JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
Pengaruh Status Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif The Effect of Parents’ Employment Status on Students’ Math Achievement Through Combination of Cooperative Learning Model Faad Maonde1, Lambertus2, Marlina Meni2 (1&2 Staf pengajar dan alumni Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO, Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]) Abstrak: Penelitian eksperimen ini menggunakan desain 3x2 faktorial bertujuan mempelajari pengaruh interaksi kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-STAD, TSTS-STAD, STAD, dan status pekerjaan orang tua siswa sebagai level yaitu yang berstatus PNS dan Non PNS, terhadap hasil belajar matematika pada SMA Negeri 4 Kendari dengan jumlah sampel 90 siswa. Hasil analisis menunjukkan faktor interaksi kombinasi model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa melalui design A*B, design A A*B, design B A*B, dan design A B A*B (A = kombinasi model pembelajaran kooperatif dan B = Status pekerjaan orang tua siswa) melalui statistik Uji-F, semuanya menerima H0 yang berarti bahwa keempat model yang diterapkan menerima hipotesis nol (mempunyai pengaruh yang tidak signifikan). Oleh karena rerata hasil belajar pada semua sel yang dibentuk oleh faktor A dan B mempunyai perbedaan yang relatif kecil. Kata kunci: Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw-STAD, TSTS-STAD, dan STAD, Status Pekerjaan Orang Tua Siswa, Hasil Belajar Matematika. Abstract: This experimental research designed with factorial 3x2 aims at finding out the interaction effect of cooperative learning model combination; jigsaw-STAD, TSTS-STAD, STAD and parents’ employment status as a level namely those who are civil servant and those who are not, on students’ math achievement in Senior High School 4 Kendari with total sample as many as 90 students. The analysis result shows that interaction factor of cooperative learning model combination and parents’ employment status designed with A*B, A A*B, and A B A*B (A=the combination of cooperative learning model and B= employment status of parents) through statistical t-test tool accepts H0 which indicates that the four models implemented are in line with null hypothesis (shows insignificant effect). It is because the average score of students’ achievement of all cells formed by factors A and B has relatively little difference. Keywords: the combination of cooperative learning model; jigsaw-STAD, TSTS-STAD, and STAD, parents’ employment status, students’ math achievement PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk kemajuan bangsa. Pemerintah telah menetapkan pendidikan sebagai prioritas utama untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Program Pemerintah tersebut bukan sekedar menekankan pada pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga pada pemerataan
memperoleh pendidikan yang bermutu untuk seluruh warga negara Indonesia, pada semua jenjang pendidikan termasuk pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Pendidikan memiliki berbagai unsur, unsur-unsur pendidikan antara lain tujuan pendidikan, pendidik, anak didik atau peserta didik, isi atau materi pendidikan, metode dan 59
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
alat pendidikan serta lingkungan pendidikan (Wahyudin, 2007:3, 18). Pendidikan mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan diharapkan terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan ilmu dasar maupun ilmu bantu bagi ilmu lain. Oleh karena itu, guru matematika perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode dan keterampilan mengajar dalam mengajarkan matematika, guna membangkitkan motivasi siswa agar mereka belajar dengan antusias. Pembelajaran disini siswa belajar secara efektif agar mencapai hasil yang diinginkan dalam pembelajaran tersebut. Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan proses pembelajaran, karena dengan adanya hasil belajar menunjukkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan atau pengalaman-pengalaman (Baharuddin, 2009:162). Hal serupa juga diungkapkan oleh Sardiman (2007:51) bahwa hasil belajar yang dicapai selalu memunculkan pemahaman atau pengertian atau menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal. Berhasil tidaknya seorang siswa dalam proses belajarnya tidak hanya di tentukan salah satu faktor saja, akan tetapi ditentukan oleh banyak faktor di antaranya bagaimana cara guru mengajar, model pembelajaran apa yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran (Engkoswara). Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran yang sesuai akan mampu memotivasi siswa untuk mempelajari dengan baik materi yang diajarkan, sebab salah satu kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar khususnya belajar matematika adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Upaya mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, di mana siswa dapat belajar secara berkelompok, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan
mengemukakan pendapat. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Teori utama yang mendasari model pembelajaran kooperatif adalah konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934). Dia menganggap bahwa peran budaya dan masyarakat, bahasa, dan interaksi bersifat penting dalam memahami bagaimana manusia belajar. Vygotsky berasumsi bahwa pengetahuan bersifat kebudayaan; dia telah menggunakan pendekatan sosial budaya dalam penelitiannya dengan anak-anak sebagai sampel. Pendekatan ini dapat dijelaskan secara singkat sebagai “kooperatif” dan “kebudayaan”. Vygotsky membuktikan bahwa perkembangan individu, termasuk pemikiran, bahasa, proses pembuatan alasan adalah hasil dari budaya. Kemampuan ini dikembangkan melalui interaksi sosial dengan yang lain (khusunya orangtua dan guru); sehingga kemampuan tersebut menggambarkan pengetahuan yang didapatkan dari budaya. Vygotsky meneliti perkembangan anak di lingkungannya dan melalui interaksinya dengan yang lain, dia menemukan bahwa apa yang diberikan dan apa yang terjadi dalam lingkungan sosial (dialog, tindakan, dan kegiatan) membantu anak-anak belajar, berkembang, tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Di dalam teori Vygostky dikenal dan paling penting adalah Zona Perkembangan Proksimal (ZPD). Dia mengatakan bahwa anak-anak dalam bidang apapun memiliki tingkatan perkembangan nyata, yang dapat dinilai dengan menguji mereka secara individual. Dia kemudian berpendapat bahwa ada potensi perkembangan yang cepat dalam setiap bidang. Perbedaan antara keduanya disebut sebagai zona perkembangan proksimal. Zona tersebut berarti jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan oleh pemecahan masalah sendiri dan tingkatan perkembangan potensi yang ditentukan melalui pemecahan masalah yang dipandu oleh orang dewasa atau kerja sama dengan teman sekawan yang lebih mampu. Hal ini memunculkan ide bahwa tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikerjakan sendiri dapat 60
JANUARI 2015
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
dipelajari dengan panduan dan bantuan dari orang dewasa atau teman yang lebih ahli, atau orang lain yang lebih paham. Zona perkembangan proksimal mencakup keterampilan kognitif anak yang muncul selama proses pendewasaan, dan keterampilan ini hanya dapat diasah dengan bantuan orang yang lebih terampil. Vygotsky menjelaskan bahwa batasan paling atas zona perkembangan proksimal tidak dapat berbuah tanpa adanya dukungan interaktif sosial dari teman dan guru. Vygotsky menyarankan bahwa jika dalam suatu kelas, seseorang dapat dibantu oleh orang yang lebih terampil, seperti teman dan guru, tingkat dukungannya akan berubah. Juga, ketika teman dan gurunya menyesuaikan dukungannya berdasarkan kebutuhannya, seseorang tersebut mungkin dapat meningkatkan zona perkembangan proksimalnya. Proses penyesuaian dukungan tersebut disebut “scaffolding”. Scaffolding berarti pemberian bantuan kepada siswa dalam menyelesakan tugas yang tidak dapat ia selesaikan sendiri. Contoh scaffolding yang efektif dapat ditemukan di bagian Constructivist Learning and Teaching (Johnson, D.W & Johnson, R. & Holubec, E (1988), Johnson, D.W & Johnson,
Proses pembelajaran ini dianggap penting karena pengetahuan itu sendiri dikembangkan melalui sejarah, dan harus disesuaikan dengan lingkungan sosial. Pembelajaran dicapai melalui proses penengembangan; oleh karena itu pelajar harus menjadi peserta aktif dalam proses belajar. Kegiatan sangat penting dalam pembelajaran; hal tersebut juga merupakan konsep utama dalam teori sosial budaya yang menjelaskan pentingnya melakukan sesuatu. Dengan terlibat dalam kegiatan yang bermakna, siswa dapat berinteraksi dengan teman dan orang yang lebih mampu. Melalui interaksi, anak-anak mengembangkan dialog dalam kegiatannya; akibatnya, pembelajaran dan perkembangan dapat terjadi. Menurut Vygotsky, bahasa berperan penting dalam proses belajar. Selain perangkat pembelajaran, faktor internal dan eksternal dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa (Slameto,2003:54). Faktor eksternal salah satunya yaitu status pekerjaan orang tua. Matematika dan status pekerjaan merupakan hal yang berbeda dan berdiri sendiri. Namun, matematika dan status pekerjaan orang tua memiliki kaitan yang erat. Perbedaan kehidupan masyarakat, khususnya perbedaan kelompok masyarakat yang memperoleh pekerjaan dengan yang tidak mendapat pekerjaan (kesenjangan pekerjaan), akan mempengaruhi karakteristik seseorang dengan karakteristik yang lainnya (Maonde,2012:99). Model kooperatif memiliki beberapa tipe, di antaranya adalah model pembelajarann kooperatif tipe Jigsaw, Two Stay Two Stray (TSTS), dan Student Teams Achievment Divisions (STAD). Dengan pemilihan model/metode, strategi serta teknik pembelajaran dengan mengkombinasikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-STAD, TSTS-STAD, dan STAD diharapkan dapat meningkatakan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
R (2009)). Dalam konstruktivisme sosial, interaksi sosial merupakan suatu cara yang penting dimana siswa mempelajari suatu pengetahuan yang ada dalam budayanya tanpa ditemukan kembali nantinya. Orangtua, orang dewasa, pengasuh, guru, dan teman-teman berperan penting dalam proses penyesuaian dalam pembelajaran anak. Guru dan orang dewasa memberikan arahan dan intruksi, komen, dan timbal balik bagi siswa. Hal tersebut tidak diterima secara pasif oleh siswa karena mereka juga berkomunikasi dengan guru, dengan menyampaikan masalah atau jawabannya secara interaktif. Anak-anak juga menggunakan percakapan dalam mengerjakan sesuatu dengan temannya; mengerjakan tugas, proyek, dan mengatasi masalah. Dalam hal ini, mereka bertukar ide dan menerima informasi, yang kemudian membangun pemahaman dan mengembangkan pengetahuannya.
61
JANUARI 2015
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
(Sanjaya, 2009 : 18). Model pembelajaran kooperatif dikombinasikan dengan tujuan agar siswa tidak merasa bosan karena memperoleh model pembelajaran yang monoton. Selanjutnya melalui model pembelajaran kooperatif
diharapkan aktivitas mental atau psikis siswa yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Darsono, 2000: 23).
METODE Penelitian eksperimen ini menggunakan desai 3x2 faktorial dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kendari pada semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas paralel dengan jumlah siswa 190 orang sebagai populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random kelas diperoleh 3 kelas sampel yaitu 2 kelas
eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kemudian untuk random individu dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling) (Sugiyono, 2007 : 121). Gambaran sampel yang terambil berdasarkan jumlah kelas dan jumlah siswa dalam setiap kelompok (sel), ditujukan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Sampel Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kendari
A
B
Jumlah orang
B=1
B=2
A=1,3
15
15
30
A=2,3 A=3 Jumlah
15 15 45
15 15 45
30 30 90
dimana : A = Model pembelajaran kooperatif, dengan A=1-3 kombinasi model pembelajaran kooperarif tipe Jigsaw-STAD, A=2-3 kombinasi model pembelajaran kooperarif tipe TSTS-STAD dan A=3 model pembelajaran STAD. B = Status pekerjaan orang tua, dengan B=1 pekerjaan orang tua siswa berstatus PNS dan B=2 pekerjaan orang tua siswa berstatus bukan PNS. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat yakni (i) hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 4 Kendari (ii) kombinasi model pembelajaran kooperatif (Ai), (iii) Status pekerjaan orang tua siswa yang diketahui melalui data diri siswa (Bj). Instrumen hasil belajar matematika di validasi melalui penilaian
panelis yang mengacu pada format penilaian panelis yakni: Skor 1, berarti tidak satu indikator yang muncul, Skor 2, berarti hanya satu indikator yang muncul, Skor 3, berarti dua indikator yang muncul, Skor 4, berarti hanya tiga indikator yang muncul dan Skor 5, berarti semua indikator muncul, dengan jumlah panelis minimal 20 orang dan maskimal 30 orang panelis. Hasil penelilain panelis kemudian divalidasi melalui formula dari Aiken, Maonde (2014a), sementara nilai reliabilitas menggunakan KR-21. Penelitian ini menggunakan desain Randomized Control Group Design (Sarwono, 2006 : 87) sebagaimana dijelaskan pada desain berikut:
R
E
T
O1
R
K
•
O2
62
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
dimana : R = random ; E = eksperimen (kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe JigsawSTAD dan TSTS-STAD); T = true eksperimen; K = kontrol atau pembanding; Ok= Observasi, k= 1, 2; (O1= tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan O2= tes yang diberikan pada kelas kontrol). Penelitian eksperimen ini menggunakan dua teknik analisis data yaitu (1) analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik semua variabel yang diperhatikan melaluii skor rerata dari masing-masing kelompok (sel) yang dibentuk oleh kombinasi
model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa dan (2) analisis inferensial dipakai untuk menguji hipotesis pengaruh perlakuan antara kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-STAD dan TSTS-STAD dengan model pembelajaran kooperatif STAD. Analisis untuk menguji hipotesis antara semua variabel bebas terhadap hasil belajar matematika menggunakan analisis varian melalui program siap pakai SPSS/PC versi 15.0. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini analisis varian dengan persamaan regresi (Sudjana, 2002 : 113), (Gaspersz, 1994 : 188):
Yijk = µ + (AB)ij + ɛijk; … (1) Yijk = µ + Ai + (AB)ij + ɛijk … (2) Yijk = µ + Bj + (AB)ij + ɛijk … (3) Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + ɛijk … (4) dengan syarat: 𝑖 𝐴𝑖 = 𝑗 𝐵𝑗 = 𝑖 𝐴𝐵 𝑖𝑗 = ɛijk adalah suku kesalahan 𝑗 𝐴𝐵 𝑖𝑗 = 0. random yang diasumsikan mempunyai distribusi normal yang identik dan indepen dengan mean/ekspektasi E(ɛijk )=0 dn varian konsttan: Var(ɛijk)=σ2. (Agung, 2014 : 56-62).
dimana: Yijk = observasi ke-k dalam sel (A=i, B=j) = (i,j); µ = parameter rerata variabel Y; Ai = parameter pengaruh tingakat ke-i dari faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif; Bj = parameter pengaruh tingakat ke-j dari faktor status pekerjaan orang tua siswa; (AB)ij = parameter pengaruh faktor interaksi pada sel (i,j) (untuk i = 1, …i; j = 1, ….,j; k = 1, …, Nij). HASIL Secara empiris hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang diajukan oleh karena selisih rata-rata masing-masing sel relatif tidak mempunyai perbedaan yang berarti. Hasil analisis deskriptif antara perlakuan kombinasi
model pembelajaran kooperatif dan level pengukuran status pekerjaan orang tua siswa terhadap hasil belajar matematika dituujukkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Deskriptif Antara Variabel Bebas A dan B terhadap Hasil Belajar Matematika (Y). A 1.00
2.00
70.8000 72.4000 71.6000
Std. Deviaton 7.15092 6.34485 6.69199
15 15 30
67.3333 69.8667 68.6000
3.71131 3.32451 3.69389
15 15 30
B
Mean
1.00 2.00 Total 1.00 2.00 Total
N
Berdasarkan analisis deskriptif antara kelas eksperimen dilihat dari kolom mean
A 3.00
Total
69.1533 69.5000 69.3267
Std. Deviaton 7.13611 9.09474 8.03406
15 15 30
69.0956 70.5889 69.8422
6.23749 6.65914 6.45921
45 45 90
B
Mean
1.00 2.00 Total 1.00 2.00 Total
N
dengan kombinasi tipe Jigsaw-STAD, TSTSSTAD dan kelas kontrol tipe STAD serta status 63
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
pekerjaan orang tua siswa dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika relatif tidak mempunyai perbedaan yang berarti dengan selisih rata-rata yang sangat kecil. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ikman dan Erlin (2011 : 92) dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika yang relatif kecil tidak mempunyai perbedaan nyata. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan sebagai kelas kontrol Analisis inferensial untuk menguji empat hipotesis dijabarkan sebagai berikut: Hipotesis-1 : Rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh kombinasi model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pengaruh yang signifikan Hipotesis statistik yang diterapkan adalah: H0: (AB)ij = 0 versus H1: Bukan H0 (paling sedikit ada satu pasangan kombinasi (i,j) yang tidak sama dengan nol). Hasil analisis pada Tabel 3 pada baris A*B
turut digunakan pada kelas eksperimen dalam pengkombinasian model pembelajaran kooperatif. Akan tetapi, model pembelajaran kooperatif yang diterapakan sama-sama berfungsi dengan baik dalam mengangkat siswasiswa yang kurang berminat matematika menjadi atau menyamai anak-anak yang berminat, baik dilihat dari status pekerjaan orang tua PNS maupun Non PNS.
diperoleh nilai statistik uji F = 1,034, df = 5/84, dengan nilai p = 0,403 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh kombinasi model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.
Tabel 3. Hasil Analisis Varian Desain A*B Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Type III Sum of Squares 215.196(a)
df 5
Mean Square 43.039
F 1.034
Sig. .403
Partial Eta Squared .058
439014.240
1
439014.240
10542.354
.000
.992
215.196
5
43.039
1.034
.403
.058
Error
3498.004
84
41.643
Total
442727.440
90
3713.200
89
Source Corrected Model Intercept A*B
Corrected Total
a R Squared = .058 (Adjusted R Squared = .002)
Hipotesis 2: Rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor status pekerjaan orang tua siswa untuk setiap faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang signifikan Hipotesis statistik yang diterapkan adalah: H0: (AB)ij = 0 versus H1: Bukan H0 (paling sedikit ada satu pasangan kombinasi (i,j) yang tidak sama dengan nol). Hasil analisis pada Tabel 4 pada baris A*B
diperoleh nilai statistik uji F = 0,546, df = 3/84, dengan nilai p = 0,652 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor status pekerjaan orang tua siswa untuk setiap faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.
64
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
Tabel 4. Hasil Analisis Varian Desain A A*B Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Source Corrected Model
Type III Sum of Squares 215.196(a)
df 5
Mean Square 43.039
F 1.034
Sig. .403
Partial Eta Squared .058
439014.240
1
439014.240
10542.354
.000
.992
146.961
2
73.480
1.765
.178
.040
.546
.652
.019
Intercept A A*B
68.235
3
22.745
Error
3498.004
84
41.643
Total
442727.440
90
3713.200
89
Corrected Total
a R Squared = .058 (Adjusted R Squared = .002)
Hipotesis 3: Rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif untuk setiap faktor status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pengaruh yang signifikan. Hipotesis statistik yang diterapkan adalah: H0: (AB)ij = 0 versus H1: Bukan H0 (paling sedikit ada satu pasangan kombinasi (i,j) yang tidak sama dengan nol). Hasil analisis pada Tabel 5 pada baris A*B
diperoleh nilai statistik uji F = 0,546, df = 4/84, dengan nilai p = 0,417 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor status pekerjaan orang tua siswa untuk setiap faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.
Tabel 5. Hasil Analisis Varian Desain B A*B Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Source Corrected Model Intercept B
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Partial Eta Squared
215.196(a)
5
43.039
1.034
.403
.058
439014.240
1
439014.240
10542.354
.000
.992
50.176
1
50.176
1.205
.275
.014
165.020
4
41.255
.991
.417
.045
Error
3498.004
84
41.643
Total
442727.440
90
A*B
Corrected Total
3713.200 89 a R Squared = .058 (Adjusted R Squared = .002)
Hipotesis-4: Rerata hasil belajar matematika antara semua tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan faktor status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pengaruh yang signifikan. Hipotesis statistik yang diterapkan adalah: H0: (AB)ij = 0 versus H1: Bukan H0 (paling sedikit ada satu pasangan kombinasi (i,j) yang tidak sama dengan nol) ”
Hasil analisis pada Tabel 6 pada baris A*B diperoleh nilai statistik uji F = 0,217, df = 2/84, dengan nilai p = 0,806 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara semua tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan faktor status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.
65
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
Tabel 6. Hasil Analisis Varian Desain A B A*B Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares 215.196(a)
df 5
Mean Square 43.039
F 1.034
Sig. .403
Partial Eta Squared .058
439014.240
1
439014.240
10542.354
.000
.992
A
146.961
2
73.480
1.765
.178
.040
B
50.176
1
50.176
1.205
.275
.014
A*B
18.059
2
9.029
.217
.806
.005
Error
3498.004
84
41.643
Total
442727.440
90
3713.200
89
Corrected Total
a R Squared = .058 (Adjusted R Squared = .002)
PEMBAHASAN Pengaruh Faktor Interaksi Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa (A*B) Terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Interaksi menurut Kerlinger (1990:398) pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan adalah kerjasama dua variabel bebas atau lebih orang tua siswa secara statistika setelah dalam mempengaruhi suatu variabel terikat. memperhatikan rerata hasil belajar matematika Interaksi dua faktor antara kombinasi model masing-masing sel relatif mempunyai perbedaan pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan yang sangat kecil yakni untuk sel A1B1 dengan orang tua siswa (A*B) dua faktor yang saling sel A3B1 mempunyai selisih 1,65; sel A1B2 mempengaruhi antara satu faktor dengan faktor dengan sel A3B2 mempunyai selisih 2,9; sel lainnya terhadap hasil belajar matematika. A2B1 dengan sel A3B1 mempunyai selisih -1,85 Dalam hal ini bahwa antara faktor A dan B dan sel A2B2 dengan sel A3B2 mempunyai adalah dua variabel yang saling ketergantungan selisih -0.37. Sehingga berdasarkan statistika dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini perbedaan masing-masing sel dengan kontrol sesuai dengan pendapat Agung dalam Maonde, tidak mempunyai perbedaan yang nyata. Hasil menekankan pentingnya faktor interaksi penelitian ini didukung hasil penelitian Maonde terhadap variabel tak bebas invariant (konstan) (2012a), 2012b), (2013a) dan (2013b). terhadap translasi sumbu-sumbu koordinat dari Untuk memperjelas hubungan atau ruang model yang ditinjau. Interaksi dua faktor pengaruh kombinasi model pembelajaran atau lebih dapat menjelaskan keterkaitan antara kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa satu faktor dengan faktor lainnya. terhadap rerata hasil belajar matematika adalah Hasil penelitian eksperimen desain 3x2 digambarkan dalam diagram batang yang faktorial dalam penelitian ini memnunjukkan ditunjukkan Gambar 1. Berdasarkan gambar bahwa kedua variabel bebas yakni kombinasi tersebut terlihat dengan jelas bahwa rerata hasil model pembelajaran kooperatif (Jigsaw-STAD, belajar matematika dalam semua pasangan TSTS-STAD dan STAD) dan status pekerjaan kombinasi (i,j) sebagai faktor interaksi Ai dan Bj orang tua siswa (PNS dan Non PNS) yang hampir tidak mempunyai perbedaan terhadp diterapkan terhadap hasil belajar matematika rerata hasil belajar matematika. Untuk lebih mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. jelasnya faktor kombinasi pasangan (i,j) Tidak signfikannya pengaruh kombinasi model sebagaimana disimulasikan dalam Gambar 1.
66
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
Gambar 1. Grafik batang rerata hasil belajar matematika menurut faktor Ai dan Bj Pengaruh Faktor Interaksi Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Status Pekerjaan Orang Tua Siswa (A*B) Terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) dengan Mengontrol Faktor Utama A, B, dan A B Secara Parsial. Faktor interaksi dalam pembahasan ini tidak satupun yang menonjol atau berbeda secara terdiri dari 3 design (i) design A A*B yaitu nyata. Hal ini berbeda dengan penelitian yang faktor interaksi A*B dengan mengontrol faktor dilakukan oleh La Masi, Saleh dan Nasaruddin utama A, (iii) design B A*B yaitu faktor (2012 : 48) yang menyimpulkan secara umum interaksi A*B dengan mengontrol faktor utama hasil penelitian menunjukkan bahwa B, dan (iv) design A B A*B yaitu faktor berdasarkan Statistik Uji-F melalui analisis interaksi A*B dengan mengontrol faktor utama varian dalam menguji hipotesis secara bersamaA dan faktor utama B. Keempat design tersebut sama antara variabel bebas (A,B,A*B) berdasarkan hasil analisis tidak satupun yang mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan menolak hipotesis nol. Hal ini berarti bahwa terhadap hasil belajar matematika. nilai pasangan nilai rata-rata masing-masing sel Analisis dengan design A A*B model pembelajaran kooperatif. Selain itu, memperlihatkan pengaruh faktor interaksi A*B selama proses pembelajaran pada kombinasi terhadap hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmengontrol faktor utama A menunjukkan bahwa STAD, siswa tidak terlibat aktif dalam rerata hasil belajar matematika antara tingkat kelompok, dimana siswa yang mengerjakan soal faktor status pekerjaan orang tua siswa untuk tertentu tidak berusaha untuk menyelesaikan soal setiap faktor kombinasi model pembelajaran yang ditugaskan. Selain itu waktu yang kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak diberikan tidak cukup bagi siswa untuk signifikan. Tidak signifikannya interaksi ini menyelesaikan materi. Seperti yang diketahui berarti kombinasi model pembelajaran yang dalam model pembelajaran kooperatif tipe diterapkan dalam pembelajaran matematika Jigsaw membutuhkan waktu yang cukup banyak disekolah tidak berpengaruh nyata terhadap hasil karena adanya pembagian kelompok asal dan belajar matematika. Hal ini diduga karena kelompok ahli. Begitu pula pada kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang model pembelajaran kooperatif tipe TSTSdigunakan sebagai kelas kontrol turut digunakan STAD dimana siswa yang bertamu maupun pada kelas eksperimen dalam pengkombinasian yang menerima kelompok lain kurang berusaha 67
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
JANUARI 2015
menggali informasi materi yang disajikan. Akan tetapi kedua model pembelajaran Jigsaw dan TSTS dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengalaman baru pada siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan atau jenuh dengan pembelajaran yang selama ini selalu monoton. Untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD cenderung siswa berdiskusi dengan siswa yang memiliki kemampuan yang sama atau siswa yang aktif. Sedangkan siswa yang tidak aktif atau merasa tidak mampu memecahkan masalah matematika lebih memilih diam dan menunggu jawaban sehingga proses pembelajaran tidak berjalan sebagaimana semestinya. Sementara menurut Combs (Sigit, 2013:45) “cooperative learning depends on small groups of learns … so that the members work together to maximize their own and each other’s learning”. Cooperative learning merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang Analisis dengan design B A*B memperlihatkan pengaruh faktor interaksi A*B terhadap hasil belajar matematika siswa dengan mengontrol faktor utama B menunjukkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor status pekerjaan orang tua siswa untuk setiap faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Keadaan ini menunjukan bahwa model pembelajaran yang diterapkan untuk Analisis dengan design A B A*B memperlihatkan pengaruh faktor interaksi A*B terhadap hasil belajar matematika siswa dengan mengontrol faktor utama A (kombinasi model pembelajaran kooperatif) dan faktor utama B (tatus pekerjaan orang tua siswa). Mengontrol faktor utama A dan B yang dimaksudkan adalah dengan memperhatikan bagaimana ketergantungan antara faktor A dan B, dalam hal ini A terjadi karena B terjadi dan sebaliknya. Ini dapat dilihat dari bagaimana hasil belajar matematika untuk siswa yang orang tuanya berstatus PNS dengan Non PNS dari masingmasing kombinasi model pembelajaran. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara semua
menuntut adanya kerja sama setiap anggota kelompok sehingga mereka mampu memaksimalkan pembelajaran mereka. Dalam setiap kelompok, masing-masing anggota memiliki tanggung jawab dan tugas masingmasing untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Pemilihan kombinasi model pembelajaran kooperatif yang dianggap mampu membangkitkan semangat belajar, terlihat jelas pada antusias siswa-siswa ini. Hal ini sangat nampak dari hasil belajar matematika khusus siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif (Jigsaw-STAD dan TSTS-STAD) dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan syarat status pekerjaan orang tua siswa mempunyai rata-rata dengan selisih yang relatif kecil. yang PNS maupun Non PNS sama-sama disenangi oleh siswa. Selain itu, diduga pula karena siswa yang status pekerjaan orang tuanya PNS maupun Non PNS memberikan kontribusi yang cukup dalam bidang kebutuhan anak dalam pembelajaran khususnya matematika. Sehingga antara anak yang orang tuanya berstatus PNS dan anak yang orang tuanya berstatus Non PNS mempunyai kemampuan yang sama. tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan faktor status pekerjaan orang tua siswa mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Tidak signifikannya interaksi ini berarti kombinasi model pembelajaran kooperatif yang digunakan dan status pekerjaan orang tua siswa tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Siswa yang orang tuannya berstatus PNS dan Non PNS memiliki nilai rata-rata hasil belajar matematika yang relatif tidak mempunyai perbedaan nyata dengan selisih yang sangat kecil. Ini menunjukkan bahwa kombinasi model pembelajaran tidak mempunyai interaksi yang berarti dengan status pekerjaan orang tua siswa dalam hal ini, interaksinya tidak signifikan 68
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
dengan mengontrol faktor utama kombinasi model pembelajaran kooperatif dan faktor utama status pekerjaan orang tua siswa. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
sebelmnya yakni Maonde (212a), (2012b), (2013a), (2014a), (2014b) & Maonde F. et.al (2015).
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara empiris nilai rata-rata hasil belajar matematika setelah diberi kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-STAD, TSTS-STAD sebagai kelas eksperimen dan STAD sebagai kelas kontrol tidak mendukung hipotesis yang diajukan oleh karena selisih rata-rata masing-masing sel relatif tidak mempunyai perbedaan yang berarti.
2.
SARAN 1. Guru matematika hendaknya lebih meninjau kembali faktor-faktor penghambat siswa dalam belajar sehingga dapat memilih suatu strategi dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
JANUARI 2015
Faktor interaksi kombinasi model pembelajaran kooperatif dan status pekerjaan orang tua siswa melalui design A*B, design A A*B, design B A*B, dan design A B A*B (A = kombinasi model pembelajaran kooperatif dan B = Status pekerjaan orang tua siswa) melalui statistik Uji-F, semuanya menerima H0 yang berarti bahwa keempat model yang diterapkan menerima hipotesis nol (mempunyai pengaruh yang tidak signifikan).
2. Kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-STAD, kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe TSTS-STAD, dan model pembelajaran koopeeratif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran di sekolah.
DAFTAR RUJUKAN Agung, I Gusti Ngurah. 2014. Manajemen Penyajian Analisis Data Sederhana untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi yang Bermutu . (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).
Johnson, D.W., & Johnson, F. 2009. Joining together: Group theory and group skills (10th ed.). Boston: Allyn & Bacon. Johnson, D., Johnson, R., & Holubec, E. (1988). Advanced Cooperative Learning. Edin, MN: Interaction Book Company.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan pembelajaran. (Semarang : IKIP Semarang Press).
Kerlinger, Fred. N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press).
Gaspersz, Vincent. 1994. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik dan Biologi. (Bandung:Armico).
La Masi, Saleh dan Nasaruddin. 2012. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Penguasaan Bahasa Indonesia Terhadap Hasil Belajar Matematika”. Jurnal Pendidikan Matematika 3(1):48
Ikman dan Erlin. 2011. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pekerjaan Rumah Terhadap Hasil Belajar Matematika SD”. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2(2):92
Maonde, Faad.2012. “Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Model Pembelajaran Kooperatif dan Status 69
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
VOLUME 6 NOMOR 1
Pekerjaan Orang Tua”. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3(2):99.
JANUARI 2015
Students’ Mathematic Achievement through Cooperative Learning Model, and the ability in mastering Languages and Science”. International Journal of Educational and Research, 3(1): 141-159.
Maonde, Faad. 2012a. “Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penerapan Metode Mengajar dan Umpan Balik Penilaian” Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1):01-14.
Sanjaya. 2009. Aplikasi Model Pembelajaran Koopertaif dalam Pembelajaran Matematika. http://www.p4tkmatematika.org/feed
Maonde, Faad. 2012b. “Kesenjangan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Status Pekerjaan Orang Tua Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2): 114-115.
Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajagrafindo Persada).
Maonde, Faad. 2013a. “Deskripsi Perilaku Siswa Dalam Pembelajaran Matematika SMP Melalui RPP Berkarakter”. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1):83-100.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta : Rineka Cipta).
Maonde, Faad. 2013b. “Kesenjangan Hasil Belajar Matematika SMP Ditinjau Dari Model Pembelajaran Kooperatif, Penguasaan Bahasa (Indonesia, Inggeris) dan IPA Melalui RPP Berkarakter”. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1):101-126.
Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen edisi-4 (Bandung:Tarsito). Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta) Syawal Gultom. Tahun 2013. Dalam PPT Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Maonde, F. 2014a. Aplikasi Penelitian Eksperimen Dalam Bidang Pendidikan dan Sosial Edisi kedua. Kendari: Unhalu Press.
Wahyudin, Dien, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan Edisi 1. (Jakarta: Universitas Terbuka)
Maonde, F. 2014b. “Kesenjangan Hasil Belajar Matematika SD Ditinjau Dari Model Pembelajaran Kooperatif, Penguasaan Bahasa (Indonesia, Inggeris) dan IPA Melalui RPP Berkarakter”. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1):01-12.
Wangun Wardoyo, Sigit. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. (Bandung: Alfabeta)
Maonde, F. et.al. 2015. “The Discrepancy of
70
LEMBAR HASIL PENILAIAN GURU BESAR ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH HASIL PENELITIAN
llmiah : Penulis Jurnal llmiah : ldentitas Jurnal llmiah : JudulJurnal
(Artikel)
Kategori Publikasi
Jurnal
irii"i to"ri$;;--
Pengaruh Status Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Koopeiatif Utama
Jurnal : Jurnal Pendidikan Matematlka b. NomorA/olume .. i iA, iSSi.j:2C86-UZ_35 c. Eciisi (buianitahun) ' Januari 2015 d. penerbit : Pendidikan Matematika FKlp Unhalu & ISPMST . 17 halaman (141-157) e. Jumlah Halaman a. Nama
: [--l,.._-_, Ll Jurnat llrniah internasional
kategori yang tepat)
Jurnal llmiah Nasional Terakreditasi
Fl
;rrnrl
ltmiah Nasional Tidak Terakreditasi
Hasil Penilaian Peer Review: Nilai Maksimal Jurnal llmiah
i{asional lnterrrasional Terakrediras
Komponen Yang Dinilai
T n Kelengkapan unsur isi Jurnal b. C.
Nasionai Tidak 'erakreditasi
(15o/o)
tr 1,5
Kesesuaian antara rumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian (15%) Kemutakhiran dan kedalaman kajian teori
1,5
1,5
fi5o/o\ d
e.
7l
0,1 O,Y U r)
Ketepatan metode (surnber data, teknik pengumpuian data dan teknik analisa data)
2,0
1,0
dan ketajaman pembahasan
1,5
Orf
2,0
1ra
10
btD
Kedalaman
hasil penelitian f.
NiiaiHkhir Yang Diperoieh
(1 5olo)
ManfaaUdampak hasil penel itian (20%) Totaf = (1AV,)
Kendari, Mei 2015 Reviewer ffilllllllV*,
Prof. Dr. La lru, S.H., M,Si NrP. 19601231 1986101 001 Unit kerja : FKIP UHO
LEMBAR HASIL PENILAIAN GURU BESAR ATAU PEER REV|EW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH HASIL PENELITIAN Pengaruh Status Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar MatJmatika Metalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Utama
Judul Jurnal llmiah (Artikel) Penulis Jurnal llmiah
: b. Nomorfuolume : c. Edisi (bulan/tahun) : : d. Penerbit e. Jumlah Halaman a. Nama
ldentitas Jurnal llmiah
Kategori Publikasi iumal llnriah (beri { pada kategoriyang tepat)
Hasil Penilaian Peer Review
' n
Jurnal
Jurnal Pendidikan I'{aiernatlka
t I 6,
iSSN: 2086-8235
Januari 2O15
Fendidikan Matematika FKIP Unhalu & ISPMST
17 halaman {141-157)
Jurnalllmiah tnternasional
f]
.lrtn"l llmiah Nasiona! Terakreditasi
Fl
.lurnrl llmiah N asional Tidak Terakreditasi
:
Komponen Yang Dinilai
Nilai Maksimal Jurnal llmiah Nasional Nasional Tidak lnternasional Terakreditasi erakreditasi
E 1,5
Kelengkapan unsur isi Jurnal(15%) b c.
NilaiAkhir Yang Diperoleh 7)
0f 0tY
Kesesuaian antara rumusan masalah, tujuart ian (15% dan hasil kedalaman kajian teoi'i dan Kemutakhiran
1,5
0,J-
(1So/n
d.
Ketepatan metooe (sLrmber Cata, teknik penguinpulan data dan teknik analisa data)
2,0
0,f
e.
Kedalaman
dan ketajaman pembahasan
1,5
o,{
'f.
ManfaaUdampak hasil penelitian (20%)
2,0
0r(
10
a,o
Totat = (100%) 201 5
Kendari,
Uillulllv..
tz-.4 Marafad, M.S NrP. i9461431 196712 1 001 Unit kerja : ft
a
LEMBAR
HASIL PENILAIAN GURU BESAR ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL iLtoiiAH HASIL FEi.iELiTiAN
: : :
Judul Jurnal llmiah (Artikel) Penulis Jurnal llmiah ldentitas Jurnal llmiah
Pengaruh Status Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Utama
: : :
a. Nama Jurnal b. NomorA/olume
c. Edisi (bulan/tahun) d. Penerbit e. Jumlah Kategori Publikasi Jurnal llmiah (beri { pada kategori yang teoat)
Januari2OlS Pendidikan Matematika FKIP Unhalu & ISPMST 17 halaman (141-157)
Jurnal llmiah lnternasional Jurnal llmiah Nasional Terakrediiasi
f! Hasil Penilaian Peer Review
Halaman
: :
Jurnal Pendidikan iJaternatika 1 16, ISSN: 2086-8235
;rrnrl
limiah Nasional Tidak Terakreditasi
:
Niiai Maksimal Jurnal llmiah
l.iasicnal
Komponen Yang Dinilai ...........s)
lnternasiona!
E
I
Kelengkapan unsur isi Jurnal b.
I
Nasionai
rer"ar,ieoiiisil
iiarr- I
iriEl
iTerakreditasil
(15%o)
t,3
Kesesuaian antara rurnusan masalah, tujuan dan hasil penelitian (15%)
1,5
Kemutakhiran dan kedalaman kajian teor-i
1,5
14c;rt,, -\-'-
d.
i-l
Ketepatan rnetoCe (surnber data, teknik pengumpulan data Can teknik analisa daia)
t.
.
i i
ir0 trO t., L
Kedalaman dan keiajaman pembahasan hasil penelitian
^.Y'ng DiPeroleh
0
2,0
(201;) e.
NilaiAkhir
1,5
(1 5o/o)
ManfaaUdampak hasil penelitian (20Ya)
2,0
Totat= (100%)
10
Kendari,
Mei
NrP. 1967123i 199311 Unit kerja : FKIP UHO
1
to
1,0
lt0 b,
o
-'1