BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014
Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 yang dihitung berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 51.780,95 miyar, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp. 17.169,59 milyar.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) yang dihitung dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan, meningkat sebesar 3,87 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pertanian sebesar 6,06 persen.
Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y), PDRB Sulawesi Selatan triwulan II tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 7,34 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 11,75 persen.
Secara kumulatif semester I 2014 (c-to-c), PDRB Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 7,67 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pertanian sebesar 10,83 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2014 (q-to-q) terbesar berasal dari sektor pertanian sebesar 1,49 persen, sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi (y-on-y) terbesar berasal dari sektor pertanian sebesar 2,61 persen, dan sumber pertumbuhan semester I 2014 (c-to-c) terbesar berasal dari pertanian sebesar 2,59 persen.
Ditinjau dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) didorong oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 4,41 persen, ekspor barang/jasa sebesar 3,07 persen, konsumsi pemerintah sebesar 2,86 persen, konsumsi rumahtangga sebesar 1,46 persen dan konsumsi nirlaba sebesar 1,57 persen.
Sedangkan dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y), pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan II 2014 juga masih ditopang oleh pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,39 persen, ekspor barang/jasa sebesar 11,56 persen, konsumsi pemerintah sebesar 4,55 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,36 persen dan konsumsi nirlaba sebesar 15,04 persen. Demikian juga secara c-to-c, pertumbuhan positif semua komponen pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di semester I 2014 tumbuh sebesar 7,67 persen. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 9,88 persen, ekspor barang/jasa sebesar 13,03 persen, konsumsi pemerintah sebesar 4,62 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,50 persen dan konsumsi nirlaba sebesar 14,86 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
1
I. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan I dan II Tahun 2014 Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan PDRB pada triwulan II 2014 ditunjukkan dengan dengan agregat PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 51.780,95 milyar, meningkat sekitar Rp 2.439,43 milyar dari triwulan I 2014 senilai Rp 49.341,52 milyar. Demikian pula dengan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, pada triwulan I tahun 2014 mencapai Rp. 16.529,85 milyar meningkat sekitar Rp. 639,74 milyar hingga pada triwulan II tahun 2014 menjadi Rp. 17.169,59 milyar. Tabel 1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Lapangan Usaha (1)
1. Pertanian
Harga Berlaku
Harga Konstan 2000
Triwulan I 2014
Triwulan II 2014
Triwulan I 2014
Triwulan II 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
12.148,16
13.070,64
4.243,40
4.500,64
2. Pertambangan dan Penggalian
2.644,73
2.646,19
1.140,46
1.140,70
3. Industri Pengolahan
5.924,33
6.417,26
2.238,41
2.357,25
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
459,72
485,48
184,22
193,59
5. Konstruksi
2.807,89
2.960,76
985,87
1.030,15
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8.955,63
9.331,34
3.029,17
3.139,32
7. Angkutan dan Komunikasi
3.959,12
4.049, 90
1.642,04
1.667,73
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3.970,37
4.105,81
1.472,05
1.517,96
9. Jasa-jasa
8.471,57
8.713,58
1.594,24
1.622,25
49.341,52
51.780,95
16.529,85
17.169,59
PDRB
Secara terinci diperoleh tiga sektor ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada triwulan II 2014 adalah sektor pertanian yang mencapai Rp. 13.070,64 milyar atau dengan andil sebesar 25,24 persen terhadap total PDRB, kemudian sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 9.331,34 milyar (18,02 persen), dan sektor jasa-jasa Rp. 8.713,58 milyar (16,83 persen). Sedangkan PDRB menurut harga konstan 2000, kontribusi sektor terbesarnya berbeda dengan PDRB harga berlaku, yaitu terdiri dari sektor pertanian yang mencapai Rp. 4.500,64 milyar, kemudian sektor perdaganganhotel-restoran sebesar Rp. 3.139,32 milyar, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp. 2.357,25 milyar. Sektor jasa-jasa hanya berada pada urutan kelima terbesar dengan niai sebesar Rp. 1.622,25 milyar.
II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2014 Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan yang pada triwulan II tahun 2014 bertumbuh sebesar 3,87 persen bila dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Peningkatan ini ditunjang oleh semua sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertanian yaitu sebesar 6,06 persen, yang didorong kenaikan produksi keseluruhan subsektor yang termasuk sektor pertanian terutama subsektor perkebunan dan perikanan.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
2
Selanjutnya sektor industri pengolahan mencatat peningkatan terbesar kedua, yaitu sebesar 5,31 persen. Fenomena ini ditunjukkan terutama dengan meningkatnya aktifitas subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebagai antisipasi penyediaan bahan kebutuhan konsumen menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H. Sementara sektor jasa-jasa sebagai sektor dengan kontribusi relatif besar (melebihi 15 persen) hanya bertumbuh sebesar 1,76 persen. Perlambatan pertumbuhan sektor ini disebabkan belum terealisasinya pembayaran kenaikan gaji dan gaji ke-13 bagi PNS/TNI/POLRI. Adapun rendahnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian yang hanya bertumbuh sebesar 0,02 persen disebabkan menurunnya produksi nikel sebagai komoditi utama subsektor pertambangan non migas selama semester 1 2014. Fenomena ini sebagai dampak implementasi pelarangan ekspor barang hasil tambang sesuai dengan UU Minerba yang baru. Tabel 2 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persentase) Lapangan Usaha (1)
Triwulan I 2014 Triwulan II 2014 Triwulan I 2014 Triwulan II 2014 Semester I 2014 Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Triwulan IV 2013 Triwulan I 2014 Triwulan I 2014 Triwulan II 2014 Semester I 2013 (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
12,71
6,06
10,76
10,89
10,83
2. Pertambangan dan Penggalian
-1.12
0,02
1,54
-3,41
-1,00
3. Industri Pengolahan
1,80
5,31
6,17
7,79
6,99
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
1,54
5,09
8,87
11,75
10,33
5. Konstruksi
-6,80
4,49
7,98
6,89
7,42
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
0,24
3,64
8,28
9,15
8,72
7. Angkutan dan Komunikasi
-1,25
1,56
6,34
3,40
4,83
8.Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
-0,57
3,12
11,23
7,38
9,24
9. Jasa-jasa
-2,54
1,76
6,72
6,10
6,41
2,31
3,87
8,01
7,34
7,67
PDRB
Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II 2014 lebih baik dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y) dengan pertumbuhan sebesar 7,34 persen. Angka pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan hampir seluruh sektor kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar 3,41 persen. Kenaikan yang terbesar terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 11,75 persen; disusul sektor pertanian yang tumbuh sebesar 10,89 persen dan terbesar ketiga adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 9,15 persen. Selanjutnya hingga semester I tahun 2014, PDRB Sulawesi Selatan dibandingkan dengan semester yang sama tahun sebelumnya (c-to-c) diperoleh kenaikan sebesar 7,67 persen. Adapun tiga sektor utama mendorong pertumbuhan yaitu sektor pertanian sebesar 10,83 persen; kemudian sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 10,33 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9,24 persen. Sementara pertumbuhan c-to-c sektor pertambangan dan penggalian bertumbuh negatif sebesar 1,00 persen. Kontraksi sektor pertambangan dan
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
3
penggalian berkaitan erat dengan penerapan UU Minerba mengenai pelarangan ekspor barang tambang secara langsung tanpa proses pengolahan.
III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I dan II Tahun 2014 Share PDRB Sulawesi Selatan atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2014 sebagian besar berasal dari empat sektor utama meliputi sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan-hotel-restoran dan jasa-jasa. Dari empat sektor ini yang sumbangannya mengalami pergeseran negatif dibanding triwulan sebelumnya adalah sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa sedangkan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan sumbangannya mengalami pergeseran positif. Selain itu masih ada dua sektor lain yang mengalami pergeseran positif, yaitu sektor listrik, gas dan air bersih berkurang 0,01 persen dan sektor bangunan sebesar 0,03 persen. Bila andil sektor-sektor pada triwulan ini dibandingkan andil sektor-sektor triwulan yang sama pada tahun 2013 diperoleh bahwa sebagian besar andil sektor-sektor terhadap total PDRB mengalami pergeseran positif, kecuali pada sektor pertambangan-penggalian bergeser sebesar -1,06 persen; sektor industri pengolahan sebesar 0,18 persen; sektor angkutan-komunikasi sebesar -0,17 persen dan sektor jasa-jasa mengalami pergeseran sebesar -0,21 persen Tabel 3 Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I dan II Tahun 2013/2014 (Persentase) Lapangan Usaha (1)
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan I 2014 Triwulan II 2014 (2)
(2)
(2)
(3)
23,88
23,99
24,62
25,24
6,23
6,17
5,36
5,11
12,39
12,58
12,01
12,39
0,91
0,89
0,93
0,94
5,61
5,71
5,69
5,72
18,14
17,77
18,15
18,02
7. Angkutan dan Komunikasi
7,98
7,99
8,02
7,82
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
7,63
7,87
8,05
7,93
17,23
17,04
17,17
16,83
100,00
100,00
100,00
100,00
9. Jasa-jasa PDRB
Sumber pertumbuhan ekonomi yang dilihat menurut sektor ekonomi menggambarkan porsi sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap pertumbuhan agregat perekonomian (PDRB). Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan II tahun 2014 (q-to-q) sebesar 3,87 persen, sebagian besar bersumber dari empat sektor ekonomi masing-masing sektor pertanian sebesar 1,49 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 0,66 persen, sektor industri pengolahan sebesar 0,64 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 0,30 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
4
Sedang pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 y-o-y sebesar 7,34 persen, sebagian besar bersumber dari sektor pertanian sebesar 2,61 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 1,63 persen, sektor jasa-jasa sebesar 1,04 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 0,98 persen. Selanjutnya sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 secara c-to-c yang 7,67 persen, yang terbesar adalah sektor pertanian sebesar 2,59 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 1,57 persen, sektor jasajasa perusahaan sebesar 1,10 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 0,87 persen. Tabel 4 Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2014 (Persentase) Sektor Ekonomi (1)
Pertumbuhan (%)
Sumber Pertumbuhan (%)
Q to Q
Y on Y
C to C
Q to Q
Y on Y
C to C
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pertanian
6,06
10,89
10,83
1,49
2,61
2,59
2. Pertambangan & Penggalian
0,02
-3,41
-1,00
0,00
-0,21
-0,06
3. Industri Pengolahan
5,31
7,79
6,99
0,64
0,98
0,87
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5,09
11,75
10,33
0,05
0,11
0,09
5. Konstruksi
4,49
6,89
7,42
0,26
0,39
0,42
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
3,64
9,15
8,72
0,66
1,63
1,57
7. Angkutan dan Komunikasi
1,56
3,40
4,83
0,13
0,27
0,39
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3,12
7,38
9,24
0,25
0,58
0,72
9. Jasa-jasa
1,76
6.10
6,41
0,30
1,04
1,10
3,87
7,34
7,67
3,87
7,34
7,67
PDRB
IV.PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II Tahun 2014 Kinerja ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 3,87 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Secara rinci dapat dijelaskan bahwa besaran pertumbuhan didorong membaiknya aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Fenomena tersebut digambarkan dengan pertumbuhan positif semua komponen pengeluaran baik pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor maupun impor. Demikian juga jika dibandingkan dengan dengan triwulan II tahun 2013 (y-on-y) maupun jika kumulatif hingga triwulan II tahun 2014 dibandingkan dengan kumulatif hingga triwulan II tahun 2013 (c-to-c) perekonomian Sulawesi Selatan menunjukan kinerja yang positif. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan y-on-y mencapai 7,34 persen, sedangkan pertumbuhan c-to-c sebesar 7,67 persen. Komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan II tahun 2014 mencatat kenaikan sebesar 1,46 persen dibanding triwulan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 8.532,09 milyar menjadi Rp 8.656,73 milyar pada triwulan II tahun 2014. Peningkatan cukup signifikan terutama terjadi pada konsumsi non makanan terkait musim liburan sekolah serta masuknya tahun ajaran baru (kenaikan kelas) terutama untuk pengeluaran biaya masuk sekolah, pembelian perlengkapan sekolah, rekreasi dan transportasi. Sedangkan atas dasar harga berlaku meningkat sekitar Rp 612,97 milyar yaitu dari Rp 23.490,63 milyar menjadi Rp 24.103,60 milyar pada triwulan II tahun 2014. Kondisi yang sama terjadi bila pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan II 2014 dibandingkan dengan Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
5
triwulan II tahun 2013 (y-on-y) bertumbuh sebesar 6,36 persen. Demikian pula halnya bila kumulatif pengeluaran konsumsi rumahtangga hingga triwulan II tahun 2014 dibanding dengan kumulatif hingga triwulan II tahun 2013 (cto-c) tumbuh sebesar 6,50 persen. Pada triwulan II tahun 2014 komponen konsumsi nirlaba juga mencatat pertumbuhan sebesar 1,57 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q), yaitu dari Rp. 119,66 milyar menjadi Rp. 121,55 milyar pada triwulan II tahun 2014. Konsumsi nirlaba ditriwulan II terutama didorong adanya pelaksanaan pemilihan presiden. Namun pertumbuhannya jauh melambat dibanding triwulan sebelumnya dimana pada triwulan I ada rangkaian pelaksanaan pemilu legislatif yang pengaruhnya jauh lebih besar dibanding pilpres terhadap konsumsi nirlaba. Sedangkan jika dibandingkan dengan dengan triwulan II tahun 2013 (y-on-y) bertumbuh sebesar 15,04 persen. Demikian pula halnya bila kumulatif pengeluaran konsumsi rumahtangga hingga triwulan II tahun 2014 dibanding dengan kumulatif hingga triwulan II tahun 2013 (c-to-c) konsumsi nirlaba tumbuh sebesar 14,86 persen. Tabel 5 Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (Persentase) Jenis Penggunaan
Triw. I 2014 Terhadap Triw. IV 2013
Triw. II 2014 Terhadap Triw. I 2014
Triw. II 2014 Terhadap Triw. II 2013
Kum sd Triw. II 2014 Thdp Kum sd Triw. II 2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
0,89
1,46
6,36
6,50
2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba
7,51
1,57
15,04
14,86
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
-6,93
2,86
4,55
4,62
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
-5,89
4,41
8,39
9,88
5. Ekspor Barang dan Jasa
-1,26
3,07
11,56
13,03
6. Impor Barang dan Jasa
-11,21
16,08
-1,06
-5,06
2,31
3,87
7,34
7,67
PDRB
Belum diterimanya gaji ke 13 bagi PNS, TNI/Polri dan pensiunan di triwulan II dan belanja barang yang juga masih relatif kecil sehingga realisasi penyerapan anggaran pemerintah (baik pemerintah pusat maupun daerah) triwulan II 2014 masih cukup rendah di bawah target, masih dikisaran 30 persen. Rendahnya realisasi anggaran di triwulan II juga terjadi akibat adanya kebijakan dan seruan presiden untuk melakukan efisiensi anggaran. Bahkan terjadi pemangkasan anggaran di hampir setiap K/L dengan persentase yang bervariasi. Hal inilah yang memicu pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II tahun 2014 hanya tumbuh sebesar 2,86 persen (q-to-q), yaitu naik sebesar Rp. 60,72 milyar dari Rp 2.125,53 milyar pada triwulan I 2014 menjadi Rp 2.186,25 milyar pada triwulan II tahun 2014. Hal tersebut juga mempengaruhi pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan II tahun 2014 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) yaitu tumbuh sebesar 4,55 persen. Demikian pula halnya dengan kumulatif pengeluaran konsumsi pemerintah hingga semester I tahun 2014 dibandingkan dengan kumulatif semester I tahun 2013 (c-to-c) tumbuh sebesar 4,62 persen. Hingga memasuki semester I tahun 2014 terlihat kinerja komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan meskipun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 mengalami perlambatan. Fenomena menunjukan, pada triwulan II tahun 2014 pembentukan modal tetap bruto Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
6
yang dilakukan oleh swasta relatif stabil, bahkan investasi berupa mesin dan peralatan termasuk kapal terbang dan bagiannya yang berasal dari impor luar negeri mengalami penurunan. Demikian juga dengan belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah juga relatif masih sangat kecil. Dari hasil monitoring realisasi belanja pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat realisasi belanja modal sampai dengan triwulan II 2014 masih berada dikisaran 20 persen. Diduga hal ini karena adanya kebijakan dan himbauan dari pemerintah untuk melakukan efesiensi anggaran. Pada triwulan II tahun 2014, komponen PMTB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15.742,91 milyar atau meningkat sebesar Rp 1.042,58 milyar dibanding triwulan I tahun 2014. Pertumbuhan komponen PMTB dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mencapai 4,41 persen. Hal ini terlihat dari besarnya nilai PMTB atas dasar harga konstan 2000 yang meningkat dari Rp 4.251,99 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 4.439,54 milyar pada triwulan II tahun 2014. Keadaan yang sama diperoleh menurut y-on-y dengan pertumbuhan PMTB triwulan II tahun 2014 dibanding dengan nilai PMTB pada triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,39 persen. Demikian pula halnya bila kumulatif nilai PMTB sampai semester I tahun 2014 dibanding dengan kumulatif nilai PMTB sampai semester I tahun 2013 yaitu mencatat pertumbuhan sebesar 9,88 persen. Tabel 6 PDRB Menurut Penggunaan Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2014 (Milyar Rupiah) Jenis Penggunaan
Harga Berlaku
Harga Konstan 2000
Triwulan I 2014
Triwulan II 2014
Triwulan I 2014
Triwulan II 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
23.490,63
24.103,60
8.532,09
8.656,73
486,01
509,84
119,66
121,55
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
16.374,48
17.215,25
2.125,53
2.186,25
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
14.700,33
15.742,91
4.251,99
4.439,54
-518,56
1.894,05
-226,89
553,90
6. Ekspor Barang dan Jasa
10.255,01
10.779,32
6.098,34
6.285,41
7. Impor Barang dan Jasa (Pengurang)
15.446,38
18.464,01
4.370,88
5.073,79
49.341,52
51.780,95
16.529,85
17.169,59
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba
5. Perubahan Inventori
PDRB
Selanjutnya kinerja komponen ekspor barang/jasa pada triwulan II tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 3,07 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Fenomena tersebut terlihat dari kenaikan nilai ekspor barang/jasa Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan I tahun 2014 sebesar Rp 6.098,34 milyar menjadi Rp 6.285,41 milyar triwulan II tahun 2014. Kenaikan ekspor luar negeri di triwulan II karena adanya kenaikan ekspor komoditas unggulan seperti nikel, kakao dan biji-bijian & tanaman obat-obatan. Sedangkan jika dibandingkan triwulan II tahun 2014 dengan triwulan II tahun 2013 (y-on-y), ekspor barang/jasa Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 11,56 persen. Sedangkan dibandingkan dengan semester I tahun 2013, ekspor barang/jasa pada semester I tahun 2014 (c-to-c) juga mengalami peningkatan sebesar 13,03 persen. Sementara komponen impor barang/jasa yang pada triwulan I tahun 2014 tumbuh negatif (q-to-q), pada triwulan II tahun 2014 mampu tumbuh positif sebesar 16,08 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Atas dasar harga konstan 2000, nilai impor barang/jasa meningkat dari Rp 4.370,88 milyar pada triwulan I tahun 2014 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
7
menjadi Rp 5.073,79 milyar pada triwulan II tahun 2014. Di triwulan II Impor luar negeri berupa gandum-ganduman dan bahan bakar mineral masih mendominasi impor yang dilakukan Sulawesi Selatan sehingga mampu mendorong pertumbuhan nilai impor luar negeri tumbuh positif. Sedangkan apabila nilai impor barang/jasa triwulan II tahun 2014 dibandingkan dengan nilai impor barang/jasa pada triwulan II tahun 2013 (y-on-y) impor barang/jasa tumbuh minus 1,06 persen. Demikian juga pada kondisi c-to-c, impor barang/jasa Sulawesi Selatan pada semester I tahun 2014 mengalami pertumbuhan minus 5,06 persen dibandingkan semester I tahun 2013. Tabel 7 Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2014 (Persentase) Jenis Penggunaan
Harga Berlaku
Harga Konstan
Triwulan I 2014
Triwulan II 2014
Triwulan I 2014
Triwulan II 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
47,61
46,55
51,62
50,42
0,98
0,98
0,72
0,71
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
33,19
33,25
12,86
12,73
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
29,79
30,40
25,72
25,86
5. Perubahan Inventori
-1,05
3,66
-1,37
3,23
6. Ekspor Barang dan Jasa
20,78
20,82
36,89
36,61
7. Impor Barang dan Jasa (Pengurang)
31,31
35,66
26,44
29,55
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba
PDRB
Memasuki semester I tahun 2014 terlihat kinerja perekonomian Sulawesi Selatan bertumbuh cukup signifikan. Bila diamati menurut q-to-q diperoleh bahwa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 3,87 persen yang bersumber dari komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga sebesar 2,00 persen, Konsumsi Nirlaba sebesar 0,03 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,50 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,00 persen dan Ekspor Neto sebesar 0,41 persen. Selanjutnya bila diamati menurut y-on-y, diperoleh pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 7,34 persen yang bersumber dari komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga sebesar 3,74 persen, Konsumsi Nirlaba sebesar 0,05 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,96 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,88 persen, sementara Ekspor Neto sebesar 0,24 persen. Demikian pula bila kumulatif nilai PDRB hingga semester I tahun 2014 dibandingkan dengan kumulatif nilai PDRB hingga semester I tahun sebelumnya (c-to-c) yaitu bertumbuh sebesar 7,67 persen bersumber dari komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga sebesar 3,96 persen, Konsumsi Nirlaba sebesar 0,05 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 1,01 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,94 persen, sementara Ekspor Neto berkontraksi sebesar 0,24 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
8
Tabel 8 Pertumbuhan Dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2014 (Persentase) Sektor Ekonomi
Pertumbuhan
Sumber Pertumbuhan
Q to Q
Y on Y
C to C
Q to Q
Y on Y
C to C
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
1,46
6,36
6,50
2,00
3,74
3,96
2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba
1,57
15,04
14,86
0,03
0,05
0,05
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
2,86
4,55
4,62
0,50
0,96
1,01
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
4,41
8,39
9,88
1,00
1,88
1,94
5. Ekspor Barang dan Jasa
3,07
11,56
13,03
1,43
2,59
2,68
16,08
-1,06
-5,06
1,02
2,35
2,44
3,87
7,34
7,67
3,87
7,34
7,67
(1)
6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDRB
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
9
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
Informasi lebih lanjut hubungi: Khaerul Agus, S.Si, MM Kabid. Neraca Wilayah dan Analisis Statistik email:
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Selatan No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014
10