1
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS Muhammad Fauzan, MH Sukarno, dan Nurhadi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
[email protected] ABSTRACT This research aimed to find out (1) the relationship between learning motivation and Sociological learning achievement of in the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras, (2) the relationship between education medium and Sociological learning achievement in the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras, and (3) the relationship of learning motivation and education medium to Sociological learning achievement in the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras. The method employed in this research was quantitative approach. The population of research was all of the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras consisting of 60 students taken using sampling insidental technique. Technique of collecting data used was questionnaire. Technique of analyzing data used was a multiple regression analysis. The conclusions of research were as follows. (1) There was a positive significant relationship between learning motivation and Sociological learning achievement of in the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras. (2) There was a positive significant relationship between education medium and Sociological learning achievement in the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras. (3) There was a positive significant relationship of learning motivation and education medium to Sociological learning achievement in the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras. So, it could be stated that learning motivation and education medium had positive and significant relationship simultaneously to the sociological learning achievement of the 10th IPS graders of SMA Negeri 1 Teras. Keywords: Quantitative, Sociological Motivation, Education Media
Learning
Achievement,
Learning
2
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS Muhammad Fauzan, MH Sukarno, dan Nurhadi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
[email protected] ABSTRAK Muhammad Fauzan. K8412052. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni. 2016. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. (2) Hubungan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. (3) Hubungan antara motivasi belajar dan sarana pendidikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras yang berjumlah 170 siswa. Sampel yang digunakan sejumlah 60 siswa diambil dengan teknik sampling insidental . Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda. Kesimpulan penelitian ini bahwa: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan sarana pendidikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. Jadi, dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar dan sarana pendidikan bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras Kata kunci: Kuantitatif, Prestasi Belajar Sosiologi, Motivasi belajar, Sarana Pendidikan
3
baik
A. PENDAHULUAN Belajar adalah aktivitas yang
pada
anak-anaknya
kepribadian yang dimiliki juga baik
selalu dilakukan semua orang, mulai
ketika
dari dalam kandungan hingga akhir
bermasyarakat.
kita
pentingnya
simpulkan belajar
itu
dia
siap
untuk
hidup
Pembentukan sikap mental
hayat. Dari kalimat tersebut sudah dapat
agar
bahwa
dan perilaku tidak akan terlepas dari
dalam
penanaman nilai-nilai, oleh karena
kehidupan kita, dengan belajar kita
itu
akan menjadi tau banyak hal yang
pengajar tetapi betul-betul sebagai
ada di dunia ini, dengan belajar kita
pendidik yang akan yang akan
akan menjadi manusia seutuhnya
memindahkan nilai-nilai itu kepada
yang berakal, mempunyai norma
anak didiknya. Dengan dilandasi
serta nilai yang dijunjung tinggi.
nilai-nilai tersebut maka anak didik
Seperti pendapat dari salah satu
akan tumbuh kesadaran dan kemauan
tokoh tentang belajar yaitu “belajar
untu mempraktikkan segala sesuatu
dimaksudkan
yang sudah dipelajarinya.
sebagai
usaha
guru
tidak
sekedar
sebagai
Hal ini dapat di kaitkan
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
dengan
pendapat
dari
seorang
menuju
kepribadian
peneliti,
bahwa
“Guru
adalah
2014:20).
pendidik
yang
menjadi
tokoh,
terbentuknya
seutuhnya”
(Sardiman,
Dari pendapat tersebut dapat kita
panutan dan identifikasi para peserta
simpulkan
belajar
didik dan lingkungannya, karena
memang untuk menjadikan manusia
itulah guru harus memiliki standar
seutuhnya.
kualitas
bahwa
proses
Proses belajar pertama kali
pribadi
tertentu
yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, dan
mandiri
kedua orang tua anak yang mana
2006:37). Oleh karena itu tingkat
anak akan menyerap nilai-nilai yang
profesional seorang guru akan sangat
ada dalam keluarga tersebut. Maka
menentukan
keberhasilan
sangatlah penting bagi kedua orang
didik
dalam
tua menanamkan nilai-nilai yang
(kognitif),
baik
disiplin”
(Mulyasa,
terletak pada sebuah keluarga yaitu
peserta
pengetahuan ketrampilan
4
(psikomotorik)
dan
nilai/kepribadian
(afektif)
nilai-
sedang baik maka akan senang
yang
memperhatikan pembelajaran guru
dikenal dengan prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar siswa dapat ditentukan melalui dua
tetapi kalau moodnya jelek maka tidak
bisa
fokus
dalam
pembelajaran”.
faktor, yakni faktor dari dalam diri Dari pertanyaan yang sama,
siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa tersebut terdiri dari: keadaan fisiologi umum, panca
indra,
bakat,
dan
minat,
kecerdesan,
motivasi.
Sedangkan
faktor dari luar diri siswa tersebut terdiri dari: bimbingan, bantuan dari keluarga,
kurikulum,
program,
pendidikan kendala
akan
didalam ada
adalah seorang siswa yang berasal dari kelas X IPS 4, dia menyatakan bahwa “Kendala yang saya dalam belajar
sosiologi
adalah
kurang
semangat belajar sosiologi karena hanya menghafal buku saja. Saya kurang suka membaca buku”.
sarana, fasilitas, serta guru. Aplikasi
seorang murid yang bernama WS
proses berbagai
yang akan menghambat
jalannya pembelajaran yang berujung pada buruknya prestasi belajar siswa. Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan pernyataan dari seorang murid yang didapat ketika peneliti memberikan soal untuk refeksi guru pada waktu melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Teras. Untuk murid yang pertama ialah AD. AD adalah siswi dari kelas X IPS 5, dia menyatakan bahwa “Kendala dalam memahami sosiologi saya terletak pada mood. Bila mood
Dari keterangan diatas, lebih mengarah pada motivasi belajar. Motivasi untuk belajar sangatlah diperlukan dalam keberhasilan yang ingin dicapai dalam belajar di semua aspek.
Semua
aktifitas
pasti
dilakaukan karena adanya motivasi / dorongan,
yang
mana
dengan
motivasi yang ada dalam diri tersebut maka secara sadar seseorang akan mau melakuakan sesuatu. Contoh kecil
yang
dapat
dijumpai
di
keseharian kita yaitu seorang pemuda yang bersedekah kepada seorang pengemis yang sudah tua karena kasian. Motivasi yang ada dalam
5
fenomena tersebut adalah “karena kasihan”,
jadi
tersebut
terdapat salah satu siswa dari kelas X
kepada
IPS 1 yang bernama LD yang
pengemis tua itu. Terlepas dari hal
menyatakan bahwa “Dalam belajar
itu dalam pembelajaran disekolah
sosiologi kendala yang saya hadapi
juga sama. Seorang siswa mau
terletak pada gurunya, guru yang
belajar
karena
mengajar
hanya
motivasi.
Membuat
pembelajaran
kemudian
pemuda
Dari pertanyaan yang sama
bersedekah
sungguh-sungguh
adanya
dorongan
/
ceramah
saja.
menjadi
Sardiman berpendapat “seseorang
bosan”. Selain itu, seorang siswi dari
akan berhasil dalam belajar, kalau
kelas X IPS 3 yang bernama IM
pada dirinya sendiri ada keinginan
menyatakankan
untuk belajar. Inilah prinsip dan
yang saya hadapi dalam belajar
hukum
kegiatan
sosiologi terletak pada cara mengajar
pengajaran.
guru yang membuat saya bosan,
pertama
pendidikan Keinginan
dalam
dan atau
“Kendala
untuk
yaitu hanya dengan menggunakan
belajar inilah yang disebut dengan
ceramah, jarang menggunakan LCD
motivasi. Menurut Mc. Donald yang
padahal didalam kelas sudah terdapat
dikutip
LCD”.
dari
dorongan
bahwa
Sudirman
AM
menyatakan bahwa “Motivasi adalah perubahan seseorang
energi yang
dalam
ditandai
dengan
munculnya feeling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap tujuan”(2014:73). Dari pengertian motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi yang ada dalam diri seseorang yang bertujuan untuk menggerakkan / mendorong
seseorang
melakukan sesuatu.
Dari keterangan kedua pelajar
diri
untuk
tersebut, lebih menekankan pada faktor luar yaitu guru dan cara mengajarnya. Selain motivasi belajar yang berasal dari faktor internal siswa, terdapat sarana pendidikan yang berasal dari faktor eksternal siswa
yang
mempengengaruhi
prestasi belajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan media
pendidikan
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang
6
dikutip
oleh
Daryanto
Mohammad
Farid
dan “sarana
tujuan
dari
pendidikan
dengan
lancar, teratur, efektif, dan efisien.
pendidikan adalah semua fasilitas
Dari adanya beberapa kasus
yang diperlukan dalam proses belajar
diatas peneliti tertatik untuk meneliti
mengajar
bergerak
tentang “hubungan antara motivasi
maupun tidak bergerak agar tercapai
belajar dan sarana pendidikan dengan
tujuan pendidikan dapat berjalan
prestasi belajar sosiologi antropologi
dengan lancar, teratur, efektif, dan
siswa kelas X IPS SMA Negeri 1
efisien” (2013:103). Pendapat lain
Teras.
baik
yang
yaiyu dari Depdiknas yang dikutip
B. TINJAUAN PUSTAKA
oleh Barnawi & M arifin “sarana Pendidikan adalah semua perangkat,
Belajar Menurut Suyoto & Hariyanto
peralatan, bahan dan perabot yang
“Belajar adalah suatu proses untuk
secara langsung digunakan dalam
memperoleh
pengetahuan,
proses
meningkatkan
ketrampilan,
pendidikan
di
sekolah”.
(2012:47). Dari pengertian diatas
memperbaiki perilaku, sikap, dan
sudah jelas bahwa sarana pendidikan
mengokohkan
sangat
(2014:9).
diperlukan
dalam
proses
kepribadian”.
pendidikan, pembelajaran yang ada
Faktor-
dalam
mempengaruhi prestasi belajar
sekolah.
Sarana
tentunya
sangat membantu dalam mencapai tujuan
sekolah,
menyampaikan
faktor
yang
Faktor-faktor mempengaruhi
yang
prestasi
belajar,
menunjang
Muhhibin syah berpendapat yaitu
pembelajaran
:”(1) Faktor Internal (faktor dari
dengan lancar, teratur, efektif, dan
dalam siswa). (2) Faktor Eksternal
efisien.
(faktor dari luar siswa) yakni kondisi
pembelajaran berjalannya
serta proses
Jadi
sarana
pendidikan
adalah semua perangkat, perabot, peralatan dan bahan yang baik yang
lingkungan di sekolah.” (2003 : 144) Dari
kedua
faktor
yang
tidak
mempengaruhi prestasi belajar diatas
bergerak yang diperlukan dalam
dapat dijabarkan sebagai berikut : (1)
proses pembelajaran agar tercapai
Faktor Internal (faktor dari dalam
bergerak
maupun
yang
7
siswa), meliputi 2 aspek, yakni aspek
sekolah. Lingkungan sosial siswa
fisiologis yang bersifat jasmaniah
adalah masyarakat dan tetangga jga
dan aspek psikologis yang bersifat
teman-teman sepermainan disekitar
rohaniah.
Yang
pertama
aspek
perkampungan
fisiologis,
yakni
kondisi
umum
Sedang lingkungan sosal yang paling
menandai
tingkat
dominan berpengaruh pada kegiatan
jasmani
yang
siswa
kebugaran organ-organ tubuh dapat
belajar
mempengaruhi
dan
Lingkungan Nonsosial, Faktor-faktor
intensitas siswa dalam mengikuti
yang termasuk lingkungan nonsosial
pelajaran. Kondisi organ khusus
ialah gedung sekolah dan letaknya,
siswa
rumah tempat tinggal keluarga siswa
semangat
seperti
tingkat
kesehatan
adalah
ora
tersebut.
dan
sangat mempengaruhi kemampuan
keadaan cuaca dan waktu belajar
siswa dalam menyerap informasi dan
yang digunakan siswa. Faktor-faktor
pengetahuan yang disajikan dikelas.
tersebut memiliki kaitan dengan
Yang
psikologis,
tingkat keberhasilan siswa. (c) Faktor
banyak faktor yang termasuk aspek
Pendekatan Belajar (approach to
psikologis yang dapat mempengaruhi
learning), yakni jenis upaya belajar
kuantitas dan kualitas perolehan
siswa yang meliputi strategi dan
pembelajaran siswa. Faktor rohaniah
metode yang digunakan siswa untuk
yang esensial antara lain ialah :
melakukan kegiatan pembelajaran
Inteligensi
materi-materi pelajaran.
aspek
Siswa,
Sikap
Siswa,
alat-alat
(b)
indera pendengar dan penglihat juga
kedua
letaknya,
tua.
Bakat Siswa, Minat Siswa, dan
Motivasi Belajar
Motivasi Siswa. (2) Faktor Eksternal
Dalam
kegiatan
belajar,
belajar,
(faktor dari luar siswa) yakni kondisi
menurut Sardiman A. M “Motivasi
lingkungan di sekitar siswa yang
merupakan daya penggerak atau
mencakup lingkungan sosial dan
pendorong
lingkungan
melakukan
non
sosial;
(a)
seseorang aktifitas-aktifitas
untuk dan
Lingkungan Sosial, yakni lingkungan
usaha menyediakan kondisi-kondisi
sosial siswa di sekolah seperti guru,
tertentu demi mencapai suatu tujuan”
staf
(2014:73).
karyawan
dan
teman-teman
8
(3)
Motivasi
perbuatan
Menurut
menyeleksi
Artinya
yaitu
perbuatan-perbuatan
Mudjiman
mana yang harus dilakukan, akan
mengklasifikasikan
serasi, guna mencapai tujuan enggan
motivasi dibedakan menjadi dua
menyampingkan perbuatan yang tak
macam, yaitu : (1) Motivasi intrinsik,
bermanfaat dari tujuan itu.
(2008:
Haris
kita.
menentukan
Macam-macam motivasi
itu
37)
yaitu: motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya
tidak
Sarana Pendidikan
perlu Sri
dirangsang dari luar, karena dalam
minarni
berpendapat,
diri individu sudah ada dorongan
sarana
untuk
perlengkapan yang secara langsung
melakukan
sesuatu.
(2)
pendidikan
adalah
Motivasi ekstrinsik, yaitu : motif-
dipergunakan
motif yang aktif dan berfungsinya
pendidikan, seperti meja, kursi, kelas
karena adanya perangsang dari luar.
dan media pengajaran. (2011:251)
Fungsi motivasi belajar
Klasifikasi Sarana Pendidikan
Sardiman
(2014:54)
untuk
Barnawi
&
proses
M
arifin
memberikan konsep tentang fungsi
mengklasifikasikan
motifasi antara lain: (1) Motivasi itu
pendidikan menjadi tiga macam,
mendorong manusia untuk berbuat
yaitu ditinjau dari sudut : habis
atau
tidaknya dipakai, bergerak tidaknya
bertindak.
berfungsi
Motivasi
itu
salah
satu
sebagai
pada
saat
penggerak atau sebagai motor yang
hubungannya
memberikan
pembelajaran.
energi
(kekuatan)
kepada seseorang untuk melakukan suatu
tugas.
(2)
Motivasi
itu
sarana
digunakan, dengan
dan proses
Ditinjau dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
menentukan arah perbuatan. Yakni
pendidikan.
kearah perwujudan suatu tujuan atau
dipakai dan sarana pendidikan yang
cita-cita.
mencegah
tahan lama. Sarana pendidikan yang
penyelewengan dari jalan yang harus
habis dipakai merupakan bahan atau
Motivasi
ditempuh untuk mencapai tujuan itu.
Sarana
yang
habis
9
alat yang apabila digunakan dapat
adalah, alat yang dapat digunakan
habis dalam waktu yang relatif
secara
singkat. Misalnya kapur tulis, tinta
pembelajaran, misalnya buku, alat
printer dan lain-lain. Ada pula sarana
peraga,
pendidikan yang tahan lama yaitu
praktik.alat peraga merupakan alat
bahan atau alat yang dapat diguakan
bantu
secara teru menerus atau berkali-kali
perbuatan-perbuatan
dalam
waktu
lama.contohnya
langsung
alat
dalam
tulis
pendidikan
dan
yang yang
proses
alat-alat
berupa dapat
yang
relatif
mengkongkretkan
materi
meja,
kursi,
pembelajaran. Materi pembelajaran
komputer, atlas, globe dan alat-alat
yang
olahraga.
dikonkretkan melalui alat peraga
Sarana
abstrakdapat
yang
siswa sehingga sehingga lebih mudah
sarana
dalam menimpa pelajaran. Media
pendidikan yang dapat digerakkan
pengajaran adalah sarana pendidikan
atau dipindah-pindah tempat sesuai
yang berfungsi sebagai perantara
dengan kebutuhan para pemakainya.
dalam proses pembelajaran sehingga
Contohnya, meja dan kursi, lemari
meningkatkan
arsip,
efisiensi
bergerak
pendidikan
tadinya
merupakan
dan
alat-alat
praktik.
Kemudian, untuk sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan
yang
tidak
dapat
dipindahkan
atau
sangaat
sulit
dipindahkan, misalnya salura kabel listrik,
saluran
dari
perusahaan
daerah air minum (PDAM), dan LCD yang dipasang permanen.
proses
pembelajaran,
sarana
pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Alat pelajaran
dan
mencapi
tujuan
pendidikan. C. METODE PENELITIAN Metode
penelitian
yang
digunakan adalah metode kuantitatif dengan tipe studi korelasi. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Teras Tahun Pelajaran
Dalam hubungannya dengan
dalam
efektifitas
sampel
2015/2016. yang
Sedangkan
digunakan
dalam
penelitian ini adalah kelas X IPS 1 dan kelas X IPS 2. Teknik sampling atau pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling
10
insidental. Teknik pengambilan data
signifikansi tersebut maka dapat
menggunakan angket
(kuesioner).
disimpulkan bahwa pada motivasi
Sedangkan teknik analisis data yang
belajar di SMA Negeri 6 Surakarta
digunakan
Ho diterima karena 0,200 > 0,05.
dalam
penelitian
ini
adalah dengan menggunakan uji analisis regresi ganda.
diperoleh
Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa angket (kuesioner). Angket motivasi motivasi
belajar
diberikan dalam tipe soal pilihan
dan
berupa
kuesioner
yang
peneliti
adalah
angket
atau
digunakan
oleh
untuk
mengukur
motivasi belajar siswa dan sarana pendidikan, maka digunakan skala Likert untuk mengukur motivasi belajar
dan
sarana
angka
untuk
statistic
0,081
pendidikan
harga
signifikansi
menunjukkan angka 0,200. Harga signifikansi tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima karena 0,200 > 0,05. Prestasi
ganda (multiple choice). Instrumen peneltian
motivasi
dengan derajat kebebasan sebesar 60
Penyusunan Instrumen
dan
untuk
belajar siswa di SMA Negeri 1 Teras
D. HASIL PENELITIAN
belajar
Kemudian
belajar
Sosiologi
siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Teras sebesar
diperoleh
angka
statistic
0,079
dengan
derajat
kebebasan sebesar 60 dan untuk harga
signifikansi
angka
0,200.
Harga
menunjukkan signifikansi
tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima dikarenakan 0,200 > 0,05.
tersebut.
Uji Linearitas Pengujian Prasyarat Analisis
Hasil pengujian linearitas X1
Hasil Uji Normalitas
dengan Y, didapatkan nilai ρ sebesar
Motivasi belajar di SMA
0,154 dan nilai F sebesar 1,454.
Negeri 6 Surakarta diperoleh angka
Sebagaimana kriteria diatas bahwa
statistic sebesar 0,103 dengan derajat
jika ρ > 0,05 maka dinyatakan
kebebasan
harga
berkorelasi linear. Dengan nilai ρ
signifikansinya menunjukkan angka
yang di dapatkan sebesar 0,154 >
0,200.
0,05 maka dapat dinyatakan X1 dan
60
Berdasarkan
dan
pada
harga
11
Y berkorelasi linear. Sehingga dapat
31,8% dalam meningkatkan prestasi
ditarik kesimpulan bahwa terdapat
belajar Sosiologi.
hubungan
antara
variabel
bebas
terikat
dalam
masing-masing dengan bentuk
Hasil
penelitian
ini
variabel
menunjukkan nilai korelasi sebesar
linear
0,555 dengan angka signifikansi
(hubungan garis lurus).
0,000 < 0,01 yang artinya sarana
Hasil pengujian linearitas X2
pendidikan memiliki hubungan yang
dengan Y, didapatkan nilai ρ sebesar
sangat signifikan dengan prestasi
0,334 dan nilai F sebesar 1,163.
belajar Sosiologi. Hasil sumbangan
Sebagaimana kriteria diatas bahwa
efektif
jika ρ > 0,05 maka dinyatakan
sarana
berkorelasi linear. Dengan nilai ρ
kontribusi
yang di dapatkan sebesar 0,334 >
peningkatan
0,05 maka dapat dinyatakan X2
Sosiologi.
dengan
Y
berkorelasi
sebesar
18,68%,
pendidikan sebesar
artinya
memberikan 14,6%
dalam
prestasi
belajar
linear.
Hasil peneitian menunjukkan
Sehingga dapat ditarik kesimpulan
Fhitung 29,116 dengan signifikansi
bahwa terdapat hubungan antara
0,000 yang berarti bahwa variabel
masing-masing
bebas
independen (motivasi belajar dan
dengan variabel terikat dalam bentuk
sarana pendidikan) secara bersaam-
linear (hubungan garis lurus).
sama
Pembahasan Hasil Analisis Data
signifikan dengan variabel prestasi
variabel
Hasil penelitian menunjukkan
belajar
memiliki
hubungan
Sosiologi.
Hal
ini
nilai korelasi sebesar 0,644 dengan
membuktikan
angka signifikansi 0,000 < 0,01 yang
kedua
berarti motivasi belajar memiliki
mendukung
hubungan yang sangat signifikan
prestasi belajar siswa. Hasil koefisien
dengan prestasi belajar Sosiologi.
determinasi (R2) diperoleh sebesar
Hasil sumbangan efektif sebesar
0,505.
31,8%,
belajar
independen (motivasi belajar dan
sebesar
sarana
artinya
memberikan
motivasi
kontribusi
bahwa
yang
variabel
Hal
akan
dalam
in
gabungan saling
meningkatkan
berarti
pendidikan)
variabel
memberi
sumbangan berupa peningkatan atau
12
penurunan prestasi belajar Sosiologi.
X IPS SMA Negeri 1 Teras. Jadi,
Variabel
motivasi
belajar
independen dan
memberika
sarana
(motivasi pendidikan)
kontribusi
belajar
pendidikan
secara
dan
sarana
bersama-sama
sebesar
dapat meningkatkan prestasi belajar
50,5%, sedangkan sisanya dapat
Sosiologi siswa kelas X IPS SMA
dijelaskan
Negeri 1 Teras.
oleh
variabel-variabel
yang memiliki faktor unik. E. KESIMPULAN Terdapat
hubungan
DAFTAR PUSTAKA yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan
prestasi
belajar
Barnawi
& M arifin.(2012). Manajemen sarana dan prasarana sekolah. jogjakarta : ar-ruzz media
Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. Jadi, semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang di capai. Terdapat
hubungan
yang
Daryanto & mohammad farid.(2013). Konsep dasar manajemen pendidikan di sekolah. Malang: gava media E. Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Rosda Karya
positif dan signifikan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. Jadi, semakin banyak sarana
yang
pendidikan
yang
digunakan dalam pembelajaran maka semakin
meningkatkan
prestasi
belajar Sosiologi siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Teras. Terdapat
hubungan
yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar dan sarana pendidikan dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas
Haris Mudjiman. (2008). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Oemar Hamalik. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Sardiman A.M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Raja Grasindo Persada. Suyoto & Haryanto (2014). Belajar dan Pembelajaran,
13
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA