KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 88/Dik-2/2012 tentang KURIKULUM DIKLAT PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KEPALA PUSAT,
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan yang sebagian besar masih merupakan tumbuhan liar, dibutuhkan petugas kehutanan yang dapat mensosialisasikan tumbuhan (flora) yang berpotensi sebagai tumbuhan obat kepada masyarakat; b. bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kehutanan sebagaimana butir a dapat dilakukan melalui Diklat Pemanfaatan Tumbuhan Obat; c.
Mengingat
bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan.
: 1.
Undang-Undang R.I. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999;
2.
Peraturan Pemerintah R.I. No. 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan;
3.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.20/Menhut-II/2004 tanggal 15 September 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan Kehutanan;
4.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan; MEMUTUSKAN........................
Menciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat
MEMUTUSKAN Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT;
PERTAMA
: Kurikulum Diklat Pemanfaatan Tumbuhan Obat sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;
KEDUA
: Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan Diklat Pemanfaatan Tumbuhan Obat di lingkup Kementerian Kehutanan;
KETIGA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Bogor Pada tanggal : 13 Juni 2012
Menciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Nomor : SK. 88 /Dik-2/2012 Tanggal : 13 Juni 2012 1. Nama Diklat
:
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
2. Jenjang Diklat
:
Lanjutan
3. Latar Belakang
:
Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di kawasan tropis, dikenal sebagai salah satu negara “Megabiodiversiti” di dunia. Keanekaragaman jenis hayati khususnya tumbuhan yang hidup di wilayah Indonesia beberapa diantaranya memiliki khasiat obat. Fisioterapi atau terapi menggunakan tumbuhan diperkirakan sudah berlangsung beberapa abad sebelum Masehi, bahkan sama dengan usia peradaban manusia. Modernisasi saat ini, tidak dapat menghalangi masyarakat untuk memanfaatkan kearifan lokal yang pernah ada dengan mengkonsumsi obat tradisional, “trend” kembali ke alam (“Back to nature”) dalam penggunaan obat-obatan diyakini aman bagi kesehatan dan beresiko rendah terhadap efek samping yang biasa ditimbulkan obat konvensional (kimiawi/sintetis). Jenis-jenis tumbuhan yang dipergunakan untuk obat-obatan beragam, ada yang sudah dibudidayakan, akan tetapi sebagian besar masih merupakan tumbuhan liar. Kalaupun sudah ditanam, pembudidayaannya masih rendah tingkat produktifitasnya, oleh karena itu pengadaan tumbuhan obat masih mengandalkan pada ketersediaannya di alam. Jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk obat ini, jumlahnya sekitar 940 jenis. Bagian tumbuhan yang digunakan juga berbeda-beda, bergantung pada jenisnya. Akar, batang, daun, bunga, buah dan biji, kadang-kadang mempunyai fungsi pengobatan yang berlainan. Tidak jarang, beberapa bagian tersebut digunakan secara bersama-sama. Dalam pemakaian tumbuhan obat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, terlepas apakah sudah terbukti secara ilmiah atau tidak. Sumber tumbuhan, pemilihan simplisia yang bagus, dan pemakaian yang bijaksana. Sumber tumbuhan obat dan simplisia akan lebih baik jika tidak terkontaminasi dengan insektisida, fungsida, herbisida dan mikroorganisme lain yang akan memungkinkan terjadinya efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu untuk membekali pengetahuan petugas kehutanan dalam melaksanakan tugasnya guna mensosialisasikan tumbuhan (flora) yang berpotensi sebagai tumbuhan obat kepada masyarakat, maka dipandang perlu untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Pemanfaatan Tumbuhan Obat. 4. Deskripsi Singkat Diklat
Pendidikan dan Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas kehutanan dalam melakukan identifikasi dan mengenal tumbuhan obat, guna memberikan informasi kepada masyarakat tentang pertelaan tumbuhan yang berpotensi menjadi obat berdasarkan morfologi dan organologinya, bagian-bagian yang bermanfaat dan kegunaannya, penyebarannya dan kandungan kimianya. Para peserta akan diberikan materi-materi sehingga mampu memahami kebijakan Kementerian Kehutanan tentang tumbuhan obat, pertelaan jenis dan penyebarannya, manfaat dan penggunaan, simplisia dan pengelolaan pascapanen. Pendidikan dan Pelatihan ini dititikberatkan pada kegiatan praktek (40% teori dan 60% praktek) sehingga setelah selesai mengikuti diklat ini para peserta diharapkan dapat melakukan pertelaan tumbuhan obat dan penyebarannya, manfaat dan penggunaan tumbuhan obat, simplisia dan pengelolaan pasca panen tumbuhan. 5. Tujuan Diklat Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pertelaan tumbuhan berpotensi obat dan penyebarannya, manfaat dan penggunaannya tumbuhan obat, simplisia tumbuhan obat, dan pengelolaan pascapanen tumbuhan obat. 6. Sasaran Diklat Setelah selesai mengikuti diklat ini para peserta diharapkan dapat: a. Menjelaskan kebijakan Kementerian Kehutanan tentang tumbuhan obat b. Memilih pertelaan jenis tumbuhan obat dan penyebarannya. c. Memahami manfaat dan cara penggunaan tumbuhan obat. d. Membedakan Simplisia tumbuhan obat. e. Mengelola pascapanen tumbuhan obat. 7. Peserta Diklat a. Jumlah peserta : Maksimal 30 orang per kelas b. Asal peserta : PNS Kementerian Kehutanan, Dinas Kehutanan Propinsi, dan Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota, c. Persyaratan Peserta : - Pendidikan minimal SLTA/sederajat - Umur maksimal 45 tahun - Sehat jasmani dan rohani - Membawa Surat Perintah Tugas (SPT) dari instansi pengirim, - Belum pernah mengikuti pelatihan sejenis 8. Pengajar/Instruktur a. Persyaratan Pengajar: - Menguasai materi yang diajarkan - Dapat melakukan pembelajaran untuk orang dewasa - Mampu mengadakan evaluasi pembelajaran b. Asal Pengajar: 1
-
Pusat Diklat Kehutanan/Balai Diklat Kehutanan Instansi Kehutanan dan instansi teknis lain yang terkait
9. Tempat Diklat Tempat diklat adalah Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan dan tempat lain yang memenuhi persyaratan. 10. Lama Diklat Pelatihan dilaksanakan selama 15 hari setara dengan 100 jam pelajaran (jpl) @ 45 menit yang terdiri dari 40 jpl teori dan 60 jpl praktek. 11. Peralatan dan Bahan Diklat a. Untuk kebutuhan peserta : Kartu tanda pengenal, Alat tulis (ballpoint, pensil, penggaris, dan buku tulis), Satu paket handout materi tentang pengenalan jenis tumbuhan obat. b. Untuk Ruang Kelas : OHP lengkap, Infocus, Komputer, White Board, Spidol, Kertas Plano, Kertas HVS A4. c. Untuk praktek lapangan : Bahan dan alat-alat lapangan, Contoh-contoh tumbuhan obat, Alat kerja lapangan. 12. Daftar Mata Diklat NO.
MATA DIKLAT
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TEORI Bina Suasana Pelatihan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Kebijakan Kementerian Kehutanan tentang tumbuhan obat. Pertelaan dan Penyebaran Jenis Tumbuhan Obat Manfaat dan Penggunaan Tumbuhan Obat Simplisia Tumbuhan Obat Pengelolaan Pascapanen Tumbuhan Obat
40 2 2 2 8 8 10 8
II. 1. 2. 3. 4.
PRAKTEK Pertelaan Jenis Tumbuhan Obat Penggunaan Tumbuhan Obat Simplisia Tumbuhan Obat Pengelolaan Pasca Panen Tumbuhan Obat
60 10 10 20
JUMLAH
2
JPL
20 100
3