Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KINERJA KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI BADAN KETAHANAN PANGAN, PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN, KECAMATAN TEBAS, KABUPATEN SAMBAS Oleh: ULLY ARTIKA NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tahun 2015 Email :
[email protected]
Abstrak Hasil penelitian ini adalah secara keseluruhan kinerja kompetensi penyuluh pertanian di Badan Ketahanan Pengan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sambas masih belum maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesadaran terhadap tanggung jawab yang masih rendah, kurangnya jadwal dan peserta pelatihan, serta masih lambatnya tindakan terhadap masalah pertanian yang dilakukan oleh penyuluh pertanian. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan yaitu diharapkan kepada Kepala BKP4K untuk bertindak tegas kepada penyuluh pertanian dalam penyelesaian tugas sebagai tanggung jawab penyuluh pertanian, menambah jadwal pelaksanaan dan peserta pelatihan, serta diharapkan kepada penyuluh pertanian untuk lebih cepat dalam mengambil tindakan saat terjadi masalah pertanian yang dialami petani. Kata-kata kunci: Kinerja, Kompetensi, Pengetahuan, Keterampilan, Sikap.
Abstract The result of this study is the overall performance of competence in agricultural extension Pengan Security Agency, Extension Agriculture, Fisheries and Forestry Sambas district is not maximized. It is caused by the level of awareness of the responsibility is still low, the lack of schedule and trainees, as well as the slow action on agricultural issues conducted by the agricultural extension. Based on the research results, the advice given is expected to Head BKP4K to act decisively to agricultural extension in completion of tasks as responsibility agricultural extension, add a schedule execution and trainees, and is expected to agricultural extension to take action more quickly in the event ofagricultural problems experienced farmers. Keywords: Performance, Competencies, Knowledge, Skills, Attitude
1 ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
diharapkan
A. PENDAHULUAN
pemerintah
dapat
lebih
meningkatkan kualitas penyuluh pertanian 1.
sehingga
Latar Belakang Penelitian Berdasarkan
Nomor:
Peraturan
Pertanian
273/KPTS/OT.160/4/2007,
penyuluhan
pertanian
meningkatkan
kualitas
kinerja dan kemampuan penyuluh yang lebih baik.
proses
Penyuluhan pertanian yang terjadi
pembelajaran bagi pelaku utama serta
di BKP4K Kabupaten Sambas merupakan
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
program pemerintahan di bidang pertanian
menolong
dalam
dan
adalah
dapat
mengorganisasikan
diri
memberikan
sosialisasi
kepada
mereka dalam mengakses informasi pasar,
petani, membina petani serta memberikan
teknologi, permodalan, dan sumberdaya
motivasi petani di Kabupaten Sambas untuk
lainnya. Dari peraturan tersebut dapat
meningkatkan kualitas hasil tani dan taraf
dilihat
bahwa pelaksanaan penyuluhan
hidup petani. Dalam hal ini, penyuluh
pertanian merupakan proses mengubah pola
merupakan sarana dalam menyampaikan
fikir petani dari cara tradisional ke cara
informasi
modern
cara
pemasaran, pemilihan pupuk serta membina
memanfaatkan waktu agar efektif dan
memberikan motivasi kepada petani agar
efisien dalam bercocok tanam.
pertanian di Kabupaten Sambas mengalami
serta
Fungsi
bagaimana
pemerintah
dalam
hal
terbaru
tentang
pertanian,
peningkatan.
pelayanan dan pembangunan pertanian
Berdasarkan
hasil
pengamatan
berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun
penulis pada saat melaksanakan Praktek
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Pengalaman Kerja (PPK) di Kabupaten
Perikanan
memiliki
Sambas, petani mengeluh bahwa kelompok
program Refitalisasi Penyuluhan Pertanian
tani khususnya Desa Tebas Sungai dan
(RPP)
Dungun Perapakan,
dan
Kehutanan,
yang
difokuskan
mengimplementasikan
beberapa
untuk sub
masih
belum
Kecamatan Tebas
mendapatkan
pembinaan
program yaitu: 1) Penataan kelembagaan
bagaimana cara mengatasi penanaman padi
penyuluhan; 2) Peningkatan kualitas dan
pada saat cuaca yang kurang baik seperti
kuantitas
Peningkatan
musim hujan serta informasi terbaru tentang
sistem penyelenggaraan penyuluhan; 4)
cara pemasaran padi dan pupuk yang lebih
Peningkatan
dan
baik dalam meningkatkan hasil produksi
kelembagaan petani; 5) Pengembangan
padai. Hal ini dapat berdampak buruk
jejaring
terhadap kualitas pertanian di Kabupaten
penyuluhan;
3)
kepemimpinan
kerjasama
penyuluhan
dan
agribisnis. Dengan adanya program RPP ini
Sambas,
karena
keterlambatan 2
ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
penyampaian informasi terbaru kepada
orang penyuluh dan hanya 79 orang
petani.
penyuluh yang telah mengikuti pelatihan. Kurangnya
menyebabkan
informasi
kelompok
Dari orientasi lapangan yang dilakukan
tani
peneliti mengindikasikan bahwa BKP4K
semakin kurang berkembang, di Desa
Kabupaten Sambas mengalami kendala
Tebas Sungai, Kecamatan Tebas jumlah
dalam meningkatkan kinerja kompetensi
kelompok tani pada periode Maret 2013
penyuluh
berjumlah 21 orang petani hingga Agustus
informasi terbaru yang diperoleh penyuluh
2013 berkurang menjadi 14 orang petani.
pertanian, sehingga dalam menyampaikan
Di Desa Dungun Perapakan, Kecamatan
materi kepada petani menjadi terbatas. Oleh
Tebas
sebab
juga
anggota
tersebut
mengalami
pengurangan
pertanian
itu,
karena
pelatihan
kurangnya
diperlukan
anggota kelompok tani pada periode Maret
meningkatkan
2013 berjumlah 23 orang petani hingga
kompetensi
sedangkan pada periode Agustus 2013
pertanian
anggota kelompok tani berkurang menjadi
penyuluh pertanian. Melihat permasalahan
19 orang petani. Hal ini juga disebabkan
yang
oleh kurangnya penyuluh pertanian yang
membahas dan mengkaji dalam penulisan
ada
skripsi dengan judul: Kinerja kompetensi
di
seharusnya
BKP4K satu
Kabupaten desa
Sambas
memiliki
satu
dan
agar
yang serta
terjadi,
mengembangkan dimiliki
penyuluh
menambah
wawasan
peneliti
tertarik
untuk
Penyuluh Pertanian Kecamatan Tebas di
penyuluh, namun pada kenyataannya di
Badan
Ketahanan
Pangan,
Desa Tebas Sungai dan Desa Dungun
Pertanian,
Perapakan hanya memiliki satu penyuluh
Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.
Perikanan
dan
Penyuluh Kehutanan,
saja yang menangani untuk dua desa tersebut di Kecamatan Tebas. Orientasi
dilapangan
yang
2. diperoleh
Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut,
sementara saat melaksanakan pra lapangan
penelitian
ini
berdasarkan penuturan Kepala BKP4K
kompetensi penyuluh pertanian di Badan
tampaknya masih kurang optimal kinerja
Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian,
kompetensi penyuluh pertanian, hal ini
Perikanan
disebabkan oleh kurangnya pelatihan yang
Tebas, Kabupaten Sambas.
dan
dibatasi
pada:
Kehutanan,
kinerja
Kecamatan
diberikan kepada penyuluh pertanian yang ada. Berdasarkan data yang diperoleh dari
3.
Rumusan Permasalahan
Badan Ketahanan Pangan Per 30 Oktober
Berdasarkan latar belakang dan
2013 jumlah seluruh penyuluh yaitu 151
fokus penelitian ini, dapat dirumusan 3
ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sebagai
berikut:
bagaimana
kinerja
organisasi;
kinerja
adalah
pelaksanaan
kompetensi penyuluh pertanian di Badan
fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang;
Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian,
kinerja adalah tingkat pencapaian kebijakan
Perikanan
dengan menggunakan sejumlah sumber
dan
Kehutanan,
Kecamatan
Tebas, Kabupaten Sambas ?
daya dalam mencapai tujuan organisasi; Secara definitif kinerja merupakan catatan
4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
dan
outcome
yang
dihasilkan
pegawai
tertentu
atau
dari
fungsi
kegiatan
yang
menganalisis
dilakukan selama periode waktu tertentu
bagaimana kinerja kompetensi penyuluh
(Mahsun, 2006:25; Whitmore dalam Uno &
pertanian di Badan Ketahanan Pangan,
Lamatenggo, 2012:59; Sembiring, 2012:81;
Penyuluhan
dan
dan Bernardin & Russsell dalam Sulistiyani
Kehutanan, Kecamatan Tebas, Kabupaten
& Rosidah, 2009:276). Dari beberapa
Sambas.
definisi yang telah dikemukakan oleh para
Pertanian,
Perikanan
ahli, dapat disimpulkan bahwa kinerja 5.
merupakan suatu hasil kerja yang dicapai
Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dalam rangka upaya meningkatkan kualitas
dapat memberikan masukan dan motivasi
suatu
kepada instansi pemerintahan khususnya
perorangan maupun kelompok.
BKP4K Kabupaten Sambas untuk dijadikan
organisasi
Menurut
tersebut
Rummler
baik
secara
dan
Brache
bahan pertimbangan oleh pimpinan agar
(dalam Sudarmanto,2009:7) ada tiga tingkat
lebih meningkatkan kinerja kompetensi
kinerja, yaitu: kinerja organisasi, kinerja
penyuluh pertanian.
proses, dan kinerja individu/pekerjaan. Dari ketiga
tingkat
kinerja
tersebut,
pada
penelitian ini peneliti menggunakan tingkat ke tiga yaitu kinerja individu/pekerjaan
B. TEORI DAN METODOLOGI
karena terdapat kompetensi didalamnya 1.
Teori
dimana
a.
melaksanakan
Kinerja Organisasi Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat kegiatan
pencapaian dalam
pelaksanaan
mewujudkan
suatu
seorang
pekerja
pekerjaannya
dalam haruslah
disertai dengan kemampuan dan keahlian khususnya
untuk
seorang
penyuluh.
sasaran,
Penyuluh pertanian harus turun langsung
tujuan, misi dan visi organisasi yang
kelapangan dan bertemu langsung kepada
tertuang dalam strategi planning suatu 4 ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
para petani yang siap untuk mendapatkan
khususnya kinerja kompetensi yang sedang
pembekalan dari penyuluh pertanian.
di teliti oleh penulis.
Kinerja merupakan suatu hasil kerja
Menurut Sedarmayanti (2010:198)
baik secara kelompok/organisasi maupun
indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif
individu, hasil tersebut mencakup banyak
dan/atau kualitatif yang mengembangkan
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
tingkat pencapaian suatu sasaran atau
faktor yang mempengaruhi kinerja menurut
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
Mahmudi (2013:20) adalah: 1) Faktor
indikator kinerja menjadi ukuran untuk
individu:
keterampilan,
lebih memahami masalah yang sedang
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan
diteliti. Hersey, Blanchard dan Johnson
komitmen;
(dalam Wibowo,2013:102) mengemukakan
kualitas
pengetahuan,
2)
dalam
Faktor
kepemimpinan:
memberikan
dorongan,
kinerja
merupakan
adanya
dukungan
semangat, arahan, dan dukungan; 3) Faktor
sarana, kompetensi, peluang, standar, dan
tim: kualitas dukungan dan semangat,
umpan-balik. Dari indikator kinerja yang
kepercayaan, kekompakan dan keeratan; 4)
ada,
salah
satunya
Faktor sistem: sistem kerja, fasilitas kerja
kompetensi.
Kinerja
dan infrastruktur, proses organisasi, dan
dengan kompetensi yaitu hasil kerja yang di
kultur kinerja; 5) Faktor kontekstual:
dukung dengan kemampuan yang sesuai
tekanan
dengan keahlian dan bidangnya sehingga
dan
perubahan
lingkungan
eksternal dan internal. Faktor merupakan
adalah
indikator
berhubungan
erat
dapat menghasilkan kinerja yang baik pula.
salah satu hal penting dalam suatu masalah, dari faktor-faktor tersebut dapat kita ketahui
b. Kompetensi
penyebab atau cara penyelesaian dari suatu masalah yang ada.
Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu dan apabila
Sutermeister
(dalam
tercapai barulah dapat disebut sebagai
Riduwan,2012:135)
menggambarkan
sebuah keberhasilan. Kompetensi adalah
faktor-faktor tersebut diantaranya: latihan
suatu kemampuan untuk melaksanakan
dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap
suatu
kepribadian, organisasi, para pemimpin,
keterampilan
kondisi sosial,kebutuhan individu, kondisi
didukung oleh sikap kerja yang dituntut
fisik tempat kerja, kemampuan, motivasi
pekerjaan tersebut; kompetensi merupakan
kerja dan sebagainya. Faktor tersebut
landasan dasar karakteristik orang dan
merupakan faktor pendukung yang sangat
mengindikasikan
berpengaruh terhadap peningkatkan kinerja
berpikir,
pekerjaan
yang
dan
dilandasi
pengetahuan
cara
menyamakan
atas serta
berprilaku
atau
situasi,
dan 5
ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mendukung untuk periode waktu cukup
masing yang menyangkut tugas dan
lama; kompetensi sebagai pengetahuan dan
tanggung
keterampilan pegawai dalam menjalankan
pengetahuan yang berhubungan dengan
tugas atau pekerjaan (Wibowo, 2013:324;
peraturan, prosedur dan teknik.
jawab,
mengetahui
Spencer dan Spencer dalam Wibowo,
b) Keterampilan (skill) kemampuan dalam
2013:325; dan Riduwan 2003:43). Dalam
berkomunikasi dengan baik secara
hal ini kompetensi merupakan kemampuan
tertulis dan jelas secara lisan.
serta keterampilan yang terdapat dalam diri
c)
Sikap (attitude) memiliki kemampuan
individu, kemampuan serta keterampilan
dalam beraktivitas, berkerja, semangat
tersebut berbeda-beda antara satu individu
kerja
dengan
kemampuan dalam perencanaan.
individu
lainnya
agar
dapat
menyesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam bekerja.
yang
tinggi
dan
memiliki
Dari tiga standar kompetensi yang telah dikemukakan oleh Hutapea dan
Menurut
Wibowo
(2013:339)
Nurianna, penulis menyimpulkan sementara
kompetensi bukan merupakan kemampuan
bahwa
yang tidak dapat dipengaruhi. Dalam hal ini
dipengaruhi agar kemampuan yang ada
kompetensi
oleh
pada diri seseorang menjadi lebih baik dan
berbagai faktor penunjang agar kinerja
lebih berkembang sehingga kemampuan
dapat berjalan dengan baik, karena seorang
yang ada dapat digunakan pada pekerjaan
pegawai harus memiliki keahlian yang
yang sesuai dengan kemampuannya. Jika
sesuai dengan pekerjaan apa yang mereka
kompetensi yang ada pada diri seseorang
pegang
kurang baik dengan pertimbangan berbagai
dapat
saat
dipengaruhi
ini
agar
dapat
lebih
kompetensi
faktor
dari
kemampuan tersebut dapat diperbaiki salah
kompetensi,
komponen-komponen
utama
terdapat di
dalam
satunya
mempengaruhi,
dapat
memaksimalkan pekerjaan tersebut. Dilihat konsep
yang
seseorang
dengan
mengikuti
maka
pelatihan
kompetensi itu sendiri yang berpengaruh
sehingga kemampuan yang kurang baik
dalam meningkatkan kompetensi tersebut.
dapat menjadi kemampuan yang lebih baik.
Hutapea
dan
Nurianna
(2008:28)
mengemukakan standar kompetensi yang mencakup tiga aspek, yaitu: a)
Pengetahuan berkaitan mengetahui
pekerjaan,
dan
Metodologi Penelitian ini menggunakan metode
(knowledge)
dengan
2.
yang
penelitian
yaitu
melakukan observasi dan wawancara guna
memahami
pengetahuan di bidangnya masing-
kualitatif
membuktikan
dimana
fenomena
yang
peneliti
terjadi
dilapangan. Penelitian ini dilaksanakan di 6
ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kecamatan
Tebas
Sambas,
Menurut Hutapea dan Nurianna
tepatnya di BKP4K Kabupaten Sambas dan
(2008:28) pengetahuan adalah informasi
Kecamatan
yang dimiliki seseorang karyawan untuk
Tebas.
Kabupaten
Adapun
langkah-
langkah dalam penelitian ini meliputi
melaksanakan
Penelitian
Penelitian
jawabnya sesuai dengan bidang yang
Penyajian
digelutinya. Pengetahuan tersebut berkaitan
Data. Subyek yang dalam penelitian ini
dengan pekerjaan, yaitu mengetahui dan
yaitu Kepala BKP4K Kabupaten Sambas,
memahami
Camat
Penyuluh
masing-masing yang menyangkut tugas dan
Pertanian, Tokoh Masyarakat, dan beberapa
tanggung jawab, mengetahui pengetahuan
petani didaerah Kecamatan Tebas. Subyek
yang
ini dipilih menggunakan teknik purposive ,
prosudur
snowball, danaccidental. Sedangkan Objek
merupakan
dalam penelitian ini adalah bagaimana
menghasilkan kemampuan menjadi lebih
kinerja kompetensi penyuluh pertanian di
baik. Peneliti akan membahas satu persatu
BKP4K Kabupaten Sambas. Adapun teknik
aspek pengetahuan, sehingga pengetahuan
pengumpulan data yang dilakukan yaitu
ini dapat diresapi dan diwujudkan pada
wawancara, pengamatan langsung, dan
proses meningkatkan kinerja kompetensi
dokumentasi.
penyuluh pertanian.
Kepustakaan,
Lapangan,
Pengolahan
Kecamatan
Data
Tebas,
Sedangkan
untuk
teknik
analis datanya sendiri terdiri dari Reduksi
tugas
dan
pengetahuan
berhubungan dan
tanggung
dibidangnya
dengan
teknik. satu
peraturan,
Poin
tersebut
kesatuan
yang
Berdasarkan hasil wawancara serta
data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan.
observasi
Setelah tahap analis data maka dilakukan
diperhatikan dari indikator pengetahuan
teknik keabsahan data yang terdiri dari
dapat dikatakan bahwa penyuluh pertanian
Triangulasi sumber, Triangulasi Teknik,
telah
Triangulasi Waktu, dan yang terakhir
masing. Teknik serta manfatnya juga telah
adalah penyajian data berupa laporan
dirasakan oleh para petani maupun pada
penelitian/skripsi.
pembangunan pertanian yang ada di daerah
C. HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
1.
Pengetahuan (Knowledge)
DAN
yang
telah
memahami
dilakukan,
tupoksinya
bila
masing-
sudah cukup baik.
Namun masih sering
terlambatnya
penyuluh
para
pertanian
dalam menyusun rencana kerja tahunan penyuluh
pertanian
dan
wilayah,
menunjukkan
data
potensi
masih
kurang
optimalnya tanggung jawabnya dari para penyuluh pertanian tersebut. 7
ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
keterampilan penyuluh pertanian masih
Keterampilan (Skill) Salah satu faktor utama aparatur
terhambat
dalam
pengembangan
dalam usaha mencapai kesuksesan bagi
keterampilannya. Hal tersebut antara lain
pencapaian
adalah
dikarenakan kurangnya pelatihan tentang
Undang-
dan terbatasnya peserta penyuluh pelatihan.
undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem
Jika dibiarkan terus menerus hal ini akan
Penyuluhan
berakibat buruk dalam kemajuan informasi
tujuan
keterampilan.
organisasi
Sesuai
dengan
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan, diharapkan adanya peningkatan keterampilan
bagi
penyuluh
petani yang ada di Kabupaten Sambas.
pertanian
sehingga hal tersebut memberikan pengaruh
3.
Sikap (Attitude)
yang baik bagi keahlian penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Sikap
dari
aparatur
pemerintah
daerah dalam bekerja merupakan bagian
Keterampilan merupakan keahlian
yang harus lebih diperhatikan, karena
yang memang sudah dimiliki oleh setiap
merupakan salah satu dari karakteristik
individu, hanya saja keterampilan ini masih
untuk
dianggap sebagai keahlian dasar sehingga
pemerintah
perlu terus digali dan dikembangkan secara
kompetensi yang baik atau tidak. Sikap
terus menerus. Sesuai yang diungkapkan
aparatur dalam memberikan pelayanan
Hutapea dan Nurianna bahwa salah satu
terbaik antara lain kepada masyarakat,
standar kompetensi adalah keterampilan
atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait.
(skill)
Dalam hal ini sikap penyuluh pertanian
yaitu
kemampuan
dalam
menentukan daerah
aparatur
tersebut
memiliki
berkomunikasi dengan baik secara tulisan
yang
dan jelas secara lisan. Oleh karena itu,
memecahkan masalah, semangat kerja para
penyuluh pertanian selain harus memiliki
penyuluh
pengetahuan juga harus diimbangi dengan
membuat perencanaan.
keterampilan. Keterampilan dapat dipelajari dengan
sendirinya
serta
dilihat
apakah
yakni
pertanian
dan
kemampuan
kemampuan
Berdasarkan hasil wawancara dan
berdasarkan
observasi dapat dilihat bahwa dari indikator
pengalaman dan praktek dilapangan karena
sikap, penyuluh pertanian belum berupaya
berhubungan
dari
secara maksimal dalam menyelesaikan
penyuluh tersebut untuk terus belajar
masalah yang dihadapi petani. Sedangkan
mengenai hal baru
untuk semangat kerja dan kemampuan
Berdasarkan dari hasil wawancara dan
dalam membuat perencanaan, penyuluh
observasi,
dari
sudah memiliki kemampuan tersebut, hanya
indikator keterampilan, dapat dikatakan
saja kemampuan tersebut seharusnya lebih
dengan
dapat
keinginan
dilihat
bahwa
8 ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dikembangkan lagi dengan memberikan
hambatan. Hambatan tersebut, seperti
kesempatan kepada penyuluh pertanian
kurangnya pelatihan tentang adaptasi
yang ada di Kabupaten Sambas.
perubahan iklim dan keterbatasan peserta penyuluh pelatihan. Jika dibiarkan terus menerus hal ini akan berakibat buruk
D. SIMPULAN
dalam kemajuan informasi petani yang
DAN
ada di Kabupaten Sambas.
KETERBATASAN 3.
Sikap (attitude) Sikap (attitude) merupakan perilaku
a) Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang
aparatur
dimana
sebagai
seseorang
telah dijelaskan sebelumnya maka dapat
aparatur yang memiliki kompetensi juga
ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu :
harus memiliki kemampuan beraktivitas
1.
dalam bekerja, semangat kerja yang tinggi
Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan
(knowladge)
merupakan
dan
memiliki
kemampuan
dalam
dasar yang dimiliki oleh pegawai dalam
perencanaan. Dilihat dari kemampuan
melaksanakan
Pada
beraktivitas, penyuluh pertanian belum
penerapannya penyuluh pertanian sudah
secara maksimal dalam menyelesaikan
memahami tugas dan fungsinya masing-
masalah yang sedang dihadapi petani.
masing, begitu juga dengan teknik serta
Sedangkan untuk semangat kerja dan
manfaat yang dirasakan sudah cukup baik
kemampuan
oleh petani maupun pada pembangunan
perencanaan, penyuluh pertanian sudah
pertanian yang ada di daerah. Hanya saja
memiliki kemampuan tersebut. Hanya
dalam hal tanggung jawab penyuluh
saja kemampuan tersebut seharusnya
pertanian masih kurang maksimal, karena
lebih
keterlambatan dalam menyelesaikan tugas
memberikan
seperti penyusunan rencana kerja tahunan
pelatihan kepada penyuluh pertanian yang
penyuluh pertanian dan data potensi
ada di Kabupaten Sambas.
pekerjaan.
dalam
dikembangkan
membuat
lagi
kesempatan
dengan mengikuti
wilayah. 2.
Keterampilan (skill)
b) Keterbatasan
Keterampilan (skill) merupakan keahlian
Keterbatasan
yang memang sudah dimiliki oleh setiap
berjudul Kinerja Kompetensi Penyuluh
individu.
bahwa
Pertanian Di Badan Ketahanan Pangan,
keterampilan penyuluh pertanian dalam
Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan
pengembangan keterampilannya memiliki
Kehutanan, Kecamatan Tebas, Kabupaten
Dapat
dikatakan
dalam
penelitian
yang
9 ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Sambas ini yaitu, sulitnya mengumpulkan informasi dikarenakan kesibukan seharihari
dan
kesibukan
pekerjaan
dari
informan. Selain itu ruang lingkup peneliti yang terbatas karena tinggal diasrama dan harus melalui mekanisme izin untuk dapat berkonsultasi, serta waktu penelitian yang terbatas yakni hanya 12 hari yang terhitung dengan hari libur kerja didalamnya. c)
Apresiasi Pada kesempatan ini saya selaku peneliti
Andrianto, Tuhana Taufiq. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian: Agraris, Agrobisnis, Agroindustri, dan Agroteknologi. Yagyakarta: Global Pustaka Utama. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hutapea, Parulina dan Nurianna Thoha. 2008. Kompetensi Plus. Jakarta: Gramedia. Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor PublikYogyakarta: UPP STIM YKPN. Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja sektor Publik. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.
mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh keluarga besar Program
Studi
Pengelola,
Ilmu
Pengasuh,
Pemerintahan, Badan
Diklat
Provinsi Kalimantan Barat dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
penelitian
ini.
Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Pemerintah Kabupaten Sambas, khususnya Badan Ketahanan Pengan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sambas yang telah memberikan izin serta membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi dan data yang mendukung dalam proses penelitian.
Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama. Sembiring, Masana. 2012. Budaya & Kinerja Organisasi (Perspektif Organisasi Pemerintahan). Bandung: Fokusmedia. Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
E. REFERENSI
1.
Buku-buku :
------------. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 10
ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
------------. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
BKP4K Kabupaten Sambas. 2011. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi BKP4K Tahun 2011. Kabupaten Sambas: BKP4K.
Sulistiyani, Teguh Ambar dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pembangunan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hartati, Puji. 2011. Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Gowa: Tesis.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Menteri Pertanian. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/KPTS/OT.106/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani 2007. Kabupaten Sambas: Menteri Pertanian.
Uno, Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada.
2.
Rujukan Elektronik
Yuniarti, Wiwik. 2011. Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Bogor, melalui http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=sh owview&id=24492 Profil Kecamatan Tebas Tahun 2013, melalui http://id.wikipedia.org/wiki /Tebas, Sambas
3.
Sumber dari Jurnal, Laporan dan Peraturan Perundang-undangan :
BKP4K Kabupaten Sambas. 2013. Daftar Penyuluh Pertanian BKP4K Kabupaten Sambas Per 30 Oktober 2013. Kabupaten Sambas: BKP4K. BKP4K Kabupaten Sambas. 2013. Jadwal Pelatihan Penyuluh Kabupaten Sambas Tahun 2013. Kabupaten Sambas: BKP4K. BKP4K Kabupaten Sambas. 2010. Rencana Strategi Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tahun 2010. 11 ULLY ARTIKA, NIM. E42010004 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan A Yani Pontianak, Kode Pos 78124 Homepage : http://jumalmahasiswa.fisip.untan.ac.id Email:
[email protected]
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAHIPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA -Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap
: ULL Y ARTIKA
NIM / Peri ode lulus
: E42010004
Fakultas / Jurusan
: ISIP / ILMU ADMINlSTRASI
Email address / HP
:
[email protected]
/2014
/
Demi pengembangan ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat administrasi kelulusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jumal Mahasiswa lImu.Administrasi pada Program Studi lImu Pemerintahan Fakultas lImu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exlusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
KINERJA KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI BADAN KET AHANAN PANGAN, PENYULUHAN PERT ANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN, KECAMATAN TEBAS, KABUPATEN SAMBAS beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanlmempublikasikannya di internet atau media lain : I:::=j.,.fulltext ~ content artikel sesuai dengan standar penulisan jumal yang berlaku.
.
untuk kepentingan akademis tanpa perIu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan . saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
nama
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak pengelola .jumal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya saya ini. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada Tanggal
: Pontianak : 19 April 2015
CI
)