DIVISI PENUNJANG OPERASI DINAS FASILITASI KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS 2016
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
1. UMUM SKK Migas sebagai badan pengendali dan pengawas kegiatan usaha hulu migas di Indonesia secara rutin melakukan pencatatan kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam pengelolaan aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan K3LL di seluruh KKKS dan sebagai tolak ukur dalam penentuan rencana strategi pengelolaan K3LL pada kegiatan operasi hulu migas di tahun mendatang. SKK Migas telah menyampaikan surat edaran nomor SRT-0085/SKKB0000/2015/S5 perihal pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja KKKS Eksplorasi dan surat nomor SRT0482/SKKB3000/2016/S5 perihal arahan perbaikan pelaporan K3LL kepada seluruh KKKS Ekplorasi dan Eksploitasi untuk mengirimkan laporan pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja serta pengelolaan lingkungan secara rutin kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas cq Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan. Selain data yang disampaikan secara rutin kepada Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan, data laporan terkait insiden ataupun kecelakaan yang bersifat darurat juga diterima melalui ERC (Emergency Response Center) SKK Migas yang aktif beroperasi selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Beberapa parameter kinerja K3LL yang dicatat diantaranya adalah incident rate, kecelakaan tambang fatal, meninggal non tambang fatal, PROPER dll. Pada tahun 2016 tercatat jumlah jam kerja karyawan KKKS dan mitra kerja pada kegiatan usaha hulu migas sebesar 358 juta jam yang berasal dari 48 KKKS Produksi, 33 KKKS Ekplorasi dan 7 KKKS tahap EPC/Proyek yang aktif menyampaikan laporan secara periodik kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas.
1
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
2. KINERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2.1 INCIDENT RATE Salah satu tolak ukur keberhasilan kinerja pengelolaan keselamatan kerja dalam kegiatan operasional hulu migas adalah ditandai dengan rendahnya angka kecelakaan kerja. Untuk mengetahui besarnya angka kecelakaan kerja salah satunya dapat dilakukan dengan menghitung nilai Incident Rate (IR). INCIDENT RATE (IR) Adalah Jumlah Korban Kecelakaan Tambang dari karyawan KKKS dan Mitra Kerja (Fatal, Berat, Sedang dan Ringan) dikalikan dengan 1000.000 dibandingakan dengan total jam kerja karyawan KKKS dan Mitra Kerja selama satu tahun
IR kegiatan usaha hulu migas untuk kegiatan eksploitasi/produksi pada tahun 2016 sebesar 0.59, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 0.80 (tahun 2015) atau turun sekitar 26 %. Sedangkan untuk kegiatan eksplorasi IR tahun 2016 diperoleh sebesar 1.49, turun sekitar 15.6 % dari tahun sebelumnya yaitu 1.76 (tahun 2015). Seacara keseluruhan IR kegiatan usaha hulu migas sekitar 0.69.
IR Eksplorasi
IR Eksploitasi
IR Overall
Incident Rate (per 1 juta jam kerja)
2 1.76 1.49
1.5
1 0.88
0.91
0.91
0.69 0.80
0.68
0.5
0.90 0.59
0 2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 1. Incident Rate kegiatan usaha hulu migas (tahun 2011-2016)
2016
2
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Capaian IR aktual kegiatan eksploitasi tahun 2016 sebesar 0,59 berada di atas nilai yang ditargetkan SKK Migas yaitu 1 atau 41 % di atas target. Dengan perincian IR karyawan KKKS sebesar 0,64 lebih besar dari nilai IR mitra kerja KKKS yaitu sebesar 0,58. Kegiatan yang termasuk ke dalam pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja eksploitasi adalah seluruh kegiatan operasi produksi, pemboran sumur produksi, pemeliharaan fasilitas, transportasi, administrasi dll.
Target IR Eksploitasi SKK Migas = 1
IR Eksploitasi
IR Karyawan KKS
IR Mitra Kerja KKKS
Incident Rate ( per 1 juta jam kerja)
1.2 1
0.8
0.91
0.88
0.91
0.80
0.68 0.6
0.59
0.4 0.2 0 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 2. Incident Rate kegiatan eksploitasi (tahun 2011-2016)
Pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja spesifik untuk kegiatan eksplorasi dan project oleh Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan SKK Migas baru dimulai pada tahun 2015. Adapun kegiatan yang termasuk kedalam pencatatan jam kerja kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut: Survei seismik dan geologi Konstruksi/Proyek EPC Pemboran sumur eksplorasi
3
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Adminitrasi eksplorasi Transportasi kegiatan eksplorasi Nilai IR kegiatan eksplorasi tahun 2016 diperoleh sebesar 1,49 yang terjadi seluruhnya pada mitra kerja. Nilai tersebut berada di atas nilai IR yang ditargetkan oleh SKK Migas yaitu 2. Nilai IR tahun 2016 ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 1,76 atau terjadi perbaikan sebesar 15.5 %.
Target IR Eksplorasi SKK Migas = 2
IR Eksplorasi
IR Karyawan KKS
IR Mitra Kerja KKKS
Incident Rate ( per 1 juta jam kerja)
2.5
2 1.76 1.5 1.49 1
0.5
0 2015
2016
Gambar 3. Incident Rate kegiatan eksplorasi (tahun 2015-2016)
2.2 KECELAKAAN TAMBANG FATAL Pada tahun 2016 SKK Migas mencatat jumlah korban kecelakaan tambang fatal pada kegiatan usaha hulu migas sebanyak 4 korban lebih dibandingkan dengan tahun 2015 (6 korban) atau terjadi penurunan sebesar 33 %. Apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya (2011-2015) jumlah korban kecelakaan tambang fatal tahun 2016 adalah yang terkecil dimana semua korban yang meninggal berasal dari pekerja mitra kerja KKKS.
4
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Jumlah Korban Fatal 3.00
9
9 2.50
Jumlah Korban Fatal
8
7
7
2.00
6
6
5
5
5
4
1.50
4 1.00
3
2
0.50
1 0
FAR Fatalities per 100 juta jam kerja
10
0.00 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 4. Jumlah Korban Kecelakaan Kerja Fatal dan Fatal Accident Rate (tahun 2011-2016)
Penurunan jumlah korban meninggal tambang pada tahun 2016 berbanding lurus dengan penurunan jam kerja dari tahun sebelumnya dengan persentase penurunan jam kerja sekitar 14 %. Pada tahun 2015 jumlah jam kerja tercatat sebesar 415 juta jam, sedangkan pada tahun 2016 tercatat sebanyak 358 juta jam kerja. Dengan capaian jumlah jam kerja tersebut nilai Fatality Accident Rate (FAR) mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2015 nilai FAR adalah tercatat sebesar 1.44, sedangkan pada tahun 2016 nilai FAR sebesar 1.12 Fatality Accident Rate (FAR) Adalah Jumlah Korban Meninggal Tambang karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS tiap 100 juta jam kerja
5
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Jam Kerja Karyawan KKKS
Jam Kerja Mitra Kerja KKKS
Fatal Acident Rate
450000000
3.00
400000000
2.50
350000000
2.00
250000000
1.50
200000000 150000000
FAR
Jam Kerja
300000000
1.00
100000000
0.50
50000000 0
0.00 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 5. Jumlah Jam Kerja Karyawan KKKS, Mitra Kerja KKKS dan Fatal Acident Rate (tahun 2011-2016)
Berdasarkan kategori kegiatan utama, jumlah korban kecelakaan tambang fatal pada tahun 2016 terbanyak terjadi pada kegiatan eksploitasi, dengan jumlah korban sebanyak 3 orang (75%), sedangkan pada kegiatan ekplorasi sebanyak 1 orang (25%). Dapat dilaporkan juga bahwa tahun 2012-2015 semua kecelakaan tambang terjadi pada kegiatan ekploitasi. Eksplorasi
Eksploitasi
8 7
1 2011
0 2012
5
5
0 2013
0 2014
6
0 2015
3
1 2016
Gambar 6. Jumlah korban fatal tambang berdasarkan kegiatan utama (tahun 2011-2016)
6
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Berikut adalah KKKS yang mengalami kecelakaan tambang fatal pada tahun 2016 : KKKS PT Pertamina EP PT Chevron Pacific Indonesia Talisman Sakakemang BV
Kegiatan Utama Eksploitasi Eksploitasi Eksplorasi
Jumlah Korban 2 1 1
Kecelakaan tambang fatal pada tahun 2016 terbesar terjadi pada pada kegiatan work over/kerja ulang sumur dengan persentase sebesar 50 %. Selanjutnya aktivitas konstruksi dan survei seismik masing-masing sebesar 25 %. Kecelakaan tambang fatal di kegiatan work over dan kontruksi juga terjadi pada tahun 2015 dengan jumlah korban yang sama.
KONSTRUKSI 25%
PEMBORAN/WORK OVER/WELL SERVICES 50% SURVEI -SEISMIK 25%
Gambar 7. Kecelakaan Tambang berdasarkan kategori aktifitas/kegiatan tahun 2016
Aktivitas/Kegiatan Kerja Ulang Sumur Kontruksi Survei Seismik
Jumlah Korban 2 1 1
7
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Bedasarkan kategori insiden, jumlah korban kecelakaan tambang fatal terbesar disebabkan oleh kebakaran dengan persentase sebesar 75 % dan sisanya disebabkan oleh tertimpa benda jatuh sebesar 25%. Kategori kebakaran ini terjadi pada kegiatan eksploitasi yaitu pada kegiatan work over dan konstruksi. Sedangkan kategori tertimpa benda jatuh terjadi pada kegiatan eksplorasi survei seismik. (Tahun 2015 dapat dilaporkan persentase korban kecelakaan tambang kategori kebakaran sebesar 50%).
BENDA JATUH 25%
API/LEDAKAN 75%
Gambar 8. Kecelakaan Tambang berdasarkan kategori penyebab insiden tahun 2016
Kategori Insiden Kebakaran/Ledakan Tertimpa Benda Jatuh
Jumlah Korban Fatal 3 1
2.3 REKAPITULASI KECELAKAAN TAMBANG Jumlah korban kecelakaan kerja tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup siginfikan dibandingkan tahun 2015 dengan persentase penurunan sekitar 33.8 %. Penurunan jumlah korban kecelakaan terbesar berasal dari mitra kerja KKKS dari 336 korban (tahun 2015) menjadi 220 korban (tahun 2016). Sedangkan karyawan KKKS dari 37 korban (tahun 2015) menjadi 27 korban (tahun 2016).
8
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Karyawan KKKS
Mitra Kerja KKKS
Jumlah Korban Kecelakaan
400
1.00
362
336
350
0.90
307 280
300
0.80
260
0.70
250
220
0.60
200
0.50
150
0.40 0.30
100 50
34
26
11
0.20
37
23
27
0.10
0
0.00 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 9. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
Korban kecelakaan kerja dengan dengan akibat kategori berat tahun 2016 tercatat sebanyak 17 korban, dimana semuanya merupakan mitra kerja KKKS. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan jumlah korban sebanyak 11 korban (tahun 2015) atau turun sekitar 35 %
Jumlah Korban Kecelakaan Tambang Berat
Karyawan KKKS
Mitra Kerja KKKS 17
18 16 14
12
12
12
10
10 7
8 6
4
4
4 2
0
0
0
2012
2013
2014
1
0
0 2011
2015
2016
Gambar 10. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang kategori berat karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
9
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
KECELAKAAN DENGAN AKIBAT KATEGORI BERAT Adalah kecelakaan kerja tambang yang menimbulkan hari hilang kerja atau yang menyebabkan kehilangan anggota badan atau fungsi badan.
Berbeda halnya dengan korban kecelakaan kerja dengan akibat kategori berat, tahun 2016 korban kecelakaan kerja dengan dengan akibat kategori sedang jumlahnya menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2016 jumlah korban kecelakaan kerja dengan dengan akibat kategori sedang tercatat sebanyak 37 korban, yang terdiri dari 35 korban mitra kerja dan 2 korban karyawan KKKS. Nilai tersebut turun sebesar 54,9 % dari tahun 2015 yang tercatat sebanyak 84 korban. KECELAKAAN DENGAN AKIBAT KATEGORI SEDANG Adalah kecelakaan kerja tambang yang tidak menyebabkan kehilangan anggota badan atau fungsi badan, menyebabkan pekerja hanya dapat melakukan aktifitas pekerjaan terbatas ( Restricted work day case)
Jumlah Korban Kecelakaan Tambang Sedang
Karyawan KKKS
Mitra Kerja KKKS
90
84
80
78
74
72
70 57
60 50 40
35
30 20 10
5
2
4
5
4
2
2012
2013
2014
2015
2016
0 2011
Gambar 11. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang kategori sedang karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
10
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
KECELAKAAN DENGAN AKIBAT KATEGORI RINGAN Adalah kecelakaan kerja tambang yang tidak menyebabkan hari hilang kerja, termasuk membutuhkan perawatan medis serta dapat kembali pada akitiftas pekerjaannya.
Jumlah korban kecelakaan tambang dengan akibat kategori ringan untuk tahun 2016 tercatat sebanyak 195 korban yang terdiri dari 170 korban berasal dari mitra kerja KKKS dan 25 korban dari karyawan KKKS. Jumlah tersebut lebih baik dibandingkan dengan tahun 2015 dengan jumlah korban total 293 korban, atu turun sekitar 32,9 %. Karyawan KKKS
Mitra Kerja KKKS
Jumlah Korban Kecelakaan Tambang Ringan
300 261
261
250 216 192
191
200
170
150 100 50
25 9
22
18
2013
2014
32
25
2015
2016
0 2011
2012
Gambar 12. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang kategori ringan karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
Pada kegiatan eksploitasi, jumlah korban kecelakaan tambang dengan kategori akibat ringan tahun 2016 tercatat sebanyak 136 korban ( 72%), kategori akibat sedang 34 korban (18 %), kategori akibat berat 15 korban (8 % ) dan kategori akibat fatal 3 (2 %). Dari total jumlah korban kecelakaan tersebut, korban yang berasal dari KKKS sebanyak 27 korban (13,6 %) dan mitra kerja sebanyak 161 korban (86,4%).
11
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Fatal 2% Berat 8%
Sedang 18% Ringan 72%
Kategori Fatal Berat Sedang Ringan
Jumlah Korban 3 15 34 136
Gambar 13. Persentase Kecelakaan Tambang Berdasarkan Kategori Akibat Kegiatan Eksploitasi 2017
Pada kegiatan eksplorasi, kecelakaan tambang dengan kategori akibat ringan tahun 2016 tercatat sebanyak 53 korban ( 90%), kategori akibat sedang 3 korban (5 %), kategori akibat berat 2 korban (3 % ) dan kategori akibat fatal 1 (2 %). Semua korban kecelakaan merupakan mitra kerja KKKS. Fatal 2%
Berat 3% Sedang 5%
Kategori Fatal Berat Sedang Ringan
Ringan 90%
Gambar 13. Persentase kecelakaan tambang berdasarkan kategori akibat kegiatan eksplorasi 2017
Jumlah Korban 1 2 3 53
12
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
2.4 MENINGGAL NON TAMBANG Selain pencatatan jumlah korban meninggal akibat kecelakaan tambang juga dilakukan pencatatan korban meninggal bukan akibat kecelakaan tambang (non work related) seperti meninggal sakit di lokasi kerja, kecelakaan lalu lintas di wilayah kerja dan lainlain. KKKS menyampaikan laporan kejadian meninggal non tambang kepada ERC SKK Migas yang beroperasi 24 jam setiap harinya. Melalui pencatatan ini diharapkan KKKS dapat mengetahui faktor penyebab utama dari kejadian meninggal non tambang yang menimpa pekerjanya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan untuk meminimalisasi dan mencegah kejadian serupa di tahun mendatang. Berdasarkan data yang diterima oleh ERC SKK Migas, jumlah pekerja meninggal non tambang tahun 2016 tercatat sebanyak 15 korban, lebih kecil dibanding dengan 2 tahun sebelumnya ( 26 korban tahun 2014 dan 22 korban pada tahun 2015). Jumlah korban terbanyak dari tahun 2014-2016 disebabkan oleh meninggal karena sakit.
Jumlah Korban
26
22
15 11
10 7
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 13. Meninggal non tambang kagiatan usaha hulu migas (tahun 2011-2016)
Pada tahun 2016 penyebab meninggal non tambang terbanyak masih didominasi oleh sakit dengan persentase sebanyak 86,67 %, sisanya disebakan oleh kecelakaan lalu lintas (6,67%), dan bunuh diri (6,67%). Hampir semua pekerja yang meninggal non tambang tahun 2016 merupakan pekerja dari mitra kerja KKKS.
13
Kinerja K3LL Kegiatan Usaha Hulu Migas
Bunuh Diri 6,67% Lalu Lintas 6,67%
Sakit 86,67%
Gambar 14. Meninggal non tambang berdasarkan kategori penyebab (tahun 2016)
Penyebab Sakit Kecelakaan Lalu Lintas Bunuh Diri
Jumlah Korban 2015 20 1 1
2016 13 1 1
Jumlah pekerja yang meninggal karena sakit di lokasi kerja pada tahun 2016 sebanyak 13 kasus, lebih rendah dibanding jumlah kasus pada tahun 2015 sebesar 20 kasus setahun. Semoga hal ini mengindikasikan perbaikan dari program kesehatan pencegahan di masing-masing KKKS. Kasus meninggal yang disebabkan serangan Jantung mendadak masih merupakan penyebab terbanyak dengan korban sebanyak 9 orang (69%) dan kasus terbanyak terjadi pada pekerja dengan usia diatas > 50 tahun, dengan jumlah korban sebanyak 8 orang (62%). Melihat data tersebut, perlu diperhatikan penentuan kelaikan kerja khsusnya bagi pekerja yang berusia > dari 45 tahun yang mempunyai faktor risiko kesehatan dan diperlukan tenaga medis yang mempunyai kompetensi dalam penanganan kasus yang dapat menimbulakan kondisi darurat medis.
14
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Jumlah Korban 20
15 13
5
5
2012
2013
3
2011
2014
2015
2016
Gambar 15. Jumlah pekerja meninggal sakit di Wilayah kerja (tahun 2011-2016)
Rentang Umur >55
2
51 - 55
6
46 - 50
1
41 - 450 36 - 40
1
31 - 35
3 0
Rentang Umur
1 31 - 35 3
2 36 - 40 1
3 41 - 45 0
4 46 - 50 1
5
6 51 - 55 6
7 >55 2
Gambar 16. Pekerja meninggal sakit di Wilayah kerja berdasarkan rentang umur (tahun 2016)
15
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Sehubungan dengan meningkatnya jumlah korban meninggal akibat kondisi kesehatan pekerja di Industri Hulu Migas pada tahun 2014 dan 2015, SKK Migas menyampaikan surat himbauan kepada seluruh fungsi K3LL KKKS agar dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya merencanakan, menerapkan dan mengawasi program sebagai berikut: 1. Health Risk Assesement yang dilakukan setiap tahun dan saat pekerjaan akan dimulai. 2. Penialain kelaikan kerja (Fitness for Work) secara berkala. 3. Fitness for task dan Health Surveilance. 4. Memastikan kesiapan Medical Emergency Response.
3. KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 3.1 PROPER Pada pencatatan penilaian PROPER tahun 2015/2016, terdapat sebanyak 76 area kepesertaan berasal dari dari sektor hulu migas. Hasil kinerja penaatan pengelolaan lingkungan hidup sektor hulu migas sebesar 96 % taat dan bahkan lebih dari taat (peringkat biru, hijau dan emas). Peringkat tersebut- meningkat dari periodeperiode sebelumnya yang sebesar 90.24% (Periode 2013/2014) dan 93,59% (Periode 2014/2015).
16
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 17. Peringkat PROPER tahun 2016
Sektor hulu migas patut berbangga karena terpilihnya empat area kepesertaan dengan peringkat PROPER EMAS yaitu :
PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, PT. PHE WMO, PT Medco E&P Blok Rimau, JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.
Kinerja penaatan terbaik tersebut dapat dijadikan tauladan dan semoga menjadi inspirasi untuk diikuti area yang lainnya. Untuk Kontraktor KKS yang mendapat kategori tidak taat (peringkat Merah) yaitu Saka Indonesia Pangkah Ltd., Camar Resources Canada, dan Sele Raya Merangin II, akan dilakukan langkah – langkah strategis untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja lingkungan dalam memenuhi standar pentaatan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pada tahun 2017 peringkat PROPER dapat meningkat menjadi taat (Biru). 3.2 PERIZINAN LINGKUNGAN SKK Migas sejak tahun 2015 telah melakukan penyederhanaan birokrasi dengan cara Kontraktor KKS dapat menyampaikan secara langsung permohonan beserta kelengkapan perizinan lingkungan dan/atau PPLH kepada instansi yang berwenang
17
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
baik di Pusat maupun di daerah dengan tembusan ke Divisi Penunjang Operasi SKK Migas.
Gambar 18. Pendampingan Pengurusan Perizinan Lingkungan
Namun demikian sebelum melakukan kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi Kontraktor KKS berkewajiban mengusulkan detail rencana kerja dan anggaran penyusunan dokumen lingkungan dalam rangka memperoleh perizinan lingkungan dan/atau PPLH dengan Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (FKKLL) SKK Migas untuk kemudian memasukkan kebutuhan anggaran yang telah dievaluasi ke dalam paket pembiayaan kegiatan dimaksud atau pengajuan secara terpisah sesuai ketentuan yang berlaku. Selanjutnya Kontraktor KKS mengajukan surat permohonan pendampingan / fasilitasi perizinan kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas disertai undangan rapat pengurusan perizinan lingkungan terkait koordinasi dengan instansi pemeritah pusat atau kepada Perwakilan SKK Migas terkait koordinasi dengan instansi pemerintah daerah. Pada tahun 2016, Fasilitasi Kontraktor KKS terkait proses perizinan (AMDAL, UKL/UPL, Izin PPLH) yang diterima Dinas FKKLL SKK Migas sebanyak 117 surat yang masuk baik untuk proses dokumen, pendampingan, maupun pengurusan izin dengan pencapaian pendampingan dari SKK Migas lebih dari 56%. Salah satu hal yang menjadi catatan penting dalam proses perizinan lingkungan adalah Kontraktor KKS harus memperhatikan waktu yang diperlukan
18
KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
untuk memperoleh perizinan lingkungan dengan memasukkan ke dalam tata waktu kegiatan. 3.3 ENVIRONMENTAL BASELINE ASSESSMENT (EBA) Environmental Baseline Assessment merupakan kewajiban Kontraktor KKS sesuai ketentuan dalam KKS dan diatur dalam Pedoman Tata Kerja Nomor 045 tahun 2011. Selama tahun 2016 ada 9 Wilayah Kerja yang telah mendapatkan surat kesesuaian Laporan Environmental Baseline Assessment (EBA) oleh Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas. Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KKKS PT Medco E&P Malaka PT Medco CBM Lematang Statoil Indonesia Aru Trough I BV ConocoPhillips Kalimantan Exploration Ltd. Challedon Services Ltd. Petronas Carigali North Madura II Ltd. Pacific Oil & Gas MNK Kisaran Ltd. Pertamina Hulu Energi Abar Pertamina Hulu Energi Anggursi
Wilayah Kerja Blok A CBM Lematang Aru Trough I Kuala Kurun Menduwai North Madura II MNK Kisaran Abar Anggursi
Terhadap Kontraktor KKS Eksplorasi yang belum menyusun dokumen EBA wajib memasukkan rencana kerja dan anggaran penyusunan EBA pada saat mengajukan WP&B di tahun pertama Kontrak Kerja Sama. Untuk Kontraktor KKS yang sudah efektif sebelum diberlakukan PTK EBA dan belum melakukan kewajiban EBA sesuai KKS, namun sudah melaksanakan kajian lingkungan lainnya, wajib melaporkan hasil kajiannya kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas sebagai bahan evaluasi strategi penyusunan EBA.
19