2015 KOMITMEN & INOVASI COMMITMENT & INNOVATION Laporan Tahunan 2015 Annual Report
Daftar Isi Table of Content 3 4
6
Daftar Isi Table of Contents Komitmen & Inovasi Commitment & Innovation Ikhtisar Keuangan Financial Highligths
Laporan Manajemen Management Reports
8
Sambutan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Message
14
Sambutan Presiden Direktur President Director’s Message Surat Pernyataan Tanggung Jawab Laporan Tahunan Statement of Annual Report Responsibility
22
24
Profil Perusahaan Company Profile
26 28 30 32 38 46 48 52 54 64 68
Identitas Perusahaan Corporate Identity Visi dan Misi Vision and Mision Jejak Langkah Milestone Sekilas Commonwealth Bank Commonwealth Bank in Brief Struktur Organisasi Organization Structure Komposisi Pemegang Saham Shareholder Composition Tentang Commonwealth Bank Australia About Commonwealth Bank of Australia Penghargaan Acknowledgements Peristiwa Penting Significant Events Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Profil Direksi Directors’ Profile
72
Analisa & Pembahasan Manajemen
Management Discussion & Analysis 74
Perekonomian Global dan Nasional Global and National Economy
80
Wealth Management Wealth Management SME Banking SME Banking Perbankan Ritel Retail Banking Wholesale Banking Wholesale Banking
84 90 96 98
Digital Services Digital Services
104 Tinjauan Keuangan Financial Review
122
Tinjauan Fungsional
Functional Overview 124 Sumber Daya Manusia Human Capital
138 Operations & Teknologi Informasi Operations & Information Technology
144
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
198
Manajemen Risiko
Risk Management
284
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
298
Data Perusahaan
Corporate Data
328
Surat Edaran Bank Indonesia
Circular Letter of Bank Indonesia
348
Referensi OJK
FSA Reference
360
Laporan Keuangan Financial Statements
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
KOMITMEN & INOVASI COMMITMENT & INNOVATION
Tema ini mengisyaratkan tentang KOMITMEN Commonwealth Bank dalam menjaga nilai-nilai kepatuhan dan penerapan manajemen risiko yang tepat dalam menghadapi situasi eksternal. Dalam konteks tahun 2015, yakni kondisi perekonomian yang bergejolak. Sementara INOVASI, memiliki makna dua hal: 1. Pencapaian Commonwealth Bank dengan hadirnya COMPASS dan, 2. Strategi dalam menghadapi situasi yang berkembang, yang mampu mempengaruhi kinerja perusahaan. This theme indicates the COMMITMENT of Commonwealth Bank in maintaining the values of compliance and implementing appropriate risk management in facing external circumstances in the context of fluctuated economic conditions in 2015. While INNOVATION means two things: 1. The achievement of Commonwealth Bank with the presence of COMPASS and, 2. Strategies in facing changing situations which can affect the Bank’s performance.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
3
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS
Angka dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan menggunakan notasi Numerical notation in all tables and graphs in billions of Inggris, kecuali disebutkan lain. Rupiah and in English format, unless otherwise stated. Laporan Posisi Keuangan 2015 2014 2013 2012 2011 Statements of Financial Position 22,333,900 22,264,647 20,582,092 14,381,018 15,148,632 Jumlah Aset Total Assets Aset Produktif 19,388,194 19,760,986 18,319,100 12,473,405 13,033,813 Total Earning Assets Jumlah Pinjaman yang Diberikan 13,745,446 15,639,231 13,482,112 9,970,741 9,817,858 Total Loans Efek-efek 892,198 750,261 753,778 811,039 1,378,579 Marketable Securities Dana Pihak Ketiga 15,259,451 15,273,933 14,228,759 11,353,898 12,194,756 Third Party Funds Giro 1,866,860 1,921,829 1,641,864 1,095,408 968,714 Current Accounts Tabungan 6,555,689 6,383,633 5,898,867 6,465,736 6,040,477 Savings Deposito Berjangka 6,836,902 6,968,471 6,688,028 3,815,369 5,184,362 Term Deposits Simpanan dari Bank Lain 1,540,798 1,529,066 273,067 312,119 247,677 Deposits From Other Banks Pinjaman yang Diterima 261,694 254,269 Borrowing Efek-efek yang Diterbitkan 49,891 348,845 497,565 Marketable Securities Issued Ekuitas 4,376,887 4,461,524 4,252,449 2,045,773 1,947,987 Equity Laporan Laba Rugi Statements of Profit or Loss Pendapatan Bunga Bersih 1,115,506 1,027,029 937,779 831,246 673,155 Net Interest Income Pendapatan Operasional Lainnya 413,778 457,197 495,532 389,868 348,690 Other Operating Income (1,212,553) (1,130,909) (1,103,322) (984,370) (874,827) Beban Operasional Lainnya (Diluar CKPN) Other Operating Expenses (Exclude CKPN) (369,133) (49,344) (38,494) (77,924) (83,961) Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non Keuangan Allowance for Impairment losses on Financial and Non Financial Assets (Rugi)/Pendapatan Operasional-Bersih (52,402) 303,973 291,495 158,820 63,057 Operating (Loss)/Income-Net (Rugi)/Laba Sebelum Pajak Penghasilan (61,366) 293,964 292,470 137,143 54,777 (Loss)/Income Before Tax Expense Laba Tahun Berjalan Konsolidasian 205,559 91,628 31,208 Consolidated Income for The Year (Rugi)/Laba Tahun Berjalan (59,995) 207,845 205,881 91,017 30,289 (Loss)/Income for The Year
4
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Rasio Keuangan Financial Ratios Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Rata-rata Total Aset Return on Average Assets Rasio Laba Setelah Pajak terhadap Rata-rata Modal Inti Return on Average Equity Marjin Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Margin Rasio Kecukupan Modal Capital Adequacy Ratio Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio Gross Non Performing Loan Gross Non Performing Loan Ratio Rasio Net Non Performing Loan Net Non Performing Loan Ratio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Cost to Income Ratio Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif Non Performing Productive Assets and Non Performing Non Productive Assets to Total Assets and Non Productive Assets Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif Non Performing Productive Assets to Total Productive Assets CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif Financial Assets Impairment to Productive Assets GWM Utama Rupiah Minimum Reserve Requirement Rupiah Primary GWM Valuta Asing Minimum Reserve Requirement Foreign Currency Posisi Devisa Neto Secara Keseluruhan Overall Net Open Position (NOP) Indikator Utama Lainnya Other Key Indicator Jumlah Nasabah (Di luar Multifinance) Number of Customers (Exclude Multifinance) Jumlah Kantor Number of Offices Jumlah Karyawan Number of FTE Kinerja Kualitas Pelayanan Keseluruhan Berdasarkan Peringkat Banking Service Excellency Monitoring MRI dan Majalah Info Bank Mystery Shopping Survey Service Quality Overall Performance Based on Banking Service Excellency Monitoring MRI and InfoBank Magazine Mystery Shopping Survey Rank
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
2015
2014
2013
2012
2011
-0.24%
1.38%
1.65%
0.88%
0.36%
-1.52%
5.17%
6.28%
5.16%
2.34%
5.12%
4.49%
4.83%
5.27%
5.48%
22.90%
24.33%
25.78%
16.17%
15.52%
89.68%
102.00%
93.61%
87.57%
80.10%
3.49%
0.80%
0.72%
0.84%
0.81%
2.32%
0.55%
0.50%
0.49%
0.50%
104.61%
87.17%
80.80%
90.54%
97.67%
2.00%
0.57%
0.46%
0.60%
0.60%
2.48%
0.67%
0.53%
0.67%
0.60%
1.41%
0.35%
0.29%
0.57%
0.56%
7.69%
8.05%
8.05%
8.08%
8.21%
8.00%
8.15%
8.00%
8.00%
8.01%
0.91%
0.59%
0.87%
2.54%
0.81%
272,684
255,964
222,803
185,947
143,580
91
91
91
91
85
2,148
2,386
2,129
2,043
1,796
3
7
7
-
-
5
Laporan Manajemen Management Reports
6
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
7
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS THE BOARD OF COMMISSIONERS’ KOMISARIS MESSAGE BOARD OF COMMISSIONERS’ MESSAGE
Melalui pemanfaatan teknologi informasi, dengan diluncurkannya core banking system yang baru yaitu COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), kinerja operasional menjadi lebih efisien dan lebih terintegrasi. Hal ini membuat kinerja Bank semakin baik dan memiliki fleksibilitas dalam mengembangkan produk baru. The launch of new core banking system COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), resulting in more efficient and integrated operational performance and more flexibility in developing new products.
Geoffrey David Coates Presiden Komisaris President Commissioner 8
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
9
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS’ MESSAGE
Para pemangku kepentingan yang terhormat,
Distinguished Stakeholders,
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kebaikan selalu menyertai kita semua dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pada kesempatan ini, izinkan kami menyampaikan laporan terkait kewajiban dan wewenang yang diberikan kepada Dewan Komisaris sebagai salah satu organ Perseroan, yaitu melakukan pengawasan dan memberikan nasihat atas kegiatan usaha yang dijalankan manajemen.
I welcome everyone with best wishes and hopes of continuing forward with our common pursuits. On this occasion, let me deliver my report on the obligations and authorities of the Board of Commissioners, serving as the Company’s main oversight body and providing advice to management on business activities.
Kami menyadari bahwa tahun 2015 bukan periode yang mudah untuk dihadapi oleh manajemen. Banyak tantangan yang berpotensi menghambat kinerja perusahaan. Secara makro, pertumbuhan ekonomi di dalam negeri sedang mengalami perlambatan.
We recognize that 2015 was not an easy year for the management with many challenges hindering Company performance. At the macro-economic level, domestic economic growth remained slower than previous years.
Tekanan juga datang dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Kurs rupiah sempat menyentuh posisi di atas Rp14.000 per dolar AS, yaitu posisi terendah setelah tahun 1998.
Pressure also came from the Rupiah exchange against the US dollar, with the Rupiah briefly touching Rp14,000 per US dollar, the weakest since 1998.
PENILAIAN ATAS KINERJA MANAJEMEN
ASSESSMENT ON THE PERFORMANCE OF MANAGEMENT
Dalam kondisi yang penuh tantangan tersebut, Direksi serta jajaran manajemen telah menerapkan sejumlah inisiatif yang sangat bagus, sehingga berpengaruh positif terhadap kinerja Commonwealth Bank. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah indikator, yang di antaranya adalah:
In these challenging conditions, the Board of Directors and management team implemented a number of effective initiatives, bringing positive effects on the performance of Commonwealth Bank. This can be seen from a number of indicators, which include:
•
Bank berhasil meluncurkan sejumlah produk baru, baik di bidang penghimpunan dana masyarakat, investasi, maupun fasilitas kredit. Semua produk ini, tentu saja memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan Bank.
•
•
Melalui pemanfaatan teknologi informasi, dengan diluncurkannya core banking system yang baru yaitu COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), kinerja operasional menjadi lebih efisien dan lebih terintegrasi. Hal ini membuat kinerja Bank semakin baik dan memiliki fleksibilitas dalam mengembangkan produk baru.
•
Pendapatan operasional mengalami peningkatan 3,04%, dari Rp1.48 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp1.53 triliun.
•
10
Pada tahun 2015, portfolio dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp15.26 triliun sedikit menurun, dibandingkan 2014 yang mencapai Rp15.27 triliun namun komposisi dana murah lebih tinggi dari sebelumnya 54% di 2014 menjadi 55% di 2015.
The Bank successfully launched a number of new products in fundraising, investments, and credit facilities. All of these products, of course, made a contribution to the Bank’s income. • The launch of new core banking system COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), resulting in more efficient and integrated operational performance and more flexibility in developing new products. •
•
Operating income increased 3.04%, from Rp1,48 trillion in 2014 to Rp1,53 trillion in 2015. In 2015, the portfolio of third party funds collected amounted to Rp 15,26 trillion, slightly lower compared to 2014 which reached Rp15,27 trillion however the CASA is higher 55% in 2015 from 54% in 2014.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
Dari sisi permodalan juga Bank masih sangat kuat. Hingga akhir 2015, rasio kecukupan modal Bank (CAR) berada di posisi 22,90%, jauh di atas ketentuan regulator yang sebesar minimum 8%. Dengan begitu, posisi Bank dalam menghadapi beragam tantangan masih sangat kuat.
•
The Bank’s capital position remains strong with an end of year capital adequacy ratio (CAR) at 22.90%, well above the regulatory requirement of minimum 8%. For that, the Bank’s position in facing various challenges is still very strong.
•
Jumlah aset juga mengalami peningkatan Rp69.25 miliar, dari Rp22.26 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp22.33 triliun pada tahun 2015.
•
Total assets increased by Rp69,25 billion, from Rp22,26 trillion in 2014 to Rp22,23 trillion in 2015.
KINERJA TATA KELOLA PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE PERFORMANCE
Dari sisi penerapan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance (GCG), kami memandang bahwa kinerja manajemen juga sangat baik. Hal ini, terutama dapat dilihat pada unsur kepatuhan terhadap ketentuan regulator.
Good Corporate Governance (GCG) implementation was very good with the Board of Commissioners especially noting the Company’s attention to compliance with the regulatory requirements.
Karena itu, kami mengapresiasi dengan baik atas kebijakan manajemen membentuk satu komite baru pada tahun 2015, yaitu Integrated Governance Committee (IGC). Pembentukan IRMC ini dalam rangka merespons kebijakan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Dalam ketentuan peraturan tersebut disebutkan, Konglomerasi Keuangan merupakan Lembaga Jasa Keuangan yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian.
The Board of Commissioners further recognizes GCG strengthening in the formation in 2015 of the Integrated Governance Committee (IGC). The formation of the IRMC is in response to the Indonesian Financial Services Authority Regulation No. 18/POJK.03/2014 on the Implementation of Integrated Governance for Financial Conglomerates, In the provisions of the regulation it is mentioned that Financial conglomerates constitute Financial Service Institutions which are members of a group or have relationships of ownership and/or control
Fungsi yang dijalankan oleh IGC, terutama melakukan pemantauan, analisis dan pertimbangan terhadap seluruh potensi risiko dalam bisnis Bank dan Entitas terkait lainnya. Selain itu, Komite ini juga menyusun standardisasi GCG, yang implementasinya disesuaikan dengan kondisi perusahaan terkait.
The IGC has been tasked with monitoring, analysis, and consideration of all the risks arising from both the Bank and related financial services entities. In addition, this Committee is also preparing standardization of GCG, which implementation to be adapted to the conditions of the related companies.
Penerapan GCG yang baik ini tentu tidak hanya mengindikasikan tingkat kepatuhan manajemen yang sangat baik. Lebih dari itu, penerapan GCG pada semua level organisasi perusahaan mengisyaratkan bahwa manajemen memandang GCG sebagai bagian penting dari upaya untuk mengelola kinerja usaha secara berkesinambungan.
The effective GCG implementation at all organization levels of the Company shows that management views GCG as an important part of the efforts to manage business performance on an on-going basis.
PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA
BUSINESS PROSPECTS
Terhadap prospek usaha tahun 2016 yang telah disusun manajemen, Dewan Komisaris memandang bahwa pertimbangan yang dijadikan alasan dalam menyusun target tersebut sangat rasional. Pijakan terhadap proyeksi yang dibuat oleh pemerintah adalah keputusan yang sangat baik, mengingat pada tahun 2016 perekonomian Indonesia akan bergerak melalui dorongan belanja pemerintah. Terutama untuk sektor infrastruktur.
In regards to the 2016 business prospects as prepared by the management, the Board of Commissioners considers the assumptions used in preparing the targets are grounded in government of Indonesia projections. These projections take into consideration that in 2016 Indonesia’s economy will benefit from an infusion of government spending, especially for the infrastructure sector.
Pergerakan ekonomi itu akan berdampak positif terhadap kegiatan dunia usaha serta pendapatan masyarakat. Respons manajemen dengan strategi mengembangkan variasi produk perbankan serta perluasan pangsa pasar merupakan langkah yang tepat dalam mengembangkan usaha Bank.
Economic spin off will have further positive impacts on business activities and public income. Management’s strategic direction of developing a variety of banking products and market expansion is the right step within this environment.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
11
Selain itu, dengan dukungan sumber daya manusia yang kuat dan mumpuni karena secara berkesinambungan mengikuti pelatihan dan pengembangan kompetensi serta berdedikasi tinggi, kami yakin target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Ditambah lagi dengan telah diluncurkannya core banking system yang baru, yaitu COMPASS, akan membuat kinerja bisnis Bank lebih efisien dan efektif.
Moreover, with the support of qualified and dedicated human resources, bolstered through training and competency development, we believe that the set targets can be achieved. Further, the Bank’s capability to expand with efficiency and effectiveness has been supported with the launch of the new core banking system COMPASS.
Tak kalah pentingnya, kami berharap manajemen dapat terus mengelola Bank dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik secara maksimal. Dewan Komisaris memandang bahwa penerapan GCG tersebut merupakan fondasi yang sangat baik bagi pertumbuhan usaha Bank, seperti telah diperlihatkan oleh manajemen selama ini.
No less importantly, the implementing of good corporate governance to its maximum level will provide a solid foundation for the growth of the Bank’s business, as has been shown by the management over the years.
PENILAIAN TERHADAP KOMITE DI BAWAH KOMISARIS
ASSESSMENT OF COMMITTEES UNDER THE BOARD OF COMMISSIONERS
Saat ini, Dewan Komisaris dibantu oleh tiga komite, yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Pemantau Risiko. Sepanjang tahun 2015, komite-komite tersebut telah menunjukan kinerja yang sangat baik.
Currently, the Board of Commissioners is assisted by three committees, namely Audit Committee, Remuneration and Nomination Committee, and Risk Oversight Committee. Throughout 2015, these committees demonstrated a very good performance.
Hal itu diindikasikan dengan sejumlah masukan yang telah diberikan oleh komite-komite, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu Dewan Komisaris. Melalui rapat yang dilakukan secara berkala, Dewan Komisaris telah mendapatkan informasi, masukan, dan evaluasi yang sangat berguna dari masing-masing komite, sehingga kami mampu menjalankan fungsi pengawasan di perusahaan dengan baik.
This is indicated by the quality of input given by the committees, in accordance with their duties and functions. Through meetings held on a regular basis, the Board of Commissioners have been provided with very useful information, input, and evaluations by each committee, so that the Board of Commissioners are able to supervise the Company properly.
KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS
COMPOSTION OF THE BOARD OF COMMISSIONERS
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2015 yang diadakan pada 25 Juni 2015, tidak terjadi perubahan pada komposisi Dewan Komisaris. Maka, susunan Dewan Komisaris adalah per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Based on resolutions of the 2015 Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) held on 25 June 2015, no changes were made to the Board of Commissioners. Therefore, the Board of Commissioners as of December 31, 2015, remained as follows:
Presiden Komisaris
President Commissioner
: Geoffrey David Coates
Wakil Presiden Komisaris : Guy Martin Harding
Vice President Commissioner
: Guy Martin Harding
Komisaris Independen
: Suwartini
Independent Commissioner
: Suwartini
Komisaris Independen
: Khairil Anwar
Independent Commissioner
12
: Geoffrey David Coates
: Khairil Anwar
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
APRESIASI
APPRECIATION
Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada Direksi serta manajemen di bawahnya yang telah menyajikan kinerja usaha yang baik untuk tahun buku 2015. Kepada para pemangku kepentingan lainnya, kami juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya, sehingga manajemen bisa menjalankan kegiatan usaha dengan baik dan kinerja Bank tetap baik di tengah situasi yang penuh tantangan.
The Board of Commissioners would like to thank the Board of Directors, the management teams and staff for their good performance in the financial year 2015. To the other stakeholders, we also express our highest appreciation for their valuable support, so that the Bank’s business activities could be carried out smoothly and the Bank’s performance remains strong amidst this challenging environment.
Atas Nama Dewan Komisaris Commonwealth Bank On Behalf of the Board of Commissioners Commonwealth Bank
Geoffrey David Coates
Presiden Komisaris President Commissioner
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
13
SAMBUTAN PRESIDEN DIREKTUR PRESIDENT DIRECTOR’S MESSAGE
Manajemen menyadari bahwa situasi yang dihadapi pada tahun 2015 tidaklah mudah. Akan tetapi ada beberapa indicator yang menunjukan perubahan positif. Misalnya, Commonwealth Bank tetap mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Bank sebesar 8,6% atau Rp 88.5 miliar yang didukung oleh penyaluran kredit dari sektor UKM dan Komersial. The Management realized that economic situation in 2015 was not favorable. However, there were some indicators which moved positively. For example, Commonwealth Bank still recorded Net Interest Income growth of 8.6% or Rp 88,5 billion supported by credit disbursement to SME and Commercial sector.
Antonio Da Silva Costa* Presiden Direktur President Director * Antonio Da Silva Costa telah mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur dengan hari kerja terakhir 14 Februari 2016. Lauren Sulistiawati telah ditunjuk menjadi Presiden Direktur efektif sejak 15 Februari 2016 * Antonio Da Silva Costa has resigned as President Director with last working day 14 February 2016. Lauren Sulistiawati has been appointed as President Director effective 15 February 2016
14
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
15
SAMBUTAN PRESIDEN DIREKTUR PRESIDENT DIRECTOR’S MESSAGE
Pemegang saham yang terhormat,
Distinguished Shareholders,
Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan laporan pertanggung jawaban atas kinerja usaha Commonwealth Bank untuk tahun buku 2015.
Please allow me to present this accountability report on the business performance of Commonwealth Bank for the 2015 financial year.
Tahun 2015 yang sudah kita lalui merupakan tahun yang penuh tantangan. Dinamika pada perekonomian di tingkat global telah memberikan implikasi serius bagi situasi perekonomian nasional, yang pada akhirnya berimbas terhadap dunia usaha, termasuk industri perbankan.
The year of 2015 proved a very challenging year with the dynamics of the global economy affecting the national economy, in turn impacting on business, including the banking industry.
Kondisi tersebut tentu saja memberikan pengaruh besar bagi Bank. Namun, dengan dukungan tim yang solid dan inovasi yang tiada henti, Bank mampu melalui tahun yang penuh tantangan ini dengan melakukan berbagai upaya konsolidasi bisnis, keuangan dan mitigasi risiko.
The Bank was of course affected by these dynamics; however, with the support of solid teams and innovation, the Bank was able to pass through this challenging year by promoting business consolidation, strengthening the financials, and focusing on risk mitigation.
SITUASI MAKRO EKONOMI
MACRO ECONOMIC SITUATION
Seperti kita ketahui, tahun 2015 ditandai dengan kondisi perekonomian global yang masih dalam tahap konsolidasi, sehingga memberikan dampak serius bagi perekonomian di emerging market Asia, termasuk Indonesia. Kebijakan bank sentral Amerika yang menunda kenaikan suku bunga acuannya telah memberikan ketidakpastian di pasar keuangan global, walaupun pada akhirnya naik sebesar 0,25% pada pertengahan Desember 2015.
As we saw, 2015 was marked by a global economy that was still in a consolidation phase, causing serious impacts on Asian emerging markets, including on Indonesia’s economy. The US central bank’s policy of delaying the increase in the benchmark interest rate initially caused uncertainty in global financial markets, with rates finally rising 0.25% in mid-December 2015.
Selain kondisi ekonomi Amerika yang belum pulih, menurut catatan Bank Indonesia, perekonomian di kawasan Eropa dan Jepang juga masih berupaya bangkit dari kelesuan. Hal itu ditandai dengan kebijakan suku bunga rendah, yang berdampak terhadap melimpahnya likuiditas di tingkat global.
In addition, the US economy has not recovered, and according to Bank Indonesia data, European and Japanese economies are also still trying to rise from lethargy. Low interest rate policies have variously affected liquidity levels around the globe.
Sementara di kawasan Asia, kondisinya juga mengalami tekanan. Masih terjadi perlambanan ekonomi yang di antaranya dipicu oleh perekonomian Cina yang lesu. Dalam kondisi perekonomian global yang rata-rata masih lesu dan berisiko tinggi, dana-dana di pasar keuangan mencari lokasi yang lebih menguntungkan untuk investasi. Situasi ini ditandai dengan keluarnya likuiditas dari kawasan emerging market Asia, termasuk Indonesia.
In Asia, the condition is also not good with economic slowdowns, amongst others causes, triggered by the sluggish Chinese economy. Under this low growth and high risk global economic condition, funds from global financial markets move quickly to more favorable investment locations pulling liquidity from Asian emerging markets, including from Indonesia.
Situasi perekonomian yang kurang bergairah tersebut telah memberikan dampak negatif terhadap tingkat permintaan komoditas. Akibatnya, harga komoditas di pasar internasional mengalami tekanan, seperti dialami oleh batubara, sawit, dan minyak mentah.
The lackluster economic situation has lowered demand for commodities, resulting in lower international commodity prices, especially in coal, palm oil, and crude oil.
Ketidakpastian pada perekonomian global dan regional tersebut, tentu saja ikut berdampak pada kinerja ekonomi Indonesia. Melemahnya harga komoditas dan lesunya perekonomian global ikut menekan kinerja ekspor Indonesia. Begitu juga dengan kegiatan investasi yang mengalami penurunan dan perlambatan.
The uncertainties in the global economy, of course affected the performance of Indonesian economy in 2015 as weakening commodity prices and the global economic slowdown put pressures on Indonesia’s export performance spilling over into investment activities.
16
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Kondisi makro ekonomi yang kurang menguntungkan tersebut memberikan tekanan terhadap berbagai industri termasuk perbankan. Tantangan yang dihadapi nasabah dan pasar di mana Bank beroperasi secara langsung maupun tidak langsung juga menjadi tantangan bagi Bank.
The unfavorable macro-economic conditions put pressure on various industries including the banking industry. Also, the challenges faced by customers and businesses where the Bank operates both directly and indirectly affected the Bank’s performance.
INISIATIF 2015
2015 INITIATIVES
Dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan tersebut, Commonwealth Bank telah mengambil sejumlah inisiatif demi mempertahankan kinerja Bank agar tetap terjaga. Beberapa inisiatif tersebut, di antaranya melalui diversifikasi produk dengan tujuan memperbesar potensi pendapatan dan memberikan layanan maksimal kepada nasabah dengan kehadiran produk baru.
In the face of such a challenging situation, Commonwealth Bank took a number of initiatives to maintain the Bank’s positive performance. One of these initiatives was the diversification of products to increase revenue and provide maximum services to customers through the new product offerings.
Beberapa produk inovasi yang telah diluncurkan oleh Bank, InstaGift yang mendapatkan respons positif. Selain itu, di bidang Wealth Management, produk baru juga tersedia pada produk reksa dana, bancassurance dan obligasi.
Some innovative products have been launched by the Bank, such as InstaGift, and gained a positive response. Moreover, in Wealth Management, new products were also made available in the form of mutual funds, bancassurance, and bonds.
Inisiatif penting lainnya, terkait dengan penerapan core banking system baru, yaitu COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). Melalui sistem baru ini, kinerja operasional Bank dapat lebih efisien, terintegrasi, serta mampu memberikan layanan lebih maksimal kepada nasabah.
Another important initiative was the installation of the new core banking system COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). Through this system, the Bank’s operational performance has become more efficient and integrated, and is now able to provide expanded service to the customers.
Layanan maksimal tersebut juga ditunjang melalui sejumlah aplikasi digital yang diluncurkan oleh Bank. Misalnya, aplikasi Bizloan. Manfaatnya, pelaku usaha dapat mengajukan kredit usaha secara mudah dan online. Bizloan juga dibuat untuk membantu mengedukasi pelaku UKM terkait proses dan fitur produk kredit yang ditawarkan melalui fitur simulasi kredit. Selain itu, Bank juga memberikan fasilitas berupa aplikasi Cashflow, yang bermanfaat untuk membantu pengusaha UKM dalam mengatur keuangan bisnisnys.
These service enhancements include a number of digital applications such as the Bizloan application. One of the benefits provided is that business players can apply for commercial credit easily and online, with an impressive credit process simulation feature. Bizloan also has great potential to educate SME players in the Bank’s credit process. In addition, the Bank also provides the Cashflow application, useful in assisting SME businesses in managing their finances.
Sebagai pendukung utama kinerja usaha, Bank telah menerapkan Productivity Accreditation. Sistem akreditasi itu digagas untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia dan pengurangan dampak risiko di lapangan.
As the main support of business performance, the Bank has implemented Productivity Accreditation, an accreditation system designed to improve human resources performance and mitigate operational risk.
PENGHARGAAN
AWARDS
Pada tahun 2015, sejumlah penghargaan atas inovasi yang telah dilakukan oleh Bank mendapatkan apresiasi dari para pemangku kepentingan. Di antaranya adalah Peringkat Ketiga Best Overall Performance dari Marketing Research Indonesia. Kemudian aplikasi Cashflow dan Bizloan yang berhasil mendapatkan Juara I dalam “Indonesia Best eMark Award 2015” untuk kategori Financial Institution (Bank) karena dinilai unggul dalam pelayanan kepada nasabah dan menjadi pemimpin pasar. Penghargaan tersebut diterima dari PT Telkom Indonesia Tbk.
In 2015, a number of the Bank’s innovations received awards from various stakeholders. Amongst others, Third Rank Best Overall Performance from Marketing Research Indonesia; Cashflow and Bizloan applications were the first winner in “Indonesia Best eMARK Award 2015” for Financial Institution (Bank) category as market leading products for excellent customer service. This award was received from PT Telkom Indonesia Tbk.
Selain itu, operasionalisasi sistem COMPASS di Commonwealth Bank berhasil memenangkan penghargaan CEO Award 2015 dari Commonwealth Bank of Australia untuk kategori International Financial Services.
In addition, the COMPASS system operations at Commonwealth Bank won the 2015 CEO Award from Commonwealth Bank of Australia for the International Financial Services category.
KINERJA 2015
2015 PERFORMANCE
Manajemen menyadari bahwa situasi yang dihadapi pada tahun 2015 tidaklah mudah. Akan tetapi ada beberapa indikator yang menunjukan perubahan positif. Misalnya, nilai aset Bank mengalami peningkatan 0,3% dibandingkan tahun 2014, dari Rp22.26 triliun menjadi Rp22.33 triliun pada tahun 2015.
Management realizes that the situation faced in 2015 was not easy. However, there are some indicators which show positive movements. For example, total assets increased by 0.3% compared to that of 2014, namely from Rp22,26 trillion to Rp22,33 trillion in 2015.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
17
Pendapatan bunga bersih Bank juga tumbuh 8,61% dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2014 sebesar Rp1.03 triliun, pada tahun 2015 menjadi Rp1.12 triliun.
Net interest income also grew by 8.61% compared to that of the previous year. In 2014, net interest income was Rp1,03 trillion while in 2015 the amount increased to Rp1,12 trillion.
Peningkatan yang sangat besar terjadi pada arus kas dari aktivitas operasi, yaitu mencapai 668,58% dibandingkan tahun 2015, sehingga menjadi Rp2.83 triliun. Sedangkan pada tahun 2014 hanya Rp 368.61 miliar.
A significant increase was experienced in 2015 in cash provided from operating activities, namely by 668.58% compared to that of 2014. Cash provided from operating activities amounted to Rp2,83 trillion in 2015, while in 2014 it was only Rp368,61 billion.
MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Bank senantiasa melakukan langkah-langkah strategis dalam menjaga keseimbangan antara pencapaian tingkat pertumbuhan kredit Bank yang sejalan dengan Rencana Bisnis Bank dengan pengelolaan resiko kredit dan tingkat risiko yang diambil. Untuk mengantisipasi penurunan kualitas aset lebih lanjut, Bank sudah dan akan terus melakukan langkahlangkah strategis dalam mengelola risiko kredit seperti berikut dibawah ini:
The Bank takes strategic steps in maintaining a balance between credit growth in line with the Bank’s Business Plan, and credit risk management in line with the risk appetite. To anticipate further asset quality deterioration, the Bank has been and will continue taking strategic steps in managing credit risk as follows:
•
Bank sudah memperkuat Kebijakan dan Prosedur Kredit di setiap bisnis segmen dari tahun ke tahun sesuai dengan perubahan ekonomi dan strategi bank.
•
Strengthening Credit Policies and Procedures in every business segment from year to year in accordance with the changes in economy and the Bank’s strategy.
•
Pengetatan pemantauan atas kinerja nasabah
•
Tightening the monitoring of customers’ performance.
•
Intensifikasi dalam hal komunikasi antara unit bisnis, kredit dan CRU, dimana peran dan tanggung jawab masing-masing unit diperjelas dalam Prosedur Business Banking dan Collection Recovery (CRU)
•
Intensification of communication amongst business units, credit, and CRU, in which the roles and responsibilities of each unit are made clearer in Business Banking and Collection Recovery (CRU) Procedures.
•
Melakukan stress test setiap tahun
•
Conducting stress tests every year.
•
Menjaga tingkat konsentrasi kredit yang memadai ke debitur inti dan sektor inti
•
Maintaining adequate levels of credit concentrations to core debtors and core sectors.
•
Membatasi paparan kredit atas sektor yang berisiko tinggi
•
Limiting credit exposures to high-risk sectors.
•
Mengurangi paparan kredit atas pinjaman dalam valuta asing
•
Reducing credit exposures to loans in foreign currencies.
•
Mengurangi paparan kredit dalam jumlah atau plafon besar untuk menurunkan potensi kerugian kredit
•
Reducing large credit exposures or ceilings to reduce potential credit losses.
•
Melakukan berbagai upaya penyelesaian kredit terhadap nasabah NPL
•
Launching various efforts to resolve NPLs.
•
Pemantauan terhadap cabang-cabang yang memilki risiko dan rasio NPL yang cukup tinggi
•
Monitoring those branch offices that have substantially high risk and NPL ratios.
•
Mengevaluasi kriteria dan parameter dari persetujuan kredit melalui scorecard
•
Evaluating credit approval criteria and parameters through scorecards.
•
Pengetatan proses KYC
•
Tightening KYC process.
KOMITMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE COMMITMENT
Commonwealth Bank senantiasa memandang penting komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance (GCG). Penerapan GCG merupakan wujud dari kepatuhan Bank terhadap regulasi yang telah ditetapkan, baik oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta institusi berwenang lainnya.
Commonwealth Bank has a serious commitment to Good Corporate Governance (GCG) implementation. The GCG implementation is a manifestation of the Bank’s compliance with regulations by Bank Indonesia, the Financial Services Authority, and other regulatory institutions.
Selain itu, penerapan GCG juga merupakan bagian penting dari upaya untuk mengelola kinerja usaha secara berkesinambungan. Dengan alasan itulah, Bank menjamin penerapan GCG telah dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan internal perusahaan.
In addition, the GCG implementation is also an important part of the efforts to manage business performance on an on-going basis. For that reason, the Bank ensures that GCG has been implemented by all internal stakeholders of the Bank.
18
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Dalam rangka menjaga agar penerapan GCG tetap berjalan dengan baik dan senantiasa ada peningkatan dari sisi kualitas, Bank melakukan self assessment secara rutin setiap tahun. Hal ini dilakukan sebagai upaya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan GCG agar peningkatannya terjadi secara berkesinambungan.
In order to keep the GCG implementation running well and always improving in terms of quality, the Bank conducts a self-assessment annually. This is done in an effort to monitor, evaluate, and continually improve GCG implementation quality.
Dalam penerapan GCG tersebut, Bank telah memiliki sejumlah Komite, yang bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lainnya. Bahkan khusus pada tahun 2015 ini, Bank telah membentuk komite baru, yaitu Integrated Risk Management Committee (IRMC) dan Integrated Governance Committee (IGC).
In implementing GCG, the Bank has a number of Committees that collaborate with other stakeholders. Especially in 2015, the Bank established new committees, namely Integrated Risk Management Committee (IRMC) and Integrated Governance Committee (IGC).
Pembentukan IRMC dan IGC ini dalam rangka merespons kebijakan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Dalam ketentuan peraturan tersebut disebutkan, Konglomerasi Keuangan merupakan Lembaga Jasa Keuangan yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian.
The IRMC and IGC were established in response to the Financial Services Authority Regulation No. 18/POJK.03/2014 regarding the Implementation of Integrated Governance for Financial Conglomerates. The regulation defines Financial Conglomerates as Financial Services Institutions which are members of a group, or having ownership and/or control relationships.
Fungsi yang dijalankan oleh IRMC dan IGC , terutama melakukan pemantauan, analisis dan pertimbangan terhadap seluruh potensi risiko dalam bisnis Bank dan Entitas terkait lainnya. Selain itu, Komite ini juga menyusun standardisasi GCG, yang implementasinya disesuaikan dengan kondisi perusahaan terkait.
The functions performed by the IRMC and IGC, mainly are monitoring, analyzing, and considering all potential risks in the Bank’s businesses and its other related entities.
PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERFORMANCE
Bank memandang bahwa pelaksanaan kegiatan tanggung jawab social perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sangat penting. Hal itu merupakan wujud komitmen perusahaan untuk ikut membangun masyarakat, lingkungan, dan sumber daya manusia di lingkungan perusahaan.
The Bank deems that Corporate Social Responsibility (CSR) performance is very important. It is the Bank’s commitments to help build the community, environment, and human resources in the Bank’s environments.
Dalam pelaksanaan CSR, Bank mengembangkan tiga pilar yang menjadi fondasi bagi pencapaian target, yaitu: Financial Literacy Advocacy, Corporate Philanthropy dan Corporate Relations.
In the CSR performance, the Bank has three pillars that are the foundations for the achievement of targets, namely: Financial Literacy Advocacy, Corporate Philanthropy, and Corporate Relations.
Dari sisi implementasi kegiatan, pada tahun 2015 Bank makin aktif terlibat dalam program literasi keuangan, sejalan dengan semangat yang dikembangkan oleh regulator. Program literasi keuangan itu di antaranya melalui WISE (Women Investment Series). Dalam aplikasi ini, perempuan Indonesia yang tergabung dalam komunitas WISE akan mendapatkan akses informasi seputar keuangan, keluarga, kesehatan, kecantikan dan juga alat bantu seperti kalkulator keuangan untuk membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi ini juga akan berfungsi sebagai forum yang menghubungkan mereka dengan perempuan lainnya untuk berbagi informasi dan tips untuk pengembangan diri.
In terms of activities, during 2015 the Bank was increasingly more active in the financial literacy program in line with the spirit developed by the regulators. The financial literacy program was amongst other means performed through WISE (Women Investment Series). Through this application, Indonesian women members of the WISE community will gain access to information about finances, family, health, beauty, and also tools such as financial calculators to help them in their daily lives. This application also serves as a forum to connect them with other women to share information and tips for self-development.
Di bidang filantropis, Bank juga makin aktif melaksanakan kegiatan sosial. Bank membuka kesempatan bagi karyawan dan stakeholder lainnya untuk berpartisipasi dan berkontribusi melalui CommCare Club, yang merupakan wadah untuk berpartisipasi dalam kegiatan filantropi.
In terms of philanthropy, the Bank is also increasingly active in conducting social activities. The Bank opens opportunities for employees and other stakeholders to participate and contribute through CommCare Club, which is a forum to participate in philanthropy activities.
PROSPEK 2016
OUTLOOK FOR 2016
Manajemen telah menyusun prospek usaha yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2016. Dalam rancangan itu, Bank bertekad untuk meningkatkan kinerja, sejalan dengan kondisi perekonomian yang diharapkan akan lebih baik.
The management has prepared the business prospects as outlined in the 2016 Company Budget and Work Plan. In the work plan, the Bank is committed to improving performance in line with anticipated better economic conditions.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
19
Mengacu pada rencana pemerintah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, pemerintah menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur untuk memperkuat fondasi perbangunan yang berkualitas. Target dalam wujud indikator makro, misalnya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%, inflasi 4,7%, kurs rupiah Rp13.900 per dolar AS.
Referring to the government’s plans as outlined in the 2016 State Budget (SB), the government is targeting the acceleration of infrastructure development to strengthen the foundations of economic development. Targets in the form of macroeconomic indicators, amongst others are economic growth of 5.3%, inflation rate of 4.7%, and exchange rate of Rp13,900 per US dollar.
Berdasarkan itulah, Bank telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target-target kinerja di tahun 2016. Beberapa indikator yang telah ditetapkan, antara lain:
Based on these indicators, the Bank has prepared a number of strategies to achieve the targets for 2016. Some of the target indicators that have been established are among others:
•
Secara konsisten menciptakan berbagai peluang, terutama terkait dengan pengembangan produk.
•
Consistently creating opportunities, especially related to product development.
•
Meningkatkan kinerja operasional yang efisien dan efektif, di antaranya dengan dukungan teknologi.
•
Improving operational performance efficiency and effectiveness, amongst other through technology support.
•
Meningkatkan layanan terhadap nasabah agar tingkat kepuasan nasabah senantiasa terjaga dan meningkat, sehingga dapat ikut menjadi rencana peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.
•
Improving services to the customers so that customer satisfaction is constantly maintained and increased, as well so that they may participate in the plans to improve the Bank’s performance on an on-going basis.
•
Melakukan penyesuaian organisasi yang lebih efisien dan efektif
•
Making necessary adjustments to become a more efficient and effective organization.
•
Meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia di lingkungan Bank.
•
Improving the capacity and capability of the Bank’s human resources.
•
Penghimpunan dana pihak ketiga.
•
Increasing third party funds.
•
Senantiasa meningkatkan pengelolaan kinerja Bank.
dalam
•
Improving prudence in managing the Bank’s performance.
•
Refocus segmentasi bisnis, menyelaraskan dengan kekuatan bank termasuk aspek manajemen risiko
•
Refocusing business segmentation by harmonizing it with the Bank’s strengths, including risk management aspects.
kehati-hatian
Melalui strategi ini, diharapkan target yang telah disusun oleh Bank untuk tahun 2016 dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan komitmen Bank untuk senantiasa memberikan layanan keuangan terbaik bagi nasabah.
Through these strategies, it is expected that the Bank’s targets for 2016 can be achieved. This is in line with the Bank’s commitments to always provide the best financial services for customers.
PERUBAHAN KOMPOSISI DIREKSI
CHANGES TO THE BOARD OF DIRECTORS’ COMPOSITION
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Commonwealth Bank tahun 2015 diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2015. Salah satu hasil dari RUPS adalah perubahan komposisi Direksi Bank. Mia Patria Bernardhi telah menyelesaikan masa kerjanya sebagai anggota Direksi pada tanggal 9 Juni 2015. Bank menyampaikan perhargaan yang tertinggi atas kontribusi beliau selama masa jabatannya di Commonwealth Bank.
The Commonwealth Bank Annual General Meeting of Shareholders in 2015 was held on 25 June 2015. One of the resolutions of the GMS was a change in the composition of the Bank’s Board of Directors. Mia Patria Bernardhi completed her term of service as a member of the Board of Directors on 9 June 2015. The Bank delivers its highest appreciation for her contributions during her service with Commonwealth Bank.
Dengan demikian, komposisi Direksi Commonwealth Bank yang baru adalah sebagai berikut:
Then, the new composition of the Commonwealth Bank Board of Directors is as follows:
Presiden Direktur
: Antonio Da Silva Costa
President Director
: Antonio Da Silva Costa
Direktur
: Paul Setiawan Hasjim
Director
: Paul Setiawan Hasjim
Direktur
: Adhiputra Tanoyo
Director
: Adhiputra Tanoyo
Direktur Kepatuhan
: Angeline Nangoi
Compliance Director
: Angeline Nangoi
20
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
PENUTUP
CLOSING
Atas nama Direksi, kami menyampaikan terima kasih kepada para pemangku kepentingan atas kepercayaan yang telah diberikan, serta dukungan terhadap proses pengelolaan usaha perusahaan. Kami berhadap kepercayaan dan dukungan ini akan selalu menjadi motivasi bagi kami untuk berbuat lebih baik bagi perusahaan dan para stakeholder lainnya
On behalf of the Board of Directors, I would like to deliver my sincere appreciation to all stakeholders for the trust that has been shown to us and support for the overall management direction of the Bank. I hope that this trust and support will motivate us all to perform better for the Bank and all its stakeholders.
Atas Nama Direksi Commonwealth Bank On Behalf of the Board of Directors Commonwealth Bank
Antonio Da Silva Costa Presiden Direktur President Director
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
21
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB LAPORAN TAHUNAN
Surat pernyataan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan Commonwealth Bank tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan ini. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Geoffrey David Coates Presiden Komisaris President Commissioner
Guy Martin Harding Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
Suwartini
Komisaris Independen Independent Commissioner
22
Khairil Anwar
Komisaris Independen Independent Commissioner
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Statement of Annual Report Responsibility
Statement by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors regarding responsibility for 2015 Annual Report of Commonwealth Bank. We, the undersigned, hereby declare that all information in the 2015 Annual Report of Commonwealth Bank have been presented in their entirety, and that we assume full responsibility for the accuracy of the contents of this annual report. This statement is duly made in all integrity.
Direksi
Board of Directors
Antonio Da Silva Costa Presiden Direktur President Director
Paul Setiawan Hasjim
Adhiputra Tanoyo
Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Director of Operations and Information Technology
Direktur Manajemen Risiko Director of Risk Management
Angeline Nangoi Direktur Kepatuhan Director of Compliance
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
23
Profil Perusahaan Company Profile
24
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
25
IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
PT. Bank Commonwealth
Bidang Usaha
Layanan Perbankan
Tanggal Pendirian
1997
Dasar Hukum Pendirian
Akte Notaris No.90 disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No.C-06028HT.01.04-HT.2007
Modal Dasar
Rp. 13,000,000,000,000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Rp. 3,819,667,000,000
Kepemilikan
The Commonwealth Bank of Australia 99% PT. Giga Galaxy 0,34% PT. Murni Galaxy 0,34% PT. Samudra Anugerah Megah 0,11% PT. Ramadewan Winoko 0,07% PT. Prima Rukun Langgeng 0,06% PT. Fincom Surya Putra 0,04 % World Trade Center 6, 1st FL Jl. Jend Sudirman Kav 29-31 Jakarta 12920, Indonesia Phone (6221) 5296 2888 Fax (6221) 5296 2195
Kantor Pusat
26
Situs Website: www.commbank.co.id Surel Email:
[email protected] Facebook: CommbankID Twitter: Commbank ID Layanan 24 jam 15000 30 (Indonesia) 62 21 2935 2935 (Akses Internasional)
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Company’s Name
PT. Bank Commonwealth
Business
Banking Service
Date of Establishment
1997
Legal Basis of Establishment
Notary Deed No. 90 legalized by Minister of Justice RI No.C-06028HT.01.04-HT.2007
Authorized Capital
Rp. 13,000,000,000,000
Issued and Paid Up Capital
Rp. 3,819,667,000,000
Ownership
The Commonwealth Bank of Australia 99% PT. Giga Galaxy 0,34% PT. Murni Galaxy 0,34% PT. Samudra Anugerah Megah 0,11% PT. Ramadewan Winoko 0,07% PT. Prima Rukun Langgeng 0,06% PT. Fincom Surya Putra 0,04 %
CORPORATE IDENTITY
World Trade Center 6, 1st FL Jl. Jend Sudirman Kav 29-31 Jakarta 12920, Indonesia Phone (6221) 5296 2888 Fax (6221) 5296 2195 Head Office
Website: www.commbank.co.id Email:
[email protected] Facebook: CommbankID Twitter: @Commbank ID 24 Hours Call Centre 15000 30 (Indonesia) 62 21 2935 2935 (International Access)
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
27
VISI DAN MISI Vision and Mission
VISI
VISION
Menjadi yang terbaik dalam memberikan dukungan finansial bagi perorangan, pelaku usaha & masyarakat luas To excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities
2828
Lapporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
MISI
MISSION
1. Menawarkan solusi keuangan yang inovatif bagi para nasabah dalam membantu mereka mencapai tujuan keuangannya, baik untuk individual maupun bisnis. To provide our customers with innovative financial solutions to help them achieve their financial goals, both for their personal wealth as well as their business 2. Menyediakan layanan berkelas internasional untuk memastikan kepuasan nasabah, melalui saluran distribusi konvensional ataupun lewat teknologi terkini. To provide world-class customer service to ensure customer satisfaction through both traditional and emerging channels 3. Secara aktif berperan dalam ikut menumbuhkan perekonomian Indonesia melalui fungsi intermediasi perbankan, dengan berbekal kekuatan dan kapabilitas pemegang saham mayoritas (CBA Group), untuk terus menciptakan nilai tambah bagi para nasabah, karyawan dan pemegang saham PTBC, sesuai dengan standar tata kelola usaha yang baik. To actively contribute to the growth of the Indonesian economy through our intermediary function, while leveraging the strength and capability of our shareholder-the CBA Group in creating a long-term value for our customers, our people, and our shareholders using good corporate governance standards 4. Menumbuhkan budaya perusahaan yang dilandasi Sumber Daya Manusia yang termotivasi, bersemangat, dan merasa dihargai. Keberhasilan dalam pembinaan sumber daya manusia akan bermuara kepada kesuksesan dengan nasabah, pemegang saham dan masyarakat luas. To create a culture where our people are engaged, passionate and valued, as success with our people will lead to success with our customers, shareholders and the community 5. Terus berperan aktif bersama masyarakat luas dalam mendukung gerakan advokasi ‘sadar keuangan’ (financial literacy) yang dilaksanakan melalui berbagai program edukasi dan kemasyarakatan. To actively support our community and the improvement of Indonesia’s financial literacy through various community and educational programs
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
2929
JEJAK LANGKAH MILESTONE
2007 PTBC: 47 kantor cabang <60.000 nasabah, 982 karyawan Akuisisi ANK (Surabaya) untuk memperkuat keberadaan kami di kota terbesar kedua setelah Jakarta
1992
PTBC: 1 Kantor Perwakilan Kami hanya meneruskan layanan ke Cabang-cabang CBA Australia
PTBC: 47 Branch Offices, <60,000 Customers, 982 Staff Members Aquisition of ANK (Surabaya) to expandour presence in the second biggest city after Jakarta
PTBC: 1 Representative Office We only direct inquiries to other CBA Australia Branch Offices
1997 PTBC: 1 kantor cabang, <500 nasabah, 42 karyawan
2015
Produk perbankan hanya meliputi modal kerja, pinjaman investasi dan FX PTBC: 1 Branch Office, <500 Customers, 42 Staff Members Products only focuson working capital loans,investment loans, and FX transactions
PTBC: 91 kantor cabang, 272.684 nasabah , 2.148 karyawan Peluncuran mobile banking BizLoan, Peluncuran aplikasi mobile banking WISE (Women Investment Series), Peluncuran COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). Peluncuran ini menandai perubahan sistem core banking Commonwealth, memperbaiki data warehouse, serta mendukung pertumbuhan kinerja bisnis agar melaju dengan pesat. PTBC, 91 Branch Offices, 272,684 Customers, 2.148 Staff Members
2009
BizLoan mobile banking application Launch, WISE (Women Investment Series) mobile banking application launch, COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service) Launch. This launch marks the changing of CommonwealthBank core banking sistem, improves data warehouse, and supports speedy business performance growth
PTBC: 74 kantor cabang, 81.714 nasabah, 1504 karyawan Fokus pada perluasan produk dan diversifikasi portofolio PTBC: 74 Branch Offices, 81,714 Customers, 1,504 Staff Members Focus on wider range of products & diversified portfolios
30
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2010 PTBC: 84 kantor cabang, 108.258 nasabah, 1.733 karyawan 4 pilar utama strategi bisnis: SME, BB, WMS dan EA yang mempunyai orientasi pada aspek terpenting: staff kami, Pelatihan Kredit untuk BM, Proyek SME - implementasi proses dan kebijakan yang baru dan ringkas mengenai manual scorecard PTBC : 84 Branch Offices, 108,258 Customers, 1,733 Staff Members Four key pillar strategy: SME, BB, WMS and EA that is orientated on the most important aspect : Our People, Credit training for BM, SME Project–new and stream line process and policy implementation on manual score card
2012 PTBC: 91 kantor cabang, 185.947 nasabah, 2119 karyawan Penanaman Budaya Sales & Service, Pengenalan Auto Decisioning untuk nasabah SME , PLS fase 2, Kajian kualitas kredit SME terpilih, Peluncuran Mobile Banking
2013-2014 PTBC: 91 kantor cabang, 249.855 nasabah, 2338 karyawan Peluncuran visi baru CBA, peluncuran Financial Health Check - Aplikasi Mobile Cashflow, Perjanjian Vostro Rupiah dengan CBA, Peluncuran PLA dan Mortgage Academy
PTBC: 91 Branch Offices 185,947 Customers, 2,119 Staff Members Embedding Sales & Service Culture, Auto Decisioning Introduction for SME Customers, PLS Phase 2, Selected SME Credit Quality Review, Mobile Banking Launch
PTBC, 91 Branch Offices, 249,855 Customers, 2,338 Staff Members CBA Refreshed Vision Launch, Financial Health Check Launch, Cashflow mobile banking application Launch, IDR Vostro Arrangement with CBA, PLA and Mortgage Academy Launch
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
31
SEKILAS Commonwealth Bank COMMONWEALTH BANK IN BRIEF
PT Bank Commonwealth (selanjutnya disebut Commonwealth Bank) adalah anak perusahaan Commonwealth Bank of Australia (CBA), sebuah institusi keuangan publik terbesar di Australia yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1997. Commonwealth Bank of Australia merupakan bank multinasional yang beroperasi di wilayah Selandia Baru, Asia, Eropa, Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan Inggris. Commonwealth Bank of Australia adalah penyedia layanan jasa keuangan terkemuka dan terbesar di Australia serta merupakan salah satu perusahaan terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Australia.
PT Bank Commonwealth (here in after referred to as Commonwealth Bank) which has been present in Indonesia since 1997 is a subsidiary of Commonwealth Bank of Australia (CBA), the largest public financial institution in Australia. Commonwealth Bank of Australia is a multinational bank with business coverage spans across New Zealand, Asia, Australia, Europe, South Africa, USA, and United Kingdom. Commonwealth Bank of Australia is the largest integrated financial services provider in Australia and one of the largest Australian listed companies on Australian Securities Exchange.
Pada tahun 1990, Commonwealth Bank of Australia mengawali langkah usahanya di Jakarta dengan mendirikan kantor perwakilan guna memberi layanan perbankan bagi masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Commonwealth Bank kini telah menjelma menjadi salah satu kontributor penting bagi tercapainya strategi ekspansi jangka panjang Commonwealth Bank of Australia di Asia.
Started in 1990 as a representative office of Commonwealth Bank of Australia in Jakarta, Commonwealth Bank has become a significant contributor for Commonwealth Bank of Australia’s long-term expansion strategy in Asia.
Selanjutnya, pada tahun 2000, Commonwealth Bank of Australia, sebagai pemegang saham mayoritas Bank, mendirikan Commonwealth Bank. Lalu, seturut dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus berkembang, dan target Bank untuk menyediakan layanan perbankan bagi kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pada tahun 2007, Commonwealth Bank mengakuisisi Bank Artha Niaga Kencana (ANK), sebuah Bank berbasis di Surabaya dengan wilayah operasi di Jawa Timur.
In 2000 Commonwealth Bank of Australia, as the majority shareholder, established Commonwealth Bank. Along with the growing domestic economy, in 2007 Commonwealth Bank acquired the Surabaya-based Bank Artha Niaga Kencana (ANK), which had a strong presence in East Java region, to start the development of banking services for smalland medium enterprises (SME).
Akuisisi tersebut bertujuan memperluas jangkauan usaha Bank di wilayah timur Indonesia. Dalam perkembangannya, Bank dan Bank ANK melakukan merger menjadi Commonwealth Bank. Dasar pendirian Commonwealth Bank dikukuhkan melalui Akte Notaris No.90 disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No.C-06028HT.01.04-HT.2007.
The acquisition helped establish a broader reach across Indonesia’s eastern region and subsequently led to a merger of Bank ANK into CommonwealthBank Indonesia. The establishment of Commonwealth Bank was legalized through the Notarial Deed No.90 and approval of the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia No.C-06028HT.01.04-HT.2007.
32
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
KEGIATAN USAHA
BUSINESS ACTIVITIES
Layanan Perbankan
Banking Services
Kegiatan usaha Commonwealth Bank yang dijalankan saat ini adalah layanan perbankan dengan menyediakan pelayanan prima kepada para nasabahnya. Pelayanan prima itu penting dalam rangka memudahkan para nasabah dalam berinvestasi dan bertransaksi serta menerima manfaat dari berbagai program keuangan dan produk-produk inovatif yang diberikan oleh Bank.
Current business activities of Commonwealth Bank are banking services by providing excellent services to its customers. Excellent services are important in order to facilitate customers in investing, transacting, and enjoying the benefits of a wide range of financial programs and innovative products provided by the Bank.
Tahun 2010 merupakan penanda penting dari perjalanan usaha Commonwealth Bank. Pada tahun itu, Bank meluncurkan strategi empat pilar yang menjadi landasan kuat bagi pengembangan usaha Commonwealth Bank. Melalui strategi empat pilar itu, Bank berkonsentrasi pada peningkatan layanan yang lebih prima kepada para nasabah dan berfokus pada penyediaan berbagai pelayanan perbankan yang difokuskan melalui empat bidang usaha, antara lain:
The year 2010 is an important mark for Commonwealth Bank’s business history. In that year, the Bank launched a four-pillar strategy as a solid foundation for its business development. Through four-pillar strategy, the Bank concentrates on improving more excellent services to its customers and focuses on providing a wide range of banking services focusing on four business areas, namely:
1. Wealth Management
1. Wealth Management
2. Perbankan UKM
2. SME Banking
3. Perbankan Ritel atau Emerging Affluent
3. Retail Banking or Emerging Affluent
4. Perbankan Wholesale
4. Wholesale Banking
Melalui empat bidang usaha tersebut, Commonwealth Bank berharap mampu memberikan pelayanan prima kepada nasabah sesuai dengan kebutuhan dan keperluan masingmasing nasabah. Dengan begitu, berbagai layanan dan fasilitas inovatif yang diberikan oleh Commonwealth Bank dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh nasabah.
Through these four business areas, Commonwealth Bank hopes to provide excellent services to its customers in accordance with the needs and requirements of each customer. By doing so, a range of innovative services and facilities provided by Commonwealth Bank can actually benefit the entire customers.
Commonwealth Bank saat ini melayani nasabahnya melalui 91 kantor cabang dan kantor lainnya di 32 kota Indonesia yang berada di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Sulawesi. Kantor-kantor cabang Commonwealth Bank itu didukung oleh lebih dari 2.148 profesional perbankan. Bank memiliki komitmen dalam menjaga pertumbuhan berkesinambungan melalui jaringan luas dan produk-produk inovatif untuk melayani empat target bisnis, yaitu kelas menengah Indonesia yang berkembang pesat, nasabah high net worth, UKM, dan korporasi.
Commonwealth Bank currently serves its clients through 91 branch and other offices in 32 Indonesian cities spread over Sumatra, Java, Kalimantan, Bali, and Sulawesiislands. The branch offices of Commonwealth Bank are supported by over 2,148 banking professionals. The Bank is committed to maintain sustainable growth through extensive networks and innovative products to serve four business targets, namely Indonesian rapidly growing middle class, high net worth clients, SME, and corporates.
Kemitraan Strategis
Strategic Partnership
Pada pertengahan tahun 2015, Commonwealth Bank dan PT ACE Jaya Proteksi (ACE Jaya Proteksi) menjalin kemitraan strategis untuk menyediakan produk asuransi untuk nasabah bank skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Nota Kesepahaman ditandatangani pada 22 Mei 2015.
In mid 2015, Commonwealth Bank and PT Jaya Protection ACE (ACE Jaya Protection) establish a strategic partnership to provide insurance products to the Bank’s Small and Medium Enterprise (SME) customers. Memorandum of Understanding is signed on May 22, 2015.
Bentuk dari kemitraan strategis ini, Commonwealth Bank menawarkan CommSHIELD kepada nasabah UKM Bank, produk asuransi yang ditanggung oleh ACE Jaya Proteksi yang melindungi aset properti baik komersial dan residensial bagi UKM. Risiko yang ditanggung tanpa melalui survei dan proses klaim yang disederhanakan untuk meningkatkan pengalaman nasabah.
In this strategic partnership, Commonwealth Bank offers to the Bank’s SME customers CommSHIELD, namely an insurance product issued by ACE Jaya Protection to protect both commercial and residential properties of the SME customers. The risk is born without going through surveys and claims process is simplified to improve the customers’ experience
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
33
Selain itu, produk asuransi CommSHIELD memberikan manfaat kompetitif dan unik. Untuk Accidental Death dan Disability dengan batas nilai pertanggungan Rp25.000.000 per orang, hingga maksimal empat orang, perlindungan terhadap banjir, angin topan, badai dan kerusakan akibat air dengan nilai pertanggungan hingga Rp4 miliar, perlindungan uang 24 jam dengan nilai pertangunggan sampai dengan Rp100 juta.
In addition, CommSHIELD insurance product provides competitive and unique advantages. For Accidental Death and Disability insurance with a limit value of Rp25,000,000 per person up to maximum of four persons, protection is provided against floods, hurricanes, storms, and water damages with the coverage of up to Rp4 billion, plus 24-hour money protection for the insured value of up to Rp100 million.
Selain itu, ada manfaat Automatic Reinstatement, yaitu polis tersebut akan dikembalikan ke jumlah pertanggungan semula setelah terjadinya kerusakan kerugian tanpa tambahan premi, manfaat Keberlangsungan Bisnis bagi properti Komersial dengan pembayaran tunai 10% dari penyelesaian klaim. Manfaat lainnya adalah perlindungan terhadap Kerusuhan, Pemogokan , Kerusakan Berbahaya dengan nilai pertanggungan hingga Rp1 miliar dan Perjalanan Bisnis lndonesia (Kerugian atau Kerusakan Bagasi & Penundaan Penerbangan) hingga maksimal Rp1 miliar.
Besides that, there are Automatic Reinstatement benefits that the policy will be returned to the original sum insured after the occurrence of damages or losses without additional premium, and Business Continuity benefit for commercial properties with cash payment of 10% of claims settlement. Other benefits include protection against riots, strikes, malicious damages with the coverage of up to Rp1 billion, and Business Travel in Indonesia (Baggage Loss or Damage and Flight Delay) up to maximum of Rp1 billion.
Pengembangan produk CommSHIELD khusus bagi nasabah UKM Commonwealth Bank, menegaskan komitmen Bank untuk bekerja dengan mitra dengan menyesuaikan produk yang sesuai untuk memenuhi tuntutan pelanggan mereka. Hal ini juga merupakan waktu yang tepat untuk menawarkan perlindungan asuransi bagi nasabah bank sektor UKM dengan akan diimplementasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.
CommSHIELD product development specifically for Commonwealth Bank’s SME customers, reiterates the Bank’s commitment to work with partners in customizing products according to the customers’ demands. This is also the right time to offer insurance protections to the Bank’sSME customers in relation with the implementation of the ASEAN Economic Community (AEC) at the end of 2015.
UKM telah ditargetkan oleh pemerintah sebagai sektor kunci untuk pembangunan dan peningkatan. Seiring dengan perekonomian Indonesia dan kelas menengah yang terus tumbuh, terdapat juga peningkatan permintaan untuk produk asuransi yang lebih canggih untuk memenuhi aspirasi yang berkembang. Program ini selaras dengan strategi Bank di Indonesia untuk fokus pada usaha kecil dan menengah, kemitraan ini memungkinkan Bank untuk menyediakan produk eksklusif bagi nasabahnya, yang menawarkan manfaat perlindungan ekstra untuk properti dan aset mereka melengkapi segmen produk bancassurance Bank sebagai bagian dari layanan wealth management yang komprehensif.
SME have been targeted by the government as a key sector for development and improvement. Along with Indonesian economy and middle class continued growing, there is also an increasing demand for more sophisticated insurance products to meet the developing aspirations. This program is in line with the Bank’s strategy in Indonesia to focus on small and medium enterprises, and this partnership will enable the Bank to provide exclusive product for its customers, which offers extra protection benefits for their properties and assets as the complementary product for the Bank’s bancassurance segment as part of comprehensive wealth management services.
Selain kerja sama di atas, Commonwealth Bank juga membangun kemitraan dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) dalam memasarkan dan mendistribusikan produk reksa dana Batavia Dana Saham (BDS). Penambahan varian produk ini memperkokoh kemitraan strategis yang telah dibangun kedua entitas sejak tahun 2008.
In addition to the above cooperation, Commonwealth Bank also establishes a partnership with PT Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM) to market and distribute Batavia Stock Fund (BSF)mutual fund product. The addition of this product variant strengthens the strategic partnership that has been built by both entities since 2008.
34
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
BDS merupakan reksa dana berbasis saham dengan fokus portofolio investasi pada saham perusahaan berkapitalisasi pasar besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Produk ini pertama kali diluncurkan pada bulan Desember 1996 dan merupakan salah satu reksa dana saham yang mempunyai rekam jejak kinerja yang paling panjang di Indonesia.
BSF mutual fund is a stock-based mutual fund with investment portfolio focus on the stocks of bigmarket capitalization companies listed on the Indonesian Stock Exchange. This product was first launched in December 1996 and is one of the equity funds that has the longest performance track record in Indonesia.
Layanan Unggul
Excellent Services
Commonwealth Bank menawarkan berbagai produk perbankan, seperti tabungan, deposito, beragam produk investasi dan bancassurance, kredit modal kerja bagi UKM dan korporasi, brankas (SDB), call center 24 jam, Mobile Banking, dan Internet Banking bagi korporasi dan individu dengan fitur-fitur khusus, seperti pengaturan tanggal transaksi yang fleksibel, standing order, serta pembelian reksa dana dengan diskon khusus.
Commonwealth Bank offers a variety of banking products, such as savings, deposits, various investment and bancassurance products, working capital credit for SMEs and corporate, safe deposit box (SDB), 24-hour call centre, Mobile Banking and Internet Banking for corporations and individuals with special features that offer flexibility for customers to set transaction dates, standing order features, and mutual funds purchase with special discounts.
Bank juga menerbitkan kartu ATM yang dilengkapi fasilitas pembayaran tagihan dan pembelian, akses ke jaringan ATM Bersama dan Prima/BCA, sehingga nasabah dapat menikmati fleksibilitas, akses, dan kenyamanan yang lebih baik. Di samping itu, nasabah Bank juga dapat menikmati kenyamanan berbelanja di lebih dari 250.000 merchant melalui jaringan Debit Prima/BCA dan Maestro serta transfer bebas biaya dan transaksi penarikan tunai melalui lebih dari 75.000 ATM, termasuk ATM Commonwealth Bank, ATM Bersama dan ATM Prima/ BCA di Indonesia.
Bank ATM card is equipped with bill payment and purchasing features as well as access to the Joint and Prima/BCA ATM networks, providing customers with greater flexibility, access, and convenience. Bank customers can now enjoy the comfort of shopping in more than 250,000 merchants through Debit Prima/BCA and Maestro networks and free transfer and cash withdrawal transactions through more than 75,000 ATMs including Commonwealth Bank’s ATM, Joint ATM, and Prima/ BCA ATM in Indonesia.
Sejak tahun 2001, Bank terus menyediakan fasilitas Internet Banking dan Mobile Banking yang nyaman, handal, dan mudah diakses. Bank juga terus memperbaharui aplikasi E-Channel, termasuk fitur investasi yang memungkinkan nasabah melakukan investasi reksa dana dan menempatkan deposito pada setiap kesempatan. Keberhasilan Bank dalam meningkatkan fasilitas E-Channel dan layanan unggul lainnya, antara lain:
Since 2001, Bank continues providing Internet Banking and Mobile Banking facilities aimed for convenient, reliable, and easy access. The Bank continuously updates its E-Channel application, including current investment features that enable the customers to invest in mutual funds and place deposits anytime and anywhere.The Bank’s achievements in improving its E-Channel facilities and excellent services are among others:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
35
2001
Bergabung dengan jaringan ATM Bersama Joining the Maestro MasterCard networks as Acquiring and Issuing Bank
2003
Meluncurkan Internet Banking yang ditujukan bagi nasabah individu Joining the Joint ATM networks
2006
Meluncurkan Internet Banking yang ditujukan bagi nasabah individu Launching Internet Banking aimed for individual customers
2008
* Meluncurkan Corporate Internet Banking Launching Corporate Internet Banking * Bergabung dengan ATM Prima/BCA dan Debit Prima/BCA Joining Prima/BCA and Debit Prima/BCA ATM
2009
Bergabung dengan jaringan Visa sebagai Acquiring Bank Joining the Visa networks as Acquiring Bank
2011
* Meluncurkan layanan pembayaran tagihan lewat ATM Launching ATM Bill Payment service * Meluncurkan Aplikasi Mobile Banking Launching Mobile Banking Application * Mengubah Call Centre menjadi layanan 24 jam Transforming the Call Centre into 24-hour service
2012
* Menerima 1st Rank Call Centre within foreign banks in Indonesia, dari CARR Survey Awarded 1st Rank Call Centre within foreign banks in Indonesia, by CARRE Survey * Menerima Trailblazer Award, Singapura, untuk Mobile Banking Awarded Trailblazer Award, Singapore, for Mobile Banking
2013
Top 1 Best ATM Performance and Top 3 Best Mobile Banking, dari MRI Survey Top 1 Best ATM Performance and Top 3 Best Mobile Banking, from MRI Survey
2014
Meluncurkan Cashflow Mobile Application Launching Cashflow Mobile Application
2015
Menerapkan Core Banking System baru COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). Implementing COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service) new Core Banking System.
Suatu transformasi besar terkait sistem core banking internal Bank terwujud di tahun 2014. Selanjutnya, untuk memacu produktivitas dan mencapai konektivitas optimal, serta mempercepat perbaikan di seluruh aspek operasional Bank, Commonwealth Bank terus melanjutkan penerapan COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service) secara progresif. Sejak tahun 2013, COMPASS mulai diimplementasi guna mengubah sistem core banking Bank, memperbaiki data warehouse, serta mendukung pertumbuhan kinerja bisnis yang pesat. Saat ini, seluruh tahapan pengembangan COMPASS telah selesai dan mulai diterapkan sejak Mei 2015.
36
The year 2014 witnessed a major transformation inthe Bank’s internal core banking system. To drive optimum productivity and connectivity, as well asto accelerate enhancement of all aspects of theBank’s operations, Commonwealth Bank continued the progressive phase of COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). Commenced in 2013, COMPASS is implemented to transform the Bank’s corebanking system, improve data warehouse, and support business performance rapid growth. Currently, all development stages have been completed and the system commences implementation since May 2015.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
KEHATI-HATIAN DAN KEPERCAYAAN
PRUDENCE ANDCONFIDENCE
Pada tahun 2010, Commonwealth Bank menerima ‘AAA’ National Long-Term Rating with Stable Outlook dari Fitch Ratings. Pencapaian ini mampu dipertahankan terus oleh Bank, terbukti dengan diperolehnya kembali rating yang sama, yakni ‘AAA’ National Long-Term Rating with Stable Outlook dari Fitch Ratings pada Oktober 2013.
Commonwealth Bank received ‘AAA’ National Long-Term Rating with Stable Outlook from Fitch Ratings in 2010. The achievement was well-maintained by the Bank evidenced by the reaffirmation of the same Bank’srating namely ‘AAA’ National Long-Term Rating with Stable Outlook from Fitch Ratings in October 2013.
Pada Oktober 2015, Bank kembali mampu mempertahankan rating ‘AAA’ dari Fitch Ratings Indonesia. Pencapaian ini merupakan keenam kalinya yang diraih Bank secara berturutturut sejak 2010 silam. Hal ini menjadi tonggak penting dalam langkah usaha Bank, di samping dukungan kuat Commonwealth Bank of Australia. Keberhasilan ini telah menempatkan Commonwealth Bank sebagai bagian dari kepentingan strategis Commonwealth Bank of Australia, sehingga Commonwealth Bank dapat menerbitkan instrumen utang dalam negeri guna mendanai pertumbuhannya di masa depan.
In October 2015, the Bank is again able maintain the same ‘AAA’ rating from Fitch Ratings Indonesia. This achievement is the sixth time consecutively since 2010. This constitutes an important milestone in the Bank’s history, in addition to the strong support of Commonwealth Bank of Australia. This success has placed Commonwealth Bank as part of strategic interest of Commonwealth Bank of Australia, so that Commonwealth Bank may issue domestic debt instruments to finance its growth in the future.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah dan produktivitas staf, pada Juni 2015, Bank menjalankan SME Synchronize Project. Selain proyek itu, Bank juga menjalankan Risk Elevate Productivity Project untuk memaksimalkan nilai-nilai Bank dalam kerangka penerapan manajemen risiko dan peningkatan produktivitas. Seluruh program yang dijalankan itu merupakan wujud komitmen Bank untuk terus mengevaluasi diri dan menambah bobot pelayanan kepada nasabah sehingga menjadi lebih baik.
To improve the quality of customer services and staff productivity, in June 2015, the Bank organizes SME Synchronize Project. In addition to the project, the Bank also organizes Risk Elevate Productivity Project to maximize the values of the Bank within the framework of risk management and increased productivity. The entire programs are organized as the Bank’s commitment to continuously evaluate its self and add weight to the better customer services.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
37
STRUKTUR ORGANISASI
BOARD OF COMMISSIONERS
ORGANIZATION STRUCTURE
PRESIDENT DIRECTOR Antonio D.S. Costa
DIRECTOR OF RETAIL & BUSINESS BANKING Antonio D.S. Costa (Ad Interim)
EVP, CHIEF OF GLOBAL MARKETS Liliawati Gunawan
DIRECTOR OF RISK MANAGEMENT Adhiputra Tanoyo
DIRECTOR OF COMPLIANCE Angeline Nangoi
EVP, Head of Retail Banking & Services Anwar Zaenudin
EVP. Head of Treasury Lucky Syafrill
EVP, Head of Credit Risk Sariani Sadikun
SVP, Head of Compliance Reinard Y Seno Setiaji
EVP, Head of Wholesale Banking Achiro Yulian Operata (Ad-Interim)
SVP. Head of Global Markets Sales Indratno
EVP, Head of Market & Balance Sheet Risk Management Aditya Purawardana
SVP, Head of Legal RA. Noerindah
EVP, Head of SME Banking Widjojo
SVP. Head of Global Markets Trading Ruben Kristanto Teguh
SVP, Head of Operational Risk Estrelita Lestari
SVP, Head of AML and Sanctions R. Hendro Basuki N.
EVP, Head of Wealth Management & Business Strategy Rian E. Kaslan
SVP. Head of Global Markets Corporate Sales Hendra Lossiaty
SVP, Head of Collection & Recovery Ewon
VP. Corporate Secretary Ucok Fernando
EVP, Head of Digital Channels Business Donny Prasetya
VP. Head of Global Markets Bussiness Development & Fixed Income Michael Gunnar Wenas
SVP. Head of Financial Crime Unit Indra Rossano SVP. Head of Risk Analystic Fisca Rony Siswoyo
DIRECTOR EXECUTIVE OFFICER NON EXECUTIVE OFFICER 38
VP. Head of Risk Credit Quality Review and Credit Policy Marie Yovanka AVP. Head of Credit Risk Admin, Monitoring, Wholesale Acceptance & Middle Office Suryaji Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Risk Oversight Committee
Audit Committee
DIRECTOR OF OPERATIONS AND IT Paul S. Hasjim
EVP, CHIEF OF FINANCE Jonanda Yattha Saputra
Remuneration Nomination Committee
EVP, CHIEF OF HUMAN RESOURCES Bagus Harimawan
EVP, CHIEF OF AUDIT EXECUTIVE Reza Soemadipraja
SVP, Head of Finance TBA
EVP. Head of information & technology Theresia Tristini
SVP, Head of HR Shared Services & Remuneration Chairany Danusaputra
SVP, Head of Core and Support Audit Frisa Sukma C. T.
SVP, Head of VMO, Procurement & Corporate Service Irwan Reza Iskandar
EVP, Head of HUB Operations, Productivity & Process Excellence Bambang Irawan
SVP, Head of Learning & Talent Development Ari Shinta
SVP, Head of IT Audit & Analytics Iwan Fadillah
SVP, Head of Business Perfomance & Reporting Dedy Mulyawan
SVP, Head of Operations Wienda Trifena Wijaya
AVP, Head of HR Resourcing, Information System & Reporting Ikhsan Sobirin
AVP, Head of Assurance, Reporting and Monitoring Cecilia Purnama
SVP, Head of FIS & Enterprise DWH Michel Hamilton
SVP, Head of Operations Control Chairdiana Frinaldo
SVP, HRBP Risk Management, Finance, Compliance & Legal and Internal Audit Carina Hastari
VP. Finance Process Excellences Speciallist Gwendy Widjaja
SVP, Head of Bus Continulty and Property Management Marco AR Lalisang
SVP, HRBP SME Banking EDS, Wholesale Banking, WMB S and Global Markets Mirna R. Harahap
VP, HRBP Retail Banking Service Yosep Achmar VP,HRBP Operations and Infromation Technology, HR, Boc and Bod Monica Evarini Hartiko
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
39
STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE
BOARD OF COMMISSIONERS
BOARD OF DIRECTORS
Asset Liability Committee
Integrity Committee
People Committee
Product Committee
Weekly ALCO Committee
40
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Audit Committee
Retail Network Review Committee
Credit Committee
NPL Committee
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Remuneration Nomination Committee
Risk Oversight Committee
IT Steering Committee
Executive Risk Committee
Operational Risk Committee
41
Jumlah Karyawan
NUMBER OF EMPLOYEES 83
111
510
624
1463
1504
1733
1796
2043
2129
2386
2148
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
250 200 100 50 10 0
2001
2002
2006
2007
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan direktorat dalam tiga tahun terakhir Number of employees composition directorate for the last three years Direktorat Directorate
2015
2014
2013
Hukum dan Kepatuhan Compliance and Legal
27
29
26
Keuangan & BPR Finance & BPR
81
79
79
Global Markets Global Markets
43
42
39
Pengembangan HR HR Development
39
43
35
Graduate Development Program (GDP) Graduate Development Program (GDP)
23
23
19
Audit Internal Internal Audit
19
20
18
419
401
347
10
11
11
1397
1651
1477
90
87
78
2148
2386
2129
Operasi & Teknologi Informasi Operations & Information Technology Direktur Utama President Director Retail & Wholesale Banking Retail & Wholesale Banking Manajemen Risiko Risk Management Jumlah Total
42
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan level jabatan dalam tiga tahun terakhir Number of employees composition by position level for the last three years Level Perusahaan Corporate Level
2015
2014
2013
Kontrak Contract
86
133
131
Staf Staff
71
77
79
Karyawan Officer
652
747
646
Asisten Manajer Assistant Manager
642
720
662
Manager
232
255
208
Senior Manajer Senior Manager
168
150
129
Asisten Vice President Assistant Vice President
129
135
126
Vice President Vice President
81
77
60
Senior Vice President Senior Vice President
70
73
66
Executive Vice President Executive Vice President
9
10
14
Chief Chief
4
4
2
Direktur Director
4
5
6
2148
2386
2129
Jumlah Total Grand Total
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan masa kerja dalam tiga tahun terakhir Number of employees composition by years of service for the last three years Masa Bekerja Year of Service
2015
2014
2013
<2
730
939
841
2-<4
486
546
528
4-<6
338
318
257
6-<8
176
185
145
8-<10
111
131
115
10-<12
99
63
51
12-<15 >15 Jumlah Total Grand Total
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
65
73
59
143
131
133
2148
2386
2129
43
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan usia dalam tiga tahun terakhir Number of employees composition by ages for the last three years Usia Age
2015
<24
2014
2013
56
107
75
24-29
689
833
747
30-34
602
670
600
35-39
340
317
278
40-44
222
235
236
45-49
160
156
141
50-54
71
62
46
8
6
6
2148
2386
2129
>55 Jumlah Total Grand Total Komposisi jumlah karyawan berdasarkan pendidikan dalam 3 tahun terakhir Number of employees composition by education for the last three years Pedidikan Education
2015
≤ Highschool
2014 97
2013 114
119
Diploma
137
158
125
Bachelor
1780
1976
1776
133
137
109
1
1
0
2148
2386
2129
Master Degree Doctor Jumlah Total Grand Total
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan status kepegawaian dalam tiga tahun terakhir Number of employees composition by employment status for the last three years Status Kepegawaian Employment Status Tetap Permanent Tidak Tetap Non-Permanent
2015
2014
2013
Local
Expat
Local
Expat
Local
Expat
2061
1
2250
3
1994
4
86
0
133
0
131
0
Jumlah Total
2148
2386
2129
DATA PENGEMBANGAN KOMPETENSI KARYAWAN EMPLOYEES COMPETENCY DEVELOPMENT DATA Data pelatihan terkait dengan pengembangan sumber daya manusia tahun 2015 2015 human resources development training data Kategori Bank Indonesia BI Categories Soft Skill-Analisa Masalah Dan Pengambilan Keputusan Soft Skill-Problems Solving And Decision Making
Peserta
Jumlah Hari
Participants
Mandays 12
36
3.184
3.308
Soft Skill-Lainnya Soft Skill-Others
499
634
Soft Skill-Leadership Soft Skill-Leadership
336
753
1.134
1.176
Soft Skill-Customer Relationship Skill Soft Skill-Customer Relationship Skill
Soft Skill-Teknik Presentasi & Komunikasi Soft Skill-Communication & Presentation Skills
44
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Soft Skill
5.165
5.907
43
84
Technical Skill-Lainnya Technical Skill-Others
7.590
9.143
Technical Skill-Manajemen Perbankan Technical Skill-Banking Management
3.188
6.112
Technical Skill-Manajemen Risiko Technical Skill-Risk Management
1.232
1.436
290
349
1
2
200
327
1.139
1.926
285
593
Technical Skill
13.968
19.972
GRAND TOTAL
19.133
25.879
Technical Skill-Audit Technical Skill-Audit
Technical Skill-Manajemen Umum Technical Skill-General Management Technical Skill-Pelaporan Bank Technical Skill-Banking Reporting Technical Skill-Perkreditan/Treasury Technical Skill-Credit/Treasury Technical Skill-Sosialisasi Ketentuan Perbankan Technical Skill-Banking Regulations Socialization Technical Skill-Teknologi Informasi Technical Skill-Information Technology
Untuk pelatihan mandatory di industri perbankan, sesuai dengan kewajiban dari regulator, materi pelatihan yang sudah dijalankan adalah sebagai berikut: Training materials provided in 2015 based on banking industry mandatory training data, in accordance with regulatory requirements. Modul Modules
No. 1
General Overview + Company Profile
2
HR Awareness: Company Regulation & Compensation Benefit
3
Compliance Awareness
4
Code of Conduct
5
Anti-Bribery and Corruption (ABC)
6
Anti-Money Laundering (AML)
7
Sanction
8
Business Continuity Management (BCM) Awareness
9
Security and Safety Awareness
10
Risk Awareness
11
Fraud Awareness
12
IT Awareness
13
Service Awareness: Customer Care and Complaint Handling
14
Productivity Awareness: Productivity Habits
Biaya pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia yang dikeluarkan perusahaan antara tahun 2014 dan 2015 Human resources development, education, and training expenses incurred by the Bank in 2014 and 2015 Tahun Years
Soft Skill Soft Skills
Keterampilan Teknis Technical Skills
Jumlah Biaya Pelatihan Total Training Expenses
Rasio Pelatihan* Training Ratio*
2015
29%
71%
22.454.516.345
3,84%
2014
38%
62%
24.665.199.508
4,35%
*Biaya pelatihan dibagi biaya per personil *Traning cost divided by personnel cost Commonwealth Bank 2015 Annual Report
45
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM Shareholder Composition
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Commonwealth No. 16, tanggal 23 Juli 2015, komposisi pemegang saham Bank adalah sebagai berikut:
No.
Nama Name
1.
Commonwealth Bank of Australia
2.
Persentase Percentages
Nilai Modal (dalam juta rupiah) Nominal Capital (in million rupiah)
3.781.469
99,0000%
3.781.469
PT Giga Galaxy
13.199
0,3456%
13.199
3.
PT. Murni Galaxy
13.199
0,3456%
13.199
4.
PT Samudra Anugerah Megah
4.425
0,1158%
4.425
5.
PT Ramadewan Winoko
2.950
0,0772%
2.950
6.
PT Prima Rukun Langgeng
2.655
0,0695%
2.655
7.
PT Fincom Surya Putra
1.770
0,0463%
1.770
3.819.667
100,0000%
3.819.667
Total Saham Total Shares
46
Jumlah Lembar Saham Number of Shares
Based on Deed of Shareholders Resolution of PT Bank Commonwealth No. 16, dated 23 July 2015, the following is Bank shareholders composition:
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Struktur Organisasi Pemegang Saham Shareholders Organization Structure
Commonwealth Bank of Australia
PT. Giga Galaxy
PT. Murni Galaxy
PT. Samudra Anugerah Megah
PT. Ramadewan Winoko
PT. Prima Rukun Langgeng
PT. Fincom Surya Putra
99,0000% 3.781.469 shares
0,3456% 13.199 shares
0,3456% 13.199 shares
0,1158% 4.425 shares
0,0772% 2.950 shares
0,0695% 2.655 shares
0,0463% 1.770 shares
PT First State Investment Indonesia
0.15% Pihak Pengendali PTBC PTBC Controlling Shareholders COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA (CBA)
PT. BANK COMMONWEALTH (PTBC)
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
47
TENTANG COMMONWEALTH BANK AUSTRALIA ABOUT COMMONWEALTH BANK OF AUSTRALIA
TENTANG COMMONWEALTH
BANK AUSTRALIA A B O U T C O M M O N W E A LT H
BANK OF AUSTRALIA
Berlandaskan reputasi kehati-hatian dan layanan keuangan yang solid, Commonwealth Bank of Australia akan terus memberikan dukungan luas kepada Commonwealth Bank, yang diharapkan dapat tumbuh untuk memainkan peran penting dan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan sektor perbankan Indonesia. With reputation for prudence and solid financial services as the Bank’s firm foundation, Commonwealth Bank of Australia will continue providing extensive supports and looking forward to seeing Commonwealth Bank plays a significant role and bringing a positive influence to the development of Indonesian banking sector.
48
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank of Australia merupakan penyedia layanan keuangan terkemuka di Australia. Berbagai produk dan jasa keuangan seperti ritel, premium, business banking dan institusional, pengelolaan keuangan, dana pensiun, asuransi, pialang dan produk saham. Commonwealth Bank of Australia telah beroperasi sejak tahun 1912 dan saat ini Group telah mengembangkan bisnis dengan lebih dari 800.000 pemegang saham, 52.000 karyawan, dan mampu menawarkan produk perbankan lengkap untuk membantu masyarakat Australia mengembangkan dan mengelola keuangan.
Commonwealth Bank of Australia is Australia’s leading provider of integrated financial services, including retail, premium, business and institutional banking, fund management, super annuation, insurance, investment, and share-broking products and services. Commonwealth Bank commenced operations in 1912 and today the Group has grown to a business with over 800,000 shareholders with 52,000 employees, and is able to offer a full range ofbanking services to help Australians develop and manage their finances.
Commonwealth Bank of Australia hadir di Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Eropa, Afrika Selatan dan Asia. Selain itu, tercatat sebagai salah satu perusahaan terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Australia dan tercatat dalam Morgan Stanley Capital Global Index.
Commonwealth Bank of Australia is present in Australia, New Zealand, US, Europe, South Africa, and Asia. Other than that, it is one of the biggest listed companies on the Australian Stock Exchange and listed in the Morgan Stanley Capital Global Index.
Di Indonesia, Grup hadir dengan total lebih dari 3.400 staff, melalui tiga perusahaan utama: Commonwealth Bank di sektor perbankan, Commonwealth Life Indonesia yang menyediakan berbagai produk asuransi jiwa, dan First State Investments Indonesia di bidang manajemen aset global yang memberikan layanan specialist investment di Indonesia.
In Indonesia, the Group is represented by over 3,400 employees through three main companies: Commonwealth Bank in the banking sector, CommonwealthLife Indonesia that provides a range of life insurance products, and First State Investments Indonesia in the field of global asset management providing specialist investment services in Indonesia.
Kehadiran Commonwealth Bank of Australia di tingkat internasional kian menonjol, yaitu melalui:
The presence of Commonwealth Bank of Australia in international level is growing namely through:
• Bank ritel di New Zealand (ASB) dan Indonesia (PT Bank Commonwealth) • Investasi perbankan di Cina (kepemilikan saham di Qilu Bank dan Bank of Hangzhou, masingmasing 20%) dan Vietnam (20% kepemilikan saham di Vietnam International Bank) • Kegiatan operasional asuransi jiwa di New Zealand (Sovereign), Indonesia (Commonwealth Life) dan melalui usaha patungan di Cina (BoCommLife) • Kantor cabang luar negeri di London, New York, Tokyo, Hong Kong, Shanghai, Beijing, Singapore, Auckland, Ho Chi Minh City dan Mumbai • Kantor perwakilan di Beijing dan Hanoi.
• • • • •
Retail banks in New Zealand (ASB) and Indonesia (PT Bank Commonwealth), Investment banking in China (20% in both QiluBank and Bank of Hangzhou) and Vietnam (20% stake in Vietnam International Bank), Life insurance operations in New Zealand (Sovereign), Indonesia (Commonwealth Life), and China through a joint venture (BoCommLife), Overseas branch offices in London, New York, Tokyo, Hong Kong, Shanghai, Beijing, Singapore, Auckland, Ho Chi Minh City, and Mumbai, Representative offices in Beijing and Hanoi.
Per 31 Desember 2015, Commonwealth Bank of Australia tidak memiliki investor atau beneficial owners dengan kepemilikan saham atau hak suara pengendali atau laba sebesar 5% atau lebih. Nominee yang tercantum dalam daftar pemegang saham tidak mengendalikan hak suara atau modal atau laba, serta bukan pengendali akhir Commonwealth Bank of Australia. Nominee dan perusahaan kustodian bertindak sebagai wali bagi investor dan beneficial owners. Nominee bertindak atas instruksi investor atau beneficial owners dengan memperhatikan kerahasiaan dan keputusan yang diambil oleh investor dan beneficial owners.
As at 31 December 2015, Commonwealth Bank of Australia has no investors or beneficial owners that have shareholdings or control votes or profit of 5% or greater. The nominees listed in the shareholders section do not control votes or capitals or profits and are not ultimately share holders of Commonwealth Bank of Australia. The nominee and custodian companies act astrustees for investors and beneficial owners. The nominees act on instructions from the investors or beneficial owners with discretion and decision making are maintained by the investors and beneficial owners.
Berlandaskan reputasi kehati-hatian dan layanan keuangan yang solid, Commonwealth Bank of Australia akan terus memberikan dukungan luas kepada Commonwealth Bank, yang diharapkan dapat tumbuh untuk memainkan peran penting dan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan sektor perbankan Indonesia.
With reputation for prudence and solid financial services as the Bank’s firm foundation, Commonwealth Bank of Australia will continue providing extensive supports and looking forward to seeing Commonwealth Bank plays a significant role and bringing a positive influence to the development of Indonesian banking sector.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
49
Adapun pemegang saham Commonwealth Bank Australia hingga tahun 2015 adalah sebagai berikut: Peringkat Rating
The shareholders of Commonwealth Bank Australia up to 2015 are as follows: 31 Desember 2015 31 December 2015
Pemegang Saham Registered Shareholders
%
1
HSBC Custody Nominees (Australia) Limited
281,351,158
16.48
2
J P Morgan Nominees Australia Limited
192,126,002
11.25
3
National Nominees Limited
116,188,254
6.80
4
Citicorp Nominees Pty Limited
97,313,490
5.70
5
BNP Paribas Nominees Pty Ltd
37,097,494
2.17
6
BNP Paribas Nominees Pty Ltd
22,260,245
1.30
7
AMP Life Limited
10,089,817
0.59
8
Australian Foundation Investment Company Limited
8,322,900
0.49
9
RBC Investor Services Australia Nominees Pty Limited
7,207,132
0.42
10
RBC Investor Services Australia Nominees Pty Limited
5,359,045
0.31
11
UBS Wealth Management Australia Nominees Pty Ltd
4,608,964
0.27
12
UBS Nominees Pty Limited
3,778,534
0.22
13
Argo Investments Limited
3,203,731
0.19
14
Milton Corporation Limited
3,115,948
0.18
15
Pacific Custodians Pty Limited
2,718,254
0.16
16
Navigator Australia Ltd
2,706,255
0.16
17
Pacific Custodians Pty Limited
2,518,163
0.15
18
Nulis Nominees (Australia) Limited
2,228,385
0.13
19
Mr Barry Martin Lambert
1,643,613
0.10
20
Questor Financial Services Limited
1,551,644
0.09
PERUSAHAAN BERELASI
RELATED COMPANIES
PT Commonwealth Life
PT CommonweALTH Life
Commonwealth Life hadir melayani Nasabah sejak 1992 dengan saham terbesar dimiliki oleh Grup Commonwealth Bank of Australia (CBA), sebesar 80% (yang terdiri dari CMG Asia Life Holding Ltd. 50% saham dan Commowealth International Holdings Pty. Ltd. 30% saham) dan 20% oleh PT Gala Arta Jaya. CBA adalah salah satu perusahaan penyedia jasa keuangan terkemuka yang menguasai industri perbankan dan asuransi di Australia. Saat ini CBA telah menguasai sebagian besar pangsa pasar di Australia dan di 2014 berhasil meraih penghargaan dari Business Bank of The Year, Banking Website of the year dan Best of The Best winner dengan kategori the Best Innovative Insurance Product serta Margin Lender of the Year (CommSec) selama lima tahun berturutturut dari Money Magazine.
Commonwealth Life has been present to serve Customers since 1992 with the majority shares are held by Commonwealth Bank of Australia (CBA) Group for 80% (consisting of CMG Asia Life Holding Ltd. 50% shares and Commowealth International Holdings Pty. Ltd. 30% shares), and 20% by PT Gala Arta Jaya. CBA is one of the leading financial service providers engaged in Banking and insurance industry in Australia. Currently CBA dominates market share in Australia and in 2014 won the awards for Business Bank of the Year, Banking Website of the Year, Best of the Best winner in the category of the Best Innovative Insurance Product, and Margin Lender of the Year (CommSec) from Money Magazine for five consecutive years.
Commonwealth Life meraih 15th Corporate Image Award 2015 versi majalah Tempo dan Frontier Consulting Group untuk kategori asuransi jiwa menengah dengan aset < Rp10 triliun. Mendapatkan predikat The Best Call Center versi Majalah Service Excellence dan Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre – CCSL). Penghargaan juga diberikan oleh majalah Media Asuransi, Investor dan Infobank sebagai Asuransi Jiwa Terbaik pada kategorinya. Pencapaian ini seiring dengan visi dan misi perusahaan untuk menjadi yang Terbaik dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan finansial Anda, Bisnis dan Masyarakat. Commonwealth Life juga terus mengembangkan produk dan layanannya dengan menambah
Commonwealth Life wins the 15th Corporate Image Award 2015 for the version of Tempo Magazine and Frontier Consulting Groupin the category of medium-sized life insurance with assets
50
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
jaringan di lebih dari 20 kota besar dan lebih dari 5.000 Agen di seluruh Indonesia yang melayani lebih dari 500 ribu Nasabah individu dan kumpulan.
products and services by adding networks in more than 20 major cities and agents for more than 5,000 persons in all over Indonesia who serve more than 500 thousand individual and group Customers.
Commonwealth Life merupakan perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Produk – produk yang ditawarkan oleh Commonwealth Life telah mendapatkan otorisasi dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Commonwealth Life is a life insurance company which is registered and supervised by the Financial Services Authority. Products offered by Commonwealth Life have been authorized and supervised by the Financial Services Authority
First State Investments Indonesia
First State Investments Indonesia
First State Investments merupakan bagian dari Colonial First State Global Assets Management (CFS GAM), divisi pengelola investasi The Commonwealth Bank of Australia dengan total dana kelolaan lebih dari US$ 142.1 milyar (per tanggal 31 Desember 2015). CFSGAM merupakan salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di Australia yang saat ini beroperasi di Sydney, Melbourne, Auckland, London, Edinburgh, Paris, Frankfurt, New York, Louisville, Dubai, Hong Kong, Singapore, Jakarta, Tokyo, Beijing dan Shenzen.
First State Investments is part of First State Global Assets Management (CFS GAM), part of Commonwealth Bank of Australia investment management body with total investment funds more that US$ 142,1 billion as per 31 December 2015). CFSGAM is one of the biggest investment companies in Australia that operates in Sydney, Melbourne, Auckland, London, Edinburgh, Paris, Frankfurt, New York, Louisville, Dubai, Hong Kong, Singapore, Jakarta, Tokyo, Beijing and Shenzen.
PT First State Investments Indonesia (“FSI Indonesia”) telah memperoleh izin manajer investasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam & LK) pada bulan Desember 2003. Sejak FSI Indonesia memulai kegiatan operasinya pada bulan Februari 2004, FSI Indonesia telah dipercaya untuk mengelola dana kelolaan sebesar lebih dari Rp. 4.9 trilyun (per Desember 2015) dalam bentuk Reksa Dana dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).
PT First State Investments Indonesia (“FSI Indonesia”) has received management investment license from The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) in December 2003. FSI Indonesia has been trusted to manage mutual fund and discretionary fund worth more than IDR 4,9 trillion (as per December 2015) since its operation in February 2004 in Indonesia.
FSI Indonesia dijalankan oleh para professional yang memiliki pengalaman yang luas di industri pengelolaan dana Indonesia serta mendapatkan dukungan aktif dari jaringan grupnya. Tim investasi FSI Indonesia berbasis di Jakarta, dan di sanalah mereka menjalankan kegiatan investasi mereka. Kedekatan dengan pasar dan akses langsung ke aliran informasi global memberikan keunggulan kompetitif bagi tim investasi dalam hal akses informasi dan memungkinkan mereka merespon dinamika pergerakan pasar domestik dengan cepat.
FSI Indonesia operates with experienced professional staffs in investment management with active support from FSI network. FSI Indonesia investor team is based in Jakarta. FSI Indonesia team has a close access to the market and direct access to global information that enables FSI Indonesia to respond to market dynamic.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
51
PENGHARGAAN ACKNOWLEDGEMENTS Penghargaan, apresiasi, dan pengakuan publik terhadap kinerja Commonwealth Bank merupakan hal penting untuk mendorong perusahaan meningkatkan kinerjanya agar menjadi lebih baik dalam melayani nasabahnya di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Bank menetapkan target yang lebih tinggi dari tahun ke tahun demi pencapaian itu.
Public awards, appreciations, and recognitions of Commonwealth Bank’s performance are important to encourage the Bank to improve its performance in order to better serve its customers in the future. Therefore, the Bank set higher targets from year to year for such performance.
Pencapaian yang diperoleh melalui penghargaan menjadi kebanggaan tersendiri bagi segenap insan Bank yang telah bekerja keras meningkatkan pelayanan dan bersinergi untuk kemajuan perusahaan. Berbagai upaya perubahan besar dalam organisasi telah dilakukan perusahaan dengan maksud agar mampu menyediakan produk dan layanan nasabah yang unggul.
Achievements which lead to the awards constitute a special pride for all Bank’s personnel who have been working and synergizing hard to improve the services and develop the Bank. Various big change efforts in the organization have been carried out by the Bank with the intention to provide superior products and services for the customers.
Sepanjang tahun 2015, Commonwealth Bank dianugerahi beberapa penghargaan sebagai berikut:
Throughout 2015, Commonwealth Bank is granted several awards as follows:
Januari January Peringkat Pertama dalam Customer Service Terbaik di antara Bank-bank Asing dari Marketing Research Indonesia (MRI) dan Majalah Infobank. First Rating for The Best Customer Service amongst Foreign Banks from Marketing Research Indonesia (MRI) and Info bank Magazine.
MARET March
Peringkat Pertama dalam Customer Satisfaction Survey yang dilakukan oleh Synovate. First Rating for Customer Satisfaction Survey by Synovate
Mei May Peringkat Ketiga dalam “Best Service Excellence Monitoring” Award dari Marketing Research Indonesia (MRI) dan Majalah infobank. Third Rating for “The Best Service Excellence Monitoring” Award from Marketing Research Indonesia (MRI) and Info bank Magazine.
September September September September CBA CEO Award 2015 untuk operasionalisasi COMPASS dari Commonwealth Bank of Australia untuk kategori International Financial Services. Nov 2015 CBA CEO Award 2015 on COMPASS operation for International Financial Services category from Commonwealth Bank of Australia, November 2015.
52
Best eMark Award 2015 untuk kategori Financial Institution (Bank) dari PT Telkom Indonesia Tbk. Best eMark Award 2015 for Financial Institution (Bank) categoryfrom PT Telkom Indonesia Tbk.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
September September
Bank Service Excellence Awards 2015 dari Marketing Research Indonesia (MRI) dan Majalah Infobank Mei 2015, dengan beberapa predikat berikut dibawah: Bank Service Excellence Award 2015from Marketing Research Indonesia (MRI) and Info bank Magazine, Mei 2015, with various predicates as follows:
September September September September
Peringkat Ketiga Performa Terbaik Call Center Third Rating for The Best Call Center Performance
April 2015 Service Quality Diamond Award 2015 dalam kategori industri Regular Banking – Multinational (Bank Reguler – Asing). Service Quality Diamond Award 2015 for Regular Multinational – Banking (Regular – ForeignBank) industry category, April 2015
September September September September
Peringkat Ketiga Best Overall Performance Third Rating for The Best Overall Performance
The Rising Star Bank in Service Excellence 2015. The Rising Star Bank in Service Excellence 2015
September September September September
Peringkat Kedua Performa Terbaik Teller Second Rating for The Best Teller Performance
Service Quality Award 2015 (diselenggarakan oleh Carre-CCSL dan majalah Service Excellence). Service Quality Award 2015 (organized by Carre-CCSL and Service Excellence Magazine)
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
53
PERISTIWA PENTING SIGNIFICANT EVENTS Sepanjang tahun 2015, Commonwealth Bank mengalami sejumlah peristiwa penting, sebagai bagian dari proses bisnis Bank. Beberapa peristiwa tersebut, di antaranya:
Throughout 2015, Commonwealth Bank experiences a number of important events as part of business processes of the Bank. Some of these events, amongst other:
Januari January
Blood Drive 2015 Blood Drive 2015
Februari February
WISE – CeweQuat International Forum WISE – CeweQuat International Forum
54
Australian Innovation Showcase 2015 Australian Innovation Showcase 2015
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Februari February
#BelajarInvestasi – Surabaya (Women Online Community Surabaya) #How to Invest – Surabaya (Women Online Community Surabaya)
#BelajarInvestasi – Sekolah Aluna #BelajarInvestasi – Aluna School
Maret March
Bizloan Launching Media Conference Bizloan Launching Media Conference
WISE – CeweQuat Networking Day WISE – CeweQuat Networking Day
Maret March
CommCare Club Visit Fun Activities with Aluna Kids CommCare Club Visit Fun Activities with Aluna Kids Commonwealth Bank 2015 Annual Report
#BelajarInvestasi Female Daily Network Jakarta #How to Invest Female Daily Network Jakarta
55
Maret March
Peluncuran Mobile Application WISE (Women Investment Series). Launching WISE (Women Investment Series) mobile application
Maret March
Peluncuran Mobile Application WISE (Women Investment Series). Launching WISE (Women Investment Series) mobile application
56
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
April April
Australian Culinary Trails 2015 Australian Culinary Trails 2015
CommCare Club Sekolah Aluna – Handover CommCare Club Aluna School– Handover
Peluncuran Internal Mobile Application WISE WISE Mobile Application Internal Launch
Pertemuan makan siang WISE Advisory Board WISE Advisory Board Update Lunch Meeting
April April
Mei May
Build Home Project Build Home Project
Mei
Canada Cup Golf Tournament 2015 Canada Cup Golf Tournament 2015
May
Jakarta Marketing Week 2015 Jakarta Marketing Week 2015
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Acara informal makan malam dan Laser Tag bersama Media Laser Tag and Informal Dinner with Media
57
Juni June
Commonwealth Bank & Batavia Dana Saham Media Conference Commonwealth Bank & Batavia Dana Saham Media Conference
Juni June
Office to Office – Edelman Indonesia Office to Office – Edelman Indonesia
58
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Juni June
CommCare Happy Hearts Fund – Bandung (Pembangunan Dapur Sekolah) CommCare Happy Hearts Fund – Bandung (School Kitchen Development)
Juni June
Buka Puasa Bersama Wartawan & Panti Asuhan Muslimin Jawa Breaking the fast with Journalist & Muslimin Jaya Orphanage
Juli July
CommCare Revisit Sekolah Aluna CommCare Aluna School Revisit
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Peluncuran produk reksa dana dan saham Ashmore Dana Ekuitas Nusantara dan Ashmore Dana Progresif Nusantara bekerja sama dengan PT Ashmore Asset Management Indonesia Launching Ashmore Nusantara Equity Fund and Ashmore Nusantara Progressive Fund in cooperation with PT Ashmore Asset Management Indonesia
59
Agustus August
Goal for Hope Goal for Hope
IFS Strategy Day Roadshow IFS Strategy Day Roadshow
Agustus August
#How to Invest Pekanbaru #BelajarInvestasi Pekanbaru
CSR at Sekolah Kasih Lubuk Linggau, Palembang CSR at Lubuk Linggau Kasih School, Palembang
Agustus August
CommBank Run & Fun CommBank Run & Fun
60
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
September September
Shave for Hope 2015 Shave for Hope 2015
Oktober October
#BelajarInvestasi – Jurnalis Perempuan #How to Invest – Female Journalists
November November
WISE Session – Mommies Luncheon WISE Session – Mommies Luncheon Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Indonesia – Australia Business Week 2015 Indonesia – Australia Business Week 2015
61
Desember December
WISE FUNancial Class untuk Ibu Rumah Tangga WISE FUNancial Class for Housewife
Desember December
WISE Session – Mommies Daily & CommBank CommCare Club - How to Save,With Sjors & CommBank
Desember December
CEO Build Home Project 2015 CEO Build Home Project 2015
62
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Desember December
Commcare Club - Belajar Menabung Bersama Sjors & CommBank CommCare Club - How to Save,With Sjors & CommBank
Desember December
CommCare Club - Belajar Menabung Bersama Sjors & CommBank CommCare Club - How to Save,With Sjors & CommBank
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
63
PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ PROFILE
Geoffrey David Coates Presiden Komisaris President Commissioner
64
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Suwartini
Komisaris Independen Independent Commissioner
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Khairil Anwar
Komisaris Independen Independent Commissioner
65
PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ PROFILE
Geoffrey David Coates Presiden Komisaris President Commissioner
Khairil Anwar
Komisaris Independen Independent Commissioner
66
Menjabat sebagai Presiden Komisaris Commonwealth Bank sejak tahun 2010. Geoffrey David Coates (Geoffrey) bergabung dengan Commonwealth Bank of Australia di tahun 1975. Geoffrey memiliki keahlian di bidang perencanaan strategis, pemasaran serta manajemen bisnis. Geoffrey meraih karier melalui beberapa jabatan eksekutif senior perbankan serta jabatan di bidang wealth management dan life insurance. Geoffrey menjabat sebagai Presiden Direktur PT Commonwealth Life (sebelumnya dikenal sebagai PT Astra CMG Life) dari 2002 sampai 2004. Pada tahun 2005, Geoffrey menempati posisi sebagai Executive General Manager Business Development di Commonwealth Bank of Australia, Sidney.
President Commissioner of Commonwealth BankIndonesia since 2010.Geoffrey David Coates (Geoffrey) joinedCommonwealth Bank of Australia in 1975.Hehasthe expertisein strategic planning, marketing, and business management. Geoffreypatched his career through several seniorexecutive positions in banking as well as in wealth management and lifeinsurance. He served as President Director of PT Commonwealth Life(formerly known as PT Astra CMG Life) from 2002 to 2004. In 2005,Geoffrey was appointed as Executive General Manager of BusinessDevelopment at Commonwealth Bank of Australia, Sydney.
Geoffrey menyelesaikan program MBA di Sydney pada tahun 1996.
Geoffrey completed his MBA program in Sydney in 1996.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Commonwealth Bank sejak Mei 2013. Khairil Anwar telah menjabat berbagai kedudukan penting di Bank Indonesia termasuk sebagai Direktur & Direktur Eksekutif di Bank Indonesia selama hampir 10 tahun, di samping pengalaman di bidang perbankan selama lebih dari 30 tahun. Jabatan terakhirnya di Bank Indonesia adalah Direktur Eksekutif/Koordinator BI untuk wilayah Kalimantan.
Independent Commissioner of CommonwealthBank Indonesia since May 2013.Khairil Anwar has held various executive positions with Bank Indonesiafor 10 years including as Director and Executive Director, along withover 30 years experience in banking sector. His last assignment wasExecutive Director/Coordinator of Bank Indonesia for Kalimantan region.
Khairil Anwar menyelesaikan gelar Master of Science Management dari Arthur D. Little Management Institute USA.
Khairil Anwar received his Master of Science Management from ArthurD. Little Management Institute, USA.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
Suwartini
Komisaris Independen Independent Commissioner
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris Commonwealth Bank sejak tahun 2013. Guy Martin Harding (Guy) bergabung dengan Commonwealth Bank of Australia pada tahun 2003. Guy adalah seorang spesialis terkemuka di bidang kredit dan risiko yang memiliki pengetahuan luas mengenai pasar perbankan di Eropa, Australia, dan Asia. Awal bergabung, Guy mengemban jabatan sebagai General Manager Group Risk Strategy dan setelah itu menjabat sebagai Chief Risk Officer Business and Private Banking. Sebelumnya bekerja di berbagai lembaga keuangan terkemuka di Inggris, termasuk di antaranya Midland Bank, Lloyds TSB dan online bank Prudential. Guy memulai karier di wilayah Asia pada tahun 2001 ketika mengepalai Divisi Global Credit and Risk Operation di AMP Bank. Pada tahun 2012, Guy ditunjuk menjadi Chief Risk Officer untuk Divisi International Financial Services, CBA Group dan kini menetap di Hong Kong sejak tahun 2015. Guy mendapat gelar MBA in Banking Management dari University of Exeter, Inggris, pada tahun 1990. Guy menerima Fellow of the Chartered Institute of Bankers serta berbagai kualifikasi professional lainnya.
Vice President Commissioner of Commonwealth BankIndonesiasince 2013.Guy Martin Harding (Guy) joined Commonwealth Bank of Australia in 2003. Guy has been known as awell-respected specialist for credit and risk with extensive knowledgeof European and Australian banking markets.Initially, Guy served asGeneral Manager of Group Risk Strategy and subsequently appointed asChief Risk Officer of Business and Private Banking. He had worked fora number of leading UK financial institutions, including Midland Bank,Lloyds TSB, and Prudential’s Online Bank. Guy initially moved his path toAsia in 2001 to become Head of Global Credit and OperationalRisk Division of AMPBank. In 2012 Guy was appointed as Chief Risk Officer for InternationalFinancial Services Division of CBA group.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Commonwealth Bank sejak November 2012. Suwartini mempunyai pengalaman selama lebih dari 20 tahun di bidang perbankan, termasuk lebih dari 12 tahun sebagai Direktur Kepatuhan, Manajemen Risiko dan SDM. Di samping sektor perbankan, Suwartini juga selama 14 tahun berkarier di suatu organisasi internasional United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Saat ini aktif di Asosiasi Perbankan, antara lain di Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan, PERBANAS, IBI, BARA, ISEI (Pusat dan Jakarta), Komisi Nasional GCG, LKDI dan juga menjabat sebagai Direktur di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
Independent Commissioner of Commonwealth Bank since November 2012.Suwartinihas more than 20 years experience in banking, includingmore than 12 years as Director of Compliance, Risk Management & HR.In addition to banking sector, she has also worked in an international organization namely theUnited Nations High Commission for Refugees (UNHCR). Currently, sheis actively involved in banking associations, such as the CommunicationsForum for Compliance Directors, PERBANAS, ISEI, GCG NationalCommittee, and serves as Director at Indonesian Banking ResearchInstitute.
Suwartini meraih gelar MBA di Business Administration dari Century University New Mexico.
Suwartini earned her MBA degree from Century University, New Mexico.
Guy completed his MBA in Banking Managementfrom University of Exeter, England in 1990. He received Fellowof the Chartered Institute of Bankers, and also holds several otherprofessional qualifications.
67
PROFIL DIREKSI DIRECTORS’ PROFILE
Antonio Da Silva Costa Presiden Direktur President Director
68
Paul Setiawan Hasjim
Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Director of Operations and Information Technology
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Angeline Nangoi
Direktur Kepatuhan Director of Compliance
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Adhiputra Tanoyo
Direktur Manajemen Risiko Director of Risk Managament
69
PROFIL DIREKSI DIRECTORS’ PROFILE
Antonio Da Silva Costa Presiden Direktur President Director
Paul Setiawan Hasjim
Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Director of Operations and Information Technology
70
Bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Presiden Direktur pada bulan Maret 2010. Antonio Da Silva Costa (Tony) memulai karier perbankannya pada tahun 1979 di Bank of Montreal, dan terus berkarya secara aktif di sektor jasa keuangan. Pada tahun 1989, Tony bergabung dengan Credit Lyonnais Canada dan lima tahun kemudian pindah ke Indonesia untuk Credit Lyonnais Indonesia sebagai General Manager/Marketing Director. Pada tahun 1998, Tony bergabung dengan Citibank sebagai Debt Restructuring Unit Head dan kemudian sebagai Corporate Banking Head. Sebelum bergabung dengan Commonwealth Bank, pada tahun 2002 bertanggung jawab untuk memimpin Rabobank Indonesia sebagai Presiden Direktur.
Joining Commonwealth Bank as President Director in March 2010. Antonio Da Silva Costa (Tony) began his banking career with Bank of Montreal in 1979 and has remained active in the financial services industry ever since. In 1989 Tony joined Credit Lyonnais Canada and five years later he moved to Indonesia for Credit Lyonnais Indonesia as General Manager/Marketing Director. In 1998 Tony joined Citibank as Debt Restructuring Unit Head and later as Corporate Banking Head. Prior to joining Commonwealth Bank, in 2002 he took up the responsibility of leading Rabobank Indonesia as President Director.
Selama 32 tahun berkarier di industri perbankan, termasuk menempati posisi direktur pada tiga bank internasional yang beroperasi di Indonesia, Tony banyak mengembangkan keahlian dan pengalaman khusus pada bidang kebijakan kredit dan restrukturisasi kredit, dan juga pengalaman sebagai anggota komite kredit.
Throughout his 32-year career in the banking industry, which includes serving as director of three international banks operating in Indonesia, Tony has developed skills and experiences specifically in credit policy and restructuring as well as by being a member of credit committees.
Antonio Da Silva Costa menyelesaikan program MBA di McGill University di Kanada.
Antonio Da Silva Costa completed his MBA Program at McGill University, Canada.
Bergabung bersama Commonwealth Bank dan menjabat sebagai Director of Operations and Information Technology sejak Desember 2012. Paul Setiawan Hasjim memulai karier di sektor perbankan sejak tahun 1983 pada saat ia bergabung di Bank Niaga (sekarang PT Bank CIMB Niaga Tbk.) dan berkarya selama lebih dari 25 tahun dengan jabatan terakhir sebagai Operations & IT Director.
Joining Commonwealth Bank as Director of Operations and Information Technology since December 2012. Paul Setiawan Hasjim started his banking career in 1983 when he joined PT Bank Niaga (now PT Bank CIMB Niaga Tbk.) and pathed his career with the Bank for more than 25 years with his last position as Operations & IT Director.
Paul menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Informatika & Komputer, Jakarta pada tahun 1986 dan memperoleh gelar MBA dari RMIT University, Business Faculty, School of Management, Melbourne, Australia pada tahun 2002.
Paul completed his study at Computer &, Information High institute Jakarta in 1986 and earned MBA degree from RMIT University, Business Faculty, School of Management, Melbourne, Australia in 2002.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Angeline Nangoi
Direktur Kepatuhan Director of Compliance
Adhiputra Tanoyo
Direktur Manajemen Risiko Director of Risk Managament
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Diangkat sebagai Direktur Kepatuhan pada bulan Juli 2014. Angeline Nangoi bergabung dengan PT Bank Commonwealth sejak bulan Maret 2014 sebagai Chief of Compliance. Angeline memulai kariernya di perusahaan konsultan engineering dan memasuki dunia perbankan pada tahun 1982. Hingga kini, telah berkarier di perbankan selama 33 tahun dengan pengalaman di bidang marketing, kredit, tresuri dan kepatuhan. Sebelum bergabung dengan PT Bank Commonwealth, Angeline menjabat sebagai Compliance Director di Bank OCBC Indonesia dan sebagai Corporate Secretary setelah menjadi Bank OCBC NISP Tbk.
Appointed as Director of Compliance on July 2014. Angeline Nangoi joined Commonwealth Bank since March 2014 as Chief of Compliance. Angeline began her career in an engineering consulting firm, and entered the banking industry in 1982. Since then she has built her career for over 33 years in marketing, credit, treasury, and compliance. Before joining PT Bank Commonwealth, Angeline served as Compliance Director of Bank OCBC Indonesia and as Corporate Secretary when the Bank became Bank OCBC NISP Tbk.
Angeline meraih gelar sarjana teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1980.
Angeline earned her degree in engineering from Institute of Technology Bandung in 1980.
Bergabung bersama Commonwealth Bank dan diangkat menjadi Direktur yang bertanggung jawab atas kesinambungan seluruh proses Manajemen Risiko di Bank pada tahun 2013. Adhiputra Tanoyo mengawali kariernya di Indover Bank sebagai Credit Analyst. Selain sempat bekerja di Konsultan Risk Management ternama seperti Arthur Andersen dan Ernst & Young, Adhiputra berkarier di bidang Risk Management selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun 2009, Adhiputra bergabung dengan PT Bank UOB Indonesia dengan posisi terakhir sebagai Executive Director, Head of Risk Management.
Joining Commonwealth Bank and appointed as Director responsible for continuity of the Bank’s all risk management process in 2013. Adhiputra Tanoyo started his career with Indover Bank as a Credit Analyst. Besides having the opportunity of working with some well-known Risk Management Consultants such as Arthur Andersen and Ernst & Young, Adhiputra developed his career in Risk Management for over 15 years. In 2009, Adhiputra joined PT Bank UOB Indonesia with his last position as Executive Director, Head of Risk Management.
Adhiputra Tanoyo lulus dari Erasmus Universiteit Rotterdam pada tahun 1998. Ia pernah mengikuti berbagai pelatihan terkait Risk Management dan juga menerima beasiswa dari Swedish International Development Agency (SIDA) untuk Risk Management di Swedia.
Adhiputra Tanoyo was graduated from Erasmus Universiteit Rotterdam in 1998. He has attended various trainings related to Risk Management and received a scholarship from Swedish International Development Agency (SIDA) for Risk Management in Sweden.
71
ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS
72
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
73
ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS
Berdasarkan data Bank Dunia pertumbuhan ekonomi global tahun 2015 hanya 2,4%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,6%. Based on the data from the World Bank, global economic growth in 2015 is only 2.4%, lower than that of the previous year of 2.6%.
74
Perekonomian Global dan Nasional
Global and National Economy
Pada tahun 2015, perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik tidak lepas dari pengaruh negatif melambatnya perekonomian global. Melemahnya perekonomian negara-negara partner dagang Indonesia disertai penurunan tajam harga komoditas, yang masih merupakan andalan ekspor Indonesia, dan penurunan nilai Rupiah terhadap mata uang asing merupakan salah satu tantangan dalam pengelolaan sektor moneter dan riil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kedepan. Berbagai paket kebijakan telah dikeluarkan pemerintah untuk menjawab tantangan tersebut dan memastikan kesinambungan pertumbuhan ekonomi kedepan.
In 2015, the slowdown of domestic economic growth is inseparable from the negative effects of the global economy. The weakening of the economies of Indonesia’s trading partners, sharp declines in commodities price which are still constituting the backbones of Indonesia’s export, and depreciation of rupiah against foreign currencies are those amongst the challenges in managing monetary and real sectors to support future economic growth. Various policy packages have been issued by the government to address these challenges and ensure sustainable economic growth in the future.
Berdasarkan data Bank Dunia pertumbuhan ekonomi global tahun 2015 hanya 2,4%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,6%. Penurunan harga komoditas, melemahnya perdagangan global serta gejolak pasar finansial menekan aktifitas ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi global kedepan akan bergantung pada keberhasilan banyak negera menggunakan momentum pertumbuhan ekonominya dan keberhasilan proses transisi ekonomi negara Cina menjadi perekonomian yang lebih berorientasi
Based on the data from the World Bank, global economic growth in 2015 is only 2.4%, lower than that of the previous year of 2.6%. The decline in commodities prices, weaker global trade, and financial market volatility depress global economic activities. Global economic growth in the future will depend on the success of many countries to use their economic growth momentums and the success of China economic transition process into an economy which is more oriented towards consumption and
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi kawasan negara emerging market mencapai 4% di tahun 2015
4%
Based on IMF’s projections, economic growth in emerging market countries reaches 4% in 2015
4%
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
pada sektor konsumsi dan jasa. Pertumbuhan Cina di tahun 2015 hanya mencapai 6,9% lebih rendah dari 7,4% (2014) dan 7,7% (2013).
services sectors. China’s economic growth in 2015 is only 6.9% lower than that of 7.4% (2014) and 7.7% (2013).
Di tahun 2015, perbaikan perekonomian di negara maju berjalan lebih lambat dari perkiraan. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi AS hanya akan mencapai 2,5% di tahun 2015, jauh dibawah rata2 tingkat pertumbuhan jangka panjang yang berada di level 3,3%. Namun demikian, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) menilai ekspansi ekonomi Amerika Serikat cukup baik dimana lebih dari 12 juta lapangan pekerjaan diciptakan dalam lima tahun terakhir dan tingkat pengangguran berkurang signifikan menjadi 5%. Perbaikan ekonomi teresebut mendorong Federal Resereve untuk mengakhiri kebijakan suku bunga rendah selama 7 tahun terakhir dan mulai menaikkan suku bunga acuan secara bertahap yang dimulai pada pertengahan Desember 2015 dimana suku bunga Federal Reserve dinaikan 0,25% menjadi 0,50%.
In 2015, the economic recovery of developed countries moves more slowly than what is expected. IMF predicts that US’ economic growth will only reach 2.5% in 2015, far below the average of long-term growth rate which is expected to be 3.3%. However, the US Central Bank (the Federal Reserve) assesses that the economic expansion of the United States is reatively good where more than 12 million jobs are created in the last five years and the unemployment rate is significantly reduced to 5%. The economic recovery encourages the Federal Reserve to end the low interest rate policy over the last 7 years and starts to raise interest rate gradually beginning in mid December 2015 in which the Federal Reserve raised interest rates by 0.25% to 0.50%.
Kawasan Eropa dan Jepang juga tengah berupaya memulihkan kondisi perekonomiannya. Pertumbuhan kuartal ketiga tahun 2015 di Uni Eropa berhasil mencapai 1,9% yoy, dimotori oleh pemulihan ekonomi di Jerman dan Inggris. Tingkat pengangguran turun menjadi 9,3%, terendah selama 9 tahun terakhir. Perbaikan ekonomi tersebut didukung oleh peningkatan daya saing ekspor yang disebabkan oleh pelemahan mata uang Euro dan penurunan harga minyak yang secara signifikan menekan tingkat inflasi dan menguntungkan negara-negara eropa yang bukan produsen minyak. Tingkat inflasi yang hampir nol meningkatkan pendapatan riil dan mendongkrak daya beli masyarakat di negara Eropa. Kebijakan moneter ”longgar” yang diambil oleh Bank Sentral Eropa yaitu dengan mengucurkan stimulus melalui Quantitative Easing (QE) dan menurunkan tingkat suku bunga acuannya.
Europe and Japan are also struggling to recover their economies. Growth in the third quarter of 2015 in the European Union reachs 1.9% yoy, driven by the economic recovery in Germany and the United Kingdom. The unemployment rate falls to 9.3%, the lowest over the last 9 years. The economic recovery is supported by improved export competitiveness caused by the weakening of the euro currency and the fall of oil price that significantly reduce the inflation rate and favor the non-oil producer European countries. The inflation rate which is almost zero increases real income and boosts the purchasing power of people in European countries. Easy monetary policy is also taken by the European Central Bank by launching economic stimulus through quantitative easing (QE) and lowering its interest rate benchmark.
Berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi kawasan negara emerging market mencapai 4% di tahun 2015 yang terimbas oleh melesunya perekonomian Cina ke level 7% yoy. Situasi tersebut menyebabkan keluarnya sebagian danadana jangka pendek di pasar keuangan emerging market, termasuk Indonesia, ke negara-negara yang dianggap lebih aman (safe haven). Situasi tersebut menyebabkan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang sempat mencapai titik terendahnya setelah tahun 1998 (sekitar Rp14.000). Per akhir 2015, berdasarkan data Bank Indonesia kurs tengah Rupiah terhadap USD berada di posisi Rp13.864.
Based on IMF’s projections, economic growth in emerging market countries reaches 4% in 2015 affected by the slowdown of China’s economy to the level of 7% yoy. The situation leads to the flight of part of short-term funds in the emerging countries’ financial markets, including Indonesia, to countries that are considered more secured (safe heaven). This weakens rupiah against US dollar which has reached its lowest point after 1998 (around Rp14,000). As of the end of 2015, based on data from Bank Indonesia the middle rate of rupiah against US dollar is in the position of Rp13,864.
75
Pada saat bersamaan, selain penurunan permintaan dari negara-negara maju dan Cina, tekanan harga komoditas disebabkan oleh peningkatan pasokan minyak yang tidak dibatasi oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC). Penurunan harga minyak ikut melemahkan harga komoditaskomoditas lain seperti batu bara dan kelapa sawit. Penurunan harga komoditas mengurangi pendapatan ekspor serta pajak pendapatan Indonesia.
At the same time, in addition to the decreasing demand from the developed countries and China, the commodities price pressure is also caused by the increase in oil supply which is not restricted by the Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC). The decline of oil price presses the price of other commodities such as coal and palm oil. The decline in commodities price reduces Indonesian export and income tax revenues.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 hanya mencapai 4,73% jauh dibawah 5,7% yang merupakan target pemerintah. Pemerintah meluncurkan berbagai paket kebijakan ekonomi dan stimulus untuk mendorong percepatam pembangunan infrastruktur dan investasi di sektor riil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Indonesia’s economic growth in 2015 is only 4.73%, far below the 5.70% target of the government. The government launches a wide range of economic policies and stimulus packages to encourage the acceleration of infrastructure development and investment in the real sector to support the economic growth.
Risiko peningkatan akselerasi perubahan suku bunga acuan Amerika Serikat menjadi salah satu pertimbangan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate di posisi 7,50%. Penurunan inflasi yang cukup signifikan diperkirakan memberikan ruang kepada Bank Indonesia untuk menurunkan BI Rate dalam waktu dekat. Sebagaimana dilakukan oleh beberapa negara, penurunan suku bunga diharapkan menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi domestik di tengah lesunya perekonomian global.
The risk of United States interest rate benchmark accelerated increase becomes one of Bank Indonesia’s considerations to keep BI Rate at the 7.50%. Significant decline in inflation rate is expected to provide rooms for Bank Indonesia to lower the BI Rate in the near future. As done by some countries, the decline in interest rate is expected to be one of the factors that support domestic economic growth amidst the global economic slowdown.
Industri
Industry
Kondisi pelemahan perekonomian memberikan tekanan kepada dunia usaha dan meningkatkan pesimisme diantara para pelaku usaha. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja korporasi yang tercatat di BEI melemah. Hal itu tercermin dari penurunan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) di hampir seluruh sektor, kecuali sektor perdagangan, jasa dan investasi.
Weakening economic conditions put pressures on the business activities and increase pessimism among business players. Based on data from the Indonesian Stock Exchange (ISE), the performance of corporations listed on the exchange are weakened. This was reflected in a decrease in return on assets (ROA) and return on equity (ROE) in almost all sectors, except trade, services, and investment.
Keputusan bisnis dilakukan secara lebih berhati-hati dan banyak para pelaku usaha lebih memilih menyimpan dananya di perbankan daripada membiayai pengembangan bisnis. Dampaknya bagi perbankan adalah melambatnya pertumbuhan kredit dan meningkatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan sehingga mendorong penurunan rasio antara kredit yang dikucurkan dengan dana masyarakat yang berhasil dihimpun perbankan atau Loan to Deposits Ratio (LDR).
Business decisions are made more cautiously and many business players prefer to save their funds in banks rather than to finance business developments. The consequences for banks are the slowing credit growth and increasing third party funds (TPF) growth in the banking system which in turn decreasing the ratio of loans disbursed with public funds raised or Loan to Deposits Ratio (LDR).
Penurunan kinerja pada industri perbankan tercermin dari Return On Asset (ROA) yang menurun. ROA industri perbankan turun dari 2,85% di semester II-2014 menjadi 2,29% pada semester I-2015. Selain itu, dari sisi efisiensi industri perbankan juga mengalami penurunan dimana terdapat peningkatan rasio beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO).
The decline in the banking industry performance is reflected by the decrease in return on assets (ROA). ROA of banking industry falls from 2.85% in the second semester of 2014 to 2.29% in the first semester of 2015. In addition, the efficiency of the banking industry is also decreased whereby there is an increase in the ratio of operating expenses compared to operating incomes.
Bank Indonesia dalam Kajian Stabilitas Keuangan menyampaikan bahwa fungsi intermediasi perbankan melemah seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik. Pada semester I 2015 misalnya, LDR turun menjadi 88,62% dibandingkan 89,30% pada semester II-2014.
Bank Indonesia in its Financial Stability Review mentions that the banking intermediation is weakened along with the slowdown of domestic economic growth. For example, in the first semester of 2015, LDR falls to 88.62% from that of 89.30% in the second semester of 2014.
Situasi yang dihadapi industri perbankan tersebut pada akhirnya meningkatkan potensi risiko, terutama terkait dengan kredit bermasalah (Non Performing Loan/ NPL). Pada semester I-2015, NPL secara industri mencapai 2,56% naik dari 2,16% pada semester II-2014.
The situation faced by the banking industry ultimately increases the potential risks, especially related to the NPL (Non Performing Loan). In the first semester of 2015, the NPL of the industry reaches 2.56% increased from that of 2.16% in the second semester of 2014.
Bank terus melakukan efisiensi kinerja operasional dan inovasi produk yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap perkembangan kinerja di tahun 2015, sekalipun dalam kondisi industri yang sedang melemah.
The Bank continuously perform operational efficiency and product innovation that contribute significantly to the growth of the Bank’s performance in 2015, despite the current weakening industry condition.
76
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
GLOBAL MARKETS
GLOBAL MARKETS
Global Markets merupakan salah satu divisi di Commonwealth Bank yang membawahi tiga fungsi penting yaitu fungsi penjualan dan trading produk-produk valuta asing dan obligasi pemerintah serta fungsi treasury.
Global Markets is one of the divisions in Commonwealth Bank, which performs three important functions, namely sales and trading of foreign exchange products, sales and trading of treasury bonds, and treasury functions.
Selain memberikan kontribusi pendapatan dari aktifitas penjualan dan trading dari produk-produk valuta asing dan obligasi pemerintah, fungsi treasury yang mengelola risiko likuiditas, pendanaan dan risiko suku bunga merupakan salah satu fokus utama divisi Global Markets. Untuk memastikan fungsi divisi Global Markets berjalan dengan baik, semua aktifitas divisi Global Markets didukung oleh risk management framework dan governance yang ketat termasuk memastikan budaya risiko dipahami dan dilaksanakan oleh setiap staf divisi Global Markets.
Besides contributing revenues from sales and trading activities of foreign exchange products and treasury bonds, Treasury function that manages liquidity risk, funding, and interest rate risk is one of the main focuses of the Global Markets Division. To ensure the smooth functionality of the Global Markets Divisions, all activities of the division are supported by tight risk management framework and governance including ensuring that the risk culture is understood and implemented by all staff of the Global Markets division.
Keberhasilan departemen penjualan produk-produk valuta asing dan obligasi pemerintah terutama didukung oleh layanan advisory yang berkualitas kepada nasabah-nasabah Bank. Untuk memastikan pelayanan terbaik dan sesuai dengan kebutuhan nasabah, kualitas layanan advisory didukung oleh strategi investasi dan/ atau lindung nilai berdasarkan analisis pasar yang berkualitas dan sesuai risk appetite nasabah. Selain melalui komunikasi personal antar staff frontliner Bank dengan nasabah, layanan advisory melalui media Blackberry Messenger dan aplikasi WhatsApp disediakan untuk kecepatan distribusi informasi kepada nasabah. Optimalisasi fungsi teller dan customer service di kantor-kantor cabang untuk melakukan pemasaran juga dilakukan dan telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan penjualan dan pendapatan Bank.
The success of foreign exchange products and treasury bonds sales and trading functions is mainly supported by high quality advisory services to clients of the Bank. To ensure that the best services according to the customers’ needs are provided, the advisory services quality is supported by quality investment and/or hedging strategies based on market analyses and the corresponding risk appetite of the customers. In addition to the personal communications between Bank’s frontline staff and the customers, advisory services through Blackberry Messenger and WhatsApp application media are provided to speed up the distribution of information to the customers. Optimization of the functions of tellers and customer services at the branch offices to do the marketing functions is also done and has contributed to an increase in sales and earnings of the Bank.
Pencapaian sasaran departemen penjualan produk-produk valuta asing dan obligasi pemerintah didukung penuh oleh kemampuan fungsi trading didalam mengelola risiko pergerakan nilai FX dan obligasi pemerintah sesuai dengan risk appetite Bank.
The achievements of foreign exchange products and treasury bonds sales and trading functions are fully supported by the abilities of the sales and trading functions in managing FX rate and treasury bonds value movement risks in accordance with the Bank’s risk appetite.
Departemen treasury menjalankan fungsinya untuk memastikan risiko likuiditas dan risiko tingkat suku bunga dikelola secara prudent dan setiap saat memenuhi batasanbatasan yang ditetapkan baik oleh manajemen maupun regulator.
Treasury function ensures that liquidity and interest rate risks are managed prudently and at all times complied with the limits set by the management and the regulators.
Strategi Tiga Lini Pertahanan
Three Lines of Defense Strategy
Sebagai institusi perbankan yang mengedepankan pengelolaan manajemen risko yang baik, Bank menerapkan strategi pertahanan tiga lini untuk mendukung pencapaian kinerja fungsi-fungsi kerja yang ada.
As a banking institution that emphasizes good risk management, the Bank implements three lines of defense strategy to support the achievement of the performances of the existing functions.
Divisi Global Markets sebagai lini pertama memastikan fungsi penjualan dan trading dari produk-produk valuta asing dan obligasi pemerintah maupun fungsi divisi Treasury di dalam mengelola risiko likuiditas, pendanaan dan risiko suku bunga, berjalan baik sesuai dengan kerangka manajemen risiko Bank dan memenuhi semua ketentuan internal dan regulator. Peranan penting lini pertama termasuk mendorong tumbuhnya budaya sadar risiko di setiap fungsi yang ada, termasuk kepatuhan terhadap batasan risiko yang telah ditentukan dan pentingnya eskalasi apabila terdapat ketidaksesuaian pelaksanaan dan/ atau potensi ketidakpatuhan terhadap kerangka risiko manajemen.
The Global Markets Division as the first line of defence ensures that the functions of sales and trading of foreign exchange products and treasury bonds as well as the function of Treasury division in managing liquidity risk, funding, and interest rate risk, run well in accordance with the Bank’s risk management framework and in compliance with the internal and regulators provisions. The important roles of the first line of defense include encouraging the development of risk awareness culture at every function, ensuring the adherence to the predetermined risk limits, and promoting the importance of escalation if there are inconsistencies in the implementation of and/or non-compliance potentials with the risk management framework.
Market Risk sebagai lini kedua menjalankan perannya melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan implementasi kerangka manajemen risiko (termasuk risiko pasar dan risiko likuiditas) yang dilakukan oleh divisi Global Market termasuk
The Market Risk function as the second line of defence, performs its role to monitor the implementation of risk management framework (including market and liquidity risks) by the Global Markets Division, including to update the related
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
77
memperbaharui kebijakan terkait dan melakukan eskalasi apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaanya.
policies and escalate the implementation inconsistencies if any.
Internal Audit sebagai lini ketiga berperan untuk melakukan pemeriksaan (audit) atas kualitas pelaksanaan semua ketentuan-ketentuan baik internal dan regulator atas aktifitas yang dilakukan oleh divisi Global Market dan Market Risk.
The Internal Audit function as the third line of defence audits the quality of the implementation of both the internal and the regulators provisions on the activities conducted by the Global Market division and Market Risk function.
Kinerja di Tahun 2015
2015 Performance
Likuiditas dan Pendanaan
Liquidity and Funding
Salah satu fungsi penting Divisi Global Market adalah memastikan terpenuhinya kebutuhan likuiditas terhadap seluruh kewajiban Bank yang jatuh waktu. Risiko likuiditas selalu dikelola dan dipantau dengan sangat berhati-hati. Berbagai batasan internal tehadap risiko likuditas diterapkan dan proyeksi kebutuhan pendanaan dan kondisi likuiditas dibahas oleh Treasury dengan unit bisnis terkait secara berkala melalui forum resmi seperti rapat WALCO (mingguan) dan rapat ALCO (bulanan).
One of the important functions of the Global Markets Division is to ensure the fulfillment of liquidity needs for all Bank’s obligations that mature. Liquidity risk is always managed and monitored very carefully. Various internal restrictions to liquidity risk are applied, and projected funding requirements as well as liquidity conditions are discussed by the Treasury function with the respective business units on a regular basis through the official forums such as Walco meetings (weekly) and ALCO meetings (monthly).
Bank secara berkala mengkaji dan menetapkan strategi pendanaan yang dituangkan kedalam Rencana Pendanaan Tahunan yang didalamnya memuat secara rinci strategi dan aktifitas yang akan dilakukan untuk mencapai target pendanaan dari pihak ketiga termasuk balance dan komposisinya seperti giro - tabungan - deposito dan retail - korporasi. Saat ini, komposisi giro dan tabungan terhadap dana pihak ketiga adalah 55% dan deposito 45%.
Bank regularly reviews and establishes funding strategies that are contained in the Annual Financing Plan which includes the detailed strategies and activities that will be undertaken to achieve the target of funding from third parties, including the amount and composition in the forms of demand deposits, saving deposits, retail deposits, and corporate deposits. Currently, the compositions of demand and saving deposits to third party funds is 55% and to total deposits is 45%.
Dengan didukung oleh core system yang baru, Bank telah dan terus berencana melakukan inovasi produk-produk seperti tabungan yang dikaitkan dengan investasi, asuransi dan konsumsi.
Supported by a new core system, the Bank has been and continues planning product innovations such as savings which are associated with investment, insurance, and consumption products.
Divisi Global Market turut mendukung inovasi pendanaan Bank dengan melakukan penerbitan Negotiable of Certificate Deposits (NCD) secara teratur (sejak awal tahun 2014). Penerbitan NCD merupakan upaya Bank untuk mendiversifikasi sumber dana dan memperpanjang durasi (tenor) pendanaan Bank serta sekaligus mereduksi risko likuiditas. Per akhir Desember 2015, total penerbitan NCD sebesar 1.45 triliun rupiah dengan rata-rata durasi 6 bulan.
The Global Markets Division also supports the Bank’s funding innovations by issuing Negotiable Certificate of Deposits (NCD) regularly (since early 2014). The NCD issuance is an attempt of the Bank to diversify its sources of funding and extending the durations (tenors) of the Bank’s funding while mitigating the liquidity risk. As of the end of December 2015, total NCD issuance is 1,45 trillion rupiahs with tenor average of 6 months.
Penjualan Valuta Asing dan Surat Berharga
Sales of Foreign Exchanges and Securities
Mendukung strategi Bank, divisi Global Market memberikan pelayanan kepada nasabah yang membutuhkan produkproduk valuta asing dan Surat Utang Negara (SUN).
In supporting the Bank’s strategies, the Global Markets Division provides necessary services to customers who want to deal with foreign exchanges and treasury securities.
Transaksi valuta asing dapat dilakukan dalam sembilan mata uang asing (USD, AUD, Yuan, GBP, NZD, SGD, EUR, Yen dan HKD). Layanan transaksi valuta asing dapat diakses melalui kantor cabang Commonwealth Bank terdekat, melalui telepon maupun internet banking. Jenis transaksi valuta asing yang tersedia adalah sebagai berikut:
Foreign currency transactions can be done in nine foreign currencies (USD, AUD, Yuan, GBP, NZD, SGD, EUR, Yen, and HKD). Foreign exchange transaction services can be accessed through the nearest Commonwealth Bank branch office, over the phone, or internet banking. The available types of foreign exchange transaction are as follows:
• Spot. Merupakan transaksi jual/ beli valuta asing dengan delivery period pada hari kerja kedua setelah tanggal transaksi. Transkasi Spot banyak digunakan nasabah untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing dan/ atau kebutuhan Rupiah dengan dari valuta asing yang dimiliki.
• Spot. Constituting foreign exchanges sale/purchase transactions with delivery period of two business days after transaction date. Spot transactions are widely used by customers to meet the needs for foreign exchanges and/or the needs of rupiah against the foreign exchanges owned.
• Forward. Merupakan transaksi jual/ beli valuta asing dengan delivery period lebih dari dua hari kerja setelah tanggal transaksi. Umumnya transaksi Forward digunakan nasabah untuk lindung nilai terhadap risiko pergerakan valuta asing.
• Forward. Constituting foreign exchanges sale/purchase transactions with delivery period of more than two business days after transaction date. Generally, forward transactions are used by customers to hedge against the risk of foreign exchanges movements.
78
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
• Swap. Merupakan satu transaksi yang terdiri dari 2 transaksi yaitu jual/ beli valuta asing dengan delivery Spot atau Forward dan beli/ jual valuta asing yang sama dengan delivery Forward.
• Swap. Constituting two transactions, namely sale/purchase of foreign exchanges with Spot or Forward delivery and purchase/sale of the same foreign excganges with Forward delivery.
Sepanjang tahun 2015, volume transaksi valuta asing lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang disebabkan oleh penurunan permintaan transaksi valuta asing yang dipengaruhi perlambatan fundamental ekonomi dan terdapat beberap peraturan terkait transaksi valuta asing seperti persyaratan penyediaan underlying dokumen untuk transaksi valuta asing menjadi sejumlah USD 25.000 dari sebelumnya USD 100.000 dan kewajiban penggunaan Rupiah untuk semua transaksi dalam negeri.
Throughout 2015, the volume of foreign exchange transactions is lower than that of 2014 due to decrease in demand for foreign exchange transactions which is influenced by economic fundamentals slowdown and some regulations related to foreign exchange transactions. The requirement to provide underlying documents for foreign exchange transactions which is previously for the amount of USD 100,000 or more now changed into USD 25,000 or more. The obligation to use Rupiah for all domestic transactions also reduces the demand for foreign exchanges.
Bank melayani kebutuhan nasabah untuk transaksi jual/ beli obligasi Pemerintah Indonesia, baik melalui pasar primer (khusus obligasi ritel) maupun sekunder. Jenis-jenis surat berharga yang ditawarkan oleh Bank antara lain Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Negara Retail (ORI), Surat berharga Syariah (SUKUK), SUKUK Ritel serta Obligasi Negara Indonesia dalam mata uang USD dan Euro.
Bank serves clients’ needs for buying/selling transactions of Indonesian treasury securities, both through primary (especially retail bonds) and secondary markets. The types of securities offered by the Bank include Treasury Securities, Retail Treasury Bonds (RTB), Sharia Securities (Sukuk), Retail Sharia Bonds, and USD as well as Euro denominated Indonesian Treasury Bonds.
Sepanjang tahun 2015, volume transaksi SUN dengan nasabah mencapai Rp. 2.1 triliun meningkat 45% dibandingkan tahun 2014 yang mencatat volume transaksi Rp 1.5 triliun. Pertumbuhan signifikan merupakan hasil positif dari strategi Bank dengan menjadi sub-selling agent ORI.
Throughout 2015, the volume of securities transactions with customers reaches Rp 2.1 trillion, increased by 45% compared to that of 2014 which records the volume of transactions of Rp 1.5 trillion. The significant growth is the positive results of the Bank’s strategy of becoming an RTB sub-selling agent.
Suku Bunga
Interest rate
Berdasarkan kerangka manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh manajemen Bank, risiko perubahan suku bunga dikelola oleh divisi Global Market. Untuk mendukung keputusan “pricing” terhadap produk-produk aset dan liabilitas dan menentukan pendapatan masing-masing produk, Bank menerapkan metode Funds Transfer Pricing (FTP) yang sesuai dengan strategi bisnis. Efektifitas implementasi FTP selalu dipantau dan dikaji ulang secara berkala.
Based on the risk management framework that has been established by the Bank’s management, interest rate risk is managed by the Global Markets division. To support “pricing” decisions on assets and liabilities products and determine the income of each product, the Bank adopts Funds Transfer Pricing (FTP) method in accordance with the business strategy. FTP implementation effectiveness is monitored and reviewed periodically.
Divisi Global Market melakukan pengelolaan risiko bunga dengan berhati-hati dengan tujuan stabilitas net interest margin (NIM). Untuk medapatkan hasil terbaik, dalam pengelolaan risiko bunga divisi Global Market selalu memperhitungkan kemungkinan perubahan tingkat suku bunga acuan (termasuk prediksi perubahan suku bunga acuan Amerika Serikat dan implikasinya terhadap suku bunga acuan domestik dan/ atau negara lain) maupun perubahan komposisi neraca. Penggunaan instrumen hedging seperti interest rate swap dan/ cross currency swap dilakukan dengan persetujuan ALCO.
The Global Markets division manages interest rate risk carefully with the objective of maintaining net interest margin (NIM) stability. To obtain the best results in managing the interest rate risk, the Global Markets division always takes into account the possibility of changes in the interest rate benchmarks (including predictions on changes in the US interest rate benchmark and its implications to the interest rate benchmarks of domestic and/or other countries’ markets) as well as the composition of the balance sheet. The use of hedging instruments such as interest rate swaps and/cross currency swaps is carried out with the approval of ALCO.
Fokus Tahun 2016
2016 Focus
Untuk menghadapai situasi ekonomi domestik dan global di tahun 2016 yang diperkirakan masih belum kondusif, Commonwealth Bank memfokuskan untuk terus menjaga likuiditas yang sehat. Untuk mendukung pertumbuhan aset produktif dan mendukung kestabilan pendapatan, Bank akan terus melakukan inovasi produk-produk pendanaan (tabungan dan giro) terutama dari segmen retail dan melanjutkan penerbitan NCD sebagai pendanaan dengan tenor lebih panjang.
To face the situations of the domestic and global economies in 2016 which are expected to remain unfavorable, Commonwealth Bank focuses to continue maintaining sound liquidity positions. To support the growth of earning assets and stability of incomes, the Bank will continue developing funding product innovations (deposits and current accounts) especially in the retail segment, and keep issuing NCD as a funding source of longer tenors.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
79
WEALTH MANAGEMENT WEALTH MANAGEMENT
80
Sejak memulai beroperasi di Indonesia, Bank membangun reputasi sebagai salah satu penyedia layanan Wealth Management terdepan di Indonesia.
Since the beginning of its operation in Indonesia, Bank has been building a reputation as one of the leading providers of wealth management services in Indonesia.
Dalam membantu perencanaan dan pengelolaan keuangan nasabah, Bank bekerja sama dengan perusahaan pengelola aset dan perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia. Produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah berupa rangkaian produk investasi dan produk asuransi yang lengkap dan terpercaya. Semuanya dapat disesuaikan dengan tujuan finansial masing-masing nasabah.
In assisting customers’ financial planning and management, Bank cooperates with leading asset management and insurance companies in Indonesia. Products offered to customers are comprehensive and reliable to align with the financial needs and objectives of each customer.
Rangkaian produk Wealth Management di Bank adalah salah satu yang paling luas yang ada di pasar, di mana tersedia lebih dari 60 pilihan produk reksa dana, dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia, serta berbagai macam produk bancassurance yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.
The Wealth Management product range of Bank is one of the most comprehensive selections in the market, providing more than 60 mutual funds, Indonesian treasury bonds, and a wide range of bancassurance products designed to meet the diverse needs of customers.
Selain itu, Bank adalah salah satu pelopor dalam menyediakan layanan yang memudahkan akses kepada produk-produk Wealth Management. Contohnya adalah AutoInvest, yaitu sebuah fasilitas untuk berinvestasi secara berkala yang dijalankan dengan cara auto debet dari rekening. Bank juga pelopor dalam menyediakan kemudahan untuk nasabah bertransaksi produk-produk reksa dana melalui internet banking dan mobile banking secara mudah dan aman.
In addition, Bank is one of the pioneers in providing services that facilitate access to Wealth Management products. For example is Auto Invest, a facility to enable regular investing in mutual funds through regular monthly auto debit. The Bank is also a pioneer in providing conveniences to customers for transacting mutual fund products through internet banking and mobile banking easily and safely.
Dalam memasarkan produk Wealth Management, Bank memprioritaskan pada kebutuhan nasabah dan pada saat bersamaan melakukan edukasi kepada nasabah agar memahami produk secara tepat. Untuk membantu nasabah memahami kebutuhannya, Bank menyediakan staf yang berlisensi untuk memberikan pemahaman dan
In marketing the Wealth Management products, the Bank prioritizes the customers’needs and at the same time educates customers to ensure clear understanding of the products. To help customers understand their needs, the Bank provides licensed staff to give professional insights and recommendations taking into
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Rangkaian produk Wealth Management di Commonwealth Bank adalah salah satu yang paling luas yang ada di pasar, di mana tersedia lebih dari 60 pilihan produk reksa dana, dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia,
60
The Wealth Management product range of Commonwealth Bank is one of the most comprehensive selections in the market, providing more than 60 mutual funds,
60
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
rekomendasi professional kepada nasabah dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, tujuan financial, serta profil risiko nasabah. Staf Bank juga secara berkala memberikan informasi lengkap mengenai kondisi pasar modal dan instrumen investasi terkini sehingga memudahkan nasabah untuk mengambil keputusan.
consideration economic conditions, financial goals, and customers’ risk profiles. The Bank’s staff also regularly provides detailed information about capital markets’conditions and the latest investment instruments, to assist customers in making the right investment decisions.
Kinerja 2015
2015 Performance
Perlambatan ekonomi global dan domestik pada tahun 2015 mendorong nasabah lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Kebanyakan dari nasabah memilih membeli produk-produk yang relatif lebih konservatif. Hal ini dapat dimaklumi karena kondisi ekonomi belum sepenuhnya membaik sehingga nasabah lebih cenderung tidak ingin mengambil risiko.
Due to the domestic and global economic slowdowns in 2015 customers tend to be more cautious with their investments. In general, customers preferred products that were relatively more conservative. Although in the midst of economic slowdown,
Meskipun di tengah perlambatan perekonomian, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang tertekan, dan kondisi likuiditas yang semakin ketat, Divisi Wealth Management mencatat total dana kelolaan sebesar Rp9.9 triliun, atau meningkat 2,2% dibandingkan tahun 2014. Hasil ini tidak lepas dari peran Bank dalam menyediakan produkproduk inovasi baru dan memberikan edukasi secara kontinu kepada nasabah.
the depressed rupiah against US dollar, and increasingly tight liquidity condition, the Bank’s Wealth Management division managed to record total assets under management of Rp9,9 trillion, an increase of 2.2% compared to that of 2014. This result is strongly supported by the Bank’s commitment in providing innovative products and continuous education to customers.
Pada tahun 2015, Bank dengan bangga menggandeng 2 (dua) mitra baru, yaitu PT Ashmore Asset Management Indonesia (“AAMI”) dan PT Sun Life Financial Indonesia (“SLFI”), yang mengikutsertakan produk reksa dana dari AAMI dan produk asuransi dari SLFI ke dalam jajaran layanan produk Wealth Management Bank. Selain untuk melengkapi kebutuhan nasabah dan meningkatkan pertumbuhan bisnis, kerja sama ini diharapkan juga memperkuat posisi Bank sebagai salah satu penyedia produk dan layanan Wealth Management terbaik di industri.
In 2015, Bank was proud to add2 (two) new partners, namely PT Ashmore Asset Management Indonesia (“AAMI”) and PT Sun Life Financial Indonesia (“SLFI”), which included AAMI’s mutual funds and SLFI’s insurance products into the Bank’s Wealth Management product range. In addition to complementing customers’ needs and increasing business results, these partnerships were also expected to strengthen the Bank’s position as one of the leading providers of wealth management products and services in the industry.
Selain memasarkan produk keuangan dari mitra kerja, Bank juga berperan aktif dalam memasarkan produk Obligasi Ritel Indonesia dan Sukuk Ritel yang diterbitkan oleh Pemerintah di pasar perdana. Melalui produk tersebut, Bank turut memberikan edukasi sekaligus menarik minat nasabah, khususnya nasabah awam yang menginginkan investasi yang aman dan memberikan hasil investasi yang rutin setiap bulannya.
Bank also played an active role in marketing Indonesian Retail Bonds (ORI) and Sharia Bonds (SUKRI) issued by the Government. In marketing these products, the Bank continued to educate and attract customers who are new to investment products, especially the more traditional investors who seek a more secured and conservative investment product.
81
WEALTH MANAGEMENT WEALTH MANAGEMENT
Peran edukasi yang diambil Bank merupakan wujud dari komitmen Commonwealth Bank untuk terus memberi kontribusi berupa penguatan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia. Hal itu dilakukan karena melihat masih rendahnya tingkat literasi keuangan di masyarakat sehingga menjadi salah satu faktor penghambat laju pertumbuhan.
Bank continues to commit in contributing to strengthening and empowering the Indonesian people, primarily through the Bank’s activities in increasing financial literacy. This is one of the focus areas of the Bank as it believes that a low financial literacy level is one of the factors that could hinder Indonesia’s growth rate.
Commonwealth Bank menyadari bahwa penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan kelas menengah yang pesat. Pada saat yang sama budaya konsumerisme juga meningkat secara pesat di kelas menengah. Kondisi itu tentu akan berdampak negatif jika tidak dibarengi dengan edukasi finansial dan literasi keuangan yang baik. Oleh karena itu, Bank mengambil peran untuk memberi kontribusi langsung kepada mereka dengan menggelar kegiatan edukasi perencanaan keuangan dan menyampaikan informasi tentang tata cara memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Commonwealth Bank realized that the driver of economic growth in Indonesia was a rapidly growing middle class. At the same time, aconsumerism culture had also increased rapidly in that middle class. This condition could have a negative impact if it is not accompanied by a strong financial literacy level. Therefore, the Bank took the role to contribute directly by holding a variety of financial planning education activities.
Bank secara aktif mengedukasi pentingnya Wealth Management dan literasi keuangan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan, seperti customer gathering atau one-onone updates dimana Bank berbagai informasi terkait keadaan ekonomi, pasar modal dan produk dan layanan perbankan.
The Bank actively educated the importance of Wealth Management and overall financial literacy through a variety of activities, such as customer gathering or one-on-oneupdateswhere the Bank shared information on the conditions of the economy, capital markets, and banking products and services.
Bank juga memberikan informasi produk terbaru dan edukasi seputar Wealth Management secara berkala melalui media sosial. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat dapat lebih memahami praktik terbaik dalam mengelola keuangan, serta mengerti pilihan instrumen keuangan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Pemanfaatan laman media sosial memberikan keleluasaan dan kemudahan bagi Bank untuk mendorong diskusi aktif dengan topik mutakhir seputar Wealth Management, antara lain mengenai pentingnya memiliki investasi dan proteksi, serta manfaat dari berbagai pilihan produk yang tersedia.
The Bank also provided the latest Wealth Management product information and education periodically through social media. The activity was aimed at enabling people to better understand the best practices in financial management and the choices of financial instruments that best suit their needs. Leveraging social media pages provided flexibilities and conveniences for communities to have active discussions on topics around Wealth Management, the importance of investments and protections, as well as understanding the risks and benefits of a wide selection of investment and insurance products.
82
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Selain menyediakan produk-produk inovasi baru dan meningkatkan mutu dari layanan, Commonwealth Bank juga akan terus berkonsentrasi pada upaya memberikan edukasi kepada nasabah dengan menyampaikan rekomendasi yang tepat dalam mengatur portofolio keuangannya.
The Bank will also continue to offer innovative products and improving service quality, whilst continuing its efforts on educating customers.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Fokus Tahun 2016
2016 Focus
Tahun 2016 diprediksi akan memberi tantangan cukup dinamis bagi industri perbankan. Agar dapat bertahan di tengah persaingan industri perbankan, Commonwealth Bank mencanangkan berbagai program peningkatan kapasitas sumber daya manusia agar para penjual produk mampu menjelaskan dengan baik produk unggulan Wealth Management secara tepat dan memberikan pemahaman yang baik kepada setiap nasabah mengenai manfaat dan risiko setiap produk yang akan dibeli nasabah.
2016 is predicted to be a dynamic year for the banking industry. To succeed in the competitive Wealth Management industry landscape, Commonwealth Bank will continue to focus on skill improvements for its staff, to provide reliable advice related to the Bank’s Wealth Management services and products, and to ensure clear understanding of the benefits and risks of each product to be purchased.
Selain menyediakan produk-produk inovasi baru dan meningkatkan mutu dari layanan, Commonwealth Bank juga akan terus berkonsentrasi pada upaya memberikan edukasi kepada nasabah dengan menyampaikan rekomendasi yang tepat dalam mengatur portofolio keuangannya. Hal itu sesuai dengan komitmen Commonwealth Bank untuk memastikan kebutuhan nasabah terpenuhi secara optimal.
The Bank will also continue to offer innovative products and improving service quality, whilst continuing its efforts on educating customers. This is aligned with Commonwealth Bank’s commitment to ensure that customers’ needs are met.
83
SME BANKING SME BANKING
84
Commonwealth Bank memiliki fokus utama memberikan layanan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM), baik bagi nasabah pengusaha perseorangan maupun nasabah berbadan hukum. Saat ini Bank memberikan layanan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja maupun kebutuhan pembiayaan investasi usaha bagi para nasabah segmen UKM.
Small and medium enterprises (SME) segment has been one of the main focuses of Commonwealth Bank. Bank actively provides financing for SME customers, both for individual and legal entity customers. Bank provides financing for working capital and investment needs of SME segment customers.
Keunggulan layanan pembiayaan UKM yang dimiliki Bank terletak pada kecepatan proses kredit dan kemampuan Bank dalam pemberian layanan berdasarkan pengetahuan terhadap kebutuhan nasabah. Proses kredit dilakukan berdasarkan kebijakan kredit yang senantiasa disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan nasabah UKM. Bank senantiasa memperbaiki kualitas layanan pembiayaan UKM dari waktu ke waktu melalui berbagai inisiatif perbaikan proses, prosedur & kebijakan pembiayaan UKM serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia untuk mendukung ekspansi pembiayaan UKM. Penerapan prinsip kehatianhatian juga tetap menjadi fokus Bank untuk menjaga kualitas pertumbuhan portofolio kredit UKM.
The Bank’s SME financing excellence lies at relatively speedy credit process supported by the Bank’s ability to provide the services based on the knowledge on the customer needs. Credit process is performed based on credit policies which are consistently accorded to the characteristics and needs of SME customers. The Bank continuously improves the SME financing service quality from time to time through various improvements on SME lending processes, policies, and procedures as well as human resources improvement to support SME financing expansion. The Bank also continues to focus on implementing prudent lending principles to maintain SME credit portfolio growth quality.
Distribusi layanan UKM dilakukan dengan memanfaatkan jaringan kantor Bank di seluruh Indonesia. Pemanfaatan jaringan kantor dan kemampuan dalam mengembangkan dan menjaga relasi bisnis yang baik dengan nasabah menjadi faktor penunjang pertumbuhan bisnis UKM Bank.
The Bank utilizes its office network throughout Indonesia in delivering the SME services. Office network utilization and the ability to develop and maintain mutual beneficial business relationships with customers are the key success factors that support the Bank’s SME business growth.
Pertumbuhan bisnis UKM Bank juga ditunjang oleh upaya pemasaran yang dilakukan antara lain melalui berbagai forum customer gathering dan event untuk memperkenalkan produk-produk SME Banking kepada nasabah dan masyarakat luas.
The SME business growth is also supported by some marketing efforts amongst other through various customer gathering forums and events to introduce SME Banking products to the customers and wider community.
Produk
Products
Bank menyediakan produk-produk pinjaman UKM bagi para nasabahnya untuk membiayai kebutuhan modal kerja maupun investasi jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Fasilitas pinjaman UKM tersedia dalam bentuk pinjaman rekening koran, pinjaman aksep dan pinjaman angsuran. Selain itu Bank juga menyediakan fasilitas untuk transaksi valas bagi para nasabah yang membutuhkannya.
The Bank provides various SME lending products for the customers as to meet the customers’ working capital needs as well as short term, medium-term, and long-term investment needs. The Bank’s SME lending products are available in the forms of overdraft loans, acceptance loans, and term loans. In addition to that, the Bank also provides facilities to cater the customer needs for foreign exchange transactions. Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Total Kredit UKM yang disalurkan naik The proportion of SME loans increase
12,1 12.1
% %
Total kredit UKM yang disalurkan The proportion of SME loans portfolio
Rp 3.163 miliar Rp 3,163 billion
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Untuk menunjang transaksi nasabah UKM, Bank baru-baru ini meluncurkan produk Giro Lengkap yaitu rekening giro bisnis yang menawarkan kenyamanan bertransaksi dengan membebaskan biaya transaksi sekaligus memberikan jasa giro kepada nasabah.
The Bank has just recently launched Giro Lengkap, a business current account product to support the SME customers’ business transactions. The product offers convenience by freeing up transaction fees for the customers.
Kinerja 2015
2015 Performance
Kinerja segmen UKM Bank di tahun 2015 tercermin pada portofolio kredit UKM Bank yang masih tetap bertumbuh di tengah kondisi yang penuh tantangan sebagai dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.
The Bank’s SME Banking performance in 2015 was reflected on its loan portfolio that continued to grow amidst the challenging situation due to economic downturn in the country.
Total kredit UKM yang disalurkan sepanjang tahun 2015 adalah sebesar Rp 3.163 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 12,1% dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar Rp 2.822 miliar. Kredit UKM dan KPR memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan bunga kredit Bank, yaitu mencapai 92%.
In 2015, the proportion of SME loans portfolio is Rp 3,163 billion, an increase of 12.1% compared to that of 2014 of Rp 2,822 billion. SME and Home Loans constitute the biggest contribution to the Bank’s credit interest income, namely 92%.
Sementara itu, jumlah nasabah SME Banking Commonwealth Bank mengalami peningkatan menjadi 3.429 nasabah lebih tinggi dari tahun 2014 yang hanya sebesar 3.193 nasabah.
Meanwhile, the number of SME Banking customers increases to 3,429 customers , bigger than that of 2014 of only 3,193 customers.
Inisiatif Tahun 2015
2015 Initiatives
Ditengah kondisi usaha yang kurang kondusif di tahun 2015, Bank tetap berupaya memberikan layanan terbaik bagi para nasabah melalui berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi pada proses kredit UKM.
Amidst the unfavorable business conditions in 2015, the Bank kept striving to provide the best services to the customers through various initiatives to improve productivity and efficiency in SME credit process.
Salah satu inisiatif di tahun 2015 adalah Proyek Synchronize, yaitu inisiatif untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi proses kredit UKM melalui perbaikan cara kerja, simplifikasi proses kredit dan pemanfaatan solusi berbasis teknologi untuk mendukung proses kerja yang lebih baik. Dengan inisiatif ini diharapkan kepuasan nasabah dapat terpenuhi sehingga bisnis dari segmen UKM dapat terus bertumbuh kedepannya.
One of the Bank’s initiatives in 2015 was Synchronize Project, an initiative to improve productivity and efficiency in SME credit process by changing the way of working, simplified processes and leveraging technology-based solutions for better credit processes. Through these initiatives it is expected that customers satisfaction can be fulfilled so that SME business segment shall keep growing consistently.
Ekspansi kredit UKM juga dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian sehingga Bank juga menjalankan aktifitas pemantauan portofolio kredit UKM dengan lebih intensif selain juga melakukan seleksi lebih ketat terhadap calon debitur baru.
SME credit expansion was also performed by applying prudent lending principles. Furthermore, the Bank also intensifies portfolio monitoring activities and cautiously acquires potential SME lending customers.
Dari sisi sumber daya manusia, Bank memberikan berbagai pelatihan teknis dan kepemimpinan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia untuk dapat memberikan layanan terbaik bagi nasabah.
For human resources development, the Bank provides a variety of technical and leadership trainings aimed at improving the capacity and capability of human resources to be able to provide the best services to customers.
85
SME BANKING SME BANKING Untuk mendukung layanan transaksi perbankan bagi para nasabah UKM, maka Bank telah meluncurkan produk Giro Lengkap yang juga diharapkan dapat membantu menjaga likuiditas Bank dalam mencapai pertumbuhan bisnis UKM.
The recently launched Giro Lengkap, a current account product to support the SME customers’ business transaction, was also meant to strengthen the Bank’s liquidity in anticipation of the growing SME business ahead. .
Bank juga terus berupaya melakukan inovasi dalam memberikan layanan terbaik antara lain dengan mengembangkan aplikasi digital BizLoan. Aplikasi itu didesain bukan hanya untuk mengajukan kredit usaha tanpa agunan secara online, tetapi juga mengedukasi pengusaha kecil memahami kredit dan kadar pinjaman yang perlu diajukan sesuai kebutuhannya.
The Bank also continues making innovations in providing the best services, among others by developing BizLoan digital application. The application is designed not only to apply for online unsecured business loans, but also to educate small businesses to understand the credit and the borrowing level applied according to their needs
Aplikasi pintar berbasis selular itu untuk memudahkan para pelaku usaha kecil dan menengah dalam mengajukan pinjaman usaha tanpa agunan hingga Rp500 juta. Produk pinjaman BizLoan menawarkan tingkat bunga kompetitif sampai dengan jangka waktu maksimal 3 (tiga) tahun.
The cellular-based smart application is intended to make things easier for small and medium-sized businesses in applying for unsecured loans up to 500 million. BizLoan offers loan products at competitive interest rate for the period up to maximum of 3 (three) years.
Ke depan, Commonwealth Bank berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnis UKM dengan melakukan berbagai inisiatif baru dan inovasi untuk memberikan layanan dan pengalaman yang lebih baik bagi para nasabah dan pada saat yang sama tetap menjaga kualitas dari portofolio pembiayaan UKM Bank.
Looking ahead, Commonwealth Bank is committed to continue developing the SME business through a variety of new initiatives and innovations to deliver better services and experiences for customers while at the same time maintaining the Bank’s SME financing portfolio quality.
Fokus Tahun 2016
2016 Focus
Sejalan dengan fokus pemerintah yang menempatkan sektor UKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, maka Commonwealth Bank juga berkomitmen untuk terus mengembangkan segmen bisnis UKM. Berbagai inisiatif pengembangan usaha akan dilakukan berdasarkan tren bisnis dan kondisi makro yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
In line with the government focus on SME sector as the backbone of the Indonesian economy, Commonwealth Bank is also committed to continue developing the SME business segment. Various business development initiatives will be conducted by taking into the business trends and macro-economic conditions which continue evolving over time.
Kondisi makro yang diperkirakan masih akan penuh tantangan di tahun 2016 dan kemampuan untuk meningkatkan layanan dan kepuasan nasabah ditengah menghadapi kompetisi pasar yang semakin meningkat menjadi dasar bagi fokus Bank dalam mengembangkan bisnis UKM di tahun 2016.
Macro-economic conditions are expected to remain challenging in 2016 and the ability to improve customer service and satisfaction amidst the increasing market competition shall be the basis for the Bank’s focus in developing SME in 2016.
Bank akan terus meningkatkan pertumbuhan bisnis UKM di tahun 2016 dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian secara konsisten Konsistensi dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit UKM merupakan fokus Bank sehingga pertumbuhan bisnis UKM dapat dicapai dengan tetap menjaga kualitas portofolio kredit UKM dan diharapkan tingkat kredit bermasalah dapat terus dijaga agar tidak mengalami kenaikan signifikan.
Consistency in applying the prudential principles in SME credit expansion shall be the focus of the Bank so that the SME business growth can be achieved while maintaining the SME loans portfolio quality so that the level of problem loans can be maintained not to increase significantly.
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis UKM ke depan, Bank selalu berusaha memperluas jangkauan pemasaran dan layanan antara lain dengan menjajagi kesempatan untuk membangun kerja sama strategis dengan berbagai mitra kerja potensial. Bank juga berencana untuk memberikan dukungan bagi perkembangan sektor UKM dengan pemberian literasi keuangan bagi ekosistem usaha kecil dan menengah.
To support the SME’s business growth in the future, the Bank shall expand the service and marketing coverage by exploring opportunities to establish strategic co-operations with various potential partners. The bank also plans to support the development of the SME sector by providing financial literacy to the small and medium enterprises ecosystem.
86
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Seperti yang sudah dilakukan selama ini, untuk mendukung pertumbuhan bisnis UKM, Bank juga akan terus menerus melakukan perbaikan terhadap berbagai aspek terkait proses kredit UKM yang antara lain meliputi peningkatan kualitas dan kapabilitas SDM untuk meningkatkan produktivitas kerja serta perbaikan pada kebijakan dan proses kredit untuk mendukung proses kredit yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian. Pemanfaatan teknologi digital juga akan menjadi perhatian Bank pada tahun 2016 dalam upaya memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam mengakses berbagai layanan yang dimiliki Bank.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
As have been done so far, to support the SME’s business growth, the Bank will continue making improvements to various aspects related to the SME credit process which include improving the quality and capability of human resources to increase productivity, and improving credit policies and processes so that SME credit process will be easier, faster, and more efficient while maintaining the prudential principles. The utilization of digital technologies will also be of concern to the Bank in 2016 in order to provide simplification and convenience for customers in accessing the Bank’s various services.
87
SME BANKING SME BANKING
Testimoni Nasabah
Customer’s Testimony
Sugiarto Goenawan
Sugiarto Goenawan
Saya mengenal Commonwealth Bank sejak pertama kali menjadi nasabah pada 12 Juli 2013. Hubungan itu bermula dari upaya seorang rekan bisnis yang berniat membantu mencarikan solusi terbaik untuk mengembangkan bisnis saya ke depan, sehingga saya di kenalkan kepada salah satu marketing di Commonwealth Bank. Benar saja, saya merasa sangat terbantu dengan pelayanan Commonwealth Bank terhadap saya.
The first time I was introduced to Commonwealth Bank was when I became a customer on July 12, 2013. A business colleague that intended to help find the best solution for my business further expansion introduced to one of Commonwealth Bank’s marketing staff. Without a doubt, I was greatly helped with the services that Commonwealth Bank provides.
Menurut saya pelayanan yang diberikan Commonwealth Bank merupakan yang terbaik jika dibandingkan dengan bank-bank lain, termasuk dengan bank asing lainnya. Fairness yang diterapkan Commonwealth Bank saat menjalin relasi bisnis dengan nasabahnya adalah salah satu yang sangat saya sukai.
I consider Commonwealth Bank’s services are amongst the best compared to other banks, including other foreign banks. Fairness principle applied by Commonwealth Bank when establishing a business relationship with the clients is one amongst those that I really keen.
88
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Selain itu, harga (pricing) yang diberikan Commonwealth Bank juga cukup kompetitif. Saya merasakan Commonwealth Bank sangat membantu upaya saya mengembangkan bisnis, terutama dalam hal pembiayaan modal kerja dan refinancing pembelian mesin-mesin produksi di pabrik yang bergerak di bidang industri mortar (semen instan) dan bata ringan. Dengan adanya dukungan pembiayaan dari Commonwealth Bank, saya dapat menjaga cash flow usaha dengan baik, sehingga perputaran modal dapat berjalan lancar hingga saat ini.
In addition, the pricing from Commonwealth Bank is also quite competitive. I feel that Commonwealth Bank greatly assists my efforts to expand my businesses, especially working capital financing, refinancing mortar purchase (instant cement) and lightweight bricks factory machineries. With Commonwealth Bank finance support, I’m able to maintain a good cash flow, resulted with smooth capital turnover up until today.
Dan terakhir harapan saya semoga Commonwealth Bank dapat terus berkembang dan dapat terus memberikan dukungan bagi bisnis yang saya miliki, terutama dalam hal pembiayaan modal usaha sesuai dengan kebutuhan usaha saya dan harga yang tetap kompetitif.
Finally, I wish Commonwealth Bank will be able to continue growing and providing supports for my business, especially for financing in line with my business’ requirement and consistent with the competitive pricing.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
89
PERBANKAN RITEL RETAIL BANKING
Perbankan Ritel merupakan salah satu layanan yang dimiliki oleh Commonweatlh Bank, baik untuk nasabah individu maupun korporasi. Dari sisi segi demografi ekonomi, segmentasi layanan ritel adalah kelas menengah. Bank menawarkan serangkaian produk dan layanan yang menjamin kemudahan serta kenyamanan bertransaksi bagi nasabah.
Retail banking is one of Commonweatlh Bank Indonesia’s services, both for individual and corporate customers. In terms of economic demography, segmentation of retail services is the middle class. The Bank offers a wide range of products and services that ensure easiness and convenience for customers.
Layanan Perbankan Ritel telah didukung oleh jaringan perbankan elektronik yang canggih. Nasabah dapat mengakses layanan perbankan elektronik selama 24 jam di seluruh Automated Teller Machine (ATM) Commonwealth Bank yang tersebar di Indonesia. Nasabah juga memperoleh manfaat bebas biaya transaksi di jaringan ATM Bersama dan Prima. Selain itu, kartu ATM juga dapat digunakan di seluruh dunia karena Bank tergabung dalam jaringan Cirrus dan dan Maestro.
Retail Banking Services have been supported by a sophisticated electronic banking network. Customers can access electronic banking services for 24 hours through Commonwealth Bank’s Automated Teller Machines (ATM) spread all over Indonesia. Customers also enjoy free of charge transactions at Bersama and Prima ATMs. In addition, the ATM cards can also be used around the world as Bank is a member of Cirrus and Maestro networks.
Perbankan Ritel juga menyediakan layanan elektronik lain berupa internet banking dan mobile banking yang dilengkapi dengan fitur teknologi keamanan terbaru, yang menjamin keamanan nasabah dalam bertransaksi. Bank senantiasa berusaha meningkatkan layanan dan kenyamanan bagi nasabah salah satunya dengan menambah fitur-fitur layanan yang baru untuk mempermudah transaksi nasabah. Selain pilihan layanan yang umum seperti transfer, rekening koran dan pembayaran tagihan.
Retail Banking also provides other electronic services such as internet banking and mobile banking which are equipped with the latest security technologies, ensuring the safety of the customers’ transactions. The Bank is constantly trying to improve the services and conveniences for customers amongst other by adding new service features to facilitate the customer’s transactions, in addition to the selection of general services such as transfer, bill payment, and checking account.
Bank merupakan satu dari sedikit bank yang menyediakan layanan perbankan elektronik untuk produk investasi. Penggunaan core banking system baru (COMPASS) pada 2015 berimplikasi positif pada kinerja perusahaan. Transaksi melalui mobile banking Bank tumbuh lebih dari 200%. Hal itu dikarenakan adanya kemudahan dalam mengakses aplikasi mobile banking yang diluncurkan oleh Bank tanpa Physical Token namun menggunakan SMS Token . Beragam aktivitas perbankan dapat dilakukan melalui telepon seluler pintar (smart phone). Hasil yang signifikan ini merupakan buah dari kerja keras seluruh staf Bank.
Bank is one of the few banks that provide electronic banking services for investment products. The use of a new core banking system (COMPASS) in 2015 has a positive impact on the Bank’s performance. Mobile banking transactions through Bank grow more than 200%. It is due to the easiness in accessing the mobile banking application, which is launched by the Bank without using Physical Token but SMS Token. Various banking activities can be done through smart phones. This significant result is the fruit of the hard work of the entire employees of the Bank.
Salah satu keunggulan sistem core banking baru dapat dirasakan nasabah yakni ketika mentransfer uang antarbank secara online. Bank menyediakan tiga pilihan fasilitas yaitu SKN (Sistem Kliring Nasional), RTGS (Real Time Gross Settlement), dan Real Time. Dengan menggunakan sistem SKN, dana yang ditransfer akan sampai hanya dalam tempo 1 hari. Sementara jika menggunakan sistem RTGS, dana dipastikan akan sampai ke rekening tujuan dalam tempo 1 jam. Sedangkan sistem Real Time memastikan uang yang ditransfer akan sampai ke rekening tujuan persis setelah uang dikirim. Ke depan, Commonwealth Bank akan fokus mengembangkan fitur-fitur baru yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi apapun melalui mobile banking.
One advantage of the new core banking system that can be enjoyed by the customers is when transferring money interbank online. The Bank provides three options, namely NCS (National Clearing System), RTGS (Real Time Gross Settlement), and Real Time facilities. By using NCS system, transferred funds will be received just in one day. Meanwhile, by using RTGS system, the funds will certainly get to the destination account within 1 hour. While the Real Time system makes sure the money is transferred to the destination account just after the money is sent. Looking ahead, Commonwealth Bank will focus on developing new features that enable customers to do any transaction through mobile banking.
90
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Komposisi dana murah (CASA) mengalami pertumbuhan positif dari sebelumnya 55% di 2014 menjadi 56% di 2015.
Low cost funding mix (CASA mix) experience positive growth from previously 55% in 2014 to 56% in 2015.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Kinerja 2015
2015 Performance
Melalui berbagai layanan yang disediakan, Perbankan Ritel mampu menghasilkan kinerja yang memuaskan di akhir tahun 2015. Total nasabah baru pada tahun tersebut mencapai 16.720 atau tumbuh 6,5%. Jika pada tahun 2014 jumlah nasabah mencapai 255.986, tahun 2015 menjadi 272.684.
Through a variety of services provided, Retail Banking is able to produce a satisfactory performance at the end of 2015. Total new customers during the year reach 16,720 or growing by 6.5%. If in 2014 the number of customers reaches 255,986, in 2015 the number is 272,684.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) kategori CASA mengalami pertumbuhan volume nasabah positif. Jika pada tahun 2014 ada 8.305.462, menjadi 8.422.549 di tahun 2015. Sementara untuk TD, mengalami perlambanan, dari 6.968.471 menjadi 6.836.902.
CASA category Third Party Fund (TPF) experiences positive growth in volume. If in 2014 the volume is 8,305,462, it grows into 8,422,549 in 2015, while the TD experiences a slowdown, from 6,968,471 into 6,836,902.
Pada segmen kredit, upaya ekspansi Perbankan Ritel difokuskan pada kredit konsumsi, melalui berbagai produk inovatif yang memberikan nilai tambah bagi nasabah. Melalui upaya tersebut, walaupun kondisi perekonomian kurang mendukung, pertumbuhan kredit Bank hanya mengalami kontraksi julah voume sebesar 12%, dari 15.639.231 pada tahun 2014 menjadi 13.745.446 di tahun 2015. Kondisi ini juga didorong oleh upaya Bank untuk menjaga posisi kredit agar lebih berkualitas, sehingga penerapan manajemen risiko semakin ketat.
In the credit segment, Retail Banking expansion efforts are focused on consumer loans, through a variety of innovative products that provide added value to customers. Through these efforts, despite the unfavorable economic conditions, loan growth in terms of Volume only contracts by 12%, from 15,639,231 in 2014 to 13,745,446 in 2015. This condition is also driven by the Bank’s efforts to maintain more quality credit position, so the risk management implementation is more stringent.
Ke depan, Bank akan terus menerapkan seleksi ketat terhadap calon kreditur untuk menekan angka NPL. Selama periode tersebut, Bank juga mampu meningkatkan basis jumlah nasabah sebanyak 272.684, sementara pada tahun 2014 hanya mencapai 255.964 nasabah.
Going forward, the Bank will continue implementing strict selection of debtor candidates to reduce NPL amount. During the period, the Bank is also able to increase the number of customer base into 272,684, from that of 2014 of 255,964 customers.
91
Detail Details
Dec-15
Dec-14
Volume DPK (CASATD)* TPF (CASATD) Volume Volume CASA CASA Volume
8,422,549
8,305,462
Volume TD TD Volume
6,836,902
6,968,471
Volume SME SME Volume
3,163,178
2,822,513
Volume CONSUMER CONSUMER Volume
2,163,591
1,950,064
Volume Wholesale Banking Wholesale Banking Volume
8,418,677
10,866,654
Total Customer Total Customer
272,684
255,964
SME Customer SME Customer
3,492
3,163
Consumer Customer Consumer Customer
4,220
3,959
13,745,446
15,639,231
NPL gross NPL gross
3.49%
0.80%
NPL net NPL net
2.32%
0.55%
Volume Lending* Lending Volume
Total kredit yang disalurkan* Total credit granted
*)Volume dinyatakan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain *)Volume expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
Untuk memperkuat kinerja segmen ritel, tahun 2015 Bank meneruskan layanan produk hipotik (KPR) – yang pertama di Indonesia dan terunggul di kelasnya, yaitu KPR Bebas, sebuah produk kredit perumahan dengan perjanjian tingkat bunga mengambang (floating). Layanan produk tersebut telah meningkatkan jumlah KPR karena dianggap memberi keuntungan kompetitif kepada pengaju kredit KPR.
To strengthen the performance of the retail business segment, in 2015 the Bank channels mortgage product services (housing loan) – the first in Indonesia and leading in its class, namely KPR Bebas, a floating interest rate housing loan product. Such product has increased the number of housing loans as it gives a competitive advantage to housing loan applicants.
KPR Bebas menawarkan tingkat bunga floating yang mulai berlaku sejak awal masa kredit. Skema ini lebih menguntungkan nasabah, sebab tidak seperti KPR dengan bunga tetap yang akan melonjak tinggi setelah masa promo berakhir, KPR Bebas akan ditawarkan dengan bunga yang relatif sama, dengan tingkat suku bunga dibawah rata-rata tingkat bunga floating bank lain. Terlebih lagi, KPR Bebas juga bebas dari sejumlah biaya seperti biaya provisi, penalti dan biaya administrasi. Fitur-fitur unggulan ini memungkinkan nasabah untuk menghemat cukup banyak dana milik mereka.
KPR Bebas offers floating interest rate to be effective from the start of the loan. This scheme can be more attractive to customers, unlike fixed rate KPR, which interest rate would increase after the honeymoon period ends, KPR Bebas interest rate would remain relatively flat, with lower interest than other banks average floating rate. Moreover, KPR Bebas also don’t charge of a numbers of fee, including provision fee, penalty and administration fee. These excellent features enable customers to save a significant amount of funds.
Sepanjang tahun 2015, KPR Bebas memperoleh respon positif dari pasar. Meskipun terjadi gejolak di sektor properti, permintaan terhadap KPR Bebas tetap meningkat. Pada tahun 2015, sebanyak 815 nasabah dengan nilai sebesar Rp644 miliar mengajukan permintaan KPR Bebas. Tumbuhnya kepercayaan masyarakat itu tidak terlepas dari upaya Bank yang terus menerus mengedukasi dan meningkatkan kapasitas para karyawan sehingga kinerja mereka di lapangan menjadi optimal. Upaya perluasan saluran pemasaran KPR,
Throughout 2015, KPR Bebas enjoys a positive response from the market. Despite the volatility in the property sector, demand for KPR Bebas remains increasing. By 2015, as many as 815 customers with the value amounting to Rp644 billion apply for KPR Bebas. The growing customers’ trust cannot be separated from the Bank’s efforts to continuously educate and improve the employees’ capacity so that their marketing performance is optimal. KPR Bebas marketing channel expansion efforts are done by the Bank through the
92
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Bank membentuk kemitraan strategis dengan sejumlah pengembang ternama di Indonesia. Di antaranya adalah seperti Ciputra Development, Galaxy Group dan Alam Sutera Realty.
formation of strategic partnerships with a number of wellknown developers in Indonesia. Among them are Ciputra Development, Galaxy Group, and Alam Sutera Realty.
Pada produk investasi, mengingat adanya tekanan akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan kondisi ekonomi dalam negeri yang penuh tatangan, membuat permintaan terhadap produk reksa dana menurun. Kinerja beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia yang melemah menjadi alasan penurunan permintaan itu.
With regard to investment products, given the pressures from fluctuations in the exchange rate against US dollar and uncertain domestic economic conditions, demand for mutual funds declines. The worsening performance of some listed companies on Indonesian Stock Exchange is the reason for the declining demand.
Kendati demikian, Commonwealth Bank terus berupaya meningkatkan kualitas layanan terhadap nasabah, yang di antaranya melalui strategi Financial Health Check. Metode tersebut digunakan untuk menggali kebutuhan, tujuan, dan rencana nasabah di masa depan. Seluruh informasi yang diperoleh akan tercatat dalam dokumen Bank.
However, Commonwealth Bank continues its efforts to improve services quality to the customers, amongst other, through Financial Health Check strategy. The method is used to explore the customers’ needs, objectives, and plans for the future. All information obtained is documented by the Bank.
Pada tahap berikutnya, Bank akan membantu nasabah bagaimana mencapai rencana dan tujuan yang diinginkan dengan melihat posisi keuangannya. Pihak Bank juga akan menyampaikan informasi tentang bagaimana rencana tersebut mempengaruhi keuangan nasabah pada saat ini dan masa depan. Dengan demikian, setiap nasabah benarbenar memahami rencana investasinya. Pola berkomunikasi dengan nasabah demikian merupakan wujud dari komitmen Bank yang serius menjaga kualitas pelayanan dan produknya. Dengan metode tersebut, Bank berharap ada peningkatan jumlah penjualan produk.
In the next phase, the Bank helps the customers with how to realize the plans and objectives by considering their financial positions. The Bank also provides information on how the plans affect the customers’ finance at present and in the future. Thus, every customer really understands the investment plan. This pattern of communication with the customers is thus the manifestation of the Bank’s serious commitment to maintain the services and products quality. With this method, the Bank hopes there will be an increasing number of products and services sales.
Insiatif Tahun 2015
2015 Initiatives
Sepanjang tahun 2015, Bank memiliki sejumlah inisiatif penting, yang diwujudkan baik berupa produk baru maupun komitmen layanan kepada nasabah. Beberapa inisiatif di segmen Perbankan Ritel adalah:
Throughout 2015, the Bank has a number of important initiatives, which are embodied in the forms of new products as well as new service commitments to the customers. Several initiatives in the Retail Banking business segment are:
1. InstaGift
1. InstaGift
Kondisi ekonomi Indonesia yang dinamis mendorong Commonwealth Bank mengeluarkan beragam strategi dengan meluncurkan program baru yaitu InstaGift. Peluncuran program tersebut untuk membantu nasabah meminimalisasi pengeluarannya, dengan cara Bank menahan dana tersebut – atas kesepakatan dengan nasabah - dalam jangka waktu tertentu.
Indonesia’s dynamic economic conditions push Commonwealth Bank to implement a variety of strategies one of them is by launching a new program named InstaGift. The program’s launch is intended to help the customers in minimizing their spending, by way of allowing the Bank to hold their funds – based on agreements with the customers - for a certain period of time.
Selain keuntungan efisiensi tersebut, keuntungan lain yang bisa didapat nasabah melalui program InstaGift yakni nasabah dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan tanpa harus mengurangi jumlah tabungan di rekening.
In addition to the efficiency gained, another benefit that can be enjoyed by the customers through InstaGift program is that they can have the products they need without having to reduce the amount in their saving accounts.
Keuntungan lain dari produk InstaGift adalah: hadiah gratis di depan tanpa diundi; hadiah bervariasi mulai dari emas, mobil, motor, dan lain-lain; dana aman tidak berkurang, bahkan bertambah.
Another benefit of InstaGift product is: in front free gift without lot casting; prizes ranging from gold, cars, motorcycles, and others; the funds are secured, not reduced, even increased.
Karena memberikan keuntungan lebih kepada nasabah, program InstaGift memperoleh respons positif dari nasabah. Hanya berselang dua bulan sejak program diluncurkan pada pada 18 September 2015, nasabah yang mengikuti program InstaGift mencapai 1.000 orang, dengan dana yang terkumpul sebesar Rp100 miliar.
Because it provides many benefits to the customers, InstaGift program gets a positive response from them. Just two months since the program is launched on 18 September 2015, the customers participating in InstaGift program reach 1,000, with funds raised of Rp 100 billion.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
93
2. Meluncurkan Lima Produk Investasi Berbasis Obligasi
2. Launching Five Bond-Based Investment Products
Sejak pertengahan tahun 2015, lambannya pertumbuhan ekonomi berimbas pada perubahan pemilihan produk investasi. Nasabah cenderung memilih produk investasi yang lebih konservatif, seperti reksa dana terproteksi dan obligasi negara ritel. Pada intinya, mayoritas nasabah cenderung menghindari adanya potensi risiko dalam investasi.
Since mid-2015, the slow economic growth impacts on the changes in investment product selections. The customers tend to choose more conservative investment products, such as protected mutual funds and retail Treasury bonds. In essence, the majority of customers tend to avoid the potential risk in their investments.
Merespons kecenderungan tersebut, sepanjang tahun 2015 Commonwealth Bank telah meluncurkan lima produk investasi berbasis obligasi, antara lain: Sukuk Ritel SR007, Batavia Proteksi Cemerlang 12, Batavia Proteksi Cemerlang 23, ORI011, dan Mandiri Seri 41.
Responding to this trend, throughout 2015 Commonwealth Bank launches five bond-based investment products, among others: Sukuk Retail SR007, Batavia Proteksi Cemerlang 12, Batavia Proteksi Cemerlang 23, ORI011, and Mandiri Seri 41.
Dari kelima produk itu, dana investor yang terkumpul mencapai Rp. 1.33 Triliun. Besarnya dana yang terkumpul dari investasi itu menunjukkan minat masyarakat yang tinggi terhadap produk-produk konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi yang tengah berlangsung.
From the five products, the investors’ funds raised reach Rp. 1,33 Trillion. The amount of funds raised for the investments shows public’s interests in conservative products amid the ongoing economic uncertainty.
Secara keseluruhan, hingga akhir 2015, Commonwealth Bank berhasil menjual reksa dana terproteksi sebesar Rp. 644 miliar, sedangkan untuk obligasi negara ritel terjual sekitar Rp. 690 miliar.
Overall, by the end of 2015, Commonwealth Bank manages to sell protected mutual funds for Rp. 644 billion, and retail treasury bonds for Rp. 690 billion.
3. Giro Lengkap
3. Complete Checking Accounts
Untuk melengkapi produk yang ditawarkan Commonwealth Bank, Bank juga meluncurkan produk Giro Lengkap pada Desember 2015. Keunggulan yang ditawarkan pada produk ini, antara lain:
To complement Commonwealth Bank’s products offered, the Bank also launches Complete Checking Accounts product in December 2015. The advantages offered by this product include:
a. Gratis buku cek/giro
a. Free check/girobook
b. Gratis biaya transaksi
b. Free transaction fee
c. Imbalan bunga hingga 3% per tahun.
c. Interest rates of up to 3% per year.
4. Menerapkan Productivity Accreditation
4. Productivity Accreditation Implementation
Salah satu metode yang digunakan Bank untuk meningkatkan produktivitas di semua elemen Bank yakni dengan menerapkan Productivity Accreditation. Sistem akreditasi itu digagas dan dikembangkan sendiri oleh Bank. Akreditasi itu diharapkan memberikan dampak positif pada peningkatan kinerja sumber daya manusia dan pengurangan dampak risiko di lapangan.
One method used by the Bank to increase productivity in all elements of the Bank is by implementing Productivity Accreditation. This accreditation system is conceived and developed by the Bank. The accreditation is expected to have a positive impact on improving the performance of human resources and the reduction in operational risk.
Untuk menjaga kualitas tenaga pemasaran di lapangan, Bank terus menerus melakukan evaluasi dan observasi di bawah supervisi Bagian Sales and Services. Pada saat yang sama, Bank juga menanamkan dan mengingatkan kembali nilai dan budaya perusahaan yaitu membantu meningkatkan keuangan nasabah. Langkah tersebut dijalankan dengan tujuan memastikan semua praktik yang dicanangkan berjalan dengan baik.
To maintain the quality of sales force in the market, the Bank continuously performs evaluations and observations under the supervision of Sales and Services Section. At the same time, the Bank also embeds and reminds the company’s value and culture to help improve the customers’ financials. The move is carried out with the aim of ensuring that all planned practices run properly.
Fokus Tahun 2016
2016 Focus
Pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan global tahun 2016 yang menantang masih menjadi perhatian industri perbankan di tanah air. Untuk mengantisipasi situasi tersebut, Commonwealth Bank menerapkan seleksi ketat terhadap kredit pemilikan rumah (KPR). Seleksi ketat tersebut perlu dilakukan agar kinerja perusahaan tetap baik di tengah kondisi ekonomi yang mengalami perlambanan.
2016 domestic and global economic growths challenging the banking industry remains a concern in the country. In anticipation of the situation, Commonwealth Bank implements a strict selection on Housing Loan credit. The rigorous selection needs to be done so that the Bank’s performance remains good in the midst of the slowdown economic conditions.
94
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Pada saat bersamaan, Bank terus menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar menjadi lebih produktif. Penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan untuk karyawan tersebut menjadi fokus Bank dalam menghadapi persaingan di industri perbankan yang semakin ketat. Salah satu upaya yang dilakukan yakni menerapkan sertifikasi bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para nasabah.
At the same time, the Bank continues to organize training and development programs to improve the capacity of human resources in order to be more productive. The organization of training and development programs for the employees has become the focus of the Bank in the face of competition in the banking industry which is getting tighter. One of the efforts is to implement certifications for employees to improve their services quality to the customers.
Selain itu, Bank juga akan mengoptimalkan penilaian kinerja karyawan melalui sistem Productivity Accreditation. Model evaluasi tersebut akan dilakukan secara berkala kepada semua staf di seluruh cabang Bank. Penilaian tersebut dijalankan untuk memastikan bahwa praktik yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.
In addition, the Bank will also optimize the performance appraisals through Productivity Accreditation system. The evaluation model will be carried out regularly to all employees in all the Bank’s branch offices. The assessment is carried out to ensure that the planned practices run properly.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
95
WHOLESALE BANKING WHOLESALE BANKING
WHOLESALE BANKING
WHOLESALE BANKING
Wholesale Banking menawarkan solusi keuangan bagi para nasabah korporasi, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang berbeda dari setiap nasabah. Orientasi pasar Wholesale Banking adalah perusahaan skala menengah, perusahaan keluarga serta perusahaan nasional papan atas yang diseleksi dengan seksama.
Wholesale Banking offers financial solutions to cater to the unique requirements of corporate customers. Wholesale Banking’s market orientation are thoroughly selected middle-sized companies, family-owned companies, and top tier local corporations.
Kualitas portofolio di unit usaha Wholesale Banking dibangun dengan mengombinasikan seleksi klien secara sehat dengan penerapan prinsip kehati-hatian sesuai manajemen risiko. Analisis secara lebih seksama itu dilakukan untuk memitigasi risiko dan mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah di tengah situasi ekonomi dalam negeri yang cukup dinamis. Dengan pendekatan ini, Wholesale Banking berhasil membangun portofolio bisnis yang sehat di tengah tantangan kondisi eksternal di tahun 2015.
Wholesale Banking builds a quality portfolio through a combination of sound selection of clienteles and prudent risk management principles in accordance with risk management. More thorough analysis is performed to mitigate risk and anticipate non performing loans amidst the dynamic domestic economic situations. Through this approach, Wholesale Banking has been building up a sound business portfolio amidst the challenging external conditions in 2015.
Untuk memaksimalkan layanan kepada nasabah, Wholesale Banking dibagi dalam tiga departemen berdasarkan basis nasabah, yaitu:
To maximize services to customers, Wholesale Banking is organized into three main departments based on their respective customer base namely:
1. Wholesale Banking: yaitu departemen yang mengelola pelanggan komersial dan korporasi dari beberapa bidang industri.
1. Wholesale Banking: manages relationships with commercial and corporate customers across diversified industries.
2. Lembaga Keuangan: yaitu departemen yang mengelola hubungan dengan lembaga bank, perusahaan pembiayaan, asuransi, sekuritas, manajemen aset, dana pensiun dan lembaga keuangan lainnya.
2. Financial Institutions: manages relationships with banks, multi finance companies, insurances, securities, asset managements, pension funds, and other financial institutions.
3. Global Trade and Transaction Services: mengelola pengembangan dan pemasaran produk trade finance dan layanan pembayaran.
3. Global Trade and Transaction Services: manages the development and marketing of trade finance products and payment services.
Kinerja 2015
2015 Performance
Untuk menjaga pertumbuhan pendapatan, saat ini Bank berkonsentrasi pada upaya menjaga kualitas pinjaman ketimbang melakukan ekspansi besar-besaran dengan mengakuisisi kreditur baru. Dalam konteks itu, Bank melakukan pemantauan secara berkala terhadap sektor industri dengan begitu dapat memberi gambaran untuk membuat kebijakan.
To maintain revenue growth, the Bank is currently concentrating its efforts on maintaining the quality of the existing loans rather than doing major expansions by building new loans. In that context, the Bank regularly monitors the industrial sector so that it can give the ideas to make appropriate policies.
96
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Unit usaha Wholesale Banking menerapkan seleksi ketat terhadap calon klien secara sehat. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet yang dapat berdampak negatif pada bisnis Bank. Wholesale Banking business unit shall apply strict selection for prospective clients in a healthy manner. The move comes in anticipation of problem loans that could have a negative impact on the Bank’s business.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Bank menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia dan perbaikan sistem seturut dengan penggunaan core banking system baru menjadi kunci pertumbuhan bisnis yang lebih maju. Untuk itu, Bank terus-menerus melakukan upaya terbaik dalam meningkatkan kualitas dan membangun kapabilitas sumber daya manusia. Berbagai pelatihan diselenggarakan, terutama bagi penjual produk agar memiliki keterampilan yang baik dalam berkomunikasi dengan nasabah. Dengan kemampuan tersebut, penjual produk dapat mendalami dan mengetahui kebutuhan nasabah.
The Banks realizes that the quality of human resources and improvement of the systems according to the use of the new core banking system is the key for further business growth. The Bank therefore continuously put its best efforts to improve the quality and develop the capability of its human resources. Various trainings are organized, especially for product sellers to provide them with good skills in communicating with customers. With these capabilities, product sellers can explore and know the needs of customers.
Upaya lebih lanjut dalam mengembangkan Wholesale Banking yakni dengan mengintensifkan cross sell dan melalui kolaborasi dengan unit bisnis lain di internal Bank. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memperkuat sinergi internal melalui penyediaan solusi keuangan yang lengkap, demi memaksimalkan peraihan pangsa pasar. Sebagai anak perusahaan Commonwealth Bank Australia, Bank menjadi bagian dari jaringan yang luas di seluruh dunia. Manfaat ini dapat dinikmati oleh nasabah komersial dan korporat berupa dukungan dan kemudahan transaksi sesuai dengan kebutuhan bisnis nasabah di tingkat regional dan global.
Further effort in growing Wholesale Banking is by intensifying cross sell and collaboration with other business units within the Bank. The objective is to strngthen internal sinergy through providing end to end financial solutions to maximize market share. As a subsidiary of Commonwealth Bank of Australia, the Bank is part of an extensive worldwide network. Commercial and corporate customers can enjoy this benefit in the forms of supports and conveniences for their business needs at regional and global levels.
Fokus Tahun 2016
2016 Focus
Menurunnya harga minyak mentah dunia dan komoditas lainnya mendorong Bank untuk lebih berhati-hati menyalurkan kredit usaha ke nasabah korporasi. Pola yang sama juga dilakukan oleh hampir seluruh pelaku di industri perbankan sambil menunggu perbaikan kondisi ekonomi di masa datang.
The decline of world crude oil and other commodities prices push the Bank to be more cautious in lending to corporate customers. The same pattern shall also also be carried out by almost all players in the banking industry pending the improvement of economic conditions in the future.
Dalam situasi demikian, unit usaha Wholesale Banking menerapkan seleksi ketat terhadap calon klien secara sehat. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet yang dapat berdampak negatif pada bisnis Bank. Pola serupa juga diterapkan oleh unit-unit usaha lainnya di Commonwealth Bank.
In such situations, Wholesale Banking business unit shall apply strict selection for prospective clients in a healthy manner. The move comes in anticipation of problem loans that could have a negative impact on the Bank’s business. A similar pattern shall also be applied by other business units in Commonwealth Bank.
Pemantauan (monitoring) secara berkala terhadap sektor industri juga tetap dilakukan pada tahun 2016. Ke depan, Bank berencana memperluas akuisisi ke industri-industri kecil dengan jumlah banyak ketimbang berkonsentrasi pada satu industri besar sehingga dana yang disalurkan untuk kredit usaha benarbenar manageable.
Regular monitoring of the industrial sector also remains to be done in 2016. Looking ahead, the Bank plans to expand the business into small industries with large number rather than concentrates on one major industry so that funds channeled for business loans shall be completely manageable.
97
DIGITAL SERVICES Digital Services
Perkembangan teknologi yang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir mendorong Commonwealth Bank untuk mengembangkan produk-produk dan layanan baru berbasis digital, dengan tujuan selain untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi, juga untuk membuka peluang dan segmen-segmen layanan baru bagi Bank di dalam era digital.
The rapid technological development in recent years encourages Commonwealth Bank to develop digital-based products and services, with the purpose of other than to provide conveniences to customers in doing transactions, also to open up opportunities and new service segments for the Bank in this digital era.
Langkah tersebut sesuai dengan strategi bisnis Commonwealth Bank untuk fokus mengembangkan bisnis di beberapa segmen utama termasuk segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Secara khusus Bank melihat permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UKM di Indonesia utamanya berupa keterbatasan akses pelaku UKM terhadap jasa keuangan, minimnya akses pelaku UKM terhadap pengetahuan yang terkait usaha yang dijalankan (di antaranya pengetahuan atas teknik pembukuan, pemasaran produk, perpajakan, dan lain lain), serta keterbatasan akses UKM ke pasar. Atas dasar tersebut, Commonwealth Bank berinisiatif untuk memperkenalkan produk-produk digital yang selain memberikan kemudahan bertransaksi bagi nasabah, juga mampu untuk memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh segmen UKM di Indonesia dalam bentuk pemberian kredit usaha, pengembangan kapabilitas (capacity building), serta pembukaan akses pasar melalui kerja sama dengan mitramitra strategis.
This move is in accordance with Commonwealth Bank business strategy to focus on developing business in several major segments including small and medium enterprises (SME) segment. In particular, the Bank deems that the main problems faced by SME in Indonesia are limited access to financial services, businesses-related knowledge (amongst other accounting, marketing, taxation, etc), and markets. On that basis, Commonwealth Bank takes the initiative to introduce digital products, which in addition to providing transaction conveniences to customers, are also able to provide solutions to the problems faced by the SME segment in Indonesia in the forms of micro-credit, capacity building, and opening of the market access through cooperation with strategic partners.
Pelaksanaan inisiatif bisnis berbasis digital di Commonwealth Bank dilakukan oleh Divisi E-channel & Digital Services (EDS), yang didukung oleh unit-unit manajemen risiko, Operations, serta Teknologi Informasi. Mengingat adanya kebutuhan khusus terkait pengembangan produk berbasis digital yang berbeda dari perbankan konvensional, Bank juga membentuk Tim IT Digital yang didedikasikan secara khusus mendukung pengembangan kapabilitas digital di Bank.
The implementation of digital-based business initiatives in the Commonwealth Bank is conducted by E-channel and Digital Services Division (EDS), which is supported by risk management, Operations, and Information Technology units. Given the special needs related to the development of digitalbased products which are different from those of conventional banking, the Bank also forms a specially-dedicated Digital IT team to support the development of digital capabilities of the Bank.
Sepanjang tahun 2015, Bank fokus untuk melakukan tiga hal utama, yaitu pemanfaatan media sosial sebagai medium interaksi nasabah, pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis digital, serta mengembangkan kemitraan dengan beberapa mitra strategis sebagai dasar pengembangan bisnis berbasis digital ke depannya.
Throughout 2015, the Bank focuses to do three main efforts, namely the use of social media as a medium for customer interactions, the development of digital-based applications, and the development of partnerships with several strategic partners as the basis for digital-based business development in the future.
98
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Pelaksanaan inisiatif bisnis berbasis digital di Commonwealth Bank dilakukan oleh Divisi E-channel & Digital Services (EDS), yang didukung oleh unit-unit manajemen risiko, Operations, serta Teknologi Informasi.
The implementation of digitalbased business initiatives in the Commonwealth Bank is conducted by E-channel and Digital Services Division (EDS), which is supported by risk management, Operations, and Information Technology units.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Media Sosial
Social Media
Tingginya tingkat penetrasi penggunaan media sosial di Indonesia mendorong Commonwealth Bank untuk memanfaatkan jejaring sosial sebagai salah satu media interaksi dengan nasabah, yang selain membuka kanal layanan tambahan bagi nasabah, juga membuka kesempatan bagi Bank untuk melakukan edukasi terkait layanan finansial, serta diseminasi informasi secara luas dan real time.
The high level of penetration of the use of social media in Indonesia encourages Commonwealth Bank to take advantages from the social networks as media of interaction with the customers. In addition to the opening of new channels for additional services to customers, social media also provide an opportunity for the Bank to do financial services-related education, as well as disseminate information widely and real time.
Pengelolaan kanal komunikasi melalui jejaring sosial dilakukan oleh unit kerja Social Media di bawah koordinasi Divisi EDS, di mana unit kerja Social Media bertanggung jawab untuk mengelola presensi Commonwealth Bank di Facebook, Twitter, dan Instagram. Di dalam pelaksanaan tugas tersebut, unit kerja ini juga bertugas untuk menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui media sosial, termasuk di antaranya keluhan nasabah.
The management of communication channels through social networking is carried out by the Social Media work unit under the coordination of EDS, for which the Social Media work unit is responsible for managing the Commonwealth Bank presences on Facebook, Twitter, and Instagram. In doing its duties, the work unit also follows up the questions raised through the social media, including customers’ complaints.
Penggunaan media sosial tersebut memungkinkan nasabah untuk berinteraksi langsung dengan Bank tanpa melalui media konvensional seperti call center, yang secara langsung akan berdampak terhadap tingkat personal engagement antara nasabah dengan pihak Bank, serta tingkat kepercayaan nasabah terhadap Bank secara umum.
The use of social media that enables customers to interact directly with the Bank without going through conventional media such as call centers, will directly impact on the level of personal engagement between customers and the Bank, as well as the customers’ confidence level with the Bank in general.
Pengembangan Kapabilitas Berbasis Digital
Development of Digital-Based Capabilities
Filosofi pengembangan aplikasi berbasis digital di Commonwealth Bank adalah berdasarkan prinsip yang lazim disebut sebagai Human-Centric Design (HCD). Berdasarkan prinsip HCD tersebut, pengembangan/pembuatan aplikasi dilakukan atas dasar kebutuhan spesifik dan kontekstual dari segmen nasabah yang dituju melalui pengamatan langsung lapangan oleh unit kerja Customer Insights (bagian dari Divisi EDS), untuk dapat kemudian diterjemahkan menjadi fitur teknis dari aplikasi yang dikembangkan.
Digital-based application development philosophy in Commonwealth Bank is based on the principle commonly known as Human Centric Design (HCD). Based on the HCD principle, development/ creation of applications is done on the basis of specific and contextual needs of the targeted customer segments through direct field observations by Customer Insights work unit (part of the EDS), which then to be translated into the technical features of the developed applications.
Setelah aplikasi baru diluncurkan, Bank akan terus mengembangkan fiturfitur tambahan berdasarkan informasi yang didapatkan melalui pengamatan kebutuhan nasabah di lapangan secara rutin dan berkala, sehingga Bank dapat meyakinkan relevansi dan kesesuaian dari produk yang dikembangkan dengan kebutuhan dari segmen nasabah yang dituju.
Once a new application is launched, the Bank will continue developing additional features based on information obtained through the field observations of customers’ needs regularly and periodically, so that the Bank can assure the relevance and suitability of developed products with the needs of the targeted customer segments.
99
Kemampuan melakukan inovasi produk digital berdasarkan prinsip pengembangan produk kontemporer tersebut akan menjadi strategi utama bagi Commonwealth Bank untuk terus tumbuh, dan akan menjadi sarana utama untuk memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
The ability to innovate digital products based on contemporary product development principle will be a major strategy for the Commonwealth Bank to continue growing, and will become the main infrastructures to make a positive contribution to the Indonesian economic growth.
Kemitraan Strategis
Strategic Partnerships
Selain melakukan pengembangan berbagai inovasi berbasis digital, Commonwealth Bank juga fokus untuk membangun kemitraan strategis dengan mitra-mitra potensial dalam rangka pengembangan jangkauan serta jenis layanan Bank, serta untuk beradaptasi terhadap kebutuhan nasabah perbankan pada saat ini.
In addition to the development of various digital-based innovations, Commonwealth Bank also focuses on building strategic partnerships with potential partners in order to develop the range and type of services of the Bank, as well as to adapt to the needs of banking customers nowadays.
Selain kemitraan dalam bentuk pembayaran tagihan (bill payment) yang sudah berjalan selama tahun 2015, Bank juga bermaksud untuk menjalin kemitraan strategis dengan pihak-pihak lainnya dalam rangka pengembanganan produk pembayaran (payment), serta mengembangkan kapabilitas terkait layanan digital yang akan memungkinkan Bank untuk berpartisipasi di dalam ekosistem digital yang berkembang pesat di Indonesia.
Other than the partnership in the form of bill payments which have been running during 2015, the Bank also intends to establish strategic partnerships with other parties in order to develop payment product, as well as the capabilities related to digital services which will enable the Bank to participate in the rapidly growing digital ecosystem in Indonesia.
Inisiatif Tahun 2015
2015 Initiatives
Sejalan dengan peluncuran core banking system COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service) yang mulai beroperasi pada 4 Mei 2015, Bank juga melakukan pembaruan (upgrading) pada sistem internet banking, yang menawarkan kemudahan lebih lanjut bagi pengguna dalam melakukan transaksi perbankan.
In line with the launch of the core banking system COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), which begins its operations on May 4, 2015, the Bank also upgrades the internet banking system, which offers further banking transaction conveniences to the users.
Selain itu, Bank juga mengembangkan beberapa aplikasi baru pada tahun 2015 untuk memberikan kemudahan serta pelayanan terbaik kepada nasabah. Beberapa aplikasi yang dikembangkan pada tahun 2015 ini antara lain:
In addition, the Bank also developes a number of new applications in 2015 to provide the best conveniences and services to the customers. Some applications developed in 2015 include:
1. Cashflow
1. Cashflow
Cashflow merupakan aplikasi yang didesain untuk membantu pelaku UKM melakukan pencatatan transaksi keuangan, memantau jadwal pembayaran dan penagihan melalui fitur pengingat, melakukan pembayaran tagihan, serta melakukan pembayaran supplier di bank manapun juga melalui fitur transfer antarbank yang terintegrasi.
Cashflow is an application designed to help SME keep records of financial transactions, monitor the payment schedule and billing through the reminder feature, make bill payments, as well as make supplier payments to any bank through integrated inter-bank transfer feature.
Commonwealth Bank merupakan institusi pertama di Indonesia yang memperkenalkan aplikasi khusus yang ditujukan pada segmen UKM untuk memudahkan pelaku usaha dalam mengelola usahanya melalui ponsel cerdas (smartphone).
Commonwealth Bank is the first institution in Indonesia which introduces special applications for the SME segment to facilitate them in managing their businesses through smartphones.
2. BizLoan
2. BizLoan
BizLoan merupakan aplikasi yang dikembangkan Bank untuk memberikan solusi akses pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor UKM secara mudah dan efisien. Selain didesain untuk memfasilitasi pengajuan kredit usaha tanpa agunan secara mudah dan daring, BizLoan juga dibuat untuk membantu mengedukasi pelaku UKM terkait proses dan fitur produk kredit yang ditawarkan melalui fitur simulasi kredit.
BizLoan is an application developed by Bank to provide access to financing solutions for business players in the SME segment easily and efficiently. Besides it is designed to facilitate the filing of an unsecured business loan easily and online, BizLoan is also created to help educate SME segment related to credit product features and processes offered through credit simulation features.
Produk pinjaman BizLoan menawarkan tingkat bunga kompetitif dibandingkan produk sejenis, serta jangka waktu fleksibel sampai dengan maksimal 3 (tiga) tahun. Sebagaimana Cashflow, aplikasi BizLoan tersedia dan dapat diunduh secara gratis melalui Google Play maupun melalui AppStore.
BizLoan loan product offers a competitive interest rate than that of similar products, as well as a flexible time period of up to a maximum of 3 (three) years. As Cashflow, BizLoan application is available and can be downloaded for free through Google Play or AppStore.
100
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Dengan aplikasi pintar BizLoan ini para pengusaha dapat mengajukan pinjaman melalui fasilitas pengunggahan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam proses persetujuan pinjaman langsung melalui aplikasi tanpa harus membawa salinan persyaratan dokumen ke bank. Pengguna akan dihubungi oleh pihak bank perihal persetujuan pinjaman setelah mengkonfirmasi pengajuan pinjaman melalui BizLoan. Selain itu pengguna BizLoan juga dapat melakukan simulasi atas pinjaman terkait jangka waktu, jumlah pinjaman, jumlah cicilan bulanan, serta syarat dan ketentuan terkait fasilitas pinjaman.
Through this BizLoan smart application, business players can apply for a loan using the required documents upload facility for the loan approval process directly through the application without having to submit the hard copies of the document requirements to the bank. Users will be contacted by the bank about the loan approval after confirming the loan application through BizLoan. In addition, BizLoan users can also do loan simulations on the period, amount, monthly installment, as well as terms and conditions related to the loan.
Dengan kemudahan tersebut, pemilik usaha tidak perlu menghabiskan waktu untuk datang ke kantor cabang bank saat mengajukan pinjaman. Cukup mengunduh aplikasi BizLoan, semua persyaratan pengajuan pinjaman dapat diselesaikan melalui ponsel cerdas. BizLoan merupakan salah satu upaya Bank dalam memudahkan pengusaha UKM dalam mendapatkan tambahan modal kerja atau modal investasi dengan cepat dan nyaman.
Through the application, business owners do not need to spend their time to come to the bank’s branch offices when applying for loans. Simply download the BizLoan application, all requirements of the loan application can be completed through smartphones. BizLoan is one of the Bank’s efforts in facilitating SME segment to enjoy additional working or investment capital quickly and comfortably.
Berkat keunggulan dalam melayani kebutuhan nasabah, pada September 2015, aplikasi Cashflow dan Bizloan berhasil memenangi Juara 1 penghargaan “Indonesia Best eMark Award 2015” untuk kategori Financial Institution (Bank) karena dinilai unggul dalam pelayanan kepada nasabah dan menjadi pemimpin pasar. Penghargaan tersebut diberikan oleh Telkom University & Majalah Swa.
Thanks to the excellence in serving the customers’ needs, in September 2015, Cashflow and Bizloan applications won 1st Place in “Indonesian Best eMark Award 2015” for the Financial Institution (Bank) category as they are considered to excel in customer service and be the market leader. The awards were granted by Telkom University & Swa Magazine.
3. WISE
3. WISE
Aplikasi WISE (Women Investment Series) dikembangkan Commonwealth Bank dengan tujuan untuk meningkatkan literasi keuangan perempuan yang saat ini dinilai masih cukup rendah.
WISE (Women Investment Series) application is developed by Commonwealth Bank with the aim to improve the financial literacy of women which is currently considered as still quite low.
Pengembangan aplikasi ini merupakan kelanjutan dari Program WISE yang telah dikembangkan Bank pada tahun 2014. Bank berkomitmen untuk terus menyelenggarakan Program WISE karena melihat manfaat yang sangat signifikan bagi penguatan dan pemberdayaan kaum perempuan dalam hal mengelola keuangan dan investasi. Bank juga menargetkan adanya partisipasi yang lebih luas dan lebih banyak dari kaum perempuan dengan berbagai latar belakang.
The development of this application is a continuation of WISE program that was developed by the Bank in 2014. The Bank is committed to continue organizing WISE program for seeing very significant benefits in the strengthening and empowerment of women to manage finances and investments. The Bank is also targeting the wider and more participation from women with various backgrounds.
Dengan pertimbangan tersebut, pada tahun 2015, Bank berinisiatif mengembangkan program WISE menjadi aplikasi WISE yang dapat diunduh secara gratis melalui ponsel cerdas. Hal itu bertujuan memudahkan kaum perempuan memperoleh informasi bagaimana cara yang tepat dalam mengelola keuangan dan berinvestasi.
With these considerations, in 2015, the Bank took the initiative to develop the WISE program into an application that can be downloaded for free through the smartphones. This initiative aims to facilitate women in obtaining the right information on how to manage finances and investments.
Dengan peluncuran aplikasi tersebut, Commonwealth Bank merupakan bank internasional pertama yang fokus pada layanan komunitas. Bank ingin memberi dukungan layanan finansial bagi perorangan, pelaku bisnis, dan juga komunitas melalui peningkatan literasi keuangan.
By the launch of the application, Commonwealth Bank is the first international bank to focus on community service. The Bank wants to provide financial service supports for individuals, business players, and communities through financial literacy improvements.
Sertifikasi
Certifications
Mengembangkan aplikasi produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah merupakan salah satu fokus Commonwealth Bank ke depan. Selain itu dalam kemudahan dalam mengakses dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi juga perlu menjadi perhatian. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank perlu memiliki kemampuan untuk menggali informasi, memahami kebutuhan finansial nasabah, dan mengetahui tantangan pengusaha dalam menjalankan bisnis sehingga produk aplikasi dikembangkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi nasabah yang menggunakan.
Developing banking product applications according to customers’ needs is one focus of Commonwealth Bank in the future. In addition to the ease of access of the applications, the ease of use also needs considerations. To achieve these objectives, the Bank needs to have the ability to gather information, understand the customers’ financial needs, and know the challenges of business players in running their businesses so that product applications are developed to provide optimum benefits to the customers who use them.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
101
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank mensyaratkan staf yang terlibat pada proses pengembangan aplikasi perbankan digital untuk memiliki sertifikasi pengembangan produk yaitu Scrum Product Owner Certified. Sertifikasi ini diperlukan untuk memastikan Bank memiliki kemampuan untuk melakukan iterasi proses pengembangan produk/aplikasi setiap dua minggu sekali yang menghasilkan beberapa hal antara lain perbaikan bisnis proses, penambahan fitur, perbaikan aplikasi, marketing insight ataupun peluncuran aplikasi baru.
To realize these needs, the Bank requires that the staff involved in the process of developing digital banking applications to have product development certifications namely Certified Scrum Product Owner. This certification is required to ensure that the Bank has the ability to iterate product/application development process every two weeks which results in several things such as business process improvements, feature enhancements, application improvements, marketing insights, or new applications.
Selain sertifikasi Scrum Product Owner, lisensi lain yang harus dipenuhi staf Bank adalah Sertifikasi Manajemen Risiko. Sertifikasi itu mutlak diperlukan bagi staf yang bekerja di industri perbankan yang dikenal menekankan unsur kehatihatian dalam menjalankan bisnisnya.
In addition to the Scrum Product Owner certifications, other licenses that must be owned by Bank’s staff is Risk Management Certification. This certification is essential for staff working in banking industry which is known as emphasizing the element of prudence in running the business.
Fokus Tahun 2016
2016 Focuses
Tahun 2016, Commonwealth Bank berkomitmen untuk terus mengembangkan produk-produk digital yang sudah digunakan nasabah saat ini, seperti Cashflow, BizLoan, dan WISE dengan menyediakan fitur-fitur baru sesuai dengan kebutuhan nasabah. Bank juga akan mengutamakan pengembangan infrastruktur seiring dengan perubahan pada core banking system Bank yang baru.
In 2016, Commonwealth Bank is committed to continuously develop digital products which are already used by the customers today, such as Cashflow, BizLoan, and WISE by providing new features according to customers’ needs. The Bank will also give priority to the development of infrastructures in line with changes in the Bank’s new core banking system.
Bank berencana mewujudkan kerja sama kemitraan dengan pihak non-bank dalam melayani kebutuhan perbankan mereka. Kerja sama kemitraan merupakan strategi bisnis Bank untuk memberikan kemudahan nasabah dalam bertransaksi. Untuk mendukung rencana tersebut, Bank perlu secara kontinu mengembangkan kapasitas digital kemitraan yang dapat terkoneksi secara cepat.
The Bank plans to realize partnerships with non-bank institutions to serve their banking needs. The partnerships are part of the Bank’s business strategy to provide customers’ transaction conveniences. To support the plan, the Bank needs to continuously develop quickly-connected partnership digital capacity.
Tantangan bagi industri perbankan dalam 5 tahun ke depan yakni bagaimana mengajak masyarakat Indonesia untuk menabung di bank. Hingga saat ini ada sekitar 100 juta orang yang tidak memiliki rekening bank, padahal sebagian dari mereka justru sudah memiliki ponsel cerdas atau gadget lain. Masalah tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi industri perbankan, termasuk Commonwealth Bank, agar lebih memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses layanan perbankan, seperti menabung, tanpa harus menunggu dalam waktu lama hanya sekadar untuk membuka rekening.
The challenge for the banking industry in the next 5 years shall be how to ask the Indonesian people to save in banks. Until now there are about 100 million people who do not have bank accounts, whereas some of them actually own smartphones or other gadgets. The issue becomes a challenge for the banking industry, including the Commonwealth Bank, to provide more conveniences to the public in accessing banking services, such as savings, without having to wait for a long time just for opening an account.
Pada tahap berikutnya, Commonwealth Bank berencana untuk memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang hendak membuka rekening di Bank. Seluruh proses administrasi pelengkapan dokumen yang sebelumnya dilakukan di hadapan staf customer service, dapat dilakukan dengan mengunduh file dokumen tersebut dan mengirimnya ke pihak Bank. Nasabah hanya perlu datang untuk keperluan kelengkapan administrasi di tahap akhir dan membubuhkan tanda tangan sebagai tanda kerja sama dan komitmen bersama.
In the next phase, Commonwealth Bank plans to provide conveniences to the prospective customers who want to open an account with the Bank. The whole administrative documents completion process previously performed in the presence of customer service staff, can be done by downloading the document files and send them back to the Bank. The customers only need to come for the purposes of administrative requirements in the final stages and put their signatures as a sign of cooperation and mutual commitment.
102
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank meyakini berbagai produk layanan perbankan yang tengah dikembangkan telah sesuai dengan arah dan strategi bisnis untuk memberikan kemudahan bertransaksi dan pelayanan terbaik kepada nasabah. Bank juga optimis pengembangan berbagai aplikasi digital yang berfokus pada kebutuhan pengusaha kecil dan menengah dalam menjalankan bisnis akan membantu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka yang pada gilirannya menunjukkan kontribusi Commonwealth Bank pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Commonwealth Bank believes that the banking services/ products range that is being developed has been in accordance with the business direction and strategy to provide transaction conveniences and best services to the customers. The Bank is also optimistic about the development of a wide range of digital applications that focus on the needs of small and medium business players in running their businesses, will help increase their capacities and capabilities which in turn shows the contribution of Commonwealth Bank on Indonesian economic growth.
103
Tinjauan Keuangan Financial Review
Tinjauan kinerja keuangan Bank Commonwealth untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan yang telah di audit oleh auditor independen KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (a member firm of PWC Global Network) dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan opini audit wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan Bank juga dilampirkan dalam Laporan Tahunan ini.
The financial review Bank for the periode ended 31 December 2015 have been prepared on Audited Financial Statements, which have been audited by an independent auditor KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (a member firm of PWC Global Network) and presented in accordance with Financial Accounting Standards in Indonesia with an unqualified opinion. Audited financial statements of bank are also attached in this Annual Report.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Hingga akhir tahun 2015, rugi komprehensif yang dicatatkan oleh Bank sebesar Rp84.64 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang membukukan laba sebesar Rp209.40 miliar. Hal ini, terutama disebabkan karena kebijakan Bank dalam membentuk tambahan pencadangan kredit, sebagai bentuk kehati-hatian dalam menghadapi penurunan kualitas kredit nasabah akibat kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan.
Up to the end of 2015, comprehensive loss recorded by Bank amounted to Rp84,64 billion, lower than the profit in 2014 which amounted to Rp209,40 billion. This is mainly due to the Bank’s policy to establish additional loan reserves, as an act of prudence in facing the decline in the customers’ credit quality, due to the economic slowdown.
Penyaluran pinjaman Bank pada tahun 2015 sebesar Rp 13.47 trilliun, lebih rendah sebesar 13,49% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp15.57 triliun. Lebih rendahnya penyaluran pinjaman dikarenakan Bank lebih berhati-hati dalam penyaluran pinjaman ke segmen Wholesale Banking seiring dengan menurunnya kualitas pinjaman yang diberikan. Namun demikian, pinjaman kepada segmen UKM dan KPR tetap bertumbuh sebesar masing-masing 12,1% dan 10,9%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pinjaman industri.
The Bank’s lending in 2015 amounted to Rp13,47 trillion. Compared to 2014 which amounted to Rp15,57 trillion, experiencing a decreased of 13.49%. This decreased mainly due to Bank’s decisions to prudently address the declining quality of the Wholesale Banking portfolio. Nevertheless, SME and Consumer segment still grew by 12.1% and 10.9% respectively, slightly higher compared to industry lending growth.
Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sepanjang tahun 2015 mencapai Rp15.26 triliun. Dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp15.27 triliun, mengalami sedikit penurunan. Selain dari dana pihak ketiga, di tahun 2015 Bank juga menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) senilai Rp3.29 triliun. Pada 31 Desember 2015, nilai nominal yang masih tersisa adalah Rp1.45 triliun.
Third party funds collected throughout 2015 reached Rp15,26 trillion. Compared to 2014 which amounted to Rp15,27 trillion, it experienced a slight decline. In addition to third party funds, in 2015 the Bank also issued the Negotiable Certificate of Deposit (NCD) for Rp3,29 trillion in 2015. On 31 December 2015, the remaining nominal value amounted to Rp1,45 trillion.
Penerbitan NCD merupakan solusi Bank untuk mengelola risiko likuiditas yang mengimbangi pendanaan jangka pendek seperti deposito berjangka, di mana keseluruhan beban NCD lebih kompetitif. Melalui instrumen ini, Bank memiliki fleksibilitas untuk mendapatkan sumber pendanaan guna mengoptimalkan daya serap pasar.
The issuance of NCD is the Bank’s solution to manage its liquidity risk which offsets short-term funding such as time deposits, in which the cost of NCD is more competitive. Through this instrument, the Bank has the flexibility to obtain funding sources in order to optimize market absorption.
104
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain dalam Tiga Tahun Terakhir Statements of Income and Other Comprehensive Income in the Last Three Years [Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL OPERATING INCOME AND EXPENSES
YoY (%)
2015
2014
2013
Pendapatan Bunga Interest Income
11.87
1,883,112
1,683,367
1,287,589
Beban Bunga Interest Expense
16.95
(767,606)
(656,338)
(349,810)
8.61
1,115,506
1,027,029
937,779
Provisi dan Komisi Lainnya Other Fees and Commissions
(12.00)
250,078
284,168
289,645
Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing Foreign Exchange Gains
(11.01)
106,147
119,273
233,577
(170.82)
19,278
(27,222)
(64,006)
(52.73)
38,275
80,978
36,316
(9.50)
413,778
457,197
495,532
3.04
1,529,284
1,484,226
1,433,311
648.08
(369,133)
(49,344)
(38,494)
12.47
(623,826)
(554,642)
(561,988)
3.08
(583,601)
(566,185)
(532,729)
(49.16)
(5,126)
(10,082)
(8,605)
34.01
(1,581,686)
(1,180,253)
(1,141,816)
(117.24)
(52,402)
303,973
291,495
Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Income PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING INCOME
Keuntungan/(Kerugian) dari Perubahan Nilai Wajar Instrumen Keuangan Gain/(Loss) from Changes in Fair Value of Financial Instruments Pendapatan Lainnya Other Income Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya Total Other Operating Income Jumlah Pendapatan Bunga Bersih dan Pendapatan Operasional Lainnya Total Net Interest Income and Other Operating Income BEBAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING EXPENSES Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non Keuangan Allowance for Impairment Losses on Financial and Non Financial Assets Umum dan Administrasi General and Administrative Gaji dan Tunjangan Salaries and Allowances Lainnya Others Jumlah Beban Operasional Lainnya Total Other Operating Expense (Rugi)/Pendapatan Operasional-Bersih Operating (Loss)/Income-Net Commonwealth Bank 2015 Annual Report
105
(Beban)/Pendapatan Bukan Operasional Non Operating (expense)/income
YoY (%)
2015
2014
2013
(Kerugian)/Keuntungan Penjualan Aset Tetap dan Agunan yang Diambil Alih-Bersih (Loss)/Gain on Sale of Fixed Assets and Foreclosed Assets-Net
(10.44)
(8,964)
(10,009)
975
Jumlah (Beban)/Pendapatan Bukan Operasional Total Non Operating (Expense)/Income
(10.44)
(8,964)
(10,009)
975
(Rugi)/Laba Sebelum Pajak Penghasilan (Loss)/Income Before Tax Expense
(120.88)
(61,366)
293,964
292,470
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Income Tax Benefit/(Expense)
(101.59)
1,371
(86,119)
(86,911)
(Rugi)/Laba Tahun Berjalan (Loss)/Income For The Year
(128.87)
(59,995)
207,845
205,559
Pendapatan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income
-
-
-
-
Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi Items That Will Not be Reclassified to Profit or Loss
-
-
-
-
Pengukuran Kembali Liabilitas Imbalan Kerja Reameasurement of Post Employment Benefit
(100.00)
(11,396)
-
-
Pajak Penghasilan Terkait Dengan Komponen Pendapatan Komprehensif Lain Income tax Relating to Components of Other Comprehensive Income
(100.00)
2,849
-
-
-
-
-
-
(Kerugian)/Keuntungan yang Belum Direalisasi atas Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Unrealized (Losses)/Gains on Available for Sale Marketable Securities and Goverment Bonds
(1,134.22)
(21,460)
2,075
(173)
Pajak Penghasilan Terkait Dengan Komponen Pendapatan Komprehensif Lain Income Tax Relating to Components of Other Comprehensive Income
(1,133.72)
5,365
(519)
43
(Beban)/Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak Other Comprehensive (Expense)/Income For The Year After Tax
(1,683.68)
(24,642)
1,556
(130)
(140.42)
(84,637)
209,401
205,429
Pemilik Entitas Induk Equity Holder of The Parent Entity
-
-
209,401
205,432
Kepentingan Non-Pengendali Non-Controlling Interest
-
-
-
(3)
Pos-pos yang Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi Items That Will be Reclassified to Profit or Loss
Jumlah (Rugi)/Laba Komprehensif Tahun Berjalan Total Comprehensive (Expense)/Income For The Year
Rugi Tahun berjalan
loss for the year
Pada tahun 2015, Bank membukukan rugi sebesar Rp59.99 miliar. Sementara pada tahun 2014 laba mencapai Rp207.84 miliar. Kerugian ini terutama disebabkan oleh peningkatan pencadangan untuk kerugian penurunan nilai dari pinjaman yang diberikan.
In 2015, the Bank recorded a loss of Rp 59,99 billion. While in 2014 profit reached Rp207,84 billion. The loss was mainly due to increases in allowance for impairment losses from loans.
106
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Pendapatan dalam Tiga Tahun Terakhir Income in the Last Three Years
PENDAPATAN INCOME
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] YoY (%)
Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Income Pendapatan Operasional Lainnya Other Operating Income Pendapatan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income Jumlah Total
2015
2014
2013
8.61
1,115,506
1,027,029
937,779
(9.50)
413,778
457,197
495,532
(1,683.42)
(32,856)
2,075
(173)
0.68
1,496,428
1,486,301
1,433,138
Pada tahun 2015, jumlah pendapatan secara keseluruhan mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,68%, menjadi Rp1.50 triliun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp1.49 triliun. Peningkatan pendapatan Bank, terutama berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih yang mencapai 8,61%.
In 2015, total income slightly increased by 0.68%, to Rp1,50 trillion, compared to 2014 which amounted to Rp1,49 trillion. The increase in the Bank’s income was primarily due to an increase in net interest income, by 8.61%.
Pendapatan Bunga
Interest Income
Pendapatan bunga berasal dari bunga pinjaman yang diberikan dan penempatan dana baik pada Bank Indonesia dan bank lain maupun pada berbagai instrumen investasi surat berharga. Rincian dari pendapatan bunga seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
Interest income is derived from the loans and placement with Bank Indonesia and other banks as well as various instruments of marketable securities investment. Details of interest income are presented in the following table:
Pendapatan Bunga dalam Tiga Tahun Terakhir Interest Income in the Last Three Years PENDAPATAN BUNGA INTEREST INCOME
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] YoY (%)
2015
2014
2013
Pinjaman yang Diberikan Loans
11.21
1,732,946
1,558,267
1,167,955
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Placement with Bank Indonesia and Other Banks
(1.21)
47,761
48,346
42,075
Efek-efek Marketable Securities
26.96
42,409
33,403
32,324
Obligasi Pemerintah Government Bonds
395.05
34,470
6,963
563
Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Securities Purchased Under Resale Agreements
(36.91)
19,858
31,476
39,196
Giro pada Bank Lain Current Accounts with Other Banks
15.39
5,668
4,912
5,476
Jumlah Total
11.87
1,883,112
1,683,367
1,287,589
Pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan meningkat sebesar 11,21%, dari Rp1.56 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp1.73 triliun di tahun 2015. Kenaikan pendapatan bunga ini terjadi karena peningkatan penyaluran pinjaman yang disalurkan oleh Bank terutama pada sektor UKM dan KPR. Pendapatan bunga ini juga merupakan kontributor terbesar dalam struktur pendapatan bunga Bank, dengan porsi 92%.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Interest income from loans increased by 11.21%, from Rp1,56 trillion in 2014 to Rp1,73 trillion in 2015. The increase in loan interest income is due to the increased loan disbursements by the Bank in the SME and mortgage sector. This interest income is also the largest contributor on the Bank interest income structure with a portion of 92%.
107
Sebagai bagian dari strategi Bank dalam mengelola likuiditas, pada tahun 2015 Bank menambah jumlah kepemilikan Obligasi Pemerintah. Hal ini berdampak pada kenaikan pendapatan bunga Obligasi Pemerintah sebesar 395,05%, dari Rp6.96 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp34.47 miliar di tahun 2015. Peningkatan pendapatan ini berhasil diraih di tengah fluktuasi pasar modal yang terjadi selama tahun 2015.
As part of the Bank’s strategy in managing liquidity, the Bank increased the number of government bonds in 2015. This has an impact on increasing interest income of Goverment Bonds 395.05%, from Rp6,96 billion in 2014 to Rp34,47 billion in 2015. The increase in this income was achieved during the capital market fluctuations that occurred during 2015.
Pendapatan Bunga Bersih dalam Tiga Tahun Terakhir Net Interest Income in the Last Three Years PENDAPATAN BUNGA BERSIH Net Interest Income
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] YoY (%)
2015
2014
2013
Pendapatan Bunga Interest Income
11.87
1,883,112
1,683,367
1,287,589
Beban Bunga Interest Expense
16.95
(767,606)
(656,338)
(349,810)
8.61
1,115,506
1,027,029
937,779
Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Income Pada tahun 2015, Bank membukukan pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 8,61% menjadi sebesar Rp1.12 triliun. Sementara tahun 2014, pencapaiannya sebesar Rp1.03 triliun. Peningkatan ini terutama karena peningkatan jumlah kredit yang berhasil disalurkan seperti yang telah dijelaskan pada bahasan pendapatan bunga
In 2015, the Bank recorded a growth in Net Interest Income by 8.61% to Rp1,12 trillion. While in 2014, it was amounting to Rp1,03 trillion. This increase was mainly due to an increase in the number of disbursed loans as explain in the interest income discussion.
Dalam kondisi perekonomian yang penuh tantangan seperti yang dialami di tahun 2015, Bank menjaga tingkat likuiditasnya secara lebih konservatif yang dapat dilihat pada rasio LDR yang menurun hingga ke posisi 89% di akhir tahun 2015 dari sebelumnya 102% di akhir tahun 2014 yang mendorong kenaikan beban bunga sebesar 16.95% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp656.34 milliar, menjadi Rp767.61 milliar di 2015.
Admist challenging economy in 2015, Bank continues to preserve its conservative liquidity as shown in lower LDR of 89% in 2015 from 102% in 2014, which resulting an increase in Bank expense by 16,95% to Rp767,61 million in year 2015 from previously Rp656,34 million in 2014.
Pendapatan Operasional Lainnya dalam Tiga Tahun Terakhir Other Operating Income in The Last The Year PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING INCOME
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] YoY (%)
2015
2014
2013
Provisi dan Komisi Lainnya Others Fees and Commissions
(12.00)
250,078
284,168
289,645
Keuntungan transaksi mata uang asing Foreign exchange gains
(11.01)
106,147
119,273
233,577
(170.82)
19,278
(27,222)
(64,006)
(52.73)
38,275
80,978
36,316
(9.50)
413,778
457,197
495,532
Keuntungan/(kerugian)dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan Gain/(loss) from changes in fair value of financial instruments Pendapatan lainnya Other income Jumlah Total Pada periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2015, Bank membukukan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp413.78 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 9,50% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp457.20 miliar. Pendapatan penjualan reksa dana dan Bancassurance, pendapatan FX Sales dan FX Trading, merupakan kontributor terbesar dalam pendapatan operasional lain Bank.
108
In the period ended 31 December 2015, the Bank recorded other operating income in the amount of Rp413,78 billion. This number has decreased by 9.50% compared to 2014 which amounted to Rp457,20 billion. Fee of mutual funds and Bancassurance sales, FX Sales and FX Trading, were the largest contributor in other operating income of the Bank.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
BEBAN EXPENSE Beban dalam Tiga Tahun Terakhir Expense in the Last Three Years BEBAN Expense
YoY (%)
Beban Bunga Interest Expense Beban Operasional Lainnya (Diluar CKPN) Other Operating Expenses (Exclude CKPN) Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non Keuangan Allowance for impairment Losses on Financial and Non Financial Assets Jumlah Beban Bunga dan Beban Operasional Lainnya Total Interest Expense and Other Operating Expenses (Beban)/Pendapatan Bukan Operasional Non Operating (Expense)/Income Jumlah Total
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] 2014 2013
2015
16.95
(767,606)
(656,338)
(349,810)
7.22
(1,212,553)
(1,130,909)
(1,103,322)
648.08
(369,133)
(49,344)
(38,494)
27.92
(2,349,292)
(1,836,591)
(1,491,626)
(10.44)
(8,964)
(10,009)
975
27.71
(2,358,256)
(1,846,600)
(1,490,651)
Pada tahun 2015, jumlah beban keseluruhan meningkat sebesar 27,71% menjadi Rp2.36 triliun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp1.85 triliun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan beban operasional lainnya yang cukup signifikan. Peningkatan terbesar dari beban operasional lainnya berasal dari tingginya cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas pinjaman yang diberikan. Walaupun beban operasional lainnya mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014, rasio biaya overhead terhadap jumlah rata-rata aset Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 mengalami penurunan menjadi 7% dari tahun 2014. Hal ini menujukkan bahwa Bank mampu menekan pertumbuhan biaya overhead di tengah-tengah pertumbuhan volume bisnis, yang didorong oleh fokus Bank dalam menerapkan efisiensi biaya.
In 2015, total expense increased by 27.71% to Rp2,36 trillion compared to 2014 which amounted to Rp1,85 trillion. This is due to a significant increase in operating expenses. The largest increase of other operating expenses is derived due to higher allowance for impairment losses on loan. Although other operating expenses experienced an increase compared to 2014, the ratio of overhead costs to total average assets of the Bank for the year ended 31 December 2015 decreased to 7% from 2014. This demonstrates that Bank is able to suppress the growth of overhead expenses in the midst of business volume growth, which is driven by the focus of the Bank in implementing cost efficiency.
Bank terus memonitor dan meningkatkan produktivitas baik pada frontline maupun unit pendukung dimana salah satunya dengan melakukan telaah rutin terhadap kinerja jaringan kantor. Visibilitas dari kinerja tiap kantor terus diperbaiki melalui pengawasan dan kajian berkala yang berfokus pada strategi dan rencana kerja jaringan kantor dan produktifitas jaringan kantor.
The Bank continues to monitor and improve the productivity of both the frontline and supporting units by among others performing reviews on a regular basis on the office netwotk performance. Performance visibility of each office continues to be improved through periodic monitoring and review which focuses on strategies and action plans of office network as well as productivity of office network.
BEBAN BUNGA INTEREST EXPENSE Beban Bunga dalam Tiga Tahun Terakhir Interest Expense in the Last Three Years BEBAN BUNGA INTEREST EXPENSE Simpanan Nasabah Deposits from Customers
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] YoY (%)
2015
2014
2013
3.19
(606,084)
(587,374)
(301,845)
Simpanan Dari Bank Lain Deposits from Other Banks
152.66
(160,377)
(63,475)
(12,944)
Pinjaman yang Diterima Borrowings
(10.55)
(1,145)
(1,280)
(502)
(100.00)
-
(4,209)
(29,663)
-
-
-
(4,856)
16.95
(767,606)
(656,338)
(349,810)
Efek-efek yang Diterbitkan Marketable Securities Issued Instrumen Keuangan Derivatif Derivative Financial Instruments Jumlah Total Commonwealth Bank 2015 Annual Report
109
Peningkatan beban bunga salah satunya disebutkan oleh penerbitan beberapa instrumen efek oleh Bank. Pada tahun 2015, Bank menerbitkan NCD bernilai nominal sebesar Rp 3.29 triliun. Pada 31 Desember 2015, nilai nominal yang masih tersisa sebesar Rp 1.45 triliun dengan tingkat suku bunga antara 7,70%-9,40%.
The increase in interest expense was among others due to the issuance of several securities instruments by the Bank. In 2015, the Bank issued NCD with a nominal value of Rp3,29 trillion. On 31 December 2015, the remaining nominal value was Rp1,45 trillion, with interest rates between 7.70% -9.40%.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
ASET
ASSETS
Hingga berakhirnya tahun buku 31 Desember 2015, total aset Bank tercatat sebesar Rp22.33 triliun. Dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp22.26 triliun, berarti mengalami kenaikan Rp69.25 miliar. Hal ini, antara lain didorong oleh kenaikan pinjaman yan diberikan untuk sektor UKM dan KPR. Selain itu, peningkatan jumlah aset juga dikontribusikan oleh peningkatan beberapa akun aset terutama kelompok aset lancar di antaranya Giro pada bank lain dan obligasi pemerintah.
As of 31 December, 2015, total assets of the Bank was amounting to at Rp22,33 trillion. Compared to 2014 which amounted Rp22,26 billion, it is an increase Rp69,25 billion. This is among other things driven by the increase in credit to the SME and mortgage sector. In addition, the increase in total assets was also contributed by the increase in several asset accounts, particularly current assets, among others Current accounts with other banks and government bonds.
Pada tahun 2015, obligasi pemerintah yang dikelola Bank mencapai Rp1.23 triliun. Dibandingkan tahun 2014 yang hanya Rp134.48 miliar, telah terjadi lonjakan yang sangat besar. Giro pada bank lain juga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp404.60 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp659.22 miliar di tahun 2015.
In 2015, government bonds managed by the Bank reached Rp1,23 trillion. Compared to 2014 which only amounted to Rp134,48 billion, which has been a significant increase Current accounts in other banks also increased, from Rp404,60 billion in 2014 to Rp659,22 billion in 2015.
Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar tercatat 22,90% pada akhir tahun 2015. Pencapaian tersebut masih diatas ketentuan minimum Bank Indonesia yang berlaku. Hal ini menunjukan bahwa dari sisi permodalan, Bank masih sangat kuat.
The capital adequacy ratio (CAR) which covers the credit risk, operational risk and market risk charge was recorded at 22.90% at the end of 2015. It is still above than the minimum requirement of the applicable Bank Indonesia regulations. This demonstrates the Bank is well capitalized.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN
LoanS
Penyaluran pinjaman Bank pada tahun 2015 sebesar Rp13.47 triliun, lebih rendah sebesar 13,49% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp15.57 triliun. Lebih rendahnya penyaluran pinjaman dikarenakan Bank lebih berhati-hati dalam penyaluran pinjaman ke segmen Wholesale Banking seiring dengan menurunnya kualitas pinjaman yang diberikan. Namun demikian, pinjaman kepada segmen UKM dan KPR tetap bertumbuh sebesar masing-masing 12,1% dan 10,9%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pinjaman industri.
The Bank’s lending in 2015 amounted to Rp13,47 trillion compared to 2014 which amounted to Rp15,57 trillion, experiencing a decreased of 13.49%. This decreased mainly due to Bank’s decisions to prudently address the declining quality of the Wholesale Banking portfolio. Nevertheless, SME and Consumer segment still grew by 12.1% and 10.9% respectively, slightly higher compared to industry lending growth.
Kredit UKM yang telah disalurkan sepanjang tahun 2015 adalah sebesar Rp 3.163 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,1% dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar Rp 2.822 miliar.
SME loans which have been disbursed throughout 2015 amounted to Rp 3,163 billion or increased by 12.1% compared to 2014 which amounted to Rp 2,822 billion.
Sedangkan untuk kredit Wholesale Banking, jumlah kredit yang disalurkan hingga akhir 2015 sebesar Rp 7.282 miliar, menurun sebesar Rp 1.526 miliar atau 17,3% dibandingkan Desember 2014. Lebih rendahnya penyaluran pinjaman dikarenakan Bank lebih berhati-hati dalam penyaluran pinjaman ke segmen Wholesale Banking seiring dengan menurunnya kualitas pinjaman yang diberikan.
For Wholesale Banking loans, the amount of loans disbursed by the end of 2015 amounted to Rp 7,282 billion, a decreased by Rp 1,526 billion 17.3% compared to December 2014. The decreased mainly due to Bank decisions to prudently address the declining quality of the Wholesale Banking Portfolio.
Kredit Multifinance yang disalurkan adalah sebesar Rp 1.137 miliar Jumlah ini mengalami penurunan sebesar Rp 922 miliar atau 44,8% dibandingkan dengan 2014 disebabkan oleh penurunan kinerja pasar otomotif dan tersedianya sumber dana alternatif untuk perusahaan pembiayaan. Komposisi kredit Multifinance per 31 Desember 2015 adalah sebesar 8% dari total kredit Bank.
Loans disbursed for Multifinance amounted to Rp 1,137 billion. This amount decreased by Rp 922 billion, or 44.8% compared to 2014 due to the performance decline in the automotive market and the availability of alternative funding sources for financing companies. Multifinance loan composition as of 31 December 2015 amounted to 8% of the Bank’s total loans.
110
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Kredit KPR, jumlah yang disalurkan sampai akhir Desember 2015 adalah sebesar Rp 2.164 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar Rp 214 miliar atau 10,9% jika dibandingkan Desember 2014. Hal ini didukung oleh produk KPR Bebas serta komitmen Bank untuk terus meningkatkan penetrasi pada pasar sekunder.
Loans disbursed for mortgage up to the end of December 2015 amounted to Rp 2,164 billion. This was an increase of Rp 214 billion or 10.9% compared to December 2014. This is supported by the Free Mortgage product as well as the Bank’s commitment to continuously increase penetration to the secondary market.
CADANGAN Kerugian Penurunan Nilai atas Pinjaman yang diberikan
ALLOWANCE OF Impairment Losses on Loans
Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2015, Bank membukukan beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp369.13 miliar, meningkat 648,08% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp49.34 miliar. Sebagian besar beban ini berasal dari aset keuangan, yang terutama berasal dari melemahnya kondisi finansial dari beberapa nasabah dari segmen Wholesale Banking.
For the year ended 31 December 2015, the Bank recorded allowance of impairment losses at Rp 369,13 billion, increasing by 648.08% compared to 2014 which amounted to Rp 49,34 billion. Most of this expense was derived from financial assets, which are mainly derived from the worsening financial condition of a number of customers in the Wholesale Banking segment.
Dengan kenaikan jumlah nasabah Wholesale Banking yang mengalami kesulitan keuangan, tingkat rasio NPL Bank pada Desember 2015 mencapai 3,49%, lebih tinggi 2,69% dibandingkan dengan Desember 2014. Rasio NPL ini masih di bawah batasan maksimum 5% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
With the increase number of Wholesale Banking customers who are experiencing financial difficulties, the NPL ratio of the Bank in December 2015 reached 3.49%, 2.69% higher compared to December 2014. The NPL ratio is still below the maximum limit of 5% set by Bank Indonesia.
LIABILITAS
LIABILITIES
Pada tahun 2015, seiring dengan pertumbuhan bisnis Bank, jumlah liabilitas Bank mencapai Rp17.96 triliun, naik 0,86% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp17.80 triliun. Peningkatan jumlah liabilitas tersebut antara lain berasal dari peningkatan simpanan dari nasabah.
In 2015, in line with the Bank’s business growth, total liabilities of the Bank reached Rp17,96 trillion, an increase of 0.86% compared to 2014 which amounted Rp17,80 trillion. The increase in total liabilities was among others derived from the increase in deposits from customers.
DANA PIHAK KETIGA THIRD PARTY FUNDS Simpanan dari Nasabah dalam Tiga Tahun Terakhir Deposits From Customers in the Last Three Years
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %]
SIMPANAN DARI NASABAH DEPOSITS FROM CUSTOMERS
2015
2014
Deposito Berjangka Time Deposits
6,836,902
6,968,471
6,688,028
Tabungan Savings
6,555,689
6,383,633
5,898,867
Giro Current Accounts
1,866,860
1,921,829
1,641,864
Jumlah Total
15,259,451
2013
15,273,933 14,228,759
Komposisi Dana Murah dari Nasabah Terhadap Total Simpanan Nasabah (%) Composition of Low Cost Funding From Total Deposits From Customer (%)
55.19
54.37
53.00
Komposisi Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Simpanan Nasabah (%) Composition of Time Deposits To Total Deposits From Customer (%)
44.80
45.62
47.00
Komposisi Tabungan Terhadap Total Simpanan Nasabah (%) Composition of Savings To Total Deposits From Customer (%)
42.96
41.79
41.46
Komposisi Giro Terhadap Jumlah Simpanan Nasabah (%) Composition of Current Account To Total Deposits From Customer (%)
12.23
12.58
11.54
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
111
Pada tahun 2015, portofolio dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp15.26 triliun sedikit menurun dibandingkan 2014 yang mencapai Rp15.27 triliun dengan komposisi dana murah yang lebih tinggi dari sebelumnya 54% di 2014 menjadi 55% di 2015 .
in 2015, the portfolio of third party funds collected amounted to Rp15,26 trillion, slightly lower compared to 2014 which reached Rp15,27 trillion with higher CASA mix of 55% in 2015 from 54% in 2014.
Kemampuan Bank menjaga komposisi dana murah, antara lain karena sinergi antar divisi dalam melakukan berbagai kegiatan customer gathering, sales promotion dan marketing campaign, serta peningkatan produktivitas tenaga penjualan (Relationship Manager). Bank berupaya untuk terus mendorong peningkatan efisiensi salah satunya melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM sehingga mampu menjangkau lingkup pekerjaan yang lebih luas.
The ability of the Bank to maintain composition low cost funding, among other things is due to synergies between divisions in performing various customer gathering, sales promotion, and marketing campaign activities, as well as the increased productivity of the sales force (Relationship Manager). The Bank seeks to continue to enhance the efficiency of one of them by increasing the capacity and capability of human resources, enabling it to reach a broader scope of work.
SDM Bank dituntut untuk memiliki berbagai pemahaman mengenai produk sehingga dapat menjelaskan kepada nasabah mengenai berbagai produk dan layanan yang dimiliki Bank.
The HR of the Bank is expected to have a wide range of understanding of the product, enabling them to provide explanations to the customers regarding the products and services owned by the Bank.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, Bank telah menerbitkan NCD yang rata-rata memiliki jatuh tempo antara 3-12 bulan, yang bertujuan untuk memastikan kecukupan pendanaan serta untuk meningkatkan diversifikasi dan pendanaan Bank.
To meet the funding needs, the Bank has issued the NCD which have an average maturity between 3-12 months, which aims to ensure adequate funding and to increase diversification and the Bank’s funding.
NCD Bank pada Desember 2015 tersisa Rp1.45 triliun. Di tengah tingginya risiko likuiditas, penerbitan NCD sangat menguntungkan bagi Bank, karena memberikan tawaran bunga yang kompetitif. Ke depan, Bank masih berencana untuk menerbitkan ataupun memperpanjang NCD dimana penerbitan maupun perpanjangan NCD ini akan disesuaikan dengan kondisi likuiditas Bank dan pasar saat itu.
NCD of the Bank in December 2015 has remaining balance of Rp1,45 trillion. Amidst high liquidity risks, the issuance of NCD is very favourable for the Bank, because it offers competitive rates. In the future, the Bank still plans to issue or extend the NCD in which the issuance and renewal of the NCD will be adjusted to the current Bank’s liquidity and market conditions.
EKUITAS
EQUITY
Jumlah ekuitas Bank pada akhir tahun 2015 sebesar Rp4.37 triliun, sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp4.46 triliun. Penurunan ekuitas ini, antara lain adanya penurunan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya serta adanya kerugian yang belum direalisasikan atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual.
Total equity of the Bank at the end of 2015 amounted to Rp4,37 trillion, slightly lower compared to 2014 which reached Rp4,46 trillion. The decrease in equity, is among others due to decline of retained earnings and unrealized losses on marketable securities and government bonds available for sale.
ARUS KAS
CASH FLOW
Arus kas dan setara kas akhir tahun 2015 mengalami kenaikan 29,71% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp3.94 triliun, sehingga menjadi Rp5.11 triliun. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mencapai Rp2.83 triliun, meningkat 668,58% dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu pendorong kenaikan tersebut berasal dari bunga, provisi dan komisi yang diterima Bank dan diikuti dengan penurunan dari pinjaman yang diberikan.
Total cash and cash equivalents at the end of 2015 increased by 29.71% compared to 2014 which amounted Rp3,94 trillion, becoming Rp5,11 trillion. Net cash provided by operating activities reached Rp2,83 trillion, an increase of 668.58% compared to the previous year. One of the drivers of the increase is interest, fees and commissions received by the Bank and follow by decreasing from loans.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mencapai Rp1.44 triliun, meningkat 352,58% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp318.42 miliar. Pemanfaatan tersebut digunakan untuk pembelian efek-efek tersedia untuk dijual yang mencapai Rp1.63 triliun. Sementara pada tahun sebelumnya hanya Rp653.10 miliar.
Net cash used in investing activities reached Rp1,44 trillion, increased by 352.58% compared to 2014 which amounted Rp318,42 billion. The utilization is used to purchase securities available for sale, which reached Rp1,63 trillion. While in the previous year only amounted to Rp653,10 billion.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mencapai Rp261.69 miliar, meningkat 514,67% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp42.57 miliar. Kas tersebut dimanfaatkan untuk pembayaran pembiayaan kembali trade finance.
Net cash used in funding activities reached Rp 261,69 billion, increased by 514.67% compared to 2014 which amounted Rp42,57 billion. The cash is used for the payment of trade finance refinancing.
112
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
RASIO KEUANGAN BANK
BANK’S FINANCIAL RATIO
Rentabilitas
Profitability
Hingga tahun 2015, perlambatan ekonomi dan harga komoditas yang menurun serta pasar keuangan yang belum stabil memiliki dampak negatif pada pendapatan operasional Bank, terutama karena lebih tingginya kerugian penurunan nilai aset serta lebih rendahnya pendapatan operasional lainnya yang berasal dari Mutual fund/ Bancassurance dibandingkan dengan tahun 2014 yang memberi dampak negatif ROA. Dengan tingkat kerugian penurunan nilai aset yang meningkat, profitabilitas Bank melambat secara signifikan selama 2015 disebabkan oleh faktor eksternal, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketatnya likuiditas, yang menyebabkan penurunan kualitas beberapa nasabah kredit komersial dan naiknya beban bunga.
Up to 2015, the slowdown in the economy and commodity prices and the financial market which is not yet stable have a negative impact on the operating income of the Bank, mainly due to higher impairment losses as well as lower other operating income from Mutual fund/ Bancassurance compared to 2014 which impacted negatively on the ROA. With the increasing level of impairment losses, the Bank’s profitability slowed significantly during 2015 due to external factors, such as the economic slowdown and tight liquidity, which led to a decrease in the quality of several commercial loan customers and the increase in interest expense.
Meski demikian, kegiatan usaha inti Bank yang meliputi UKM dan konsumer tetap tumbuh di tahun 2015 , sebesar masingmasing 12,1% dan 10,9% dibandingkan dengan tahun 2014. Seiring dengan perlambatan ekonomi dan meningkatnya kerugian penurunan nilai aset Bank, mengakibatkan rasio ROA negatif sebesar 0,24% pada tahun 2015 di tengah kondisi perekonomian yang kurang mendukung. Penurunan rentabilitas Bank di tahun 2015 diperkirakan akan segera membaik di tahun-tahun ke depan seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.
Nevertheless, the Bank’s core business activities which include SME and consumers continue to grow in 2015, amounted to 12.1% and 10.9%, respectively, compared to 2014. In line with the slow down in the economy and the increase in the impairment for lossed of the Bank’s assets, resulted in a negative ROA ratio of 0.24% in 2015 amid unfavorable economic conditions. The decrease in the Bank’s profitability in 2015 is expected to be immediately improved in the years ahead, in line with improving economic conditions in Indonesia.
RASIO TINGKAT PENGEMBALIAN ASET (ROA) RETURN ON ASSETS
[Dalam Rp Juta, Kecuali %] [In Rp Million, Except %] ROA
2015
2014
2013
-0.24%
1.38%
1.65%
RASIO TINGKAT PENGEMBALIAN EKUITAS (ROE) RETURN ON EQUITY ROE 2015
2014
2013
-1.52%
5.17%
6.28%
Margin Bunga Bersih
Net Interest Margin
Ketatnya likuiditas pasar yang masih terjadi selama tahun 2015 berdampak pada tingginya biaya dana. Hal ini menjadi kendala bagi industri perbankan dalam mencapai Margin Bunga Bersih yang optimal. Namun Bank mampu mempertahankan Marjin yang sehat sebesar 5,12% pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 sebesar 4,49%.
The tight market liquidity still occuring throughout 2015 contributes to the high cost of funds. This is an obstacle for the banking industry in achieving optimal Net Interest Margin. However, the Bank was able to maintain a healthy margin of 5.12% in 2015 compared to 2014 which stood at 4.49%.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
113
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Operating Expense to Operating Income Ratio
Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2015, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) meningkat menjadi 104,61% dibandingkan tahun 2014 sebesar 87,17%. Lebih tingginya rasio BOPO tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 disebabkan oleh lebih tingginya cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas pinjaman yang diberikan untuk tahun 2015. Rasio BOPO diharapkan akan semakin membaik setelah proses penyelesaian kredit bermasalah berhasil dilakukan dan juga pulihnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016.
For the year ended 31 December 2015, the ratio of Operating Expenses to Operating Income increased to 104.61% compared to 2014 which amounted to 87.17%. The higher BOPO ratio in 2015 compared to 2014 is due to a higher allowance for impairment losses of financial assets on loans in 2015. The BOPO ratio is expected to improve after the successful settlement of non-performing loans and the recovery of economic growth in Indonesia in 2016.
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan
Loan to Deposit Ratio
Pada tanggal 31 Desember 2015, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Bank adalah sebesar 89,68%, menurun dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 102,0%. Hal ini menunjukan bahwa Bank menjaga tingkat likuiditasnya secara lebih berhati-hati ditengah kondisi perekonomian tahun 2015 yang penuh tantangan.
On 31 December 2015, the (LDR) Bank stood at 89.68%, a decline compared to 2014 which stood at 102.0%. This demosntrates that the Bank maintains the liquidity level in more conservative manner amid the challenging economic conditions in 2015.
Rasio KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL
Capital Adequacy Ratio
Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2015, tingkat Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank berada dalam posisi yang sangat baik yaitu 22,90%. Posisi ini telah berada di atas ketentuan minimum OJK yang berlaku yaitu 9% sampai dengan kurang dari 10%. Hal itu menunjukan bahwa permodalan Bank sangat kuat.
For the year ended 31 December 2015, the Capital Adequacy Ratio (CAR) level of the Bank is in an excellent position, of 22.90%. This position is above the minimum requirement of OJK, of >9% -10% It shown that the Bank’s capital is very strong.
Rasio KPMM pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
CAR as of 31 December 2015 and 2014 are as follows:
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL CAPITAL ADEQUACY RATIO Dalam Rp Juta In Million Rupiah
2015
2014
Bank-Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit Bank-With Credit Risk Charge Aset Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Assets Jumlah Modal Total Capital Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Capital Adequacy Ratio
14,615,838
15,518,689
3,944,751
4,347,647
26.99%
28.02%
14,663,051
15,569,789
3,944,751
4,347,647
26,90%
27.92%
Bank - Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit dan Pasar Bank - With Credit and Market Risks Charge Aset Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Assets Jumlah Modal Total Capital Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Capital Adequacy Ratio
114
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Dalam Rp Juta In Million Rupiah
2015
2014
Bank - Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit, Pasar, dan Operasional Bank – With Credit, Market, and Operational Charge Aset Tertimbang Menurut Risiko Risk Weighted Assets Jumlah Modal Total Capital
17,223,201
17,870,289
3,944,751
4,347,647
22.90%
24.33%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Capital Adequacy Ratio KOMITMEN SIGNIFIKAN ATAS BARANG MODAL
SIGNIFICANT CAPITAL COMMITMENT
Bank tidak memiliki komitmen signifikan atas barang modal pada Tahun Buku 2015.
The Bank has no significant commitments on capital goods in Fiscal year 2015.
PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
EVENT AFTER THE REPORTING PERIODE
Pada Januari 2016, sebagai bagian dari inisiatif restrukturisasi Bank, Bank melakukan program rasionalisasi pada beberapa jabatan tertentu yang sudah tidak ada lagi dalam struktur organisasi Bank yang baru dan mengalihdayakan pekerjaan dalam beberapa fungsi penunjang yang tidak termasuk dalam kegiatan utama Bank. Program ini telah diselesaikan di bulan Februari 2016, dengan total beban sebesar Rp 31.825 juta.
In January 2016, as part of the Bank’s restructuring initiatives, the Bank implemented a rationalisation program for several positions which no longer exist in the new organization structure of the Bank and also outsource several functions which are not the core business of the bank. The above program was completed in February 2016, with total cost amounting to Rp 31,825 million.
INFORMASI KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
SUBSEQUENT EVENT AFTER PUBLIC ACCOUNTANT REPORT DATE
Bank tidak memiliki kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan.
The Bank has no any significant events after accountant, report date.
PROSPEK USAHA
BUSINESS PROSPECT
Memasuki tahun 2016, terdapat banyak peluang yang mendukung pertumbuhan bisnis. Serangkaian paket kebijakan yang dirilis pemerintah sejak September 2015 serta perombakan kabinet mengindikasikan upaya pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi. Selain itu, upaya pemerintah meningkatkan pengeluaran belanja infrastruktur dan melakukan pengurangan subsidi energi dan mengalihkan ke sektor produktif akan memberikan stimulus bagi perekonomian Indonesia.
Entering 2016, there are many opportunities to support business growth. A series of policy packages which were released by the government since September 2015, as well as the Cabinet reshuffle indicated the government’s efforts to improve the investment climate. In addition, the government’s efforts to boost infrastructure spending and reducing energy subsidies and redirecting it to the productive sector will provide a stimulus to the Indonesian economy.
Perbaikan dan pembangunan infrastruktur, secara langsung akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Peningkatan anggaran untuk Kementrian PUPerumahan dan Kementerian Perhubungan pada APBN-P 2015 menunjukkan komitmen Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan infrastruktur.
Infrastructure improvement and development will provide a positive direct impact to the Indonesian economy. The increase in the budget for the Ministry of Public Works and the Ministry of Transportation-Housing in APBN-P 2015 demonstrates the Government’s commitment to encourage infrastructure growth.
Namun, kondisi pasar global yang diprediksi masih bergerak dinamis pada 2016 dengan tekanan kuat pada harga komoditas, menjadi fokus pertimbangan Bank dalam menerapkan strategi usahanya.
However, the global market conditions which is predicted to move dynamically in 2016 with strong pressure on commodity prices becomes the focus of consideration of the Bank in implementing its business strategy.
Hal itu mendorong Bank mempersiapkan strategi untuk melakukan ekspansi usaha. Saat ini, Bank telah mempersiapkan berbagai upaya untuk meraih semua peluang tersebut. Pada saat yang bersamaan, Bank berupaya terus konsisten dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap kebijakan yang diambil.
That prompted Bank to prepare a strategy for business expansion. Currently, the Bank has prepared a variety of efforts to achieve all of these opportunities. At the same time, the Bank seeks to continue to be consistent in applying the precautionary principle in every policy.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
115
Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dengan rasio masyarakat yang memanfaatkan layanan perbankan yang masih minim, menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi Industri Perbankan. Kekuatan sektor domestik yang cukup besar inilah yang menjadi peluang pasar potensial untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank di masa-masa yang akan datang.
The large population of Indonesia with a ratio of people who use banking services is still minimal, making Indonesia a potential market for the Banking Industry. The strength of the large domestic sector is the potential market opportunity to support the business growth of the Bank in the future.
Untuk mendukung kinerja ke depan, Bank senantiasa berusaha memperluas jangkauan pemasaran dan layanan antara lain menjajaki kesempatan kerja sama dengan mitra-mitra potensial. Pada saat yang sama, Bank juga meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia agar pelayanan kepada nasabah menjadi lebih maksimal.
To support future performance, the Bank always seeks to expand the reach of marketing and services, among others by exploring cooperation opportunities with potential partners. At the same time, the Bank also increased the capacity and capability of human resources in order to ensure the services to customers become more optimal.
Secara konsisten Bank akan menciptakan berbagai peluang yang dipastikan akan mendukung inisiatif ekspansi strategis yang menjadi dasar mencapai pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan. Pada saat bersamaan, Bank juga terus meningkatkan kinerja operasional yang efisien dan efektif, di antaranya dengan dukungan teknologi.
The Bank will create various opportunities that are certain to support the strategic expansion initiatives that became the basis of achieving sustainable business growth in a consistent manner. At the same time, the Bank also continues to improve operational performance efficiently and effectively, including with the support of technology.
Melalui strategi tersebut, Bank akan mendapatkan sejumlah potensi keuntungan. Melalui pengembangan pasar, pendapatan berpotensi naik. Kemudian, dengan strategi efisiensi dan efektifitas kinerja operasional, kemungkinan akan mampu menurunkan beban biaya Bank, sehingga pada akhirnya, perolehan laba Bank akan meningkat.
Through this strategy, the Bank will have a number of potential advantages. Through the development of the market, the revenue has the potential to increase. Furthermore, with the strategy of efficiency and effectiveness of operational performance, will likely to be able to lower the expense for the Bank, consequently, increasing the profit of the Bank.
Selain itu, Bank akan senantiasa meningkatkan sikap kehati-hatian melalui manajemen risiko yang terus dikembangkan, dalam menjalankan usaha. Kebijakan ini akan sangat mendukung pertumbuhan kinerja Bank secara berkesinambungan.
In addition, the Bank will continue to pay attention to prudentials principles and risk framework in running the business which is being developed in a continuous manner. This policy will contribute greatly to the growth of the Bank’s performance on an ongoing basis.
INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN/ATAU TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI
INFORMATION REGARDING MATERIAL TRANSACTION WITH CONFLICT OF INTEREST AND/OR TRANSACTIONS WITH AFFILIATED PARTIES
Dalam menjalankan aktivitas usaha, Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Semua transaksi dilakukan dengan pihak berelasi merupakan transaksi yang bersifat wajar dan tidak mengandung benturan kepentingan.
In conducting its business activities, the Bank entered into transactions with related parties. All transactions carried out with related parties are transactions that are natural and do not contain any conflict of interest.
Sifat dan hubungan transaksi dengan pihak berelasi dapat dilihat dalam tabel berikut:
The nature and relationship of related party transactions can be viewed in the following table:
Pihak berelasi Related party
Sifat dari hubungan Nature of relationship
Sifat dari transaksi Type of transaction
Commonwealth Bank of Australia, Sydney
Pemegang saham utama Bank/ The Bank’s majority shareholder
Penempatan dana, tagihan derivatif, simpanan dari bank lain, penggantian gaji dan tunjangan manajemen kunci/ Fund placements, derivative receivables, deposits from other banks, reimbursement of key management’s salaries and allowances
Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam/ Vietnam branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Biaya penggantian/ Reimbursement expenses
116
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong Kong/ Hong kong branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/ Fund placements
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/ Fund placements
Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura/ Singapore branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Transaksi derivatif, biaya penggantian/ Derivative transactions, reimbursement expenses
PT First State Investment Indonesia
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana yang masih harus diterima, investasi dalam saham/ Mutual fund distribution fee receivables, investment in shares
ASB Bank Ltd., New Zealand
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/ Fund placements
PT Commonwealth Life
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/ Owned by the same ultimate shareholder
Pendapatan atas jasa penyaluran bancassurance yang masih harus diterima/ Bancassurance distribution fee receivables
Commonwealth Bank of Australia, cabang London/ London branch
Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Manajemen kunci/ Eksekutif/ Key managements Board of Commissioners, Board of Directors, and Executive Officers
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Pinjaman yang diberikan, simpanan nasabah, beban gaji dan tunjangan/ Loans, deposits from customers, salaries and allowance expenses
117
ASET ASSETS 2015
2014
Giro pada bank lain/ Current accounts with other banks Commonwealth Bank of Australia, Sydney ASB Bank Ltd., New Zealand
35,478
35,309
2,113
3,831
37,591
39,140
0.17%
0.18%
453,768
71,038
-
162,372
453,768
233,410
2.03%
1.05%
1,927
-
-
410
1,927
410
0.01%
0.00%
Manajemen kunci / Key managements
15,090
15,853
Persentase terhadap jumlah aset/ Percentage of total assets
0.07%
0.07%
64
64
0.00%
0.00%
100
5
21
23
Persentase terhadap jumlah aset/ Percentage of total assets Penempatan pada bank lain Placements with Other Banks Commonwealth Bank of Australia, Cabang Hong kong/ Hong kong Branch Commonwealth Bank of Australia, Cabang London/ London Branch Persentase terhadap jumlah aset/ Percentage of total assets Tagihan derivatif / Derivative receivables Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, Cabang Singapura/ Singapore Branch Persentase terhadap jumlah aset/ Percentage of total assets Pinjaman yang diberikan / Loans
Investasi dalam saham/ Investments in Shares PT First State Investments Indonesia Persentase terhadap jumlah aset/ Percentage of total assets Aset lain-lain/ Other Assets Piutang bunga/ Interest receivables Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong kong/ Hong Kong branch Manajemen kunci / Key managements
118
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2015 Commonwealth Bank of Australia, cabang London/ London branch
2014 -
18
121
46
11,109
15,259
533
466
11,642
15,725
Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, Sydney
7,466
1,131
Commonwealth Bank of Australia, Cabang Vietnam/ Vietnam Branch
407
347
Commonwealth Bank of Australia, Cabang Singapura/ Singapore Branch
-
2,685
PT Commonwealth Securities
-
84
7,873
4,247
Jumlah Total
19,636
20,018
Persentase terhadap jumlah asset/ Percentage of total assets
0.09%
0.09%
528,076
308,895
2.36%
1.39%
Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima/ Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia Lain-lain/ Others
Jumlah aset dengan pihak berelasi/ Total assets with related parties Persentase terhadap jumlah asset/ Percentage of total assets LIABILITAS LIABILITIES
2015
2014
Simpanan nasabah/Deposits from customers Deposito berjangka/Time deposits Giro/Current accounts Tabungan/Savings
329,116
192,240
62,024
200,724
17,027
10,309
408,167
403,273
2.27%
2.27%
162
496,277
0.00%
2.79%
Liabilitas derivatif/ Derivative payables
-
-
Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura/ Singapore Branch
-
13,888
0.00%
0.08%
Persentase terhadap jumlah liabilitas/ Percentage of total liabilities Simpanan dari bank lain Deposit from other banks Commonwealth Bank of Australia, Sydney/ Commonwealth Bank of Australia, Sydney Persentase terhadap jumlah liabilitas/ Percentage of total liabilities
Persentase terhadap jumlah liabilitas/ Percentage of total liabilities Commonwealth Bank 2015 Annual Report
119
2015
2014
Liabilitas lain-lain/Other liabilities Utang bunga Interest payables PT Commonwealth Life
4,596
2,900
PT First State Investments Indonesia
201
-
Manajemen kunci/ Key Managements
126
114
4,923
3,014
6,056
7,909
Jumlah Total
10,979
10,923
Persentase terhadap jumlah liabilitas Percentage of total liabilities
0.06%
0.06%
419,308
924,361
2.34%
5.19%
Beban yang masih harus dibayar Accrued expenses
Jumlah liabilitas dengan pihak berelasi Total liabilities to related parties Persentase terhadap jumlah liabilitas Percentage of total liabilities LAPORAN LABA RUGI STATEMENTS OF INCOME
2015
2014
Pendapatan bunga / Interest Income Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong kong/ Hong kong Branch
3,225
2,642
Manajemen Kunci/ Key Managements
3,218
914
744
1,130
7,187
4,686
0.38%
0.28%
21,063
8,597
PT First State Investments Indonesia
2,993
2,767
Manajemen kunci / Key managements
1,916
1,415
291
431
-
241
26,263
13,451
3.42%
2.05%
Commonwealth Bank of Australia, cabang London/ London Branch
Persentase terhadap jumlah pendapatan bunga/ Percentage of total interest income Beban bunga/ Interest Expense PT Commonwealth Life
Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura/ Singapore branch Persentase terhadap jumlah beban bunga / Percentage of total interest expense
120
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2015
2014
63,260
75,209
15.29%
16.45%
3,414
143
0.83%
0.03%
3,975
3,536
0.96%
0.77%
2,224
2,686
0.36%
0.48%
68,029
82,220
11.66%
14.52%
Pendapatan atas jasa penyaluran bancassurance Bancassurance distribution fee PT Commonwealth Life Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya/ Percentage of total other operating income Pendapatan atas jasa penyaluran reksa dana/ Mutual funds distribution fee PT First State Investments Indonesia/ PT First State Investments Indonesia Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya/ Percentage of total other operating income Pendapatan lainnya / Other income Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam/ Vietnam branch Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya/ Percentage of total other operating income Beban umum dan administrasi / General and administrative expenses Commonwealth Bank of Australia, Sydney/ Commonwealth Bank of Australia, Sydney Persentase terhadap jumlah beban umum dan administrasi/ Percentage of total general and administrative expenses Beban gaji dan tunjangan/ Salaries and allowances expenses Manajemen kunci/ Key management Persentase terhadap jumlah beban gaji dan tunjangan/ Percentage of total salaries and allowance expenses
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
121
Tinjauan Fungsional Fuctional Overview
122
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
123
SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Untuk tahun 2015, program pengembangan SDM di lingkungan Bank diarahkan guna mencapai hasil maksimal melalui kerangka pengembangan 3E: Pendidikan (Education) (10%), Pengalaman (Experience) (70%) dan Eksposur (Exposure) (20%). For 2015, human resources development program in the Bank is aimed to achieve maximum results through 3E development framework: Education (10%), Experience (70%), and Exposure (20%).
Commonwealth Bank meyakini bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama yang berperan dalam menjaga kelangsungan bisnis dan operasional Bank. Oleh karena itu, bank memberikan perhatian yang sangat besar dalam pengelolaan dan pengembangan SDM, mulai dari rekrutmen hingga peningkatan kapasitas dan kapabilitas karyawan.
Commonwealth Bank believes that human resources (HR) is one of the main factors that plays a role in maintaining the continuity of the business and operation of the Bank. Therefore, the bank gives serious attention in the management and development of human resources, starting from the recruitment up to the development of capacity and capability of employees.
Khusus untuk tahun 2015 ini, Bank menitikberatkan pada program pengembangan karyawan yang ada, sehingga kapabilitasnya dapat terus disesuaikan dengan tuntutan perkembangan bisnis Bank. Dengan SDM yang memiliki kemampuan yang terus berkembang, bisnis Bank juga diharapkan mampu bersaing dengan baik serta mampu mencapai target yang telah ditetapkan.
Especially for 2015, the Bank focuses on the existin employees development program, so their capabilities can be continuously adapted to the demands of the bank’s business development. With the human resources who have continuous growing capabilities, the Bank’s business is also expected to compete well and able to achieve the set targets.
Strategi ini menjadikan Direktorat Sumber Daya Manusia sebagai fungsi penting dalam memastikan pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Pada tahun 2015, Direktorat Sumber Daya Manusia menetapkan beberapa target utama manajemen SDM yang terdiri atas:
This strategy positions the Directorate of Human Resources as an important function in ensuring the achievement of business objectives. In 2015, the Directorate of Human Resources sets some major targets of human resources management consisting of:
• Program SDM yang disesuaikan dengan tujuan bisnis Bank yang tetap berfokus pada tiga pilar bisnis perusahaan, yaitu Wealth Management, Perbankan Ritel, dan Perbankan UKM.
• HR programs tailored to the Bank’s business objectives which remain focused on the three pillars of the company’s business, namely Wealth Management, Retail Banking, and SME Banking.
• Pelaksanaan Good Corporate Governance guna memastikan kepatuhan bank dengan peraturan fungsi SDM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan OJK.
• Implementation of Good Corporate Governance to ensure the Bank’s compliance with the provisions of HR function stated by Bank Indonesia and the FSA.
• Pemberian dukungan penuh terhadap pelaksanaan manajemen risiko dan peningkatan produktivitas di semua elemen Bank.
• Providing full supports to the implementation of risk management and productivity improvements in all Bank’s elements.
• Penerapan dan pengembangan teknologi sistem Flexcube (yang dikenal dengan Proyek COMPASS) yang secara resmi telah diluncurkan pada tahun 2015, sebagai core banking baru untuk mendukung upaya bank menjadi bank terkemuka di Indonesia.
• Implementation and development of FLEXCUBE technology system (known as COMPASS Project) which is officially launched in 2015, as a new core banking to support the Bank’s efforts in becoming a leading bank in Indonesia.
124
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Program transformasi bank yang dilanjutkan pada tahun 2015 telah menempatkan peranan penting Direktorat Sumber Daya Manusia dalam memastikan ketersediaan dan kompetensi SDM yang mumpuni demi mendukung proyek tersebut, seraya tetap berfokus pada penyusunan organisasi yang lebih efektif dan efisien, serta pengembangan SDM dalam mencapai sasaran bisnis dan operasional Bank.
The Bank’s transformation program resumed in 2015 has placed the important role of the Directorate of Human Resources to ensure the availability and competence of qualified human resources in order to support the project, while remaining focused on the preparation of the more effective and efficient organization, and developing human resources in achieving the Bank’s business goals and operations.
FOKUS 2015
2015 FOCUSES
Untuk tahun 2015, program pengembangan SDM di lingkungan Bank diarahkan guna mencapai hasil maksimal melalui kerangka pengembangan 3E: Pendidikan (Education) (10%), Pengalaman (Experience) (70%) dan Eksposur (Exposure) (20%). Kerangka pengembangan 3E ini diadopsi dari CBA Group sebagai dasar dalam mengembangkan kompetensi SDM.
For 2015, human resources development program in the Bank is aimed to achieve maximum results through 3E development framework: Education (10%), Experience (70%), and Exposure (20%). 3E development framework is adopted by the CBA Group as the basis for developing the human resource competencies.
Kerangka pengembangan 3E meliputi hal-hal berikut:
3E development framework includes the following:
Education - Pendidikan (10%)
Education (10%)
Program pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelatihan, baik formal maupun informal, termasuk lokakarya, seminar, dan e-learning. Program ini disampaikan kepada karyawan melalui berbagai topik dan terbagi dalam kelompok atau kelas dengan fokus pada peningkatan keterampilan teknis dan soft skill karyawan.
Development programs are executed through trainings, both formal and informal, including workshops, seminars, and e-learnings. The programs are delivered to employees through a wide range of topics and divided into groups or classes with focus on improving employees’ technical and soft skills.
Pengalaman (70%)
Experience (70%)
Pendekatan Bank dalam mengembangkan kapabilitas karyawan dapat dilakukan melalui on the job training. Karyawan akan mendapatkan pengalaman kerja, tugas, dan tanggung jawab pada posisi yang diberikan.
The Bank’s approach in developing the capabilities of employees can be implemented through on-the-job trainings. Employees will gain work experiences, duties, and responsibilities in the given positions.
Beberapa karyawan memperoleh kesempatan untuk dapat bekerja pada posisi yang relevan (job rotation) atau berpartisipasi untuk ikut dalam International Assignment Program untuk mendapatkan global experience. Dengan pendekatan ini, karyawan diharapkan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung sesuai dengan tanggung jawabnya serta belajar best practice dari CBA Group untuk diaplikasikan di areanya.
Some employees gain the opportunities to work in relevant positions (job rotation) or participate in International Assignment Programs to have global experiences. With this approach, employees are expected to apply their knowledge and skills directly in accordance with their responsibilities and learn best practices from the CBA Group to be applied in their countries.
Eksposur (20%)
Exposure (20%)
Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan karyawan adalah dengan memberikan eksposur, yaitu proses pengembangan diri karyawan setelah menempuh pendidikan dan pengalaman melalui metode pendampingan dan pembinaan dari line manager serta melakukan networking dan observasi di kantor lokal atau kantor CBA Group lainnya.
One approach implemented to develop the employees is to provide an exposure, which is a process of self-development after the educations and experiences through mentoring and coaching methods by line managers and performing networking and observations in the local office or of other CBA Group’s offices.
REALISASI PENGEMBANGAN SDM 2015
2015 HR DEVELOPMENT REALIZATIONS
Langkah nyata divisi SDM di tahun 2015 adalah dengan menerapkan program pengembangan sumber daya manusia dan mendukung para pemimpin dalam membangun “People Capabilities”. Kebijakan ini berfokus pada pembinaan jangka panjang atas talent pipeline di internal Bank.
Concrete steps of HR Division in 2015 are organizing human resources development programs and supporting leaders in building “People Capabilities”. This policy focuses on long-term development of internal talent pipelines in the Bank.
Manajemen meyakini bahwa memprioritaskan investasi talenta dalam organisasi sangat penting. Hal itu harus dilakukan melalui pelaksanaan program pengembangan talenta yang lebih terstruktur dan berdasarkan analisa kebutuhan. Pada tahun 2015, Bank telah mendukung dan menyelenggarakan program pengembangan talenta yang mendukung strategi bisnis Bank, seperti:
The management believes that prioritizing talent investments within the organization is very important. This should be done through the organization of more structured and based on needs analysis talent development programs. In 2015, the Bank supports and organizes talent development programs related to the Bank’s business strategy, such as:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
125
1. Graduate Development Program (GDP)
1. Graduate Development Programme (GDP)
Program akselerasi pengembangan fresh graduate yang berpotensi untuk menjadi pemimpin bank di masa yang akan datang. Bank menginvestasikan waktu, upaya, dan sumber daya untuk mengembangkan pengetahuan serta keterampilan mereka, terutama pada bisnis dan operasional perbankan umum.
This program accelerates the development of fresh graduates who have the potentials to be future bank’s leaders. The Bank invests the time, efforts, and resources to develop their knowledge and skills, especially in the business and commercial banking operations.
Pengetahuan dan keterampilan peserta GDP juga ditingkatkan melalui program beasiswa di University of New South Wales (UNSW) dan pengalaman magang/on the job training selama beberapa minggu di Commonwealth Bank of Australia (CBA) agar memiliki pengetahuan umum tentang produk dan layanan CBA, global exposure, serta networking dengan karyawan CBA.
The knowledge and skills of the GDP are also enhanced through the scholarship programs at the University of New South Wales (UNSW) and the internship/on-the-job training experiences for a few weeks at the Commonwealth Bank of Australia (CBA) in order to gain general knowledge about the CBA’s products and services, global exposures, and networking with the CBA’s employees.
2. Program Akademi bagi Fungsi Frontline dan Support
2. Frontline and Support Functions Academy Programs
Program akademi bertujuan untuk mengembangkan fresh graduate menjadi karyawan frontline dan support yang profesional dalam mengelola nasabah dan proses perbankan. Saat ini Bank telah meluncurkan tiga program untuk frontline, yaitu Customer Service Academy (CSA), Mortgage Management Academy (MMA), dan Professional Lending Academy (PLA). Program akademi ini dikembangkan selaras dengan strategi perusahaan dan kebutuhan Bank.
The academy programs aim at developing fresh graduates to become frontline and support professionals in managing banking customers and processes. Currently the Bank has launched three programs for frontline function, namely Customer Service Academy (CSA), Mortgage Management Academy (MMA), and Professional Lending Academy (PLA). The academy programs are developed in line with the Bank’s strategy and needs.
3. Program Kepemimpinan
3. Leadership Program
Selaras dengan penanaman nilai-nilai bank dan peningkatan People Capabilities, berbagai kegiatan dan program pengembangan kepemimpinan telah diselenggarakan guna menanamkan 6 (enam) People Capabilities: Customer Focus, Effective Communication, Continuous Improvement, Team and Culture, Judgment, dan Drive Results. Serangkaian program kepemimpinan yang dikelola internal dari tingkat basic hingga advanced bertujuan untuk mempersiapkan generasi pemimpin yang lebih baik dan efektif.
Aligned with the Bank’s values investment and People Capabilities development, various activities and programs of leadership development have been organized to inculcate 6 (six) People Capabilities: Customer Focus, Effective Communication, Continuous Improvement, Team and Culture, Judgment, and Drive Results. A series of internal leadership programs are organized from basic to advanced levels to prepare better and more effective leaders generation.
4. International Assignment
4. International Assignments
Bank berkomitmen untuk mengembangkan potensi dan talenta karyawan guna berpartisipasi dalam program international assignment, salah satunya adalah Capability Exchange Program (CEP) yang bekerja sama dengan CBA Group.
Bank is committed to develop the employees’ potentials and talents by participating in international assignment programs, one of which is Capability Exchange Programme (CEP) in collaboration with the CBA Group.
Tujuan program ini adalah meningkatkan kapabilitas dari karyawan bertalenta melalui eksposur langsung terhadap pengetahuan kerja yang relevan dan melalui pengalaman bekerja di lingkungan kerja internasional yang memiliki standar profesionalisme tinggi. Bank meyakini bahwa pengalaman kerja internasional yang luas akan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan memperkuat strategi bisnis perusahaan secara keseluruhan. Program ini dapat diikuti oleh Karyawan mulai dari level Assistant Manager hingga level Executive Vice President. Pada tahun 2015, Bank telah mengirimkan 31 peserta ke CBA untuk mengikuti program international assignment.
The purpose of this program is to develop the capabilities of talented employees through direct exposures to the works of relevant knowledge and through the experiences of working in an international work environment that has high professional standards. Bank believes that extensive international work experiences will support sustainable business growth and strengthen the company’s overall business strategy. This program can be followed by employees from the level of Assistant Manager to the Executive Vice President levels. In 2015, the Bank sent 31 participants to the CBA to join international assignment programs.
5. Program Magang
5. Internship Programs
Program magang adalah program pengalaman pra-profesional. Program ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan di bisnis atau unit tertentu. Sasaran peserta program ini adalah mahasiswa tingkat akhir, diharapkan melalui program ini mereka dapat memiliki pengalaman kerja nyata, dan membantu persyaratan wajib menyelesaikan pendidikan.
The internship program is a pre-professional experience program. This program provides an opportunity to gain knowledge and skills that are relevant in a particular business or unit. Target participants of this program are the final year students, and through this program they can have real work experiences, and be assisted in fulfilling their final educational requirements.
126
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Program ini memiliki dua tujuan, yaitu pengembangan karyawan Bank dan pengembangan mahasiswa peserta program. Untuk tujuan pengembangan karyawan, program ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan melalui pendampingan, mentoring dan pembinaan mahasiswa magang dalam mengelola tugas-tugas mereka. Untuk tujuan pengembangan mahasiswa peserta, program ini menjadi pengalaman kerja yang menunjang pendidikan dan kesempatan magang yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau aspirasi karier mereka. Program ini menjadi bagian dari strategi dan partisipasi bank dalam mengembangkan minat dan keterampilan mahasiswa berpotensi di industri perbankan.
The program has two objectives, namely the development of the Bank’s staff and the development of students participating in the program. For the purpose of employees development, this program is designed to develop leadership skills through accompanying, mentoring, and coaching of internship students to manage their duties. For the purpose of participating students development, the program constitutes a work experience to support their educations whereby the internship opportunities are tailored to their educational backgrounds or career aspirations. This program is a part of the bank’s strategy and participation in developing the interest and skills of potential students in the banking industry.
Manfaat lain program ini bagi bank adalah mengidentifikasi potensi bakat dan menjadi pipeline perekrutan di masa depan, serta membangun hubungan baik dengan universitas lokal dalam akuisisi bakat, khususnya para fresh graduate, dalam program pengembangan talenta (Graduate Development Program) atau program akademi. Pada tahun 2015, sebanyak 30 siswa tingkat senior berpartisipasi dalam program magang Bank.
Another benefit of this program for the Bank is to identify potential talents who will become recruiting pipelines in the future, and to build good relationships with local universities in talent acquisition, especially fresh graduates, trough Graduate Development Programme or academy program. In 2015, as many as 30 senior-level students participate in the Bank’s internship program.
Selain itu, mulai tahun 2015, manajemen Bank juga menyelenggarakan People and Culture Survey. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur keterlibatan (engagement) karyawan dengan perusahaan. Survei tersebut diadakan oleh CBA Group dan dilakukan setiap tahun dengan bantuan pihak ketiga (tahun 2015 ini dibantu oleh IBM Kenexa).
In addition, starting 2015, the Bank’s management also organizes People and Culture Survey. This survey is conducted to measure the engagement of employees with the Bank. The survey is conducted by the CBA Group every year with the assistance of a third party (in 2015 this is assisted by IBM Kenexa).
Engagement score yang diperoleh dari survei tersebut adalah 70%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari karyawan merasa puas, memiliki komitmen, merasa bangga bekerja di PTBC, dan akan merekomendasikan PTBC kepada orang lain. Dengan survei ini, bank memiliki landasan untuk melihat peluang dan dapat menyusun rencana untuk perbaikan ke depan.
Engagement score obtained from the survey was 70%. This indicates that most of the employees are satisfied, committed, proud to work with PTBC, and would recommend PTBC to others. With this survey, the bank has the foundation to see the opportunities and can make plans for future improvements.
Ada 5 (Lima) action plan yang akan dilakukan oleh Bank sehubungan dengan People and Culture:
There are 5 (five) action plans which will be made by the Bank in connection with People and Culture:
1. Budaya risiko, yaitu meningkatkan perhatian karyawan terhadap kepatuhan, kode etik, peraturan perusahaan, kesadaran atas risiko dan penipuan dengan mengatur serangkaian sosisalisasi, pelatihan, dan kampanye. Pada saat yang sama, bank juga menekankan kembali pentingnya pengaruh eskalasi serta proses whistleblower untuk terus memantau, mencegah, dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada insiden dan kasus.
1. Risk culture, namely encouraging employees’ attention on compliance, codes of conduct, company rules, risk awareness, and fraud by arranging a series of socializations, trainings, and campaigns. At the same time, the Bank also reemphasizes the importance of the effects of escalation and whistleblower processes to continue monitoring, preventing, and mitigating the risks that may occur on incidents and cases.
2. Fokus pada pelanggan, yaitu Bank mengembangkan produk dan layanan yang lebih baik daripada produk dan layanan yang ditawarkan oleh pesaing di pasar. Oleh sebab itu, Bank berkomitmen untuk meningkatkan sinergi antara bisnis dan fungsi pendukung. Selain itu, dengan core banking system yang baru, Bank memiliki kemampuan untuk menciptakan dan meluncurkan produk dan layanan baru sejalan dengan strategi CBA Group secara keseluruhan serta tetap fokus kepada karyawan dan pengalaman nasabah (Customer Experiences).
2. Customer focus, the Bank develops products and services that are expected to be better than those offered by the competitors in the market. Therefore, the Bank is committed to improve the synergies between the businesses and support functions. In addition, with the new core banking system, the Bank has the ability to create and launch new products and services in line with the overall strategy of the CBA Group, as well as remain focused on the employees and Customer Experiences.
3. Dialog dan komunikasi, yaitu meningkatkan transparansi dan komunikasi dua arah serta memastikan bahwa Tim Manajemen, para pimpinan dan para manajer dapat memanfaatkan dan membuat pertemuan bulanan mereka lebih terstruktur dengan 5 (lima) topik Power Blitz secara konsisten dan sesuai standar, yakni (1) Performa Bisnis; (2) Produk & Layanan; (3) Produktivitas; (4) Orang-orang; (5) Pembahasan bersama.
3. Dialogue and communication, namely to develop transparency and two-way communication and ensure that the Management Team, leaders, and managers can take advantage and make their monthly meetings to be more structured with 5 (five) Power Blitz topics consistently and according to the standards, they are (1) Business Performance; (2) Products & Services; (3) Productivity; (4) People; (5) Collective Review.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
127
4. Gaji dan kinerja, yaitu menyelenggarakan sosialisasi manajemen kinerja dan remunerasi bagi semua pimpinan dan juga memberikan amanat kepada semua pimpinan dan manajer untuk melakukan diskusi kinerja dan pengembangan karyawan setiap dua bulan. Ini akan menjadi tambahan untuk kebijakan pengaturan KPI yang telah dijalankan sejak awal 2014.
4. Salary and performance, namely organizing socialization of performance and remuneration management for all leaders and also addressing to all leaders and managers to discuss employees’ performance and development every two months. This will be in addition to KPI arrangement policies that have been implemented since early 2014.
5. Teknologi, yaitu meningkatkan komunikasi secara terusmenerus dan meningkatkan kesadaran karyawan pada keunggulan core banking system yang baru. Pada saat yang sama Bank juga memastikan bahwa fitur-fitur baru dapat mendukung karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik serta meningkatkan produtivitas dan kemampuan Bank dalam meluncurkan produk dan layanan baru yang kompetitif.
5. Technology, namely continuous communication and employees awareness improvements on the excel of the new core banking system. At the same time the Bank also ensures that new features can support employees to do their jobs better and improve the Bank’s productivity and ability to launch new competitive products and services.
REKRUTMEN
RECRUITMENT
Rekrutmen merupakan langkah awal dalam upaya membangun SDM yang berkualitas dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan oleh Bank. Dalam proses rekrutmen ini, bank melakukan proses seleksi melalui beragam saluran dengan kualifikasi yang ditetapkan untuk mendapatkan SDM terbaik.
Recruitment is the first step in building qualified human resources in achieving business targets set by Bank. In this recruitment process, the Bank performs selection process through a variety of channels under the qualifications which are set to get the best people.
Dalam proses rekrutmen, selain melakukan seleksi terhadap kualifikasi teknis dan standar perilaku, pada tahun 2015 Bank juga memanfaatkan kanal elektronik pada platform media sosial seperti LinkedIn untuk mengetahui rekam jejak calon karyawan yang bersangkutan.
In the recruitment process, in addition to doing the selection of technical qualifications and standards of conduct, in 2015 the Bank also utilizes electronic channels on social media platforms such as LinkedIn to find out the track records of the potential employees.
Kanal elektronik ini diharapkan menjangkau pasar dan komunitas yang lebih luas dan besar, sehingga pada gilirannya membantu tim Rekrutmen HR untuk memeroleh (dan mengelola) talent pool yang lebih tepat sesuai kebutuhan organisasi. Selain itu, penggunaan kanal tersebut memberikan pengalaman digital yang baru kepada pencari kerja dalam menelusuri fitur-fitur perusahaan yang menekankan pada interaksi, praktis dan efektif. Melalui kanal elektronik diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pencari kerja mengenai lingkungan kerja, budaya, ragam kegiatan dan prestasi karyawan sebagai poin menarik untuk menjadi bagian dari Perusahaan.
These electronic channels are expected to reach the wider and bigger market and community, so that in turn assist the HR Recruitment team to obtain (and manage) talent pools that more precisely match the needs of the organization. In addition, the use of these channels provides a new digital experience to job seekers in tracing companies features that emphasize practical and effective interactions. The electronic channels are expected to provide overviews for job seekers regarding work environment, culture, various activities, and employees’ achievements as points of interest to be part of the Bank.
KEBIJAKAN KESETARAAN
EQUALITY POLICY
Bank berkeyakinan bahwa adanya kesetaraan dalam pengembangan SDM di lingkungan bank sangatlah penting. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam pengembangan SDM. Manajemen menilai model pengembangan yang mengikuti dan mengapreasisi prinsip kesetaraan ini akan menumbuhkan semangat dalam bekerja dan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Bank believes that HR development equality in the Bank environment is very important. Every employee has equal opportunities in human resources development. The management assesses the development model that adopts and appreciates this equality principle will foster spirits in work and result in high productivity.
Terkait dengan budaya kerja dari sisi pengembangan SDM, Bank memberikan pelatihan-pelatihan dengan prinsip kesetaraan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang dibuktikan dengan adanya kewajiban pada karyawan untuk memenuhi minimum jam pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat Sumber Daya Manusia.
Related to the work culture in terms of human resource development, the Bank provides trainings under equality principle between an employee and other employees as evidenced by the existence of employees’ obligations to meet the minimum hours of trainings organized by the Directorate of Human Resources.
Selain itu, Direktorat Sumber Daya Manusia juga sudah melakukan identifikasi karyawan bertalenta sehingga terciptanya suatu proses pembinaan jangka panjang.
In addition, the Directorate of Human Resources has also been identifying talented employees and thus creating a long-term development process.
Perusahaan juga memberi kesempatan kepada setiap karyawan untuk mengikuti program-program pelatihan dan pengembangan dengan harapan agar setiap karyawan mengembangkan potensinya (technical skill maupun soft skill).
The Bank also offers an opportunity for every employee to attend training and development programs with the expectation that all employees develop their potentials (technical and soft skills).
128
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
KEBIJAKAN REMUNERASI
REMUNERATION POLICY
Bank berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan penyelarasan antara prestasi kerja dengan remunerasi. Setelah melakukan penentuan tingkat jabatan dan program standardisasi kompetensi pada tahun 2014, Bank melanjutkan tinjauan terhadap kebijakan remunerasi pada tahun 2015. Program ini bertujuan mengatur kompensasi dan manfaat bagi karyawan sehingga sistem remunerasi yang kompetitif dapat dibentuk dan dikelola dari waktu ke waktu.
Bank is committed to improve employees’ competencies and the alignment between job performance and remuneration. After determining the position levels and organizing competency standardization program in 2014, the Bank continues reviewing the remuneration policy in 2015. This program aims to set up compensations and benefits for the employees so that competitive remuneration systems can be established and managed over time.
Oleh karena itu, Bank menerapkan berbagai program dan kebijakan Remunerasi sesuai kerangka kerja Remunerasi sebagai berikut:
Therefore, the Bank implements a variety of programs and policies within the framework of the remuneration as follows:
1. Kinerja dan cadangan keuangan seperti tercantum dalam peraturan dan perundangan yang berlaku;
1. Performance and financial reserves as stated by the applicable laws and regulations;
2. Kinerja Bank dan Individu;
2. Bank and individual performances; 3. Fairness, compared with the peer groups;
3. Kelayakan, dibandingkan dengan peer group; 4. Benchmark dan kompetisi di pasar (industri perbankan); 5. Tujuan dan strategi Bank jangka panjang.
4. Benchmark and competition in the market (banking industry); 5. Bank’s long-term objectives and strategies.
Bank telah menerapkan remunerasi berbasis kinerja yang memberikan kesempatan agar organisasi dan karyawan mampu memiliki kinerja tinggi. Remunerasi didasarkan pada hasil kinerja individu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sesuai peran dan tanggung jawab individu, melalui penilaian terhadap pencapaian KPI secara berkala.
The Bank has implemented performance-based remunerations which provide an opportunity for organizations and employees to be able to have high performances. Remunerations are based on individual performance results, both in terms of quality and quantity, in accordance with individual roles and responsibilities, and through the assessment of the periodical KPI achievements.
Tujuan utama dari program Remunerasi adalah untuk menunjang kesejahteraan karyawan, memberikan apresiasi terhadap karyawan berkinerja tinggi, dan mempertahankan loyalitas karyawan dengan tetap memperhatikan kepentingan dan kelanjutan Bank.
The main objectives of the Remuneration program are to support the employees’ welfares, provide appreciations to high-performing employees, and maintain employees’ loyalty by taking into account the Bank’s interests and business continuity.
Selain itu, bank menyadari bahwa manfaat fasilitas kesehatan karyawan dan keluarga adalah yang paling utama. Oleh karena itu, bank telah menyediakan manfaat paket kesehatan untuk karyawan dan keluarga intinya, sebagai bagian dari remunerasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bank sangat berkomitmen terhadap peningkatan manfaat paket kesehatan karyawan dan secara kontinyu melakukan peninjauan dan penyesuaian terkait manfaat paket kesehatan karyawan dan keluarga intinya.
In addition, the Bank realizes that the health benefit facilities for employees and their families are most important. Therefore, the bank has provided a package of health benefits for employees and their immediate family members, as part of the remuneration package provided by the Bank. The Bank is highly committed to the improvement of employees health benefits package and continuously reviews and adjusts it accordingly.
Terkait dengan manfaat paket kesehatan karyawan, efektif per tanggal 1 Juli 2015, Direktorat Sumber Daya Manusia telah melakukan kerja sama dengan penyedia jasa asuransi yang baru. Seiring dengan adanya perubahan penyedia jasa asuransi ini, Direktorat Sumber Daya Manusia melakukan peningkatan layanan dari sisi persyaratan dan proses pengobatan untuk manfaat rawat jalan dan manfaat kelahiran, seperti peningkatan inner limit yang sebelumnya dari 3 Plans menjadi 5 Plans. Selain itu, bank juga meningkatkan limit untuk layanan kamar, baik untuk karyawan, Direksi, maupun Dewan Komisaris. Di samping itu, bank juga meningkatkan layanan yang terkait dengan biaya-biaya lainnya di rumah sakit.
Related to the employees health benefits package, effective on July 1, 2015, the Directorate of Human Resources has been working with a new insurance provider. Along with the change in insurance provider, the Directorate of Human Resources will upgrade the services in terms of the requirements and processes for the treatment of outpatient and birth benefits, such as increasing the inner limit which previously 3 Plans into 5 Plans. In addition, the Bank also increases the limit for room service, all for the employees, the Board of Directors, and the Board of Commissioners. In addition, the Bank also improves services related to other hospital costs.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN RENCANA SUKSESI
ORGANIZATION DEVELOPMENT POLICY AND SUCCESSION PLAN
Bank berkomitmen mematuhi ketentuan hukum dan peraturan guna mencapai tujuan bisnisnya. Untuk alasan ini, Bank memperkenalkan serangkaian inisiatif untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui Strategic Workforce Planning (SWP).
Bank is committed to comply with the applicable laws and regulations in order to achieve its business objectives. For this reason, the Bank introduces a series of initiatives to improve organizational performance through the Strategic Workforce Planning (SWP).
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
129
Melalui mekanisme ini, tercapai standarisasi penamaan posisi dan jabatan sesuai Global Grading System, struktur gaji, standar kompetensi, serta standarisasi organisasi dan posisi.
Through this mechanism, the Bank achieves the appropriate jobs and positions naming standardization in accordance with Global Grading System, salary structures, competency standards, organization standards, and position standards.
Melalui standarisasi ini, bank berupaya menciptakan lingkungan kerja terstruktur yang memberi kejelasan kepada karyawan terkait dengan peran, wewenang, tanggung jawab dan struktur kerja. Selain itu, standarisasi bertujuan menciptakan harmoni di semua tingkatan dan fungsi. Standar manajemen organisasi akan mempermudah Bank dalam proses perumusan kebijakan dan regulasi serta dalam menetapkan arah pengembangan bisnis.
Through this standardization, the bank seeks to create a structured work environment that gives clarity to employees associated with the roles, authorities, responsibilities and work structures. In addition, standardization aims to create a harmony at all levels and functions. Organization management standards will facilitate the Bank in the policy and regulation formulation process as well as in determining the business development direction.
Standarisasi juga menjadi hal penting bagi Direktorat Sumber Daya Manusia dalam mempersiapkan suksesi atas berbagai posisi strategis, khususnya posisi manajemen menengah dan atas. Direktorat Sumber Daya Manusia menilai dan mengidentifikasi mekanisme terbaik dalam penentuan posisi, talenta, seleksi, kriteria, persyaratan, tugas dan tanggung jawab, wewenang, lingkup pekerjaan, dan lainlain. Perencanaan suksesi harus sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan serta kepatuhan Sumber Daya Manusia bank.
Standardization is also important for the Directorate of Human Resources in preparing the succession of various strategic positions, especially the middle and upper management positions. The Directorate of Human Resources assesses and identifies the best mechanisms in determining positions, talents, selections, criteria, requirements, duties and responsibilities, authorities, scopes of work, and others. Succession planning shall be in accordance with the manpower law and Bank’s Human Resources compliance.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
TRAINING AND DEVELOPMENT
Program pelatihan dan pengembangan yang diberikan kepada karyawan telah dirancang sesuai dengan Training Need Analysis (TNA) dan Gap Analysis untuk mengidentifikasi kebutuhan yang disyaratkan dan wajib dipenuhi Bank. Sepanjang tahun 2015, Direktorat Sumber Daya Manusia telah menyelenggarakan 132.632 jam pelatihan yang diikuti oleh 19.133 peserta (rata-rata 62 jam/staff). Angka ini merefleksikan komitmen Bank dalam kepatuhan atas peraturan Bank Sentral.
Training and development programs provided to employees have been designed in accordance with the Training Need Analysis (TNA) and Gap Analysis to identify the needs that are required and must be complied by the Bank. Throughout 2015, the Directorate of Human Resources organized 132,632 hours of training attended by 19,133 participants (on average 62 hours/staff). This figure reflects the Bank’s commitment to comply with the Central Bank regulations.
Untuk tahun 2015, program pelatihan dan pengembangan yang dijalankan oleh bank, dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori sebagai berikut:
For 2015, training and development programs organized by the Bank, can be grouped into two categories as follows:
1. Keterampilan Teknis
1. Technical Skills
Program pelatihan keterampilan teknis bertujuan untuk mengembangkan kompetensi teknis, termasuk pengetahuan dan keterampilan yang di antaranya meliputi: pelaporan bank, kredit/tresuri, manajemen risiko, sosialisasi peraturan perbankan, audit, teknologi informasi, manajemen umum, manajemen perbankan, dan program keterampilan teknis lainnya, termasuk pelatihan Core Banking System yang baru serta pengetahuan umum perbankan.
Technical skills training program aims to develop technical competence, including knowledge and skills which include: banks reporting, credit/treasury, risk management, banking regulations socialization, audit, information technology, general management, banking management programs, and other technical skills, including new Core Banking System as well as banking general knowledge trainings.
Untuk mendukung strategi Bank, karyawan juga dibekali dengan pelatihan yang berkaitan dengan produktivitas agar efisiensi proses operasional Bank dapat terus ditingkatkan. Terkait dengan hal ini, Bank bekerja sama dengan CBA Group untuk melakukan program alih kapabilitas agar mempercepat proses pengembangan kapabilitas dana kapasitas sumber daya Bank.
To support the Bank’s strategy, employees are also provided with trainings related to productivity so that the Bank’s operational process efficiency can be improved. Related to this, the Bank in cooperation with the CBA Group performs transfer of capabilities program to speed up the Bank’s human resources capacity and capability development process.
Bank juga memberikan pelatihan wajib untuk mematuhi Good Corporate Governance yang diamanatkan oleh Regulator dan kode etik Perusahaan. Pelatihan wajib mencakup Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/ PPT), Peraturan Perusahaan, Kode Etik dan Kesadaran Risiko, Sertifikasi Manajemen Risiko, Sertifikasi Bancassurance dan Sertifikasi Reksa Dana. Dalam hal ini bank bekerja sama dengan institusi lokal di bidang pendidikan dan sertifikasi, seperti Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Bankers Association for Risk Management (BARA), dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP).
The Bank also provides mandatory trainings to comply with good corporate governance mandated by the Regulators and the Company’s codes of conduct. The trainings include Anti-Money Laundering/Combating the Financing of Terrorism (AML/CFT), Company Rules, Codes of Conduct and Risk Awareness, Risk Management Certification, Bancassurance Certification, and Mutual Funds Certification. In this case the Bank collaborates with education and certification local institutions such as the Indonesian Banking Development Institute (IBDI), Bankers Association for Risk Management (BARA), and the Banking Profession Certification Institute (BPCI).
130
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2. Soft Skills
2. Soft Skills
Program pelatihan soft skills bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan kemampuan people capability guna meningkatkan kinerja karyawan. Pelatihan tersebut mencakup analisa masalah dan pengambilan keputusan, keterampilan hubungan pelanggan, kepemimpinan, keterampilan presentasi dan berkomunikasi serta programprogram soft skills lainnya mencakup berbagai kebutuhan untuk level yang berbeda-beda. Program ini disebut People Capability Learning Series (PCLS).
Soft skills training program aims to develop leadership skills and people capabilities in order to improve employees’ performance. This includes problem analysis and decision-making, customer relation, leadership, presentation and communication, and other soft skills including a variety of needs for different levels. The program is called the People Capability Learning Series (PCLS).
Dalam realisasinya, beberapa pelatihan terkait dengan pengembangan sumber daya manusia yang sudah dijalankan sepanjang tahun 2015 adalah:
The realization of trainings related to human resources development throughout 2015 are as follows:
Kategori Bank Indonesia BI Category Soft Skill Analisa Masalah Dan Pengambilan Keputusan Problems Solving And Decision Making Soft Skill-Customer Relationship Skill Soft Skill Lainnya-Others Soft Skill-Leadership Soft Skill Teknik Presentasi & Komunikasi Communication & Presentation Skills Soft Skill Technical Skill Audit-Audit Technical Skill Lainnya-Others Technical Skil Manajemen Perbankan-Banking Management Technical Skill Manajemen Risiko-Risk Management Technical Skill Manajemen Umum-General Management Technical Skill Pelaporan Bank-Banking Reporting Technical Skill Perkreditan/Treasury-Credit/Treasury Technical Skill Sosialisasi Ketentuan Perbankan Banking Regulations Socialization Technical Skill Teknologi Informasi-Information Technology Technical Skill GRAND TOTAL
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Peserta Participants
Jumlah Hari Mandays 12
36
3.184
3.308
499
634
336
753
1.134
1.176
5.165
5.907
43
84
7.590
9.143
3.188
6.112
1.232
1.436
290
349
1
2
200
327
1.139
1.926
285
593
13.968 19.133
19.972 25.879
131
Untuk pelatihan mandatory di industri perbankan, sesuai dengan kewajiban dari regulator, materi pelatihan yang sudah dijalankan adalah sebagai berikut:
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
For mandatory trainings in banking industry, in accordance with the obligations determined by the regulators, training materials which have been provided are as follows:
Modul General Overview + Company Profile-General Overview + Company Profile HR Awareness: Company Regulation & Compensation Benefit HR Awareness: Company Regulation & Compensation Benefit Compliance Awareness-Compliance Awareness Code of Conduct-Code of Conduct Anti-Bribery and Corruption (ABC)-Anti-Bribery and Corruption (ABC) Anti-Money Laundering (AML)-Anti-Money Laundering (AML) Sanction-Sanction Business Continuity Management (BCM) Awareness Business Continuity Management (BCM) Awareness Security and Safety Awareness-Security and Safety Awareness Risk Awareness-Risk Awareness Fraud Awareness-Fraud Awareness IT Awareness-IT Awareness Service Awareness: Customer Care and Complaint Handling Service Awareness: Customer Care and Complaint Handling Productivity Awareness: Productivity Habits-Productivity Awareness: Productivity Habits
Sertifikasi Wajib
Mandatory Certifications
Untuk sertifikasi yang diwajibkan oleh regulator, secara berkesinambungan Bank sudah menjalankan:
For those certifications as required by the regulators, on an ongoing basis the Bank has already performed:
• Sertifikasi Manajemen Risiko
•Risk Management Certification,
• Sertifikasi Bancassurance
•Bancassurance Certification,
• Sertifikasi Mutual Fund
•Mutual Fund Certification.
Biaya Pengembangan dan Pelatihan
Training and Development Expenses
Sepanjang tahun 2015, sebagai wujud komitmen Bank terhadap pengembangan sumber daya manusia, manajemen telah mengalokasikan secara khusus anggarannya. Sampai dengan akhir tahun 2015, rasio pelatihan Bank adalah 3,84% dari biaya tenaga kerja atau sekitar 22 miliar rupiah. Dana tersebut dimanfaatkan oleh 19.133 peserta pelatihan untuk 132.632 jam pelatihan.
Throughout 2015, as the Bank’s commitment to the development of human resources, the management allocates a special budget. As of the end of 2015, the Bank’s training ratio is 3.84% of the manpower expenses, or about 22 billion rupiah. The funds are used by 19,133 participants for 132, 632 training hours.
Perbandingan jumlah biaya pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia yang dikeluarkan perusahaan antara tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut:
The composition of training, education, and human resources development expenses incurred by the Bank in 2014 and 2015 are as follows:
Tahun Year
132
Soft Skill Soft Skill
Keterampilan Teknis Technical Skills
Jumlah Biaya Pelatihan Total training Expenses
Rasio Pelatihan Training ratio
2015
29%
71%
22.454.516.345
3,84%
2014
38%
62%
24.665.199.508
4,35%
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
MANAJEMEN KINERJA
PERFORMANCE MANAGEMENT
Pendekatan yang digunakan dalam proses penilaian kinerja karyawan telah dijelaskan dan dilaksanakan untuk menjadi panduan bagi pencapaian kinerja dan produktivitas karyawan. Proses pengukuran menjadi tanggung jawab manajer dan karyawan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga proses penilaian kinerja.
The approach used in the performance appraisal process has been described and implemented as the guidelines for the employees productivity and performance achievement. The measuring process is the responsibility of managers and employees which is started from the planning phase up to the performance appraisal process.
Visi dan nilai-nilai bank tertuang dalam Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada tahun 2015. Masingmasing KPI karyawan telah selaras dengan strategi perusahaan. Dalam pelaksanaannya dari tahun ke tahun, seluruh karyawan dievaluasi berdasarkan 2 komponen, yaitu hasil bisnis bank (business outcomes) dan kapabilitas individu (people capability).
Bank’s vision and values are contained in the Key Performance Indicator (KPI) established in 2015. Each employee’s KPI has been aligned with the Bank’s strategy. In its implementation from year to year, all employees are appraised based on two components, namely business outcomes and people capabilities.
Kerangka kerja manajemen kinerja bertujuan mendorong pencapaian yang terukur dan berkelanjutan atas prioritas strategis Bank serta memberikan nilai bagi pemegang saham melalui upaya individu dan tim yang terfokus.
Performance management framework aims at encouraging the achievement of measurable and sustainable Bank’s strategic priorities and delivering value to the shareholders through the efforts of individuals and focused teams.
PENUNJANG KINERJA
PERFORMANCE SUPPORTS
Manajemen Bank yakin bahwa sistem informasi sumber daya manusia merupakan salah satu kunci untuk mengembangkan kemampuan dalam rangka mendukung strategi bisnis Bank. Sistem informasi sumber daya manusia tersebut diharapkan secara signifikan mampu meningkatkan akurasi dalam pengelolaan informasi sumber daya manusia, memastikan kepatuhan terhadap tata kelola perusahaan yang baik, serta membantu kegiatan pelaporan kepada regulator dan lembaga pemerintah.
Bank’s management believes that human resources information system is one of the keys to develop the ability to support the Bank’s business strategy. Human resources information system is expected to significantly improve the accuracy in the management of human resources information, ensure compliance with good corporate governance, and assist the reporting to the regulators and government agencies.
Pada tahun 2015, Bank telah menyelesaikan dan mengimplementasikan tahap pertama dan tahap kedua Proyek Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (Human Resources Information System/HRIS) yang menggunakan aplikasi lokal dengan mencakup modul database karyawan, modul pengajuan transaksi pelatihan dalam jaringan (online training request), modul pelatihan, modul perekrutan dalam jaringan (online recruitment), modul informasi karyawan, modul pengembangan organisasi, serta modul manajemen talenta.
In 2015, the Bank completed and implemented the first and second phases of the Human Resources Information System/ HRIS) Project that uses a local application covering employees database, online training request, training, online recruitment, employees information, organizations development, and talent management modules.
Implementasi tersebut belum mencakup keseluruhan modul HR dan belum menyediakan akses untuk seluruh karyawan Bank karena fungsi utama dari sistem tersebut adalah untuk penyimpanan data (data repository) yang akan digunakan pada saat proses migrasi data karyawan dari HRIS lokal ke sistem global.
The implementation has not covered the whole HR modules and has not provided access to all Bank’s employees as the main function of the system is for data repository to be used during employees data migration process from local HRIS to the global system.
Dengan dukungan sistem global tersebut, solusi sistem yang terintegrasi dianggap paling menguntungkan Bank, baik dari sisi finansial maupun nonfinansial, terutama dalam hal fungsi dan kapabilitas sistem yang dapat disesuaikan dengan kebutuhkan lokal yang spesifik, alur kerja sistem yang lebih terstruktur, serta teknologi dan infrastruktur yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan Bank.
With the support of the global system, the integrated solution system is considered to be the most profitable system for the Bank, both from financial and nonfinancial aspects, especially in terms of system functions and capabilities that can be tailored to the specifics local needs, the more structured workflow system, and the appropriate technology and infrastructure in accordance with the Bank’s needs.
Inisiatif ini mengarah pada fasilitas data dan informasi yang lebih akurat bagi sumber daya manusia yang ada. Data dan informasi akan membantu Bank dalam membuat keputusan penting dan menerapkan strategi serta Good Corporate Governance (GCG).
This initiative leads to the more accurate information and data facility for the existing human resources. The accurate data and information will assist the Bank in making important decisions, implementing strategies, and complying with Good Corporate Governance (GCG) principles.
Hal itu merupakan bagian dari komitmen Bank untuk meningkatkan pelayanan, memastikan kepatuhan pada persyaratan dan proses unggul GCG, memastikan kepatuhan pada persyaratan pelaporan kepada regulator dan pemerintah, serta mendukung pertumbuhan bisnis dari perspektif
It is part of the Bank’s commitments to improve services, ensure compliance with good corporate governance requirements and superior process, ensure compliance with reporting requirements to regulators and governments, and support business growth from the perspective of human excellence
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
133
keunggulan manusia dan sumber daya manusia. Bank percaya bahwa Sistem Informasi sumber daya manusia menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan kapabilitas untuk mendukung strategi bisnis Bank dan membantu manajemen, line managers, dan karyawan secara keseluruhan terkait dengan transaksi dan pencatatan sumber daya manusia.
and human resources. The Bank believes that the human resources information system is a key in developing the capability to support the Bank’s business strategy and assist the management, line managers, and all employees associated with the human resources transactions and records.
RENCANA PENGEMBANGAN SDM 2016
2016 HR DEVELOPMENT PLAN
Untuk tahun 2016, Bank akan tetap melakukan serangkaian inisiatif untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui Strategic Workforce Planning (SWP). Melalui mekanisme ini, diharapkan tercipta standarisasi penamaan posisi dan jabatan sesuai Global Grading System, struktur gaji, standar kompetensi, standarisasi organisasi dan posisi. Melalui standarisasi ini, Bank berupaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih terstruktur, yang memberikan kejelasan kepada karyawan terkait peran, wewenang, dan tanggung jawab, serta struktur kerja. Selain itu, standarisasi juga bertujuan menciptakan keharmonisan di semua tingkatan dan fungsi. Standar manajemen organisasi akan mempermudah bank dalam proses perumusan kebijakan dan regulasi serta dalam menetapkan arah pengembangan bisnis.
For 2016, Bank will continue to take a series of initiatives to improve organizational performance through the Strategic Workforce Planning (SWP). This mechanism is expected to create jobs and positions naming standardization according to Global Grading System, salary structures, competency standards, organization standards, and position standards. Through this standardization, the Bank seeks to create a more structured work environment, which provides clarity to employees related to the roles, authorities, responsibilities, and work structures. In addition, standardization also aims to create a harmony at all levels and functions. Organization management standards will facilitate the Bank in formulating regulations and policies process and determining business development direction.
Standarisasi juga menjadi hal penting bagi Direktorat Sumber Daya Manusia dalam mempersiapkan suksesi untuk berbagai posisi strategis, khususnya posisi manajemen menengah dan atas. Direktorat Sumber Daya Manusia menilai dan mengidentifikasi mekanisme terbaik dalam penentuan posisi, talenta, seleksi, kriteria, persyaratan, tugas dan tanggung jawab, wewenang, lingkup pekerjaan, dan lainlain. Perencanaan suksesi harus sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan serta kepatuhan sumber daya manusia Bank.
Standardization is also important for the Directorate of Human Resources in preparing the succession for a variety of strategic positions, especially the middle and upper management positions. The Directorate of Human Resources will assess and identify the best mechanisms in determining positions, talents, selection criteria, requirements, duties and responsibilities, authorities, scopes of work, and others. Succession planning shall be in accordance with the man power law and Bank’s human resources compliance.
DEMOGRAFI SDM 2015 2015 HR DEMOGRAPHY Jumlah karyawan dalam 10 tahun terakhir Number of employees for the last 10 years: Jumlah Karyawan Total Employee 83
111
510
624
1463
1504
1733
1796
2043
2129
2386
2148
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
250 200 100 50 10 0
2001
134
2002
2006
2007
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan direktorat dalam tiga tahun terakhir Composition of employees by directorate for the last three years Direktorat Directorate
2015
2014
2013
Hukum dan Kepatuhan Compliance and Legal
27
29
26
Keuangan & BPR Finance & BPR
81
79
79
Global Markets Global Markets
43
42
39
Pengembangan HR HR Development
39
43
35
Graduate Development Program (GDP) Graduate Development Program (GDP)
23
23
19
Audit Internal Internal Audit
19
20
18
Operasi & Teknologi Informasi Operations & Information Technology
419
401
347
Direktur Utama President Director
10
11
11
Retail & Wholesale Banking Retail & Wholesale Banking
1397
1651
1477
Manajemen Risiko Risk Management
90
87
78
Jumlah Total
2148
2386
2129
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan level jabatan dalam tiga tahun terakhir Composition of employees by position levels for the last three years Level Perusahaan Corporate Level
2015
2014
2013
Kontrak Contract
86
133
131
Staf Staff
71
77
79
Karyawan Officer
652
747
646
Asisten Manajer Assistant Manager
642
720
662
Manager
232
255
208
Senior Manajer Senior Manager
168
150
129
Asisten Vice President Assistant Vice President
129
135
126
Vice President Vice President
81
77
60
Senior Vice President Senior Vice President
70
73
66
Executive Vice President Executive Vice President
9
10
14
Chief Chief
4
4
2
Direktur Director
4
5
6
2148
2386
2129
Jumlah Total Grand Total Commonwealth Bank 2015 Annual Report
135
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan masa kerja dalam tiga tahun terakhir Composition of employees by years of service for the last three years Masa Bekerja Year of Service
2015
2014
2013
<2
730
939
841
2-<4
486
546
528
4-<6
338
318
257
6-<8
176
185
145
8-<10
111
131
115
10-<12
99
63
51
12-<15
65
73
59
143
131
133
2148
2386
2129
>15 Jumlah Total Grand Total
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan usia dalam tiga tahun terakhir Composition of employees by age for the last three years Usia Age
2015
<24
2014
2013
56
107
75
24-29
689
833
747
30-34
602
670
600
35-39
340
317
278
40-44
222
235
236
45-49
160
156
141
50-54
71
62
46
8
6
6
2148
2386
2129
>55 Jumlah Total Grand Total
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan pendidikan dalam 3 tahun terkahir Composition of employees by education for the last 3 years: Pedidikan Education ≤ Highschool
2015
2014 97
2013 114
119
Diploma
137
158
125
Bachelor
1780
1976
1776
133
137
109
1
1
0
2148
2386
2129
Master Degree Doctor Jumlah Total Grand Total
136
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Kompsisi jumlah karyawan berdasarkan gender/jenis kelamin dalam tiga tahun terakhir Composition of employees by gender for the last three years Gender
2015
2014
2013
Female
1189
1322
1191
959
1064
938
2148
2386
2129
Male Grand Total
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan status kepegawaian dalam tiga tahun terakhir Composition of employees by employment status for the last tiga years Status Kepegawaian Employment Status Tetap Permanent Tidak Tetap Non-Permanent Jumlah Total
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
2015
2014
2013
Local
Expat
Local
Expat
Local
Expat
2061
1
2250
3
1994
4
86
0
133
0
131
0
2148
2386
2129
137
OPERATIONS & TEKNOLOGI INFORMASI
OPERATIONS & TECHNOLOGY INFORMATION
Sepanjang tahun 2015, Commonwealth Bank mengembangkan inovasi-inovasi baru dengan varian fitur beragam yang secara langsung menguntungkan dan memberikan kepuasan bagi nasabah dan karyawan Bank. Throughout 2015, Commonwealth Bank developed new innovations with a variety of feature variants of direct benefits and satisfactions to the Bank’s customers and employees.
Keberadaan fungsi Operasi dan Teknologi Informasi (TI) sangatlah penting bagi Commonwealth Bank, mengingat bisnis Bank yang bergerak di bidang jasa keuangan perbankan yang selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kemudahan layanan bagi nasabah. Karena itulah, Bank senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas dan pengawasan seluruh proses operasi serta mengembangkan metode yang tepat untuk mengidentifikasi risiko dan menerapkan pengendalian internal yang memadai.
The existence of Operations and Information Technology (IT) function is very important for Commonwealth Bank, taking into account the Bank’s business in financial services that always implement prudential principle and provide conveniences to customers. Therefore, the Bank strives to improve the quality and control of the entire operation process, as well as develop appropriate methods to identify risks and implement adequate internal control.
Kemajuan Teknologi Informasi terkini menjadi salah satu aspek positif yang diserap oleh Commonwealth Bank agar mampu menghadirkan kegiatan operasional yang lebih aman, nyaman, cepat dan efisien. Pengembangan teknologi terkini senantiasa disesuaikan dengan strategi bisnis Bank yang diharapkan dapat menjawab tantangan nasabah yang semakin kompleks dan pada saat yang sama mampu meningkatkan efisiensi operasional, mempermudah pemantauan serta mempercepat aktivitas manajemen risiko.
The latest Information Technology progress is one of the positive aspects being absorbed by Commonwealth Bank to be able to present more secured, convenient, fast, and efficient operations. Current technological development is always adjusted to the Bank’s business strategy which is expected to address the increasingly complex customers’ challenges, at the same time improve operational efficiency, and simplify as well as accelerate risk management activities monitoring.
Transformasi Berkelanjutan
Sustainable Transformation
Komitmen Commonwealth Bank terhadap pengembangan Teknologi Informasi ditunjukkan dengan mengembangkan sistem core banking baru yaitu COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). Pengembangan COMPASS merupakan pencapaian penting Bank pada tahun 2015. Dikerjakan selama 22 bulan dan dibantu oleh 350 orang tim, sistem COMPASS mulai diterapkan pada 4 Mei 2015.
Commonwealth Bank’s commitment to the development of Information Technology is indicated by the development of new core banking system, namely COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service). The development of COMPASS is an important achievement of the Bank in 2015. Processed for 22 months and handled by a team of 350 persons, COMPASS system is implemented on May 4, 2015.
Selain perubahan pada core banking, Bank juga meningkatkan kapasitas dan kapabilitas data capture dan analysis tools, dengan menciptakan data warehouse baru. Sebagai bagian dari transformasi itu, Bank juga menerapkan sistem regulatory reporting, internet banking dan mobile banking baru. Transformasi
In addition to the change in core banking system, the Bank also increases the capacity and capability of data capture and analysis tools, to create a new data warehouse. As part of the transformation, the Bank also introduces a new system forregulatory reporting, internet banking, and mobile banking.
138
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
sistem teknologi informasi berkelanjutan secara besar-besaran itu dilakukan untuk menghadirkan sistem yang lebih nyaman, handal dan mudah diakses sehingga memberi layanan terbaik serta mempermudah nasabah dalam bertransaksi.
The large scale sustainable information technology system transformation is made to present more convenient, reliable, and easily accessible system so as to provide the best services and facilitate customers’ transactions.
Tidak hanya itu, penerapan COMPASS memungkinkan pengalaman bertransaksi yang lebih cepat, menarik dan kompetitif. COMPASS mendukung Bank meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatan operasional, serta memberi ruang lebih luas bagi Bank untuk bertumbuh. Sistem baru ini juga membantu tim frontline Bank agar lebih fokus pada penjualan dan layanan nasabah.
Not only that, the application of COMPASS allows attractive, competitive,and faster transaction experiences. COMPASS supports the Bank to improve productivity and efficiency of its operation, and provide more space to grow. The new system also helps the Bank’s frontline team to better focus on sales and customer service.
Perubahan sistem core banking Bank dalam COMPASS mendorong restrukturisasi organisasi agar sejalan dengan arah pengembangan bisnis Bank. Perubahan dilakukan bertujuan meningkatkan servis dan pelayanan kepada nasabah yang pada akhirnya mampu mempercepat laju bisnis dan efisiensi yang mampu mendorong produktivitas karyawan. Berbagai perampingan dilakukan di beberapa fungsi dimaksudkan untuk memotong mata rantai administrasi demi mempercepat koordinasi kerja dan verifikasi data nasabah.
Changes of the Bank’s core banking system in COMPASS encourage restructuring of the organization in line with the Bank’s business development direction. Changes made are aimed at improving services to customers, which in turn able to accelerate the pace of business, efficiency, and employees’ productivity. Various downsizings are done in several functions intended to cut the chain of administration in order to accelerate work coordination and customer data verification.
Evaluasi struktur organisasi merupakan tindak lanjut dari review terhadap proses bisnis yang dilakukan sebelumnya. Penerapan COMPASS ditujukan untuk memacu produktivitas serta mempercepat perbaikan di seluruh aspek operasional Bank. Dengan pemberlakuan sistem COMPASS, semua proses verfikasi data nasabah ditangani oleh petugas terdepan (frontliner). Dengan sistem COMPASS, petugas back office yang terlibat dalam verifikasi dan assessment data telah diminimalkan hingga 23%. Dengan demikian, permohonan pembukaan deposito atau akun rekening, misalnya, menjadi lebih cepat.
Organization structure evaluation is the follow up of business processes review carried out previously. COMPASS application is intended to boost productivity and accelerate improvements in all aspects of Bank’s operations. By the implementation of COMPASS system, all customer data verification process is handled by front-liners. With COMPASS system, back office staff’s involvement in data verification and assessment are minimized to 23%. Then, current or deposit accounts opening, for example, is faster.
Keseluruhan penilaian proses kerja di Commonwealth Bank dilakukan oleh fungsi Business Process Engineering (BPE) dan Organization Change Management (OCM) yang bertugas mengawasi bekerlangsungan proses sistem untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan servis terbaik kepada nasabah.
Overall work processes assessment in PT BankCommonwealth is conducted by Business Process Engineering (BPE) and Organization Change Management (OCM) functions which oversee system processes sustainability to improve service quality and provide the best services to customers.
Di bidang operasional, Bank senantiasa berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan dukungan terhadap kelangsungan bisnis, antara lain melalui peningkatan budaya pemantauan risikorisiko operasional dan memastikan proses-proses operasional berjalan secara efisien melalui peningkatan produktivitas kerja karyawan dan penyederhanaan proses.
In operational aspect, the Bank always strives to improve services and supports business continuity, among others by promoting operational risk monitoring culture and ensuring that operational processes run efficiently through employees’ productivity improvements and processes streamlining.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyederhanaan proses dan struktur Hub Operasi melalui sentralisasi beberapa unit back office dibeberapa kota besar yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDM di divisi operasional guna meningkatkan pengendalian risiko operasional dan mengantisipasi pertumbuhan bisnis ke depan.
One of the efforts is the simplification of processes and operation hub structures through the centralization of back office units of several major cities that aims to optimize the utilization of human resources in operational division to improve operational risk control and anticipate future business growth.
Untuk membantu pencapaian target bisnis dan optimalisasi struktur biaya, Bank senantiasa berfokus pada peningkatan produktivitas yang menitikberatkan pada upaya identifikasi dan eliminasi proses-proses internal yang kurang memiliki nilai tambah guna meningkatkan kualitas pelayanan nasabah, meningkatkan pendapatan dan memperbaiki efisiensi biaya.
To help achieve business objectives and cost structure optimization, the Bank continues to focus on productivity improvement efforts that emphasize on the identification and elimination of internal processes which have less-added value to improve customer service quality, revenues, and cost efficiency.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
139
Berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas telah ditempuh oleh Bank, antara lain melalui program-program berikut:
Various efforts to improve productivity have been taken by the Bank, among others through the following programs:
•
Meningkatkan kapabilitas dan perilaku produktif (4 productivity habit, pelatihan fundamental produktivitas, akreditasi Bronze, dan sertifikasi greenbelt six sigma)
•
Improving productive behaviors and capabilities (4 productivity habits, productivity fundamental trainings, Bronze accreditations, and six sigma greenbelt certifications),
•
Komunikasi dan kultur (forum produktifitas, buletin, pesan berkala dari Presiden Direktur terkait produktivitas)
•
Culture and communication (productivity forums, newsletters, and periodic messages from the President Director related to productivity),
•
Memberikan hasil dan nilai bagi konsumen (melalui beberapa proyek produktivitas seperti proyek productivity dan proses improvement di bisnis SME dan Risk Management)
•
Providing results and values for consumers (through some productivity projects such as productivity and process improvement project in SME business and Risk Management).
Tata Kelola Teknologi Informasi
Information Technology Governance
Dalam menerapkan tata kelola TI yang tepat, Bank selalu memerhatikan dan mematuhi ketentuan yang dibuat oleh regulator, serta ketentuan internal yang telah disusun. Bank memiliki beberapa perangkat untuk mendukung tata kelola TI yang benar, di antaranya komite pengarah TI (IT Steering Committee) yang bertugas untuk memastikan kesesuaian strategi bisnis Bank dengan strategi TI serta memastikan sumber daya TI telah dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk pencapaian kebutuhan Bank, IT initiative steering committee yang bertugas untuk memantau dan memastikan inisiatif pengembangan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana awal sehingga didapatkan hasil yang optimal. Dalam rangka mematuhi peraturan pemerintah no. 82 tahun 2012 mengenai penempatan data yang diharuskan untuk ditempatkan di dalam negri, Bank telah melakukan kajian terhadap hal tersebut dan semua sistem yang digunakan oleh Bank sudah memenuhi ketentuan tersebut.
In implementing the appropriate IT governance, the Bank always pays attention and adheres to the provisions set by the regulators, as well as the internal provisions that have been stated. The Bank has several tools to support good IT governance, including the IT Steering Committee whose task sare to ensure the conformity of Bank’s business strategy with IT strategy and ascertain that IT resources have been optimally utilized to meet bank’s need, and IT initiative steering committee whose task is to monitor and ensure that development initiatives have been carried out in accordance with the original plan to achieve optimal results. To comply with the government regulation no. 82 year 2012 regarding the domestic placement of data, the Bank has reviewed the regulation and all systems used by the Bank have already met the required conditions.
Selain itu, untuk melakukan pelaporan dan pemantauan terhadap kinerja dan risiko TI, Bank telah menerapkan pelaporan secara terintegrasi untuk seluruh indikator kinerja dan risiko. Laporan bulanan ini selanjutnya digunakan oleh manajemen TI dalam mengelola dan memastikan layanan TI telah dilaksanakan sesuai dengan target dan manajemen risiko yang sudah ditetapkan. Dalam rangka
In addition, for reporting and monitoring of IT performance and risks, the Bank has implemented an integrated reporting for all performance and risk indicators. The Bank’s monthly report is used by IT management to manage and ensure that IT services have been implemented in accordance with the targets and risk management that have been determined.
Layanan Operasional yang Unggul
Operational Services Excellence
Bank berkomitmen untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kegiatan operasional dan layanan melalui perencanaan dan implementasi terukur, dengan mempertimbangkan berbagai prioritas yang ditetapkan oleh Manajemen Commonwealth Bank. Selain itu, Bank memastikan kepatuhan pada peraturan perbankan terkait Operasional dan TI.
The Bank is committed to continue improving and enhancing operational activities and services through measured planning and implementation, taking into account the priorities set by the Management of Commonwealth Bank. In addition, the Bank ensures compliance with the regulations related to banking Operationsand IT.
Sepanjang tahun 2015, Commonwealth Bank mengembangkan inovasi-inovasi baru dengan varian fitur beragam yang secara langsung menguntungkan dan memberikan kepuasan bagi nasabah dan karyawan Bank.
Throughout 2015, Commonwealth Bank developed new innovations with a variety of feature variants of direct benefits and satisfactions to the Bank’s customers and employees.
Di luar teknologi digital, sepanjang tahun 2015, Commonwealth Bank telah berhasil menyelesaikan 19 proyek pengembangan teknologi informasi dan meluncurkan 16 variasi produk melalui setting parameter di sistem Core Banking yang dimungkinkan untuk dilakukan secara cepat sebagai salah satu keunggulan COMPASS sebagai transformasi menyeluruh di dalam Bank, yang secara spesifik di sisi Teknologi Infomasi memperbarui Sistem Core Banking, Data Warehouse, Internet Banking & Mobile Banking.
Outside the digital technology, throughout 2015, Commonwealth Bank successfully completed 19 projects to develop information technology and launched 16 varieties of products through the setting of parameters in the Core Banking system. These can be done quickly as one of the flexibilities of COMPASS as a complete transformation in the Bank, specifically on the aspect of information technology which updates Core Banking Systems, Data Warehouse, Internet Banking, and Mobile Banking.
140
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Di antara 19 proyek yang diimplementasikan sepanjang tahun 2015, beberapa di antaranya adalah untuk memastikan kepatuhan Commonwealth Bank terhadap perubahan regulasi dan keikutsertaan Commonwealth Bank terhadap sistem pembayaran dan perbankan generasi terbaru yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Amongst the 19 projects completed throughout 2015, some of them are to ensure the compliance of Commonwealth Bank with the changes in regulations, and involvement of Commonwealth Bank in the latest generation of banking and payment systems initiated by Bank Indonesia.
Sementara beberapa proyek yang diinisiasi untuk mendukung perkembangan bisnis di antaranya adalah peluncuran program InstaGift yang mendatangkan fresh funding untuk Bank dan Enterprise Reconciliation Engine yang memastikan akurasi dan efektivitas proses rekonsiliasi di Commonwealth Bank.
While some projects are initiated to support the business development, they are amongst other InstaGift program launch that bringsfresh funding for the Bank, and Enterprise Reconciliation Engine launch that ensures accuracy and effectiveness of reconciliation process in Commonwealth Bank.
Berikut ini berbagai pencapaian dan implementasi Direktorat Operasional dan TI antara lain:
The achievements and performances of the Directorate of Operations and IT are among others:
•
Digital Banking. Di tahun 2015 Commonwealth Bank memperkenalkan beberapa layanan digital banking terbarunya demi meningkatkan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Sebagian besar dari aplikasi digital yang diperkanalkan di tahun 2015 dikembangkan dengan metodologi Agile dan Human Centric Design yang memungkinkan pengembangan lebih cepat dan disesuaikan dengan kebutuhan serta masukan dari pengguna maupun calon pengguna. Berikut adalah layanan digital banking yang diperkenalkan oleh Commonwealth Bank di tahun 2015:
•
Digital Banking. In 2015, Commonwealth Bank introduced several new digital banking services to improve customers’ convenience to do banking transactions. Most of the digital applications introduced in 2015 are developed by Agile methodologies and Human Centric Design that enable faster development and are customized to the needs and inputs of users and potential users. The following are banking digital services introduced by Commonwealth Bank in 2015:
o
Internet Banking generasi terbaru
o
The latest generation of Internet Banking,
o
Mobile Banking generasi terbaru
o
The latest generation of Mobile Banking,
o
BizLoan, aplikasi pengajuan pinjaman secara online untuk usaha kecil dan menengah
o BizLoan, an online loan application for small and medium enterprises,
o
Women Investment Series (WISE), sebuah forum investasi online untuk wanita
o Women Investment Series (WISE), an online investment forum for women,
o
Penyempurnaan dari aplikasi Cashflow yang diperkenalkan pertama kali di tahun 2014 dengan fitur-fitur terbaru
o
Completion of Cash flow application with the latest features, first introduced in 2014.
•
Di bulan Desember 2015, Commonwealth Bank telah berhasil meningkatkan keamanan pada fasilitas kartu debetnya dengan melakukan migrasi PIN dari sebelumnya 4 digit menjadi 6 digit untuk seluruh nasabahnya. Inisiatif ini diimplementasikan oleh Commonwealth Bank lebih cepat daripada ketentuan Bank Indonesia yang mengharuskan semua bank memiliki tingkat keamanan 6 digit PIN untuk fasilitas kartu debetnya di pertengahan 2017.
•
In December 2015, Commonwealth Bank succeeded in improving the security ofits debitcard facilities by migrating from the previous 4 digits to 6 digits PIN for all customers. This initiative is implemented by Commonwealth Bank more quickly than Bank Indonesia Regulation that requires all banks to have 6 digits PIN security level for their debit card facilities at the latest in mid-2017.
•
Proyek-proyek terkait dengan kepatuhan kepada peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
•
Projects related to compliance with Bank Indonesia Regulation as follows:
o
Sistem Kliring Nasional (SKN) generasi kedua
o
o
Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Scriptless Securities Settlement System (SSSS) generasi kedua
o Second generation Real Time Gross Settlement (RTGS) and Scriptless Securities Settlement System (SSSS),
o
Sistem pembayaran pajak (Tax MPN) generasi kedua
o
Second generation Tax Payment System (Tax MPN Gen-2),
o
Regulatory reporting engine
o
Regulatory reporting engine.
•
Pembentukan tambahan 2 Hub Operasional sebagai penyederhanaan dan sentralisasi dari 15 Back Office yang tersebar diberbagai lokasi.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
•
Second generation National Clearing System (SKN Gen-2),
Establishment of 2 additional Operations Hubs as simplification and centralization of 15 Back Offices scattered in various locations.
141
•
Menuntaskan proyek productivity di bisnis SME, berkolaborasi dengan Divisi SME dan Risk Management yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari prosesproses di bisnis SME/UKM yang tercermin dari penyusutan waktu approval pengajuan kredit dan optimalisasi penggunaan SDM di unit-unit terkait.
•
Completion of SME business productivity projects, in collaboration with SME and Risk Management Divisions which aim to improve the SME business processes efficiency as reflected by the reduction of credit application approval time and optimization of the use of human resources in the relevant units.
•
Saat ini Commonwealth Bank tengah melakukan implementasi automatisasi proses rekonsiliasi terhadap transaksi yang terjadi melalui jaringan data ATM. Di bulan Desember 2015, implementasi tahap pertama telah sukses dilakukan terhadap dua ATM network utama. Keseluruhan implementasi dijadwalkan untuk selesai pada pertengahan tahun 2016.
•
Currently, Commonwealth Bank is implementing reconciliation process automation to ATM data network transactions. In December 2015, the first phase implementation is successfully carried out on two major ATM networks. Overall implementation is scheduled for completion in mid-2016.
•
Mengoordinasikan proses akreditasi bronze six sigma dari 7 Divisi dan mencetak 7 green belt six sigma dari proyekproyek productivity di atas.
•
Coordination of six sigma bronze accreditation processes of 7 Divisions and scoring 7 six sigma greenbelt from productivity projects above.
Pendidikan dan Pelatihan
Education and Training
Commonwealth Bank menaruh perhatian yang tinggi kepada pelatihan dan pengembangan karyawan untuk mencapai operational excellence seiring dengan arah dan strategi bisnis Bank. Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang kelanjutan bisnis perusahaan dan dapat menambah daya saing di tengah kompetisi bisnis yang semakin ketat.
Commonwealth Bank pays high attention to the training and development of employees to achieve operational excellence in line with the Bank’s business strategy and direction. Human resources development is one of the main factors that can support the company’s business continuity and improve competitiveness amidst increasingly tight business competition.
Secara umum, model peningkatan kapasitas dan kemampuan karyawan di Divisi Operasional dan Teknologi Informasi dilakukan dalam skema 3E yaitu Education (Pendidikan), Experience (Pengalaman) dan Exposure (Paparan secara langsung). Seiring dengan pengembangan COMPASS, Bank menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dengan tujuan untuk membekali karyawan, terutama yang terlibat dalam pengembangan teknologi informasi. Dengan kapabilitas dan kemampuan mumpuni yang dimiliki karyawan, pengembangan teknologi informasi berjalan lebih cepat dan tepat serta mampu mencapai target yang telah dicanangkan. Bank secara besar-besaran menggelar pelatihan kepada seluruh karyawan dari tingkat pusat hingga ke kantorkantor cabang untuk menjalankan dan mengoperasikan sistem core banking baru. Selain itu juga agar ada pemahaman seragam mengenai operasionalisasi sistem hingga cara menjelaskan manfaat layanan dan produk kepada nasabah dan masyarakat luas.
In general, employees’ capability and capacity improvement model in Operations and Information Technology Division is carried out in the 3E scheme namely Education, Experience, and Exposure. Along with the development of COMPASS, the Bank organizes education and training with the aim to improve the employees’ skills, especially those engaged in information technology development. With the high capabilities and abilities possessed by employees, information technology development runs faster and better as well as able to achieve the determined targets. The Bank massively organizes trainings for all employees from the central level down to the branch offices to run and operate the new core banking system. Other than that the trainings are also expected to create uniform understandings of the system operation up to the way of explaining the benefits of products and services to the customers and the wider community.
Serangkaian pendidikan dan pelatihan yang digelar Bank diselenggarakan melalui program Capability Exchange Program dan CommLeader. Program kerja sama antara Commonwealth Bank dan Commonwealth Bank of Australia (CBA) ini didesain untuk melatih dan mengembangkan kapasitas karyawan ke Australia sesuai sesuai bidang keahlian dan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya untuk mendapat pengalaman global (global experience). Karyawan akan mendapatkan pengalaman kerja, tugas dan tanggung jawab pada posisi yang diberikan di mana karyawan yang mendapatkan kesempatan belajar di Grup diharapkan akan mampu menerapkan keterampilan yang diperolehnya di areanya. Khususnya untuk pelatihan CommLeader, pelatihan yang diperuntukan bagi para Executive Manager ini memiliki materi yang difokuskan pada pengembangan kapabilitas karyawan dengan penekanan pada kemampuan tim dan kultur, komunikasi yang efektif, serta penilaian strategik. Sebagai induk perusahaan, secara khusus CBA mengalokasikan anggaran untuk terus meningkatkan kapabilitas staf Bank.
A series of educational and training programs held by the Bank are organized through Capability Exchange Program and CommLeader. These cooperation programs between Commonwealth Bank and the Commonwealth Bank of Australia (CBA) are designed to train and develop the capacity of employees and held in Australia to gain global experience in accordance with the appropriate areas of expertise and works assigned. The employees will gain work experiences, duties, and responsibilities of the respective positions whereby the employees who have the opportunities to learn in the Group are expected to be able to apply the skills acquired in his/her area. Especially for CommLeader training, the training that is intended for Executive Managers has those materials that are focused on developing the capabilities of employees with emphasis on team and culture ability, effective communication, and strategic assessment. As the parent company, CBA specifically allocates some budgets to continue improving the capabilities of Bank’s staff.
Selain itu, sepanjang tahun 2015, Commonwealth Bank juga senantiasa mengirim karyawan untuk mengikuti seminar, loka karya dan e-learning guna menambah pengetahuan dan wawasan baru sehingga kapasitas yang dimiliki karyawan
In addition, throughout 2015, Commonwealth Bank also constantly sends the employees to attend seminars, workshops, and e-learning to improve their knowledge and insights so that the employees’ capacity improves. After attending the trainings,
142
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
lebih meningkat. Usai mengikuti kegiatan pelatihan, karyawan diharapkan mampu menerapkan keterampilan dan pengetahuan secara langsung sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
the employees are expected to be able to apply their skills and knowledge directly in accordance with their duties and responsibilities.
Penghargaan
Awards
Operasionalisasi sistem COMPASS di Commonwealth Bank berhasil memenangkan penghargaan CEO Award 2015 dari Commonwealth Bank of Australia untuk kategori International Financial Services.
The implementation of COMPASS system in Commonwealth Banksucceeds in winning 2015 CEO Award from the Commonwealth Bank of Australia for International Financial Services category.
Selain itu teknologi digital yang dimiliki oleh Commonwealth Bank juga meraih penghargaan Best eMark Award 2015 yang diselenggarakan oleh Telkom University bekerja sama dengan majalah SWA sebagai perusahaan pilihan yang berhasil meningkatkan kinerja bisnis berkat pengelolaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) secara tepat, cerdas dan efisien di bidang marketing dan penjualan.
In addition, the digital technology owned by Commonwealth Bank also wins 2015 Beste-Mark Award organized by Telkom University in cooperation with SWA magazine as Company of Choice that successfully improves business performance from the management and utilization of information and communication technology (ICT) appropriately, intelligently, and efficiently in marketing and sales.
Di tahun 2015, seorang staff IT Commonwealth Bank mendapatkan penghargaan dari majalah SWA bekerja sama dengan PricewaterhouseCooper (PwC) dan dinobatkan sebagai pemenang pertama Indonesia Best Future IT Leaders.
In 2015, one member IT of Commonwealth Bank received an award from SWA magazine in collaboration with PricewaterhouseCoopers (PwC) and was named the first winner of the Indonesian Best Future IT Leaders.
Fokus Tahun 2016
2016 Focus
Penerapan sistem COMPASS yang terealisasi pada tahun 2015 merupakan langkah awal bagi transformasi Bank menuju pelayanan maksimal kepada nasabah. Saat ini, Bank sudah memiliki review dan strategi bisnis baru untuk diterapkan di tahun-tahun berikutnya yang akan dimulai pada tahun 2016. Rancangan tersebut telah dimasukkan ke dalam Rencana Bisnis Baru (RBB) Commonwealth Bank dan telah disampaikan ke regulator.
The implementation of COMPASS system realized in 2015 is the initial step of the Bank’s transformation towards the maximum service to the customers. Currently, the Bank has already had new business review and strategy to be implemented in subsequent years that will begin in 2016. The design has been incorporated into the new Commonwealth Bank Business Plan (BBP) and has been submitted to the regulators.
Ke depan, Bank akan mengingkatkan fokus terhadap segmen ritel dan segmen UKM. Bank berencana mengembangkan unit bisnis baru dengan varian produk-produk digital baru melalui kanal mobile dan internet. Pembayaran tagihan secara online adalah salah satu layanan yang peningkatannya akan diprioritaskan di tahun 2016.
Going forward, the Bank will remain focused on the retail and SME segments. The Bank plans to develop a new business unit with new digital product variants through mobile and internet channels. Online bill payment is one of the services which improvements will be prioritized in 2016.
Melalui teknologi informasi, Bank akan meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan untuk mencapai kepuasan nasabah. Selain implementasi sistem di area penjualan dan layanan, Bank juga akan mengembangkan teknologi untuk memudahkan nasabah dalam melakukan pembukaan rekening dan mengirimkan aplikasi untuk pinjaman.
Through information technology, the Bank will improve productivity and employees’ performance to achieve customer satisfaction. In addition to system implementation in sales and services, the Bank will also develop technology to facilitate the customers in accounts opening and loan applications submission.
Teknologi informasi juga akan terus memegang peranan penting dalam mengelola informasi karyawan Bank dan menjaga kepatuhan terhadap sertifikasi dan pelatihan karyawan. Untuk itu, Bank akan mengimplementasikan sebuah sistem SDM terintegrasi yang dapat diakses oleh seluruh karyawan.
Information technology will also continue playing an important role in managing the Bank’s employee information and maintain compliance with the certification and training of the employees. For that, the Bank will implement an integrated HR system that can be accessed by all employees.
Terkait seluruh rencana pengembangan di area teknologi informasi, Commonwealth Bank sangat menyadari pentingnya keamanan dan kestabilan sistem untuk menjaga kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, Bank akan terus berfokus pada peningkatan infrastruktur teknologi dan keamanan data dan informasi.
Related to the overall development plan in information technology, Commonwealth Bank is well-aware of the importance of security and stability of the systems to maintain customers’ confidence. Therefore, the Bank will continue focusing on technology infrastructure improvements and security of data and information.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
143
TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE
144
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
145
TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE
Penerapan tata kelola Dewan Komisaris di Commonwealth Bank telah sesuai dengan ketentuan seperti tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance. Dewan Komisaris terdiri dari 4 (empat) orang anggota, 2 di antaranya adalah Komisaris Independen. Seluruh Komisaris Independen berdomisili di Indonesia. The implementation of the governance of the Board of Commissioners in Commonwealth Bank has already been in accordance with the provisions as contained in Bank Indonesia Regulation regarding Good Corporate Governance. The Board of Commissioners consists of 4 (four) members, two of whom are Independent Commissioners. All Independent Commissioners are domiciled in Indonesia.
Overview
Overview
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan PT Bank Commonwealth (“Commonwealth Bank”) berkomitmen penuh mengelola bisnis dengan mengikuti prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran.
In adherence to Bank Indonesia Regulation No.8/4/PBI/2006 regarding Good Corporate Governance Implementation for Commercial Banks, Bank Indonesia Regulation No.8/14/ PBI/2006 regardingthe Amendmentto Bank Indonesia Regulation No.8/4/PBI/2006 regarding Good Corporate Governance Implementation for Commercial Banks, and Bank Indonesia Circular No. 15/15/DPNP regarding Good Corporate Governance Implementation by Commercial Banks, the Board of Commissioners, the Board of Directors and all PT Bank Commonwealth (“Commonwealth Bank”) employees are fully committed to manage the business by following Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness principles.
Dalam upaya mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Commonwealth Bank secara rutin melakukan Self-Assessment komprehensif akan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai 11 (sebelas) aspek evaluasi dalam memantau dan mengevaluasi hasil implementasi, menetapkan rencana aksi, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
In its effort to maintain, rectify, and improve the quality of Good Corporate Governance implementation, Commonwealth Bank regularly conducts comprehensive Self Assessment on Good Corporate Governance implementation in accordance with 11 (eleven) evaluation aspects in monitoring and evaluating the implementation results, establish action plans, and take necessary corrective actions.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (GMS)
Rapat Umum Pemegang Saham diadakan beberapa kali selama 2015, seperti tercantum dalam Akta Notaris berikut:
General Meeting of Shareholders is held for several times during 2015, which then contained in the following Deeds:
146
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
No.
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Nomor Keputusan Deed Number
Tanggal Keputusan Deed Date
Ringkasan Keputusan Deed Summary
1.
111
30 April 2015
Penunjukkan kembali Bpk. Paul Setiawan Hasjim sebagai Direktur. Reappointment of Mr. Paul Setiawan Hasjim as Director.
2.
1
1 June 2015
Berakhirnya masa jabatan Ibu Mia Patria Bernardhi sebagai Direktur. End of duty Mrs. Mia Patria Bernardhi as Director.
3.
16
23 July 2015
• Persetujuan laporan tahunan Bank dan ratifikasi laporan keuangan Bank untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2014; • Approval of the annual report of the Bank and the ratification of the Bank’s financial statements for the fiscal year ended 31 December 2014; • Menunjuk auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan tahun buku yang berakhir 31 Desember 2015. • To appoint an independent auditor to audit the financial statements of the financial year ended 31 Desember 2015 • Memberi wewenang kepada Direksi atas penggunaan laba bersih setelah pajak untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2014. • Give authority to the Board of Directors for the use of net profit after tax for the financial year ended 31 December 2014.
4.
16
24 November 2015
Penunjukkan kembali Ibu Suwartini sebagai Komisaris Independen. Reappointment of Mrs. Suwartini as Independent Commissioner.
DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE-KOMITE
THE BOARD OF COMMISSIONERS AND COMMITTEES
Komposisi, Independensi dan Kepemilikan Saham oleh Komisaris per Desember2015
Composition, Independency, and Shareholdings of The Board of Commissioner per December2015
Penerapan tata kelola Dewan Komisaris di Commonwealth Bank telah sesuai dengan ketentuan seperti tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance. Dewan Komisaris terdiri dari 4 (empat) orang anggota, 2 di antaranya adalah Komisaris Independen. Seluruh Komisaris Independen berdomisili di Indonesia.
The implementation of the governance of the Board of Commissioners in Commonwealth Bank has already been in accordance with the provisions as contained in Bank Indonesia Regulation regarding Good Corporate Governance. The Board of Commissioners consists of 4 (four) members, two of whom are Independent Commissioners. All Independent Commissioners are domiciled in Indonesia.
Komisaris Independen menjaga independensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank.
The Independent Commissioners maintain independence in carrying out their duties and responsibilities in accordance with Bank Indonesia Regulation regarding the Implementation of Good Corporate Governanceby Banks.
Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang memiliki 5% (lima persen) saham atau lebih dari modal disetor pada Commonwealth Bank, lembaga bank, lembaga keuangan nonbank, dan perusahaan lainnya di dalam atau di luar Indonesia.
There is no member of the Board of Commissioners who has 5% (five percent) or more of the paid up capital of Commonwealth Bank, bank institutions, non-bank financial institutions, and other companies inside or outside Indonesia.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
147
Komposisi anggota Dewan Komisaris per Desember 2015 adalah sebagai berikut: Komisaris Commissioners
No.
The composition of the Board of Commissioners per December 2015 is as follows: Penunjukkan Appointment
1
Geoffrey David Coates
Presiden Komisaris | President Commissioner
2
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris | Vice President Commissioner
3
Suwartini
Komisaris Independen | Independent Commissioner
4
Khairil Anwar
Komisaris Independen | Independent Commissioner
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Commonwealth Bank
Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners of Commonwealth Bank
a. Dewan Komisaris memantau dan memastikan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam semua aspek bisnis Commonwealth Bank dan di semua level organisasi.
a. The Board of Commissionersmonitor and ensure the implementation of good corporate governance principles in all aspects of Commonwealth Bank’sbusiness and at all levels of organization.
b. Dewan Komisaris secara aktif memantau kinerja Direksi melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab, memberikan rekomendasi dan saran, juga memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Commonwealth Bank.
b. The Board of Commissioners actively monitor the performance of the Board of Directors in carrying out all their duties and responsibilities, provide recommendations and suggestions, as well as monitor and evaluate the implementation of strategic policies of Commonwealth Bank.
c. Dewan Komisaris memastikan Direksi membahas temuan audit dan rekomendasi Auditor Internal Commonwealth Bank, Auditor Eksternal, serta hasil audit dan tinjauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan/atau otoritas pengawas lainnya.
c. The Board of Commissioners ensure that the Board of Directors review audit findings and recommendations of Commonwealth Bank’s Internal Auditor, the External Auditor, and the results of audit and review of the Financial Services Authority (OJK) and/or other supervisory authorities.
d. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam proses perumusan keputusan operasional, dengan pengecualian persetujuan kredit kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum atau peraturan dan perundangan yang berlaku lainnya.
d. The Board of Commissionersare not involved in the process of formulating operational decisions, with the exception of credit approval to related parties as provisioned by Bank Indonesia Regulation regarding Commercial Banks’ Legal Lending Limit or other applicable laws and regulations.
e. Sesuai Peraturan Bank Indonesia, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Pengangkatan anggota Komite didasarkan pada keputusan yang dibuat dalam rapat Dewan Komisaris. Saat ini, ada 3 (tiga) Komite yang telah dibentuk, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi, dan penunjukan masingmasing anggota komite dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
e. In accordance with Bank Indonesia Regulation, the Board of Commissioners should establish Audit Committee, Risk Oversight Committee, and Remuneration and Nomination Committee. The appointments of members of the Committees are based on resolutions made in the meetings of the Board of Commissioners. Currently, the 3 (three) Committees have been established, namely the Audit Committee, Risk Oversight Committee, and Remuneration and Nomination Committee, and the appointment of each member of the committees has been done in accordance with the applicable laws and regulations.
Lebih lanjut, demi meningkatkan efektivitas tugas dan tanggung jawab sehari-hari Dewan Komisaris, Bank telah memiliki Pedoman Dewan Komisaris. Pedoman ini mengatur kegiatan Dewan Komisaris secara terstruktur, sistematis dan konsisten serta telah dikinikan per Agustus 2015
Furthermore, in order to enhance the effectiveness of daily duties and responsibilities of the Board of Commissioners, the Bank has set up Guidelines for the Board of Commissioners. These guidelines provision the activities of the Board of Commissioners in a structured, systematic, and consistent manner and have been updated per August 2015.
Rapat Dewan Komisaris
MEETING OF THE Board of Commisioners’
Selama periode 2015, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 6 (enam) kali rapat dan hampir seluruh anggota hadir secara fisik dengan rincian berikut:
During 2015 period, the Board of Commissioners had conducted 6 (six) times and the members attended either physically with detail as follows:
148
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Periode Period No
Anggota Member
Penunjukkan Appointment Feb
1
Geoffrey David Coates
Presiden Komisaris President Commissioner
2
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
3
Suwartini
Komisaris Independen Independent Commissioner
4
Khairil Anwar
Komisaris Independen Independent Commissioner
April
June
August
Oct
Dec
Dalam rapat tersebut, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Audit Intern turut diundang, bila diperlukan, guna mendapatkan informasi terkait bisnis dan kegiatan operasional Commonwealth Bank. Selama 2015, Dewan Komisaris bertanggung jawab atas beberapa aspek penting, termasuk:
During the meetings, the Board of Directors, Executive Officers, and Internal Audit are also invited, if necessary, to obtain information related to the business and operations of Commonwealth Bank. During 2015, the Board of Commissioners are responsible for several important aspects, including:
1. Memberikan nasihat, saran dan rekomendasi kepada Direksi, dan bersama-sama dengan Direksi menyetujui Rencana Bisnis Commonwealth Bank untuk 20145 dan revisi Rencana Bisnis tersebut pada Juni 2015.
3. Memantau, mengkaji dan mengevaluasi tindakan yang disetujui dari hasil temuan audit internal, eksternal dan sesuai peraturan serta membahas rencana audit intern dan ekstern;
1. Providing advices, suggestions, and recommendations to the Board of Directors, and together with the Board of Directors approve the Commonwealth Bank’s Business Plan for 2015 and the revision of the Business Plan in June 2015; 2. Evaluating the financial performance of Commonwealth Bank throughout 2015, including the 4 pillars of growth related to the Bank’s strategic priorities of each pillar, namely Wealth Management, Small and Medium Enterprises (SME), Emerging Affluent, and Wholesale Banking; 3. Monitoring, assessing, and evaluating the approved actions on the findings of internal and external audits according to the prevailing regulations, and discussing internal and external audit plans;
4. Pembahasan Laporan Tingkat Kesehatan Bank, Laporan Triwulanan Profil Risiko serta penerbitan peraturan baru yang mungkin berdampak bagi Commonwealth Bank. Selain itu, Dewan Komisaris terus memantau hasil implementasi dari Proyek COMPASS yang telah selesai dilaksanakan pada bulan Mei 2015
4. Discussing the Bank’s Soundness Rating Report, Risk Profile Quarterly Report, and the issuance of new regulations which may have implications to Commonwealth Bank. In addition, the Board of Commissioners continue monitoring implementation results of COMPASS project which is completed in May 2015.
Dewan Komisaris juga memberikan rekomendasi dan persetujuan sebagai berikut:
The Board of Commissioners also provide recommendations and approvals as follows:
1. Memberi rekomendasi kepada RUPS perihal penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan untuk melakukan audit independen tahun fiskal 2015 melalui Komite Audit.
1. Recommending to the General Meeting of Shareholders regarding the appointment of the Public Accounting Firm (PAF) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Partners to conduct independent audit for2015 financial year through Audit Committee. 2. Through the Remuneration & Nomination Committee, propose extension of the term of office of the Director of Operations and Information Technology, termination of the term of office of the Director of Human Resources, and extension of the term of office of Independent Commissioners.
2. Mengevaluasi kinerja keuangan Commonwealth Bank sepanjang 2015, termasuk 4 pilar pertumbuhan terkait strategi prioritas Bank untuk masing-masing pilar, yaitu Wealth Management, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Emerging Affluent dan Wholesale Banking.
2. Melalui Komite Remunerasi & Nominasi, mengusulkan perpanjangan masa jabatan Direktur Operasional & teknologi Informasi, berakhirnya masa jabatan Direktur Sumber Daya Manusia serta perpanjangan masa jabatan Komisaris Independen. Commonwealth Bank 2015 Annual Report
149
1. Melalui Komite Pemantau Risiko, persetujuan setiap kebijakan terkait manajemen risiko, antara lain Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, Kebijakan Kredit, Kebijakan Likuiditas dan Pendanaan, dll.
1. T hrough the Risk Oversight Committee, approve risk management policies, among others, Corporate Governance Policy, Credit Policy, Liquidity and Funding Policies, etc.
HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU IKATAN KELUARGA HINGGA GENERASI KE-DUA DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN / ATAU ANGGOTA DIREKSI ATAU HUBUNGAN LAINNYA
FINANCIAL AND/OR FAMILY RELATIONSHIPS UP TO THE SECOND GENERATION OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND/OR MEMBERS OF THE BOARD OF DIRECTORS OR OTHER RELATIONSHIPS
Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan dan/ atau ikatan keluarga hingga generasi ke-dua dengan anggota Dewan Komisaris dan / atau Direksi lain atau hubungan lainnya. Dengan demikian, Komisaris Independen dapat bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Anggota Dewan Komisaris lainnya tidak memiliki hubungan keuangan (yaitu, hubungan kerja) dengan Pemegang Saham Pengendali. Kondisi tersebut telah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Independent Commissioners have no financial and/or family relationship up to second generation with members of the Board of Commissioners and/or the Board of Directors or other relationships. Thus, the Independent Commissioners can act independently in carrying out their duties and responsibilities. Other members of the Board of Commissioners have no financial relationship (only, work relationship) with the Controlling Shareholders. These conditions are in accordance with the requirements stated in Bank Indonesia Regulation regarding the Implementation of Good Corporate Governance by Commercial Banks.
KOMITE-KOMITE
COMMITTEES
Komite-komite berikut ini telah memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka:
The following committees have fulfilled their duties and responsibilities:
KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE
Komite Audit dibentuk guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris secara efektif. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit didukung oleh Piagam Komite Audit yang memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawabnya.
The Audit Committee is set up to support the performance of duties and responsibilities of the Board of Commissioners effectively. In performing its duties, the Audit Committee is supported by the Audit Committee Charter which provides clarity of its authorities and responsibilities.
Komposisi dan Keanggotaan
Composition and Membership
Komposisi, keanggotaan dan keahlian Komite Audit telah sesuai persyaratan dari peraturan yang berlaku. Komite Audit terdiri dari seorang Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua Komite Audit dan 4 anggota yang seorang di antaranya adalah Komisaris Independen, seorang Komisaris dan dua anggota yang mewakili Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan/akuntansi dan hukum/ perbankan.
Composition, membership, and expertise of Audit Committee have been in accordance with the requirements of the regulations. The Audit Committee consists of an independent commissioner who serves as the Chairman of the Audit Committee and four members consisting of an Independent Commissioner, a Commissioner, and two members representing Independent Parties having the expertise in finance/accounting and legal/banking.
Keanggotaan Komite Audit per Desember 2015 adalah sebagai berikut:
The Audit Committee Members as per December 2015 are as follows:
No
Jabatan Position
Nama Name
1.
Ketua (Komisasris Independen) Chairman (Independent Commissioner)
Khairil Anwar
2.
Anggota (Komisaris Independen) Member (Independent Commisioner)
Suwartini
3.
Anggota (Wakil Presiden Komisaris Member (Vice President Commisioner)
Guy Martin Harding
4
Anggota (Pihak Independen), yang memiliki keahlian pada bidang Keuangan dan Akuntansi Teuku Radja Sjahnan Member (Independent Party) having expertise in Finance and Accounting
5
Anggota (Pihak Independen), yang memiliki keahlian pada bidang Perbankan dan Manajemen Risiko Jono Effendy Member (Independent Party) having expertise in Banking and Risk Management
150
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Peran dan Tanggung Jawab
Roles and Responsibilities
Komite Audit secara independen mengkaji laporan keuangan Commonwealth Bank dan pengungkapan informasi keuangan, berdasarkan informasi yang diberikan oleh Direksi dan Auditor Ekstern, serta meninjau kebijakan akuntansi untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan standar akuntansi yang berlaku. Komite Audit mempertimbangkan dan membahas dengan Direksi dan Auditor Ekstern mengenai isu-isu dan penilaian pelaporan keuangan yang signifikan terkait penyusunan laporan keuangan. Selain itu, Komite Audit juga bertugas meninjau kepastian atas efektivitas sistem pengendalian intern; mengawasi dan mengevaluasi independensi, efektivitas, lingkup pekerjaan, rencana audit tahunan auditor intern dan ekstern; dan mengawasi dan mengevaluasi rencana aksi yang dibuat oleh Direksi terkait isu audit yang diangkat oleh audit intern, audit ekstern, dan regulator. Komite Audit secara berkala melaporkan kegiatannya, termasuk pemberian nasihat terkait hal-hal yang menjadi perhatian Dewan Komisaris, dan memberi rekomendasi dalam pencalonan Auditor Ekstern kepada Dewan Komisaris untuk persetujuan lebih lanjut dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Audit Committee independently reviews Commonwealth Bank’s financial statements and the disclosure of financial information, based on information provided by the Board of Directors and External Auditor, as well as accounting policies to ensure compliance with applicable laws, regulations, and accounting standards. The Committee considers and discusses with the Board of Directors and the External Auditors issues and assessments of significant financial reporting related to the preparation of financial statements. In addition, the Audit Committee is also assigned to review the assurance on the effectiveness of internal control systems; monitor and evaluate the independence, effectiveness, scope of work, annual audit plansof internal and external auditors; and monitor and evaluate the action plans prepared by the Board of Directors related to audit issues raised by internal audit, external audit, and the regulators. The Audit Committee regularly reports its activities, including the provision of advices on matters related to the attention of the Board of Commissioners, and provides recommendations on the nomination of the External Auditor to the Board of Commissioners for further approval by the General Meeting of Shareholders.
Rapat
Meetings
Sepanjang 2015, Komite Audit menyelenggarakan rapat resmi Komite Audit sebagai berikut:
Throughout 2015, the Audit Committee holds formal Audit Committee meetings as follows
Period No
Anggota Member
Penunjukkan Appointment Feb
1
Khairil Anwar
Komisaris Independen Independent Commissioner
2
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
3
Suwartini
Komisaris Independen Independent Commissioner
4
Teuku Radja Sjahnan
Pihak Independen Independent Party
5
Jono Effendy
Pihak Independen Independent Party
April
June
August
Oct
Dec
Dalam rapat-rapat ini, diskusi dilakukan dengan Audit Intern, Auditor Ekstern, dan Direksi:
In these meetings, discussions are done with Internal Audit, External Auditor, and the Board ofDirectors:
Rapat dengan Audit Intern
Meetings with Internal Audit
Rapat dengan Audit Intern membahas rencana audit dan realisasinya, pendekatan audit berbasis risiko, lingkup audit, laporan audit yang diterbitkan selama periode pelaporan,
Meetings with Internal Audit discuss the audit plan and its realization, risk-based audit approach, audit scope, audit reports issued during the reporting period, significant Internal
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
151
temuan signifikan Audit Intern, termasuk temuan berulang yang terjadi di kantor cabang dan, tindak lanjut rencana korektif dari temuan audit intern. Selain itu, dilakukan pembahasan kecukupan anggota tim Audit Intern secara jumlah, kompetensi dan keahlian, dan program pengembangan anggota tim Audit Intern.
Audit findings including repeated findings that occurred at the branch offices, and follow-ups of the corrective action plans on the internal audit findings. In addition, discussions are also done on the adequacy of members of the Internal Audit in terms ofnumber, competency, and expertise, as well as the Internal Audit team member development programs.
Rapat dengan Auditor Eksternal
Meetings with External Auditor
Rapat dengan Auditor Ekstern membahas laporan keuangan Commonwealth Bank untuk tanggal yang berakhir pada 31 Desember 2014. Auditor Ekstern telah memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan Commonwealth Bank. Selain itu, rapat membahas kepatuhan Commonwealth Bank terhadap standar akuntansi yang berlaku dan temuan Auditor Ekstern terkait pengendalian intern, rencana audit, ruang lingkup audit, dan penerapan PSAK 50/55 oleh Commonwealth Bank. Berdasarkan pembahasan, Komite Audit memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk menyetujui laporan keuangan 2014 dan atas penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan sebagai Auditor Ekstern Bank.
Meetings with External Auditor discuss Commonwealth Bank’s financial statements for the year ended on 31 December 2014. The External Auditor has issued unqualified opinion to the Commonwealth Bank’s Financial Statements. In addition, the meetings also discuss Commonwealth Bank’s adherence to the applicable accounting standards, the External Auditor’s findings related to internal controls, the audit plan, the audit scope, and the application of FASS 50/55 by Commonwealth Bank. Based on these discussions, the Audit Committee recommends to the Board of Commissioners to approve the 2014 financial statements and recommends the appointment of PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan as the External Auditor of the Bank and its subsidiaries for the subsequent year.
Rapat dengan Direksi
Meetings with the Board of Directors
Rapat dengan Direksi membahas Laporan Keuangan rancangan per Desember 2014, 31 Maret 2015, 30 Juni 2015, dan 30 September 2015, serta membahas tindak lanjut temuan Audit Internal dan untuk Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan Aktivitas Fungsional Kredit, Aktivitas Fungsional Teknologi Informasi,dan Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Meetings with the Board of Directors discuss the draft of Financial Statements per December 2014, 31 March 2015, 30 June 2015, and 30 September 2015, as well as the follow-ups of Internal Audit and the Financial Services Authority’s findings related to Credit Functional Activities, Information Technology Functional Activities, and the implementation of Anti Money Laundering and Combating the Financing of Terrorism
KOMITE PEMANTAU RISIKO
RISK OVERSIGHT COMMITTEE MEETING
Komite Pemantau Risiko dibentuk guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris secara efektif. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Pemantau Risiko didukung Piagam Komite Pemantau Risiko yang memberikan kejelasan tanggung jawabnya.
The Risk Oversight Committee is established to support effective implementation of the duties and responsibilities of the Board of Commissioners. In performing its duties, the Risk Oversight Committee is supported with Risk Oversight Committee Charter that defines its responsibilities clearly.
Komposisi dan Keanggotaan
Composition and Membership
Penyusunan komposisi Komite Pemantau Risiko telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Komite Pemantau Risiko terdiri dari seorang komisaris independen sebagai ketua dan 4 (empat) anggota lainnya, yang terdiri dari satu komisaris, satu komisaris independen dan dua pihak independen yang memiliki keahlian di bidang Perbankan dan Manajemen Risiko.
The composition of the Risk Oversight Committee has been in compliance with the prevailing regulations. The Risk Oversight Committee consists of an independent commissioner as the Chairman and 4 (four) members consisting of a commissioner, an independent commissioner and two independent parties who have the expertise in Banking and Risk Management.
Para anggota Komite Pemantau Risiko per Desember 2015 adalah sebagai berikut:
The members of the Risk Oversight Committee as per December 2015 are as follows:
Jabatan Position
Nama Name
Ketua (Komisasris Independen) Chairman (Independent Commissioner)
Suwartini
Anggota (Komisaris Independen) Member (Independent Commisioner)
Khairil Anwar
Anggota (Wakil Presiden Komisaris Member (Vice President Commisioner)
Guy Martin Harding
Anggota (Pihak Independen), yang memiliki keahlian pada bidang Keuangan dan Akunting Teuku Radja Sjahnan Member (Independent Party) having expertise in Finance and Accounting Anggota (Pihak Independen), yang memiliki keahlian pada bidang Perbankan Member (Independent Party) Having expertise in Banking and Jono Effendy Risk Management
152
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Peran dan Tanggung Jawab
Roles and Responsibilities
Komite Pemantau Risiko bertanggung jawab memantau delapan area risiko yang harus Commonwealth Bank kelola, yaitu Risiko Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Kepatuhan dan Strategis, dan memastikan bahwa penerapan manajemen risiko telah sesuai dengan kebijakan manajemen risiko. Komite juga memantau dan menilai kinerja Executive Risk Committees dan unit kerja Manajemen Risiko dalam melaksanakan tugas mereka, juga memantau perkembangan kasus hukum yang melibatkan Bank dan menilai risiko terkait, seperti risiko hukum, reputasi dan kepatuhan. Komite Pemantau Risiko secara berkala melaporkan kegiatannya, termasuk pemberian nasihat tentang hal-hal yang menjadi perhatian Dewan Komisaris.
The Risk Oversight Committee is responsible to monitor the eight risk areas that Commonwealth Bank must manage namely Credit, Market, Liquidity, Operational, Legal, Reputation, Compliance, and Strategic Risks, and ensure that the implementation of risk management is in accordance with risk management policies. The committee also monitors and assesses the performance of duties of the Executive Risk Committee and Risk Management work unit, the development of litigation cases involving the Bank, and asses the risks involved, such as legal risk, reputation risk, and compliance risk. The Risk Oversight Committee regularly reports its activities including provision of advices onmatters of concern to the Board of Commissioners.
Periode Period No
Anggota Member
Penunjukkan Appointment Feb
1
Khairil Anwar
Komisaris Independen Independent Commissioner
2
Guy Martin Harding
Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
3
Suwartini
Komisaris Independen Independent Commissioner
4
Teuku Radja Sjahnan
Pihak Independen Independent Party
5
Jono Effendy
Pihak Independen Independent Party
April
June
August
Oct
Dec
Melalui rapat-rapat ini, Komite membahas berbagai hal, antara lain:
Through these meetings, the Committee discuss various matters, among others are as follows:
1. Pembahasan Laporan Triwulanan Profil Risiko Commonwealth Bank periode Desember 2014 hingga September 2015 dan Laporan Tingkat Kesehatan Bank periode Desember 2014 dan Juni 2015, serta laporan internal Ringkasan Risiko yang mencakup delapan risiko.
1. Discussions on Commonwealth Bank’s Quarterly Risk Profile Report for the period of December 2014 until September 2015 and Soundness Rating Report for the period of December 2014 and June 2015 as well as Risk Summary internal report covering the eight risks.
2. Pembahasan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) dan program dan desain stress testing untuk Risiko Kredit, Pasar dan Operasional
2. Discussions on Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) as well as stress testing program and design for Credit Risk, Market Risk, and Operational Risk.
3. Membahas dan memberi rekomendasi atas beberapa kebijakan, seperti Pernyataan Toleransi Risiko, Kebijakan Manajemen Risiko, Kebijakan Kredit, Kebijakan Likuiditas dan Pendanaan, dan sebagainya.
3. Discussions and recommendations on several policies such as Risk Tolerance Statement, Risk Management Policy, Credit Policy, Liquidity and Funding Policy, etc.
4. Perkembangan Proyek Produktifitas dan inisiatif strategis baru, seperti Synchronize.
4. Productivity projects development and new strategic initiatives such as Synchronize.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
153
KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI
REMUNERATION AND NOMINATION COMMITTEE
Seperti halnya Komite lain di bawah Dewan Komisaris, Komite Remunerasi dan Nominasi juga dibentuk untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris agar lebih efektif. Komposisi Komite Remunerasi dan Nominasi telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari seorang Komisaris Independen sebagai Ketua dan dua anggota yang terdiri dari seorang Komisaris dan seorang perwakilan pejabat eksekutif dari Departemen Sumber Daya Manusia. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi per Desember 2015 adalah sebagai berikut:
As like other Committees under the Board of Commissioners, the Remuneration and Nomination Committee is also established to support more effective performance of the Board of Commissioners’ duties. The composition of the Remuneration and Nomination Committee has been in compliance with the prevailing regulations. The composition of Remuneration and Nomination Committee comprises of an Independent Commissioner as the Chairman and two members consisting of a Commissioner and an Executive Officer representing Human Resources Department. The members of the Remuneration and Nomination Committee as per December 2015 areas follows:
No.
Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee
Penunjukkan Appointment
1
Suwartini
Ketua dan anggota (Komisaris Independen) Chairman and member (Independent Commissioner)
2
Geoffrey David Coates
Anggota (Presiden Komisaris) Member (President Commissioner)
3
Bagus Harimawan
Anggota (Pejabat Eksekutif SDM) Member (HR Executive Officer)
Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
Duties and Responsibilities of Remuneration and Nomination Committee are as follows:
Komite melakukan evaluasi kebijakan remunerasi Commonwealth Bank, termasuk peninjauan gaji tahunan dan manajemen bonus kinerja, dan memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait program dan kebijakan remunerasi Commonwealth Bank dengan mempertimbangkan beberapa faktor, sebagai berikut:
The Committee evaluates Commonwealth Bank’s remuneration policy, including annual salary review and performance bonus management. and provides recommendations to the Board of Commissioners concerning the Commonwealth Bank’s remuneration program and policy, taking into account several factors, as follows:
1. Kinerja keuangan dan reserve fulfillment sesuai peraturan yang berlaku.
1. Financial performance and reserve fulfillment accordance with the prevailing regulations.
2. Pencapaian dan kontribusi kerja karyawan.
2. Employee’s work achievement and contribution.
3. Keadilan sesuai peer group.
3. Fairness in accordance with the peer group.
4. Pertimbangan target Commonwealth Bank.
dan
strategi
jangka
panjang
in
4. Considerations on Commonwealth Bank’s long-term targets and strategies.
Komite juga bertanggung jawab dalam:
The Committee is also responsible for:
1. Menyiapkan dan menyampaikan rekomendasi untuk mekanisme pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham. 2. Menyiapkan dan menyerahkan rekomendasi calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
1. Preparing and submitting recommendations on the mechanism for selecting and/or replacing members of the Board of Commissioners and the Board of Directors to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders. 2. Preparing and submiting recommendations on prospective members of the Board of Commissioners and/or the Board of Directors to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders.
3. Meninjau rekomendasi dari Presiden Direktur dan akan menyusun rekomendasi lebih lanjut kepada Pemegang Saham untuk pengambilan keputusan akhir (jika diperlukan) terkait tinjauan Presiden Direktur atas Kinerja Direksi dan Top Management.
3. Reviewing the recommendations of the President Director and composing further recommendations to the Shareholders for final decisions (as necessary) related to the President Director’s review on the Board of Directors’ and Top Management’s Performance.
4. Menyiapkan dan menyerahkan rekomendasi pihak independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan/ atau Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
4. Preparing and submiting recommendations on independent parties nominated as members of Audit Committee and/or Risk Oversight Committee to the Board of Commissioners.
154
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Sepanjang 2015, Komite telah menyelenggarakan beberapa rapat sebagai berikut:
During 2015, the Committee holds the meetings as follows:
Periode Period No
1
2
3
Anggota Member
Suwartini
Penunjukkan Appointment Feb
April
June
August
Oct
Dec
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Chairman (Independent Commissioner)
Geoffrey David Coates
Member (President Commissioner)
Bagus Harimawan
Member (HR Executive Officer)
Melalui rapat-rapat ini, Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan diskusi dan peninjauan serta memberikan rekomendasi atas hal-hal sebagai berikut:
Through these meetings, the Remuneration and Nomination Committee discusses, reviews, and provides recommendations as follows:
1. Memberikan rekomendasi terkait penunjukkan kembali Sdr. Jono Effendy sebagai Anggota Independen untuk Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.
1.
2. Memberikan rekomendasi lebih lanjut perihal penunjukkan kembali Sdr. Teuku Radja Sjahnan sebagai Anggota Independen untuk Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.
2. Providing further recommendations regarding the reappointment, Mr Teuku Radja Sjahnan as an Independent Member of the Audit Committee and the Risk Oversight Committee.
3. Memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait penunjukan kembali Bpk. Paul Setiawan Hasjim sebagai Direktur Commonwealth Bank untuk periode sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank, yang diatur dalam RUPS.
3. Providing recommendations to the Board of Commissioners related to the re-appointment of Mr. Paul Setiawan Hasjim as Director of Commonwealth Bank for the period as stipulated by the Bank’s Articles of Association, which is set out by the GMS.
4. Sehubungan dengan telah selesainya masa jabatan Ibu Mia Patria Bernardhi sebagai Direktur Commonwealth Bank, Komite memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Sdri. Angeline Nangoi sebagai Direktur Sumber Daya Manusia sementara.
4. In connection with the completion of the term of office of Mrs Mia Patria Bernardhi as Director of Commonwealth Bank, the Committee provides recommendations to the Board of Commissioners to appoint Ms Angeline Nangoi as interim Human Resources Director.
5. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk penunjukkan Sdr. Bagus Harimawan sebagai Chief of Human Resources.
5. Providing recommendations to the Board of Commissioners for the appointment of Mr Bagus Harimawan as Chief of Human Resources.
6. Memberikan rekomendasi untuk perpanjangan Sdri. Suwartini sebagai Komisaris Independen.
6. Providing recommendations for extension of Ms Suwartini as Independent Commissioner.
7. Memberikan saran dan rekomendasi lebih lanjut terkait permintaan Sdr. Antonio Da Silva Costa untuk pensiun dari jabatan Presiden Direktur serta merekomendasikan penunjukan Sdri. Lauren Sulistiawati selaku Presiden Direktur berdasarkan keputusan Otoritas Jasa Keuangan terkait Uji Kelayakan dan Kepatutan juga keputusan dari RUPS.
7. Providing further advices and recommendations related to the request of Mr Antonio Da Silva Costa to retire from his position as President Director and recommend the appointment of Ms. Lauren Sulistiawati as President Director based on the Financial Services Authority’s decision related to Fit and Proper Test and the resolution of the AGMS.
8. Menerbitkan Kebijakan Komite Remunerasi dan Nominasi.
8. Issuing Remuneration Policies.
9. Melakukan ulasan terkait presentasi annual salary untuk tahun 2016.
9. Reviewing the 2016 annual salary presentation.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Providing recommendations related to the re-appointment, Mr Jono Effendy as an Independent Member of the Audit Committee and the Risk Oversight Committee.
and
Nomination
Committee
155
Keahlian Anggota Independen Komite
The Committee’s Independent Members Expertise
Bpk. Teuku Radja Sjahnan memiliki keahlian dan pengalaman di bidang keuangan dan akuntansi. Beliau juga berpengalaman sebagai anggota Komite Audit di beberapa lembaga bank, seperti PT Bank BNI Tbk, PT Bank Barclays Indonesia, dan PT Bank BNI Syariah. Beliau juga menjadi konsultan bagi parlemen dalam bidang hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Mr. Teuku Radja Sjahnan has the expertise and experience in finance and accounting. He also has the experiences as member of Audit Committee with several banks such as PT Bank BNI Tbk, PT Bank Barclays Indonesia, and PT Bank BNI Syariah. In addition, he also serves as consultant for parliamentary for audit results of Financial Audit Board (FAB).
Bpk. Jono Effendy memiliki keahlian di bidang perbankan dan manajemen risiko. Beliau juga memiliki pengalaman sebagai anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko selama beberapa tahun di berbagai perusahaan, seperti PT Bank Barclays Indonesia serta Komite Audit BII Finance. Selain itu, beliau juga pernah menduduki jabatan sebagai Head of Research Banking Landscape, Group Head Consultant Management Unit dan Coordinator of IBRA Chairman Special Staff di Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN). Selain menjabat sebagai pihak independen komite Audit dan komite pemantau risiko di Commonwealth Bank, beliau juga menjabat sebagai anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko di PT Bank BNP Paribas Indonesia dan juga menjabat sebagai anggota komite audit dan komite pemantau risiko di PT Commonwealth Life, juga menjabat sebagai Managing Director di PT Kiran Resources Indonesia, serta menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Commonwealth Life. Dan saat ini, beliau juga menjabat sebagai angota Risk Oversight Committee di BFI Finance.
Mr. Jono Effendy has the expertise in banking and risk management. He also has the experience as member of Audit and Risk Oversight Committee for several years in PT Bank Barclays Indonesia as well as Audit Committee in BII Finance. In addition to that, he previously served as Head of Research Banking Landscape, Group Head Consultant Management Unit dan Coordinator of IBRA Chairman Special Staff in Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA). Other than serving as independent member of Audit and Risk Oversight Committee with PT Commonwealth Bank, he also serves as member of Audit and Risk Oversight Committee of PT Bank BNP Paribas Indonesia, member of Audit and Risk Oversight Committee of PT Commonwealth Life, as Managing Director of PT Kiran Resources Indonesia, and as Independent Commissioner of PT Commonwealth Life. And currently, he also serves as member of Risk Oversight Committee in BFI Finance.
DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Komposisi, Independensi dan Kepemilikan Saham Direksi per Desember 2015
Composition, Independency, and Stock Ownership of the Board of Directors as per December 2015
Keanggotaan Direksi Commonwealth Bank telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia terkait Good Corporate Governance. Misalnya, tidak ada penunjukkan beberapa posisi sekaligus, serta pemberian surat kuasa kepada pihak lain yang dapat menyebabkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.
The membership of Commonwealth Bank’s Board of Directors is in accordance with Bank Indonesia Regulation regarding Good Corporate Governance. For examples, no concurrent positions, and non existence of power of attorney to other parties that may cause the transfer of duties and functions of the Board of Directors. All Directors are domiciled in Indonesia.
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Commonwealth Bank, dengan demikian tidak mempengaruhi pengambilan keputusan oleh masing-masing Direktur.
All members of the Board of Directors have no financial or family relationships with members of the Board of Commissioners, other members of the Board of Directors and/ or Commonwealth Bank’s Controlling Shareholders, and thus does not affect the decision making of each Director.
Tak satu pun dari anggota Direksi memiliki 5% (lima persen) atau lebih modal disetor Commonwealth Bank, lembaga bank lain, lembaga keuangan non-bank, dan perusahaan lainnya di dalam atau di luar Indonesia.
None of the members of the Board of Directors has 5% (five percent) or more of the paid-up capital of Commonwealth Bank, other bank institutions, non-bank financial institutions, and other companies inside or outside Indonesia.
Jumlah Direksi per Desember 2015 adalah 4 (empat) anggota, sebagai berikut:
Number of members of the Board of Directors as per December 2015 is 4 (four) members, as follows:
No.
Nama Name
Penunjukkan Appointment
1
Antonio Da Silva Costa
Presiden Direktur President Director
2
Paul Setiawan Hasjim
Direktur Operasional dan Teknologi Informasi Director of Operations and Information Technology
3
Adhiputra Tanoyo
Direktur Manajemen Risiko Director of Risk Management
4
Angeline Nangoi
Direktur Kepatuhan Director of Compliance
156
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Catatan :
Note:
1. Ibu Mia Patria Bernardhi telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur efektif per 09 Juni 2015 dan telah memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana diatur dalam Akta No.71tanggal 01 Juni 2015.
1. Ms Mia Patria Bernardhi has resigned from her position as Director effective as per 9June 2015 and is approved by the AGMS as set out in the Deed No.71 dated 1 June 2015.
2. Sdr Antonio Da Silva Costa efektif mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Direktur per 14 Februari 2016 dan telah memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana diatur dalam Akta No.2 tanggal 4 Februari 2016.
2. Mr Antonio Da Silva Costa effectively resigned from his position as President Director per 14 February 2016 and is approved by the AGMS as set out in Deed No. 2 dated 4 February 2016.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Duties and Responsibilities of The Board of Directors
•
Direksi bertanggung jawab penuh terhadap operasional manajemen Commonwealth Bank dan mengelola bisnis sesuai wewenang dan tanggung jawab dalam Anggaran Dasar serta peraturan dan perundangan yang berlaku.
•
•
Direksi bertanggung jawab untuk menerapkan prinsipprinsip Good Corporate Governance dalam semua aspek bisnis Commonwealth Bank dan di seluruh level organisasi Commonwealth Bank.
•
•
Direksi secara konsisten membahas temuan dan rekomendasi yang dilaporkan oleh Audit Intern, auditor ekstern, dan ulasan OJK dan/atau otoritas lain.
•
The Board of Directors consistently respond the findings and recommendations of Internal Audit, external auditor, and the reviews of OJK and/or other authorities.
•
Direksi mengembangkan dan memastikan pelaksanaan Manajemen Risiko di semua tingkat struktur organisasi Commonwealth Bank dan memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara independen.
•
The Board of Directors develop and ensure the implementation of Risk Management at all levels of Commonwealth Bank’s organization structure and that the Risk Management functions have operated independently.
•
Direksi melaporkan kinerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
•
The Board of Directors report the performance oftheir duties and responsibilities to the General Meeting of Shareholders.
The Board of Directors are fully responsible for the operational management of Commonwealth Bank and managing the business in accordance with the authorities and responsibilities set out by the Articles of Association and the prevailing laws and regulations. The Board of Directors are responsible to implement Good Corporate Governance principles in all Commonwealth Bank’s business aspects and all organization levels.
Guna meningkatkan efektivitas tugas dan tanggung jawab Direksi sehari-hari, sejak Maret 2012 Bank menetapkan Pedoman Direksi. Pedoman Direksi yang telah diperbaharui terakhir pada bulan Oktober 2015 mengarahkan kegiatan Direksi secara terstruktur, sistematis dan konsisten
In order to improve the effectiveness of daily performance of the Board of Directors’ duties and responsibilities, in March 2012 the Bank set out the Board of Directors Guidelines. The updated guidelines lastly in October 2015 direct the activities of the Board of Directors in structured, systematic, and consistent manners.
Rapat Direksi
Board of Directors Meetings
Per 31 Desember 2015, Direksi menyelenggarakan total 36 kali rapat, dengan detail sebagai berikut:
As per31 December 2015, the Board of Directors have held the total of 36 meetings, with details as follows:
Nama Name
No.
Jumlah Kehadiran Rapat Direksi Attendance of BOD Meeting
1
Antonio da Silva Costa
22
2
Mia Patria Bernardhi
8
3
Paul Setiawan Hasjim
20
4
Adhiputra Tanoyo
23
5
Angeline Nangoi
21
Catatan :
Note:
•
•
Ibu Mia Patria Bernardhi telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur efektif per 9 Juni 2015 dan telah memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana diatur dalam Akta No.71 tanggal 1 Juni 2015.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Ms Mia Patria Bernardhi has resigned from her position as Director effective as per 9 June 2015 and is approved by the AGMS as set out in the Deed No.71 dated 1 June 2015.
157
Sepanjang 2015, agenda rapat Direksi di antaranya membahas:
During 2015, the Board of Directors meeting agendas, among others cover the discussions as follows:
•
Peraturan Baru dan dampak peraturan tersebut bagi Commonwealth Bank
•
New Regulations and the impacts of the regulations to Commonwealth Bank.
•
Revisi Rencana Bisnis Bank 2015-2017 serta Rencana Bisnis 2016-2018
•
Revisions ofThe Bank’s Business Plan 2015-2017 as wellas Business Plan 2016-2018.
•
Laporan Keuangan Audited tahun 2014
•
2014 Audited Financial Statements
•
Laporan Keuangan Publikasi 2015
•
2015 Published Financial Reports.
•
Peningkatan kualitas GCG dan perbaikan kualitas pemantauan risiko tertentu atas Risiko Kredit, Operasional dan Kepatuhan
•
Improvement of GCG quality and monitoring quality of specific risks on Credit Risk, Operational Risk, and Compliance Risk.
•
Kinerja Bisnis dan Keuangan pada 2015
•
2015 Business and Financial Performances.
•
Relokasi cabang dan peningkatan proses
•
Branch relocations and process improvements.
•
Keluhan pelanggan terutama yang berpotensi meningkat menjadi kasus hukum
•
Customer complaints especially those potentially raised into legal cases.
•
Aktivitas untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, antara lain terkait sistem core banking baru
•
Activities to improve productivity and efficiency among others related to new core banking system.
•
Tindak lanjut audit intern, ekstern, dan temuan auditor Otoritas Jasa Keuangan
•
ollow ups of internal audit, external audit, and the Financial Services Authority’s findings.
•
Hal-hal yang berkaitan dengan operasional, teknologi informasi, dan sumber daya manusia
•
Those matters related to operational, technology, and human resources.
•
Laporan kunjungan ekspatriat
•
Expatriates visit report.
information
KOMITE-KOMITE
COMMITTEES
Dalam pelaksanaan tugasnya, Direksi didukung oleh beberapa komite, sebagai berikut:
In performing their duties, the Board of Directors are supported by several committees as follows:
•
Executive Risk Committee
•
Executive Risk Committee
•
Asset and Liability Committee
•
Asset and Liability Committee
•
Komite Kredit
•
Credit Committee
•
Komite Pengarah Teknologi Informasi
•
IT Steering Committee
•
Komite Integritas
•
Integrity Committee
•
Komite Produk
•
Product Committee
•
Komite Risiko Operasional
•
Operational Risk Committee
•
People Committee
•
People Committee
EXECUTIVE RISK COMMITTEE (ERC)
EXECUTIVE RISK COMMITTEE (ERC)
Pembentukan ERC bertujuan untuk membantu Direksi dan Manajemen dalam memantau dan mengelola Risiko Kredit, Pasar, Hukum, Likuiditas, Reputasi, Strategis, Operasional dan Kepatuhan, guna memastikan kesesuaian dengan kebijakan internal dan persyaratan Otoritas Jasa Keuangan
The purpose of the ERC’s formation is to assist the Board of Directors and Management in monitoring and managing Credit Risk, Market Risk, Legal Risk, Liquidity Risk, Reputation Risk, Strategic Risk, Operational Risk, and Compliance Risk, as well as ensuring their consistency with internal policies and the Financial Services Authority requirements.
158
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Komposisi
Composition
Ketua: Direktur Manajemen Risiko
Chairman: Director of Risk Management
Anggota:
Members:
Direksi atau pemegang jabatan senior setara di Commonwealth Bank,:
The Board of Directors or equivalent senior position holders within Commonwealth Bank:
•
Presiden Direktur
•
President Director
•
Chief Financial Officer
•
Chief of Finance
•
Audit (anggota non-voting)
•
Audit (non-voting member)
•
Kepatuhan dan Hukum
•
Compliance and Legal
•
Sumber Daya Manusia
•
Human Resources
•
Operasional dan Teknologi
•
Operations and Technology
•
Global Market
•
Global Market
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
1. Menjamin pelaksanaan kerangka kerja manajemen risiko Bank secara efektif melalui:
1. Ensuring the effective implementation of the Bank’s risk management frameworks through:
•
Mengkaji dan mendukung kerangka kerja manajemen risiko Bank, yang termasuk namun tidak terbatas pada kerangka Internal Capital Adequacy Assessment Process, Pernyataan Risk Appetite, dokumen Risiko Material, dan Key Risk Indicators (KRI) Bank.
•
Reviewing and supporting the Bank’s risk management frameworks, which include but are not limited to the Internal Capita Adequacy Assessment Process framework, the Risk Appetite Statement, the Material Risk document, and the Bank’s Key Risk Indicators (KRI).
•
Memantau efektivitas fungsi masing-masing komite risiko, yang mencakup namun tidak terbatas pada aktivitas meninjau dan mendukung penerapan piagam masingmasing, secara berkala meninjau KRI masing-masing komite, meninjau dan mendukung dokumen kebijakan dan prosedur, meninjau rencana tindak yang diusulkan komite-komite tersebut dan memastikan pelaksanaannya sesuai standar yang telah disepakati.
•
Monitoring the effectiveness of each risk committee’s functions, which include but are not limited to reviewing and supporting the implementation of their respective charters, periodically reviewing each committee’s KRI, reviewing and supporting policy and procedure documents, reviewing action plans proposed by committees and ensuring their implementation according to agreed standards.
2. Memberikan arahan tingkat tinggi dan panduan untuk setiap area risiko dengan:
2. Providing high-level directions and guidances for each risk area by:
•
Mengkaji dan mendukung laporan profil risiko masingmasing area risiko.
•
Reviewing and supporting each risk area’s risk profile report.
•
Mengkaji dan mendukung dokumen kebijakan dan prosedur.
•
Reviewing and documents.
•
Mengkaji setiap pelanggaran di ambang batas KRI dan temuan audit.
•
Reviewing any breaches in KRI thresholds and audit findings.
•
Menjadi titik eskalasi bagi komite atas semua hal yang terkait manajemen risiko, yang meliputi namun tidak terbatas pada insiden risiko yang signifikan dan penyimpangan ad-hoc dalam kebijakan dan prosedur
•
Becoming a point of escalation for committees on all matters related to risk management, which include but not limited to significant risk incidents and ad-hoc deviations on policy and procedures
3. Memberikan dukungan atas dokumen yang perlu diajukan kepada Komite Pemantau Risiko, yang mungkin mencakup dokumen kebijakan dan prosedur dan penyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang ada.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
supporting
policy
and
procedure
3. Providing supports for documents that need to be submitted to the Risk Oversight Committee, which could include policy and procedure documents and deviations from the existing policies and procedures.
159
ASSET AND LIABILITY COMMITTEE (ALCO)
ASSET AND LIABILITY COMMITTEE (ALCO)
Tujuan pembentukan ALCO adalah untuk memantau risiko pasar, manajemen banking book, strategi pendanaan dan pinjaman, serta kebijakan dan metodologi manajemen modal yang digunakan oleh Commonwealth Bank. Selain itu, pembentukannya untuk memastikan konsistensi antara risiko dan tujuan modal dengan risiko pasar dan prinsip-prinsip manajemen modal dan kebijakan Commonwealth Bank.
The purpose of ALCO’s formation is to monitor the market risk, banking book management, funding and lending strategy, and capital management policies and methodologies used within Commonwealth Bank. Other than that, the formation is intended to ensure consistency between the risk and capital objectives, and the market risk, the capital management principles and policies of the Commonwealth Bank.
Komposisi
Composition
Ketua: Chief of Global Market
Chairman: Chief of Global Market
Anggota:
Members:
•
Presiden Direktur
•
President Director
•
Chief Financial Officer
•
Chief Financial Officer
•
Direktur Operasional & TI
•
Director of Operations & IT
•
Direktur Perbankan Ritel dan Bisnis
•
Director of Retail and Business Banking
•
Direktur Manajemen Risiko
•
Director of Risk Management
•
Dua orang perwakilan Kepala Unit Bisnis di bawah Perbankan Ritel dan Bisnis
•
Two representatives from Business Unit Heads under Retail and Business Banking (RBB)
ALCO memiliki standing attendee, yaitu Kepala Tresuri dan Kepala Risiko Pasar serta attendee lainnya dari unit bisnis yang diperlukan. Direktur Kepatuhan (atau pengganti yang ditunjuk) akan diundang ke rapat ALCO sebagai pengamat.
ALCO has standing attendees, namely, Head of Treasury and Head of Market Risk and other attendees from business units as necessary. Compliance Director (or nominated alternative) will be invited to ALCO meeting as observer.
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
•
Menyetujui perubahan komposisi Aktiva dan Pasiva dan perubahan aturan dan/atau pengaturan Fund Transfer Pricing dan suku bunga
•
Approving changes in the composition of Assets and Liabilities, the rules and/or, the arrangements of Fund Transfer Pricing and interest rates.
•
Memberikan saran dalam rangka pengawasan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan permintaan untuk penambahan modal
•
Providing advices in the context of supervision of Capital Adequacy Ratio (CAR) and demand for capital additions.
•
Sebagai sarana dalam penetapan atau perubahan asumsi name Crisis Run-Off serta kebijakan likuiditas dan pendanaan
•
As a means in the determination or change of the Crisis Run-Off assumed name as well as liquidity and funding policies.
•
Melakukan pengawasan dalam penetapan atau perubahan untuk batas risiko pasar dan kebijakan risiko pasar
•
Supervising the establishment of or changes to market risk limits and market risk policies.
•
Memberikan saran pengukuran risiko.
•
Providing advices in risk measurement methodology changes.
dalam
perubahan
metodologi
KOMITE KREDIT (KK)
CREDIT COMMITTEE (CC)
Tujuan dibentuknya Komite Kredit adalah untuk memastikan pengambilan dan pengawasan keputusan kredit yang prudent yang sesuai risk appetite Commonwealth Bank. Komite ini bersifat operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau mengambil keputusan Aplikasi Kredit berdasarkan jumlah dan jenis kredit yang disetujui Direksi.
The purpose of Credit Committee’s formation is to ensureprudent credit decision making and monitoring that are in line with Commonwealth Bank’s risk appetite. This is an operational committee that assists the Board of Directors in Credit Application decision evaluating and/or making for the amounts and types of credit under the approval of the Board of Directors.
160
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Komposisi
Composition
Anggota dengan hak voting:
Members with voting rights:
•
Presiden Direktur (Ketua)
•
President Director (Chairman)
•
Kepala Wholesale Banking
•
Head of Wholesale Banking
•
Kepala SME Banking
•
Head of SME Banking
Anggota tanpa hak voting
Members without voting rights
•
Direktur Manajemen Risiko
•
Director of Risk Management
•
Kepala Risiko Kredit atau Delegasinya (Laporan Langsung)
•
Head of Credit Risk or his/her Delegate (Direct Report)
Turut bergabung
In Attendance
Direktur Kepatuhan (Observer)
Director of Compliance (Observer)
•
Kehadiran dari tim Risiko Kredit oleh anggota tanpa hak voting menjadi hal perlu guna memberikan pandangan dan rekomendasi seimbang atas tiap proposal yang diserahkan dalam rapat KK,
•
Attendance by Credit Risk team as non-voting members is necessary to provide a balanced views and recommendations on each proposal submitted to CC meeting,
•
KK dapat mengundang Eksekutif lainnya menghadiri sebagian atau seluruh rapat.
•
The CC may invite other executives to attend for part or whole of the meeting.
•
Jika Presiden Direktur tidak dapat memimpin komite, Kepala Wholesale Banking atau Ad Interim Head of Wholesale Banking akan menjadi ketua rapat. Dalam kapasitasnya ini, Kepala Wholesale Banking atau Ad Interim Head of Wholesale Banking tidak dapat mendelegasikan wewenangnya lebih lanjut.
•
In the event where President Director is unable to chair the committee, Head of Wholesale Banking or Ad Interim Head of Wholesale Banking will chair the meeting. In this capacity, Head of Wholesale Bankingor Ad Interim Head of Wholesale Banking cannot delegate his authority further.
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
•
Menyetujui atau menolak aplikasi kredit sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan oleh Direksi.
•
Approving or disapproving credit applications in accordance with limits pre-determined by the Board of Directors.
•
KK harus membentuk sub-komite untuk mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kredit.
•
CC must sets up subcommittees to delegate its authorities in credit decision making.
•
Berkoordinasi dengan Assets and Liabilities Committee (ALCO) dalam pendanaan kredit.
•
Coordinating with Assets and Liabilities Committee (ALCO) in credit funding.
•
Mematuhi tingkat kecukupan ketentuan penghapusbukuan dan aturan klaim penghapusbukuan, kredit kepada pihak terkait. Pernyataan atas hal ini harus berasal dari Direksi.
•
Compliance with adequate level of provision for writeoff and write-off claim regulations, and credit to related parties. The acknowledgement for these matters must be obtained from the Board of Directors.
•
Menyusun Standar Operasional Prosedur untuk rincian tugas dan tanggung jawabnya.
•
Preparing detailed Standard Operating Proceduresfor its duties and responsibilities.
•
Meninjau dan mendukung semua kebijakan kredit terkait termasuk penyimpangan kebijakan
•
Reviewing and supporting all related credit policies including any deviation to policies.
•
Sekurang-kurangnya KK bertugas:
• At least CC is obliged to:
•
Menjalankan fungsinya dalam memberi persetujuan/ penolakan kredit berdasarkan profesionalisme, kejujuran, objektivitas, dan akurasi.
•
Perform its functions in credit approval/disapproval based on professionalism, honesty, objectivity, and accuracy.
•
Menolak permintaan dan atau pengaruh dari pihak-pihak terkait kepada pemohon kredit dalam proses pencairan kredit.
•
Refuse any request and or influence of credit applicants’related parties in credit disbursement process.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
161
KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI INFORMASI (KPTI) Tujuan KPTI adalah untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam memantau kegiatan terkait TI melalui penyelarasan Rencana Strategis Teknologi Informasi dengan strategi bisnis Commonwealth Bank, pengoptimalan manajemen sumber daya, IT value delivery, pengukuran kinerja dan penerapan manajemen risiko yang efektif.
INFORMATION TECHNOLOGY STEERING COMMITTEE (ITSC) The purpose of ITSC’s formation is to assist the Board of Commissioners and the Board of Directors in monitoring IT related activities through the alignment of Information Technology Strategic Plan with Commonwealth Bank Ibusiness strategy, optimization of resources management, IT value delivery, performance measurement and effective risk management implementation.
Komposisi
Composition
Ketua: Direktur Operasional dan Teknologi Informasi
Chairman: Director of Operations and Information Technology
Anggota:
Members:
•
Presiden Direktur
•
President Director
•
Chief of Human Resources
•
Chief of Human Resources
•
Direktur Kepatuhan
•
Director of Compliance
•
Direktur Manajemen Risiko
•
Director of Risk Management
•
Chief Financial Officer (CFO)
•
Chief Financial Officer (CFO)
•
Chief Audit Executive (CAE)
•
Chief Audit Executive (CAE)
•
Chief of Global Markets
•
Chief of Global Markets
•
Head of Wealth Management and Business Strategy
•
Head of Wealth Management and Business Strategy
•
Head of Retail Banking & Services
•
Head of Retail Banking and Services
•
Head of Wholesale Banking
•
Head of Wholesale Banking
•
Head of SME Banking
•
Head of SME Banking
•
Head of Digital Channels Business
•
Head of Digital Channels Business
•
Head of Information Technology
•
Head of Information Technology
Seketaris: Head of IT Governance & Risk Management
Secretary: Head of IT Governance & Risk Management
Undangan Reguler: IT Leadership Team
Regular Invitee: IT Leadership Team
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
•
Rencana Strategis Teknologi Informasi sejalan dengan rencana strategi bisnis Bank serta pemantauan keseluruhan kinerja Teknologi Informasi dan upaya untuk meningkatkannya.
•
Information Technology Strategic Plan is in line withthe Bank’s business strategy plan as well as the monitoring of the overall performance of information technology and the efforts to improve it.
•
Roadmap untuk mencapai rencana TI untuk mendukung rencana dan strategi bisnis Bank. Road map terdiri dari kondisi saat ini, keadaan masa depan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan masa depan.
•
Roadmap to realize IT plan to support the Bank’s business strategyandplan. The roadmap consists of current conditions, future circumstances, and actions that should be taken to achieve the future conditions.
•
Kesesuaian dan prioritas proyek Teknologi Informasi dan Rencana Strategis Teknologi Informasi.
•
Suitability and priority of Information Technology projects and Information Technology Strategic Plan.
•
Kemajuan dan status dari portfolio proyek yang melibatkan Teknologi Informasi termasuk kesesuaian jadwal, finansial, ruang lingkup, sumber daya masalah dan risiko, dan rekomendasi untuk mengatasi masalah atau risiko tersebut.
•
The progress and status of projects portfolio involving information technology including the matchingof schedules, financials, scopes, resources,problems and risks, and recommendations to address the problems or risks.
•
Kinerja dari system TI dan SLA layanan, setiap insiden kunci, dan kemajuan dari perbaikan yang berkelanjutan.
•
Performance of IT systems and SLA services, each key incident, and the progress of continuous improvements.
162
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
Status biaya Teknologi Informasi dibandingkan dengan anggaran.
investasi
•
Information Technology costs and investment status compared to the budget.
•
Status keamanan Teknologi Informasi, Insiden yang terjadi, dan kemajuan perbaikan yang berkelanjutan.
•
Information Technology security status, occurred incident, and the progress of continuous improvements.
•
Status risiko utama yang dihadapi Teknologi Informasi dan kemampuan untuk mendukung operasional bisnis Bank, rencana, dan strategi jangka panjang, dan efektivitas tindakan mitigasi serta rencana untuk menghadapi risiko tersebut.
•
The status of the main risks faced by Information Technology and the ability to support the Bank’s business operations, plans, long-term strategy, and the effectiveness of mitigation measures and the plan to address the risks.
•
Kinerja vendor utama dan isu utama atau risiko yang terkait dengan pengiriman produk atau jasa dari vendor TI.
•
The main vendors’performance and the main issues or risks associated with the delivery of products or services from IT vendors.
•
Setiap hal penting terkait dengan sumber daya manusia atau proses yang terkait dengan pemberian layanan Teknologi Informasi bagi organisasi.
•
Every important aspect related to human resources or processes associated with the provision of information technology services to the organization.
•
Penyelesaian berbagai isu atau risiko yang berkaitan dengan Teknologi Informasi yang tidak dapat diselesaikan oleh unit pengguna dan unit TI secara efektif, efisien dan tepat waktu.
•
Completion of the issues or risks associated with Information Technology that can not be resolved by user units and IT units in an effective, efficient, and timely manner.
•
Penyusunan kebijakan TI yang utama dan prosedur dan manajemen risiko terkait dengan penggunaan Teknologi Informasi dalam organisasi.
•
Preparation of the main IT policies and procedures and risk management related to the use of Information Technology in the organization.
•
Efektivitas pelaksanaan kebijakan keamanan informasi.
•
The effectiveness implementation.
dan
of
information
security
policy
KOMITE INTEGRITAS
INTEGRITY COMMITTEE
Tujuan pembentukan Komite Integritas adalah untuk mengelola Strategi Anti Fraud Commonwealth Bank, termasuk korupsi dan pelanggaran, melalui Integrity Programmed.
The purpose of Integrity Committee’s formation is to manage Commonwealth Bank’s Anti Fraud Strategy including corruptions and violations through Integrity Programme.
Komposisi
Composition
Ketua: Presiden Direktur
Chairman: President Director
Anggota:
Members:
•
Direktur Operasional dan Teknologi Informasi
•
Director of Operations and Information Technology
•
Direktur Manajemen Risiko
•
Director of Risk Management
•
Direktur Kepatuhan
•
Director of Compliance
•
Chief of Human Resources
•
Chief of Human Resources
•
Direktur Perbankan Ritel dan Bisnis
•
Director of Retail and Business Banking
•
Kepala Risiko Operasional
•
Head of Operational Risk
•
Manajer Kejahatan Keuangan
•
Financial Crime Manager
•
Chief Audit Executive (Pemantau)
•
Chief Audit Executive (Observer)
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
•
Mengelola dan mengawasi pelaksanaan Strategi Anti Fraud Commonwealth Bank dan semua kebijakan, prosedur dan praktik-praktik yang terkait
•
Managing and supervising the implementation of Commonwealth Bank’s Anti Fraud Strategy and all of the associated policies, procedures, and practices.
•
Mengkaji laporan tindak penyimpangan, korupsi atau pelanggaran dalam tubuh Bank dan mengarahkan tindak lanjut yang sesuai
•
Reviewing reports of fraud, corruption, or violation within the Bank and direct the appropriate course of actions.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
163
•
Mempertimbangkan hasil penyelidikan tindak penyimpangan, korupsi atau pelanggaran dan menentukan tindakan disipliner atau tindakan lainnya yang harus diambil dan oleh siapa
•
Considering investigation results of fraud, corruption, or violation and determining what disciplinary or other actions should be taken and by whom.
•
Memastikan bahwa setiap departemen yang memiliki kebijakan atau prosedur yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan mitigasi tindak penyimpangan, korupsi atau pelanggaran telah secara aktif terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur tersebut
•
Ensuring that each department that has policies or procedures related directly or indirectly to the prevention and mitigation of fraud, corruption, or violationis actively engaged in the execution of those policies and procedures.
•
Dengan sungguh-sungguh membuat keputusan atau rekomendasi sehubungan dengan hal-hal lain yang berdampak pada kemampuan Commonwealth Bank dalam mencegah dan mengurangi tindak penyimpangan, korupsi dan kesalahan.
•
Deliberately making decisions or recommendations in relation to any other matters that impact upon the Commonwealth Bank’s ability to prevent and mitigate fraud, corruption, and violation.
KOMITE PRODUK
PRODUCT COMMITTEE
Tujuan pembentukan Komite Produk adalah:
The purposes of Product Committee’s formation are:
•
Meninjau dan menyetujui produk baru Commonwealth Bank atau kegiatan sebelum peluncuran produk atau aktivitas baru; atau
•
To review and approve Commonwealth Bank’s new products or activities prior to the launching of the new products or activities; or
•
Meninjau dan menyetujui ulang produk atau kegiatan Commonwealth Bank yang ada; atau
•
To review and re-approve Commonwealth Bank’s existing products or activities; or
•
Meninjau dan menyetujui penghentian atau pemberhentian sementara produk atau kegiatan Commonwealth Bank yang ada.
•
To review and approve termination or temporary termination of Commonwealth Bank’s existing products or activities.
•
Meninjau dan menyetujui kajian berkala terkadap setiap produk dan kegiatan yang sudah ada minimal 2 tahun satu kali
•
To review and approve periodical reviews of each existing product and activity at least once in 2 years.
•
Meninjau dan menyetujui tarif produk dan layanan sebelum efektif berlaku
•
To review and approve product and service rates before their effectiveness.
Komposisi
Composition
Ketua: Kepala Divisi Wealth Management and Business Strategy
Chairman: Head of Wealth Management and Business Strategy
Anggota dengan hak voting:
Voting right Members: •
President Director
Direktur/Chief of Risk Management
•
Director/Chief of Risk Management
•
Direktur/Chief of Operations and IT
•
Director/Chief of Operations and IT
•
Direktur /Chief of Finance
•
Director/Chief of Finance
•
Kepala Unit Bisnis terkait dengan produk/aktivitas yang diajukan
•
Related Business Unit Head of products/activities being proposed
•
Presiden Direktur
•
Anggota tanpa hak voting:
Non-voting right members:
•
Direktur Kepatuhan
•
Director of Compliance
•
Chief of Global Market*
•
Chief of Global Market*
•
Chief Technology Officer*
•
Chief of Technology Officer*
•
Kepala Divisi Retail Banking Services*
•
Head of Retail Banking Services*
•
Kepala Divisi Wholesale Banking*
•
Head of Wholesale Banking*
164
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
Kepala Divisi Small Medium Enterprise*
•
Head of Small Medium Enterprise*
•
Kepala Divisi Digital Channels*
•
Head of Digital Channels*
•
Kepala Divisi Global Transaction Services*
•
Head of Global Transaction Services*
Tamu anggota yang turut berkontribusi:
Guests as contributing members:
•
Kepala Divisi Regulatory Affairs
•
Head of Regulatory Affairs
•
Kepala Divisi Legal
•
Head of Legal
•
Kepala Divisi Operation
•
Head of Operation
•
Kepala Divisi Finance
•
Head of Finance
•
Kepala Divisi Operational Risk
•
Head of Operational Risk
•
Kepala Divisi Market Risk
•
Head of Market Risk
•
Kepala Divisi Applications Management (IT)
•
Head of Applications Management (IT)
•
Kepala Divisi Product for Asset / Liabilities / Investment / Bancassurance / Emerging Channel / Global Transaction Services*
•
Head of Products for Asset /Liabilities /Investment / Bancassurance /Emerging Channel /Global Transaction Services*
Komite Produk dapat mengundang eksekutif lainnya untuk menghadiri sebagian atau seluruh pertemuan.
The Product Committee may invite other executives to attend for part or whole of the meetings.
Note: *) Sesuai produk-produk atau kegiatan atau usaha terkait yang sedang dibahas dan diusulkan
Note: *) Subject to the related products or activities or businesses being discussed and proposed.
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
•
Melindungi Bank akan risiko reputasi.
•
Protecting Bank from reputation risk.
•
Melindungi kepentingan nasabah.
•
Protecting customers’ interest.
•
Memastikan semua produk dan kegiatan sesuai risk appetite PTBC.
•
Ensuring that all products and activities are within PTBC’s risk appetite.
•
Memastikan seluruh produk dan kegiatan sesuai peraturan dan kebijakan internal dan eksternal.
•
Ensuring that all products and activities meet internal and external regulations and policies.
•
Memastikan identifikasi dan mitigasi risiko yang memadai pada semua fitur produk dan proses, guna memastikan bahwa PTBC mampu mendukung pengoperasian produk atau kegiatan secara benar, yang termasuk namun tidak terbatas pada aspek TI, Operasional, Sistem, Akuntansi, Pajak, Hukum, Kepatuhan, dan melakukan perubahan produk atau kegiatan yang dapat berdampak pada salah satu aspek tersebut.
•
Ensuring that adequate risk identification and mitigation for all product features and processes are in place to identify that PTBC is able to properly support the operation of the products or activities including but not limited to IT, Operation, System, Accounting, Tax, Legal, and Compliance aspects, and make necessary products or activities changes which may impact on one of the aspects above.
•
Mengkaji dan menyetujui produk dan aktivitas baru
•
Reviewing and approving new products and activities.
•
Memutuskan dan/atau menyetujui fitur-fitur dan komisi produk.
•
Deciding and/or commissions.
•
Mengkaji dan menyetujui kembali produk atau kegiatan dalam:
•
Reviewing and re-approving products or activities in:
approving
product
features
and
1. Rapat semi tahunan yang dilakukan oleh Product Manager, atau
1. Semi-annual meetings held by Product Manager, or
2. Rapat adhoc untuk produk atau kegiatan yang memiliki perubahan dan dampak besar terhadap risiko Bank.
2. Ad hoc meetings for products or activities, which have substantial changes and impact on the Bank’s risk.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
165
Berdasarkan rapat-rapat tersebut, Komite Produk mengambil keputusan bila PTBC akan melanjutkan atau menghentikan atau memberhentikan sementara produk atau kegiatan yang ada.
Based on these meetings, Product Committee decides whether the PTBC will continue or terminate or temporary terminate the existing products or activities.
•
•
Memberikan rekomendasi perbaikan kebijakan dan prosedur produk.
Providing recommendations to improve product policies and procedures.
KOMITE RISIKO OPERASIONAL (KRO)
OPERATIONAL RISK COMMITTEE (ORC)
Tujuan pembentukan KRO adalah untuk mendukung ERC dalam mengevaluasi dan memantau efektivitas pelaksanaan manajemen risiko operasional dalam meminimalkan dan mengurangi risiko dalam kegiatan operasional.
The purpose of ORC’s formation is to support ERC in evaluating and monitoring the effectiveness of the implementation ofoperational risk management in minimizing and mitigating risk in operational activities.
Komposisi
Composition
Ketua: Direktur Operasional dan Teknologi Informasi
Chairman: Director of Operations and Information Technology
Anggota
Members:
•
Direktur Manajemen Risiko (1st Vice Chairman)
•
Director of Risk Management (1st Vice Chairman).
•
Direktur Perbankan Ritel dan Bisnis atau Kepala yang bertanggung jawab atas Perbankan Ritel Bisnis (2nd Vice Chairman)
•
Director of Retail and Wholesale Banking (2nd Vice Chairman).
•
Chief Financial Officer
•
Chief Financial officer.
•
Direktur atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab atas Sumber Daya Manusia
•
Director or Executive Officer responsible for Human Resources.
•
Chief Technology Officer
•
Chief Technology Officer.
•
Chief of Global Markets
•
Chief of Global Markets.
•
Chief Audit Executive (anggota tanpa hak voting)
•
Chief Audit Executive (non-voting member)
•
Direktur Kepatuhan (anggota tanpa hak voting)
•
Compliance Director (non-voting member).
•
Kepala Divisi di Commonwealth Bank yang bertanggung jawab atas:
•
Heads within Commonwealth Bank responsible for:
o Risiko Operasional (Sekretaris)
o Teknologi Informasi
o Operasional
o Operasional Sumber Daya Manusia
o Perbankan Ritel Bisnis
o BCPM
o Operational Risk (Secretary) o Information Technology o Operations o Human Resources Operations o Retail and Business Banking o BCPM
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
•
Meninjau dan menyetujui seluruh kebijakan dan prosedur terkait risiko operasional
•
Reviewing and approving all operational risk related policies and procedures.
•
Mengevaluasi dan menyetujui ambang dan batas risiko operasional
•
Evaluating and approving operational risk thresholds and limits.
•
Mengkaji dan mengkinikan isu dan masalah risiko operasional, yang meliputi control weaknesses dan akar masalah insiden penyimpangan. Sebagai bagian dari pengkinian, lakukan pemantauan progress tindakan.
•
Reviewing and updating operational risk issues and problems, covering control weaknesses and fraud incident root causes. As part of the updating, monitor progress of actions.
•
Mengevaluasi dan mengkaji efektivitas pengendalian
•
Evaluating and reviewing the effectiveness of control.
166
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
Memutuskan kebijakan guna mengatasi situasi khusus yang berhubungan dengan risiko operasional sedemikian rupa agar sesuai dengan Pernyataan Risiko yang dapat Diterima.
•
Deciding policies to address specific situations related to operational risk such that it is in accordance with Risk Appetite Statement.
•
Mengkaji Indikator Risiko Utama; Control Self-Assessment Risiko; Pengujian Kontrol dan laporan Loss Event Data.
•
Reviewing Key Risk Indicators; Risk Control SelfAssessment; Control Testing; and Loss Event Data report.
•
Mengkaji temuan kunci yang dilaporkan oleh auditor intern, auditor ekstern dan unit pengendali yang berdampak pada risiko operasional dan memastikan ada tindakan korektif yang diambil
•
Reviewing key findings reported by internal auditor, external auditor, and control unit which have operational risk impacts and ensuring that corrective actions are taken.
•
Memantau dan melaporkan risiko operasional yang signifikan kepada Executive Risk Committee (ERC)
•
Monitoring and reporting significant operational risks to Executive Risk Committee (ERC).
•
Melaporkan dan menginformasikan efektivitas penerapan manajemen risiko operasional kepada ERC
•
Reporting and updating the effectiveness of operational risk management implementation to the ERC.
•
Hal-hal mendesak atau penting lainnya harus diputuskan oleh ORC
•
Deciding any other urgent or critical matters that should be done by ORC.
•
Mengembangkan dan menjaga budaya risiko PTBC
•
Developing and maintaining the PTBC’s risk culture.
PEOPLE COMMITTEE
PEOPLE COMMITTEE
Pembentukan Komite ini untuk membantu Dewan Komisaris / Komite Remunerasi & Nominasi memenuhi tanggung jawab pengawasan atas Direksi dan Pejabat Eksekutif untuk hal-hal seperti:
This Committee is responsible to assist the Boardof Commissioner/Remuneration & Nomination Committee to fulfill the supervision responsibility on the Board of Directors and Executive Officers such as:
•
Pengangkatan (Rekrutmen, Rotasi, Promosi)
•
Appointments (Recruitment, Rotation, Promotion).
•
Penilaian Kinerja
•
Performance Evaluation.
•
Talent Management terkait dengan pengembangan karir, Retention Strategies, dan Perencanaan Succession Management.
•
Talent Management related to career development, Retention Strategies, and Succession Management planning.
Ketua:
Chairman:
Presiden Direktur
President Director
Anggota:
Members:
•
Direktur Operasional dan TI
•
Director of Operations and IT
•
Direktur Manajemen Risiko
•
Director of Risk Management
•
Direktur Kepatuhan
•
Director of Compliance
•
Chief of Human Resources
•
Chief of Human Resources
•
HR Senior Officer (bertindak sebagai sekretaris)
•
HR Senior Officer (acting as secretary)
Deskripsi Pekerjaan dan Tanggung Jawab
Job Descriptions and Responsibilities
Komite bertanggung jawab untuk:
The Committee is responsible for:
1. Membantu Dewan Direksi dan/atau Komite Remunerasi dan Nominasi untuk memenuhi kewajiban pemantauannya untuk Dewan Direksi dan pejabat Eksekutif, antara lain:
1. To assist the Board of Directors and/or the Remuneration and Nomination Committee to fulfill its monitoring obligations for the Board of Directors and Executive Officers, amongst others:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
167
•
Penunjukan (Rekrutmen, Rotasi, Promosi)
•
Designation (Recruitment, Rotation, Promotion)
•
Evaluasi Kinerja
•
Performance Evaluation
•
Pengelolaan Bakat:
•
Talent Management:
a) Pengembangan
a) Development
b) Strategi Retensi Karyawan
b) Employee Retention Strategy
c) Pengelolaan Perencanaan Suksesi
c) Succession PlanningManagement
•
Strategi remunerasi
•
Remuneration Strategy
2. Mengkaji proposal penyesuaian Gaji Tahunan dan proposal bonus kinerja sebelum HR menyajikan kepada Komite Remunerasi dan Nominasi.
2.
To review annual salary adjustment and performance bonus proposals before HR’s presentation to Remuneration and Nomination Committee.
3. Mengkaji perubahan/pengkinian (maupun baru) atas kebijakan, program dan/atau petunjuk yang memberi dampak kepada karyawan.
3. To assess the change/update (or new) on policies, programs and/or guidelines that have an impact to employees.
4. Mengkaji penilaian bank-wide gate opener dan mengkaji masalah etikal dan/atau kasus fraud yang dilakukan oleh Manajemen Senior (Tim Manajemen, Dewan Direksi).
4. To review bank-wide gate open erassessment, ethical issues, and/or fraud cases committed by Senior Management (Management Team, the Board of Directors).
RETAIL NETWORK REVIEW COMMITTEE (RNR)
RETAIL NETWORK REVIEW COMMITTEE (RNR)
Komite ini dibentuk untuk membuat keputusan strategis dari kantor bank yang ada, kantor bank baru, dan renovasi kantor bank. Keputusan dari Retail Network Review Committee (RNR) akan didasarkan pada analisa yang disediakan oleh fungsi / unit terkait di PTBC sebagaimana ditentukan kemudian didalam peran dan tanggung jawab.
The Committee is formed to make strategic decisions for the existing bank offices, new bank offices, and renovation of bank offices. The decisions of Retail Network Review (RNR) Committee willbe based on the analysis provided by the function/units within PTBC as determined later in the roles and responsibilities.
Komposisi
Composition
Ketua:
Chairman:
Kepala Divisi Retail Banking Services
Head of Retail Banking Services
Anggota dengan hak voting:
Voting Members:
•
Presiden Direktur
•
President Director
•
Direktur / Director of Operations and IT
•
Director of Operations and IT
•
Chief Financial Officer
•
Chief Financial Officer
•
Kepala Divisi Retail Banking Services
•
Head of Retail Banking Services
Anggota tanpa hak voting:
Non-voting Members:
•
Finance Business Partner
•
Finance Business Partner
•
Kepala Divisi Security, BCM and PFM
•
Head of Security, BCM, and PFM
•
Kepala Wealth Management & Business Strategy
•
Head of Wealth Management & Business Strategy
•
Kepala Divisi Business Analytics and Strategy
•
Head of Business Analytics and Strategy
•
Kepala Divisi Procurement and Vendor Management
•
Head of Procurement and Vendor Management
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
Peran dan Tanggung Jawab berdasarkan fungsi didefinisikan atas dasar jenis kantor yang direview: pembaharuan kantor yang ada, kantor baru/penutupan, dan renovasi kantor/fitout. Substansi peran dan fungsi terkait dengan tanggung jawab divisi terkait akan visible bagi team Retail Banking
The Roles and Responsibilities by funciton is defined based on reviewed office types: existing office renewals, new/closed offices, and office renovations/fit-outs. The substances of the roles and responsibilities of the related divisions will be visible by Retail Banking Services (RBS) that will carry outtheir main
168
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Services untuk menjalankan tugasnya sebagai Project Owner yang mengawasi, proses end-to-end Retail Network Review berdasarkan proses update dan monitoring yang komprehensif yang dilakukan oleh PFM sebagai Project Coordinator. Apabila ada isu yang muncul di luar pertemuan RNR yang sudah dijadwalkan, Project Owner dan Project Coordinator bertanggung jawab untuk mengekskalasikan secara tepat waktu.
roles as the Project Owner who supervises the end-to-end process of Retail Network Review based on comprehensive process, update, and monitoring by Property and Facility Management (PFM) as Project Coordinator. If there are issues that arise outside the scheduled RNR meetings, the Project Owner and Project Coordinator are responsible for the timely escalation.
HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU IKATAN KELUARGA HINGGA GENERASI KE-DUA DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN / ATAU ANGGOTA DIREKSI ATAU HUBUNGAN LAINNYA
FINANCIAL AND /OR FAMILY RELATIONSHIPSUP TO SECOND DEGREE WITH MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND/OR MEMBERS OF THE BOARD OF DIRECTORS OR OTHER RELATIONSHIPS
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance, bagi Commonwealth Bank, anggota Direksi, dalam periode, tidak memiliki hubungan keuangan atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan / atau Pemegang Saham Pengendali Commonwealth Bank.
In accordance with Bank Indonesia Regulation concerning the Implementation of Good Corporate Governance, for the period under review, Commonwealth Bank’s members of the Board of Directors, have no financial and/or family relationship with members of the Board of Commissioners, other members of the Board of Directors, and/or Commonwealth Bank’s Controlling Shareholders.
PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERNAL, DAN AUDIT EKSTERNAL
THE IMPLEMENTATION OF COMPLIANCE, INTERNAL AUDIT, AND EXTERNAL AUDIT FUNCTIONS
FUNGSI KEPATUHAN
COMPLIANCE FUNCTIONS
Sepanjang tahun 2015, upaya lanjutan telah dilakukan guna meningkatkan efektivitas fungsi kepatuhan serta meningkatkan budaya kepatuhan dalam Bank.
During 2015, further efforts have been performedto improve compliance function’s effectiveness aswell as compliance culture within theBank.
Visi dan Misi Kepatuhan
Compliance’s Vision and Mission
Melalui perubahan peran dan fungsi Kepatuhan yang lebih ke depan dan lebih sensitif terhadap dinamika perubahan yang ada, hal ini membutuhkan komitmen arah dan tujuan fungsi kepatuhan yang jelas melalui penentuan visi dan misi, sebagai berikut:
Changes in Compliance’s roles and functions that are more forward looking and moresensitive to the dynamic of change, require acommitment to clear direction and purpose of thecompliance functions through determination of thevision and mission as follows:
Visi
Vision
Menjadi mitra bagi seluruh pihak dalam harmoni dan ketaatan berbudaya demi mencapai visi dan misi Bank. Misi
Becomingthe partner for all components in cultured harmonyand obedience in achieving the Bank’svision andmission. Mission
Bertindak lebih strategis dalam mendukung kinerja bank yang lebih baik dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan komersial Bank dan kepatuhan terhadap peraturan.
Acting more strategically in supporting the Bank’s better performance by keeping the harmony between the Bank’s commercial interests and regulatorycompliance.
Per 1 Oktober 2015, fungsi organisasi kepatuhan terbagi menjadi dua unit sebagai berikut:
Per 1 October 2015, the compliance organization’s functions comprise of two units as follows:
•
Unit Anti Pencucian Uang / Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/ APU) dan Sanction . Unit ini bertanggung jawab melaksanakan APU / PPT dan Sanctions di Bank dan memastikan bahwa setiap transaksi keuangan internasional dan perdagangan tidak melanggar Sanksi Internasional yang berlaku.
•
Anti Money Laundering/Combatingthe Financing of Terrorism(AML/CFT) and Sanction Unit. This unit is responsible to implement AML/CFT and Sanctions across the Bank and ensure that all international finance and trade transactions do not violate the prevailing International Sanctions.
•
Unit Kepatuhan. Unit ini memiliki tanggung jawab komunikasi dengan regulator, memberi saran kepatuhan dan mengkaji setiap kebijakan dan prosedur internal Commonwealth Bank, serta bertanggung jawab memantau kepatuhan Commonwealth Bank terhadap ketentuan yang berlaku; melakukan penilaian pemantauan dan memberikan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan budaya dan pengetahuan kepatuhan di Bank.
•
Compliance Unit. This unit has the responsibilities to communicate with regulators, provide compliance advisories, review internal policies and procedures,monitor compliance withthe prevailing regulations, assess the compliance monitoring, and provide necessary trainings to improve compliance culture and knowledge within The Bank.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
169
COMPLIANCE DIRECTOR
AML & SANCTION
COMPLIANCE
Agar dapat mengelola risiko kepatuhan secara benar, sepanjang 2015 Unit Kepatuhan melakukan beberapa kegiatan, yang meliputi:
To properly manage the compliance risk, during 2015the Compliance Unit performs several activities,which include:
1. Melakukan sosialisasi dan diskusi setiap adanya peraturan baru dengan departemen terkait.
1. Socialization and discussion of new regulations with the related departments.
2. Mengadakan pelatihan reguler terkait APU / PPT dan Sanctions kepada semua karyawan baru dan pelatihan penyegaran bagi karyawan lama.
2. Organizing regular trainings related to AML/CFT and Sanctions for all new new employees and refreshingtrainings for the existing employees.
3. Mengadakan pelatihan Kode Etik Kepatuhan bagi seluruh karyawan Bank.
3. Organizing Compliance Codes ofConduct trainingsfor all the Bank’semployees.
4. Melakukan penyegaran dalam peraturan yang ada sehubungan regulasi penting yang memberikan berdampak terhadap operasional bank sehari-hari.
4. Providing regulatory refreshers in relation to critical regulations impacting theBank’s daily operations.
5. Berpartisipasi pada setiap proyek yang disebabkan oleh kebutuhan dari regulasi.
5. Participating in any project that involves regulatory requirements.
6. Melakukan kaji-ulang Kepatuhan melalui:
6. Performing Compliance reviews through:
a. Tinjauan kepatuhan untuk setiap produk dan aktivitas baru
a.
New products andactivitiescompliance reviews.
b. Meninjau setiap kebijakan baru dan perubahannya
b. New policiesand their amendment reviews.
7. Memantau komitmen terhadap audit regulator dengan memastikan batas waktu dan kualitas komitmen Commonwealth Bank melalui sarana pengingat mingguan kepada pihak terkait termasuk Direktur yang bertanggung jawab.
7. Monitoring commitments to audit regulators by ensuring the deadline and quality of Commonwealth Bank’s commitments through weekly reminder tools to the respectiveparties including the Director in charge.
8. Melakukan kajian minimal semesteran pada beberapa departemen guna memastikan kepatuhan mereka pada pelaksanaan kebijakan dan prosedur.
8. Assessing several departments at least semi-annually to ensure their compliance with theimplementation of policies and procedures.
ANTI PENCUCIAN UANG / PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME (APU/PPT)
ANTI MONEY LAUNDERING/COMBATING THE FINANCING OF TERRORISM (AML/CFT)
1. Pengawasan Aktif oleh Direksi dan Dewan Komisaris
1. Active Supervision of the Board of Board of Directors andthe Board of Commissioners.
170
Bank memberikan laporan kepada Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala, baik setiap bulan atau dua bulanan, yang berisi pelaksanaan APU/PPT di bank dan informasi lainnya terkait perkembangan terbaru APU/PPT, termasuk peristiwa yang dianggap penting untuk diketahui oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Hal ini menjadi bagian dari pelaksanaan pengawasan aktif Direksi dan Komisaris.
Bank submits reports to the Board of Directorsand the Board of Commissioners regularly either monthly or bimonthly regarding the implementation of AML/CFT within the Bank and other information related to the latest development of AML/CFT including significant events considered should be known by the Board of Directors and the Board of Commissioners. This is part of the implementation of active supervision of the Board of Directors and the Board of Commissioners.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2. Kebijakan dan Prosedur
2. Policy and Procedure
Bank secara berkesinambungan melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku, agar sejalan dengan regulasi yang berlaku, perkembangan bisnis bank dan sesuai dengan implementasi sistem core banking yang baru.
The Bank continuously reviews policies and procedures to be in line with the applicable regulations, the bank’s business development, and in accordance with the implementation of the new core banking system.
Beberapa kebijakan yang telah dikinikan antara lain:
Some of the policies that have been updated include:
• Kebijakan Pedoman APU/PPT.
• AML/CFT Policy Guidelines.
• Prosedur Penetapan Kriteria Risiko Nasabah
• Customer Risk CriteriaDetermination Procedures
• Kebijakan Ekonomi dan Sanksi Perdangangan
• Economic Policy and Trade Sanctions
3. Pengendalian Internal Dalam rangka menjaga efektifitas pelaksanaan program APU/PPT di unit bisnis pemantauan oleh pihak independen dari unit bisnis dianggap perlu dan untuk itu Bank telah menunjuk unit kerja untuk menjalankan fungsi pengawasan, diantaranya Branch Service Quality Assurance (BSQA) selain fungsi Internal Audit. Pengawasan dilakukan secara berkala dan juga mempertimbangkan tingkat risiko cabang. Hasil penilaian kaji ulang dijadikan sebagai bahan evaluasi dan usaha perbaikan dari waktu ke waktu.
4. Sistem Informasi Manajemen Sebagai dukungan atas Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, Bank memiliki sistem pendukung, termasuk di antaranya: 1. Sistem Pemantauan Transaksi •
Sejalan dengan implementasi sistem Flexcube pada bulan Mei 2015, bank secara berkelanjutan melakukan penyesuaian antara sistem Transaction Monitoring System dengan sistem yang baru, yang antara lain: memaksimalkan fungsi kode produk dan kode transaksi, sehingga parameter yang ada dapat berjalan lebih optimal
2. Negative List Database
3.
3. Internal Control
To maintain the effectiveness of AML/CFTprogram implementation in the monitoring business unit by an independent party of the business units is deemed necessary and for that the Bank has appointed a working unit to perform supervisory functions, including Branch Service Quality Assurance (BSQA) in addition to Internal Audit function. Supervision is conducted periodically and also considering the risk levels of branch offices. The results of the review serve as evaluation and business improvement materials from time to time.
4. Management Information System
In support of the implementation of Anti-Money Laundering and Combating the Financing ofTerrorism (AML/CFT), the Bank has supportsystemsnamely amongst other: 1. Transaction Monitoring System •
In line with the implementation of Flexcube system in May 2015, the bank on an ongoing basis makes adjustments between Transaction Monitoring System and the new system, which among other things: maximizing product code function and transaction code so that the existing parameters can run more optimally.
2. Negative List Database
•
Di sistem Flexcube, screening nasabah baru atas daftar negatif (Negative List) dilakukan secara otomatis oleh sistem, dimana sebelumnya dilakukan secara manual
•
In Flexcube system, screening of new customers on the negative list is done automatically by the system, which is previously done manually.
•
Melakukan review dan pengkinian database PEP di dalam Negative List Tools berdasarkan informasi yang diperoleh sumber yang layak dipercaya (misalnya World Check) secara periodic (bulanan).
•
Reviewing and updating the PEP database in the Negative List Tools based on information obtained from credible sources (for examples World Check, periodicallyor monthly).
•
Melakukan pengkinian daftar teroris secara berkala (mingguan).
•
Updating terrorist list periodically or weekly.
Pengkinian Data Nasabah pada Customer Onboarding System (COS) •
Field data nasabah pada sistem baru yang lebih rinci dan disesuaikan dengan perkembangan produk Bank yang ada. Pengkinian data dilakukan secara bekesinambungan oleh cabang pemilik CIF.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
3. Customer Data Update on Customer Onboarding System (COS) •
Customer data field on the new system is more detailed and customized with the Bank’s existing product development. Data update is done by the CIF owning branch.
171
•
Satuan Kerja APU/PPT dan Sanction bekerjasama dan berkoordinasi dengan divisi Customer Document Management dan Branch Service Quality Assurance (BSQA) melakukan pemantauan terhadap proses pengkinian data nasabah dan data clean up.
•
4. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia telah berjalan secara berkelanjutan dengan baik bagi karyawan baru dan karyawan lama. Setiap karyawan diwajibkan mengikuti program pelatihan APU/PPT saat awal bergabung dengan Bank melalui program Induction. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan pelaksanaan APU/PPT di Bank.
AML/CFTand Sanction Work Unit cooperates and coordinates with Customer Document Management division and Branch Customer Service Quality Assurance (BSQA) to monitor customer data updating process and data clean up.
4. Human Resources and Training The development of human resources has been performed an ongoing basis both for new and old employees. Every employee is required to attend AML/CFT training program when initially joining the Bank through Induction program. This is done to provide an understanding of the AML/CFT principles and implementation in the Bank.
Bank juga menyelenggarakan pelatihan khusus bagi karyawan yang berhubungan langsung dengan nasabah, dengan materi lebih mendalam dan contoh kasus yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari.
The Bank also organizes special trainings for employees who deal directly with customers, with more in-depth materials and case examples that occur in daily activities.
Ruang lingkup materi pelatihan, termasuk:
The scope of training materials, including:
a. Penerapan undang-undang yang berkaitan dengan APU / PPT;
a. The implementation of laws relating to AML/CFT;
b. Tipologi pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
b. Typologies of money laundering and terrorist financing; and
c. Pelaksanaan internal kebijakan dan prosedur program APU dan PPT serta peran dan tanggung jawab karyawan dalam memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme.
c. Internal implementation of policies and procedures for AML and CFT program as well as the roles and responsibilities of employees in the fight against money laundering and terrorist financing.
d. Pemahaman mengenai Sanction (Sanksi Ekonomi & Perdagangan) yang ditetapkan suatu negara atau kelompok negara kepada pihak tertentu.
d. An understanding of the Sanction (Economic & Trade Sanctions) imposed by a country or group of countries to certain parties.
e. Proses identifikasi dan pelaporan transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi tunai dalam jumlah besar.
e. The identification process and reporting of suspicious financial transactions and cash transactions in large amounts. f. Examples of cases that occur daily.
f.
Contoh-contoh kasus yang terjadi sehari-hari.
Laporan kegiatan APU/PPT:
AML/CFT activities report:
Laporan kepada PPATK sepanjang tahun 2015/Reporting to PPATK year round 2015: Laporan Transaksi Tunai Cash Transaction Report
1.640 laporan | report
Laporan Transaksi Mencurigakan Suspicious Transaction Report
63 laporan | report
Informasi pelatihan regular kepada APU/PPT dan Sanksi kepada semua staff baru dan lama: Information on regular training in relation to AML/CTF and Sanction for all new staff and existing staff: Jumlah Pelatihan APU/PPT Total Training AML/CTF
172
Semester 1 – 2015
Semester 2 – 2015
11
12
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
REGULATORY CENTRAL DAN OBLIGATION REGISTER
Regulatory Central and Obligation Register
Dalam upaya terus meningkatkan tingkat Good Corporate Governance, Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan sebagai komitmen mengembangkan budaya kepatuhan di Bank, Satuan Kerja Kepatuhan secara berkesinambungan melanjutkan inisiatif dalam memberikan akses lebih mudah dan cepat untuk para staff (Business dan Support) terhadap seluruh dokumen peraturan dan kewajiban Bank melalui file penyimpanan khusus di CommNet untuk Regulatory Central (“RC”) dan Obligations Register (“OR”). Adapun saat ini, Satuan Kerja Kepatuhan telah mengkinikan RC dengan peraturan-peraturan regulator, slides presentasi peraturan, sirkulasi surat elektronik mengenai ringkasan ketentuan ke unit bisnis terkait, dan petunjuk kepatuhan atas ketentuan regulator. Diharapkan dengan fitur tambahan di RC, unit bisnis terkait dapat berfungsi dengan lebih cepat, lebih mudah, dan dapat memahami peraturan sehingga dapat melakukan tindak lanjut sesuai dengan persyaratan peraturan.
In an effort to continuously improve the level of Good Corporate Governance, Risk Management, and Compliance and as a commitment to develop acompliance culture in the Bank, Compliance Unitcontinues new initiatives to provide easier and faster access to the staff (Business and Support) to all Bank’s regulatory documents and obligations through a special storage file in Commnet for Regulatory Central (“RC”) and Obligations Registers (“OR”). As of today, the Compliance Business Unit has updated the RC with regulations of the regulators, regulation presentation slides, regulation summary electronic mail circulation to the respective business units, and compliance guidance on the regulators’ provisions. Hopefully, by the RC’s additional features, the related business units may function faster, easier, and understand the regulations so that they can do the follow-ups according to the regulations requirements.
KODE ETIK KEPATUHAN
COMPLIANCE CODES OF CONDUCT
Kode Etik Kepatuhan (COC) berisi pedoman perilaku karyawan dalam kegiatan operasional sehari-hari. COC mengatur hubungan antara Bank, Karyawan, Nasabah dan Pemangku Kepentingan lainnya. Beberapa poin terkait dengan COC antara lain:
The Compliance Codes of Conduct (COC) contain codes of conduct for employees on day to day operations. This COC governs the relationships between the Bank, the Employees, the Customers and the other Stakeholders. Some points related to the COC amongst others are as follows:
a. Kerahasiaan
a. Confidentiality
Karyawan bertanggung jawab menjaga kerahasiaan informasi pribadi dan nasabah. Mengungkap informasi nasabah kepada pihak ketiga di luar Bank merupakan pelanggaran serius terhadap hukum dan peraturan.
Employees are responsible to maintain the confidentiality of their and customers’ personal information. Disclosing the customers’ information to third parties outside the Bank shall be a serious violation against laws and regulations.
b. Hadiah dan Hiburan
b. Gifts and Entertainments
Mengatur hadiah dan hiburan yang diterima oleh karyawan Commonwealth Bank dan kewajiban untuk melaporkannya.
It’s about the governance of gifts and entertainments received by Commonwealth Bank’s employees and the obligation to report them.
c. Benturan Kepentingan
c. Conflicts of Interest
Karyawan harus menghindari situasi yang mengarah pada benturan kepentingan. Dalam situasi bila benturan kepentingan tidak bisa dihindari, maka karyawan harus melaporkannya kepada HRD atau Departemen Kepatuhan.
Employees must avoid any situation that leads to conflicts of interest. In the situation where conflicts of interest cannot be avoided then the employees must report them to HRD or Compliance Deptartment.
d. Hubungan dengan Nasabah
d. Relationship with the Customers
Seluruh karyawan yang menangani nasabah harus membangun dan menjaga kejelasan hubungan dengan nasabah secara profesional.
All employeeswho have dealing with the customers must establish and maintain clarity of the relationships with the customers in a professional manner.
e. Anti Pencucian Uang dan Prinsip Mengenal Nasabah
e. Anti Money Laundering and Know Your Customer Principle
Seluruh karyawan harus waspada terhadap penyalahgunaan Bank oleh para pencuci uang, teroris, kriminal dan koruptor lainnya.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
All employees should be vigilant against the abuse of the Bank by Money Launderers, Terrorists, Criminals, and other Corruptors.
173
FUNGSI AUDIT INTERNAL
INTERNAL AUDIT FUNCTION
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan fungsi yang melakukan penilaian secara independen dan obyektif terhadap kecukupan dan efektifitas desain operasional sistem pengendalian internal, manajemen risiko, dan tata kelola Bank. Dalam menjalankan tugasnya, SKAI berpedoman pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, Standard Praktik Profesional dari the Institute of Internal Auditors (IIA), dan Piagam Audit Intern yang menjabarkan visi, misi, wewenang, dan tanggung jawab SKAI. Piagam Audit Intern dikaji secara berkala yang mana kaji ulang terakhir telah dilakukan pada bulan Juni 2014 dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
Internal Audit function performs independent and objective assessments over the adequacy and effectiveness of the operational design of the Bank’s internal control, risk management, and governance. The Internal Audit carries out its duties based on Banks Internal Audit Function Practice Standards (BIAFPS) provisioned by Bank Indonesia Regulation No. 1/6/PBI/1999 regarding the Assignment of Director of Compliance and Banks Internal Audit Function Practice Standards, Professional Practice Standards of the Institute of Internal Auditors (IIA), andthe Internal Audit Charter which outlines the vision, mission, authorities, and responsibilities of the Internal Audit. The Internal Audit Charter is reviewed periodically, the last review is done in June 2014 and the Charter has been approved by the President Director and the Board of Commissioners.
Visi dan Misi Audit Internal
Internal Audit’s Vision and Mission
Visi SKAI adalah: “Untuk menjadi penyedia jasa assurance yang konstruktif, profesional, berkualitas tinggi dan dikenal sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja” dan misi SKAI adalah: “Untuk memberikan assurance yang independen dan obyektif kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit terhadap efektivitas desain dan efektivitas operasional tata kelola, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal Bank”.
The Internal Audit’s Vision is: “To be a provider of constructive, professional, high quality assuranceand be recognized as a great place to work”, and its Mission is: “To provide independent and objective assurances to the Board of Directors and the Board ofCommissioners through Audit Committee on the design and operational effectiveness of the Bank’s governance, risk management, and internal control systems”.
SKAI memiliki wewenang secara menyeluruh, bebas, dan tidak terbatas untuk mengakses setiap dan semua catatan, properti fisik maupun personil yang relevan dengan fungsi yang sedang dikaji. SKAI tidak boleh memiliki tanggung jawab operasional atau kewenangan atas aktivitas dari area yang dikaji untuk menjaga independensinya. SKAI juga tidak boleh menyusun atau menginstal sistem atau prosedur, membuat dokumentasi, atau terlibat dalam aktivitas yang biasanya diaudit; Unit Kerja terkaitlah yang memiliki tanggung jawab atas efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal mereka. Wewenang dan tanggung jawab SKAI tersebut telah tercantum dalam Piagam Audit Intern.
The Internal Audit is granted full, free, and unrestricted accesses to any and all of Commonwealth Bank’s records, physical properties, and personnels relevant to any function under review. Moreover, to maintain its independence, the Internal Audit has no operational responsibility or authority over any of the activities reviewed. The Internal Audit is also not allowed to develop or install systems or procedures, prepare records, or engage in any other activities, which would normally be audited; it is the Business Unit’s responsibility to manage the effectiveness and efficiency of its own internal control. The authorities and responsibilities of the Internal Audit have been contained in the Internal Audit Charter.
Untuk memastikan independensi dan obyektifitas, setiap tahun anggota SKAI menandatangani Sertifikat Independensi.
To ensure his/her independence and objectivity, on anannual basis the Internal Audit team members sign the Certificates of Independence.
Struktur Organisasi dan Komposisi Audit Internal
Internal Audit Composition and Organization Structure
Kepala SKAI melapor langsung kepada Presiden Direktur dan memiliki jalur komunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. SKAI memiliki anggota tim yang berasal dari berbagai latar belakang seperti firma akuntansi atau bank lain dengan mayoritas pengalaman audit, dan juga dari Unit Kerja lain dalam Bank dengan keahlian dan pengetahuan di area tertentu. Seleksi anggota tim SKAI dilakukan dengan cara yang hati-hati untuk memilih personil yang terampil dan berkualitas.
The Chief Audit Executive reports directly to the President Director and has a communication line to the Board of Commissioners through Audit Committee. The Internal Audit function is composed of team members coming from different backgrounds such as accounting firms or other banks mostly with audit experiences, as well as from other Business Units within the Bank with special expertises on certain areas. Selection of Internal Audit team members is done in a prudent manner to select skilled and qualified personnels.
SKAI melakukan pelatihan dan pengembangan anggotanya secara berkesinambungan melalui beberapa aktivitas berikut:
On an ongoing basis Internal Audit develops the competency of its team members through several activities below:
•
•
174
Pengikutsertaan anggota SKAI dalam pelatihan-pelatihan, terkait keahlian khusus seperti Treasury, Trade Finance, Kredit, serta program sertifikasi seperti Certified Internal Auditor (CIA), Certification in Control Self Assessment (CCSA), Certified Information System Auditor (CISA), dan Manajemen Risiko Perbankan (LSPP).
Participation of Internal Audit team members in trainings related to special skills such as Treasury, Trade Finance, Credit, as well as certification programs such as Certified Internal Auditor (CIA), Certification in Control Self-Assessment (CCSA), Certified Information System Auditor (CISA), and Risk Management Competency for Bankers (RMCB).
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
SKAI menjadwalkan program alih pengetahuan secara terus menerus untuk para anggotanya secara internal dengan mengadakan sharing session yaitu mengundang pembicara dari departemen atau unit kerja terkait untuk menjelaskan proses, produk, dan lain sebagainya kepada anggota SKAI.
•
Internal Audit schedules a continuous transfer of knowledge programs for its team members byinternally holding sharing sessions by inviting speakers from related departments or business units to share knowledge on processes, products, and othersto the Internal Audit team members.
•
SKAI bekerjasama dengan Commonwealth Bank Australia Audit & Assurance terkait program alih pengetahuan (Capability Exchange Program / Secondment) dimana anggota SKAI dapat mengikuti penugasan audit di CBA Australia dengan tujuan mendapatkan pengetahuan atas praktik terbaik mengenai pendekatan dan program audit tertentu.
•
Internal Audit collaborates with Commonwealth Bank of Australia Audit & Assurance related to transfer of knowledge programs (Capability Exchange Program/ Secondment) whereby Internal Audit team members may participate in audit assignments with CBA to gain the knowledge on the best practices for certain audit programs and approaches.
Per 31 Desember 2015, struktur organisasi SKAI di Commonwealth Bank adalah sebagai berikut:
As per 31 December 2015, Commonwealth Bank’s Internal Audit organization structure is as follows:
Board of Commissioners (through Audit Committe)
President Director
Chief Audit Executive
Business & Support Audit
IT Audit & Analytics
Assurance, Reporting & Monitoring
Saat ini Kepala SKAI dijabat oleh Reza HM Soemadipradja. Sampai dengan 31 Desember 2015, jumlah anggota SKAI adalah 19 orang, termasuk Kepala SKAI.
The current Chief Audit Executive is Reza HM Soemadipradja. As per 31 December 2015, the number of Internal Audit team members is 19 persons, including the Chief Audit Executive.
Pendekatan Audit
Audit Approach
Dalam melakukan perencanaan audit tahunan maupun penugasan audit, SKAI menggunakan pendekatan berbasis risiko (risk-based). Dengan pendekatan berbasis risiko tersebut, Bank akan mendapatkan nilai tambah berupa area-area prioritas dengan risiko yang lebih besar di Bank. Pendekatan berbasis risiko untuk perencanaan audit tahunan dilakukan dengan menilai setiap entitas yang berpotensi untuk diaudit, terhadap beberapa parameter seperti risiko stratejik, risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional (termasuk insiden risiko operasional dan kasus fraud – apabila ada), risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko reputasi, Assets Under Management, temuan dari Otoritas Jasa Keuangan, dan rating laporan audit terakhir. Rencana Audit juga disusun dengan mempertimbangkan jumlah sumber daya manusia yang ada di SKAI. Penjelasan secara rinci atas langkahlangkah audit dijabarkan dalam Panduan Audit Intern.
Internal Audit adopts risk-based approaching performing both annual audit planning and audit activities. With the risk-based approach, the Bank will gain added values by prioritizing those areas with greater risks to the Bank. The annual audit planning’s risk-based approach is performed by assessing each potential audit entities against several parameters such as strategic risk, credit risk,market risk, liquidity risk, operational risk (including operational risk incidents and fraud cases if any),legal risk, compliance risk, reputational risk, Assets Under Management, the Financial Services Authority’s findings, and the last internal audit report rating. The Audit Plan is also developed by considering the number of human resources available in the Internal Audit. Detailed audit steps are elaborated in the Internal Audit Manual.
Metodologi dan pendekatan audit secara berkala dikaji ulang agar sesuai dengan perkembangan terkini dan praktik terbaik.
Internal Audit’s methodology and approach are periodically reviewed to adjust to the latest development and best practices.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
175
Secara berkesinambungan, SKAI melakukan pemantauan atas pencapaian rencana audit serta risiko-risiko yang muncul (emerging risks). Hal ini dilakukan sehingga dari waktu ke waktu, SKAI dapat mengevaluasi rencana audit di tahun berjalan dan melakukan perubahan jika diperlukan.
Internal Audit continuously monitors the audit plan progress as well as the emerging risks. This enables Internal Audit from time to time to evaluate the audit plan within the current year and make necessary adjustments.
SKAI juga secara berkala bertemu dengan Direksi dan Komite Audit untuk membahas aktivitas audit yang telah dilaksanakan, temuan-temuan yang perlu menjadi perhatian Komite Audit, serta status pelaksanaan rencana perbaikan atas temuantemuan SKAI tersebut.
Internal Audit also regularly meets with the Board of Directors and the Audit Committee to discuss audit activities that have been carried out, the audit findings which should be of concern to the Audit Committee, and the status of corrective actions plan implementation over the Internal Audit’s findings.
Realisasi Audit pada 2015
2015 Audit Realization
SKAI merencanakan 50 audit di tahun 2015. Per tanggal 31 Desember 2015, telah terealisasikan 55 audit yang juga tercakup di dalamnya beberapa audit khusus yang dilakukan untuk menanggapi emerging risk. Realisasi Audit tahun 2015 telah disosialisasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris melalui Rapat Komite Audit yang diadakan setiap 2 bulan sekali.
Internal Audit plans to audit 50 areas in 2015. As per 31 December 2015, Internal Audithas carried out 55 audits, which also includes ome special audits performed in respond to emerging risks. Realization of 2015 audit plans has also been socialized to the Board of Directors and the Board of Commissioners through the Audit Committee meetings held bi-monthly.
FUNGSI AUDIT EKSTERNAL
EXTERNAL AUDIT FUNCTION
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tertanggal 25 Juni 2015, Commonwealth Bank menunjuk KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan (a member firm of PWC Global Network), yang terdaftar di OJK, sebagai auditor independen untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015.
Based on Annual General Meeting ofShareholder on 25 June 2015, Commonwealth Bank appoints Accounting Firm (PAF) Tanudiredja, WIbisana, Rintis, & Rekan (a member firm of PWC Global Network), which is registered with the OJK as an independent auditor to audit the Bank’s Financial Statement for the year ended 31 December 2015. The appointment of PAF does not exceed five years time limit due to change in local partners.
Penunjukkan tersebut telah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang direkomendasikan oleh Komite Audit.
The appointment has been in accordance with the terms and conditions recommended by the Audit Committee.
Berikut ini adalah tahapan pemilihan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan sebagai auditor eksternal Bank untuk melakukan audit atas laporan keuangan Bank yang berakhir 31 Desember 2015:
The following are the stages of the selection of PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis, and Partners as the Bank’s external auditor to audit the Bank’s financial statements ended 31 December 2015:
a. Bank melakukan tender untuk menunjuk auditor eksternal dengan metode penilaian (scoring process). Tender dimulai sejak 13 Maret 2015 dan diikuti oleh 5 peserta.
a. The Bank holds a tender to appoint external auditor through scoring process. Tender starts on 13 March 2015 and participates by 5 (five) participants
b. Pada 5 Juni 2015, berdasarkan penilaian final, Manajemen Tim merekomendasikan KAP Tanudiredja , Wibisana , Rintis dan Rekan sebagai auditor eksternal Bank.
b. On 5 June 2015, based on the final assessment, Management Team recommends PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis, & Partners as the Bank’s external auditor.
c. Komite Audit menyampaikan surat rekomendasi penunjukkan KAP Tanudiredja , Wibisana , Rintis dan Rekan sebagai auditor eksternal Bank kepada Komisaris pada 12 Juni 2015.
c. The audit committee deliveres letter of appointment recommendations of PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis, and Partners as the Bank’s external auditor to the Board of Commissioners on 12June 2015.
d.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 25 Juni 2015 memutuskan penunjukkan KAP Tanudiredja, Wibisana , Rintis dan Rekan sebagai auditor eksternal Bank.
d. The General Meeting of Shareholders dated 25 June 2015 decides the appointment of PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis, and Partners as the Bank’s external auditor.
e. Bank menyampaikan surat kepada KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan pada 29 Juni 2015 sebagai auditor eksternal Bank.
e. The Bank sends a letter to PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis, and Partners on 29 June 2015 appointing them as the Bank’s external auditor.
f. Penyampaian surat dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan kepada Bank (surat perikatan audit) dengan No. EL2015082615/MJW/FAB/gy tertanggal 26 Agustus 2015.
f. Submission of a letter from PAF Tanudiredja, Wibisana, Rintis, and Partners to the Bank (audit engagement letter) No. EL2015082615/MJW/FAB/gy dated 26 August 2015.
176
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Agar sejalan dengan praktik GCG, Bank memastikan independensi proses audit, dimana KAP telah merotasi keterlibatan mitra dan tidak memiliki potensi konflik kepentingan. Penunjukkan KAP untuk menyediakan jasa nonaudit kepada Bank harus mendapat persetujuan dari Komite Audit guna memastikan KAP tidak memiliki potensi benturan kepentingan.Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang memberikan jasa audit keuangan dan biaya jasa audit yang dikeluarkan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
To be in line with the GCG practices, the Bank ensures the independence of audit process, where by the PAF has rotated the partner’s engagement and does not have any potential conflicts of interest. The PAF’s appointment to provide nonaudit services to the Bank must obtain the Audit Committee’s approval to ensure that the PAF does not have any potential conflicts of interest.The Public Accountants Firm and the Public Accountants that provide financial audit services and the audit services Fee incurred can be seen in the table below:
Tahun/Year
Kantor Akuntan Publik (KAP)/ Public Accountant Firm
Nama Akuntan (Perorangan)/ Accountant Name (Individual)
Biaya Audit / Audit Fee
2014
Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota PwC Global Network)
Angelique Dewi Daryanto, S.E, CPA
USD 180,000,-
2015
Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota PwC Global Network)
Drs. M. Jusuf Wibisana, M.Ec, CPA
IDR 2.210.000.000,-
PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Manajemen risiko telah menjadi bagian integral dari bisnis, pengambilan keputusan dan proses budaya yang menekankan kesadaran risiko karyawan. Kerangka kerja manajemen risiko Bank berfokus pada pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi, pengembangan kebijakan dan prosedur, proses identifikasi risiko yang memadai, pengukuran dan pengawasan. Selama pelaksanaan, manajemen risiko sebagai suatu proses menyeluruh yang komprehensif menjadi tanggung jawab semua karyawan di setiap tingkatan organisasi melalui kerangka “3 Lines of Defense”.
Risk management has become an integral part of business, decision-making, and cultural process that emphasizes employees risk awareness. The Bank’s risk management framework focuses on active supervision of the Board of Commissioners and the Board of Directors, the development of policies and procedures, adequate risk identification process, measurement and control. During the implementation, risk management as a whole comprehensive process is the responsibility of all employees at every organization level through the “3 Lines of Defense” framework.
Kebijakan dan prosedur manajemen risiko Commonwealth Bank menetapkan identifikasi, penilaian, pemantauan dan pengendalian atas risiko lingkungan Bank. Kebijakan manajemen risiko dan risk appetite Commonwealth Bank disusun sesuai dengan misi, strategi bisnis. Kebijakan dan prosedur ini dikaji dan disetujui oleh pihak-pihak terkait sesuai prinsip-prinsip Good Corporate Governance Bank.
Commonwealth Bank’s Risk management policies and procedures determine the identification, assessment, monitoring, and control of the Bank’s environmental risks. Commonwealth Bank’s risk management and risk appetite policies are prepared in accordance with the mission and business strategy. These policies and procedures are reviewed and approved by the related parties according to theBank’s Good Corporate Governance principles.
Dewan Komisaris dan Direksi memahami risiko-risiko yang dihadapi Commonwealth Bank dan menganggap ini sebagai syarat mempertahankan bisnis yang berkelanjutan. Divisi Manajemen Risiko memantau eksposur risiko Commonwealth Bank dan menyusun laporan analisis secara rutin. Laporanlaporan ini disampaikan kepada Manajemen, Direksi dan Dewan Komisaris dan menjadi bagian komite yang relevan, agar risiko menjadi bagian diskusi manajemen saat pembuatan keputusan. Manajemen risiko telah tertanam pada semua pengambilan keputusan penting manajemen, seperti renccana modal Commonwealth Bank dan pemilihan inisiatif strategis.
The Board of Commissioners and the Board of Directors understand the risks faced by Commonwealth Bank and regard this as a condition to maintain sustainable business. Risk Management Division monitors Commonwealth Bank’srisk exposuresand prepares analysis reports on regular basis. These reports are submitted to the Management, the Board of Directors, the Board of Commissioners, and the relevant committees, so that the risk exposures shall become part of discussion when the management makesdecision. Risk management has been embedded in all important management decisions, such as in Commonwealth Bank’s capital planand the selection of strategic initiatives.
Guna memastikan kemampuan manajemen risiko Commonwealth Bank yang memadai, Commonwealth Bank secara sadar berinvestasi dalam sumber daya manusia dan sistem yang mendukung Manajemen Risiko, memungkinkan perbaikan terus-menerus sesuai kerangka manajemen risiko. Hal ini dianggap sebagai elemen bisnis penting, seiring kompleksitas Commonwealth Bank yang semakin luas dan meningkat.
To ensure that Commonwealth Bank’s risk management capacityis adequate, the Bank consciously invests in human resources and systems that support risk management, and allowing continuous improvements of appropriate risk management framework. It is considered as an important business element, as Commonwealth Bank’s business complexity is getting widespread and increasing.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
177
PENYEDIAAN DANA UNTUK PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR
PROVISION OF FUNDS TO RELATED PARTIES AND IN LARGE EXPOSURES
Dalam pelaksanaan usaha, Commonwealth Bank secara konsisten menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana mengacu pada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit serta peraturan dan perundangan yang berlaku lainnya.
In running its business, Commonwealth Bank consistently upholds prudential principles inprovision of funds by referring to Bank Indonesia Regulation concerning Legal Lending Limit andother prevailing laws and regulations.
Data di bawah adalah 50 debitur inti dan debitur grup selain pihak terafiliasi yang merupakan eksposur besar.
Below are top 50 core debtors and group debtors other than affiliated parties for large exposures.
Sepanjang 2015, Commonwealth Bank telah bertindak sesuai dengan peraturan dan melaporkan transaksi kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.
Throughout 2015, Commonwealth Bank has performed in accordance with the regulations and reported the transactions to Bank Indonesia in timely manner.
Rincian penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
The details of provision of funds in large exposures and to related parties as per 31December 2015 are as follows:
Pemberian Dana Provision of Fund
Jumlah Debitur Number of Debtor
Kepada Pihak Terkait To Related Party Penyediaan Dana Besar Provision of Large Exposure • Debitur Individu Individual Debtor • Debitur Grup Group Debtor
Jumlah (dalam Juta Rupiah) Nominal (in million Rupiah) 29
15,710.81 4,398,245.62
50
3,176,038.45
36
1,222,207.17
14
Dalam rangka menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan/pedoman dan prosedur tertulis tentang penyediaan dana kepada Pihak Terkait, penyediaan dana besar, dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan di Bank. Seperti disebutkan, pedoman ditinjau secara berkala. Selain itu, eksposur besar, dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan di Bank dilakukan berdasarkan kewajaran dan kelaziman usaha, sesuai kemampuan modal bank, dan tanpa konsentrasi signifikan dari peminjam atau peminjam kelompok tertentu.
In order to implement the prudential principles and risk management, the bank has had written policies/guidelines and procedures for the provision of funds to the Related Parties, in large exposures, and/or provision of funds to other parties who have interests in the Bank. The policies/guidelines are reviewed periodically. In addition, large exposures, and or provision of funds to other parties who have interests in the Bank are provided on arm’s length basis, adjusted by the Bank’s capital capacity, and no significant concentrations ofthe borrowers or specific group of borrowers.
RENCANA STRATEGIS BANK
BANK’S STRATEGIC PLAN
Untuk mendukung pencapaian target bisnis Bank, yang didasari oleh visi “Menjadi yang terbaik dalam memberikan dukungan finansial bagi perorangan, pelaku usaha dan masyarakat luas”, PTBC menerapkan proses dan kegiatan operasionalnya berdasarkan kerangka manajemen risiko dan melaksanakan prinsip-prinsip GCG (Tata Kelola Perusahaan yang baik).
To support the achievement of the Bank’s business targets, which is based on the vision of “To excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, business and communities”, Commonwealth Bank implements its processes and operations based on Risk Management Framework and GCG principles.
Berikut adalah penerapan manajemen risiko dan kinerja Bank saat ini:
The implementation of risk management and current performance of the Bank are as follows:
1. Profil Risiko – Risiko Operasional, Kepatuhan dan Kredit telah menjadi fokus utama profil risiko tanpa mengabaikan pentingnya kategori risiko lainnya. Penggantian sistem core banking diharapkan dapat membangun kerangka kerja manajemen risiko yang baik guna mengurangi risiko, menentukan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko, agar konsisten dan sesuai dengan strategi Bank.
1. Risk Profiles - Operational Risk, Compliance Risk, and Credit Risk have been the main focus of risk profile without disregarding the importance of other risk categories. The change of core banking system is expected to build a good risk management framework in order to reduce the risks, determine risk appetite and risk tolerance, to be consistent and in accordance with the Bank’s strategy.
2. Tata Kelola Perusahaan – Fokus terhadap tranparansi dan independensi, dengan cara memberikan pemahaman mengenai Tata Kelola Perusahaan dan menanamkan budaya ini kepada semua karyawan.
2. Good Corporate Governance - Focus on tranparency and independency, by providing the understanding of Good Corporate Governance and embedding this culture to all the Bank’s employees.
178
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
3. Rentabilitas - Bank menetapkan ulang 4 segmen pasar utama yang akan dituju untuk memberikan kekokohan dan fleksibilitas yang berfokus pada pertumbuhan di sektor SME/UKM dan Konsumer.
3. Profitability - Refocus on 4 segments of the targeted main market to provide strength and flexibility focusing on the growthin SME and Consumers sectors.
4. Permodalan - Mempertahankan tingkat kecukupan modal diatas persyaratan minimum Bank Indonesia dengan cara memaksimalkan manajemen permodalan.
4. Capital – Maintaining capital adequacy above Bank Indonesia minimum requirement by maximizing the capital management.
Commonwealth Bank terus berupaya untuk mempertahankan tingkat kesehatan Bank pada rating 2 (dua) ditengah kondisi perekonomian nasional yang mengalami perlambatan, salah satunya dengan pergantian sistem core banking COMPASS yang mampu meningkatkan produktivitas dan meminimalkan risiko operasional, penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi dan Tata Kelola Terintegrasi serta pengelolaan modal yang sehat.
Commonwealth Bank will focus on maintaining the Bank’s soundness rating 2 (two) amidst the slowdown national economy, one of them is by changing the core banking system into COMPASS to increase productivity and minimize operational risk, implementing Integrated Risk Management and Governance, and managing sound capital.
Secara keseluruhan penerapan dari aspek-aspek Good Corporate Governance (GCG) tetap mendapatkan peringkat komposit baik (”2”) berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya analisa yang dilakukan telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai standar GCG yang tinggi. PTBC secara proaktif melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan proses serta melakukan perubahan secara mendasar sesuai dengan kerangka tata kelola agar isu atau kejadian dimasa lalu tidak terjadi lagi. PTBC juga telah memperkuat fungsi pengawasan dengan meningkatkan frekuensi rapat Dewan Komisaris, Pembaruan kebijakan GCG, Komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit regulator, serta Implementasi inisiatif Authority Grid yang berfungsi untuk memberikan kejelasan terhadap fungsi atau jabatan yang melakukan tanda-tangan pada dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan baik untuk pihak internal maupun eksternal termasuk kepada regulator.
Overall, the implementation of Good Corporate Governance (GCG) aspects remain gaining good composite rating (“2”) based on some considerations, such as that the analysis conducted shows strong commitment to achieve high GCG standards. PTBC proactively reviews policies and processes as well as carries out fundamental changes in accordance with its governance framework so that unexpected past issues or events do not happen again. PTBC has also strengthened the monitoring function by increasing the frequency of the Board of Commissioners meetings, GCG policy reform, strong commitment to settlethe regulators’ audit findings, as well as the implementation of Authority Gridinitiatives that serve to provide clarity to the functions or positions that sign company documents issued both to internal and external parties, including the regulators.
Kondisi perekonomian nasional yang mengalami perlambatan sejak akhir tahun 2014 hingga 2015 terutama dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (USD) dan penurunan harga komoditas global, serta ketidakseimbangan sektor keuangan dan sektor ekonomi global yang berpotensi mendorong terjadinya pembalikan arus modal asing secara tiba-tiba. Kondisi perekonomian saat ini dapat memberikan dampak terhadap industri perbankan terhadap pencapaian bisnis perbankan, melambatnya pertumbuhan kredit dan menurunnya kualitas kredit. Imbas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap industri perbankan, terutama dikarenakan oleh meningkatnya rasio NPL mengakibatkan realisasi laba bersih PTBC pada periode yang berakhir 31 Desember 2015 mencapai rugi bersih sebesar Rp 59,99 milyar. Untuk mengkompensasi hal ini, PTBC telah menerapkan pengendalian beban operasional yang lebih ketat, dengan mengimplementasikan beberapa inisiatif terkait dengan produktivitas untuk menjaga beban operasional PTBC. Beberapa inisiatif tersebut antara lain pengendalian manajemen sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik, kontrol yang ketat atas beban dan investasi yang dilakukan, seiring dengan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, dengan terus mencari kemungkinan cost saving atas seluruh pengeluaran transaksi bank. PTBC juga melakukan eksplorasi model bisnis dan layanan untuk edukasi financial dengan memanfaatkan teknologi digital. Bank juga akan mengembangkan kemitraan strategis untuk layanan dan akuisisi nasabah baru. Kedua hal ini diharapkan dapat mengembangkan model akuisisi secara berkesinambungan dan efisien. Bank juga akan mengarahkan modelnya untuk lebih menjadi customer centric dan secara aktif melakukan inisiatif untuk meningkatkan dana murah dan penyaluran kredit.
The slowdown national economic condition since the end of 2014 up to 2015 is mainly influenced by the weakening of rupiah against US dollar (USD), the decline in global commodity prices, andthe imbalance between financial sector and global economic sector that have the potential to encourage the sudden capital flight. The economic conditions may have negative impacts on the banking industry in the forms of banking business achievement, slowing credit growth, and declining credit quality. The impact of the slowdown economic growth on the banking industry in Indonesia ismainly the increase in NPL ratio, and for PTBC,this situation results in actual net loss of Rp 59.99 billion for the period ended 31 December 2015. To compensate for this, PTBC has implemented more stringent operating expense controls, by implementing several initiatives related to productivity to keep operating expenses at manageable level. Some of these initiatives include better human resources (HR) management controls, strict expenses and investments controls along with the growth of credit and third party funds, andexploring for possible cost savings over the entire bank transaction expenses. PTBC also explores business models and services for financial education by utilizing digital technology. The Bank will also develop strategic partnerships for services and new customer acquisitions. All of these are expected to develop anefficient and sustainable acquisition model. The Bank will also direct its model to become more customers centric and actively take the initiatives to increase low cost funds and credit exposures.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
179
Commonwealth Bank terus memonitor dan meningkatkan produktivitas baik pada frontline maupun unit pendukung dimana salah satunya dengan melakukan telaah rutin terhadap kinerja jaringan kantor PTBC (Kantor Cabang dan Kantor Kas). Sampai dengan akhir 2015, jumlah jaringan kantor yang memberikan kontribusi positif adalah 80 kantor dari total 91 jaringan kantor PTBC.
Commonwealth Bank actively monitors and drives improvements in its productivity both on frontline and support functions, one of the efforts is through routine reviews of PTBC’s branch offices and cash offices network performance. By the end of2015, the number of offices that generates positive contributions is 80 offices, out of the total of 91 offices.
Per Desember 2015, PTBC memiliki Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,90% lebih tinggi dari ketentuan minimum yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa Bank memiliki pengelolaan modal yang sehat yang sesuai dengan karakteristik, skala, maupun kompleksitas bisnis Bank, serta mencukupi dalam mengakomodir pertumbuhan bisnis dan investasi masa depan.
As per December 2015, PTBC’s Capital Adequacy Ratio (CAR) is 22.90%, higher than the minimum requirement. This shows that the Bank has healthy capital management, which is aligned with the Bank’s characteristics, scale, business complexity, as well as adequate to accommodate future investment and business’ growth.
Selain itu, dalam rangka mendukung target pertumbuhan bisnis dan guna memperkuat tata kelola dan kontrol, Commonwealth Bank telah dan terus menerapkan langkah-langkah strategis sebagai berikut:
Moreover, In order to support business growth targets and strengthen governance and controls, Commonwealth Bank has been and continuously implementing the following strategic measures:
1. Kerangka Kerja Manajemen Risiko.
1. Risk Management Framework Risk Management Framework will be continuously enhanced and adapted to improve competitiveness in line with the Bank’s business models and strategies. Focusing on lending in smaller amounts and converting credit in foreign currency into local currency, tightening the loan portfolio performance monitoring at the early stage to mitigate increased risk, and implementing more actively problem loans handling. 2. Main Market Segments Refocus Commonwealth Bank refocuses the main targeted market segments, namely individual and SME customers whereby the Bank remains focusing on serving Established Affluent and Established SME customers, and at the same time also explores Emerging Affluent (“eAffluent”) and Emerging SME (“Esme”) segments. The Bank also reviewsits strategy for Commercial segment, for which the bank has decided to no longer serve the commercial segment as the Bank has no comparative advantage to compete in this segment
Kerangka Manajemen Risiko akan secara terus menerus ditingkatkan dan disesuaikan untuk dapat meningkatkan daya saing yang sejalan dengan bisnis model dan strategi Bank. Berfokus pada penyaluran kredit dalam jumlah yang lebih kecil dan melakukan konversi kredit dalam valuta asing ke mata uang local, Memperketat pemantauan kinerja portofolio kredit pada tahap lebih awal untuk memitigasi risiko yang mungkin meningkat, Mengimplementasikan penanganan kredit bermasalah secara lebih aktif. 2. Fokus Ulang Segmen Pasar Utama
Commonwealth Bank melakukan fokus ulang segmen pasar utama yang akan dituju yaitu individual (consumer) dan UKM (SME) dimana Bank tetap fokus melayani nasabah Established Affluent dan Established SME, juga di saat yang sama melakukan eksplorasi untuk segmen Emerging Affluent (“eAffluent”) dan Emerging SME (“eSME”). Bank juga meninjau kembali strategi Bank untuk segmen Komersial, di mana Bank memutuskan untuk tidak lagi melayani segmen komersial yang disebabkan oleh Bank tidak memiliki keuntungan komparatif untuk bersaing pada segmen ini.
Hingga akhir tahun 2015, saldo kredit PTBC lebih rendah 12,1% dibandingkan akhir tahun 2014. Lebih rendahnya penyaluran kredit PTBC dibandingkan dengan Desember 2014 disebabkan oleh menurunnya saldo kredit segmen Komersial dan mulifinance yang sebagian di-offset oleh kenaikan penyaluran dana untuk segmen UKM/SME dan Konsumer. Penurunan saldo kredit pada segmen Komersial sejalan dengan keputusan strategis yang dibuat oleh tim manajemen Bank, sementara penurunan saldo kredit multifinance disebabkan oleh penurunan kinerja pasar otomotif dan tersedianya sumber dana alternatif untuk perusahaan pembiayaan.
By the end of 2015, PTBC’s loan portfolio isl ower by 12.1% compared to that of the end of 2014. PTBC’s lower loan portfolio position compared to that of December 2014 is caused by the declining loan positions to Commercial and mulifinance segments which are partially offset by the increase in loan portfolio to consumers and SME segments. The decline in loan portfolio to Commercial segment is in line with the strategic decisions made by the Bank’s management team, while the decline in loan portfolio to multifinance is due to the slowdown performance of automotive market and the availability of alternative funding sources for multifinance companies.
Saldo dana pihak ketiga PTBC hingga akhir Desember 2015 mencapai Rp 15,3 triliun sama dengan Desember 2014 dengan peningkatan rasio CASA/TD dari sebelumnya 54% menjadi 55%. Tetap dijaganya tingkat dana pihak ketiga walaupun terjadinya penurunan saldo kredit merupakan refleksi dari keputusan tim manajemen PTBC untuk menjaga tingkat likuiditas yang lebih berhatihati.
PTBC’s third party funds position at the end of December 2015 reaches Rp 15.3 trillion, about the same as that of December 2014 by the increasing in CASA/TD ratio from previously 54% to 55%. The relatively constant position of third party funds level despite the decline in loan portfolio is the reflection of the management team’s decision to maintain more cautious liquidity position.
180
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
3. Peningkatan tingkat kepuasan nasabah.
3. Increased level of customers satisfaction
Pada tahun 2015, PTBC menduduki peringkat ke-3 dari 21 bank (termasuk BUMN, bank-bank komersial dan bank asing) berdasarkan MRI (Marketing Research Indonesia) yang merupakan standar industri di Indonesia untuk penilaian kualitas layanan. Hal ini konsisten dengan komitmen PTBC untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap nasabah serta meningkatkan kepuasan nasabah melalui layanan yang ungul.
In 2015, PTBC is ranked third out of 21 banks (including state banks, private banks, and foreign banks) by MRI (Marketing Research Indonesia) which is the industry standard in Indonesia for quality of service assessment. This is consistent with PTBC’s commitment to continuously improve customer services and satisfaction through excellence services.
Bank telah menerapkan pergantian sistem core banking COMPASS untuk mendukung tercapainya tujuan bisnis dengan cara meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, peningkatan produktifitas dan meminimalkan risiko operasional.
The Bank has implemented COMPASS, the new core banking system, to support the achievement of business goals by improving services to the customers, increasing productivity, and minimizing operational risk.
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NONKEUANGAN BANK
TRANSPARENCY OF BANK’S FINANCIAL AND NONFINANCIAL CONDITIONS
Informasi dalam laporan keuangan telah disusun dan disajikan menurut prosedur, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Surat Edaran tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Umum Konvensional dan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan instansi terkait lainnya secara tepat waktu.
Information in financial reports has been prepared and presented in such procedure, type, and scope as regulated by the Financial Services Authority Regulation and Circular concerning Transparency and Publication of Conventional Commercial Bank’s Financial Reports and submitted to the Financial Services Authority and other related institutions timely. The above information is also available online at Commonwealth Bank’s homepage (www.commbank.co.id) so that it can be easily accessed by all Commonwealth Bank’s stakeholders.
Informasi di atas juga tersedia secara online di situs Commonwealth Bank (www.commbank.co.id) sehingga dapat diakses dengan mudah oleh seluruh pemangku kepentingan Commonwealth Bank. KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAINNYA UNTUK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
REMUNERATION AND OTHER FACILITIES POLICY FOR THE BOARD OF COMMISSIONERS AND THE BOARD OF DIRECTORS
a. Jenis remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Commonwealth Bank tahun 2015:
a. Types of remuneration and other facilities received by members of Commonwealth Bank‘s Board of Commissioners and Board of Directors in 2015:
Berdasarkan keputusan bulat Pemegang Saham Commonwealth Bank Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 15 Mei 2012 sebagaimana telah diubah dengan Akta No.45 tanggal 10 April 2013, telah diputuskan untuk menyetujui penetapan remunerasi, gaji, tunjangan, dan honorarium untuk Komisaris Lokal Bank yang mengacu pada Kebijakan Remunerasi untuk Komisaris Lokal. Komisaris lokal menerima kompensasi dalam bentuk Honorarium, Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) dan Gaji ke-14 dan manfaat dalam bentuk Tunjangan Medis Rawat Inap/Jalan dan Mobil Perusahaan.
Pursuant to unanimous resolution of the Shareholders of Commonwealth Bank in exchange of the Extraordinary General Meeting of Shareholder dated 15 May 2012 as amendedby Deed No.45 dated 10 April 2013, it is resolved to approve the determination of remunerations, salaries, allowances, and emoluments for Local Commissioners of the Bank, which refers to Remuneration Policy for Local Commissioners. The local commissioners receive compensations in the forms of Honorarium, Religious (THRK) Allowance, 14th Honorarium, Inpatient/Outpatient Medical Benefits, and Company Car.
RUPS juga telah menyetujui pendelegasian wewenang Rapat Umum Pemegang Saham kepada Dewan Komisaris dalam menentukan gaji dan tunjangan anggota Direksi ke dalam kebijakan Bank. Berdasarkan kebijakan tersebut, anggota Direksi menerima kompensasi dalam bentuk gaji, THRK, Tunjangan Akhir Tahun, bonus kinerja, dan sign-on bonus (sesuai kesepakatan kedua pihak). Selain itu, Direksi menerima manfaat dalam bentuk Dana Pensiun, program jaminan sosial, Asuransi Jiwa, Tunjangan Medis, cuti tahunan, mobil perusahaan dan biaya perawatan mobil. Anggota Direksi berkewarganegaraan asing menerima tunjangan tambahan berupa Tunjangan Perumahan dan Kebutuhan Rumah bagian dari kebijakan Bank.
The GMS has also approved the delegation of authority of the General Meeting of Shareholders tothe Board of Commissioners in determining the salaries and allowances of members of the Boardof Directorsand deriving them into the Bank’s policy. Based on the policy the members of the Board of Directors receive compensations in the forms of salaries, Religious (THRK) Allowance, Year-End Allowance, performance-based bonuses, and sign-on bonuses (as agreed on both parties). Additionally, the Board of Directors receives benefits in the forms of Pension Fund, social security program, LifeInsurance, Medical Benefits, annual leave, company car, and car maintenance cost. Expatriate members of the Board of Directors receive additional benefits in the forms of Host Country Housing Allowance and Household utilities allowance as part ot the Bank’s policy.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
181
Jumlah Diterima Tahun 2015 Amount Received in 2015 Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Type of Remuneration and Other Facilities
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
Jumlah SDM Number of people
Dalam Juta Rupiah In Million Rupiah
Jumlah SDM Number of people
Dalam Juta Rupiah In Million Rupiah
2*
3,120
4
17,754
2* -
501 -
4 -
1,358 -
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem dan fasilitas lain) Remuneration (salaries, bonus, routine benefits, tantiem and other intangible facilities) 2. Fasilitas-fasilitas lain Other tangible facilities Dapat dimiliki | Can be owned Tidak dapat dimiliki | Cannot be owned Total
3,621
b. Rincian remunerasi per individu (diterima secara tunai sebelum pajak penghasilan) adalah data jumlah remunerasi dalam setahun yang meliputi THR, TAT, Bonus, DPLK, BPJSTK, termasuk perhitungan pro-rata untuk Direktur yang saat ini bekerja kurang dari satu tahun, yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi Commonwealth Bank pada 2015 adalah sebagai berikut: Remunerasi per orang dalam 1 (satu) tahun di 2014 Remuneration per person in 1 (one) year in 2012
19,112
b. The details of the remuneration per person (received in cash before income tax) are total remuneration data within a year covering THR,TAT, Bonus, DPLK, BPJS-TK, including pro-rate calculation for the Board of Directors currently less thanone year of service,received by PTBC’s Board of Commissioners and Board of Directors in 2015 areas follows:
Jumlah Direktur Number of Directors
Jumlah Komisaris Number of Commissioners
Di atas Rp 3 miliar Above Rp 3 billion
4
-
Di atas Rp 2 miliar dan sampai dengan Rp 3 miliar Above Rp 2 billion and up to Rp 3 billion
-
-
Di atas Rp 1 miliar dan sampai dengan Rp 2 miliar Above Rp 1 billion and up to Rp 2 billion
--
2*
Di atas Rp 500 juta dan sampai dengan Rp 1 miliar Above Rp 500 million and up to Rp 1 billion
-
-
Di bawah Rp 500 juta Below Rp 500 million
-
-
* Seluruh Remunerasi dan Fasilitas lain yang diterima oleh 2 (dua) anggota Komisaris Non-Lokal ditanggung oleh Commonwealth Bank of Australia (CBA) All Remuneration and other Facilities received by 2 (two) Non-Local Commissioners were borne by Commonwealth Bank of Australia (CBA)
RASIO ANTARA GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH
RATIOS OF HIGHEST AND LOWESTSALARIES
Rasio gaji tertinggi dan terendah (berdasarkan gaji dasar) yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan per bulan adalah sebagai berikut:
The ratios of the highest and the lowest salaries (based on basics alary only) received by the members of the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the employees per month are as follows:
Keterangan | Description
Rasio | Ratio
Karyawan dengan gaji tertinggi dan terendah Highest and lowest salary of employees
69.23 : 1
Direktur dengan gaji tertinggi dan terendah Highest and lowest salary of Directors
1.95 : 1
Komisaris dengan gaji tertinggi dan terendah Highest and lowest salary of Commissioners
1:1
Karyawan dan Direktur dengan gaji tertinggi Highest salary of Directors and employees
1.73 : 1
182
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
OPSI SAHAM
STOCK OPTION
Selama 2015, Commonwealth Bank tidak memberikan opsi saham kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif, dan Kepala Unit Bisnis lainnya.
During 2015, Commonwealth Bank does not provide any stock option to members of the Board of Commissioners, the Boardof Directors, Executive Officers, and other Head of Business Units.
PENYIMPANGAN INTERNAL
INTERNAL FRAUDS
Penyimpangan internal dalam bagian ini, tidak berkonotasi kejahatan yang memiliki unsur pidana, karena bisa bermakna etika maupun administrasi. Pada intinya, tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang telah ditetapkan Bank secara internal maupun norma lain yang ditetapkan oleh regulator. Sepanjang tahun 2015, berikut ini rinciannya:
Internal frauds in this section, do not connote those having criminal elements, because they could mean ethical and administrative. In essence, they are those actions that are not in accordance with the norms that have been established by the Bank internally and other norms set by the regulators. Throughout 2015, the following are the details
Penyimpangan Internal Internal Fraud 2015
Jumlah Kasus yang Dilakukan Number of Cases Committed by Manajemen Management
Karyawan Tetap Permanent Employee
Karyawan Temporari Temporary Employee
Tahun sebelumnya Previous Year
Tahun Buku Current Year
Tahun sebelumnya Previous Year
Tahun Buku Current Year
Tahun sebelumnya Previous Year
Tahun Buku Current Year
Jumlah Total
0
0
0
1
0
0
Telah selesai Resolved
0
0
0
1
0
0
Dalam proses penyelesaian internal Under process of settlement internally
0
0
0
0
0
0
Dalam proses penyelesaian internal dan dengan nasabah Under process of settlement internally and with customer
0
0
0
0
0
0
Saat ini tidak terdapat upaya penyelesaian Currently no settlement efforts
0
0
0
0
0
0
Diproses secara legal Followed up through legal process
0
0
0
0
0
0
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
183
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN WHISTLEBLOWER
WHISTLEBLOWER PROTECTION POLICY
Bank berkomitmen menjaga lingkungan kerja dan budaya organisasi yang tidak mentolerir tindak penyimpangan, korupsi dan perilaku yang tidak pantas sesuai dengan standar perusahaan yang dituangkan dalam Kebijakan Perlindungan Whistleblower. Kebijakan ini mendorong karyawan untuk melaporkan indikasi tindak penyimpangan, penyuapan dan korupsi, kegiatan ilegal, tidak etis, atau pelanggaran hukum dan peraturan.
The Bank is committed to maintain the work environment and organizational culture that do not tolerate any act of fraud, corruption, and inappropriate behavior in accordance with the company standards as outlined in the Whistleblower Protection Policy. This policy encourages employees to report an indication of any act of fraud, bribery, corruption, illegal activity, unethical activity, or violation of laws and regulations.
Mekanisme pelaporan ini untuk melindungi kerahasiaan identitas pelapor dan memastikan pelaporan anonim.
This reporting mechanism is intended to protect the confidentiality of the reporter’s identity and ensure anonymous reporting.
Program Perlindungan Whistleblower
Whistleblower Protection Program
Dalam mendeteksi tindak penyimpangan atau perilaku lain yang dianggap tidak benar, Program Perlindungan Whistleblower menjadi jalur pelaporan yang disediakan oleh Bank sehingga pelaporan melalui jalur komunikasi dapat dilakukan oleh pihak internal dan eksternal, yaitu antara lain melalui:
In detecting the acts of fraud or other inappropriate behaviors, the Whistleblower Protection Program constitutes a reporting line provided by the Bank so that reporting via communication lines can bedone by internal and external parties, namely amongst others through:
•
Email:
[email protected]
•
Email:
[email protected]
•
Hotline Whistleblower: 08071919191
•
Whistleblower Hotline: 08071919191
•
Telepon Internal call: 8800
•
Internal Telephone call: 8800
•
Surat: Whistleblower, FCU, WTC 6 Lantai 16, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920.
•
Mail: Whistleblower, FCU, WTC 6 Lantai 16, Jl.Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920.
Pelaporan dapat didasarkan pada bukti dan dasar pemikiran melakukan pelaporan. Bank melindungi identitas pelapor dan menjamin kerahasiaannya pada saat laporan ditindaklanjuti oleh unit terkait.
Reporting can be based on evidences andrationale in doing the reporting. The Bank protects the identity of the reporters and ensures their confidentiality at the time the reports are followed up by the related units.
Seluruh laporan yang diterima dikelola oleh Unit Kejahatan Keuangan sebagai pihak yang ditunjuk mengelola pelaporan yang masuk sesuai dengan standar operasi terkait Whistleblower. Laporan akan ditindaklanjuti oleh Whistleblower Investigation Officer (WIO) yang akan menghubungi pelapor untuk meminta bukti atau informasi tambahan jika perlu. Whistleblower Protection Officer (WPO) akan memastikan dengan baik bahwa whistleblower diberikan perlindungan.
All reports received are managed by the Financial Crime Unit as the party designated in managingin coming reporting in accordance with the standards of operation associated with the whistleblower. The reports will be followed up by Whistleblower Investigation Officer (WIO) who will contact the reporters to request additional evidences or information if needed. Whistleblower Protection Officer (WPO) will ensure properly that protection is given to the whistleblowers.
Jika informasi yang diberikan tidak cukup, atau tidak relevan untuk dilanjutkan proses penyidikan, pelapor akan diinformasikan bahwa penyelidikan dihentikan.
If the information provided is not adequate, or irrelevant to be proceeded into investigation process, the reporters will be informed that the investigation is discontinued.
Demi meningkatkan efektivitas Program Perlindungan Whistleblower, Bank melakukan beberapa kegiatan:
In improving the effectiveness of the Whistleblower Protection Program, the Bank does some activities such as:
• Sosialisasi dilakukan melalui desktop wallpaper, poster, atau sesi pelatihan guna mendorong pelaporan atau sebagai Whistleblower.
• Socialization which is done through desktop wallpapers, posters, or training sessions to encourage reporting or taking the position as whistleblowers.
• Anti-Fraud Awareness melalui surel kepada seluruh karyawan, secara berkala.
• Anti-Fraud Awareness via email to all employees on regular basis.
184
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Laporan Whistleblowing 2015
2015Whistleblowing Reporting
Jenis Pelaporan | Type of Reporting
Jumlah Laporan | Number of Report
Jumlah Laporan Total Number of Report
8
Yang sudah selesai Completed
7
Yang ditutup dan tidak ada investigasi lagi Closed and no further investigation
7
PROSES HUKUM
LEGAL PROCEEDINGS
Jumlah kasus perdata dan pidana yang dihadapi oleh Commonwealth Bank, baik diselesaikan dengan kekuatan hukum final maupun dalam proses penyelesaian, per 31 Desember 2015, adalah sebagai berikut:
Numbers of civil and criminal cases faced by Commonwealth Bank, both resolved by final legal binding power and in process of settlement, as per31December 2015, are as follows:
a. Commonwealth Bank sebagai Penggugat:
a. Commonwealth Bank as the Plaintiff: Jumlah Proses Hukum Number of Legal Proceedings
Proses Hukum Legal Proceedings
Sudah selesai (dengan finalisasi hukum dan kekuatan mengikat) Resolved (with final legal binding power) • Rp 101 juta s/d Rp 500 juta Rp 101 million to Rp 500 million • Di atas Rp 500 juta Above Rp 500 million Dalam proses penyelesaian In the process of settlement • Rp 101 juta s/d Rp 500 juta Rp 101 million to Rp 500 million • Di atas Rp 500 juta Above Rp 500 million Total b. Commonwealth Bank sebagai Tergugat
Kriminal Criminal
Perdata Civil
2014
2015
2014
2015
-
-
-
-
1
-
-
-
3
1
-
-
1
1
-
-
5
2
-
-
b. Commonwealth Bank as the Defendant Jumlah Proses Hukum Number of Legal Proceedings
Proses Hukum Legal Proceedings
Sudah selesai (dengan finalisasi hukum dan kekuatan mengikat) Resolved (with final legal binding power) • Rp 101 juta s/d Rp 500 juta Rp 101 million to Rp 500 million • Di atas Rp 500 juta Above Rp 500 million Dalam proses penyelesaian In the process of settlement • Rp 101 juta s/d Rp 500 juta Rp 101 million to Rp 500 million • Di atas Rp 500 juta Above Rp 500 million Total
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Kriminal Criminal
Perdata Civil
2014
2015
2014
2015
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
185
Informasi di bawah ini terkait persidangan hukum yang masih dalam proses:
The following information is related to the legal proceedings which are still in process:
Kasus Dugaan Tindak Pindana Penggelapan oleh Nasabah
Alleged Embezzlement by the Customer
Pada tanggal 22 September 2015, Commonwealth Bank mendapatkan temuan adanya klaim dari Mastercard atas transaksi nasabah dengan konversi mata uang yang salah via ATM di Malaysia, yang salah satu diantaranya transaksi nasabah Commonwealth Bank. Adapun periode transaksi yang dilakukan oleh Nasabah pada tanggal 6 Juli 2015 - 19 Juli 2015. Klaim tersebut diajukan oleh pemilik mesin ATM melalui jaringan Mastercard pada tanggal 24, 25, 26 dan 28 Juli 2015 menggunakan kode 10 yang artinya CORRECT AN ATM TERMINAL MALFUNCTION
On 22September 2015, Commonwealth Bank is claimed by Mastercard on customer transactions in the form of wrong currency conversions via ATM in Malaysia. Period of transactions by the Customer is6July 2015 –19July 2015. The claim is filed by the ATM machine owner through the Mastercard network on 24, 25, 26, and 28 July 2015 using the code of 10, which means CORRECT AN ATM TERMINAL MALFUNCTION.
Berdasarkan fakta, dokumen hukum dan investigasi lanjutan oleh Commonwealth Bank maka kesimpulan awal sebagai berikut :
Based on the facts, legal documents, and further investigations by Commonwealth Bank, the initial conclusions are as follows:
•
Bahwa telah terjadi kesalahan di mesin ATM di Malaysia yang menyebabkan nilai konversi atas penarikan bank note mata uang Ringgit di Malaysia menjadi sangat kecil sehingga Nasabah didebit dengan nilai konversi ke Rupiah yang sangat kecil (selanjutnya disebut Kesalahan Sistem).
•
•
Bahwa Nasabah mempunyai itikad tidak baik dengan melakukan ratusan Transaksi setelah mengetahui adanya Kesalahan Sistem di mesin ATM.
•
Whereas there has been an error in the ATM machine in Malaysia that leads to the conversion value over the withdrawal of bank notes in Malaysian Ringgit currency becomes so small that the Customer is debited with the value of the conversion in a very small amount (here in after referred to as System Errors). That the customer has a bad faith by doing hundreds of transactions after discovering the System Errors in the ATM machine.
Akibat kesalahan sistem tersebut, Commonwealth Bank mengalami kerugian finansial sebesar Rp. 2,759,537,866.50 (dua milyar tujuh ratus lima puluh sembilan juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu delapan ratus enam puluh enam lima puluh rupiah).
As the result of the system errors, Commonwealth Bank suffers financial loss of Rp. 2,759,537,866.50 (two billion seven hundred fifty nine million five hundred thirty seven thousand eight hundred sixty six rupiah and fifty cent).
Mengacu pada hasil investigasi yang telah dilakukan, Bank telah mengambil langkah hukum yaitu melaporkan dugaan tindak pidana penggelapan yang diduga dilakukan nasabah ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (selanjutnya disebut Bareskrim Mabes Polri) pada tanggal 2 November 2015, dengan dasar hukum Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 372 tentang Penggelapan.
Referring to the results of investigations carried out, the Bank has taken legal measures namely to report suspected criminal offenses of embezzlement allegedly committed by the customer to the Criminal Investigation Department of Police Headquarter (here in after referred to as Criminal Police Headquarter) on 2 November 2015, by the legal basis of Article 372 of the Criminal Codes regarding Embezzlement.
Commonweatlh Bank sebagai pelapor dalam kasus dugaan tindak pidana penggelapan akan menindaklanjuti dan terus memantau perkembangan proses hukum yang saat ini dalam tahap penyelidikan hingga penyidikan di kepolisian, serta akan memberikan dukungan berupa informasi dan/atau dokumen jika dibutuhkan oleh kepolisian maupun pihak berwenang lainnya.
Commonweatlh Bank as the complainant in this alleged embezzlement criminal offense case will follow up and continue monitoring the legal proceedings progress currently under investigation until prosecution by the police, and will provide supports in the forms of information and/or documents if required by the police.
Kasus Pemalsuan dan Penipuan atas Bilyet Giro
Checkbook Counterfeiting and Fraud Case
Kasus ini bermula dari datangnya keluhan nasabah mengenai Bilyet Giro (BG) miliknya yang ditolak pada saat pencairan dengan alasan bahwa BG tersebut telah dicairkan pada cabang Jembatan Lima. BG tersebut ditujukan kepada rekan bisnis nasabah dan transaksi yang dimaksud pada Jembatan Lima tersebut dilaksanakan pula oleh seseorang yang bernama sama dengan rekan bisnis nasabah. Setelah diperiksa melalui rekaman CCTV, ternyata pencairan dilakukan oleh orang yang berbeda dengan yang dimaksud sebagai rekan bisnis nasabah.
The case stems from complaints from a customer about her check which is rejected at the time of encashment on the ground that the check has been encashed at Jembatan Lima branch office. The checkis addressed to the customer’s business partner and the transaction referred to at Jembatan Lima branch office is done by a person of the same name asthat of the customer’s business partner. Having examined through CCTV records, the encashment is actually done by a different person from the one referred to as the customer’s business partner.
186
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Setelah diinvestigasi lebih lanjut, maka diketahui bahwa terdapat 2 (dua) BG dengan nominal Rp482,848,993, nomor seri dan tandatangan yang sama, namun BG yang telah dicairkan pada cabang Jembatan Lima tersebut adalah palsu dan dilakukan oleh seorang penipu.
Upon further investigation, it is known that there are 2 (two) checks with nominal of Rp482,848,993, under the same serial number and signature, but those checks encashed at Jembatan Lima branch office are faked and done by an impostor.
Commonwealth Bank pada akhirnya berkeputusan untuk melaporkan Kasus Pemalsuan BG ke Kepolisian. Pelaporan dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2015 di kantor Polisi Resor Jakarta Barat. Dasar dari pelaporan ini adalah KUHP pasal 263 (pemalsuan dokumen) dan pasal 378 (penipuan).
Commonwealth Bank at the end decides to report the check Fraud case to the Police. Reporting is done on 11 August 2015 in West Jakarta Police Resort office. The basis of this report is the Criminal Codes article 263 (falsification of documents) and Article 378 (frauds).
Commonwealth Bank sebagai pelapor dalam kasus dugaan tindak pidana pemalsuan dan penipuan BG akan menindaklanjuti dan terus memantau perkembangan proses hukum yang saat ini dalam tahap penyelidikan hingga penyidikan di kepolisian, serta akan memberikan dukungan berupa informasi dan/atau dokumen jika dibutuhkan oleh kepolisian dan pihak berwenang lainnya.
Commonwealth Bank as the complainant in this check forgery and fraud criminal act case will follow up and continue monitoring the legal process that is currently under investigation until prosecution by the police, and will provide supports in the forms of information and/or documents if required by the police.
TRANSAKSI YANG KEPENTINGAN
TRANSACTIONS CONTAINING CONFLICT OF INTEREST
MENGANDUNG
BENTURAN
Guna mendukung risk awareness dan pengetahuan akan Benturan Kepentingan, seiring pembaruan Peraturan Commonwealth Bank periode 2014-2016, telah diatur dalam pasal 63 dalam Peraturan Perusahaan bahwa Karyawan wajib membaca, memahami, mematuhi dan menerapkan Peraturan Perusahaan dan Peraturan Pelaksana. Karyawan baru dan lama juga diwajibkan untuk menandatangani Pernyataan Professional Practice dan berpartisipasi dalam Pelatihan wajib Kode Etik, yang salah satu modulnya adalah tentang Benturan Kepentingan.
To support risk awareness and knowledge regarding Conflicts of Interest, along with the renewal of Commonwealth Bank’s Company Rulesfor 2014-2016 period, it is provisioned in section 63 that the Employees shall be obliged to read, understand, comply with, and implement the Company Rules and their Implementation Provisions. New and existing employees are also obliged to sign Statement of Professional Practice and participate in mandatory Codes of Conduct Trainings, which one of its modules is regarding Conflicts of Interest.
Selain itu, Commonwealth Bank telah melakukan survei tahunan atas seluruh Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif mengenai informasi terkini pengecekan pihak-pihak terkait.
Other than that, Commonwealth Bank has done annual survey for all Commissioners, Directors, and Executive Officers regarding updated information on the checking of their related parties.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM DAN OBLIGASI BANK
BANKSTOCKS AND BONDS BUY BACK
Pada 2015, tidak ada transaksi pembelian kembali obligasi atau saham.
In 2015, there are no stocks or bonds buy back transactions.
DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN POLITIK
SOCIAL AND POLITICAL ACTIVITIES FUNDS
a. Kegiatan Sosial
a. Social Activities
Dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, Commonwealth Bank secara aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan fokus pada bidang edukasi literasi keuangan dan sosial. Pada 2015, Commonwealth Bank melakukan kegiatan sosial sebagai berikut:
In performing the Bank’s corporate social responsibility, Commonwealth Bank actively participates in improving public welfares, by focusing on financial literacy and social education. In 2015 Commonwealth Bank performes the following social activities:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
187
Jenis dan Tujuan Program Type of Program and Its Purpose
No.
Penerima Beneficiary
Total Total
1
Pembangunan 2 kelas untuk Sekolah Aluna, sekolah untuk anak penderita tuna rungu serta 3 kali kunjungan sekolah untuk kegiatan bersama anak-anak. Donation for building two classrooms at Sekolah Aluna, school for hearing impaired children and 3 visits to conduct activities with the kids.
Sekolah Aluna, Jakarta Jalan Kebagusan Dalam IV No. 34A Pasar Minggu Jakarta Selatan
2
Pembangunan 2 rumah di Gunung Sari – Tangerang, Desa Babakan Madang-Sentul, Bogor – 2 kali. Build Home Project at Gunung Sari –Tangerang, Desa Babakan Madang- Sentul, Bogor – 2 times
Habitat Bagi Kemanusiaan Habitat For Humanity www.habitatindonesia.org/
3
Hari Donor Darah – Program donor darah regular bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) –3 kali. Blood Drive Day – Regular blood drive program in collaboration with Indonesian Red Cross (PMI) – 3 times
Palang Merah Indonesa (PMI) Indonesian Red Cross (PMI)
4
Donasi untuk pembangunan dapur sekolah 2 Taman Kanak-kanak di Bandung dan kunjungan ke sekolah untuk kegiatan masak bersama Donation for help rebuilding school facilities: kitchens for two kindergartens in Bandung area and visit to conduct cooking activities together with the kids.
TK An-Nur & TK Ade Irma Desa Cikembang, Kec Kertasari, Pangalengan Bandung
IDR 40,000,000
5
Donasi dan partisipasi staff dalam Shave for Hope – program cukur massal untuk penggalangan dana bagi anak penderita kanker Donation and staff participation in Shave for Hope – mass shaving event for fundraising to kids with cancer.
Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
IDR 300,000,000
6
Nonton Bareng dan Buka Puasa Bersama dengan anak-anak yatim piatu di bulan Ramadhan Watching movie together and fasting break with orphanage kids in conjunction with Ramadhan Season
7
Belajar Menabung Bersama Sjors dan Commonwealth Bank, kegiatan simulasi aktivitas di Bank dan belajar menabung untuk anak-anak di bawah jembatan Pluit “Belajar Menabung Bersama Sjors dan Commonwealth Bank”, activities with kids who lived under Pluit highway by doing banking simulation and learn to save.
Sjors Foundation, Pluit Highway
IDR 46,475,000
8
Program Charity dengan Australian & New Zealand Association (ANZA) untuk memberdayakan masyarakat Charity program with Australian & New Zealand Association (ANZA) to empower communities
ANZA (Australian & New Zealand Association)
IDR 80,000,000
9
Acara charity turnamen dengan Kedutaan Australia Charity golf tournament with Australian Embassy
Platypus Club, Australian Embassy Social Club, Jakarta
IDR30,000,000
10
Acara charity turnamen golf dengan Habitat for Humanity Charity golf tournament with Habitat for Humanity
Habitat Bagi Kemanusiaan Habitat For Humanity www.habitatindonesia.org/
IDR 36,000,000
11
Bowling Fun Games dengan PIISEI – Acara penggalangan dana melalui kompetisi bowling, yang hasilnya akan disumbangkan ke rumah yatim piatu Bowling Fun Games with PIISEI –Fundraising event through bowling competition to be given to orphanage house
PIISEI (Persatuan Istri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia)
IDR 15,000,000
12
Program Literasi Keuangan – Program edukasi dengan topik Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Financial Literacy Program - Educational program with topic about Financial Planning and Management
Publik (program partisipasi)– 5 sesi Public (program participants)– 5 sessions
IDR 60,000,000
13
Program WISE (Women Investment Series) – program edukasi keuangan untuk wanita, yang terdiri dari: Riset, Aplikasi Seluler WISE, kelas-kelas edukasi bersama komunitas perempuan, dll WISE Program (Women Investment Series) – financial education program targeted to women, consists of some elements: Research, WISE Mobile Application, education class and community building, etc.
Publik Public
Panti Asuhan Muslimin Jaya
IDR 113,050,000
IDR 45,240,000
+/- 300 blood packs
IDR 56,340,000
IDR 1,000,000,000
b. Kegiatan Politik
b. Political Activities
Pada 2015, Bank tidak mendanai kegiatan politik.
In 2015, the Bank does not fund any political activity.
188
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
TINJAUAN SELF ASSESSMENT ATAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SELF ASSESSMENT REVIEW ON THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Melalui visi untuk meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan para stakeholder, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan serta etika yang berlaku, Commonwealth Bank telah melaksanakan Self-assessment GCG pada tahun 2015, yang dilaksanakan dalam kepatuhan terhadap persyaratan Bank Indonesia tentang Implementasi Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum sesuai PBI No. 8/4/PBI/2006, PBI No. 8/14/PBI/2006 and SEBI No.15/15/ DPNP.
In the vision of improving the Bank’s performance, protecting the interests of the stakeholders, and improving compliance to the prevailing regulations and ethics, in 2015 Commonwealth Bank has conducted GCG Self-assessment in compliance with Bank Indonesia requirements on the Implementation of Good Corporate Governance (GCG) by Commercial Banks as regulated by BIR No. 8/4/PBI/2006, BIR No. 8/14/PBI/2006 and BIC No.15/15/DPNP.
Penilaian tentang kinerja dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance dilaksanakan secara berkala oleh Commonwealth Bank dan fokus pada 11 (sebelas) Faktor Penilaian dalam Implementasi Good Corporate Governance serta informasi lain yang berhubungan dengan implementasi GCG Bak, yang terdiri dari:
The assessment on the performance of Good Corporate Governance principles by Commonwealth Bank is performed periodically andfocused on 11 (eleven) Assessment Factors and other related information to the Bank’s GCG implementation, consisting of:
Nilai komposit Self Assessment atas Good Corporate Governance dihitung per 31 Desember 2015, tersaji dalam tabel berikut:
The composite score of Good Corporate Governance Self Assessment calculated as per 31December 2015, is provided in the following table:
No 1.
Aspek Penilaian Aspects for Assessment
Catatan Notes
Kinerja Dewan Komisaris dalam Melaksanakan Tugas Jumlah orang dan komposisi anggota Dewan sesuai dan Tanggung Jawab ketentuan PBI. Dewan mampu membuat keputusan yang independen dan melakukan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Rapat diselenggarakan secara efektif dan efisien. Performance of Duties and Responsibilities by the Board The number of people and composition of the Board members and composition were in adherence to PBI of Commissioners provisions. The Board was capable of making independent decisions and performed their duties in accordance to GCG principles. Meetings were conducted effectively and efficiently.
2.
Kinerja Direksi dalam Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab
Kompetensi, integritas dan susunan anggota Direksi telah sesuai dengan kapasitas dan kompleksitas usaha saat ini. Anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara internal. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi memenuhi prinsip kepatuhan dan GCG. Rapat diselenggarakan secara efektif dan efisien.
Performance of Duties and Responsibilities by the Board of Directors
The competence, integrity and composition of the members of the Board of Directors were in line with the capacity and complexity of the business today. Members of the Board of Directors were able to take action and make decisions internally. In performing their duties, the Board of Directors meets the principle of compliance and GCG. Meetings were conducted effectively and efficiently.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
189
3.
dan kompetensi anggota Komite Kecukupan dan Kinerja Komite dalam Melaksanakan Komposisi telah sesuai dengan ketentuan PBI. Rapat komite telah Tugas diselenggarakan dan dihadiri oleh para anggota. Adequacy and Performance of Duties by the Committees
4.
Mengelola Konflik Kepentingan
Managing Conflict of Interest 5.
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank
Implementation of Bank Compliance Function
6.
Pelaksanaan Fungsi Audit Internal
Implementation of Internal Audit Function 7. Pelaksanaan Fungsi Audit Eksternal Implementation of External Audit Function 8.
Pelaksanaan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal
Implementation of Risk Management and Internal Control Functions
190
The composition and competence of the members of the Committees were in adherence to PBI provisions. Committee meetings have been run and attended by members. Segala potensi benturan kepentingan dimitigasi dengan pelaksanaan kebijakan Bank yang tegas, mengikat seluruh karyawan Commonwealth Bank dan pihak lainnya yang bekerja sama dengan Bank. Any potential conflict of interest was mitigated by enforcing strict company policies, binding all Commonwealth Bank employees and other parties that cooperate with the Bank. Dewan Komisaris dan Direksi berkomitmen untuk meningkatkan dan menjaga kepatuhan Bank pada peraturan dan perundangan yang berlaku. PTBC menunjuk Direktur Kepatuhan yang lulus Tes Fit and Proper yang diselenggarakan OJK. Fungsi kepatuhan telah ditingkatkan selama tahun ini. The Board of Commissioners and Directors committed to improve and uphold company’s compliance to the prevailing rules and regulations. PTBC appointed the Compliance Director who passed the Fit and Proper Test held by OJK. Compliance functions has been improved during the year. Pelaksanaan Fungsi Audit Intern dilaksanakan dengan baik sesuai Standar Minimum yang ditegakkan SPFAIB. The implementation of Internal Audit Function was well-conducted in accordance to Standard Minimum established by SPFAIB. Pelaksanaan Fungsi Audit Ekstern dilaksanakan dengan baik oleh Akuntan Publik independen yang memenuhi syarat. The implementation of External Audit Function was well-conducted by qualified independent Public Accountant. Manajemen Risiko akan terus dan tetapmengidentifikasi dan mengelola risiko Bank. Manajemen secara aktif memonitor dan mengendalikan risiko Bank dan mengawasi kebijakan dan prosedur demi menjaga kesehatan kondisi internal Bank. Risk Management will still and identify continuously and control Bank’s risk. The management actively monitors and controls Bank’s risks and management actively supervises policy, procedure to keep Bank’s internal condition sound.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
9.
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Penyediaan Dana pada Pihak Terkait dan Eksposur Besar
Pelaksanaan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, termasuk di antaranya proses pengambilan keputusan, dilakukan sesuai kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit.
Provision of Funds to Related Party and Large Exposures
The implementation of provision of funds to related party and large exposures, including the decision making process, were conducted in adherence to Bank Indonesia Regulation on Legal Limit Lending
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan Laporan keuangan dan non-keuangan Bank Bank, Laporan Pelaksanaan disampaikan kepada publik secara transparan dan dapat diakses dengan mudah oleh para pemangku kepentingan melalui berbagai media dan situs Bank. Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Good Corporate Governance dan Laporan Internal dilaporkan secara tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan PBI. Sistem Manajemen Informasi terkait Laporan internal dilaksanakan terus-menerus dan diperbaiki secara bertahap guna memberikan informasi yang tepat waktu, akurat dan lengkap. Transparency of Bank’s Financial and Non-Financial The Bank’s financial and non-financial reports were informed to the public with transparency and easily Conditions, accessed by stakeholders through various media outlets and the Bank’s homepage. Good Corporate Governance Implementation Report The Good Corporate Governance implementation report was reported in a timely and in accordance to PBI and Internal Report provisions. The Information Management System regarding Internal Report was continually in process and gradually improved to provide timely, accurate and complete information. Rencana Strategis Bank
Rencana strategis Bank telah disusun dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan disampaikan kepada OJK. Rencana ini menjadi pedoman dalam melaksanakan bisnis perbankan.
Bank Strategic Plan
Bank’s strategic plan has been prepared and approved by BOC and submitted to OJK. The plan is as a guidance in carrying out banking business.
Nilai Komposit Composite Score Ringkasan Umum Hasil Self Assessment Implementasi Good Corporate Governance Commonwealth Bank pada umumnya adalah Baik. Hal ini mencerminkan pemenuhan yang cukup atas prinsip-prinsip GCG, yang terdiri dari 11 (sebelas) prinsip yang komprehensif. Self assessment ini dilaksanakan secara komprehensif dan terstruktur, yang terintegrasi dalam 3 (tiga) aspek tata kelola, yaitu struktur tata kelola, proses tata kelola, dan hasil tata kelola, yang kesemuanya menjadi proses berkelanjutan.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
2 BAIK GOOD The General Conclusion on the Self-Assessment Results of the Implementation of Good Corporate Governance of Commonwealth Bank is in general Good. This is reflected by an adequate fulfillment of the 11(eleven) GCG comprehensive principles. The self-assessmentis carried out comprehensively, structured, and integrated into 3 (three) aspects of governance namely governance structure, governance process, and governance outcome, as a continuous process.
191
A. Struktur Tata Kelola
A. Governance Structure
Berikut adalah faktor-faktor kekuatan pelaksanan GCG dari aspek struktur tata kelola:
The positive factors of the GCG implementation from governance structure aspects are as follows:
•
Struktur dan komposisi Dewan Komisaris yang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
•
Structure and composition of the Board of Commissioners have been in accordance with the applicable provisions.
•
Selain kecukupan struktur dan komposisi Dewan Komisaris, kecukupan lain meliputi jumlah anggota, domisili, rangkap jabatan, independensi, terutama terkait hubungan keuangan dan keluarga, serta integritas dan kompetensi yang sesuai dengan kompleksitas usaha perbankan PTBC
•
•
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, termasuk dalam setiap pengambilan keputusan, seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak secara independen.
•
Other than the adequacy of the structure and composition of the Board of Commissioners, the other adequacies cover the number of members, domiciles, concurrent positions, independency particularly in terms of financial and family relationships, as well as integrity and competency which are in accordance with PTBC’s banking business complexity. Implementation of duties and responsibilities of the Board of Commissioners has met good corporate governance principles, including in decision making process, whereby the Board of Commissioners are able to act independently.
•
Direksi terdiri dari empat anggota yang telah lulus dari Uji Kemampuan dan Kepatutan Bank Indonesia (“BI”) atau Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dan semua Direksi berdomisili di Indonesia.
•
The Board of Directors compose of four members who have been passed Fit and Proper Test of Bank Indonesia (“BI”) or the Financial Services Authority (“OJK”) and all are domiciled in Indonesia.
•
Selain kecukupan struktur dan komposisi Direksi, kecukupan lain meliputi jumlah anggota, domisili, rangkap jabatan, independensi, terutama terkait hubungan keuangan dan keluarga, serta integritas dan kompetensi yang sesuai dengan kompleksitas usaha perbankan PTBC
•
•
Struktur dan komposisi Komite dibawah Dewan Komisaris yang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, dengan penunjukkan dua (2) anggota komite dari pihak independen, yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang akunting, perbankan dan manajemen risiko guna memperkuat fungsi komite.
•
•
Secara infrastruktur, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, Komite-Komite serta Satuan Kerja Bank telah difasilitasi dan didukung dengan kecukupan kebijakan, sistem dan prosedur, pedoman, tata tertib kerja serta piagam-piagam internal Komite
•
•
Bank telah mengkinikan kebijakan internal benturan kepentingan yang mengatur mengenai penanganan benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai bank, termasuk tata cara pengambilan keputusan, dan administrasi pencatatan, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam risalah rapat.
•
Other than the adequacy of the structure and composition of the Board of Directors, the other adequacies cover the number of members, domiciles, concurrent positions, independency particularly in terms of financial and family relationships, as well as integrity and competency which are in accordance with PTBC’s banking business complexity. Structure and composition of the Committees under the Board of Commissioners have been in accordance with the prevailing provisions, by the appointment of 2 (two) members of the committees from independent parties who have the knowledge and experience in accounting, banking, and risk management to further strengthen the functions of the committees. In terms of infrastructures, the performance of duties and responsibilities of the Board of Commissioners, the Board of Directors, the Committees and the Bank’s Working Units has been facilitated and supported by adequate policies, systems and procedures, guidelines, work rules, and internal Committees charters. The Bank has updated the internal conflicts of interest policy concerning the handling of conflicts of interest that binds the bank’s management and employees, including the procedures for decision making, records administration, documentation, and disclosure of conflicts of interest in minutes of meetings.
•
Bank juga telah mengkinikan kebijakan Tata Kelola Perusahaan sebagai payung dari implementasi Tata Kelola Perusahaan di Bank.
•
The Bank has also updated the Corporate Governance policy as the umbrella for the implementation of Corporate Governance in the Bank.
•
Fungsi Kepatuhan yang independen dari fungsi operasional dan sumber daya manusia yang memadai pada satuan kerja Kepatuhan untuk menyelesaikan tugas secara efektif.
•
Independent Compliance Function of operational functions and adequate human resources on the Compliance work unit to perform their duties effectively.
•
Fungsi Internal Audit yang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku termasuk dengan penyusunan piagam dan rencana kerja dari audit intern yang dikinikan setiap tahun dan Pelaksanaan Fungsi Audit Eksternal oleh Akuntan Publik telah memenuhi persyaratan independen dan peraturan yang berlaku.
•
Internal Audit function has been in accordance with the applicable provisions, including the preparation of internal audit charter and work plan which are updated every year, and the Implementation of External Audit Function by Public Accountant has met the independence requirements and the applicable provisions.
192
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
Bank telah melakukan penyempurnaan atas proses penunjukan auditor eksternal melalui penyusunan prosedur penunjukan auditor eskternal
•
The Bank has improved external auditor appointment process through the preparation of external auditor appointment procedures.
•
Struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern yang baik serta terdapat kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai dan dikinikan secara berkala termasuk kebijakan dan prosedur terkait penyediaan dana terhadap pihak terkait dan penyediaan dana besar
•
Adequate organizational structure to support the implementation of good risk management and internal control and there are adequate and regularly updated policies, procedures, and risk limits, including policies and procedures related to the provision of funds to related parties and in large exposures.
•
Penyusunan Rencana Bisnis Bank yang sesuai dengan visi dan misi Bank serta mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris
•
The Bank’s business plan is based on the visionand mission of the Bank and approved by the Board of Commissioners.
•
Implementasi inisiatif Authority Grid yang berfungsi untuk memberikan kejelasan terhadap fungsi atau jabatan yang melakukan tanda-tangan pada dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan baik untuk pihak internal maupun eksternal termasuk kepada regulator.
•
Implementation of Authority Grid initiatives that serve to provide clarity to the functions or positions that sign documents issued by the Bank either to internal or external parties including to the regulators.
B. Proses Tata Kelola
3. Governance Process
Berikut adalah faktor-faktor kekuatan pelaksanan GCG dari aspek proses tata kelola:
The positive factors of the GCG implementation from governance process aspects are as follows:
•
Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen yang senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip GCG. Tugas pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan oleh Dewan Komisaris semata-mata untuk kepentingan Bank.
•
The Board of Commissioners has performed their duties and responsibilities independently by consistenly referring to GCG principles. Supervisory and advisory provision duties are performed by the Board of Commissioners merely for the Bank’s interests.
•
Peningkatan frekuensi rapat Dewan Komisaris menjadi 2 (dua) bulan guna memperkuat fungsi pengawasan dan kehadiran Komisaris Independen Bank sedikitnya sekali seminggu, sebagai bagian dari fungsi pengawasan dan pemberian saran kepada Direksi.
•
•
Pengawasan atas temuan audit oleh Dewan Komisaris melalui Komite Audit dan Direksi melalui rapat Direksi dan Tim Manajemen guna memastikan tindak lanjut dan komitmen Bank sesuai dengan temuan tersebut. Fungsifungsi Kepatuhan dan Audit Internal yang menggunakan mekanisme email setiap minggu kepada divisi terkait, termasuk direktur guna memberikan peringatan atas jatuh temponya temuan audit internal, eksternal dan OJK.
•
•
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Bank telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, dan telah berjalan efektif, serta seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen
•
Increased frequency of the Board of Commissioners meetings into once in 2 (two) months to strengthen supervisory function and the presence of the Bank’s Independent Commissioners atleast once a week as part of the supervisory function and providing advices to the Board of Directors. Supervision of audit findings by the Board of Commissioners through Audit Committee and the Board of Directors through the Board of Directors and Management Team meetings to ensure follow-ups and the Bank’s commitments in accordance with the findings. Compliance and Internal Audit functions using e-mails mechanism every week to the related divisions including directors to remind the maturity of internal audit, external audit, andt he OJK’s findings. The Board of Directors have performed their duties and responsibilities effectively in accordance with GCG principles, and all members of the Board of Directors are able to act and make decisions independently.
•
Pelaksanaan rapat Komite-komite telah sesuai dengan pedoman internal Bank dan telah terlaksana secara efektif dan efisien
•
Organization of Committees meetings has been in accordance with the Bank’s internal guidelines and done effectively and efficiently.
•
Komite-komite telah berjalan efektif untuk membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
•
Committees have functioned effectively to assist the performance of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and the Board of Directors.
•
Fungsi kepatuhan telah menjalankan tugas dan tanggung jawab guna mendukung budaya kepatuhan melalui
•
Compliance function has been performing its dutiesand responsibilities to support compliance culture through
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
193
partisipasi aktif dalam proses produk dan aktivitas baru, serta melaksanakan pengkajian atas kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari departemen lain telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
active participations in new products and activities process and reviewing other departments policies and procedures to ensure compliance with the applicable provisions.
•
•
Fungsi Audit Internal telah secara efektif dan independen memberikan fungsi pengawasan dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko. Realisasi audit telah dilakukan sesuai dengan Rencana Kerja Audit dan telah dilaporkan secara berkala kepada Direksi dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
Internal Audit function has conducted supervisory functions effectively and independently by using risk-based approach. Audit workhas been realized in accordance with the Audit Work Plan and reported regularly to the Board of Directors and the Board of Commissioners through Audit Committee.
•
Proses penunjukkan audit ekstern telah mempertimbangkan peraturan yang berlaku serta rekomendasi dari Komite Audit dan telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
•
External audit appointment process has been considering the applicable provisionsas well as recommendations of Audit Committee and approved by the General Meeting of Shareholders.
•
Terkait dengan penerapan manajemen risiko, Dewan Komisaris telah memenuhi tugas dan tanggung jawab secara aktif dan telah memiliki pengertian yang baik mengenai manajemen risiko Bank. Direksi telah memenuhi tugas dan memiliki pengetahuan yang baik atas manajemen risiko, antara lain kebijakan-kebijakan, strategi-strategi dan kerangka kerja manajemen risiko yang disiapkan tertulis, termasuk batas-batas risiko dan jenis-jenis risiko secara keseluruhan yang selaras dengan tingkat risiko dan toleransi risiko dari kecukupan modal.
•
In conjunction with the implementation of risk management, the Board of Commissioners have fulfilled their duties and responsibilities actively and had good understanding of the Bank’s risk management. The Board of Directors have fulfilled their duties and responsibilities and had good knowledge on risk management, amongst other reflected by written risk management policies, strategies, and framework, including overall risk limits and types that are consistent with risk level and tolerance of capital adequacy.
•
Implementasi komprehensif sistem pengawasan internal secara efektif dalam mendukung penerapan manajemen risiko dan telah disusun berdasarkan tujuan usaha. Pengawasan risiko Bank dikelola melalui model Three Lines of Defense. Model ini memiliki struktur dimana kerangkan kerja manajemen risiko dapat dilaksanakan secara bersamaan, termasuk meningkatkan pengelolaan kewajiban risiko yang telah didefinisikan dan dilaksanakan secara efektif oleh semua unit bisnis, termasuk pengawasan.
•
Internal control system comprehensive implementation is effective in supporting the implementation of risk management and organized in accordance with business objectives. The Bank’s risk control is managed by Three Lines of Defense model. This model has the structure in which risk management framework can be implemented simultaneously, including enhancing risk liability management which has been defined and carried out effectively by all business units, including control unit.
•
Proses penyusunan Rencana Bisnis telah mempertimbangkan beberapa faktor seperti Peraturan Bank Indonesia, kondisi-kondisi eksternal, serta kondisikondisi internal perusahaan, termasuk input dari Tim Pengawas OJK. Selain itu, proses penyusunan Rencana Bisnis adalah kolaborasi antara unit bisnis dan unit pendukung termasuk manajemen risiko yang memberikan parameter-parameter risiko, dimana unit bisnis dapat bekerja sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan, sehingga rencana bisnis Bank disusun secara realistis, komprehensif, mempertimbangkan semua prinsip kehatihatian. Rencana Bisnis dan revisinya telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris.
•
Business Plan preparation process has considered several factors such as Bank Indonesia Regulation, external conditions, internal conditions of the Bank, as well as inputsof OJK Supervisory Team. In addition, the Business Plan preparation process is collaboration between business units and supporting units such as risk management that provides risk parameters in which business units can work in accordance with the targets set, so that the Bank’s business plan is prepared realistically, comprehensively, and taking into account all prudential principles. Business plan and its revisionshave been prepared by the Board of Directors and approvedby the Board of Commissioners.
C. Hasil Tata Kelola
C. Governance Outcome
Berikut adalah faktor-faktor kekuatan pelaksanan GCG dari aspek hasil tata kelola:
The positive factors of the GCG implementation from governance outcome aspects are as follows:
•
Hasil kinerja Dewan Komisaris berupa hasil rapat Dewan Komisaris telah didokumentasikan dengan baik dan merupakan rekomendasi dan arahan yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan Direksi
•
•
Aspek transparansi seluruh anggota Dewan Komisaris telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
•
•
Rapat Direksi telah terselenggara secara efektif dan efisien, dan hasil hasil rapat Direksi telah didokumentasikan dengan baik.
•
194
The performance of the Board of Commissioners in the form of the Board of Commissioners meeting results have been well-documented and constitute recommendations and guidelines that can be implemented by the AGMS and the Board of Directors. Transparency aspects of all members of the Board of Commissioners have been implemented properly in accordance with the applicable provisions. The Board of Directors meetings have been held effectively and efficiently, and the meeting results have been welldocumented. Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
•
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Direksi telah disampaikan ke dan diterima oleh pemegang saham melalui RUPS. Dengan demikian, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah mengacu pada anggaran dasar bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
•
Accountability reports for the performance of the Board of Directors duties have been submitted to and accepted by the shareholders through the AGMS. Thus, the performance of the Board of Directors duties and responsibilities has referred to the Bank’s statutes and the applicable provisions.
•
Masing-masing Komite Bank telah melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku dan hasil Rapat Komite telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik oleh masing-masing Komite.
•
Each of the Bank’s Committee has carried out its functions according to the applicable provisions and the Committee Meetings results have been contained in minutes of meetings and well-documented by the respective Committee.
•
Penyampaian Laporan Pelaksanaan Direktur Kepatuhan dan Laporan Pihak Terkait kepada OJK secara tepat waktu dan cakupan pelaporan yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
•
Submission of Director of Compliance Implementation Report and Related Parties Reports to the OJK is timely and the scope of reporting is in compliance with the applicable provisions.
•
Bank terus menerus melakukan sosialisasi peraturanperaturan baik yang baru maupun yang signifikan bagi bank dan Bank juga terus membangun budaya kepatuhan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional
•
The Bank continuously socializes regulations either new or significant for the Bank and the Bank also continues building compliance culture in decision making and operational activities.
•
Peningkatan kesadaran kepatuhan di setiap lini organisasi perusahaan sebagai hasil dari pembangunan berkelanjutan atas budaya kepatuhan.
•
Increased compliance awareness in each line of the company’s organization as a result of compliance culture’s sustainable development.
•
Direksi telah memastikan tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit intern Bank yang dituangkan dalam Laporan Tahunan Bank
•
The Board of Directors has confirmed the availability of internal audit function activity report as contained in the Bank’s Annual Report.
•
SKAI Bank telah bertindak obyektif dalam melakukan audit, dan fungsi audit intern telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur audit yang berbasis risiko
•
The Bank’s AIWU has acted objectively in conducting the audit, and internal audit function has been implemented in accordance with risk-based audit policies and procedures.
•
Fungsi Audit internal telah dilaksanakan secara memadai dimana program kerja dan pelaksanaannya telah mencakup seluruh unit kerja, mempertimbangkan tingkat risiko pada masing-masing unit kerja, berpedoman pada prinsip-prinsip SPFAIB
•
Internal audit function has been implemented adequately in which the work program and its implementation have covered the entire work units, considering level of risk in each work unit, based on SPFAIB principles.
•
Dalam penerapan fungsi audit ekternal, auditor bank telah bertindak obyektif dan hasil audit telah sesuai dengan ruang lingkup audit, serta menggambarkan kondisi Bank dan hasil tersebut telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu
•
In external audit function implementation, the Bank’s auditor has acted objectively and the audit results have been in accordance with the audit scope, as well as describing the Bank’s conditions and the results have been submitted to the Financial Services Authority timely.
•
Penyediaan Dana besar (large exposures) dan/atau Penyediaan Dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank dilaksanakan secara wajar (arm’s length basis), disesuaikan dengan kemampuan permodalan Bank dan tidak terkonsentrasi secara signifikan kepada Peminjam atau kelompok Peminjam tertentu
•
Provision of large exposures and/or provision of funds to related parties are performed on arm’s length basis, adjusted to the Bank’s capital capacity, and not concentrated significantly to a particular borrower or group borrower.
•
Kerangka kerja manajemen risiko dan proses manajemen risiko telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan bisnis, kebijakan, ukuran, kompleksitas bisnis dan kemampuan Bank
•
Risk management framework and process have been carried out in accordance with business objectives, policies, sizes, complexities, and the Bank’s capacity.
•
Rencana Bisnis telah disusun oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
•
The Business Plan has been prepared by the Board of Directors and approved by the Board of Commissioners.
•
Rencana Bisnis beserta realisasinya telah dikomunikasikan Direksi kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh manajemen yang ada dalam organisasi Bank
•
The Business Plan and its realization have been communicated by the Board of Directors to the Controlling Shareholders and the Bank’s organization management.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
195
Kelemahan pelaksanaan GCG dan penyebabnya
GCG’s Weakness and Causes
Hasil self-assessment GCG tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat sedikit kelemahan berkaitan dengan pelaksanaan GCG di Commonwealth Bank, namun secara umum kelemahan tersebut tidak memiliki dampak material dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen bank.
The results of the 2015 GCG self-assessment indicate that there are minor weaknesses with regard to GCG implementation within Commonwealth Bank, however in general the weaknesses have no material impacts and can be improved through normal measures by the Bank’s management.
Kekuatan Pelaksanaan GCG
GCG’s Implementation Strengths
Good Corporate Governance dilaksanakan dengan baik dan didukung oleh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan berbagai Komite di bawah Dewan Komisaris dan Direksi yang efektif, independen dan sesuai peraturan.
Good Corporate Governance is implemented properly and supported by the performance of duties and responsibilities of the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Committees under the Board of Commissioners and the Board of Directors which are effective, independent, and complied with the prevailing provisions.
Pelaksanaan kebijakanbenturan kepentingan tersebut telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tata kelola yang baik juga diperkuat dengan pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern yang independen dan efektif. Commonwealth Bank memiliki kebijakan dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi. Pengungkapan benturan kepentingan pada pengambilan keputusan telah diadministrasikan dengan baik dan didokumentasikan dengan sesuai.
The implementation of conflicts of interest policy has been in accordance with the prevailing provisions. Good corporate Governance is also strengthened by the implementation of independent and effective Compliance Function, Internal Audit, and External Audit. Commonwealth Bank has policies, procedures, information management system, as well as main duties and functions of each organizational structure. Disclosure of conflicts of interest on decision making is welladministered and documented properly.
Pelaksanaan Manajemen Risiko sesuai dengan kompleksitas usaha Bank, termasuk pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Peningkatan Pengawasan Internal. Pemberian dana kepada pihak terkait dan penyediaan untuk eksposur besar juga telah diatur dalam Kebijakan dan Prosedur dan dilaksanakan dengan baik.
The implementation of Risk Management is in accordance with the Bank’s business complexity including active supervision of the Board of Commissioners and Improvement of Internal Controls. Funds provision to related parties and for large exposures has also been governed in the Policies and Procedures and well-implemented.
Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan juga telah cukup dan akurat, dan dilaporkan secara tepat waktu. Rencana Bisnis Bank telah disusun sesuai dengan visi dan misi bank dan pelaksanaannya dipantau secara berkala.
Transparency of financial and non financial conditions is also sufficient, accurate, andtimely reported. The Bank’s Business Plan has been prepared in accordance with the bank‘s vision and mission and its implementation is monitored regularly.
Secara keseluruhan, pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sangat didukung melalui komitmen serius seluruh karyawan, Direksi dan Komisaris serta komitmen pemegang saham pengendali untuk secara konsisten mendukung pelaksanaan good corporate governance dalam rangka mencapai visi dan misi Bank yang telah ditentukan.
Overall, the implementation of GCG principles is strongly supported by the serious commitments ofall employees, the Board of Directors, and the Board of Commissioners, as wellas the commitment of the controlling shareholders to consistently support the implementation of good corporate governance in order to achieve the determined mission and vision of the Bank.
PENUTUP
CLOSING
Sejauh ini, Bank telah membangun fondasi yang kuat untuk melaksanakan GCG, dengan memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan OJK, sehingga menunjukkan komitmen bank dalam menerapkan semua prinsip dan peraturan GCG.
So far, the Bank has placed a strong foundation to implement GCG, by fulfilling all provisions defined by Bank Indonesia and the OJK, which shows the Bank’s commitments in implementing all GCG principles and provisions.
Bank menyadari bahwa penerapan GCG tidaklah hanya untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan OJK, tetapi juga untuk mendukung operasional Bank dalam mencapai visi dan misi Bank demi mendapatkan hasil terbaik bagi seluruh nasabah, karyawan, regulator, dan masyarakat tempat Bank beroperasi dan juga pemegang saham.
The Bank realizes that GCG implementation is not only to fulfill Bank Indonesia and the OJK provisions, but also to support the Bank’s operations in realizing its vision and mission to obtain best results for all customers, employees, regulators, the community where the Bank operates, and also the shareholders.
196
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6 Laporan manajemen Management Reports
24
72
144
198
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Selain itu, sejalan dengan pengembangan usahanya, bank akan tetap berkomitmen dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik serta melakukan penyempurnaan yang berkesinambungan atas pelaksanaan setiap aspek Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Other than that, in line with the development of its business, the bank will remain committed to the implementation of Good Corporate Governance and perform continuous improvements on every aspect of Good Corporate Governance implementation.
PT Bank Commonwealth,
Geoffrey David Coates President Commissioner
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Antonio Da Silva Costa President Director
197
Manajemen Risiko RISK ManaGEMENT
198
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
199
Manajemen Resiko Risk Management Penerapan sistem manajemen risiko yang komprehensif merupakan salah satu aspek penting bagi Commonwealth Bank untuk mengelola secara efektif berbagai risiko yang dihadapi. Tujuan dari diterapkannya praktik manajemen risiko adalah untuk melindungi Bank dari kerugian yang mungkin diakibatkan dari berbagai aktivitasnya serta menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang telah dicanangkan. Kebijakan, prinsip dan prosedur yang membentuk efektivitas strategi manajemen risiko senantiasa dikaji dan disempurnakan sejalan dengan perkembangan bisnis Bank yang semakin kompleks.
Comprehensive risk management system implementation constitutes one of the important aspects for Commonwealth Bank to effectively manage various risks. The purpose of the implementation of risk management practices is to protect the Bank from losses that might be caused by its various activities and maintain risk levels in accordance with predetermined risk appetites. Policies, principles, and procedures that determine the effectiveness of risk management strategy are constantly asssessed and improved in line with the development of the Bank’s business which is getting more complex.
Dalam menjalankan manajemen risiko, Bank selalu mengacu pada prinsip-prinsip manajemen risiko yang menjadi standar industri perbankan dan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia seperti termaktub dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 yang diubah melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum”.
In implemening risk management process, the Bank always adheres to the risk management principles that constitute the banking industry’s standards and in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 as amended by Bank Indonesia regulation No. 11/25/ PBI/2009 dated 1 July 2009 regarding “Risk Management Implementation by Commercial Banks”, and Bank Indonesia Circular No. 5/21/DPNP dated 29 September 2003, as amended by Bank Indonesia Circular No. 13/23/DPNP dated 25 October 2011 regarding “Risk Management Implementation by Commercial Banks”
Ketentuan Bank Indonesia di atas diarahkan pada pemenuhan penerapan Basel II Accord sehingga bank-bank di Indonesia secara langsung menerapkan ketentuan tersebut. Pelaksanaan penerapan ketentuan standar internasional tersebut dilakukan secara bertahap, mulai dari pendekatan yang paling sederhana hingga pendekatan yang paling kompleks. Penerapan dilakukan pada tiga risiko utama bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Bank telah mengimplementasikan ketentuan Basel II – Pilar 1 mengenai kecukupan modal yang memperhitungkan risiko pasar dan kredit dengan pendekatan standar serta risiko operasional dengan pendekatan indikator dasar.
The above Bank Indonesia Regulations are aimed at fulfilling the implementation of the Basel II Accord whereby banks in Indonesia can directly implement these Basel II provisions. The implementation of the Basel II Accord provisions are carried out gradually, beginning from the simplest approach up to the most complex ones. The Accord is implementated on three main banking risks, namely credit risk, market risk, and operational risk. The Bank has implemented the Basel II Accord-Pillar 1 provisions regarding capital adequacy that takes into account market risk and credit risk through standardized approach, as well as operational risk through basic indicator approach.
Commonwealth Bank juga senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan risiko dengan meningkatkan investasi di bidang Manajemen Risiko yang bertujuan untuk membangun budaya manajemen dan tata kelola risiko yang lebih baik. Selain itu, Bank juga menyelenggarakan berbagai pelatihan manajemen risiko ke seluruh tingkatan karyawan agar tercipta pemahaman yang seragam mengenai visi Bank terkait penerapan manajemen risiko
Commonwealth Bank also constantly strives to improve risk management quality by increasing investments in Risk Management to build better risk management culture and governance. Other than that, the Bank provides various risk management trainings to all employees to create uniform perceptions on the Bank’s vision with regard to risk management implementation.
Bank telah mengimplementasikan kerangka manajemen risiko secara terpadu yang dituangkan dalam Kebijakan Manajemen Risiko (“KMR”). Kerangka tersebut digunakan sebagai dasar dalam menetapkan strategi, struktur organisasi, kebijakan dan pedoman serta memperkuat infrastruktur manajemen risiko guna memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat diidentifikasi, diukur, dikendalikan, dimitigasi dan dilaporkan dengan baik.
The Bank has implemented an integrated risk management framework as contained in Risk Management Policy (“RMF”). This framework is used as a basis for establishing the risk management strategy, organization structure, policies, and guidelines as well strengthening risk management infrastructures needed to ensure that all risks faced by the Bank can be identified, measured, controlled, mitigated, and reported.
Kerangka kerja tersebut mensyaratkan masing-masing unit bisnis mengelola aktivitas pengambilan risiko dan hasilhasilnya sendiri. Dengan demikian, masing-masing unit bisnis dapat mengambil hasil dari kegiatannya.
This framework requires each business unit to manage its respective risk taking activities and outcomes. Then, the respective business unit can enjoy the outcomes of its activities.
Sejalan dengan ketentuan yang disyaratkan, baik dalam PBI maupun Basel II mengenai adanya pengawasan aktif dari pihak manajemen Bank terhadap aktivitas pengelolaan risiko, Bank mewujudkannya dengan membentuk beberapa komite
In line with the provisions stated both by Bank Indonesia Regulations as well as Basel II Acoord pertaining to active supervisions by the Bank’s management towards risk management activities, the Bank carries this out by
200
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
terkait risiko, di antaranya Komite Risiko Operasional, Komite Integritas, Komite Risiko Eksekutif, Komite Kredit dan Komite Asset dan Liability. Pada tingkat komisaris, Bank memiliki Komite Pengawasan Risiko yang memiliki jalur eskalasi dan komunikasi kepada Dewan Komisaris.
establishing a number of risk-related committees, which cover Operational Risk Committee, Integrity Committee, Executive Risk Committee, Credit Committee, and Asset and Liability Committee. At the Board of Commissioners level, the Bank has Risk Oversight Committee which has direct communication and reporting lines to the Board of Commissioners.
Bank juga memiliki fungsi Satuan Kerja Audit Internal (“SKAI”) yang secara independen melapor langsung kepada Presiden Direktur dan memiliki jalur komunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. SKAI berperan melakukan penilaian yang independen dan obyektif terhadap kecukupan dan efektivitas rancangan dan operasional sistem pengendalian internal, manajemen risiko, dan tata kelola Bank.
The Bank also has an Internal Audit Work Unit (“IAWU”) that independently reports directly to the President Director and has a communication line with the Board of Commissioners through Audit Committee. The Internal Audit Work Unit independently and objectively evaluates the adequacy and effectiveness of the planning and operations of the Bank’s internal control system, risk management, and corporate governance.
Dalam rangka penerapan manajemen risiko terintegrasi untuk konglomerasi keuangan Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi. Pembentukan komite baru tersebut merupakan mandat regulator yang telah dipenuhi oleh Bank sebagai Entitas Utama, agar tercipta sistem pengelolaan risiko secara lebih baik.
To implement integrated risk management system for financial conglomeration of Commonwealth Bank of Australia (CBA) in Indonesia, the Bank has established Integrated Risk Management Committee. The establishment of the new Committee is mandated by the Regulators and followed up by the Bank as the Main Entity to create a better risk management system.
KERANGKA MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT FRAMEWORK
PTBC Vision and Values Risk Culture the environment in which the Risk Management Framework and Business Processes play out
“Risk Management Framework” Strategic Objectives “Risk Appetite Statement” Why manage risk Boudaries on business outomo & Key risk limits
“Business Plan” Our strategic objectives and goals
“Risk Management Strategy” (RMS) A. Our Management Approach Risk Principies Credit Risk
Market Risk
Liquidity Risk
Operational Risk
Strategic Risk
Legal Risk
Compliance Risk
Reputation Risk
B. Operational of the Risk Management Strategy Risk Governace
Risk Policies
Risk Reporting
Risk Infrasitructure (including MIS and CAAP)
Business Processes
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
201
Dalam rangka mendukung visi dan nilai-nilai Bank, kerangka Manajemen Risiko harus berjalan beriringan untuk mencapai tujuan strategis melalui pencapaian bisnis sesuai dengan Risk Appetite dengan cara menerapkan strategi manajemen risiko yang tepat. Strategi manajemen risiko harus:
To support the Bank’s vision and values, Risk Management framework must go hand in hand to achieve strategic objectives through business achievements in accordance with the Bank’s Risk Appetite by implementing appropriate risk management strategies. The risk management strategies should:
1. Fokus pada prinsip-prinsip Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Strategis, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
1. Focus on Credit Risk, Market Risk, Liquidity Risk, Operational Risk, Strategic Risk, Legal Risk, Compliance Risk, and Reputational Risk principles.
2. Didukung oleh operasionalisasi memadai strategi manajemen risiko melalui tata kelola risiko, kebijakan, pelaporan dan infrastruktur.
2. Be supported by adequate operations of risk management through risk governance, policy, reporting, and infrastructures.
Selain itu, strategi manajemen risiko harus terkait dengan proses bisnis yang tepat yang mendasar dipandu oleh budaya risiko.
Other than that, risk management strategies should be linked to basic and appropriate business processes guided by risk culture.
STRUKTUR MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT STRUCTURE
Dalam melakukan pengelolaan risiko, Bank mengadopsi model “tiga lini pertahanan” untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan manajemen risiko. Tiga Lini Pertahanan tersebut antara lain :
In implementing risk management, the Bank adopts “three lines of defence” model to ensure the accountability of risk management implementation. The Three Lines of Defence comprise of:
•
Lini 1 Bisnis – Manajemen Bisnis Risiko langsung dikelola di lokasi di mana risiko tersebut diidentifikasi. Setiap karyawan bertanggung jawab mengelola setiap risiko yang muncul di masing-masing wilayah bisnisnya. Hal ini mencakup pelaksanaan proaktif untuk mengelola risiko di dalam lingkup batasan risiko yang dapat diterima (risk appetite) masing-masing, serta menggunakan hasil dan pertimbangan manajemen risiko sebagai bagian dari proses bisnis sehari-hari.
•
Line 1 – Risks are managed directly in locations where the risks are identifed. Every employee is responsible for managing every risk in his/her respective business area. This covers proactive implementation to manage risks within the scope of his/her respective risk appetite, and use the risk management results and considerations as part of daily business processes.
•
Lini 2 – Tim Manajemen Risiko dan Tim Kepatuhan & Legal menawarkan keahlian serta pengawasan di bidang manajemen risiko untuk aktivitas pengambilan risiko oleh Lini 1. Direktorat Manajemen Risiko serta Direktorat Kepatuhan mengembangkan kerangka risiko serta kebijakan dan prosedur pendukungnya guna memastikan bahwa kerangka tersebut menjadi bagian dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Direktorat Manajemen Risiko juga melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif atas eksposur kredit yang berasal dari unit bisnis serta mengukur eksposur tersebut guna mendukung keputusan risiko dari unit-unit bisnis berdasarkan delegasi otoritas yang telah disetujui.
•
Line 2 – Risk Management Team and Compliance & Legal Team offer expertises as well as supervisions for risk taking activities of the First Line. Risk Management Directorate and Compliance Directorate develop risk framework along with supporting policies and procedures to ensure that this framework becomes a part of and is used in daily activities. The Risk Management Directorate also carries out quantitative and qualitative analyses of the credit risk exposures derived from business units as well as measures these exposures to support business unit’s risk decisions based on the delegation of agreed authorities.
•
Lini 3 – Audit Internal dan Internal Assurance bertugas memberikan jaminan independen kepada pemangku kepentingan utama mengenai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal, prosedur manajemen risiko dan proses tata kelola Bank.
•
Line 3 – Internal Audit dan Internal Assurance are responsible to provide independent assurances to the key stakeholders as to the adequacy and effectiveness of the Bank’s internal control system, risk management procedures, and corporate governance process.
202
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT ORGANIZATION STRUCTURE Board of Commissioner
Board of Director
Assets and Liabilities Committee
Risk Management
Collection and Recovery Unit
Credit Quality Review and Credit Policy
Financial Crime Unit/
ER 5 and Market & Balance Sheet Risk Management
Integrity Committee
Credit Risk
Operational Risk
Executive Risk Committee
Credit Committee
Integrated Risk Management Committee
Operasional Risk Committee
Credit Risk admin, Monitoring, Wholesale Acceptance & Middle Office
Risk Analytics
SERTIFIKASI
CERTIFICATIONS
Sebagai Bank yang memiliki perhatian besar terhadap kepuasan nasabah, Commonwealth Bank menerapkan standar sertifikasi yang harus dimiliki para karyawannya. Manajemen Bank memberlakukan standar di mana para karyawannya harus memiliki sertifikasi Manajemen Risiko.
As a bank that has a great attention to customer satisfaction, Commonwealth Bank implements certification standards that must be owned by its employees. The Bank Management applies those standards by which the employees must have Risk Management certifications.
Selain sertifikasi Manajemen Risiko, ada sertifikasi WAPERD bagi karyawan sales di cabang. Standar itu diberlakukan agar petugas terdepan (frontline), memiliki pengetahuan dan kapabilitas dalam menjual produk-produk Bank seperti bancassurance dan reksa dana. Standar itu diterapkan agar timbul kepercayaan dari nasabah sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
In addition to the Risk Management certifications, another compulsory license that should be owned by the Bank’s sales persons in branch offices is WAPERD certification. The standard is implemented so that the frontliners have the knowledge and capability in selling the Bank’s products such as bancassurances and mutual funds. The standard is applied to raise the customers’ trust so as to improve the Bank’s performance.
FOKUS MANAJEMEN RISIKO TAHUN 2015
2015 RISK MANAGEMENT FOCUS
Situasi perekonomian nasional dan global yang sangat dinamis pada tahun 2015 merupakan kesempatan yang tepat sekaligus tantangan bagi Bank dalam menguji keandalan dan efektivitas sistem maupun kebijakan manajemen risiko. Sebab pada tahun ini, kondisi perekonomian di tingkat global maupun domestik sedang mengalami perlambanan, sehingga berimplikasi memberikan tekanan terhadap industri keuangan, khususnya perbankan.
Very dynamic national and global economic conditions in 2015 provide the Bank with ideal and challenging opportunities to test the effectiveness and reliability of its risk management system and policy. The year is marked by slowdown domestic as well as global economic conditions which put pressures on the financial industry especially banking.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
203
Walaupun begitu, Bagi Commonwealth Bank, dengan selesainya seluruh tahapan pengembangan core banking system yang baru, COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), memberi energi baru bagi Bank untuk berkompetisi sekaligus melakukan penyempurnaan dan penyesuaian proses manajemen risiko dan meminimalkan risiko operasional. Sebelum COMPASS diimplemantasikan, Bank telah melakukan serangkaian uji coba secara berkala untuk mengetahui berbagai kelemahannya. Begitu juga setelah go live, tetap dilakukan post implementation review yang dilakukan oleh Tim Audit. Metode tersebut dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa core banking system yang baru tersebut benar-benar aman dan handal.
However, for Commonwealth Bank, the completion of all development phases of the new core banking system, namely COMPASS (Commonwealth Bank Platform Advancement for Superior Sales and Service), provides new energies to the Bank to compete as well as improve and adjust risk management process and minimize operational risk. Before COMPASS is implemented, the Bank has conducted a series of periodical tests to anticipate the sistem’s weaknesses. This is also conducted when the system has gone live in the form of post implementation review by Audit Team. The method is implemented to ensure that the new core banking system is really safe and reliable.
Dengan adanya COMPASS, pelayanan terhadap nasabah menjadi lebih mudah dan cepat. Pada saat bersamaan berbagai pengembangan produk dan layanan pun semakin meningkat. Hal ini tentu memunculkan berbagai profil risiko baru yang harus mampu dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada kinerja Bank secara keseluruhan.
With COMPASS, services provided to the customers become easier and faster. At the same time a wide range of product and service developments are also increasing. This certainly raises various new risk profiles that should be managed well so that they do not impact negatively to the Bank’s performance as a whole.
Sepanjang tahun 2015, di tengah tingginya risiko sebagai dampak langsung dari perlambatan kondisi perekonomian, Bank berusaha mengelola seluruh risiko sejalan dengan ketetapan regulator. Kualitas portofolio kredit Bank tetap terjaga dengan baik di tengah-tengah pertumbuhan kredit Bank di mana tingkat kredit bermasalah tetap berada di tingkat yang memadai dari tahun ke tahun.
Throughout 2015, amidst the high risks brought about directly by the slowdown economic conditions, the Bank makes all efforts to manage all risks in line with the regulators provisions. Amidst the Bank’s credit growth, credit portfolio quality remains under good control whereby non-performing loans are closely kept at reasonable level from year to year.
Bank berhasil menutup tahun 2015 dengan tingkat kredit bermasalah bruto (Non Performing Loans/NPL) 3,49% dari total portofolio kredit. Rasio NPL ini masih di bawah batasan maksimum 5% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2015, rasio cadangan kerugian penurunan nilai terhadap kredit bermasalah berada pada level 56,74%.
The Bank is managed to close 2015 with gross Non Performing Loan (NPL) ratio of 3.49% of total credit portfolio. This NPL ratio is still below the maximum limit of 5% as set by Bank Indonesia. In 2015, allowance for impairment losses to Non Performing Loans ratio is at 56.74% level.
Di tengah tingginya risiko likuiditas, Bank juga berhasil mengelola risiko likuiditas dengan baik sehingga kondisi likuiditas Bank dalam tingkat yang baik dan aman sesuai dengan ketentuan regulator. Bank mengimplementasikan berbagai strategi di antaranya mengeluarkan instrumen simpanan antarbank yaitu Negotiable Certificate of Deposit (NCD) dengan tawaran bunga yang kompetitif.
Amidst high liquidity risk, the Bank successfully manages liquidity risk well whereby the Bank’s liquidity conditions remain within a positive and safe level in accordance with the regulators’ requirements. The Bank implements various strategies, including interbank deposit instrument issuance in the form of Negotiable Certificate of Deposit (NCD) with competitive interest rate.
Hingga akhir tahun 2015, posisi likuiditas Bank berada pada level memadai dengan secondary reserves sebesar Rp1,7 triliun atau 6,94% dari total Dana Pihak Ketiga.
As per the end of 2015, the Bank’s liquidity position is at an adequate level with secondary reserves amounts to Rp1.7 trillion or 6.94% of total third party funds.
Rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) tercatat sebesar 89,68% pada akhir tahun 2015. Pada saat yang sama, Posisi Devisa Neto (PDN) Bank tercatat 0,91% terhadap modal Bank, jauh di bawah batasan yang ditetapkan regulator sebesar 20%, sehingga risiko terhadap fluktuasi nilai tukar relatif rendah.
Loan to Deposit Ratio (LDR) is 89.68% at the end of 2015. At the same time, the Bank’s Net open position (NOP) is recorded at 0.91% to the Bank’s capital, far below the limit set by the regulator of 20%, then risk of foreign exchange fluctuation is relatively low.
Berdasarkan berbagai model stress test, permodalan Bank sangat memadai untuk menutup kerugian yang dapat timbul. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar tercatat 22,90% pada akhir tahun 2015.
Based on a number of stress test models, the Bank’s capital is adequate to cover potential losses. Capital Adequacy Ratio (CAR), which takes into account credit risk, operational risk, and market risk, amounts to 22.90% at the end of 2015.
Berdasarkan Peraturan OJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, Bank telah melakukan sosialisasi dan implementasi di internal untuk meningkatkan kewaspadaan (awareness) terhadap pengaduan setiap nasabah. Pada tahun 2015, terjadi peningkatan pengaduan nasabah sebanyak 9.721 pengaduan dari 9.279 pengaduan yang terjadi pada tahun 2014, dengan kenaikan jumlah pengaduan sebesar 5%. Sebanyak 9.213
Based on the FSA Regulation No. 1/POJK.07/2013, regarding Financial Service Sector Consumer Protection, the Bank has internally socialized and implemented customer complaint awareness. In 2015, there is an increase in customer complaints to 9,721 complaints from 9,279 complaints in 2014, an increase of 5%. 9,213 of 2015 complaints or 95% have been thoroughly resolved below 20 business days. While in 2014, the number of complaints resolved below 20 business days is 8,661
204
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
kasus atau sejumlah 95% pengaduan di tahun 2015 telah berhasil diselesaikan di bawah 20 hari kerja. Sementara pada tahun 2014, jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari 20 hari kerja adalah 8,661 kasus atau sejumlah 93%. Jika dibandingkan antara tahun 2014 dengan tahun 2015, maka peningkatan dalam performance penyelesaian pengaduan nasabah di tahun 2015 sebesar 2%. Hal itu terjadi karena Customer Relation Department telah membuat SOP terhadap pengaduan nasabah secara rinci sehingga membantu mempercepat penyelesaian pengaduan nasabah.
complaints or 93%. Compared to that of 2014, there is an increase in 2015 complaints settlement performance for 2%. This is made possible because Customer Relation Department has prepared detailed Standard Operating Procedures for Customer Complaints which speed up customer complaint settlements.
PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI
INTEGRATED RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Bank berupaya menjalankan kebijakan regulator yang memandatkan dibentuknya Komite Manajemen Risiko Terintegrasi yang memungkinkan adanya upaya mitigasi dan pengawasan terintegrasi terhadap berbagai risiko yang muncul di dalam Konglomerasi Keuangan CBA di Indonesia.
The Bank implements the regulator’s policy that mandates the establishment of Integrated Risk Management Committee which facilitates integrated mitigation and supervision efforts to various risks arising within CBA Financial Conglomeration in Indonesia.
Pembentukan Komite Manajemen Risiko Terintegrasi ini merujuk ke Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/ POJK.03/2014 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan. Dalam ketentuan OJK tersebut disebutkan, Konglomerasi Keuangan merupakan Lembaga Jasa Keuangan yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian.
The Establishment of Integrated Risk Management Committee refers to the Financial Services Authority Regulation No. 17/POJK.03/2014 and the Financial Services Authority Circular No. 14/SEOJK.03/2015 regarding Integrated Risk Management Implementation by Financial Conglomeration. The FSA provisions state that Financial Conglomeration constitutes Financial Service Institutions that are belonged to one group and having ownership and/or control relationships.
Fungsi yang dijalankan oleh Komite Manajemen Risiko Terintegrasi, terutama melakukan pemantauan, analisis, dan memberikan pertimbangan terhadap seluruh potensi risiko dalam bisnis Bank dan Entitas terkait lainnya. Terkait kebijakan tersebut, Commonwealth Bank telah ditunjuk sebagai Entitas Utama yang menjadi koordinator bagi PT Commonwealth Life Indonesia – perusahaan yang menyediakan berbagai produk asuransi jiwa – dan PT First State Investments Indonesia yang bergerak di bidang manajemen aset global yang memberikan layanan investasi di Indonesia. Commonwealth Life Indonesia dan First State Investments Indonesia merupakan dua entitas usaha yang dikendalikan dan sebagian sahamnya dimiliki oleh CBA.
The functions performed by Integrated Risk Management Committee, are mainly monitoring, analysis, and providing considerations of all potential risks in the Bank and other related entities’ businesses. Related to the policy, Commonwealth Bank has been appointed as the Main Entity or coordinator for PT Commonwealth Life Indonesia - a company that provides a wide range of life insurance products - and PT First State Investments Indonesia a company engaged in global asset management that provides investment services in Indonesia. Commonwealth Life Indonesia and First State Investments Indonesia are two business entities controlled and partly owned by CBA.
Sebagai Entitas Utama, Commonwealth Bank bertanggung jawab menggelar rapat koordinasi secara rutin, menyampaikan perbaikan-perbaikan standar risiko dan memantau penerapan tata kelola pada sister company-nya. Seluruh informasi pengelolaan risiko dan perkembangan terkini yang terjadi di masing-masing entitas dibahas oleh Komite Manajemen Risiko Terintegrasi dan hasilnya dilaporkan kepada regulator setiap enam bulan sekali.
As the Main Entity, Commonwealth Bank is responsible to hold regular coordination meetings, recommend risk standard improvements, and monitor good corporate governance implementation in its sister companies. All risk management information and the latest developments in each entity shall be reviewed by the Integrated Risk Management Committee and the results are reported to the regulators every six months.
Aturan lain yang telah dipenuhi oleh Bank adalah Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Terintegrasi sesuai dengan Peraturan OJK Nomor: 26/POJK.03/2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan.
Another provision that has been complied with by the Bank is Integrated Capital Adequacy in accordance with the FSA Regulation No. 26/POJK.03/2015 regarding Integrated Capital Adequacy for Financial Conglomeration.
PEMETAAN & MITIGASI MANAJEMEN RISIKO TAHUN 2015
2015 RISK MANAGEMENT MAPPING AND MITIGATION
Pengenalan dan pemahaman terhadap semua profil risiko merupakan standar baku dan mutlak dalam implementasi Manajemen Risiko. Bank telah melakukan pemetaan, mitigasi serta berbagai langkah-langkah manajemen risiko untuk mendukung upaya meminimalkan dampak risiko yang dihadapi selama menjalankan aktivitas bisnis. Deskripsi mengenai jenis risiko yang dihadapi dan langkah-langkah yang diambil dalam mengelola berbagai risiko dijelaskan di bawah ini.
Identification and understanding of all risk profiles constitute absolute and basic standards for Risk Management implementation. The Bank has mapped, mitigated, as well as undertaken various risk management steps to support the efforts to minimize risk impacts faced throughout business activities performance. Descriptions of risk types faced and steps taken to manage various risks are specified below.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
205
A. Risiko Hukum
A. Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek litigasi dan yuridis yang antara lain diakibatkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Legal risk is that risk caused by weaknesses in legal and litigation aspects amongst other lawsuits, the absence of supporting laws and regulations, the weaknesses of legal agreements such as the incompleteness of contract legal requirements, and imperfect collateral agreements.
Pengelolaan manajemen risiko hukum yang berkualitas dilakukan dalam rangka memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga serta dalam menjalankan proses penyelesaian tuntutan hukum yang dialami oleh Bank didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.
Quality legal risk management is implemented in order to ensure that all Bank’s business activities, relationships with third parties, and lawsuit settlement processes are based on the laws and regulations which can protect the Bank’s interests from legal perspective.
Dalam menjalankan aktivitas usaha, tidak bisa dihindari Bank menghadapi kasus hukum yang berpotensi negatif terhadap kelangsungan usaha Bank, baik dari sisi reputasi maupun keuangan. Pada tahun 2015, Bank sedang menghadapi dan memproses kasus hukum dugaan tindak pidana penggelapan melalui penarikan dana pada mesin ATM di Malaysia (kasus Arita) dan dugaan tindak pidana pemalsuan BG (kasus Tino Tanggono). Kasus ini masih terus berjalan dan dipantau perkembangan proses hukum yang saat ini sedang dalam tahap Penyelidikan hingga Penyidikan di Kepolisian.
In performing its business activities, it can not be avoided that the Bank is faced to legal cases which potentially have negative impacts on the Bank’s business continuity, both in terms of reputation or financial. In 2015, the Bank is facing and processing legal cases in the forms of alleged embezzlement through ATM machine withdrawals in Malaysia (Arita case) and Bank Guarantee forgery (Tino Tanggono case). The cases are still ongoing and their developments are monitored closely which currently under investigations and legal processes by the Police.
B. Risiko Strategis
B. Strategic Risk
Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan oleh tidak tepatnya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank, termasuk kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal.
Strategic risk refers to that risk caused by bad determination and implementation of Bank’s strategy, including the Bank’s less responsiveness to external changes.
Dalam menentukan strateginya, Bank memilih skenario yang mendukung pertumbuhan jangka panjang dan berkesinambungan, seperti kekokohan dan fleksibilitas, dibandingkan keuntungan jangka pendek. Strategi 4 Pilar Bank berfokus pada segmen-segmen pasar yang memberikan nilai tambah pada ekonomi riil yaitu segmen individu Retail dan High-Net-Worth, serta segmen bisnis SME dan Commercial telah disesuaikan dengan perekonomian Indonesia, karena adanya keselarasan dengan cetak biru perekonomian regulator dan pemerintah pusat. Diversifikasi portofolio antara segmen-segmen yang berbeda juga memberikan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh Bank untuk menghadapi ketidakpastian dan perubahan faktor eksternal.
In formulating its strategy, the Bank chooses those scenarios that support long-term and sustainable growth, such as solidity and flexibility, over short-term profit. The Bank’s FourPillar Strategy focuses on market segments that provide real economic added value, namely Retail and High-Net-Worth individuals, SME, and Commercial segments, in accordance with the Indonesian economy, supported by the harmony of regulators and the central government’s economic blueprints. Portfolio diversification between different segments also facilitates the flexibility needed by the Bank to face uncertainties and changes in external factors.
Strategi Bank mendapat dukungan yang sangat kuat dari perusahaan induk Bank, yang dapat dilihat secara nyata dari banyaknya investasi jangka panjang yang telah dikucurkan (seperti investasi pada sistem IT, sumber daya manusia, dan jaringan pelayanan). Perusahaan induk juga telah mengindikasikan komitmennya untuk terus berinvestasi pada Bank, di mana hal tersebut mengisyaratkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap tim manajemen Bank.
The Bank’s strategy is strongly supported by its parent company, as can be clearly seen from the high level of longterm investments, for example investments in IT systems, human resources, and service networks. The Bank’s parent company has also indicated its commitment to continue investing in the Bank, which demonstrates a high level of trust on the Bank’s management team.
Bank mengelola risiko strategis melalui proses pertimbangan dan pengambilan keputusan secara kolektif dan komprehensif di lingkungan komite-komite pengawasan dan eksekutif, yang turut mempengaruhi dan berdampak pada langkah-langkah bisnis yang akan diambil dalam kerangka kebijakan dan arah yang telah ditetapkan. Bank juga mengawasi implementasi rencana bisnis Bank sebagai bagian dari pengelolaan risiko strategis.
The Bank manages strategic risk through comprehensive and collective considerations and decision-making processes within supervisory and executive committees that influence and impact on business decisions on predetermined policies and directions. The Bank also monitors the implementation of its business plan as part of strategic risk management.
C. Risiko Reputasi
C. Reputation Risk
Risiko reputasi adalah risiko yang terutama disebabkan oleh adanya keluhan nasabah dan publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Selain itu faktor-faktor yang juga mempengaruhi risiko
Reputation risk is that risk mainly caused by customer complaints and negative publicities related with the Bank’s activities or negative perceptions on the Bank. Other factors which also influence reputation risk are amongst other
206
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
reputasi antara lain: reputasi pemegang saham, mitra bisnis dan konflik internal.
shareholders’ reputation, business partners, and internal conflicts.
Bank mengadopsi tiga lini pertahanan dalam mengelola risiko reputasi Bank. Manajemen Risiko Reputasi merupakan tanggung jawab semua karyawan dan sebagai bagian dari peningkatkan kesadaran risiko reputasi Bank. Bank telah memberikan pelatihan Kode Etik dan Kesadaran Risiko untuk semua karyawan Bank. Customer Relations dan Learning & Development menyelenggarakan e-Learning untuk Perlindungan Nasabah dan Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah pada periode Agustus-Desember 2015. Dua modul tersebut wajib menjadi pegangan bagi seluruh staf frontliners berdasarkan SE OJK No 2/SEOJK.07/2014. Total peserta yang mengikuti e-Learning sejumlah 896 staf. Sekitar 95% lebih dari peserta tersebut telah menyelesaikan modul Perlindungan Nasabah dan Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
The Bank adopts Three Lines of Defense in managing its reputation risk. Reputation risk management is all employees’ responsibility and part of the Bank’s reputation risk awareness improvements. The Bank has organized Codes of Conduct and Risk Awareness trainings to all its employees. Customer Relations and Learning & Development organizes e-Learning for Customer Protection, and Customer Complaint Management and Settlement in August to December 2015. The two modules should be used as guidance by the entire frontliners based on the FSA Circular No. 2/SEOJK.07/2014. Total participants of the e-Learning is 896 employees. More than 95% of the participants have completed Customer Protection and Customer Complaint Settlement and Management modules.
Dalam mengelola risiko reputasi, Bank mengadopsi ambang batas risiko sebagaimana tercantum dalam Pernyataan Risiko yang Dapat Diterima dan Matriks Risiko 5x5 dengan kebijakankebijakan seperti Kebijakan Manajemen Risiko, Penanganan Atas Keluhan dan Pemecahannya, Mediasi Bank dan Kebijakan Call Center. Pelaporan dan pemantauan dilakukan melalui pelaporan manajemen atas indikator metrik yang dilakukan secara berkala seperti laporan bulanan Customer Care dan laporan KRI.
In managing reputation risk, the Bank adopts the risk thresholds as defined in Risk Appetite Statement and 5x5 Risk Matrix covering those policies such as Risk Management, Complaint Handling and Settlement, Banking Mediation, and Call Center. Reporting and monitoring are done through regular management reporting on periodical metric indicators such as Monthly Customer Care and KRI reports.
Contoh indikator yang dilaporkan adalah jumlah keluhan, status pemecahan atas keluhan, analisis kecenderungan dan penyebab utama keluhan. Tindakan responsif yang dilakukan oleh lini depan dan dukungan dalam menangani keluhan nasabah, dan tindakan lanjutan atas keluhan nasabah tersebut dapat mengurangi dampak negatif terhadap reputasi Bank.
Examples of reported indicators are number of complaints, complaint settlement status, trend analysis, and complaint root causes. Responsive actions performed by frontliners, supports in handling customer complaints, and customer complaint follow ups can mitigate negative impacts on the Bank’s reputation.
Bank juga memiliki proses penanganan media yang baik dan dijalankan dengan disiplin tinggi oleh Departemen Corporate Communications, dengan koordinasi yang baik dengan Direksi. Proses media monitoring dilaksanakan oleh Corporate Communications, yang mencakup pemantauan secara sistematis dari berbagai media publikasi dan kumpulan data dari sumber online (mencakup Social Media seperti Facebook, Twitter dan Instagram) dengan jalur eskalasi masalah yang telah ditentukan berdasarkan signifikansi masalah kepada anggota Direksi yang terkait.
The Bank also has a good media management process implemented in a very discipline manner by Corporate Communications Department, with close coordination with the Board of Directors. Media monitoring process is conducted by Corporate Communications, which includes systematic monitoring of various media publications and collection of online sources data (including social media sites such as Facebook, Twitter, and Instagram) with clear escalation line depending on significance of the issue to the appropriate members of the Board of Directors.
Jalur komunikasi yang jelas juga telah disiapkan untuk memastikan keseragaman pesan komunikasi kepada karyawan lini depan terkait dengan pemberitaan media atau isu reputasi.
A clear communication line is also established to ensure that standard communication messages are conveyed to all fronliners with regard to any media coverage or reputation issue.
D. Risiko Kepatuhan
D. Compliance Risk
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul ketika Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Jika risiko kepatuhan tidak dikelola dengan baik, akan berpotensi pada pengenaan denda, hukuman, atau rusaknya reputasi. Sedangkan tingkat eksposur risiko kepatuhan Bank dipengaruhi beberapa faktor termasuk perubahan peraturan, kebijakan internal Bank, proses dan sistem, dan yang paling penting adalah kesadaran dan budaya atas kepatuhan.
Compliance Risk is that risk arising when the Bank does not comply with or implement the prevailing laws and regulations. If compliance risk is not managed appropriately, it will potentially lead to penalties, punishments, or reputation damages. The Bank’s compliance risk exposure level is influenced by various factors including regulatory changes, internal policies, processes and systems, and compliance culture and awareness.
Untuk tujuan ini, Bank telah mengimplementasikan rencana kerja manajemen risiko kepatuhan yang komprehensif setiap tahun untuk meningkatkan budaya kepatuhan, struktur manajemen atau tata kelola yang menyeluruh, mekanisme pemantauan dan pengawasan strategi manajemen risiko serta evaluasi atas efektivitasnya. Pelaksanaan rencana kerja
For this purpose, the Bank implements annual comprehensive compliance risk management work plan to improve compliance culture, comprehensive governance or management structure, risk management strategy control and monitoring mechanism, and risk management strategy effectiveness evaluation. The implementation of this work plan
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
207
ini mencakup pengkinian kerangka peraturan, pelatihan, sosialisasi peraturan, pemberian konsultasi, peninjauan kebijakan, pemantauan atas kepatuhan, penilaian kepatuhan dan peningkatan sistem informasi manajemen risiko.
includes the updating of the regulatory framework, trainings, socialization of regulations, advisories, policy reviews, compliance monitoring, compliance assessment, and risk management information system improvements.
Selain itu, Bank juga melakukan upaya dalam menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi pengawas bank termasuk upaya untuk mengurangi/ menghindari temuan berulang, serta eskalasi pelaporan atas pelanggaran/ penyimpangan yang terjadi kepada Senior Management dan Direksi sehingga mereka senantiasa mendapatkan informasi terkini dan mampu mengambil tindakan preventif dalam mencegah terjadinya pelanggaran/ penyimpangan terhadap peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Other than that, the Bank has also made the efforts to follow up audit findings and recommendations of bank supervisors, including the efforts to reduce/avoid repeated findings, as well as the reporting escalation of violations/deviations to the Senior Management and the Board of Directors so that they always receive the latest information and are able to take preventive actions to avoid violations to/deviations from the prevailing laws and regulations.
Bank memiliki Satuan Kerja Kepatuhan yang terdiri dari unit Kepatuhan dan unit AML/CTF & Sanctions yang independen untuk melaksanakan fungsi-fungsi kepatuhan sesuai dengan rencana kerja tersebut. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain:
The Bank has Compliance Work Unit that comprises of independent Compliance Unit and AML/CFT & Sanctions unit that carry out compliance functions in accordance with the business plans. The efforts that have been carried out include:
1. Menerapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka kepatuhan untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan, prosedur, sistem serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan peraturan perundangan yang berlaku..
1. Implementing steps needed in relation to compliance to ensure that all of the Bank’s policies, procedures, systems, as well as business activities carried out by the Bank are in line with Bank Indonesia, the Financial Services Authority (FSA), and the prevailing regulations.
2. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas pengawas lainnya yang berwenang.
2. Monitoring and maintaining the Bank’s compliance toward its commitments to the Financial Services Authority and other authorized regulatory agencies.
3. Mendistribusikan surat masuk dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas pengawas lainnya kepada Divisi terkait untuk ditindaklanjuti.
3. Distributing incoming letters from Bank Indonesia, the Financial Services Authority, and other regulatory agencies to be followed up by the related Divisions.
4. Membuat ringkasan peraturan termasuk analisa dampaknya terhadap Bank serta menyelenggarakan sosialisasi peraturan yang dikeluarkan regulator kepada Divisi terkait untuk memudahkan pelaksanaan fungsi kepatuhan.
4. Providing summaries of regulations issued by the regulators, including their impact analyses on the Bank, and organizing regulatory socializations to the related Divisions to facilitate the performance of compliance functions.
5. Mengkinikan Regulatory Central dan Obligation Central yang berisi kumpulan dari semua peraturan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas pengawas lain yang berwenang termasuk dampak dan potensi denda terhadap divisi terkait sehingga divisi terkait tersebut dapat bertindak sesuai dengan persyaratan peraturan.
5. Updating Regulatory Central and Obligation Central that contain collections of all Bank Indonesia, the Financial Services Authority, and other authorized regulatory agencies regulations including their potential impacts and penalties to the related divisions so that allowing them to act in accordance with the prevailing laws and regulations.
6. Bertindak sebagai liaison officer dalam hubungannya dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
6. Serving as a liaison officer in relation with Bank Indonesia and the Financial Services Authority.
7. Menyelenggarakan pelatihan dan melakukan sosialisasi bagi seluruh karyawan Bank terkait pelaksanaan Kebijakan dan prosedur Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT) Bank. Hal ini untuk memastikan tanggung jawab dari seluruh karyawan untuk menjaga nama baik Bank dari segala kegiatan yang berhubungan dengan pencucian uang dan terorisme. Pelatihan juga dilakukan terkait dengan Sanctions.
7. Organizing trainings for and socializing to all employees regarding the implementation of the Bank’s Anti Money Laundering and Combating the Financing of Terrorism (AML-CFT) Policies and Procedures. This is to ensure that all employees are responsible for protecting the Bank’s reputation from all threats related to money laundering and terrorism. The trainings also cover the related Sanctions.
8. Memantau pelaporan Transaksi Keuangan Tunai dan Transaksi Keuangan Mencurigakan dari cabang serta Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri dan melaporkannya kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
8. Monitoring the reporting of Cash, Suspicious, and Overseas Fund Transfer Financial Transactions from the branch offices and sending them to the Financial Reporting and Analysis Center (FRAC).
9. Melakukan evaluasi atas Kebijakan Penerapan Program APU-PPT dalam rangka perbaikan pelaksanaan program tersebut.
9. Evaluating the AML-CFT Program Implementation Policy to improve its implementation.
208
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
E. Risiko Kredit
E. Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika nasabah, klien atau rekanan Bank gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit terutama berasal dari pinjaman yang diberikan kepada ritel, usaha kecil menengah, dan komersial.
Credit risk is that risk causing financial losses when any of the Bank’s customers, clients, or counterparties fail to fulfill their contractual obligations to the Bank. Credit risk mainly arises from retail, small medium enterprises, and commercial loans.
Bank juga dipengaruhi oleh risiko kredit lainnya yang berasal dari investasi pada efek-efek dan eksposur lain yang timbul dari aktivitas perdagangan (trading exposures).
The Bank is also exposed to other credit risks arising from investments in marketable securities and other exposures arising from trading activities (trading exposures).
Manajemen melakukan pengelolaan eksposur risiko kredit dengan hati-hati. Manajemen dan pengendalian atas risiko kredit dilakukan secara terpusat oleh tim manajemen risiko kredit, yang memberi laporan kepada pimpinan tiap unit bisnis dan Direksi secara rutin.
The management manages credit risk exposures carefully. The credit risk management and control are centralised in the credit risk management team, which reports to the head of each business unit and the Board of Directors regularly.
Dalam mengendalikan dan mengurangi risiko kredit, Bank senantiasa menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko kredit dengan pengembangan bisnis. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portofolio terus dipantau oleh tim Manajemen Risiko untuk memastikan diversifikasi portofolio yang seimbang.
To control and mitigate credit risk, the Bank consistently balances credit risk management with business development. At the same time, portfolio management is closely monitored by Risk Management Team to ensure balanced portfolio diversification.
Kondisi perekonomian nasional yang penuh dengan tantangan berdampak langsung pada meningkatnya kredit bermasalah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank melakukan seleksi ketat terhadap calon nasabah sehingga dapat meminimalkan kerugian dan risiko di kedua pihak. Selain itu, Bank juga melakukan pemantauan ekstra terhadap nasabah-nasabah yang memiliki potensi kegagalan menyelesaikan kredit melalui forum yang disebut watch list meeting yang diselenggarakan oleh Komite Kredit.
The challenging domestic economic conditions directly impact on the increasing of non-performing loans. To anticipate this, the Bank performs strict selection of the prospective customers to minimize losses and risks on both sides. Other than that, the Bank also conducts extra monitoring on the customers who have credit failure potentials through the so-called watch list meeting forum organized by the Credit Committee.
I. Pengukuran Risiko Kredit
I. Credit Risk Measurement
Estimasi terhadap eksposur risiko kredit adalah proses yang kompleks dan memerlukan penggunaan model, di mana nilai dari suatu produk bervariasi tergantung dengan perubahan pada variabel-variabel pasar, arus kas masa depan dan rentang waktu. Penilaian risiko kredit atas suatu portofolio aset memerlukan estimasi-estimasi, seperti kemungkinan terjadinya wanprestasi, rasio kerugian dan korelasi wanprestasi antar rekanan.
Credit risk exposure estimation is a complex process and requires the use of models, as the value of a product varies depending on market variable changes, expected cash flows, and time spans. Assets portfolio credit risk assessment requires estimations such as the likelihood of default occurrences, the associated loss ratios, and default correlations amongst counterparties.
Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan tiga komponen:
In measuring credit risk on loans, the Bank considers three components:
i. estimasi kerugian, yang memperkirakan kemungkinan debitur atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya;
i. loss estimation, estimating the likelihood of a debtor or counterparty not being able to fulfill its contractual obligations;
ii. estimasi tingkat eksposur saat debitur atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya baik pada on-balance sheet maupun off-balance sheet; dan iii. estimasi kerugian yang harus ditanggung Bank apabila kewajiban debitur yang telah wanprestasi tidak dibayar penuh.
ii. exposure level estimation, at the time a debtor or counterparty is in default on its obligations, both onbalance sheet and off-balance sheet; and iii. loss estimation, when the default debtor or counterparty does not fully repay its obligations.
Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, Bank secara rutin melakukan analisis terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur atau rekanan.
To manage and monitor credit risk, the Bank performs regular portfolio analysis based on business segmentation and debtors or counterparties credit quality.
Pemantauan atas kebijakan dan batas kredit dilakukan secara berkala termasuk pemantauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit, segmentasi bisnis (kategori debitur), jenis mata uang dan sektor ekonomi.
Credit policy and limit monitoring is conducted on regular basis including Legal Lending Limit, business segmentation (category of debtor), type of currency, and economic sector.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
209
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Tabel 1.a Quantitative Disclosure of Bank’s Capital Structure KOMPONEN MODAL CAPITAL COMPONENT
(1)
(2)
I
31 Desember 2015 31 December 2015
31 Desember 2014 31 December 2014
Bank Bank
Bank Bank
(3)
(4)
KOMPONEN MODAL Capital Component A
B
C
Modal Inti (Tier 1) Core Capital (Tier 1) 1
Modal Disetor (Tier 1) Paid-Up Reserves (Tier 1)
2
Cadangan Tambahan Modal Disclosed Reserves
3
Modal Inovatif Innovative Capital
4
Faktor Pengurang Modal Inti Core Capital Deduction Factors
5
Kepentingan Non Pengendali Minority Interest
Modal Pelengkap (Tier 2) Supplementary Capital (Tier 2)
3,762,053
4,153,679
3,819,667
3,819,667
437,055
334,028
-
-
494,669
16
182,698
193,968
182,698
193,984
1
Level Atas (Upper Tier 2) Upper Tier 2
2
Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 50% Modal Inti Lower Tier 2 (max 50% Core Capital)
-
-
3
Faktor Pengurang Modal Pelengkap Supplementary Capital Deduction Factors
-
16
-
-
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Core Capital and Supplementary Capital Deduction Factors Eksposur Sekuritisasi Securitization Exposure
D
Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi persyaratan (Tier 3) Supplementary Capital (Tier 3)
-
-
E
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR Additional Supplementary Capital Which is Allocated to Anticipated Market Risk
-
-
II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B + C) TOTAL TIER 1 CAPITAL AND TIER 2 CAPITAL (A+B+C)
3,944,751
4,347,647
III
TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E) TOTAL TIER 1 CAPITAL, TIER 2 CAPITAL AND TIER 3 CAPITAL ALLOCATED TO ANTICIPATE MARKET RISK (A+B-C+E)
3,944,751
4,347,647
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK
14,615,838
15,518,689
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR OPERATIONAL RISK
2,560,150
2,300,500
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR MARKET RISK
47,213
51,100
47,213
51,100
22.90%
24.33%
VII
210
A
Metode Standar Standardized Method
B
Metode Internal Internal Method
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (III:(IV+V+VI)) CAPITAL ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK, OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK (III:(IV+V+VI))
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
II. Pengendalian Batas Risiko dan Kebijakan Mitigasi
II. Risk Limit Control and Mitigation Policy
Bank mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit di manapun risiko tersebut teridentifikasi khususnya terhadap debitur individu dan kelompok, terhadap industri dan geografis.
The Bank manages, limits, and controls credit risk concentrations wherever they are identified in particular to individual and groups debtors, and to industries and geographies.
Bank menentukan tingkat risiko kredit yang dimiliki dengan menetapkan batas jumlah risiko yang bisa diterima yang terkait dengan satu debitur, atau kelompok debitur, dan berdasarkan segmen geografis dan industri. Risiko ini dimonitor secara berkala dan akan ditelaah secara tahunan atau dengan frekuensi yang lebih sering jika diperlukan.
The Bank determines credit risk levels by determining risk appetites in relation to one debtor, or group of debtors, and to geographical and industrial segments. Such risks are monitored on a regular basis and subject to annual or more frequent review, when considered necessary.
Batas pemberian kredit ditinjau sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan ekonomi dan peninjauan kredit secara berkala dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi.
Legal lending limits are reviewed in accordance with the changing market and economic conditions, periodical credit reviews, and assessments on probability of default.
Beberapa pengendalian spesifik lainnya dan pengukuran mitigasi dijelaskan di bawah ini:
Some other specific control and mitigation measures are outlined below:
Agunan
Collaterals
Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit apabila sumber pembayaran utama debitur tidak tersedia lagi. Jenis agunan yang dapat diterima untuk memitigasi risiko kredit meliputi:
The Bank implements credit risk mitigation policies amongst others by requiring collaterals to secure the repayment of loans if the debtors’ primary payment sources are no longer available. Collateral types that can be accepted to mitigate credit risk include:
- Kas
- Cash
- Tanah dan/atau bangunan
- Land and/or building
- Standby Letter of Credit/Bank Garansi yang diterima Bank
- Standby Letter of Credit/Bank Guarantees received by the Bank
- Mesin
- Machineries
- Kendaraan bermotor
- Motor vehicles
- Piutang dagang
- Trade receivables
- Persediaan
- Inventory
- Saham atau surat berharga lainnya
- Shares or marketable securities
Pemberian pembiayaan dan kredit jangka panjang kepada debitur korporasi pada umumnya disertai agunan. Sebagai tambahan, untuk meminimalisasi kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait.
Longer term lending and financing to corporate debtors are generally secured by collaterals. In addition, to minimise credit losses, the Bank requires additional collaterals from the debtors when declining value in the collaterals are identified for the relevant loans.
Batas pemberian fasilitas untuk derivatif dan kredit
Lending Limits for Derivatives and Loans
Risiko penyelesaian (settlement) muncul dalam situasi di mana pembayaran dalam bentuk uang tunai atau efek-efek dibuat dengan harapan mendapatkan penerimaan setara kas atau efek-efek.
Settlement risk arises in any situation where a payment in cash or securities is made with an expectation of receiving the equivalent cash or securities.
Batas transaksi harian ditetapkan untuk masing-masing counterparty untuk menjaga total dari keseluruhan risiko yang timbul dari penyelesaian transaksi pasar Bank pada setiap harinya.
Daily settlement limits are established for each counterparty to cover the aggregate of all settlement risk arising from the Bank’s market transactions on any single day.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
211
III. Definisi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
III. Definition of Overdue Receivables
Wanprestasi terjadi atas obligor tertentu dengan terpenuhinya salah satu atau k edua kondisi di bawah ini:
Default occurs on certain debtor by the fulfillment of one or both conditions below:
• Bank menganggap bahwa obligor tidak lagi dapat memenuhi kewajiban kreditnya secara penuh kepada Bank, tanpa langkah-langkah untuk mengeksekusi jaminan pinjaman (bila ada).
•
• Obligor telah menunggak selama lebih dari 90 hari atas kewajiban kreditnya terhadap Bank.
•
The bank considers that the debtor is no longer able to meet its credit obligations in full to the Bank, without any step to execute the credit collaterals (if any). The debtor has been in arrears for more than 90 days on its credit obligations to the Bank.
IV. Kriteria Bukti Obyektif Penurunan Nilai Aset
IV. Assets Impairment Objective Evidence Criteria
Bank menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
The Bank determines that there is impairment objective evidence on individual significant financial asset. If there is no impairment objective evidence on individually assessed financial asset, regardless whether the financial asset is significant or not, the Bank includes the asset in group of financial asset with similar credit risk characteristics and assesses the impairment of the group collectively
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara pasti.
Financial asset or group of financial assets is impaired and the impairment losses are incurred, if and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occur after the initial recognition of the asset (“loss events”) and the loss events impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be estimated with certainty.
Kriteria yang digunakan Bank untuk menentukan adanya bukti obyektif penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The criteria used by the Bank to determine the existence of objective evidence of impairment are as follows:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau debitur;
a. significant financial difficulties are experienced by the issuers or debtors;
b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
b. default or arrearage in interest or principal payments;
c. pihak pemberi pinjaman dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami debitur, memberikan keringanan (konsesi) pada debitur yang diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan tersebut;
c. in connection with the debtor’s financial problems, lender with economic or legal reasons provides concessions to the debtor;
d. terdapat kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
d. there is a possibility that the debtor will be declared bankrupt or does other financial reorganizations;
e. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan tersebut akibat kesulitan keuangan; atau
e. the loss of active markets for the financial assets because of financial problems; or
f. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas nilai estimasi.
f.
Untuk melakukan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas di masa mendatang, yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika
To evaluate the impairment individually, the impairment loss amount is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of the estimated future cash flows, discounted at the original effective interest rate of the asset. The carrying value of the asset is reduced by the respective allowance for impairment losses and the impairment loss amount is recognized in profit or loss. If the loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring
212
observable data indicate a measurable decrease on the estimated value.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
the impairment loss is the current effective interest rate as determined by the contract.
Perhitungan nilai kini dan estimasi arus kas di masa mendatang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas dari kemungkinan terjadi atau tidaknya proses pengambilalihan tersebut. Untuk melakukan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit, seperti segmen kredit dan status tunggakan. Karakteristik tersebut relevan dengan estimasi arus kas di masa mendatang dari kelompok aset tersebut, yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh kewajiban yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
The calculation of the present value and the estimated future cash flow on collateralised financial asset reflects the cash flows that may result from the foreclosure less costs for obtaining and selling the collaterals, regardless whether or not the foreclosure process takes place. To perform collective evaluation of impairment, financial assets are grouped based on similar credit risk characteristics, such as credit segments and arrearage statuses. The characteristics are relevant to the future cash flows estimation from the asset group, which indicate the ability of the debtor or counterparty to pay all matured liabilities in accordance with the contractual terms of the asset being evaluated.
Arus kas di masa mendatang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank.
The future cash flows of a group of financial assets which impairments are collectively evaluated, are estimated based on contractual cash flows and historical losses ever experienced by those assets that have similar credit risk characteristics to the credit risk characteristics of the group in the Bank.
Kerugian historis yang pernah dialami disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, untuk menghapuskan pengaruh kondisi pada periode historis yang saat ini sudah tidak lagi berlaku.
The historical losses ever experienced are adjusted based on current observable data to reflect current conditions that do not affect the period of the historical losses, to eliminate the effects of conditions in the historical losses period that is no longer valid.
Beban penurunan nilai terkait dengan pinjaman yang diberikan dicatat di dalam beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilaksanakan dan jumlah kerugian telah ditetapkan. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan penurunan nilai (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
The impairment losses related to loans are recorded in the expense for allowance for impairment losses of financial assets. When loans are uncollected, the loans are written off by reversing the allowance for impairment losses journal. The loans can be written off after all necessary procedures have been implemented and the amount of the losses has been determined. If in a subsequent period, the amount of the impairment losses decrease and the decrease can be attributed objectively to the events occurring after the recognition of the impairment losses (such as improved debtor’s credit rating), the impairment losses previously recognized are reversed by adjusting the allowance for impairment losses. Total reversal of impairment losses is recognized in the consolidated income statement.
Penerimaan lebih lanjut atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun berjalan, dikreditkan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Further receipt of loans written off in the current year, is credited to allowance for impairment losses. Recovery of loans written off in previous years is recorded as other operating income.
V. Pembentukan penyisihan penghapusan asset (PPA) dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
V. The Establishment of Allowance for Writeoff of Assets (AWA) and Allowance for Impairment Losses (AIL)
Bank menghitung penyisihan penghapusan asset (PPA) atau penyisihan kemungkinan kerugian atas aset produktif dan non produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu dengan mencadangkan kerugian sebesar ketentuan minimum tertentu terhadap seluruh aset produktif dan non produktif sebelum 1 Januari 2012. Penyisihan kerugian atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia no. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012, yang menggolongkan aset produktif menjadi lima kategori dengan persentase minimum penyisihan kerugian sebagai berikut:
The Bank calculates allowance for write-off of Assets (AWA) or allowance for impairment losses on earning and non-earning assets in accordance with Bank Indonesia Regulations, namely by establishing allowance for loss for certain minimum requirement of all earning and non-earning assets prior to 1 January 2012. Allowance for losses on earning assets is determined based on Bank Indonesia’s criteria in accordance with Bank Indonesia Regulation no. 14/15/PBI/2012 dated 24 October 2012 which classify earning assets into five categories with minimum percentage of allowance for impairment losses as follows:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
213
Klasifkasi
Persentase Minimum Penyisihan Kerugian Minimum Percentage of Loss Impairment
Classification
Lancar
1%
Current
Dalam Perhatian Khusus
5%
Special Mention
Kurang Lancar
15%
Sub Standard
Diragukan
50%
Doubtful
Macet
100%
Loss
Selain itu, Bank juga menentukan perhitungan nilai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku, yaitu penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat aset keuangan setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal.
Other than that, the Bank also calculates Allowance for Impairment Losses (AIL) in accordance with the applicable accounting standards, namely allowance established when the carrying value of financial assets after impairment is less than the initial carrying value.
Perhitungan CKPN dilakukan secara individual untuk aset yang signifikan secara individual, dan secara kolektif untuk portofolio yang memiliki karakteristik serupa.
AIL calculation is made individually for individually significant assets, and collectively for portfolios with similar characteristics.
1. Penilaian individual berlaku bagi aset kredit bermasalah dan dihitung berdasarkan analisa arus kas, penilaian nilai agunan terakhir serta waktu pemulihan aset, setelah memperhitungkan biaya-biaya.
1. Individual assessment applies to non-performing loans and is calculated based on cash flow analysis, the latest collateral value assessments, and asset recovery time, after considering the relevant costs. 2. Collective assessment is done through Probability of Default (PD) and Loss Given Default (LGD) calculation methodologies based on the historical experience from various categories of assets. PD is calculated based on the initial default of the statistical probability based on historical experience through the migration analysis. LGD is calculated based on the average of recovery value of the collaterals present value for a certain period.
2. Penilaian kolektif ditetapkan melalui metodologi perhitungan Probability of Default (PD) dan Loss Given Default (LGD) berdasarkan pengalaman historis dari berbagai kategori aset. PD dihitung berdasarkan wanprestasi awal dari probabilitas statistik berdasarkan pengalaman historis melalui analisa migrasi (migration analysis). LGD dihitung berdasarkan nilai pemulihan ratarata dari nilai kini agunan selama periode tertentu. Bank melakukan analisa back testing secara rutin untuk mengukur validitas model pencadangannya dengan cara membandingkan kerugian yang diproyeksikan terhadap kerugian aktual.
The Bank performs regular back testing analysis to measure the allowance model validity by comparing projected losses against actual losses.
Dalam menghitung rasio KPMM, Bank wajib memperhitungkan nilai PPA atas asset produktif dan CKPN yang dibentuk. Dalam hal hasil perhitungan PPA atas aset produktif lebih besar dari CKPN yang dibentuk, Bank wajib memperhitungkan selisih perhitungan PPA dengan CKPN sebagai pengurang modal dalam perhitungan rasio KPMM. Dalam hal hasil perhitungan PPA terhadap aset produktif sama dengan atau lebih kecil dari CKPN yang dibentuk, Bank tidak perlu memperhitungkan faktor PPA dalam perhitungan rasio KPMM.
In calculating Capital Adequacy Ratio, the Bank takes into account the value of established AW and AIL on earning assets. In case of AW on earning assets calculation is bigger than the established AIL, the Bank takes into account the difference between the AW calculation and the established AIL as deduction factor for capital. In case of AW on earning assets calculation equals to or smaller than the established AIL, the Bank does not take AW factor into account in Capital Adequacy Ratio calculation.
VI. Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
VI. MAXIMUM EXPOSURE TO CREDIT RISK BEFORE COLLATERAL HELD OR OTHER CREDIT ENHANCEMENTS
Eksposur risiko kredit terhadap aset keuangan - neto sesudah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to financial assets - net of allowance for possible losses as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
214
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2015 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan
2014 1,293,659
1,356,065
Current accounts with Bank Indonesia
659,219
404,604
Current accounts with other banks
2,920,178
1,959,213
Placements with Bank Indonesia and other banks
892,198
750,261
Marketable securities
1,233,687
134,484
Government bonds
195,818
681,054
Securities purchased under resale agreement
5,627
1,088
Derivative receivables
13,473,209
15,574,781
Loans
Tagihan akseptasi
304,778
255,501
Acceptance receivables
Aset lain-lain*)
208,770
181,999
Other assets*)
21,187,143
21,299,050
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to off-balance sheet items as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
Eksposur Maksimum Maximum Exposure 2015 Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
2014
83,432
240,085
Commited unused loan facilities granted
28,755
94,529
Irrevocable letters of credit
348,626
591,838
Guarantees issued
460,813
926,452
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan posisi keuangan.
The above table represents maximum exposure of credit risk to the Bank as at 31 December 2015 and 2014, without taking account of any collateral held or other credit enhancements attached. For financial assets, the exposures set out above are based on net carrying amounts as reported in the statement of financial position.
Pada tanggal 31 Desember 2015, 63,59% (2014: 73,12%) dari jumlah eksposur maksimum berasal dari pinjaman yang diberikan
As at 31 December 2015, 63.59% (2014: 73.12%) at the total maximum exposure is derived from loans.
Manajemen yakin akan kemampuan Bank dalam mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit yang minimal yang berasal dari pinjaman yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimum exposure of credit risk to the Bank resulting from its loans based on the following:
•
Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan dan prosedur yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit. Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut.
•
The Bank has a documented credit policy and procedures that covers all aspects of Bank’s lending activities. At all times, loan transactions must adhere to the requirements of the Bank’s policy.
•
Bank telah memiliki sistem deteksi permasalahan dini melalui pemantauan yang disiplin
•
Bank has early problem detection the system through diciplined monitoring
•
Sebagian besar kredit diberikan dengan agunan kecuali untuk jenis kredit tertentu seperti personal loan, dan fasilitas antar bank
•
Loans are mainly secured by collateral, except for certain loans such as personal and interbank loans
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
215
Tabel 2.1 Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Wilayah - Bank Secara individual Tabel 2.1 Disclosure of Net Receivable Based on Region - Bank
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivables from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivables from Public Sector Entities
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Banks and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
31 Desember 2015 / 31 December 2015 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Receivable Based on Region Bali, NTB & NTT
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
(3) 3,684,869
-
-
-
-
-
-
79,897
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,565,042
-
61,283
-
-
-
-
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured With Mortgage Collateral
151,093
7,097
3,796
1,858
-
-
-
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loans With by Commercial Property
213,736
8,982
21,016
33,051
641
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employees and Retirement Loans
22,526
5,975
2,733
1,272
440
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small, and Retail Portfolio
2,080,867
165,103
307,345
185,473
96,921
300
5,733
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
9,130,898
485,527
419,060
368,976
82,059
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
142,534
3,549
5,838
141,814
17,348
-
13
11
Aset Lainnya Other Asset
1,029,318
76,216
41,282
25,670
10,195
-
-
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures in Syariah Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
20,100,780
752,449
862,353
758,114
207,604
300
5,746
Total
216
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Receivable Based on Region Total
Bali, NTB & NTT
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
Total
3,684,869
3,350,855
-
-
-
-
-
-
3,350,855
79,897
122,912
-
-
-
-
-
-
122,912
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,626,325
1,985,710
-
60,626
-
-
-
-
2,046,336
163,844
549,301
53,485
26,611
20,082
6,094
-
-
655,573
277,426
105,615
4,009
3,063
78,758
692
-
-
192,137
32,946
11,630
4,797
819
171
-
-
-
17,417
2,841,742
2,290,373
181,778
502,278
263,552
154,154
889
16,957
3,409,981
10,486,520
10,236,344
470,254
692,238
531,574
113,517
920
-
12,044,847
311,096
63,464
2,285
4,099
3,477
10,405
2
44
83,776
1,182,681
907,354
44,670
33,143
21,540
9,911
-
-
1,016,618
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22,678,346
19,623,558
761,278
1,322,877
919,154
294,773
1,811
17,001
22,940,452
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
217
Tabel 2.2. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank Secara Individual Table 2.2. Disclosure of Net Receivable Based on Contract Remaining Tenor – Bank 31 Desember 2015 / 31 December 2015 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Net Receivable Based by Contract Remaining Tenor
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
≤1 tahun ≤1 year
(3)
>1 thn s.d. 3 thn >1 year to 3 year
>3 thn s.d. 5 thn >3 year to 5 year
>5 thn >5 year
Non-Kontraktual Non-Contractual
(4)
(5)
(6)
(7)
2,509,183
523,676
644,624
7,386
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
1,678
78,219
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
3,404,104
214,313
-
-
7,908
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
101
1,400
16,553
145,790
-
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
232,707
8,023
21,850
14,846
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
373
866
2,280
29,427
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
537,358
933,551
233,628
820,169
317,036
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
6,989,111
1,171,659
981,876
1,319,905
23,969
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
85,494
10,079
182,285
32,533
705
11
Aset Lainnya Other Asset
1,637
-
-
-
1,181,044
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
-
-
-
-
-
13,761,746
2,941,786
2,083,096
2,370,056
1,530,662
Total
218
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Net Receivable Based on Contract Remaining Tenor
Total
(8)
≤1 tahun ≤1 year
>1 thn s.d. 3 thn >1 year to 3 year
>3 thn s.d. 5 thn >3 year to 5 year
>5 thn >5 year
Non-Kontraktual Non-Contractual
(11)
(12)
(13)
Total
(9)
(10)
3,684,869
3,213,115
134,999
-
2,741
-
3,350,855
79,897
-
59,129
63,783
-
-
122,912
-
-
-
-
-
-
-
3,626,325
1,532,562
513,774
-
-
-
2,046,336
163,844
5,166
53,887
107,026
489,494
-
655,573
277,426
164,032
15,090
10,021
2,994
-
192,137
32,946
112
260
1,009
16,036
-
17,417
2,841,742
611,978
1,784,117
163,552
575,998
274,336
3,409,981
10,486,520
7,657,572
1,610,771
1,907,705
868,799
-
12,044,847
311,096
6,668
9,378
3,104
34,432
30,194
83,776
1,182,681
246,267
-
-
-
770,351
1,016,618
-
-
-
-
-
-
-
22,687,346
13,437,472
4,181,405
2,256,200
1,990,494
1,074,881
22,940,452
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
(14)
219
Tabel 2.3.Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual Tabel 2.3. Disclosure of Net Receivable Based on Economic Sector - Bank
no
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1) 31 Desember 2015 31 December 2015 1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
-
-
-
-
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
-
-
-
61,572
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
-
79,897
-
-
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
-
-
-
19.
Bukan Lapangan Usaha Non business
2,509
-
-
-
20.
Lainnya Others
3,682,360
-
-
3,564,753
Total
3,684,869
79,897
-
3,626,325
220
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
Aset Lainnya Other Asset
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
-
-
1,057
72,987
69,954
-
-
-
-
-
636
7,831
-
-
-
-
-
-
-
230,455
-
-
-
-
56,295
-
108,454
2,334,046
141,000
-
-
-
2,359
-
397
243,094
-
-
-
-
16,450
-
28,622
309,295
1,034
-
-
-
163,526
567
491,408
4,550,688
64,777
-
-
-
-
-
13,202
145,229
2,293
-
-
-
12,827
-
22,684
240,967
3,523
-
-
-
-
-
180
454,179
-
-
-
-
21,612
-
18,467
225,617
1,658
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,612
73,448
-
-
-
-
68
-
803
2,506
-
-
-
-
4,289
-
17,630
79,720
4,186
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
778
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
163,844
-
32,379
2,134,155
915,849
22,671
-
-
-
-
-
2,435
599,831
-
1,182,681
-
163,844
277,426
32,946
2,841,742
10,486,520
311,096
1,182,681
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
221
Tabel 2.3.Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual Tabel 2.3. Disclosure of Net Receivable Based on Economic Sector - Bank
no
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1) 31 Desember 2014 31 December 2014 1
Pertanian, perburuan dan kehutanan Agriculture, hunting and forestry
-
-
-
-
2
Perikanan Fishery
-
-
-
-
3
Pertambangan dan penggalian Mining and excavation
-
-
-
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
-
-
-
-
5
Listrik, gas dan air Electricity, gas and water
-
-
-
-
6
Konstruksi Construction
-
-
-
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trade
-
-
-
-
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Service of accomodation and food & beverage
-
-
-
-
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communication
-
-
-
-
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
-
122,912
-
60,657
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Real estate, rental services and corporate services
-
-
-
-
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib Government administration, land and compulsory social security
-
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
-
-
-
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Service of health and social activities
-
-
-
-
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Service of social, socio-cultural, entertainment and other individual
-
-
-
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Individual services for households
-
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agency and other extra international agency
-
-
-
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya Activities which are undefined yet
-
-
-
-
19.
Bukan Lapangan Usaha Non business
2,741
-
-
-
20.
Lainnya Others
3,348,114
-
-
1,985,679
Total
3,350,855
122,912
-
2,046,336
222
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee and Retirement Loan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
Aset Lainnya Other Asset
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (if any)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
-
1,467
-
-
225,151
-
-
-
-
-
-
-
6,956
-
-
-
-
-
-
-
272,915
-
-
-
-
12,033
-
106,169
2,991,576
10,752
-
-
-
-
-
143
154,081
-
-
-
-
5,003
-
23,736
254,460
-
-
-
-
89,208
-
478,139
4,604,131
47,033
-
-
-
-
-
8,336
186,887
-
-
-
-
55,505
-
29,012
341,688
2,751
-
-
-
-
-
346
1,276,937
-
-
-
-
18,400
-
16,692
202,790
1,464
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,599
89,443
-
-
-
-
-
-
827
3,285
710
-
-
-
10,521
-
19,166
74,832
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
1,130
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
655,573
-
17,417
2,695,073
598,541
21,066
-
-
-
-
-
29,743
760,044
-
1,016,618
-
655,573
192,137
17,417
3,409,981
12,044,847
83,776
1,016,618
-
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
223
Tabel 2.4. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual Tabel 2.4. Disclosures of Receivables and Provision Based on Region – Bank
Keterangan Description
No.
(1)
(2)
1
Tagihan Receivable
2
Tagihan yang mengalami penurunan nilai Impaired receivable
31 Desember 2015 / 31 December 2015 Wilayah / Region Bali, NTB & NTT
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
(3) 24,202,693
860,599
1,029,608
980,214
253,510
304
5,791
-
-
-
-
-
-
-
11,446,700
659,062
828,135
579,223
180,322
304
5,757
b. Telah jatuh tempo Already matured
259,286
4,907
8,071
171,649
26,846
-
35
3
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) – Individual Allowance for Impairment Losses - Individual
171,664
-
14,689
29,460
8,745
-
-
4
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) – Kolektif Allowance for Impairment Losses - Collective
37,179
2,930
4,110
2,517
1,480
5
61
5
Tagihan yang dihapus buku receivable Written-off
424,905
-
317
1,205
163
-
-
a. Belum jatuh tempo Not yet/ matured
224
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014 Wilayah / Region Total
Jawa
Bali, NTB & NTT
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian
Total
27,332,719
22,300,642
853,273
1,467,095
1,102,812
332,720
1,816
17,184
26,075,542
13,699,503
12,686,948
711,192
1,286,965
887,247
273,686
1,811
17,048
15,864,897
470,794
94,057
2,844
6,414
5,355
14,793
6
135
123,604
224,558
22,347
3
512
856
2,546
13
-
26,277
48,282
25,947
1,382
4,902
3,046
2,864
8
219
38,368
426,590
283,699
516
228
163
162
-
-
284,768
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
225
Tabel 2.5. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual Table 2.5. Disclosures of Receivable Based On Economic Sector – Bank No
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Receivable
(2)
(3)
(1)
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai Impaired Receivables Belum Jatuh Tempo Not yet matured
Telah Jatuh Tempo Already matured
(4)
(5)
31 Desember 2015 31 December 2015 1
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting, and Forestry
224,932
74,049
150,422
2
Perikanan Fishery
8,582
8,469
-
3
Pertambangan dan Penggalian Mining and Excavation
289,251
216,670
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
4,028,964
2,498,219
155,964
5
Listrik, Gas, dan Air Electricity, Gas, and Water
253,719
240,572
-
6
Konstruksi Construction
577,935
354,518
1,388
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trades
7,372,572
5,261,454
108,347
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Accomodation and food & beverage services
175,298
158,435
3,029
9
Transportasi, pergudangan, dan komunikasi Transportation, warehousing, and communication
379,506
276,897
5,608
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
964,233
600,042
-
11
Real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan Real estate, rental services, and corporate services
396,730
266,055
1,965
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan, dan jaminan sosial wajib Government administration, land, and compulsory social security
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
76,955
75,060
231
14
Jasa kesehatan dan kegiatan social Health services and social activities
9,386
3,377
407
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya Social, socio-cultural, entertainment, and other individual services
157,890
101,961
6,137
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Household individual services
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agencies and other extra international agencies
795
795
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya activities which are undefined yet
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
3,294,813
3,257,581
37,232
20
Lainnya Others
9,121,158
305,349
64
27,332,719
13,699,503
470,794
Total
226
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank (6)
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Tagihan Yang Dihapus Buku/ Written-off Receivables
(7)
(8)
80,468
142
-
-
17
-
-
403
-
27,271
7,138
-
-
449
-
356
727
-
99,830
14,873
7,491
-
1,034
-
1,977
1,019
1,059
4,215
1,062
-
307
818
-
-
-
-
231
140
-
407
6
-
2,267
190
316
-
-
-
-
17
-
-
-
-
7,197
19,676
417,724
32
571
-
224,558
48,282
426,590
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
227
Tabel 2.5. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual Table 2.5. Disclosures of Receivable Based On Economic Sector – Bank No
Sektor Ekonomi Economic Sector
Tagihan Receivable
(1)
(2)
(3)
Tagihan Yang Mengalami penurunan nilai Impaired Receivables Belum Jatuh Tempo Not yet matured
Telah Jatuh Tempo Already matured
(4)
(5)
31 Desember 2014 31 December 2014 1
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting, and Forestry
227,671
226,618
-
2
Perikanan Fishery
7,023
6,956
-
3
Pertambangan dan Penggalian Mining and Excavation
277,341
270,128
-
4
Industri pengolahan Manufacture industry
3,631,189
3,046,356
13,485
5
Listrik, Gas, dan Air Electricity, Gas, and Water
179,807
149,636
-
6
Konstruksi Construction
519,455
283,256
-
7
Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trades
6,642,787
5,171,591
68,683
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Accomodation and food & beverage services
200,283
195,506
-
9
Transportasi, pergudangan, dan komunikasi Transportation, warehousing, and communication
545,941
389,338
4,396
10
Perantara keuangan Financial intermediaries
1,948,441
1,460,851
-
11
Real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan Real estate, rental services, and corporate services
347,840
237,882
1,715
12
Administrasi pemerintahan, pertanahan, dan jaminan sosial wajib Government administration, land, and compulsory social security
-
-
-
13
Jasa pendidikan Education services
92,194
92,043
-
14
Jasa kesehatan dan kegiatan social Health services and social activities
7,368
4,112
832
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya Social, socio-cultural, entertainment, and other individual services
140,855
104,621
-
16
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Household individual services
-
-
-
17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya International agencies and other extra international agencies
1,130
1,130
-
18
Kegiatan yang belum jelas batasannya activities which are undefined yet
-
-
-
19
Bukan Lapangan Usaha Non business
4,023,331
3,969,209
34,429
20
Lainnya Others
7,282,886
255,664
64
26,075,542
15,864,897
123,604
Total
228
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank (6)
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
Tagihan Yang Dihapus Buku/ Written-off Receivables
(7)
(8)
-
144
-
-
4
-
-
172
-
1,548
3,462
1,325
-
95
-
-
213
-
18,747
8,043
5,476
-
401
-
1,656
505
1,278
-
930
-
-
402
4,630
-
-
-
-
59
-
-
125
-
-
169
316
-
-
-
-
1
-
-
-
-
4,294
23,480
271,743
32
163
-
26,277
38,368
284,768
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
229
Table 2.6.Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Table 2.6.Disclosure of Provisioning for Impairment Loss Mutation Detail - Bank (in million Rupiah) 31 Desember 2015 31 December 2015 Keterangan Description
No
CKPN Individual Individual Impairment Loss (1)
(2)
1
Saldo awal CKPN Beginning Balance
2
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) Additional (recovery) provisioning for impairment loss in current period (Net) 2.a
Pembentukan CKPN pada periode berjalan Additional provisioning for impairment loss with in current period
2.b
Pemulihan CKPN pada periode berjalan Provisioning for impairment loss recovery within current period
3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Provisioning for impairment loss for receivables write-off within current period
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Other additional (recovery) within current period
5
Saldo akhir CKPN Ending Balance Provisioning for Impairment Loss
230
CKPN Kolektif Collective Impairment Loss
(3)
(4) 26,277
38,368
-
-
1,293,022
105,440
(981,998)
(74,529)
(115,604)
(21,353)
2,860
357
224,557
48,283
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Table 2.6.Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Table 2.6.Disclosure of Provisioning for Impairment Loss Mutation Detail - Bank (in million Rupiah) 31 Desember 2014 31 December 2014 Keterangan Description
No
CKPN Individual Individual Impairment Loss (1)
(2)
1
Saldo awal CKPN Beginning Balance
2
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) Additional (recovery) provisioning for impairment loss in current period (Net) 2.a
Pembentukan CKPN pada periode berjalan Additional provisioning for impairment loss with in current period
2.b
Pemulihan CKPN pada periode berjalan Provisioning for impairment loss recovery within current period
3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan Provisioning for impairment loss for receivables write-off within current period
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Other additional (recovery) within current period
5
Saldo akhir CKPN Ending Balance Provisioning for Impairment Loss
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
CKPN Kolektif Collective mpairment Loss
(5)
(6) 17,651
35,884
-
-
60,130
44,474
(46,738)
(19,972)
(4,766)
(22,070)
-
52
26,277
38,368
231
Tabel 3.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individua Table 3.1. Disclosure of Net Receivables by Portofolio Category and Rating Scale - Bank
Lembaga Pemeringkat Rating’s Institutio
Peringkat Jangka Panjang / Long Term Rating
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
Moody's
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
Ba1 s.d Ba3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
PT. ICRA Indonesia
[Idr] AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
PT. Pemeringkat Efek Indonesia
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
idBBB+ s.d idBBB-
idBB+ s.d idBB-
Kategori Portofolio Portfolio Categor
BBB+ s.d BBB-
A+ s.d A-
BB+ s.d BB-
31 Desember 2015 / 31 December 2015 (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
1,250,081
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
79,897
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
106,675
1,540,165
1,128,157
268,071
168,183
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loans Secured by Mortgage Collaterals
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loans Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employees and Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small, and Retail
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
47,320
35,177
106,357
-
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
153,995
1,655,239
1,234,514
268,071
1,418,264
TOTAL
232
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) Tagihan Bersih / Net Receivable
Peringkat Jangka Pendek / Short Term Rating
B+ s.d B-
< B-
A-2
A-3
< A-3
B+ s.d B-
< B-
F1+ s.d F1
F2
F3
< F3
B1 s.d B3
< B3
P-1
P-2
P-3
< P-3
B+(idn) s.d B-(idn)
< B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn)
F3(idn)
< F3(idn)
[Idr]B+ s.d [Idr] B-
< [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr] A1
[Idr]A2+ s.d [Idr] A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
< [Idr]A3
idB+ s.d idB-
< idB-
IdA1
idA2
idA3 s.d idA4
< idA4
(9)
-
A-1
(10)
(15)
(16)
-
-
-
-
-
2,434,788
3,684,869
-
-
-
-
-
-
-
79,897
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
415,074
3,626,325
163,844
163,844
277,426
277,426
32,946
32,946
2,841,742
2,841,742
10,297,666
10,486,520
311,096
311,096
1,182,681
1,182,681
-
-
17,957,263
22,687,346
-
(12)
-
(13)
-
(14)
Total
-
-
(11)
Tanpa Peringkat Not Rated
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
-
-
233
Tabel 3.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individua Table 3.1. Disclosure of Net Receivables by Portofolio Category and Rating Scale - Bank
Lembaga Pemeringkat Rating’s Institutio
Peringkat Jangka Panjang / Long Term Rating
Standard and Poor’s
AAA
AA+ s.d AA-
Fitch Rating
AAA
AA+ s.d AA-
A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB-
BB+ s.d BB-
Moody's
Aaa
Aa1 s.d Aa3
A1 s.d A3
Baa1 s.d Baa3
Ba1 s.d Ba3
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA (idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn)
A+(idn) s.d A-(idn)
BBB+(idn) s.d BBB(idn)
BB+(idn) s.d BB-(idn)
PT. ICRA Indonesia
[Idr] AAA
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
[Idr]A+ s.d [Idr]A-
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
PT. Pemeringkat Efek Indonesia
idAAA
idAA+ s.d idAA-
idA+ s.d idA-
idBBB+ s.d idBBB-
idBB+ s.d idBB-
(4)
(5)
(6)
Kategori Portofolio Portfolio Categor
BBB+ s.d BBB-
A+ s.d A-
BB+ s.d BB-
31 Desember 2014 / 31 December 2014 (1)
(2)
(3)
(7)
(8)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
817,112
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
122,912
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
1,250,159
405,522
829
69,973
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loans Secured by Mortgage Collaterals
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loans Secured with Commercial Property
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employees and Retirement Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small, and Retail
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
113,816
250,533
347,534
-
37,155
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
113,816
1,623,604
753,056
829
924,240
TOTAL
234
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) Tagihan Bersih / Net Receivable
Peringkat Jangka Pendek / Short Term Rating
B+ s.d B-
< B-
-
A-2
A-3
< A-3
B+ s.d B-
< B-
F1+ s.d F1
F2
F3
< F3
B1 s.d B3
< B3
P-1
P-2
P-3
< P-3
B+(idn) s.d B-(idn)
< B-(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn)
F2(idn)
F3(idn)
< F3(idn)
[Idr]B+ s.d [Idr] B-
< [Idr]B-
[Idr]A1+ s.d [Idr] A1
[Idr]A2+ s.d [Idr] A2
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3
< [Idr]A3
idB+ s.d idB-
< idB-
IdA1
idA2
idA3 s.d idA4
< idA4
(9)
-
A-1
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Tanpa Peringkat Not Rated
Total
(15)
(16)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
122,912
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,533,743
3,350,855
319,853
2,046,336
655,573
655,573
192,137
192,137
17,417
17,417
3,409,981
3,409,981
11,295,809
12,044,847
83,776
83,776
1,016,618
1,016,618
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19,524,907
22,940,452
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
235
Tabel 3.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif Table 3.2. Disclosure of Counterparty Credit Risk: Derivative Transactions 31 Desember 2015 / 31 December 2015 Variabel yang Mendasari Underlying Variable
No.
Notional Amount < 1 Tahun ≤ 1 Year
> 1 Tahun < 5 Tahun > 1 Year ≤ 5 Years
> 5 Tahun > 5 Years
Tagihan Derivatif Derivative Receivables
Kewajiban Derivatif Derivative Payables
Tagihan Bersih Sebelum MRK Net Receivables before CRM
MRK CRM
Tagihan Bersih Setelah MRK Net Receivables afrer CRM
BANK SECARA INDIVIDUAL BANK 1
Suku Bunga Interest Rate
2
Nilai Tukar Exchange Rate
3
Lainnya Others TOTAL
-
-
-
-
-
-
-
-
435,542
-
-
5,627
249
9,983
-
9,983
-
-
-
-
-
-
-
435,542
-
-
5,627
9,983
-
9,983
249
Tabel 3.2.a.1 Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual Tabel 3.2.a.1 Disclosure of Counterparty Credit Risk : Transaction Reverse Repo - Bank
31 Desember 2015 / 31 December 2015 No
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Bersih Net Receivable
Nilai MRK Credit Risk Mitigation
Tagihan Bersih setelah MRK Net Receivable after CRM
ATMR setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
196,512
-
694
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
-
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
196,512
-
694
Total
236
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014 Notional Amount < 1 Tahun ≤ 1 Year
> 1 Tahun < 5 Tahun > 1 Year ≤ 5 Years
Kewajiban Derivatif Derivative Payables
Tagihan Derivatif Derivative Receivables
> 5 Tahun > 5 Years
Tagihan Bersih Sebelum MRK Net Receivables before CRM
MRK CRM
Tagihan Bersih Setelah MRK Net Receivables afrer CRM
-
-
-
-
-
-
-
-
1,878,253
-
-
1,088
14,989
19,870
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,878,253
-
-
1,088
19,870
-
-
14,989
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2014 / 31 December 2014 Tagihan Bersih Net Receivable
Nilai MRK Credit Risk Mitigation
(7)
Tagihan Bersih setelah MRK Net Receivable after CRM
(8)
(9)
ATMR setelah MRK RWA after CRM
(10)
682,113
-
682,113
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
682,113
-
682,113
-
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
237
Tabel 4.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Tabel 4.1 Disclosure of Net Receivable Based on Risk Weighted Asset after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) - Bank 31 Desember 2015 / 31 December 2015 no
(1)
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portofolio Portfolio Category
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
3,485,847
-
-
-
-
-
-
2,510
-
-
79,897
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
9,199
3,258,819
-
-
-
337,299
-
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral (KPR)
-
-
97,673
66,171
-
-
-
-
-
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
-
-
-
-
277,426
-
6
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
45
-
-
-
-
32,901
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
17,255
-
-
-
-
-
2,821,879
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
414,319
82,496
-
-
-
106,357
-
9,571,734
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
-
16,149
294,947
11
Aset Lainnya Other Asset
241,315
-
-
-
-
-
-
939,697
1,669
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,167,980
3,421,212
97,673
66,171
-
476,557
2,821,879
10,807,516
296,616
Total Eksposur Neraca Total On Balance Sheet Exposure
238
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
-
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014 ATMR RWA
(13)
Beban Modal Capital Charges
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
(14)
Beban Modal Capital Charges
ATMR RWA
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
2,510
236
2,666,001
-
-
-
-
-
-
2,741
-
2,741
257
15,979
1,500
-
122,912
-
-
-
-
-
-
-
24,582
2,308
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
820,415
77,037
8,000
1,748,534
-
-
-
251,636
-
-
-
475,527
44,652
60,654
5,695
-
-
240,854
411,143
-
-
-
-
-
248,756
23,358
277,426
26,050
-
-
-
-
-
-
-
192,137
-
192,137
18,042
16,451
1,545
-
-
-
-
-
17,336
-
-
-
8,668
814
2,116,409
198,731
17,054
-
-
-
-
-
3,386,507
-
-
2,539,880
238,495
9,641,412
905,329
348,148
381,440
-
-
-
347,534
-
10,352,122
-
10,602,177
995,544
458,570
43,060
-
-
-
-
-
-
-
13,650
70,126
118,839
11,159
942,201
88,473
223,047
-
-
-
-
-
-
790,047
3,524
795,333
74,682
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14,352,027
1,347,655
3,262,250
2,252,886
240,854
411,143
-
616,506
3,386,507
11,350,697
73,650
15,008,640
1,409,311
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
-
239
31 Desember 2015 / 31 December 2015 No
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Commitment Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
11,372
-
-
-
-
-
-
-
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee Retirement Loan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
2,608
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
52,008
-
-
-
-
-
-
259,259
-
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
54,616
11,372
-
-
-
-
-
259,259
-
-
2
3
4
5
6
7
8
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet Exposure
240
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
31 Desember 2014 / 31 December 2014 ATMR RWA
(13)
Beban Modal Capital Charges
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
(14)
Beban Modal Capital Charges
ATMR RWA
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
214
-
18,965
-
-
-
-
-
-
3,793
356
-
-
-
3,108
468
-
-
-
-
-
1,275
120
-
103,128
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
81
-
-
-
41
4
-
6,420
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24,344
114,012
565
-
-
-
-
-
500,267
-
500,380
46,986
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24,558
223,560
19,530
3,108
468
-
81
-
500,267
-
505,489
47,465
-
-
2,274
-
-
-
-
259,259
-
-
261,533
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
-
241
31 Desember 2015 / 31 December 2015 No
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
C
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit Risk Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
196,512
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
-
9,622
-
-
-
14
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
-
-
-
-
-
-
-
347
-
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Total Counterparty Credit Risk Exposure
196,512
9,622
-
-
-
14
-
347
-
-
242
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
31 Desember 2014 / 31 December 2014 ATMR RWA
(13)
Beban Modal Capital Charges
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Receivable after Calculate Credit Risk Mitigation (CRM) Impact
(14)
Beban Modal Capital Charges
ATMR RWA
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
-
-
682,113
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,931
181
-
19,034
-
-
-
167
-
-
-
3,891
365
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
347
33
-
-
-
-
-
-
-
669
-
669
63
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,278
214
682,113
19,034
-
-
-
167
-
669
-
-
4,560
428
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
243
Tabel 4.2. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Tabel 4.2. Disclosure of Net Receivable and Credit Risk Mitigation Techniques - Bank 31 Desember 2015 / 31 December 2015
No.
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet Exposure
1.
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
Bagian Yang Dijamin Dengan Guaranteed Part Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insuran
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
3,488,357
-
-
-
79,897
-
-
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
3,605,317
9,199
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
163,844
-
-
-
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
277,426
-
-
-
32,946
45
-
-
2,839,134
17,255
-
-
10,174,906
414,319
-
-
311,096
-
-
-
1,182,681
-
-
-
-
-
-
-
-
22,155,604
440,818
-
-
-
3
6
7
8
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee Retirement Loan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
11
Aset Lainnya Other Asset
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any) Total Eksposur Neraca Total On Balance Sheet Exposure
244
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014 Bagian Yang Dijamin Dengan Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insuran
Lainnya Others
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(14) =(9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
3,488,357
2,668,742
-
-
-
2,668,742
79,897
122,912
-
-
-
122,912
-
-
-
-
-
-
3,596,118
2,008,170
8,000
-
-
2,000,170
163,844
651,997
-
-
-
651,997
277,426
192,137
-
-
-
192,137
32,901
17,336
-
-
-
17,336
2,821,879
3,403,561
17,054
-
-
3,386,507
9,760,587
11,429,244
365,239
-
-
11,064,005
311,096
83,776
-
-
-
83,776
1,182,681
1,016,618
-
-
-
1,016,618
-
-
-
-
-
-
-
21,714,786
21,594,493
390,293
-
-
-
21,204,200
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
245
31 Desember 2015 / 31 December 2015
No.
(1)
Kategori Portofolio Portfolio Category
(2)
Bagian Yang Dijamin Dengan Guaranteed Part Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insuran
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Commitment/Contingencies Liabilities Exposure on Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
-
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
11,372
11,372
-
-
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
-
-
-
-
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
2,608
2,608
-
-
311,267
52,008
-
-
3
6
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
-
-
-
-
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
325,247
65,988
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet Exposure
246
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
31 Desember 2014 / 31 December 2014 Bagian Yang Dijamin Dengan Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insuran
Lainnya Others
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(14) =(9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18,965
18,965
-
-
-
-
3,576
-
-
-
3,576
-
-
-
-
-
-
-
81
-
-
-
81
-
6,420
-
-
-
6,420
259,259
614,934
114,667
-
-
500,267
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
259,259
643,976
133,632
-
-
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
-
510,344
247
31 Desember 2015 / 31 December 2015
No.
(1)
Kategori Portofolio Portfolio Category
(2)
Bagian Yang Dijamin Dengan Guaranteed Part Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insuran
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
196,512
195,818
-
-
C
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit Risk Exposure
1
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
-
-
-
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
9,636
-
-
-
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
-
-
-
-
347
-
-
-
3
6
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Syariah Unit (If Any)
-
-
-
-
-
Total Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan Total Counterparty Credit Risk Exposure
206,495
195,818
-
-
-
248
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
31 Desember 2014 / 31 December 2014 Bagian Yang Dijamin Dengan Guaranteed Part Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
Tagihan Bersih Net Receivable
Agunan Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insuran
Lainnya Others
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Bagian Yang Tidak Dijamin Non-guaranteed Part
(14) =(9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
694
682,113
-
-
-
682,113
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9,636
19,201
-
-
-
19,201
-
-
-
-
-
-
347
669
-
-
-
669
-
-
-
-
-
-
10,677
701,983
-
-
-
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
-
701,983
249
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure
a. Sektor industri
a. Industry Sector
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya, yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The following table breaks down the Bank’s credit exposure without taking into account any collateral held or other credit support as categorised by industry sectors as at 31 December 2015 and 2014:
2015
Pemerintah Government Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
Lembaga Keuangan Bukan Bank Financial Institution Non Banks
Bank Bank
Industri Pengolahan Manufacturing
Jasa-jasa Dunia Usaha Trade Services
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan Other Companies and Individuals
Jumlah Total
1,293,659
-
-
-
-
-
1,293,659
Current accounts with Bank Indonesia
-
659,219
-
-
-
-
659,219
Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
569,392
2,350,786
-
-
-
-
2,920,178
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek
369,082
523,116
-
-
-
-
892,198
Marketable securities
1,233,687
-
-
-
-
-
1,233,687
Government bonds
Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
195,818
-
-
-
-
-
195,818
Securities purchased under resale agreements
Tagihan derivatif
-
5,420
-
-
-
207
5,627
Derivative receivables
Pinjaman yang diberikan - bruto
79,472
61,407
592,964
538,950
130,849
12,341,804
13,745,446
Loans - gross
-
-
11,521
7,601
-
286,227
305,349
Acceptance receivables - gross
21,234
24,986
30,540
1,726
994
129,290
208,770
Other assets*)
3,762,344
3,624,934
635,025
548,277
131,843
12,757,528
21,459,951
Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain*) Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(272,808)
Less: Allowance for impairment losses
21,187,143 *) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan
250
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2014
Pemerintah Government Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain*)
Lembaga Keuangan Bukan Bank Financial Institution Non Banks
Bank Bank
Industri Pengolahan Manufacturing
Jasa-jasa Dunia Usaha Trade Services
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan Other Companies and Individuals
Jumlah Total
1,356,065
-
-
-
-
-
1,356,065
Current accounts with Bank Indonesia
-
404,604
-
-
-
-
404,604
Current accounts with other banks
1,174,866
784,347
-
-
-
-
1,959,213
Placements with Bank Indonesia and other banks
-
750,261
-
-
-
-
750,261
Marketable securities
134,484
-
-
-
-
-
134,484
Government bonds
681,054
-
-
-
-
-
681,054
Securities purchased under resale agreements
-
670
-
-
-
418
1,088
Derivative receivables
122,335
60,555
1,093,344
720,788
31,344
13,610,865
15,639,231
Loans - gross
-
-
-
246,524
-
9,140
255,664
Acceptance receivables - gross
549
8,318
26,547
-
-
146,585
181,999
Other assets*)
3,469,353
2,008,755
1,119,891
967,312
31,344
13,767,008
21,363,663
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(64,613)
Less: Allowance for impairment losses
21,299,050 *) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
251
Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to off balance sheet items are as follows:
2015
Pemerintah Government
Bank Bank
Lembaga Keuangan Bukan Bank Financial Institution Non Banks
Industri Pengolahan Manufacturing
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan Other Companies and Individuals
Jasa-jasa Dunia Usaha Trade Services
Jumlah Total
Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan
-
-
-
153
-
83,279
83,432
Committed unused loan facilities granted
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
-
-
444
2,982
-
25,329
28,755
Irrevocable letters of credit
Garansi yang diterbitkan
-
2,065
21,178
100
230,733
94,550
348,626
Guarantees issued
-
2,065
21,622
3,235
230,733
203,158
460,813
B. Kualitas kredit dari aset keuangan
B. Credit Quality OF FINANCIAL ASSETS
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
As at 31 December 2015 and 2014, credit risk exposures relating to financial assets are divided as follows:
2015
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Neither past due nor impaired
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai Impaired
1,293,659
-
-
1,293,659
Current accounts with Bank Indonesia
659,219
-
-
659,219
Current accounts with other banks
Jumlah Total
2,920,178
-
-
2,920,178
Placements with Bank Indonesia and other banks
892,198
-
-
892,198
Marketable securities
1,233,687
-
-
1,233,687
Government bonds
195,818
-
-
195,818
Securities purchased under resale agreements
5,627
-
-
5,627
Derivative receivables
12,909,289
266,521
569,636
13,745,446
Loans - gross
Tagihan akseptasi - bruto
305,349
-
-
305,349
Acceptance receivables - gross
Aset lain-lain*)
208,770
-
-
208,770
Other assets*)
20,623,794
266,521
569,636
21,459,951
Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(272,808)
Less: Allowance for impairment losses
21,187,143
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan
252
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2014
Pemerintah Government
Bank Bank
Lembaga Keuangan Bukan Bank Financial Institution Non Banks
Industri Pengolahan Manufacturing
Jasa-jasa Dunia Usaha Trade Services
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan Other Companies and Individuals
Jumlah Total
Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan
-
-
547
16,000
-
223,538
240,085
Committed unused loan facilities granted
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
-
-
-
17,425
-
77,104
94,529
Irrevocable letters of credit
Garansi yang diterbitkan
-
19,352
18,978
400
380,008
173,100
591,838
Guarantees issued
19,352
19,525
33,825
380,008
473,742
926,452
2014 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai Neither past due nor impaired
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai Impaired
1,356,065
-
-
1,356,065
Current accounts with Bank Indonesia
404,604
-
-
404,604
Current accounts with other banks
1,959,213
-
-
1,959,213
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek
750,261
-
-
750,261
Marketable securities
Obligasi pemerintah
134,484
-
-
134,484
Government bonds
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
681,054
-
-
681,054
Securities purchased under resale agreements
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Tagihan derivatif
Jumlah Total
1,088
-
-
1,088
Derivative receivables
15,151,629
362,019
125,583
15,639,231
Loans - gross
Tagihan akseptasi - bruto
255,664
-
-
255,664
Acceptance receivables - gross
Aset lain-lain*)
181,999
-
-
181,999
Other assets*)
20,876,061
362,019
125,583
21,363,663
Pinjaman yang diberikan - bruto
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(64,613)
Less: Allowance for impairment losses
21,299,050
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
253
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian kualitas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The quality of financial assets that are “neither past due nor impaired” as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
2015 Belum jatuh tempo dan tidak menunggak Neither past due nor in arreas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan Not past due but other facilities are in arrears
Jumlah Total
1,293,659
-
1,293,659
Current accounts with Bank Indonesia
659,219
-
659,219
Current accounts with other banks
2,920,178
-
2,920,178
Placements with Bank Indonesia and other banks
892,198
-
892,198
Marketable securities
1,233,687
-
1,233,687
Government bonds
195,818
-
195,818
Securities purchased under resale agreements
Tagihan derivatif
5,627
-
5,627
Derivative receivables
Pinjaman yang diberikan - bruto
12,564,987
344,302
12,909,289
Loans - gross
Tagihan akseptasi - bruto
305,349
-
305,349
Acceptance receivables - gross
Aset lain-lain*)
208,770
-
208,770
Other assets*)
20,279,492
344,302
20,623,794
Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(63,214)
Less: Allowance for impairment losses
20,560,580
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan
254
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2014
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak Neither past due nor in arreas Giro pada Bank Indonesia
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan Not past due but other facilities are in arrears
Jumlah Total
1,356,065
-
1,356,065
Current accounts with Bank Indonesia
404,604
-
404,604
Current accounts with other banks
1,959,213
-
1,959,213
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek
750,261
-
750,261
Marketable securities
Obligasi pemerintah
134,484
-
134,484
Government bonds
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
681,054
-
681,054
Securities purchased under resale agreements
1,088
-
1,088
Derivative receivables
15,082,419
69,210
15,151,629
Loans - gross
Tagihan akseptasi - bruto
255,664
-
255,664
Acceptance receivables - gross
Aset lain-lain*)
181,999
-
181,999
Other assets*)
20,806,851
69,210
20,876,061
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(12,884)
Less: Allowance for impairment losses
20,863,177 *) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component
Penjelasan mengenai kualitas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Details for financial asset’s quality that are “neither past due nor impaired” are as follows:
•
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak.
•
Neither past due nor in arrears.
Kemungkinan aset dapat diterima kembali adalah besar karena belum jatuh tempo dan tidak menunggak pada tanggal pelaporan, sehingga tidak menjadi kekhawatiran Bank.
There is a high likelihood of the assets being fully recovered since the assets have not been past due and not in arrears at the reporting date, therefore, there is no concern from the Bank.
•
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan.
•
Not past due but other facilities are in arrears.
Ada kekhawatiran atas kemampuan counterparty dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo dikarenakan ada fasilitas lainnya yang telah menunggak. Dalam hal ini counterparty diharapkan dapat menyelesaikan seluruh pokok dan bunga atas fasilitas lain yang menunggak.
There is concern over the counterparty’s ability to make payments when due since there are other overdue facilities. In this case, the counterparty is expected to settle all the outstanding amounts of principal and interest which are in arreas.
Analisis umur pinjaman yang diberikan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah:
An age analysis of loans that are past due but not impaired on 31 December 2015 and 2014 are as follows:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
255
2015
Ritel*) Retail*)
Usaha Kecil Menengah*) Small Medium Enterprises*)
Komersial*) Commercial*)
Jumlah Total
0 - 30 hari
135,524
66,071
-
201,595
0 - 30 days
31 - 60 hari
33,155
13,531
-
46,686
31 - 60 days
61 - 90 hari
12,563
5,677
-
18,240
61 - 90 days
181,242
85,279
-
266,521
Dukurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
-
(12,120)
Less : Allowance for impairment losses
254,401 2014
Ritel*) Retail*)
Usaha Kecil Menengah*) Small Medium Enterprises*)
Komersial*) Commercial*)
Jumlah Total
0 - 30 hari
133,829
71,463
92,513
297,805
0 - 30 days
31 - 60 hari
33,406
12,021
-
45,427
31 - 60 days
61 - 90 hari
12,729
6,058
-
18,787
61 - 90 days
179,964
89,542
92,513
362,019
Dukurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
-
(2,782)
Less : Allowance for impairment losses
359,237 *) Sektor industri dibagi berdasarkan kebijakan internal Bank.
256
*)Industry sector divided based on Bank Internal policy.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca - Bank Secara Individual Table 6.1.1. Disclosure of Asset Exposures on Balance Sheet – Bank No.
Kategori Portofolio Portfolio Category
(1)
(2)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
31 Desember 2015 / 31 December 2015
31 Desember 2014 / 31 December 2014
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3,488,357
2,510
2,510
2,668,742
2,741
2,741
79,897
15,979
15,979
122,912
24,582
24,582
-
-
-
-
-
-
3,605,317
825,014
820,415
2,008,170
479,527
475,527
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
163,844
60,654
60,654
651,997
248,756
248,756
6
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property
277,426
277,426
277,426
192,137
192,137
192,137
7
Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan
32,946
16,473
16,451
17,336
8,668
8,668
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
2,839,134
2,129,351
2,116,409
3,403,561
2,552,671
2,539,880
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10,174,906
10,055,731
9,641,412
11,429,244
10,963,998
10,602,177
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable
311,096
458,570
458,570
83,776
118,839
118,839
11
Aset Lainnya Other Asset
1,182,681
942,201
1,016,618
-
795,333
22,155,604
13,841,708 14,352,027
21,594,493
14,591,919
15,008,640
TOTAL
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
257
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Table 6.1.2. Disclosure of Commitments/Contingencies Liabilities Exposures on Off Balance Sheet (dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2015 / 31 December 2015
31 Desember 2014 / 31 December 2014
No.
Kategori Portofolio Portfolio Category
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1.
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Kredit Beragunan Rumah Tinggal Loan Secured with Mortgage Collateral
6
7
8
Kredit Beragunan Properti Komersial Loan Secured with Commercial Property Kredit Pegawai atau Pensiunan Employee/Retirement Loan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
9
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Matured Receivable TOTAL
258
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11,372
2,274
2,274
18,965
3,793
3,793
-
-
-
3,576
1,275
1,275
-
-
-
-
-
-
-
-
-
81
41
41
2,608
1,956
-
6,420
4,815
-
311,267
311,267
259,259
614,934
614,934
500,380
-
-
-
-
-
-
325,247
315,497
261,533
643,976
624,858
505,489
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan Table 6.1.3. Disclosure of Counterparty Credit Risk Exposures
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 / 31 December 2014
31 Desember 2015 / 31 December 2015 No.
Kategori Portofolio Portfolio Category
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
Tagihan Bersih Net Receivable
ATMR Sebelum MRK RWA before CRM
ATMR Setelah MRK RWA after CRM
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(1) 1.
Tagihan Kepada Pemerintah Receivable from Government
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Receivable from Public Sector Entity
3
-
-
682,113
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9,636
1,931
1,931
19,201
3,891
3,891
-
-
-
-
-
-
347
347
347
669
669
669
206,495
2,278
2,278
701,983
4,560
4,560
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Receivable from Multilateral Development Bank and International Institution
4
Tagihan Kepada Bank Receivable from Other Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Receivable from Micro, Small and Retail Portfolio
6
196,512
Tagihan Kepada Korporasi Receivable from Corporate TOTAL
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit Tabel 6.1.4. Disclosure of Total Credit Risk Measurement
(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)
31 Desember 2015 31 December 2015 TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL RWA of CREDIT RISK TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL TOTAL CAPITAL DEDUCTION FACTOR
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
31 Desember 2014 31 December 2014
14,615,838
15,518,689
-
-
259
F. Risiko Pasar
F. Market Risk
Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank yang dapat menimbulkan kerugian (adverse movement). Variabel pasar yang berdampak bagi Bank adalah tingkat bunga dan nilai tukar.
Market risk is that risk arising from movements in market variables of the portfolio held by the Bank that can cause losses (adverse movement). Market variables that affect the Bank are interest rate and exchange rate
Bank menyusun kebijakan manajemen Risiko Pasar yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Secara berkala, Departemen Manajemen Risiko Pasar & Neraca (MBRM – Market & Balance Sheet Risk Management) melakukan kajian dan pembaharuan kebijakan Risiko Pasar sesuai dengan perkembangan bisnis dan peraturan terkait yang berlaku. MBRM melakukan pemantauan eksposur Risiko Pasar Bank secara harian, untuk memastikan bahwa eksposur tersebut tetap berada dalam toleransi risiko yang telah ditetapkan. MBRM juga melakukan proses eskalasi untuk pelampauan limit atau pelanggaran atas parameter yang telah disetujui di dalam kebijakan Risiko Pasar.
The Bank formulates Market Risk management policies and approved by the Board of Commissioners. Periodically, Market & Balance Sheet Risk Management (MBRM) reviews and updates Market Risk management policies in line with business development and the related prevailing regulations. MBRM carries out daily monitoring of the Bank’s Market Risk exposures to ensure that such exposures stay within the Bank’s acceptable risk tolerance. MBRM also undertakes escalation process for limit breaches or violations on parameters that have been agreed to in Market Risk policies.
Limit yang telah disetujui ditinjau ulang setiap tahunnya bersamaan dengan proses pengkajian kebijakan Risiko Pasar. Namun demikian, pengkajian atas limit pasar dapat dilakukan setiap saat apabila kondisi bisnis atau pasar menuntut adanya perubahan limit.
Agreed limits are reviewed annually in conjunction with Market Risk policies review. However, market limit reviews can be done any time if business or market conditions require changes in the limits.
Bank melakukan identifikasi atas Risiko Pasar melalui berbagai cara, di antaranya melalui analisis terhadap produk baru, analisis sensitivitas dan stress testing. Secara internal, Bank melakukan pengukuran Risiko Pasar atas posisi trading book dan banking book (risiko perubahan suku bunga pada banking book). Untuk trading book, Bank menggunakan Posisi Devisa Netto (PDN) sebagai tolak ukur risiko nilai tukar mata uang dan parameters sensitivitas terhadap perubahan suku bunga (Present Value Basis Point – PV01) untuk risiko suku bunga. Sementara eksposur terhadap risiko pasar lainnya telah sepenuhnya mendapatkan lindung nilai melalui struktur lindung nilai back-to-back. Bank membatasi eksposur Risiko Pasar yang timbul dari pergerakan nilai tukar mata uang jauh di bawah batasan eksposur maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu tidak boleh lebih besar dari 20% total modal. Bank telah menetapkan batasan eksposur terhadap risiko pergerakan nilai tukar mata uang sebesar 8% dari modal Bank. Per akhir 2015, rata-rata eksposur Bank adalah sebesar 1,27% dari modal Bank.
The Bank identifies Market Risk through various means, among others, through new products analysis, sensitivity analysis, and stress testing. Internally, the Bank measures Market Risk on its trading book and banking book (interest rate change risk in banking book). For trading book, the Bank uses Net Open Position (NOP) as a parameter of currency exchange risk and Present Value Basis Point – PV01 for interest rate risk. Other exposures to market risks are fully hedged through backto-back hedging structures. The Bank limits its Market Risk exposures arising from currency exchange rate movements well below the maximum exposure limit set by Bank Indonesia, which is not more than 20% of total capital. The Bank has set its exposure limit to currency exchange rate risk at 8% of capital. As per the end of 2015, the average of the Bank’s exposure is 1.27% of capital.
Bank belum menggunakan model internal untuk mengukur eksposur Risiko Pasar dan menggunakan Pendekatan Standar dalam perhitungan kecukupan modal untuk Risiko Pasar. Risiko Pasar yang telah diperhitungkan dalam perhitungan kecukupan modal melalui pendekatan standar adalah:
The Bank has not used internal model to measure Market Risk exposures, and instead uses the Standardised approach to calculate capital adequacy for market risk. The market risks that have been taken into consideration in calculating capital adequacy by using the Standardised Approach are as follow:
1. Posisi instrumen keuangan dalam trading book yang terekspos risiko suku bunga.
1. The positions of financial instruments in trading books that are exposed to interest rate risk.
2. Posisi valuta asing, baik dalam trading book maupun banking book, yang terekspos risiko nilai tukar mata uang.
2. The positions of foreign exchanges, both in trading book and banking book that are exposed to exchange rate risk.
260
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Tabel 7.1.Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar Tabel 7.1.Disclosure of Market Risk with Standardized Method
No
(1) 1
Jenis Risiko Risk Type
(2)
31 Desember 2015 31 December 2015
31 Desember 2014 31 December 2014
Bank
Bank
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
(3)
(4)
(7)
ATMR RWA (8)
Risiko Suku Bunga Interest Rate Risk a. Risiko Spesifik Specific Risk b. Risiko Umum General Risk
-
-
-
-
921
11,513
2,051
25,637
2,856
35,700
2,037
25,463
2
Risiko Nilai Tukar Foreign Exchange Risk
3
Risiko Ekuitas Equity Risk *)
4
Risiko Komoditas Comodities Risk *)
5
Risiko Option Option Risk
-
-
-
-
Total
3,777
47,213
4,088
51,100
*) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud
*) For bank with subsidiary which have risk exposure
I. Risiko Tingkat Suku Bunga
I. Interest Rate Risk
Bank melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan tingkat suku bunga untuk mengurangi dampak negatif terhadap Bank, baik dampak terhadap laba maupun likuiditas, dari pergerakan tingkat suku bunga yang merugikan. Untuk mengukur risiko pasar karena pergerakan suku bunga, Bank melakukan analisis harian pada pergerakan marjin suku bunga dan juga melakukan analisis pada profil jatuh tempo seluruh aset dan liabilitas berdasarkan pada jadwal perubahan suku bunga (repricing schedule).
Interest rate exposure is also monitored by the Bank to reduce any negative impact to the bank, either the impact on the profitability or on liquidity, due to adverse market interest rate movements. To measure market risk fluctuations in interest rates, the Bank performs daily analysis on the movement of interest rate margin an also reviews the maturity gap analysis based on the repricing schedule for all assets and liabilities.
Risiko tingkat suku bunga timbul dari berbagai layanan perbankan bagi nasabah.
Interest rate risk arises from the provision of a variety of banking services to customers.
Tujuan utama pengelolaan tingkat suku bunga adalah untuk membatasi dampak buruk dari pergerakan tingkat suku bunga terhadap laba dan untuk meningkatkan pendapatan di dalam batasan tertentu. Bila aktivitas lindung nilai alami masih menghasilkan ketidakcocokan (mismatch) tingkat suku bunga, lindung nilai dilakukan di dalam batasan yang telah ditentukan sebelumnya melalui penggunaan instrumen keuangan fisik dan instrumen keuangan derivatif lainnya.
The main objective of interest rate risk management is to limit the adverse effect of interest rate movements on profit and to enhance earnings within defined parameters. Where natural hedging still leaves a resultant interest rate mismatch, these are hedged within the pre-defined limits through the use of physical financial instruments and other derivative financial instruments.
Sebagian besar simpanan nasabah dan pinjaman yang diberikan dengan tingkat suku bunga mengambang, berkaitan langsung dengan tingkat suku bunga pasar atau tingkat suku bunga yang diumumkan, yang disesuaikan secara periodik guna mencerminkan pergerakan pasar.
A substantial proportion of customer deposits and landing at floating interest rate is either directly linked to market interest rates or based upon published rates, which are periodically adjusted to reflect market movements.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
261
Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif ratarata per tahun untuk Rupiah dan mata uang asing:
The table below summarises the annual average effective interest rates for Rupiah and foreign currencies:
2015
2014
Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currencies
Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currencies
%
%
%
%
ASET
ASSETS
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
2.56
0.64
2.83
0.73
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek
6.47
2.96
6.31
3.31
Marketable securities
Obligasi pemerintah
7.98
-
8.18
-
Government bonds
6.17
-
6.29
-
Securities purchased under resale agreements
11.79
4.29
11.79
4.49
Loans
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Pinjaman yang diberikan
2015
2014
Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currencies
Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currencies
%
%
%
%
LIABILITAS
LIABILITIES Deposits from customers and other banks
Simpanan dari nasabah dan dari bank lain: - Giro
3.17
0.08
2.35
0.07
Current accounts -
- Tabungan
2.30
0.17
2.24
0.17
Savings -
- Deposito berjangka
8.56
1.45
9.00
1.97
Time deposits -
- Negotiable certificate of deposit
8.99
-
9.27
-
Pinjaman yang diterima
7.61
0.57
7.35
0.48
Negotiable certificate of deposit Borrowings
a. Eksposur bank terhadap risiko tingkat suku bunga
a. Bank exposure to interest rate risk
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan ekposur instrumen keuangan Bank terhadap risiko tingkat suku bunga yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
The tables below summarises the Bank’s financial instruments exposure to interest rate risks categorised by the earlier of contractual repricing and maturity dates:
262
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2015 Suku bunga mengambang Floating rates Tidak dikenakan bunga Non interest bearing
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan More than 1 month until 3 months
Sampai dengan 1 bulan Up to 1 month
Suku bunga tetap Fixed rates
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan More than 3 months until 12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan More than 1 month until 3 months
Sampai dengan 1 bulan Up to 1 month
Jumlah Total
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan More than 3 months until 12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Aset
Assets 1,293,659
-
-
-
-
-
-
-
-
1,293,659
Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain
-
659,219
-
-
-
-
-
-
-
659,219
Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
-
-
-
-
-
2,920,178
-
-
-
2,920,178
Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities
Giro pada Bank Indonesia
Efek-efek
-
-
80,929
283,642
91,840
1,952
-
369,082
64,753
892,198
Obligasi pemerintah
-
-
-
-
-
-
-
80,146
1,153,541
1,233,687
Government bonds
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto
-
-
-
-
-
195,818
-
-
-
195,818
Securities purchased under resale agreements
5,627
-
-
-
-
-
-
-
-
5,627
Derivative receivables
-
397,685
822,821
4,050,116
3,599,797
156,030
684,997
1,431,654
2,602,346
13,745,446
Loans - gross
Tagihan akseptasi - bruto
305,349
-
-
-
-
-
-
-
-
305,349
Acceptance receivables - gross
Aset lain-lain*)
208,770
-
-
-
-
-
-
-
-
208,770
Other assets*)
1,813,405
1,056,904
903,750
4,333,758
3,691,637
3,273,978
684,997
1,880,882
3,820,640
21,459,951
Jumlah Liabilitas
Total Liabilities
Simpanan nasabah
-
8,252,462
-
-
-
4,301,682
2,086,057
444,162
175,088
15,259,451
Deposits from customers
Simpanan dari bank lain
-
46,656
-
-
-
314,354
591,531
588,257
-
1,540,798
Deposits from other banks
Liabilitas derivatif
249
-
-
-
-
-
-
-
-
249
Derivative payables
Liabilitas akseptasi
305,349
-
-
-
-
-
-
-
-
305,349
Acceptance payables
Liabilitas lain-lain**)
309,380
-
-
-
-
-
-
-
-
309,380
Other liabilities**)
Jumlah
614,978
Perbedaan repricing
8,299,118
-
-
-
4,616,036
2,677,588
1,032,419
175,088
17,415,227
Total
(7,242,214)
903,750
4,333,758
3,691,637
(1,342,058)
(1,992,591)
848,463
3,645,552
2,846,297
Repricing gap
2014 Suku bunga mengambang Floating rates Tidak dikenakan bunga Non interest bearing
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan More than 1 month until 3 months
Sampai dengan 1 bulan Up to 1 month
Suku bunga tetap Fixed rates
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan More than 3 months until 12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan More than 1 month until 3 months
Sampai dengan 1 bulan Up to 1 month
Jumlah Total
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan More than 3 months until 12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Aset
Assets 1,356,065
-
-
-
-
-
-
-
-
1,356,065
Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain
-
404,604
-
-
-
-
-
-
-
404,604
Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
-
-
-
-
-
1,959,213
-
-
-
1,959,213
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek
-
-
10,164
275,566
443,215
-
-
21,316
-
750,261
Marketable securities
Obligasi pemerintah
-
-
-
-
-
-
-
-
134,484
134,484
Government bonds
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
-
-
-
-
-
88,592
592,462
-
-
681,054
Securities purchased under resale agreements
1,088
-
-
-
-
-
-
-
-
1,088
Derivative receivables
Giro pada Bank Indonesia
Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto
-
433,404
1,248,945
6,045,648
3,758,003
828
8,642
266,017
3,877,744
15,639,231
Loans - gross
Tagihan akseptasi - bruto
255,664
-
-
-
-
-
-
-
-
255,664
Acceptance receivables - gross
Aset lain-lain*)
181,999
-
-
-
-
-
-
--
-
181,999
Other assets*)
1,794,816
838,008
1,259,109
6,321,214
4,201,218
2,048,633
601,104
287,333
4,012,228
21,363,663
Total
Jumlah
*) aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain -lain non-keuangan.
*) other assets in this table have excluded non-financial other assets component
**) liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
**) other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
263
2014 Suku bunga mengambang Floating rates Tidak dikenakan bunga Non interest bearing
Sampai dengan 1 bulan Up to 1 month
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan More than 1 month until 3 months
Suku bunga tetap Fixed rates
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan More than 3 months until 12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Sampai dengan 1 bulan Up to 1 month
Jumlah Total
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan More than 1 month until 3 months
Lebih dari 3 bulan s/d 12 bulan More than 3 months until 12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Liabilitas
Liabilities
Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain
-
8,305,462
-
-
-
5,311,486
1,137,187
517,010
2,788
15,273,933
Deposits from customers
-
615,943
-
-
-
198,575
117,898
596,650
-
1,529,066
Deposits from other banks
14,989
-
-
-
-
-
-
-
-
14,989
Derivative payables
255,664
-
-
-
-
-
-
-
-
255,664
Aceptance payables
-
-
-
-
-
-
261,694
-
-
261,694
Borrowing
Liabilitas lain-lain**)
259,556
-
-
-
-
-
-
-
-
259,556
Other liabilities**)
Jumlah
530,209
8,921,405
-
-
-
5,510,061
1,516,779
1,113,660
2,788
17,594,902
Total
-
(8,083,397)
1,259,109
6,321,214
4,201,218
(3,461,428)
(915,675)
(826,327)
4,009,440
2,504,154
Repricing gap
Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima
Perbedaan repricing
**) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
**) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
b. Sensitivitas terhadap pendapatan bunga bersih
b. Sensitivity to net interest income
Dalam mengelola risiko suku bunga harian, Bank menggunakan 2 (dua) buah pendekatan: NII simulation dan Net PV01. Untuk pendekatan sensitivitas terhadap NII, Bank menggunakan skenario kenaikan maupun penurunan suku bunga sampai dengan 100 bps secara paralel. Sementara itu, PV01 adalah salah satu analisis sensitivitas yang menunjukan perubahan nilai pasar dari neraca Bank ketika terjadi pergerseran yield curve sebesar 1 basis poin. Profil Net PV01 dihitung dari portofolio berbasis non-trading berdasarkan nilai pasar masing-masing komponen pada aset dan kewajiban, sesuai dengan tanggal re-pricing, atau sesuai kontrak pembayaran.
In managing the daily interest rate, the Bank uses 2 (two) approaches: NII simulation and Net PV01. For NII sensitivity approach, the Bank uses the scenario of parallel increase or decrease in interest rates up to 100 Bps. Meanwhile, PV01 is one of sensitivity analysis where it shows changes in the market value of the balance sheet when market rates in the yield curve shifting by 1 bps. The net PV01 profiles are constructed within the non-trading portfolio based on the market value of respective asset and liability contracts, up until either the re-pricing date, or contractual repayment of outstanding balances.
Bank juga memonitor sensitivitas perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih untuk 12 bulan ke depan.
The Bank also monitors sensitivity to changes in interest rate to the net interest income for the following 12 months.
Tabel berikut menyajikan sensitivitas pendapatan bunga bersih Bank terhadap kenaikan atau penurunan suku bunga secara paralel sebesar 100 bps.
This table presents a sensitivity of the Bank’s net interest income due to a parallel increase or decrease of interest rate by 100 bps.
2015
Pengaruh terhadap pendapatan bunga bersih
Peningkatan paralel 100 bps Parallel increase by 100 bps
Penurunan paralel 100 bps Parallel decrease by 100 bps
57,477
(57,477)
Impact to net interest income
2014
Pengaruh terhadap pendapatan bunga bersih
Peningkatan paralel 100 bps Parallel increase by 100 bps
Penurunan paralel 100 bps Parallel decrease by 100 bps
52,819
(52,819)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa tingkat suku bunga bergerak pada jumlah yang sama, sehingga tidak mencerminkan pengaruh potensial laba atas perubahan beberapa tingkat suku bunga sementara yang lainnya tidak berubah, proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
264
Impact to net interest income
The projection assumes that interest rates of all maturities move by the same amount and, therefore, does not reflect the potential impact on profit of some rates changing while others remain unchanged. The projections also assume that all other variables are held constant and are based on a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Pengelolaan suku bunga harian dilakukan secara efektif oleh Asset Liability Management (ALM) Desk - Treasury dan dipantau oleh Market and Balance Sheet Risk Management (MBRM), dan dilaporkan kepada Asset Liability Committee (ALCO) setiap bulannya.
Daily interest rate management is effectively performed by the Asset Liability management (ALM) Desk - Treasury and monitored by Market and Balance Sheet Risk Management (MBRM), and report to the Asset Liability Committee (ALCO) on monthly basis.
c. Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
c. Sensitivity to unrealised gains on available for sale marketable securities and government bonds
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan sensitivitas (kerugian)/ keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 atas perubahan tingkat suku bunga yaitu:
The table below shows the sensitivity of the Bank unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds to movement interest rates on 31 December 2015 and 2014:
2015 Peningkatan 100 bps Increased by 100 bps Pengaruh terhadap (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
Penurunan 100 bps Decreased by 100 bps
(53,712)
53,712
Impact to unrealized (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
2014 Peningkatan 100 bps Increased by 100 bps Pengaruh terhadap (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
Penurunan 100 bps Decreased by 100 bps
(14,396)
14,396
Impact to unrealized (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
The projection assumes that all other variables are held constant. It also assumes a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
Sensitivitas atas laba bersih dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, tidak memperhitungkan efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank untuk mengurangi risiko atas tingkat suku bunga.
The above sensitivity of net income and unrealised (losses)/ gains on available for sale marketable securities do not take into account the effects of hedging and do not incorporate actions that the Bank would take to mitigate the impact of those interest rate risks.
Dalam kenyataannya, Bank secara proaktif melakukan mitigasi atas efek prospektif pergerakan tingkat suku bunga.
In practice, the Bank proactively seeks to mitigate the effect of potential interest rates movements.
II. Risiko Mata Uang
II. Currency Risk
Risiko ini umumnya terjadi dari transaksi dan produk valuta asing, baik dengan nasabah korporasi maupun ritel, dan dari aktivitas pasar valuta asing antarbank seperti kontrak berjangka. Risiko kurs mata uang dimonitor dan dilaporkan setiap hari oleh Bank untuk memastikan bahwa dampak pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan dapat dikendalikan dengan batas yang ditentukan.
Primarily, this exposure arises from foreign currency products and transactions, both for corporate and retail clients, and activities in the interbank foreign currency market such as forward contracts. Currency rate risk is monitored and reported daily by the Bank to ensure that exposure to adverse foreign currency exchange rate movements are maintained within predefined limits.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
265
Berikut ini adalah Posisi Devisa Neto (PDN) Bank per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014: The following is the Bank’s foreign currency Net Open Positions (NOP) as at 31 December 2015 and 2014: 2015 Mata Uang
Aset/ Assets
Liabilitas/ Liabilities
Posisi Devisa Neto Absolut/ Absolute Net Open Positions
LAPORAN POSISI KEUANGAN Dolar Australia
Currency STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
2,238,428
2,323,980
85,552
Australian Dollar
Euro
180,029
184,623
4,594
Euro
Pound Sterling Inggris
161,690
165,323
3,633
Great Britain Pound Sterling
1,150
182
968
Hongkong Dollar
Yen Jepang
84,656
60,020
24,636
Japanese Yen
Yuan
58,835
59,581
746
China Yuan New Zealand Dollar
Dolar Hongkong
Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
2,113
1,916
197
96,004
98,478
2,474
Singapore Dollar
3,812,792
3,581,686
231,106
United States Dollar
353,906 KESELURUHAN (LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Australia
AGGREGATE (STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AND OFF-BALANCE SHEET) 2,395,079
2,385,844
9,235
Australian Dollar
Euro
183,794
184,623
829
Euro
Pound Sterling Inggris
161,690
165,323
3,633
Great Britain Pound Sterling
1,150
182
968
Hongkong Dollar
Yen Jepang
84,656
79,205
5,451
Japanese Yen
Yuan
58,835
59,581
746
China Yuan
2,113
1,916
197
New Zealand Dollar
Dolar Hongkong
Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
98,762
98,478
284
Singapore Dollar
3,976,748
3,962,388
14,360
United States Dollar
35,703 Jumlah Modal Tier I dan II
3,944,751
Total Tier I and II Capital
Rasio PDN Laporan posisi keuangan
8.97%
NOP ratio Statements of financial position
Rasio PDN Keseluruhan
0.91%
NOP ratio Aggregate
2014 Mata Uang
Aset Assets
Liabilitas Liabilities
Posisi Devisa Neto Absolut Absolute Net Open Positions
LAPORAN POSISI KEUANGAN Dolar Australia
Currency STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
1,395,705
2,082,048
686,343
Euro
95,270
177,321
82,051
Euro
Pound Sterling Inggris
26,801
27,350
549
Great Britain Pound Sterling
Dolar Hongkong Yen Jepang Yuan Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
Australian Dollar
816
18
798
Hongkong Dollar
133,250
117,131
16,119
Japanese Yen
13,516
11,296
2,220
China Yuan
3,834
3,782
52
New Zealand Dollar
78,121
77,878
243
Singapore Dollar
4,613,859
3,955,404
658,455
United States Dollar
1,446,830
266
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
KESELURUHAN (LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris
AGGREGATE (STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AND OFF-BALANCE SHEET) 2,339,373
2,337,156
2,217
176,558
177,321
763
Euro
26,801
27,350
549
Great Britain Pound Sterling
Dolar Hongkong Yen Jepang Yuan
816
18
798
Hongkong Dollar
133,250
132,685
565
Japanese Yen
13,516
11,296
2,220
China Yuan
3,834
3,782
52
New Zealand Dollar
Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
Australian Dollar
78,121
77,878
243
Singapore Dollar
5,088,199
5,106,252
18,053
United States Dollar
25,460 Jumlah Modal Tier I dan II Rasio PDN Laporan posisi keuangan Rasio PDN Keseluruhan
4,347,647
Total Tier I and II Capital
33.28%
NOP ratio Statements of financial position
0.59%
NOP ratio Aggregate
Sensitivitas terhadap laba bersih
Profit Sensitivity TO NET INCOME
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba bersih Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 atas perubahan nilai tukar mata uang asing yaitu:
The table below shows the sensitivity of the Bank’s net income to movement in foreign exchange rates as at 31 December 2015 and 2014:
2015 Peningkatan 5% Increased by 5% Pengaruh terhadap laba bersih
Penurunan 5% Decreased by 5% (541)
541
Impact to net income
(664)
Impact to net income
2014 Peningkatan 5% Increased by 5% Pengaruh terhadap laba bersih
Penurunan 5% Decreased by 5% 664
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa perubahan nilai tukar mata uang asing bergerak pada jumlah yang sama sehingga tidak mencerminkan perubahan potensial kepada laba atas perubahan beberapa nilai tukar mata uang asing sementara lainnya tidak berubah. Proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
The projection assumes that foreign exchange rates move by the same amount and, therefore, do not reflect the potential impact on profit of some rates changing while others remain unchanged. The projections also assume that all other variables are held constant and are based on a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
G. Risiko Likuiditas
G. Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan karena Perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Kebijakan likuiditas Bank didasarkan untuk memastikan bahwa setiap kebutuhan dana di saat ini, maupun di masa datang baik untuk kondisi normal maupun kondisi stres dapat dipenuhi. Beberapa pendekatan dalam melaksanakan risiko likuiditas, dilakukan termasuk: liquidity gap analysis, liquidity stress test analysis, dan liquidity ratio analysis.
Liquidity risk is that risk caused by amongst other the Bank’s inability to meet its matured obligations. The Bank’s liquidity policy is established to ensure that current and future funding requirements can be fulfilled in normal or stress conditions. Several liquidity management techniques are applied included: liquidity gap analysis, liquidity stress test analysis, and liquidity ratios analysis.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
267
Untuk mengendalikan risiko likuiditas tersebut Bank menetapkan beberapa batasan dan parameter. Di samping itu, dalam mengendalikan risiko likuiditas juga dilakukan pemantauan atas indikator-indikator internal dan eksternal. Untuk menghadapi kondisi stres juga ditetapkan contingency funding plans untuk penanganan kondisi tersebut.
To manage liquidity risk, the Bank sets some limits and parameters. In addition to that, the Bank also monitors internal and external indicators. To face the stress conditions, the Bank also sets a contingency funding plan that is used to handle such conditions.
Jumlah aset lancar yang memadai dipertahankan untuk menjamin kebutuhan likuiditas yang terkendali setiap waktu. Hal ini sejalan dengan peraturan BI tentang manajemen risiko likuiditas yang tercantum dalam Surat Edaran BI No. 13/23/ DPNP/2011.
An adequate level of liquid assets are maintained to ensure that a prudent level of liquidity is available at all times. This is in accordance with BI regulations regarding liquidity risk management as contained in BI Circular No. 13/23/DPNP/2011.
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi dengan memelihara aset likuid tingkat pertama yang berupa giro wajib minimum serta efek-efek jangka pendek yang sangat likuid.
The Bank’s liquidity management focuses on cash inflow and outflow adjustments. The gap in cash flow is anticipated through the maintenance of first tier liquid assets such as minimum statutory reserves and highly liquid short term marketable securities.
Aset likuid tingkat dua dikelola melalui penempatan dana jangka pendek di bank lain serta efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan memperhatikan limit konsentrasi deposan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses ke pasar uang, dengan memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden.
Second tier liquid assets are managed through short term placements with other banks and ready for sale marketable securities. Liquidity management is also performed through funding sources structure management by implementing proper thresholds on depositors concentration. In addition, the Bank consistently maintains its ability to access the financial markets, by establishing good relationships with correspondent banks.
Bank memonitor jangka waktu jatuh tempo komitmen kredit oleh karena komitmen dengan jangka waktu yang lebih lama pada umumnya memiliki risiko kredit yang lebih besar dibandingkan dengan komitmen yang memiliki jangka waktu yang lebih pendek.
The Bank monitors terms to maturity of credit commitments because longer term commitments generally have higher credit risk level than that of shorter term commitments.
Pelaporan jatuh tempo instrumen keuangan yang tidak didiskontokan adalah sebagai berikut.
The reporting of undiscounted financial instruments’ maturity profile is as follows.
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas sesuai arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
The maturity tables below provide information about maturity estimations on contractual undiscounted cash flows of liabilities as per 31 December 2015 and 2014.
268
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2015 Kurang dari 1 bulan less than 1 month
1-3 bulan 1-3 months
3-12 bulan 3-12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Jumlah Total
Liabilitas non-derivatif
Non-derivative liabilities 12,579,752
2,107,000
450,160
175,553
15,312,465
Deposits from customers
Simpanan dari bank lain
361,138
591,807
588,288
-
1,541,233
Deposits from other banks
Liabilitas akseptasi
87,182
103,019
115,148
-
305,349 Acceptance payables
222,308
11,897
21,726
-
255,931
Other liabilities*)
13,250,380
2,813,723
1,175,322
175,553
17,414,978
Total
122
127
-
-
249
Derivative payables
13,250,502
2,813,850
1,175,322
175,553
17,415,227
Total
Simpanan nasabah
Liabilitas lain-lain
*)
Jumlah Liabilitas derivatif Jumlah
2014 Kurang dari 1 bulan less than 1 month
1-3 bulan 1-3 months
3-12 bulan 3-12 months
Lebih dari 12 bulan More than 12 months
Jumlah Total
Liabilitas non-derivatif
Non-derivative liabilities 13,660,906
1,147,560
528,694
-
15,337,160
Deposits from customers
Simpanan dari bank lain
814,618
117,898
596,650
-
1,529,166
Deposits from other banks
Liabilitas akseptasi
32,995
126,603
96,066
-
255,664
Acceptance payables
-
261,967
-
-
261,967
141,132
21,656
34,419
-
197,207
Other liabilities*)
14,649,651
1,675,684
1,255,829
-
17,581,164
Total
Simpanan nasabah
Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain*) Jumlah Liabilitas derivatif Jumlah
Borrowing
11,028
3,562
399
-
14,989
Derivative payables
14,660,679
1,679,246
1,256,228
-
17,596,153
Total
*) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
*) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Informasi mengenai perkiraan arus kas keluar dari rekening administratif sesuai dengan jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The tables below provides information about estimated cash outflow of off-balance sheet based on its maturity as at 31 December 2015 and 2014:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
269
2015 Kurang dari 1 bulan less than 1 month Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan
1-3 bulan 1-3 months
3-12 bulan 3-12 months
Lebih dari 5 tahun More than 5 years
1-5 tahun 1-5 years
Jumlah Total
-
2,000
28,166
45,266
8,000
83,432
Committed unused loan facilities granted
4,523
23,016
1,216
-
-
28,755
Irrevocable letters of credit
Garansi yang diterbitkan
18,509
99,273
107,222
123,622
-
348,626
Guarantees issued
Jumlah
23,032
124,289
136,604
168,888
8,000
460,813
Total
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
2014 Kurang dari 1 bulan less than 1 month Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan
1-3 bulan 1-3 months
3-12 bulan 3-12 months
Lebih dari 5 tahun More than 5 years
1-5 tahun 1-5 years
Jumlah Total
47
1,298
23,352
153,152
62,236
240,085
Committed unused loan facilities granted
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
30,539
62,188
1,802
-
-
94,529
Irrevocable letters of credit
Garansi yang diterbitkan
18,578
49,383
120,014
403,863
-
591,838
Guarantees issued
Jumlah
49,164
112,869
145,168
557,015
62,236
926,452
Total
H. Risiko Operasional
H. Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian langsung ataupun tidak langsung yang terjadi dari tidak memadainya atau kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang dapat mempengaruhi operasional Bank.
Operational risk is the risk due to direct or indirect loss resulting from inadequate or failure in internal processes, people and systems or from external problems that affect the Bank’s operations.
Pernyataan Risiko yang dapat Diterima Bank menetapkan batasan yang diterima dan landasan dalam membangun budaya manajemen risiko di dalam organisasi.
The Bank’s Risk Appetite Statement establishes the accepted limits and sets the tone for the risk management culture within the organization.
Pengelolaan risiko operasional dilakukan berdasarkan batas-batas yang telah ditetapkan dalam Pernyataan Risiko yang dapat Diterima Bank tersebut serta dijalankan melalui Kerangka Kerja Manajemen Risiko Operasional dan 3 lini pertahanan. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Operasional mengidentifikasi, menilai, mengelola dan melaporkan risiko operasional secara konsisten dan dapat diandalkan dengan fokus pada kesadaran risiko, penilaian atas risiko dan pengendalian, control assurance program, penerapan indikator risiko utama, pelaporan insiden risiko operasional, pengelolaan masalah serta memberikan penyuluhan terkait risiko.
The Management of operational risk is governed within the boundaries defined in the Risk Appetite Statement and operationalised through the Operational Risk Management Framework and 3 lines of defense. The Operational Risk Management Framework identifies, assesses, manages and reports on operational risks on a consistent and reliable basis with focus on risk awareness, risk and control self assessment, control assurance program, key risk indicators, operational risk incident escalation and reporting, issue management and risk advisory.
Pengelolaan risiko operasional juga dilakukan dengan memperkuat aspek keamanan dan kehandalan operasi teknologi informasi sehingga kesalahan manusia, fraud, kesalahan proses dan potensi kegagalan sistem yang menyebabkan terganggunya kelangsungan bisnis dapat
Operational risk management is also performed by strengthening security and operational aspects of information technology therefore human error, fraud, processing errors and system failure that can affect business continuity can be anticipated and prevented. In addition monitoring, escalation
270
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
dicegah dan diantisipasi lebih dini. Selain itu terdapat proses pengawasan, eskalasi dan penyelesaian permasalahan atas sistem, aplikasi dan infrastruktur guna memastikan identifikasi dan penindaklanjutan secara tepat waktu sehingga dampak yang terjadi dapat diminimalisir.
and problem resolution processes are in place for system, application and infrastructure to ensure issues are identified and actioned on a timely basis with minimum impact.
Sebagai bagian dari pencegahan atas risiko penipuan, Bank menerapkan Strategi Anti- Fraud yang mencakup kesadaran atas risiko penipuan, penetapan Komite Integritas pada tingkat Direksi, formalisasi kebijakan dengan fokus pada pencegahan, deteksi, pemantauan, penyelidikan, dan pelaporan insiden penipuan, serta pemberlakukan mekanisme whistleblower.
As part of fraud prevention, the Bank have implemented an Anti-Fraud Strategy across the Bank encompassing fraud risk awareness, the establishment of an Integrity Committee at Board of Director level, policy formalization with focus on prevention, detection, investigation, monitoring and reporting, and the adoption of a whistleblower channel.
Kegiatan Business Continuity dan Disaster Recovery dilakukan secara bersama-sama dengan pengujian dilakukan secara berkala oleh unit bisnis inti operasional. Bank memiliki operational site tingkat 1 sebagai bagian dari rencana kontinuitas bisnis untuk memastikan kegiatan operasional bank dapat berjalan secara berkelanjutan dan termitigasi dari gangguan eksternal.
Business Continuity and Disaster Recovery activities are undertaken simultaneously with testing conducted regularly by the core operational business units. The Bank has in place a level 1 operational site as part of its business continuity plan to ensure operations are sustainable following external disruption.
Bank telah mengimplementasikan pendekatan 3 lini pertahanan untuk mengelola risiko, mendukung kepemilikan atas risiko dan budaya pengelolaan risiko di semua aspek Bank. Bank mengerahkan upaya terbaik untuk mengelola risiko operasional dengan memastikan akan pentingnya pengelolaan risiko ini ditanamkan pada seluruh jajaran organisasi Bank. Bank berkomitmen penuh untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuan pengelolaan risiko operasional melalui penggunaan berbagai proses pengendalian dan perangkat.
The Bank has implemented the 3 lines of defense approach to managing risk, reinforcing risk ownership and risk management culture across all aspects of the Bank. The Bank continually ensures that the importance of managing risk is embedded at all levels of Bank’s organisation. The Bank has fully committed to continually increase its capability in managing operational risk using various control processes and tools.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
271
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual Tabel 9.1.a. Disclosure of Maturity Profile Rupiah – Bank 31 Desember 2015 31 December 2015 Pos-Pos Accounts
Jatuh tempo Maturity Period
Saldo Balance
< 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 b > 12 mo
14
(2) NERACA ON BALANCE SHEETS Aset Assets
A 1
Kas Cash
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
3
140,600
-
-
-
-
1,168,344
799,262
-
96,940
272,142
Penempatan pada bank lain Placement with Other Bank
302,645
302,645
-
-
-
4
Surat Berharga Securities
538,203
1,952
-
-
80,145
45
5
Kredit yang diberikan Loans
12,436,363
529,918
1,415,204
1,876,820
3,389,072
5,22
6
Tagihan lainnya Other Receivables
264,241
203,513
17,608
12,176
-
3
7
Lain-lain Others
370,646
-
-
-
-
37
15,221,042
1,837,290
1,432,812
1,985,936
3,741,359
6,22
9,501,171
3,180,822
1,800,985
316,373
122,159
4,08
-
-
-
-
-
1,536,924
357,136
591,531
545,289
42,968
Total Aset / Total Assets
B
Kewajiban Liabilities
1
Dana Pihak Ketiga Third Party Fund
2
Kewajiban Pada Bank Indonesia Liabilities with Bank Indonesia
3
Kewajiban Pada Bank Lain Liabilities with Other Bank
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Securities
-
-
-
-
-
5
Pinjaman yang Diterima Loans Received
-
-
-
-
-
6
Kewajiban lainnya Other Payables
33,980
4,194
17,610
12,176
-
7
Lain-lain Others
411,486
-
-
-
-
41
11,483,561
3,542,152
2,410,126
873,838
165,127
4,49
3,737,481
(1,704,862)
(977,314)
1,112,098
3,576,232
1,73
-
-
-
-
-
68,579
-
-
-
-
6
68,579
-
-
-
-
6
3,414,468
255,248
687,503
878,360
1,387,606
20
Total Kewajiban / Total Liabilities Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference Assets and Liabilities in On-Balance Sheet
REKENING ADMINISTRATIF OFF BALANCE SHEET A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivables
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Asset
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Liabilities
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
217,007
18,327
66,897
29,855
17,668
84,26
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities
3,631,475
273,575
754,400
908,215
1,405,274
290,0
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Difference Off Balance Sheet Receivables and Liabilities
(3,562,896)
(273,575)
(754,400)
(908,215)
(1,405,274)
(221,4
174,585
(1,978,437)
(1,731,714)
203,883
2,170,958
1,509,8
(1,978,437)
(3,710,151)
(3,506,268)
(1,335,310)
174,58
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Selisih Kumulatif Cummulative Difference
272
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 31 December 2014 Jatuh tempo Maturity Period
Saldo Balance
bln onth
< 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
40,600
143,013
-
-
-
-
143,013
-
921,213
84,986
-
-
-
836,227
-
105,882
80,000
-
-
-
25,882
56,106
134,484
-
-
-
-
134,484
25,349
13,104,987
503,341
969,448
1,616,562
3,934,030
6,081,606
30,944
710,402
88,816
592,487
418
-
28,681
70,646
246,245
-
-
-
-
246,245
23,645
15,366,226
757,143
1,561,935
1,616,980
3,934,030
7,496,138
80,832
10,070,777
4,105,281
1,029,196
287,282
195,250
4,453,768
-
-
-
-
-
-
-
-
934,586
189,075
117,898
368,671
227,979
30,963
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11,486
333,909
541
25
399
-
332,944
92,318
11,339,272
4,294,897
1,147,119
656,352
423,229
4,817,675
31,327
4,026,954
(3,537,754)
414,816
960,628
3,510,801
2,678,463
-
-
-
-
-
-
-
68,579
31,298
-
-
-
-
31,298
68,579
31,298
-
-
-
-
31,298
05,751
2,540,051
337,716
286,458
533,271
1,087,205
295,401
60
197,982
-
49,383
8,427
40,724
99,448
011
2,738,033
337,716
335,841
541,698
1,127,929
394,849
432)
(2,706,735)
(337,716)
(335,841)
(541,698)
(1,127,929)
(363,551)
895
1,320,219
(3,875,470)
78,975
418,930
2,382,872
2,314,912
(3,875,470)
(3,796,495)
(3,377,565)
(994,693)
1,320,219
85
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
273
Tabel 9.2.a. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual Tabel 9.2.a. Disclosure of Maturity Profile Foreign Currency - Bank 31 Desember 2015 31 December 2015 Pos-Pos Accounts
Jatuh tempo Maturity Period
Saldo Balance
< 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
(2) NERACA ON BALANCE SHEETS Aset Assets
A 1
Kas Cash
100,715
-
-
-
-
2
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
1,063,789
1,063,789
-
-
-
3
Penempatan pada bank lain Placement with Other Bank
2,707,360
2,707,360
-
-
-
4
Surat Berharga Securities
1,218,600
-
80,929
182,238
101,404
5
Kredit yang diberikan Loans
1,309,083
16,003
80,919
131,182
148,648
6
Tagihan lainnya Other Receivables
274,441
84,988
85,537
102,971
-
7
Lain-lain Others
Total Aset / Total Assets
42,257
-
-
-
-
6,716,245
3,872,140
247,385
416,391
250,052
5,758,280
1,120,859
244,756
41,032
4,915
-
-
-
-
-
Kewajiban Liabilities
B 1
Dana Pihak Ketiga Third Party Fund
2
Kewajiban Pada Bank Indonesia Liabilities with Bank Indonesia
3
Kewajiban Pada Bank Lain Liabilities with Other Bank
3,873
3,873
-
-
-
4
Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Securities
-
-
-
-
-
5
Pinjaman yang Diterima Loans Received
-
-
-
-
-
6
Kewajiban lainnya Other Payables
271,618
83,110
85,537
102,971
-
7
Lain-lain Others
441,621
-
-
-
-
6,475,392
1,207,842
330,293
144,003
4,915
240,853
2,664,298
(82,908)
272,388
245,137
150,459
144,256
6,203
-
-
34,243
-
-
-
-
184,702
144,256
6,203
-
-
Total Kewajiban / Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Difference Assets and Liabilities in On-Balance Sheet REKENING ADMINISTRATIF OFF BALANCE SHEET A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivables
1
Komitmen Commitment
2
Kontijensi Contingencies
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Asset B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Liabilities
1
Komitmen Commitment
307,387
284,622
21,549
1,216
-
2
Kontijensi Contingencies
131,621
183
32,377
9,935
49,764
439,008
284,805
53,926
11,151
49,764
(254,306)
(140,549)
(47,723)
(11,151)
(49,764)
(13,453)
2,523,749
(130,631)
261,237
195,373
2,523,749
2,393,118
2,654,355
2,849,728
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Liabilities Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Difference Off Balance Sheet Receivables and Liabilities Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Selisih Kumulatif Cummulative Difference
274
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah) 31 Desember 2014 31 December 2014
> 12 bln > 12 month
Balance
Jatuh tempo Maturity Period
Saldo < 1 bulan ≤ 1 month
>1 bln s.d 3 bln >1 month to 3 month
>3 bln s.d 6 bln >3 month to 6 month
>6 bln s.d 12 bln >6 month to 12 month
> 12 bln > 12 month
100,715
80,034
-
-
-
-
80,034
-
1,609,718
1,089,880
-
-
-
519,838
-
1,083,069
704,347
-
-
-
378,722
854,029
750,261
650
10,164
86,534
209,698
443,215
932,331
2,534,243
25,729
227,415
351,616
598,751
1,330,732
945
259,100
33,006
127,013
96,065
-
3,016
42,257
44,593
-
-
-
-
44,593
1,930,277
6,361,018
1,853,612
364,592
534,215
808,449
2,800,150
4,346,718
-
1,206,206
107,990
15,255
22,011
3,851,695
-
-
-
-
-
-
-
-
-
346,780
509,393
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
441,621
-
43,482
130,140
96,065
-
134,834
4,788,339
-
1,596,468
747,523
111,320
22,011
3,986,529
(2,858,062)
6,361,018
257,144
(382,931)
422,895
786,438
(1,186,379)
-
978,020
447,872
514,114
16,034
-
-
34,243
37,929
-
-
-
-
37,929
34,243
1,015,949
447,872
514,114
16,034
-
37,929
-
1,514,593
399,191
642,080
74,225
208,950
190,147
39,362
393,857
-
-
64,809
14,305
314,743
39,362
1,908,450
399,191
642,080
139,034
223,255
504,890
(5,119)
(892,501)
48,681
(127,966)
(123,000)
(223,255)
(466,961)
(2,863,181)
5,468,517
305,825
(510,897)
299,895
563,183
(1,653,340)
305,825
(205,072)
94,823
658,006
(995,334)
(13,453)
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
275
ii. Nilai wajar instrumen keuangan
ii. Fair value of financial instruments
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The table below summarises the carrying amounts and fair values of the Bank’s financial instruments as at 31 December 2015 and 2014:
2015 Nilai tercatat/ Carrying value
2014 Nilai wajar/ Fair value
Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
Aset
Assets
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan
1,293,659
1,293,659
1,356,065
1,356,065
Current accounts with Bank Indonesia
659,219
659,219
404,604
404,604
Current accounts with other banks
1,959,213
Placements with Bank Indonesia and other banks
2,920,178
2,920,178
1,959,213
892,198
892,198
750,261
750,261
Marketable securities
1,233,687
1,233,687
134,484
134,484
Government bonds
195,818
195,818
681,054
681,054
Securities purchased under resale agreements
5,627
5,627
1,088
1,088
Derivative receivables
13,745,446
13,746,531
15,639,231
15,638,082
Loans
Tagihan akseptasi
305,349
305,349
255,664
255,664
Acceptance receivables
Aset lain-lain*)
208,770
208,770
181,999
181,999
Other assets*)
21,459,951
21,461,036
21,363,663
21,362,514
Liabilitas
Liabilities
Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain
**)
15,259,451
15,259,451
15,273,933
15,273,933
Deposits from customers
1,540,798
1,540,798
1,529,066
1,529,066
Deposits from other banks
249
249
14,989
14,989
Derivative payables
305,349
305,349
255,664
255,664
Acceptance payables
-
-
261,694
261,694
Borrowing
309,380
309,380
259,556
259,556
Other liabilities**)
17,415,227
17,415,227
17,594,902
17,594,902
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
**) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
**) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar menggunakan hierarki nilai wajar sebagai berikut:
Financial instruments measured at fair value use the following fair value hierarchy of:
a. Tingkat 1
a. Level 1
Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktifuntuk aset atau liabilitas yang identik.
Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities.
b. Tingkat 2
b. Level 2
Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga).
Inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable for the asset or liability either directly (that is, as prices) or indirectly (that is, derived from prices).
276
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
c. Tingkat 3
c. Level 3
Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi).
Inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs).
Tabel dibawah ini menyajikan instrumen keuangan yang diukur sebesar nilai wajar berdasarkan hierarkinya pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The table below shows financial instruments measured at fair value based on the hierarchy as at 31 December 2015 and 2014:
2015 Nilai tercatat Carrying value
Tingkat 1 Level 1
Tingkat 2 Level 2
Tingkat 3 Level 3
Nilai Wajar Fair value
Aset Efek-efek Obligasi pemerintah
Assets 890,246
890,246
1,233,687 5,627 2,129,560
Tagihan derivatif
-
-
890,246
Marketable securities
1,233,687
-
-
1,233,687
Government bonds
-
5,627
-
5,627
Derivative receivables
2,123,933
5,627
2,129,560
Liabilitas
Liabilities
Liabilitas derivatif
249
-
249
-
249
249
-
249
-
249
Derivative payables
2014 Nilai tercatat Carrying value
Tingkat 1 Level 1
Tingkat 2 Level 2
Tingkat 3 Level 3
Nilai Wajar Fair value
Aset
Assets
Efek-efek
749,611
749,611
-
-
749,611
Obligasi pemerintah
134,484 1,088
134,484
-
-
134,484
Government bonds
-
1,088
-
1,088
Derivative receivables
885,183
884,095
1,088
-
885,183
14,989
-
14,989
-
14,989
14,989
-
14,989
-
14,989
Tagihan derivatif Liabilitas Liabilitas derivatif
Marketable securities
Liabilities Derivative payables
Tidak terdapat perpindahan antara tingkat hierarki nilai wajar.
There is no transfer between levels of the fair value hierarchy.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya seperti Bloomberg dan Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan.
The fair value of financial instruments traded in active markets, such as marketable securities, is determined based on quoted market prices at the balance sheet date from credible sources such quoted market prices from Bloomberg and Reuters on the statement of financial position date.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek, perantara efek, kelompok industri, badan pengawas dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Instrumeninstrumen tersebut digolongkan dalam Tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam Tingkat 1 adalah efek-efek dan obligasi pemerintah.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency and those prices represent actual and regularly occurring basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid-offer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions. These instruments are included in Level 1. Instrument included in Level 1 comprise primarily on marketable securities and government bonds.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
277
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input (sebagai contoh LIBOR yield curve dan nilai tukar mata uang asing) yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan. Apabila seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi, maka instrumen keuangan tersebut dikategorikan dalam Tingkat 2. Sebaliknya, jika salah satu atau lebih data tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi, instrumen ini termasuk dalam Tingkat 3.
The fair value of financial instrument that are not traded in an active market determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs (for example LIBOR yield curve and foreign exchange rates) existing at the dates of the statement of financial position. If all significant inputs required to fair value of an instrument are observable, the instrument is included in Level 2. Otherwise, if one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in Level 3.
Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar adalah sebagai berikut:
The used method for fair value determination for financial instruments not measured at fair values are as follows:
(i) Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lainlain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain.
(i) The current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, marketable securities issued, borrowing and other liabilities.
Estimasi nilai wajar terhadap giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efekefek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa.
The estimated fair value of current accounts with Bank Indonesia, current account with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, marketable securities ssued,borrowing and other liabilities is based on discounted cash flows using prevailing money-market interest rates for debts with similar credit risk and remaining maturity.
Dikarenakan sisa jatuh tempo di bawah 1 tahun, nilai tercatat dari giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima dan liabilitas lainlain selain utang pajak adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 2 – hierarki nilai wajar)
Since the maturity is below 1 year, the carrying amount of current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, borrowing and other liabilities excluding tax payable are reasonable approximation of fair value (level 2 – fair value hierarcy).
(ii) Pinjaman yang diberikan
(ii) Loans
Estimasi nilai wajar dari pinjaman yang diberikan mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas masa depan yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar.
The estimated fair value of loans represents the discounted amount of estimated future cash flows expected to be received. Estimated cash flows are discounted at current market rates to determine fair value.
Nilai tercatat dari pinjaman yang diberikan dikategorikan sebagai tingkat 3 dalam hierarki nilai wajar. Tidak terdapat perpindahan antara tingkat hierarki nilai wajar.
The carrying amount of loans is categorised as level 3 in the fair value hierarchy. There is no transfer between levels of the fair value hierarchy.
I. Manajemen Risiko Permodalan
I. Capital Risk Management
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, nasabah dan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara rasio keuntungan yang lebih tinggi dan keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
The Bank’s capital management objective is to maintain a strong capital position to support business growth and sustain investors, depositors, customers, and market’s confidences. In managing its capital, the Bank considers those factors such as: optimal capital rate of return to shareholders, and maintains a balance between higher return ratio and safety provided by a sound capital position.
278
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Posisi permodalan Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia atau yang dikenal dengan nama Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Assets [RWA]).
The Bank’s regulatory capital position under the prevailing Bank Indonesia regulation or known as the Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of Bank’s capital over its Risk Weighted Assets (RWA).
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/ PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, penyediaan modal minimum adalah:
In accordance with Bank Indonesia Regulation Number 15/12/ PBI/2013 regarding Capital Adequacy of Commercial Banks, the minimum capital adequacy is as follows:
1. 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu);
1. 8% (eight percent) of Risk Weighted Assets (RWA) for Banks with risk profile of rating 1 (one);
2. 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 (dua);
2. 9% (nine percent) up to less than 10% (ten percent) of RWA for Banks with risk profile of rating 2 (two);
3. 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang dari 11% (sebelas persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 (tiga); atau
3. 10% (ten percent) up to less than 11% (eleven percent) of RWA for Banks with risk profile of rating 3 (tiga); or
4. 11% (sebelas persen) sampai dengan 14% (empat belas persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 (empat) atau peringkat 5 (lima).
4. 11% (eleven percent) up to 14% (forteen percent) of RWA for Banks with risk profile of rating 4 (empat) or rating 5 (five).
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen modal pelengkap tambahan (Tier III) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen modal. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Based on Bank Indonesia Regulation, total capital for credit risk consists of core capital (Tier I) and supplementary capital (Tier II) less investments in Subsidiaries. To calculate market risk exposure, the Bank can include the supplementary capital (Tier III) namely short term subordinated loans, which meet the criteria of capital components. The Capital Adequacy Ratios as per 31 December 2015 and 2014 are as follows:
2015
2014
Bank - dengan memperhitungkan risiko kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank - with credit risk charge 14,615,838
15,518,689
Risk Weighted Assets
3,944,751
4,347,647
Total capital
26,99%
28.02%
Capital Adequacy Ratio
Bank - dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank - with credit and market risks charge 14,663,051
15,569,789
Risk Weighted Assets
3,944,751
4,347,647
Total capital
26,90%
27.92%
Capital Adequacy Ratio
Bank - dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank - with credit, market and operational risks charge 17,223,201
17,870,289
Risk Weighted Assets
3,944,751
4,347,647
Total capital
22.90%
24.33%
Capital Adequacy Ratio
I. Kebijakan & Struktur Permodalan
I. Capital Structure and Policy
Bank memiliki struktur permodalan yang optimal. Sebagai bagian dari Risk Appetite Statement (RAS) yang telah dirumuskan, Bank menetapkan batasan minimum modal yang harus dijaga. Berikut ini struktur permodalan Bank:
The Bank has an optimum capital structure. To implement the established Risk Appetite Statement (RAS), the Bank has set minimum capital limit that has to be consistently maintained. The following is the Bank’s capital structure:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
279
STRUKTUR PERMODALAN Aset Liabilitas Ekuitas
YoY(%)
2015
2014
CAPITAL STRUCTURE
0.31%
22,333,900
22,264,647
Assets
0.86%
17,957,013
17,803,123
Liabilities
(1.90%)
4,376,887
4,461,524
Equity
Struktur
Structure
Simpanan Nasabah
(0.09%)
15,259,451
15,273,933
Deposits from Customers
(100.00%)
-
261,694
Borrowing (Short term and long term)
Liabilitas Lainnya
18.97%
2,697,562
2,267,496
Others Liabilities
Ekuitas
(1.90%)
4,376,887
4,461,524
Equity
0.31%
22,333,900
22,264,647
Total Assets
Simpanan Nasabah
(0.28%)
68.32%
68.60%
Deposits from Customers
Pinjaman yang diterima (Jangka pendek dan jangka panjang)
(1.18%)
0.00%
1.18%
Borrowings (Short term and long term)
1.90%
12.08%
10.18%
Others Liabilities
Pinjaman yang Diterima (Jangka pendek dan jangka panjang)
Total Aset Komposisi
Composition
Liabilitas Lainnya Ekuitas
(0.44%)
Jumlah Aset
19.60%
20.04%
Equity
100.00%
100.00%
Total Assets
Kecukupan Modal Rp juta
Capital Adequacy 2015
2014
Rp million
3,762,053
4,153,679
a. Core Capital (Tier 1)
182,698
193,968
b. Supplementary Capital (Tier 2)
3,944,751
4,347,647
Total Core Capital and Supplementary Capital
17,223,201
17,870,289
Risk Weighted Assets with Credit Risk, Operational Risk, and Market Risk Charge
22,90%
24.33%
CAR Credit Risk, Operational Risk, and Market Risk
Komponen Modal a. Modal Inti (Tier 1) b. Modal Pelengkap (Tier 2) Jumlah Modal Inti dan Modal Pelengkap Aktiva Tertimbang dengan Memperhitungkan Risiko Kredit, Risk Operasional, dan Risiko Pasar Rasio KPMM untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional, dan Risiko Pasar
Capital Components
III. KECUKUPAN PERMODALAN
III. CAPITAL
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/ PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank mengkaji ulang permodalan melalui kerangka dan penerapan ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process), yaitu proses yang dilakukan Bank untuk menetapkan kecukupan modal sesuai dengan profil risiko Bank, dan penetapan strategi untuk memelihara tingkat permodalan. Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur ICAAP, menerapkan kajian permodalan dan dilaporkan secara berkala setiap enam bulan melalui rapat Komite Risiko Eksekutif (ERC) dan Komite Pemantau Risiko (ROC).
Based on Bank Indonesia Regulation Number 15/12/PBI/2013 regarding Commercial Banks Capital Adequacy, the Bank reviews its capital through the framework and implementation of ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process), which is a process conducted by the Bank to determine capital adequacy in accordance with the Bank’s risk profile, and the strategy to maintain the capital level. The Bank has established ICAAP policies and procedures, implements capital assessment, and reports regularly every six months through Executive Risk Committee (ERC) and Risk Oversight Committee (RMC) meetings.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Capital Adequacy
Dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Bank memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang terdiri atas Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional. Metode yang digunakan adalah
In calculating Capital Adequacy (CA), the Bank takes into account Risk Weighted Assets (RWA), which cover Credit Risk, Market Risk, and Operational Risk. The methods used are the Standardized Approach for credit risk, Standard Method for
280
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Pendekatan Standar (Standardized Approach) untuk Risiko Kredit, Metode Standar (Standar Method) untuk Risiko Pasar dengan memperhitungan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar, Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach) untuk Risiko Operasional.
Market Risk by taking into account interest rate risk and exchange rate risk, and Basic Indicator Approach for Operational Risk.
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Credit risk is that risk arising from the failure of debtors and other parties to meet their obligations to the Bank. Market risk is that risk on balance sheet and off-balance sheet including derivative transactions, due to overall changes in market conditions, including risk of changes in option price. Operational risk is that risk caused by the inadequacy and/or internal processes disfunction, human errors, system failures, and/or external events affecting the Bank’s operations.
Penyediaan modal minimum berdasarkan profil risiko yang dipersyaratkan oleh regulator adalah sebagai berikut:
The capital adequacy based on risk profile as required by the regulators is as follows:
a. 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu);
a. 8% (eight percent) of Risk Weighted Assets (RWA) for Banks with risk profile of rating 1 (one);
b. 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 (dua);
b. 9% (nine percent) up to less than 10% (ten percent) of RWA for Banks with risk profile of rating 2 (two);
c. 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang dari 11% (sebelas persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 (tiga); atau
c. 10% (ten percent) up to less than 11% (eleven percent) of RWA for Banks with risk profile of rating 3 (three); or
d. 11% (sebelas persen) sampai dengan 14% (empatbelas persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 (empat) atau peringkat 5 (lima).
d. 11% (eleven percent) up to 14% (forteen percent) of RWA for Banks with risk profile of rating 4 (four) or rating 5 (five).
Selain kewajiban penyediaan modal minimum sesuai profil risiko, Bank wajib membentuk tambahan modal sebagai penyangga (buffer) sesuai dengan kriteria yang diatur yaitu:
Other than forming capital adequacy based on risk profile, the Bank is required to establish additional capital as buffers in accordance with the determined criteria, namely:
1. Capital Conservation Buffer adalah tambahan modal yang berfungsi sebagai penyangga apabila terjadi kerugian pada periode krisis. Kewajiban pembentukan modal penyangga ini berlaku bagi Bank yang tergolong sebagai Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dan BUKU 4, namun Bank Commonwealth tidak memenuhi kriteria tersebut.
1. Capital Conservation Buffer which is additional capital serving as a buffer in case of losses in period of crisis. This buffer capital formation obligation is applicable to Banks categorized as Commercial Bank Business Activities (CBBA) 3 and 4, but Commonwealth Bank does not meet this criteria.
2. Countercyclical Buffer adalah tambahan modal yang berfungsi sebagai penyangga untuk mengantisipasi kerugian apabila terjadi pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan sehingga berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan. Kewajiban pembentukan modal penyangga ini berlaku bagi seluruh Bank yang nilainya ditentukan oleh regulator. Saat ini Countercyclical Buffer ditetapkan sebesar 0% (nol persen) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor No.17/22/PBI/2015 tentang Kewajiban Pembentukan Countercyclical Buffer.
2.
3. Capital Surcharge untuk Domestic Systemically Important Bank (D-SIB) adalah tambahan modal yang berfungsi untuk mengurangi dampak negatif terhadap stabilitas sistem keuangan dan perekonomian apabila terjadi kegagalan Bank yang berdampak istemik melalui peningkatan kemampuan Bank dalam menyerap kerugian. Kewajiban pembentukan modal penyangga ini berlaku bagi Bank yang ditetapkan berdampak sistemik yang ditentukan otoritas yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku. Bank Commonwealth tidak termasuk ke dalam kriteria tersebut.
3. Capital Surcharge for Domestic Systemically Important Banks (D-SIB) which is additional capital serving to reduce the negative impacts on the financial system and economic stabilities in the event of bank failures that have sistemic impacts through the increased ability of Banks to absorb losses. This buffer capital formation obligation applies to those Banks stated as having systemic impacts by the competent authorities in accordance with the prevailing regulations. Commonwealth Bank is not included in this criteria.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Countercyclical Buffer which is additional capital serving as a buffer for anticipated losses in the event of excessive credit growth that potentially disrupts the financial system stability. This buffer capital formation obligation applies to all banks which value is determined by the regulators. Countercyclical Buffer is currently set at 0% (zero percent) in accordance with Bank Indonesia Regulation Number 17/22/PBI/2015 regarding the Obligation to Establish Countercyclical Buffer.
281
Profil risiko Bank ditetapkan berada pada peringkat 2 yang dinilai berdasarkan peringkat risiko inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dari delapan jenis risiko, yang mencakup Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. Maka dari itu Bank diwajibkan menyediakan modal minimum berdasarkan profil risiko diantara 9% hingga 10% dari dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
The Bank’s risk profile is determined to be rating 2 as assessed by the inherent risk rating and Risk Management Implementation Quality on eight types of risk, which include Credit Risk, Market Risk, Liquidity Risk, Operational Risk, Legal Risk, Strategic Risk, Compliance Risk, and Reputation Risk. Then the Bank is obliged to provide risk profile minimum capital between 9% and 10% of Risk Weighted Assets (RWA).
Bank memiliki metode perhitungan internal untuk menetapkan besarnya penyediaan modal minimum berdasarkan profil risiko yang ditetapkan sebesar 9.39%, yaitu dengan menggunakan metode pembobotan rata-rata (weighted average) serta memperhatikan tingkat signifikansi masing-masing jenis risiko.
The Bank has the internal calculation method to determine risk profile capital adequacy that results in the figure of 9.39%, namely by using the weighted average method and considering the level of significance of each risk type.
Bank menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum berdasarkan profil risiko serta memperhitungkan tambahan modal penyangga dari Countercyclical Buffer yang saat ini ditetapkan sebesar 0% adalah sebesar 9,39% atau sebesar Rp1.617 triliun . Kondisi permodalan Bank dinilai sangat memadai dikarenakan rasio CAR di posisi 31 Desember 2015 sebesar 22,90% dinilai melampaui KPMM yang ditetapkan sebesar 9,39%
The Bank sets risk profile minimum capital requirement and takes into account Countercyclical Buffer additional capital which is currently set at 0% to equal to 9.39% or Rp 1,764 trillion. The Bank’s capital position is considered very adequate as the CAR position as per 31 December 2015 is 21.14% exceeding the requirement of 9.39%.
Rasio Modal Kehati-hatian Bank (Prudential Capital Ratio)
Prudential Capital Ratio
Bank melakukan kajian permodalan secara internal untuk memastikan kewajiban penyediaan modal minimum di saat kondisi krisis, yang dikenal dengan Rasio Modal Kehatihatian Bank (Prudential Capital Ratio). Sebagai bagian dari penilaian permodalan sesuai, Bank telah melakukan kajian stress test secara berkala untuk Risiko Pasar Traded dan Non Traded, Risiko Kredit dan Risiko Operasional guna mengkaji ketahanan permodalan Bank ketika menghadapi kondisi krisis yang berpotensi mengakibatkan kerugian dan mempengaruhi permodalan Bank.
The Bank reviews the capital internally to ensure capital adequacy ratio at the time of crisis, which is known as Bank Prudential Capital Ratio. As part of the assessment of appropriate capital, the Bank has conducted periodical stress test review on Traded and Non-Traded Markets Risk, Credit Risk, and Operational Risk to assess the resilience of the Bank’s capital when facing crisis situations that could potentially lead to losses and affect the Bank’s capital.
Berdasarkan hasil analisis stress test, Bank menilai bahwa dampak potensi kerugian dihitung berdasarkan maksimum kerugian dari Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas, ditambah dengan dampak potensi kerugian Risiko Operasional yaitu sebesar 2,53%. Bank berasumsi bahwa dampak kerugian yang diakibatkan oleh Risiko Kredit pada umumnya meliputi dampak kerugian pada Risiko Pasar.
Based on the stress test analysis, the Bank assesses that the loss potential impacts calculated based on maximum loss from Credit Risk, Market Risk, and Liquidity Risk, plus loss potential impacts from Operational Risk is equal to 2.53%. The Bank assumes that loss impacts caused by Credit Risk generally include loss impacts from Market Risk.
Rasio Modal Kehati-hatian Bank ditentukan sebesar 11,92% yaitu dihitung berdasarkan penjumlahan total KPMM 9,39% dan dampak stress test sebesar 2,53%. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat permodalan bank pada posisi Desember 2015 sebesar 22,90% dinilai memiliki ketahanan yang memadai dalam hal menyerap kerugian pada kondisi krisis.
The Bank’s Prudential Capital Ratio is determined at 11.92% which is calculated from CAR of 9.39% and stress test impacts of 2.53%. This explains that the bank’s capital position as per December 2015 of 21.14% is judged to have adequate resilience in absorbing crisis situation losses.
Inisiatif Tahun 2015
2015 Initiatives
Sepanjang tahun 2015, Bank melahirkan beberapa inisiatif guna meningkatkan kinerja searah dengan strategi bisnis ke depan. Serangkaian inisiatif yang dimunculkan Bank seluruhnya difokuskan upaya memitigasi risiko untuk menghindari berbagai kerugian, baik dari sisi nasabah maupun dari pihak Bank.
Throughout 2015, the Bank takes several initiatives to improve the performance in line with the business strategy ahead. A series of initiatives taken by the Bank focus entirely on mitigating risks to avoid various disadvantages, both for the interests of customers and the Bank.
Terobosan paling penting yang dilakukan Bank pada 2015 adalah menyelenggarakan watch list meeting untuk mengantisipasi kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Tahun 2015, pertemuan rutin untuk membahas berbagai risiko kredit telah dilakukan Bank. Namun, mengingat pertumbuhan ekonomi yang belum membaik pada tahun 2015, Bank mencanangkan rapat watch list dilakukan secara rutin setiap
The most important breakthrough taken by the Bank in 2015 is organizing watch list meetings to anticipate non-performing loans/ NPL. In 2015, regular meetings to discus credit risk are undertaken by the Bank. However, given that the economic growth has not improved in 2015, the Bank organizes watch list meetings regularly every month involving several divisions and units in the Bank. Through these meetings, the Bank is
282
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
6
24
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
satu bulan sekali dengan melibatkan beberapa divisi dan unit di Bank. Melalui cara tersebut, Bank mampu mendeteksi sejak dini berbagai persoalan yang dihadapi kreditur sehingga dapat mencarikan solusi terbaik atas persoalan yang tengah dihadapi.
able to early detect various problems faced by the debtors to find the best solutions.
Selain itu, inisiatif lain yang dilakukan Bank sepanjang tahun 2015 yakni melakukan pengawasan secara lebih ekstra terhadap percobaan fraud yang dilakukan pihak eksternal. Model pengawasan yang dilakukan Bank adalah memantau setiap aktivitas transaksi dan teknologi informasi di mesinmesin ATM Bank. Pihak Bank juga melapisi sistem pengawasan melalui physical monitoring yakni dengan menempatkan petugas keamanan di mesin-mesin ATM Bank yang berada di luar kantor cabang atau pusat-pusat keramaian.
In addition, other initiatives taken by the Bank throughout 2015 is performing extra supervision against fraud trial conducted externally. Supervision model performed by the Bank is by monitoring each transaction and information technology activity in the Bank’s ATM machines. The Bank also strengthens the surveillance system through physical monitoring by placing security guards at ATM machines outside the Bank’s branch offices or community centers.
Langkah antisipasi lain yang dilakukan bank untuk mendeteksi tindakan fraud yakni dengan mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada nasabah jika terjadi transaksi yang dianggap mencurigakan. Sistem pengawasan berlapis itu menunjukkan komitmen Bank dalam meningkatkan kenyamanan, keamanan dan kepercayaan setiap nasabah.
Another precautionary step taken by the Bank to detect fraud trials is to send short messages (SM) to the customers if a transaction is considered suspicious. The layered surveillance system shows the Bank’s commitment to improve convenience, safety, and confidence of each customer.
Fokus Tahun 2016
2016 Focuses
Pertumbuhan ekonomi domestik dan global yang diperkirakan masih akan mengalami perlambanan pada tahun 2016 tetap menjadi fokus Commonwealth Bank dalam menerapkan berbagai strategi bisnis ke depan. Pada tingkat makro, rencana The Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan lebih lanjut pada pertengahan tahun 2016 masih ditunggu para pelaku usaha di industri perbankan nasional. Sebab bagaimana pun aksi tersebut akan berdampak pada pergerakan dan postur ekonomi dalam negeri.
Domestic and global economic growths which are still predicted to experience slowdown in 2016 remain the focuses of Commonwealth Bank to implement various business strategies ahead. At the macro level, the Federal Reserve’s plans to lower the interest rate benchmark further in mid-2016 is still awaited by business players in the national banking industry. No matter how, this action will affect the movement and posture of the domestic economy.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi nasional yang masih menantang sebagai implikasi langsung dari melambannya pertumbuhan ekonomi global, menjadi dasar pertimbangan Bank untuk lebih fokus pada pengelolaan risiko kredit, dengan tujuan jumlah tingkat kredit bermasalah dapat dijaga agar tidak mengalami peningkatan.
Other than that, the growth of the national economy which is still not stable as the direct implication of the slowdown of global economic growth, forms the basis of consideration for the Bank to focus more on credit risk management, with the objective to keep problem loans at manageable level.
Ke depan, Bank akan fokus pada pengembangan berbagai inovasi berbasis digital dengan mengembangkan aplikasiaplikasi berdasarkan yang telah digunakan nasabah saat ini. Bank menyakini era digital banking dan digital economy akan mendorong seluruh industri perbankan dalam menyajikan layanan terbaik bagi nasabahnya. Oleh karena itu, Bank sudah mencanangkan berbagai strategi bisnis agar menjadi yang terdepan dalam melayani kebutuhan nasabah.
Moving forward, the Bank will focus on the development of a variety of digital-based innovations by developing applications based on those that have been used by the customers today. The Bank believes that digital economy and digital banking era will encourage the entire banking industry in presenting the best services for customers. Therefore, the Bank has launched various business strategies to become the leader in serving the customers’ needs
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengembangan aplikasi produk akan dilakukan berdasarkan prinsip Desain Berbasis Customer atau yang lazim disebut sebagai Human-Centric Design (HCD). Dengan prinsip HCD itu, aplikasi-aplikasi yang dikembangkan Bank merujuk pada kebutuhan spesifik dan kontekstual dari nasabah.
To achieve these objectives, the development of product applications will be based on Customer-Based Design principle or commonly known as Human-Centric Design (HCD). With the HCD principles, the applications developed by the Bank refer to the customers’ specific and contextual needs.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
283
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
284
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
285
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Bank secara khusus mengembangkan tiga pilar yang menjadi fondasi berbagai target program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Tiga pilar tersebut adalah Financial Literacy Advocacy, Corporate Philanthropy dan Corporate Relations. Bank developes three pillars as the foundation of various targets of Corporate Social Responsibility program. The three pillars are Financial Literacy Advocacy, Corporate Philanthropy, and Corporate Relations.
286
Bank Commonwealth memandang bahwa kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan komitmen untuk ikut membangun masyarakat, lingkungan dan sumber daya manusia di wilayah perusahaan. Komitmen ini merupakan ikatan moral bagi perusahaan untuk ikut memberdayakan dan memberi manfaat bagi masyakarat sekitar.
Bank Commonwealth deems that Corporate Social Responsibility (CSR) is a commitment to help build the community, environment, and human resources in the Banks’ vicinity. The commitment constitutes such a moral obligation to empower and benefit the surrounding communities.
Begitu pula dengan Bank. Sebagai warga korporasi yang baik, Bank memiliki komitmen kuat memperluas kehadirannya di luar kegiatan bisnis perusahaan guna memberi manfaat nyata dan kontribusi signifikan kepada masyarakat dan komunitas.
As a good corporate citizen, the Bank has a strong commitment to widen its presence outside its business activities to bring real benefits and significant contributions to the society and community.
Visi CSR
CSR’s Vision
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan dan kegiatan sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Improving the community’s welfare through aids and activities as a responsible Bank.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Fokus Kegiatan
Activities Focus
Wujud dari kontribusi tersebut, Commonwealth Bank secara khusus mengembangkan tiga pilar yang menjadi fondasi berbagai target program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Tiga pilar tersebut adalah Financial Literacy Advocacy, Corporate Philanthropy dan Corporate Relations.
To realize these contributions, Commonwealth Bank developes three pillars as the foundation of various targets of Corporate Social Responsibility program. The three pillars are Financial Literacy Advocacy, Corporate Philanthropy, and Corporate Relations.
Pembentukan tiga pilar ini sesuai dengan visi Bank untuk menjadi yang terbaik dalam memberikan dukungan finansial bagi perorangan, pelaku usaha, dan masyarakat luas. Melalui pilar Financial Literacy Advocacy, Commonwealth Bank memberikan kontribusi dengan memanfaatkan pengetahuan dan sumber daya manusia yang ada untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai keuangan dan investasi secara umum kepada masyarakat luas. Lewat program yang sama pula, Bank berbagi informasi mengenai tools guna meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pengetahuan keuangan. Dengan cara tersebut, Commonwealth Bank berharap dapat memberdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan mereka.
The establishment of the three pillars is in accordance with the Bank’s vision to excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities. Through Financial Literacy Advocacy, Commonwealth Bank utilizes its knowledge and human resources to provide information and education to the public in the subject of finance and investments in general. Through the same program, Bank shares information on the tools to increase public awareness on the importance of financial knowledge. By this way, Commonwealth Bank empowers the community to improve their well-being and lives.
Sedangkan dua pilar lainnya, yaitu pilar Corporate Philanthropy dan Corporate Relations menjadi implementasi nyata partisipasi Bank di tengah-tengah masyarakat dan industri. Pilar Corporate Philanthropy bertujuan membantu dan mendukung masyarakat yang membutuhkan melalui berbagai kegiatan dan aksi sosial, sedangkan Corporate Relations menjaga kerja sama solid dengan berbagai pemangku kepentingan dalam berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan di kalangan bisnis dan industri.
Meanwhile, the other two pillars, Corporate Philanthropy and Corporate Relations constitute real implementations of the Bank’s participation amidst the society and industry. The Corporate Philanthropy aims to help and support people in need through various social activities, while the Corporate Relations maintains solid cooperations with various stakeholders in various industry and business sectors such as social, economic, cultural, and environmental.
DASAR PELAKSANAAN
IMPLEMENTATION BASE
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan ini didasari oleh sejumlah peraturan yang telah ditetapkan oleh regulator, antara lain:
The implementation of corporate social responsibility is based on some regulations set by the regulators, among others:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (BPA); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia No.1/ POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.
1. The Law of the Republic of Indonesia Number: 8 of 1999 regarding Consumer Protection; 2. The Law of the Republic of Indonesia Number: 13 of 2003; 3. The Law of the Republic of Indonesia Number: 40 of 2007 regarding Limited Liability Company; 4. The Financial Services Authority Regulation No: 1/ POJK.07/2013 regarding Financial Services Sector Consumer Protection.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
287
PELAKSANAAN KEGIATAN Program Literasi Keuangan
ACTIVITIES Financial Literacy Program
1. Program Women Investment Series (“WISE”)
1. Women Investment Series ( “WISE”) Program
Pada pertengahan tahun 2015, Commonwealth Bank meluncurkan aplikasi melalui ponsel pintar bernama WISE (Women Investment Series) untuk meningkatkan literasi keuangan perempuan yang saat ini dinilai masih cukup rendah.
In mid 2015, Commonwealth Bank launched a mobil application called Women Investment Series (WISE) to improve the women’s financial literacy level currently considered as still relatively low.
Dalam aplikasi ini, perempuan Indonesia yang tergabung dalam komunitas WISE akan mendapatkan akses informasi seputar keuangan, keluarga, kesehatan, kecantikan dan juga alat bantu seperti kalkulator keuangan untuk membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi ini juga akan berfungsi sebagai forum yang menghubungkan mereka dengan perempuan lainnya untuk berbagi informasi dan tips untuk pengembangan diri.
Through this application, the WISE community members has access to informations on finance, family, health, beauty, and also tools such as a financial calculator to help their daily lives. This application also serves as a forum to connect women to share information and tips with other women for self-development.
Peluncuran aplikasi ini juga merupakan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dalam upaya memberikan akses informasi yang mudah dan terpercaya serta untuk menjangkau lebih banyak perempuan Indonesia
The launch of this application also represents the company's commitment to continuously make an innovation for easy and reliable information access and to more women in Indonesia
The WISE program has actually been initiated by Bank since 2014. This financial awareness movement is triggered by the fact of increasing role of women in finance, both in the family and business, however they are not equipped with adequate financial literacy capability. Based on the OJK’s data, in 2013 the financial literacy level of Indonesian women was only 18.84 percent, while the role of women in finance was so significant namely up to 87 percent of Indonesian women family finances.
Program WISE tersebut sebenarnya sudah diinisiasi Bank sejak tahun 2014. Gerakan sadar keuangan ini didasari oleh fakta semakin meningkatnya peran perempuan dalam keuangan, baik dalam keluarga maupun bisnis, namun tidak didasari oleh kemampuan literasi keuangan yang memadai. Berdasarkan data di OJK pada tahun 2013, tingkat pemahaman keuangan perempuan Indonesia hanya 18,84 persen, sementara data menunjukkan peran perempuan dalam keuangan sangat besar yaitu hingga 87 persen perempuan mengatur keuangan keluarga.
288
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Program WISE ini didedikasikan bagi kaum perempuan agar memiliki pengetahuan mumpuni dan pemahaman tepat mengenai berbagai sistem dan instrumen keuangan, sehingga kelak mampu mengambil keputusan keuangan yang tepat.
The WISE program is dedicated for women to provide some knowledge and proper understanding on various financial systems and instruments, to enable them in making the right financial decisions.
Dalam mengembangkan program WISE, Bank melakukan riset bekerja sama dengan salah satu perusahaan riset internasional untuk mengetahui kondisi, kebutuhan dan tantangan perempuan Indonesia terkait keuangan, agar dapat menyusun program yang tepat sasaran dan menjawab kebutuhan tersebut. Penyelenggaraan program WISE dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain mini seminar, pertemuan langsung reguler, kerja sama dengan berbagai komunitas perempuan dan edukasi melalui media sosial. Materi edukasi yang disampaikan dalam program WISE ini disusun berdasarkan hasil riset dan studi yang dilakukan sebelumnya.
In developing the WISE program, the Bank collaborates with international research companies to analyse the financial conditions, needs, and challenges of Indonesian women to develop a proper program that meets those needs. WISE program implementation covers various activities including mini seminars, regular direct meetings, collaboration and partnership with various womens communities, and education through social media. All the education materials provided in the WISE program are based on the researches and studies carried out.
The WISE program is fully supported by professional career women from various backgrounds who joined as WISE Advisory Board members. They are directly involved and contribute as program advisors and developing WISE program curriculum/materials through each individual’s knowledge and experience.
Dalam pelaksanaannya, program WISE didukung penuh oleh para wanita karir profesional dari berbagai bidang yang tergabung sebagai anggota Dewan Penasehat WISE. Mereka terlibat dan berkontribusi langsung sebagai pengarah program WISE serta dalam pengembangan kurikulum/materi program WISE melalui pengetahuan dan pengalaman masing-masing individu.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
289
2. Belajar Investasi
2. Learn to Invest
Selain menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tersebut, pada bidang advokasi, Bank juga mengadakan program dan acara reguler, seperti Program Belajar Investasi dan acara dari Kantor ke Kantor (Office to Office) di mana Bank mengadakan kelas edukasi untuk masyarakat umum dengan topik perencanaan keuangan dan pengenalan instrumen investasi. Keluaran dari program tersebut akan dibagikan ke media sosial seperti Twitter dan Facebook dengan tujuan agar masyarakat dengan mudah memperoleh informasi bagaimana merencanakan, mengelola keuangan dan berinvestasi yang tepat.
In advocacy programs, Bank holds regular seminars and events, such as Learn to Invest Programs and Office to Office by which the Bank conducts general public education classes with topics of financial planning and introduction to investment instruments. The program outputs are shared trough social media such as Twitter and Facebook with the aim to provide the public with easily obtained information on how to plan, manage, and invest smartly.
Bank berkomitmen untuk terus menyelenggarakan Program WISE dan edukasi literasi keuangan karena melihat manfaat yang sangat signifikan bagi penguatan dan pemberdayaan kaum perempuan dan masyarakat umum dalam hal mengelola keuangan dan berinvestasi. Bank juga menargetkan adanya partisipasi yang lebih luas dan lebih banyak dari kaum perempuan dari berbagai latar belakang.
Bank is committed to continue organizing WISE and financial literacy educational programs considering their significant benefits for strengthening and empowering women and the general public in financial management and investment. The Bank is also targeting wider participation of women from different backgrounds
3. Edukasi Nasabah melalui Customer Gathering Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan Nasabah akan instrumen keuangan termasuk produk-produk perbankan, Bank rutin mengadakan acara Customer Gathering di mana Bank memberikan update terkini mengenai kondisi pasar baik lokal maupun global, mengupas rinci mengenai produk investasi misalnya reksa dana bersama para ahli di bidangnya. Acara Customer Gathering ini merupakan bagian dari program edukasi Bank yang diperuntukkan untuk Nasabah.
3. Customer Gathering In addition, to improve the Customer’s knowledge on financial instruments including banking products, the Bank regularly organizes Customer Gatherings in which the Bank provides local and global market updates, and details of investment products such as mutual funds by inviting related experts. Customer Gatherings are part of the educational programs for the Customers.
Corporate Philanthropy
Corporate Philanthropy
Inisiatif Filantropi bagi masyarakat
Community Philanthropy Initiatives
Untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung, Bank Indonesia menyalurkan inisiatif filantropi melalui beberapa program, termasuk penggalangan dana, donasi, upaya tanggap bencana dan bantuan darurat serta partisipasi aktif staf sebagai relawan. Secara khusus, Bank membuka kesempatan bagi staf dan stakeholder berpartisipasi dan berkontribusi melalui CommCare Club, yang merupakan wadah bagi staf Bank untuk berpartisipasi dalam kegiatan filantropi.
To help people who are less fortunate, Bank channels philanthropic initiatives through fundraising, donations, disaster relief efforts, and emergency aids as well as active participations of the employees as volunteers. In particular, the Bank opens opportunities for employees and stakeholders to participate and contribute through CommCare Club, a social club for all staff to participate in philanthropy activities.
290
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
CommCare Club Commonwealth Bank yang diluncurkan pada tahun 2013 telah menyelenggarakan berbagai program dan acara kemanusiaan, dengan keanggotaan dan pengawasan dari staf internal dan manajemen Bank. Bank mengalokasikan dana program ini dari anggaran CSR internal maupun melalui penggalangan dana.
CommCare Club was launched in 2013 and has organized various humanitarian programs, with members and supervision from the Bank’s internal staff and Management. The Bank allocates funds for these programs from the internal CSR budget and fundraising.
Bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat, program Corporate Philanthropy yang diadakan pada tahun 2015 termasuk:
Working closely with non-governmental organizations, Corporate Philanthropy programs organized in 2015 included:
• •
• •
•
Penggalangan dana: penggalangan dana internal staff; Donasi: donor darah, kunjungan ke panti asuhan, kunjungan ke anak jalanan, bantuan pembangunan fasilitas sekolah, donasi untuk yayasan kanker anakanak, kegiatan agama (buka puasa bersama anak yatim); Pembangunan rumah bersama Habitat for Humanity.
•
Fundraising: internal staff fundraising; Donation: blood donation, orphanage visits, streetchildren visits, school facilities development aids, children cancer foundation donations, religious activities (breakfasting with orphans); Home-building project with Habitat for Humanity.
Adapun rincian program, di antaranya adalah:
The details of the program are:
1. Shave for Hope
1. Shave for Hope
Untuk mendukung program Shave for Hope 2015, Commonwealth Bank untuk ketiga kalinya menjadi “Corporate Social Angel” untuk kegiatan aksi sosial masyarakat untuk memberikan bantuan bagi anakanak penderita kanker di Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI). Program Shave for Hope ini pada konsepnya mengajak masyarakat Indonesia untuk mencukur rambut sebagai bentuk solidaritas bagi anak-anak penderita kanker, dimana setiap donasi rambut akan dihargai sebagai bantuan biaya kesehatan anak-anak di YPKAI. .
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
To support 2015 Shave for Hope program, Commonwealth Bank for the third time became the “Corporate Social Angel” to provide aids to children with cancer at Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI). Shave for Hope program invited Indonesian people to shave their heads as sign of solidarity for children with cancer, in which each shaved head is valued as a donation for healthcare aids for YPKAI children.
291
Untuk mendukung kegiatan ini, Bank menggelar kegiatan internal bagi staf berjudul “Goal for Hope” yaitu permainan mini penalti dan membuat gol, di mana Bank mendonasikan Rp100 ribu untuk setiap gol, yang diikuti oleh staf Bank di kantor pusat dan berbagai kantor cabang di Indonesia. Selain itu, sebagai bentuk nyata partisipasi dalam kegiatan ini, 158 staf Bank turut serta dalam acara cukur rambut massal dan Bank menghargai Rp1 juta untuk setiap staf yang mendonasikan rambutnya. Melalui kegiatan ini, Bank berhasil menggalang lebih dari Rp300 juta untuk disumbangkan ke Shave for Hope Indonesia 2015. Melalui kegiatan ini, Bank berharap dapat memberi kontribusi terbaik dan membantu meringankan beban anak-anak penderita kanker di Indonesia. 2. Pembangunan Fasilitas Sekolah di Sekolah Aluna, Jakarta
292
To support these activities, Bank held internal events for employees entitled “Goals for Hope”, a mini-penalty and goal scoring game by employees from the headquarter and branch offices in Indonesia, whereby the Bank donated Rp100 thousand for each goal. In addition, as a real form of participation, 158 Bank employees participated in the the mass head shaving and the Bank valued Rp1 million for each employee who shaved their heads. Through these activities, the Bank successfully raised more than Rp300 million in donations for Shave for Hope 2015. The Bank hopes with this contribution, it will help in relieving the burdens of children with cancer in Indonesia.
2. Aluna School Facilities Development, Jakarta
Di tahun 2015, Bank juga memberikan bantuan donasi untuk pembangunan fasilitas sekolah berupa dua ruang kelas untuk Sekolah Aluna, Jakarta. Sekolah Aluna adalah sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dikhususkan untuk anak-anak penderita tuna rungu dan anak-anak kurang mampu di Jakarta.
In 2015, the Bank also provided donations for the construction of two classrooms for Aluna School, Jakarta. Aluna school is a school for early childhood education (ECD) devoted to hearing impaired and less fortunate children in Jakarta.
Sebagai bagian dari komitmen Bank untuk pemberdayaan masyarakat, Bank memberikan donasi untuk menambah ruang kelas di Sekolah Aluna dengan tujuan agar Sekolah Aluna dapat menampung lebih banyak anak-anak yang membutuhkan. Tidak hanya bantuan berupa donasi uang, staf Bank juga mengadakan beberapa kunjungan dan melakukan aktivitas bersama anak-anak di sekolah Aluna seperti Story Telling dan Cooking Class.
As part of the Bank’s commitment to community empowerment, the Bank donated t wo classrooms so Aluna School can accommodate more children in need. The Bank’s employees also organized several visits and activities for the children at Aluna School such as Story Telling and Cooking Class.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
3. Pembangunan Dapur Sekolah di Bandung, Jawa Barat
3. Construction of School Kitchens in Bandung, West
Juga di tahun 2015, Bank bekerja sama dengan Happy Hearts Fund, sebuah organisasi sosial internasional, memberikan bantuan berupa pembangunan dapur sekolah bagi dua Taman Kanakkanak (TK) di Bandung, Jawa Barat yaitu TK Ade Irma dan TK An Nur di Desa Cikembang, Kec Kertasari, Pangalengan, Bandung.
In 2015, the Bank also worked with Happy Hearts Fund, a social international organization, constructing school kitchens for two Kindergartens (KG) in Bandung, West Java, namely Ade Irma KG and An Nur KG in Cikembang village, Kertasari District, Pangalengan, Bandung.
Bantuan ini diberikan kepada kedua sekolah yang mengalami kerusakan bangunan akibat gempa bumi yang terjadi di tahun 2009. Selain bantuan materiil, staf Bank juga mengadakan kunjungan untuk melakukan aktivitas bersama anak-anak di kedua sekolah tersebut.
This aid was provided to two school buildings which were damaged by the earthquake in 2009. In addition to material aid, the Bank’s employees paid visits and did some activities with children from both schools.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
293
4. Belajar Menabung Bersama Sjors dan Commonwealth Bank Masih terkait pemberdayaan masyarakat, Bank juga mengadakan kerja sama dengan sebuah yayasan sosial, Sjors Foundation untuk mengadakan acara belajar bagi anak-anak kurang mampu yang tinggal di bawah jembatan Pluit.
Still related to community empowerment, the Bank also did collaborative event with Sjors Foundation to hold learning session for less fortunate children who lived under the Pluit highway.
Sebanyak 200 anak yang tergabung dalam Sjors Foundation ini mendapat pengalaman bertransaksi di bank melalui simulasi mini “banking hall” yang dilakukan oleh staf Bank di lokasi belajar Sjors, yaitu di bawah jembatan Pluit dimana aktivitas perbankan mulai dari Customer Service, Teller, hingga ATM diperkenalkan. Tidak hanya melalui simulasi, staf Bank juga mengajarkan konsep menabung dan berbagi cerita mengenai profesi pekerjaan di Bank untuk membantu menginspirasi anakanak dalam mempersiapkan masa depan.
A total of 200 children from Sjors Foundation had banking experience through mini "banking hall" simulation by Bank’s employees at the Sjors study locations, under Pluit highway with banking activities ranging from Customer Service, Teller, and ATM were introduced. Not only through simulations, the Bank’s employees also taught the concept of saving and shared stories about the professions at the Bank to help inspire the children in preparing their future.
5. Pembangunan Rumah bersama
294
4. Learn to Save with Sjors and Commonwealth Bank
5. “Build Home Project”
Bekerja sama dengan Habitat for Humanity, Bank secara rutin melakukan kegiatan Build Home Project atau Pembangunan Rumah dimana staf turun langsung untuk melakukan aktivitas pembangunan mulai dari membangun fondasi, membuat tembok dan pengecatan untuk keluarga kurang mampu di daerah Sentul. 2 rumah telah dibangun Bank pada tahun 2015 sebagai kelanjutan dari program sejenis di tahun-tahun sebelumnya yang hingga saat ini telah mencapai 7 rumah.
Working closely with Habitat for Humanity, the Bank regularly organizes Build Home Project or House Construction whereby the employees take active parts in the building activities ranging from fondation, masonry, and painting for less fortunate families in Sentul area. 2 houses were built by the Bank in 2015 as a continuation of similar programs in the previous years, with total 7 houses have been built.
Selain aktivitas pembangunan rumah, staf juga melakukan kegiatan edukasi belajar menabung bagi anak-anak daerah setempat melalui kegiatan story telling dan menggambar bersama.
In addition to house constructions, the employees also held how to save educational activities for local children through storytelling and drawing together.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
6. Donor Darah PMI
6. Indonesian Red Cross Blood Donor Regularly, the Bank also holds mass blood donation program for Bank’s employees whereby throughout 2015, the blood donation was carried out three times and participated by more than 300 employees of the Bank.
Secara rutin, Bank juga mengadakan acara donor darah massal untuk staf Bank dimana sepanjang tahun 2015, tiga kali kegiatan donor darah dilakukan yang diikuti lebih dari 300 staf Bank. KERJASAMA KORPORAT
Corporate Relations
Pada tahun 2015, Bank aktif berpartisipasi dalam programprogram yang diadakan di tingkat industri. Program ini bertujuan untuk mendukung, meningkatkan dan memperkuat hubungan antara berbagai lembaga keuangan, melalui partisipasi sebagai pembicara dalam berbagai acara, sponsor atau partisipasi aktif dalam asosiasi industri.
In 2015, Bank actively participated in many programs held at the industry level. The programs aim to support, improve, and strengthen the relationship between various financial institutions, through participation as speakers in various events, and sponsorships or active participations in industry associations.
Kegiatan sepanjang tahun 2015 termasuk:
Activities throughout 2015 included:
•
•
•
Australia Innovation Showcase. Simposium penelitian yang digelar pada 22-23 Februari 2015 di Jakarta yang merupakan wujud dari komitmen Bank untuk turut membantu komunitas lokal dan mendorong kemajuan pendidikan. Berbagai presentasi di bidang pendidikan, pertanian, makanan, energi, dan kesehatan di Indonesia ditampilkan dalama acara tersebut. Australian Culinary Trails 2015. Pameran kuliner yang menyajikan makanan dan minuman khas Australia kepada importir, jasa industri makanan lokal dan pelanggan. Perhelatan yang berlangsung pada 21-26 Februari 2015 itu menyelenggarakan kelas membuat kopi, wine workshop, demo memasak, dan tata cara menyajikan makanan.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Australia’s Innovation Showcase. Research Symposium, held on 22-23 February 2015 in Jakarta which was a manifestation of the Bank’s commitment to contribute to local community and promote the advancement of education. Various presentations in education, agriculture, food, energy, and health in Indonesia were performed in the event. • 2015 Australian Culinary Trails. Culinary exhibition that served Australia typical foods and drinks to the importers, local food industry services, and customers. The event which took place on 21-26 February 2015 organized coffee making classes, wine workshops, cooking demonstrations, and food serving procedures.
295
Kerja sama ini diharapkan mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia, terutama di sektor makanan, selain juga dapat membuka kesempatan di bidang industri.
This cooperation is expected to strengthen the relationship between Indonesia and Australia, especially in the food sector, in addition to open more opportunities for the industry.
•
Canada Cup Golf Tournament 2015. Kejuaraan golf tahunan yang dihelat di Jakarta bertujuan untuk mempromosikan, memperkuat kerja sama, dan hubungan persahabatan antara warga Kanada dan Indonesia beserta komunitasnya. Bank menjadi bagian dari acara tersebut karena komitmennya yang tinggi pada pemberdayaan komunitas.
•
•
IABW Austrade Roundtable. Forum diskusi yang membincangkan investasi dan penguatan bisnis di Indonesia. Sebagai pendukung utama acara The Austrade’s Indonesia Australia Business Week tahun ini, Geoffrey David Coates, perwakilan Bank, diundang untuk berbicara pada diskusi dengan para investor Australia yang digelar pada 19 November 2015. Pembicara lain yang terlibat adalah Himawan Hariyoga, Deputi Bidang Promosi dan Penanaman Modal Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
•
IABW Austrade Roundtable. Discussion forum that discussed investment and business strengthening in Indonesia. As a major supporter of The Austrade’s Indonesia Australia Business Week event this year, Geoffrey David Coates, representing Bank, was invited to speak in the discussion with Australian investors held on 19 November 2015. Another speaker was Hima Hariyoga, Capital Investment and Promotion Deputy of The Head of Capital Investment Coordinating Board (CICB).
CEO Build 2015-Habitat for Humanity. Progam ini merupakan inisitiatif Habitat for Humanity di mana Bank bersama dengan perusahaan lokal dan multinasional lainnya bekerja sama untuk mengatasi kemiskinan dan secara langsung terlibat dalam proses pembangunan rumah layak yang terjangkau, nyaman, dan aman untuk empat keluarga di Sentul, Bogor. Presiden Direktur Tony Costa turut menghadiri acara yang digelar pada 5 Desember 2015.
•
2015 CEO Build-Habitat for Humanity. This program was an initiative of Habitat for Humanity where Bank along with other local and multinational companies joined together to overcome poverty and directly involved in the process of building standard homes that are affordable, convenient, and safe for four families in Sentul, Bogor. The President Director, Tony Costa, attended the event held on 5 December 2015.
•
2015 Canada Cup Golf Tournament. The annual golf championship held in Jakarta aimed to promote and strengthen friendly cooperations and relations between the citizens of Canada and Indonesia and their communities. Bank was part of the event due to our commitment for community empowerment.
Sebanyak 39 program tanggung jawab sosial telah diadakan pada tahun 2015 dengan 16 program di antaranya terkait Advocacy/Literasi Keuangan, 18 program Corporate Philanthropy serta 5 program Corporate Relation. Berikut kontribusi Bank kepada masyarakat dalam program tahun 2015:
A total of 39 social responsibility programs were held in 2015 in which 16 programs were related with Advocacy/Financial Literacy, 13 programs Corporate Philanthropy, and 5 programs Corporate Relations. The followings are the Bank’s contributions to the community in 2015:
•
•
• • • •
Mendukung program edukasi yang memberdayakan lebih dari 400 anak kurang mampu Sumbangan dana dan alat-alat yang mendukung kesehatan 200 anak-anak pengidap kanker di YPKAI Mendukung PMI melalui kontribusi lebih dari 350 kantong darah untuk membantu menyelamatkan kehidupan Membangun 2 rumah bagi keluarga kurang mampu Memberikan bantuan bagi 50 anak yatim melalui donasi dan acara buka puasa bersama.
Tidak hanya kepada masyarakat, secara internal juga dilakukan pengukuran keterlibatan staf dalam seluruh program CSR Bank sebagai upaya mendorong partisipasi aktif staf dalam kegiatan sosial. Sepanjang tahun 2015, sebanyak 2.190 staf telah berpartisipasi dalam seluruh kegiatan CSR, dengan total 4.576 jam partisipasi dalam program relawan.
296
• • • •
Supporting educational programs that empower more than 400 less fortunate children; Donations of funds and tools that support the health of 200 children with cancer at YPKAI; Supporting IRC (Palang Merah Indonesia) through contributions of more than 350 bags of blood to help save lives; Building two homes for less fortunate families; Providing aids to 50 orphans through donations and breakfasting.
Not only to the public, internally the employees involvement in all the Bank’s CSR programs is also measured to encourage active participation of employees in social activities. Throughout 2015, a total of 2,190 employees have participated in all CSR activities, with a total of 4,576 hours of participation in volunteer programs.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
297
DATA PERUSAHAAN COORPORATE DATA
298
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
299
Produk dan Layanan Product and Services
PRODUK PINJAMAN
LOAN PRODUCTS
Pinjaman Konsumen 1. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) 2. KPR Multiguna 3. KPM (Kredit Pemilikan Mobil)
Consumer Loans 1. Home Financing 2. Home Refinancing 3. Car Financing
Pinjaman Usaha 1. Pinjaman Rekening Koran 2. Pinjaman Aksep 3. Pinjaman Angsuran
Business Loan / Consumer Loans 1. Overdraft 2. Demand Loan 3. Term Loan
Pinjaman Tidak Langsung ke Lembaga Keuangan 1. Pembiayaan Bersama 2. Pembelian Aktiva
Financial Institution Indirect Loan 1. Joint Financing 2. Asset Buy
PRODUK DAN LAYANAN INVESTASI
PRODUCT AND INVESTMENT SERVICES
CommInvest 1. Reksa Dana Pasar Uang 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap 3. Reksa Dana Campuran 4. Reksa Dana Saham 5. Reksa Dana Terproteksi 6. Reksa Dana Indeks 7. AutoInvest
CommInvest 1. Money Market Funds 2. Fixed Income Funds 3. Balance Funds 4. Equity Funds 5. Capital Protected Funds 6. Index Funds 7. AutoInvest
PRODUK BANCASSURANCE
BANCASSURANCE PRODUCTS
A. Product Tradisional Medica
A. Traditional Products Medica
B. Produk Unit Link CommLink CommLink Premier Manulife Investment Protector Managed Unit Link
B. Produk Unit Link CommLink CommLink Premier Manulife Investment Protector Managed Unit Link
300
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
PRODUK DAN LAYANAN TREASURY
TREASURY PRODUCTS AND SERVICES
1. Transaksi Valuta Asing • Today, Tomorrow, Spot, Forward, & Swap 2. Deposito • Deposito On-Call 3. Surat Berharga Negara
1. Foreign Exchange Transactions • Today, Tomorrow, Spot, Forward, & Swap 2. Deposit • On-Call Deposits 3. Surat Berharga Negara
LAYANAN TRADE FINANCE
TRADE FINANCE SERVICES
Impor • Letter of Credit (LC) Impor dan SKBDN • Penagihan Dokumen Impor
Import • Import Letter of Credit (LC) and SKBDN • Import Documentary Collection (IDC)
Ekspor • Letter of Credit / SKBDN Advising • Penagihan Dokumen Ekspor
Eksport • Letter of Credit/SKBDN Advising • Export Documentary Collection (EDC)
Trade Financing • Pembiayaan Ekspor • Pembiayaan Impor • Pembiayaan Trade Advance
Trade Financing • Export Financing • Import Financing • Trade Advance Financing
Lainnya • Bank Guarantee • Standby Letter of Credit (SBLC) • Layanan Pembayaran Pajak
Others • Bank Guarantee • Standby Letter of Credit (SBLC) • Tax Payment Service
TRANSFER DANA
FUNDS TRANSFER
FASILITAS
FACILITIES
Internet Banking Mobile Banking Layanan Payroll Kartu ATM SMS Alert Call Centre 15000 30 SafeDeposit Box
Internet Banking Mobile Banking Payroll Service ATM Card SMS ALERT Call Centre 15000 30 Safe Deposit Box
• SKN • RTGS • Transfer Dana Valuta Asing
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
• SKN • RTGS • Foreign Currency Funds Transfer
301
Kantor Pusat dan Daftar Cabang Head Office and Branches
KCP. Kelapa Gading 1 Sub Branch Jl. Raya Boulevard Timur Blok NC 1 / 61, Kel. Pegangsaan Dua, Kec. Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 451 8899 Fax (021) 451 8898 (021) 452 6399 KCP. Cibinong Sub Branch Jl. Raya Bogor KM 43 – unit B RT 06/ RW 09 Kel. Pabuaran, Cibinong, Kab. Bogor Cibinong - Jawa Barat Phone (021) 8791 4895 Fax (021) 8791 4896 KCP. Kedungdoro (relocate from Sidoarjo) Sub Branch Jl. Kedungdoro No.92 A Kel. Sawahan, Kec. Sawahan, Surabaya - Jawa Timur Sidoarjo - Jawa Timur Phone (031) 2930 872 KCP. Plaza BRI (relocate from Manukan) Sub Branch Plaza BRI Ground Floor, Jl. Jend. Basuki Rahmat No.122 Surabaya Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 293 0878 Fax (031) 545 2707 KCP. Wisma Kodel Sub Branch Wisma Kodel, 1st floor, Jl.HR Rasuna Said Kav B-4, Jakarta 12920 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021)27536522 Fax (021) 5277048 KCP. BSD Sub Branch Ruko ITC BSD Blok R 32 -R33. Jl Pahlawan Seribu. Desa Lengkong Wetan,kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang. Tangerang - Banten Phone (021) 5316 2081 Fax (021) 5316 2082 KC. Pekanbaru Branch Jl. Jend Sudirman No. 26 Tangkerang Pekanbaru 28282 Pekanbaru - Riau Phone (0761) 344 55 Fax (0761) 388 40 KCP. Darmo Sub Branch Jl. Raya Darmo No. 84 Kel. Dr. Sutiomo, Kec. Tegalsari, Surabaya Jawa Timur Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 2930 874 Fax (031) 5619 275
KCP. ITC Roxy Sub Branch Jl. K.H Hasyim Ashari Blok D-3 No.6, Kel.Cideng Kec.Gambir, Jakarta Pusat DKI Jakarta Phone (021) 6385 6292 Fax (021) 6385 6291
KCP Karawaci Sub Branch Ruko Pinangsia Blok A No.5, Lippo Karawaci - Tangerang 15810 Banten Phone (021) 5576 1618 Fax (021) 5576 1613
KCP. Puri Kembangan Sub Branch Jl. Puri Indah Raya Blok I No.21, Kel.Kembangan Selatan Kec. Kembangan, Jakarta Selatan DKI Jakarta Phone (021) 2991 3555 Fax (021) 5835 5850
KCP. Pluit Sub Branch Megamal Pluit, Rukan MG No. 63 64, Jl. Pluit Indah Raya 14440 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 2993 5388 Fax (021) 6667 0333
KCP. Pantai Indah Kapuk Sub Branch Rukan Exclusive Rukan Mediterania Blok B No.19, Kel. Kapuk Muara, Kec.Penjaringan, Jakarta Utara DKI Jakarta Phone (021) 5694 8439 Fax (021) 5694 6033 KCP. Puri Indah Sub Branch Puri Tirta, Jl. Puri Kencana L6/88 C-D Jakarta, DKI Jakarta Phone (021) 5830 0222 Fax (021) 5835 6333 KCP. Pondok Indah Sub Branch Pondok Indah, Plaza 5 Blok A No. 1-2, Jl. Margaguna Raya Jakarta Selatan 12310 DKI Jakarta Phone (021) 7278 6999 Fax (021) 7278 6777 KCP. Kebon Jeruk Sub Branch Ruko Graha Mas Blok C No. 1, Jl. Raya Perjuangan, Jakarta 11530 DKI Jakarta Phone (021) 530 1515 Fax (021) 5300 707 KC. Kediri Branch Jl. Hasanuddin No. 1 Kediri Kediri - Jawa Timur Phone (0354) 696 789 Fax (0354) 686 900 KCP. Bukit Darmo Surabaya Barat Sub Branch Jl. Bukit Darmo Golf, Office Park 2 B II/5 Kel. Pradah Kalikendal, Kec. Dukuh Pakis Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 734 7935 Fax (031) 734 0445
KCP. Legian Melasti Sub Branch Jl Raya Legian no.5 &6 Kuta Badung, Bali Phone (0361) 754 200 Fax (0361) 753 600 KCP. HR. Muhamad Sub Branch Ruko Golden Palace Blok A11&15, Jl HR. Muhamad Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 734 6848 Fax (031) 7347880
KC. Palembang Branch Jl. Sudirman No. 153, Palembang, Sumatera Selatan Phone (0711) 314 999 Fax (0711) 314 808
KCP. Pasar Atum Sub Branch Stand BB-1&2 Lt3 Psr Atum all, Sby Eks Jl. Coklat Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 3545 858 Fax (031) 3545 855
KCP. Kemang Sub Branch Jl. Kemang Raya No. 6, Jakarta Selatan 12730 DKI Jakarta Phone (021) 2997 9688 Fax (021) 7179 4620
KCP. Ubud Sub Branch Jl. Raya Andong Ubud, Desa Peliatan Gianyar - Bali Phone (0361) 972 009 Fax (0361) 978 877
KC. Banjarmasin Branch Jl. Letjend. Suprapto No. 29, Banjarmasin - Kalimantan Selatan Phone (0511) 3366 088 Fax (0511) 3355 788 KC. Makassar Branch Jl. Jenderal Sudirman No. 48 Makassar - Sulawesi Selatan Phone (0411) 330 730 Fax (0411) 330 457 KCP. CBD Pluit Sub Branch Ruko CBD Pluit Blok C No. 1 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 6667 2791 Fax (021) 6667 2792 KC. Bogor Branch Jl. Raya Padjajaran No. 59 D Kelurahan Baranangsiang, Kec. Bogor - Jawa Barat Phone (0251) 8361 221 Fax (0251) 8361 313 KCP. Tangerang Sub Branch Jl. Daan Mogot No.32 A-C Tangerang - Banten Phone (021) 5576 4105 Fax (021) 5521 047 (021) 5521 050
KC. Pontianak Branch Jl. Gajah Mada No. 152 Pontianak Kalimantan Barat Phone (0561) 763 828 Fax (0561) 763 882 KCP. Mall Galaxy Sub Branch Kompleks Mal Galaxy Ground Floor No.092B Jl. Dharmahusada Indah Timur No. 37 Surabaya Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 2930 879 Fax (031) 593 7260 KCP. Jatinegara Sub Branch Jl. Jatinegara Timur No.68-70 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 8520 875 Fax (021) 8520 859 KC. Jogjakarta Branch Jl. Teuku Cik Ditiro No:15, Jogjakarta - DIY Phone (0274) 554 578 Fax (0274) 554 540 KCP. Kartika Plaza Sub Branch Jl Kartika Plaza No. 120 A-B Kuta, Badung - Bali Phone (0361) 768 999 Fax (0361) 766 695
KCP Semarang Sub Branch Jl. Setiabudi No.84 Semarang - Central Java Phone (024) 746 0680 Fax (024) 746 0797
KCP. Cikini Sub Branch Hotel Formula 1 - Cikini Jl. Cikini Raya no.75 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 6385 3233 Fax (021) 3145 773
KCP. Sunter Sub Branch Ruko Puri Mutiara Blok A Kavling No. 85-86, Sunter Agung, Jakarta DKI Jakarta Phone (021) 6531 0789 Fax (021) 6531 0788
KCP. Gajah Mada Sub Branch Jl. Gajah Mada No. 90A Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 6385 2909 Fax (021) 6385 2977, (021) 63852856
KCP. Asia Sub Branch Jl. Asia No. 184-F Medan - Sumatera Utara Phone (061) 7342 575 Fax (061) 7342 576
KCP. Bandung - Sudirman Sub Branch Jalan Jendral Sudirman no.91 D Bandung - Jawa Barat Phone (022) 422 0455 Fax (022) 422 0456
KCP. Gading Serpong Sub Branch Ruko Paramount 5th Avenue Blok A No.12, Gading Serpong Tangerang - Banten Phone (021) 6385 2199 Fax (021) 54213797, (021)63851297
KC. Samarinda Branch Jl. Pangeran Dipenogoro No. 61- 62 Samarinda, Kalimantan Timur Phone (0541) 206 206 Fax (0541) 206 232, (0541) 206 221
KC. Cirebon Branch Jl. Siliwangi No. 117 Cirebon Jawa Barat Phone (0231) 235 252 Fax (0231) 235 445
KC. Bandung Branch Jl. Ir. H. Juanda No. 130 B Dago Bandung - Jawa Barat Phone (022) 8252 6050 Fax (022) 8252 6055
302
KC. Solo Branch Jl. Slamet Riyadi No. 139, Solo - Jawa Tengah Phone (0271) 666 956 Fax (0271) 666 923
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
KCP. Fatmawati Sub Branch ITC Fatmawati, Jl. Komplek Pertokoan Duta Mas Blok F No.21, Cipete Utara - Jakarta Selatan Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 7941 722 Fax (021) 7399 200 KC. Lampung Branch Jl. R A Kartini No.99 Blok GH Lampung Phone (0721) 255 689 Fax (0721) 256 029 KC. Batam Branch Bumi Ayu Lestari, Blok D no 31-32, Jl. Imam Bonjol, Nagoya Batam - Riau Phone (0778) 428 856 Fax (0778) 428 857 KCP. Jembatan V Sub Branch Jl. KH M Mansyur No.85 RT.013 RW.008, Jakarta Barat Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 6385 2298 Fax (021) 6385 1699 KCP. Tanah Abang Sub Branch Kompleks Ruko Panca Griya Indah Blok C 7 Jl. KH Fachrudin no.36 Tanah Abang – Jakarta Pusat DKI Jakarta Phone (021) 3190 8005 Fax (021) 3190 8035 KCP. Buah Batu Sub Branch JL. Buah Batu No. 202 Bandung - Jawa Barat Phone (022) 730 9699 Fax (022) 730 5397 KCP. Bekasi Sub Branch Kompleks Ruko Bekasi Mas Blok C No. 6 Bekasi - Jawa Barat Phone (021) 8895 0627 Fax (021) 8896 4230 KC. Manado Branch Kompleks Ruko Megamas Blok F No.24, JL. Boulevard Manado - Sulawesi Utara Phone (0431) 888 1234 Fax (0431) 888 1191 KCP. Cikarang Sub Branch Ruko The Capitol Business Park Blok 2L, Jl. Niaga Raya, Kota Jababeka Bekasi - Jawa Barat Phone (021) 8983 5707 Fax (021) 8983 5708 KCP.Depok Sub Branch Ruko ITC Depok No. 3A Jl. Margonda Raya No.56 Depok - Jawa Barat Phone (021) 7721 7595 Fax (021) 7721 7596 KCP. Cempaka Mas Sub Branch Graha Cempaka Mas Blok B no.5 DKI Jakarta Phone (021) 6385 2099 Fax (021) 420 1110 KCP. Pasar Baru Sub Branch Jl. H. Samanhudi No.18E Pasar Baru DKI Jakarta Phone (021) 6386 3519 Fax (021) 3518028
KCP. Sumber Sari Sub Branch Jl. Soekarno Hatta No.130A Bandung - 40222 Jawa Barat Phone (022) 8252 6040 Fax (022) 600 4477 KCP. Pulogadung Sub Branch Jl. Pemuda No.130 C Pulo Gadung -Jakarta Timur DKI Jakarta Phone (021) 4788 5155 Fax (021) 4788 5154 KC. Purwokerto Branch Ruko Nusantara, Jl. Sudirman No. 7 Purwokerto - Jawa Tengah Phone (0281) 631 650 Fax (0281) 621 133 KCP. Tanjung Duren Sub Branch Jl. Tanjung Duren Raya No.42 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 5835 8270 Fax (0210 5698 0442 KCP Bintaro Sub Branch Ruko Sentra Menteng Blok MN No.46 - Bintaro Sektor 7 Tangerang - Banten Phone (021) 7941 907 Fax (021)7457 146 KC. Padang Branch Jl. Pemuda No.37 A – B Padang - Sumatera Barat Phone (0751) 890 400 Fax (0751) 890 405 KCP. Tebet Sub Branch Gedung Gajah unit ABC, lantai 1A Jl. Dr. Saharjo Raya no.111 Tebet – Jakarta Selatan - DKI Jakarta Phone (021) 6385 1998 Fax (021) 8301 1951 KCP. Mangga Dua Sub Branch Ruko Mal Mangga Dua Ground Floor No.12, Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta 10730 DKI Jakarta Phone (021) 6230 3722 Fax (021) 6230 3723 KCP. Permata Hijau Sub Branch Grand ITC Permata Hijau, Blok Saphire No 9, Jakarta Selatan DKI Jakarta Phone (021) 7918 4727 Fax (021) 5366 4591 KCP. Cinere Sub Branch Kompleks Bona Indah Plaza Blok A 2 No.D5, Cinere, Jakarta Selatan DKI Jakarta Phone (021) 7942 667 Fax (021) 7698 003 KC Mataram Branch Jl. Raya Pejanggik – Mataram (Sebelah Toko Sumber Jaya) Mataram - Nusa Tenggara Barat Phone (0370) 645800 Fax (0370) 646 420 KCP. Moh Yamin Pekanbaru Sub Branch Jl. M Yamin No.30B Pekanbaru - Riau Phone (0761) 353 33 Fax (0761) 343 33 KCP. Muara Karang Sub Branch Jl Pluit Karang Utara raya Blok H 1 Selatan no. 80 A Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 2993 5355 Fax (021) 6624 908
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
KCP. Cibubur Sub Branch Ruko Citra Grand Blok R 3 No.21 Bekasi - Jawa Barat Phone (021) 7919 4556 Fax (021) 8430 5161 KCP. Mangga Besar Sub Branch Jl. Mangga Besar Raya No. 85C - Jakarta Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 2993 5333 Fax (021) 624 0245
KCP. Glodok 2 Sub Branch Kompleks Glodok Plaza Blok F 43-44 Jl. Pinangsia Raya Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 6231 7022 Fax (021) 6231 7023 KC. Semarang Branch Jl. Gajah Mada No. 112A, Semarang - Jawa Tengah Phone (024) 354 1106 Fax (024) 3545 832
KCP. Citra Garden Sub Branch Jl. Utan Jati Komp. Rukan Citra Niaga Blok A No.39 Jakarta Barat DKI Jakarta Phone (021) 2991 3533 Fax (021) 5436 1095
KC. Surabaya Branch Jl. Bubutan No. 127-135 Surabaya Jawa Timur Phone (031) 353 4123, (031) 353 9810 Fax (031) 352 0362, (031) 353 2039
KCP. Teluk Gong Sub Branch Jl. Teluk Gong Raya No.15 – Ruko Duta Indah Square No. C 3 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 2993 5311 Fax (021) 662 4512
KCP. Ngagel Sub Branch Komp. Manyar Megah Indah Plaza Blok A 1-2 Jl. Ngagel Jaya Selatan Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 2930 877 Fax (031) 504 3250
KC. Jambi Branch Jl. Hayam Wuruk No.162 C-D, Jelutung - Jambi Phone (0741) 755 3111 Fax (0741) 7554 123 KCP. Melawai Sub Branch Jl Melawai Raya no. 116 C,D,E Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 2997 9677 Fax (021) 7229964 KC. Balikpapan Branch Jl Jendral Sudirman no.343 A-B, Balikpapan 76114 Kalimantan Timur Phone (0542) 443 779 Fax (0542) 746 250 KCP. Mayjen.Sungkono Sub Branch Jl. Mayjend Sungkono No. 121B Surabaya Jawa Timur Phone (031) 2930 876 Fax (031) 562 1511 KC. Medan Branch Wisma Commonwealth Jl. Palang Merah No 110 Medan - Sumatera Utara Phone (061) 457 8588 Fax (061) 457 8282 KCP. Kelapa Gading 2 Sub Branch Jl Boulevard Raya LC 7/39-40, Kel. Kelapa Gading Barat, Kec. Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 452 8811 Fax (021) 452 8812 KC. WTC 6 Branch Lt Dasar & Lt 2 World Trade Centr6 Jl Jend Sudirman Kav 29 - 31 Jakarta 12920 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 2554 9500 Fax (021) 5790 7270
KCP. Jemursari Sub Branch Kompleks Ruko Jemur Raya A 1-2 Jl. Jemursari Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 293 0870 Fax (031) 849 7074 KCP. Manyar Sub Branch Jl. Manyar Kertoarjo No. 15 Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 2930 875 Fax (031) 594 6679, (031) 592 1070 KCP. Pasuruan Sub Branch Jl. Wachid Hasyim No. 8 Pasuruan Pasuruan - Jawa Timur Phone (0343) 426 511-12, (0343) 415 121 Fax (0343) 426 988 KC. Malang Branch Jl. Basuki Rachmat No. 81 Malang Malang - Jawa Timur Phone (0341) 361 600 Fax (0341) 361 607 KCP. Kelapa Gading 3 Sub Branch Ruko Kelapa Gading Blok B 1 / 24 Jakarta - DKI Jakarta Phone (021) 452 4001 Fax (021) 4584 0323 KC. Cibinong Branch Cibinong City Centre Blok A No. 24 Kab. Bogor Cibinong - Jawa Barat KC. Darmo Branch Kompleks Darmo Square Jl. Raya Darmo Blok D-6 Surabaya - Jawa Timur Phone (031) 2930 874 Fax (031) 5619 275
KC. Denpasar Branch Rukan Teuku Umar Indah Blok 12A, Jl. Teuku Umar No. 2,4 dan 8 Denpasar - Bali Phone (0361) 237 077 Fax (0361) 237 099
303
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF EXECUTIVE PROFILE Kantor Pusat Achiro Yulian Operata Senior Vice President, Ad Interim Head of Wholesale Banking
Achiro Yulian Operata menyelesaikan studi S1 di Universitas Gadjah Mada (2001) dan gelar Magister Administrasi Bisnis dari Institut Teknologi Bandung (2013). Achiro mengawali karier di PT Bank Danamon Indonesia (2004-2010), Standard Chartered Bank (2006-2008), PT Bank Rabobank International Indonesia (2011-2012), PT Bank DBS Indonesia (2008-2009; 2010-2011). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2014 dengan posisi awal sebagai Head of Account Management West. Achiro Yulian Operata completed his S1 study at the University of Gadjah Mada (2001) and Master of Business Administration degree at the Institute of Technology Bandung (2013). Achiro developed his career with PT Bank Danamon Indonesia (2004-2010), Standard Chartered Bank (2006-2008), PT Bank Rabobank International Indonesia (2011-2012), PT Bank DBS Indonesia (2008-2009; 2010-2011). He joined PT Commonwealth Bank in 2014 with the initial position as Head of Account Management West.
Anwar Zaenuddin Executive Vice President, Head of Retail Banking Services
Anwar Zaenuddin menyelesaikan studi S1 di Universitas Tarumanagara jurusan Akuntansi (1997). Anwar memulai karier perbankan di Bank Bali (1999-2000) dan Bank Universal (2000-2002). Bergabung dengan Commonwealth Bank mulai tahun 2002 dengan posisi awal sebagai Branch Manager. Anwar Zaenuddin completed his S1 study at the University of Tarumanegara majoring in Accounting Anwar developed his banking career with PT Bank Bali (1999-2000) and PT Bank Universal (2000-2002). He joined PT Commonwealth Bank in 2002 with the initial position as Branch Manager.
304
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Bagus Harimawan Executive Vice President, Chief of Human Resources
Bagus Harimawan menyelesaikan studi S1 di Universitas Brawijaya jurusan Manajemen Keuangan (1998). Bagus mengawali kariernya di perusahaan non-perbankan, PT Tanindo Subur Prima (1998), PT Phillip Morris Indonesia (1999-2001), dan Exxon Mobil Oil Indonesia, Inc. (2001-2006). Setelah itu bergabung dengan Citibank N.A. (2006-2007) dan HSBC Indonesia (2007-2010). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2010 dengan posisi awal sebagai Head of Resourcing, Compensation Benefits and Operations. Bagus Harimawan completed his S1 study at the University of Brawijaya majoring in Financial Management. Bagus developed his career with non-banking company, PT Tanindo Subur Prima (1998), PT Philip Morris Indonesia (1999-2001), and Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. (2001-2006). After joining Citibank N.A. (2006-2007) and HSBC Indonesia (2007-2010), he joined PT Commonwealth Bank in 2010 with the initial position as Head of Resourcing, Compensation Benefits, and Operation.
Bambang Andri Irawan Executive Vice President, Head of Hub Operations, Productivity & Process Excellence
Bambang Andri Irawan menyelesaikan studi S1 Matematika di Institut Teknologi Bandung (2000). Bambang mengawali karier di Bank Niaga (2000-2004), Bank Mega (2004-2005), Bank Danamon Indonesia (2005-2009), Bank Barclays Indonesia (2009-2010). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2010 dengan posisi awal sebagai Head of IT Application Management. Bambang Andri Irawan completed his Mathematics S1 study at Institute of Technology Bandung. Bambang developed his career with PT Bank Niaga (2000-2004), PT Bank Mega (2004-2005), PT Bank Danamon Indonesia (2005-2009), and Barclays Bank Indonesia (2009-2010). He joinedPT Commonwealth Bank in 2010 with the initial position as Head of the IT Application Management.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
305
Fernando Saragih Vice President, Corporate Secretary
Fernando Saragih menyelesaikan studi Sarjana di Edith Cowan University (2004) dan meraih gelar Magister Administrasi Niaga dari University of Western Australia (2008). Fernando mengawali kariernya di Kantor Akuntan Publik Ernst & Young (2004-2006), HSBC (2006-2009), Bank Barclays (2009-2011), AIA (2011-2012). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2012 dengan posisi awal sebagai AVP Regulatory Affairs. Fernando Saragih completed his Bachelor degree study at Edith Cowan University (2004) and Master in Business Administration at the University of Western Australia (2008). Fernando developed his career with Ernst & Young public accounting firm (2004-2006), HSBC (2006-2009), Barclays Bank Indonesia (2009-2011), and AIA (2011-2012). He joined PT Commonwealth Bank in 2012 with the initial position as AVP Regulatory Affairs.
Chairdiana Senior Vice President, Head of Operations Control
Chairdiana menyelesaikan studi S1 di STEKPI jurusan Manajemen Keuangan (1997). Chairdiana memulai kariernya di BII/Commonwealth Bank (1997-2004). Kemudian bergabung dengan Citibank Private Banking dan ABN AMRO (2005-2006). Bergabung kembali dengan Commonwealth Bank pada tahun 2006 dengan posisi sebagai Internal Control Manager. Chairdiana completed her S1 study at STEKPI majoring in Financial Management (1997). Chairdiana developed her career with PT Bank Internasional Indonesia/Commonwealth Bank (1997-2004), Citibank Private Banking, and ABN-AMRO (2005-2006). She rejoined PT Commonwealth Bank in 2006 with the position as the Internal Control Manager.
306
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Hendro Basuki Senior Vice President, Head of AML & Sanction
Hendro Basuki Nurjanto menyelesaikan studi S1 di Universitas Pancasila jurusan Ekonomi. Hendro mengawali karier perbankannya di Bank Danamon Indonesia (1990-1995) dan Bank Tiara Asia (1995-2000) sebagai Relationship Officer. Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2000 dengan posisi awal sebagai Personal Banker, Assistant Manager. Hendro Basuki Nuryanto completed his S1 study at University of Pancasila majoring in Economy. Hendro developed his banking career with PT Bank Danamon Indonesia (1990-1995) and PT Bank Tiara Asia (1995-2000) as Relationship Officer. He joined PT Commonwealth Bank in 2000 with the initial position as Personal Banker, Assistant Manager.
Jonanda Yattha Saputra Executive Vice President, Chief of Finance
Jonanda Yattha Saputra menyelesaikan studi S1 di Universitas Tarumanaga jurusan Akuntansi (1995). Jonanda memulai karier di KAP (1992-1994). Kemudian pindah ke Ernst & Young (1994). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada 2011 dengan posisi awal sebagai EVP, Business Performance and Reporting. Jonanda Yattha Saputra completed his S1study at the University of Tarumanegara majoring in Accounting (1995). Jonanda developed his career witha public accounting firm (1992-1994). Then he moved to Ernst & Young (1994). He joined PT Commonwealth Bank in 2011 with the initial position as EVP, Business Performance and Reporting.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
307
Donny Prasetya Executive Vice President, Head of Digital Channels Business
Donny Prasetya menyelesaikan studi S1 di University of Maryland jurusan Decision & Information Technology, dan memperoleh gelar Master of Information System Technology di George Washington University (2001). Donny mengawali karier di ISSI Consulting Group (1999-2000), Capital One Financial (20022004), PT Bank Mandiri (Persero) tbk (2004-2007), International Finance Corporation (20092011), dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (2012-2014). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada 2014 dengan posisi awal sebagai Executive Vice President area Jakarta. Donny Prasetya completed his S1 studyat the University of Maryland majoring in Decision and Information Technology, and continued his Master of Information System Technology at George Washington University (2001). Donny developed his career with ISSI Consulting Group (1999-2000), Capital One Financial (2002-2004), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2004-2007), the International Finance Corporation (2009-2011), and PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (2012-2014). He joined PT Commonwealth Bank in 2014with the initial position as Executive Vice President of Jakarta area.
Liliawati Gunawan Executive Vice President, Chief of Global Market
Liliawati menyelesaikan studi S1 Insinyur Sipil di Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke Oregon State University, Corvallis, Oregon, Amerika Serikat dan meraih Gelar MBA pada 1991 dalam bidang Banking and Finance. Sambil belajar, sempat menyelesaikan studi tentang masalah yang menimpa institusi-institusi simpan pinjam di Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Liliawati mengawali karier di Standard Chartered Bank (1991-1997). Setelah itu langsung bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Head of Treasury Liliawati Gunawan completed her Civil Engineering S1 study at the University of Parahyangan, Bandung in 1989. Then she continued her study at Oregon State University, Corvallis, Oregon, United States, and earned an MBA degree in 1991 majoring in Banking and Finance. While at the university, she completed a study of the problems faced by the saving and loan institutions in the United States in the 1980s. Liliawati developed her career with Standard Chartered Bank (1991-1997) and then joined PT Commonwealth Bank with the initial position as Head of Treasury.
308
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Marco Arthur Raoul Lalisang Senior Vice President, Head of Business Continuity and Property Management
Marco Arthur Raoul Lalisang menyelesaikan studi S1 Management Informatika di STMIK Gunadarma dan S2 Management di UI. Marco mengawali kariernya di PT Tunas Patria (1993-1994), PT SunLife Indonesia (1994-1997), dan Rabobank International Indonesia (1997-2013). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2013 dengan posisi awal sebagai Head of Business Continuity and Property Management. Marco Arthur Raoul Lalisang completed his S1 study at STMIK Gunadarma majoring in Information Management and S2 at the University of Indonesia majoring in Management. Marco developed his career with PT Tunas Patria (1993-1994), PT Sunlife Indonesia (19941997), and PT Rabobank International Indonesia (1997-2013). He joined PT Commonwealth Bank in 2013 with the initial position as Head of Business Continuity and Property Management.
R A Noerindah Senior Vice President, Head of Legal
R A Noerindah menyelesaikan studi S1 di Universitas Atmajaya Yogyakarta jurusan Hukum dan S2 Banking and Finance di Nitro Institute Yogyakarta. Noerindah memulai kariernya di Kantor Notaris Ny. Suhardjo Hadi, SH (1987-1988), SatGas Hukum DPRD Klaten (Sugino Law Firm) (1988-1990), PT Bank Danamon Indonesia (19901995), PT Sinar Mas Multiartha Tbk (1995), PT Sinar Mas Multifinance (1995- 2000), dan PT Harumdana Sekuritas (2001). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2002 dengan posisi awal sebagai Head of Legal Department. R A Noerindah completed her Law S1study at the University of Atma Jaya Yogyakarta and S2 majoring in Banking and Finance at Nitro Institute Yogyakarta. Noerindah developed her career with the Office of Pubic Notary Mrs. Suhardjo Hadi SH (19871988), the Legal Task Force of DPRD Klaten (Sugino Law Firm) (1988-1990), PT Bank Danamon Indonesia (1990-1995), PT Sinar Mas MultiarthaTbk (1995), PT Sinar Mas Multifinance (19952000), and PT Harumdana Sekuritas (2001). She joined PT Commonwealth Bank in 2002 with the initial position as Head of Legal Department.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
309
Sariani Sadikun Executive Vice President, Head of Credit Risk
Sariani Sadikun menyelesaikan studi S1 di California State University of Fresno – USA di bidan Computer Application & System tahun 1988. Sariani memulai kariernya di The chase Manhattan Bank (1989-1993), JP Morgan Chase (1998-2002) dan PT Rabobank International Indonesia (2002-2011). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2011 dengan posisi awal sebagai Chief Credit Officer. Sariani Sadikun completed her S1 study at California State University of Fresno - USA in Computer Application and System (1988). Sariani developed her career with The Chase Manhattan Bank (1989-1993), JP Morgan Chase (1998-2002), and PT Rabobank International Indonesia (2002-2011). She joined PT Commonwealth Bank in 2011 with the initial position as Chief Credit Officer.
Reinard Yohanes Seno Setiaji Senior Vice President, Head of Compliance
Reinard Yohanes Seno Setiaji menyelesaikan studi S1 Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (1995) dan S2 Keuangan Perbankan di Universitas Indonesia (1998). Reinhard memulai karier di bidang perbankan pada PT Bank Rabobank Internasional Indonesia (1998-2009), PT Bank OCBC Indonesia (2010-2011). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2012 dengan posisi awal Head of Compliance Monitoring and Training. Reinard Yohanes Seno Setiaji completed his Industrial Engineering S1 study at Institute of Technology Bandung (1995) and S2 in Banking Finance at University of Indonesia (1998). Reinard developed his banking career with PT Bank Rabo bank International Indonesia (19982009) and PT Bank OCBC Indonesia (2010-2011). He joined PT Commonwealth Bank in 2012 with the initial position as Head of Compliance Monitoring and Training.
310
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Rian Eriana Kaslan Executive Vice President, Head of Wealth Management & Business Strategy
Rian Eriana Kaslan menyelesaikan studi S1 di Clark University jurusan Business Administration dan S2 di Boston University Graduate School of Management jurusan International Management and Marketing. Rian memulai kariernya di perusahaan manajemen investasi, Mellon Asset Management (2001-2006). Bergabung dengan Commonwealth Bank mulai tahun 2006 dengan posisi awal sebagai Onshore Product Unit Head. Rian Eriana Kaslan completed her S1study at Clark University majoring in Business Administration and S2 at Boston University Graduate School of Management majoring in International Management and Marketing. Rian developed her career with Mellon Asset Management, an investment management company (2001-2006). She joined PT Commonwealth Bank in 2006 with the initial position as Onshore Product Unit Head.
Theresia Tristini Executive Vice President, Head of Information Technology
Theresia Tristini menyelesaikan studi S1 Teknik Elektro jurusan Komputer di Unika Atmajaya Jakarta. Theresia mengawali karier di PT Zurich Insurance Indonesia (1994-1997), PT Bank Danamon Indonesia (1997-2006), Bank DBS Indonesia (2006-2009). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2009 dengan posisi awal sebagai IT Infrastructure and Operation Head. Theresia Tristini completed her Electrical Engineering S1 study majoring in Computer Science at Unika Atmajaya, Jakarta. Theresia developed her career with PT Zurich Insurance Indonesia (1994-1997), PT Bank Danamon Indonesia (1997-2006), and PT Bank DBS Indonesia (2006-2009). She joined PT Commonwealth Bank in 2009 with the initial position as IT Infrastructure and Operation Head.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
311
Wienda Trifena Wijaya Senior Vice President, Head of Operations
Wienda Trifena Wijaya menyelesaikan studi S1 di Unika Parahyangan jurusan Administrasi Niaga (1988). Wienda mengawali karier perbankannya di Bank Servitia (1993-1997), Bank Internasional Indonesia (1997-2000), Indonesian Bank Restructuring Agency (I2000-2002). Bergabung dengan Commonwealth Bank pada 2006 dengan posisi awal sebagai Department Head, SME/Corporate Loan Operations. Wienda Trifena Wijaya completed her S1 study at Unika Parahyangan majoring in Business Administration. Wienda developed her banking career with Bank Servitia (1993-1997), Bank Internasional Indonesia (1997-2000), and Indonesian Bank Restructuring Agency (2000-2002). She joined PT Commonwealth Bank in 2006 with the initial position as SME/Corporate Loan Operations Department Head
Widjojo Executive Vice President, Head of SME
Widjojo menyelesaikan studi S1 di STEKPI jurusan Manajemen Keuangan (1994). Widjojo mengawali karier di PT Bank Inter Pacific (1995) dan PT Bank Ficonesia (2003-2005), kemudian pindah ke PT Bank China trust Indonesia. Bergabung dengan Commonwealth Bank mulai tahun 2006 dengan posisi awal sebagai Team Leader SME/Commercial Banking. Widjojo completed his S1studyat STEKPI majoring in Financial Management (1994). Widjojo developed his career with PT Bank Inter Pacific (1995) and PT Bank Ficonesia (20032005) and then he moved to PT Bank China trust Indonesia. He joined PT Commonwealth Bank in 2006 with the initial position as SME/Commercial Banking Team Leader
312
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Christian Chandra Assistant Vice President, Branch Manager Medan-Diponegoro
Christian Chandra menyelesaikan studi S1 di bidang Bisnis dari Monash University pada tahun 2007. Christian mengawali karier perbankannya di ANZ Panin Bank (2007-2008) sebagai Supervisor Card Sales, lalu pindah ke Bank HSBC (2009-2014) sebagai Manager, dan kemudian pindah ke Citibank (2014-2015) dengan posisi yang sama. Sejak Desember 2015, Christian bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi Assistant Vice President, Branch Manager Medan-Diponegoro. Christian Chandra completed his Business S1study at Monash University (2007). Christian developed his banking career with ANZ Panin Bank (2007-2008) as Card Sales Supervisor, HSBC Bank (2009-2014) as Manager, and Citibank (2014-2015) for the same position. He joined PT Commonwealth Bank in December 2015 with the position as Assistant Vice President, Medan-Diponegoro Branch Manager.
Dewi Sari Jati Vice President, Branch Manager Lampung
Dewi Sari Jati menyelesaikan studi S1 di bidang ekonomi dari Universitas Lampung pada tahun 1986. Dewi mengawali karier perbankannya di Bank Danamon (1990-1999) sebagai Relationship Manager, lalu bergabung dengan Bank Mega (2000-2004) sebagai Team Leader Funding, dan kemudian pindah ke OCBC NISP (2004-2008) sebagai Branch Relationship Manager. Sejak Juli 2008, Dewi bergabung dengan Commonwealth Bank Cabang Legian Seminyak (2008-2015) sebagai Branch Manager. Kemudian pada Juni 2015 hingga saat ini, Dewi dipercaya menempati posisi Branch Manager Lampung. Dewi Sari Jati completed her economics S1 study at the University of Lampung. Dewi developed her banking career with PT Bank Danamon (1990-1999) as Relationship Manager, PT Bank Mega (2000-2004) as Funding Team Leader, and PT OCBC NISP (20042008) as Branch Relationship Manager. Dewi joined PT Commonwealth Bankin July 2008 as Legian Seminyak Branch Manager (2008-2015). Since June 2015 up to the present, Dewi holds the position as Lampung Branch Manager.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
313
Slamet Kurnia Vice President, Branch Manager Bandung-Dago
Dicky Slamet Kurnia menyelesaikan studi S1 di University of Berkley Michigan Amerika (LMII) jurusan Ekonomi (2005). Dicky mengawali karier perbankannya di ABN AMRO Bank pada tahun 2003 sebagai Senior Personal Financial Consultant. Lalu bergabung dengan Bank Danamon Indonesia pada tahun 2006 sebagai ABDM/Supervisor. Sejak Mei 2006, berkarier di Bank DBS Indonesia sebagai Treasures Sales Manager, lalu pindah ke Bank Barclays Indonesia pada tahun 2009 menempati posisi sebagai Senior Relationship Manager. Sejak tahun 2010 bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Branch Manager, Bandung. Dicky Slamet Kurnia menyelesaikan studi S1 di University of Berkley Michigan Amerika (LMII) jurusan Ekonomi (2005). Dicky mengawali karier perbankannya di ABN AMRO Bank pada tahun 2003 sebagai Senior Personal Financial Consultant. Lalu bergabung dengan Bank Danamon Indonesia pada tahun 2006 sebagai ABDM/Supervisor. Sejak Mei 2006, berkarier di Bank DBS Indonesia sebagai Treasures Sales Manager, lalu pindah ke Bank Barclays Indonesia pada tahun 2009 menempati posisi sebagai Senior Relationship Manager. Sejak tahun 2010 bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Branch Manager, Bandung.
Hartono Assistant Vice President, Branch Manager Pekanbaru-Sudirman
Hartono menyelesaikan studi S1 di Sekolah Ekonomi Bandung jruusan Marketing (2001) dan S2 di Universitas Riau jurusan Keuangan (2007). Hartono mengawali karier perbankannya di Bank Central Asia dan berkarya di bank tersebut selama hampir 10 tahun. Mulai tahun 2002 ia dipercaya menempati posisi sebagai Credit Analyst di Kantor Cabang Pekanbaru, dan kemudian meniti karier sebagai Account Officer, Senior Account Officer sampai dengan jabatan terakhir sebagai Branch Manager, Pekanbaru pada tahun 2011. Sejak Februari 2011, Hartono bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Branch Manager Pekanbaru. Kini Hartono dipercaya menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager Pekanbaru. Hartono completed his S1study at the School of Economics Bandung majoring in Marketing (2001) and S2 at Riau University majoring in Finance (2007). Hartono developed his banking career with Bank Central Asia and worked with the bank for almost 10 years. Started in 2002 he developed his career as Credit Analyst, Account Officer, Senior Account Officer, and lastly was appointed as Pekanbaru Branch Manager in 2011. In February 2011, Hartono joined PT Commonwealth Bank as Assistant Vice President, Pekanbaru-Sudirman Branch Manager, his current position.
314
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Dharma Sentiko Senior Manager, Branch Manager Kediri
Dharma Sentiko menyelesaikan studi S1 Teknik Industri di ITN. Dharma memulai karier perbankannya pada tahun 1990 sebagai Credit Analyst di Bank Central Asia. Setahun kemudian, bergabung dengan Bank Summa sebagai Account Officer. Sejak tahun 1992-2010, bergabung dengan Bank Internasional Indonesia dan menempati berbagai posisi seperti Account Officer, Kepala Kantor Cabang Pembantu, Kepala Kantor Cabang, Area Credit Manager dan Area Business Manager. Sejak tahun 2011, bergabung dengan Commonwealth Bank dan saat ini menjabat sebagai Senior Manager, Branch Manager Kediri. Dharmo Sentiko completed his Industrial Engineering S1 study at ITN. Dharma started his banking career with PT Bank Central Asia in 1990 as Credit Analyst. A year later, he joined PT Bank Summa as Account Officer. During 1992-2010, he joined PT Bank International Indonesia and held various positions such as Account Officer, Head of Branch, Head of Branch Office, Area Credit Manager, and Area Business Manager. In 2011, he joined PT Commonwealth Bank and currently serves as Senior Manager, Kediri Branch Manager.
Erwin Felix Assistant Vice President, Branch Manager Palembang
Erwin Felix menyelesaikan studi S1 di Trisakti School of Management jurusan Akuntansi (2001). Erwin mengawali karier perbankannya pada tahun 2005 di Bank HSBC sebagai Direct Sales Jakarta, dan pada tahun 2009 dipromosikan sebagai Relationship Manager Bogor. Sejak tahun 2010, Erwin bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Branch Manager Cibinong. Lalu pada Maret 2014, menempati posisi sebagai Deputy Branch Manager Pondok Indah. Saat ini Erwin menjabat sebagai AVP Branch Manager Palembang. Erwin Felix completed his S1 study at Trisakti School of Management majoring in Accounting. (2001). Erwin started his banking career in 2005 with HSBC Bank as Jakarta Direct Sales, and in 2009 was promoted as Bogor Relationship Manager. He joined PT Commonwealth Bank Indonesia in 2010 as Cibinong Branch Manager and in March 2014, he was assigned as Pondok Indah Deputy of Branch Manager. Erwin currently serves as AVP Palembang Branch Manager.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
315
G Stevanus Manek Vice President, Branch Manager Bali-Denpasar
Gordianus Stevanus Manek menyelesaikan studi S1 di STIMI Handayani jurusan Manajemen (1994). Karier perbankan Gordianus berawal pada tahun 1997 ketika bergabung dengan Bank Panin sebagai Authorized Signer sebelum diangkat sebagai Branch Manager. Sejak tahun 2005, bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi sebagai Deputy Branch Manager. Saat ini menjabat sebagai Branch Manager Cabang Kuta. Gordianus Stevanus Manek completed his S1 study at STIMI Handayani majoring in Management. Gordianus developed his banking career in 1997 when he joined PT Bank Panin as an Authorized Signer before being appointed as Branch Manager. In 2005, he joined PT Commonwealth Bank as Deputy of Branch Manager and currently serves as Bali-Denpasar Branch Manager.
Hasan Kusmayadi Manager, Branch Manager Jakarta-Bogor
Hasan Kusmayadi menyelesaikan studi S1 di bidang ekonomi dari Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1988. Hasan memulai karier perbankannya di Bank Surya (1990-1994) sebagai Marketing, lalu pindah ke Bank Tiara Asia (1994-1995) dan CV Bina Aksara (1995-1998) dengan jabatan yang sama. Mulai tahun 2004-2012, bekerja di Bank Ekonomi Raharja sebagai Team Leader Marketing, lalu pindah ke Bank Windu pada 2012-2013 sebagai Branch Manager. Bergabung dengan Commonwealth Bank sejak 2013 dan ditunjuk sebagai Deputy Branch Manager Bogor. Mulai April 2015, menjabat sebagai Brach Manager Bogor. Hasan Kusmayadi completed his economics S1 study at the Christian University of Indonesia, Jakarta. Hasan developed his banking career with PT Bank Surya (1990-1994) as Marketing staff, and then he moved to PT Bank Tiara Asia (1994-1995) and CV Bina Aksara (1995-1998) for the same position. During 2004-2012, Hasan worked with PT Bank Ekonomi Raharja as Marketing Team Leader, and then he moved to Bank Windu through out 2012-2013 as Branch Manager. He joined PT Commonwealth Bank in 2013 and was appointed as Bogor Deputy of Branch Manager. Starting April 2015, he serves as Bogor Branch Manager.
316
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Ie Sioe Assistant Vice President, Branch Manager Yogyakarta
Ie Sioe menyelesaikan studi S1 di STIE YKPN Yogyakarta jurusan Akuntansi. Ie memulai karier perbankannya pada tahun 1996 sebagai Marketing Officer di Bank Lippo, Solo, lalu diangkat sebagai Head of Marketing pada tahun 1997. Pada tahun 2004, Sioe pindah ke cabang Yogyakarta dan menjabat sebagai Cash Office Head. Kemudian bergabung dengan Bank Panin, Yogyakarta pada tahun 2008 dengan jabatan sebagai Sub Branch Manager. Pada tahun yang sama, Ie bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Deputy Branch Manager, Cabang Yogyakarta. Saat ini, menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager. Ie Sioe completed her S1study at STIE YKPN Yogyakarta majoring in Accounting. Ie Sioe started her banking career in 1996 as Marketing Officer with Bank Lippo, Solo, and was appointed as Head of Marketing in 1997. In 2004, Ie Sioe was moved to Yogyakarta Branch and served as Cash Office Head. Later in 2008, She joined PT Bank Panin, Yogyakarta as Sub Branch Manager. In the same year, Ie Sioe joined PT Commonwealth Bank as Deputy of Yogyakarta Branch Manager. Currently, she serves as Assistant Vice President, Yogyakarta Branch Manager.
Iwan Setiawan Oetomo Vice President, Branch Manager Semarang-Gajah Mada
Iwan Setiawan Oetomo menyelesaikan studi S1 di UNIKA Soegijapranata jurusan Ekonomi (1996). Iwan memulai karier perbankannya sebagai Marketing Officer di The Hongkong and Shanghai Banking Corporation pada tahun 2000-2007 dengan posisi terakhir sebagai Sales Manager. Selama tiga tahun sejak tahun 2007-2010, bergabung dengan Bank Danamon, Semarang sebagai Investment Champion, lalu pindah ke Mayapada sebagai Branch Manager setahun berikutnya. Sejak tahun 2011, Iwan bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi sebagai Senior Manager, Application Support Analyst. Saat ini menjabat sebagai Senior Manager, Branch Manager Cabang Semarang. Iwan Setiawan Utomo completed his Economics S1study at UNIKA Soegijapranata. Iwan started his banking career as Marketing Officer with the Hongkong and Shanghai Banking Corporation (2000-2007) with the last position as Sales Manager. During the three years (2007-2010), Iwan joined PT Bank Danamon, Semarang as Investment Champion, and then he moved to PT Bank Mayapada as Branch Manager in the next year. In 2011, Iwan joined PT Commonwealth Bank with the position as Senior Manager, Application Support Analyst. He currently serves as Vice President,Semarang-Gajah Mada Branch Manager.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
317
Joshua Caturputra Thio Vice President, Branch Manager Banjarmasin
Joshua Caturputra Thio menyelesaikan studi S1 di Universitas Lambung Mangkurat jurusan Perikanan (1995) dan STIE Pancasila jurusan Akuntansi (2001). Joshua memulai karier di PT Gunung Meranti pada tahun 1995 Karier perbankannya dimulai pada tahun 1996 ketika bergabung dengan Bank Danamon sebagai Staf pada kantor Kepala Cabang Pembantu, Pasar Baru, Banjarmasin. Selama tujuh tahun di Bank Danamon, Joshua menjabat berbagai posisi antara lain Operations Head, Banjarmasin, Credit Reviewer, Banjarmasin dan Balikpapan, dan Senior Credit Officer. Jabatan terakhirnya di Bank Danamon sebagai Regional Consumer Credit Manager, Balikpapan. Tahun 2006, pindah ke Bank Agroniaga sebagai Kepala Cabang, Balikpapan. Lalu pada 2007-2009 bergabung dengan Bank Mega dengan jabatan sebagai Deputy Branch Manager Credit, Banjarmasin. Sejak tahun 2009, bergabung dengan Commonwealth Bank dan sampai saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager. Joshua Caturputra Thio completed his S1study at the University of Lambung Mangkurat majoring in Fisheries (1995) and the STIE Pancasila majoring in Accounting (2001). Joshua started his career with PT Gunung Meranti in 1995 and developed his banking career in 1996 when he joined PT Bank Danamon as office staff of the Head of Branch, Pasar BaruBanjarmasin. During his seven years with PT Bank Danamon, Joshua held various positions including Head of Operation-Banjarmasin, Credit Reviewer-Banjarmasin, and Senior Credit Officer-Balikpapan. His latest position with PT Bank Danamon was Regional Consumer Credit Manager-Balikpapan. In 2006, he moved to PT Bank Agroniaga as Balikpapan Branch Manager, and then during 2007-2009 he joined PT Bank Mega as Deputy of Credit Branch Manager-Banjarmasin. In 2009, Joshua joined PT Commonwealth Bank and serves as Vice President, Banjarmasin Branch Manager.
318
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Laiwarti Suhono Assistant Vice President, Branch Manager Pontianak
Laiwarti Suhono menyelesaikan studi S1 dan S2 jurusan Manajemen di Universitas Tanjungpura Pontianak. Laiwarti mengawali karier perbankannya di Bank Danamon pada tahun 1997 sebagai Customer Relation Officer. Ia menempati beberapa posisi manajer di Bank Danamon sebelum ia pindah ke Adira Quantom Finance, anak perusahaan Bank Danamon, dengan posisi terakhir sebagai Business Manager di Cabang Pontianak. Sejak tahun 2009 bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Branch Manager, dan saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager Cabang Pontianak. Laiwarti Suhono completed her Management S1 and S2 studies at the University of Tanjongpura Pontianak. Laiwarti started her banking career with PT Bank Danamon in 1997 as Customer Relation Officer. She held several managerial positions with the Bank before moving to Quantum Adira Finance, a subsidiary of PT Bank Danamon, with her last position as Business Manager of Pontianak Branch. n 2009, she joined PT Commonwealth Bank with the initial position as Branch Manager, and currently serves as Assistant Vice President, Pontianak Branch Manager.
Loanita Arifin Assistant Vice President, Branch Manager Padang
Loanita Arifin menyelesaikan studi S1 di bidang ekonomi dari Universitas Bung Hatta pada tahun 1989. Loanita mengawali karier perbankannya di Bank Internasional Indonesia pada 1990-2007 sebagai Area Business Manager Padang. Kemudian pindah ke Bank Sinarmas pada 20082014 sebagai Branch Manager Kota Padang. Bergabung dengan Commonwealth Bank sejak Januari 2015 sebagai Assistant Vice President, Branch Manager Padang Loanita Arifin completed hereconomics S1 study at the University of Bung Hatta in 1989. Loanita developed her banking career with PT Bank Internasional Indonesia during 19902007 as Padang Area Business Manager, and then she moved to Bank Sinarmas during 2008-2014 as Padang Branch Manager. In January 2015, she joined PT Commonwealth Bank as Assistant Vice President, Padang Branch Manager.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
319
Mourinna Tan Assistant Vice President, Branch Manager Jambi
Mourinna Tan menyelesaikan studi S1 di Universitas Batanghari Jambi jurusan Ekonomi Manajemen (2008). Mourinna memulai karier perbankannya di Bank Central Asia pada tahun 1990 sebagai Head of Accounting Section di Cabang Jambi. Selama tujuh tahun sejak 1993-2010,, bergabung dengan Bank Danamon dan menempati berbagai jabatan antara lain Sekretaris di Kantor Cabang Jambi; Supervisor, Assistant Customer Relationship Officer; Marketing & Customer Relationship Staff; Supervisor, Team Leader Affluent; Relationship Manager, Jambi; Senior Manager, PBM; dan terakhir sebagai Assistant Vice President, Branch Manager, Jambi. Sejak tahun 2010, bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Branch Manager. Saat ini, menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager. Mourinna Tan completed her Economics and Management S1 study at the University of Batanghari Jambi (2008). Mourinna started her banking career with PT Bank Central Asia in 1990 as Jambi Branch Head of Accounting Section. During the seven years (1993-2010) she joined PT Bank Danamon Jambi Branch Office and held various positions, among others Secretary, Supervisor, Assistant Customer Relationship Officer, Marketing & Customer Relationship Staff, Supervisor, Affluent Team Leader; Relationship Manager, Senior Manager, PBM, and lastly as Jambi Branch Manager. In 2010, she joined PT Commonwealth Bank with the initial position as Assistant Vice President, Jambi Branch Manager, her current position.
Mujianto Assistant Vice President, Branch Manager Batam
Mujianto menyelesaikan studi S1 Akuntansi Karier perbankannya dimulai ketika bergabung dengan Bank BII Maybank sebagai Account Officer (1995-2004), Credit Team Leader (2004) di BII Maybank, Home Loan Sales Manager (2005) di BII Maybank, lalu di dipromosikan sebagai Branch Manager di Batam (2007) di BII Maybank Sejak tahun 2012 Mujianto bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Branch Manager Cabang Batam. Mujianto completed his Accounting S1 study at IKIP Malang (1995). Mujianto developed his banking career when he joined PT BII Maybank as Account Officer (1995-2004), Credit Team Leader (2004), Home Loan Sales Manager (2005), and then was promoted as Batam Branch Manager (2007). In 2012, Mujianto joined PT Commonwealth Bank as Batam Branch Manager.
320
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Ratna Hartaty Vice President, Branch Manager Balikpapan
Ratna Hartaty menyelesaikan studi S1 di UPN Veteran Yogyakarta jurusan Teknik Kimia. Ratna memulai kariernya sebagai Quality Assurance Engineer di PT Omedata Electronics, Bandung pada tahun 1997 lalu pindah ke PT JIT Electronics, Cikarang pada tahun 1999 dengan posisi yang sama. Kemudian pindah ke Balikpapan dan bekerja di PT Maskot Harapan Sugeng (ABN AMRO Bank) sebagai Greeter pada tahun 2001. Lalu diangkat sebagai Relationship Officer dan Relationship Manager Coordinator pada tahun yang sama hingga tahun 2005. Sejak tahun 2005, bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Deputy Branch Manager dan kini menjabat sebagai Vice President, Branch Manager Cabang Balikpapan Ratna Hartaty completed her Chemical Engineering S1 study at UPN Veteran Yogyakarta. Ratna developed her career as Quality Assurance Engineer with PT Omedata Electronics, Bandung in 1997 and then she moved to PT JIT Electronics, Cikarang in 1999 for the same position. In 2001 she moved to Balikpapan and worked for PT Harapan Sugeng Mascot (ABN AMRO Bank) as Greeter. She was assigned as Relationship Officer, Relationship Manager, and Coordinator in the same year until 2005. In 2005, she joined PT Commonwealth Bank as Deputy of Branch Manager and now serves as Vice President, Balikpapan Branch Manager.
Robert Tanjani Vice President, Branch Manager Jakarta-World Trade Centre 6
Robert Tanjani menyelesaikan studi S1 di bidang manajemen ekonomi dari Universitas Bina Nusantara tahun 2005. Bergabung dengan Commonwealth Bank pada 2005 sebagai Outsource-Supervisor PINVA (2005-2007), AM-Personal Banker WM II (2007-2008), Relationship Manager WM II (20082010), SM-Branch Manager Tanah Abang (2010-2011), SM-Branch Manager Bandung Asia Afrika (2011-2012), AVP Branch Manager Tanah Abang (2011-2012), dan AVP Branch Manager Kelapa Gading (2014-2015). Sejak Juli 2015 hingga saat ini, menjabat sebagai VP Branch Manager. Robert Tanjani completed his economic management S1 study atBina Nusantara University in 2005. Robert joined PT Commonwealth Bank in 2005 as Supervisor Outsource-PINVA (20052007), AM-Personal Banker WM II (2007-2008), Relationship Manager WM II (2008-2010), Tanah Abang SM-Branch Manager (2010-2011), Bandung-Asia Afrika SM-Branch Manager (2011-2012), Tanah Abang AVP Branch Manager (2011-2012), and Kelapa Gading AVP Branch Manager (2014-2015). Since July 2015 to date, he serves as Vice President, Jakarta-World Trade Centre 6 Branch Manager.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
321
Rosi Sintiawati Assistant Vice President, Branch Manager Samarinda
Rosi Sintiawati menyelesaikan studi D3 di bidang sekretaris di Universitas Minerva Surabaya. Karier perbankannya dimulai ketika bergabung dengan Bank Danamon sebagai Kepala Cabang Pembantu (1995-2000). Lalu pindah ke Bank Ekonomi Raharja sebagai Account Officer Kantor Cabang Samarinda (2001-2004). Pada tahun 2004, bekerja di Bank Panin sebagai Business Banking Manager. Sejak November 2007, bergabung dengan Commonwealth Bank dan sampai saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager. Rosi Sintiawati completed her secretary D3 study at the University of Minerva Surabaya. Rosi developed her banking career when she joined PT Bank Danamon as Head of SubBranch (1995-2000). Then she moved to PT Bank Ekonomi Raharja as Samarinda Branch Office Account Officer (2001-2004). In 2004, she moved to PT Bank Panin as Business Banking Manager. In November 2007, she joined PT Commonwealth Bank and at present she serves as Assistant Vice President, Samarinda Branch Manager.
Sesilia Sri Sumiati Sumito Assistant Vice President, Branch Manager Makassar
Sesilia Sri Sumiati Sumito menyelesaikan studi S1 di bidang Manajemen di STIE Bajiminasa (2009). Sesilia berpengalaman selama 11 tahun sejak 1996 di Bank Danamon dengan menduduki posisi sebagai RM. Lalu pindah ke Bank DBS Indonesia pada tahun 2007, selama satu tahun sebagai TRM, kemudian bergabung dengan Bank Mayapada dengan posisi Branch Manager. Sejak 2012, Sesilia bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai Assistant Vice President, Branch Manager Makassar hingga saat ini. Sesilia Sri Sumiati Sumito completed her Management S1 studyat STIE Bajiminasa (2009). Sesilia joined PT Bank Danamon in 1996 and spent 11 years with the Bank as Relationship Manager. Then she moved to PT Bank DBS Indonesia in 2007 for one year as TRM, and later to PT Bank Mayapada as Branch Manager. In 2012, Cecilia joined PT Commonwealth Bank as Assistant Vice President, Makassar Branch Manager, her current position.
322
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Sri Mardini Senior Manager, Branch Manager Purwokerto
Sri Mardini menyelesaikan studi S1 di bidang Hukum. Sri mengawali kariernya di sektor perbankan pada tahun 1995 ketika bergabung dengan BII Maybank Cabang Purwokerto sebagai Sekretaris. Bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2013 dan menjabat sebagai Manager, Branch Manager. Sri Mardini completed her Law S1 study at University of Jenderal Soedirman (1993). Sri developed her banking career in 1995 when she joined PT BII Maybank Purwokerto Branch as Secretary. She joined PT Commonwealth Bank in 2013 and serves as Purwokerto Branch Manager.
Sri Nurhayati Rachmat Assistant Vice President, Branch Manager Cirebon
Sri Nurhayati Rachmat menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Widyatama Bandung, jurusan Akuntansi. Kariernya di sektor perbankan dimulai ketika bergabung dengan Bank Niaga sebagai Assistant Account Officer Cirebon (2004-2006), Bank Lippo sebagai Relationship Officer Cirebon (2006-2008), Bank Permata sebagai Personal Financial Officer Cirebon (2008). Sejak tahun 2008, Sri bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Relationship Manager Cirebon dan Deputy Branch Manager Cirebon hingga 2014. Kini, menjabat sebagai SM, Branch Manager Cirebon. Sri Nurhayati Rachmat completed her Accounting S1 study at the University of Widyatama Bandung. Sri developed her banking career when she joined PT Bank Niaga as Cirebon Accounts Officer Assistant (2004-2006), PT Bank Lippo Cirebon as Relationship Officer (2006-2008), and PT Bank Permata as Cirebon Personal Financial Officer (2008). In 2008, she joined PT Commonwealth Bank with the initial position as Cirebon Relationship Manager and Cirebon Deputy of Branch Manager until 2014. Currently she serves as Assistant Vice President, Cirebon Branch Manager
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
323
Joshua Caturputra Thio Vice President, Branch Manager Banjarmasin
Joshua Caturputra Thio menyelesaikan studi S1 di Universitas Lambung Mangkurat jurusan Perikanan (1995) dan STIE Pancasila jurusan Akuntansi (2001). Joshua memulai karier di PT Gunung Meranti pada tahun 1995 Karier perbankannya dimulai pada tahun 1996 ketika bergabung dengan Bank Danamon sebagai Staf pada kantor Kepala Cabang Pembantu, Pasar Baru, Banjarmasin. Selama tujuh tahun di Bank Danamon, Joshua menjabat berbagai posisi antara lain Operations Head, Banjarmasin, Credit Reviewer, Banjarmasin dan Balikpapan, dan Senior Credit Officer. Jabatan terakhirnya di Bank Danamon sebagai Regional Consumer Credit Manager, Balikpapan. Tahun 2006, pindah ke Bank Agroniaga sebagai Kepala Cabang, Balikpapan. Lalu pada 2007-2009 bergabung dengan Bank Mega dengan jabatan sebagai Deputy Branch Manager Credit, Banjarmasin. Sejak tahun 2009, bergabung dengan Commonwealth Bank dan sampai saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager. Joshua Caturputra Thio completed his S1study at the University of Lambung Mangkurat majoring in Fisheries (1995) and the STIE Pancasila majoring in Accounting (2001). Joshua started his career with PT Gunung Meranti in 1995 and developed his banking career in 1996 when he joined PT Bank Danamon as office staff of the Head of Branch, Pasar BaruBanjarmasin. During his seven years with PT Bank Danamon, Joshua held various positions including Head of Operation-Banjarmasin, Credit Reviewer-Banjarmasin, and Senior Credit Officer-Balikpapan. His latest position with PT Bank Danamon was Regional Consumer Credit Manager-Balikpapan. In 2006, he moved to PT Bank Agroniaga as Balikpapan Branch Manager, and then during 2007-2009 he joined PT Bank Mega as Deputy of Credit Branch Manager-Banjarmasin. In 2009, Joshua joined PT Commonwealth Bank and serves as Vice President, Banjarmasin Branch Manager.
324
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Stefano Assistant Vice President, Branch Manager Malang
Stefano menyelesaikan studi S1 di Universitas Widya Karya bidang Ekonomi Karier perbankannya dimulai ketika bergabung dengan Bank Hagakita (1995-2007). Kemudian bergabung di AIG Life sebagai Agency Manager (2007), sebagai Relationship Manager, Wealth Banking di UOB Bank (2008), serta sebagai Business Development Manager, Priority Banking di Permata Bank (2012). Sejak tahun 2013 Stefano bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Branch Manager dan kini menjabat sebagai Branch Manager. Stefano completed his Economics S1 study at the University of Widya Karya. Stefano developed his banking career when he joined PT Bank Hagakita (1995-2007). Then he joined AIG Life as Agency Manager (2007), PT UOB Bank as Wealth Banking Relationship Manager (2008), and PT Bank Permata as Priority Banking Business Development Manager (2012). In 2013 Stefano joined PT Commonwealth Bank as Malang Branch Manager, his current position.
Suwandi Winarko Assistant Vice President, Branch Manager Bali-Mataram
Suwandi Winarko menyelesaikan studi S1 di Universitas Mahasaraswati. Kariernya di sektor perbankan bermula ketika bergabung dengan Bank Danamon (19902009). Berbagai posisi yang telah diduduki antara lain bagian Transfer and Remittance Operation, Accounting, CSA, Appraisal, Customer Relation Officer, Team Leader Funding, Kepala Kantor Cabang Bima, Bali, Ampenan dan Nusa Tenggara Barat. Jabatan terakhirnya di Bank Danamon sebagai Account Manager, Branch Corporate Officer untuk Nusa Tenggara Timur dan Barat. Bergabung dengan Commonwealth Bank sejak awal tahun 2010, dan menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager di cabang Mataram. Suwandi Winarko completed his S1 study at the University of Mahasaraswati. Suwandi developed his banking career when he joined PT Bank Danamon (1990-2009). Various positions have been held by Suwandi among others Transfer and Remittance Operations, Accounting, CSA, Appraisal, Customer Relation Officer, Funding Team Leader, Head of Bima, Bali, and Ampenan West Nusa Tenggara Office Branches. His last position with the Bank was East and West Nusa Tenggara Corporate Officer Branch Account Manager. He joined PT Commonwealth Bank in early 2010, and serves as Assistant Vice President, Bali-Mataram Branch Manager ever since.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
325
Teddy Kurniawan Senior Manager, Branch Manager Surakarta
Teddy Kurniawan menyelesaikan studi S1 di bidang Ekonomi Manajemen di Universitas Atmajaya Yogyakarta (2003). Karier perbankannya dimulai pada tahun 2005 ketika bergabung dengan Lippo Bank sebagai Account Officer. Kemudian pindah ke Standard Chartered Bank (2007), Bank Danamon (2008) dan Bank CIMB Niaga sebagai Relationship Manager (2010). Teddy bergabung dengan Commonwealth Bank pada tahun 2013 dengan jabatan sebagai Business Manager. Kini menjabat sebagai Senior Manager, Branch Manager Surakarta. Teddy Kurniawan completed his Economic Management S1 study at the University of Atmajaya Yogyakarta (2003). Teddy developed his banking career when he joined PT Lippo Bank as Account Officer in 2005. Then he moved to Standard Chartered Bank (2007), PT Bank Danamon (2008), and PT Bank CIMB Niaga as Relationship Manager (2010). He joined PT Commonwealth Bank in 2013 as Business Manager. Currently he serves as Senior Manager, Surakarta Branch Manager.
Vonny Kamdari Vice President, Branch Manager Surabaya-Bubutan
Vonny Kamdari menyelesaikan studi S1 bidang Sastra Inggris di Universitas Kristen Petra Surabaya. Vonny memulai karier perbankannya ketika bekerja sebagai Staff The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (1997-2008) dengan posisi Assistant Manager Branch Sales & Operations dan Senior Relationship Manager. Kariernya di Commonwealth Bank dimulai pada tahun 2008 saat bergabung sebagai Branch Manager untuk cabang Surabaya Barat. Pada Agustus 2012, diangkat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager. Vonny Kamdari completed her English Literature S1 study at Petra Christian University, Surabaya. Vonny started her banking career as a member of staff with the Hongkong and Shanghai Banking Corporation (1997-2008) and developed into Sales & Operations Branch Assistant Manager and Senior Relationship Manager. Her career with PT Commonwealth Bank started in 2008 when she joined as Surabaya Branch Manager. In August 2012, she was appointed as Assistant Vice President, Surabaya-Bubutan Branch Manager.
326
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Laiwarti Suhono Assistant Vice President, Branch Manager Pontianak
Laiwarti Suhono menyelesaikan studi S1 dan S2 jurusan Manajemen di Universitas Tanjungpura Pontianak. Laiwarti mengawali karier perbankannya di Bank Danamon pada tahun 1997 sebagai Customer Relation Officer. Ia menempati beberapa posisi manajer di Bank Danamon sebelum ia pindah ke Adira Quantom Finance, anak perusahaan Bank Danamon, dengan posisi terakhir sebagai Business Manager di Cabang Pontianak. Sejak tahun 2009 bergabung dengan Commonwealth Bank dengan posisi awal sebagai Branch Manager, dan saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President, Branch Manager Cabang Pontianak. Laiwarti Suhono completed her Management S1 and S2 studies at the University of Tanjongpura Pontianak. Laiwarti started her banking career with PT Bank Danamon in 1997 as Customer Relation Officer. She held several managerial positions with the Bank before moving to Quantum Adira Finance, a subsidiary of PT Bank Danamon, with her last position as Business Manager of Pontianak Branch. In 2009, she joined PT Commonwealth Bank with the initial position as Branch Manager, and currently serves as Assistant Vice President, Pontianak Branch Manager.
Wiminati Sumantri Assistant Vice President, Branch Manager Manado
Wiminati Sumantri menyelesaikan studi S1 di bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Kariernya di sektor perbankan dimulai pada tahun 1992 ketika bergabung dengan Bank Internasional Indonesia Cabang Manado dan posisi terakhir sebagai Home Loan Manager. Pada tahun 2007, meraih penghargaan The Best Achiever Home Loan Sales Manager 2007 Region 6. Kemudian bergabung dengan Bank OCBC NISP Cabang Bitung, sebagai Branch Manager (2010-2014). Sejak tahun 2014, bergabung dengan Commonwealth Bank sebagai AVP, Branch Manager Manado yang dijabatnya hingga saat ini. Wiminati Sumantri completed her Accounting Economics S1 study at the University of Sam Ratulangi, Manado,North Sulawesi. Wiminati developed her banking career when she joined PT Bank International Indonesia Manado Branch in 1992 and her last position was Home Loan Manager. In 2007, she was awarded The Region 62007 Best Achiever Home Loan Sales Manager. Later she joined PT Bank OCBC NISP Bitung Branch as Branch Manager (2010-2014). In 2014, she joined PT Commonwealth Bank as Assistant Vice President, Manado Branch Manager,her current position.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
327
Surat Edaran Bank Indonesia Circular Letters of Bank Indonesia
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
Annual Report 2014 (Page)
II
CAKUPAN LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT COVERAGE
II
1
Informasi umum General Information
I.1
328
a.
Kepengurusan : yang meliputi susunan anggota Dewan I.1.a Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif beserta jabatan dan ringkasan riwayat hidupnya; Management: covering composition of members of the Board of Commissioners, Directors, and executives including its position and resume
64-71
b.
Rincian Kepemilikan; berupa nama pemilik dan persentase I.1.b kepemilikan saham; Ownership Structure; such as owner’s name and percentage of shares ownership
46
c.
Perkembangan usaha Bank dan kelompok usaha Bank; Bank’s business development and business group;
I.1.c
1)
I.1.c.1) Ikhtisar data keuangan penting, yang paling kurang mencakup pendapatan bunga bersih, laba operasional, laba sebelum pajak, laba bersih, laba bersih per saham, aset produktif, dana pihak ketiga, pinjaman diterima, total biaya dana (cost of fund), modal sendiri, jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor; dan significant financial data highlights, at least covering net interest income, operating profits, profit before tax, net profit, net profit per share, earning assets, third party funds, borrowings, cost of funds, capital, fully paid and issued shares; and
4-5
2)
Rasio keuangan yang wajib disajikan, yang paling kurang I.1.c.2) mencakup rasio keuangan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi dan publikasi laporan Bank. financial ratios that must be presented, at least covering the financial ratios as stipulated in Bank Indonesia regulations concerning Bank’s transparency and publication reports
5
d.
Strategi dan kebijakan manajemen dalam pengembangan I.1.d usaha Bank strategy and management policy in Bank business development
16-21
e.
Laporan manajemen yang memuat informasi mengenai I.1.e pengelolaan Bank oleh pengurus dalam rangka good corporate governance, dan paling kurang mencakup: management reports that covering the information of Bank’s management by the company’s organs in conjunction with good corporate governance, and at least covering:
6-21
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
2
1)
Struktur organisasi organization structure
I.1.e.1)
38
2)
aktivitas utama; main activities;
I.1.e.2)
33-35,
3)
teknologi informasi information technology
I.1.e.3)
138-143
4)
jenis produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk I.1.e.4) penyaluran kredit kepada debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) products and services offered, including credit extension to the debtors Micro, Small and Medium Enterprises (MSME)
75-97, 300-301
5)
tingkat suku bunga penghimpunan dan penyediaan dana interest rate of funds collection and provisions;
I.1.e.5)
110-112
6)
perkembangan perekonomian dan target pasar development of economy and target market;
I.1.e.6)
74-103
7)
Jaringan kerja dan mitra usaha baik di dalam dan/atau I.1.e.7) diluar negeri; networking and business partners both inside and / or outside the country;
302-303
8)
jumlah, jenis, dan lokasi kantor; total, types, and office location;
302-303
9)
kepemilikan Direksi, Komisaris, dan pemegang saham I.1.e.9) dalam kelompok usaha Bank; Board of Directors ownerships, Commissioners, and shareholders in the Bank’s group;
I.1.e.8)
46
10) perubahan-perubahan penting yang terjadi di Bank dan I.1.e.10) kelompok usaha Bank dalam tahun yang bersangkutan; significant events in the Bank and Bank’s group in the relevant year;
N/A
11) hal-hal penting yang diperkirakan terjadi di masa I.1.e.11) mendatang; dan significant events estimated to occur in the future;
115-116
12) sumber daya manusia, meliputi jumlah, struktur pendidikan, I.1.e.12) pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia. daya manusia. human resources, including total, education structures, trainings, and human resources development.
42-45
Laporan Keuangan Tahunan Annual Financial Report a
Annual Report 2014 (Page)
I.2
Laporan Keuangan Bank yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, yang meliputi: Annual Financial Report at least to cover:
I.2.a
1)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Financial Position (Balance Sheet) Report;
I.2.a.1)
4-5, 110-111
2)
Laporan Laba Rugi Komprehensif; Comprehensive Profit Loss Report;
I.2.a.2)3-5,
104-109
3)
Laporan Perubahan Ekuitas; Equity Changes Report;
I.2.a.3)
4-5, 112
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
329
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
b.
c.
4)
Laporan Arus Kas; Cash Flows Report
5)
catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi I.2.a.5) mengenai komitmen dan kontinjensi; notes on financial reports, including information on commitment and contingency;
I.2.a.4)
4-5, 112-113 115
Bagi Bank yang memiliki Perusahaan Anak, selain Laporan I.2.b Keuangan Bank secara individual, sebagaimana dimaksud pada huruf a, Laporan Keuangan Tahunan juga mencakup Laporan Keuangan Konsolidasi yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, yang merupakan konsolidasi Laporan Keuangan Bank dan Perusahaan Anak, yang paling kurang terdiri atas: For Bank which owned Subsidiary, apart from the Financial Report of Bank only, as stated in the point a, the Annual Financial Report also covers the Consolidated Financial Report audited by the Public Accountant, which constituted the consolidated Financial Report of the Bank and Subsidiary, which at least consist of: 1)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Financial Position (Balance Sheet) Report;
I.2.b.1)
2)
Laporan Laba Rugi Komprehensif; Comprehensive Profit Loss Report;
I.2.b.2)
3)
Laporan Perubahan Ekuitas; Equity Changes Report
I.2.b.3)
4)
Laporan Arus Kas; Cash Flows Report
I.2.b.4)
N/A
Bagi Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha, I.2.c selain laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, Bank juga wajib menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan yang terdiri atas: For Bank which constituted as part of business group, in addition to the reports as stated in the point a and b, Bank shall submit the Annual Financial Report that consist of: 1)
330
Annual Report 2014 (Page)
N/A
Laporan Keuangan Perusahaan Induk yang telah diaudit I.2.c.1) oleh Akuntan Publik, yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan di dalam kelompok usaha sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, yang paling kurang meliputi: Holding Company Financial Report audited by the Public Accountant, which is a consolidated from all companies in the business group in accordance with the prevailing accounting standards, which at lest covering: a)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Financial Position (Balance Sheet) Report;
I.2.c.1).a)
b)
Laporan Laba Rugi Komprehensif; Financial Position (Balance Sheet) Report;
I.2.c.1).b).
c)
Laporan Perubahan Ekuitas; Financial Position (Balance Sheet) Report;
I.2.c.1).c)
d)
Komitmen dan Kontinjensi; Commitment and Contingency;
I.2.c.1).d)
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
2)
Annual Report 2014 (Page)
Laporan Keuangan Perusahaan Induk di Bidang Keuangan, I.2.c.2) yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, yang merupakan hasil konsolidasi dari seluruh perusahaan didalam kelompok bidang keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, dan paling kurang meliputi: dan paling kurang meliputi: Holding Company Financial Report audited by the Public Accountant, which is a consolidated from all companies in the business group in accordance with the prevailing accounting standards, which at lest covering: a)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Financial Position (Balance Sheet) Report;
I.2.c.2).a)
b)
Laporan Laba Rugi Komprehensif; Comprehensive Profit Loss Report;
I.2.c.2).b)
c)
Laporan Perubahan Ekuitas; Equity Changes Report;
I.2.c.2).c)
d)
Komitmen dan Kontinjensi; Commitment and Contingency;
I.2.c.2).d)
Dalam hal kelompok usaha tidak memiliki Perusahaan Induk di Bidang Keuangan maka laporan keuangan yang disampaikan adalah Laporan Keuangan Perusahaan Induk yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. In the event that business group does not have the Holding Company in Financial Field, the financial report presented is the Holding Company Financial Report audited by the Public Accountant. 3.
Opini dari Akuntan Publik Public Accountant Opinions
I.3
Opini dari Akuntan Publik antara lain memuat pendapat atas Laporan Keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka 2. Public Accountant opinions among others including the opinion on the Annual Financial Report as stated in the point 2. 4.
Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan I.4 Penerapan Manajemen Risiko Bank Disclosure of Capital and Risk Exposure Disclosure and Risk Management implementation of the Bank a.
Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko I.4.a dan penerapan manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan transparansi kepada publik dengan menetapkan persyaratan pengungkapan minimum, sehingga publikdapat menilai profil risiko dan kecukupan permodalan Bank. Capital disclosure and risk exposure disclosure and risk management implementation intended to improve transparency to public by stipulating the minimum disclosure requirement, thereby the public can assess the Bank risk profile and capital adequacy.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
278-283
331
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
Annual Report 2014 (Page)
b.
Bank harus memiliki kebijakan tertulis yang disetujui oleh Direksi I.4.b mengenai pengungkapan sebagaimana diatur dalam angka ini. Kebijakan antara lain terkait dengan isi pengungkapan yang akan dilaporkan dan pengendalian internal dalam proses pengungkapan. Bank shall posses written policies which approved by the Board of Directors regarding the disclosures as stipulated in this point. The policies among others are related to the disclosure contents that being reported and internal control in the disclosure process.
c.
Pengungkapan dilakukan dengan mengacu pada Pedoman I.4.c pengungkapan sebagaimana tercantum dalam lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini Disclosure is conducted by referring to the disclosure Guidelines as stated in the attachment, which constituted as inseparable parts from this Circular Letter of Bank Indonesia
215
Pengungkapan informasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, I.4.c terdiri atas: a.
Pengungkapan Permodalan Capital disclosures 1)
2)
b.
332
I.4.c.a
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain memuat I.4.c.a.1) informasi tentang: Qualitative disclosures, which among others including the information on: a) Struktur permodalan yang memuat penjelasan mengenai I.4.c.a.1).a) instrumen modal yang diterbitkan oleh Bank antara lain: karakteristik, jangka waktu instrumen, fitur opsi beli, fitur step-up, tingkat imbal hasil, dan peringkat (apabila tersedia); dan Capital structure which included explanation on capital instruments published by the Bank, among others: characteristics, instruments time period, purchase option features, step-up features, returns level, and ratings (if any);
210
b) Kecukupan permodalan yang berisi penjelasan I.4.c.a.1).b) mengenai pendekatan yang digunakan Bank dalam menilai kecukupan modal untuk mendukung aktivitas yang dilakukan, baik saat ini maupun yang akan datang. Capital adequacy which consist of explanation on the approach used by the Bank in valuing the capital adequacy to support the existing activities, both at present time or in the future.
280-283
Pengungkapan kuantitatif mengenai struktur permodalan I.4.c.a.2) Bank sebagaimana dimaksud pada Tabel 1.a dan Tabel 1.b. Quantitative disclosures regarding Bank’s capital structure as stated in the Table 1.a and Table 1.b.
210
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen I.4.c.b Risiko Risk Exposure Disclosure and Risk Management Implementation
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
1)
2)
Annual Report 2014 (Page)
Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko I.4.c.b.1) Bank secara umum, yang mencakup infor-masi mengenai: The disclosure on Bank’s Risk Management implementation in general, which covering information on: a)
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; I.4.c.b.1).a) eksi; | Active supervision of the Board of Commissioners and Directors;
270, 203
b)
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit I.4.c.b.1).b) Adequacy of policies, procedures, and limit stipulations
200-205
c)
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, I.4.c.b.1).c) pemantauan, dan pengendalian risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko; Adequacy of identification process, measurements, monitoring, and risk control, as well as Risk Management Information System;
200-205
d)
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Comprehensive internal control system.
I.4.c.b.1).d)
Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan I.4.c.b.2) Manajemen Risiko Bank secara khusus, yang terdiri dari Disclosure on risk exposure and Bank Risk Management specific implementation, which consist of: a)
Risiko Kredit, yang mencakup Credit Risk, which covering:
I.4.c.b.2).a)
(1)
I.4.c.b.2).a).(1)
Pengungkapan umum, yang terdiri dari: General disclosures, which consist of: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup I.4.c.b.2).a).(1).(a) antara lain: Qualitative disclosures, which consist of among others: I.
informasi mengenai penerapan I.4.c.b.2).a).(1).(a).I manajemen risiko untuk risiko kredit, termasuk: Information on risk management implementation for credit risk, including: I.1 organisasi manajemen risiko kredit; I . 4 . c . b . 2 ) . a ) . ( 1 ) . 160-161, 209 credit risk management organization; (a).I.I.1 I.2 strategi manajemen risiko kredit I . 4 . c . b . 2 ) . a ) . ( 1 ) . 209 untuk aktivitas yang memiliki (a).I.I.2 eksposur risiko kredit yang signifikan; credit risk management strategy for activities with significant credit risk exposures; I.3 kebijakan pengelolaan risiko I . 4 . c . b . 2 ) . a ) . ( 1 ) . 209 (a).I.I.3 konsentrasi kredit; dan credit concentration risk management policy;
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
333
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
Annual Report 2014 (Page)
I.4 mekanisme pengukuran dan I . 4 . c . b . 2 ) . a ) . ( 1 ) . 209-211 pengendalian risiko kredit. (a).I.I.4 credit risk control and measurement mechanism. II.
definisi tagihan yang telah jatuh I.4.c.b.2).a).(1).(a).II tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/ impairment; dan receivables definition which was matured and receivables with impairment; and
212
III. penjelasan mengenai pendekatan I.4.c.b.2).a).(1).(a). 214 yang digunakan untuk pembentukan III Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN. explanation of approach used to set the allowance for the impairment losses (CKPN) individually and collectivelly, as well as statistic methods used in the CKPN calculation. (b)
Pengungkapan kuantitatif sebagaimana I.4.c.b.2).a).(1).(b) dimaksud pada Tabel 2.1.a sampai dengan Tabel 2.6.b, yang mencakup: Quantitative disclosures as stated on Tabel 2.1.a up to Tabel 2.6.b, which covering: I.
Pengungkapan Tagihan Bersih I.4.c.b.2).a).(1).(b).I Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel 2.1.a dan Tabel 2.1.b; The Disclosure of Net Receivables Based on Regions as stated on Table 2.1.a and Table 2.1.b;
216-217
II.
Pengungkapan Tagihan Bersih I.4.c.b.2).a).(1).(b).II 218-219 Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak sebagaimana Tabel 2.2.a dan Tabel 2.2.b; The Disclosure of Net Receivables Based on Contract Term Remainder as stated on Table 2.2.a and Table 2.2.b; ;
III. Pengungkapan Tagihan Bersih I.4.c.b.2).a).(1).(b). 220-221 Berdasarkan Sektor Ekonomi III sebagaimana Tabel 2.3.a dan Tabel 2.3.b; The Disclosure of Net Receivables Based on Economic Sector as stated on Table 2.3.a and Table 2.3.b; IV. Pengungkapan Tagihan dan I.4.c.b.2).a).(1).(b). 224-225, Pencadangan Berdasarkan Wilayah IV sebagaimana Tabel 2.4.a dan Tabel 2.4.b; The Disclosure of Receivables and Provisions Based on Region as stated on Table 2.4.a and Table 2.4.b;
334
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
V.
(2)
Annual Report 2014 (Page)
Pengungkapan Tagihan dan I.4.c.b.2).a).(1).(b).V 226-227 Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana Tabel 2.5.a dan Tabel 2.5.b; The Disclosure of Receivables and Provisions Based on Economic Sector as stated on Table 2.5.a and Table 2.5.b
Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan I.4.c.b.2).a).(2). Standar, yang terdiri dari: Credit Risk Disclosure with the Standardized Approach, which consist of: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: I.4.c.b.2).a).(2).(a) Qualitative disclosures, which covering: I.
informasi mengenai kebijakan I.4.c.b.2).a).(2).(a).I penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit; Information on policy to utilize ratings in the calculation on Risk Weighted Assets (RWA) for credit risk
280-282
II.
kategori portofolio yang menggunakan I.4.c.b.2).a).(2).(a).II peringkat; portfolio category that utilize ratings;
234-235
III. lembaga pemeringkat digunakan; dan hired ratings institutions; and
yang I.4.c.b.2).a).(2).(a). 234-235 III
IV. pengungkapan risiko kredit pihak I.4.c.b.2).a).(2).(a). 236-237 lawan (counterparty credit risk), IV termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/diserahkan oleh Bank. counterparty credit risk disclosure, including mitigation instruments that usually accepted/presented by the Bank. (b)
Pengungkapan kuantitatif sebagaimana I.4.c.b.2).a).(2).(b) dimaksud pada Tabel 3.1.a sampai dengan Tabel 3.2.c.2, yang mencakup: Quantitative disclosures as stated on Table 3.1.a up to Table 3.2.c.2, which consist of: I
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Pengungkapan Tagihan Bersih I.4.c.b.2).a).(2).(b).I Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat sebagaimana Tabel 3.1.a dan Tabel 3.1.b; The Disclosure of Net Receivables Based on Portfolio Category and Ratings Scale as stated on Table 3.1.a and Table 3.1.b; and
234-235
335
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
II.
(3)
Annual Report 2014 (Page)
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak I.4.c.b.2).a).(2).(b).II 236-237 Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana Tabel 3.2.a, Tabel 3.2.b.1, Tabel 3.2.b.2, Tabel 3.2.c.1, dan Tabel 3.2.c.2 The Disclosure of Counterparty Credit Risk as stated on Table 3.2.a, Table 3.2.b.1, Table 3.2.b.2, Table 3.2.c.1 and Table 3.2.c.2
Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan I.4.c.b.2).a).(3) menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri dari: Credit Risk Mitigation Disclosure with Standardized Approach, which consist of: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: I.4.c.b.2).a).(3).(a) Qualitative disclosures, which covered: I.
informasi mengenai kebijakan Bank I.4.c.b.2).a).(3).(a).I untuk jenis agunan utama yang diterima; Information on Bank policy for main collateral types;
211
II.
kebijakan, prosedur, dan proses untuk I.4.c.b.2).a).(3).(a).II menilai dan mengelola agunan; policies, procedures, and process to assess and manage the collateral;
211
III. pihak-pihak utama pemberi jaminan/ I.4.c.b.2).a).(3).(a). 211-213 garansi dan kelayakan kredit III (creditworthiness) dari pihak-pihak tersebut; the main parties that provide guarantees and creditworthiness from the said parties; IV. informasi tingkat konsentrasi yang I.4.c.b.2).a).(3).(a). 211 ditimbulkan dari penggunaan teknik IV mitigasi risiko kredit. information on concentration level derived from the credit risk mitigation techniques. (b)
Pengungkapan kuantitatif sebagaimana I.4.c.b.2).a).(3).(b) dimaksud pada Tabel 4.1.a sampai dengan Tabel 4.2.b, yang mencakup: quantitative disclosures as sated on Table 4.1.a up to Table 4.2.b, which covered: I.
336
Pengungkapan Tagihan Bersih I.4.c.b.2).a).(3).(b).I Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit sebagaimana Tabel 4.1.a dan Tabel 4.1.b; dan The Disclosure of Net Receivables Based on Risk Weight after Calculating Credit Risk Mitigation Impact as stated on the Table 4.1.a and Table 4.1.b; and
238-243
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
II.
(4)
Laporan Tahunan 2015 (Halaman) Annual Report 2014 (Page)
Pengungkapan Tagihan Bersih I.4.c.b.2).a).(3).(b).II 244-249 dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit sebagaimana Tabel 4.2.a dan Tabel 4.2.b. The Disclosure of Net Receivables and Credit Risk Mitigation Techniques as stated on Table 4.2.a and Table 4.2.b.
Pengungkapan Sekuritisasi Aset, yang terdiri I.4.c.b.2).a).(4) dari: Assets Securitisation Disclosure, which consist of:
N/A
(a)
N/A
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup I.4.c.b.2).a).(4).(a) antara lain: Qualitative disclosure, which among others consist of: I.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
pengungkapan umum manajemen I.4.c.b.2).a).(4).(a).I risiko, yang mencakup hal-hal seperti tujuan Bank melakukan aktivitas sekuritisasi aset, sejauh mana aktivitas sekuritisasi aset yang dilakukan dapat memindahkan risiko kredit dari Bank ke pihak lain atas transaksi yang menjadi underlyingaktivitas sekuritisasi aset, fungsi yang dijalankan Bank dalam aktivitas sekuritisasi aset, dan penjelasan mengenai keterlibatan Bank dalam setiap fungsi; risk management general disclosure, which covered matters such as Bank’s objectives in assets securitization activities, in which the assets securitization activities can replace credit risk from Bank to other parties on activities that become the underlying of assets securitization activities, functions managed by the Bank in assets securitization activities, and explanation on Bank’s involvement in every function;
N/A
337
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
II.
Annual Report 2014 (Page)
ringkasan kebijakan akuntansi untuk I.4.c.b.2).a).(4).(a).II aktivitas sekuritisasi aset, yang mencakup antara lain transaksi yang diperlakukan sebagai penjualan atau pendanaan, pengakuan keuntungan dari aktivitas sekuritisasi, termasuk perubahan dari periode sebelumnya dan dampak dari perubahan dimaksud; dan accounting policy summary for assets securitization activities, which consist of transactions treated as sales or financing, gain recognition from securitization activities, and assumption used to value the availability of continuous involvement from securitization activities, including the changes from the previous periods and impact from the concerned changes; and
N/A
III. nama lembaga pemeringkat yang I.4.c.b.2).a).(4).(a). N/A digunakan dalam aktivitas Sekuritisasi III aset dan eksposur sekuritisasi aset yang diperingkat oleh lembaga pemeringkat dimaksud. ratings institution name used for the assets securitization activities, and assets securitization exposures which was rated by the concerned ratings institution. (b)
338
Pengungkapan kuantitatif sebagaimana I.4.c.b.2).a).(4).(b) dimaksud pada Tabel 5.1.a sampai dengan Tabel 5.2.b, yang mencakup: Quantitative dislcosure as stated on Table 5.1.a up to Table 5.2.b, which covered:
N/A
I
Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi I.4.c.b.2).a).(4).(b).I sebagaimana Tabel 5.1.a dan Tabel 5.1.b; dan Securitization Transactions Disclosure as stated on Table 5.1.a and Table 5.1.b; and
N/A
II
Ringkasan Aktivitas Transaksi I.4.c.b.2).a).(4).(b).II N/A Sekuritisasi dimana Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal sebagaimana Tabel 5.2.a dan Tabel 5.2.b. | Summary of Securitization Transaction Activities whereby the Bank Acts as Initial Creditors as stated on Table 5.2.a and Table 5.2.b
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
(5)
b)
Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR I.4.c.b.2).a).(5) Risiko Kredit Pendekatan Standar sebagaimana dimaksud pada Tabel 6.1.1 sampai dengan Tabel 6.2.7. Quantitative disclosure of RWA Calculation of Credit Risk Standardized Approach as stated on Table 6.1.1 up to Table 6.2.7.
Risiko Pasar, yang mencakup: Market Risk, which covered: (1)
Annual Report 2014 (Page)
I.4.c.b.2).b)
N/A
260-270
Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan I.4.c.b.2).b).(1) Metode Standar, yang antara lain terdiri atas: Market risk calculation with Standard Method, which among others consist of:
260
(a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup I.4.c.b.2).b).(1).(a) antara lain: Qualitative disclosures, which among others consist of:
260
I
N/A
informasi mengenai penerapan I.4.c.b.2).b).(1).(a).I manajemen risiko termasuk: Information on risk management implementation:
I.1 organisasi manajemen risiko pasar; I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 1 ) . N/A market risk management organization; (a).I.I.1 I.2 pengelolaan portofolio trading I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 1 ) . N/A book dan banking book serta (a).I.I.2 metodologi valuasi yang digunakan; dan trading book and banking book portfolios management as well as valuation methodology; I.3 mekanisme pengukuran risiko I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 1 ) . N/A pasar untuk keperluan pemantauan (a).I.I.3 risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan mod-al, baik pada banking book maupun trading book. market risk measurement mechanism for risk monitoring periodically and capital adequacy calculation, both in banking book or trading book. II.
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
cakupan portofolio (trading dan I.4.c.b.2).b).(1).(a).II 279 banking book) yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM); dan portfolio coverage of (trading and banking book) which was calculated in the Capital Adequacy Ratio (CAR); and
339
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
Annual Report 2014 (Page)
III. langkah-langkah dan rencana dalam I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 1 ) . 260-267 mengantisipasi risiko pasar atas (a).I.III transaksi mata uang asing baik karena perubahan kurs maupun fluktuasi suku bunga, termasuk penjelasan mengenai semua measures and plans in anticipating market risk on foreign exchange transactions both the to the exchange or interest rates fluctuation, including explanation on funds provision and commitment without protections or hedging, as well as liabilities with fluctuated interest rates or are not previously determined. (b)
(2)
Pengungkapan kuantitatif yang paling I.4.c.b.2).b).(1).(b) kurang mencakup pengungkapan risiko pasar menggunakan metode standar sebagaimana dimaksud pada Tabel 7.1. Quantitative exposures which at least consist of market risk disclosures using standardized method as stated on Table 7.1.
Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan I.4.c.b.2).b).(2) Model Internal, yang terdiri atas: market risk calculation with Internal Model, which consist of: (a)
261
N/A
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup I.4.c.b.2).b).(2).(a) antara lain: Qualitative disclosures, which among others consist of:
N/A
I
N/A
informasi mengenai penerapan I.4.c.b.2).b).(2).(a).I manajemen risiko, termasuk: irisk management implementation information, including:
I.1 organisasi manajemen risiko pasar; I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 2 ) . N/A market risk management organization; (a).I.I.1 I.2 pengelolaan portofolio trading I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 2 ) . N/A bookserta metodologi valuasi yang (a).I.I.2 digunakan; dan yang digunakan; dan trading book portfolio management as well as valuation methodology; and I.3 mekanisme pengukuran risiko I . 4 . c . b . 2 ) . b ) . ( 2 ) . N/A pasar untuk keperluan pemantauan (a).I.I.3 risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan modal pada trading book. market risk measurement mechanism to monitor risk periodically and calculating capital adequacy on trading book.
340
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
(b)
c)
II
portofolio yang tercakup dalam Model I.4.c.b.2).b).(2).(a).II N/A Internal dan kebijakan valuasi yang digunakan untuk menghitung posisi dalam trading book; portfolio which covered in Internal Model and valuation policy used to calcluate position in trading book;
III
untuk setiap portofolio yang dicakup I.4.c.b.2).b).(2).(a). N/A oleh Model Internal diungkapkan III karakteristik model yang digunakan, deskripsi stress testing yang digunakan terhadap portofolio dan deskripsi pendekatan yang digunakan untuk backtesting/ validasi terhadap akurasi dan konsistensi Model Internal dan proses pengembangan model; for every portfolio covered by Internal Model to disclose the used model characteristics, stress testing description used on portfolio and approach description used to do back testing/validation towards the accuracy and consistency of Internal Model and model development process;
IV
portofolio yang menggunakan Model I.4.c.b.2).b).(2).(a). N/A Internal yang telah disetujui oleh Bank IV Indonesia; dan portofolio yang menggunakan Model portfolio that used the Internal Model approved by Bank Indonesia; and
V
jumlah frekuensi penyimpangan I.4.c.b.2).b).(2).(a).V N/A antara Value at Risk (VaR) dan kerugian aktual selama periode laporan. total fraud frequency between Value at Risk (VaR) and actual losses during reporting period.
Pengungkapan kuantitatif, yang paling I.4.c.b.2).b).(2).(b) kurang mencakup Pengungkapan risiko pasar dengan menggunakan model internal (Value at Risk/ VaR) sebagaimana Tabel 7.2.a dan Tabel 7.2.b. Quantitative disclosures, which at least consist of market risk disclosure by using internal model (Value at Risk/ VaR) as stated on Table 7.2.a and Table 7.2.b.
Risiko Operasional, yang mencakup Operational Risk, which covered:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
Annual Report 2014 (Page)
N/A
I.4.c.b.2).c).
341
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
(1)
(2)
d)
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain I.4.c.b.2).c).(1) mencakup informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko operasional, termasuk: Qualitative disclosures, which among others consist of information on risk management implementation for operational risk, including:
270-277
(a)
organisasi manajemen risiko operasional; I.4.c.b.2).c).(1).(a) operational risk management organization;
270-277
(b)
mekanisme yang digunakan Bank untuk I.4.c.b.2).c).(1).(b) mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional; dan mechanism used by the Bank to identify and measure operational risk; and
270-277
(c)
mekanisme untuk memitigasi risiko I.4.c.b.2).c).(1).(c) operasional. mechanism to mitigate operational risk.
270-277
Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko I.4.c.b.2).c).(2) operasional, sebagaimana dimaksud pada Tabel 8.1.a dan Tabel 8.1.b. Quantitative disclosures on operational risk, as stated on Table 8.1.a and Table 8.1.b.
Risiko Likuiditas, yang mencakup: Liquidity Risk, which covered: (1)
(2)
I.4.c.b.2).d)
270-277
267-268
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain I.4.c.b.2).d).(1) mencakup informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas, termasuk: manajemen risiko untuk risiko likuiditas, termasuk: Qualitative disclosures, which among others consist of information on risk management implementation for liquidity risk, including:
267-268
(a)
organisasi manajemen risiko likuiditas; liquidity risk management organization;
I.4.c.b.2).d).(1).(a)
267-268
(b)
indikator peringatan dini permasalahan I.4.c.b.2).d).(1).(b) likuiditas; dan early indicators on liquidity issues; and
267-268
(c)
mekanisme pengukuran dan pengendalian I.4.c.b.2).d).(1).(c) risiko likuiditas mechanism of liquidity risk measurement and control.
267-268
Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko I.4.c.b.2).d).(2) likuiditas, yang paling kurang mencakup: Quantitative disclosures on liquidity risk, which at least consist of: (a)
342
Annual Report 2014 (Page)
Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah I.4.c.b.2).d).(2).(a) sebagaimana dimaksud pada Tabel 9.1.a dan Tabel 9.1.b; dan The disclosure of Rupiah Maturity Profile as stated on Table 9.1.a and Table 9.1.b; and
267-268
272-273
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
(b)
e)
f)
g)
Annual Report 2014 (Page)
Pengungkapan Profil Maturitas Valas I.4.c.b.2).d).(2).(b) sebagaimana dimaksud pada Tabel 9.2.a dan Tabel 9.2.b. The disclosure of Foreign Exchange Maturity Profile as stated on Table 9.2.a and Table 9.2.b.
274-275
Risiko Hukum, yang berisi pengungkapan kualitatif I.4.c.b.2).e) mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko hukum yang antara lain mencakup: Legal Risk, which contained qualitative disclosures on risk management implementation for legal risk that among others consist of:
206
(1)
organisasi manajemen risiko hukum; dan legal risk management organization; and
I.4.c.b.2).e).(1)
206
(2)
mekanisme pengendalian risiko hukum. legal risk control mechanism
I.4.c.b.2).e).(2)
206
Risiko Stratejik, yang mengungkapkan informasi I.4.c.b.2).f) kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko stratejik yang antara lain mencakup: Strategic Risk, which disclosed qualitative information on risk management implementation for strategic risk that among others consist of:
206
(1)
organisasi manajemen risiko strategic risk management organization
I.4.c.b.2).f).(1)
206
(2)
kebijakan yang memungkinkan Bank untuk I.4.c.b.2).f).(2) dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal; dan policy that enabled the Bank to identify and respond on business environment changes, both externally and internally; and
206
(3)
mekanisme untuk mengukur kemajuan yang I.4.c.b.2).f).(3) dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan. mechanism to measure achieved progress from the set business plan.
206
Risiko Kepatuhan, yang mengungkapkan informasi I.4.c.b.2).g) kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan yang antara lain mencakup: Compliance Risk, which disclosed qualitative information on risk management implementation for compliance risk that among others consist of:
207-208
(1)
207-208
organisasi manajemen risiko kepatuhan compliance risk management organization;
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
I.4.c.b.2).g).(1)
343
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
h)
5
Annual Report 2014 (Page)
(2)
strategi manajemen risiko dan efektivitas I.4.c.b.2).g).(2) penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan, dan/atau peraturan perundangundangan yang berlaku; dan risk management strategy and risk management implementation effectiveness for compliance risk, especially in order to ensure the formulation of policy and procedure has been in accordance with the prevailing standards in general, provisions, and/or prevailing laws; and
207-208
(3)
mekanisme pemantauan dan pengendalian I.4.c.b.2).g).(3) risiko kepatuhan. compliance risk monitoring and control mechanism.
207-208
Risiko Reputasi, yang mengungkapkan informasi I.4.c.b.2).h) kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko reputasi yang antara lain mencakup Reputation Risk, which disclosed qualitative information on risk management implementation for reputation risk that among others consist of:
206-207
(1)
organisasi manajemen risiko reputasi, termasuk I.4.c.b.2).h).(1) pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko reputasi oleh unit-unit terkait (Corporate Secretary, Humas, dan unit bisnis terkait); reputation risk management organization, including risk management implementation for reputation risk by related units (Corporate Secretary, Public Relations, and relevant business units);
206-207
(2)
kebijakan dan mekanisme dalam rangka I.4.c.b.2).h).(2) meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi; dan policy and mechanism in order to improve service quality to the customers and other stakeholders to control reputation risk; and
206-207
(3)
pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis. management of reputation risk during crisis
206-207
I.4.c.b.2).h).(3)
Aspek Transparansi sesuai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan I.5 Transparency Aspect in accordance with Financial Report Quarterly Publication Laporan Keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam butir 2.a dan butir 2.b wajib dilengkapi dengan seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana dipersyaratkan untuk laporan keuangan publikasi triwulanan. Annual Financial Report as stated on point 2.a and point 2.b shall be completed with all disclosure aspects as required for the quarterly publication of financial report Pengungkapan tersebut paling kurang mencakup: The disclosure at least consist of:
344
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
a.
transaksi spot dan transaksi derivatif spot and derivative transactions;
b.
jumlah dan kualitas aset produktif dan informasi lainnya, antara lain I.5.b untuk: total and quality of earning assets and other information, among others for:
c.
d. 6
Annual Report 2014 (Page) I.5.a
236, 118-119
1)
penyediaan dana kepada pihak terkait; provision of funds to related parties;
I.5.b.1)
178
2)
penyediaan dana kepada debitur Usaha Mikro, Kecil, dan I.5.b.2) Menengah (UMKM); provision of funds to the debtors of Micro, Small and Medium Enterprises (MSME);
N/A
3)
kredit yang memerlukan perhatian khusus (antara lain kredit I.5.b.3) yang direstrukturisasi dan kredit properti); dan credit with special mention (among others restructuring credit and property credit); and
N/A
4)
Jumlah cadangan penyisihan kerugian total allowance for impairment losses;
I.5.b.4)
105, 230-231
I.5.c
4-5, 113-121
rasio keuangan Bank, antara lain: Bank financial ratio, among others: 1)
persentase pelanggaran dan pelampauan Batas Maksimum I.5.c.1) Pemberian Kredit (BMPK); dan percentage of violations and over limit of Credit Extension Maximum Limit (BMPK); and
N/A
2)
rasio Posisi Devisa Neto (PDN); dan ratio of Foreign Currency Net Open Position (NOP); and
I.5.c.2)
5
I.5.d
114-115, 210, 279
perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). calculation of Capital Adequacy Ratio (CAR).
Aspek Pengungkapan yang terkait dengan Kelompok Usaha Bank wajib I.6 memuat informasi yang terkait dengan kegiatan didalam kelompok usaha, yang terdiri atas: Disclosure aspect related to the Bank Business Group shall include information related to the activity in business group, which consist of:
24-51
a.
38-41, 46-51
struktur kelompok usaha Bank, yang paling kurang terdiri atas: Bank business group structure, which at least consist of:
I.6.a
(1) struktur kelompok usaha Bank, yang disajikan mulai dari Bank, I.6.a.(1) perusahaan anak, perusahaan afiliasi, perusahaan induk di bidang keuangan, dan/atau perusahaan induk sampai dengan pemegang saham pengendali terakhir (ultimate shareholder); Bank business group structure, which is presented from the Bank, subsidiaries, affiliated companies, holding companies in financial fields, and/or holding company up to the ultimate shareholders;
38-41, 46-51
(2) struktur keterkaitan kepengurusan dalam kelompok usaha I.6.a.(2) Bank; dan structure related to the management in the Bank’s business group; and
38-41
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
345
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
b.
346
Annual Report 2014 (Page)
(3) pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham I.6.a.(3) lain (shareholders acting in concert). Pengertian pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain adalah pemegang saham perorangan atau perusahaan/ badan hukum yang memiliki tujuan bersama yaitu mengendalikan Bank, berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian. the shareholders that acted as shareholders acting in concert. The meaning of shareholders acting in concert is the individual or corporate/legal institution shareholders that have joint objectives namely controling the Bank, based on or not-based on any agreeement.
46-47
transaksi antara Bank dengan pihak-pihak berelasi dalam kelompok I.6.b usaha Bank, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: transactions between Bank with related parties in the Bank business group, by taking
116-121
(1) informasi transaksi dengan pihak-pihak berelasi disajikan I.6.b.(1) baik yang dilakukan Bank maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau badan hukum di dalam kelompok usaha Bank yang bergerak di bidang keuangan; transaction information with related parties presented both by Bank and by every company or legal institution in the Bank business group that engaged in financial field;
116-121
(2) pihak-pihak yang berelasi adalah pihak-pihak sebagaimana I.6.b.(2) diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku; related parties is the party as stipulated in theprevailing Financial Accounting Standard Statements (FASF);
116-121
(3) jenis transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, antara lain I.6.b.(3) meliputi: transaction types with related parties, among others are
116-121
a)
kepemilikan silang (cross shareholdings); cross shareholdings:
I.6.b.(3).a)
b)
transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak untuk I.6.b.(3).b) kepentingan kelompok usaha yang lain; transaction from a business group that acted for the interest of other business group;
c)
pengelolaan likuiditas jangka pendek dalam kelompok I.6.b.(3).c) usaha; management of current liquidity in business group;
d)
penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh I.6.b.(3).d) perusahaan lain dalam satu kelompok usaha; provision of funds that was given or accepted by other company in a business group;
e)
eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara lain I.6.b.(3).e) dalam bentuk pinjaman, komitmen dan kontinjensi; dan exposure to the majority shareholders among others in loans, commitments and contingencies; and
f)
pembelian, penjualan dan/atau penyewaan aset dengan I.6.b.(3).f) perusahaan lain dalam suatu kelompok usaha, termasuk yang dilakukan dengan repurchase agreement. purchase, sales and/or rental of assets with other company in a business group, including the repurchase agreement.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Surat Edaran Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Circular Letter of Bank Indonesia No : 14/35/DPNP, 10 Dec 2012 Annual Reports of Commercial Banks and Certain Annual Reports Presented to Bank Indonesia Laporan Tahunan 2015 (Halaman)
Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description Outline of SEBI : 14/35/ DPNP Detail Description
c.
Annual Report 2014 (Page)
pemberian penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang I.6.c dapat dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan atau badan hukum yang berada dalam satu kelompok usaha dengan Bank kepada debitur yang telah memperoleh penyediaan dana dari Bank. provision of funds, commitments or other facilities that can be appropriated from every company or legal institution in a business group with the Bank to the debtors that received the funds provision from the Bank.
7.
Aspek Pengungkapan sesuai Standar Akuntansi Keuangan Aspek pengungkapan I.7 (disclosure) lain sebagaimana diwajibkan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dalam hal belum tercakup dalam angka 1 sampai dengan angka 6 di atas. Disclosure Aspects in accordance with Financial Accounting Standard of other disclosure aspects as obligated in the prevailing Financial Accounting Standard, in the event of exclusion from point 1 up to point 6 above.
8.
Informasi Lain Other Information
178
I.8
Cakupan dalam informasi lain terdiri dari: The coverage in other information are as follows: a.
aset Bank yang dijaminkan; guaranteed Bank’s assets;
I.8.a
N/A
b.
transaksi-transaksi penting lainnya dalam jumlah yang signifikan; I.8.b dan aset Bank yang dijaminkan; guaranteed Bank’s assets;
N/A
c.
informasi kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan Publik subsequent event after 31 March 2015
115
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
I.8.c
347
REFERENSI PERATURAN OJKKRITERIA ARA 2015
FINANCIAL SERVICES AUTHORITY (FSA) REFERENCES 2015
II
CAKUPAN LAPORAN TAHUNAN Scope of Annual Report Laporan Tahunan paling kurang mencakup hal-hal sebagai berikut: Annual Report should at least include: 1
Informasi umum General Information Informasi Umum dalam Laporan Tahunan paling kurang memuat: General Information in Annual Report should at least include: a. Kepengurusan :susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif beserta jabatan, dan ringkasan riwayat hidupnya Management, covering the Board of Commissioners, Board of Directors, and executive officers including their positions and CVs
64-71
b.
46
Rincian Kepemilikan; berupa nama pemilik dan persentase kepemilikan saham; Details on Shareholders, including the names and the number of shares;
c. Perkembangan usaha Bank dan kelompok usaha Bank; yang memuat data mengenai: Bank business development and bank business group including Sharia Business Unit (if any) among other:
d.
348
1)
ikhtisar data keuangan penting, yang paling kurang mencakup pendapatan bunga bersih, laba operasional, laba sebelum pajak, laba bersih, laba bersih per saham, aset produktif, dana pihak ketiga, pinjaman diterima, total biaya dana (cost of fund), modal sendiri, jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor; dan Summary on important financial data should at least include distribution of net interest income, revenue, profit before tax, net profit, earnings per share, earning assets, third party funds, fund borrowings, cost of funds, capital, number of shares of issued and fully paid up capital; and
3-5
2)
informasi kinerja keuangan dan rasio keuangan sebagaimana dimaksud dalam Laporan Publikasi Triwulanan Performance and financial ratios as presented in Quarterly Financial Statements
5
strategi dan kebijakan manajemen dalam pengembangan usaha Bank Strategy and management policy used in developing the Bank’s business, include Sharia Business Unit (if any)
16-21
e. Laporan manajemen yang memuat informasi mengenai pengelolaan Bankdan paling kurang mencakup: Management report providing information regarding Bank management include Sharia Business Unit (if any) among other:
6-21
1)
struktur organisasi; Organization Structure;
38
2)
aktivitas utama; Main activities;
32-35
3)
teknologi informasi Information Technology
138-143
4)
jenis produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk penyaluran kredit kepada debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Type of product and services offered including micro, small and medium enterprise lending (UMKM)
77-97, 300301
5)
tingkat suku bunga penghimpunan dan penyediaan dana; Interest rates of funds and provision of funds;
110-112
6)
perkembangan perekonomian dan target pasar; Economic development and market target;
74-103
7)
jaringan kerja dan mitra usaha baik di dalam dan/atau diluar negeri; Local and foreign network and business partners;
302-303
8)
jumlah, jenis, dan lokasi kantor; Number, type and locations of offices;
302-303
9)
kepemilikan Direksi, Komisaris, dan pemegang saham dalam kelompok usaha Bank; Ownership of Board of Directors, Commissioners and shareholders in the bank business group;
46
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2
10) perubahan-perubahan penting yang terjadi di Bank dan kelompok usaha Bank dalam tahun yang bersangkutan; important changes occurring in the bank and bank business group during the year under review;
N/A
11) hal-hal penting yang diperkirakan terjadi di masa mendatang; dan forecasted important things that may happen in the future;
115-116
12) sumber daya manusia, meliputi jumlah, struktur pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia. human resources, including the number, educational structure, training and development.
42-45
Laporan Keuangan Tahunan Annual Financial Statements Laporan Keuangan Tahunan paling kurang mencakup: a.
Laporan keuangan individual, terdiri atas: Individual Financial Report, consist of:
b.
c.
1)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Statement of Financial Position (Balance Sheet);
5-7, 110-111
2)
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain; Statement of Income and Other Comprehensive Income;
3-7, 106-111
3)
Laporan Perubahan Ekuitas; Statement of Changes in Equity;
5-7, 114
4)
Laporan Arus Kas; Statement of Cash Flows, and;
5-7, 114-115
5)
catatan atas Laporan Keuangan, termasuk informasi mengenai komitmen dan kontinjensi; notes to the Financial Statements, including information on commitments and contingencies;
117
Laporan keuangan konsolidasian bagi Bank yang memiliki Entitas Anak, paling sedikit terdiri atas Consolidated Financial Statements of the Bank and its Subsidiaries, which consist of at least:
N/A
1)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Statement of Financial Position (Balance Sheet);
2)
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Statement of Income and Other Comprehensive Income;
3)
Laporan Perubahan Ekuitas; dan Statement of Changes in Equity; and
4)
Laporan Komitmen dan Kontinjensi Statement of Commitment and Contingencies.
Laporan keuangan bagi Bank yang merupakan bagian dari kelompok usaha Financial statements for Banks that are a part of a business group. 1)
Bank yang merupakan bagian dari kelompok usaha menambahkan informasi mengenai: Banks that are a part of a business group, is also required to submit information consisting of: a)
"Laporan Keuangan Konsolidasian Entitas Induk yang meliputi Laporan Keuangan seluruh entitas dalam kelompok usaha di bidang keuangan; atau" Parent Company Consolidated Financial Statements includes financial report all entities in the group, in financial sector; or
b)
"Laporan Keuangan Konsolidasian Entitas Induk yang meliputi Laporan Keuangan seluruh entitas dalam kelompok usaha di bidang keuangan dan non keuangan" Parent Company Consolidated Financial Statements includes financial report all entities in the group, in financial and non financial sector.
2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a), paling sedikit terdiri atas: Financial Statements as referred in point a, which at least includes:
3
a)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca); Statement of Financial Position (Balance Sheet);
b)
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Statement of Income and Other Comprehensive Income
c)
Laporan Perubahan Ekuitas; Statement of Changes in Equity;
d)
Laporan Komitmen dan Kontinjensi Statement of Commitments and Contingencies
N/A
N/A
Informasi kinerja keuangan, terdiri atas Financial Performance, consisting of a
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Calculation of Capital Adequacy Ratio (CAR)
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
215-216
349
b
Jumlah dan kualitas aset produktif serta Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang paling sedikit memberikan informasi pengelompokan: Quantity and quality of Earning Assets and Allowance for Impairment Losses (CKPN), which at least information grouping:
4, 5
1) Instrumen keuangan Financial instruments;
278
2) Penyediaan dana kepada pihak terkait; Provision of funds to related parties;
N/A
3) Kredit kepada debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Loans to Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) debtors;
86-88
4) Kredit yang memerlukan perhatian khusus (antara lain kredit yang direstrukturisasi dan kredit properti); dan Loans classified as special mention (including restructured loans and property loans), and
92-95
5) Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) yang wajib dibentuk berdasarkan instrumen keuangan Allowance for losses on assets (PPA) that should be maintained based on financial instruments
N/A
c Rasio keuangan, paling sedikit meliputi: Bank financial ratios, among others: 1)
d
Rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) Capital Adequacy Ratio (CAR)
115-117
2) Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA);
115-117
3) Return on Equity (ROE); Return on Equity (ROE);
115-117
4) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO); Operating Expenses to Operating Income Ratio;
115-117
5) Persentase Pelanggaran dan Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); dan Percentage of Violation and Lending in Excess of Legal Lending Limit; and
115-117
6) Rasio Posisi Devisi Neto (PDN) Net Open Position (NOP).
115-117
Transaksi Spot dan Transaksi Derivatif Spot and Derivative transactions;
78-80
e Informasi komposisi pemegang saham dan susunan pengurus Structure of the management relationship in the bank’s business 3
46, 64-72
Opini dari Akuntan Publik Public Accountant’s opinion Opini dari Akuntan Publik antara lain memuat pendapat atas Laporan Keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka 2. Public Accountant’s opinion on the financial statement which contains opinion of Financial Statements as referred in number 2.
4
Pengungkapan permodalan dan praktek manajemen risiko yang diterapkan Bank, paling sedikit meliputi uraian jenis risiko dan potensi kerugian yang dihadapi Bank, memperhatikan hal-hal Capital disclosure and risk management implementation, at least include information about risk profile and possible loss that may occur, taking into account the following matters: a.
Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan transparansi kepada masyarakat dengan pemenuhan persyaratan minimum sehingga masyarakat dapat menilai profil risiko dan kecukupan permodalan Bank Capital disclosure and risk exposure disclosure and risk management implementation aims to enhance transparency to the public by determining minimum requirements of disclosure, so that the public can assess the risk profile and capital adequacy of the bank.
278-283
b.
Bank harus memiliki kebijakan tertulis yang disetujui oleh Direksi, antara lain mengenai isi pengungkapan yang akan dilaporkan dan pengendalian intern dalam proses pengungkapan The Bank should have written policy approved by the Board of Directors regarding the disclosures to be reported and internal controls in the disclosure process.
215
c.
Pengungkapan permodalan dan praktek manajemen risiko, terdiri atas Disclosure of capital and risk management implementation, among others: a. Pengungkapan Permodalan Capital Disclosure, Pengungkapan paling kurang mencakup: Capital Disclosure, at least cover: 1) Pengungkapan kualitatif, yang antara lain memuat informasi tentang: Qualitative disclosures, among others information about:
350
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
2) b.
a)
struktur permodalan yang memuat penjelasan mengenai instrumen modal yang diterbitkan oleh Bank antara lain: karakteristik, jangka waktu instrumen, fitur opsi beli, fitur step-up, tingkat imbal hasil, dan peringkat (apabila tersedia); dan" capital structure,covering explanation on the equity instruments issued by the bank including: characteristics, duration of instrument, callable feature, features step-up, yield rate, and rating (if available), and
210
b)
Kecukupan permodalan yang berisi penjelasan mengenai pendekatan yang digunakan Bank dalam menilai kecukupan modal untuk mendukung aktivitas yang dilakukan, baik saat ini maupun yang akan datang. capital adequacy, covering explanations on the approach used by the bank in assessing capital adequacy to support current and future activities.
280-283
Pengungkapan kuantitatif mengenai struktur permodalan Bank Quantitative disclosures covering capital structure of the Bank.
210
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Risk Exposure and Risk Management Disclosure Pengungkapan paling kurang mencakup: Disclosure at least include: 1)
2)
Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum, yang mencakup informasi mengenai: Adequacy of Risk Management Policies and Procedures, and Determination of Risk Management Limits; a)
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; Active supervision of the Board of Commissioners and the Board of Directors;
270, 203
b)
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Adequacy of Risk Identification, Measurement
200-205
c)
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta Sistem 200-205 Informasi Manajemen Risiko; dan Adequacy of Risk Identification, Measurement, Monitoring and Mitigation Processes As Well As Risk Management Information System; and
d)
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Comprehensive Internal Control System.
Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus, yang terdiri dari: Disclosure on risk exposure and implementation of bank Risk Management in particular, covering: a)
Risiko Kredit, yang mencakup: Credit Risk, Covering: (1) Pengungkapan umum, yang terdiri dari: General Disclosure, consist of: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: Qualitative Disclosure, among others: i.
(b)
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit, termasuk: information regarding the application of credit risk Management including: i.1 organisasi manajemen risiko kredit; credit risk management organization;
160-161, 229
i.2
strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan; credit risk management strategies for activities that have a significant credit risk exposure;
229
i.3
kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit; dan credit concentration risk management policies; and
229
i.4
mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit. mechanism for credit risk measurement and control.
229-212
ii definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/ impairment; dan definition of overdue receivables and impaired receivables, and
202
iii penjelasan mengenai pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN. description on the approach used for the Allowance for Loan Impairment Losses (CKPN), individually and collectively, as well as the statistical methods used in the calculation of CKPN.
214
Pengungkapan kuantitatif yang mencakup: Quantitative Disclosure, among others:
351
i.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Disclosure on Net Receivables by Region;
216-217
ii Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasark an Sisa Jangka Waktu Kontrak Disclosure on Net Receivables by Contractual Maturity;
218-219
iii Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi Disclosure on Net Receivables by Economic Sector;
220-221
iv
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah Disclosure on Receivables and Provisioning by Region;
224-225
v
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Disclosure on Receivables and Provisioning by Economic Sectors; and
226-227
vi
Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Details on Movements of Allowances for Impairment Losses.
229-230
(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang terdiri dari: Disclosure of Credit Risk using the Standardized Approach, which consists of: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: Qualitative Disclosure, among others: i.
(b)
informasi mengenai kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit; information regarding the use rating in the calculation of Risk Weighted Assets (RWA) for credit risk;
280-282
ii kategori portofolio yang menggunakan peringkat; category of portfolios that use the rating;
234-235
iii lembaga pemeringkat yang digunakan; dan rating agency; and
232-233
iv
234-235
pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/diserahkan oleh Bank. disclosure of counterparty credit risk, including types of mitigation instruments commonly accepted / delivered by the bank.
Pengungkapan kuantitatif yang mencakup: Quantitative Disclosure, among others: i
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat; dan Disclosure of net receivables by Portfolio and Rating Category; and
ii Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Disclosure on Counterparty Credit Risk
234-235
236-237
(3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri dari: Disclosure on Credit Risk Mitigation using the Standardized Approach: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: Qualitative Disclosure, among others: i
(b)
informasi mengenai kebijakan Bank untuk jenis agunan utama yang diterima; information regarding the bank’s policy for the main types of collateral accepted;
212
ii kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan; policies, procedures, and processes to assess and manage collateral;
212
iii pihak-pihak utama pemberi jaminan/garansi dan kelayakan kredit (creditworthiness) dari pihak-pihak tersebut; dan main warrantors/guarantors and their credit worthiness; and
212-213
iv
211
informasi tingkat konsentrasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit. information on concentration level arising from the use of credit risk mitigation techniques.
Pengungkapan kuantitatif yang mencakup: Quantitative Disclosure, among others: i
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit; dan Disclosure of net Receivables based on Risk Weighting after Credit Risk Mitigation; and
ii Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit Disclosure of net Receivables and Credit Risk Mitigation Techniques.
352
238-243
244-249
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(4)
Pengungkapan Sekuritisasi Aset, yang terdiri dari: Disclosure of Asset Securitization, which consists of: (a)
N/A
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: Qualitative Disclosure, among others: i
pengungkapan umum manajemen risiko, yang mencakup hal-hal seperti tujuan Bank melakukan aktivitas sekuritisasi aset, sejauh mana aktivitas sekuritisasi aset yang dilakukan dapat memindahkan risiko kredit dari Bank ke pihak lain atas transaksi yang menjadi underlyingaktivitas sekuritisasi aset, fungsi yang dijalankan Bank dalam aktivitas sekuritisasi aset, dan penjelasan mengenai keterlibatan Bank dalam setiap fungsi; general disclosure of risk management, which includes objective of asset securitization, the effectivity of securitization activities in transfering the bank’s credit risk to other party’s over any transaction that underlay the asset securitization activities, the bank’s functions in asset securitization activity, and an explanation of the bank’s involvement in those functions;
ii ringkasan kebijakan akuntansi untuk aktivitas sekuritisasi aset, yang mencakup antara lain transaksi yang diperlakukan sebagai penjualan atau pendanaan, pengakuan keuntungan dari aktivitas sekuritisasi, dan asumsi yang digunakan untuk menilai ada tidaknya keterlibatan berkelanjutan dari aktivitas sekuritisasi, termasuk perubahan dari periode sebelumnya dan dampak dari perubahan dimaksud; dan summary of accounting policies for asset securitization activities, which include, transactions treated as sales or funding, recognition of gains from securitization activities, and assumptions used to assess the presence or absence of on going involvement in the securitization activity, including changes from the previous period and the impact of those changes; and iii nama lembaga pemeringkat yang digunakan dalam aktivitas sekuritisasi aset dan eksposur sekuritisasi aset yang diperingkat oleh lembaga pemeringkat dimaksud. names of the rating used in asset securitization activities and asset securitization exposures rated by the said agency. (b)
Pengungkapan kuantitatif yang mencakup: Quanitative Disclosure, among others: i
Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi ; dan Securitization Transaction Disclosure; and
ii Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi dimana Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal. Securitization Transaction Activity Summary in which the bank acts as the Originator. (5)
b)
Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar Quantitative Disclosure of Credit Risk RWA Calculation using Standardized Approach
Risiko Pasar, yang mencakup: Market Risk which includes: (1)
Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Metode Standar, yang antara lain terdiri atas: Standardized measurement method for market risk, comprised of (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: Qualitative Disclosure, among others: i informasi mengenai penerapan manajemen risiko termasuk: information regarding the application of risk management Including: i.1
organisasi manajemen risiko pasar; market risk management organization;
i.2
pengelolaan portofolio trading book dan banking book serta metodologi valuasi yang digunakan; dan trading book and banking book portfolio management as well as the valuation methodology used; and
i.3
mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan modal, baik pada banking book maupun trading book. market risk easurement mechanism for monitoring and periodic risk and for capital adequacy calculations, both on banking book and on trading book.
ii cakupan portofolio (tradingdan banking book) yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM); dan trading book and banking book portfolio which were taken into account in the Capital Adequacy Ratio (CAR); and
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
260
260
353
(b)
iii langkah-langkah dan rencana dalam mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing baik karena perubahan kurs maupun fluktuasi suku bunga, termasuk penjelasan mengenai semua penyediaan dana dan ikatan tanpa proteksi atau lindung nilai, serta utang yang suku bunganya berfluktuasi atau yang tidak ditentukan terlebih dahulu. measures and plans to anticipate market risk on foreign currency transactions, because of changes in exchange rates and of fluctuations of interest rates, including descriptions of all fundings and contracts without protection or hedging, and debts with floating rate or not determined in advance.
260
Pengungkapan kuantitatif yang paling kurang mencakup pengungkapan risiko pasar menggunakan metode standar Quantitative Disclosures, at least including: market risk disclosures using standardized measurement methods
261
(2) Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Model Internal, yang terdiri atas: Internal model-based approach to market risk, which consists of: (a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: Qualitative Disclosure, among others: i
informasi mengenai penerapan manajemen risiko, termasuk: information regarding the application of risk management Including: i.1
organisasi manajemen risiko pasar; market risk management organization;
i.2
pengelolaan portofolio trading bookserta metodologi valuasi yang digunakan; dan trading book and banking book portfolio management; and
i.3
mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan modal pada trading book. market risk measurement mechanism for monitoring and periodic risk and for capital adequacy calculations, both on banking book and on trading book.
ii portofolio yang tercakup dalam Model Internal dan kebijakan valuasi yang digunakan untuk menghitung posisi dalam trading book; trading and banking book portfolio which were taken into account in the Minimum Capital Requirement (CAR) iii untuk setiap portofolio yang dicakup oleh Model Internal diungkapkan karakteristik model yang digunakan, deskripsi stress testingyang digunakan terhadap portofolio dan deskripsi pendekatan yang digunakan untuk backtesting/validasi terhadap akurasi dan konsistensi Model Internal dan proses pengembangan model; for each portfolio covered by the Internal Model approach, disclosure on the model characteristics, description of stress testing for the portfolio and description of the approach used for backtesting/validating the accuracy and consistency of the internal models and the process of model development
(b)
c)
portofolio yang menggunakan Model Internal yang telah disetujui oleh OJK; dan portfolio using internal models that have been approved by Financial Service Authority; and
v
jumlah frekuensi penyimpangan antara Value at Risk(VaR) dan kerugian aktual selama periode laporan. the amount of frequency deviation between the Value at Risk (VaR) and the actual losses during the reporting period.
Pengungkapan kuantitatif, yang paling kurang mencakup pengungkapan risiko pasar dengan menggunakan model internal (Value at Risk/ VaR) Quantitative Disclosure, at least including market risk disclosures using internal models (Value at Risk/VaR)
Risiko Operasional, yang mencakup: Disclosure of Operational Risk which includes: (1)
354
iv
pengungkapan kualitatif, yang antara lain mencakup informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko operasional, termasuk: qualitative Disclosures, including: information on the implementation of risk management for operational risk, including: (a)
organisasi manajemen risiko operasional; operational risk management organization;
166
(b)
mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional; dan the mechanism used by the bank to identify and quantify operational risk; and
270-271
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
(c) (2) d)
(2)
f)
g)
h)
pengungkapan kuantitatif mengenai risiko operasional, quantitative Disclosure on operational risk,
270-271 N/A
Risiko Likuiditas, yang mencakup: Disclosure of Liquidity Risk which includes (1)
e)
mekanisme untuk memitigasi risiko operasional. a mechanism to mitigate operational risk.
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain mencakup informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas, termasuk: Qualitative Disclosures, including: information on the implementation of risk management for liquidity risk, including: (a)
organisasi manajemen risiko likuiditas; liquidity risk management organization;
(b)
indikator peringatan dini permasalahan likuiditas; dan early warning indicators of liquidity problems; and
267-269
(c)
mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas. the mechanisms of measurement and control liquidity risk.
267-269
Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko likuiditas, yang paling kurang mencakup: Quantitative Disclosures on liquidity risk, which at least Includes:
269-270
(a)
pengungkapan Profil Maturitas Rupiah ; dan disclosure of Rupiah Maturity Profile
273-273
(b)
pengungkapan Profil Maturitas Valas disclosure of Foreign Currency Maturity Profile
274-275
Risiko Hukum, yang berisi pengungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko hukum yang antara lain mencakup: Disclosure of Legal Risk which includes qualitative disclosure about risk management for legal risks include the following: (1) organisasi manajemen risiko hukum; dan legal risk management organization; and
N/A
(2)
206
mekanisme pengendalian risiko hukum. legal risk control mechanisms.
risiko Stratejik, yang mengungkapkan informasi kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko stratejik yang antara lain mencakup: disclosure of Strategic Risk which includes qualitative disclosure about risk management for strategic risks include the following: (1)
organisasi manajemen risiko stratejik; strategic risk management organization;
N/A
(2)
kebijakan yang memungkinkan Bank untuk dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal; dan policy that allows banks to identify and respond to internal and external changes in the business environment; and
206
(3)
mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan. mechanisms to measure the progress of the business plan.
206
risiko Kepatuhan, yang mengungkapkan informasi kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan yang antara lain mencakup: disclosure of Compliance Risk which includes qualitative disclosure about risk management for compliance risks include the following:
207-208
(1)
organisasi manajemen risiko kepatuhan; compliance risk management organization;
N/A
(2)
strategi manajemen risiko dan efektivitas penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan, dan/ atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan the effectiveness of risk management strategies and risk management for compliance risk, primarily for ensuring that the development of policies and procedures are in accordance with generally accepted standards, and prevailing rules and / or regulations; and
208
(3)
mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan. monitoring and controlling compliance risk.
207-208
risiko Reputasi, yang mengungkapkan informasi kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko reputasi yang antara lain mencakup: disclosure of Reputation Risk which includes qualitative disclosure about risk management for reputation risks include the following:
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
206-207
355
5
(1) organisasi manajemen risiko reputasi, termasuk pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko reputasi oleh unit-unit terkait (Corporate Secretary, Humas, dan unit bisnis terkait); organizational reputation risk management, including the implementation of reputation risk management by related units (Corporate Secretary, Public Relations, and the related business units);
206-207
(2) kebijakan dan mekanisme dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi; dan policies and mechanisms to improve the quality of service to customers and other stakeholders to control reputational risk; and
206-207
(3) pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis. reputation risk management in times of crisis.
207
Aspek Transparansi sesuai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Transparation aspect as presented in Quarterly Financial Statements. Laporan Keuangan Tahunan wajib dilengkapi dengan seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana dipersyaratkan untuk laporan keuangan publikasi triwulanan. The Annual Report should contain information with all aspect of disclosure as presented in Quarterly Financial Statements. Pengungkapan tersebut paling kurang mencakup: Disclosure at least cover a. transaksi spot dan transaksi derivatif; spot and Derivative transactions;
b.
79-80
1) laporan Posisi Keuangan (Neraca) statement of Financial Position (Balance Sheet);
4-6, 111-112
2) laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain; dan statement of Income and Other Comprehensive Income;
4-6, 105-110
3) laporan Komitmen dan Kontinjensi statement of Commitments and Contingencies
116
informasi kinerja keuangan, yang terdiri dari financial Performance, consisting of: 1) perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) calculation of Capital Adequacy Ratio (CAR).
215-216
2) jumlah dan kualitas aset produktif serta Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang paling sedikit memberikan informasi pengelompokan: quantity and quality of Earning Assets and Allowance for Impairment Losses (CKPN), which at least information grouping: a)
instrumen keuangan financial instruments
278
b)
penyediaan dana kepada pihak terkait; provision of funds to related parties;
N/A
c)
kredit kepada debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM); loans to Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) debitors;
86-88
d)
kredit yang memerlukan perhatian khusus (antara lain kredit yang direstrukturisasi dan kredit properti); dan loans classified as special mention (including restructured loans and property loans), and
92-95
e)
penyisihan Penghapusan Aset (PPA) yang wajib dibentuk berdasarkan instrumen keuangan allowance for losses on assets (PPA) that should be maintained based on financial instruments
N/A
c. Rasio keuangan yang paling sedikit meliputi: Bank financial ratios, among others:
356
1) rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) calculation of Capital Adequacy Ratio (CAR).
115-117
2) return on Asset (ROA) return on Asset (ROA);
115-117
3) return on Equity (ROE) return on Equity (ROE);
115-117
4) beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO); operating Expenses to Operating Income Ratio;
115-117
5) persentase Pelanggaran dan Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); dan percentage of Violation and Lending in Excess of Legal Lending Limit; and
115-117
6) rasio Posisi Devisi Neto (PDN). net Open Position (NOP).
115-117
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
d.
Transaksi Spot dan Transaksi Derivatif. Spot and Derivative transactions;
79-80
e. Laporan keuangan bagi Bank yang merupakan bagian dari kelompok usaha Financial statements for Banks that are a part of a business group. 1) bank yang merupakan bagian dari kelompok usaha menambahkan informasi mengenai: spesific Disclosure of bank which become the part of Business Group and/or its subsidiaries, at least consisting of: a)
"laporan Keuangan Konsolidasian Entitas Induk yang meliputi Laporan Keuangan seluruh entitas dalam kelompok usaha di bidang keuangan; atau" “business group structure, from the bank, subsidiaries, affiliates, financial holding company; or’’
b)
"laporan Keuangan Konsolidasian Entitas Induk yang meliputi Laporan Keuangan seluruh entitas dalam kelompok usaha di bidang keuangan dan non keuangan" business group structure, from the bank, subsidiaries, affiliates, financial holding company, and/ or parent company to the ultimate shareholder;
N/A
2) laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a), paling sedikit terdiri atas:
6
a)
laporan Posisi Keuangan (Neraca); statement of Financial Position (Balance Sheet);
b)
laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain statement of Income and Other Comprehensive Income
c)
laporan Perubahan Ekuitas; statement of Changes in Equity;
d)
laporan Komitmen dan Kontinjensi statement of Commitment and Contingencies.
Aspek Pengungkapan yang terkait dengan Kelompok Usaha Bank wajib memuat informasi yang terkait dengan kegiatan didalam kelompok usaha, yang terdiri atas: Spesific Disclosure of bank which become the part of Business Group and/or its subsidiaries, at least consisting of:
N/A
a. struktur kelompok usaha Bank, yang paling kurang terdiri atas: structure of the bank business group, consisting of at least: 1) struktur kelompok usaha Bank, yang disajikan mulai dari Bank, perusahaan anak, perusahaan afiliasi, perusahaan induk di bidang keuangan, dan/atau perusahaan induk sampai dengan pemegang saham pengendali terakhir (ultimate shareholder); business group structure, from the bank, subsidiaries, affiliates, financial holding company, and/or parent company to the ultimate shareholder; 2) struktur keterkaitan kepengurusan dalam kelompok usaha Bank; dan structure of the management relationship in the bank’s business, and 3) pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain (shareholders acting in concert). Pengertian pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain adalah pemegang saham perorangan atau perusahaan/ badan hukum yang memiliki tujuan bersama yaitu mengendalikan Bank, berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian. shareholders acting on behalf of other shareholders (shareholders acting in concert). The definition of a shareholder acting on behalf of other shareholders is individual shareholders or companies / legal entities who have the common goal of controlling the bank, based or not based on agreement. b.
transaksi antara Bank dengan pihak-pihak berelasi dalam kelompok usaha Bank, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: transactions between the bank and related parties in the bank’s business group, taking into account the following matters: 1) informasi transaksi dengan pihak-pihak berelasi disajikan baik yang dilakukan Bank maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau badan hukum di dalam kelompok usaha Bank yang bergerak di bidang keuangan; Information of transactions with related parties conducted by the bank or any company or legal entity in the bank business group working in the field of finance; 2) pihak-pihak yang berelasi adalah pihak-pihak sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku; Related party is party as stipulated in the applicable Statement of Financial Accountancy Standard; 3) jenis transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, antara lain meliputi: types of transactions with related party are, among others: a)
kepemilikan silang; cross shareholders;
b)
transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak untuk kepentingan kelompok usaha yang lain; transactions from one business group acting for the interest of other business groups;
c)
pengelolaan likuiditas jangka pendek dalam kelompok usaha; tanagement of short term liquidity centralized in one business group;
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
357
d)
penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh perusahaan lain dalam satu kelompok usaha; provision of funds distributed or received by another company in one business group;
e)
eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara lain dalam bentuk pinjaman, komitmen dan kontinjensi; dan exposure to majority shareholder in the form of loans, commitments and guarantees; and
f)
pembelian, penjualan dan/atau penyewaan aset dengan perusahaan lain dalam suatu kelompok usaha, termasuk yang dilakukan dengan repurchase agreement. buying or selling of assets with another company in a business group, including repurchase agreements.
c. transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi yang dilakukan oleh setiap entitas dalam kelompok usaha Bank yang bergerak di bidang keuangan transactions with related parties which conduct by every entities in the bank’s business group working in the field of finance d.
pemberian penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan atau badan hukum yang berada dalam satu kelompok usaha dengan Bank kepada debitur yang telah memperoleh penyediaan dana dari Bank. funds provision, commitment or other equal facilities of each company or legal entity belonging to one business group with the bank on a debtor already obtaining fund provisions from the bank.
e pengungkapan mengenai permodalan, jenis risiko, potensi kerugian dan manajemen risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf d secara konsolidasi. consolidated capital disclosure, type of risk, allowance for loan losses, risk management, as referred in point d. 7
358
aspek Pengungkapan sesuai Standar Akuntansi Keuangan Aspek pengungkapan (disclosure) lain sebagaimana diwajibkan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dalam hal belum tercakup dalam angka 1 sampai dengan angka 6 di atas. other disclosures in accordance with other Financial Accounting Standards which has not been included in number 1 through 6 above.
Laporan Tahunan 2015 Commonwealth Bank
10
28
72
144
198
Laporan manajemen Management Reports
Profil Perusahaan Company Profile
Analisa Pembahasan Manajemen Management Discussion & Analysis
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Manajemen Risiko Risk Management
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
Commonwealth Bank 2015 Annual Report
359
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL STATEMENTS
360
361
362
363
364
365
PT BANK COMMONWEALTH LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
ASET
2015
2014 ASSETS
Kas
5
241,315
223,047
Giro pada Bank Indonesia
6
1,293,659
1,356,065
7,33
659,219
404,604
8,33 9 10
2,920,178 892,198 1,233,687
1,959,213 750,261 134,484
11 12,33
195,818 5,627
681,054 1,088
Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
15,574,781
Loans, net of allowance for impairment losses of Rp 272,237 (31 December 2014: Rp 64,450)
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 272.237 (31 Desember 2014: Rp 64.450) Tagihan akseptasi, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 571 (31 Desember 2014: Rp 163) Pajak dibayar dimuka Aset tidak berwujud, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 215.085 (31 Desember 2014: Rp 178.560) Investasi dalam saham, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 32 (31 Desember 2014: Rp 32) Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 527.588 (31 Desember 2014: Rp 487.112) Aset pajak tangguhan-bersih Aset lain-lain JUMLAH ASET
13,33
13,473,209
14 19a
304,778 30,217
255,501 -
15
471,690
320,551
Acceptance receivables, net of allowance for impairment losses of Rp 571 (31 December 2014: Rp 163) Prepaid tax Intangible assets, net of accumulated amoritsation of Rp 215,085 for impairment losses of (31 December 2014: Rp 178,560)
16,33
32
32
17 19e 18,33
197,083 22,979 392,211
212,428 13,394 378,144
Investment in shares, net of allowance for impairment losses of Rp 32 (31 December 2014: Rp 32) Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 527,588 (31 December 2014: Rp 487,112) Deferred tax assets-net Other assets
22,333,900
22,264,647
TOTAL ASSETS
Lampiran - 1/1- Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
366
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH
LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2015
2014
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Utang pajak: Utang pajak kini Utang pajak lainnya Liabilitas lain-lain
LIABILITIES 20,33 21,33 12,33 14 22
15,259,451 1,540,798 249 305,349 -
15,273,933 1,529,066 14,989 255,664 261,694
19b 19c 23,33
20,569 830,597
20,130 21,900 425,747
Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Borrowing Tax liabilities: Current tax liabilities Other tax liabilities Other liabilities
17,957,013
17,803,123
TOTAL LIABILITIES
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Bank Modal saham: Modal saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar 13.000.000 lembar saham pada 31 Desember 2015 dan 2014 Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.819.667 lembar saham pada 31 Desember 2015 dan 2014 Tambahan modal disetor (Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, neto setelah pajak Kerugian aktuaria, neto setelah pajak Saldo laba - Sudah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
25
14,911 539,663
14,911 599,658
EQUITY Equity attributable to equity holders of the Bank Share capital: Share capital with par value Rp 1,000,000 (full Rupiah amount) per share Authorised capital 13,000,000 shares as at 31 December 2015 and 2014 Issued and fully paid capital 3,819,667 shares as at 31 December 2015 and 2014 Additional paid-up capital Unrealised (loss)/gain on available for sale marketable securities and government bonds, net of tax Actuarial loss, net of tax Retained earnings Appropriated Unappropriated -
4,376,887
4,461,524
TOTAL EQUITY
22,333,900
22,264,647
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
3,819,667 25,097
3,819,667 25,097
(13,904) (8,547)
2,191 -
26
Lampiran - 1/2- Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
367
PT BANK COMMONWEALTH LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga
27,33 28,33
Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan komisi lainnya Keuntungan transaksi mata uang asing Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan Pendapatan lainnya
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan Umum dan administrasi Gaji dan tunjangan Lainnya
STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2015
OPERATING INCOME AND EXPENSES Interest income Interest expense
1,883,112 (767,606)
1,683,367 (656,338)
1,115,506
1,027,029
Net interest income
250,078
284,168
OTHER OPERATING INCOME Other fees and commissions
106,147
119,273
33
Foreign exchange gains Gain/(loss) from changes in fair (27,222) value of financial instruments 80,978 Other income
19,278 38,275
33
413,778
457,197
1,529,284
1,484,226
29 30,33 31,33
(RUGI)/PENDAPATAN OPERASIONAL-BERSIH
2014
(369,133) (623,826) (583,601) (5,126)
(49,344) (554,642) (566,185) (10,082)
(1,581,686)
(1,180,253)
OTHER OPERATING EXPENSES Allowance for impairment losses on financial and non financial assets General and administrative Salaries and allowances Others OPERATING (LOSS)/INCOME-NET
(52,402)
303,973
Kerugian penjualan aset tetap dan agunan yang diambil alih-bersih
(8,964)
(10,009)
Loss on sale of fixed assets and foreclosed assets-net
BEBAN BUKAN OPERASIONAL
(8,964)
(10,009)
NON OPERATING EXPENSE
(61,366)
293,964
1,371
(86,119)
(59,995)
207,845
(RUGI)/LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Manfaat/(beban) pajak penghasilan
19d
(RUGI)/LABA TAHUN BERJALAN
(LOSS)/INCOME BEFORE TAX EXPENSE Income tax benefit/(expense) (LOSS)/INCOME FOR THE YEAR
Lampiran - 2/1- Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
368
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes
STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2015
(RUGI)/LABA TAHUN BERJALAN
2014
(59,995)
207,845
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Items that will not be reclassified to profit or loss
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lain
(11,396)
19e
2,849
-
Remeasurement of post employment benefit
-
Income tax relating to components of other comprehensive income
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Items that will be reclassified to profit or loss
(Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lain
(LOSS)/INCOME FOR THE YEAR
(21,460)
19e
2,075
5,365
(Beban)/pendapatan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak
(519)
(24,642)
JUMLAH (RUGI)/LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(84,637)
Unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds Income tax relating to components of other comprehensive income
1,556
Other comprehensive(expense)/ income for the year after taxes
209,401
TOTAL COMPREHENSIVE (EXPENSE)/INCOME FOR THE YEAR
Lampiran - 2/2- Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
369
PT BANK COMMONWEALTH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk/Attributable to equity holders of the parent Saldo laba/Retained earnings
Catatan/ Notes Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
3,819,667
Keuntungan komprehensif lainneto setelah pajak Likuidasi Anak Perusahaan Laba bersih Saldo pada tanggal 31 Desember 2014 Keuntungan komprehensif lainsetelah pajak Rugi bersih Saldo pada tanggal 31 Desember 2015
Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan Pengukuran obligasi pemerintah kembali atas yang tersedia untuk dijual, neto setelah liabilitas imbalan paska kerja/ Tambahan pajak/Unrealised modal gain on available for Remeasurement for post disetor/ sale marketable employment Additional securities and benefit Modal saham/ paid-up government bonds, obligations Share capital capital net of tax
24
25,097
635
-
Sudah ditentukan penggunaannya/ Appropriated
Belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated
Jumlah sebelum kepentingan nonpengendali/ Total before noncontrolling interest
14,911
391,813
4,252,123
Kepentingan nonpengendali/ Noncontrolling interest
Jumlah ekuitas/ Total equity
326
Balance at 31 December 2013
1,556
Other comprehensive income net of tax
-
-
1,556
-
-
-
1,556
-
-
-
-
-
-
-
(326)
Liquidation of Subsidiary
-
-
-
-
-
207,845
207,845
-
207,845
Net income
3,819,667
25,097
-
14,911
599,658
4,461,524
-
4,461,524
-
-
-
-
2,191 (16,095)
(8,547)
-
-
-
-
-
3,819,667
25,097
(13,904)
(8,547)
14,911
(59,995) 539,663
(24,642) (59,995) 4,376,887
-
4,252,449
(326)
-
(24,642) (59,995) 4,376,887
Balance at 31 December 2014 Other comprehensive income net of tax Net loss Balance at 31 December 2015
Lampiran - 3/1 - Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
370
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2015
2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Bunga, provisi dan komisi yang diterima Bunga, provisi dan komisi yang dibayar Pendapatan operasional lainnya yang diterima Beban operasional lainnya yang dibayar Beban non-operasional -bersih yang dibayar
1,805,634
Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan aset dan liabilitas operasi
1,669,161
(769,923)
(561,167)
307,654
361,156
(1,014,975)
(805,470)
(8,987)
(10,011)
319,403
653,669
Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi:
1,732,439 485,236 (1,302) 20,078
Kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi: Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Kerugian aktuaria Liabilitas lain-lain Pembayaran pajak penghasilan selama tahun berjalan Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
(2,194,800) (136,913) (650) (48,879)
(14,482) 1,545 (11,396) 351,853
1,045,174 1,194,555 (54,447)
(50,347)
(89,104)
2,833,027
368,605
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
Other operating expenses paid Non-operating expenses -net paid Cash flows from operating activities before changes in operating assets and liabilities
(Increase)/decrease in operating assets: Loans Securities purchased under resale agreements Marketable securities Other assets Increase/(decrease) in operating liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Actuarial Loss Other liabilities Income tax paid during the year Net cash provided from operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
(1,635,421) 15, 17 24
Hasil penjualan dan penyelesaian efek-efek - tersedia untuk dijual Hasil penjualan obligasi pemerintah Hasil penjualan aset tetap
Other operating income received
Changes in operating assets and liabilities:
(Kenaikan)/penurunan aset operasi: Pinjaman yang diberikan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek Aset lain-lain
Pembelian efek-efek - tersedia untuk dijual Perolehan aset tetap dan aset tidak berwujud Pembelian obligasi pemerintah tersedia untuk dijual Likuidasi Anak Perusahaan
Interest, fees and commissions received Interest, fees and commissions paid
(221,984) (1,582,639) 1,465,697 532,999
17
253 (1,441,095)
Acquisition of marketable securities - available for sale Acquisition of fixed assets (197,130) and intangible assets Acquisition of government bonds (72,592) available for sale (326) Liquidation of Subsidiary Proceeds from sales and marketable settlement of securities - available 604,727 for sale - Proceeds from government bonds Proceeds from sale of 2 fixed assets (653,102)
(318,421)
Net cash used for investing activities
Lampiran - 4/1- Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
371
PT BANK COMMONWEALTH LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2015
2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Pembayaran pinjaman - pembiayaan kembali trade finance Penerimaan pinjaman - pembiayaan kembali trade finance
-
261,694
-
(50,000)
Payment from borrowing received - trade finance refinancing Proceeds from borrowing received - trade finance refinancing Settlement of marketable securities issued
(42,575)
Net cash used for financing activities
(261,694)
Pembayaran efek-efek yang diterbitkan Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
(261,694)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
1,130,238
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
3,942,929
Keuntungan/(kerugian) transaksi mata uang asing terhadap kas dan setara kas
41,204
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
5,114,371
(254,269)
7,609
4,055,869
(120,549)
3,942,929
Kas dan setara kas terdiri dari:
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR Exchange gains/(losses) on cash and cash equivalent CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR Cash and cash equivalents consists of:
Kas
5
241,315
223,047
Giro pada Bank Indonesia
6
1,293,659
1,356,065
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*)
7
659,219
404,604
8
2,920,178
1,959,213
Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks*)
5,114,371
3,942,929
Total cash and cash equivalents
Jumlah kas dan setara kas
*) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas. .
*) Placements with Bank Indonesia and other banks with maturity of three months or less are classified as cash and cash equivalents.
Lampiran - 4/2- Schedule Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
372
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM
1. GENERAL INFORMATION
sebagai suatu perseroan terbatas berdasarkan kerangka hukum negara Republik Indonesia melalui Akta Notaris No. 63 tanggal 20 Agustus 1996 yang diubah melalui Akta Notaris No. 72 tanggal 12 Desember 1996, keduanya dikeluarkan oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C2-156 HT 01.01 TH 1997 tanggal 10 Januari 1997. Bank memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dengan rekomendasi dari Bank Indonesia tanggal 11 Juni 1997, dan mulai beroperasi secara penuh sejak tanggal 1 Juli 1997.
established as a limited liability company within the framework of the laws of the Republic of Indonesia by Notarial Deed No. 63 dated 20 August 1996 and as amended by Notarial Deed No. 72 dated 12 December 1996 of Notary
Berdasarkan Akta Notaris No. 23 tanggal 6 Desember 2007 yang dikeluarkan oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn. dan Akta Notaris No. 90 tanggal 16 November 2007 yang dikeluarkan oleh Notaris Sutjipto, S.H.,M.Kn., manajemen dan pemegang saham utama Bank dan Bank Arta
By virtue of Notarial Deed No. 23 dated 6 December 2007 of Notary Sutjipto, S.H.,M.Kn. and Notarial Deed No. 90 dated 16 November 2007 of Notarial Sutjipto, S.H.,M.Kn. both management and majority shareholders of the
penggabungan usaha ANK ke dalam Bank sehingga menjadi satu badan hukum. Penggabungan usaha kedua bank tersebut berlaku efektif pada tanggal 31 Desember 2007 dan dicatat dengan menggunakan metode akuntansi pembelian.
Association were approved by the Minister of Justice under Decree No. C2-156 HT 01.01 TH 1997 dated 10 January 1997. The Bank obtained its banking license from the Minister of Finance together with the recommendation from Bank Indonesia on 11 June 1997, and commenced full banking operations on 1 July 1997.
formalised the merger plan of ANK with the Bank as one legal entity. The merger of the two banks became effective on 31 December 2007 and accounted for using the purchase method of accounting.
Penggabungan usaha ini telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/65/KEP.GBI/2007 tertanggal 10 Desember 2007. Penggabungan usaha antara Bank dan ANK juga telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. C-UM.HT.01.10-6720 tertanggal 27 Desember 2007 dan berlaku efektif sejak tanggal 31 Desember 2007.
The merger was approved by Bank Indonesia
Pada tanggal 23 Juli 2008, melalui surat No. KEP-812/WPJ.04/2008, Departemen Keuangan Republik Indonesia - Direktorat Jendral Pajak telah menyetujui penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan usaha antara Bank dan ANK.
On 23 July 2008, through its letter No. KEP-812/WPJ.04/2008, Department of Finance of the Republic of Indonesia - Directorate General of Tax approved the use of book value on assets transfer in the merger between the Bank and ANK.
Bank menyediakan pelayanan jasa perbankan ritel dan komersial, penyaluran reksadana, dan produk perbankan lainnya.
The Bank provides retail and commercial banking services, mutual fund distribution, and other banking products.
Decision Letter No. 9/65/KEP.GBI/2007 dated 10 December 2007. The merger between the Bank and ANK was accepted and recorded by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. C-UM.HT.01.10-6720 dated 27 December 2007 with an effective date of 31 December 2007.
Lampiran - 5/1 - Schedule
373
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
374
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Setelah pendiriannya, Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya perubahan yang penting adalah sebagai berikut:
After Association have been amended from time to time, where such significant amendments are as follows:
Berdasarkan Akta Notaris No. 52 tertanggal 15 Desember 2010 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 221.000. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1032913 tanggal 22 Desember 2010. Berdasarkan surat No. 13/10/DPB2/TPB2-2 tanggal 20 Januari 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No. 52 dated 15 December 2010 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to increase in issued and fully paid capital amounting Rp 221,000. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-32913 dated 22 December 2010. Based on letter No. 13/10/DPB2/TPB2-2 dated 20 January 2011, the increase in issued and paid-up capital
Berdasarkan Akta Notaris No. 81 tertanggal 24 Juni 2011 oleh Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 234.882. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1022103 tanggal 14 Juli 2011. Berdasarkan surat No. 13/88/DPB2/TPB2-2 tanggal 5 Desember 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No. 81 dated 24 June 2011 of Notary F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to increase in issued and fully paid capital amounting Rp 234,882. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-22103 dated 14 July 2011. Based on letter No. 13/88/DPB2/TPB2-2 dated 5 December 2011, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank
Berdasarkan Akta Notaris No. 2 tertanggal 1 November 2011 oleh F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal dasar sebesar Rp 2.500.000. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU53979.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 4 November 2011. Berdasarkan surat No. 13/88/DPB2/TPB2-2 tanggal 5 Desember 2011, peningkatan modal dasar tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No. 2 dated 1 November 2011 of F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to increase in authorised capital amounting Rp 2,500,000. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-53979.AH.01.02.Tahun 2011 dated 4 November 2011. Based on letter No. 13/88/DPB2/TPB2-2 dated 5 December 2011, the increase in authorised capital has
administration.
administration.
Lampiran - 5/2 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Berdasarkan Akta Notaris No. 4 tertanggal 5 Desember 2011 oleh notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., terkait dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 449.038. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1039928 tanggal 8 Desember 2011. Berdasarkan surat No. 13/101/DPB2/TPB2-2 tanggal 30 Desember 2011, peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No.4 dated 5 December 2011 of notary F.X Budi Santoso Isbandi, S.H., in relation to the increase in issued and fully paid capital amounting Rp 449,038. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-39928 dated 8 December 2011. Based on letter No.13/101/DPB2/TPB2-2 dated 30 December 2011, the increase in issued and paid-up capital has been recorded in Bank
Berdasarkan Akta Notaris No.77 tanggal 20 Maret 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari S.H., M.Kn., terkait dengan penambahan modal dasar dan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing sebesar Rp 9.000.000 dan Rp 1.604.309 sehingga menjadi masing-masing sebesar Rp 13.000.000 dan Rp 3.422.729. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No.AHU15076.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 25 Maret 2013. Berdasarkan surat No. 15/13/DPB2/PB2-2/Rahasia tanggal 28 Maret 2013 peningkatan modal dasar, ditempakan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No.77 dated 20 March 2013 of Notary Aryanti Artisari S.H., M.Kn., in relation to the increase in authorized, issued and fully paid capital amounting Rp 9,000,000 and Rp 1,604,309, respectively, becomes Rp 13,000,000 and Rp 3,422,729, respectively. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU15076.AH.01.02.Tahun 2013 dated 25 March 2013. Based on letter No. 15/13/DPB2/PB22/Rahasia dated 28 March 2013 the increase in authorized, issued and fully paid capital
Berdasarkan Akta Notaris No.53 tanggal 28 Agustus 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn., terkait penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 396.938 menjadi Rp 3.819.667. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHUAH.01.10-37417 dan AHU.AH.01.10-37418 tanggal 9 September 2013. Berdasarkan surat No.15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia tanggal 3 Oktober 2013, penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia.
Pursuant to the Notarial Deed No.53 dated 28 August 2013 of Notary Aryanti Artisari S.H., M.Kn., in relation to the increase in authorized, issued and fully paid capital amounting Rp 396,938 becomes Rp 3,819,667. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-AH.01.10-37417 and AHU.AH.01.10-37418 dated 9 September 2013. Based on letter No. 15/5/DPB2/PB22/Rahasia dated 3 October 2013, the increase in issued and fully paid capital has
Kantor pusat Bank berlokasi di World Trade Center 6, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29 - 31, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2015, Bank memiliki 91 kantor cabang dan outlet di Indonesia (31 Desember 2014: 91) (tidak diaudit) dan 2.148 karyawan (31 Desember 2014: 2.386 karyawan) (tidak diaudit).
administration.
administration. Center 6, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29 - 31, Jakarta. As at 31 December 2015, the Bank has 91 branches and outlets in Indonesia (31 December 2014: 91) (unaudited) and has 2,148 employees (31 December 2014: 2,386 employees) (unaudited).
Lampiran - 5/3 - Schedule
375
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1. GENERAL INFORMATION (continued)
a. Dewan Komisaris dan Direksi
a.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Kepatuhan
Commissioners and Directors as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
2015
2014
Geoffrey David Coates Guy Martin Harding Suwartini4) Khairil Anwar
Geoffrey David Coates Guy Martin Harding Suwartini Khairil Anwar
Antonio Da Silva Costa2) - 5) Paul Setiawan Hasjim 6) Adhiputra Tanoyo Angeline Nangoi
Antonio Da Silva Costa1) Mia Patria Bernardhi Paul Setiawan Hasjim Adhiputra Tanoyo Angeline Nangoi 3)
Board of Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Director Director Director Director of Compliance
1)
Antonio Da Silva Costa dipilih kembali sebagai Presiden Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 17 Juni 2014 untuk masa bakti selama 2 (dua) tahun berikutnya.
1)
Antonio Da Silva Costa was re-appointed as President Director of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 17 June 2014 for the next 2 (two) years terms of office.
2)
Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Diluar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Januari 2016 telah menyetujui berakhirnya masa jabatan Antonio Da Silva Costa sebagai Presiden Direktur yang berakhir pada tanggal 14 Februari 2016 dan memutuskan pengangkatan Lauren Sulistiawati sebagai Presiden Direktur efektif sejak tanggal 15 Februari 2016. Pengangkatan ini merujuk kepada surat Otoritas Jasa keuangan No.SR-37/D.03/2016 tanggal 15 Februari 2016.
2)
Based on Unanimous Written Resolutions of The Shareholders dated 20 January 2016 approve the end of duty Antonio Da Silva Costa as President Director effective 14 February 2016 and appointed Lauren Sulistiawati as President Director effective 15 February 2016. This appointment referring to Otoritas Jasa Keuangan Letter No.SR37/D.03/2016 dated 15 February 2016.
3)
Angeline Nangoi diangkat sebagai Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 22 Juli 2014 dan sebelumnya telah disetujui melalui surat Otoritas Jasa Keuangan tanggal 7 Juli 2014 No.SR-114/D.03/2014.
3)
Angeline Nangoi was appointed as Director of the Bank by way of Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 22 July 2014 and was previously approved by Otoritas Jasa Keuangan Letter dated 7 July 2014 No.SR-114/D.03/2014.
4)
Suwartini diangkat kembali sebagai Komisaris Independen Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 4 November 2015 dan sebelumnya telah disetujui melalui surat Bank Indonesia tanggal 7 November 2012 No.14/137/GBI/DPIP/Rahasia.
4)
Suwartini was re-appointed as Independent Commissioner of the Bank by Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS) dated 4 November 2015 and previously approved by Bank Indonesia dated 7 November 2012 No. 14/137/GBI/DPIP/Rahasia.
5)
Mia Patria Bernadhi diangkat sebagai Direktur Bank berdasarkan Rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Commonwealth tanggal 6 Desember 2010 No. 003/RNC/XII/2010, dan adanya pengangkatan kembali Mia Patria Bernadhi sebagai Direktur sesuai dengan Rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan tertanggal 26 Februari 2013 No. 003/RNC/II/2013, efektif sejak tanggal 9 Juni 2013 dan berakhir pada tanggal 9 Juni 2015.
5)
Mia Patria Bernadhi was appointed as Director of the Bank by recommendation letter from PT Bank Commonwealth Remuneration and Nomination Committee dated 6 December 2010 No. 003/RNC/XII/2010, and was re-appointed as Director by PT Bank Commonwealth Remuneration and Nomination Committee dated 26 February 2013 No. 003/RNC/II/2013, effective from 9 June 2013 until 9 June 2015.
6)
Paul Setiawan Hasjim dipilih kembali sebagai Direktur Bank melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa) tanggal 10 April 2015, efektif sejak tanggal 19 April 2015, untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
6)
Paul Setiawan Hasjim was re-appointed as Director of the Bank by Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordin ary GMS) dated 10 April 2015, effective date 19 April 2015 for the next 2 (two) years term of office.
b. Anak Perusahaan
b.
Bank memiliki Anak Perusahaan yaitu PT Commonwealth Securities yang telah efektif dilikuidasi pada tanggal 30 Desember 2014. PT Commonwealth Securities yang berdomisili di Jakarta dengan jenis usaha Perusahaan efek.
376
Board of Commisioners and Directors
Subsidiary The Bank had shares ownership in the Subsidiary, PT Commonwealth Securities liquidated effective on 30 December 2014. PT Commonwealth Securities domicile at Jakarta with nature of business is Securities company.
Lampiran - 5/4 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI
2.
ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan Bank diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 28 Maret 2016.
The Bank financial statements was authorised to be issued by the Directors on 28 March 2016.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Bank:
Presented below are the principal accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Bank:
a.
a.
Dasar penyusunan laporan keuangan
Basis for statements
preparation
of
financial
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
The financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk halhal dibawah ini:
The financial statements are prepared under the historical cost concept, except for the following matters:
-
Kontrak derivatif diukur pada nilai wajar.
-
-
Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.
-
-
-
Derivative contracts are measured at fair value. Financial instruments at fair value through profit or loss. Available for sale financial assets are measured at fair value.
Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Bank. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan lain.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Bank. Figures in these financial statements are rounded off to millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Laporan keuangan disusun dengan basis akrual, kecuali laporan arus kas.
The financial statements are prepared based on accrual basis, except for the statement of cash flows.
Laporan arus kas disusun dengan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The statement of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
Untuk keperluan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dibatasi penggunaannya.
For the purpose of the statement of cash flows, cash and cash equivalents include cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks and placements with Bank Indonesia and other banks with maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: nilai aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with SAK, requires the use of estimates and assumptions that affects: the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of financial statements; the reported amounts of income and expenses during the reporting period.
Lampiran - 5/5 - Schedule
377
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
Dasar penyusunan (lanjutan)
laporan
2. keuangan
ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank menerapkan pernyataan standar akuntansi keuangan ( yang efektif sejak tanggal tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi Bank telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masingmasing standar dan interpretasi. Penerapan standar dan intepretasi baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Bank dan memberikan dampak pada laporan keuangan, adalah sebagai berikut: PSAK 1
financial
events and activities, actual results may differ from those estimates. In particular, information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgements in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognised in the financial statements are described in Note 4. b.
The new interpretations of accounting standards effective in 2015 On 1 January 2015, the Bank adopted new and revised statements of financial interpretations of statements of financial mandatory for application from that date. Ch have been made as required, in accordance with the transitional provisions in the respective standards and interpretations. New standards, amendments and interpretations which were relevant to the Bank the financial statements, are as follows:
Laporan K
SFAS S
aporan Keuangan mengenai pendapatan komprehensif lain. Perubahan yang utama adalah persyaratan Bank untuk mengelompokkan hal-hal yang disajikan endapatan komprehensif lain sebagai berdasarkan apakah hal-hal tersebut berpotensi untuk direklasifikasi ke laporan laba rugi selanjutnya (penyesuaian reklasifikasi).
378
of
Although these estimates are based on
Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan dalam Catatan 4. b. Interpretasi standar akuntansi baru yang berlaku efektif di 2015
Basis for preparation statements (continued)
Lampiran - 5/6 - Schedule
1
Financial
Financial statements presentation regarding other comprehensive income. The main change resulting from these amendments is a requirement for entities to group items ther comprehensive presented in income (OCI) on the basis of whether they are potentially reclassifiable to profit or loss subsequently (reclassification adjustments).
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
b. Interpretasi standar akuntansi baru yang berlaku efektif di 2015 (lanjutan) PSAK 24 Penerapan
ACCOUNTING POLICIES (continued) b. The new interpretations of accounting standards effective in 2015 (continued)
K PSAK
24
(Revisi
SFAS 24 B 2013),
The adoption of SFAS 24 (Revised B changes to the Bank policies as follows: 1) All past service costs are now recognised immediately in profit or loss. Previously, past service costs were recognized on a straight line basis over the vesting period if the changes were conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). gains and losses 2) Actuarial (remeasurements) arising from the valuation of defined benefit pension schemes are no longer using the corridor approach method and must be recognised immediately in other comprehensive income. 3) The revise standard also requires more extensive disclosures. These have been provided in Note 23.
kebijakan akuntansi Bank sebagai berikut: 1) Seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan laba rugi. Sebelumnya, biaya jasa lalu diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang periode vesting jika perubahan bersifat kondisional terhadap sisa jasa pekerja untuk periode waktu tertentu (periode vesting). 2) Keuntungan dan kerugian aktuarial (pengukuran kembali) yang timbul dari penilaian program pensiun manfaat pasti tidak lagi menggunakan corridor approach method dan harus diakui dalam penghasilan komprehensif lain. 3) Revisi standar ini juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif. Pengungkapan tersebut telah diterapkan di Catatan 23.
alue M PSAK 68 menyediakan satu sumber panduan tentang bagaimana nilai wajar diukur tetapi tidak menetapkan persyaratan baru mengenai kapan nilai wajar diperlukan. Standar ini menyediakan kerangka untuk menentukan nilai wajar dan menjelaskan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai wajar. PSAK ini mengatur penggunaan harga keluar dalam pengukuran nilai wajar dan persyaratan pengungkapan yang lebih ekstensif, khususnya dengan memasukkan instrumen non-keuangan ke dalam pengungkapan hierarki nilai wajar. PSAK 68 diterapkan secara prospektif. Penerapan dari standar dan interpretasi baru berikut, tidak menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Bank dan tidak berdampak signifikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau periode sebelumnya:
SFAS 68 provides a single source of guidance on how fair value is measured but does not establish new requirements for when fair value is required. This standard provides a framework for determining fair value and clarifies the factors to be considered in estimating fair value. It introduces the use of an exit price in fair value measurement, as well as extensive disclosure requirements, particulary the inclusion of non-financial instruments into the fair value hierarchy disclosure. SFAS 68 is applied prospectively. The adoption of these new and revised standards and interpretation did not result in substansial changes to s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial periods:
Lampiran - 5/7 - Schedule
379
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
b. Interpretasi standar akuntansi baru yang berlaku efektif di 2015 (lanjutan)
b. The new interpretations of accounting standards effective in 2015 (continued)
PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri (Revisi 2013) PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama (Revisi 2013) PSAK 46 Pajak Penghasilan (Revisi 2014) PSAK 48 Penurunan Nilai Aset (Revisi 2014) PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (Revisi 2014) PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (Revisi 2014) PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2014) PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar ISAK 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat ISAK 15 Batas Aset Imbalan Pasti (Revisi 2015)
SFAS 4 Separate Financial Statements (Revised 2013) SFAS 15 Investment in Associates and Joint Ventures (Revised 2013)
c.
380
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Penjabaran mata uang asing
SFAS 46
Income Tax (Revised 2014)
SFAS 48 Impairment of Asset (Revised 2014) SFAS 50 Financial Instrument: Presentation Asset (Revised 2014) SFAS 55 Financial Instrument: Recognition and Measurement Asset (Revised 2014) SFAS 60 Financial Instrument: Disclosure (Revised 2014) SFAS 67 Disclosures of Interest in Other Entities SFAS 68 Fair Value Measurement IFAS 26 Remeasurement of Embedded Derivatives IFAS 15 The Limit on a Defined Benefit Asset Asset (Revised 2015) c.
Foreign currency translation
Mata uang pelaporan
Reporting currency
Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan dan fungsional Bank.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting and functional currency of the Bank.
Transaksi dan saldo
Transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, semua aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing di jabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengan Reuters pada pukul 16:00 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada tanggal laporan posisi keuangan.
Transactions denominated in foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the date of the transaction. At the statement of financial position date, all monetary assets and liabilities in foreign currency are translated into Rupiah based on the Reuters middle rate at 16:00 Western Indonesian Time (WIB) prevailing at statement of financial position date.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of transactions in foreign currency and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the statement of profit or loss for the year.
Lampiran - 5/8 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Penjabaran mata uang asing (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Foreign currency translation (continued)
Transaksi dan saldo (lanjutan)
Transactions and balances (continued)
Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugi disajikan bersih pada laporan laba rugi
All foreign exchange gains and losses recognised in the statement of profit or loss are presented net in the statement of profit or loss
mata uang Untuk perubahan nilai wajar atas aset moneter dalam mata uang asing yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, dibedakan antara selisih kurs yang terkait dengan perubahan biaya perolehan diamortisasi dan perubahan lain atas nilai tercatat efek-efek tersebut.
In the case of changes in the fair value of monetary assets denominated in foreign currency classified as available for sale, a distinction is made between translation differences resulting from changes in amortised cost of the security and other changes in the carrying amount of the security.
Selisih perubahan kurs yang terkait dengan perubahan biaya perolehan diamortisasi dan perubahan lainnya atas nilai tercatat diakui di dalam laporan laba rugi.
Translation differences related to changes in the amortised cost and other changes in the carrying amount are recognised in statement of profit or loss.
Selisih kurs atas instrumen keuangan moneter, seperti efek-efek yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian akibat perubahan nilai wajar. Selisih penjabaran atas instrumen keuangan moneter, seperti efek-efek yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dilaporkan sebagai bagian dari laporan laba rugi.
Translation differences on monetary financial instruments, such as securities held at fair value through profit and loss, are reported as part of the fair value gain or loss. Translation differences on monetary financial instruments, such as securities classified as available for sale financial assets, are included in the statement of profit or loss.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran ke Rupiah pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (dalam Rupiah penuh):
Below are the major exchange rates used for translation into Rupiah as at 31 December 2015 and 2014 (in full Rupiah amount):
2015 1 Pound Sterling Inggris 1 Euro 1 Dolar Amerika Serikat 100 Yen Jepang 1 Dolar Australia 1 Dolar New Zealand 1 Dolar Singapura 1 Yuan Cina 1 Dolar Hongkong
20,439 15,057 13,785 11,452 10,084 9,445 9,759 2,123 1,779
2014 19,288 15,053 12,385 10,356 10,148 9,709 9,376 1,996 1,597
Lampiran - 5/9 - Schedule
Great Britain Pound Sterling 1 Euro 1 United States Dollar 1 Japanese Yen 100 Australian Dollar 1 New Zealand Dollar 1 Singapore Dollar 1 Chinese Yuan 1 Hongkong Dollar 1
381
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Instrumen keuangan
d. Financial instruments
(i) Aset keuangan
382
ACCOUNTING POLICIES (continued)
(i) Financial assets
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang dan (c) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Bank classifies its financial assets in the following categories of (a) financial assets at fair value through profit and loss, (b) loans and receivables and (c) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets are acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Pada tanggal pelaporan, Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan ini tidak diungkapkan.
At the reporting date, the Bank does not have financial assets classified as held to maturity. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
(a) Financial assets at fair value through profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua subkategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two subcategories: financial assets classified as held for trading and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.
Financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments.
Lampiran - 5/10 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial instruments (continued)
(i) Aset keuangan (lanjutan)
(i) Financial assets (continued)
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
(a) Financial assets at fair value through profit or loss (continued)
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi (jika ada) diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan
Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs (if any) are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value of financial assets are included directly in the statement of income and are
/(kerugian)
dari
perubahan
nilai
Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai (b) Pinjaman piutang
yang
diberikan
dan
changes in fair value of financial in financial instruments held for trading are recorded
(b) Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
- yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
- those that upon initial recognition designates as available for sale; or
- dalam hal mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
- those for which may not recover substantially all of its initial investment, other than because of loans and receivables deterioration.
Lampiran - 5/11 - Schedule
383
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
d. Financial instruments (continued)
(i) Aset keuangan (lanjutan) (b) Pinjaman yang piutang (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued)
(i) Financial assets (continued)
diberikan
dan
(b) Loans and receivables (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang pada pengakuan awalnya diakui pada nilai wajarnya ditambah dan dikurangi biaya/pendapatan transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (jika ada) dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognised at fair value added and deducted with directly attributable transaction costs/income (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
Pendapatan bunga dari aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi
Interest income from financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of income and is repo
nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan
the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets and classified as loan and receivables and recognised in the statement of income as impairment l
kerugian penurunan n (c) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
384
Lampiran - 5/12 - Schedule
(c) Available-for-sale financial assets Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held to maturity financial assets or financial assets at fair value through profit or loss.
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial instruments (continued)
(i) Aset keuangan (lanjutan)
(i) Financial assets (continued)
(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)
(c) Available-for-sale (continued)
financial
assets
Aset keuangan tersedia untuk dijual pada pengakuan awalnya diakui pada nilai wajarnya dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (jika ada) dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan perubahan pendapatan komprehensif lainnya kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, deducted with directly attributable transaction costs (if any) and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of changes in other comprehensive income, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised.
Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian belum direalisasi atas yang perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui pada pendapatan/(beban) komprehensif lainnya, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative unrealised gain or loss from the change in fair value, which was previously recognised in the other comprehensive income/ (expenses), is recognised in the statement of profit or loss. Interest income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the statement of profit or loss.
Pengakuan
Recognition
Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (regular).
The Bank uses trade date accounting for regular way contracts when recording financial asset transactions.
Lampiran - 5/13 - Schedule
385
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial instruments (continued)
(ii) Liabilitas keuangan
(ii) Financial liabilities
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Bank classifies its financial liabilities in the category of (a) financial liabilities at fair value through profit or loss and (b) financial liabilities measured at amortised cost.
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
(a) Financial liabilities at through profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua subkategori: liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
comprises two This category subcategories: financial liabilities classified as held for trading and financial liabilities designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are also categorised under this subthey are classification unless designated as effective hedging instruments.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai ian) dari perubahan nilai wajar instrumen
Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of income and are reported as
liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di
386
fair value
Lampiran - 5/14 - Schedule
Interest expenses on financial liabilities held for trading are
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial instruments (continued)
(ii) Liabilitas keuangan (lanjutan)
(ii) Financial liabilities (continued)
(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
(b) Financial liabilities at amortised cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial classified profit and and are cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (jika ada).
Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus directly attributable transaction costs (if any).
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rate method.
(iii) Reklasifikasi aset keuangan
liabilities that are not as at fair value through loss fall into this category measured as amortised
(iii) Reclassification of financial assets
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada saat pengakuan awal) dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo. (iv) Klasifikasi instrumen keuangan
Financial assets at fair value through profit or loss (if had not been required to be classified as held for trading at initial recognition) could be reclassified as loans and receivables if it met the definition of loans and receivables and entity has the intention and ability to hold the financial assets for foreseable future or until maturity date.
(iv) Classification of financial instruments
Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari instrumen dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Lampiran - 5/15 - Schedule
The Bank classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of instruments and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
387
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan) (iv) Klasifikasi (lanjutan)
instrumen
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial instruments (continued)
keuangan
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2014)/Category as defined by PSAK 55 (Revised 2014) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/Financial assets at fair value through profit or loss
(iv) Classification of financial instruments (continued)
Golongan (ditentukan oleh Bank)/ Class (as determined by the Bank) Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan/ Financial assets held for trading
Subgolongan/ Subclasses
Tagihan derivatif-bukan lindung nilai/Derivative receivables-non hedging
Giro pada Bank Indonesia/Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain/Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks Efek-efek/Marketable securities Aset keuangan/ Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali/Securities purchased under resale agreements Pinjaman yang diberikan/Loans Tagihan akseptasi/Acceptance receivables Aset lain-lain/Other assets -
Aset keuangan tersedia untuk dijual/Available for sale financial assets
388
Piutang bunga/Interest receivables Pendapatan atas jasa penyaluran reksa dana dan bancassurance yang masih harus diterima/Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables Lain-lain/Others
Efek-efek/Marketable securities Obligasi Pemerintah/Government Bonds
Lampiran - 5/16 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan) (iv)
Klasifikasi (lanjutan)
instrumen
d. Financial instruments (continued) keuangan
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2014)/Category as defined by PSAK 55 (Revised 2014) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/Financial liabilities at fair value through profit or loss Liabilitas keuangan/ Financial liabilities
Rekening administratif/ Off-balance sheet financial instruments
(v)
ACCOUNTING POLICIES (continued)
(iv) Classification of financial instruments (continued)
Golongan (ditentukan oleh Bank)/Class (as determined by the Bank)
Subgolongan/ Subclasses
Liabilitas keuangan dalam kelompok diperdagangkan/Financial liabilities held for trading
Liabilitas derivatif-bukan lindung nilai/Derivative payables-non hedging
Simpanan nasabah/Deposits from customers Simpanan dari bank lain/Deposits from other banks Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortised cost
Liabilitas akseptasi/Acceptance payables Efek-efek yang diterbitkan/Marketable securities issued Pinjaman yang diterima/Borrowing Liabilitas liabilities
lain-lain/Other
- Utang bunga/Interest payables - Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses - Lain-lain/Others
Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan/Committed unused loan facilities granted Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan/Irrevocable letters of credit Garansi yang diterbitkan/Guarantees issued
Saling hapus
(v) Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai bersihnya jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
Financial assets and financial liabillities are set off and the net amount reported in the statements of financial position when, and only when, there is a legally enforceable right to set off the amounts and there is an intention to settle on a net basis or realise the asset and settle the liability simultaneously.
Hal yang berkekuatan hukum harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan dan harus dapat dipaksakan di dalam situasi bisnis yang normal, peristiwa kegagalan atau kebangkrutan dari entitas atas seluruh pihak lawan.
The legally enforceable right must not be contingent on future events and must be enforceable in the normal course of business and in the event of default, insolvency or bankruptcy of the company or the counterparty.
Lampiran - 5/17 - Schedule
389
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial instruments (continued)
(v) Saling hapus (lanjutan)
(v) Offsetting (continued)
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (vi) Penurunan nilai dari aset keuangan
Income and expense are presented on a net basis only when permitted by accounting standards. (vi) Impairment of financial assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
(a) Financial assets carried at amortised cost
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets are impaired. A financial asset or a group of financial assets are impaired and impairment losses are incurred when, and only when there is an objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
merugikan") dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
390
Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Criteria that the Bank uses to determine that there is an objective evidence of impairment loss are as follows:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau debitur; b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami debitur, memberikan keringanan (konsesi) pada debitur yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan tersebut; kemungkinan bahwa d. terdapat debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
a. significant financial difficulty of the issuer or debtor; b. default or delinquency in interest or principal payments;
Lampiran - 5/18 - Schedule
c. the lender, for economic or legal financial difficulty, granting to the debtor a concession that the lender would not otherwise consider; d. probability that the debtor will enter bankruptcy or other financial reorganisation;
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
keuangan yang dicatat (a) Aset berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
e. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau f. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi.
e. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or f. observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimation.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Initially the Bank assesses whether objective evidence of impairment for financial assets exists as described above. The individual assessment is performed on the significant impaired financial asset using the discounted cash flows method. The insignificant impaired financial assets and nonimpaired financial assets are included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank assesses that there is no objective evidence of impairment for financial asset assessed on individual significant and basis,for both insignificant amount, the related financial asset will be included in group with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Accounts that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognised are not included in a collective assessment of impairment.
Lampiran - 5/19 - Schedule
391
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
d.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
392
ACCOUNTING POLICIES (continued) Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
keuangan yang dicatat (a) Aset berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
For the purposes of individual evaluation of impairment, the amount of the loss is measured as the
Perhitungan nilai kini dan estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped based on the similarity of credit risk characteristics such as considering credit segmentation and past-due status. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets by being indicative of the debtor or
Lampiran - 5/20 - Schedule
carrying amount and the present value of estimated future cash flows original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance for impairment losses account and the allowance for impairment amount of the losses is recognised in the statements of income. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
liabilities due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Bank. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based on to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dicatat di dalam beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.
Impairment charges relating to loans are recorded in allowance for impairment losses on financial assets.
Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah pengakuan penurunan nilai (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occuring after the impairment was recognised (such
Lampiran - 5/21 - Schedule
credit rating), the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the impairment reversal is recognised in the statement of profit or loss.
393
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
d.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
394
ACCOUNTING POLICIES (continued) Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
keuangan yang dicatat (a) Aset berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
(a) Financial assets carried at amortised cost (continued)
Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Subsequent recoveries of loans written off in the current year are credited to the allowance for impairment losses account. Subsequent recoveries of loans written off in previous year are recognised as other operating income.
(b) Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
(b) Financial assets classified as available for sale
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2d.(vi) (a) untuk kriteria bukti objektif adanya penurunan nilai. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan yang signifikan atau penurunan yang berkepanjangan atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan penghasilan komprehensif lainnya, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi.
The Bank assesses at each reporting date of the statements of financial position whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Refer to Note 2d.(vi) (a) for the criteria of objective evidence of impairment. In the case of debt instruments classified as available for sale, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available for sale financial assets, the cumulative loss measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in the statement of other comprehensive income is removed from equity and is recognised in the statement of profit or loss.
Lampiran - 5/22 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
(b) Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual (lanjutan) Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara dihubungkan dengan objektif peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. (c) Kontrak jaminan keuangan tagihan komitmen lainnya
of
financial
assets
(b) Financial assets classified available for sale (continued)
as
If in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in statement of profit or loss, the impairment loss is reversed through the statement of profit or loss.
dan
(c) Financial guarantee contracts and other commitment receivables
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen hutang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badanbadan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitasfasilitas perbankan lainnya, dan penyediaan dana yang belum ditarik.
Financial guarantee contracts are contracts that require the issuer to make specified payments to reimburse the holder for a loss incurred because a specified debtor defaulted to make payments when due, in accordance with the terms of a debt instrument. Such financial guarantees are given to banks, financial institutions and other institutions on behalf of customers to secure loans and other banking facilities, and unused provision of funds facilities.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal dan nilai wajar awal diamortisasi sepanjang umur jaminan keuangan.
Financial guarantees are initially recognised in the financial statements at fair value on the date the guarantee was given. The fair value of a financial guarantee at inception is likely to equal the premium received because all
Lampiran - 5/23 - Schedule
length terms and the initial fair value is amortised over the life of the financial guarantees.
395
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
d.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vi) Impairment (continued)
of
financial
assets
(c) Kontrak jaminan keuangan dan tagihan komitmen lainnya (lanjutan)
(c) Financial guarantee contracts and other commitment receivables (continued)
Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar amortisasi dengan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan mungkin terjadi) dan selisihnya dibebankan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi.
Subsequently they are measured at the higher of amortised amount and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable) and the difference is charged to other operating expense in the statement of income.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan kerugian historis.
Allowances for impairment on financial guarantee contracts with credit risk are calculated based on historical experience.
(vii) Penentuan nilai wajar
396
ACCOUNTING POLICIES (continued)
(vii) Determination of fair value
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at measurement date.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya seperti Bloomberg dan Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan.
The fair value of financial instruments traded in active markets, such as marketable securities, is determined based on quoted market prices at the balance sheet date from credible sources such quoted market prices from Bloomberg and Reuters on the statement of financial position date.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih instrumen keuangan tersebut.
For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially have the same characteristics or calculated based on the expected cash flows of the underlying net asset base of the financial instruments.
Lampiran - 5/24 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
(vii) Penentuan nilai wajar (lanjutan)
Financial instruments (continued) (vii) Determination of fair value (continued)
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek, perantara efek, kelompok industri, badan pengawas dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasiindikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency and those prices represent actual and regularly occurring
Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input (sebagai contoh LIBOR yield curve dan nilai tukar mata uang asing) yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan.
For all other financial instruments, fair values are determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs (for example LIBOR yield curve and foreign exchange rates) existing at the dates of the statement of financial position.
Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti swap suku bunga dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.
The Bank uses widely recognised valuation models for determining fair values of non-standardised financial instruments of lower complexity, such as interest rate swaps and currency swaps. For these financial instruments, inputs into models are generally marketobservable.
Lampiran - 5/25 - Schedule
basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bidoffer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions.
397
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
(viii) Penghentian pengakuan
e.
(viii) Derecognition
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
Financial assets are derecognised when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have expired or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are transferred (that is, if substantially all the risks and rewards have not been transferred, the Bank evaluates to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition).
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial liabilities are derecognised when they have been redeemed, cancelled or otherwise expired.
Kas
e.
Kas meliputi kas kecil, kas besar, kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan bank notes. f.
398
Financial instruments (continued)
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
Cash Cash includes petty cash, cash, cash in Automatic Teller Machines (ATMs) and bank notes.
f.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are stated at face value or the gross value of the outstanding balances, less allowance for impairment losses, where appropriate.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
Giro wajib minimum
Minimum statutory reserves
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan mata uang asing, Bank diwajibkan untuk menempatkan sejumlah persentase tertentu atas simpanan nasabah dalam Rupiah dan mata uang asing pada Bank Indonesia.
In accordance with prevailing Bank Indonesia Statutory Reserves Requirements in Rupiah and foreign currency, the Bank is required to place a certain percentage of deposits from customers with Bank Indonesia in Rupiah and foreign currency.
Lampiran - 5/26 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g.
h.
i.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
g. Placements with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money, fixed term BITD, deposito berjangka dan lain-lain.
Placements with Bank Indonesia and other banks represent placements in the form of Bank Indonesia Deposit Facility (FASBI), call BITD, time deposits and others.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Placements with Bank Indonesia and other banks are stated at amortised cost using the effective interest rate method less any allowance for impairment losses, where appropriate.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Placements with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
Efek-efek
h.
Marketable securities
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari obligasi korporasi dan Discounted Bills.
The marketable securities consist corporate bonds and Discounted Bills.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2d.(i).(b) dan 2d.(i).(c) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
Marketable securities are classified as loans and receivables and available for sale financial assets. Refer to Note 2d.(i).(b) and 2d.(i).(c) for the accounting policy of financial assets classified as loans and receivables and available for sale financial assets.
Obligasi pemerintah
i.
of
Government bonds
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Government bonds represent bonds issued by the Government of the Republic of Indonesia.
Obligasi pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2d.(i).(c) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Government bonds are classified as available for sale financial assets. Refer to Note 2d.(i).(c) for the accounting policy of available for sale financial assets.
Lampiran - 5/27 - Schedule
399
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
2.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebagai tagihan sebesar harga jual kembali efek-efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan metode suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. k.
l.
Instrumen keuangan derivatif
under
resale
Securities purchased under resale agreements (reverse repo) are presented as receivables and stated at the agreed resale price less the difference between the purchase price and the agreed resale price. The difference between the purchase price and the agreed resale price is amortised using the effective interest method as interest income over the year commencing from the acquisition date to the resale date. Securities purchased under resale agreements (reverse repo) are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
k.
Derivative financial instruments
Dalam melakukan usaha bisnisnya, Bank melakukan transaksi instrumen keuangan derivatif seperti kontrak tunai dan berjangka mata uang asing, swap mata uang asing, cross currency swap, dan swap atas tingkat suku bunga. Instrumen derivatif yang dimiliki Bank adalah untuk diperdagangkan. Instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan pada nilai wajar dengan menggunakan harga pasar.
In the normal course of business, the Bank enters into transactions involving derivative financial instruments such as foreign currency spot, and forward contracts, foreign currency swaps, cross currency swaps, and interest rate swaps. The derivative instruments entered by the Bank were for trading. Derivative instruments are recognised in the financial statements at fair value using market rates.
Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.
Keuntungan atau kerugian yang terjadi dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan.
Gains or losses as a result of fair value changes are recognised in the current period statement of profit or loss.
Instrumen keuangan derivatif pada awalnya diakui di laporan posisi keuangan berdasarkan harga perolehannya dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya.
Derivative financial instruments are initially recognised in the statement of financial position at acquisition price and subsequently are remeasured at their fair value.
Pinjaman yang diberikan
l.
Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
400
Securities purchased agreements
Loans Loans represent the provision of cash or cash equivalents based on agreements with debtors, where debtors are required to repay their debts with interest after specified periods.
Lampiran - 5/28 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
2.
Pinjaman yang diberikan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Loans (continued)
Pinjaman yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d.(i).(b) for the accounting policy of loans and receivables.
Pinjaman
Loans under joint financing without recourse are stated at principal amount according to the portion of risk borne by the Bank. Consumer financing income is presented as interest income in the statement of profit or loss.
yang
diberikan
dalam
rangka
dinyatakan sebesar pokok pinjaman yang diberikan sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. Pendapatan pembiayaan konsumen dicatat sebagai pendapatan bunga di laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan yang diperoleh melalui pembelian piutang pembiayaan konsumen dari perusahaan pembiayaan dinyatakan sebesar nilai sisa pokok pembiayaan dari perusahaan pembiayaan kepada konsumen akhir. Selisih antara nilai sisa pembiayaan kepada konsumen akhir dengan harga beli yang dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan pembiayaan dicatat sebagai beban bunga yang ditangguhkan yang merupakan bagian dari biaya transaksi atas pembelian pinjaman yang diberikan. Beban bunga yang ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif sepanjang sisa jangka waktu pembiayaan kepada konsumen akhir.
Loans acquired through purchases of consumer financing receivables from multifinance company are recognised at the remaining principal from a multifinance company to end customers. The difference between the remaining principal from end users and the purchase price paid by the Bank to the multifinance company are recorded as deferred interest expense and included as part of transaction costs in acquiring loans and receivables. The deferred interest expense will be amortised using effective interest rate method over the remaining financing contract to end customers.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, yang berupa perpanjangan jangka waktu kredit atau perubahan fasilitas kredit dan/atau kombinasi dari keduanya.
Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, in form of loan period extension or change in loan facility and/or a combination of both.
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih lebih nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Restructured loans are stated at the lower of carrying value of the loan at the time of restructuring or net present value of the total future cash receipts after restructuring. Losses arising from any excess of the carrying value of the loan at the time of restructuring over the net present value of the total future cash receipts after restructuring are recognised in the statement of income. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as the recovery of principal and interest income, in accordance with the restructuring scheme.
Lampiran - 5/29 - Schedule
401
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
2.
Pinjaman yang diberikan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. m. Tagihan dan liabilitas akseptasi
n.
o.
Syndicated loans are stated at amortised cost in accordance with the risk borne by the Bank.
m. Acceptance receivables and payables
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Acceptance receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2d.(i).(b) for the accounting policy of loans and receivables.
Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2d.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Acceptance payables are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2d.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
Investasi dalam saham
n.
Investment in shares
Investasi dalam saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents long-term investment in non-publicly listed companies.
Investasi dalam saham yang dibawah 20% dicatat dengan metode biaya yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Investment in shares below 20% is carried at cost less an allowance for impairment losses.
Aset tetap dan aset tidak berwujud
o.
Fixed assets and intangible assets
Aset tetap
Fixed assets
Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation. Acquisition cost includes expenditures that are directly attributable to the acquisition of the items.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama periode di mana biaya-biaya tersebut terjadi.
402
Loans (continued)
carrying amount or are recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Bank and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the statement of income during the financial period in which they are incurred.
Lampiran - 5/30 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o.
Aset tetap (lanjutan)
dan
aset
tidak
2. berwujud
ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
and
intangible
assets
Aset tetap (lanjutan)
Fixed assets (continued)
Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya, sebagai berikut:
Land is stated at cost and not depreciated. Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognised as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not depreciated. Costs related to renewal of land rights are recognised as intangible assets and amortised during the period of the land rights. Depreciation on fixed assets other than land is calculated using a straight line method to allocate their costs to their residual values over their estimated useful lives, as follows:
Tahun/Years Bangunan Instlasi kantor Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor
20 Sesuai dengan periode sewa gedung/ Over the lease period of the premises 4-8 4 4-8
Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap ditelaah, dan disesuaikan jika perlu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Buildings Leasehold improvements Furniture and fixtures Motor vehicles Office equipments
lives are reviewed, and adjusted if required, at each date of statement of financial position.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dengan menggunakan nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari laporan keuangan. Keuntungan atau kerugian yang terjadi, diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
When fixed assets are no longer in use or disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are written off in the financial statements. The resulting gain or losses are recognised in the statement of profit or loss for the year.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, pemasangan peralatan kantor dan aset tetap lainnya yang masih dalam proses, dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan manajemen.
The accumulated costs of the construction of buildings, the installation of office equipment and other fixed assets that are still in progress are capitalised as construction in progress. These costs are reclassified to fixed assets accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from the date the assets are ready for use accordance with the objectives desired by management.
Lampiran - 5/31 - Schedule
403
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o.
404
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Aset tetap (lanjutan)
dan
aset
tidak
2. berwujud
ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
and
intangible
assets
Aset tidak berwujud
Intangible assets
Aset tidak berwujud terdiri dari goodwill dan perangkat lunak.
Intangible assets consists of goodwill and software.
(i)
(i) Software
Perangkat lunak Perangkat lunak yang dibeli dan atau dikembangkan secara internal oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Software acquired and or internally developed by Bank is stated at cost less accumulated amortization and accumulated impairment losses.
Pengeluaran untuk pengembangan perangkat lunak secara internal diakui sebagai aset ketika Bank dapat mendemonstrasikan maksud dan kemampuannya untuk menyelesaikan pengembangan dan memakai perangkat lunak tersebut dalam menghasilkan keuntungan ekonomis dimasa mendatang, dan dapat secara handal mengukur biaya untuk menyelesaikan pengembangan. Biaya perolehan dari perangkat lunak terdiri dari biaya lisensi perangkat lunak, biaya jasa professional, dan semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam pengembangan dan persiapan hingga perangkat lunak tersebut dapat digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
The cost of an internally developed software is recognized as an asset when the Bank is able to demonstrate its intention and ability to complete the development and use of the software in a manner that will generate future economic benefits, and can reliably measure the costs to complete the development. The costs of software include license costs, professional service fees, and all directly attributable costs necessary to create, develop, and prepare the software to be capable of operating in the manner intended by management.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa mendatang. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Subsequent expenditure on software is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred.
Amortisasi dimulai pada saat perangkat lunak tersebut tersedia untuk digunakan sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang masa manfaat dari perangkat lunak tersebut. Estimasi masa manfaat dari perangkat lunak adalah 3 (tiga) sampai 10 (sepuluh) tahun.
Amortization is charged from the date the software are ready for use in the manner intended by management. Amortization is recognized in statement of income on a straight-line basis over the estimated useful life of the software. The estimated useful life of software is 3 (three) up to 10 (ten) years.
Lampiran - 5/32 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Aset tetap (lanjutan) (i)
dan
aset
tidak
2. berwujud
ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Fixed assets (continued)
Perangkat lunak (lanjutan)
and
intangible
assets
(i) Software (continued)
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai sisa ditelaah dan disesuaikan jika diperlukan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Amortization method, useful lives and residual values are reviewed at each financial year-end and adjusted if appropriate.
(ii) Goodwill
(ii) Goodwill
Penggabungan usaha dengan ANK dicatat dengan menggunakan metode akuntansi pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan, atau liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang terkait secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset bersih ANK dicatat sebagai goodwill.
Merger with ANK is accounted for using the purchase method of accounting. The cost of an acquisition is measured at fair value of the assets given up, shares issued, or liabilities assumed at the date of acquisition plus costs directly attributable to the acquisition. The excess of the acquisition cost over the fair value of net assets of ANK is recorded as goodwill.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan bagian Bank atas nilai wajar aset bersih perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi.
Goodwill represents the excess of the
Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill sesuai ombinasi B Goodwill untuk selanjutnya disajikan sebesar nilai wajar awal dikurangi akumulasi penurunan nilai (lihat Catatan 15).
Bank conducts regular evaluation on goodwill impairment in accordance with
p. Aset lain-lain
assets at the date of the acquisition.
Combinatio measured at cost less accumulated impairment losses (refer to Note 15). p.
Terdiri dari aset yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Termasuk dalam aset lain-lain adalah beban dibayar di muka, piutang bunga, pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima, setoran jaminan, biaya penggantian dari pihak berelasi, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai dan lain-lain.
Other assets Represents assets that cannot be classified under the above accounts. Included in other assets are prepaid expenses, interest receivables, mutual fund and bancassurance distribution fee receivables, security deposits, reimbursement costs from related parties, foreclosed collaterals, abandoned property and others.
Lampiran - 5/33 - Schedule
405
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
p. Aset lain-lain (lanjutan)
p.
Other assets (continued)
Sebagian aset lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Lihat Catatan 2d.(i).(b) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Some of other assets are classified as loans and receivables and are stated at amortised costs less allowance for impairment losses. Refer to Note 2d.(i).(b) for the accounting policy for loans and receivables.
Beban dibayar di muka
Prepaid expenses
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortised over their beneficial periods using the straight line method.
Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai
Foreclosed properties
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan. Bank memiliki kebijakan untuk selalu berusaha menjual AYDA untuk menyelesaikan sisa kewajiban debitur.
Foreclosed assets represent assets acquired by Bank, both from auction and non auction based on voluntary transfer by the debtors or
Properti terbengkalai adalah aset tetap dalam bentuk tanah dan bangunan yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank. AYDA dan properti terbengkalai dicatat pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Kelebihan nilai tercatat kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh debitur di atas nilai realisasi bersih dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai tercatat AYDA dan hasil penjualannya diakui sebagai kerugian pada saat penjualan agunan yang bersangkutan. Untuk selisih lebih antara nilai tercatat AYDA dan hasil penjualan AYDA dikembalikan kepada debitur.
406
ACCOUNTING POLICIES (continued)
collaterals
and
abandoned
collateral where the debtors could not fulfill their obligations to Bank. Foreclosed assets represent loan collateral acquired in settlement of loans. Bank has policy to sell
fixed assets in form of land and building operational activity. Foreclosed assets and abandoned properties are recorded at the lower of carrying amount and net realisable value, which is the fair value of the assets less estimated cost of liquidating the assets. Any excess of the loan balance over the value of the foreclosed assets, which is not recoverable from the borrower, is charged to the allowance for the impairment losses. Any difference between the carrying value of the foreclosed collaterals and the proceeds from its sale is recognised as a gain or loss on sale of the foreclosed collaterals. Any excess from proceeds of sale and carrying value of the foreclosed collaterals will be returned to debtors.
Lampiran - 5/34 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
p. Aset lain-lain (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Other assets (continued)
Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai (lanjutan)
Foreclosed collaterals properties (continued)
Biaya pemeliharaan atas AYDA dan properti terbengkalai yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Maintenance costs of foreclosed assets and abandoned properties subsequent to the foreclosure or acquisition of the assets are charged to the current statement of income as incurred.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
The carrying amount is written down to recognise a permanent diminution in value, which is charged to the current year statements of income.
q. Simpanan nasabah
q.
and
abandoned
Deposits from customers
Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan dan deposito berjangka dan bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
Deposits from customers are funds placed by customers (excluding banks) to the Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are demand deposits, saving deposits and time deposits and other forms which are similar.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai
Demand deposits represent deposits of customers that may be used as instruments of payment, and which may be withdrawn at any time by cheque, Automated Teller
pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
payment or transfers.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone/Mobile Banking, dan Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Savings deposits represent deposits of customers that may be withdrawn over the counter and via ATMs or fund transfers by SMS Banking, Phone/Mobile Banking, and Internet Banking when certain agreed conditions are met, but which may not be withdrawn by cheque or other equivalent instruments.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2d.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
that may only be withdrawn after a certain time based on the agreement between the depositor and the Bank. Deposits from customers are classified as financial liabilites at amortised cost. Refer to Note 2d.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
Lampiran - 5/35 - Schedule
407
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
2.
Simpanan dari bank lain
r.
408
Deposits from other banks
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk Negotiable Certificate of Deposit, giro, tabungan, simpanan berjangka, dan interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito.
Deposits from other banks represent liabilities to domestic and overseas banks, in the form of Negotiable Certificate of Deposit, demand deposits, savings, time deposits, and interbank call money with maturity period based on agreement less than or equal to 90 days, time deposits and certificates of deposit.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2d.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from other banks are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2d.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
s. Pinjaman yang diterima
t.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
s.
Borrowing
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowing represents fund received from other bank with the obligation of repayment in accordance with the requirements of the loan agreement.
Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/ penerbitan pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat catatan 2d.(ii).(b) untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Borrowing is initially measured at fair value deducted with directly attributable transaction costs. Borrowing is classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to note 2d.(ii).(b) for the accounting policy for financial liabilities at amortised cost.
Perpajakan
t.
Taxation
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain di dalam ekuitas.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognised in the profit or loss, except to the extent that it relates to items recognised directly in equity. In this case, the tax is also recognised in other comprehensive income in the equity.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is determined using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Lampiran - 5/36 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t.
u.
2.
Perpajakan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) t.
Taxation (continued)
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilised.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Manajemen membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
Management periodically evaluates positions taken in tax returns with respect to situations in which applicable tax regulation is subject to interpretation. Management establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Imbalan kerja
u.
Employee benefits
Imbalan kerja diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Employee benefits are recognised when they accrue to the employees based on accrual method.
Bank memiliki program pensiun sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan atau kebijakan yang ditetapkan oleh Bank. Program ini pada umumnya didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara berkala.
The Bank has pension schemes in accordance with prevailing labor-related laws
Bank harus menyediakan program pensiun dengan jumlah minimal tertentu sesuai dengan UndangKetenagakerjaan No. 13/2003. Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti.
The Bank is required to provide a minimum amount of pension benefits in accordance with Labor Law No. 13/2003. Since the Labor Law sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance, pension plans under Labor Law represent defined benefit plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja, atau kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service, or compensation.
schemes are generally funded through payments to trustee-administered funds as determined by periodic actuarial calculations.
Lampiran - 5/37 - Schedule
409
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
u. Imbalan kerja (lanjutan)
v.
u.
Employee benefits (continued)
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi dengan pembayaran kepada pengelola dana pensiun dan disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial. Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode Projected Unit Credit.
The obligation of defined benefit plan scheme recognised in the statements of financial position is the present value of the defined benefit obligation at the statements of financial position date deducted with payment to trusted administered fund and adjusted for unrecognised actuarial gains/losses. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the Projected Unit Credit method.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of a defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefit will be paid, and that have the terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial langsung diakui seluruhnya melalui pendapatan komperhensif lainnya pada saat terjadinya.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions charged or credited to equity in other comprehensive income in the period in which they arise.
Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi.
Past-service costs are recognised immediately in statement of profit or loss.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap. Iuran dana pensiun yang ditempatkan pada entitas terpisah ditanggung oleh Bank. Jumlah kontribusi dari Bank dan hasil pengembangan investasinya diperhitungkan sebagai bagian dari kewajiban imbalan pasti sesuai dengan UU No. 13/2003.
The Bank has implemented a defined contribution retirement program for its permanent employees. Contributions to the retirement funds were placed into a separate entity are paid by the Bank. Total contribution from the Bank and its investment growth result is accounted as part of defined benefit liabilities in accordance with Labor Law No. 13/2003.
Kewajiban ini dinilai setiap tahun aktuaris independen yang kompeten.
These obligations are determined annually by independent qualified actuaries.
oleh
Pendapatan dan beban bunga
v.
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang dikenakan suku bunga pendapatan menggunakan metode suku bunga efektif.
410
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Interest income and expense Interest income and expense for all interestbearing financial instruments are recognised the statements of income using the effective interest rate.
Lampiran - 5/38 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
v. Pendapatan dan beban bunga (lanjutan)
v. Interest income and expense (continued)
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transactions costs and all other premiums or discounts.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of a similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pada saat pinjaman yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya, bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
When a loan is classified as non-performing loan, any interest income previously recognised but not yet collected is reversed against interest income. The reversed interest income is recognised as a contingent receivable.
w. Pendapatan provisi dan komisi
x.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
w. Fees and commissions income
Provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/pengurang dari biaya perolehan kredit dan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Fees and commissions income directly related to lending activities, are recognised as a part/deduction of lending cost and are recognised as interest income by amortising the carrying value of loan with effective interest rate method.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian pinjaman dan jangka waktu tertentu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi.
Fees and commission income which are not related to lending activities and a specific period are recognised as revenues at the transaction date.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Bank melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak yang berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi
x.
Transactions with related parties The Bank enters into transactions with related parties. In these financial statements, the term related parties are used as defined in the Statement of Financial Accounting
-pihak yang
Lampiran - 5/39 - Schedule
411
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x.
3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)
x.
Transactions (continued)
with
related
parties
i. perusahaan di bawah pengendalian Bank; ii. perusahaan asosiasi; iii. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; iv. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan iii di atas; dan kunci dan anggota v. manajemen keluarganya.
i. entities under the control of the Bank; ii. associated companies; iii. investors with an interest in the voting that gives them significant influence;
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan 33 atas laporan keuangan.
The nature of transactions and balances of accounts with the related parties are disclosed in the Note 33 to the financial statements.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
iv. entities controlled by investors under note iii above; and v.
key management and their relatives.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, Bank senantiasa dihadapkan pada berbagai risiko finansial maupun risiko non-finansial. Perkembangan bisnis yang pesat pada lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan risiko kegiatan usaha bank semakin kompleks sehingga Bank harus mampu menerapkan manajemen risiko yang baik agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan akan sangat mendukung Bank untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati. Prinsip-prinsip manajemen risiko tersebut pada dasarnya merupakan standar bagi dunia perbankan yang penerapannya diarahkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 yang diubah melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal
Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan, kebijakan dan proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
412
ACCOUNTING POLICIES (continued)
In conducting its function as a financial intermediary institution, the Bank faces financial and non-financial risks. The rapid development in banking business externally and internally have resulted in a more complex risk for banks which forces the Bank to implement a proper risk management to adapt with the banking business. Therefore, the risk management principle implemented will highly support the Bank to operate in a prudent manner. The risk management principles are standard for banking industry which implementation is regulated by Bank Indonesia through Bank Indonesia regulation No. 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 amended by Bank Indonesia regulation No. 11/25/PBI/2009 dated 1 July 2009 Letter No. 5/21/DPNP dated 29 September 2003 amended by Bank Indonesia Circular Letter No. 13/23/DPNP dated 25 October 2011 Application of Risk Management for
The following notes present information about the managing the risks.
Lampiran - 5/40 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a. Risiko Hukum
b.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) a.
Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya beberapa hal yang antara lain adalah tingkat faktor litigasi atau jumlah tuntutan hukum yang dialami oleh Bank, faktor perikatan yang lemah seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya suatu perjanjian dan faktor ketiadaan peraturan dan perundang-undangan atau perubahan peraturan.
Legal risks are the risks that are caused by several factors i.e., the litigation factor level or the numbers of lawsuits incurred by the Bank, the weakness of legal agreement factors such as the incompleteness of the basic legal requirements in an agreement and the absence of laws and regulations or regulatory changed factor's.
Pengelolaan manajemen risiko hukum yang berkualitas dilakukan dalam rangka memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan pihak ketiga serta dalam menjalankan proses penyelesaian tuntutan hukum yang dialami oleh Bank didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.
The quality of legal risk management is implemented in order to ensure that all activities of the Bank's business and the relationships with the third parties and in carrying out the process of settlement of lawsuits incurred by the Bank are based on the rules and requirements which can protect the interests of the Bank from a legal perspective.
Risiko Strategis
b.
Strategic Risk
Risiko strategis mengacu pada risiko yang disebabkan oleh adanya keputusan dan/atau penerapan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan strategis yang tidak tepat, atau kegagalan Bank dalam merespon perubahan-perubahan ekternal.
Strategic risk refers to the risk of a bad outcome attributed due to a decision and/or rategy, a bad or
Bank mengelola risiko strategis melalui proses pertimbangan dan pengambilan keputusan secara kolektif dan komprehensif di lingkungan komite-komite pengawasan dan eksekutif, yang turut mempengaruhi dan berdampak pada langkah-langkah bisnis yang akan diambil dalam kerangka kebijakan dan arah yang telah ditetapkan. Bank juga mengawasi implementasi rencana bisnis Bank sebagai bagian dari pengelolaan risiko strategis.
The Bank manages strategic risks through a comprehensive and collective consideration and decision-making processes encompassing areas of the supervisory and executive committees that influence and impact business decisions on policies and directions that the Bank will embark on. Bank also monitors the implementation of its business plan as part of strategic risk management.
c. Risiko Reputasi
failure to respond to external changes.
c.
Risiko reputasi adalah risiko yang terutama disebabkan oleh adanya pengaduan nasabah dan publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Selain itu faktor-faktor yang juga mempengaruhi risiko reputasi antara lain: reputasi pemegang saham, mitra bisnis, dan konflik internal.
Reputation Risk Reputation risk is the risk which is mainly caused by among others customer complaints and negative publicity related with on the Bank. Other factors which influence business partners, and internal conflict.
Lampiran - 5/41 - Schedule
413
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
414
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Risiko Reputasi (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c.
Reputation Risk (continued)
Bank mengadopsi tiga lini pertahanan dalam mengelola risiko reputasi Bank. Manajemen Risiko Reputasi adalah tanggung jawab semua orang dan sebagai bagian dari peningkatkan kesadaran risiko reputasi Bank. Bank telah memberikan pelatihan Kode Etik dan Kesadaran Risiko untuk semua karyawan Bank. Sejak Januari 2015 sampai dengan Desember 2015, Bank telah memberikan 14 jenis pelatihan terhadap 2772 peserta (tidak diaudit).
The Bank adopted the Three Lines of Defense in managing its reputation risk.
Dalam mengelola risiko reputasi, Bank mengadopsi ambang batas risiko sebagaimana tercantum dalam Pernyataan Risiko yang Dapat Diterima dan Matriks Risiko 5x5 serta adanya Kebijakan Manajemen Risiko, Kebijakan Perlindungan Nasabah, Kebijakan dan Prosedur Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah serta Kebijakan dan Prosedur Media. Pelaporan dan pemantauan dilakukan melalui pelaporan manajemen atas indikator metrik yang dilakukan secara berkala seperti Laporan Customer Care, Laporan Key Risk Indicator (KRI), Laporan Direktur Kepatuhan dan Laporan Profil Risiko. Contoh indikator yang dilaporkan adalah jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan sesuai Service Level Agreement (SLA), status penyelesaian pengaduan, analisis kecenderungan dan penyebab utama pengaduan nasabah. Tindakan responsif yang dilakukan oleh lini depan dan dukungan dalam menangani pengaduan nasabah dan tindak lanjut atas pengaduan nasabah tersebut dapat mengurangi dampak negatif terhadap reputasi Bank.
In managing reputation risk, the Bank has adopted risk threshold as defined in Risk Appetite Statement and 5x5 Risk Matrix with policies in place such as Risk Management Policy, Customer Protection Policy, Customer Complaint Handling and Resolution Policy & Procedure and Media Policy & Procedure. Reporting and monitoring are done through regular management reporting of metric indicators such as Customer Care Report, Key Risk Indicator (KRI) Report, Compliance Director Report and Risk Profile Report. Examples of indicators reported are number of complaints that can be resolved within Service Level Agreement (SLA), resolution status of complaints, trend analysis and root cause of complaints. Responsive actions performed by frontline and support stand in handling customer complaint, and follow up actions can mitigate the likelihood of a negative impact to the
Bank juga memiliki proses penanganan media yang baik dan dijalankan dengan disiplin tinggi oleh Departemen Corporate Communications, dengan koordinasi yang baik dengan Anggota Direksi.
The Bank has in place a robust media management process implemented in a very discipline manner by Corporate Communications Department, with close coordination with Board of Directors.
Proses media monitoring dilaksanakan oleh Corporate Communications, yang mencakup pemantauan secara sistematis dari berbagai media publikasi dan kumpulan data dari sumber online (mencakup Social Media seperti Facebook dan Twitter) dengan jalur eskalasi masalah yang telah ditentukan berdasarkan signifikansi masalah kepada anggota Direksi yang terkait.
Media monitoring is conducted by Corporate Communications, which includes systematic recording of collection of press clipping from print media publications and collection of data from online sources (including social media sites such as Facebook and Twitter) with clear escalation path depending on significance of the issue, to the appropriate members of Board of Directors.
responsibility and as part of awareness on Bank reputation risk. Currently The Bank has delivered Code of Conduct and Risk Awareness training to all its employees. Since January 2015 until December 2015, the Bank has conducted 14 types of risk relevant training sessions involving 2772 participants (unaudited).
Lampiran - 5/42 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
Risiko Reputasi (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) c.
Jalur komunikasi yang jelas juga telah disiapkan untuk memastikan keseragaman pesan komunikasi kepada karyawan lini depan terkait dengan pemberitaan media atau isu reputasi. d.
Risiko Kepatuhan
Reputation Risk (continued) A clear communication path was established to ensure standard communications messages are conveyed to all respective staff in regards to any media coverage or reputation issue.
d.
Compliance Risk
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul ketika Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku. Secara lebih luas, risiko kepatuhan didefinisikan sebagai risiko sanksi hukum atau regulator, kerugian material keuangan atau kehilangan reputasi Bank sebagai akibat dari kegagalan dalam mematuhi Ketentuan Kepatuhan atas Undang-undang, Peraturan, Kebijakan, Prosedur dan Kode Etik. Risiko kepatuhan, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi pada pengenaan denda, hukuman, atau cidera reputasi.
Compliance Risk is a risk when the Bank does not comply with or implement the prevailing laws and regulations and other policies. More broadly, compliance risk defined as a risk on legal or regulatory sanctions, material financial losses or reputation Bank losses as a result of failure to comply with the Laws, Regulations, Policies, Procedures and Code of Conducts. If compliance risk not managed well, it will potentially lead to penalty charges, punishments, or reputation damage.
Sedangkan tingkat eksposur risiko kepatuhan Bank dipengaruhi beberapa faktor termasuk perubahan peraturan, kebijakan internal Bank, proses dan sistem, dan yang paling penting adalah kesadaran dan budaya atas kepatuhan.
Whereas the exposure level of the Bank's compliance risk is determined by multiple factors including regulatory changes, internal policies, process and systems, and the most important things are compliance awareness and culture.
Untuk tujuan ini, Bank telah mengimplementasikan rencana kerja manajemen risiko kepatuhan yang komprehensif setiap tahun untuk meningkatkan budaya kepatuhan, struktur manajemen atau tata kelola yang menyeluruh, mekanisme pemantauan dan pengawasan strategi manajemen risiko serta evaluasi atas efektivitasnya. Pelaksanaan kerangka kerja ini mencakup, antara lain, pengkinian peraturan, pemberian pelatihan, kegiatan sosialisasi peraturan, pemberian konsultasi, peninjauan kebijakan dan prosedur bank, pemantauan atas kepatuhan terhadap ketentuan , penilaian kepatuhan, pengembangan dan peningkatan kinerja sistem untuk menunjang program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT), serta pengembangan sistem penunjang pelaksanaan fungsi kepatuhan.
For this purpose, the Bank implements an annual comprehensive compliance risk management work plan to increase its compliance culture, or a comprehensive governance, monitoring mechanism and strategic monitoring of risk management as well as the evaluation of its effectiveness. The implementation of this framework includes, among other things, regulation updates, training facilitations, regulation disseminations, advisories, and procedure reviews, monitoring on compliance with the regulations, compliance assessment, development and improvement of system performance to support Anti-Money Laundering and Counter Terrorism Financing (AML/CTF), as well as supporting system on the compliance functions implementation.
Lampiran - 5/43 - Schedule
415
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d.
Risiko Kepatuhan (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) d.
Selain itu, bank juga melakukan upaya dalam menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi pengawas bank termasuk upaya untuk mengurangi/menghindari temuan berulang, serta eskalasi pelaporan atas pelanggaran/penyimpangan yang terjadi kepada Senior Management dan Direksi sehingga mereka senantiasa mendapatkan informasi terkini dan mampu mengambil tindakan dalam mencegah terjadinya pelanggaran/penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. e.
416
Risiko Kredit
Compliance Risk (continued) In addition, the bank has made efforts to follow up on audit findings and recommendations of bank supervisors, including efforts to reduce/avoid repeated findings, as well as the escalation in violation/deviation reports to Senior Managements and the Board of Directors so that they get the latest information and are able to take action in preventing violations/deviations from the prevailing laws and regulations.
e.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika nasabah, klien atau rekanan Bank gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit dapat berasal dari pinjaman yang diberikan kepada ritel, usaha kecil, menengah dan korporasi, garansi yang diterbitkan, letters of credit, endorsements dan akseptasi.
Credit risk is the risk of financial loss, should
Bank juga dipengaruhi oleh risiko kredit lainnya yang berasal dari investasi pada efek-efek dan eksposur lain yang timbul dari aktivitas perdagangan.
The Bank is also exposed to other credit risks arising from investments in marketable securities and other exposures arising from its trading activities.
Manajemen melakukan pengelolaan eksposur risiko kredit dengan hati-hati. Manajemen dan pengendalian atas risiko kredit dilakukan secara terpusat oleh tim manajemen risiko kredit, yang memberi laporan kepada pimpinan tiap unit bisnis dan Direksi secara rutin.
Management carefully manages its exposure to credit risk. The credit risk management and control are centralised in the credit risk management team, which reports to the head of each business unit and Directors regularly.
Dalam mengendalikan dan mengurangi risiko kredit, Bank secara konsisten menjalankan prinsip kehati-hatian dalam pemutusan kredit, sehingga pada akhirnya tercapai suatu keseimbangan antara pengelolaan risiko kredit dengan pengembangan bisnis. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portofolio terus dipantau oleh Tim Manajemen Risiko untuk memastikan diversifikasi portofolio yang seimbang.
The Bank controls and reduces credit risk by consistently performing prudent credit assessment which results in a balance between credit risk and business development . At the same time, portfolio management is closely monitored within the Risk Management Team to ensure balanced diversification of the portfolio.
market counterparties fail to fulfill their contractual obligations to the Bank. Credit risk may arise from retail, small medium and corporate enterprise, guarantees, letters of credit, endorsements and acceptances.
Lampiran - 5/44 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
(i) Pengukuran risiko kredit
Credit Risk (continued) (i) Credit risk measurement
Estimasi terhadap eksposur risiko kredit adalah proses yang kompleks dan memerlukan penggunaan model, di mana nilai dari suatu produk bervariasi tergantung dengan perubahan pada variabel-variabel pasar, arus kas masa depan dan rentang waktu. Penilaian risiko kredit atas suatu portofolio aset memerlukan estimasi-estimasi, seperti kemungkinan terjadinya wanprestasi, rasio kerugian dan korelasi wanprestasi antar rekanan.
The estimation of credit risk exposure is a complex process and requires the use of models, as the value of a product varies depending on changes in market variables, expected cash flows and the passage of time. The assessment of credit risk of a portfolio of assets entails further estimations as to the likelihood of defaults occurring, of the associated loss ratios and of default correlations between counterparties.
Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan tiga komponen: (i) estimasi kerugian, yang memperkirakan kemungkinan debitur atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya; (ii) estimasi tingkat eksposur saat debitur atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajibannya baik pada on-balance sheet maupun rekening administratif; dan (iii) estimasi kerugian yang harus ditanggung Bank apabila kewajiban debitur yang telah wanprestasi tidak dibayar penuh.
In measuring the credit risk of loans, the Bank considers three components: (i) probability of default, estimating the likelihood of a debtor or counterparts not being able to fulfill their contractual obligations; (ii) exposure at default estimating the exposure at the time a debtor or counterpart has defaulted on their obligations, both on-balance sheet and off-balance sheet; and (iii) loss given default or estimation on the financial loss to the Bank should the defaulted obligation not be repaid in full.
Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, Bank secara rutin melakukan analisis terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur atau rekanan.
To manage and monitor credit risk, the Bank performs regular portfolio analysis based on portfolio segmentation and credit quality from debtors or counterparties.
Pemantauan atas kebijakan dan batas kredit dilakukan secara berkala termasuk pemantauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), segmentasi bisnis (kategori debitur), jenis mata uang dan sektor ekonomi.
Policy and limit monitoring is conducted on regular basis including: Legal Lending Limitm (LLL), business segmentation (category of debtor), type of currency and economic sectors.
(ii) Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi
(ii) Risk limit control and mitigation policies
Bank mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit di manapun risiko tersebut teridentifikasi khususnya terhadap industri.
The Bank manages, limits and controls concentrations of credit risk wherever they are identified in particular to industries.
Bank menentukan tingkat risiko kredit yang dimiliki dengan menetapkan batas jumlah risiko yang bisa diterima yang terkait dengan satu debitur, atau kelompok debitur, dan berdasarkan segmen geografis dan industri. Risiko ini dimonitor secara berkala dan akan ditelaah secara tahunan atau dengan frekuensi yang lebih sering jika diperlukan.
The Bank determines the levels of credit risk it undertakes by placing limits on the amount of risk accepted in relation to one debtor, or groups of debtors, and to geographical and industry segments. Such risks are monitored on a regular basis and are subject to an annual or more frequent review, when considered necessary.
Lampiran - 5/45 - Schedule
417
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
e.
Credit Risk (continued)
(ii) Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi (lanjutan)
(ii) Risk limit control and mitigation policies (continued)
Batas pemberian kredit ditinjau sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan ekonomi dan peninjauan kredit secara berkala dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi.
Lending limits are reviewed in the light of changing market and economic conditions and periodic credit reviews and assessments of probability of default.
Beberapa pengendalian spesifik lainnya dan pengukuran mitigasi dijelaskan di bawah ini:
Some other specific control and mitigation measures are outlined below:
Agunan
Collateral
Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit apabila sumber pembayaran utama debitur tidak tersedia lagi. Jenis agunan yang dapat diterima untuk memitigasi risiko kredit meliputi:
The Bank applies policies to mitigate credit risk, by taking collateral to secure the repayment of loan if the primary ment is no longer available. Collateral types that can be used to mitigate the credit risk include:
-
-
-
418
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kas Tanah dan/atau bangunan Standby Letter of Credit/Bank Garansi yang diterima Bank Mesin Kendaraan bermotor Piutang dagang Persediaan Saham atau surat berharga lainnya
-
Cash Land and/or buildings Standby Letter of Credit/Bank Guarantee received by the Bank Machinery Vehicles Trade receivables Inventory Stock or other marketable securities
Pemberian pembiayaan dan kredit jangka panjang kepada debitur korporasi dan komersial pada umumnya disertai agunan. Sebagai tambahan, untuk meminimalisasi kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait.
Longer term financing and lending to corporate and commercial debtors are generally secured. In addition, in order to minimise the credit loss, the Bank will require additional collaterals from the debtor when lower value in the collaterals are identified for the relevant loans.
Batas pemberian fasilitas untuk derivatif dan kredit
Lending limits for derivative and loan books
Risiko penyelesaian muncul dalam situasi dimana pembayaran dalam bentuk uang tunai atau efek-efek dibuat dengan harapan mendapatkan penerimaan setara kas atau efek-efek. Batas transaksi harian ditetapkan untuk masing-masing counterparty untuk menjaga total dari keseluruhan risiko yang timbul dari penyelesaian transaksi pasar Bank pada setiap harinya.
Settlement risk arises in any situation where a payment in cash or securities is made with an expectation of receiving equivalent cash or securities. Daily settlement limits are established for each counterparty to cover the aggregate of all
Lampiran - 5/46 - Schedule
market transactions on any single day.
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii)Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(iii)Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements
Eksposur risiko kredit terhadap aset keuangan - neto sesudah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to financial assets - net of allowance for possible losses as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
Eksposur maksimum/ Maximum exposure 2015 2014 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Aset lain-lain*)
*)
1,293,659 659,219
1,356,065 404,604
2,920,178 892,198 1,233,687
1,959,213 750,261 134,484
195,818 5,627 13,473,209 304,778 208,770
681,054 1,088 15,574,781 255,501 181,999
21,187,143
21,299,050
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreement Derivative receivables Loans Acceptance receivables Other assets*)
Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures relating to offbalance sheet items as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
Eksposur maksimum/ Maximum exposure 2015 2014 Fasilitas pinjaman commited yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
83,432
240,085
Commited unused loan facilities granted
28,755 348,626
94,529 591,838
Irrevocable letters of credit Guarantees issued
460,813
926,452
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan posisi keuangan.
Lampiran - 5/47 - Schedule
The above table represents maximum exposure of credit risk to the Bank as at 31 December 2015 and 2014, without taking account of any collateral held or other credit enhancements attached. For financial assets, the exposures set out above are based on net carrying amounts as reported in the statement of financial position.
419
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii)Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2015, 63,59% (2014: 73,12%) dari jumlah eksposur maksimum berasal dari pinjaman yang diberikan.
As at 31 December 2015, 63.59% (2014: 73.12%) of the total maximum exposure is derived from loans.
Manajemen yakin akan kemampuan Bank dalam mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit yang minimal yang berasal dari pinjaman yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan dan prosedur yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit. Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut. Bank telah memiliki sistem deteksi permasalahan dini melalui pemantauan yang disiplin. Sebagian besar kredit diberikan dengan agunan kecuali untuk jenis kredit tertentu seperti personal loan, dan fasilitas antar bank.
Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimum exposure of credit risk to the Bank resulting from its loans based on the following:
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure
a)
a)
Sektor industri Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya, yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Lihat juga pengungkapan atas pinjaman yang diberikan berdasarkan jenis dan sektor ekonomi dalam Catatan 13a dan 13c.
420
Lampiran - 5/48 - Schedule
The Bank has a documented credit policy and procedures that covers all all times, loan transactions must adhere to the requirements of the Bank has early problem detection the system through diciplined monitoring. Loans are mainly secured by collateral, except for certain loans such as personal and interbank loans.
Industry sectors The following table breaks down the taking into account any collateral held or other credit support, as categorised by industry sectors as at 31 December 2015 and 2014. See also loans by type and economic sector in Note 13a and 13c.
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
e. Risiko Kredit (lanjutan)
e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
a) Sektor industri (lanjutan)
a) Industry sectors (continued)
Pemerintah/ Government Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain*)
Bank/ Bank
2015
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Jumlah/ Total
1,293,659
-
-
-
-
-
1,293,659
-
659,219
-
-
-
-
659,219
569,392 369,082 1,233,687
2,350,786 523,116 -
-
-
-
-
2,920,178 892,198 1,233,687
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds
195,818 -
5,420
-
-
-
207
195,818 5,627
Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
79,472
61,407
592,964
538,950
130,849
12,341,804
13,745,446
21,234
24,986
11,521 30,540
7,601 1,726
994
286,227 129,290
305,349 208,770
3,762,344
3,624,934
635,025
548,277
131,843
12,757,528
21,459,951
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(272,808)
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets*)
Less: Allowance for impairment losses
21,187,143
Pemerintah/ Government Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi bruto Aset lain-lain*)
Bank/ Bank
2014
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Jumlah/ Total
1,356,065
-
-
-
-
-
1,356,065
-
404,604
-
-
-
-
404,604
1,174,866 134,484
784,347 750,261 -
-
-
-
-
1,959,213 750,261 134,484
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
681,054 -
670
-
-
-
418
681,054 1,088
122,335
60,555
1,093,344
720,788
31,344
13,610,865
15,639,231
549
8,318
26,547
246,524 -
-
9,140 146,585
255,664 181,999
3,469,353
2,008,755
1,119,891
967,312
31,344
13,767,008
21,363,663
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(64,613)
Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets*)
Less: Allowance for impairment losses
21,299,050
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
Lampiran - 5/49 - Schedule
421
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
e. Risiko Kredit (lanjutan)
e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
a) Sektor industri (lanjutan)
a) Industry sectors (continued)
Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut:
Pemerintah/ Government Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
2015
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Industri Pengolahan/ Manufacturing
-
-
-
153
-
-
444
2,982
-
2,065
21,178
100
-
2,065
21,622
3,235
Pemerintah/ Government Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan
Bank/ Bank
Credit risk exposure relating to off balance sheet items are as follows:
Bank/ Bank
83,432
Committed unused loan facilities granted
25,329
28,755
Irrevocable letters of credit
230,733
94,550
348,626
Guarantees issued
230,733
203,158
460,813
2014
Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Financial Institution non Banks
Industri Pengolahan/ Manufacturing
Jumlah/ Total
83,279
-
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Jumlah/ Total
-
-
547
16,000
-
223,538
240,085
Committed unused loan facilities granted
-
-
-
17,425
-
77,104
94,529
Irrevocable letters of credit
-
19,352
18,978
400
380,008
173,100
591,838
Guarantees issued
-
19,352
19,525
33,825
380,008
473,742
926,452
b) Kualitas kredit dari aset keuangan Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
422
Perusahaan Lainnya dan Perseorangan/ Other Companies and Individual
Jasa-jasa Dunia Usaha/ Trade Services
Lampiran - 5/50 - Schedule
b) Credit quality of financial assets As at 31 December 2015 and 2014, credit risk exposures relating to financial assets are divided as follows:
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
b)
b) Credit quality of financial assets (continued)
Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain*) Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2015
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
1,293,659
-
-
Jumlah/ Total 1,293,659
659,219
-
-
659,219
2,920,178 892,198 1,233,687
-
-
2,920,178 892,198 1,233,687
195,818 5,627
-
-
195,818 5,627
12,909,289
266,521
569,636
13,745,446
305,349 208,770
-
-
305,349 208,770
20,623,794
266,521
569,636
21,459,951 (272,808)
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets*) Less: Allowance for impairment losses
21,187,143
Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain*) Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2014
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
1,356,065
-
-
Jumlah/ Total 1,356,065
404,604
-
-
404,604
1,959,213 750,261 134,484
-
-
1,959,213 750,261 134,484
681,054 1,088
-
-
681,054 1,088
15,151,629
362,019
125,583
15,639,231
255,664 181,999
-
-
255,664 181,999
20,876,061
362,019
125,583
21,363,663 (64,613)
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables gross Other assets*) Less: Allowance for impairment losses
21,299,050 *) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
Lampiran - 5/51 - Schedule
423
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) e. Risiko Kredit (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
b) Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
b) Credit quality (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian kualitas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai berikut:
of
financial
assets
The quality of financial asset that are 31 December 2015 and 2014 are as follows: 2015
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain*) Cadangan kerugian penurunan nilai
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak/ Neither past due nor in arrears
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan/ Not past due but other facilities are in arrears
1,293,659 659,219
-
1,293,659 659,219
2,920,178 892,198 1,233,687
-
2,920,178 892,198 1,233,687
195,818 5,627 12,564,987 305,349 208,770 20,279,492
344,302 344,302
195,818 5,627 12,909,289 305,349 208,770 20,623,794
Jumlah/ Total
(63,214)
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets*) Allowance for impairment losses
20,560,580 2014
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain*) Cadangan kerugian penurunan nilai
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak/ Neither past due nor in arrears
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan/ Not past due but other facilities are in arrears
1,356,065 404,604
-
1,356,065 404,604
1,959,213 750,261 134,484
-
1,959,213 750,261 134,484
681,054 1,088 15,082,419 255,664 181,999 20,806,851
69,210 69,210
681,054 1,088 15,151,629 255,664 181,999 20,876,061
Jumlah/ Total
(12,884)
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets*) Allowance for impairment losses
20,863,177 *) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan.
424
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
Lampiran - 5/52 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
e. Risiko Kredit (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
b)
b) Credit quality of financial assets (continued)
Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) Penjelasan mengenai kualitas aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Details for
-
-
Belum jatuh tempo dan tidak menunggak Kemungkinan aset dapat diterima kembali adalah besar karena belum jatuh tempo dan tidak menunggak pada tanggal pelaporan, sehingga tidak menjadi kekhawatiran Bank.
-
There is a high likelihood of the assets being fully recovered since the assets has not past due and not in arrears at the reporting date, therefore, there is no concern from the Bank.
Belum jatuh tempo tetapi fasilitas lain terdapat tunggakan
-
Ada kekhawatiran atas kemampuan counterparty dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo dikarenakan ada fasilitas lainnya yang telah menunggak. Dalam hal ini counterparty diharapkan dapat menyelesaikan seluruh pokok dan bunga atas fasilitas lain yang menunggak.
0 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari
Not past due but other facilities are in arrears There
is
concern
over
the
payments when due since there are other overdue facilities. In this case, the counterparty is expected to settle all the outstanding amounts of principal and interest which are in arrears.
Analisis umur pinjaman yang diberikan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah:
Ritel/Retail*)
Neither past due nor in arrears
An age analysis of loans that are past due but not impaired on 31 December 2015 and 2014 are as follows:
2015 Usaha Kecil Menengah/ Komersial/ Small Medium Enterprise*) Commercial*)
Jumlah/ Total
135,524 33,155 12,563
66,071 13,531 5,677
-
201,595 46,686 18,240
181,242
85,279
-
266,521
Dikurangi : cadangan kerugian penurunan nilai
(12,120)
0 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days
Less : allowance for impairment losses
254,401 *) sektor industri dibagi berdasarkan kebijakan internal Bank
Lampiran - 5/53 - Schedule
*) industry sector divided based on Bank internal policy
425
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
e. Risiko Kredit (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) e.
Credit Risk (continued)
(iii) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan)
(iii) Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements (continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with credit risk exposure (continued)
b) Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
b) Credit quality of financial assets (continued)
Ritel/Retail*) 0 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari
2014 Usaha Kecil Menengah/ Komersial/ Small Medium Enterprise*) Commercial*)
Jumlah/ Total
133,829 33,406 12,729
71,463 12,021 6,058
92,513 -
297,805 45,427 18,787
179,964
89,542
92,513
362,019
Dikurangi : cadangan kerugian penurunan nilai
(2,782)
0 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days
Less : allowance for impairment losses
359,237 *) sektor industri dibagi berdasarkan kebijakan internal Bank
f.
426
Risiko Tingkat Suku Bunga
*) industry sector divided based on Bank internal policy
f.
Interest Rate Risk
Bank melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan tingkat suku bunga untuk mengurangi dampak negatif terhadap Bank, baik dampak terhadap laba maupun likuiditas, dari pergerakan tingkat suku bunga yang merugikan. Untuk mengukur risiko pasar karena pergerakan suku bunga, Bank melakukan analisis harian pada pergerakan marjin suku bunga dan juga melakukan analisis pada profil jatuh tempo seluruh aset dan liabilitas berdasarkan pada jadwal perubahan suku bunga (repricing schedule).
Interest rate exposure is also monitored by the Bank to reduce any negative impact to the Bank, either the impact on the profitability or on liquidity, due to adverse market interest rate movements. To measure market risk fluctuations in interest rates, the Bank performs daily analysis on the movement of interest rate margin and also reviews the maturity gap analysis based on the repricing schedule for all assets and liabilities.
Risiko tingkat suku bunga timbul dari berbagai layanan perbankan bagi nasabah.
Interest rate risk arises from the provision of a variety of banking services to customers.
Tujuan utama pengelolaan tingkat suku bunga adalah untuk membatasi dampak buruk dari pergerakan tingkat suku bunga terhadap laba dan untuk meningkatkan pendapatan di dalam batasan tertentu. Bila aktivitas lindung nilai alami masih menghasilkan ketidakcocokan (mismatch) tingkat suku bunga, lindung nilai dilakukan di dalam batasan yang telah ditentukan sebelumnya melalui penggunaan instrumen keuangan fisik dan instrumen keuangan derivatif lainnya.
The main objective of interest rate risk management is to limit the adverse effect of interest rate movements on profit and to enhance earnings within defined parameters. Where natural hedging still leaves a resultant interest rate mismatch, these are hedged within pre-defined limits through the use of physical financial instruments and other derivative financial instruments.
Lampiran - 5/54 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
Interest Rate Risk (continued)
Sebagian besar deposito nasabah dan pinjaman yang diberikan dengan tingkat suku bunga mengambang, berkaitan langsung dengan tingkat suku bunga pasar atau tingkat suku bunga yang diumumkan, yang disesuaikan secara periodik guna mencerminkan pergerakan pasar.
A substantial proportion of customer deposits and lending at floating interest rate is either directly linked to market rates or based upon published rates which are periodically adjusted to reflect market movements.
Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun untuk Rupiah dan mata uang asing:
The table below summarises the annual average effective interest rates for Rupiah and foreign currency: 2014
2015 Rupiah/ Rupiah % ASET Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Pinjaman yang diberikan LIABILITAS Simpanan nasabah dan dari bank lain: Giro Tabungan Deposito berjangka Negotiable certificate of deposit Pinjaman yang diterima
(i)
Mata uang asing/ Foreign currency %
Rupiah/ Rupiah %
Mata uang asing/ Foreign currency %
2.56 6.47 7.98
0.64 2.96 -
2.83 6.31 8.18
0.73 3.31 -
6.17 11.79
4.29
6.29 11.79
4.49
3.17 2.30 8.56
0.08 0.17 1.45
2.35 2.24 9.00
0.07 0.17 1.97
8.99 7.61
0.57
9.27 7.35
0.48
Eksposur bank terhadap risiko tingkat suku bunga
(i)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan ekposur instrumen keuangan Bank terhadap risiko tingkat suku bunga yang dikategorikan menurut mana yang terlebih dahulu antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo:
Lampiran - 5/55 - Schedule
ASSETS Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Loans LIABILITIES Deposit from customers and other banks: Current accounts Savings Time deposits Negotiable certificate of deposits Borrowing
Bank exposure to interest rate risk The
tables
below summarises the instruments exposure to interest rate risks categorised by the earlier of contractual repricing or maturity dates:
427
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) (i)
f.
Eksposur bank terhadap risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued) (i)
Bank exposure to interest rate risk (continued)
2015
Tidak dikenakan bunga/ Non interest bearing Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain*) Jumlah
Suku bunga mengambang/Floating rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Suku bunga tetap/Fixed rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Jumlah/ Total
1,293,659
-
-
-
-
-
-
-
-
1,293,659
-
659,219
-
-
-
-
-
-
-
659,219
-
-
80,929 -
283,642 -
91,840 -
2,920,178 1,952 -
-
369,082 80,146
64,753 1,153,541
2,920,178 892,198 1,233,687
5,627
-
-
-
-
195,818 -
-
-
-
195,818 5,627
-
397,685
822,821
4,050,116
3,599,797
156,030
684,997
1,431,654
2,602,346
13,745,446
305,349 208,770
-
-
-
-
-
-
-
-
305,349 208,770
1,813,405
1,056,904
903,750
4,333,758
3,691,637
3,273,978
684,997
1,880,882
3,820,640
21,459,951
Liabilitas
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets*) Total
Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Liabilitas lain-lain**)
-
8,252,462
-
-
-
4,301,682
2,086,057
444,162
175,088
15,259,451
249 305,349 309,380
46,656 -
-
-
-
314,354 -
591,531 -
588,257 -
-
1,540,798 249 305,349 309,380
Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Other liabilities**)
Jumlah
614,978
8,299,118
-
-
-
4,616,036
2,677,588
1,032,419
175,088
17,415,227
Total
903,750
4,333,758
3,691,637
(1,342,058)
(1,992,591)
848,463
3,645,552
2,846,297
Repricing gap
Perbedaan repricing
(7,242,214)
2014
Tidak dikenakan bunga/ Non interest bearing Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain-lain*) Jumlah
Suku bunga mengambang/Floating rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 1 month 3 months 12 months months
Suku bunga tetap/Fixed rate Lebih dari Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan s/d Lebih Sampai 3 bulan/ 12 bulan/ dari dengan More than More than 12 bulan/ 1 bulan/ 1 month 3 months More Up to until until than 12 3 months 12 months months 1 month
Jumlah/ Total
1,356,065
-
-
-
-
-
-
-
-
1,356,065
-
404,604
-
-
-
-
-
-
-
404,604
-
-
10,164 -
275,566 -
443,215 -
1,959,213 -
-
21,316 -
134,484
1,959,213 750,261 134,484
1,088
-
-
-
-
88,592 -
592,462 -
-
-
681,054 1,088
-
433,404
1,248,945
6,045,648
3,758,003
828
8,642
266,017
3,877,744
15,639,231
255,664 181,999
-
-
-
-
-
-
-
-
255,664 181,999
1,794,816
838,008
1,259,109
6,321,214
4,201,218
2,048,633
601,104
287,333
4,012,228
21,363,663
Liabilitas
Loans - gross Acceptance receivables - gross Other assets*) Total
Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain**)
-
8,305,462
-
-
-
5,311,486
1,137,187
517,010
2,788
15,273,933
14,989 255,664 259,556
615,943 -
-
-
-
198,575 -
117,898 261,694 -
596,650 -
-
1,529,066 14,989 255,664 261,694 259,556
Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Borrowing Other liabilities**)
Jumlah
530,209
8,921,405
-
-
-
5,510,061
1,516,779
1,113,660
2,788
17,594,902
Total
1,259,109
6,321,214
4,201,218
4,009,440
2,504,154
Repricing gap
Perbedaan repricing
428
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables
(8,083,397)
(3,461,428)
(915,675)
(826,327)
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
**) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
**) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Lampiran - 5/56 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
(ii) Sensitivitas terhadap pendapatan bunga bersih
Interest Rate Risk (continued) (ii) Sensitivity to net interest income
Dalam mengelola risiko suku bunga harian, Bank menggunakan 2 (dua) buah pendekatan: NII simulation dan Net PV01. Untuk pendekatan sensitivitas terhadap NII, Bank menggunakan skenario kenaikan maupun penurunan suku bunga sampai dengan 100 bps secara paralel. Sementara itu, PV01 adalah salah satu analisa sensitivitas yang menunjukan perubahan nilai pasar dari neraca Bank ketika terjadi pergeseran yield curve sebesar 1 basis poin. Profil Net PV01 dihitung dari portofolio berbasis nontrading berdasarkan nilai pasar masingmasing komponen pada aset dan kewajiban, sesuai dengan tanggal reatau sesuai kontrak pricing, pembayaran.
In managing the daily interest rate, the Bank uses 2 (two) approaches: NII simulation and Net PV01. For NII sensitivity approach, the Bank uses the scenario of parallel increase or decrease in interest rates up to 100 Bps. Meanwhile, PV01 is one of sensitivity analysis where it shows changes in the market value of the balance sheet when market rates in the yield curve shifting by 1 bps. The net PV01 profiles are constructed within the non-trading portfolio based on the market value of respective asset and liability contracts, up until either the repricing date, or contractual repayment of outstanding balances.
Bank juga memonitor sensitivitas perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih untuk 12 bulan ke depan.
The Bank also monitors sensitivity to changes in interest rate to the net interest income for the following 12 months.
Tabel berikut menyajikan sensitivitas pendapatan bunga bersih Bank terhadap kenaikan atau penurunan suku bunga secara paralel sebesar 100 bps:
This table presents a sensitivity of the
Pengaruh terhadap pendapatan bunga bersih
Pengaruh terhadap pendapatan bunga bersih
parallel increase or decrease of interest rate by 100 bps:
Peningkatan paralel/ Parallel increase by 100bps
2015
Penurunan paralel/ Parallel decrease by 100bps
57,477 Peningkatan paralel/ Parallel increase by 100bps
2014
(57,477)
Impact to net interest income
Penurunan paralel/ Parallel decrease by 100bps
52,819
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa tingkat suku bunga bergerak pada jumlah yang sama, sehingga tidak mencerminkan pengaruh potensial laba atas perubahan beberapa tingkat suku bunga sementara yang lainnya tidak berubah, proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
Lampiran - 5/57 - Schedule
(52,819)
Impact to net interest income
The projection assumes that interest rates of all maturities move by the same amount and, therefore, does not reflect the potential impact on profit of some rates changing while others remain unchanged. The projections also assume that all other variables are held constant and are based on a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
429
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3.
Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) f.
(ii) Sensitivitas terhadap pendapatan bunga bersih (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued) (ii)
Pengelolaan suku bunga harian dilakukan secara efektif oleh Asset Liability Management (ALM) Desk - Treasury dan dipantau oleh Market and Balance Sheet Risk Management (MBRM), dan dilaporkan kepada Asset Liability Committee (ALCO) setiap bulannya. (iii)
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan sensitivitas (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 atas perubahan tingkat suku bunga yaitu:
Pengaruh terhadap (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efekefek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
430
net
interest
income
Daily interest rate management is effectively performed by the Asset Liability management (ALM) Desk Treasury and monitored by Market and Balance Sheet Risk Management (MBRM), and report to the Asset Liability Committee (ALCO) on monthly basis.
(iii) Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
Pengaruh terhadap (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efekefek dan obligasi pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual
Sensitivity to (continued)
Peningkatan/ increased by 100 bps
The table below shows the sensitivity of the Bank unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds to movement interest rates on 31 December 2015 and 2014: 2015
Penurunan/ decreased by 100 bps
(53,712) Peningkatan/ increased by 100 bps
Sensitivity to unrealised gains on available for sale marketable securities and government bonds
2014
53,712
Impact to unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
Penurunan/ decreased by 100 bps
(14,396)
14,396
Impact to unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities and government bonds
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
The projection assumes that all other variables are held constant. It also assumes a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
Sensitivitas atas laba bersih dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, tidak memperhitungkan efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank untuk mengurangi risiko atas tingkat suku bunga.
The above sensitivity of net income and unrealised (losses)/gains on available for sale marketable securities do not take into account the effects of hedging and do not incorporate actions that the Bank would take to mitigate the impact of those interest rate risks.
Dalam kenyataannya, Bank secara proaktif melakukan mitigasi atas efek prospektif pergerakan tingkat suku bunga.
In practice, the Bank proactively seeks to mitigate the effect of potential interest rates movements.
Lampiran - 5/58 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
g. Risiko Mata Uang
g. Currency Risk
Risiko ini umumnya terjadi dari transaksi dan produk valuta asing, baik dengan nasabah korporasi maupun ritel, dan dari aktivitas pasar valuta asing antar bank seperti kontrak berjangka. Risiko kurs mata uang dimonitor dan dilaporkan setiap hari oleh Bank untuk memastikan bahwa dampak pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan dapat dikendalikan dengan batas yang ditentukan.
Primarily, this exposure arises from foreign currency products and transactions, both for corporate and retail clients, and activities in the interbank foreign currency market such as forward contracts. Currency rate risk is monitored and reported daily by the Bank to ensure that exposure to adverse foreign currency exchange rate movements are maintained within pre-defined limits.
Berikut ini adalah Posisi Devisa Neto (PDN) Bank per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
Net Open Position (NOP) as at 31 December 2015 and 2014: 2015
Mata uang LAPORAN POSISI KEUANGAN Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Yuan Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Aset/ Assets
Liabilitas/ Liabilities
2,238,428 180,029 161,690 1,150 84,656 58,835 2,113 96,004 3,812,792
Posisi Devisa Neto Absolut/ Absolute Net Open Position
2,323,980 184,623 165,323 182 60,020 59,581 1,916 98,478 3,581,686
Currency STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 85,552 Australian Dollar 4,594 Euro 3,633 Great Britain Pound Sterling 968 Hongkong Dollar 24,636 Japanese Yen 746 China Yuan 197 New Zealand Dollar 2,474 Singapore Dollar 231,106 United States Dollar 353,906
KESELURUHAN (LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Yuan Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
2,395,079 183,794 161,690 1,150 84,656 58,835 2,113 98,762 3,976,748
2,385,844 184,623 165,323 182 79,205 59,581 1,916 98,478 3,962,388
9,235 829 3,633 968 5,451 746 197 284 14,360
AGGREGATE (STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AND OFF-BALANCE SHEET) Australian Dollar Euro Great Britain Pound Sterling Hongkong Dollar Japanese Yen China Yuan New Zealand Dollar Singapore Dollar United States Dollar
35,703 Jumlah Modal Tier I dan II
3,944,751
Total Tier I and II Capital
Rasio PDNLaporan posisi keuangan
8.97%
NOP ratioStatements of financial position
Rasio PDNKeseluruhan
0.91%
NOP ratioAggregate
Lampiran - 5/59 - Schedule
431
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
g. Risiko Mata Uang (lanjutan)
g. Currency Risk (continued) 2014
Mata uang LAPORAN POSISI KEUANGAN Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Yuan Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Aset/ Assets
Liabilitas/ Liabilities
1,395,705 95,270 26,801 816 133,250 13,516 3,834 78,121 4,613,859
Posisi Devisa Neto Absolut/ Absolute Net Open Position
Currency STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 686,343 Australian Dollar 82,051 Euro 549 Great Britain Pound Sterling 798 Hongkong Dollar 16,119 Japanese Yen 2,220 China Yuan 52 New Zealand Dollar 243 Singapore Dollar 658,455 United States Dollar
2,082,048 177,321 27,350 18 117,131 11,296 3,782 77,878 3,955,404
1,446,830 KESELURUHAN (LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Australia Euro Pound Sterling Inggris Dolar Hongkong Yen Jepang Yuan Dolar Selandia Baru Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat
2,339,373 176,558 26,801 816 133,250 13,516 3,834 78,121 5,088,199
2,337,156 177,321 27,350 18 132,685 11,296 3,782 77,878 5,106,252
2,217 763 549 798 565 2,220 52 243 18,053
AGGREGATE (STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AND OFF-BALANCE SHEET) Australian Dollar Euro Great Britain Pound Sterling Hongkong Dollar Japanese Yen China Yuan New Zealand Dollar Singapore Dollar United States Dollar
25,460 Jumlah Modal Tier I dan II Rasio PDNLaporan posisi keuangan Rasio PDNKeseluruhan
PDN posisi keuangan dan rekening administratif per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tertanggal 1 Juli 2010, No. 7/37/PBI/2005 tertanggal 30 September 2005 dan No. 6/20/PBI/2004 tertanggal 15 Juli 2004 adalah masing-masing 0,91% dan 0,59%.
432
4,347,647
Total Tier I and II Capital
33.28%
NOP ratioStatements of financial position
0.59%
NOP ratioAggregate
NOP financial position and off-balance sheet as at 31 December 2015 and 2014 which was calculated based on Bank Indonesia Regulation No. 12/10/PBI/2010 dated 1 July 2010, No. 7/37/PBI/2005 dated 30 September 2005 and No. 6/20/PBI/2004 dated 15 July 2004 are 0.91% and 0.59%, respectively.
Lampiran - 5/60 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
g. Risiko Mata Uang (lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) g. Currency Risk (continued)
Sensitivitas terhadap laba bersih
Sensitivity to net income
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba bersih Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 atas perubahan nilai tukar mata uang asing yaitu:
The table below shows the sensitivity of the Bank exchange rates as at 31 December 2015 and 2014:
Peningkatan/ increased by 5% Pengaruh terhadap laba bersih
2015
Penurunan/ decreased by 5%
(541) Peningkatan/ increased by 5%
Pengaruh terhadap laba bersih
541
2014
Penurunan/ decreased by 5%
664
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa perubahan nilai tukar mata uang asing bergerak pada jumlah yang sama sehingga tidak mencerminkan perubahan potensial kepada laba atas perubahan beberapa nilai tukar mata uang asing sementara lainnya tidak berubah. Proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan dan berdasarkan tanggal pelaporan yang konstan serta seluruh posisi hingga jatuh tempo.
h. Risiko Likuiditas
Impact to net income
(664)
Impact to net income
The projection assumes that foreign exchange rates move by the same amount and, therefore, do not reflect the potential impact on profit of some rates changing while others remain unchanged. The projections also assume that all other variables are held constant and are based on a constant reporting date position and that all positions run to maturity.
h. Liquidity Risk
Kebijakan likuiditas Bank didasarkan untuk memastikan bahwa setiap kebutuhan dana di saat ini, maupun di masa datang baik untuk kondisi normal maupun kondisi stres dapat dipenuhi. Beberapa pendekatan dalam melaksanakan risiko likuiditas, dilakukan termasuk: liquidity gap analysis, liquidity stress test analysis, dan liquidity ratio analysis. Di dalam mengendalikan risiko likuiditas, Bank menetapkan beberapa batasan dan parameter serta melakukan pemantauan terhadap indikator-indikator internal dan eksternal. Bank juga menetapkan rencana pendanaan darurat yang digunakan untuk menghadapi kondisi krisis. Jumlah aset lancar yang memadai dipertahankan untuk menjamin kebutuhan likuiditas yang terkendali setiap waktu. Hal ini sejalan dengan peraturan baru BI tentang manajemen risiko likuiditas yang tercantum dalam Surat Edaran BI No.11/16/DPNP/2009.
established to ensure that current and future funding requirements can be fulfilled in normal or stress conditions. Several liquidity management techniques are applied included: liquidity gap analysis, liquidity stress test analysis, and liquidity ratios analysis. In managing liquidity risk, the Bank sets some limits and parameters and also monitors the internal and external indicators. The Bank also sets a contingency funding plan that is used to handle the crisis condition. Appropriate levels of liquid assets are held to ensure that a prudent level of liquidity is maintained at all times. This is in accordance with BI circular letter No.11/16/DPNP/2009 regarding liquidity risk management.
Lampiran - 5/61 - Schedule
433
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) h.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
h.
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi dengan memelihara aset likuid tingkat pertama yang berupa giro wajib minimum serta efek-efek jangka pendek yang sangat likuid. Aset likuid tingkat dua dikelola melalui penempatan dana jangka pendek di bank lain serta efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan memperhatikan limit konsentrasi deposan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses ke pasar uang, dengan memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden.
Liquidity Risk (continued) on cash inflow and outflow adjustment. The gap in cash flow is anticipated through managing the first tier assets such as minimum statutory reserves and highly liquid short term marketable securities. Second tier assets are managed through short term placements with other banks and available for sale marketable securities. Liquidity management is also performed through managing the structure of funding by implementing proper thresholds on the concentrations of depositors. In addition, the Bank maintains its ability to access the financial market, by maintaining its relationships with correspondent banks.
Bank memonitor jangka waktu jatuh tempo komitmen kredit oleh karena komitmen dengan jangka waktu yang lebih lama pada umumnya memiliki risiko kredit yang lebih besar dibandingkan dengan komitmen yang memiliki jangka waktu yang lebih pendek.
The Bank monitors the term to maturity of credit commitments because longer term commitments generally have a greater degree of credit risk than shorter term commitments.
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas sesuai arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The maturity tables below provide information about maturities on contractual undiscounted cash flows of liabilities on 31 December 2015 and 2014: 2015
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
Jumlah/ Total
Liabilitas non-derivatif Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas akseptasi Liabilitas lain-lain*)
12,579,752 361,138 87,182 222,308
2,107,000 591,807 103,019 11,897
450,160 588,288 115,148 21,726
175,553 -
15,312,465 1,541,233 305,349 255,931
Jumlah
13,250,380
2,813,723
1,175,322
175,553
17,414,978
Liabilitas derivatif Jumlah
122
127
-
-
249
13,250,502
2,813,850
1,175,322
175,553
17,415,227
*) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
434
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
Non-derivative liabilities Deposits from customers Deposits from other bank Acceptance payables Other liabilities*) Deriva
tiveTotal
Derivative payables Derivative li
Total
*) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Lampiran - 5/62 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
h. Risiko Likuiditas (lanjutan)
h. Liquidity Risk (continued) 2014
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
3 - 12 bulan/ months
Jumlah/ Total
Liabilitas non-derivatif Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain*)
13,660,906 814,618 32,995 141,132
1,147,560 117,898 126,603 261,967 21,656
528,694 596,650 96,066 34,419
-
15,337,160 1,529,166 255,664 261,967 197,207
Jumlah
14,649,651
1,675,684
1,255,829
-
17,581,164
tiveTotal
11,028
3,562
399
-
14,989
Derivative payables
14,660,679
1,679,246
1,256,228
-
17,596,153
Total
Liabilitas derivatif Jumlah
Non-derivative liabilities Deposits from customers Deposits from other bank Acceptance payables Borrowing Other liabilities*)
*) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-liabilitas keuangan.
*) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Informasi mengenai perkiraan arus kas keluar dari rekening administratif sesuai dengan jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The table below provides information about estimated cash outflow of off-balance sheet based on its maturity as at 31 December 2015 and 2014:
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan Jumlah
Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diterbitkan Jumlah
i.
1 - 3 bulan/ months
Lebih dari 12 bulan/ More than 12 months
2015 1 - 3 bulan/ months
3 - 12 bulan/ months
1 - 5 tahun/ years
Lebih dari/ More than 5 tahun/ years
Jumlah/ Total
-
2,000
28,166
45,266
8,000
83,432
Committed unused loan facilities granted
4,523
23,016
1,216
-
-
28,755
Irrevocable letters of credit
18,509
99,273
107,222
123,622
-
348,626
Guarantees issued
23,032
124,289
136,604
168,888
8,000
460,813
Total
1 - 5 tahun/ years
Lebih dari/ More than 5 tahun/ years
2014
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
1 - 3 bulan/ months
47
1,298
23,352
153,152
62,236
240,085
Committed unused loan facilities granted
30,539
62,188
1,802
-
-
94,529
Irrevocable letters of credit
18,578
49,383
120,014
403,863
-
591,838
Guarantees issued
49,164
112,869
145,168
557,015
62,236
926,452
Total
3 - 12 bulan/ months
Risiko Operasional
i.
Risiko operasional adalah risiko kerugian langsung ataupun tidak langsung yang terjadi dari tidak memadainya atau kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang dapat mempengaruhi operasional Bank.
Jumlah/ Total
Operational Risk Operational risk is the risk due to direct or indirect loss resulting from inadequate or failure in internal processes, people and systems or from external problems that
Lampiran - 5/63 - Schedule
435
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) i.
436
Risiko Operasional (lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) i.
Operational Risk (continued)
Pernyataan Risiko yang dapat Diterima Bank menetapkan batasan yang diterima dan landasan dalam membangun budaya manajemen risiko di dalam organisasi.
The Ba establishes the accepted limits and sets the tone for the risk management culture within the organization.
Pengelolaan risiko operasional dilakukan berdasarkan batas-batas yang telah ditetapkan dalam Pernyataan Risiko yang dapat Diterima Bank tersebut serta dijalankan melalui Kerangka Kerja Manajemen Risiko Operasional dan 3 lini pertahanan. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Operasional mengidentifikasi, menilai, mengelola dan melaporkan risiko operasional secara konsisten dan dapat diandalkan dengan fokus pada kesadaran risiko, penilaian atas risiko dan pengendalian, control assurance program, penerapan indikator risiko utama, pelaporan insiden risiko operasional, pengelolaan masalah serta memberikan penyuluhan terkait risiko.
The Management of operational risk is governed within the boundaries defined in the Risk Appetite Statement and operationalised through the Operational Risk Management Framework and 3 lines of defense. The Operational Risk Management Framework identifies, assesses, manages and reports on operational risks on a consistent and reliable basis with focus on risk awareness, risk and control self assessment, control assurance program, key risk indicators, operational risk incident escalation and reporting, issue management and risk advisory.
Pengelolaan risiko operasional juga dilakukan dengan memperkuat aspek keamanan dan kehandalan operasi teknologi informasi sehingga kesalahan manusia, fraud, kesalahan proses dan potensi kegagalan sistem yang menyebabkan terganggunya kelangsungan bisnis dapat dicegah dan diantisipasi lebih dini. Selain itu terdapat proses pengawasan, eskalasi dan penyelesaian permasalahan atas sistem, aplikasi dan infrastruktur guna memastikan identifikasi dan penindaklanjutan secara tepat waktu sehingga dampak yang terjadi dapat diminimalisir.
Operational risk management is also performed by strengthening security and operational aspects of information technology therefore human error, fraud, processing errors and system failure that can affect business continuity can be anticipated and prevented. In addition monitoring, escalation and problem resolution processes are in place for system, application and infrastructure to ensure issues are identified and actioned on a timely basis with minimum impact.
Sebagai bagian dari pencegahan atas risiko penipuan, Bank menerapkan Strategi AntiFraud yang mencakup kesadaran atas risiko penipuan, penetapan Komite Integritas pada tingkat Direksi, formalisasi kebijakan dengan fokus pada pencegahan, deteksi, pemantauan, penyelidikan, dan pelaporan insiden penipuan, serta pemberlakukan mekanisme whistleblower.
As part of fraud prevention, the Bank have implemented an Anti-Fraud Strategy across the Bank encompassing fraud risk awareness, the establishment of an Integrity Committee at Board of Director level, policy formalization with focus on prevention, detection, investigation, monitoring and reporting, and the adoption of a whistleblower channel.
Kegiatan Business Continuity dan Disaster Recovery dilakukan secara bersama-sama dengan pengujian dilakukan secara berkala oleh unit bisnis inti operasional. Bank memiliki operational site tingkat 1 sebagai bagian dari rencana kontinuitas bisnis untuk memastikan kegiatan operasional bank dapat berjalan secara berkelanjutan dan termitigasi dari gangguan eksternal.
Business Continuity and Disaster Recovery activities are undertaken simultaneously with testing conducted regularly by the core operational business units. The Bank has in place a level 1 operational site as part of its business continuity plan to ensure operations are sustainable following external disruption.
Lampiran - 5/64 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) i.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Operasional (lanjutan)
i.
Bank telah mengimplementasikan pendekatan 3 lini pertahanan untuk mengelola risiko, mendukung kepemilikan atas risiko dan budaya pengelolaan risiko di semua aspek Bank. Bank mengerahkan upaya terbaik untuk mengelola risiko operasional dengan memastikan akan pentingnya pengelolaan risiko ini ditanamkan pada seluruh jajaran organisasi Bank. Bank berkomitmen penuh untuk secara terus menerus meningkatkan kemampuan pengelolaan risiko operasional melalui penggunaan berbagai proses pengendalian dan perangkat. j.
The Bank has implemented the 3 lines of defense approach to managing risk, reinforcing risk ownership and risk management culture across all aspects of the Bank. The Bank continually ensures that the importance of managing risk is embedde organisation. The Bank has fully committed to continually increase its capability in managing operational risk using various control processes and tools.
Nilai wajar instrumen keuangan
j.
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014: Nilai tercatat/ Carrying value
Operational Risk (continued)
Fair value of financial instruments The table below summarises the carrying financial instruments as at 31 December 2015 and 2014:
2015 Nilai wajar/ Fair value
2014 Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying value Fair value
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Aset lain-lain*) Liabilitas Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain**)
1,293,659 659,219
1,293,659 659,219
1,356,065 404,604
1,356,065 404,604
2,920,178 892,198 1,233,687
2,920,178 892,198 1,233,687
1,959,213 750,261 134,484
1,959,213 750,261 134,484
195,818 5,627 13,745,446 305,349 208,770
195,818 5,627 13,746,531 305,349 208,770
681,054 681,054 1,088 1,088 15,639,231 15,638,082 255,664 255,664 181,999 181,999
21,459,951
21,461,036
21,363,663 21,362,514
15,259,451 1,540,798 249 305,349 309,380
15,259,451 1,540,798 249 305,349 309,380
15,273,933 15,273,933 1,529,066 1,529,066 14,989 14,989 255,664 255,664 261,694 261,694 259,556 259,556
17,415,227
17,415,227
17,594,902 17,594,902
Assets Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Goverment bonds Securities purchased under resale agreements Derivative receivables Loans Acceptances receivable Other assets*) Liabilities Deposits from customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptances payables Borrowing Other liabilities**)
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lainlain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
**) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
**) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Lampiran - 5/65 - Schedule
437
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
j.
Fair value (continued)
of
financial
Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar menggunakan hierarki nilai wajar sebagai berikut:
Financial instruments measured at fair value use the following fair value hierarchy of:
a.
Tingkat 1 Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
a. Level 1 Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities.
b.
Tingkat 2 Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga).
b. Level 2 Inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable for the asset or liability either directly (that is, as prices) or indirectly (that is, derived from prices).
c.
Tingkat 3 Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi).
c.
Tabel dibawah ini menyajikan instrumen keuangan yang diukur sebesar nilai wajar berdasarkan hierarkinya pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
Aset Efek-efek Obligasi pemerintah Tagihan derivatif
Nilai tercatat / Carrying value
The table below shows financial instruments measured at fair value based on the hierarchy as at 31 December 2015 and 2014: 2015 Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 1/ Level 1
Level 3 Inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs).
Tingkat 3/ Level 3
Nilai wajar/ Fair value
890,246
890,246
-
-
890,246
Assets Marketable securities
1,233,687
1,233,687
-
-
1,233,687
Government bonds
5,627
-
5,627
-
5,627
Derivative receivables
2,129,560
2,123,933
5,627
-
2,129,560
Liabilitas Liabilitas derivatif
438
instruments
Liabilities 249
-
249
-
249
249
-
249
-
249
Lampiran - 5/66 - Schedule
Derivative payables
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
3.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
Aset
Nilai tercatat / Carrying value
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) j.
Fair value (continued)
2014 Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 1/ Level 1
of
Tingkat 3/ Level 3
financial
Nilai wajar/ Fair value
instruments
Efek-efek
749,611
749,611
-
-
749,611
Assets Marketable securities
Obligasi pemerintah
134,484
134,484
-
-
134,484
Government bonds
1,088
-
1,088
-
1,088
Derivative receivables
885,183
884,095
1,088
-
885,183
Tagihan derivatif Liabilitas Liabilitas derivatif
Liabilities 14,989
-
14,989
-
14,989
14,989
-
14,989
-
14,989
Derivative payables
Tidak terdapat perpindahan antara tingkat hierarki nilai wajar.
There is no transfer between levels of the fair value hierarchy.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya seperti Bloomberg dan Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan.
The fair value of financial instruments traded in active markets, such as marketable securities, is determined based on quoted market prices at the balance sheet date from credible sources such quoted market prices from Bloomberg and Reuters on the statement of financial position date.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek, perantara efek, kelompok industri, badan pengawas dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Instrumeninstrumen tersebut digolongkan dalam Tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam Tingkat 1 adalah efek-efek dan obligasi pemerintah.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency and those prices represent actual and regularly occurring basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid-offer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions. These instruments are included in Level 1. Instrument included in Level 1 comprise primarily on marketable securities and government bonds.
Lampiran - 5/67 - Schedule
439
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) j.
Fair value (continued)
financial
instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input (sebagai contoh LIBOR yield curve dan nilai tukar mata uang asing) yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan. Apabila seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi, maka instrumen keuangan tersebut dikategorikan dalam Tingkat 2. Sebaliknya, jika salah satu atau lebih data tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi, instrumen ini termasuk dalam Tingkat 3.
The fair value of financial instrument that are not traded in an active market determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs (for example LIBOR yield curve and foreign exchange rates) existing at the dates of the statement of financial position. If all significant inputs required to fair value of an instrument are observable, the instrument is included in Level 2. Otherwise, if one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in Level 3.
Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar adalah sebagai berikut:
The used method for fair value determination for financial instruments not measured at fair values are as follows:
(i)
Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain.
(i)
Estimasi nilai wajar terhadap giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lain-lain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa.
440
of
Lampiran - 5/68 - Schedule
The current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, marketable securities issued, borrowing and other liabilities. The estimated fair value of current accounts with Bank Indonesia, current account with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, marketable securities issued,borrowing and other liabilities is based on discounted cash flows using prevailing money-market interest rates for debts with similar credit risk and remaining maturity.
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) j.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan) (i)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) j.
Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lainlain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain. (lanjutan)
Fair value (continued) (i)
Dikarenakan sisa jatuh tempo di bawah 1 tahun, nilai tercatat dari giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan akseptasi, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, aset lainlain, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain selain utang pajak adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar (tingkat 2 hierarki nilai wajar)
financial
instruments
The current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, marketable securities issued, borrowing and other liabilities. (continued) Since the maturity is below 1 year, the carrying amount of current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, acceptance receivables, securities purchased under resale agreements, other assets, deposits from customers, deposits from other banks, acceptance payables, borrowing and other liabilities excluding tax payable are reasonable approximation of fair value (level 2 fair value hierarcy).
(ii) Pinjaman yang diberikan
k.
of
(ii)
Loans
Estimasi nilai wajar dari pinjaman yang diberikan mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas masa depan yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar.
The estimated fair value of loans represents the discounted amount of estimated future cash flows expected to be received. Estimated cash flows are discounted at current market rates to determine fair value.
Nilai tercatat dari pinjaman yang diberikan dikategorikan sebagai tingkat 3 dalam hierarki nilai wajar. Tidak terdapat perpindahan antara tingkat hierarki nilai wajar.
The carrying amount of loans is categorised as level 3 in the fair value hierarchy. There is no transfer between levels of the fair value hierarchy.
Manajemen Risiko Permodalan
k.
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, pelanggan dan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara rasio keuntungan yang lebih tinggi dan keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
Capital Risk Management is to maintain a strong capital position to support business growth and to sustain investor, depositor, customer and market confidence. In managing its capital, the Bank considers factors such as: providing optimal capital rate of return to shareholders and maintaining a balance between high return gearing ratio and safety provided by a sound capital position.
Lampiran - 5/69 - Schedule
441
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) k.
Manajemen Risiko Permodalan (lanjutan)
2015
Bank - dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank - dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Capital Risk Management (continued) the prevailing BI regulation or known as the Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of (RWA). Based on Bank Indonesia regulations, the total capital for credit risk consists of core capital (Tier I) and supplementary capital (Tier II). To calculate the market risk exposure, the Bank can include the supplementary capital (Tier III) in the form of short term subordinated loans which meet the criteria as capital components. The CAR as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
2014
14,615,838 3,944,751
15,518,689 4,347,647
26.99%
28.02%
14,663,051 3,944,751
15,569,789 4,347,647
26.90%
27.92%
17,223,201 3,944,751
17,870,289 4,347,647
22.90%
24.33%
Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau kecukupan modal, sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran modal tersebut terutama didasarkan pada pemantauan kebutuhan modal yang diwajibkan terhadap modal yang tersedia.
442
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) k.
Posisi permodalan Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia atau yang dikenal dengan nama Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Average [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II). Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen modal pelengkap tambahan (Tier III) yaitu pinjaman subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen modal. KPMM pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Bank - dengan memperhitungkan risiko kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko Jumlah modal Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
3.
Bankwith credit risk charge Risk Weighted Assets Total capital Capital Adequacy Ratio Bank - with credit and market risks charge Risk Weighted Assets Total capital Capital Adequacy Ratio Bank - with credit, market and operational risks charge Risk Weighted Assets Total capital Capital Adequacy Ratio
Management uses regulatory capital ratios in order to monitor its capital base, and these capital ratios remain the industry standards for measuring capital adequacy. BI approach for such measurement is primarily based on monitoring the relationship of the capital resource requirement to available capital resources.
Lampiran - 5/70 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI AKUNTANSI
DAN YANG
4.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan, dimana diperlukan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumptions are made in the presentation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Seluruh estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required to conform with SFAS and are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are based on past experience and other factors, including expectations with regard to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are
Sumber utama ketidakpastian estimasi
Key sourcers of estimation uncertainty
a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
a.
current events and activities, the actual result may differ from those estimates and assumptions.
Allowances for impairment losses of financial assets
Management menentukan cadangan penurunan nilai pinjaman dengan menggunakan model incurred loss yang diwajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Standar tersebut mewajibkan pengakuan atas kerugian penurunan nilai yang muncul dari peristiwa masa lalu dan melarang pengakuan kerugian penurunan nilai yang mungkin muncul dari peristiwa masa depan, termasuk perubahan kondisi ekonomi di masa depan, tidak peduli seberapa besar kemungkinan peristiwa di masa depan tersebut dapat terjadi. Dengan demikian kerugian penurunan nilai akhir dari aset keuangan dapat berbeda secara signifikan dari tingkat cadangan kerugian saat ini.
Management determined loan impairment provisions using the íncurred loss model required by the applicable accounting standards. These standards require recognition of impairment losses that arose from past events and prohibit recognition of impairment losses that could arise from future events, including future changes in the economic environment, no matter how likely those future events are. Thus final impairment losses from financial assets could differ significantly from the current level of provisions.
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2d.
Financial assets accounted for at amortised cost are evaluated for impairment on the basis described in Note 2d.
Lampiran - 5/71 - Schedule
443
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING (lanjutan) Sumber utama (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI AKUNTANSI
DAN YANG
ketidakpastian
estimasi
a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
444
4.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) Key sources (continued) a.
of
estimation
uncertainty
Allowances for impairment losses of financial assets (continued)
Kondisi spesifik counterparty yang mengalami penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Komite Manajemen Risiko.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management Committee.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis pinjaman.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality and type of loans.
Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modelled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
Lampiran - 5/72 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN PENTING (lanjutan) Sumber utama (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI AKUNTANSI
DAN YANG
ketidakpastian
estimasi
b. Penentuan nilai wajar instrumen keuangan
4.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) Key sources (continued) b.
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2d.(vii) dan 3.j. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang objektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya. c. Imbalan kerja
Determining instruments
of fair
estimation values
uncertainty of
financial
In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 2d.(vii) and 3.j. For financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument. c.
Employee benefit
Nilai kini atas imbalan kerja tergantung dari banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh aktuari berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi nilai tercatat atas imbalan kerja karyawan.
The present value of the employee benefit obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefit obligations.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Bank menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga atas surat berharga pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja.
The assumptions used in determining the net cost or income for pensions include the discount rate. The Bank determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Bank considers the interest rates of government bonds that have terms to maturity approximating the terms of the related employee benefit liability.
d. Pertimbangan signifikan diperlukan dalam menentuan provisi perpajakan Bank menentukan provisi perpajakan berdasarkan estimasi atas kemungkinan adanya tambahan beban pajak. Jika hasil akhir dari hal ini berbeda dengan jumlah yang dicatat semula, maka perbedaan tersebut akan berdampak terhadap laba/rugi.
d.
Significant judgement is required determining the provision for taxes
in
Bank provides for tax provision based on estimates whether the additional taxes will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, such differences will impact the profit/loss.
Lampiran - 5/73 - Schedule
445
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS
5. 2015
Rupiah Mata uang asing
6.
2014
140,600 100,715
143,013 80,034
241,315
223,047
Rupiah Foreign currency
Kas dalam mata uang asing terdiri dari mata uang Dolar Amerika Serikat, Euro, Dolar Singapura, Yen Jepang, Dolar Australia dan Yuan Cina.
Cash in foreign currency are denominated in United States Dollar, Euro, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar and Chinese Yuan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo kas termasuk uang kas dalam Anjungan Tunai masing-masing sebesar Rp 37.408 dan Rp 73.544.
As at 31 December 2015 and 2014, cash balance includes cash in Automated Teller Machines 37,408 and Rp 73,544, respectively.
GIRO PADA BANK INDONESIA
6.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar giro pada Bank Indonesia masing-masing diungkapkan pada Catatan 3. 2015 Rupiah Dolar Amerika Serikat
CURRENT INDONESIA
WITH
BANK
2014 836,227 519,838
1,293,659
1,356,065
2015
ACCOUNTS
Information in respect to credit risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of current accounts with Bank Indonesia are disclosed in Note 3, respectively.
781,270 512,389
Rupiah dan mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah:
Rupiah United States Dollars
As at 31 December 2015 and 2014, the Minimum Statutory Reserves in Rupiah and foreign currency are: 2014
Rupiah - GWM utama - GWM sekunder
7.69% 11.69%
8.05% 7.95%
Rupiah Primary statutory reserves Secondary statutory reserves -
Mata uang asing
8.00%
8.15%
Foreign currency
GWM Bank telah sesuai dengan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 sebagaimana terakhir diubah dengan PBI No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 7,50% dan 4,00% (2014: 8,00% dan 4,00%) dan valuta asing sebesar 8,00% (2014: 8,00%).
446
CASH
with PBI No. 15/15/PBI/2013 dated 24 December 2013 which subsequently ammended with PBI No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 concerning Statutory Reserves of Commercial Bank in Rupiah and Foreign Currency for Conventional Commerical Bank which consist of Primary Reserves and Secondary Reserves of 7.50% and 4.00%, respectively (2014: 8.00% and 4.00%) and foreign currency of 8.00% (2014: 8.00%).
Lampiran - 5/74 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan)
6.
Tambahan GWM LDR merupakan tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia jika LDR Bank di bawah minimum LDR target Bank Indonesia (78%) dan diatas batas maksimum LDR target Bank Indonesia (92%). LDR Bank boleh melebihi target LDR dari Bank Indonesia sebesar 92% apabila KPMM Bank lebih besar dari KPMM insentif Bank Indonesia sebesar 14%.
GIRO PADA BANK LAIN
WITH
BANK
Additional LDR reserves represent additional minimum reserves to be maintained by the Bank in form of Current Accounts with Bank Indonesia if the minimum targeted LDR (78%) and LDR above the maximum targeted by Bank Indonesia (92%). The given that the Capital Adequacy Ratio is above BI requirement of 14%.
Pada tanggal 31 Desember 2015, LDR Bank adalah sebesar 89,68% (2014: 102,00%) dan KPMM Bank adalah sebesar 22,90% (2014: 24,33%) sehingga tidak dibutuhkan tambahan GWM LDR. 7.
CURRENT ACCOUNTS INDONESIA (continued)
22.90% (2014: 24.33%), therefore no additional GWM LDR is required.
7.
CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS
Giro pada bank lain kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Current accounts with disclosed in Note 33.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar giro pada Bank lain masing-masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of current accounts with other banks are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a. By currency
Berdasarkan mata uang 2015 Mata uang asing Rupiah
627,700 31,519
378,722 25,882
659,219
404,604
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga 2015 - Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 33)
c.
b.
Foreign currency Rupiah
By related parties and third parties
2014 365,464
37,591
39,140
659,219
404,604
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh giro pada bank lain digolongkan sebagai lancar.
are
Current accounts with other banks are denominated in United States Dollar, Euro, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar, Hong Kong Dollar, Pound Sterling, New Zealand Dollar and Chinese Yuan.
621,628
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
parties
2014
Giro pada bank lain dalam mata uang asing terdiri dari mata uang Dolar Amerika Serikat, Euro, Dolar Singapura, Yen Jepang, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Pound Sterling, Dolar New Zealand dan Yuan Cina. b.
related
Third parties Related parties (refer to Note 33)
c. As at 31 December 2015 and 2014, all current accounts with other banks were classified as current.
Lampiran - 5/75 - Schedule
447
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) d.
7. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai
d.
Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. 8.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Management believes that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2015 and 2014.
8.
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
Penempatan pada bank lain kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Placements with other banks to related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diungkapkan masingmasing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of placements with Bank Indonesia and other banks are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan jenis dan mata uang 2015 Rupiah - Interbank placements - FASBI - FASBI - discounted interest
b.
80,000 85,000 (14) 704,347 1,089,880
2,920,178
1,959,213
2015
c.
2014
2,075,786 551,400
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
- Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 33)
By type and currency
275,000 18,000 (8)
Mata uang asing - Interbank placements - BI term deposit
b.
d.
1,725,803
453,768
233,410
2,920,178
1,959,213
Cadangan kerugian penurunan nilai Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Foreign currency Interbank placements BI term deposit -
By related parties and third parties
2,466,410
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
Rupiah Interbank placements FASBI FASBI - discounted interest -
2014 Third parties Related parties (refer to Note 33)
c.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain digolongkan sebagai lancar.
448
Allowance for impairment losses
As at 31 December 2015 and 2014, all placements with Bank Indonesia and other banks were classified as current. d.
Allowance for impairment losses Management believes that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2015 and 2014.
Lampiran - 5/76 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK
9.
MARKETABLE SECURITIES
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar efek-efek diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of marketable securities are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan tujuan, jenis dan mata uang 2015 Nilai wajar/ Fair value
By purpose, type and currency
2014 Nilai wajar/ Fair value
Tersedia untuk dijual: Mata uang asing - Obligasi korporasi Ditambah: - Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan nilai - Premi yang belum diamortisasi
Rupiah - SBI Ditambah: - Kerugian yang belum direalisasi dari penurunan nilai - Diskon yang belum diamortisasi
Jumlah efek-efek tersedia untuk dijual
Available for sale: 740,824
398
1,951
Unrealised gain from increase in value
6,496
6,836
Unamortised premium -
521,164
749,611
385,000
-
-
Unrealised loss from decrease in value
(14,023)
-
Unamortised discount -
369,082
-
890,246
749,611
Rupiah 1,952
-
Mata uang asing
Discounted bills Foreign currency
-
650
Discounted bills -
1,952
650
Total marketable securities loan and receivable
892,198
750,261
Total marketable securities
- Discounted bills
Jumlah efek-efek
Total marketable securities available for sale Loans and receivables:
Rupiah
Jumlah efek-efek pinjaman yang diberikan dan piutang
Rupiah SBI Add:
(1,895)
Pinjaman yang diberikan dan piutang:
- Discounted bills
Foreign currency Corporate bonds Add:
514,270
Efek-efek dalam mata uang asing adalah dalam mata uang Dolar Australia.
Marketable securities in foreign currency are denominated in Australian Dollar.
Lampiran - 5/77 - Schedule
449
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan)
9.
b. Berdasarkan penerbit, peringkat efek dan mata uang Nilai wajar/ Fair value Mata uang asing (AUD): National Australia Bank Westpac Bank ING Bank ANZ Banking Group BNP Paribas
2015 Peringkat/ Rating
236,319 127,444 116,435 40,966 -
MARKETABLE SECURITIES (continued) b.
Nilai wajar/ Fair value
AAAAA AAN/A
-
N/A N/A N/A
Rupiah Bank Indonesia PT Bank Mandiri Persero Tbk PT Bank UOB Indonesia
-
N/A
650 650
N/A
Foreign currency (USD): PT Bank Permata Tbk
892,198
d. Cadangan kerugian penurunan nilai
As at 31 December 2015 and 2014, corporate bonds were rated from Standard & c.
dengan
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015, Bank telah menjual efek-efek dengan nilai perolehan sebesar Rp 124.305. Harga jual atas efek-efek tersebut adalah sebesar Rp 124.566. Pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, keuntungan atas penjualan efek-efek sebesar Rp 261 diakui dalam laporan laba rugi.
450
By
collectability
As at 31 December 2015 and 2014, all marketable securities were classified as current. d.
Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. sehubungan
Total
750,261
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh efek-efek digolongkan sebagai lancar.
pokok
Foreign currency (AUD): National Australia Bank Westpac Bank ING Bank ANZ Banking Group BNP Paribas
N/A N/A N/A
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
e. Informasi efek-efek
AAAAA AAA+
749,611
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, obligasi korporasi dinilai berdasarkan peringkat dari Standard & Poor dan . c.
Peringkat/ Rating
369,082 1,649 303 371,034
Mata uang asing (USD): PT Bank Permata Tbk Jumlah
2014
194,933 257,547 118,484 168,483 10,164
521,164 Rupiah Bank Indonesia PT Bank Mandiri Persero Tbk PT Bank UOB Indonesia
By issuer, rating and currency
Allowance for possible impairment losses Management believes that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2015 and 2014.
e.
Other significant information relating to marketable securities For the year ended 31 December 2015, the Bank had sold marketable securities with a total acquisition cost of Rp 124,305. The total selling price of these marketable securities was Rp 124,566. The gain on sale of marketable securities for the year ended 31 December 2015 amounting Rp 261 was recognised in the statements of income.
Lampiran - 5/78 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. OBLIGASI PEMERINTAH
10. GOVERNMENT BONDS
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar obligasi pemerintah diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, liquidity risk and fair value exposure of government bonds are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan tujuan, jenis dan mata uang 2015 Nilai wajar/ Fair value
Tersedia untuk dijual: Rupiah - Obligasi pemerintah
2014 Nilai wajar/ Fair value
509,038
Ditambah: - (Kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai - Premi yang belum diamortisasi
By purpose, type and currency
Available for sale:
132,500
Add: (9,274) 2,505 502,269
Mata uang asing - Obligasi pemerintah
970 1,014 134,484
651,507
Ditambah: - Kerugian yang belum direalisasi dari penurunan nilai - Premi yang belum diamortisasi
(7,767) 53,695
Jumlah obligasi pemerintah tersedia untuk dijual
Unrealised (loss)/gain from increase/(decrease) in value Unamortised premium -
-
Foreign currency Government bonds -
-
Add: Unrealised loss fromdecrease in value Unamortised premium -
697,435
-
1,199,704
134,484
Diperdagangkan:
Total government bonds available for sale Trading:
Mata uang asing - Obligasi pemerintah
-
Foreign currency Government bonds -
-
Add: Unrealised gain from increase in value Unamortised discount -
33,983
-
Total government bonds trading
1,233,687
134,484
Total government bonds
34,679
Ditambah: - Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan nilai - Diskon yang belum diamortisasi
133 (829)
Jumlah obligasi pemerintah diperdagangkan Jumlah obligasi pemerintah
b.
Rupiah Government bonds -
Informasi pokok sehubungan Obligasi Pemerintah
dengan
Obligasi pemerintah dalam mata uang asing adalah dalam mata uang Dolar Amerika.
b.
Other significant information relating to Government Bonds Government bonds in foreign currency are denominated in American Dollar.
Lampiran - 5/79 - Schedule
451
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
11. SECURITIES PURCHASED UNDER RESALE AGREEMENTS
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, liquidity risk and fair value exposures of security purchased under resale agreements are disclosed in Note 3, respectively.
Pihak Penjual/ Counterparty Bank Indonesia Bank Indonesia
Jenis Efek/Type of Securities FR0068 FR0065
Jumlah/Total
Pihak Penjual/ Counterparty Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Jumlah/Total
Nilai Nominal/ Nominal Amount 180,000 40,000
Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate 6.40% 6.40%
Tingkat Kupon/ Coupon Rate
Tanggal Dimulai/ Commencement Date
8.38% 6.63%
11-Dec-15 18-Dec-15
Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date 8-Jan-16 15-Jan-16
220,000
Jenis Efek/Type of Securities FR0061 FR0043 FR0043 FR0043
Nilai Nominal/ Nominal Amount 100,000 180,000 180,000 170,000
Nilai Tercatat/ Carrying Amount 166,199 29,619 195,818
Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate 6.00% 6.25% 6.25% 6.25%
2014 Tingkat Kupon/ Coupon Rate 7.00% 10.25% 10.25% 10.25%
630,000
Tanggal Dimulai/ Commencement Date 16-Dec-14 24-Dec-14 24-Dec-14 24-Dec-14
Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date 13-Jan-15 18-Feb-15 18-Feb-15 18-Feb-15
Nilai Tercatat/ Carrying Amount 88,593 201,213 201,213 190,035 681,054
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat saldo efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dengan pihak yang berelasi.
As at 31 December 2015 and 2014, there were no securities purchased under resale agreement with related parties.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali digolongkan sebagai lancar berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia.
As at 31 December 2015 and 2014, all securities purchased under resale agreements were classified as current according to Bank
Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Management believes that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2015 and 2014.
12. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
452
2015
12. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES
Tagihan dan liabilitas derivatif dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Derivative receivables and payables from related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko likuiditas dan nilai wajar tagihan dan liabilitas derivatif diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, liquidity risk and fair value exposures of derivative receivables and payables are disclosed in Note 3, respectively.
Lampiran - 5/80 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. TAGIHAN (lanjutan) a.
DAN
LIABILITAS
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DERIVATIF
12. DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES (continued)
Berdasarkan jenis
a.
By type
2015 Nilai kontrak/ Contract value (setara Rupiah/ Rupiah equivalent) Instrumen tidak terkait lindung nilai Kontrak tunai mata uang asing Kontrak berjangka mata uang asing Swap mata uang asing
Nilai wajar/Fair values
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Kewajiban derivatif/ Derivative payables Non hedging instruments
71,558
1
(57)
Foreign currency spot
34,211 490,525
207 5,419
(62) (130)
Foreign currency forward Foreign currency swap
5,627
(249)
Total
Jumlah 2014 Nilai kontrak/ Contract value (setara Rupiah/ Rupiah equivalent) Instrumen tidak terkait lindung nilai Kontrak tunai mata uang asing Kontrak berjangka mata uang asing Swap mata uang asing
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
161,221
219
(136)
Foreign currency spot
51,226 1,878,640
417 452
(58) (14,795)
Foreign currency forward Foreign currency swap
1,088
(14,989)
Total
Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
b.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh tagihan derivatif digolongkan sebagai lancar. c.
Kewajiban derivatif/ Derivative payables Non hedging instruments
Jumlah
b.
Nilai wajar/Fair values
Cadangan kerugian penurunan nilai Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
By
collectability
As at 31 December 2015 and 2014, all derivative receivables were classified as current. c.
Allowance for impairment losses Management believes that no allowance for impairment losses is required as at 31 December 2015 and 2014.
Lampiran - 5/81 - Schedule
453
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN
13. LOANS
Pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Loans to related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, likuiditas dan nilai wajar pinjaman yang diberikan diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of loans are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan jenis 2015 Modal kerja Pinjaman investasi Pinjaman konsumen Pinjaman karyawan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2014
9,222,017 1,247,009 3,100,274 176,146
10,225,706 3,794,201 1,434,678 184,646
13,745,446
15,639,231
(272,237)
(64,450)
13,473,209
15,574,781
Pinjaman karyawan adalah pinjaman berbunga untuk pembelian rumah tinggal dan kendaraan bermotor dengan jangka waktu pinjaman yang bervariasi hingga maksimum 20 tahun. Pembayaran cicilan kredit dilakukan melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan. b.
Berdasarkan mata uang
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
c.
13,745,446
15,639,231
(272,237)
(64,450)
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
454
2014 5,399,345 4,360,642 3,044,019 1,693,211 281,410
278,383 215,566 185,290
391,240 268,838 200,526
13,745,446
15,639,231
13,473,209
Less: Allowance for impairment losses
By economic sector
5,470,147 3,749,427 2,631,997 861,841 352,795
(272,237)
Rupiah Foreign currency
15,574,781
c. 2015
Perdagangan, restoran dan hotel Kredit konsumer dan lain-lain Industri pengolahan Jasa-jasa dunia usaha Konstruksi Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi Pertambangan Jasa-jasa sosial/masyarakat
2014 13,104,987 2,534,244
Berdasarkan sektor ekonomi
Less: Allowance for impairment losses
By currency
12,436,363 1,309,083
13,473,209
Working capital Investment loans Consumer loans Loans to employees
Loans to employees consist of interest bearing loans intended for the purchase of housing and motor vehicles, with various loan period up to 20 years. The loans are collected through monthly payroll deductions.
b. 2015
Rupiah Mata uang asing
By type
(64,450) 15,574,781
Lampiran - 5/82 - Schedule
Trading, restaurants and hotels Consumer loans and others Manufacturing Trade services Construction Transportation, warehousing, and communications Mining Social/community services
Less: Allowance for impairment losses
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) d.
Berdasarkan Indonesia
d.
Bank
kolektibilitas
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
13. LOANS (continued)
2015 Cadangan Jumlah kerugian pinjaman penurunan yang nilai/Allowance diberikan/ for impairment Total loans losses
Based on
2014 Cadangan Jumlah kerugian pinjaman penurunan yang nilai/Allowance diberikan/ for impairment Total loans losses
12,565,930 699,687 33,053 174,300 272,476
(21,427) (90,468) (18,259) (22,181) (119,902)
15,151,629 362,019 19,159 14,361 92,063
(12,883) (11,510) (6,852) (5,677) (27,528)
13,745,446
(272,237)
15,639,231
(64,450)
ratio is calculated based on financial ratio calculation guidance as stated in Circular Letter of BI No. 3/30/DPNP dated 14 December 2001 as amended with the Circular Letter of BI No. 7/10/DPNP dated 31 March 2005, as amended by Circular Letter of BI No.12/11/DPNP dated 31 March 2010 then amended by Circular Letter of BI No. 13/30/DPNP dated 16 December 2011. As at 31 December 2015, the percentage of the are 3.49% and 2.32% (2014: 0.80% and 0.55%) respectively.
sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang telah diubah melalui Surat Edaran BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 yang kemudian diubah melalui Surat Edaran BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2015, NPL bruto dan neto Bank masing-masing adalah sebesar 3,49% dan 2,32% (2014: 0,80% dan 0,55%). e.
Berdasarkan periode perjanjian pinjaman Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2015
e.
By period of loan agreement
2014
2,134,320 3,667,146 2,949,041 3,685,856
2,141,790 4,805,707 3,134,549 3,022,941
12,436,363
13,104,987
188,138 170,807 549,473 400,665
651,745 519,227 1,026,980 336,292
1,309,083
2,534,244
(272,237) 13,473,209
Current Special mention Sub - standard Doubtful Loss
(64,450)
Rupiah Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years
Foreign currency Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years Less: Allowance for impairment losses
15,574,781
Lampiran - 5/83 - Schedule
455
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) f.
13. LOANS (continued)
Berdasarkan jatuh tempo
f. 2015
Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
2014
7,211,013 1,198,281 1,786,444 2,240,625
7,023,381 1,801,242 2,385,085 1,895,279
12,436,363
13,104,987
376,753 275,063 499,454 157,813
1,203,512 323,467 941,818 65,447
1,309,083
2,534,244
Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(272,237) 13,473,209
g.
Based on maturity
Pinjaman yang direstrukturisasi
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2014
136,095 33,422 493,898
2,045 69,417 12,230
663,415
83,692
(71,232)
Cadangan kerugian penurunan nilai Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan yang dipisahkan antara penilaian secara kolektif dan individual adalah sebagai berikut:
456
Restructured loans Restructured loans during the year are as follows:
(280)
592,183
h.
Less: Allowance for impairment losses
15,574,781
Pinjaman yang direstrukturisasi selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2015
Foreign currency Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years
(64,450)
g.
Perpanjangan jangka waktu kredit Modifikasi persyaratan kredit Perubahan fasilitas kredit
Rupiah Less than 1 year 1 - 2 years 2 - 5 years More than 5 years
Extension of loan period Modification of terms of the loan Change of loan facility Less: Allowance for impairment losses
83,412
h.
Allowance for impairment losses Movements of allowance for impairment loan losses separated between collective and individual assessments are as follows:
Lampiran - 5/84 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) h.
Cadangan (lanjutan)
kerugian
13. LOANS (continued)
penurunan
Kolektif/ Collective Saldo awal Pembentukan cadangan (lihat Catatan 29) Penghapusbukuan pinjaman Penerimaan atas pinjaman yang telah dihapusbukukan Lain-lain*) Saldo akhir
h.
nilai
2015 Individual/ Individual
impairment
losses
Jumlah/ Total
26,245
64,450
30,505 (21,353)
339,017 (115,904)
369,522 (137,257)
Beginning balance Additional of allowance (refer to Note 29) Loan write-offs
300 (25,133)
300 (24,778)
Loan recoveries Others*)
224,525
272,237
Ending balance
355 47,712
Kolektif/ Collective
Saldo akhir
for
38,205
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan implikasi dari pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015.
Saldo awal Pembentukan cadangan (lihat Catatan 29) Penghapusbukuan pinjaman Penerimaan atas pinjaman yang telah dihapusbukukan Lain-lain*)
Allowance (continued)
*) Includes the effect of foreign currency translation and implication from interest income recognised on the nonimpaired portion of the impaired loans (unwinding of interests) for the year ended 31 December 2015.
2014 Individual/ Individual
Jumlah/ Total
35,200 30,440
17,587 19,089
52,787 49,529
(29,151)
(5,140)
(34,291)
Beginning balance Additional of allowance (refer to Note 29) Loan write-offs
7,081 (5,365)
374 (5,665)
7,455 (11,030)
Loan recoveries Others*)
38,205
26,245
64,450
Ending balance
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan implikasi dari pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014.
*) Includes the effect of foreign currency translation and implication from interest income recognised on the nonimpaired portion of the impaired loans (unwinding of interests) for the year ended 31 December 2014.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah memadai.
Management believes that the allowance for impairment losses as at 31 December 2015 and 2014 is adequate.
i. Pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen (asset buy) Bank mengadakan perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama dan perjanjian pengalihan piutang pembiayaan konsumen dengan beberapa lembaga pembiayaan untuk membiayai kepemilikan kendaraan bermotor secara ritel berdasarkan syarat dan ketentuan without recourse. Jumlah saldo piutang pembiayaan bersama dan pengalihan piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 24.476 (2014: Rp 76.667) dan Rp 1.112.459 (2014: Rp 1.983.036).
i.
Joint financing and purchase of consumer financing receivables (asset buy) The Bank has entered into joint financing agreements and asset buy agreements with several multi-finance companies to finance the retail purchases of vehicles under without recourse terms and conditions. The outstanding loan balance of joint financing and asset buy agreement as at 31 December 2015 are Rp 24,476 (2014: Rp 76,667) and Rp 1,112,459 (2014: Rp 1,983,036).
Lampiran - 5/85 - Schedule
457
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan)
13. LOANS (continued)
i. Pembiayaan bersama dan pembelian piutang pembiayaan konsumen (asset buy) (lanjutan)
i.
Termasuk dalam pinjaman yang diberikan adalah beban bunga yang ditangguhkan yang merupakan selisih antara nilai sisa pembiayaan kepada konsumen akhir dengan harga beli yang dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan pembiayaan dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 2 (2014: Rp 1.146). j.
Pinjaman sindikasi
Included in the loans are the deferred interest expenses that represent the difference between the remaining principal from end users and the purchase price paid by the Bank to the multifinance company as at 31 December 2015 amounting to Rp 2 (2014: Rp 1,146). j.
Pinjaman sindikasi merupakan pinjaman yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian sindikasi dengan bank-bank lain. Jumlah pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 691.776 (2014: Rp 969.452). Pada tanggal 31 Desember 2015, keikutsertaan Bank dalam pinjaman sindikasi sebagai anggota sebesar antara 1,00% - 33,33% dari masing-masing fasilitas pinjaman sindikasi (2014: 1,00% - 33,33%). k.
Batas
Maksimum
Pemberian
Kredit
Rasio
Usaha
Mikro
Kecil
Menengah
k. As at 31 December 2015 and 2014, the Bank complied with LLL requirements of Bank Indonesia. l.
Persentase kredit kepada UMKM terhadap jumlah kredit pada tanggal 31 Desember 2015 adalah 23,01% (2014: 18,05%).
Loans percentage to SME for total loans as at 31 December 2015 is 23.01% (2014: 18.05%).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kredit yang diberikan yang dijamin dengan jaminan tunai sebesar Rp 642.989 dan Rp 1.001.177.
As of 31 December 2015 and 2014, loans collateralised by cash collateral are amounted to Rp 642,989 and Rp 1,001,177.
14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar tagihan dan liabilitas akseptasi diungkapkan masing-masing pada Catatan 3.
458
Syndicated loans Syndicated loans represent loans provided to debtors under syndication agreements with other banks. Total syndicated loans as at 31 December 2015 is amounted to Rp 691,776 (2014: Rp 969,452). As at 31 December 2015, the participation of the Bank as a member of syndications is ranging between 1.00% - 33.33% of each syndicated loan facility (2014: 1.00% - 33.33%).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang BMPK. l.
Joint financing and purchase of consumer financing receivables (asset buy)(continued)
14. ACCEPTANCE PAYABLES
RECEIVABLES
AND
Information in respect to credit risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of acceptance receivables and payables are disclosed in Note 3, respectively.
Lampiran - 5/86 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. TAGIHAN (lanjutan)
DAN
LIABILITAS
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKSEPTASI
a. Berdasarkan mata uang -
a.
-
Mata uang asing Rupiah
Acceptance Receivables
2014
271,538 33,811 305,349
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
AND
By currency
Tagihan Akseptasi 2015
-
14. ACCEPTANCE RECEIVABLES PAYABLES (continued)
255,664 255,664
(571)
(163)
304,778
255,501
Liabilitas Akseptasi
-
As at 31 December 2015 and 2014, the balance of acceptance payables are Rp 305,349 and Rp 255,664, respectively. b.
Pada tanggal 31 Desember 2015, tagihan akseptasi digolongkan sebagai lancar dan dalam perhatian khusus, masing-masing sebesar Rp 265.457 dan Rp 39.892. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2014 seluruh tagihan akseptasi digolongkan sebagai lancar. c. Cadangan kerugian penurunan nilai
As at 31 December 2015, the balance of acceptable receivables are classified as current and special mention, Rp 265,457 and Rp 39,892, respectively. Meanwhile as at 31 December 2014, all acceptance receivables are classified as current. c.
2015
Less: Allowance for impairment losses
Acceptance Payables
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo liabilitas akseptasi adalah sebesar masing-masing Rp 305.349 dan Rp 255.664. b. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
Foreign currency Rupiah
Allowance for impairment losses
2014
Saldo awal Pembentukan/(pemulihan) cadangan (lihat Catatan 29) Selisih kurs
163
684
406 2
(539) 18
Saldo akhir
571
163
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah memadai.
Beginning balance Additional/(reversal) of allowance (refer to Note 29) Foreign currency translation Ending balance
Management believes that the allowance for impairment losses as at 31 December 2015 and 2014 is adequate.
Lampiran - 5/87 - Schedule
459
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. ASET TIDAK BERWUJUD Saldo awal/ Opening balance
Harga perolehan Goodwill Perangkat lunak Perangkat lunak dalam penyelesaian
Akumulasi amortisasi Goodwill Perangkat lunak
Nilai buku bersih
Akumulasi amortisasi Goodwill Perangkat lunak
Nilai buku bersih
2015 Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Saldo akhir/ Closing balance
-
-
342,711
162,178 484,241
Cost Goodwill Software
195,403
187,664
-
(342,711)
40,356
Software in progress
499,111
187,664
-
-
686,775
(108,501) (70,059)
(36,525)
-
-
(108,501) (106,584)
(178,560)
(36,525)
-
-
(215,085)
320,551
471,690 2014 Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
Accumulated amortisation Goodwill Software
Net book value
Saldo akhir/ Closing balance
162,178 132,522
-
-
9,008
162,178 141,530
Cost Goodwill Software
51,136
153,275
-
(9,008)
195,403
Software in progress
345,836
153,275
-
-
499,111
(108,501) (41,500)
(28,559)
-
-
(108,501) (70,059)
(150,001)
(28,559)
-
-
(178,560)
195,835
320,551
Accumulated amortisation Goodwill Software
Net book value
Pada Mei 2015, Bank telah selesai melakukan transformasi sistem inti perbankan yang dicatat sebagai perangkat lunak.
In May 2015, Bank has completed the transformation of the core banking system which is recorded as software.
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada penurunan nilai atas aset tidak berwujud pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Management believes no impairment is required on intangible assets as at 31 December 2015 and 2014.
16. INVESTASI DALAM SAHAM
16. INVESTMENT IN SHARES
Investasi dalam saham yang diberikan kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Investment in shares to related parties are disclosed in Note 33.
a.
a. Based on recording method
Berdasarkan metode pencatatan 2015 Metode harga perolehan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
460
Reklasifikasi/ Reclassifications
162,178 141,530
Saldo awal/ Opening balance
Harga perolehan Goodwill Perangkat lunak Perangkat lunak dalam penyelesaian
15. INTANGIBLE ASSETS
2014 64
64
(32)
(32)
32
32
Lampiran - 5/88 - Schedule
Cost method Less: Allowance for impairment losses
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. INVESTASI DALAM SAHAM (lanjutan) a.
16. INVESTMENT IN SHARES (continued)
Berdasarkan metode pencatatan (lanjutan)
a. Based on recording method (continued)
Penyertaan saham berdasarkan metode harga perolehan adalah sebagai berikut:
Investment in shares based on acquisition cost method was as follows:
Jenis Usaha / Nature of Business PT First State Investment Indonesia
b.
Manajer Investasi/ Investment Manager
0.15%
Cadangan kerugian penurunan nilai
b. 2015 (32)
Saldo akhir
(32)
(64)
Instalasi Kantor Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Aset dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan Bangunan Instalasi Kantor Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor
Nilai buku bersih
Beginning balance Reversal of allowance (refer to Note 29)
32 (32)
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sudah memadai.
Harga perolehan Tanah Bangunan
Allowance for impairment losses
-
Ending balance
Management believes that the allowance for impairment losses as at 31 December 2015 and 2014 are adequate.
17. Saldo awal/ Opening balance
64
2014
Saldo awal Pemulihan cadangan (lihat Catatan 29)
17. ASET TETAP
FIXED ASSETS
2015 Penambahan/ Additions
Nilai Nominal/ Face Value (Rp)
Persentase Kepemilikan/ Percentage of ownership
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Closing balance
49,812 83,996
-
-
-
49,812 83,996
317,287
2,180
-
10,017
329,484
9,296 1,094 231,408 6,647
2 27,628 4,510
(74) (9,115) -
699,540
34,320
(9,189)
232 (10,249) -
Cost Land Buildings Leasehold improvements
9,224 Furniture and fixtures 1,094 Motor vehicles 250,153 Office equipments 908 Construction in progress 724,671
(53,836)
(5,925)
-
-
(59,761)
(260,080)
(17,962)
-
-
(278,042)
Accumulated depreciation Buildings Leasehold improvements
(8,374) (1,094) (163,728)
(363) (25,185)
53 8,906
-
(8,684) (1,094) (180,007)
Furniture and fixtures Motor vehicles Office equipments
(487,112)
(49,435)
8,959
-
(527,588)
212,428
197,083
Lampiran - 5/89 - Schedule
Net book value
461
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. ASET TETAP (lanjutan)
17.
Saldo awal/ Opening balance
Harga perolehan Tanah Bangunan Instalasi Kantor Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Aset dalam penyelesaian
Akumulasi penyusutan Bangunan Instalasi Kantor Perabot dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan kantor
Nilai buku bersih
2014 Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Closing Balance
Cost Land Buildings Leasehold improvements
49,812 83,996
-
-
-
49,812 83,996
298,914
3,165
-
15,208
317,287
9,296 1,115 204,786 8,263
27,098 13,592
(21) (476) -
656,182
43,855
(497)
(48,097)
(5,739)
-
-
(53,836)
(229,923)
(30,157)
-
-
(260,080)
Accumulated depreciation Buildings Leasehold improvements
(7,810) (1,115) (141,230)
(564) (22,974)
21 476
-
(8,374) (1,094) (163,728)
Furniture and fixtures Motor vehicles Office equipments
(428,175)
(59,434)
497
-
(487,112)
(15,208) -
228,007
9,296 Furniture and fixtures 1,094 Motor vehicles 231,408 Office equipments 6,647 Construction in progress 699,540
212,428
Net book value
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kerusuhan, kecelakaan dan pencurian dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar AUD 49.116.000 (jumlah penuh) dan Rp 410 (2014: AUD 74.512.100 (jumlah penuh) dan Rp 430). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut sudah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
As at 31 December 2015 and 2014, fixed assets were insured against fire, disruption, accidents and theft risks with the sum insured of AUD 49,116,000 (full amount) and Rp 410 (2014: AUD 74,512,100 (full amount) and Rp 430). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover the possible losses on the assets insured.
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar 48% dan 77% dari nilai proyek, yang diperkirakan diselesaikan dalam tahun 2015 dan 2014.
The estimated percentage of completion of construction in progress as at 31 December 2015 and 2014 are 48% and 77%, respectively from project value, which estimated to be finalised in 2015 and 2014.
Rincian keuntungan penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Details of gain on disposal of fixed assets are as follows:
2015
2014
Hasil penjualan aset tetap Nilai buku
253 (52)
2 -
Proceeds from sale of fixed assets Net book value
Keuntungan penjualan aset tetap
201
2
Gain on sale of fixed assets
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh aset tetap yang dimiliki Bank merupakan kepemilikan langsung.
462
FIXED ASSETS (continued)
As at 31 December 2015 and 2014, all fixed asset held by the Bank are direct ownership.
Lampiran - 5/90 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. ASET TETAP (lanjutan)
17.
Bank memiliki beberapa bidang tanah dan bangunan dengan sertifikat Hak Guna Bangunan dan Hak Milik . Hak tersebut berjangka waktu 20 hingga 22 tahun dan akan berakhir antara tahun 2016 sampai dengan 2038. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai. 18. ASET LAIN-LAIN
FIXED ASSETS (continued) The Bank owns several plots of land and years and will expire between year 2016 until 2038. The management believes that there will be no difficulty in obtaining an extension of the landrights as all lands were acquired legally and is supported by sufficient evidence of ownership.
18. OTHER ASSETS
Aset lain-lain kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Other assets with related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai eksposur risiko kredit, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar aset lain-lain masing-masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect to credit risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposure of other assets are disclosed in Note 3, respectively.
2015 Piutang bunga Beban dibayar di muka Tunjangan mobil karyawan Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima Agunan yang diambil alih-bersih Properti terbengkalai-bersih Piutang dari penjualan efek-efek Lain-lain
2014
142,878 91,057 45,057
99,327 102,815 33,753
23,781 1,637 899
26,644 3,492 899
503 86,399
1,518 109,696
392,211
378,144
Interest receivables Prepaid expenses Car allowance for employee Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables Foreclosed collaterals-net Abandoned property-net Receivables from sale of marketable securities Others
Beban dibayar di muka
Prepaid expenses
Termasuk dalam beban dibayar di muka adalah biaya sewa dibayar di muka sebesar Rp 79.433 (2014: Rp 88.684).
Included in prepaid expenses is prepaid rent of Rp 79,433 (2014: Rp 88,684).
Lain-lain
Others
Termasuk dalam lain-lain adalah transitory ATM, transitory cash, setoran jaminan dan lain-lain.
Included in others are transitory ATM, transitory cash, security deposits and others.
Piutang bunga
Interest receivables
Piutang bunga merupakan pendapatan bunga yang belum diterima oleh Bank dengan suku bunga kontraktual.
Interest receivables represent unreceived interest income of the Bank using contractual interest rate.
Lampiran - 5/91 - Schedule
463
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN a.
19. TAXATION
Pajak dibayar dimuka
a. 2015
Pajak penghasilan badan: - Pasal 25
b.
2014
30,217
-
30,217
-
Utang pajak kini
b. 2015
Pajak penghasilan badan: - Pasal 25 - Pasal 29
c.
3,733 16,397
-
20,130
c.
20,569
21,900
2014
(1,371)
66,202 19,917
(1,371)
86,119
2015
Current Deferred
The tax on (loss)/income before tax differs from the theoretical amount that would arise using the weighted average tax rate applicable to profits on the entities as follows: 2014
(61,366)
293,964
(15,342)
73,491
13,971
12,628
(1,371)
86,119
Rekonsiliasi antara (rugi)/laba sebelum pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
464
Income tax: Article 4 clause 2 Article 21 Articles 23 and 26 Value Added Tax
d. Income tax (benefit)/expense
Pajak atas (rugi)/laba sebelum pajak berbeda dari nilai teoritis yang mungkin muncul apabila menggunakan rata-rata tertimbang tarif pajak terhadap laba pada entitas dalam jumlah sebagai berikut:
(Manfaat)/beban pajak penghasilan
2014
9,872 9,177 838 2,013
2015
(Rugi)/laba sebelum pajak Pajak dihitung dengan tarif yang berlaku Dampak pajak penghasilan pada: Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan
Corporate income tax: Article 25 Article 29 -
Other tax liabilities
9,144 9,453 563 1,409
(Manfaat)/beban pajak penghasilan
Kini Tangguhan
Current tax liabilities
-
2015
d.
Corporate income tax: Article 25 -
2014
Utang pajak lainnya
Pajak penghasilan: - Pasal 4 ayat 2 - Pasal 21 - Pasal 23 dan 26 Pajak Pertambahan Nilai
Prepaid tax
(Loss)/income before tax Tax calculated at applicable tax rates Tax effects of: Expenses not deductible for tax purposes Income tax (benefit)/expenses
The reconciliation between (loss)/income before tax as shown in the statements of income and taxable income for the year ended 31 December 2015 and 2014 are as follows:
Lampiran - 5/92 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
Beban/(manfaat) (lanjutan)
19. TAXATION (continued) pajak
d. Income tax expense/(benefit) (continued)
penghasilan 2015
(Rugi)/laba sebelum pajak penghasilan
2014
(61,366)
293,964
Perbedaan temporer: Perbedaan antara komersial dan fiskal pada: Beban penyusutan aset tetap Beban cadangan kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan Beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset non-produktif Beban cadangan imbalan kerja karyawan Cadangan biaya promosi Cadangan bonus karyawan dan insentif penjualan Beban cadangan lainnya
10,303 4,049
7,717 (16,310)
(17,642) (1,412)
6,869 (13,420)
Jumlah perbedaan temporer
(21,825)
(79,668)
(60,678)
(17,551)
45,811
(46,973)
(2,256)
-
(Loss)/income before tax expense Temporary differences: Differences between commercial and fiscal amounts on: Fixed assets depreciation Allowance for impairment losses on loans Allowance for impairment losses on non-earning asset Allowance for employee benefits Allowance for promotional expenses Allowance for employee bonus and sales incentives Other allowances Total temporary differences
Perbedaan permanen: Beban-beban yang tidak dapat diperhitungkan untuk tujuan perpajakan
55,881
50,511
Non deductible expenses
Jumlah perbedaan permanen
55,881
50,511
Total permanent differences
(27,310)
264,807
Taxable (loss)/income
66,202
Corporate income tax expense Less:
(Beban)/penghasilan kena pajak
Permanent differences:
Beban pajak penghasilan badan Dikurangi: Pajak penghasilan dibayar dimuka pasal 25
(30,217)
(49,805)
(Uang muka)/utang pajak penghasilan badan
(30,217)
16,397
Prepaid income tax article 25 Corporate income tax (prepaid)/payable
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Bank menyampaikan Surat
The corporate tax calculation for the year ended 31 December 2015 was a preliminary estimate made for accounting purpose and is subject to revision when the Bank files its Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sesuai dengan SPT tahunannya.
The corporate tax calculation for the year ended 31 December 2014 conforms with the
Lampiran - 5/93 - Schedule
465
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
Beban/(manfaat) (lanjutan)
19. TAXATION (continued) pajak
d. Income tax expense/(benefit) (continued)
penghasilan
Pada tanggal 22 Agustus 2014, Bank menerima surat dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak No. PEMB-00246/WPJ.04/KP.1105/RIK.SIS /2014 mengenai Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan untuk masa dan tahun pajak tahun 2011 dan 2012. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, pemeriksaan dari Kantor Pajak masih berlangsung. e.
On 22 August 2014, the Bank received letter from Ministry of Finance of the Republic of Indonesia Directorate General of Tax No. PEMB-00246/WPJ.04/KP.1105/RIK.SIS /2014 regarding the Notification of Field Audit for the tax period and year 2011 and 2012. Until the date of this financial statements, the tax audit is still in progress.
Aset pajak tangguhan
e.
Deferred tax assets
2015 Dikreditkan ke laporan laba rugi/ Dibebankan ke Credited to ekuitas/ statement of income Charge to equity
1 Januari/ 1 January
31 Desember/ 31 December
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan: -
-
-
-
Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian atas penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan aset non-produktif Cadangan imbalan kerja karyawan Cadangan bonus karyawan dan insentif penjualan
Deferred tax assets/(liabilities): 22,397
-
7,227
(34,271)
10,889
-
7,392
2,576
2,849
12,817
14,466
(4,411)
-
10,055
3,788
1,012
-
4,800
(353) 6,828
5,365 -
4,634 6,828
1,371
8,214
22,979
Cadangan biaya promosi Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual Cadangan lainnya Kompensasi kerugian pajak
Jumlah aset pajak tangguhan - bersih
(15,170)
(731) 353 13,394 13,394
22,979 2014 Dikreditkan ke laporan laba rugi/ Dibebankan ke Credited to ekuitas/ statement of income Charge to equity
1 Januari/ 1 January
(23,382)
-
-
-
Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian atas penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan aset non-produktif Cadangan imbalan kerja karyawan Cadangan bonus karyawan dan insentif penjualan Cadangan biaya promosi Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual Cadangan lainnya
Jumlah aset pajak tangguhan - bersih
466
Allowance for impairment losses on loan and non-earning assets Allowance for employee benefits Allowance for employee bonus and sales incentives Allowance for promotional expense Unrealised gainsfrom changes in fair value of available for sale marketable securities and government bonds Allowance for others Tax loss carry forward Total deferred tax assets - net
31 Desember/ 31 December
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan: -
Depreciation of fixed assets
Deferred tax assets/(liabilities): 26,785
(4,388)
-
22,397
(22,528)
(11,743)
-
(34,271)
5,463
1,929
-
7,392
12,749
1,717
-
14,466
7,865
(4,077)
-
3,788
(212) 3,708 33,830
(3,355)
(519) -
(19,917)
(519)
33,830
Lampiran - 5/94 - Schedule
(731) 353 13,394 13,394
Depreciation of fixed assets Allowance for impairment losses on loan and non-earning assets Allowance for employee benefits Allowance for employee bonus and sales incentives Allowance for promotional expense Unrealised gainsfrom changes in fair value of available for sale marketable securities and government bonds Allowance for others -
Total deferred tax assets - net
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
19. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan (lanjutan)
e.
Bank memutuskan untuk mengakui aset pajak tangguhan sebesar Rp 6.828 pada tanggal 31 Desember 2015 sebagai akibat dari kerugian fiskal karena manajemen berkeyakinan jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasikan dengan aset pajak tangguhan yang belum dipakai dan memiliki jatuh tempo pada tahun 2020. f. Administrasi
The Bank has decided to recognise the deferred tax asset amounting to Rp 6,828 as at 31 December 2015 as a result of fiscal loss as management believe that future taxable profits will be available against which the deferred tax asset can be utilised and has expiry date in 2020.
f.
Administration
Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal
Under the Taxation Laws in Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within 10 (ten) years of the time the tax become due, but no later than 2013, while for the fiscal years of 2008 and onwards, the period is within 5 (five) years of the time the tax become due.
mengubah kewajiban pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. 20. SIMPANAN NASABAH Simpanan nasabah dari diungkapkan pada Catatan 33.
Deferred tax assets (continued)
Corrections to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.
20. DEPOSITS FROM CUSTOMERS pihak
berelasi
Deposits from customers from related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar simpanan nasabah masing - masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect to interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures of deposits from customers are disclosed in Note 3, respectively.
a. Berdasarkan jenis dan mata uang
a. 2015
Rupiah - Deposito berjangka - Tabungan - Giro Mata uang asing - Deposito berjangka - Tabungan - Giro
By type and currency
2014
5,425,340 3,018,970 1,056,861
5,617,009 3,246,837 1,206,931
9,501,171
10,070,777
1,411,562 3,536,719 809,999
1,351,462 3,136,796 714,898
5,758,280
5,203,156
15,259,451
15,273,933
Lampiran - 5/95 - Schedule
Rupiah Time deposits Savings Current accounts Foreign currency Time deposits Savings Current accounts -
467
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. SIMPANAN NASABAH (lanjutan)
20. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)
b. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga 2015 - Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 33)
By related parties and third parties
2014
14,851,284
14,870,660
408,167
403,273
15,259,451
15,273,933
Simpanan nasabah yang diblokir sebagai agunan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 69.422 pada tahun 2015 dan Rp 359.574 pada tahun 2014. 21. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Third parties Related parties (refer to Note 33)
Deposits from customers held as loan collateral amounted to Rp 69,422 in 2015 and Rp 359,574 in 2014.
21. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
Simpanan dari bank lain dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Deposits from other banks from related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai risiko tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan nilai wajar diungkapkan, masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to interest rate risk, liquidity risk and fair value exposures are disclosed in Note 3, respectively.
a.
a.
Berdasarkan jenis dan mata uang 2015 Rupiah Negotiable Certificate of Deposit Dikurangi: Beban emisi yang belum diamortisasi Diskonto Bersih Giro Deposito berjangka Mata uang asing Giro Call Money
1,450,000 (623) (24,635)
By type and currency
2014 935,000 (907) (30,470)
1,424,742
903,623
42,782 69,400
21,463 9,500
1,536,924
934,586
3,874 -
594,480
1,540,798
1,529,066
Pada tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015, Bank telah menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit dengan nilai nominal sebesar Rp 3.295.000 dalam 6 tahap yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 sampai 12 bulan dari tanggal penerbitan. Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai nominal yang masih tersisa sebesar Rp 1.450.000 dengan tingkat suku bunga bervariasi antara 7,70% - 9,40%.
468
b.
Rupiah Negotiable Certificate of Deposit Less: Unamortised issuance cost Discount Net Current accounts Time deposit Foreign currency Current accounts Call Money
Starting from 1 January 2015 to 31 December 2015, the Bank issued Negotiable Certificate of Deposit in 6 stages with nominal value Rp3,295,000 which will mature within 3 till 12 months from the issuance date. As of 31 December 2015, the outstanding value of Negotiable Certificate of Deposit was amounting to Rp 1,450,000 with interest rate vary between 7.70% - 9.40%.
Lampiran - 5/96 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) a.
Berdasarkan (lanjutan)
jenis
dan
mata
21. DEPOSITS FROM OTHER BANKS (continued) uang
a.
Pada tanggal 24 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, Bank telah menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit dengan nilai nominal sebesar Rp 1.780.000 dalam 6 tahap yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 sampai 12 bulan dari tanggal penerbitan. Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai nominal yang masih tersisa sebesar Rp 935.000 dengan tingkat suku bunga bervariasi antara 8,68% 9,50%. b.
Starting from 24 January 2014 up to 31 December 2014, the Bank issued Negotiable Certificate of Deposit with nominal value Rp 1,780,000 in 6 stages which will mature within 3 till 12 months from the issuance date. As of 31 December 2014, the outstanding value of Negotiable Certificate of Deposit was amounting to Rp 935,000 with interest rate vary between 8.68% - 9.50%.
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
b.
2015 - Pihak ketiga - Pihak berelasi (lihat Catatan 33)
By type and currency (continued)
By related parties and third parties
2014
1,540,636
1,032,789
162
496,277
1,540,798
1,529,066
Simpanan dari bank lain yang dijaminkan sebagai agunan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 13.000 pada tahun 2015 dan sebesar Rp 8.000 pada tahun 2014.
Third parties Related parties (refer to Note 33)
Deposits from other banks held as loan collateral amounted to Rp 13,000 in 2015 and Rp 8,000 in 2014.
22. PINJAMAN YANG DITERIMA
22. BORROWING
Pinjaman yang diterima dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Borrowing from related parties are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar diungkapkan, masing-masing pada Catatan 3.
Information in respect to interest rate risk, currency risk, liquidity risk and fair value exposures are disclosed in Note 3, respectively.
2015 - Standard Chartered Bank - DBS Bank
2014 -
156,421 105,273
-
261,694
Standard Chartered Bank DBS Bank
Pembiayaan kembali Trade Finance
Trade Finance Refinancing
a)
(a) Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank Pada tanggal 17 November 2014, Bank telah menandatangani perjanjian pembiayaan bersama transaksi perdagangan dengan Standard Chartered, United Kingdom untuk membiayai transaksi trade finance Bank. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman yang diterima adalah sebesar USD 12.629.822 (jumlah penuh), dengan tingkat suku bunga 0,869% per tahun dan memiliki jatuh tempo pada tanggal 13 Februari 2015. Bank telah melakukan pembayaran penuh atas pinjaman ini pada tanggal jatuh tempo.
-
On 17 November 2014, the Bank signed a master participation agreement for trade transactions with Standard Chartered, United transactions. As at 31 December 2014, the outstanding borrowing is amounted to USD 12,629,822 (full amount), with interest rate ranging 0.869% per annum and has maturity date on 13 February 2015. The Bank has fully repaid this borrowing on the maturity date.
Lampiran - 5/97 - Schedule
469
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
22. BORROWING (continued)
Pembiayaan kembali Trade Finance (lanjutan)
Trade Finance Refinancing (continued)
(b) DBS Bank
(b) DBS Bank
Pada tanggal 26 November 2014, Bank telah menandatangani perjanjian pembiayaan bersama transaksi perdagangan dengan DBS Bank, Singapura untuk membiayai transaksi trade finance Bank. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman yang diterima adalah sebesar USD 8.500.000 (jumlah penuh), dengan tingkat suku bunga 0,984% per tahun dan memiliki jatuh tempo pada tanggal 24 Februari 2015. Bank telah melakukan pembayaran penuh atas pinjaman ini pada tanggal jatuh tempo. 23. LIABILITAS LAIN-LAIN Liabilitas lain-lain dari pihak diungkapkan pada Catatan 33.
23. OTHER LIABILITIES berelasi
Other liabilities from related party are disclosed in Note 33.
Informasi mengenai risiko mata uang, risiko likuiditas dan nilai wajar liabilitas lain-lain masing-masing diungkapkan pada Catatan 3.
Information in respect to currency risk, liquidity risk and fair value exposures of other liabilities are disclosed in Note 3, respectively.
2015 Utang dari transaksi penjualan efek-efek Setoran jaminan Beban yang masih harus dibayar Utang bunga Liabilitas imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 23b) Bonus karyawan dan insentif penjualan Pencadangan biaya reward points Angsuran kredit diterima di muka Lainnya
470
On 26 November 2014, the Bank has signed a master participation agreement for trade transactions with DBS Bank, Singapore to fund s. As at 31 December 2014, the outstanding borrowing is amounted to USD 8,500,000 (full amount), with interest rate ranging 0.984% per annum and has maturity date on 24 February 2015. The Bank has fully repaid this borrowing on the maturity date.
2014
386,746 130,478 89,696 53,449
37,019 127,892 53,739 63,651
51,267 40,221 19,198 5,558 53,984
29,569 57,863 15,149 4,901 35,964
830,597
425,747
Payable from sale of marketable securities Guarantee deposits Accrued expenses Interest payable Employee benefit liability (refer to Note 23b) Employee bonus and sales incentive Provision for reward points Loan installments received in advance Others
Liabilitas imbalan kerja karyawan
Employee benefits liability
Liabilitas atas imbalan kerja jangka panjang dan paska kerja lainnya sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 meliputi uang jasa, uang pisah dan kompensasi lainnya dihitung oleh aktuaria independen PT Towers Watson Purbajaga dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
The liability for long term and post employment benefits in accordance with Labour Law No. 13/2003 consists of service payments, severance payments and other compensation was calculated by an independent actuary PT Towers Watson Purbajaga using the Projected Unit Credit method.
Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaria PT Towers Watson Purbajaga tertanggal 24 Februari 2016 dan 18 Februari 2015 masing-masing untuk tahun 2015 dan 2014:
The following are the key matters disclosed in the actuarial report of PT Towers Watson Purbajaga dated 24 February 2016 and 18 February 2015 for years 2015 and 2014, respectively:
Lampiran - 5/98 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. LIABILITAS LAIN-LAIN (lanjutan) a.
23. OTHER LIABILITIES (continued)
Beban imbalan kerja karyawan
a. 2015
Kontribusi terhadap DPLK Manulife Beban jasa kini Beban jasa lalu perubahan program Beban bunga Amortisasi atas kerugian aktuaria
b.
2014
33,089 7,559 4,255 3,129
30,598 6,452 2,407
-
577
48,032
40,034
Liabilitas imbalan kerja karyawan
b. 2015
Nilai kini liabilitas manfaat pasti
c.
2015
Metode penilaian biaya Tingkat kematian Tingkat suku bunga diskonto Kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri
Employee benefits liability
29,569
c.
Present value of funded defined benefit obligation
Movements in the employee benefits liability during the years
2014
29,569 48,032
21,848 40,034
11,396 (33,089)
(30,598)
(4,641)
(1,715)
51,267
29,569
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: Umur pensiun normal
Contribution to DPLK Manulife Current service cost Past service cost plan amendments Interest cost Amortisation of actuarial loss
2014
51,267
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan selama tahun berjalan
Saldo awal tahun Beban imbalan karyawan bersih Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan paska kerja Pembayaran ke DPLK Manulife Manfaat yang dibayarkan selama tahun berjalan Kewajiban yang diakui di laporan posisi keuangan
Employee benefits expense
Beginning balance Net employee benefits expense Remeasurement for post employee benefit obligations Transfer to DPLK Manulife Benefits paid during the year Liability recognised in statement of financial position
Key assumptions used in the actuarial calculations are as follows:
55 Tahun/55 Years of age
Normal retirement age
Projected-Unit-Credit
Valuation cost method
2015 dan 2014: Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI 2011)/ 2015 and 2014: Indonesian Mortality Table 2011 (TMI 2011)
Mortality rates
2015: 9% dan 2014: 7,75% per tahun/ 2015: 9% and 2014: 7.75% per annum
Discount rate
2015 dan 2014: 9% per tahun/ 2015 and 2014: 9% per annum
Salary increases
2015 dan 2014: 21% pertahun untuk umur 20 tahun dan berkurang sampai dengan 0% untuk umur 55 tahun 2015 and 2014 : 21% per annum at age 20 and decreasing linearly to 0% at age 55
Resignation rates
Tabel di bawah ini merupakan histori komparasi nilai kini dari liabilitas imbalan dan penyesuaian yang timbul pada liabilitas program selama 2 tahun terakhir:
The following are the historical comparison of experience adjustment on plan liabilities during the last 2 years:
Lampiran - 5/99 - Schedule
471
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. LIABILITAS LAIN-LAIN (lanjutan)
23. OTHER LIABILITIES (continued) 2015
Nilai kini dari liabilitas imbalan pasti Penyesuaian yang timbul pada liabilitas imbalan pasti
2014
(51,267)
(41,494)
4,525
(4,509)
Tabel di bawah ini merupakan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kenaikan gaji dan tingkat diskonto terhadap kewajiban imbalan pasca kerja pada 31 Desember 2015 :
The following table represent the sensitivity analysis of a reasonably possible change in rate of salary increase and discount rate of obligation to post-employment benefit obligation as of 31 December 2015 : 2015
Peningkatan / increase by 100bps
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji
Present value of defined benefit obligation Experience adjustment on defined benefit obligation
Penurunan / decrease by 100bps
(3,563) 8,767
24. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI
3,985 (7,807)
Discount rates Rate of salary increase
24. NON-CONTROLLING INTEREST
Kepentingan non-pengendali atas aset bersih Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
The movement of the nonshare in the net assets of the Subsidiary is as follows:
2015 Saldo awal Bagian kepentingan non-pengendali atas rugi bersih Anak Perusahaan tahun berjalan Likuidasi Anak Perusahaan (lihat Catatan 1b) Saldo akhir
Anak Perusahaan telah dilikuidasi efektif pada tanggal 30 Desember 2014 (lihat Catatan 1b). 25. MODAL SAHAM
2014 -
326
-
(2)
-
(324)
Beginning balance Net loss of the Subsidiary attributable to non-controlling interest for the current year Liquidation of Subsidiary (refer to Note 1b)
-
-
Ending balance
The Subsidiary has been liquidated effective since 30 December 2014 (refer to Note 1b). 25. SHARE CAPITAL
2015 dan/and 2014
Commonwealth Bank of Australia PT Murni Galaxy PT Giga Galaxy PT Samudra Anugrah Megah PT Ramadewan Winoko PT Prima Rukun Langgeng PT Finkom Surya Putra
472
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh/ Number of issued and fuly paid in shares
Jumlah nominal/ Nominal value
99.00% 0.35% 0.35% 0.11% 0.08% 0.07% 0.04%
3,781,469 13,199 13,199 4,425 2,950 2,655 1,770
3,781,469 13,199 13,199 4,425 2,950 2,655 1,770
100.00%
3,819,667
3,819,667
Lampiran - 5/100 - Schedule
Commonwealth Bank of Australia PT Murni Galaxy PT Giga Galaxy PT Samudra Anugrah Megah PT Ramadewan Winoko PT Prima Rukun Langgeng PT Finkom Surya Putra
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. MODAL SAHAM (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SHARE CAPITAL (continued)
Penerbitan saham baru
Issuance of new share
Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 18 Maret 2013, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal dasar sebesar Rp 9.000.000, yaitu dari Rp 4.000.000 menjadi Rp 13.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 1.604.309, dari Rp 1.818.420 menjadi Rp. 3.422.729. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 77 tertanggal 20 Maret 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Peningkatan Modal oleh Commonwealth Bank of Australia. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalu surat No. AHU-15076.AH.01.02 tanggal 25 Maret 2013. Berdasarkan surat No. 15/13/DPB2/PB22/Rahasia tanggal 28 Maret 2013, peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia. Berdasarkan keputusan pemegang saham tertanggal 27 Agustus 2013, Commonwealth Bank of Australia setuju untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 396.938, yaitu dari Rp 3.422.729 menjadi Rp 3.819.667. Keputusan ini telah dicatat dalam Akta Notaris No. 53 tertanggal 28 Agustus 2013 oleh Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. mengenai Keputusan Pemegang Saham dalam rangka Peningkatan Modal oleh Commonwealth Bank of Australia. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHUAH.01.10-37417 dan No. AHU-AH.01.10-37418 tertanggal 9 September 2013. Berdasarkan surat No. 15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia tanggal 3 Oktober 2013, peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia. 26. SALDO LABA YANG SUDAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya masing-masing sebesar Rp 14.911. Penyisihan saldo laba ini dibentuk sehubungan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-undang No. 40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaanperusahaan untuk membuat penyisihan sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undangundang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan tersebut.
March 2013, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the authorized capital by Rp 9,000,000, i.e. from Rp 4,000,000 to Rp 13,000,000 and agreed to increase the issued and paid-up capital by Rp 1,604,309, i.e. from Rp 1,818,420 to Rp 3,422,729. This decision was recorded under Notarial Deed No. 77 dated 20 March 2013 of Notary Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. regar Capital Increase by Commonwealth Bank of Australia. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter number AHU-15076.AH.01.02 dated 25 March 2013. Based on letter No. 15/13/DPB2/PB2-2/Rahasia dated 28 March 2013, the increase in authorised capital, issued and paid-up capital has been
Based on the resolution dated 27 August 2013, Commonwealth Bank of Australia agreed to increase the issued and paid up capital by Rp 396,938, i.e from Rp 3,422,729 to Rp 3,819,667. This decision was recorded under Notarial Deed No. 53 dated 28 Agustus 2013 of Notary Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. regarding Commonwealth Bank of Australia. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter number No. AHUAH.01.10-37417 and No. AHU-AH.01.10-37418 dated 9 September 2013. Based on letter No. 15/5/DPB2/PB2-2/Rahasia dated 3 October 2013, the increase in issued and paid-up capital administration.
26. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS As at 31 December 2015 and 2014, appropriated retained earnings were amounted to Rp 14,911, respectively. This reserve was provided in relation with the Law of Republic Indonesia No.1/1995 which has been replaced with Law No. 40/2007 effective on 16 August 2007 regarding the Limited Liability Company which requires companies to set up a general reserve amounting to at least 20% of the issued and paid up share capital. There is no timeline over which this amount should be provided.
Lampiran - 5/101 - Schedule
473
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga dari pihak diungkapkan pada Catatan 33.
27. INTEREST INCOME berelasi 2015
Pinjaman yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Giro pada bank lain
1,558,267 48,346
42,409 34,470
33,403 6,963
19,858 5,668
31,476 4,912
1,883,112
1,683,367
2015 1,806,233 76,075 804 1,883,112
Termasuk dalam pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari pinjaman yang mengalami penurunan nilai (unwinding of interest) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 27.993 dan Rp 5.398 dan pendapatan bunga dari provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 61.500 dan Rp 30.536.
28. BEBAN BUNGA
2015
474
parties
are
Loans Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Government Bonds Securities purchased under resale agreements Current accounts with other banks
Interest income based on the classification of financial assets is as follows: 2014 1,643,001 40,366 1,683,367
Loans and receivables Available for sale Fair value through profit and loss
Included in the interest income from loans is interest income recognised on the non-impaired portion of the impaired loans (unwinding of interest) for the years ended 31 December 2015 and 2014 amounting to Rp 27,993 and Rp 5,398, respectively and interest income from fees and commission directly attributable to lending activities amortised using effective interest rate method for the years ended 31 December 2015 and 2014 amounting to Rp 61,500 and Rp 30,536, respectively.
28. INTEREST EXPENSE
Beban bunga dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33.
Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Efek-efek yang diterbitkan
related
2014
1,732,946 47,761
Pendapatan bunga berdasarkan klasifikasi aset keuangan adalah sebagai berikut:
Pinjaman yang diberikan dan piutang Tersedia untuk dijual Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Interest income from disclosed in Note 33.
Interest expense from related parties are disclosed in Note 33. 2014
606,084 160,377 1,145 -
587,374 63,475 1,280 4,209
767,606
656,338
Lampiran - 5/102 - Schedule
Deposits from customers Deposits from other banks Borrowings Marketable securities issued
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. BEBAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN NON KEUANGAN 2015 Aset Keuangan (Pembentukan)/pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai atas: - Pinjaman yang diberikan - Tagihan akseptasi - Investasi dalam saham
Aset Non Keuangan (Pemulihan)/pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas: - Agunan yang diambil alih
369,522 406 -
49,529 (539) (32)
369,928
48,958
(Additional)/reversal for allowance of impairment losses on: Loans Acceptance receivables Investment in shares -
Non Financial Assets
(795)
30. UMUM DAN ADMINISTRASI
386
(Reversal)/additional for allowance of impairment losses on: Foreclosed assets -
49,344
30. GENERAL AND ADMINISTRATIVE
Beban umum dan administrasi dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 33. 2015
Penggantian dari *) Commonwealth Bank of Australia, Cabang Singapura
2014 Financial Assets
369,133
Sewa Penyusutan aset tetap dan amortisasi perangkat lunak Perbaikan dan pemeliharaan Promosi Informasi teknologi Jaringan perbankan, informasi dan komunikasi Kurir, keamanan dan kebersihan Premi asuransi Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) (lihat Catatan 35) Beban jasa ATM interchange dan switching Perjalanan dan transportasi Telepon, listrik dan air Jasa profesional dan konsultasi Perlengkapan dan beban kantor Lain-lain
29. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL AND NON FINANCIAL ASSETS
General and administrative expense related parties are disclosed in Note 33. 2014
96,372
85,123
85,960 73,475 47,560 46,823
87,993 54,203 31,890 20,063
44,000 41,146
40,720 45,618
34,004
29,439
32,545 30,511 22,974 11,096 10,749 48,835 626,050
41,557 44,804 22,057 9,678 12,356 31,827 557,328
(2,224) 623,826
*) Biaya umum dan administrasi yang terjadi sepanjang tahun 2015 dan 2014 telah diganti oleh CBA Cabang Singapura. Jumlah yang digantikan ini terkait dengan proyek MBSB Mobile Banking for Small Business
from
(2,686)
Rent Depreciation of fixed assets and amortization of software Repairs and maintenances Promotion Information technology Banking network, information and communication Courier, security and cleaning Insurance premium to Deposit Insurance Agency (refer to Note 35) ATM interchange and switching fee Travel and transportation Telephone, electricity and water Professional and consultancy fees Office supplies and expenses Others Reimbursement from *) Commonwealth Bank of Australia, Singapore Branch
554,642 *) General & administrative expenses that occurred during 2015 and 2014 have been reimbursed to the CBA Singapore Branch. The total amount reimbursed is related to MBSB project Mobile Banking for Small Business
Lampiran - 5/103 - Schedule
475
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. GAJI DAN TUNJANGAN
31. SALARIES AND ALLOWANCES 2015
Gaji Tunjangan dan fasilitas lainnya Beban imbalan karyawan Pendidikan dan pelatihan Lain-lain Penggantian dari induk perusahaan*)
377,179 129,400 62,292 23,325 592,196 (8,595) 583,601
381,717 120,386 55,581 25,142 62 582,888
Salaries Allowances and other facilities Employee benefits expenses Education and training Others
(16,703) Reimbursement from parent company*) 566,185
*) Gaji dan tunjangan tertentu yang dibayarkan oleh Bank untuk tahun 2015 dan 2014 telah diganti oleh induk perusahaan Bank. Jumlah kompensasi yang digantikan ini termasuk di dalam kompensasi direksi dan pejabat eksekutif dalam laporan keuangan induk perusahaan Bank.
*) Selected salaries and allowances incurred by the Bank during 2015 and 2014 have been reimbursed from compensation reimbursed is included in the board of directors and executive officers compensation as disclosed in the financial statements of the parent company.
Termasuk dalam beban gaji dan tunjangan adalah gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank adalah sebagai berikut (lihat Catatan 33):
Included in salaries and benefits expenses are salaries and other allowances for Commissioners, Directors, and Executive Officer of Bank as follow (refer to Note 33):
2015 Dewan Komisaris - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Direksi **) - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Pejabat Eksekutif**) - Gaji dan imbalan kerja jangka pendek
2014
3,110
Board of Commissioners Salary and short term employee benefit
26,839
Board of Directors **) Salary and short term employee benefit
48,175
52,271
Executive Officers**) Salary and short term employee benefit
68,029
82,220
2,244
17,610
**) Termasuk remunerasi untuk Direksi dan Pejabat Eksekutif adalah gaji dan tunjangan sebesar Rp 8.595 dan Rp 16.703 yang telah diganti oleh induk perusahaan Bank, Commonwealth Bank of Australia, Sydney, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
**) Included in the remuneration for Board of Directors and Executive Officers are salaries and allowances with total amounted to Rp 8,595 and Rp 16,703 that have been reimbursed from company, Commonwealth Bank of Australia, Sydney, for the years ended 31 December 2015 and 2014, respectively.
32. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
Seperti di dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang dicatat sebagai transaksi rekening administratif.
476
2014
As part of normal banking business, the Bank has commitments and contingencies that are recorded as administrative accounts.
Lampiran - 5/104 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)
32. COMMITMENTS (continued)
AND
CONTINGENCIES
Dibawah ini merupakan ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak setara dengan mata uang Rupiah:
commitments and contingencies at equivalent Rupiah contractual amounts:
a. Berdasarkan jenis
a. By type 2015
the
2014
Kewajiban komitmen - Fasilitas pinjaman committed yang diberikan yang belum digunakan - Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
(83,432)
(240,085)
Committed unused loan facilities -
(28,755)
(94,529)
Irrevocable letters of credit -
Kewajiban komitmen - bersih
(112,187)
(334,614)
Commitment payables - net
22,742
37,929
80,080
25,691
102,822
63,620
Kewajiban kontinjensi - Garansi yang diterbitkan
(348,626)
(591,838)
Contingent payables Guarantees issued -
Kewajiban kontinjensi-bersih
(245,804)
(528,218)
Contingent payables -net
Tagihan kontinjensi - Standby letters of credit - Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Commitment payables
b. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia Kewajiban komitmen - Lancar - Dalam perhatian khusus
Kewajiban kontijensi - Lancar - Dalam perhatian khusus
b. By Ban
2015
2014
(112,187) -
(329,568) (5,046)
(112,187)
(334,614)
(348,626) -
(591,538) (300)
(348,626)
(591,838)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi yang dicatat dalam laporan laba rugi.
Contingent receivables Standby letters of credit Interest receivables of non performing loan
ability Commitment payables Current Special mention -
Contingent payables Current Special mention -
As at 31 December 2015 and 2014, there were no estimated losses on commitment and contingencies recorded in the statements of profit or loss.
Lampiran - 5/105 - Schedule
477
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
33. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Pihak berelasi/ Related parties Commonwealth Bank of Australia, Sydney
33. RELATED PARTIES TRANSACTIONS
Sifat dari hubungan/ Nature of relationship
Sifat dari transaksi/ Nature of transaction
Pemegang saham utama Bank/ majority shareholder
Penempatan dana, tagihan derivatif, simpanan dari bank lain, penggantian gaji dan tunjangan manajemen kunci/Fund placements, derivative receivables, deposits from other banks, and allowances
Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam/Vietnam branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Biaya penggantian/Reimbursement expenses
Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong Kong/Hong Kong branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/Fund placements
Commonwealth Bank of Australia, cabang London/London branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/Fund placements
Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura/Singapore branch
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Transaksi derivatif, biaya penggantian/Derivative transactions, reimbursement expenses
PT First State Investment Indonesia
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana yang masih harus diterima, investasi dalam saham/Mutual fund distribution fee receivables, investment in shares
ASB Bank Ltd., New Zealand
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Penempatan dana/Fund placements
PT Commonwealth Life
Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama/Owned by the same ultimate shareholder
Pendapatan atas jasa penyaluran bancassurance yang masih harus diterima/ Bancassurance distribution fee receivables Pinjaman yang diberikan, simpanan nasabah, beban gaji dan tunjangan /Loans, deposits from customers, salaries and allowance expenses
Manajemen kunci/Key managements Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif/Board of Commissioners, Board of Directors and Executive Officers
2015 Aset Giro pada bank lain Commonwealth Bank of Australia, Sydney ASB Bank Ltd., New Zealand
Persentase terhadap jumlah aset Penempatan pada bank lain Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong Kong Commonwealth Bank of Australia, cabang London
Persentase terhadap jumlah aset
478
2014 Assets Current accounts with other banks Commonwealth Bank of Australia, Sydney ASB Bank Ltd., New Zealand
35,478 2,113
35,309 3,831
37,591
39,140
0.17%
0.18%
Percentage of total assets
453,768
71,038
-
162,372
Placements with other banks Commonwealth Bank of Australia, Hong Kong branch Commonwealth Bank of Australia, London branch
453,768
233,410
2.03%
1.05%
Lampiran - 5/106 - Schedule
Percentage of total assets
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 33. RELATED (continued)
BERELASI 2015
TRANSACTIONS
2014
Aset (lanjutan) Tagihan derivatif Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura
PARTIES
Assets (continued) Derivative receivables Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, Singapore Branch
1,927
-
-
410
1,927
410
0.01%
0.00%
Percentage of total assets
Pinjaman yang diberikan Manajemen kunci
15,090
15,853
Loans Key managements
Persentase terhadap jumlah aset
0.07%
0.07%
Percentage of total assets
64
64
Investments in shares PT First State Investments Indonesia
0.00%
0.00%
Percentage of total assets
Persentase terhadap jumlah aset
Investasi dalam saham PT First State Investments Indonesia Persentase terhadap jumlah aset Aset lain-lain: Piutang bunga Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong Kong Manajemen kunci Commonwealth Bank of Australia, cabang London Pendapatan atas jasa penyaluran reksadana dan bancassurance yang masih harus diterima PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia
Lain-lain Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura PT Commonwealth Securities
100 21
5 23
-
18
121
46
11,109
15,259
533
466
11,642
15,725
Other assets Interest receivables Commonwealth Bank of Australia, Hong Kong branch Key managements Commonwealth Bank of Australia, London branch
Mutual fund and bancassurance distribution fee receivables PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia
Others Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, Vietnam branch Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch PT Commonwealth Securities
7,466
1,131
407
347
-
2,685 84
7,873
4,247
Jumlah
19,636
20,018
Total
Persentase terhadap jumlah aset
0.09%
0.09%
Percentage of total assets
528,076
308,895
Total assets with related parties
2.36%
1.39%
Percentage of total assets
Jumlah aset dengan pihak berelasi Persentase terhadap jumlah aset
Lampiran - 5/107 - Schedule
479
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 33. RELATED (continued)
BERELASI 2015
Liabilitas Simpanan nasabah Deposito berjangka Giro Tabungan Persentase terhadap jumlah liabilitas Simpanan dari bank lain Commonwealth Bank of Australia, Sydney Persentase terhadap jumlah liabilitas Liabilitas derivatif Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura Persentase terhadap jumlah liabilitas Liabilitas lain-lain Utang bunga: PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia Manajemen kunci Beban yang masih harus dibayar
Persentase terhadap jumlah liabilitas Jumlah liabilitas dengan pihak berelasi Persentase terhadap jumlah liabilitas
480
PARTIES
TRANSACTIONS
2014 Liabilities Deposits from customers Time deposits Current accounts Savings
329,116 62,024 17,027 408,167
192,240 200,724 10,309 403,273
2.27%
2.27%
Percentage of total liabilities
162
496,277
Deposit from other banks Commonwealth Bank of Australia, Sydney
0.00%
2.79%
Percentage of total liabilities
-
13,888
Derivative payables Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch
0.00%
0.08%
Percentage of total liabilities Other liabilities Interest payables: PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia Key managements
4,596
2,900
201 126 4,923
114 3,014
6,056
7,909
10,979
10,923
0.06%
0.06%
Percentage of total liabilities
419,308
924,361
Total liabilities to related parties
2.34%
5.19%
Percentage of total liabilities
Lampiran - 5/108 - Schedule
Accrued expenses
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 33. RELATED (continued)
BERELASI 2015
TRANSACTIONS
2014
Laporan laba rugi Pendapatan bunga Commonwealth Bank of Australia, cabang Hong Kong Manajemen kunci Commonweath Bank of Australia, cabang London
PARTIES
Statements of income Interest Income Commonwealth Bank of Australia, Hong Kong branch Key managements Commonwealth Bank of Australia, London branch
3,225 3,218
2,642 914
744 7,187
1,130 4,686
0.38%
0.28%
21,063
8,597
2,993 1,916
2,767 1,415
291
431
26,263
241 13,451
3.42%
2.05%
Percentage of total interest expense
Pendapatan atas jasa penyaluran bancassurance PT Commonwealth Life
63,260
75,209
Bancassurance distribution fee PT Commonwealth Life
Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya
15.29%
16.45%
Percentage of total other operating income
3,414
143
Mutual fund distribution fee PT First State Investments Indonesia
0.83%
0.03%
Percentage of total other operating income
Persentase terhadap jumlah pendapatan bunga Beban bunga PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia Manajemen kunci Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, cabang Singapura Persentase terhadap jumlah beban bunga
Pendapatan atas jasa penyaluran reksa dana PT First State Investments Indonesia Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya
Percentage of total interest income Interest expense PT Commonwealth Life PT First State Investments Indonesia Key managements Commonwealth Bank of Australia, Sydney Commonwealth Bank of Australia, Singapore branch
Pendapatan lainnya Commonwealth Bank of Australia, cabang Vietnam
3,975
3,536
Other income Commonwealth Bank of Australia, Vietnam branch
Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya
0.96%
0.77%
Percentage of total other operating income
2,224
2,686
General and administrative expenses Commonwealth Bank of Australia, Sydney
Persentase terhadap jumlah beban umum dan administrasi
0.36%
0.48%
Percentage of total general and administrative expenses
Beban gaji dan tunjangan Manajemen kunci
68,029
82,220
Salaries and allowance expenses Key managements
11.66%
14.52%
Percentage of total salaries and allowance expenses
Beban umum dan administrasi Commonwealth Bank of Australia, Sydney
Persentase terhadap jumlah beban gaji dan tunjangan
Lampiran - 5/109 - Schedule
481
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
34. NILAI TERCATAT INSTRUMEN KEUANGAN
34. THE CARRYING AMOUNT OF FINANCIAL INSTRUMENTS
Berikut ini adalah nilai tercatat instrumen keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The carrying amount of Bank financial instruments as at 31 December 2015 and 2014 are as follows:
2015 ASET KEUANGAN Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Efek-efek: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Obligasi pemerintah: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali: Nominal-bersih Piutang bunga Jumlah tercatat Tagihan derivatif-bersih Pinjaman yang diberikan: Nominal-bersih Piutang bunga Beban bunga yang ditangguhkan Jumlah tercatat Tagihan akseptasi-bersih Aset lain-lain*) Jumlah Aset Keuangan
241,315 1,293,659 659,219
223,047 1,356,065 404,604
2,920,178 449 2,920,627
1,959,213 142 1,959,355
FINANCIAL ASSETS Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks: Nominal-net Interest receivables Carrying amount
892,198 2,350 894,548
750,261 4,023 754,284
Marketable securities: Nominal-net Interest receivables Carrying amount
1,233,687 19,947 1,253,634
134,484 515 134,999
Government bonds: Nominal-net Interest receivables Carrying amount
195,818 694 196,512
681,054 1,059 682,113
Securities purchased under resale agreements: Nominal-net Interest receivables Carrying amount
5,627
1,088
Derivative receivables-net:
13,473,207 119,438 2 13,592,647
15,573,635 93,588 1,146 15,668,369
Loans: Nominal-net Interest receivables Deferred interest expense Carrying amount
304,778
255,501
Acceptance receivables-net
65,892
82,672
Other assets*)
21,428,458
21,522,097
Total Financial Assets
LIABILITAS KEUANGAN Simpanan nasabah: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
15,259,451 53,014 15,312,465
15,273,933 63,227 15,337,160
FINANCIAL LIABILITIES Deposits from customers: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
Simpanan dari bank lain: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat
1,540,798 435 1,541,233
1,529,066 100 1,529,166
Deposits from other banks: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
249
14,989
Derivative payables-net:
305,349
255,664
Acceptance payables
-
261,694 324 262,018
Borrowing: Nominal-net Accrued interest Carrying amount
255,931
195,905
Other liabilities**)
17,415,227
17,594,902
Total Financial Liabilities
Liabilitas derivatif-bersih Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima: Nominal-bersih Bunga yang masih harus dibayar Jumlah tercatat Liabilitas lain-lain**) Jumlah Liabilitas Keuangan
482
2014
*) Aset lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen aset lain-lain non-keuangan.
*) Other assets in this table have excluded non-financial other assets component.
**) Liabilitas lain-lain pada tabel ini telah mengeluarkan komponen liabilitas lain-lain non-keuangan.
**) Other liabilities in this table have excluded non-financial other liabilities component.
Lampiran - 5/110 - Schedule
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
35. GOVERNMENT GUARANTEE ON THE OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2008, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Based on Law No. 24 dated 22 September 2004, effective on 22 September 2005, which was amended by the Government Regulation No. 3 dated 13 October 2008, the Indonesia Deposit Insurance Agency (LPS) was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program, the amount of guarantee can be amended if the circumstances is comply with certain LPS specified criterias.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2008 tanggal
Based on Government Regulation No. 66 Year
Simpanan yang dijamin Lembaga Penjaminan dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000 untuk per nasabah per bank. Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,50% (2014: 7,75%) untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,25% (2014: 1,50%) untuk simpanan dalam mata uang asing. Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut dengan jumlah premi masing-masing sebesar Rp 34.004 dan Rp 29.439 untuk tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (lihat Catatan 30). 36. STANDAR AKUNTANSI BARU
Amount of Deposit Guaranteed by Indonesia deposits covered by LPS are customer deposits up to Rp 2,000 per depositor per bank. Customer deposits are only covered if the rate of interest is equal to or below 7.50% (2014: 7.75%) for deposits denominated in Rupiah and 1.25% (2014: 1.50%) for deposits denominated in foreign currency. The Bank is a participant of that guarantee program with insurance premium amounting Rp 34,004 and Rp 29,439, for the years ended 31 December 2015 and 2014, respectively (refer to Note 30). 36. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT
Berikut ini adalah standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) di tahun 2015:
The following are new standards, amendments and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board (DSAK-IAI) in 2015:
-
-
-
-
-
-
-
P
-
-
-
-
-
-
-
-
SFAS 4 (r
SFAS 7
Party
Associates and
Lampiran - 5/111 - Schedule
483
PT BANK COMMONWEALTH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) -
36. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT (continued)
PSAK
-
Perubahan
Estimasi
Akuntansi
dan
-
Policies, Changes in Accounting Estimates
PSAK
66
(revisi
-
20
-
-
-
-
-
-
ISAK 30 (revisi 2015) "Pungutan" ISAK 31 (revisi 2015) "Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi"
-
Financial Statement
Sco
Penerapan dini revisi dan standar baru diatas, sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan.
Early adoption of these new and revised standards prior to 1 January 2015 is not permitted.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, Bank masih mempelajari dampak yang akan mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
As at the authorisation date of this financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these new and revised standards to the financial statements.
37. PERISTIWA PELAPORAN
SETELAH
PERIODE
Pada Januari 2016, sebagai bagian dari inisiatif restrukturisasi Bank, Bank melakukan program rasionalisasi pada beberapa jabatan tertentu yang sudah tidak ada lagi dalam struktur organisasi Bank yang baru dan mengalihdayakan pekerjaan dalam beberapa fungsi penunjang yang tidak termasuk dalam kegiatan utama Bank. Program ini telah diselesaikan di bulan Februari 2016, dengan total beban sebesar Rp 31.825.
484
-
37. EVENT AFTER THE REPORTING PERIOD
initiatives, the Bank implemented a rationalisation program for several positions which no longer exist in the new organization structure of the Bank and also outsourced several functions which are not the core business of the Bank. The above program was completed in February 2016, with total cost amounting to Rp 31,825 million.
Lampiran - 5/112 - Schedule
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
KOMITMEN & INOVASI
COMMITMENT & INNOVATION
World Trade Centre (WTC) 6, Jl. Jenderal Sudirman Kav 29-31, Jakarta 12920 P : (021) 5296 1222, (021) 2554 9500 www.commbank.co.id