35
KONDISI WILAYAH STUDI Geografi dan Demografi Kabupaten Tanj ung Jabung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Posis i wilayah ini secara geogafi terletak pada 0o 53” – 1o 4” LS dan 103o 23” - 104o 31” BT dengan luas daratan sekitar 5.445 Km2 sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Sumatra Selatan. Daerah ini memiliki panjang pantai sekitar 225 Km dan merupakan 90 % dari panjang pantai yang dimiliki Provinsi Jambi. Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki ketinggian antara 0-10 m di atas permukaan laut dengan kondisi dasar perairan landai dan berlumpur (mud flat), pantai banyak ditumbuhi oleh hutan mangrove dan hutan rawa tropik. Seperti halnya pantai Timur Sumatra lainnya daerah ini banyak ditemui muara sungai baik besar maupun kecil. Kabuapten Tanjung Jabung Timur terdapat 21 sungai dengan 5 sungai besar yaitu Sungai Batang Hari, Sungai Berbak, Sungai Mendahara, Sungai Lagan dan Sungai Air Hitam Laut dan 16 sungai kecil yaitu sungai Pangkal Duri, Sungai Simbur Naik, Sungai Cemara, Sungai Pamusiran, Sungai Benuh, Sungai Itik, Sungai Lokan, Sungai Jambat, Sungai Sayang, Sungai Remau Bakotuo, Sungai Labuhan Pering, Sungai Jambat, Sungai Teluk Kijing, Sungai Alang-alang dan Sungai Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki 4 Kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 39 buah dan Kelurahan sebanyak 2 buah, dengan jumlah penduduk yang mendiami Kecamatan pesisir adalah sebanyak 146.722 jiwa dari jumlah total
penduduk 200.987 jiwa,
(BPS Tanjung Jabung Timur, 2003).
Penyebaran penduduk tidak merata, dengan kepadatan penduduk terdapat di Kecamatan Muara Sabak yaitu sebanya 124 jiwa/Km2 , sedangkan Kecamatan paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Sadu yaitu sebanyak 7 jiwa/Km2 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:
36
Tabel 14. Pembagian administratif dan jumlah penduduk pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2003. Kecamatan Jumlah Luas Penduduk Kepadatan Penyebara 2 Desa (Km ) (Jiwa) (Jiwa/Km2) n (buah) (%) Mendahara 13 1 666.40 51 317 31 35.19 Muara Sabak 12 441.70 54 736 124 37.54 Nipah 7 234.50 27 386 117 18.78 Panjang Sadu 9 1.821,20 12 383 7 8.49 Jumlah 41 2 663.50 145 822 55 100.00 Sumber: BPS Tanjung Jabung Timur, 2003
Dari 6 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tedapat 4 Kecamatan yang memiliki wilayah pesisir (berbatasan dengan laut) yaitu Kecamatan Muara Sabak, Nipah Panjang, Mendahara dan Sadu, sedangkan jumlah desa yang berbatasan dengan wilayah pesisir adalah sebanyak 21 desa. Penyebaran penduduk di wilayah pesisir tidak merata, pemukiman padat penduduk berada pada daerah-daerah dekat dengan akses transportasi air (muara sungai, dermaga, pelabuhan, Tempat Pendaratan Ikan), daerah dekat pusat pemerintahan (ibu kota Kabupaten, Kecamatan dan Desa) serta pusat kegiatan pekonomian (pasar). Sarana dan Prasarana Umum Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2003 pada wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur sarana ekonomi terdapat yaitu 1 buah Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan 1 buah BRI (1 Kantor Cabang dan 4 Kantor kas). Sedangkan KUD ada 22 buah dimana 9 buah diantaranya adalah KUD nelayan. Kantor Pos terdapat disetiap kecamatan, sedangkan jumlah yang ada sebanyak Wartel 10 buah, 16 buah pasar. Berdasarkan laporan dari BPS Kabupaten Tanj ung Jabung tahun 2003 tersebut pada wilayah pesisir Kabuapten ini tercatat 10 buah penginapan dan 4 buah pelabuhan, 14 buah dermaga dan 2 buah terminal. Penyebaran fasilitas ekonomi tersebut seperti terteta pada Tabel 15 berikut.
37
Tabel 15. Sarana ekonomi di pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur tahun 2003 Sarana ekonomi
Mendahara
Bank (unit) KUD (unit) Pos (unit) Wartel (unit Pasar (buah) Penginapan (buah) Pelabuhan (init) Dermaga (unit) Terminal (unit)
1 7 1 3 4 2 1 4 1
KECAMATAN Muara Sabak Nipah Panjang 2 1 6 6 1 1 4 3 6 4 3 2 2 4 1
Sadu
1 3 -
Total
3 1 2 3
4 22 4 10 16 10
3 -
4 14 2
Sumber : BPS Tanjung Jabung Timur, 2003
Pendud uk Kabupaten Tanj ung Jabung Timur berjumlah 200.987 jiwa sebanyak 98 % memeluk agama Islam (BPS Tanjung Jabung Timur, 2003). Pada wilayah pesisir daerah ini memiliki tempat ibadah berupa mesjid sebanyak 49 buah dan Mushola sebanyak 133 buah (BPS Tanjung Jabung Timur, 2003). Sampai saat ini belum ada satupun tempat peribatan agama selain agama Islam yang terdapat di daerah ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Sarana ibadah (unit) di pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur tahun 2003 Sarana ibadah Mesjid Mushola
Mendahara 13 57
KECAMATAN Muara Sabak Nipah Panjang 15 13 23 45
Sadu 8 8
Total 49 133
Sumber : BPS Tanjung Jabung Timur, 2003
Pada wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur belum mempunyai perguruan tinggi baik Akademi, Sekolah Tinggi, Institut maupun Universitas. Sedangkan untuk sarana pendidikan berupa Taman Kanak-kanak (TK) terdapat sebanyak14 buah, sarana pendidikan setingkat SD cukup memadai yaitu 154 buah SD dan 64 buah Madrasah Ibtidaiyah (MI), begitu pula dengan sekolah lanjutan pertama sebanyak 18 buah, SMP dan 24 buah Madrasah Tsanawiyah (MTs). Untuk tingkat sekolah lanjutan atas terdapat buah SMU, 13 buah Madrasah MA dan 1 buah Sekolah Menengah Kelautan dan Perikanan. Di daerah ini juga sudah terdapat 4 buah tempat kursus tersebar pada 3 Kecamatan. Penyebaran sarana
38
pendidikan di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti pada Tabel 17 berikut. Tabel 17. Sarana pedidikan di pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur tahun 2003 Sarana pendidikan Mendahara TK SD MI SMP MTs SMU MA SMK KURSUS PT
5 50 30 6 9 2 3 1 -
KECAMATAN Muara Sabak Nipah Panjang 8 1 44 30 27 4 6 4 10 1 2 1 7 1 1 2 1 -
Sadu 20 3 2 2 1 2 -
Total 14 154 64 18 24 6 13 1 4 -
Sumber : BPS Tanjung Jabung Timu r, 2003
Pada wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur baru terdapat 1 unitRumah Sakit yang dahulunya merupakan Puskesmas Kecamatan Muara Sabak. Sejak tahun 2001 Puskesmas ini dinaikan statusnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Sedangkan jumlah Puskesmas sebanyak 8 unit dan Puskemas Pembantu (Pustu) sebanyak 13 unit. Untuk sarana kesehatan seperti poryandu beru terdapat 41 buah, depot obat sebanyak 6 unit, apotik 4 buah dan klinik Keluarga Berencana (klinik KB) sebanyak 21 unit. Secara umum fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur masih jauh dari mencukupi baik jumlah maupun kualitasnya (Tabel 18). Tabel 18. Sarana kesehatan di pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur tahun 2003 Sarana kesehatan R.Sakit (nit) Puskesmas (unit) Pustu (unit) Prak. Dokter (orang) Apotik (unit) Depot Obat (unit) Posyandu (unit) Prak. Bidan (orang) Klinik KB (unit)
Mendahara 2 3 4 1 1 13 10 6
Sumber: BPS Tanjung Jabung Timur, 2003
KECAMATAN Muara Nipah Sabak Panjang 1 1 2 5 3 4 3 2 1 3 1 12 7 8 10 7 4
Total Sadu 3 3 3 1 9 6 4
1 8 13 14 4 6 41 34 21
39
Perikanan Perikanan pesisir merupakan salah satu sektor unggulan perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Perikanan wilayah pesisir cukup potensial dikembangkan adalah perikanan tangkap, budidaya tambak dan pengolahan hasil perikanan. Disamping itu pada daerah tertentu dengan didahului penelitian yang spesifikasi lolasi diperkirakan dapat dikembangkan budidaya laut dan pembenihan ikan/udang laut (hatchery).
Sektor ikutan dapat berkembang antara lain
peradagangan, penampungan, pembuatan alat tangkap dan perahu/kapal, pembuatan es, pakan ikan dan transportasi. Produksi perikanan pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti tertera pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Produksi perikanan pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur tahun 2004 Kecamatan
Laut (ton) 5 768.39 11 537.04
P.Umum (ton) 106.14 35.38
Tambak (ton) 138.78 185.04
Ma. Sabak Nipah Panjang Mendahara 4 326.52 169.82 115.65 Sadu 7 210.65 1.71 23.13 Jumlah 28 842.60 313.05 462.6 Sumber: DKP Kabupaten Tanjab Timur, 2004
Keramba (ton) 2.20 2.16
Kolam (ton) 5.13 3.07
4.36
3.76 1.71 13.67
KJA (ton) -
Jumlah (ton) 6 020.64 11 762.69
0,9 0,9
4 615.62 7 328.10 29 727.05
Sektor perikanan di wilayah ini juga telah menumbuhkan minat usaha dari beberapa pihak untuk menanamkan modalnya, saat ini tercatat 10 pengusaha yang telah melakukan penanaman modal yaitu seperti tergambar pada Tabel 20 berikut Tabel 20. Daftar penanam modal/pengusaha subsektor perikanan Nama Perusahaan Cahaya Rezeki Sumber Laut Utama
Alamat/Lokasi Kuala Mendahara Kuala Mendahara
Ayong
Simbur Naik
Ang Kit
Kampung Laut
Bidang Usaha Penampung hasil Cold storage dan pengolahan Penangkapan dan penampungan sda
Arifin
Kampung Laut
sda
Jutawan
Nipah Panjang
sda
Amin Hamid
Sungai Itik Air Hitam Laut
sda sda
Mahmud Korean Aqua Investment
Sungai Benuh Lagan Ilir
sda Tambak
Sumber: DKP Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2004
Jumlah Kapal (unit) 11 unit 10 GT, 3 unit 20 GT, 1 unit 50 GT 15 unit 10 GT, 3 unit 20 GT 10 unit 10 GT, 2 unit 20 GT 14 unit 10 GT, 3 unit 20 GT 8 unit 10 GT, 1 unit 20 GT 12 unit 10 GT, 2 unit 20 GT 6 unit 10 GT, 1 unit 20 GT -
40
Bila dilihat Tabel 20 tersebut bahwa pihak yang melakukan penanaman modal di Kabupaten Tanjung Jabung Timur bergerak pada usaha penampungan, pengolahan serta untuk usaha penangkapan ikan laut dan budidaya tambak. Beberapa jenis dan jumlah alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Tanj ung Jabung Timur untuk menangkap ikan di laut seperti tertera pada Tabel 21 berikut. Tabel 21. Jumlah alat tangkap di Kabupaten Tanjab Timur tahun 2004 Jenis Alat Tangkap
Jumlah
Jenis Alat Tangkap
Jumlah
Unit)
(unit)
(unit)
Jaring Insang Hanyut
441 Jermal
Jaring Insang Tetap
127 Kelong Pantai
193
Jaring Lingkar
280 Lampara Dasar
603
Bagan Tancap/Kelong
213 Alat tangkap lainya
216
Jaring/Sodong
69
39 Rawai
220
Jaring Angkat/Gombong
212 Belat
585
Tramel Net/Jaring Klitik
140 Pengumpul Kerang
310
Sumber: DKP Tanjung Jabung Timur, 2004
Sedangkan armada atau kapal/perahu yang digunakan dalam penangkapan ikan terdiri dari perahu tanpa motor, motor temple (perahu besar bermotor) dan kapal motor. Jenis dan jumlah armada yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan di laut di Kabupaten Ta njab Timur seperti disajikan pada Tabel 22 berikut. Tabel 22. Jumlah armada penangkap ikan laut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kecamatan
Perahu tanpa
Motor temple
Kapal motor
Motor (unit)
(unit)
(unit)
Mendahara
55
123
246
Muara Sabak
73
163
328
Nipah Panjang
146
327
656
92
204
410
366
817
1.640
Sadu Jumlah
Sumber: DKP Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2004
Pengelolaan sektor perikanan di Kabupaten Tanjab Timur juga didukung oleh
kelembagaan
perkoperasian
yaitu
KUD
nelayan.
Perkembangan
41
kelembagaan usaha perikanan tersebut cukup mengembirakan. Saat ini terdapat 9 buah KUD nelayan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti tertera pada Tablel 23 berikut. Tabel 23. KUD nelayan di pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2003 Nama KUD
Lokasi
KUD Nelayan Teladan KUD Mendahara KUD Kuala Jambi KUD Mutiara KUD Simbur Naik KUD Sungai Raya Indah KUD Tri Darma KUD Suka Bersatu KUD Harapan Tani
Jumlah Anggota (orang)
Pangkal Duri Mendahara Ilir Kampung Laut Lambur Simbur Naik Sungai Raya Nipah Panjang Sungai Itik Nipah Panjang
30 85 35 108 40 25 130 34 40
Sumber: DKP Kabuapten Tanjung Jabung Timur, 2003
KUD nelayan tersebut melayani anggotanya untuk keperluan simpan pinjam, pengadaan saprodi perikanan dan peralatan tangkap, kebutuhan hidup sehari- hari, pemasaran produksi, sewa peralatan usha perikanan serta keperluan lainnya seperti pengadaan bahan bangunan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi tambak 18 757 ha, tetapi baru dimanfaatkan menjadi lahan tambak seluas 446 ha yang tersebar di 4 Kecamatan pesisir yaitu Muara Sabak, Mendahara, Nipah Panjang dan Sadu. Sampai sat ini belum ada publikasi potensi lahan yang dapat dibuat kolam, namun sampai saat ini terdapat lebih 139 ha kolam dan 4 buah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) (Tabel 24). Tabel 24. Potensi, pemanfaatan dan sarana perikanan Kabupaten Tanjab Timur KECAMATAN M.Sabak Nipah Panjang 4 821 6 650 2 430
Mendahara Potensi Tambak (ha) Pemanfataan Tambak (ha) Potensi Kolam (ha) Pemanfaatan kolam (ha) TPI (buah) Potensi Budidaya Laut (ha)
Total
Sadu 4 356
18 757
140
110
180
16
446
-
-
-
-
34
70
10
25
Tidak ada data 139
1
1
2
-
4
-
-
-
50
50
Sumber: DKP Kabupaten Tanjab Timur, 2003 & DKP Provinsi Jambi, 2002
42
Ekosistem Pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur memiliki garis pantai sepanjang 225 Km merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 10 m di atas permukaan laut. Pada wilayah pesisirnya terdapat hutan rawa gambut, hutan bakau (mangrove), asosiasi nipah, lahan pertanian, terumbu karang dan pulau-pulau kecil. Ekosistem hutan rawa gambut banyak dijumpai di Kecamatan Nipah Panjang, Muara Sabak, Sadu dan Mendahara dengan jenis tumbuhan durenan (Durio carinats), jangkung (Xylopia malayana), mahang (Macarang Sp), dan arang-arang (Diospyrosrigida). Pada hutan rawa gambut selain berkembang jenis kayu hutan, daerah ini telah berkembang menjadi daerah pertanian dan perkebunan seperti padi pasang surut, kelapa, kopi, pinang dan kakau (coklat) serta beberapa tanaman palawiaja, sayuran dan buah-buahan (hortikultura). Ekosistem pesisir menyebar mulai dari pesisir pantai sampai ke arah daratan yang masih dipengaruhi pasang surut air laut (Bappeda Provinsi Jambi dan CV. Asco, 2002). Kondisi hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur masih relatif baik, terumata pada kawasan suaka hutan mangrove mulai dari Kecamatan Mendahara, Muara Sabak dan Kecamatan Nipah Panjang. Pada Kecamatan Sadu disamping terdapat berbagai jenis hutan bakau juga ditumbuhi oleh
cemara laut. Tumbuhan mangrove yang dominan terdapat di pesisir
Kabupaten Tanjab Timur adalah bakau merah (Rhizophora apiculata), api-api (Avicennia marina dan Avicennia alba), pedada (Sonneratia Sp) dan Bruguera Sp. Sukardjo (1991) in Laporan Departemen Kehutanan RI (1997) melaporkan di wilayah ini terdapat 57 jenis mangrove, baik sejati maupun mangrove ikutan. Pada wilayah yang terpengaruh oleh air tawar seperti daerah dekat muara sungai atau muara sungai cukup banyak ditemui asosiasi nipah (Nhypa fruticans). Kondisi tumbuhan nipah ini sudah mulai berkurang karena diambil masyarakat untuk membuat atap rumah, gula merah dan alih fungsi lahan untuk tambak, kebun kelapa serta akhir-akhir untuk lokasi bangunan sarang burung walet. Di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga terdapat terdapat 3 lokasi gugusan pulau kecil yaitu pulau-pulau kecil di muara sungai Berbak Kecamatan Nipah Panjang (Sungai Nipah Panjang) yaitu Pulau Mudo, Pulau Walambi, Pulau Parang Kudo, Pulau Telor dan Pulau Nyiri yang merupakan
43
pulau delta yang pembentukannya dari endapan sedimen. Gugusan pulau lain yang merupakan pulau atol terdapat pada gugusan pulau Berhala (6 pulau kecil) yang berbatasan dengan Propinsi Kepulauan Riau dan gugusan pulau Tengah (7 pulau kecil) yang berbatasan dengan Propinsi Bangka Belitung. Untuk kepulauan Berhala dan gugusan kepulauan Tengah berjarak lebih kurang 10 mill dari daratan pantai timur pulau Sumatra yang memiliki panorama alam sangat indah dan baik dikembangkan untuk wisata bahari. Kualitas Perairan Pesisir dan Kondisi Oceanografi Survey Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi tahun 2002 tercatat nilai parameter kualitas air di perairan laut seperti pada Tabel 25. Tabel 25. Parameter kualitas air perairan pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur. Parameter Kedalaman (m) Kecerahan (m) Salinitas (o/oo) PH Suhu (o C) DO (ppm) CO2 (ppm) NH4OH (ppm) NO2 (ppm) Daya hantar listrik (µs)
Pangkal Duri 2.00 0.38 16.00 7.30 29.50 4.70 2.50 0.90 0.00 25.50
Stasiun Pengamatan Mendahara-K LamburTungkal S.Naik 6.10 18.50 1.60 2.66 24.00 22.00 7.40 7.50 30,50 29.50 3.70 3.20 2.40 2.10 0.00 0.00 0.00 0.00 25.40 26.10
T.Jabung- Air Hitam 18.30 3.26 28.00 7.30 29.50 3.30 2.80 0.00 0.00 27.60
Sumber : DKP Provinsi Jambi, 2002
Pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur mulai dari desa Pangkal Duri (berbatasan dengan Kabupaten Tanjab Barat) sampai Desa Sungai Itik relatif berkelok-berkelok, dan selnjutnya membelok tajam dan relatif lurus sampai ke Desa Sungai Benuh (berbatasan Sumatra Selatan). Kondisi pantainya landai dan sebagian besar berupa hamparan lumpur (mud flat). Bila terjadi air surut bagian pantai yang kering bisa mencapai 1.50 Km ke arah laut. Tabel 26 berikut memberikan gambaran tentang kondisi kedalaman, kecepatan arus, arah arus, kecerahan dan dasar perairan pada kawasan pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur.
44
Tabel 26. Kondisi oceanografi kawasan pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kedalaman (m)
Kecepatan Arus (m/dtk)
3.8 – 5.10
0.30-0.35
-
0.82-1.56
6.1
0.30-0.50
B
1.80-2.18
2.50
0.74-1.32
BL
0.76-1.10
3.30-18.50
0.6-0.39
TL
0.39-1.23
Slope
2.20 – 2.90
0.25-0.36
T
0.96-2.10
Drop off
2.30 – 6.50 2.30 – 2.90 3.30 – 8.20
0.53-1.10 0.21-0.69 0.30-0.76
B S BL
0.45-1.30 0.36-1.20 1.00-2.65
Lambur-N.Panjang
2.60 – 3.80
0.25-0.31
B
1.67
Sei. Itik-Sei Sayang
7.60-18.50
0.49-1.20
BL
-
Sei. SayangA.Hitam A. Hitam-Ma.Sei Itik
2.60-4.30
0.36-0.46
B
0.59-3.30
Berlumpur Berlumpur Rata, berlumpur Tidak rata, Berlumpur Rata, drop off Slope-datar
4.60-6.50
0.23-0,.9
B
0.36-0.91
Berlumpur
7.60-18.50
0.49-1.20
BL
1.70-3.26
Rata, berlumpur
Stasiun Pengamatan Jalur I (1 -3 mil) Pgkln. Duri-Sei Ayam Sei. AyamMendahara A. Hitam-Ma.Sei Itik Jalur II (4-7 mil) Ma.Sei.ItikMendahara Ma. Sei ItikN.Panjang N. Panjang. Tl.Kijing Tlk. Kijing-Kp.Laut Kp. Laut-Mendahara Mendahara-Lambur
Arah Kecerahan Arus (m)
Dasar Perairan Rata, berlumpur Rata, berlumpur Rata, berlumpur
Sumber: Tim Survey BPPI Semarang (1996) dalam DKP Provinsi Jambi, 2002
Keterangan : B= Barat, BL = Barat Laut, TL = Timur Laut, S=Selatan Dari Tabel 26 tersebut tergambar bahwa perairan pesisir dan laut Kabupaten Tanjung Jabung Timur relatif dangkal yaitu pada posisi
4 mill kedalaman
maksimal 1,58 meter (pada satu titik), tetapi sebagian besar mempunyai kedalaman maksimal 6 meter. Bagian terdangkal dengan kedalaman 2,5–3,5 meter. Kondisi dasar laut Kabupaten Tanjab Timur hampir seluruhnya datar atau slope datar dengan dasar berlumpur. Berdasarkan Tabel 29 tersebut hanya dasar perairan pesisir antara muara sungai Nipah Panjang dan laut Desa sungai Itik yang agak curam (drop off).
45
Iklim Kondisi iklim suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor suhu, curah hujan, angin dan kelembaban udara. Suhu udara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkisar antara 21,9 o C – 32 o C dengan suhu rata-rata 26,9 o C. Curah hujan yang cukup besar terjadi sepanjang bulan Nopember sampai April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai Oktober setiap tahunnya. Pantauan yang dilakukan sepuluh tahun terakhir dari 1982 sampai dengan tahun 1991 curah hujan tahunan antara 1 905 mm – 2 837 mm dengan curah hujan rata-rata 2 400 mm/tahun (BPN Tanjung Jabung Timur,
2001). Selama tahun 2003 wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur me miliki curah hujan bulanan rata-rata 241.16 mm/bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 11 hari hujan/bulan. Curah hujan bulanan dan banyaknya hari hujan selama tahun 2003 seperti disajikan
pada
Tabel 27 berikut. Tabel 27. Curah hujan di Kabupaten Tanjab Timur tahun 2003 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Curah hujan (mm) 400 248 295 404 165 137
Hari hujan (hari) 14 13 12 13 13 9
Bulan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Curah hujan (mm) 53 102 168 403 272 252
Hari hujan (hari) 8 10 7 13 13 10
Sumber; BPS Tanjung Jabung Timur, 2003
Kecepatan angin di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Timur rata-rata berkisar antara 31.76 Km/jam sampai 62.65 Km/jam. Kelembaban udara berkisar antara 86 % asampai dengan 95 %, sehingga dengan keadaan demikian yaitu suhu yang relatif tinggi dan kelembaban yang tinggi maka tipe iklim termasuk kategori iklim tropis basah (Renstra Pesisir Kabupaten Tanjab Timur, 2003) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat empat sektor penyumbang PDRB terbesar yaitu: pertama sektor pertambangan dan penggalian, kedua sektor pertanian, ketiga sektor perdaganggan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor pertambangan dan galian sangat meningkat setelah mulai beroperasinya perusahaan minyak (Petro Cina Jabung Ltd) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yaitu dengan porsi mencapai 45.16 % dari PDRB wilayah ini
46
tahun 2003. Adanya peran sektor pertambangan dan galian yang sangat besar, khususnya minyak dan gas menyebabkan peran sektor lain diluar pertambangan dan galian secara prosentase menjadi kecil, walaupun secara nominal kenaikan sektor diluar pertambangan dan galian ini cukup signifikan. Meningkat tajamnya PDRB sektor minyak dan gas tidak banyak berpengaruh terhadap kondisi ekonomi mikro di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, hal ini disebabkan hasil minyak dan gas tersebut disetor kepada pemerintah pusat, disamping itu perusahaan minyak dan gas (Petro Cina dan PGN) yang terdapat di wilayah ini hanya sedikit mempekerjakan tenaga masyarakat sekitar dalam operasional. Kontribusi subsektor perikanan
memberikan andil yang cukup besar bagi
pencapaian PDRB untuk sektor pertanian.
PDRB sub sektor perikanan
dikelompokan ke dalam sektor pertanian bersama-sama dengan tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Kontribusi sektor pertanian secara keseluruhan dari tahun ketahun berdasarkan harga berlaku
cendrung
menurun dimana pada tahun 1993 dengan kontribusi 28.69 %, tahun 2000 turun menjadi 22.47 %, tahun 2001 turun menjadi 21.77 %, tahun 2002 sebesar 22.13 % dan tahun 2003 sebesar 22.40 %. Namun subsektor perikanan secara konsisten menunjukan kenaikan sangat signifikan yang mana pada tahun 1983 hanya mempunyai kontribusi 0.98 %, tetapi tahun 2000 meningkat menjadi 2.91 % dengan nilai Rp 38 406 150 000.00 tahun 2001 sebesar 3.41 % dengan nilai nomimal Rp 51 254 110 000.00 tahun 2002 sebesar 3.56 % dengan nilai nominal Rp 58 636 400 000.00 tahun 2003 sebesar 3.84 % dengan nilai nominal Rp 67 011 460 000.00 (BPS Tanjung Jabung Timur, 2003).
Pencapaian PDRB
subsektor perikanan di Kabupaten Tanjab Timur untuk kelompok pertanian menempati urutan kedua setelah subsektor tanaman bahan makanan. Nilai PDRB atas harga berlaku sektor pertanian tahun 2003 PDRB adalah sebesar Rp 390 489 780 000.00 dengan kontribusi subsektor perikanan sebesar Rp 67 011 460 000.00 merupakan urutan kedua setelah subsektor tanaman bahan pangan yaitu sebesar Rp 242 307 970 000.00 ketiga subsektor kehutanan Rp 41 013 120 000.00 urutan keempat subsektor perkebunan sebesar Rp 21 610 460 000.00 dan yang terakhir adalah subsektor peternakan yaitu sebesar Rp 18 586 760 000.00 (BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2003). Dari capaian PDRB
47
tersebut jelas menunjukan bahwa subsektor perikanan sejak periode otonomi daerah memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian di wilayah ini.
Basis Ekonomi Dengan menghitung Location Quetion (LQ) akan diketahui sektor/sub sektor yang menjadi basis ekonomi dan non basis ekonomi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jika nilai LQ > 1, maka sektor atau subsektor tersebut merupakan basis ekonomi wilayah, begitupula sebaliknya jika nilai
LQ < 1, maka
sektor/subsektor tersebut non basis ekonomi wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 28 berikut. Tabel 28. Indeks LQ Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2000 – 2003 No. Sektor/Sub Sektor Tahun Rata-rata 2000 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2001
2002
2003
2000-2003
0.72 0,22 0.23 0.43 0.32 1.97 3.67 0.59 0.12 0.30 0.75 0.39
0.72 1.12 0.21 0.49 0.38 2.34 2.76 0.61 0.11 0.37 0.83 0.43
0.74 1.25 0.18 0.52 0.65 2.24 2.82 0.62 0.10 0.33 0.86 0.46
0.74 1.19 0.19 0.49 0.63 2.06 3.17 0.61 0.11 0.32 0.83 0.47
0.73 1.19 0.20 0.48 0.50 2.15 3.10 0.61 0.11 0.33 0.82 0.44
0.32 0.35
0.56 0.43
0.57 0.40
0.37 0.40
0.45 0.39
Sumber : BPS Provisi Jambi dan BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Diolah dan dihitung oleh Tim Balitbangda Provinsi Jambi, 2004)
Bila dilihat Tabel 28 di atas tersebut hanya sektor pertambangan dan galian yang menjadi basis ekonomi. Secara total sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan tidak merupakan sektor basis, namun bila dicermati berdasarkan subsektornya, maka ada 2 (dua) subsektor yang menjadi basis ekonomi yaitu sub perikanan dan subsektor tanaman bahan makanan. Kedua subsektor inilah yang harus menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk terus dikembangkan, karena sub sektor ini merupakan hasil dari produksi masyarakat setempat
48
Pemanfaatan Lahan Lahan di wilayah Kabupaten Tanjab Timur antara lain diperuntukan sebagai konsensi hutan, pekebunan, keperluan lahan pertanian, perikanan, perkampungan, keperluan lainnya seperti disajikan pada Tabe1 29 berikut. Tabel 29. Pemanfa atan lahan di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pemanfaatan Lahan Perkampungan
Muara Sabak (ha) 815.00
Mendahara (ha) 1 215.00
9.115.00
2 850.00
3 375.00
625.00
2 140.00
-
35 040.00
51 257.00
14 675.00
14 300.00
-
6 370.00
-
-
4 125.00
17 645.00
-
-
Pinang
160.00
240.00
20.00
-
Ladang/Tegalan
350.00
7 725.00
-
-
Semak
3 550.00
10 275.00
4 500.00
3 575.00
Hutan Sejenis
1 170.00
18 450.00
2 475.00
1 285.00
230.00
23 813.00
19 175.00
4 125.00
Hutan Lebat
-
29 855.00
16 468.00
29 440.00
Tebangan/LC
-
2 025.00
-
-
Tambak
108.50
90.00
15.00
200.00
Kopi
297.00
2 239.00
29.00
109.50
Coklat
45.75
531.00
-
44.50
Kolam
20.00
45.00
8.00
25.00
Hutan Mangrove
1 900.00
2 100.00
1 400.00
900.00
Lainnya
1.450.00
1 740.00
360.00
1.275.00
Jumlah
59 001.25
280 605.00
63 017.00
62 304.00
Sawah Kebun Campuran Kelapa Dalam Kelapa Sawit Karet
Hutan Belukar
Sadu Nipah Panjang (ha) (ha) 525.00 450.00 6 575.00
Sumber; BPN Tanjung Jabung Timur, 2001
Sesuai dengan data pada Tabel 29 tersebut di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur pemanfaatan lahan terbesar pertama berupa lahan hutan (hutan sejenis, hutan belukar, hutan lebat dan hutan mangrove/bakau), kedua berupa lahan perkebunan (karet, kelapa, pinang, kopi dan coklat dan kebun campuran), ketiga lahan pertanian (padi sawah), keempat semak dan kelima berupa tegalan.
49
Visi dan Tujuan Pembangunan Perikanan Pesisir KabupatenTanjung Jabung Timur Pembangunan
yang
bijaksana
adalah
pembangunan
yang
mampu
menciptakan kemakmuran bagi masyarakat dan tidak menimbulkan kerusakan atau pencemaran lingkungan. Demikian halnya dengan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan laut Kabupaten Tanjung Jabung Timur, bahwa pemanfaatan sumberdaya alam diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, pendapatan daerah dan peluang usaha bagi masyarakat lokal dengan selalu mengupayakan fungsi- fungsi ekologis dan sosial ekonomi dan budaya (sosekbud) yang ada tetap terkendali. Untuk mencapai tujuan tersebut secara optimal dan berkelanjutan maka harus ada perencanaan yang fokus dan terpadu. Untuk itu Pemda Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah membangun visi pembangunan wilayah pesisir dan laut yaitu
“Sumberdaya pesisir dan laut Kabupaten Tanj ung Jabung Timur
dikelola secara terencana dan terpadu dalam rangka meningkatkan kekuatan ekonomi dan pertahanan dan keamanan dengan tetap mengupayakan fungsi ekologis, sosekbud yang ada tetap terkendali” Adapun tujuan ingin dicapai berkaitan visi yang ditetapkan ditentukan 4 tujuan pembangunan dalam rangka pembangunan sumberdaya pesisir dan laut Kabupaten Tanjab Timur adalah (Renstra Pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur, 2003): •
Tujuan Pembangunan Ekonomi Terwujudnya
peningkatan
dan
keterpaduan
pendayagunaan
potensi
sumberdaya alam wilayah pesisir dan secara berkelanjutan untuk kegiatan yang menunjang laju perekonomian masyarakat dan peningkatan pendapat asli daerah. •
Tujuan Konservasi Ekologis Terjaganya fungsi dan proses ekologis serta konservasi alam dan ekosistem wilayah pesisir dan laut melalui upaya perlindungan dan rehabilitasi guna mencapai pembangunan berkelanjutan.
•
Tujuan Pembangunan Sosial Terwujudya peningkatan kualitas hidup masyarakat pesisir serta potensi sosial budaya setempat yang menjadi kekuatan bagi pembangunan berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.
50
•
Tujuan pembangunan administratif Terwujudnya pola integrasi dan koordinasi dalam perencanaan, perizinan dan
pengawasan
kegiatan
pembangunan
dari
semua
pihak
yang
berkepentingan dan terjaganya keamanan di wilayah pesisir dan laut sehingga pembangunan dapat berjalan selaras serasi dan seimbang. Sosial Budaya Mayoritas etnie (suku bangsa) yang mendiami wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara berturut-turut adalah Bugis, Banjar, Melayu dan Ponorogo. Etnis Bugis, Banjar dan Melayu
dikenal tangguh dan kuat tradisi
kehidupan nelayannya, sedangkan etnis Ponorogo lebih banyak melakukan kegiatan sosial dan ekonomi di darat dan berusaha dibidang perkebunan, pertanian dan peternakan. Etnis lain seperti Cina dan Minang juga terdapat di wilayah ini, namun biasanya mereka berusaha dibidang perdagangan, jasa, transportasi, pergudangan dan pemilik kapal (toke/juragan). Pengaruh kebudayaan Islam di wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur sangat dominan dalam tatanan kehidupan sehari- hari baik dari etnis Melayu, Bugis, Banjar, Jawa dan Minang. Mereka adalah penganut agama Islam turun-temurun, sehingga adat istiadat dan kebiasaan mereka banyak dipengaruhi kebudayaan Islam. Pengaruh kebudayaan bercorak Islam sangat terasa sekali di wilayah ini. Hal ini terlihat dari fungsi dari
mesjid, madrasah dan mushola
disamping digunakan untuk keperluan beribadah juga digunakan untuk aktifitas sosial seperti kebudayaan, pendidikan dan rembuk desa. Di Kecamatan Sadu terdapat tradisi tahunan yang telah dilakukan masyarakat pesisir yang dinamakan “mandi safar” yang merupakan tradisi dalam rangka ucapan terima kasih atas rezeki hasil laut yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Tradisi “mandi safar” sudah dijadikan agenda tahunan dalam rangka menggalakan pariwisata bahari oleh masyarakat serta telah mendapatkan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi.