BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
Bab IV ini merupakan inti dari Strategi Pengambangan Sanitasi Kota Tebing Tinggi tahun 2016-2020 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi dan kebijakan setiap sub-sektor sanitasi dan strategi aspek pendukung layanan sanitasi lainnya. Untuk mencapai tujuan setiap sub-sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat. Analisis SWOT yang terdiri dari analisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi. Dimana analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan analisis eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan/peluang (Opportunity) dan tantangan/ancaman (Threat). 4.1.
Air Limbah Domestik Berdasarkan pada hasil perhitungan SWOT, sektor air limbah Kota Tebing
Tinggi berada di Kuadran I (Satu) yaitu Internal Kuat dan Lingkungan Mendukung, dengan hasil bahwa nilai selisih antara Kekuatan dan Kelemahan pada faktor Internal menunjukkan nilai yang positif serta nilai selisih antara Peluang dan Ancaman pada faktor Eksternal juga menunjukkan nilai yang positif yaitu pada posisi (6,2), sehingga strategi yang akan dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sektor Air Limbah adalah Strategi Pertumbuhan Cepat (S-O).
Bab IV - 1
Strategi ini disebut juga dengan memperkuat atau meningkatkan Kekuatan (Strenghts) dan memanfaatkan Peluang secara optimal (Oppurtunities). Berdasakan analisa SWOT untuk menentukan Tujuan, Sasaran dan Strategi pengembangan Air Limbah Domestik Kota Tebing Tinggi berada di kuadran 1 Pertumbuhan Cepat. Hal ini di sebabkan karena hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor/lingkungan internal diperoleh total nilai kekuatan: 41, total nilai kelemahan: 35 sehingga posisinya adalah +6. Sedangkan hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor/lingkungan eksternal diperoleh total nilai peluang: 41, total nilai ancaman: 39 sehingga posisinya adalah +2. Posisi faktor internal dan eksternal subsektor air limbah domestik pada kuadran ini menunjukkan bahwa kekuatan dan peluang lebih dominan daripada kelemahan dan ancaman. Namun demikian beberapa permasalahan mendesak dan isu strategis untuk pembangunan air limbah domestik di Kota Tebing Tinggi berdasarkan kondisi eksisting saat ini adalah sebagaimana berikut;
Masih rendahnya pengetahuan warga Kota Tebing Tinggi terkait pengelolaan air limbah domestik dan PHBS;
Peraturan Daerah terkait retribusi air limbah domestik belum tersedia;
Masih minimnya alokasi belanja langsung APBD Kota Tebing Tinggi untuk pengelolaan air limbah domestik;
Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik belum memenuhi jumlah kebutuhan;
IPAL Kawasan Badak Bejuang dan IPAL Kawasan Mandailing belum berfungsi;
UPTD PAL Kota Tebing Tinggi sebagai pengelola air limbah domestik belum operasional dan belum memiliki kapasitas pengelolaan air limbah domestik; serta
IPLT sebagai sebagai pengolahan dan pembuangan akhir air limbah domestik belum ada. Posisi kondisi pengelolaan air limbah domestik dan strategi pembangunan subsektor air limbah Kota Tebing Tinggi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 berikut ini.
Bab IV - 2
Gambar 4.1. Analisa SWOT Sub-Sektor Air Limbah Domestik Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik Lingkungan Mendukung (O +)
Pertumbuhan Cepat
(6,2) Internal Lemah (W -)
Internal Kuat (S+)
Lingkungan Tidak Mendukung (T -)
Tabel 4.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pembangunan Sanitasi Subsektor Air Limbah Domestik Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Indikator Sasaran Sasaran (1) (2) (3) (4) Tercapainya Stop BABS atau 322 KK 1. Menyiapkan stimulus atau insentif SPM sub-sektor menurunnya mempunyai rehabilitasi tangki septik rumah tangga pada air limbah BABS dari jamban yang area berisiko serta penyambungan ke 0,89% (322 KK) standar tahun fasilitas pengolahan air limbah. menjadi 0% 2020 atau 2. Optimalisasi SDM aparatur khususnya peran tahun 2019. tersambung sanitarian untuk melakukan kampanye dan pada sistem pemicuan pengelolaan air limbah setempat. 3. Optimalisasi skala layanan MCK++ dan IPAL Komunal pada area berisiko. Meningkatnya Seluruh warga 100% warga 4. Mengoptimalkan media untuk pemicuan, kesadaran kota kota kampanye, advokasi dan sosialisasi masyarakat atas menerapkan menerapkan pengelolaan air limbah yang aman dan PHBS PHBS. PHBS STOP BABS.
Bab IV - 3
Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan air limbah yang memadai (layak).
Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah setempat sebesar 95% di tahun 2019.
Tersedianya akses ke fasilitas pengolahan air limbah terpusat sebesar 5% di tahun 2019. Terbentuknya dan beroperasinya pengelola air limbah domestik Tersusunnya Perda pengelolaan air limbah domestik dan retribusi air limbah domestik Meningkatnya komitmen pendanaan APBD atas subsektor air limbah
Dibangunnya IPLT Kota Tebing Tinggi
4.2.
UPTD PAL Kota Tebing Tinggi operasional di tahun 2016. Perda pengelolaan air limbah dan retribusi air limbah disusun tahun 2016 Komitmen pendanaan APBD: ≥ 5 %
Terbangunnya IPLT Kota Tebing Tinggi
34.480 KK atau 137.921 penduduk tersambung ke sistem pengolahan air limbah setempat di tahun 2019.
5.
1.815 KK atau 7.259 penduduk tersambung ke sistem pengolahan air limbah terpusat di tahun 2019 Pimpinan dan staffing UPTD PAL telah terisi dan mulai operasional Tersedia Perda pengelolaan air limbah dan retribusi air limbah domestik tahun 2017 Belanja langsung untuk air limbah. dari 1,23% menjadi 5% setiap tahunnya mulai tahun 2016.
8.
1 unit IPLT Kota Tebing Tinggi dibangun tahun 2017
18.
6.
7.
9. 10.
Optimalisasi skala layanan fasilitas pengolahan air limbah setempat, IPAL Komunal, untuk area berisiko. Optimalisasi pengadaan lahan untuk pembangunan IPAL Komunal pada area berisiko Optimalisasi akses pembiayaan pembangunan IPAL Komunal sumber dana APBN dan Pinjaman/Hibah. Optimalisasi IPAL Kawasan Badak Bejuang dan IPAL Kawasan Mandailing Melakukan terobosan pengadaan lahan pembangunan IPAL Kawasan/Terpusat Perluasan pembangunan IPAL Kawasan pada area berisiko.
Mendorong Dinas PU untuk mengoperasionalkan UPTD PAL Kota Tebing Tinggi 12. Memfasilitasi penyusunan Renstra, Renja, dan RKA UPTD PAL 13. Mendorong SKPD terkait dan Pokja Sanitasi untuk menyusun review dan revisi Masterplan Air Limbah serta retribusi air limbah kemudian mendaftarkan untuk Prolegda agar di-Perda-kan/Perwal. 11.
14. 15. 16.
17.
19.
Optimalisasi pendanaan DAU untuk subsektor air limbah Optimalisasi DAK Sanitasi dan DAK LH Mendorong Pokja Sanitasi dan SKPD teknis terkait untuk mengawal pembiayaan subsektor air limbah. Advokasi dan sosialisasi kepada TAPD Pemko Tebing Tinggi dan Banggar DPRD terkait pembiayaan sub-sektor air limbah. Mengoptimalkan fasilitasi IUWASH dan DJCK (PPLP) untuk menyusun DED IPLT Mengoptimalkan sumber pendanaan APBN untuk pembangunan 1 unit IPLT Kota Tebing Tinggi.
Pengelolaan Persampahan Berdasarkan pada hasil perhitungan SWOT, subsektor persampahan Kota
Tebing Tinggi berada di Kuadran I (Satu) yaitu Internal Kuat dan Lingkungan Mendukung, dengan hasil bahwa nilai selisih antara Kekuatan dan Kelemahan pada
Bab IV - 4
faktor Internal menunjukkan nilai yang positif serta nilai selisih antara Peluang dan Ancaman pada faktor Eksternal juga menunjukkan nilai yang positif yaitu pada posisi (8,3), sehingga strategi yang akan dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran subsektor persampahan adalah Strategi Pertumbuhan Cepat (S-O). Strategi ini disebut juga dengan memperkuat atau meningkatkan Kekuatan (Strenghts) dan memanfaatkan Peluang secara optimal (Oppurtunities). Berdasakan analisa SWOT untuk menentukan Tujuan, Sasaran dan Strategi pengembangan Pengelolaan Persampahan Kota Tebing Tinggi berada di kuadran 1 Pertumbuhan Cepat. Hal ini di sebabkan karena hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor/lingkungan internal diperoleh total nilai kekuatan: 19, total nilai kelemahan: 11 sehingga posisinya adalah +8. Sedangkan hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor/lingkungan eksternal diperoleh total nilai peluang: 12, total nilai ancaman: 9 sehingga posisinya adalah +3. Posisi faktor internal dan eksternal subsektor persampahan pada kuadran ini menunjukkan bahwa kekuatan dan peluang lebih dominan daripada kelemahan dan ancaman. Namun demikian beberapa permasalahan mendesak dan isu strategis untuk pembangunan persampahan di Kota Tebing Tinggi berdasarkan kondisi eksisting sanitasi persampahan saat ini adalah sebagaimana berikut; Jumlah fasilitas pengangkutan sampah belum memadai ditandai dengan 20,88% penduduk, atau setara 30.314 penduduk tidak terlayani pengangkutan sampah; Perkiraan sampah tidak terangkut ke TPA sebesar 88,18 M3/hari; Terdapat sebanyak 3.581 RT yang membuang dan menimbun sampahnya sembarangan; Masih besar proporsi rumah tangga yang membakar sampah; Jumlah truk pengangkut tidak memadai; TPA masih pinjam dan ber-operasi dengan skema Control Landfill/Open Dumping; Daur ulang sampah masih sangat minim, yaitu sekitar 4 unit TPS 3R; Regulasi atau Perda tentang pengelolaan persampahan perlu direview dan revisi serta Masterplan Persampahan; dan
Bab IV - 5
Pembiayaan APBD untuk persampahan masih rendah. Posisi kondisi pengelolaan persampahan dan strategi pembangunan sub-sektor
persampahan Kota Tebing Tinggi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Tabel 4.2 berikut ini. Gambar 4.2. Analisa SWOT Sub-Sektor Persampahan
Posisi Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mendukung (O +)
Pertumbuhan Cepat
(8,3) Internal Lemah (W -)
Internal Kuat (S+)
Lingkungan Tidak Mendukung (T -)
Bab IV - 6
Tabel 4.2. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pembangunan Sanitasi Subsektor Persampahan Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Indikator Sasaran Sasaran (1) (2) (3) (4) Meningkatkan Terlayaninya 122.376 1. Mendorong penyediaan fasilitas pengangkut persentase 122.376 penduduk sampah untuk memenuhi jumlah kebutuhan. sampah yang penduduk (80%) terlayani 2. Optimalisasi pengangkutan sampah langsung terangkut atau dengan pengangkutan dan tidak langsung tertangani di pengangkutan sampah dengan perkotaan sampah secara truk. kontinyu pada tahun 2019 20% fasilitas 83,41 M3/hari 3. Menyiapkan stimulus/insentif terkait reduksi sampah sampah pengurangan sampah setempat. tereduksi 4. Memperluas penyediaan sarana TPS 3R dan dengan pada advokasi serta sosialisasi pengurangan TPS 3R sampah 5. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga kota terkait pengelolaan persampahan TPS 3R Meningkatnya Komitmen Pembiayaan 6. Optimalisasi pendanaan DAU untuk komitmen pendanaan persampahan subsektor persampahan pendanaan APBD: >5 % dari belanja 7. Optimalisasi DAK Sanitasi dan DAK LH APBD atas langsung naik 8. Mendorong Pokja Sanitasi dan SKPD teknis persampahan dari 1,53% terkait (DKP dan KLH) untuk mengawal selama kurun pembiayaan sub-sektor persampahan. waktu 20109. Optimalisasi retribusi persampahan 2015 menjadi ≥ 10. Advokasi dan sosialisasi kepada TAPD 5% mulai tahun Pemko Tebing Tinggi dan Banggar DPRD 2016. terkait pembiayaan sub-sektor persampahan. Membangun dan 1 unit TPA Prinsip-prinsip 11. Mendorong Dinas Kebersihan dan merubah dibangun dan operasi Sanitary Pertamanan untuk menambah pengadaan operasional TPA beroperasi Landfill tanah TPA menjadi secara Sanitary terpenuhi pada 12. Optimalisasi fasilitasi DJCK-PPLP dalam Sanitary Landfill di tahun TPA Kota penyusunan DED dan AMDAL TPA Landfill 2019 Tebing Tinggi 13. Optimalisasi pembiayaan APBN pembangunan fisik TPA Sanitary Landfill. Meningkatnya Stop buang Penurunan 14. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kesadaran sampah persentase warga kota terkait pengelolaan persampahan masyarakat atas sembarangan ke warga yang yang berwawasan lingkungan pengolahan selokan /parit, membuang sampah yang sungai dan tanah sampah berwawasan kosong sembarang dari lingkungan 6,86% menjadi 0% tahun 2019.
Bab IV - 7
Stop pembakaran sampah secara liar
4.3.
Menurunnya persentase warga yang membakar sampah dari 42,14% tahun 2015 menjadi <10% di tahun 2019.
15.
Menetapkan Perda atau Perda pelarangan pembuangan sampah sembarangan dan pembakaran sampah
Drainase Perkotaan Berdasarkan pada hasil perhitungan SWOT, sektor drainase perkotaan Kota
Tebing Tinggi berada di Kuadran II (dua) yaitu Internal Lemah dan Lingkungan Mendukung, dengan hasil bahwa nilai selisih antara Kekuatan dan Kelemahan pada faktor Internal menunjukkan nilai yang negatif dan nilai selisih antara Peluang dan Ancaman pada faktor Eksternal menunjukkan nilai yang positif yaitu pada posisi (-9,4), sehingga strategi yang akan dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sektor drainase perkotaan adalah Strategi Pemeliharaan Selektif (W-O). Strategi ini disebut juga dengan meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan Peluang secara optimal. Berdasakan analisa SWOT untuk menentukan Tujuan, Sasaran dan Strategi pengembangan Drainase Perkotaan Kota Tebing Tinggi berada di kuadran 2 Pemeliharaan Selektif. Hal ini di sebabkan karena hasil skoring dengan interval skor 1-4 terhadap faktor/lingkungan internal diperoleh total nilai kekuatan: 25, total nilai kelemahan: 34 sehingga posisinya adalah -96. Sedangkan hasil skoring dengan interval 1-4 terhadap faktor/lingkungan eksternal diperoleh total nilai peluang: 19, total nilai ancaman: 15 sehingga posisinya adalah +4. Posisi faktor internal dan eksternal subsektor drainase perkotaan pada kuadran ini menunjukkan bahwa kekuatan dan peluang lebih lemah daripada kelemahan dan ancaman. Namun demikian beberapa permasalahan mendesak dan isu strategis untuk pembangunan drainase perkotaan di Kota Tebing Tinggi berdasarkan kondisi eksisting saat ini adalah sebagaimana berikut;
Bab IV - 8
Tidak memadainya fasilitas drainase di wilayah terjadinya genangan serta belum berfungsi dengan baik pada beberapa lokasi permukiman akibat ketiadaan jaringan drainase lingkungan, belum terintegrasi dan terkoneksinya semua jaringan drainase perkotaan;
Tumpukan sampah di titik-titik drainase dan sedimentasi drainase perkotaan;
Rendahnya alokasi APBD untuk pengelolaan drainase pekotaan; dan
Ketiadaan dokumen induk pengembangan dan pembangunan drainase perkotaan (Masterplan Drainase) Posisi kondisi pengelolaan drainase perkotaan dan strategi pembangunan subsektor drainase perkotaan Kota Tebing Tinggi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3. Analisa SWOT Sub-Sektor Drainase Perkotaan
Posisi Pengelolaan Drainase Perkotaan Lingkungan Mendukung (O +)
Pemeliharaan Selektif
(-9,4)
Internal Lemah (W -)
Internal Kuat (S+)
Lingkungan Tidak Mendukung (T -)
Bab IV - 9
Tabel 4.3. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pembangunan Sanitasi Subsektor Drainase Perkotaan Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Indikator Sasaran Sasaran (1) (2) (3) (4) Penurunan luas Pengurangan 115 Ha area 1. Optimalisasi pembangunan jaringan drainase daerah luas genangan genangan perkotaan. genangan/banjir. hingga <10% di tertangani 2. Prioritas pembangunan jaringan drainase tahun 2019. hingga tahun pada daerah genangan/banjir 2019 3. Melaksanakan rehab dan pemeliharaan drainase perkotaan secara periodik dan rutin. Penurunan < 10 % daerah 4. Optimalisasi gotong royong warga menjaga jumlah tempat tinggal kebersihan drainase lingkungan permukiman responden permukiman. terkena banjir terkena pembuatan biopori di dari 37,33% banjir/genangan 5. Memperluas lingkungan permukiman. tahun 2015 menjadi < 10% di tahun 2019. Penurunan lama Penurunan Tinggi genangan dan tinggi tinggi genangan turun dari genangan/banjir <30 cm tahun selutut s.d 2019. sepinggang orang dewasa tahun 2015 menjadi < 30 cm tahun 2019 Lama genangan Lama genangan < 1 jam tahun dari 1-3 jam 2019. tahun 2015 menjadi < 1 jam tahun 2019. Meningkatnya Komitmen Pembiayaan 6. Optimalisasi pendanaan DAU untuk komitmen pendanaan drainase subsektor drainase pendanaan APBD: >5 % perkotaan dari 7. Optimalisasi DAK Sanitasi dan DAK LH APBD atas belanja langsung 8. Mendorong Pokja Sanitasi dan SKPD Dinas persampahan naik dari 0,25% PU serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan selama kurun untuk mengawal pembiayaan sub-sektor waktu 2010drainase perkotaan. 2015 menjadi ≥ 9. Advokasi dan sosialisasi kepada TAPD 5% mulai tahun Pemko Tebing Tinggi dan Banggar DPRD 2016. terkait pembiayaan sub-sektor drainase. Disusunnya Dokumen Ada dokumen 10. Mendorong penyusunan review dan revisi Masterplan Masterplan Masterplan Masterplan Drainase dan menjadikannya Drainase Drainase Drainase Perda/Perwal Perkotaan. tersedia. Perkotaan.
Bab IV - 10