pupuk Organik
-187.001
3.420
Equal variances not assumed Pohon Pelindung
-187.001
.343
.008
Equal variances not assumed Likuiditas
.241
100.873
7.203
Equal variances not assumed Pemanfaatan Lahan
287
-.954
.000
Equal variances not assumed Modal
-1.176
72.104
Equal variances not assumed Jumlah Tenaga Kerja
Mean Difference
.000
Equal variances not assumed Lama Produktif
Sig. (1tailed)
df
14.932
Equal variances not assumed Jumlah Tanaman
t
3.368
.067
18.087
287
.000 2308339.022
11.151
78.415
.000 2308339.022
-1.573
287
.117
-.099
-1.530
133.149
.128
-.099
2.337
287
.020
.146
2.255
131.168
.026
.146
3.757
287
.000
22.500
2.595
85.461
.011
22.500
.302
287
.763
.942
.294
132.980
.769
.942
1.349
287
.179
.087
1.330
136.520
.186
.087
2.156
287
.032
.139
2.229
150.085
.027
.139
6.806
287
.000
.417
7.124
154.150
.000
.417
-1.276
287
.203 -8792608.629
-1.626
245.457
.105 -8792608.629
.685
287
.494
872160.561
.830
218.487
.407
872160.561
-1.695
287
.091 -9664769.180
-2.179
250.352
.030 -9664769.180
Universitas Sumatera Utara
258 Lampiran 7. Pandangan narasumber tentang program pengembangan kopi arabika spesialti saat ini dan program yang diperlukan Aspek Program saat ini (existing)
Narasumber Pakar
Akademisi
Praktisi
LSM
Aktivis lingkungan
Program yang diharapkan (expecting)
Pakar
Pandangan Dukungan sumber benih/kemurnian varietas cukup baik –sudah ada kebun induk di Huta Tinggir (Simalungun). Namun perlu dilakukan introduksi varietas/klon baru yang potensial dari Puslitkoka (Jember). Ketersediaan pupuk/pestisida/herbisida sudah relatif baik karena ada kios-kios sarana produksi (free market mechanism). Fasilitasi perangkap hama PBKo (hama utama saat ini) sangat minim bahkan tidak tersedia di tingkat petani. Pengadaan benih dan bibit unggul kopi arabika, pelatihan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Tanaman (SL-PHT) Kopi, pengadaan pupuk bokashi untuk kelompok tani, secara terbatas memberikan bantuan alat pulper dan huller kepada kelompok tani. Kopi arabika spesialti masih merupakan “barang” baru bagi pemda Simalungun sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang kopi arabika spesialti. Pemkab Simalungun belum (tidak) melakukan apa-apa dalam usaha membantu petani menangani pasca panen dan pemasaran kopi arabica. Perlakuan ini sangat diskriminatif jika dibandingkan dengan petani tanaman pangan. Program pengadaan dan penyaluran bibit kopi arabika dan bibit tanaman hutan saat ini sebaiknya ditindaklanjuti dengan pengembangan bibit desa untuk mempermudah akses bibit di sentra-sentra produksi. Pengadaan dan penyaluran pulper dan huller, perlu transparansi dan target kelompok tani lebih tepat sasaran. Pengolahan produk jadi yang pernah ada (kopi „Simanja‟ di Tigaraja) tidak berkelanjutan; perlu pengembangan lebih lanjut dengan penguatan SDM pengelola. Terlepas dari ada-tidaknya program pemda selama ini, secara umum petani memperoleh pengetahuan mengenai budidaya kopi secara turun temurun dan konvensional. Tenaga lokal atau penyuluh kurang memiliki kemampuan dalam membina petani dalam proses produksi kopi berkelanjutan. Peran pemda dalam memfasilitasi input produksi masih sangat terbatas, mungkin disebabkan kapasitas daerah belum cukup, pengembangan kopi orientasi ekspor belum menjadi prioritas, atau sudah ada dalam kertas perencanaan pembangunan daerah namun belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Komoditas kopi arabika spesialti sebaiknya menjadi prioritas pembangunan dengan menetapkan wilayah-wilayah sentra kopi arabika spesialti. Perencanaan wilayah sentra kopi harus dipetakan berdasarkan luas dan potensinya sehingga bisa diperkirakan produksi dari tiap wilayah. Penanganan pascapanen yang dilakukan petani masih konvensional. Salah satu praktik yang dapat mengurangi mutu dan citarasa kopi terutama dalam fermentasi, pengeringan, dan penyimpanan. Memfasilitasi/mempermudah akses petani untuk memperoleh/ membeli: pupuk, pengendalian hama terpadu untuk PBKo (perangkap/trap, atraktan, biakan jamur Beauveria bassiana). Membuat model farm dengan input optimal –sebagai tempat belajar dan menunjukkan bahwa potensi produktifitas masih sangat mungkin ditingkatkan.
Universitas Sumatera Utara
259
Akademisi
Praktisi
Standarisasi alat pengupas (pulper), observasi awal menunjukkan kehilangan pascapanen pada pengolahan pulping disinyalir cukup signifikan. Pelatihan terpadu: panen-pascapanen-kualitas-cupping (uji mutu dan citarasa) bagi petani/ketua kelompok, pedagang pengumpul, perusahaan daerah, dan penyuluh. Mengundang investor/eksportir untuk membagun buying & process-ing station lebih dekat ke wilayah produksi (kota kecamatan/nagori). Mengadakan event mengenai kopi spesialti di tingkat kabupaten sebagai wadah promosi kopi. Sudah saatnya pemerintah daerah mendirikan litbang kopi (research station) khusus untuk kopi arabika (dapat bekerjasama dengan Puslitkoka sebagai pembina peneliti muda yang ditempatkan di research station tersebut, dan/atau kerjasama multipihak Puslitkoka-Specialty Coffee Association of Indonesia/SCAI-eksportir). Pelatihan manajemen usahatani bagi petani melalui pendampingan oleh para penyuluh; agar petani semakin sadar pentingnya menyimpan/mengalokasikan dana pada saat panen puncak untuk keperluan pembelian sarana produksi. Kemitraan dengan eksportir atau buyer dari luar negeri untuk mengembangkan produk kopi arabika (product development) untuk memperoleh brand baru sebagai Simalungun regional brand. Hal ini dapat dilakukan dengan: (1) teknik pengolahan (semi-wash & wet-hulling) yang ada saat ini mulai dari tingkat petani hingga pengolahan oleh eksportir, dikaitkan dengan profil citarasa; atau (2) introduksi teknik pengolahan fully-wash (seperti yang dilakukan di Kolombia) dikaitkan dengan profil citarasa yang baru (brand baru kopi spesialti). Kemitraan ini dapat dilakukan dengan dengan Puslitkoka, SCAI, eksportir, penyedia teknologi fully-wash (jamak di Negara-negara Amerika Latin; pilot project sudah ada di Kintamani-Bali. Petani membutuhkan penyuluhan/pelatihan: (1) pengendalian hama bur-bur (PBKo) dan hama/penyakit lain, (2) kriteria buah matang panen, (3) perlakuan pascapanen (penggilingan, pencucian dan penjemuran), (4) manfaat pohon pelindung dan jenis pohon pelindung yang dianjurkan, (5) pelatihan pembibitan dan kualitas bibit kopi, dan (6) pemupukan/perawatan tanaman. Pengembangan pabrik kompos di setiap kecamatan sentra produksi kopi. Perbaikan sarana dan prasarana produksi mutlak perlu dilakukan dalam upaya peningkatan pendapatan petani kopi. Sarana produksi yang mudah dan murah akan memudahkan petani menerapkan GAP kopi arabika, sedangkan perbaikan prasarana produksi akan menekan biaya pengangkutan. Membantu dan melatih petani kopi arabika untuk peningkatan produksi, seperti penyediaan bibit yang baik, membantu penanganan hama dan penyakit, sosialisasi pemupukan, pemangkasan, dan penanaman pohon pelindung. Dalam aspek pascapanen, Pemkab Simalungun agar mendekatkan eksportir kopi arabica dengan petani melalui kemitraan-kemitraan. Fasilitas permodalan untuk meningkatkan skala usaha yang ekonomis, penyuluhan/pelatihan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan produksi, perbaikan Infrastruktur untuk menekan biaya transportasi, penguatan kelembagaan (koperasi, gapoktan, atau kelompok tani) akan meningkatkan pendapatan petani melalui kenaikan harga produksi melalui penguatan bargaining posisition dan program sertifikasi.
Universitas Sumatera Utara
260 LSM
Aktivis lingkungan
Penyuluhan mengenai pemangkasan tanaman kopi, pohon pelindung, pemanfaatan limbah kopi, dan pengendalian PBKo. Kemitraan multipihak (pemda-dunia usaha-LSM) dalam pengembangan pasar lelang kopi dan sistem informasi harga kopi. Peningkatan bantuan huller dan mesin pengering kopi, perawatan jalan produksi, dan pengembangan kebun bibit desa. Fasilitasi sarana belajar bagi petani, seperti media informasi dan praktek langsung di kebun (demplot). Peningkatan kemampuan penyuluh pertanian untuk mendampingi petani mengelola usahatani kopi arabika spesialti, misalnya melalui up-grading penyuluh khusus kopi arabika spesialti. Perlu penanganan yang serius dalam aspek permodalan, penyuluhan, pelatihan, infrastruktur, kelembagaan, dan kebijakan pengembangan kopi arabika spesialti secara khusus, dan perkebunan rakyat secara umum, mendapat porsi yang relatif kecil dibandingkan dukungan terhadap tanaman pangan. Keberhasilan pengembangan kopi arabika spesialti terletak pada jaringan kerjasama dengan berbagai pihak, baik lembaga dalam dan luar negeri, untuk memperoleh dukungan teknis, manajemen, dan finansial.
Universitas Sumatera Utara
261 Lampiran 8. Pendapatan narasumber tentang potensi dan prospek pengembangan kopi arabika spesialti dalam PEL
Narasumber Pakar
Akademisi
Pandangan Produktifitas masih dapat ditingkatkan melalui: peremajaan tegakan tua, pemupukan (kimiawi dan organik), dan pengendalian HPT khususnya hama PBKo. Aplikasi GAP (good agricultural practices) umumnya masih sangat memungkinkan untuk mendongkrak produktivitas kopi. Pemupukan yang tepat/berimbang merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan produktivitas. Dengan harga kopi yang relatif baik –termasuk tinggi dalam periode 13 tahun terakhir– serta permintaan kopi spesialti yang relatif meningkat, maka potensi kontribusi kopi spesialti bagi peningkatan ekonomi petani kopi tetap sangat prospektif. Dari sisi kualitas –masih banyak ruang/aspek yang perlu diperbaiki untuk memberikan nilai tambah yang semakin optimal. Penanganan panen (pemetikan buah merah) dan pasca-panen (pengolahan/pulping/konsistensi pengolahan semi-basah, tidak menyimpan buah terlalu lama sehingga menyebabkan kondisi fermented yang mengurangi cita rasa). Dalam rantai dagang pembelian kopi gabah (parchment) oleh pedagang/agen pengumpul belum terlihat sistem yang transparan antara kualitas dan harga. Edukasi bagi petani, pedagang lokal khususnya dan semua para pihak dalam supply chain perlu semakin ditingkatkan. Apresiasi petani akan pentingnya kualitas perlu dikaitkan dengan harga; peranan eksportir sangat besar dalam hal ini: misalnya membangun gudang pembelian (dilengkapi kontrol kualitas) di wilayah produksi (purchasing center) sehingga petani/kelompok tani bisa langsung menjual ke gudang tersebut. Produktifitas dan kualitas yang semakin baik dapat meningkatkan pendapatan petani kopi. Akses petani terhadap teknologi/sarana produksi perlu dipermudah, akses permodalan/kredit ke lembaga keuangan mikro, dan peningkatan kemampuan/kapasitas petani/kelompok tani dalam manajemen (bisnis) usahatani. Penyerapan tenaga kerja lokal lokal di tingkat on-farm dapat ditingkatkan terutama karena kebutuhan tenaga kerja yang besar untuk panen dan pascapanen. Dari sisi off-farm, penyediaan sarana produksi, termasuk alat/mesin untuk budidaya (backward linkages) dan pascapanen dapat menciptakan/meningkatkan terbukanya kebutuhan tenaga kerja seperti operator, pedagang, jasa perbaikan, dan lain-lain (forward linkages). Peningkatan produktivitas kopi arabika Simalungun masih dimungkinkan. Salah satu aspek untuk meningkatkan produktivitas adalah teknik budidaya. Selama ini, budidaya tanaman kopi yang diterapkan petani umumnya masih bersifat tradisionil. Kualitas sumber bibit diragukan, petani menanam kopi tanpa pohon pelindung, perawatan tanaman dilakukan seadanya dan petani umumnya tidak mengetahui upaya penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Harga jual kopi gabah yang diterima petani selama ini relatif mampu meningkatkan pendapatan. Bahkan manakala harga sayuran (tanaman semusim) tidak menguntungkan, hasil penjualan kopi menjadi pengaman ekonomi petani. Harga jual kopi hendaknya minimal Rp25.000 per tumba. Jika harga di bawah Rp25.000 per tumba, petani tidak bergairah dan cenderung menelantarkan tanaman kopinya. Ketersediaan tenaga kerja merupakan masalah tersendiri bagi petani kopi Simalungun. Mengingat kebutuhan tenaga kerja, khususnya untuk memanen buah, dibutuhkan tenaga kerja yang banyak, akhir-akhir ini petani kopi cenderung kesulitan. Tenaga kerja lokal kelihatannya tidak mencukupi.
Universitas Sumatera Utara
262 Praktisi
LSM
Aktivis lingkungan
Peningkatan produktivitas kopi arabika masih besar peluangnya karena umumnya petani kopi arabika di Simalungun belum menerapkan teknik budidaya kopi yang baik (GAP). Peningkatan kualitas kopi juga masih sangat besar peluangnya jika petani menerapkan GAP dan penanganan pascapanen yang benar. Pengembangan kopi arabika sangat potensial di Kecamatan Raya, Purba, Silimakuta, Pamatang Silimahuta, Dolok Silau, Dolok Pardamean, Sidamanik, Pamatang Sidamanik, dan Haranggaol Horisan. Saat ini, kopi arabika merupakan produk andalan perekonomian masyarakat dimana ± 80% penduduk menanam kopi. Dengan penerapan GAPs, masa produksi kopi dapat berkelanjutan dan berproduksi sepanjang tahun. Kualitas kopi cukup baik, namun perlu konsistensi pengelolaan pascapanen, seperti fermentasi dan sortasi. Perlu penelitian untuk memperoleh bibit unggul khas lokal, pengembangan pasar lelang kopi arabika, dan pemberdayaan petani/kelompok tani agar mampu menjual produk setengah jadi (kopi biji, kopi sangrai) tidak seperti saat ini (kopi buah, kopi gabah). Usahatani kopi memerlukan tenaga kerja lokal sepanjang tahun terutama untuk panen, pengolahan lebih lanjut akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal. Pengembangan produktivitas kopi di Simalungun kemungkinan akan semakin meningkat dengan adanya usaha pemerintah lokal maupun institusi luar yang membantu masyarakat dalam usaha peningkatan produksi kopi yang berstandar international. Potensi perluasan wilayah penanaman kopi masih sangat luas, namun perlu dukungan pemerintah lokal, antara lain pendampingan teknis dari para ahli kopi yang siap membimbing petani, dan investasi pengolahan produk kopi setengah jadi. Untuk meningkatkan kualitas kopi masih perlu penyadaran bagi petani kopi untuk menghasilkan kopi yang diminta pasar. Selama ini umumnya masih bersifat konvensional. Tuntutan proses produksi yang ramah lingkungan (environment friendly) dan menghargai HAM menjadi tanggungjawab bersama dalam sistem rantai pasok (supply chain) kopi. Hal ini dapat menjadikan Simalungun memiliki brand kopi spesialti tersendiri, berdasarkan sertifikasi tertentu seperti Organik dan Fair Trade. Potensi peningkatan pendapatan petani kopi di Simalungun cukup besar, dilihat dari peran komoditas ini meningkatkan daya mampu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Agar berkelanjutan secara ekonomi, perlu peninggkatan kapasitas petani melalui pelatihan dan penguatan kelompok. Kelembagaan petani yang kuat perlu dilibatkan secara konsisten untuk memahami dan merespon sistem pasar kopi internasional. Produk kopi berkualitas baik (sesuai standar mutu) dan adanya kesepakatan yang berkelanjutan antara buyer dengan organisasi petani menjadi kunci peningkatan pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dan kualitas secara otomatis meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor ini akibat pengelolaan yang lebih intensif di kebun kopi.
Universitas Sumatera Utara
263 Lampiran 9. Output SPSS ver. 17: korelasi Pearson antara produktivitas dan pendapatan, antara produktivitas dan jumlah tenaga kerja DATASET ACTIVATE DataSet1. DATASET CLOSE DataSet3. GET FILE='D:\TTT-DATA BARU\DATA BARU GABUNGAN-PER FARM-DALAM KG.sav'. DATASET ACTIVATE DataSet2. DATASET CLOSE DataSet1. GET FILE='D:\TTT-DATA BARU\DATA BARU GABUNGAN PER HA-DALAM KG.sav'. CORRELATIONS /VARIABLES=Y X6 I /PRINT=TWOTAIL NOSIG /STATISTICS DESCRIPTIVES XPROD /MISSING=PAIRWISE.
Usahatani kopi arabika spesialti (gabungan) Descriptive Statistics Mean Produktivitas
N
2299.55
1205.897
289
163.66
119.045
289
39459967.91
4.334E7
289
Jumlah Tenaga Kerja Pendapatan
Std. Deviation
Correlations Jumlah Tenaga Kerja
Produktivitas Produktivitas
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N Jumlah Tenaga Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts
**
.252
.000
.000
4.188E8
2.006E7
3.787E12
1454188.144
69635.742
1.315E10
289
289
289
**
1
-.013
.485
.000
.820
2.006E7
4081487.087
-1.994E10
69635.742
14171.830
-6.924E7
289
289
289
**
-.013
1
.000
.820
Sum of Squares and Crossproducts
3.787E12
-1.994E10
5.409E17
Covariance
1.315E10
-6.924E7
1.878E15
289
289
289
Covariance N Pendapatan
Pendapatan **
.485
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
.252
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Sumatera Utara
264 Usahatani kopi arabika spesialti (sertifikat) Descriptive Statistics Mean Produktivitas Jumlah Tenaga Kerja Pendapatan
Std. Deviation
N
2163.67
1631.507
79
234.95
146.519
79
32437125.25
2.621E7
79
Correlations Produktivitas Produktivitas
Pearson Correlation
Tenaga Kerja 1
Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N Jumlah Tenaga Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N
Pendapatan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pendapatan **
.932
**
.995
.000
.000
2.076E8
1.738E7
3.319E12
2661816.403
222799.816
4.255E10
79
79
79
**
1
.932
**
.900
.000
.000
1.738E7
1674483.797
2.697E11
222799.816
21467.741
3.458E9
79
79
79
**
**
1
.995
.900
.000
.000
Sum of Squares and Crossproducts
3.319E12
2.697E11
5.360E16
Covariance
4.255E10
3.458E9
6.871E14
79
79
79
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Sumatera Utara
265 Usahatani kopi arabika spesialti (non-sertifikat) Descriptive Statistics Mean Produktivitas
Std. Deviation
2350.67
Jumlah Tenaga Kerja Pendapatan
N
1000.424
210
136.84
94.196
210
42101894.43
4.802E7
210
Correlations Produktivitas Produktivitas
Pearson Correlation
Tenaga Kerja
.036
.006
.601
2.092E8
3729906.829
3.641E11
1000847.389
17846.444
1.742E9
210
210
210
**
1
Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N Jumlah Tenaga Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts
.189
.189
**
.249
.006
.000
3729906.829
1854434.495
2.352E11
17846.444
8872.892
1.126E9
210
210
210
Pearson Correlation
.036
**
1
Sig. (2-tailed)
.601
.000
3.641E11
2.352E11
4.819E17
1.742E9
1.126E9
2.306E15
210
210
210
Covariance N Pendapatan
Pendapatan **
1
Sum of Squares and Crossproducts Covariance N
.249
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Sumatera Utara
266 Lampiran 10. Daftar lembaga tempat responden narasumber
No. 1.
2. 3. 4.
5.
Nama lembaga International Finance Corporation (IFC), Jakarta Universitas Simalungun USAID-AMARTA Conservation International (CI) Indonesia Pelpem GKPS Jumlah
Bidang tugas responden Konsultan agribisnis
Kategori responden Pakar
Jumlah narasumber 1
Dosen Agroteknologi Coordinator of coffee trainer Volunteer
Akademisi
1
Praktisi
1
Aktivis lingkungan
1
Direktur
LSM
1 5
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Analisis skenario kondisi yang mungkin dicapai tahun 2012 - 2020 berdasarkan Skenario 1, Skenario 2, dan Skenario 3 Skenario-1 Luas kebun (ha) Jumlah rumah tangga Produktivitas (kg/ha/tahun) Produksi total (juta kg/tahun) Harga premium (Rp/kg) Pendapatan usahatani (Rp juta/thn) Penerimaan tenaga kerja (Rp juta/thn) Penyerapan tenaga kerja total (HKO/tahun)
growth 2011 2012 2013 2014 1015 2016 2017 2018 2019 2020 7% 6.769 7.243 7.750 8.292 8.873 9.494 10.158 10.870 11.630 12.445 2,35% 16.416 16.802 17.197 17.601 18.014 18.438 18.871 19.314 19.768 20.233 6% 2.299 2.437 2.437 2.437 2.437 2.583 2.583 2.583 2.583 2.348 -15,56 17,65 18,89 20,21 21,62 24,52 26,24 28,08 30,04 29,22 3,58% 20.027 20.744 21.487 22.256 23.053 23.878 24.733 25.618 26.535 27.485 -311.659 366.138 405.803 449.754 498.465 585.599 648.967 719.255 797.154 803.111 -38.854 41.574 44.484 47.598 50.930 54.495 58.309 62.391 66.759 71.432 7% 1.110.116 1.187.824 1.270.972 1.359.940 1.455.136 1.556.995 1.665.985 1.782.604 1.907.386 2.040.903
Skenario-2 Luas kebun (ha) Jumlah rumah tangga Produktivitas (kg/ha/tahun) Produksi total (juta kg/tahun) Harga premium (Rp/kg) Pendapatan usahatani (Rp juta/thn) Penerimaan tenaga kerja (Rp juta/thn) Penyerapan tenaga kerja total (HKO/tahun)
growth 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 7,70% 6.769 7.290 7.852 8.456 9.107 9.809 10.564 11.377 12.253 13.197 2,59% 16.416 16.841 17.277 17.725 18.184 18.655 19.138 19.634 20.142 20.664 6,60% 2.299 2.451 2.451 2.451 2.451 2.613 2.613 2.613 2.613 2.613 -15,56 17,87 19,24 20,73 22,32 25,63 27,60 29,73 32,02 34,48 3,94% 20.027 20.816 21.636 22.489 23.375 24.296 25.253 26.248 27.282 28.357 -311.659 371.908 416.371 466.100 521.768 622.634 697.060 780.313 873.509 977.835 -38.854 41.846 45.068 48.538 52.276 56.301 60.636 65.305 70.333 75.749 7,70% 1.110.116 1.195.595 1.287.656 1.386.805 1.493.589 1.608.596 1.732.457 1.865.857 2.009.528 2.164.261
Skenario-3 Luas kebun (ha) Jumlah rumah tangga Produktivitas (kg/ha/tahun) Produksi total (juta kg/tahun) Harga premium (Rp/kg) Pendapatan usahatani (Rp juta/thn) Penerimaan tenaga kerja (Rp juta/thn) Penyerapan tenaga kerja total (HKO/tahun)
growth 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 8,40% 6.769 7.338 7.954 8.622 9.346 10.131 10.982 11.905 12.905 13.989 2,82% 16.416 16.879 17.355 17.844 18.348 18.865 19.397 19.944 20.506 21.085 7,20% 2.299 2.465 2.465 2.465 2.465 2.642 2.642 2.642 2.642 2.642 -15,56 18,08 19,61 21,25 23,04 26,77 29,02 31,45 34,10 36,96 4,80% 20.027 20.988 21.996 23.052 24.158 25.318 26.533 27.806 29.141 30.540 -311.659 379.546 431.259 489.924 556.570 677.805 769.869 874.595 993.568 1.128.725 -38.854 42.118 45.656 49.491 53.648 58.154 63.039 68.335 74.075 80.297 8,40% 1.110.116 1.203.366 1.304.448 1.414.022 1.532.800 1.661.555 1.801.126 1.952.420 2.116.424 2.294.203
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Peningkatan aktivitas ekonomi berdasarkan kebutuhan input produksi dan sarana lain tahun 2012–2020 untuk Skenario 1 2012
2013
Kondisi atau kebutuhan pada tahun ... (Skenario 1) 2014 2015 2016 2017 2018
--
7.243
7.750
8.292
8.873
9.494
10.158
0,35 kg/phn
5 kg/pohon
79.454
85.016
90.967
97.334
104.148
- Urea
ta
2 x 100 g/phn
3.178
3.401
3.639
3.893
- Phonska
ta
2 x 100 g/phn
3.178
3.401
3.639
- KCl
ta
2 x 100 g/phn
3.178
3.401
Pupuk majemuk (ton)
83 g/phn
2 x 200 g/phn
6.356
Dolomit (ton)
--
0,5 kg/phn
Beauveria bassiana (kg)*
--
Perangkap (unit)**
Aktivitas ekonomi
Kinerja saat ini
Luas kebun (ha)
6.769 ha
Pupuk organik (ton)
Rekomendasi
2019
2020
10.870
11.630
12.445
111.438
119.239
127.586
136.516
4.166
4.458
4.770
5.103
5.461
3.893
4.166
4.458
4.770
5.103
5.461
3.639
3.893
4.166
4.458
4.770
5.103
5.461
6.801
7.277
7.787
8.332
8.915
9.539
10.207
10.921
7.945
8.502
9.097
9.733
10.415
11.144
11.924
12.759
13.652
3 x 2,5 kg/ha
2.716
5.812
9.329
13.309
17.801
22.856
28.533
34.891
42.000
--
24 unit/ha
4.346
4.650
4.975
5.324
5.696
6.095
6.522
6.978
7.467
Bibit pohon pelindung non-pangkas (ribu bibit)
13 phn/ha
70 phn/ha
33
35
38
41
43
47
50
53
57
Bibit pohon pelindung pangkas (ribu bibit)
--
400 phn/ha
190
203
217
232
248
266
284
304
326
Bibit kopi bersertifikat (ribu bibit)
2.194 phn/ha
2.000 phn/ha
948
1.014
1.085
1.161
1.242
1.329
1.422
1.522
1.628
Kredit usahatani kopi spesialti (KUK), Rp juta***
--
Rp14.570.000/ha
1.055
2.258
3.625
5.171
6.916
8.881
11.086
13.556
16.319
Pupuk tunggal (ton):
ta = tidak ada data; *Aplikasi untuk 5% dari luas kebun setiap tahun; **Aplikasi untuk 2,5% dari luas kebun setiap tahun *** Rp3.600.000/ha untuk biaya pupuk tunggal, Rp10.970.000/ha untuk biaya pupuk organik, asumsi 1% dari luas lahan menerima kredit setiap tahun
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12 (lanjutan). Peningkatan aktivitas ekonomi berdasarkan kebutuhan input produksi dan sarana lain tahun 2012–2020 untuk Skenario 2 Aktivitas ekonomi
Kinerja saat ini
Rekomendasi
Luas kebun (ha)
6.769 ha
--
Pupuk organik (ton)
0,35 kg/phn
5 kg/pohon
2012
2013
Kondisi atau kebutuhan pada tahun ... (Skenario 2) 2014 2015 2016 2017 2018
2019
2020
7.290
7.852
8.456
9.107
9.809
10.564
11.377
12.253
13.197
79.974
86.132
92.764
99.907
107.599
115.885
124.808
134.418
144.768
Pupuk tunggal (ton): -
Urea
ta
2 x 100 g/phn
3.199
3.445
3.711
3.996
4.304
4.635
4.992
5.377
5.791
-
Phonska
ta
2 x 100 g/phn
3.199
3.445
3.711
3.996
4.304
4.635
4.992
5.377
5.791
-
KCl
ta
2 x 100 g/phn
3.199
3.445
3.711
3.996
4.304
4.635
4.992
5.377
5.791
Pupuk majemuk (ton)
83 g/phn
2 x 200 g/phn
6.398
6.891
7.421
7.993
8.608
9.271
9.985
10.753
11.581
Dolomit (ton)
--
0,5 kg/phn
7.997
8.613
9.276
9.991
10.760
11.588
12.481
13.442
14.477
Beauveria bassiana (kg)*
--
3 x 2,5 kg/ha
2.734
5.889
9.513
13.661
18.391
23.768
29.865
36.760
44.539
Perangkap (unit)**
--
24 unit/ha
4.374
4.711
5.074
5.464
5.885
6.338
6.826
7.352
7.918
Bibit pohon pelindung non-pangkas (ribu bibit)
13 phn/ha
70 phn/ha
36
39
42
46
49
53
57
61
66
Bibit pohon pelindung pangkas (ribu bibit)
--
400 phn/ha
208
225
242
260
281
302
325
350
377
Bibit kopi bersertifikat (ribu bibit)
2.194 phn/ha
2.000 phn/ha
1.042
1.123
1.209
1.302
1.403
1.511
1.627
1.752
1.887
Kredit usahatani kopi spesialti (KUK), Rp juta***
--
Rp14.570.000/ha
1.062
2.288
3.696
5.308
7.145
9.235
11.604
14.282
17.305
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12 (lanjutan). Peningkatan aktivitas ekonomi berdasarkan kebutuhan input produksi dan sarana lain tahun 2012–2020 untuk Skenario 3 Aktivitas ekonomi
Kinerja saat ini
Rekomendasi
Luas kebun (ha)
6.769 ha
--
Pupuk organik (ton)
0,35 kg/phn
5 kg/pohon
- Urea
ta
- Phonska - KCl
2012
2013
Kondisi atau kebutuhan pada tahun ... (Skenario 3) 2014 2015 2016 2017 2018
2019
2020
7.338
7.954
8.622
9.346
10.131
10.982
11.905
12.905
13.989
80.493
87.255
94.584
102.529
111.142
120.478
130.598
141.568
153.460
2 x 100 g/phn
3.220
3.490
3.783
4.101
4.446
4.819
5.224
5.663
6.138
ta
2 x 100 g/phn
3.220
3.490
3.783
4.101
4.446
4.819
5.224
5.663
6.138
ta
2 x 100 g/phn
3.220
3.490
3.783
4.101
4.446
4.819
5.224
5.663
6.138
Pupuk majemuk (ton)
83 g/phn
2 x 200 g/phn
6.439
6.980
7.567
8.202
8.891
9.638
10.448
11.325
12.277
Dolomit (ton)
--
0,5 kg/phn
8.049
8.725
9.458
10.253
11.114
12.048
13.060
14.157
15.346
Beauveria bassiana (kg)*
--
3 x 2,5 kg/ha
2.752
5.965
9.700
14.020
18.996
24.711
31.251
38.715
47.213
Perangkap (unit)**
--
24 unit/ha
4.403
4.772
5.173
5.608
6.079
6.589
7.143
7.743
8.393
Bibit pohon pelindung non-pangkas (ribu bibit)
13 phn/ha
70 phn/ha
40
43
47
51
55
60
65
70
76
400 phn/ha
227
247
267
290
314
340
369
400
434
Pupuk tunggal (ton):
Bibit pohon pelindung non-pangkas (ribu bibit) Bibit kopi bersertifikat (ribu bibit)
2.194 phn/ha
2.000 phn/ha
1.137
1.233
1.336
1.449
1.570
1.702
1.845
2.000
2.168
Kredit usahatani kopi spesialti (KUK), Rp juta***
--
Rp14.570.000/ha
1.069
2.318
3.769
5.447
7.381
9.601
12.142
15.042
18.344
Universitas Sumatera Utara
271 Lampiran 13. Model PEL Berbasis Agribisnis Kopi Arabika Spesialti di Dataran Tinggi Simalungun
1. Faktor Sosial-ekonomi
4. Tata guna lahan Revisi SK 44/2005 Pemetaan wilayah produksi dan potensi perluasan kebun kopi arabika spesialti
Peningkatan luas kebun Optimalisasi tenaga kerja Peningkatan jumlah pupuk Pemanfaatan lahan Fasilitasi kredit formal
5. Kebijakan dan program
3. Sertifikasi kopi Kemitraan gapoktan [koperasi]perusahaan daerah-eksportirlembaga sertifikasi
Kualitas kopi arabika spesialti 6. Kelembagaan dan fasilitas pendukung
SKPD dan UPTD Perusahaan Daerah Kelembagaan petani 325 tenaga penyuluh Kebun induk/kebun bibit FTC-IFC (P3KS) Perguruan Tinggi Lembaga Swadaya Masyarakat
Peningkatan produksi kopi arabika spesialti
Pohon pelindung Pupuk organik Pemangkasan tanaman kopi Konservasi lahan Pengendalian PBKo
Kebijakan: Pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal Program: pengembangan model farm, pelatihan usahatani terpadu, peningkatan kapasitas petani dalam manajemen usahatani, pelatihan tenaga penyuluh khusus kopi spesialti, fasilitasi akses petani terhadap input, pengembangan kebun benih dan kebun bibit desa, fasilitasi kredit usahatani kopi Arabika spesialti, revitalisasi pendataan dan pemetaan wilayah kopi arabika spesialti (untuk inisiasi Indikasi Geografis), standardisasi pulper dan pengolahan semi-basah, sosialisasi dan event kopi spesialti, pengembangan pusat pemasaran dan pengolahan, pengembangan pusat penelitian kopi, pengembangan produk untuk regional brand Simalungun Mountain Coffee (SMC), peningkatan infrastruktur wilayah
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
2. Faktor Ekologi
Peningkatan pendapatan wilayah Peningkatan penyerapan tenaga kerja Peningkatan aktivitas ekonomi
Universitas Sumatera Utara