EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MIND MAPPING DAN SUPERITEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Pada kelas VII SMP N 1 Kradenan Tahun Ajaran 2012/2013)
ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
Disusunoleh: SRI YUNI SETIYAWATI A.410 090 044
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
1
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MIND MAPPING DAN SUPERITEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Pada kelas VII SMP N 1 Kradenan Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh Sri Yuni Setiyawati1,Sri Sutarni2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,
[email protected] 2 Staf Pengajar UMS,
[email protected] Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran Mind Mpping dan Superitem terhadap prestasi belajar matematika, (2) pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) efek interaksi model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Kradenan tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa sebagai kelas Ming Mapping dan 40 siswa sebagai kelas Superitem. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara Cluster Random Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji analisis variansi dua jalan sel tak sama, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yang menggunakan program exel untuk uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil penelitian untuk α = 5% dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh strategi pembelajaran Mind Mapping dan Superitem terhadap prestasi belajar matematika (2) Ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa (3) tidak ada efek interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan siswa terhadap prestasi belajar matematika. Kata kunci: kemampuan awal siswa, prestasi belajar, Mind Mapping, Dan Superitem A. PENDAHULUAN Masalah yang sekarang dialami negara Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, rendahnya kemampuan siswa SMP dalam memahami dan memaknai matematika merupakan masalah yang utama dalam pengajaran matematika di sekolah. Hal ini muncul karena pendidik dalam
2
kegiatan pembelajaran lebih berkonsentrasi mengejar skor Ujian Akhir Nasional (UAN) dari pada proses belajar siswa. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran difokuskan untuk melatih siswa terampil menjawab soal matematika, dan pada akhirnya penguasaan dan pemahaman matematika siswa terabaikan. Kemampuan memahami hubungan antar konsep, kematangan dalam bernalar dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran matematika pada siswa masih kurang serta siswa kurang antusias dalam menerima pelajaran dan matematika cenderung di anggap sebagai momok yang menakutkan. Siswa lebih bersifat pasif, enggan atau malu mengungkapkan ide-ide mereka dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh pendidik. Selain dari diri siswa itu sendiri, ketidakmampuan pendidik menciptakan situasi belajar yang membawa siswa tertarik belajar matematika juga dapat menimbulkan ketakutan-ketakutan yang muncul pada siswa. Oleh karena itu, pendidik harus mencari cara untuk menumbuhkan motivasi dan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran matematika. Kemampuan awal juga menentukan keberhasilan belajar matematika. Kemampuan awal merupakan prasyarat siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga seorang pendidik harus mengetahui kemampuan siswa. Faktor lain yang mempengaruhi adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang dapat menciptakan gaya belajar yang menyenangkan dimana dari gaya belajar siswa yang pasif ke aktif dan dapat membangun minat siswa tehadap pelajaran matematika. Untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan di atas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang baru dan efektif. Model pembelajaran adalah suatu susunan atau satu kesatuan yang terdiri dari pendekatan, strategi, metode, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran. Alternatifnya yaitu dengan menggunakan model Pembelajaran Mind Mapping dan Superitem. Model pembelajaran Mind Mapping adalah model pembelajaran dengan teknik
mencatat
yang
mengembangkan
gaya
belajar
visual.
Model
pembelajaran ini sangat efektif bila di gunakan untuk memunculkan ide
3
terpendam yang di miliki siswa dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya serta adnya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Model pembelajaran Superitem merupakan pembelajaran dengan pemberian tugas bentuk superitem yaitu pembelajaran yang di mulai dari tugas yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks, sehingga membantu siswa dalam memahami hubungan antar konsep, memacu kematangan penalaran siswa dan siswa dapat memecahkan masalah matematika. Berdasarkan uraian di atas, tentang permasalahan dalam pembelajaran matematika, peneliti tertarik diterapkannya pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Mind Mapping dan Superitem ditinjau dari kemampuan awal siswa SMP N 1 Kradenan. Tujuan penelitian ini adalah (1) pengaruh model pembelajaran Mind Mpping dan Superitem terhadap prestasi belajar matematika, (2) pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) efek interaksi model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.
B. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan jenis penelitian eksperimen yaitu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Kradenan pada tahun ajaran 2012/2013 semester genap. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu meliputi persiapan penelitian, observasi, dan analisis data dalam jangka waktu lima bulan terhitung dari minggu pertama bulan Oktober sampai minggu keempat bulan Februari. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen yaitu kelas eksperimen yang dikenai perlakuan model pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontol yang dikenai
4
perlakuan dengan model pembelajaran Superitem. Kelas VIIB adalah kelas eksperimen dan kelas VIIC adalah kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan kemampuan awal siswa, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika. Metode pengumpulan datanya meliputi metode dokumentasi dan metode test. Sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 2001:109). Cluster Random Sampling merupakan teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini. Dilakukan uji keseimbangan antara kelas eksperimen dengan kelas control terlebih dahulu sebelum data dianalisis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mean yamg berarti kedua sampel mempunyai kemampuan yang sama atau tidak. Statistik yang digunakan adalah dengan uji t . Untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa dalam matematika, dalam penelitian ini digunakan metode tes. Bentuk yang digunakan yaitu bentuk tes obyektif. Menurut Ngalim Purwanto (2008 : 35 ) tes objektif ialah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun akan menghasilkan skor yang sama. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen ( Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Untuk menguji validitas soal tes digunakan rumus Korelasi product Moment. Dan instrumen dikatakan reliable apabila dapat memberikan hasil yang tetap (Suharsimi Arikunto, 2009:86). Maka dari itu, digunakan rumus Kuder Richadson (KR-20) untuk mengetahui reliabilitas tes. Berikut adalah rumus dari Kuder Richadson (KR-20) Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik statistik dengan uji analisis variansi dua jalur. Namun, sebelum dilakukan analisis variansi, terlebih dahulu dilakukan prasyarat analisis variansi, yaitu: uji normalitas menggunakan uji lilliefors dan uji homogenitas menggunakan
5
metode Bartlett. Selanjutnya uji komparasi ganda digunakan sebagai uji
H 0 ditolak. Metode yang
lanjut pasca anava yang hipotesis nol nya
digunakan dalam uji komparasi ganda ini adalah metode scheffe.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum
melaksanakan
penelitian
terlebih
dahulu
melakukan
beberapa persiapan supaya memperoleh hasil penelitian yang maksimal, yaitu sebagai berikut : a. Menetapkan Subjek Penelitian Sampel dari penelitian ini diambil dari dua kelas VII siswa SMP N 1 Kradenan tahun ajaran 20012/20013, yaitu 40 siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan 40 siswa kelas VII C sebagai kelas kontrol. Perlakuan kelas eksperimen menggunakan model Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan model Superitem b. Uji keseimbangan Uji keseimbangan ini digunakan untuk mengetahui apakah sebelum perlakuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang. Data uji keseimbangan ini diambil dari data semester ganjil pada bidang studi matematika. Uji yang digunakan dalam uji keseimbangan ini adalah uji t (uji rata-rata). Sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 2001:109). Cluster Random Sampling merupakan teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini. Dilakukan uji keseimbangan antara kelas eksperimen dengan kelas control terlebih dahulu sebelum data dianalisis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mean yamg berarti kedua sampel mempunyai kemampuan yang sama atau tidak. Statistik yang digunakan adalah dengan uji t . Untuk kelas eksperimen dengan jumlah
6
40 siswa dan kelas kontol juga 40 siswa diperoleh
t tabel= 2,000. Karena t tabel 〉 t hitung 〉 − t tabel maka
t hitung = 1,204 dan
yaitu 2,000 >1,204 > -2,000
H 0 diterima. Hal ini berarti bahwa antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal yang seimbang sebelum perlakuan. 2. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen yang digunakan adalah soal tes pilihan ganda sebanyak 15 soal unntuk mengukur prestasi belajar siswa. Sebelum inrumen digunakan pada subjek penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba pada kelas try out. Tujuan uji ini adalah untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen. Pada uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien reliabilitas untuk 14 soal diperoleh 0, 764 dan 1 soal yang tidak valid yaitu soal tes prestasi pada nomor 7. 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian a. Data kemampuan awal siawa Data kemampua awal siswa di peroleh dari data nilai semester ganjil. Hasil perhitungan kemampuan awal yaitu sebagai berikut: 1) Kemampuan awal pada kelas eksperimen Berdasarkan perhitungan data diperoleh nilai tertinggi pada siswa kelas eksperimen yaitu 85 dan nilai terendah yaitu 64. Standar deviasi sebesar 5,147. 2) Kemampuan awal pada kelas kontrol Berdasarkan dari hasil perhitungan data di peroleh
nilai
tertinggi yaitu 80 dengan nilai terendah yaitu 57. Dengan rata-rata 68,225 dan standar deviasi yaitu 5,027. 3) Kategori kemampuan awal siswa Untuk mengetahui batas kelompok kemampuan awal siswa digunakan distribusi dua motivasi belajar siswa kelas eksperimen
7
dan kontrol, dengan kriteria sebagai berikut : Kategori rendah :
xi ≤ 68,762
Kategori sedang : 68,762 < xi ≤ 74,512
: xi > 74,512
.
Kategori tinggi
b. Data prestasi belajar siswa 1) Prestasi belajar matematika kelas eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh nilai prestasi belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan nilai tertinggi yaitu 92, 9 dan terendah 64,3, nilai rata-rata (mean) sebesar 77,683 dan standar deviasi (SD) sebesar 7,456. Hasil penegelompokan dengan interval yang dilakukan terhadap data prestasi siswakelas eksperimen dideskripsikan pada tabel 4.4. 2) Prestasi belajar matematika kelas kontrol Berdasarkan kasil perhitungan data diperoleh nilai prestasi belajar matematika siswa kelas kontrol dengan nilai tertinggi yaitu 85,7 dan nilai terendah yaitu 50. Dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 70,885 dan standar deviasinya sebesar 8,625. 4. Pengujian Prasyrat Anilisis a. Uji normalitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji liliefors. Pada α = 0,05 menunjukkan bahwa harga statistik uji dari masing-masing kelompok lebih kecil dari pada demikian diperoleh keputusan uji bahwa
Lhitung
Ltabel . Dengan
H 0diterima. Hal tersebut
menunjukkan bahwa data prestasi belajar matematika dari masingmasing kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Uji homogenitas Uji homogenitas ini dlakukan untuk mengetahui apakah masingmasing kelompok memiliki variansi yang sama atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas untuk data prestasi belajar matematika
8
siswa diperoleh harga statistik uji
χ 2 hitung
kelompok memiliki niali lebih kecil dari maka diperoleh keputusan uji bahwa
χ 2 tabel
dari masing-masing . Dengan demikian
H 0diterima, hal ini menunjukkna
bahwa data prestasi belajar Matematika dari masing-masing kelompok yang dibandingkan memiliki variansi yang sama atau homogen. 5. Uji hipotesis Penelitian Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi, maka uji analisis variansi dua jalur dengan frekuensi sel tak sama dapat dilakukan untuk melihat pengaruh prestasi belajar berdasarkan model pembelajaran yang digunakan yaitu Mind Mapping dan Superitem, selain itu juga berdasarkan tingkat kemampuan awal siswa (tinggi, sedang, rendah). Hasil perhitungan sebagai berikut : a. Pada efek utama A (model pembelajaran), harga statistik uji FA=4,541, sedangkan
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan dk =
(1,74) = 4,00. Hal ini berarti
H 0ditolak karena FA>Ftabel , yaitu 4,541
> 4,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. b. Pada efek utama B (tingkat kemampuan awal siswa), harga statistik uji
FB= 3, 7573, sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan dk = (2,74) = 3,15, hal ini berarti FA>Ftabel
, yaitu 3,7573
>3,15. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa tidak semua tingkat kemampuan awal siswa (tinggi, sedang, rendah) memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar siswa. Pasti paling sedikit ada dua rataan yang tidak sama, maka komparasi ganda perlu dilakukian untuk melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda.
9
1) Komparasi antra prestasi belajar kelompok siswa kemampuan awal tinggi dan sedang diperoleh harga statistik F1- 2= 2,3803, sedangkan
2F0,05;2,74
= 6,30, berarti F1- 2< 2Ftabel , yaitu 2,3803 < 6,30, maka
H 0diterima. Ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa kelompok kemampuan awal tinggi dan kelompok kemampuan awal sedang terhadap prestasi belajar. 2) Komparasi antar prestasi belajar matematika kelompok siswa kemampuan awal tinggi dan rendah diperolehharga statisti uji F1-3= 26,2833. Sedangkan
2F0,05;2,74
= 6,30, maka
H 0 ditolak. Ini berarti
prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada siswa yang kemampuan awal rendah. 3) Komparasi antara prestasi belajar matematika siswa kemampuan awal sedang dan rendah, diperoleh harga statistik uji F2-3= 2,8091, sedangkan
2F0,05;2,74
= 6,30, maka
F2-3<2F0,05;2,74
sehingga
H0
diterima. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan awal sedang dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar matematika. c. Pada efek interaksi AB, harga statistik uji FAB=0, 9382, sedangkan
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan dk =(2,74) = 3,15, maka Fobs
, yaitu 0,9382 < 3,15, sehingga
H 0di terima.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.
10
6. Pembahasan Hasil Analisis Data a. Hipotesis pertama Hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu bahwa “ ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran Mind Mapping dan Superitem terhadap prestasi belajar”. Berdasarkan hasil analisis vriansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek utama faktor model pembelajaran diperoleh harga statistik uji FA>Ftabel > 4,00 , maka FA∈DK, sehingga diperoleh
, yaitu 4,541
H 0 A ditolak yang artinya
pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) ada pengaruh prestasi belajar ditinjau dari perbedaan model pembelajaran. b. Hipotesis kedua Hipotesis kedua dalam penelitian ini mengatakan bahwa ‘Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan awal terhadap prestasi belajar matematika’. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek utama faktor kemampuan awal siswa diperoleh harga statistik uji Fobs > Ftabel diperoleh
, yaitu 3,7573 > 3,15 maka FB∈DK, sehingga
H 0 B ditolak yang artinya pada tingkat kepercayaan 95% (α =
0,05) ada pengaruh prestasi belajar ditinjau dari perbedaan kemampuan awal siswa. Karena
H 0 B ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava
yaitu komparasi ganda. 1. Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan 2 diperoleh bahwa
F1-2= 2,3803 sedangkan 2F0,05;2,74 2,3803 < 6,30, maka
= 6,30, berarti F1- 2
H 0diterima. Hal ini berarti dengan tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05) tidak ada pengaruh yang signifikan antara siswa kelompok kemampuan awal tinggi dan kelompok kemampuan awal sedang terhadap prestasi belajar. Berdasarkan rataan marginal yang terdapat pada tabel 4.9, diperoleh rata-rata prestasi belajar matematika siswa yang memiliki
11
kemampuan awal tinggi yaitu 158,036 dan rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan awal sedang yaitu 146,321. 2. Pada uji komparasi ganda antar kolom 1 dan kolom 3 diperoleh bahwa
F1-3=2 6,2833. Sedangkan 2F0,05;2,74
= 6,30, maka
H0
ditolak. Hal ini pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada siswa yang kemampuan awal rendah. Berdasarkan rataan marginal yang terdapat pada tabel 4.9, diperoleh rata-rata prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yaitu 158,036 dan rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yaitu 141, 950. 3. Pada uji komparasi antara kolom 2 dan kolom 3 diperoleh bahwa
F2-3= 2,8091, sedangkan 2F0,05;2,74 sehingga
= 6,30, maka
F2-3<2F0,05;2,74
H 0diterima. hal ini pada tingkat kepercayaan 95% (α =
0,05) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan awal sedang dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar matematika. Berdasarkan rataan marginal yang terdapat pada tabel 4.9, diperoleh rata-rata prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yaitu 158,036 dan rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yaitu 141, 950 c. Hipotesis ketiga Berdasarkan hasil anava dua jalan dengan sel tak sama diperoleh harga statistik uji FAB = 0,9382 sedangkan
Ftabel =3,15, sehingga Fobs
12
bahwa siswa yang diberi model pembelajaran Mind Mapping prestasi belajarnya lebih baik dari pada siswa yang diberi model pembelajaran Superitem baik secara umum maupun dari kategori kemampuan awal siswa.
D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas
maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Mind Mapping pada kelas eksperimen dan Superitem pada kelas kontrol terhadap prestasi belajar matematika, dengan harga statistik uji FA= 4,541. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa, Hal ini di dasarkan pada analisis data di peroleh FB= 3, 7573. 3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa, dengan statistik uji FAB=0, 9382.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.