JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Model Pembelajaran Kooperatif dan Status Pekerjaan Orang Tua H. Faad Maonde (Guru Besar Matematika pada Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo. email:
[email protected]) Abstrak: Penelitian eksperimen ini menggunakan desain 3x2 faktorial dengan tujuan: (i) mempelajari perbedaan hasil belajar mtematika ditinjau dari status pekerjaan orang tua siswa dengan syarat model pembelajaran kooperatif TPS,TSTS dan konvensional, (ii) perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran kooperatif Ai dengan syarat Bj (PNS, bukan PNS), (iii) perbedaan dalam perbedaan (kesenjangan) tipe-1 dan tipe-2. Hasil analisis varian pihak kanan menunjukkan bahwa: (a) perbedaan rerata hasil belajar matematika ditinjau dari Bj dengan syarat Ai dan perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari Ai dengan syarat Bj sebahagian besar hipotesis menolak H0 dan (b) kesenjangan tipe-1 dan tipe-2 menolak H0. Kata kunci: Pembelajaran TPS, TSTS dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa PENDAHULUAN Kesenjangan dalam pembelajaran merupakan akumulasi ketidak sempurnaan pengelola satuan pendidikan dalam memahami dan menerjemahkan berbagai ketentuan yang ada. Misalnya pelaksanaan sistem kredit semester terutama sebagai satuan pendidikan yang memproduksi lembaga pendidikan tenaga kependdiikan (LPTK) pengetahuan guru dalam memahami konsep pendidikan secara menyeluruh. Seorang guru yang professional seyogianya memahami tujuan hakikat yang terkandung dalam sistem sistem pendidikan nasional. Maonde (2012: 1) mengartikan kesenjangan atau kepincangan dalam arti yang lebih sederhana adalah berbedaan kehidupan masyarakat dengan karakter tertentu dengan kehidupan masyarakat dengan karakter tertentu lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya (i) perbedaan pendapatan antara si kaya dengan si miskin (kesenjangan pendapatan), (ii) perbedaan kelompok masyarakat yang memperoleh pekerjaan dengan yang tidak mendapat pekerjaan (kesenjangan pekerjaan), (iii) perbedaan antara
perencanaan pembangunan dengan pelaksanaan (kesenjangan pelaksanaan), (iv) perbedaan kelompok masyarakat yang mengikuti pendidikan menengah dengan kelompok yang tidak dapat mengikuti pendidikan (kesenjangan pendidikan), (v) perbedaan kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai (kesenjangan kualitas), (vi) perbedaan kelompok siswa yang menguasai materi pembelajaran dengan kelompok siswa yang tidak (kesenjangan materi) dan (vii) dan lainlain. Agung (2006:55) menyebutkan dalam suatu keadaan jika terjadi perbedaan dalam perbedaan (kesenjangan) atau difference in differences adalah perbedaan karakteristik tertentu dengan karakteristik tertentu lainnya. Mengeliminir perbedaan dalam perbedaan dalam berbagai kasus, kondisi, keadaan, peristiwa, kebiasaan, perilaku, sikap, dan karakter bukan hal yang mudah. Tetapi memerlukan keterpaduan perencenaan di satu pihak dengan pelaksanaan di pihak lainnya, dengan syarat: (i) para pelaku dan pelaksana mempunyai jiwa besar dalam arti tidak 99
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
mementingkan kelompok dan golongannya, (ii) memberikan perilaku terpuji dalam lingkungan dan masyarakat pada umumnya, (iii) tidak ada kebohongan dan tidak ada korupsi. Yusuf (2012:1) menyebutkan bahwa kerugian negara mencapai 40% dana APBN pertahun. Lanjut Yusuf beranggapan jaman ini adalah milik pemuda. Tongkat Estafet kepemimpinan akan berpindah dari generasi tua ke generasi muda. Kampus inilah yang menjadi sarana membangun karakter anak muda. Inilah mengapa pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi menjadi sangat penting untuk membangun integritas mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan. Makalah yang disampaikan pada Training of Trainers Pendidikan AntiKorupsi (TOT PAK) untuk Perguruan Tinggi Regional V yang diadakan di Hotel Garden Permata Bandung. Pemateri lain dari Universitas Negeri Semarang Indah Sri Utari mengungkapkan bahwa korupsi bisa terjadi karena ada kesempatan dan kewenangan. Inilah pangkal terjadinya korupsi. Bahkan, koruptor tidak lagi takut akan hukuman di penjara karena penjara pun dapat di “beli”. Dalam acara ini, fungsional Direktorat Pendidikan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wuryono Prakoso juga sempat memberikan pemaparan yang sama. Yoyo menjelaskan bahwa dampak pendidikan anti-korupsi tak bisa instan. Namun hasilnya dapat terlihat saat para mahasiswa yang mendapat pendidikan anti-korupsi, telah terjun dalam masyarakat. Dengan peran serta masyarakat, kerja sama antara aparat pemerintah dan sektor swasta tentu akan tercipta bangsa yang berintegritas dan anti korupsi. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran telah banyak diprogramkan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Mulai dari perbaikan
JULI 2012
kurikuluman berbasis kompetensi (KBK) sampai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Peningkatan kesejahteraan guru melalui sertifikasi pendidik dengan tambahan satu kali gaji pokok. Bantuan operasional sekolah (BOS) oleh pemerintah dan bantuan lainnya oleh pemerintah daerah. Namun, secara umum hasilnya belum optimal. Hasil belajar siswa akan tercapai secara optimal apabila semua faktor terkait saling bahu membahu (bekerjasama) secara simultan dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional. Masalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu masalah yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar merupakan suatu indikator dari proses pendidikan yang diterapkan kepada siswa. Keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari peranan guru serta daya tarik siswa untuk belajar. Oleh karena itu, suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka menyukai proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain adalah model pembelajaran kooperatif. Model Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa tipe. Tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi siswa di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Model pembelajaran kooperatif dari berbagai tipe dalam penelitian eksperimen yang mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan telah dikemukakan antara lain: Sahidin dan Muliani (2010: 15-24), Lan Dia 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
(2010: 45-54), Tiya dan Sufiana (2011: 31-32), Ismaimuza (2011:11-20); Lasingga (2011: 5366) dan Maonde (2012: 01-14). Belajar merupakan perubahan perilaku. Kelakuan harus dipandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap, dan lain-lain Nasution (1995:59). Perubahan perilaku dan kemampuan untuk mengubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar, karena kemampuan mengubah melalui belajar itu siswa dapat secara bebas dapat mengesplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya, dan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi akibat proses belajar tersebut merupakan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Jadi belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut definisi ini, Slameto mengungkapkan ciri-ciri perubahan tingkah laku karena belajar adalah (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalan belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan yang terjadi bertujuan dan terarah, (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Sejalan dengan uraian tersebut, Zainal mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan di dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar Aqib (2002:43) Sudjana (2008:22) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Dalam 101
JULI 2012
belajar matematika terjadi proses berpikir dan terjadi kegiatan mental dan dalam kegiatan dalam menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan menguasai hubunganhubungan tersebut. Dengan demikian ia dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan materi yang dipelajari tersebut, inilah yang disebut hasil belajar. Suyitno (2006:1) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Pengembangan model pembelajaran dimaksudkan untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa, sehingga berimplikasi pada peningkatan hasil belajar. Gallahue (Saputra, 2005:50-51) memaparkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sebuah proses sosialisasi positif dalam bentuk kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Kerjasama ini terjadi pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Masing-masing siswa dapat berpartisipasi dalam tugas kelompok yang diawasi langsung oleh gurunya. Masalah aktual dalam penelitian ini (i) apakah rerata hasil belajar matematika dalam semua sel (µ11, µ12 µ21 µ22 µ31 µ32) atau (C11, C12, C21, C22, C31, dan C32) yang dibentuk oleh model pembelajaran kooperatif (TPS, TSTS), konvensional (Ai) dan status pekerjaan orang tua siswa PNS dan bukan PNS (Bj) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika, (ii) apakah status pekerjaan orang tua dengan syarat model pembelajaran kooperatif dan konvensional (Ai) mempunyai perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar matematika dan (iii) apakah model pembelajaran kooperatif dan konvensional (Ai) dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
PNS dan bukan PNS (Bj) mempunyai perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar matematika, (iv) apakah ada kesenjangan tipe-1
dan tipe-2 terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa.
METODE Penelitian eksperimen ini menggunakan desain 3x2 faktorial dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kendari, oleh Darmin (A1C106017) mahasiswa pendidikan matematika sebagai bimbingan penulis pada semester genap Tahun Ajaran 2010/2011 dengan populasi terdiri dari 8 kelas pararel berjumlah 291 orang siswa. Teknik Sampling yang digunakan adalah cluster random sampling yaitu (i) random berdasarkan kelas yaitu dari 8 kelas diperoleh 5 kelas,
kemudian dari 5 kelas diperoleh 3 kelas yaitu 2 kelas eksperimn (perlakuan) dan 1 kelas kontrol, dan (ii) random individu setiap kelas, diperoleh 14 orang siswa dengan status pekerjaan orang tua PNS (B=1) dan 14 orang status pekerjaan orang tuanya bukan PNS (B=2) sebagai unit analisis. Gambaran sampel yang terambil berdasarkan jumlah kelas dan jumlah siswa dalam setiap kelompok (sel), ditunjukkan dalam Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1 Jumlah Sampel pada Setiap Sel dalam Penelitian Eksperimen Tahun 2011 di SMP Negeri 3 Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggra A A=1 A=2 A=3 Jumlah
B B=1 14 14 14 42
di mana : A = Model pembelajaran kooperatif di mana A = 1 untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS); A = 2 untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan A = 3 untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. B = Status pekerjaan orang tua di mana B = 1 untuk siswa yang status pekerjaan orang tuanya PNS dan B = 2 untuk siswa yang status pekerjaan orang tuanya bukan PNS. Variable terikat dalam penelitian menggunakan instrumen yang divalidasi melalui
102
B=2 14 14 14 42
Jumlah 28 28 28 84
panelis (tim ahli) dengan menggunakan Randomized Control Group Design sebagaimana dijelaskan pada desain berikut: R E T O1 R K • O2 di mana: R=random; E=eksperimen (model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TSTS); T=true eksperimen; K=kontrol; • = tanpa perlakuan, Ok = Observasi, k=1,2 (O1= tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan O2 = tes yang diberikan pada kelas kontrol. (Agung ; 1992: 93)
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Tabel 2 Desain Pelaksanaan Eksperimen Menurut Faktor Model Pembelajaran Kooperatif (Ai) dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa (Bj) terhadap Hasil Belajar Matematika B A Selisih B=1 B=2 A=1 µ11=C(1) µ12=C(2) C(1) – C(2) A=2 µ21=C(3) µ22=C(4) C(3) – C(4) A=3 µ31=C(5) µ32=C(6) C(5) – C(6) Selisih: 1 - 3 C(1) – C(5) C(2) – C(6) [C(1) – C(2)]–[C(5)–C(6)] Selisih: 2 - 3 C(3) – C(5) C(4) – C(6) [C(3) – C(4)]–[C(5)–C(6)]
Keterangan: A= Model pembelajaran kooperatif terdiri dari (i) A=1 model pembelajaran kooperataif tipe Think-Pair-Share (TPS) (ii) A=2 model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan (iii) A=3 model pembelajaran konvensiona; B= Status pekerjaan orang tua siswa terdiri dari (i) B = 1 Status pekerjaan orang tua siswa yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan (ii) B = 2 Status pekerjaan orang tua siswa bukan PNS. C(1)= Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=1 dengan B=1 atau (A=1,B=1); C(2)= Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=1 dengan B=2 atau (A=1,B=2); C(3)= Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=2 dengan B=1 atau (A=2,B=1); C(4)= Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=2 dengan B=2 atau (A=2,B=2); C(5)= Rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (A=3) dan dengan status pekerjaan orang tua PNS (B=1) atau (A=3,B=1); C(6)= Rerata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (A=3) dan status pekwerjaan orang tua bukan PNS (B=2) atau (A=3,B=2).
103 100
[(C(1)–C(2)]= Perbedaan rerata hasil matematika untuk siswa dengan status pekerjaan orang tua siswa B=1 dan B=2, khusus untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran A=1; [(C(3)–C(4)]= Perbedaan rerata hasil matematika untuk siswa dengan status pekerjaan orang tua siswa B=1 dan B=2, khusus untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran A=2; [(C(5)–C(6)]= Perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk siswa dengan status pekerjaan orang tua siswa B=1 dan B=2, khusus untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran A=3; [(C(1)–103 C(5)]= Perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembeloajaran kooperatif tipe A=1 dengan A=3, khusus untuk kelompok siswa B=1; [(C(3)–C(5)]= Perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=2 dengan A=3, khususn untuk kelompok siswa B=1; [(C(2)–C(6)]= Perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=2 dengan A=3, khususn untuk kelompok siswa B=2; [C(4)–C(6)]= Perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe A=2 dengan A=3, khususn untuk kelompok siswa B=2; [C(1)–C(2)]–[C(5)–C(6)]= Perbedaan dalam perbedaan (difference in defferences) atau kesenjangan tahap pertama; [C(3)–C(4)]–[C(5)–C(6)]= Perbedaan dalam
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
perbedaan (difference in defferences) atau kesenjangan tahap kedua. Teknik analisis yang diterapkan adalah dengan menggunakan paket program EViews Versi-7 terdiri dari: (i) analisis deskriptif yaitu mendeskriptifkan karakteristik responden menurut faktor interaksi Ai dan Bj dan (ii) analisis inferensial diperlukan untuk menguji hipotesis kesenjangan (difference in differences) melalui perbedaan pengaruh antar faktor model pembelajaran kooperatif (Ai) dan status pekerjaan orang tua siswa (Bj) yang diawali dengan pengujian hipotesis tentang kesamaan varians dari Bartlett, Levene, dan Brown-Forsythe. Hipotesis perbedaan pengaruh antara kombinasi perlakuan faktor Ai dan Bj melalui
JULI 2012
rumusan hipotesis statistik dengan tahapan sebagai berikut: (i) (C(1)=C(2)=C(3)=C(4)=C(5)= C(6), (ii) C(1) – C(2), (iii) C(3) – C(4), (iv) C(5) – C(6), (v) (C(1)–C(5), (vi) C(3)–C(5), (vii) C(2) – C(6), (viii) C(4) – C(6), (ix) [C(1)–C(2)]– [C(5)–C(6)], (x) [C(3)–C(4)]–[C(5)–C(6). Rumusan hipotesis 9 dan 10 merupakan hipotesis kesenjangan (perbedaan dalam perbedaan). Untuk menguji sejumlah hipotesis tersebut menggunakan formula (i) AC[(A,Y)|B=j] = π1j – π2j for each j = 1, 2; (ii) AC[(A,Y)|A=i] = π1i – π2i for each i = 1, 2 & 3; dan (iii) Difference in Differences (DID) = (π11 – π12) – (π21 – π22); ... Agung (2011:166).
HASIL Sebelum melakukan analisis inferensial menggambarkan bahwa H0 diterima. Dengan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan diterimanya hipotesis nol berdasarkan metode terlebih dahulu dilakukan analisis kesamaan Bartlett, Levene, dan Brown-Forsythe dapat varian melalui pengujian hipotesis sebagai diambil kesimpulan bahwa data yang dipakai berikut: mendukung kebenaran asumsi suku H0: σ11 = σ12 = σ21 = σ22 = σ31 = σ32 vs kekasalahan random mempunyai varian yang H1: Bukan H0. Hasil analisis sebagaimana sama. ditunjukkan pada Tabel 3 berikut Tabel 3 Hasil Analisis Kesamaan Varians Faktor A dan B terhadap Respon Univariat Y Test for Equality of Variances of Y Categorized by values of A and B Date: 04/11/12 Time: 13:27 Sample: 1 84 Included observations: 84 Method Bartlett Levene Brown-Forsythe
df
Value
Probability
5 (5, 78) (5, 78)
0.945894 0.091420 0.098731
0.9668 0.9934 0.9921
Bartlett weighted standard deviation: 4.848435
Hasil analisis faktor interaksi hasil belajar matematika menurut faktor model pembelajaran kooperatif (Ai) dan status pekerjaan orang tua siswa (Bj) sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 3 berikut
merupakan hasil analisis dalam paket program EViews Versi-7 dengan desain (urutan perintah): Quick/Estimation Equation/Y @expand(A,B) outputnya sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4, yaitu: Rerata hasil 104 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
belajar matematika pada interaksi dalam sel A=1,B=1 sebesar 36,28657 standar deviasi 1,29579, nilai t-statistic = 28,00258 dengan nilai-p=0,0000. Rerata hasil belajar matematika pada sel A=1, B=2 sebesar 21,85714 standar deviasi 1,29579, nilai tstatistic = 16,86770 dengan nilai-p=0,0000. Rerata hasil belajar matematika pada sel A=2, B=1 sebesar 32,07143 standar deviasi 1,29579, nilai t-statistic = 24,75031 dengan nilai-p=0,0000. Rerata hasil belajar matematika pada sel A=2 dan B=2 sebesar 21,85714 standar deviasi 1,29579, nilai tstatistic = 16,86770 dengan nilai-p=0,0000. Rerata hasil belajar matematika pada sel A=3 dan B=1 sebesar 24,64286 standar deviasi
JULI 2012
1,29579, nilai t-statistic = 19,01750 dengan nilai-p=0,0000. Rerata hasil belajar matematika pada sel A=3 dan B=2 sebesar 14,33203 standar deviasi 1,29579, nilai tstatistic = 14,33203 dengan nilai-p=0,0000. Artinya rerata tertinggi nilai matematika kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan status pekerjaan siswa yang PNS lebih tinggi dari kombinasi lainnya. Sementara rerata nilai matematika siswa yang paling rendah adalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (A=3) dan status pekerjaan orang siswa bukan PNS (B=2) sebesar 18,57143.
Tabel 4 Hasil Analisis Deskiriptif Menurut Interaksi Faktor A dan B dengan Syntax: Y @expand(A,B) Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/24/11 Time: 15:30
Sample: 1 84 Included observations: 84
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
A=1,B=1 A=1,B=2 A=2,B=1 A=2,B=2 A=3,B=1 A=3,B=2
36.28571 21.85714 32.07143 21.57143 24.64286 18.57143
1.295799 1.295799 1.295799 1.295799 1.295799 1.295799
28.00258 16.86770 24.75031 16.64720 19.01750 14.33203
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Tabel 3
R-squared 0.643390 Mean dependent var Hasil Analisis Deskiriptif Menurut Interaksi Faktor Adjusted R-squared 0.620530 S.D. dependent var dengan Syntax: S.E. of regression 4.848435Y @expand(A,B) Akaike info criterion Sum squared resid 1833.571 Schwarz criterion Log likelihood -248.6854 Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 2.213278
Rendahnya nilai matematika siswa pada kelompok ini karena inkonsistensi guru yang menyampaikan materi pembelajaran diduga menjadi penyebab utama rendahnya perolehan siswa dalam mata pelajaran matematika. Di sisi lain, juga diduga diperkuat oleh siswa yang orang tuanya bukan PNS. Siswa yang orang tuanya bukan PNS, secara umum kehidupan, keteraturan dalam mengelola kehidupan, mendidik anak dan 105 100
25.83333 A dan B 7.870692 6.063938 6.237568 6.133736
lain-lain belum sepenuhnya sama dengan orang tua siswa yang mempunyai pendapatan tetap seperi PNS. Orang tua siswa yang mempunyai pendapatan tetap dapat dikemukakan bahwa kemungkinan akan lebih baik dalam menata hari esok anak-anak mereka dibandingkan dengan orang tua siswa yang tidak mempunyai pendapatan tetap. Untuk menguji 10 (sepuluh) hipotesis berikut didahului pengujian variansi kovariansi dari
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Lavenne, Bartlettt, Lavene dan BrowDiagnostics/Wald Test-Coefficient Rectrictions … Forsythe untuk mentukan homogeny tidaknya tulis pada ruang kosong misalnya C(1)=C(2)= data yang diperoleh dalam penelitian ini. C(3)=C(4)= C(5)=C(6) atau C(i)=C(j); di Hasil analisis sebagaimana ditunjukkan pada mana i≠j hasilnya analisis sebagaimana Tabel 5 berikut. Hasil tersebut menunjukkan diperlihat-kan dalam Tabel-Tabel berikut: bahwa hipotesis nol diterima, yang berarti Hipotesis-1 dengan pernyataan: Model bahwa data homogen. pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan Analisis inferensil atas 10 (Sepuluh) orang tua siswa secara simultan mempunyai hipotesis perbedaan pengaruh dengan faktor perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap khusus atau dengan syarat tertentu pada hasil belajar matematika. Hipotesis statistik paket program EViews-7 adalah yang diperlukan adalah: menggunakan perintah: View/Coefficient H0: C(1)=C(2)= C(3)=C(4)=C(5) =C(6)=0 vs H1: Bukan H0 Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 5 Hipotesis-2. dengan pernyataan secara di atas dengan menggunakan statistik Uji-F signifikan rerata hasil belajar matematika diperoleh F-statistic = 28,14523 db = (5,78) untuk orang siswa dengan status pekerjaan nilai-p =0,0000<α=0,01 dengan demikian H0 PNS (B=1) lebih tinggi dibandingkan ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan dengan status pekerjaan orang tua siswa bahwa model pembelajaran kooperatif dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap (A=1). Hipotesis statistik yang diperlukan hasil belajar matematika. adalah H0: C(1) – C(2) ≤ 0 vs H1: C(1) – C(2) > 0. Tabel 5 Tabel 6 Hasil Pengujian Hipotesis Secara SimulHasil Pengujian Hipotesis [C(1) – C(2)] tan [C(1)=C(2)=C(3)=C(4)=C(5)=C(6)] dengan Syarat A=1 Wald Test: Equation: Untitled
Wald Test: Equation: Untitled Test Statistic F-statistic Chi-square
Value
df
Probability
28.14523 140.7261
(5, 78) 5
0.0000 0.0000
Null Hypothesis: C(1)=C(2)=C(3)=C(4)=C(5)=C(6) Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0)
Value
Std. Err.
17.71429 3.285714 13.50000 3.000000 6.071429
1.832536 1.832536 1.832536 1.832536 1.832536
Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Value
df
Probability
7.873553 61.99283 61.99283
78 (1, 78) 1
0.0000 0.0000 0.0000
Value
Std. Err.
Null Hypothesis: C(1)=C(2) Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0)
C(1) - C(6) C(2) - C(6) C(3) - C(6) C(4) - C(6) C(5) - C(6)
C(1) - C(2)
14.42857 1.832536
Restrictions are linear in coefficients.
Restrictions are linear in coefficients.
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 6 di atas dengan menggunakan statistik Uji-t diperoleh t-statistic = 7,873553 db= 78 nilai-
p/2 =0,0000/2=0,0000 <α=0,01 dengan demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan bahwa secara signifikan rerata 106 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
hasil belajar matematika untuk orang siswa dengan status pekerjaan PNS (B=1) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan Hipotesis-3. dengan pernyataan secara signifikan rerata hasil belajar matematika untuk orang siswa dengan status pekerjaan PNS (B=1) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua siswa H0: C(3) – C(4) ≤ 0 Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 6 berikut dengan menggunakan statistik Uji-t diperoleh t-statistic = 5,729764 db= 78 nilaip/2 =0,0000/2=0,0000<α=0,01 dengan demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan bahwa secara signifikan rerata hasil belajar matematika untuk orang siswa dengan status pekerjaan PNS (B=1) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=2) dengan
JULI 2012
orang tua siswa bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran kooperatif ThinkPair-Share (A=1). bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (A=2). Hipotesis statistik yang diperlukan adalah
vs H1: C(3) – C(4) > 0. syarat model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (A=2). Hipotesis-4 dengan pernyataan: Secara signifikan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang status pekerjaan orang tuanya pegawai negeri sipil (PNS) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua siswa yang bukan PNS, dengan syarat model pembelajaran konvensional (A=3). Hipotesis statistik yang diperlukan adalah: H0: C(5) – C(6) ≤ 0 vs H1: C(5) – C(6)>0. Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 7 hasil belajar matematika untuk orang siswa berikut dengan menggunakan statistik Uji-t dengan status pekerjaan PNS (B=1) lebih diperoleh t-statistic = 3,3133129 db= 78 nilaitinggi dibandingkan dengan status pekerjaan p/2 =0,0014/2=0,0007<α=0,01 dengan orang tua siswa bukan PNS (B=2) dengan demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat syarat model pembelajaran konvensional disimpulkan bahwa secara signifikan rerata (A=3). Tabel 6 Hasil Pengujian Hipotesis [C(3) – C(4)] dengan Syarat A=2
Tabel 7 Hasil Pengujian Hipotesis [C(5) – C(6)] dengan Syarat A=3 Wald Test: Equation: Untitled
Wald Test: Equation: Untitled Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Value
df
Probability
5.729764 32.83019 32.83019
78 (1, 78) 1
0.0000 0.0000 0.0000
Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
C(3) - C(4)
df
Probability
3.313129 10.97682 10.97682
78 (1, 78) 1
0.0014 0.0014 0.0009
Value
Std. Err.
Null Hypothesis: C(5)=C(6) Null Hypothesis Summary:
Null Hypothesis: C(3)=C(4) Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0)
Value
Value
Normalized Restriction (= 0)
Std. Err.
C(5) - C(6)
10.50000 1.832536
6.071429 1.832536
Restrictions are linear in coefficients.
Restrictions are linear in coefficients.
107 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
Hipotesis-5 dengan pernyataan: Secara signifikan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (A=1) lebih baik dibandingkan dengan H0: C(1) – C(5) ≤ 0 Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 8 berikut dengan menggunakan statistik Uji-t diperoleh t-statistic = 6,353411 db= 78 nilaip/2 =0,0000/2=0,0000<α=0,01 dengan demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan bahwa secara signifikan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (A=1) lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran
JULI 2012
model pembelajaran konvensional (A=3) dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa PNS (B=1). Hipotesis statistik yang diperlukan adalah: vs H1: C(1) – C(5)>0. konvensional (A=3) dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=1). Hipotesis-6 dengan pernyataan: Secara signifikan rerata hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (A=2). lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (A=3) dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa PNS (B=1). Hipotesis statistik yang diperlukan adalah:
H0: C(3) – C(5) ≤ 0 vs H1: C(3) – C(5)>0. Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 9 hasil belajar matematika untuk siswa yang berikut dengan menggunakan statistik Uji-t diajar dengan model pembelajaran kooperatif diperoleh t-statistic = 4,053710 db= 78 nilaiTwo Stay Two Stray (A=2). lebih tinggi p/2 =0,0001/2=0,0000<α=0,01 dengan dibandingkan dengan model pembelajaran demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat konvensional (A=3) dengan syarat status disimpulkan bahwa secara signifikan rerata pekerjaan orang tua siswa PNS (B=1). Tabel 8 Tabel 9 Hasil Pengujian Hipotesis [C(1) – C(5)] Hasil Pengujian Hipotesis [C(1) – C(5)] dengan Faktor Khusus B=1 dengan Faktor Khusus B=1 Wald Test: Equation: Untitled Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Wald Test: Equation: Untitled Value
df
Probability
6.353411 40.36584 40.36584
78 (1, 78) 1
0.0000 0.0000 0.0000
Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Null Hypothesis: C(1)=C(5) Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0) C(1) - C(5)
Value
df
Probability
4.053710 16.43257 16.43257
78 (1, 78) 1
0.0001 0.0001 0.0001
Value
Std. Err.
Null Hypothesis: C(3)=C(5) Null Hypothesis Summary: Value
Std. Err.
Normalized Restriction (= 0)
11.64286 1.832536
C(3) - C(5)
Restrictions are linear in coefficients.
7.428571 1.832536
Restrictions are linear in coefficients.
Hipotesis-7 dengan pernyataan: Secara signifikan rerata hasil belajar matematika
untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share 108 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
(A=1) lebih baik dibandingkan dengan bukan PNS (B=2). Hipotesis statistik pihak model pembelajaran konvensional (A=3) kanan yang diperlukan adalah: dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa H0: C(2) – C(6) ≤ 0 vs H1: C(2) – C(6)>0. Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 9 (A=3) dengan syarat status pekerjaan orang berikut dengan menggunakan statistik Uji-t tua siswa bukan PNS (B=1). diperoleh t-statistic = 1,792987 nilai-p/2 Hipotesis-8 dengan pernyataan: Secara =0,0769/2=0,0385<α=0,05 dengan demikian signifikan rerata hasil belajar matematika H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan untuk siswa yang diajar dengan model bahwa secara signifikan rerata hasil belajar pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray matematika untuk siswa yang diajar dengan (A=2). lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif Think-Pairmodel pembelajaran konvensional (A=3) Share (A=1) lebih tinggi dibandingkan dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa dengan model pembelajaran konvensional PNS (B=1). Hipotesis statistik pihak kanan yang diperlukan adalah: H0: C(4) – C(6)≤ 0
vs
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 11 berikut dengan menggunakan statistik Ujit diperoleh t-statistic = 1,637075 db= 78 nilaip/2 =1,1056/2=0,0503>α=0,01 dengan demikian H0 diterima. Diterimanya H0 dapat disimpulkan bahwa secara signifikan rerata Tabel 10 Hasil Pengujian Hipotesis [C(2) – C(6)] dengan Faktor Khusus B=2
hasil belajar matematika untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (A=2) tidak lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (A=3) dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=1). Tabel 11 Hasil Pengujian Hipotesis [C(4) – C(6)] dengan Faktor Khusus B=1
Wald Test: Equation: Untitled Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Wald Test: Equation: Untitled Value
df
Probability
1.792987 3.214803 3.214803
78 (1, 78) 1
0.0769 0.0769 0.0730
Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Null Hypothesis: C(2)=C(6) Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0) C(2) - C(6)
H1: C(4) – C(6)>0.
Value
df
Probability
1.637075 2.680016 2.680016
78 (1, 78) 1
0.1056 0.1056 0.1016
Value
Std. Err.
Null Hypothesis: C(4)=C(6) Null Hypothesis Summary: Value
Std. Err.
Normalized Restriction (= 0)
3.285714
1.832536
C(4) - C(6)
Restrictions are linear in coefficients.
3.000000 1.832536
Restrictions are linear in coefficients.
Hipotesis-9 dengan pernyataan: Secara signifikan kesenjangan tipe-1 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari status pekerjaan orang tua antara PNS (B=1) dan
bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran kooperatif TPS (A=1) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua siswa antara PNS (B=1) dan bukan 109 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran konvensional (A=3); Atau Secara signifikan kesenjangan tipe-1 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran (A=1) dan (A=3) dengan syarat
(B=1) lebih tinggi dari model pembelajaran (A=1) dan (A=3) dengan syarat (B=2). Hipotesis statistik pihak kanan yang diperlukan adalah:
H0: C(1) – C(2) – C(5) + C(6) ≤ 0 vs Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 12 berikut dengan menggunakan statistik Ujit diperoleh t-statistic = 3,224707 db=78 nilaip/2 =0,0018/2=0,0009<α=0,01 dengan demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan bahwa Secara signifikan kesenjangan tipe-1 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari status pekerjaan orang tua antara PNS (B=1) dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran kooperatif TPS (A=1) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua siswa antara PNS (B=1) dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran konvensional (A=3).
Tabel 12 Hasil Pengujian Hipotesis Kesenjangan Tipe-1: [C(1) - C(2) - C(5) + C(6)]
H1: C(3) – C(4) – C(5) + C(6)>0. Tabel 13 Hasil Pengujian Hipotesis Kesenjangan Tipe-2: [C(3) - C(4) - C(5) + C(6)]
Wald Test: Equation: Untitled
t-statistic F-statistic Chi-square
H1: C(1) – C(2) – C(5) + C(6)>0. Hipotesis-10 dengan pernyataan: Secara signifikan kesenjangan tipe-2 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari status pekerjaan orang tua antara PNS (B=1) dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran kooperatif TSTS (A=2) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua antara PNS (B=1) dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran konvensional (A=3); Atau Secara signifikan kesenjangan tipe-2 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran (A=2) dan (A=3) dengan syarat (B=1) lebih tinggi dari model pembelajaran (A=2) dan (A=3) dengan syarat (B=2). Hipotesis statistik pihak kanan yang dipakai adalah:
H0: C(3) – C(4) – C(5) + C(6) ≤ 0 vs
Test Statistic
JULI 2012
Wald Test: Equation: Untitled Value
df
Probability
3.224707 10.39873 10.39873
78 (1, 78) 1
0.0018 0.0018 0.0013
Test Statistic t-statistic F-statistic Chi-square
Null Hypothesis: (C(1)-C(2))=(C(5)-C(6)) Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0) C(1) - C(2) - C(5) + C(6)
Value 8.357143
Value
df
Probability
1.708819 2.920062 2.920062
78 (1, 78) 1
0.0915 0.0915 0.0875
Null Hypothesis: (C(3)-C(4))=(C(5)-C(6)) Null Hypothesis Summary: Std. Err.
Normalized Restriction (= 0)
2.591598
C(3) - C(4) - C(5) + C(6)
Restrictions are linear in coefficients.
Value
4.428571 2.591598
Restrictions are linear in coefficients.
110 100
Std. Err.
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 12 di atas dengan menggunakan statistik Uji-t diperoleh t-statistic = 1,708819 db=78 nilaip/2 =0,0915/2=0,0458<α=0,05 dengan demikian H0 ditolak. Ditolaknya H0 dapat disimpulkan bahwa Secara signifikan kesenjangan tipe-2 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari status pekerjaan orang tua antara PNS (B=1) dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran
kooperatif TSTS (A=2) lebih tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua antara PNS (B=1) dan bukan PNS (B=2) dengan syarat model pembelajaran konvensional (A=3); Atau Secara signifikan kesenjangan tipe-2 rerata hasil belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran (A=2) dan (A=3) dengan syarat (B=1) lebih tinggi dari model pembelajaran (A=2) dan (A=3) dengan syarat (B=2).
PEMBAHASAN Pembahasan yang dapat dikemukakan dalam penelitian eksperimen ini menyajikan (i) perbedaan rerata hasil belajar matematika (Y) menurut faktor Bj dengan syarat Ai, (ii) perbedaan rerata hasil belajar matematika (Y) menurut faktor Ai dengan syarat Bj, dan (iii)
perbedaan dalam perbedaan (kesenjangan tipe-1 dan tipe-2) rerata respon univariat ditinjau dari status pekerjaan orang tua siswa (Bj) dengan syarat Ai dan ditinjau dari model pembelajaran kooperatif dan konvensional (Ai) dengan syarat Bj.
Perbedaan Rerata Y Menurut Faktor Bj Dengan Syarat Ai Perbedaan rerata Y menurut faktor Bj dibandingkan dengan bukan PNS dengan (B=1 dan B=2) dengan syarat model ketiga syarat Ai (i = 1, 2 dan 3) disebabkan pembelajaran kooperatif (Ai) dan beberapa indikator antara lain (i) wawasan dan konvensional (A=1, A=2 dan A=3) tidak lain pandangan orang tua siswa yang status adalah (i) perbedaan rerata respon univariat Yi pekerjaannya PNS relatif lebih luas menurut status pekerjaan orang tua siswa dibandingkan dengan yang bukan PNS, (ii) pegawai negeri sipil PNS (B=1) dibandingkan pendapatan orang tua siswa yang status dengan status pekerjaan orang tua siswa bukan pekerjaannya PNS lebih jelas memperoleh PNS (B=2), dengan syarat berturut-turut pendapatan pada setiap bulannya sehingga untuk siswa yang diajar dengan model untuk mengatur dan mengarahkan anak-anak pembelajaran kooperatif tipe TPS (A=1), mereka untuk belajar lebih giat cenderung model pembelajaran kooperatif tipe TSTS sudah dimiliki oleh orang tua sudah terpola (A=2) dan pembelajaran konvensional (A=3) dan teratur karena tidak terpikirkan lagi orang atas tiga hipotesis yang diajukan menunjukkan tua tentang biaya yang harus ditanggung untuk bahwa semua hipotesis menolak hipotesis nol anak-anak mereka dibandingkan dengan siswa (H0). Ini menunjukkan bahwa adanya yang status pekerjaan orang tua bukan PNS, perbedaan hasil belajar matematika antara (iii) lingkungan keluarga siswa yang pekerjaan siswa orang tuanya dengan status orang tua sebagai PNS cenderung lebih baik pekerjaannya PNS dibandingkan dengan yang dibandingkan dengan orang tua siswa yang bukan PNS mempunyai perbedaan yang pekerjaan orang tuanya bukan PNS. signifikan (nyata) dengan syarat ketiga model Slameto (2003: 60-72) menyebutkan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi konvensional. Signifikansinya perbedaan belajar adalah (a) faktor keluarga di dalamnya rerata hasil belajar matematika antara orang terdiri (i) cara orang tua mendidik, (ii) relasi tua siswa yang status pekerjaannya PNS antaranggota keluarga, (iii) relasi anggota 111 99
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
keluarga, (iv) suasana rumah, (v) keadaan ekonomi keluarga, (vi) pengertian orang tua, (vii) latar belakang kebudayaan, (b) faktor sekolah terdiri dari (i) metode mengajar, (ii) kurikulum, (iii) relasi guru dan siswa, (iv) relasi siswa dengan siswa, (v) disiplin sekolah, (vi) alat pelajaran, (vii) waktu sekolah, (viii) standar pelajaran di atas ukuran, (ix) keadaan gedung, (x) metode belajar, dan (xi) tugas rumah, (c) faktor masyarakat terdiri dari (i) kegiatan siswa dalam masyarakat, (ii) mass media, (iii) teman bergaul, dan (iv) bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pendapatan keluarga (orang tua siswa) memegang peranan penting atas keberlangsungan belajar siswa. Siswa yang terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti makan, pakaian dan perlindungan kesehatan juga
JULI 2012
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar meja, kursi, penerangan, buku, alat tulis menulis dan lain-lain. Fasilitas belajar siswa merupakan syarat utama bagi siswa untuk mencapai prestasi tinggi, karena dengan fasilitas yang memadai siswa akan giat belajar seperti adanya buku sebagai sumber belajar bagi seorang siswa. Di sisi lain orang tua yang pekerjaannya sebagai PNS akan mengetahui kebutuhan anaknya dalam upaya mengejar cita-cita anaknya karena tidak bermasalah dengan soal biaya dan lain-lain. Dengan demikian kecenderungan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika di lihat dari status pekerjaan orang tua siswa yang PNS akan berbeda dibandingkan dengan orang tua siswa yang bukan PNS dengan syarat model pembelajaran kooperatif tipe TPS, TSTS dan konvensional.
Perbedaan Rerata Y Menurut Faktor Ai Dengan Syarat Bj Perbedaan hasil belajar matematika Hasil analisis perbedaan pada terhadap menurut model pembelejaran kooperatif Ai 4(empat) yaitu: hipotesis-5, hipotesis-6, (A=1, A=2 dan A=3) dengan syarat Ai (B=1, hipotesis-7, dan hipotesis-8 sebagaimana dan B=2) tidak lain adalah (i) perbedaan rerata dikemukakan di atas di mana 3(tiga) hipotesis respon univariat Yi menurut model menolak H0 , kecuali hipotesis-8 menerima H0 pembelajaran kooperatif TPS (A=1) yaitu perbedaan rerata respon univariat Yi dibandingkan dengan model pembelajaran menurut model pembelajaran kooperatif tipe konvensional (B=3) dengan syarat status TSTS (A=2) dibandingkan dengan model pekerjaan orang tua siswa PNS (B=1), (ii) pembelajaran konvensional (A=3) dengan perbedaan rerata respon univariat Yi menurut syarat status pekerjaan orang tua siswa bukan model pembelajaran kooperatif TSTS (A=2) PNS (B=2). Tidak signifikannya hipotesis-8 dibandingkan dengan model pembelajaran ini sudah dapat difahami bahwa orang tua konvensional (B=3) dengan syarat status siswa yang pekerjaannya bukan PNS ditinjau pekerjaan orang tua siswa PNS (B=1), (iii) dari beberapa aspek kehidupan terutama perbedaan rerata respon univariat Yi menurut dalam membimbing anak mereka menggapai model pembelajaran kooperatif TPS (A=1) hari esok yang lebih baik tidak sepenuhnya dibandingkan dengan model pembelajaran diperhatikan karena kesibukan lain seperti konvensional (B=3) dengan syarat status mencari nafkah, sibuk dengan kepentingan pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=2), lainnya. Tiga hipotesis lainnya yang menolak (iv) perbedaan rerata respon univariat Yi hipotesis H0 yang menunjukkan bahwa untuk menurut model pembelajaran kooperatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran TSTS (A=2) dibandingkan dengan model kooperatif tipe TPS (A=1), (ii) perbedaan pembelajaran konvensional (B=3) dengan rerata respon univariat Yi menurut status syarat status pekerjaan orang tua siswa bukan pekerjaan orang tua siswa pegawai negeri sipil PNS (B=2). PNS (B=1) dibandingkan dengan status 112 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=2), untuk siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (A=2), (iii) perbedaan rerata respon univariat Yi menurut status pekerjaan orang tua siswa pegawai negeri sipil PNS (B=1) dibandingkan dengan status pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=2), untuk siswa yang diajar dengan model
JULI 2012
pembelajaran konvensional (A=3). Tiga hipotesis berkaitan dengan perbedaan Bj dengan syarat Ai berdasarkan statistik Uji-t menolak hipotesis nol (H0) yang menunjukkan bahwa orang tua siswa status pekerjaan orang siswa yang PNS cenderung lebih baik dibandingkan dengan yang bukan PNS.
Kesenjangan Tipe-1 Hasil Belajar Matematika Menurut Faktor Bj Dengan Syarat Ai Kesenjangan hasil belajar matematika memikirkan biaya sekolah, biaya buku dan lainmenurut status pekerjaan orang tua siswa (PNS lain sudah tidak menjadi pemikiran lagi bagi dan bukan PNS) sebagai faktor Bj dengan anak-anak yang pekerjaan orang tuanya PNS syarat model pembelajaran kooperatif Ai (i=1, dibandingkan dengan siswa (anak-anak) yang 2 dan 3) merupakan selisih dari selisih atau pekerjaan orang tuanya bukan PNS, dengan perbedaan dalam perbedaan hasil belajar syarat berturut-turut model pembelajaran matematika. Hipotesis pihak kanan kooperatif tipe TPS atau TSTS atau sebagaimana hasil pengujian yang ditunjukkan Konvensionanl, (ii) orang tua siswa yang status pada Tabel 12 di atas memperlihatkan adanya pekerjaannya bukan PNS cenderung belajar perbedaan yang signifikan. Signifikannya meraka tidak sebaik anak-anak yang pekerjaan perbedaan hasil belajar matematika menurut orang tuanya PNS, karena kehidupan anak-anak status pekerjaan orang tua siswa yang PNS dengan pendapatan yang tidak menentu turut dibandingkan dengan bukan PNS dengan syarat mempengaruhi cara belajar siswa karena model pembelajaran kooperatif tipe TPS, TSTS kemungkinan masih membantu orang tua dan Konvensional dapat dijelaskan sebagai dalam mencari nafkah, atau membantu orang berikut; (i) orang tua siswa yang status tua dipasar, di ladang dan lain-lain, sehingga pekerjaannya PNS mempunyai kehidupan yang waktu mereka belajar hanya terdapat di sekolah, relatif lebih baik karena adanya pendapatan atau sementara di rumah terpakai untuk membantu penghasilan tetapa pada setiap bulannya, orang tua mencari nafkah atau pendapatan sehingga anak-anak mereka tidak terbebani lagi keluarga. dengan masalah-masalah dalam keluarga seperti Kesenjangan Tipe-2 Hasil Belajar Matematika Menurut Faktor Ai Dengan Syarat Bj Kesenjangan tipe-2 hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share matematika menurut model pembelajaran (TPS) diban-dingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS, TSTS dan pembelajaran konvensional dengan syarat status pekerjaan Konvensional dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa yang PNS atau bukan PNS, (ii) orang tua siswa (PNS dan bukan PNS) model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay merupakan selisih dari selisih atau perbedaan Two Stray (TSTS) dibandingkan dengan dalam perbedaan hasil belajar matematika. pembelajaran konvensional, dengan syarat Hipotesis pihak kanan sebagaimana hasil status pekerjaan orang tua siswa PNS atau pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 13 di bukan PNS antara lain disebabkan oleh atas memperlihatkan adanya perbedaan yang beberapa indikator antara lain: (a) pembelajaran signifikan. Signifikannya perbedaan hasil kooperatif yang mengutamakan kerja kelompok belajar matematika menurut (i) model kooperatif bisa belajar lebih banyak daripada 113 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
mereka yang diatur dalam kelas-kelas konvensional. Penelitian yang menyelidiki mengenai pertanyaan ini telah mengungkapkan variasi yang sangat banyak dari model-model teoretis yang dapat menjelaskan keunggulan pembe-lajaran kooperatif Slavin (2005:35), teori-teori tersebut terbagi menjadi dua kategori utama yakni motivasi dan kognitif. Teori Motivasi. Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau strukitur tujuan di mana para siswa bekerja. Deutsch (1949; Slavin; 2005:34) mengidentifikasikan tiga struktur tujuan kooperatif di mana usaha berorientasi tujuan dari setiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain; kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari setiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya; dan individualistic di mana usaha berorientasi tujuan dari setiap individu tidak memiliki konsekwensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya. Dari prospektif motivasional di mana struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka jika kelompok mereka bisa sukses. Olehnya itu untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk
melakukan apa pun guna membuat kelompok mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompopknya untuk melakukan usaha maksimal Johnson dkk (1981; Slavin,2005:34). Teori kognitif yang berbeda terbagi dua kategori utama yaitu: teori pembangunan dan teori elaborasi kognitif. Asumsi dasar dari teori pembangunan adalah bahwa interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik (Damon; 1984, Murray; 1982, Vigotsky; 1978:86 dalam Slavin; 2005:36) mendefinisikan wilayah pembangunan yang paling dekat sebagai jarak antara level pembangunan aktual seperti yang ditentukan oleh penyelesaian masalah secara independent dari level pembangunan potensial seperti yang ditentukan melalui penyelesaian masalah dari orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan teman yang lebih mampu. Dalam pandangannya, kagiatan kolaborasif di antara anak-anak menodorong pertumbuhan karena anak-anak yang usianya sebaya lebih suka bekerja di dalam wilayah pembangunan paling dekat satu sama lainya, perilaku yang diperlihatkan dalam kelompok kolaborasi lebih berkembang daripada yang dapat mereka tunjukkan sebagai individu.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Secara empiris rerata hasil belajar matematika khusus perlakuan antara model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa relatif mempunyai perbedaan. Perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (A=1) dan status pekerjaan orang tua PNS (B=1) merupakan rerata tertinggi, sementara hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang
diajar dengan pembelajaran konvensional (A=3) dan status pekerjaan orang tua siswa bukan PNS (B=2) merupakan rerata terrendah. Kesenjangan tipe 1, rerata hasil belajar matematika ditinjau dari status pekerjaan orang tua siswa yang PNS dan bukan PNS dengan syarat berturut-turut model kooperatif tipe Think-Pair-Share, tipe Two Stay Two Stray dan pembelajaran konvensional mempunyai perbedaan yang signifikan. Signifikannya perbedaan rerata hasil belajar matematika tersebut karena adanya karagaman siswa memperoleh pembelajaran akibat dari latar
114 100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
belakang orang tua siswa yang mempunyai pekerjaan dengan pendapatan tetap dan tidak tetap, sehingga berdampak pada penerimaan dan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Kesenjangan tipe 2, rerata hasil belajar matematika ditinjau dari model kooperatif tipe Think-Pair-Share, tipe Two Stay Two Stray dan pembelajaran konvensional dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa yang PNS dan bukan PNS mempunyai perbedaan yang signifikan. Signifikannya perbedaan rerata hasil belajar matematika tersebut karena adanya karagaman siswa memperoleh pembelajaran akibat dari SARAN Berdasarkan hasil analisis, pembehasan dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. (i) Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika; (ii) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TSTS hendaknya guru membuat perencanaan yang
JULI 2012
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif antara satu kelompok siswa dengan kelompok siswa lainnya. Kelompok siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dan syarat status pekerjaan orang tua siswa PNS cenderung lebih disenangi siswa dibandingkan dengan kelompok siswa lainnya. Hal ini terlihat dari skor rerata perolehan siswa dalam kelompok ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif lainnya.
matang agar dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang diterapkan, dan (iii) Dalam proses pembelajaran tentunya memerlukan adanya perbaikan. Oleh karena itu guru dituntut agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memilih model pembelajaran yang tepat sehingga akan lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran matematika.
DAFTAR RUJUKAN Agung I Gusti Ngurah. 1992. Metode Penelitian Sosial Pengertian dan Pemakaian Praktis. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. (Surabaya: Insan Cendekia)
--------. 2006. Statistika Penerapan Model Rerata-Sel Multivariat dan Model Ekonometri dengan SPSS. (Jakarta: SAD Satria Bhakti).
Ikman
-------. 2011. Cross Section And Experimental Data Analysis Using EViews. (Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd Clementi Loop).
115 100
dan Erlin. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Pekerjaan Rumah Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Kendari: PMAT dan ISPMS dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol.2 No. 2).
Ismaimuza, Dasa. 2011. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan Awal. (Kendari: PMAT dan ISPMS
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Jurnal Pendidikan Matematika Vol.2 Nomor 2).
Nasution, S. 1995. Asas-asas Kurikulum. (Jakarta: Bumi Aksara).
Kurmiadi, Yusuf. 2012. Bersama Lawan Korupsi. (Bandung: Layanan Informasi 20 April 2012)
Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya).
Landia. H. dan Fredy. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Studen Teams Achievement Divisieon Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Kendari: PMAT dan ISPMS dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol.1 No 1).
Sahidin Latif dan Neni Mulyani Budiman. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Mach Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Kendari: PMAT dan ISPMS dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol.1 No. 1).
Lasingga. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan TSTS Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Kendari: PMAT dan ISPMAT dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol.2 No.2).
Saputra, Yudha. 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. (Jakarta : Depdiknas).
Maonde, Faad. 2010. Pengaruh Kovariat Minat dan Pengetahuan Dasar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Kendari : Jurnal PMAT LPTK FKIP & ISPMST, Vol. 1 No. 1 ISSN: 2086-8235, hlm. 55-68).
Slavin 2005. Coopertavie Learning Teori, Riset dan Praktik Terjemahan Nurlita Yusron. (Ujungberung Bandung: Nusa Media)
----------, 2011. Aplikasi Penelitian Eksperimen Dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. (Kendari : Unhalu Press). ---------, 2012. Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penerapan Metode Mengajar dan Umpan Balik Penilaian. (Kendari : Jurnal PMAT LPTK FKIP Unhalu & ISPMST, Vol. 3 No. 1 ISSN: 2086-8235, hlm. 01-14 ).
116 100
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta).
Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen Edisi-IV. (Bandung: TARSITO). Suyitno, Amin. 2006 Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi (Petunjuk Praktis). (Semarang : UNNES) Tiya Kadir dan Alkatimah Sufiana. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif, Jenis Kelamin dan Kovariat Minat Terhadap Hasil Belajar Matematika. (Kendari: PMAT dan ISPMS Jurnal Pendidikan Matematika Vol.2 Nomor 1).
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
100
JULI 2012
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Fs1=1*(a=1)+2*(a=2)+3*(a=1)*(b=1)+4*(a=2)*(b=1)+5*(a=3)*(b=1)
Pembentukan Model Analisis T
Durbin-Watson (D-W) =
t 2
^ t T
2 ^ t 1
^2 t
t 1
i ^ 2 2k Akaike information criterion (AIC) = log , di mana : i^ 2 adalah residual n n kuadrat; k= jumlah variabel bebas (independen); n=jumlah observasi. Semakin kecil angka AIC semakin baik model yang diterapkan.
i^ 2 k log n ; Schwarz information criterion (SIC) = log di mana : i^ 2 adalah n n residual kuadrat; k= jumlah variabel bebas (independen); n=jumlah observasi. Semakin kecil angka SIC semakin baik model yang diterapkan.
116
50 40 30 20
15
10
10
0
5 0 -5 -10 -15 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 Residual
Actual
Fitted
101
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/25/11 Time: 05:27 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(1)+C(2)*(A=1)*(B=2)
C(1) C(2) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
26.62857 -4.771429
0.921676 2.257637
28.89146 -2.113462
0.0000 0.0376
0.051658 0.040093 7.711298 4876.057 -289.7644 4.466720 0.037601
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion 102 Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
25.83333 7.870692 6.946772 7.004648 6.970037 0.821405
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/25/11 Time: 05:31 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(5)+C(6)*(A=3)*(B=2) Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
27.28571 -8.714286
0.861054 2.109142
31.68875 -4.131672
0.0000 0.0001
C(5) C(6) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.172308 0.162215 7.204093 4255.714 -284.0493 17.07072 0.000086
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
25.83333 7.870692 6.810697 6.868574 6.833963 0.999079
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/25/11 Time: 05:17 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(1)+C(5)*(A=3)*(B=1)
C(1) C(5) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
26.07143 -1.428571
0.944252 2.312937
27.61065 -0.617644
0.0000 0.5385
0.004631 103 Mean dependent var -0.007508 S.D. dependent var 7.900183 Akaike info criterion 5117.857 Schwarz criterion
25.83333 7.870692 6.995170 7.053047
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/25/11 Time: 05:21 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(2)+C(6)*(A=3)*(B-2)
C(2) C(6) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
26.07143 1.428571
0.944252 2.312937
27.61065 0.617644
0.0000 0.5385
0.004631 -0.007508 7.900183 5117.857 -291.7972 0.381484 0.538522
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
25.83333 7.870692 6.995170 7.053047 7.018436 0.813275
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/24/11 Time: 18:00 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(1)+C(5)*(A=3)*(B=1)
C(1) C(5) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
26.07143 -1.428571
0.944252 2.312937
27.61065 -0.617644
0.0000 0.5385
0.004631 -0.007508 7.900183 5117.857 -291.7972 0.381484 0.538522
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
104
25.83333 7.870692 6.995170 7.053047 7.018436 0.813275
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/24/11 Time: 18:14 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(4)+C(6)*(A=2)*(B=2)
C(4) C(6) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
26.68571 -5.114286
0.917932 2.248464
29.07157 -2.274569
0.0000 0.0255
0.059349 0.047878 7.679966 4836.514 -289.4224 5.173663 0.025543
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
25.83333 7.870692 6.938629 6.996505 6.961895 0.843748
Dependent Variable: Y (kesenjangan) Method: Least Squares Date: 12/24/11 Time: 18:19 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(1)-C(2)*(A=1)*(B=2)-C(5)*(A=3)*(B=1)+C(6)*(A=3)*(B=2)
C(1) C(2) C(5) C(6) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
29.97619 8.119048 5.333333 -11.40476
1.012031 2.024062 2.024062 2.024062
29.61984 4.011265 2.634966 -5.634592
0.0000 0.0001 0.0101 0.0000
0.330697 0.305598 6.558709 3441.333 -275.1283 13.17577 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
105
25.83333 7.870692 6.645913 6.761666 6.692444 1.202801
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
JULI 2012
Dependent Variable: Y (kesenjangan) [C(1)-C(2)-C(5)-C(6)] Method: Least Squares Date: 12/24/11 Time: 19:54 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(1)-C(2)*(A=1)*(B=2)-C(5)*(A=3)*(B=1)+C(6)*(A=3)*(B=2)
C(1) C(2) C(5) C(6) R-squared S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
29.97619 8.119048 5.333333 -11.40476
1.012031 2.024062 2.024062 2.024062
29.61984 4.011265 2.634966 -5.634592
0.0000 0.0001 0.0101 0.0000
0.330697 7.870692 6.645913 6.761666 6.692444 1.202801
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic
25.83333 6.558709 3441.333 -275.1283 13.17577
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/25/11 Time: 05:43 Sample: 1 84 Included observations: 84 Y=C(3)-C(4)*(A=2)*(B=2)-C(5)*(A=3)*(B=1)+C(6)*(A=3)*(B=2)
C(3) C(4) C(5) C(6) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
30.07143 8.500000 5.428571 -11.50000
1.002208 2.004417 2.004417 2.004417
30.00516 4.240635 2.708305 -5.737329
0.0000 0.0001 0.0083 0.0000
0.343626 0.319012 6.495053 3374.857 -274.3091 13.96057 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
25.83333 7.870692 6.626407 6.742160 6.672938 1.239664
Estimation Command: ========================= LS Y=C(3)-C(4)*(A=2)*(B=2)-C(5)*(A=3)*(B=1)+C(6)*(A=3)*(B=2) Estimation Equation: ========================= Y=C(3)-C(4)*(A=2)*(B=2)-C(5)*(A=3)*(B=1)+C(6)*(A=3)*(B=2) Substituted Coefficients: ========================= 106 Y = 30.0714285714-8.5*(A=2)*(B=2)-5.42857142857*(A=3)*(B=1)-11.5*(A=3)*(B=2) nilai-p (0.0000) (0.0001) (0.0083) (0.0000)
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 3 NOMOR 2
107
JULI 2012
LEMBAR GURU BESAR ATAU PEER REVIEW HASIL PENILAIAN KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH HASIL PENELITIAN
: : :
JudulJurnal llmiah (Adikel) Penuiis Jurnal llmiah ldentitas Jurnal llmiah
Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Model Pembelajaran Kooperatif dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa. Utama
: Jurnal Pendidikan Matematika . 213, ISSN: 2A86-8235 - Edisi Juli 2012 . Pendidikan Matematika FKIP Unhalu & ISPMST - t8 halaman (99-116)
a. Nama Jurnal b. NomorA/olume EJ;^: /l^.,t--ra^L..-\ ^ EulDl u. (9Ulcil l/tcil rur r,,
d. Penerbit e. Jumlah Halaman
KategoriPublikasi.-lurnal
:
llmiah (beri J pada
kategoriyang tepat,l
n
Jurnal llmiah lnternasional
[]
.,iurnal !lmiah Nasional Terakreditasi
E
Jurrral llmiah Nasional Tidak Terakreditasi
Hasil Peniiaian Peer Review: 6)
Komponen Yang Dinilai ...........s)
FJ
Nasional lntemasional Terakreditasi
T
*"rn*.n*
*sur
r
Nasionai
NilaiAkhi;'
Tidak Terakreditasi
Diperoleh
Yang 7)
E
t,f
1,5
rsi Jurnal (15o/o)
,r
| "fxesesuaian antara nimusan rnasatan, tuluan i dan hasil penelitian (15%) o.l Kemutakhiran dan kedalaman kaiian teori
lrF
1,5
t.)
2,0
z,o
1,5
(,f
l. usoto\
lp
|
l-retepat pengumpulan |
q.
Kedalaman
rur data dan teknik analisa data)
dan ketajaman pembahasan
hasilpenetitian (15%) l
ManfaaUdampak hasil penelitian (2O%)
I
I,0
Totat= (100%) Mei2015
Prof. Dr. La lru, S.H., M.Si
NrP 1960i231 1986101 Unii kerja
:
FKIP UHO
d
(0, 0
10
Kendari,
2,
001
LEMBAR HASIL PENILAIAN GURU BESAR ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH HASIL PENELITIAN JudulJurnal llmiah (Artikel)
:
Penulis Jurna! !lmlah
' Ufarna
ldentitas Jurnal llmiah
:
Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Model Pembelajaran Kooperatif dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa.
Jumal
: b. NcmorA/olume : c. Edisi (bulan/tahun) : d. Penerbit : _a.
Nama
e. Jumlah Halaman
Kaiegori Publikasi Jurnal llmiah (beri { pada kategori yang tepat)
-
Jr:rna! Pendidikan Matematika 2
/ 3,
ISSN; 2086-8235
Edisi Juli 2012 Pendidikan Maternatika FKIP Unhalu & ISPMST 18 halaman (99-116)
' I Jurnat ltmiah lnternasional [-*l ;urn.l llmiah lrlasional Terakreditasi f---]_r | { i Jurnal llmiah NasionalTidak Terakreditasi
Hasi! Penilaian Peer Rer-4ew
Niiai Maksimal Jurnal llmiah
Terakreditasi
NilaiAkhir Yang Diperoleh
1,5
\,5-
Kesesuaian antara rumusan masalah, tujuan dan hasil :ian (15% lo. Kemutakhiran dan kedalarnan kajian teori
3,0
7,o
1,5
t,f
Ketepatan metode (sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data)
2,0
Kedalaman dan ketajaman pembahasan
1,5
{ ,t
3,0
T,o
10
(Dr
Nasional lnternasion al I Tsrakredrtasi
Komponen Yang Dinilai
E m
Keiengkapan unsur isi Jurnai
TirJak
(15o/o)
n.
15o/o
q.
hasil t.
itian
(1
ManfaaUdampak hasil penel !'tian (2OYo) Totat = (100yo)
Kendari,
Mei2015
Reviewer I lll llll tlv*,
:{aOde Sidu Marafad, ltJ.S NtP. 19461231 196712 1 001 Unit kerja. FKIP UHO
7l
A,D
D
LEMBAR HASIL PENILAIAN GURU BESAR ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH HASIL PENELITIAN Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Model Pembelajaran Kooperatif dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa. Utama
Judul Jurnal llmiah (Artikel) Penulis Jurnal llmiah
: Jurnal Pendidikan Matematika b.NomorA/olume : 2/3, ISSN:2086-8235 c. Edisi (bulanrrahun) : Edisi Juli 2012 : Pendidikan Matematika FKIP Unhalu & d. Penerbit
ldentitas Jurnal llmiah
a. Nama
Jurnal
ISPMST
. 18 halaman (9$116)
e. Jumlah Halaman
Kategori Publikasi .lurnal llmiah (beri { pada kategcriyang tepat)
' f] l-_l [
fl
Jurnal llmiah lnternasional
lurn"l
limiah Nasionai Terakreditasi
lurrrl
llmiah Nasional Tidak Terakreditasi
Hasil Penilaian Peer Review:
iiiioi Maksi maiiurna! llm rah ..........
f Komponen Yang Diniiai ...........5)
lntsrnasional
l.lasional
f
I
6)
Na-"ional
;ioat
lTerakreditasi lTerarreditasi
IE lm
NilaiAkhir Yang Diperoleh 7l
I
tt
ll m n.
o
Kelengkapail unsur isi Jtrrnal (15%)
1,5
Kesesuaian antara ru,rnusan masalah, tujuaa dan hasil penelitian (15%) Kemutakhiran dan kedalaman kajian teori
3,0
q.
l,f
Ketepatan n':etode (sumber cjata. teknik pengLlmprllan data dan teknik analisa data)
2,0
O.r)
Kedalaman dan ketajaman pembahasan
1,5
l,f
3,0
1,0
't0
10,D
hasilpenelitian (15%) r
0
1,5
i15o/o\ p.
ltf
ManfaaUdampak hasil penelitian {ZAYo) Total = (100%)
Dr. Jafa
M.Pd
NtP. 19671?31 19931 1 1 AA2 Unit kerja
: FKIP UHO