PENGARUH PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 035 DI TENGGARONG Oleh : Nurul Rabiatul Aulia, Yonathan Palinggi, Idham Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Abstract: The main objective of this study was to determine how much the relationship management of School Operational Assistance fund (BOS) to improve student achievement of Elementary School 035 in Tenggarong. The problems that arise in Elementary School 035 in Tenggarong in connection with the management of BOS funds and achievement of learning based on the fact in the field, has obtained: lack of public understanding of the management of BOS funds, the community does not have a container which directly address the criticisms and suggestions about the use of the funds, lack of transparency BOS fund management. This research was conducted using quantitative methods. Data collection techniques by observation, questionnaire and literature research. The study population of 25 people and sample used as many as 25 people. The analysis tool using Spearman rank correlation test of hypothesis testing use z test the value of z count 4.315 bigger than the value of the Z table 1.96 (4.315> 1.96) then the appropriate conditions exist H1 accepted, that there is a real relationship between the management of BOS funds to student achievement on Elementary School 035 in Tenggarong, It means that with Elementary School 035 in Tenggarong manage efficiently fund of School Operational assistance (BOS), the achievement of students in elementary school in Tenggarong 035 will be increased and vice versa. So the hypothesis has accepted.
Keywords: School Operational Assistance (BOS), Learning Achievement PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan. Dengan pendidikan ini pula harkat dan martabat seseorang akan terangkat, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, martabat di lingkungannya juga rendah. Namun apabila seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabat orang tersebut. Hal ini juga akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia dimata dunia juga dipengaruhi oleh pendidikan penduduknya. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, serta memungkinkan para warganya untuk mengembangkan diri baik yang berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2003 No. 2 tentang Pendidikan
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Nasional bab III pasal 5 yang berbunyi: “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Di bidang pendidikan tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh lembaga salah satunya yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah. Sedangkan pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk mengembangkan dirinya sehingga ia mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapinya. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi manusia karena pendidikan itu menunjang kuat kelangsungan hidup manusia seperti yang terdapat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 adalah: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekauatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas yakni manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif serta produktif dan mampu mengantisipasi era yang penuh tantangan. Karena bagaimanapun juga untuk anak
33
menjadi pemikir yang efektif merupakan tujuan yang utama di pendidikan. Pemerintah memprogramkan wajib belajar 9 tahun dimana setiap warga negara khususnya usia sekolah yaitu 7 sampai 12 tahun wajib menciptakan kesempatan belajar sampai dengan minimal tamat sekolah lanjutan tingkat pertama. Seperti dikutip pada UU No. 20 tahun 2003 adalah: “Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menenga Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain sederajat”. Sekolah merupakan lembaga formal tempat siswa mengembangkan kemampuan dirinya. Disinilah peran sekolah dalam memaksimalkan setiap kemampuan siswa sehingga menghasilkan prestasi yang cemerlang. Berbicara masalah prestasi belajar sangatlah luas. Pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, yang selanjutnya terwujudlah perubahanperubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar dan fasilitas yang memadai untuk menciptakan kondisi proses belajar mengajar yang efektif. Menurut Fattah (2004: 9) “Prestasi Belajar Siswa Dipengaruhi oleh Faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar diri siswa”. Faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan siswa. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya. Dari sekian banyak sekolah yang dibangun di Kabupaten Kutai Kartanegara salah satunya adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 035 Tenggarong. Sekolah ini memiliki jumlah guru PNS sebanyak 25 orang dan guru bantu sebanyak 12 orang serta jumlah murid sebanyak 532 murid. Sekolah ini sekarang memiliki ruangan kelas belajar sebanyak 20 ruangan, 1 ruangan rapat, 1 ruang kepala sekolah dan wakil, 1 ruangan untuk guru, 1 ruangan UKS, 1 perpustakaan, 2 kantin, dan 5 ruangan WC umum. Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok miskin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi iuran sekolah, buku, seragam dan
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
alat tulis, sementara biaya tidak langsung meliputi biaya transportasi, kursus, uang saku dan lain-lain. Melalui dana Bantuan Operasional Sekolah peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah. Bantuan Operasional Sekolah yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek. Biaya di atas tersebut termasuk untuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan prasarana, gaji guru dan tenaga kependidikan lainya, serta biaya peningkatan mutu guru. Untuk ditahun 2014 sekolah ini mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah Rp. 353.800.000 yang terbagi dalam empat tahap pencairan (per 3 bulan sekali) dan tiap murid mendapatkan dana BOS sebesar Rp. 400.000 / siswa. Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 422/879/DP II/XI/2014 tentang petunjuk teknis bantuan operasional sekolah Kabupaten dan Surat Keputusan Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor: 800/952/SK/DP-I/V/2014 tentang penetapan sekolah penerima bantuan operasional sekolah Kabupaten untuk PAUD, SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/ SMALB/MA dan SMK Negeri dan swasta Sekabupaten Kutai Kartanegara. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiyaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian managemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajarmengajar di sekolah bersama komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana-dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Permasalahan yang muncul sehubungan dengan pengelolaan dana BOS dan prestasi belajar berdasarkan kenyataan dilapangan,
34
diperoleh: rendahnya pemahaman masyarakat tentang pengelolaan dana BOS, masyarakat tidak punya wadah yang secara langsung menangani kritik dan saran tentang penggunaan dana BOS, kurang transparannya pengelolaan dana BOS. Untuk prestasi diluar sekolah, juga SDN 035 kurang banyak berprestasi, kalaupun ada sesuatu yang dimenangkan namun tarafnya hanya setara Kecamatan atau belum mampu berprestasi sampai tingkat Kabupaten dan Nasional. Padahal anggaran BOS pada SDN 035 di Tenggarong ini cukup besar. Dana BOS yang diterima oleh sekolah, dapat digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut: 1) pengembangan perpustakaan, 2) kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, 3) kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, 4) kegiatan ulangan dan ujian, 5) pembelian bahan-bahan habis pakai, 6) langganan daya dan jasa, 7) perawatan sekolah, 8) pembayaran honorarium bulanan Guru honorer dan tenaga kependidikan honorer, 9) pengembangan profesi guru, 10) membantu siswa miskin, 11) pembiayaan pengelolaan BOS, 12) pembelian perangkat komputer, dan 13) biaya lainnya. Peneliti juga melihat Kepala Sekolah yang begitu mengeluhkan lambatnya pelayanan pencairan Boskab hingga sampai mencapai tahap per triwulan berikutnya. Parahnya lagi, para guru honor komite sekolah yang konon gajinya hanya ratusan ribu rupiah mulai meradang. Salah seorang guru mengaku pusing, untuk mencarikan dana guna membeli kebutuhan sekolah, seperti ATK dan honor guru komite, Kalau untuk kebutuhan bulan Januari lalu masih bisa kita talangi. Tapi untuk bulan Februari hingga Maret ini sudah pinjam sana pinjam sini. Dengan lambatnya pencairan dana Boskap maka tentu saja hal ini akan menghambat kegiatan sekolah, Seperti kondisi saat ini, kegiatan Sekolah cukup padat, namun dana operasional yang diharapkan dari Dana Boskap belum ada sehingga memaksakan pihak Sekolah harus berhutang. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat berakibat turunnya daya beli masyarakat, juga akan berdampak negatif terhadap akses masyarakat miskin untuk mendapat pendidikan dan menghambat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Sedangakan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 11 ayat (1) menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Dalam konteks ini pada prinsipnya progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dicetuskan sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat, khususnya siswa dari keluarga miskin atau kurang mampu terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun seperti yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Mengingat pentingnya pendidikan didalam kehidupan maka seluruh komponen pendidikan seperti kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah, dan fasilitas sekolah menjadi sangat strategis dalam pencapaian prestasi belajar. Oleh sebab itu dengan adanya dana BOS diharapkan semua komponen di atas dapat teroptimalkan, hal itu dapat tercapai dengan pengolaan dana BOS secara baik dan tepat sasaran. Disamping itu pengelolaan dana BOS secara efektif diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Permasalahan yang muncul pada Sekolah Dasar Negeri 035 Di Tenggarong sehubungan dengan pengelolaan dana BOS dan prestasi belajar berdasarkan kenyataan dilapangan, diperoleh: rendahnya pemahaman masyarakat tentang pengelolaan dana BOS, masyarakat tidak punya wadah yang secara langsung menangani kritik dan saran tentang penggunaan dana BOS, kurang transparannya pengelolaan dana BOS. Untuk prestasi diluar sekolah, juga SDN 035 kurang banyak berprestasi, padahal anggaran BOS pada SDN 035 ini cukup besar jumlahnya. Dengan kata lain dana BOS yang ada kurang digunakan dengan optimal. Seharusnya dengan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang efektif, prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 035 Di Tenggarong dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Oleh karena itu, yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : “Apakah pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 035 Di Tenggarong ?” Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong
35
Kerangka Pikir Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Sumber : Mulyasa, 2002 ; 146 hal 26 – 30 dan Suryabrata, 2005 : 324 hal 35 - 36 Keterangan : : Variabel Independen dan dependen : Pengaruh Simultan
: Pengaruh Parsial
: Indikator Variabel
: Garis Indikato
Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis (dugaan sementara) sebagai berikut: “Bahwa terdapat hubungan yang erat antara pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk menunjang prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 035 Di Tenggarong” BAHAN DAN METODE Definisi operasional dimaksud untuk mempermudah penyusunan pernyataan dan pertanyaan yang akan digunakan untuk menyaring jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan terhadapnya. Dengan demikian setiap penelitian perlu adanya definisi operasional, karena sebagai petunjuk untuk di lapangan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Secara operasional indikator-indikator yang merupakan sasaran dalam penulisan ini, yaitu : 1. Dana BOS (X) adalah program pemerintah guna meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan terutama dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pada Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong.
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Indikatornya adalah buku pokok dan penunjang, kegiatan penerimaan siswa baru, kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian bahan-bahan habis pakai, langganan daya dan jasa, perawatan ringan infrastruktur sekolah, Membayar honorarium bulanan Guru honorer, kegiatan pengembangan profesi guru dan membiayai pengelolaan dana BOS. Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal, dengan bobot nilai 1 – 5, untuk skor tertinggi a diberi nilai 5, b diberi nilai 4, c diberi nilai 3, d diberi nilai 2 dan e diberi nilai 1. 2. Prestasi belajar (Y) adalah perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong. Indikatornya adalah ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik, prestasi akademis dan prestasi non akademis. Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal, dengan bobot nilai 1 – 5, untuk skor tertinggi a diberi nilai 5, b diberi nilai 4, c diberi nilai 3, d diberi nilai 2 dan e diberi nilai 1.
36
Tempat Dan Populasi Tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri 035 Tenggarong yang beralamat di Jalan Keli No. 73 Kelurahan Timbau Tenggarong. Alasan ilmiah melakukan penelitian di tempat ini adalah untuk mengetahui sebaik apa pengelolaan dana BOS guna menunjang prestasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong sebanyak 25 guru yang terdiri dari 22 guru PNS dan 3 guru bantu.. Karena populasi sebanyak 25 orang relatif kecil berada dibawah 100, maka jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 25 orang. Hal ini mengacu pada pendapat Sugiyono (2007 ; 35) yang menyatakan bahwa “Semakin besar sampel mendekati populasi maka semakin kecil kesalahan generalisasinya dan begitu juga sebaliknya semakin kecil sampel menjauhi populasi maka kesalahan generalisasinya semakin besar”. Metode pengambilan sampelnya adalah metode sensus, dimana sampel diambil secara keseluruhan tanpa kecuali. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis Seperti yang terdapat dalam penulisan ini, yaitu hubungan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap prestasi belajar siswa. Untuk mengukur keeratan hubungan antara pengelolaan BOS dengan prestasi belajar siswa, maka digunakan rumus Korelasi Rank Spearman sebagai berikut: 6∑D2
Rs = 1 n (n2 – 1) (Sugiyono, 2007 : 86) Keterangan: Rs = Koefisien Rank Spearman n = Jumlah pasangan observasi antara satu variabel dengan variabel lainnya D = Perbedaan ranking yang diperoleh pada tiap pasangan Untuk mengetahui tinggi rendahnya hubungan antara kedua variabel tersebut, variabel X dan variabel Y, maka akan diadakan perbandingan dengan cara melihat daftar korelasi T tabel yang diberikan oleh Sugiyono dalam bukunya Stastistika Untuk Penelitian (2007) sebagai berikut : Tabel 1. Interpretasi korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat kuat Sumber data : Sugiyono, (2007 ; 216) Uji signifikansi digunakan untuk menafsir keeratan korelasi pengelolaan dana BOS dengan prestasi belajar siswa. Pengujian dilakukan dengan uji Z. dasar pengambilan keputusan yaitu membandingkan nilai Z hitung dengan Z tabel dengan syarat sebagai berikut : a. Jika Z hitung < Z tabel maka H0 diterima b. Jika Z hitung > Z tabel maka H1 diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Alokasi pemakaian dana BOS tahun 2015 Pada Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong Alokasi dana BOS
Triwulan I
Triwulan II
Buku pokok dan perpustakaan
Rp. 12.314.000
Penerimaan siswa baru
Rp. 3.750.000
Kegiatan ekstrakurikuler
Rp. 8.140.000
Rp. 5.965.000
-
Rp. 8.941.000
Pembelian bahan habis pakai
Rp. 3.600.000
Rp. 2.780.000
Langganan daya dan jasa
Rp. 2.419.000
Perawatan infrastruktur
Rp. 10.387.000
Triwulan III Rp. 13.460.000
-
-
-
Rp. 51.023.000 Rp.
3.750.000
Rp. 32.235.000
Rp. 11.756.000
Rp. 20.697.000
Rp. 3.210.000
Rp. 4.230.000
Rp. 13.820.000
Rp. 2.560.000
Rp. 2.475.000
Rp. 2.364.000
Rp.
Rp. 8.841.000
Rp. 5.300.000
Rp. 6.951.000
Rp. 10.720.000
Rp. 31.812.000
Honorarium guru honorer
Rp. 12.630.000
Rp. 12.754.000
Rp. 12.754.000
Rp. 12.800.000
Rp. 50.938.000
Pengembangan profesi guru
Rp. 17.930.000
Rp. 19.354.000
Rp. 22.150.000
Rp. 24.574.000
Rp. 84.008.000
Pengelolaan dana BOS
Rp. 5.400.000
Rp. 3.820.000
Rp. 4.600.000
Rp. 4.541.000
Rp. 18.361.000
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
9.500.000
Rp. 14.862.000
Jumlah
Rp. 8.630.000
Kegiatan ulangan dan ujian
Rp.
Triwulan IV
-
9.818.000
37
Jumlah Pemakaian
Rp. 75.024.000
Rp. 71.861.000
Sumber : Sekolah Dasar Negeri 035 Tenggarong Berikut akan dilakukan analisis perhitungan untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan dana bantuan opreasional sekolah (BOS) terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong, maka untuk itu peneliti mengambil sampel sebanyak 25 responden yang kemudian dimintai pendapatnya tentang variabel dana operasional sekolah (BOS) terhadap prestasi belajar siswa. Agar pemecahan masalah yang telah dikemukakan pada bagian yang terdahulu dapat mencapai tujuan penulisan, maka data yang telah diperoleh didalam penelitian akan dianalisis dan dibahas sedemikian rupa dengan menyesuaikan rumus yang
Rp. 75.100.000
Rp. 94.477.000
Rp. 316.462.000
Total Dana BOS Tersedia
Rp. 353.800.000
Sisa dana BOS Tak Terpakai
Rp. 37.338.000
telah ditentukan. Seperti diketahui, bahwa dalam penulisan skripsi ini dipergunakan alat analisis statistik yaitu korelasi rank spearman. Untuk uji hipotesisnya akan menggunakan uji yaitu uji Z. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara dana BOS dan prestasi belajar siswa digunakan alat analisis secara kuantitatif yang dapat memberikan bukti mengenai hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel pembantu Perhitungan korelasi rank spearman antara pengelolaan dana BOS dan prestai belajar sebagai berikut :.
Tabel 3. Perhitungan korelasi rank spearman antara pengelolaan dana BOS dan prestasi belajar siswa pada SDN 035 di Tenggarong N 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25
2
X 37 29 36 40 33 34 34 34 35 36 33 24 36 31 31 33 34 32 34 32 33 32 36 38 32
3
Y 19 15 18 20 17 17 17 15 16 18 16 12 18 15 14 17 17 16 17 16 17 16 18 19 16
4 5
Rank X 23 2 20,5 25 10,5 15 15 15 18 20,5 10,5 1 20,5 3,5 3,5 10,5 15 6,5 15 6,5 10,5 6,5 20,5 24 6,5
6 7
Rank Y 23,5 4 20,5 25 15 15 15 4 8,5 20,5 8,5 1 20,5 4 2 15 15 8,5 15 8,5 15 8,5 20,5 23,5 8,5
8
di
di2
9
- 0,5 -2 0 0 - 4,5 0 0 11 9,5 0 2 0 0 - 0,5 1,5 - 4,5 0 -2 0 -2 - 4,5 -2 0 0,5 -2
0.25 4 0 0 20.25 0 0 121 90.25 0 4 0 0 0.25 2.25 20.25 0 4 0 4 20.25 4 0 0.25 4 10
299
Sumber data : tabel perhitungan regresi ini diolah peneliti
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
38
Penyelesaian : Tahap pertama adalah menghitung Tx dan Ty. Dalam menghitung Tx dan Ty yang perlu dilakukan adalah mencari ranking yang sama pada masing-masing variabel Perbandingan hasil SPSS Correlations
Spearman's rho
BOS
prestasi belajar
BOS
prestasi belajar
Correlation Coefficient
1.000
.881**
Sig. (2-tailed)
.
.000
N
25
25
Correlation Coefficient
.881**
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
25
25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Pengambilan keputusan yaitu membandingkan nilai Z hitung dengan Z tabel dengan syarat sebagai berikut : c. Jika Z hitung < Z tabel maka H0 diterima d. Jika Z hitung > Z tabel maka H1 diterima Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan e. Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima f. Probabilitas < 0,05 maka H1 diterima
Keputusan akan diperbandingkan nilai Z hitung dengan Z tabel. Nilai Z hiting dapat dicari dengan rumus Z = rs n - 1 = 0,881 25 - 1= 0,881 x 4,898 = 4,315. Kemudian untuk mencari nilai Z tabel dengan cara melihat pertama dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 5% (ini adalah standar dari SPSS). Kedua dari uji dua sisi, oleh karena dua sisi maka tingkat signifikansi 5% dibagi 2 menghasilkan 2,5%. Luas kurva tabel Z adalah luasan komulatif maka luas kurva 50% - 2,5% = 47,5%. Didalam tabel luasan adalah 47,5% + 50% = 97,5% atau 0,975, maka dari tabel Z untuk luasan 0,975 didapat nilai Z tabel sebesar 1,9 (sisi sebelah kiri 1,9 dan kolom diatas 0,06) maka nilai Z tabel 1,96.
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaan BOS di Sekolah Dasar Negeri 035 Tenggarong telah dilaksanakan dengan baik oleh Tim Manajemen BOS sekolah dengan melakukan kegiatan identifikasi kebutuhan yang dilaksanakan melalui kegiatan evaluasi diri sekolah dan analisis SWOT. Rumusan perencanaan program BOS yang dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS sekolah selanjutnya dituangkan ke dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang komprehensif dan terkoordinasi antara kepala sekolah, dewan guru, komite sekolah, dan orang tua/wali siswa. 2. Pelaksanaan BOS di Sekolah Dasar Negeri 035 Tenggarong meliputi dua kegiatan utama yaitu penerimaan dalam bentuk melakukan pencairan dana BOS berdasarkan mekanisme yang telah ditentukan serta melaksanakan kegiatan pengeluaran dengan mengimplementasikan dana BOS pada sebagian besar kegiatan yang tertuang di dalam buku panduan dan RAPBS yaitu: (a) membeli buku penunjang untuk pengembangan perpustakaan, (b) melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru, (c) membiayai kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, (d) membiayai kegiatan ulangan dan
39
ujian, (e) melakukan pembelian bahan-bahan habis pakai, (f) membayar langganan daya dan jasa, (g) melakukan perawatan ringan infrastruktur sekolah, (h) membayar honorarium bulanan Guru honorer dan tenaga kependidikan honorer, (i) membiayai kegiatan pengembangan profesi guru, dan (j) membiayai pengelolaan dana BOS. 3. Nilai R atau korelasi yang dihasilkan antara pengelolaan dana BOS terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,881 yang artinya adalah nilai ini bermakna terdapat hubungan yang sangat kuat antara pengelolaan dana BOS terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Dasar Negeri 035 Tenggarong. 4. Nilai Z hitung 4,315 lebih besar daripada nilai Z tabel 1,96 (4,315 > 1,96) maka sesuai syarat yang ada H1 diterima, bahwa terdapat hubungan yang nyata antara pengelolaan dana BOS terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong, artinya dengan pihak Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong mengelola dengan efisien dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maka prestasi belajar siswa pada Sekolah Dasar Negeri 035 di Tenggarong ini akan dapat meningkat serta sebaliknya. Sehingga hipotesis diterima. DAFTAR PUSTAKA PP 48 Tahun 2008 Pendidikan
Tentang
Daryanto, M, 2009, Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta Fattah, Nanang, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung Haditomo, Dkk, 2004, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung. Handoko, T, Hani, 2005, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit Liberty, Yogyakarta Hasibuan, Malayu SP, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi kesebelas, Bumi Aksara, Jakarta Heidjrachman, 2006, Manajemen Personalia, BPFE –UGM, Yogyakarta Mulyasa, Muhammad, 2002, Dana Bantuan Operasional Sekolah Dan Manfaatnya, Bumi Aksara, Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Pendanaan
Partini, 2008, Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung
Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2003 No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III pasal 5
Pidarta, Made, 2010, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta
UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 11 ayat (1) Aaron Q. Sartain dkk, 2010, Eksistensi Proses Belajar Dan Mengajar Di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Anni, Siswati, 2004, Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru Offset, Bandung Basuki, Akhmad, 2005, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:Angkasa Darsono Max, 2005, Belajar Dan Pembelajaran, penerbit CV. IKIP, Semarang
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Rahman, Fathur, 2009, Pengaruh Bantuan Usaha Program Gerbang Dayaku Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Urwajaya” Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Siagian Sondang P, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta Simamora, Henry, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Bagian Penerbit, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
40
Sunarya, Muhammad, 2003, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung. Suryabrata dan Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung : Raja Grafindo Persada
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Tirtonegoro, Andi, 2008, Jaring Pengaman Sosial Pendidikan, Alfabeta, Bandung Yusuf, Enoch, 2007, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, Rineta Karya, Jakarta.
41