KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
[Pick the date]
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
2011
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
201182
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Berdasarkan visi dan misi Kota Mataram sebagai kota pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, serta industri dan pariwisata dengan bercermin pada isu-isu strategis dan struktur ruang wilayah Kota Mataram yang berkaitan dengan fungsi dan perannya, baik secara internal maupun ekternal, dapat dikemukakan bahwa pengembangan sektor sanitasi belum maksimal dilaksanakan dan belum sesuai dengan isu dan pesan kunci pembangunan terkait sanitasi. Kota Mataram yang akan dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sesuai amanat dalam RTRWN serta sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro dalam RTRW Provinsi NTB, maka harus mempunyai suatu identitas sebagai kota metro. Hal penting sebagai prasayarat idealnya suatu Kota Metro dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional serta Kawasan Strategis Provinsi yang akan menerima kunjungan dari wisatawan luar, maka harus dapat menunjukkan suatu kondisi keamanan yang kondusif, keramahan, yang utama dan penting adalah menciptakan suasana lingkungan sanitasi yang sehat, bersih dan tertata dengan baik, sehingga setiap yang berkunjung merasa nyaman dan damai. Untuk menciptakan suasana dan pencapaian sasaran dimaksud maka perlu adanya suatu strategi yang menjadi platform didalam menata, mengelola dan menangani bidang layanan sanitasi yang dapat berkelanjutan terhadap upaya layanan sanitasi yang belum maksimal tersebut. Kehadiran dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kota Mataram sejak tahun 2010, selayaknya patut dijadikan cermin untuk melihat kondisi dari Sanitasi Kota yang memotret secara faktual dan nyata dalam dokumen Buku Putih Sanitasi. Sehingga sangat tidak berlebihan dan tidak pula terlambat apabila hasil kerja pengelolaan dan penanganan sanitasi oleh SKPD terkait yang selama ini dianggap belum maksimal, sepanjang dalam masih dalam tujuan pencapaian Visi dan Misi Kota maka pembangunan sanitasi harus mendapat perhatian dan porsi yang besar untuk jangka waktu lima tahun mendatang, baik dari kebijakan maupun anggaran sehingga startegi keberlanjutan ini dapat berjalan sesuai harapan. STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
83
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Tujuan dan sasaran layanan bidang sanitasi dapat tercapai apabila melalui suatu proses atau tahapan yang disusun secara strategis dalam janga waktu tertentu. Penanganan masalah sanitasi tidak serta merta selesai dalam waktu yang singkat, sebagaimana membuat suatu bangunan fisik. Mengingat pembangunan bidang sanitasi meruapakan upaya perubahan perilaku masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat. Menyadari hal tersebut, maka dari analisis dokumen, data dan kebutuhan layanan sanitasi di Kota Mataram, maka dibawah ini dicoba untuk memaparkan tentang tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat tercapai pada masing-masing sub-sektor sanitasi, sebagai bahan masukan yang bersifat umum. Tujuan dan sasaran dimaksud adalah sebai berikut : 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Program ini ditujukan untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat dan bersih dalam rangka upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas derajat kesehatan masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah : (1). Tersedianya sarana dan prasarana pendukung penyehatan lingkungan permukiman melalui pembuatan MCK dan sanitasi, saluran limbah rumah tangga, instalasi pengelolaan lumpur tinja dan alat-alat kebersihan dengan sasaran utama kawasan permukiman kumuh. (2). Terwujudnya pembuatan dan perbaikan/normalisasi saluran drainase yang menunjang kesehatan dan kebersihan lingkungan permukiman. (3). Menurunnya angka kerawanan terhadap kesehatan lingkungan dan bahaya penyakit diupayakan hingga mencapai di bawah 20%. 4.1.2. Sub Sektor Persampahan Program Peningkatan Kebersihan
Pelayanan
dan
Pengendalian
Program ini ditujukan dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan dan pengendalian kebersihan lingkungan perkotaan agar dapat diwujudkan kondisi lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, indah, bersih dan sehat, serta untuk mendukung pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
84
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Sasaran yang ingin dicapai dari program adalah : (1).Tercapainya peningkatan pelayanan kebersihan kota yang di tandai dengan meningkatnya volume pengangkutan sampah dari 70% hingga mencapai 85% perhari dan wilayah pelayanan dari 23 kelurahan hingga mencapai 50 kelurahan. (2).Terwujudnya rekonstruksi TPA sampah untuk menambah umur teknis konstruksi TPA dari 2 tahun hingga mencapai 5 tahun. (3). Terwujudnya relokasi TPA sampah hingga mancapai akhir umur teknis TPA sebagai alternatif lokasi TPA sampah sekitar seluas 20 Ha. (4).Meningkatnya sistem pengelolaan kebersihan di tingkat lingkungan. (5).Terwujudnya pengelolaan daur ulang sampah (3R). Adapun kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah (1). Peningkatan pelayanan pengelolaan limbah, dan operasional pengangkutan sampah; Pemeliharaan dan pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah; dan pemeliharaan peralatan kebersihan; (2). Penyediaan dan pemeliharaan perlengkapan sarana kebersihan; (3). Pembinaan, pengawasan dan operasional pemanfaatan/pemusnahan limbah; (4). Rekonstruksi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA); dan (5). Relokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Program Pemberdayaan Kebersihan
Masyarakat
Dalam
Pengelolaan
Program ini ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan lingkungan agar dapat diwujudkan pengelolaan kebersihan yang lebih efektif, efisien dan terpadu, serta meningkatnya fungsi kontrol oleh masyarakat terhadap pengelolaan kebersihan lingkungan. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah: (1). Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan lingkungan termasuk fungsi kontrol dalam pengendalian kebersihan. (2). Meningkatnya jumlah dan peran institusi kemasyarakatan pengelola kebersihan di tingkat lingkungan diupayakan hingga mencapai 55%. (3). Meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai teknologi pemilahan sampah yang lebih efisien dan efektif, dalam proses pelaksanaan daur ulang sampah yang bernilai ekonomis yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat hingga mencapai di atas 60%. Adapun kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah (1). Bimbingan dan penyuluhan/sosialisasi kebersihan lingkungan. (2). Pembinaan dan pelatihan teknologi pemilhan sampah. (3). Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
85
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
pengelolaan kebersihan. (4). Pembinaan dan pengawasan institusi kemasyarakatan pengelolaan kebersihan lingkungan. Program Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan Program ini bertujuan untuk mewujudkan sistem pengelolaan persampahan yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan semangat UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan persampahan. Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah (1). Bimbingan Teknis (BIMTEK) daur ulang limbah padat. (2). Pengembangan pemisahan sampah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dan pemanfaatannya. (3). Pengadaan rumah kompos (IWARMAS). (4). Pengadaan kendaraan pengangkut sampah roda tiga. (5). Pengadaan mesin daur ulang sampah plastik. (6). Pengadaan alat pewadah sampah organik dan anorganik. (7). Pengadaan tas belanja ramah lingkungan. 4.1.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air dan Irigasi Program bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air lebih efisien, efektif dan terpadu agar dapat diwujudkan keseim-bangan antara ketersediaan air secara kualitas maupun kuantitas serta menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya air. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah: (1).Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif, efisien dan terpadu serta berkelanjutan oleh seluruh komponen yang terkait. (2). Meningkatnya kemampuan pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga, permukiman, pertanian, dan industri dengan prioritas utama untuk kebutuhan pokok masyarakat dan pertanian rakyat (3). Terkendalinya potensi konflik air (4). Tercapainya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air (5). Tersedianya data-data dan informasi yang aktual dan akurat mengenai prasarana dan sarana pengairan dan permukiman di Daerah Aliran Sungai. Adapun kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah (1). Pembinaan dan penyuluhan/sosialisasi peraturan pengelolaan sumber daya air; (2). Pendataan prasarana dan sarana pengairan dan permukiman di Daerah Aliran Sungai.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
86
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Program Pengelolaan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air, Irigasi dan Pengendalian Banjir Program ini ditujukan untuk meningkatkan keberlanjutan fungsi dan pemanfaatan sumber daya air dan irigasi, mewujudkan keterpaduan pengelolaannya, serta menjamin kemampuan keterbaharuan dan keberlanjutannya sehingga dapat dicapai pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan, serta untuk mengurangi tingkat resiko akibat banjir dan periode genangan banjir. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah: (1)Tercapainya pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air yang meliputi 4 sungai sepanjang 25.230 meter dan irigasi sepanjang 58.146 meter dalam rangka meningkatkan keberlanjutan fungsi dan pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan (2). Terkendalinya resiko akibat banjir dan periode genangan banjir mencapai dibawah 1 jam serta frekwensi genangan jarang hanya terjadi pada hujan lebat. (3). Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana sumber daya air dan irigasi dalam menunjang perbaikan dan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian. Adapun kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah: (1). Perencanaan Teknis pengairan dan drainase kota; (2). Pembangunan, normalisasi dan pemeliharaan sungai; (3). Operasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengairan dan drainase kota; (4). Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pengairan dan drainase kota. 4.1.4. Sektor Air Bersih/Minum Program ini ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kebutuhan air bersih baik untuk kebutuhan domestik, perkotaan, industri dan rumah tangga serta guna mendukung kegiatan perekonomian daerah. Sasaran yang ingin dicapai dari program adalah meningkatnya pemenuhan dan pemerataan distribusi pelayanan air bersih di wilayah perkotaan hingga mencapai ± 70% melalui pengembangan dan pemasangan pipa transmisi jaringan air bersih dan pelestarian sumber air baku dan baku matu air. Adapun kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah (1). berupa pengadaan dan pemasangan pipa transmisi jaringan air bersih; dan (2). perlindungan sumber air baku dan baku mutu air.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
87
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.1.5. Aspek PHBS Program Penyuluhan Kesehatan dan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta Toga, Toma, Resma, Kaling, LPM dan UKBM dalam meningkatkan pengetahuannya tentang arti pentingnya hidup sehat dalam bermasyarakat. Sasaran dari program ini adalah meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat akan pentingnya kesehatan dengan sasaran utama masyarakat, Posyandu dan Puskesmas yang berada di 3 Kecamatan di Kota Mataram. Adapun kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah (1). Bintek Penyuluhan dan Peran Serta Masyarakat di Bidang Kesehatan, (2). Lomba Balita Sejahtera Indonesia (LBSI) Tingkat Puskesmas dan Lomba Posyandu Tingkat Kota Mataram (3) Penyebarluasan informasi kesehatan/penyuluhan. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan Program ini ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana kesehatan dalam rangka untuk menciptakan suasana lingkungan perkotaan yang sehat, bersih dan nyaman. Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah terwujudnya peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan di seluruh wilayah Kota guna mendukung bagi penciptaan suasana perkotaan yang sehat dan nyaman. Adapun kegaitan pokok yang akan dilaksanakan adalah (1). Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesman Perawatan. (2). Rehab Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pondok Persalinan Desa (Polindes). Program Penyehatan Lingkungan Masyarakat Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan terutama lingkungan kumuh padat perumahan di Kota Mataram. Sasaran yang ingin dicapai adalah (1) Pemukiman dan perumahan memenuhi syarat 75% (2) Resiko pencemaran SGL 50%, aman dari resiko pencemaran PDAM 95% dan penggunaan air bersih sebesar 83% (3) Industri rumah tangga pangan memenuhi syarat sebanyak 100% dari yang terdaftar.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
88
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Adapun kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah (1) Penyehatan lingkungan pemukiman (2) Penyehatan makanan dan minuman (3) Penyehatan tempa-tempat umum (4) Penyusunan PERDA tentang kesehatan lingkungan. Program Pemberantasan Penyakit dan Penanggulangan KLB Program ini ditujukan untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular di masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai adalah (1) Penatalaksanaan penderita DBD 80% benar (2) Pengobatan 100% penderita malaria (3) pengobatan 100% penderita diare dan P2ISPA (4) Perkiraan angka kesembuhan P2TBC sebesar 85% (5) Tercapainya era dikasi kusta dengan prevalensi < 1 per 10.000 penduduk (6) 85% keluhan mencapai UCI (7) 95% anak sekolah mendapat imunisasi saat BIAS (8) 100% kelurahan mengalami KLB ditangani < 24 jam. Adapun kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah : (1) Pemberantasan penyakit DBD (2) Pemberantasan penyakit malaria (3) Pemberantasan penyakt diare (4) Pemberantasan penyakit ISPA (5) Pemberantasan penyakit TBC (6) Pemberantasan penyakit kelamin (7) Pemberantasan penyakit kecacingan (8) Pelaksanaan imunisasi bayi, anak sekolah SD/MI dan WUS (9) Pengembangan survey epidemiologi.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
89
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.2. Isu Strategis Aspek Teknis dan PHBS Selanjutnya untuk menjadi bahan masukan dalam penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) kemudian anggota POKJA AMPL dari masing-masing SKPD memberi masukan dengan melakukan inventarisasi isu-isu strategis pada masing-masing sub-sektor dari sektor Air Limbah, Persampahan, Drainase Lingkungan serta PHBS. Dari inventarisasi tersebut diperoleh hasil tentang sejumlah isu strategis sektor sanitasi berdasarkan data survei dan pengamatan di lapangan. Dari data dimaksud akan diklasifikasikan sebagai daftar isu tentang aspek Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Berdasarkan daftar itu anggota Pokja melakukan diskusi dan pembahasan untuk memberikan bobot dari tiap-tiap temuan dengan maksud untuk dapat dicermati dengan analisis SWOT, adapun daftar isu dimaksud sebagai berikut : 1. KEKUATAN (S) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Adanya Renstra SKPD sebagai bahan masukan Sudah ada TPA 8,6 Ha dan rencananya akan diperluas menjadi 20 Ha Adanya reward diberikan untuk lomba kebersihan Tingkat Lingkungan Adanya Lingkungan sebagai pilot project 3R Cakupan pelayanan sampah 72 % Adanya dokumen Kebijakan dan strategi Genangan Adanya IPLT Ireng daya dan Kb. Kongo Adanya aturan Restribusi terhadap limbah Adanya Perda No. 4 th. 2004 tentang UKL/UPL Kampanye PHBS disekolah setiap tahun Dilaksanakan STBM th 2011 Sudah terlaksana Promkes lewat radio, koran dan penyuluhan Adanya pilot project pasar sehat Adanya Kegiatan pembrantasan sarang nyamuk
2. KELEMAHAN (W) 1. 2. 3. 4.
Kurangnya daya dukung anggaran dalam pengelolaan sampah Kurangnya sarana/prasarana pengelolaan sampah Belum ada regulasi pengelolaan ditingkat basis Belum ada sanksi membuang sampah sembarangan
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
90
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Perda tentang kebersihan belum terlaksana secara optimal Belum ada SPP/SOP management standar pelayanan sampah Belum ada pemetaan wilayah penanganan sampah Belum adanya lomba sanitasi secara konperehensif lintas SKPD Rendahnya SDM SKPD teknis persampahan rendah Konversi lahan pertanian(wet land) sangat Belum penanganan mai drain dari hulu sampai hilir Masih ada ruas jalan Provinsi dan Kota tidak ada saluran drainase Tidak ada regulasi bagi Pengembang membangun IPAL Lemahnya regulasi penanganan limbah Industri dan Rumah tangga Ada 35 Jenis Usaha/kegiatan yang belummemiliki dokumen lingkungan Pemkot hanya berwenang Pengendalian dan pengawasan Limbah B3 Belum ada Perda tentang; pengelolaan air tanah, limbah padat medi/non medis dan limbah cair rumah sakit Belum ada IPAL untuk limbah Londry Pengolahan limbah medis rumah sakit belum optimal Pengusaha penyedot tinja hanyamemindahkan masalah, karena membuang di kali Tidak adanya transfer depo limbah rumah tangga Sarana belajar lebih banyak dari Jumlah kelas, sementara saran PHBS masih kurang mencukupi Perbandingan sarana PHBS seperti jamban, belum mengacu pada perbandingan jmlah siswa laki2 dan perempuan Kondisi sarana CTPS tidak ada saluran drainase
3. PELUANG ( O ) 1. 2. 3. 4. 5.
Adanya klp. Usaha Masyarakat bidang pengelolaan sampah Adanya pengembangan 3R menjadi 4R (+Replanting) Adanya alternatif penanganan sampah pada sumbernya Pendidikan kebersihan masuk didalam RPJM Adanya percontohan penerapan 3R di SD 1 Ampenan
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
91
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kesadaran masyarakat dalam membayar restribusi sampah tinggi Kota mataram di aliri 4 sungai besar untuk limpasan air hujan Limbah dibeberapa rumah sakit sudah menggunakan kontainer Adanya jaringan komunikasi radio pasar sehat di pasar Pagesangan Ada Dokter kecil (SD) dan Kader kesehatan remaja (SMP) Program UKS telah dilaksanakan Sekolah sudah menggunakan PDAM Adanya Kader sanitarian di setiap Kecamatan Posyandu dapat berjalan secara aktif
4. ANCAMAN (T ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Tingkat partisipasi masyarakat untuk pelaksanaan program 3R masih rendah Kepadatan penduduk tidak merata Luas wilayah yang sempit Dalam bulan tertentu curah hujan >100 mm Topografi merupakan dataran rendah serta bentang cekung (tandon) Secara geologi golongan tanah kedap air sehingga air tidak terserap Adanya penyempitan dan pendangkalan sungai Padan saat pasang terjadi hujan maka air limpasan terbendung pasang Pemahaman masyarakat terhadap pengolahan limbah masih minim Terbatasnya lahan untuk toilet disekolah Ditoilet sekolah tidak tersedia sabun Masih terjadi BABs di wilayah padat/kumuh Menurut Laporan Puskesmas 2 bulan terakhir air PDAM wilayah Tertentu tercemar
Secara kasat mata dari hasil pemilahan data tersebut diatas, ditinjau dari sudut internal antara aspek kekuatan dan kelemahan nampak jelas lebih banyak kelemahannya. Sedangkan secara eksternal antara aspek peluang dan ancaman masih dapat dikatakan tidak mencolok perbedaannya. Apakah ini menunjukan masih adanya kelemahan pada faktor internal pelaksana baik dari sisi kebijakan, program, anggaran, koordinasi dan sebagainya, maka hal inilah yang menjadi perhatian bersama.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
92
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Data-data tersebut diatas akan dijadikan sebagai dasar untuk mencari titik sumbu dari setiap kondisi strategi sanitasi, diharapkan mampu menunjukkan suatu korelasi antara faktor internal dan eksternal. Dengan demikian akan memudahkan untuk menetapkan skala prioritas program serta memberi arah tahapan dalam penyusunan suatu kegiatan. Adapun hasil perhitungan dari pembobotan, diperoleh formulasi perhitungan yang dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.1. Analisis SWOT terhadap bobot dan nilai strategi Formulasi bobot dan nilai strategi SUB.SECTOR Sampah Drainase Limbah PHBS KEKUATAN (S) 16 3,8 8,4 18 KELEMAHAN (W) 24 9,4 35 9,4 Selisih -8 -5,6 -26,6 8,6 PELUANG (O) 18,2 3,8 2,4 19,6 ANCAMAN (T) 9,4 16,6 3,6 12,8 selisih 8,8 -12,8 -1,2 6,8 Sumber : Data analisis SWOT Pokja
4.2.1.
Apa yang dimaksud dengan Metode Analisis SWOT
Untuk memperoleh suatu hasil analisis yang sesuai dengan tujuan dilakukannya analisis maka pilihan metode tertentu haruslah tepat. Dalam menetapkan strategi ini maka dalam hal ini yang diterapkan adalah metode analisis SWOT dengan pendekatan Kuntitatif, sebagai gambaran penjelasannya dibawah ini. Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu: A. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktorfaktor internal dan eksternal. STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
93
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
B. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Data SWOT kualitatif dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 4, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 4 berarti skor yang paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor). 2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y; 3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
94
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. Dengan penjelassan diatas maka sangat penting untuk dapat dipahami tentang pilihan untuk menetapkan strategi keberlanjutan layanan sanitasi sehingga dapat memberikan gambaran secara nyata dan alasan yang logis, mengapa suatu strategi ditetapkan. Pilihan pendekatan kuantitatif dalam analisis SWOT ini merupakan hasil pembobotan dari jabaran isu-isu yang berkembang terkait sektor sanitasi. Hasil selisih dari masingmasing pembobotan itu sendiri menunjukan posisi titik sumbu yang menentukan pada kuadran mana suatu hasil pembobotan itu berada, sehingga dengan mudah menentukan strategi yang tepat.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
95
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.2.2. Hasil penerapan Analisis SWOT dengan pendekatan kuantitaif 1. Sub-sektor Persampahan Dari tiga tahapan perhitungan dibawah ini ditampilkan hasil yang diperoleh secara kuantitatif, penjabarannya tidak dilihat dari urutan kuadran melainkan dari bahasan sub sektor sesuai dengan tabel yang ada, hasil pendekatan dimaksud sebagai berikut : Strategi Sampah O (-8,9)
strategi sampah
S W W
T
Strategi Kuadran III
Jika dicermati terlihat bahwa strategi sub-sektor sampah dilihat dari aspek kekuatan dan peluang memiliki bobot yang Tinggi, dibanding dengan dua sub-sektor lainnya yaitu Drainase dan Limbah. Sekalipun secara internal antara kekuatan dan kelemahan menunjukan selisih negatif (-), artinya lebih banyak kelemahan dibanding dengan kekuatan, akan tetapi secara eksternal antara peluang dan ancaman menunjukan bobot positif (+) yang signifikan. Dengan demikian sub-sektor sampah menunjukan hasil nilai (-8;9) (negatif,positif), maka berada pada posisi kuadran III. Pada posisi di kuadran III ini menandakan bahwa secara umum sisi kelembagaan atau SKPD terkait yakni Dinas Kebersihan berada dalam posisi yang lemah namun sangat besar peluangnya untuk dapat dimanfaatkan sebagai suatu strategi. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya secara internal kelembagaan disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Dengan melakukan upaya memperbaiki STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
96
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
kinerja kelembagaan diharapkan terjadi suatu koordinasi antar bidang dan dapat berjalannya mekanisme kerja yang lebih baik. Utamanya untuk sub-sektor persampahan adalah berupaya meningkatkan kapasitas atau kemampuan sumber daya manusianya melalui pendidikan, pelatihan, kursus dan sebagainya, yang mengarah pada peningkatan keterampilan dan wawasan di sub-sektor persampahan. 2. Sub-sektor Limbah Sedangkan untuk sub-sektor limbah, berdasarkan hasil pembobotan dan perhitungan menempati posisi kuadran IV, dengan hasil (-27;-1) (negatif,negatif). Ditunjukan dari poin akhir secara internal antara faktor kekuatan dan kelemahan, sangat tinggi kelemahannya (W;-27) nilainya negatif dengan bobot yang sangat besar, demikian pula antara faktor peluang dan ancaman, lebih besar ancamannya walaupun dalam posisi nilai (-1) nilainya negatif kecil. Strategi Limbah strategi limbah
S
O W
(-27,-1)
T
Kuadran IV
Posisi ini menandakan bahwa secara kelembagaan masih sangat lemah untuk dapat menghadapi tantangan yang besar. Secara internal kelembagaan belum berfungsi secara maksimal, tidak fokus terhadap tugas pokok yang menjadi urusan wajib bahkan urusan tambahan pada sub-sektor lain dianggap sebagai urusan wajib. Kekeliruan dalam menafsirkan kebijakan merupakan pemicu kelemahan yang didasarkan pada tingkat kemampuan sumberdaya yang kurang memahami tupoksi. STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
97
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis yang relatif tinggi (W;-27). Namun ancaman tidak besar sehingga secara bertahap dalam jangka pendek optimis dapat segera mengalami perubahan. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Mengendalikan ancaman dengan memperkecil kelemahan dan strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi manajemen internal kelembagaan. 3. Sub-Sektor Drainase Analisis untuk Sub-sektor drainase diperoleh hasil perhitungan nilainya menempati posisi pada kuadran IV, sama seperti halnya sub-sektor limbah, namun nilai yang ditunjukan agak ekstrim, yakni antara faktor kelemahan dan ancaman nilainya (-6;-13) (negatif,negatif). Artinya secara internal maupun eksternal memperoleh nilai raport merah yang besar. Pilihannya adalah berusaha memperbaiki kelemahan (W;-6) secara internal kelembagaan namun harus waspada terhadap ancaman (T;-13) eksternal yang harus juga mendapat perhatian besar untuk segera ditangani sebagai bagian dari urusan wajib SKPD bersangkutan. Strategi Drainase strategi Drainase
O
S W
“Ancaman” T
(-6,-13)
Kuadran IV
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
98
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal kelembagaan berada pada pilihan dilematis sesungguhnya karena kelemahan relatif rendah (W;-6), dengan ancaman tinggi (T;-13). Kondisi ini mencerminkan bahwa strategi yang dijalankan selama ini masih belum mencapai sasaran karena tidak menyadari adanya kelemahan secara internal. 4. Sektor PHBS Dari ketiga sub-sektor sebelumnya adalah PHBS yang menunjukan prestasi signifikan, karena dari analisis diperoleh hasil perhitungan nilai (9;7) (positf;positif), sehingga menempatkan PHBS pada Kuadran I antara faktor internal dan eksternal memilki kekuatan (S;9) yang tinggi dan peluang (O;7) yang cukup besar. Posisi ini menandakan sebuah kelembagaan yang kuat dan memiliki peluang besar memperoleh hasil optimal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Dengan Strategi S-O maka program kegiatan yang akan dijalankan berpeluang besar dapat berjalan dengan baik karena daya dukung internal. Strategi PHBS O strategi PHBS
(9,7)
S W
T
KUADRAN I
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
99
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.3. Strategi Aspek Non-Teknis Sektor Sanitasi Gambaran strategi aspek teknis sektor Sanitasi diatas hanyalah akan menjadi persepsi belaka dalam SSK ini apabila tidak didukung dengan adanya Strategi aspek Non-Teknis, yang akan menentukan dapat tidaknya rumusan strategi tersebut berjalan sesuai dengan harapan untuk keberlanjutan layanan sanitasi di Kota Mataram. Beberapa aspek non-teknis terkait dimaksud adalah Kebijakan Daerah dan Kelembagaan, Keuangan, Komunikasi, Keterlibatan Pelaku Bisnis serta Program Pemberdayaan masyarakat, Aspek Jender, dan Kemiskinan. 4.3.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa bidang sanitasi merupakan bidang yang mendapat prioritas ketiga dalam upaya pencapaian visi misi pembangunan Kota Mataram, disamping itu juga dari dokumen kebijakan pada bidang sanitasi bersinergi dengan RTRW maupun RPJMD Kota Mataram. Demikian pula dengan rencana strategis pada masing-masing SKPD terkait bidang sanitasi yang berkorelasi dengan kebijakan diatasnya. Dan secara kelembagaan yang menangani bidang sanitasi telah diatur dalam perda pembentukan organisasi pemerintah daerah atau satuan kerja pemerintah daerah. Strategi yang menjadi perhatian adalah tentang pembagian urusan wajib dan urusan tambahan bagi masing-masing SKPD secara proporsional utamanya adalah terkait dengan program dan alokasi anggaran. Pilihan strategi yang tepat sangatlah penting, jika melihat pembahasan yang ada maka aspek non teknis terkait kebijakan ini, walapun belum dilakukan anailis SWOT, dapat diasumsikan berada dalam Sel A: Comparative Advantages dari analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yakni pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi pemerintah daerah untuk bisa berkembang lebih cepat. Artinya terdapat peluang yang memberikan keuntungan apabila bidang sanitasi diperlakukan sebagai program yang berdampak positif untuk meningkatkan pendapatan daerah. Tahapan strategisnya adalah dengan adanya standar pelayan minimum (SPM) dan standar operasional prosedur (SOP) untuk masing-masing sub-sektor sebagai indikator kinerja dari SKPD dalam penanganan sanitasi. Keduanya dilihat dari urgnesinya merupakan produk kebijakan yang sangat strategis. STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
100
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.3.2. Keuangan Aspek non-teknis yang tidak kalah pentingnya adalah aspek keuangan atau alokasi anggaran yang tepat sasaran sesuai dengan program kegiatan, bidang kerja atau urusan wajib dari masingmasing SKPD. Secara teoritis apabila menerapkan pendekatan kaulitatif dalam analisis SWOT, adalah bidang keuangan ini bisa berada dalam Sel C: Divestment/Investment, Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan pemerintah daerah dalam penganggaran dan peluang eksternal yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun karena kesalahan pilihan dalam startegi maka tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan (anggaran) yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang sering diambil dan keliru adalah melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan oleh kelembagaan yang bukan memiliki urusan wajibnya atau memaksakan menggarap peluang itu dengan alokasi anggaran (investasi) daerah, namun pelaksanaannya tidak berdasarkan pada Tupoksi yang ada. Dengan gambaran strategi masing-masing sub-sektor diatas, sangat dimungkinkan untuk lebih cermat dan tepat sasaran untuk mengalokasilan anggaran dalam sektor sanitasi, investasi di bidang sanitasi memiliki korelasi dalam pertumbuhan ekonomi. 4.3.3. Komunikasi Aspek komunikasi yang telah dilaksanakan selama ini cukup memadai dengan saluran-saluran yang ada dan cara-cara tertentu baik komunikasi verbal maupun non-verbal. Sekalipun pilihan saluran komunikasi yang dijalankan masih bersifat umum dari tahun ke tahun, semisal dalam program promosi kesehatan yang banyak digunakan adalah model sosialisasi, kampanye, lomba maupun media massa. Belum ada suatu strategi komunikasi tertentu untuk dikembangkan sebagai suatu media komunikasi dalam layanan sanitasi yang bersifat efektif untuk membangun partisipatif masyarakat secara swadaya. Paradigmanya adalah program bisa berjalan sesuai rencana, tanpa target secara kualitatif apalagi kuantitatif. Dengan melihat kondisi ini maka aspek komunikasi berada dalam Sel B: Mobilization, Sel ini merupakan interaksi internal dan eksternal. Harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan saluran media internal untuk kemudian merubah stigma menjadi sebuah peluang. STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
101
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
4.3.4. Keterlibatan pelaku Bisnis Strategi yang cocok untuk melibatkan pelaku bisnis dalam sektor sanitasi adalah pendekatan Comparative Advantages; pertemuan keduanya merupakan pertemuan antara kekuatan dan peluang dengan tujuan yang berbeda namun memiliki kepentingan yang sama, akan tetapi antara keduanya saling memberikan kemungkinan bisa berkembang lebih cepat. Disatu sisi pemerintah ingin mewujudkan visi misi pembangunan, salah satunya adalah bidang layanan sanitasi sedangkan pelaku bisnis berharap bahwa kegiatan usahanya dapat mengalami pertumbuhan. Kejelian untuk menetapkan suatu tema kerjasama diantara kedua ini sangatlah penting, dan pemerintah daerah harus lebih agresif menyambut peluang tersebut. 4.3.5. Pemberdayaan masyarakat, Jender dan Kemiskinan Sejatinya menempatkan masalah pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan sebagai aspek non-teknis bukanlah hal yang tepat dalam pembangunan bidang sanitasi. Karena dalam paradigma pembangunan transformatif, pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan bukanlah sebagai isu sentral yang dijadikan komoditi program, bukan sebagai objek dari adanya kepentingan yang bersifat politis. Disini harus nampak peran pemerintah daerah sebagai fasilitator, yang mengemban amanat mensejahterakan masyarakat dengan berbagai kebijakan program pembangunan dalam kerangka mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Mataram: Maju, Relijius dan Berbudaya.
Untuk melengkapi analisis strategi aspek teknis masingmasing sub-sektor sanitasi, dibawah ini disajikan hasil pembobotan dan perhitungan dengan pendekatan kuantitatif analisis SWOT.
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
102
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
ttl.bobot
2 arbr .bbb
d
e
Kampanye PHBS disekolah setiap tahun Dilaksanakan STBM th 2011 Sudah terlaksana Promkes lewat radio, koran dan penyuluhan
3 3
4 4
4 4
4 4
4 4
19 19
4 4
3
4
4
4
4
19
4
Adanya pilot project pasar sehat
3
4
4
4
4
19
4
Adanya Kegiatan pembrantasan sarang nyamuk Total rata-rata bobot KEKUATAN sub.sector
2
3
4
4
3
16
3 18
b
c
d
e
Adanya Renstra SKPD sbagai bahan masukan Sudah ada TPA 8,6 Ha dan akan diperluas menjadi 20 Ha Adanya reward diberikan untuk lomba kebersihan Tk.Lingkungan
4 4
2 4
3 3
4 4
4 4
17 19
3 4
3
2
3
4
3
15
3
Adanya Lingkungan pilot project 3 R Cakupan pelayanan sampah 72 % Adanya dokumen Kebijakan dan strategi Genangan
2 2
2 2
3 3
4 4
3 3
14 14
3 3
Drainase
b
c
d
e
Adanya IPLT Ireng daya dan Kb. Kongo Adanya aturan Restribusi terhadap limbah
3 3
3 3
3 3
3 3
2 2
14 14
3 3
Adanya Perda No. 4 th. 2004tentang UKL/UPL
3
3
3
3
2
14
3
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
b
c
d
e
3
4
4
4
4
Limbah a
16
a
2 r arb.bbb
c
a
ttl.bobot
b
Sampah
ISSUE STRATEGIS
2 arbr .bbb
ttl.bobot
a
KEKUATAN
2 arbr .bbb
ttl.bobot
ANALISA BOBOT ISUE STRATEGIS BAHAN SSK
19
PHBS
4
4
8
103
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
KELEMAHAN ISSUE STRATEGIS Kurangnya daya dukung anggaran dalam pengelolaan sampah
Sampah
Drainase
2
3
2
3
3
13
3
Kurangnya sarana/prasarana pengelolaan sampah
4
4
2
4
4
18
4
Belum ada regulasi pengelolaan ditingkat basis
2
2
2
3
4
13
3
Belum ada sanksi membuang sampah sembarangan Perda tentang kebersihan belum terlaksana secara optimal Belum ada SPP/SOP management standar pelayanan sampah
4
4
2
2
3
15
3
3
3
2
3
3
14
3
3
3
2
2
3
13
3
Belum ada pemetaan wilayah penanganan sampah Belum adanya lomba sanitasi secara konperehensif lintas SKPD
2
2
2
2
3
11
2
2
3
2
2
3
12
2
Rendahnya SDM SKPD teknis persampahan rendah
3
3
2
2
3
13
3
Limbah
Konversi lahan pertanian(wet land) sangat
3
4
3
2
4
16
3
Belum penanganan mai drain dari hulu sampai hilir Masih ada ruas jalan Provinsi dan Kota tidak ada saluran drainase
3
4
3
3
4
17
3
2
3
3
3
3
14
3
Tidak ada regulasi bagi Pengembang membangun IPAL Lemahnya regulasi penanganan limbah Industri dan Rumah tangga Ada 35 Jenis Usaha/kegiatan yang belummemiliki dokumen lingkungan Pemkot hanya berwenang Pengendalian dan pengawasan Limbah B3 Belum ada Perda tentang; pengelolaan air tanah, limbah padat medi/non medis dan limbah cair rumah sakit
PHBS
3
4
4
4
4
19
4
2
4
4
3
3
16
3
3
3
4
3
3
16
3
4
3
4
3
3
17
3
3
4
4
3
4
18
4
3
4
4
3
4
18
4
Belum ada IPAL untuk limbah Londry
3
4
4
3
4
18
4
Pengolahan limbah medis rumah sakit belum optimal Pengusaha penyedot tinja hanyamemindahkan masalah, karena membuang di kali
3
4
4
4
3
18
4
3
3
4
4
3
17
3
Tidak adanya transfer depo limbah rumah tangga
3
3
4
4
4
18
4
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
104
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
Sarana belajar lebih banyak dari Jumlah kelas, sementara saran PHBS masih kurang mencukupi Perbandingan sarana PHBS seperti jamban, belum mengacu pada perbandingan jmlah siswa laki2 dan perempuan Kondisi sarana CTPS tidak ada saluran drainase
2
4
3
2
4
15
3
4
3
3
4
4
18
4
2
3
3
2
4
14
3
Total rata-rata bobot KELEMAHAN sub.sector
24
9
35
9
Selisih KEKUATAN dan KELEMAHAN
-9
-6
##
9
PELUANG ( O )
Sampah
Drainase
Adanya klp. Usaha Masyarakat bidang pengelolaan sampah
3
2
3
4
3
15
3
Adanya pengembangan 3 R menjadi 4 R(+Replanting)
3
2
3
3
2
13
3
Adanya alternatif penanganan sampah pada sumbernya
4
4
3
4
3
18
4
Pendidikan kebersihan masuk didalam RPJM Adanya percontohan penerapan 3R di SD 1 Ampenan(Gugus) Kesadaran masyarakat dalam membayar restribusi sampah tinggi Kota mataram di aliri 4 sungai besar untuk limpasan air hujan Limbah dibeberapa rumah sakit sudah menggunakan kontainer Adanya jaringan komunikasi radio pasar sehat di pasar Pagesangan
4
1
3
4
3
15
3
3
3
3
4
3
16
3
2
2
3
3
4
14
3 4
4
3
4
Limbah
4
19
PHBS
4 3
2
2
3
2
12
2 2
3
3
3
3
14
3
Ada Dokter kecil(SD) dan Kader kesehatan remaja(SMP)
2
2
3
4
3
14
3
Program UKS telah dilaksanakan
4
3
3
4
3
17
3
Sekolah sudah menggunakan PDAM
3
3
3
4
4
17
3
Adanya Kder sanitarian di setiap Kecamatan
3
4
3
4
4
18
4
3
4
3
4
4
18
Posyandu dapat berjalan secara aktif Total rata-rata bobot PELUANG sub.sector
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
18
4
2
4 20
105
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
ANCAMAN (T )
Sampah
Drainase
Tingkat partisipasi masyarakat untuk 3 R masih rendah
3
3
4
2
4
16
3
Kepadatan penduduk tidak merata
3
2
4
2
4
15
3
Luas wilayah yang sempit
4
3
4
1
4
16
3
Limbah
Dalam bulan tertentu curah hujan >100 mm Topografi merupakan dataran rendah serta bentang cekung(tandon) Secara geologi golongan tanah kedap air sehingga air tidak terserap
4
4
4
2
3
17
3
4
3
4
3
3
17
3
3
3
4
2
3
15
3
Adanya penyempitan dan pendangkalan sungai Padan saat pasang terjadi hujan maka air limpasan terbendung pasang Pemahaman masyarakat terhadap pengolahan limbah masih minim
4
3
4
3
3
17
3
4
3
4
3
3
17
3 4
3
3
4
PHBS
4
18
4
Terbatasnya lahan untuk toilet disekolah
3
4
4
2
3
16
3
Ditoilet sekolah tidak tersedia sabun
3
3
4
3
3
16
3
Masih terjadi BABs di wilayah padat/kumuh Menurut Laoran 2 bln terakhir Puskesmas air PDAM wil. Tertentu tercemar
4
3
4
3
3
17
3
4
2
4
2
3
15
3
Total rata-rata bobot ANCAMAN sub.sector
9
17
4
13
Selisih PELUANG dan ANCAMAN
9
##
-1
7
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
106
KELOMPOK KERJ A AMPL KOTA MAT ARAM
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI
97