1 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
RUTINITAS SARAPAN PAGI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH Sandri1), Erlisa Candrawati2), Ragil Catur A W3) Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang e-mail:
[email protected]
1, 2, 3) Program
ABSTRACT The adequacy energy and nutrition can affect learning achievement because intake of energy and nutrient not optimal would affect brain development. One effort providing for the body school aged children for following the lessons in school is to have breakfast nutritious. The study aim is to determine the association between routine breakfast and learning achievements among school aged children. A descriptive correlation design with cross sectional approach was used to 30 4th grade students, and the sample saturated. Data collection techniques used was kuisioner.The method of analysis of data used the kolerasi spearman rank. The research showed that the majority of 4th grade students 19 (63,3%) routinely breakfast and most of 4th grade students 22 (73,3%) have good learning achievements, and statistically significant relationship of routine breakfast with learning achievement. Health education and counseling to family about breakfast behavior needs to be done for increasing student learning achievement.
Keywords: learning achievement, routine breakfast, school aged children ABSTRAK Faktor kecukupan energi dan gizi dapat mempengaruhi prestasi belajar karena asupan energi dan zat gizi yang tidak optimal akan mengganggu perkembangan otak. Salah satu upaya mencukupi kebutuhan tubuh anak usia sekolah selama mengikuti pelajaran di sekolah adalah dengan menyediakan sarapan pagi yang bergizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan rutinitas sarapan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah. Desain penelitian mengunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 anak kelas IV dan sampel penelitian menggunakan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Metode analisis data yang digunakan yaitu kolerasi spearman rank. Hasil penelitian membuktikan bahwa sebagian besar 19 (63,3%) anak kelas IV rutin melakukan sarapan pagi dan sebagian besar 22 (73,3%) anak kelas IV memiliki prestasi belajar baik, sedangkan hasil kolerasi spearman rank didapatkan p value = 0,023 < 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rutin anak sarapan pagi akan semakin baik pula prestasi belajarnya. Diperlukan pendidikan kesehatan dan konseling kepada keluarga untuk meningkatkan prestasi belajar anak usia sekolah.
Kata kunci: anak usia sekolah, prestasi belajar, rutinitas sarapan pagi
2 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
PENDAHULUAN
sangat
Anak usia sekolah merupakan investasi
cukup jauh, terlambat bangun pagi, atau
berharga
adalah
tidak ada selera untuk sarapan pagi.
Tumbuh
Anak yang tidak sarapan pagi akan
kembang anak usia sekolah yang optimal
mengalami kekosongan lambung sehingga
tergantung
nutrisi
kadar gula darah akan menurun. Padahal
dengan kualitas dan kuantitas yang baik
gula darah merupakan sumber energi
serta benar (Pudjiadi 2005). Aktivitas
utama bagi otak. Dampak negatifnya
anak
membutuhkan
adalah ketidakseimbangan sistem syaraf
stamina yang lebih, sehingga ditunjang
pusat yang dikuti dengan rasa pusing,
dengan intake pangan dan gizi yang
badan gemetar atau rasa lelah (Pudjiadi.
cukup serta berkualitas. Stamina anak
2005).
usia sekolah harus tetap fit selama
sulit untuk dapat menerima pelajaran
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler,
dengan baik. Semangat belajar dan
maka sarana utama dari segi gizi adalah
kecepatan reaksi juga akan menurun.
karena
mereka
generasi penerus bangsa.
yang
pada
pemberian
tinggi
terbatas,
jarak
sekolah
yang
Keadaan demikian anak akan
sarapan pagi (Notoatmodjo, 2003). Sarapan pagi bagi anak, sebenarnya sudah
Faktor kecukupan energi dan gizi dapat
dirintis sejak bayi seperti pembiasaan
mempengaruhi prestasi belajar karena
makan pagi di rumah atau membawa
asupan energi dan zat gizi yang tidak
bekal dari rumah. Selanjutnya pola makan
optimal akan mengganggu perkembangan
dalam
otak. Asupan jajan anak yang sehat dapat
keluarga
juga
diperhatikan,
frekuensi makan bersama dalam keluarga
mempengaruhi
peningkatan
prestasi
serta pembiasaan makan yang seimbang
anak. Prestasi belajar merupakan salah
gizinya (Supriasa, 2001).
satu ukuran dari tingkat kecerdasan anak. Anak usia sekolah pada umur 7-11
Penelitian Kurniasari (2005) menemukan
tahun berada pada tahap perkembangan
sebesar 25% anak sekolah dasar di
konkret operasional yang ditandai pikiran
Yogyakarta jarang mempunyai kebiasaan
yang logis dan terarah serta mampu
sarapan. Menurut penelitian Djusmaidar
berfikir dari sudut pandang orang lain
(1991) sebanyak 18,8% anak sekolah
membuat anak usia sekolah sangat peka
dasar tidak melakukan sarapan sebelum
menerima perubahan dan pembaharuan
berangkat sekolah. Beberapa faktor yang
(Suyanto, 2011).
menyebabkannya antara lain: waktu yang
3 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
Anak
usia
sekolah membutuhkan
rendahnya
perlindungan
pada
anak
makanan yang cukup secara kuantitas
sekolah, padahal mengonsumsi jajanan
dan kualitas agar memiliki status gizi
saat bersekolah sudah jadi aktivitas rutin
yang baik. Salah satu upaya meningkatkan
mereka (Permata, 2010). Prestasi belajar
kualitas sumber daya manusia golongan
anak diukur dari kemampuan anak
anak
dengan
mengerjakan tugas dengan baik dan
menyediakan sarapan pagi yang bergizi
benar, anak bisa melakukan sesuatu
untuk
secara
sekolah memenuhi
adalah kebutuhan
tubuh
mandiri,
anak
selama mengikuti pelajaran di sekolah.
bersosialisasi
Anak sekolah merupakan konsumen
dengan baik, anak tidak takut menjawab
makanan yang telah aktif dan mandiri
pertanyaan yang diberikan guru, anak bisa
dalam
yang
menulis dan membaca dengan baik dan
dikehendakinya. Anak sekolah umumnya
benar serta anak tidak pernah melakukan
setiap
pengulangan kelas anak memiliki nilai
menentukan hari
makanan
menghabiskan
sepertiga
dengan
mampu
teman
sebaya
waktunya di sekolah.
rata-rata prestasi belajar baik.
Data surveilan KLB keracunan pangan
Skinner (2000), mengemukakan bahwa
tahun 2010 terdapat 163 kasus akibat
tingginya frekuensi melewatkan makan
konsumsi jajan karena tidak sarapan pagi.
(terutama sarapan) dan frekuensi makan
Berdasarkan jenis pangannya, jajanan
camilan yang tinggi atau mengambil
berkontribusi terhadap kasus keracunan
makanan yang tidak teratur dan asupan
sebesar 13,5%. Menurut data Badan
makanan
hewani
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
rendah,
ini
pada 2010, sekolah menempati urutan
pertumbuhan dan prestasi belajar yang
kedua (26,9%) setelah tempat tinggal
buruk. Anak yang memiliki kebiasaan
(56,52%) kasus keracunan pangan di
sarapan
Indonesia. Data BPOM tahun 2010
kemampuan yang lebih baik daripada
menunjukkan adanya jajanan yang tidak
anak yang tidak memiliki kebiasaan
memenuhi syarat dengan ditemukannya
sarapan pagi. Hasil penelitian Siswanti
dari 2.984 sampel yang diuji, 45% tidak
(2008), menunjukkan bahwa kebiasaan
memenuhi syarat karena mengandung
sarapan pagi anak terhadap kemampuan
boraks, formalin, rhodamin B. Hasil
konsentrasi belajar dari 20 anak yang
penelitian
sarapan
tersebut
menunjukkan
pagi
pagi
dan
akan
akan
sebagian
buah-buahan mengakibatkan
mempunyai
besar (70%)
4 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
bernilai baik, kebiasaan jarang sarapan
Berdasarakan observasi data prestasi anak
pagi
anak
diketahui terdapat 5 (50%) siswa memiliki
belajarnya
tingkat prestasi baik dengan nilai rata-rata
bernilai cukup, sementara dari anak yang
diatas 80, sebanyak 3 (30%) siswa
tidak pernah sarapan pagi
memiliki tingkat prestasi cukup dengan
sebagian
kemampuan
sebanyak
besar
(20%)
konsentrasi
(10%)
didapatkan kemampuan
nilai rata-rata 60-79, dan
sebanyak 2
konsentrasinya bernilai kurang. Suyanto
(20%) siswa memiliki tingkat prestasi
(2011), menyatakan terdapat hubungan
rendah dengan nilai rata-rata kurang dari
yang signifikan antara sarapan pagi
59.
dengan prestasi belajar di Kota Malang, hal tersebut dibuktikan dari anak yang
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
sarapan pagi teratur memiliki prestasi
hubungan rutinitas sarapan pagi dengan
belajar
prestasi belajar anak kelas IV di SDN
yang
baik
sebanyak
65%.
Sedangkan anak dengan kebiasaan pola
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
makan pagi tidak teratur mengalami prestasi belajar cukup sebanyak 35%.
DESAIN PENELITIAN Desain penelitian mengunakan desain
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
analitik korelasi dengan pendekatan cross
tanggal 25 Agustus 2015 yang dilakukan
sectional. Populasi dalam penelitian ini
oleh peneliti yaitu melakukan observasi
sebanyak 30 anak kelas IV dan sampel
di SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab.
penelitian menggunakan total sampling.
Malang didapatkan dari 10 anak, 6 (60%)
Teknik
anak
digunakan
sebelum
berangkat
sekolah
pengumpulan adalah
data
kuisioner.
yang Metode
melakukan sarapan pagi dan sebanyak 4
analisa data yang di gunakan yaitu kolerasi
(40%) anak tidak sarapan pagi. Hal ini
spearman rank dengan menggunakan SPSS.
membuktikan masih banyak siswa yang tidak
membiasakan
sarapan
pagi
HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambah kurangnya dukungan orang tua
Rutinitas Sarapan Pagi Anak
untuk menyediakan sarapan pagi.
Untuk mengetahui rutinitas sarapan pagi anak kelas IV di SDN Landungsari 01
Studi pendahuluan juga dilakukan untuk
Kec. Dau Kab. Malang maka hasil
melihat prestasi siswa kelas IV SDN
penelitian dapat
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
berikut.
diketahui pada tabel
5 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
Tabel 1: Rutinitas Sarapan Pagi Anak. No 1 2
Rutinitas Jumlah Sarapan (Anak) Pagi Anak Rutin 19 Tidak Rutin 11 Total 30
Persentase (%)
melakukan
sarapan
pagi
ordinal,
sedangkan
signifikasi (α) sebesar atau kurang dari 0,050, adapun data disajika sebagai berikut: Tabel 3: Uji Spearman Rank
rutin hal
data
keapsahaan data dilihat dari tingkat
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang dinyatakan
kolerasi spearman rank untuk menentukan merupakan
bahwa dari 30 anak kelas IV di SDN besar
Dalam penelitian ini mengunakan uji hubungan dua variabel yang keduanya
63,3 36,7 100
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui
sebagian
3. Analisa Data
ini
didapatkan pada 19 (63,3%) anak kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
Variabel Rutinitas Sarapan Pagi Anak Prestasi Belajar Anak
N
Sig.
30
0,023
Dari tabel 3, didapatkan bahwa nilai signifikasi dari uji kolerasi spearman rank
Prestasi Belajar Anak
sebesar 0,023 dengan taraf signifikasi
Untuk mengetahui prestasi belajar anak kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec. Dau
Kab.
Malang
yang
menjadi
responden dalam penelitian ini dapat
0,050 artinya H1 Diterima, dimana “ada hubungan rutinitas sarapan pagi dengan prestasi belajar anak kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang”.
dilihat pada tabel berikut. Tabel 2: Prestasi Belajar Anak Prestasi Belajar Anak 1 Baik 2 Cukup Total
No
PEMBAHASAN
Jumlah (Anak)
Persentase (%)
Identifikasi Rutinitas Sarapan Pagi
22 8 30
73,3 26,7 100
Berdasarkan data yang telah disajikan
Anak dapat diketahui bahwa sebagian besar anak dinyatakan rutin melakukan sarapan
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
pagi hal ini didapatkan pada 19 (63,3%)
bahwa sebagian besar anak memiliki
anak kelas IV di SDN Landungsari 01
prestasi belajar baik, hal ini didapatkan
Kec. Dau Kab. Malang dan sebagian kecil
pada 22 (73,3%) anak kelas IV di SDN
sebanyak 11 (36,7%) anak dinyatakan
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
tidak rutin melakukan sarapan pagi.
6 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
Sedangkan sebagian besar ibu responden
anggota keluarga yang lainnya. Peran ibu
memiliki pekerjaan hal ini didapatkan
yang biasa paling banyak mempengaruhi
pada 24 (80%) ibu dan sebagian kecil
pembentukan kebiasaan anak-anak di
sebanyak 6 (20%) ibu responden tidak
dalam
memiliki pekerjaan.
mempersiapkan makanan, mulai dari
rumah
karena
ibulah
yang
mengatur menu berbelanja, memasak, Rata-rata
anak
kelas
IV
di
SDN
menyiapkan, menghidangkan makanan,
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang
mendistribusikan
makanan
serta
mengalami rutin melakukan sarapan pagi
mengajarkan tata cara makan terhadap
sebanyak 19 (63,3%) anak, sehingga
anak– anaknya (Sediaoetama, 2004).
untuk menjaga agar anak tetap melakukan sarapan pagi yaitu harus ada tindakan dan
Berdasarkan
kepedulian seorang tua terutama ibu
sebagian kecil sebanyak 11 (36,7%) anak
untuk menyiapkan sarapan pagi bagi
kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec.
anaknya, karena ibu merupakan faktor
Dau Kab. Malang dinyatakan tidak rutin
utama dalam menentukan pemberian
melakukan sarapan pagi. Faktor penyebab
sarapan pagi bagi anak, sehingga mampu
anak tidak melakukan sarapan pagi yaitu
memberikan prestasi belajar anak yang
karena pekerjaan ibu dimana didapatkan
baik. Energi dari sarapan untuk anak-
sebanyak
anak dianjurkan berkisar 20-25% yaitu
pekerjaan. Ibu yang bekerja sebagai
200-300 kalori (Supariasa, 2002). Dalam
pencari nafkah di luar rumah berarti
menyusun
perlu
sebagian dari waktunya tersita sehingga
gizi
yang
perannya
asupan
yang
makanan terpaksa di kerjakan oleh orang
dikonsumsi anak harus seimbang antara
lain, sehingga menimbulkan anak tidak
kalori, protein dan vitamin A, yodium, zat
rutin melakukan sarapan pagi.
diperhatikan dikandungnya
menu
sarapan
kelengkapan seperti
data
24
diketahui
(80%)
dalam
hal
ibu
bahwa
memiliki
mempersiapkan
besi, vitamin, dan mineral lainnya. Anak yang mengalami energi
tidak
Peran orang tua sangat penting dalam
terpenuhi akibat tidak sarapan pagi bisa
memberikan asupan sarapan pagi pada
mengakibatkan
anak. Kebiasaan makan yang baik bagi
dalam
anak di muali dari rumah, atas bimbingan
menurunkan
dari orang tua, baik ibu, ayah, atau
Apabila anak mengalami energi tidak
kekurangan
melakukan
aktivitas
tingkat
semangat sehingga
prestasi
anak.
7 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
terpenuhi secara terus menerus akan
didapatkan pada 8 (26,7%) anak di kelas
berdampak
pada
IV SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab.
pertumbuhan
gizi
keterbatasan dimana
rentan
Malang. Diketahui juga sebagian besar
terhadap infeksi dan dapat menghambat
responden berumur 10 tahun sebanyak
perkembangan anak meliputi kognitif,
15 (50%) anak dan sebagian besar
motorik, bahasa, dan keterampilannya
berjenis kelamin perempuan hal ini
dibandingkan
didapatkan pada 17 (56,7%) anak kelas IV
dengan
anak
yang
mengalami sarapan teratur setiap pagi.
di SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
Dalam
memenuhi
rutinitas
anak
melakukan sarapan pagi sehingga mampu
Rata-rata sebanyak 22 (73,3%) anak kelas
meningkatkan energi yang berdampak
IV di SDN Landungsari 01 Kec. Dau
pada peningkatan prestasi belajar anak
Kab. Malang memiliki memiliki prestasi
maka
peran
memperhatikan
orang
tua
perlu
belajar baik, untuk menjaga agar anak
asupan
gizi
yang
selalu memiliki prestasi belajar baik maka
dikonsumsi, dimana asupan gizi yang
diharapkan orang
diperlukan untuk pertumbuhan anak yaitu
memenuhi kebutuhan gizi anak seperti
kalori, protein, vitamin A, besi (Fe) dan
memberikan sarapan pagi pada anak
seng (Zn). Pola makan dalam sarapan
sebelum
pagi anak harus diperhatikan seperti, anak
yang perlu dilakukan orang tua yaitu
mengkonsumsi makanan yang memiliki
dengan memberikan asupan makanan
gizi seimbang, tidak membiasakan anak
yang dikonsumsi anak harus seimbang
makan makanan atau minum minuman
antara kalori, protein dan vitamin A,
yang
yodium, zat besi, vitamin, dan mineral
manis,
membiasakan
banyak
tua
berangkat
agar mampu
sekolah.
Adapun
makan buah-buahan atau sayur-sayuran
seperti mengkonsumsi
diantara makan besar.
sehat lima sempurna. Prestasi belajar anak bisa
diketahui
asupan empat
berdasarkan
beberapa
Identifikasi Prestasi Belajar Anak
unsur seperti mampu mengerjakan tugas
Berdasarkan
bahwa
dengan baik dan benar, anak bisa
sebagian besar anak memiliki prestasi
melakukan sesuatu secara mandiri, anak
belajar baik, hal ini didapatkan pada 22
mampu
(73,3%) anak dan sebagian kecil anak
sebaya dengan baik, anak tidak takut
memiliki prestasi belajar cukup hal ini
menjawab pertanyaan yang diberikan
data
didapatkan
bersosialisasi
dengan
teman
8 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
guru, anak bisa menulis dan membaca
Dari data didapatkan sebagian kecil
dengan baik dan benar serta dan anak
sebanyak
tidak pernah melakukan pengulangan
prestasi belajar cukup di kelas IV SDN
kelas (Skinner, 2000).
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang,
8
(26,7%)
anak
memiliki
dalam meningkatkan prestasi anak maka Faktor
yang
prestasi
diharapkan orang tua selalu memberikan
belajar anak seperti faktor gizi anak
asupan energi yang cukup dengan cara
dimana mengalami status gizi yang kurang
memberikan
hal ini disebabkan kerena energi yang
berangkat sekolah atau membekalkan
dikonsumsi anak tidak seimbang dengan
jajanan sehat pada anak sehingga energi
kebutuhan energi anak. Nutrisi harus
anak bisa tercukupi. Hasil penelitian
cukup karena kekurangan kadar makanan
didapatkan sebagian besar responden
akan mengakibatkan kurangnya tonus
berumur 10 tahun sebanyak 15 (50%)
jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa
anak. Anak usia sekolah pada umur 7-11
kelesuan,
mengantuk,
dan
tahun berada pada tahap perkembangan
sebagainya
(Pudjiadi,
Ketika
konkret operasional yang ditandai pikiran
kandungan energi pada makan pagi
yang logis dan terarah serta mampu
diperiksa, studi menunjukkan bahwa
berfikir dari sudut pandang orang lain
makan
membuat anak usia sekolah sangat peka
pagi
mempengaruhi
dengan
lelah, 2005).
energi
rendah
bersifat merugikan dalam hal suasana
sarapan
pagi
sebelum
menerima perubahan dan pembaharuan.
hati, daya tahan fisik dan berpikir kreatif. Apabila anak tidak sarapan pagi maka
Hubungan Rutinitas Sarapan Pagi
menyebabkan
dengan Prestasi Belajar Anak
kekosongan
lambung
sehingga kadar gula darah akan menurun.
Analisis data mengunakan uji kolerasi
Padahal gula darah merupakan sumber
spearman
energi
Dampak
bantuan SPSS, didapatkan nilai Sig. (2-
negatifnya adalah ketidak seimbangan
tailed) = 0,023 < α (0,050) yang artinya
sistem syaraf pusat yang dikuti dengan
ada hubungan rutinitas sarapan pagi
rasa pusing, badan gemetar atau rasa
dengan prestasi belajar anak kelas IV di
lelah (Pudjiadi. 2005). Keadaan demikian
SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab.
anak akan sulit untuk dapat menerima
Malang.
pelajaran dengan baik. Semangat belajar
sebagian besar anak dinyatakan rutin
dan kecepatan reaksi juga akan menurun.
melakukan
utama
bagi
otak.
rank
Hasil
dengan
mengunakan
penelitian
sarapan
pagi
diketahui hal
ini
9 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
didapatkan pada 19 (63,3%) anak dan
Hasil penelitian diketahui sebagian besar
sebagian besar anak memiliki prestasi
anak dinyatakan rutin melakukan sarapan
belajar baik, hal ini didapatkan pada 22
pagi hal ini didapatkan pada 19 (63,3%)
(73,3%)
anak kelas IV di SDN Landungsari 01
anak
kelas
IV
di
SDN
Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
Kec. Dau Kab. Malang. Energi anak yang tercukupi mampu meningkatkan prestasi
Dengan
adanya
hubungan
rutinitas
belajar anak maka orang tua harus
sarapan pagi dengan prestasi belajar anak
memperhatikan
kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec.
seperti memberikan asupan empat sehat
Dau Kab. Malang maka yang perlu
lima sempurna yaitu makanan yang
dilakukan orang tua untuk meningkatkan
mengandung kabohidrat (Nasi, Roti dan
prestasi
Pasta),
belajar
anak
dengan
cara
asupan
makanan
energi
yang
anak
mengandung
memberikan sarapan pagi secara teratur
protein dimana berasal dari tahu, tempe,
kepada anak dengan memberikan asupan
ikan,
gizi yang seimbang kepada anak seperti
makanan
memberikan kalori, protein dan vitamin
berupa buah dan sayur serta makanan
A, yodium, zat besi, vitamin, dan mineral
pelengkap seperti susu, yogurt dan keju
lainnya.
terbiasa
yang mengandung kalsium, vitamin D
akan
dan B-12, serta mengandung lemak,
mempunyai kemampuan yang lebih baik
minyak dan gula. Dalam mengkonsumsi
di
hal tersebut harus seimbang.
Anak
mengkonsumsi
yang sarapan
pagi
sekolahnya. Sarapan pagi
sangat
daging yang
dan
protein
lainnya,
mengandung
vitamin
penting, karena semua makanan yang berasal
dari
makan
malam
sudah
Selain faktor tercukupi asupan energi
meninggalkan lambung, artinya lambung
anak dalam meningkatkan prestasi belajar
sudah tidak berisi makanan lagi sampai
anak maka faktor lain yang mampu
pagi hari. Salah satu upaya meningkatkan
meningkatkan prestasi belajar anak yaitu
prestasi belajar pada anak sekolah adalah
fektor motivasi orang tua terutama ibu
dengan
menyediakan
dimana mendukung anak untuk bisa
bergizi
guna
sarapan yang
memenuhi
kebutuhan
melakukan kreasi sendiri. Hasi penelitian
tubuh selama mengikuti pelajaran di
didapatkan sebagian besar anak memiliki
sekolah.
prestasi belajar baik, hal ini didapatkan pada 22 (73,3%) anak kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec. Dau Kab. Malang.
10 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
Dalam menbingkatkan prestasi belajar
sekolah. Sarapan pagi membuat tubuh
maka didorong oleh motivasi orang tua
memperoleh bekal zat tenaga untuk
dimana
selalu
menghadapi belajar, bermain dan aktivitas
menyiapkan sarapan pagi bagi anaknya.
lain. Banyak studi yang telah dilakukan
Fungsi
mendorong
membuktikan pentingnya makan pagi dan
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
pengaruhnya terhadap kondisi tubuh dan
Tanpa
timbul
aktivitas seseorang, terutama anak-anak.
Sebagai
Hal ini sepaham dengan dengan hasil
pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
penelitian Siswanti (2008), menunjukkan
kepada
yang
bahwa kebiasaan sarapan pagi anak
penggerak,
terhadap kemampuan konsentrasi belajar
tindakan
orang
motivasi motivasi
perbuatan
adalah tidak
seperti
artinya
akan
belajar.
pencapaian
diinginkan,
tua
dan
tujuan
sebagai
menggerakkan
tingkah
laku
seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan
dari 20 anak yang sarapan pagi sebagian besar (70%) bernilai baik.
menentukan prestasi belajar anak. Anak sekolah membutuhkan makanan Hasil
sejalan
dengan
yang cukup secara kuantitas dan kualitas
penelitian Penelitian Kurniasari
(2005)
agar memiliki keadaan atau status gizi
menemukan sebesar 25% anak sekolah
yang baik. Salah satu upaya meningkatkan
dasar di Yogyakarta jarang mempunyai
kualitas sumber daya manusia golongan
kebiasaan sarapan dan menurut penelitian
anak. Upaya yang harus dilakukan orang
Djusmaidar (1991) sebanyak 18,8% anak
tua dalam meningkatkan prestasi belajar
sekolah dasar tidak melakukan sarapan
anak yaitu menyiapkan sarapan pagi yang
sebelum
Dimana
bergizi sebelum anak berangkat sekolah
membuktikan
sehingga mampu meningkatkan energi
dalam
penelitian
ini
berangkat penelitian
sekolah. ini
sebagian kecil sebanyak 11 (36,7%) anak
dan memenuhi
kebutuhan tubuh anak
dinyatakan tidak rutin melakukan sarapan
selama mengikuti proses pembelajaran di
pagi. Pemenuhan energi yang baik adalah
sekolah.
pemenuhan energi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan
KESIMPULAN
kebutuhan tubuh anak sekolah.
Penelitian tentang hubungan rutinitas sarapan pagi dengan prestasi belajar anak
Sarapan pagi sangat penting dilakukan
kelas IV di SDN Landungsari 01 Kec.
sebelum melakukan aktivitas pada anak
Dau Kab. Malang, menyimpulkan bahwa:
11 Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015
1. Sebagian besar anak kelas IV rutin melakukan sarapan pagi di SDN Landungsari 01
Kec.
Dau
Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Kab.
Pudjiadi, S. (2005). Ilmu gizi klinis pada anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Sebagian besar anak kelas IV memiliki
Sediaoetama, D. (2004). Gizi seimbang untuk anak sekolah dasar. Dalam: Hidup sehat dalam siklus kehidupan manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Malang. prestasi
belajar
baik
di
SDN
Landungsari 01
Kec.
Dau
Kab.
Malang. 3. Hasil
analisis
data
dengan
mengunakan uji kolerasi spearman rank, menunjukkan semakin baik rutinitas sarapan pagi maka semakin baik pula prestasi belajar anak kelas IV di SDN Landungsari 01
Kec.
Dau
Kab.
Malang. REFERENSI Djusmaidar. (1991). Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pagi pada anak usia sekolah. Skripsi, Jurusan GMSK, Fakultas Pertanian Bogor. Kurniasari, R. (2005). Hubungan frekuensi & asupan gizi makan pagi dengan kadar hemoglobin (hb) darah & konsentrasi di sekolah pada murid kelas v dan vi sdn jetis 1 dan sdn jetishardjo 1 yogyakarta. Tesis, Universitas Gadjah Mada. Notoatmodjo, S. (2003). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta Permata, R. ( 2010). Tingkat kesukaan makanan yang mengandung dan tidak monosodium glutamat (MSG) pada anak usia sekolah (Studi di SDN. Pacar Keling III/184 Tambaksari, Surabaya [skripsi].
Siswanti, AI. (2005). Pengaruh sarapan pada anak sekolah (studi kualitatif pada siswa kelas VI SDN Muktiharjo Lor 01-04, Kecamatan Genuk, Semarang [skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Skinner. (2000). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Suyanto, WH. (2011). Kebiasaan sarapan di sekolah dan status gizi dengan prestasi belajar [skripsi]. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Supriasa, EST. (2001). Gambaran perilaku makan anak sekolah dasar. Jakarta: PT. Psikobuana Supriasa, EST. (2002). Status gizi anak. Jakarta: PT. Psikobuana