EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA Oleh Imam Arifin,Puji Nugraheni, Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah siswa yang mendapatkan pembelajaran model STAD memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model TGT; (2) apakah motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar; (3) apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Populasi berjumlah 256 dan sampel berjumlah 64. Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data dengan dokumentasi, tes, dan angket. Analisis data menggunakan Anava Dua Jalan dengan Sel tak Sama. Hasil analisis memberikan kesimpulan H0A ditolak; H0B ditolak; H0AB diterima, menunjukan bahwa hasil belajar menggunakan model STAD lebih baik daripada model TGT, siswa motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada motivasi belajar sedang dan rendah, motivasi belajar sedang memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada motivasi belajar rendah, tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi garis dan sudut.
Kata kunci: Kooperatif Tipe STAD dan TGT, motivasi belajar, hasil belajar. PENDAHULUAN Dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika, salah satu usaha yang dapat kita lakukan adalah dengn memahami bagaimana siswa-siswa kita belajar, dimana dalam proses belajar mengajar yang penting adalah penggunaan metode belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan motivasi siswa dalam belajar. Menurut Sudjana(2012: 22) hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 1 Sempor diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah terutama pada materi garis dan sudut. Siswa kesulitan dalam menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal. Dalam memotivasi siswa dalam
276
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Model STAD dan TGT Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Siswa
belajar matematika, guru dapat memilih metode pembelajaran kooperatif sehingga hasil belajar siswa meningkat. Pada dasarnya motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald dalam Hamalik (2005: 158) motivasi adalah “perubahan energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Menurut Isjoni (2012: 8) pembelajaran kooperatif adalah “pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar bersama dengan kelompok kecil (antara 4 sampai 6 orang)”. Dalam pembelajaran kooperatif masing-masing siswa anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan diri dan anggotanya. Students Team Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya kerja sama antara nggota kelompok untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Slavin (2010: 143) “STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim”. Menurut Slavin (2010: 163) “TGT terdiri atas lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim, game, turnamen, rekognisi tim”. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut: a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi normanorma kelompok. b. Termotivasi untuk selalu belajar dikarenakan adanya kuis pada setiap akhir pertemuan. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut: a. Siswa menjadi semangat dalam belajar. b. Pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi juga melalui konstruksi oleh siswa itu sendiri. c. Dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri sendiri seperti: kerjasama, toleransi, dan bisa menerima pendapat orang lain.
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Model STAD dan TGT Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Siswa
277
METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen semu karena mendapat perlakuan yang sama antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dan tidak mungkin melakukan kontrol atau manipulasi pada semua variabel yang diteliti. Tujuan penelitian eksperimen semu adalahuntuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Tempat penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sempor Kecamatan Sempor, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) sebagai kelas eksperimen I dan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) sebagai kelas eksperimen II. Variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi variabel terikat adalah motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, digunakan rancangan penelitian faktorial 2 × 3 untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sempor tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 256. Sampel penelitian berjumlah 64 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data dengan dokumentasi, tes, dan angket dengan skala Guttman yang sudah diujicobakan dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel tak Sama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada tabel 1 diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,5347 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,076 sehingga H0A ditolak. Artinya ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) dengan kelompok siswa yang diberi model
278
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Model STAD dan TGT Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Siswa
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) pada pokok bahasan garis dan sudut. Untuk mengetahui hasil belajar mana yang lebih baik, kita lihat rataan marginalnya. Dari data marginal diperoleh rataan marginal model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) adalah 76,5746 lebih tinggi dari rataan marginal model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) yang hanya 71,7333. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) memberikan hasil belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) pada pokok pada pokok bahasan garis dan sudut. Ini dikarenakan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pelaksanaan game turnamen lebih terkonsentrasi pada aturan permainan dan waktu untuk mengerjakan soal-soal turnamen sangat sedikit. Sedangkan pada siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai lebih banyak waktu untuk mengerjakan latihan-latihan soal dan setiap akhir pertemuan diadakan kuis yang memungkinkan siswa untuk selalu belajar. Pengujian hasil penelitian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat dilihat pada tabelberikut ini. Tabel 1. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber JK Dk RK Model (A) 1 251,3340 251,3340 Motivasi (B) 2 2251,7109 1125,8554 225,8702 112,9351 Interaksi (AB) 2 3214,5714 58 55,4236 Galat Total 5943,4866 63 -
Fhitung 4,5347 20,3136 2,0376 -
Fα 4,076 3,226 3,226 -
keputusan H0 ditolak H0 ditolak H0 diterima -
Berdasarkan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada tabel 1 diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 20,3136 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,226 sehingga H0B ditolak. Artinya ada perbedaan hasil belajar siswa antara siswa motivasi tinggi, siswa motivasi sedang, dan siswa motivasi rendah. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rataan pada masing-masing motivasi, maka dilakukan uji komparasi ganda rataan antar kolom. Jika ada perbedaan rataan, maka dengan melihat rataan marginalnya dapat diketahui siswa dengan motivasi mana yang
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Model STAD dan TGT Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Siswa
279
hasil belajarnya lebih baik. Dari uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dan uji komparasi rataan antar kolom diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan motivasi sedang dan rendah, siswa yang memiliki motivasi belajar matematika sedang memiliki hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar matematika rendah. Berdasarkan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada tabel 1 diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,0376 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,226 sehingga H0AB diterima. Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar.Hal ini berarti bahwa dari tingkat motivasi siswa dan model pembelajaran secara bersama-sama tidaklah memberikan perbedaan hasil yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan garis dan sudut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar matematika tinggi memiliki rataan hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar matematika sedang dan rendah, dan siswa yang memiliki motivasi belajar matematika sedang memiliki rataan hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar matematika rendah. 3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pada materi garis dan sudut.
280
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Model STAD dan TGT Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Siswa
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang kemudian dapat diberikan saran sebagai berikut. 1. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih mengembangkan ketrampilan kooperatif atau bekerjasama, yang dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat siswa. 2. Karena pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) dan tipe Teams Games Turnament (TGT) masih tergolong baru dalam pelaksanaanya dikelas, maka dibutuhkan waktu untuk penyesuaian sehingga kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran akan terkurangi jika siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan metode pembelajaran tersebut. 3. Bagi calon peneliti yang ingin menerapkan pembelajaran kooperatif ini dalam penelitiannya, maka harus meluangkan waktu khusus untuk menjelaskan metode tersebut kepada siswa dan juga mengenalkan siswa dengan tugas-tugas, tujuan dan struktur penghargaan.
DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusamedia. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Model STAD dan TGT Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Siswa
281