KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENETAPAN HARGA BBM “Suatu Tinjauan dari Perspektif Ekonomi Islam”.
Oleh: HERMAWAN 101046122381
JURUSAN MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENETAPAN HARGA BBM “Suatu Tinjauan dari Perspektif Ekonomi Islam”.
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: HERMAWAN 101046122381
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
I. Drs. H. Anwar Abbas, M.Ag, MM NIP. 131273007
Pembimbing II
II. Dedy Nursamsi, SH, M.Hum NIP. 150264001
JURUSAN MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006
KATA PENGANTAR
ﻦ اﻟ ﱠﺮﺣِﻴ ِﻢ ِ ِﺑﺴْ ِﻢ اﻟﱠﻠﻪِ اﻟ ﱠﺮﺣْ َﻤ Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, hanya berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi Islam pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammmad SAW, sang Periclytos yang menyediakan kesejahteraan bagi yang dipimpinnya, pimpinan yang menyediakan suatu organisasi sosial dimana orang-orang merasa aman didalamnya, pimpinan yang menyediakan suatu bentuk kepercayaan yang benar dan hakiki. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan dan tantangan. Namun dengan ketekunan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada : 1. Prof. Dr. H, Amin Suma, SH, MA., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Euis Amalia, M.Ag dan Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
i
3. Drs. H. Anwar Abbas, M.Ag, MM dan Dedy Nursamsi, SH, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang selalu mengarahkan dengan penuh kesabaran dalam membimbing penulis. 4. Segenap Dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dalam proses belajar dan pendewasaan diri dalam hidup dan kehidupan penulis. 5. Pimpinan Perpustakaan beserta seluruh staf-stafnya di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan sumber referensi. 6. Orang tua kami, H. Asikin dan Ibunda T. Mulyati, serta nenek tercinta Hj. Rohaeni
yang
banyak
memberikan
dukungan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2001, yang telah sama-sama menuntut ilmu di kampus tercinta.
Jakarta, Februari 2007
Penulis
ii
DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………….........1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah…………………………………………………6 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian………………………………………………………..7 D. Metode Penelitian……………………………………………………………………...8 E. Objek Penelitian………………………………………………………………………10 F. Sistematika Penulisan…………………………………………………………………10 BAB II. GAMBARAN UMUM BMT AL-KAUTSAR A. Latar Belakang Berdirinya BMT Al-Kautsar…………………………………………12 B. Struktur Organisasi……………………………………………………………………15 C. Asas, Landasan dan Prinsip BMT Al-Kautsar………………………………………..18 D. Profil Organisasi Al-Kautsar………………………………………………………….19 E. Produk-Produk BMT Al-Kautsar……………………………………………………..19 F. Produk-Produk Al-Kautsar Dalam Dinar Dan Dirham……………………………….20 BAB III. KONSEP DAN SEJARAH DINAR DAN DIRHAM A. Pengertian Dinar Dan Dirham………………………………………………………...22 B. Dinar Dan Dirham Dari Masa Kemasa 1. Dinar dan dirham pada masa Rasulullah SAW………………………………………..24 2. Dinar dan dirham di zaman Lhulafaurrasyidin………………………………………..25 3. Dinar dan dirham pada masa sesudah Khulafaurrasyidin……………………………..26 4. Dinar dan dirham masa kini dan masa keredupan penggunaan dimar dan dirham…...29 C. Konsep Uang Menurut Pada Pemikir Islam 1. Abu Ubaid (154-224 H)……………………………………………………………….32 2. Imam Al-Ghazali (450-505 H)………………………………………………………..33 3. Ibnu Khaldun (732-808 H)……………………………………………………………35 4. Al-Maqrizi (766-845 H)………………………………………………………………36 5. Umar Chapra………………………………………………………………………….38 D. Standar Emas 1. Arti dan syarat standar emas…………………………………………………………..39 2. Macam-macam standar emas………………………………………………………….40 3. Standar emas Internasional……………………………………………………………42 4. Jenis-jenis standar moneter……………………………………………………………42 BAB IV. REALISASI PENGGUNAAN DINAR DAN DIRHAM PADA PRODUK BMT AL-KAUTSAR A. Realisasi Penggunaan Dinnar Dan Dirham Pada BMT Al-Kautsar 1. Penukaran dinar dan dirham pada BMT Al-Kautsar.....................................................44 2. Penitipan uang dinar dalam tabung dinar pada Wakala BMT Al-Kautsar....................49 3. Dinar dan dirham untuk pembelian segala macam produk-produk BMT Al-Kautsar...51 4. Tabungan haji dinar…………………………………………………………………...53 5. Membayar zakat, infaq, dan shadaqah dengan dinar dan dirham……………………..57 B. Dampak Penjualan Dinar Dan Dirham Terhadap BMT Al-Kautsar Dan Tanggapan Masyarakat Terhadap Dinar Dan Dirham
1. Dampak penjualan dinar dan dirham terhadap BMT Al-Kautsar……………………..59 2. Tanggapan masyarakat terhadap penerapan dinar dan dirham pada BMT Al-Kautsar.64 C. Analisis Terhadap Realisasi Penggunaan Dinar Dan Dirham Pada BMT Al-Kautsar.72 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan……………………………………………………………………………82 B. Saran………………………………………………………………………………….84
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perkembangan harga produk BBM tahin 2005………………………….44 Tabel 3.2 Rincian Rumah Tangga, Usaha Kecil, Transportasi dan Pelayanan Umum ...............................................................................45 Tabel 3.3 Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap APBN 2004………………50 Tabel 3.4 Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap APBN 2005……………....51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Belanja pemerintah Pusat 2004 (Realisasi).............................................38 Gambar 3.2 Belanja Pemerintah Pusat 2005 (APBN Revisi II)..................................38 Gambar 3.3 Trend Produksi dan Impor Minyak dalam kurun waktu lima tahun (2000-2004)………………………………………...………56
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia adalah tanah surga yang didalamnya banyak terkandung kekayaaan alam yang melimpah ruah. Bagaimana tidak, lautannya yang terbentang luas merupakan salah satu kekayaan alam indonesia dimana para nelayan dapat menikmati ikan-ikan yang ada di perairan Indonesia. Belum lagi kekayaan yang lainnya, meliputi hutan, hasil tambang, pertanian, minyak dan yang lainnya. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah kenapa sejak beberapa tahun belakangan telah berubah posisi dari net eksportir menjadi net importir. Salah satunya adalah produksi minyak bumi kita yang tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri yang pada akhirnya Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak terbesar harus mengimpor minyak untuk kebutuhan rakyatnya. Berita di harian Kompas hari ini (14 Desember 2005) yang menjelaskan data impor produk pertanian memperlihatkan bahwa Indonesia mengimpor beras 3,7 juta ton/tahun, gula 1,6 juta ton/tahun, kedelai 1,3 juta ton/tahun, gandum 4,5 juta ton/tahun, jagung 1,3 juta ton/tahun, garam 1,6 juta ton/tahun, singkong 0,85 juta ton/tahun, kacang tanah 260.000 ton/tahun, buah-buahan 247.000 ton/tahun serta sayuran 281.000 ton/tahun.
1
2
Indonesia adalah negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 29 UUD 1945). Oleh sebab itu, bangsa Indonesia yakin dan mengimani bahwa bumi dan seluruh kekayaan yang terkandung di dalamnya baik di darat, laut maupun udara adalah milik Allah Robbul Alamin sebagaimana tercantum dalam surat alMaidah/5 ayat 17:
ﻋﻠَﻰ ُآﻞﱢ َ ﻖ ﻣَﺎ َﻳﺸَﺎ ُء وَاﻟﱠﻠ ُﻪ ُ ض َوﻣَﺎ َﺑﻴْ َﻨ ُﻬﻤَﺎ ﻳﺨُْﻠ ِ ْﻷر َ ْت َوا ِ ﺴ َﻤﻮَا ﻚ اﻟ ﱠ ُ َْوِﻟﱠﻠ ِﻪ ُﻣﻠ (17 : 5/ﺷﻲْ ٍء َﻗ ِﺪﻳْﺮ )اﻟﻤﺎﺋﺪة َ Artinya : "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (al-Maidah/5 :17) Ia percayakan kekayaan alam itu kepada manusia Indonesia untuk dikelola dengan sebaik-baiknnya sehingga menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan. Di darat ada pegunungan yang mengandung bahan-bahan tambang. Dalam surat alHadid/57 ayat 25 dan surat al-A’raf/7 ayat 74:
س ُ ب وَاﻟْﻤِﻴﺰَانَ ِﻟ َﻴﻘُﻮ َم اﻟﻨﱠﺎ َ ت َوَأ ْﻧ َﺰ ْﻟﻨَﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ُﻢ اﻟْ ِﻜﺘَﺎ ِ ﺳَﻠﻨَﺎ ﺑِﺎﻟْ َﺒ ﱢﻴﻨَﺎ ُ ﺳ ْﻠﻨَﺎ ُر َ َﻟ َﻘﺪْ َأ ْر ْس َوِﻟ َﻴﻌَْﻠ َﻢ اﻟﻠﱠ ُﻪ َﻣﻦ ِ ﺤﺪِﻳ َﺪ ﻓِﻴ ِﻪ ﺑَﺄْسٌ ﺷَﺪِﻳﺪٌ َو َﻣﻨَﺎ ِﻓ ُﻊ ﻟِﻠﻨﱠﺎ َ ْﻂ َوَأﻧْ َﺰﻟْﻨَﺎ اﻟ ِ ْﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ (25 :57/ي ﻋَﺰِﻳﺰٌ )اﻟﺤﺪﻳﺪ ن اﻟﱠﻠ َﻪ َﻗ ِﻮ ﱞ ﺐ ِإ ﱠ ِ ْﺳَﻠ ُﻪ ﺑِﺎﻟْ َﻐﻴ ُ ﺼ ُﺮ ُﻩ َو ُر ُ َْﻳﻨ Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.(al-Hadid/57 : 25)
3
ْن ِﻣﻦ َ ﺨﺬُو ِ ض َﺗ ﱠﺘ ِ ْﻷر َ ﺧَﻠﻔَﺎ َء ِﻣﻦْ َﺑﻌْ ِﺪ ﻋَﺎ ٍد َو َﺑ ﱠﻮَأ ُآﻢْ ﻓِﻲ ا ُ ْﺟ َﻌَﻠ ُﻜﻢ َ ْوَاذْ ُآﺮُوا ِإذ ل ُﺑﻴُﻮﺗًﺎ ﻓَﺎذْ ُآﺮُوا ءَاﻟَﺎءَ اﻟﱠﻠ ِﻪ وﻵ َﺗﻌْ َﺜﻮْا ﻓِﻲ َ ﺠﺒَﺎ ِ ْﺳﻬُﻮِﻟﻬَﺎ ُﻗﺼُﻮرًا وَﺗَﻨْﺤِﺘُﻮنَ اﻟ ُ (74 : 7/ )اﻷﻋﺮاف.ﻦ َ ﺴﺪِﻳ ِ ْض ُﻣﻔ ِ ْاﻟَْﺄر Artinya : “Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu penggantipengganti (yang berkuasa) sesudah kaum `Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah ni`mat-ni`mat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan”. (al-A’raf/7 : 74) Ada hutan yang menghgasilkan kayu-kayuan, ada sawah dan ladang yang dapat menghasilkan makanan pokok. Juga tercantum dalam surat Ibrahim/14 ayat 32 :
ج ِﺑ ِﻪ َ ﺴﻤَﺎ ِء ﻣَﺎ ًء َﻓَﺄﺧْ َﺮ ﻦ اﻟ ﱠ َ ل ِﻣ َ ض َوَأﻧْ َﺰ َ ْت وَاﻟَْﺄر ِ ﺴ َﻤﻮَا ﻖ اﻟ ﱠ َ ﺧَﻠ َ اﻟﱠَﻠ ُﻪ اﱠﻟﺬِي ي ﻓِﻲ اﻟْ َﺒﺤْ ِﺮ ِﺑ َﺄﻣْ ِﺮ ِﻩ َ ﻚ ِﻟ َﺘﺠْ ِﺮ َ ْﺨ َﺮ َﻟ ُﻜ ُﻢ اﻟْ ُﻔﻠ ﺳﱠ َ ت ِرزْﻗًﺎ َﻟ ُﻜﻢْ َو ِ ﻦ اﻟ ﱠﺜ َﻤﺮَا َ ِﻣ (32 : 14/ )اﺑﺮاهﻴﻢ.ﻷﻧْﻬَﺎ َر َ ْﺨ َﺮ َﻟ ُﻜ ُﻢ ا ﺳﱠ َ َو Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai”.(Ibrahim/14 : 32)
Sayangnya, daratan yang bisa mendatangkan kemakmuran itu belum dikelola secara maksimal. Bukti nyata adalah impor beras dan makanan lainnya yang sesungguhnya bisa diproduksi oleh rakyat itu sendiri. Di luar pulau Jawa banyak lahan terlantar dan banyak pulau tak terurus.
4
Sementara itu, lautan Indonesia yang luasnya mencapai 5,8 juta km2 menyimpan pokok-pokok kemakmuran yang luar biasa. Dari sumber daya yang dapat diperbaharui ada perikanan. Sebagaimana tercantum dalam surat an-Nahl/16 ayat 14:
ﺣﻠْ َﻴ ًﺔ ِ ﻃﺮِﻳًّﺎ َو َﺗﺴْ َﺘﺨْ ِﺮﺟُﻮا ِﻣﻨْ ُﻪ َ ﺨ َﺮ اﻟْ َﺒﺤْ َﺮ ِﻟ َﺘﺄْ ُآﻠُﻮا ِﻣﻨْ ُﻪ ﻟَﺤْﻤًﺎ ﺳﱠ َ َو ُه َﻮ اﱠﻟﺬِي .َﺧ َﺮ ﻓِﻴ ِﻪ َوِﻟ َﺘﺒْ َﺘﻐُﻮا ِﻣﻦْ َﻓﻀِْﻠ ِﻪ َوَﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜﻢْ ﺗَﺸْ ُﻜﺮُون ِ ﻚ َﻣﻮَا َ َْﺗﻠْ َﺒﺴُﻮ َﻧﻬَﺎ َو َﺗﺮَى اﻟْ ُﻔﻠ (14 : 16/)اﻟﻨﺤﻞ Artinya : “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”.(an-Nahl/16 : 14) Sumber daya yang tidak dapat diperbaharui meliputi minyak, gas bumi dan mineral. Lagi-lagi sangat disayangkan belum optimalnya pemerintah mengelola kekayaan alam di laut. Yang terjadi justru sebaliknya banyak aset-aset negara yang dicuri oleh negara-negara asing, bahkan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab di dalam negeripun ikut mengeruk kekayan laut Indonesia demi untuk kepentingan pribadinya masing-masing. Sehingga dampak yang harus diterima oleh bangsa ini adalah seperti sekarang ini, kelangkaan bahan pokok makanan, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan kelangkaan yang lainya, sehingga mengakibatkan melonjaknya harga di pasaran dikarnakan sulitnya untuk mendapatkannya. Di antara kita tentu pernah menyaksikan atau bahkan merasakan sendiri peristiwa-peristiwa berikut: ongkos transportasi kota tiba-tiba naik; barang-barang konsumsi tertentu tiba-tiba lenyap dari pasaran; mahasiswa tidak lagi berdemonstrasi;
5
partai politik tidak lagi dapat beroperasi secara bebas di daerah pedesaan atau penggunaan bahan energi tertentu terpaksa harus dicatut, dan lain sebagainya. 1 Peristiwa-peristiwa yang kita contohkan itu sebenarnya untuk menunjukkan bahwa kebanyakan peristiwa yang berkangsung di sekitar kita bukanlah kejadian secara alami, atau sebagai sesuatu yang terjadi karena proses perkembangan yang normal. Dalam berbagai peristiwa tadi, kebijaksanaan negaralah (Public Policy) yang sesungguhnya telah memberikan warna terhadap timbulnya peristiwa tersebut. Dengan kata lain, kebijaksanaan negaralah yang sebenarnya banyak mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari, baik kita sadari atau tidak, mengerti atau tidak. 2 Kadangkala orang awam bingung dan tidak dapat membedakan antara kebijaksanaan (Policy) dan politik (Politics). Namun untuk mudahnya kita harus selalu ingat bahwa istilah policy itu dapat dan memang seyogianya bisa dipergunakan di luar konteks politik. Sebagai ilustrasi, seorang pemilik toko mungkin saja mempunyai kebijaksaan tertentu di bidang pembelian atau penjualan barang-barang dagangannya, sebuah perusahaan besar dengan diversifikasi usaha yang luas (konglomerasi bisnis) tentu akan mempunyai kebijaksanaan pemasaran (marketing policy), bahkan pemilik rumah mungkin mempunyai kebijaksanaan tertentu yang dimaksudkan untuk memelihara atau mempertahankan harta miliknya. Pada contohcontoh yang baru saja dikemukakan di atas, kita sebenarnya mengacu pada suatu jenis
1
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakasanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakasanaan Negara, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 1 2
Ibid
6
tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu (course of action), yang lebih kurang berkesinambungan sepanjang waktu, dan diharapkan untuk menjaga terpeliharanya keadaan tertentu dan biasanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam pernyataan kebijaksanaan (policy statement). Penjelasan ini sekaligus menegaskan bahwa policy itu adalah suatu tindakan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu. 3 Kalau kita berbicara masalah kebijakan pemerintah, berarti kita juga membicarakan masalah kebijakan publik. Kebijakan Publik merupakan salah satu disiplin ilmu yang baru saja berkembang. Sudah sejak lama kebijakan publik dimasukkan ke dalam disiplin ilmu politik, tetapi perkembangan selanjutnya menuntut agar kebijakan publik berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu. Ini tidak berarti kebijakan publik terlepas sama sekali dari disiplin ilmu social lainnya. Kebijakan publik lebih banyak dikaitkan dengan kegiatan pemerintah karena keseluruhan dari keputusan kebijakan publik mencerminkan akhir dari kebijakan pemerintah. Baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, keputusan kebijakan publik itu dijalankan untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Dasar pembentukan kebijakan publik itu adalah kepentingan publik Suatu kebijakan publik
3
Ibid., h. 2-3
7
tidak dapat dikatakan sebagai kebijakan publik kalau ia tidak berorientasi terhadap kepentingan publik. 4 Kebijakan publik sebagai ilmu pengetahuan mempelajari yang dilakukan pemerintah, mengapa pemerintah melakukannya? Serta dampak apa yang ditimbulkan? Dalam usaha memahami pengertian tentang kebijakan publik, beberapa ahli telah memberikan definisinya masing-masing. Menurut Thomas R Dye, Public Policy adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan ataupun untuk tidak dilakuakan. Dalam pengertian ini, maka pusat perhatian dari Public Policy tidak hanya pada apa saja yang dilakukan oleh pemerintah melainkan termasuk juga apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah. Justru dengan apa yang tidak dilakukan pemerintah itu mempunyai dampak yang sangat besar terhadap masyarakat sama seperti halnya dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dapat dibayangkan betapa besar pengaruhnya terhadap masyarakat jika pemerintah mendiamkan atau tidak melakukan apa-apa terhadap kejahatan yang semakin semakin merajalela dalam masyarakat. 5 Sebagai policy itu dapat dilakukan pemerintah dengan melakukan tindakantindakan selanjutnya. Dye mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus ada tujuannya atau objeknya dan Kebijakan Publik
4
Mohammad Ihsan, “Kebijakan Publik: Dalam Perspektif Ilmu Politik dan Ilmu Administrasi”, makalah pada seminar mengenai kebijakan publik, (Jakarta: FISIP, 2005), h. 1 5
Ibid., h. 2
8
itu harus meliputi semua tindakan pemerintah jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja. Di samping itu, sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh/dampak yang sama besarnya dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah. 6 David Easton memberikan arti “Kebijakan Publik sebagai : pengalokasian nilai-nilai secara paksa (sah) kepada seluruh anggota masyarakat”. Berdasarkan definisi ini, Easton menegaskan bahwa hanya pemerintahlah yang secara sah dapat membuat sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu tersebut dirupakan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai pada masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah yang masuk ke dalam apa yang oleh Easton disebut sebagai “Authorities in a political system”, yaitu para penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam masalah sehari-hari yang telah menjadi tanggung jawab atau peranannya. 7 Bagaimana mekanisme pemerintah dalam menetapkan pematokan harga dan menentukan tarif upah? Dalam menjalankan kebijakan ini, pemerintah sesungguhnya tidak diperkenankan berbuat sewenang-wenang mengikuti kehendaknya sendiri. Akan tetapi, pemerintah mesti melakukan negosiasi, diskusi, dan konsultasi dengan berbagai pihak yang terkait, termasuk dengan pihak pemasok dan penyalur barang. 8
6 7
Ibid., h. 3
Ibid M. Arskal Salim GP, Etika Intervensi Negara: Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyah, (Jakarta: Logas, 1999), h. 102 8
9
Dalam hubungan ini, Ibnu Taimiyah mengajukan sebuah mekanisme yang telah pernah diungkapkan oleh Ibnu Habib. Menurutnya, dalam pematokan harga dan penentuan tarif upah, pemerintah selayaknya membuat pertemuan dengan pihakpihak yang terlibat dalam dunia perdagangan (pasar), baik para pedagang maupun para pembeli (konsumen). Dalam pertemuan itu, pemerintah berkesempatan bertanya dan memverifikasi harga atau tarif upah yang berlaku dari masing-masing kedua belah pihak. Dalam hal tidak terjadinya kecocokan harga di antara kedua belah pihak, maka pemerintah dapat membujuk mereka agar sampai menyetujui harga yang mereka kehendaki bersama secara sukarela tanpa paksaan sedikitpun. Jadi, penetapan harga ataupun tarif upah bukannya dilakukan tanpa dasar apapun, melainkan dilandasi oleh kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak. 9 Untuk menjelaskan tujuan pertemuan di atas, Ibnu Taimiyah
mengutip
pendapat Abu al-Walid yang mengatakan: “Dengan cara tersebut, kepentingan dan kemaslahatan para pedagang maupun pembeli akan dapat terjamin; sehingga pedagang akan memperoleh keuntungan yang seharusnya dan pembeli pun akan terhindar dari kerugian. Kalau penetapan harga masih tetap dilakukan meski tanpa kerelaan para pedagang, maka hal itu bukan saja dapat mengacaukan harga di pasaran, tetapi juga mengakibatkan hilangnya barang-barang di pasaran.” 10
9
Ibid Ibid,. h. 103
10
10
Dari uraian di atas, tampak bahwa Ibnu Taimiyah sadar bahwa penetapan harga dan penentuan tarif upah yang sewenang-wenang akan membawa dampak buruk bagi perkembangan ekonomi. 11 Salah satu dari kebijakan pemerintah yang baru-baru ini dikeluarkan adalah masalah kenaikan harga BBM. Kebijakan tersebut dianggap kontroversial dan mendapat kecaman yang sangat keras dari masyarakat, khususnya masyarakat kelas bawah. Wajar bila hal itu terjadi, karena menaikan harga BBM itu adalah keputusan yang buruk. Bagaimana tidak! Dengan menaikkan harga BBM, berarti menaikkan seluruh harga kebutuhan masyarakat. Adapun
dampak
yang
dihasilkan
dari
kebijakan
tersebut
adalah
melambungnya harga bahan pokok makanan, naiknya tarif kendaraan, dan naiknya harga kebutuhan lainnya. Inilah kenyataan pahit yang harus masyarakat terima mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas, ridho tidak ridho mereka harus menerimanya dengan lapang dada dan sabar. Seperti yang sudah dijabarkan di atas bahwa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sangat berpengaruh terhadap perekonomian rakyat, terlebih kebijakan tersebut menyangkut masalah kemakmuran rakyat. Salah mengambil kebijakan berarti merampas kemakmuran rakyat itu sendiri. Maka dalam penelitian yang akan dilakukan hanya terbatas pada kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga BBM serta bagaimana ekonomi Islam menanggapi kebijakan tersebut.
11
Ibid
11
Dari berbagai penjelasan di atas, penulis bermaksud menuangkannya dalam sebuah
skripsi
yang
berjudul
KEBIJAKAN
PEMERINTAH
DALAM
PENETAPAN HARGA BBM: “Menurut Perspektif Ekonomi Islam”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Mengingat luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka penelitian ini akan dibatasi pada: “Kebijakan pemerintah dalam penetapan harga BBM tahun 2005 ditinjau dari perspektif ekonomi Islam.” Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka di sini penulis memberikan perumusan, antara lain: 1. Bagaimana konsep Islam tentang peranan negara dalam penetapan harga? 2. Bagaiman kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga BBM pada tahun 2005? 3. Bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap penetapan harga BBM oleh pemerintah pada tahun 2005?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui konsep Islam tentang peranan negara dalam penetapan harga.
12
b. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga BBM pada tahun 2005. c. Untuk mengetahui pandangan ekonomi Islam terhadap penetapan harga BBM oleh pemerintah pada tahun 2005. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis: menambah khazanah pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam, khususnya masalah penetapan harga yang dilakukan oleh pemerintah. b. Manfaat praktis: agar masyarakat mengetahui rumusan pemikiran ekonomi Islam terhadap kebijakan yang di ambil oleh pemerintah dalam menetapkan harga BBM. Sehingga diharapkan kepada pemerintah dalam menetapkan harga BBM harus benar-benar adil dan mengacu kepada ekonomi Islam demi kemaslahatan rakyat banyak.
D. Metode Penelitian Dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library reseach), yaitu mencari dan menghimpun data yang ada hubungannya dengan pembahasan ini, dilakukan dengan membaca dan menelaah buku-buku dan majalah-majalah yang ada relevansinya dengan skripsi ini. Pengolahan data, adapun metode yang penulis gunakan dalam pengolahan data tersebut adalah deskriptif analitis, dimana dari data yang ada penulis menganalisa melalui pendekatan politik-ekonomi dan mengkaitkannya dengan
13
perspektif ekonomi Islam. Tujuannya adalah untuk mencari pengertian-pengertian atau untuk memahami konsepsi-konsepsi yang sedang dibahas. Dengan demikian, skripsi ini bersifat deskriptif analisis. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengetahui perspektif ekonomi islam terhadap kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga BBM pada tahun 2005. Teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku-buku: “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi untuk mahasiswa UIN” yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press dan Logos tahun 2004.
E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari empat bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II. Peranan Pemerintah dalam Sistem Ekonomi Islam, yang meliputi pengertian pemerintah menurut konsep islam, fungsi dan peranan pemerintah dalam islam, peranan pemerintah dalam bidang ekonomi dan penetapan harga menurut ekonomi islam. Bab III. Kebijakan Pemerintah Terhadap Harga BBM Tahun 2005 Serta Analisis Ekonomi Islam Terhadap Kebijakan Tersebut, yang meliputi deskriptif
tentang kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM
14
(Peraturan Presiden Dalam Menetapkan Harga BBM Tahun 2005, Faktor Yang Melatar Belakangi Kenaikan Harga BBM Tahun 2005), analisis terhadap kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga BBM menurut perspektif ekonomi islam. Bab IV. Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Daftar Pustaka Lampiran
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an dan Terjemahannya Gilarso T., Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro. Yogyakarta: Kanisius, 1993, Jilid 2, Cet. ke-1 Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: III T, 2003, Jilid 2, Cet. ke-2 Khaf, Monzer, Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, Cet. ke-1 Mannan, M. Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997, Cet. ke-2 Salim, M. Arskal GP, Etika Intervensi Negara: Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyah. Jakarta: Logos, 1999, Cet. ke-1 Wahab, Solichin Abdul, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara, 1997, Cet. ke-2
16
OUTLINE KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Metode Penelitian E. Sistematika Penyusunan
BAB II.
PERANAN PEMERINTAH DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM A. Pengertian Pemerintah Menurut Konsep Islam B. Tujuan dan Fungsi Pemerintah Dalam Islam C. Peranan Pemarintah Dalam Bidang Ekonomi dan Penetapan Harga Menurut Ekonomi Islam
17
BAB III.
KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP HARGA BBM TAHUN 2005 A. BBM dan Perekonomian Nasional B. Pengaturan Kebijakan Yang Diambil Oleh Pemerintah Dalam Menetapkan Harga BBM 1. Dasar Hukum Penetapan Harga BBM Tahun 2005 2. Perpres Tentang Harga BBM Tahun 2005 C. Faktor Yang Melatar Belakangi Kenaikan BBM Tahun 2005
BAB IV.
ANALISIS TERHADAP
TENTANG
KEBIJAKAN
PENETAPAN
HARGA
PEMERINTAH BBM
DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM A. Analisis Ekonomi Islam Terhadap Wewenang Pemerintah dalam Menetapkan Harga BBM B. Analisis Ekonomi Islam terhadap Subsidi BBM yang Dilakukan Pemerintah dalam Menstabilkan Perekonomian BAB V.
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
BAB II PERANAN PEMERINTAH DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM
A. Pengertian Pemerintahan Menurut Konsep Islam. Dalam kelompok masyarakat pada umumnya ada sejumlah orang yang mengatur dan sekaligus melakukan usaha guna menciptakan serta memelihara ketertiban. Mereka merupakan pimpinan dalam suatu masyarakat negara. Golongan orang-orang yang berwenang untuk mengatur dan memimpin itu disebut dengan pemerintah. Oleh karena salah satu syarat berdirinya negara yaitu adanya unsur pemerintah/pemerintahan. 1 Sebelum melangkah pada bahasan mengenai konsep pemerintahan dalam al-Qur’an terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertian pemerintahan itu sendiri. Secara etimologi pemerintah berasal dari kata sebagai berikut : 1. Kata dasar “perintah” berarti melakukan pekerjaan menyuruh. 2. Penambahan awalan pe menjadi “pemerintah” berarti badan yang melakukan kekuasaaan memerintah. 3. Penambahan akhiran an menjadi “pemerintahan” berarti pembutan, cara, hal atau urusan dari pada badan yang memerintah tersebut. 2 1
Inu Kencana Syafi’ie, Ilmu Pemerintahan dan Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-1, h. 128 2
Ibid., h. 5
14
15
Dibeberapa negara, antara pemerintah dan pemerintahan tidak dibedakan, Inggris menyebutnya “Government” dan Prancis menyebut “Gouvernment” keduanya berasal dari kata latin “Gubernacalum”. Dalam bahasa Arab disebut “Hukumat” dan di Amerika Serikat disebut hanya dengan “Administration”, sedangkan Belanda mengartikan “Regering” sebagai penggunaan kekuasaan negara oleh yang berwenang untuk menentukan keputusan dan kebijaksanaan dalam rangka mewujudkan tujuan negara, dan sebagai penguasa menetapkan perintah-perintah. 3 Pemerintahan dalam arti organnya dibedakan, yaitu pemerintahan dalam arti sempit, hanya terbatas pada lembaga yang memegang kekuasan eksekutif. Pemerintahan dalam ati luas, mencakup kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. 4 Jadi pemerintahan merupakan alat bagi negara dalam menyelenggarakan segala kepentingan rakyatnya dan juga dalam mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan. Pemerintah harus diartikan luas yang mencakup semua badan-badan negara. Suatu hal yang penting adalah pemerintah yang berkuasa harus diakui oleh rakyatnya karena pada hakekatnya pemerintah merupakan pembawa suara dari rakyat sehingga pemerintah dapat berdiri dengan stabil.5
3 4 5
Ibid., h. 6 Ibid Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000),
cet. ke-4, h. 112.
16
1. Konsep Pemerintahan Dalam Al-Qur’an Tentang elit pemerintahan yang kemudian menjadi dasar untuk pembentukan suatu negara yang islami, tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an, surat ali imran/3 ayat 104:
ﻦ ِﻋ َ ن َ ْف َو َﻳﻨْ َﻬﻮ ِ ن ﺑِﺎﻟْ َﻤﻌْﺮُو َ ﺨﻴْ ِﺮ َو َﻳﺄْ ُﻣﺮُو َ ْن ِإﻟَﻰ اﻟ َ َوﻟْ َﺘ ُﻜﻦْ ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ ُأ ﱠﻣﺔٌ َﻳﺪْﻋُﻮ ( 104 : 3/ )أل ﻋﻤﺮان.ن َ ﻚ ُه ُﻢ اﻟْ ُﻤﻔِْﻠﺤُﻮ َ اﻟْ ُﻤﻨْ َﻜ ِﺮ َوأُوَﻟ ِﺌ Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Al-imran/3:104) Ayat diatas menjadi dasar berdirinya negara dan perlunya diadakan pemerintahan untuk pengaturan dan penyelenggaraan kenegaraan tersebut. Walaupun jumlah aparat pemerintah tersebut sedikit tetapi sanggup mengatur warga Negara yang jumlahnya relative jauh lebih banyak. Rakyat wajib mendengar dan menaati segala perintah dan peraturan yang dibentuk oleh pemerintah, dengan tujuan agar terciptanya kedamaian,kemakmuran dan kesejahteraan. Al-Qur’an di dalamnya berisikan pokok utama peristiwa-peristiwa yang pernahtrjadi
di
kalangan
umat
islam
baik
tentang
musuh-
musuhnya,ambisi,ikrar,pengorbanan, kebaikan dan kelemahannya. Begitu pula
17
mengenai hubungan-hubungan antara pemimpin(Rasulullah) dan sahabatnya, dan staf generalnya. 6 Demikian pula hubungan antara pemimpin dengan tim pimpinan dan seluruh penganut setia, dan penganut sifatnya adalah pendukung dan simpatisan. Golongan-golongan ini, secara bersama membentuk suatu komunitas dan tentunya menjadi bagian dari komunitas itu sendiri. Dan dalam kedudukannya, memelihara hubungan dengan golongan-golongan dan individu-individu yang bukan bagian dari komunitas itu. 7 Lebih lanjut, islam sebagai ‘fakta al-Qur’an’ mempunyai konsepsi tentang kekuasaan. Ada dua hal yang menjadi bagian dari konsepsi tersebut, yaitu pertama, adalah yang tak masuk jika memikirkan bahwa, pengalaman yang dilakukan manusia untuk membentuk suatu tata tertib baru yang bersifat universal dapat dilakukan tanpa suatu otoritas, pemimpin dan organisasi. Kedua, al-Qur’an telah membentuk sejumlah prinsip mengenai otoritas dan kekuasaan, dan telah membentuk sejumlah prinsip mengenai otoritas dan kekuasaan, dan telah membedakan antara keduanya dengan jelas. Tahta otoritas, secara ekslusif berada di tangna tuhan. Ada satu otoritas dab hanya Allah, lailahaillahu. Sedangkan tahta kekuasaan telah diambil oleh Muhammad saw, sebagai utusan Allah kekuasaan ini yang diserahkan dan dianugerahkan, pada definisinya tidak mempunyai 6
Mehdi Muzaffari, Authority in Islam, Abdul Rahman Ahmed, Kekuasaan dalam Islam, (terj.), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), cet. ke-1, h. xi 7
Ibid.
18
otonomi, tetapi sebalikya tergantung pada otoritas Allah di mana dari Dialah harus menerima legitimasi untuk dipatuhi. 8 Secara tegas al-Qur’an menggunakan ungkapan ulul amr umtuk konsep pemegang dan pengendali kekuasaan politik. Meskipun begitu para ulama tidak sependapat mengenai konsep yang dimaksud karena terpengaruh oleh perkembangan pemikiran politik zamannya. Pemerintah sebagai salah satu struktur dasar system politik merupakan lembaga yang menyelenggarakan mekanisme politik atau roda pemerinthan yang di pimpin oleh seorang pejabat yang disebut ‘wali’ atau ‘amir’ atau dengan istilah lainnya yang dikenal dalam kepustakaan politik dan ketatanegaraan islam. 9 Kekuasaan politik yang dimiliki oleh wali mempunyai dua landasan : landasan formal normatif dan landasan struktural formatif. 10 Landasan pertama bertumpu pada ajaran kedaulatan hukum ketuhanan (al-Qur’an). Karena itu kekuasaan politik yang dimiliki oleh wali berdasarkan ayat al-Qur’an yang memberinya tugas untuk menegakkan hukum Allah dan menyelenggarakan pemerintahan dengan adil dalam masyarakat. Kekuasaan politik diperoleh dan dimiliki wali karena kekuasaan itu interen pada tugas-tugas tersebut. Landasan kedua yakni landasan struktural formatif yang bertumpu pada penerimaan dan pengakuan rakyat; seorang wali yang berkedudukan sebagai pemerintah harus 8
Ibid., h, xii
9
Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), cet. ke-2, h. 301 10
Ibid., h. 302
19
mendapat legalisasi dari rakyat dan ini diperoleh melalui bai’at dengan demikian rakyatlah yang memegang kedaulatan politik sehingga tanpa bai’at, kekuasaan wali tidak dapat diberlakukan secara sah. Bai’at kepada wali merupakan manifestasi kapercayaan rakyat kepadanya untuk menegakkan hukum Allah. Karena itu jika ia tidak melaksanakan tugasnya maka rakyat dapat menggantinya dengan wali lain. Adanya
istilah
al-Amr,
al-Hukm,
al-Mulk,
yaitu
kekuasaan
yang
melakasanakan hukum dan aturan. Juga bisa disebut dengan aktifitas kepemimpinan ini merupakan kekuasaan yang dipergunakan untuk menjaga terjadinya
tindak
kezaliman
serta
memutuskan
masalah-masalah
yang
dipersengketakan. 11 Istilah-istilah tersebut telah dipakai untuk menunjukan kekuasaan, namun dengan sangat jelas al-Qur’an menegaskan bahwa secara eksklusif otoritas berada ditangan Allah. Dialah: Yang menciptakan peraturan: Khalq dan amr. Tuhan adalah pemilik kehendak penciptaan (iradah khalqiyyah) atau (kauniyyah) dan kehendak legislatif (iradah tasyri’iyyah). Rosulullah sendiri, dan lebih lagi semua para khalifah, sultan, raja, imam, tuan, ayah, suami memrintah hanya karena perintah-perintah yang diberikan oleh Allah. 12 Disamping
itu,
al-Qur’an
juga
menyoroti
mengenai
kebijaksanaan
pemerintah. Allah menyuruh berlaku adil walaupun terhadap saudara dan kerabat 11
Taqiyuddin An-Nabhani, Nidhamul Hukmi Fil Islam, Moh. Magfur Wachid, Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik, (terj.), (Surabaya: Al-Izzah, 1996), cet. ke-1, h. 11 12
Mehdi Muzaffari, Authority in Islam …, Op.Cit., h. 19-20
20
sendiri oleh karenanya, pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakannya dituntut berlaku seadil-adilnya, tanpa ada unsure kepentingan pribadi maupun golongan. Pada hakikatnya semua yang berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah hendaknya semata-mata untuk kemakmurkan dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana tercantum dalam dalam al-Qur’an, surat an-Nisa’/4 ayat 135:
ْﺴ ُﻜﻢ ِ ﻋﻠَﻰ َأﻧْ ُﻔ َ ْﺷ َﻬﺪَا َء ِﻟﱠﻠ ِﻪ َوَﻟﻮ ُ ﻂ ِ ْﻦ ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ َ ﻦ ءَاﻣَﻨُﻮا آُﻮﻧُﻮا َﻗﻮﱠاﻣِﻴ َ ﻳَﺎَأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ﻏﻨِﻴًّﺎ َأوْ َﻓﻘِﻴﺮًا ﻓَﺎﻟﱠﻠ ُﻪ َأوْﻟَﻰ ِﺑ ِﻬﻤَﺎ ﻓَﻠَﺎ َﺗ ﱠﺘ ِﺒﻌُﻮا َ ْﻦ ِإنْ َﻳ ُﻜﻦ َ ﻦ وَاﻟَْﺄﻗْ َﺮﺑِﻴ ِ َْأ ِو اﻟْﻮَاِﻟ َﺪﻳ ن َ ن ِﺑﻤَﺎ َﺗﻌْ َﻤﻠُﻮ َ ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ اﻟْ َﻬﻮَى َأنْ َﺗﻌْ ِﺪﻟُﻮا َوِإنْ َﺗﻠْﻮُوا َأوْ ُﺗﻌْ ِﺮﺿُﻮا َﻓِﺈ ﱠ (135 : 4/ )أﻟﻨﺴﺎء.ﺧﺒِﻴﺮًا َ Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan”. (An-Nisa’/4: 135) Pemerintahan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) memiliki serba-serbi, objek dan metode tersendiri. Pemerintahan sebagai cara bagaimana mengatur, memrintah dan menguasai orang-orang, dan yang sering dan masih akan terus berlanjut dalam pemerintahan itu sendiri adalah perebutan kekuasaan. Padahal pada hakikatnya, kekuasaan itu tidak akan kekal di tangan manusia, melainkan kekal pada Allah. 13
13
Inu Kencana Syafi’ie, Ilmu Pemerintahan dan Al-Qur’an …, Op.Cit., h. 166
21
2. Prinsip Dasar Pemerintahan dalam Islam Prinsip dasar yang harus dipegang dalam menjalankan pemerintahan islam. Secara garis besarnya yaitu: 14 a. Keadilan. Perintah melaksanakan keadilan banyak ditemukan secara eksplisit dalam alQur’an, surat an-Nisa’/4 ayat 58:
ْس َأن ِ ﻦ اﻟﻨﱠﺎ َ ْﺣ َﻜﻤْ ُﺘﻢْ َﺑﻴ َ ت ِإﻟَﻰ َأهِْﻠﻬَﺎ َوِإذَا ِ ن اﻟﱠﻠ َﻪ َﻳﺄْ ُﻣ ُﺮ ُآﻢْ َأنْ ُﺗ َﺆدﱡوا اﻟَْﺄﻣَﺎﻧَﺎ ِإ ﱠ ﺳﻤِﻴﻌًﺎ َﺑﺼِﻴﺮًا َ ن َ ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ ﻈ ُﻜﻢْ ِﺑ ِﻪ ِإ ﱠ ُ ن اﻟﱠﻠ َﻪ ِﻧ ِﻌﻤﱠﺎ َﻳ ِﻌ ل ِإ ﱠ ِ َْﺗﺤْ ُﻜﻤُﻮا ﺑِﺎﻟْ َﻌﺪ (58 : 4/ )أﻟﻨﺴﺎء. Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (An-Nisa’/4: 58) b. Persamaan di Hadapan Hukum. Tentang persamaan, juga disebutkan dalam al-Qur’an, sebagaimana firmanNya surat al-Hujurat/49 ayat 13:
ﻞ َ ﺷﻌُﻮﺑًﺎ َو َﻗﺒَﺎ ِﺋ ُ ْﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ ُآﻢ َ ﺧَﻠﻘْﻨَﺎ ُآﻢْ ِﻣﻦْ َذ َآ ٍﺮ َوُأ ْﻧﺜَﻰ َو َ س ِإﻧﱠﺎ ُ ﻳﺎَأ ﱡﻳﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺎ : 4/ )أﻟﻨﺴﺎء.ٌن اﻟﱠﻠ َﻪ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺧَﺒِﻴﺮ ﻋﻨْ َﺪ اﻟﱠﻠ ِﻪ َأﺗْﻘَﺎ ُآﻢْ ِإ ﱠ ِ ْن َأآْ َﺮ َﻣ ُﻜﻢ ِﻟ َﺘﻌَﺎ َرﻓُﻮا ِإ ﱠ (49 Artinya: 14
Muhammad Dhiauddin Rais, An-Nazhariyatu As-Siyasatul Islamiyah, Abdul Hayyie AlKattani, Teori Politik Islam, (terj.), (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), cet. ke-1, h. 265
22
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hujurat/49: 13) c. Taat. Loyalitas adalah satu pilar pemerintahan dalam islam. Negara tidak akan kuat tanpa adanya keadilan dari penguasa dan ketaatan rakyat kepada umara’ (pimpinan), sebagaimana dalam firman Allah swt dalam surat An-Nisa’/4 ayat 59:
ْل وَأُوﻟِﻲ اﻟَْﺄﻣْ ِﺮ ِﻣﻨْ ُﻜﻢ َ ﻦ ءَاﻣَﻨُﻮا َأﻃِﻴﻌُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ َوَأﻃِﻴﻌُﻮا اﻟ ﱠﺮﺳُﻮ َ ﻳَﺎَأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ل ِإنْ ُآﻨْ ُﺘﻢْ ُﺗﺆْﻣِﻨُﻮنَ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ ِ ﺷﻲْ ٍء َﻓ ُﺮدﱡو ُﻩ ِإﻟَﻰ اﻟﱠﻠ ِﻪ وَاﻟ ﱠﺮﺳُﻮ َ َﻓِﺈنْ َﺗﻨَﺎ َزﻋْ ُﺘﻢْ ﻓِﻲ (49 : 4/ )أﻟﻨﺴﺎء.ﻦ َﺗﺄْ ِوﻳْﻸ ُﺴ َ ْﻚ ﺧَﻴْﺮٌ َوَأﺣ َ ﺧ ِﺮ َذِﻟ ِ وَاﻟْ َﻴﻮْ ِم اﻟْﺂ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (An-Nisa’/4: 59) d. Syura (Musyawarah). Dalam pemerintahan islam mengambil keputusan didalam semua urusan kemasyarakatan harus dilakukan melalui musyawarah dan konsultasi dengan semua pihak sebagaimana tercantum dalam Firman Allah swt surat Ali Imran/3 ayat 159:
23
ْﺐ ﻟَﺎﻧْ َﻔﻀﱡﻮا ِﻣﻦ ِ ْﻆ اﻟْ َﻘﻠ َ ﻏﻠِﻴ َ ﺖ ﻓَﻈًّﺎ َ ْﺖ َﻟ ُﻬﻢْ َوَﻟﻮْ ُآﻨ َ ْﻦ اﻟﱠﻠ ِﻪ ِﻟﻨ َ َﻓ ِﺒﻤَﺎ َرﺣْ َﻤ ٍﺔ ِﻣ ﺖ َ ْﻋ َﺰﻣ َ ﻋﻨْ ُﻬﻢْ وَاﺳْ َﺘﻐْ ِﻔﺮْ َﻟ ُﻬﻢْ َوﺷَﺎ ِورْ ُهﻢْ ﻓِﻲ اﻟَْﺄﻣْ ِﺮ َﻓِﺈذَا َ ﻒ ُ ْﻚ ﻓَﺎﻋ َ ﺣﻮِْﻟ َ ( 159 : 3/ )أل ﻋﻤﺮان. ﺤﺐﱡ اﻟْ ُﻤ َﺘ َﻮ ﱢآﻠِﻴﻦ ِ ن اﻟﱠﻠ َﻪ ُﻳ ﻋﻠَﻰ اﻟﱠﻠ ِﻪ ِإ ﱠ َ َْﻓ َﺘ َﻮ ﱠآﻞ Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Ali Imran/3: 159)
B. Tujuan dan Fungsi Pemerintah Dalam Islam. Ditinjau dari tujuan adanya negara, Islam memandang bahwa kewajiban utama atas seorang penguasa dan pemerintahannya ialah menegakan sistem kehidupan
islami
dengan
sempurna
tanpa
mengurangi
atau
mengganti,
memerintahkan segala yang ma’ruf, menebarkan kebaikan dan mencegah kemunkaran serta bertindak membasmi kejahatan dan kerusakan sesuai dengan ukuran nilai-nilai akhlak Islam. 15 Tujuan menunjukan dunia cita-cita, yakni suasana ideal yang harus dijelmakan. Maka, tujuan mengandaikan adanya sasaran yang hendak dicapai. Sebaliknya, fungsi menunjukan dunia riel yang konkret. Oleh karenanya fungsi adalah pelaksanaan dari pada tujuan yang hendak dicapai itu. 16
15 16
M. Amin Rais, Khalifah dan Kerajaan, (Bandung: Mizan, 1984), cet. ke-1, h. 104
M. Arskal Salim GP, Etika Intervensi Negara: Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyah, (Jakarta: Logos, 1999), h. 62
24
Dalam hubungannya dengan Negara, tujuan menunjukan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh Negara itu, sedangkan fungsi adalah pelaksanaan cita-cita Negara itu dalam kenyataan. Dengan demikian, antara tujuan Negara dan fungsi Negara harus terdapat konsistensi. 17 Dari pembahasan yang lalu, kita mengetahui Negara bagi Ibnu Taimyah tak lebih sebagai sarana bukan tujuan. Lalu apa sebenarnya yang menjadi tujuan dengan terbentuknya
Negara?
Dalam
pandangan
politik
Ibu
Taimiyah,
Negara
diselenggarakan agara semua tujuan-tujuan syariat dapat diwujudkan. Jadi, dalam hal ini,
mempersoalkan
tujuan
Negara
sesungguhnya
secara
tak
langsung
mempertanyakan apa yang menjadi tujuan dari syariat itu sendiri. Dengan kata lain, antara tujuan Negara dan tujuan syariat terdapat paralelisasi. 18 Ibnu Taimiyah menulis: “semua bentuk kekuasaan di dalam islam dimaksudkan hanyalah untuk kepentingan Allah semata dan agar kalimatullah dapat ditegakan setinggitingginya. Sebab, Allah swt. Sengaja menciptakan seluruh makhluk di dunia untuk kepentingan itu, dan untuk maksud tersebut Allah menurunkan sejumlah kitab suci dan mengutus beberapa orang rasul. Berdasarkan alas an itu, segenap
17 18
Ibid. Ibid., h. 63
25
para
Rasul
bersama
orang-orang
yang
beriman
turut
bahu-membahu
memperjuangkannya.” 19 Secara sederhana, tujuana Negara dalam pandangan politik Ibnu Taimiyah adalah terealisasinya syariat ditengah komunitas umat. dengan demikian, seorang yang dipercayai memegang kendali pemerintahan harus menjalankan fungsi-fungsi Negara sesuai dengan tujuan Negara tersebut. Lalu apa fungsi-fungsi negara menurut Ibnu Taimiyah? Dari beberapa keterangan di dalam karya-karyanya, kita mengetahui bahwa fungsi Negara yang paling utama adalah menegakan amar makruf dan nahi mungkar. Ibnu Taimiyah mengatakan: “seluruh kekuasaan keagamaan dimaksudkan untuk menegakan amar makruf dan nahi mungkar, baik pada kekuasaan yang sifatnya makro, seperti kekuasaan Sultan, ataupun pada kekuasaan yang sifatnya mikro, seperti kekuasaan polisi, kekuasaan hakim, kekuasaan fiskal(kantor keuangan), dan kekuasaan hisbah.” 20 Dalam hal itu, khan benar ketika mengemukakan pandangan bahwa tujuan utama dari Negara dan pemerintahan, menurut Ibnu Taimiyah, adalah menegakan amar makruf dan nahi mungkar. Memang, penegakan amar makruf dan nahi mungkar parallel dengan upaya mewujudkan terciptanya sebuah tata social dan tertib hukum yang adil, dan beriman kepada Allah serta merealisasikan syariat. 21
19 20 21
Ibid. Ibid. Ibid., h. 64
26
Secara literal, amar makruf nahi mungkar diartikan sebagai perintah berbuat kebajikan dan larangan berbuat kejahatan. Penegakan amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban semua individu Muslim. Artinya, kewajiban tersebut bersifat kolektif (fardhu kifayah). Walau begitu, kewajiban tersebut dapat berubah menjadi individual impertatif (fardhu ain) jika tak ada satupun pihak yang sanggup melaksanakannya. Dalam hal itu, pihak yang mempunyai otiritas dan kopetensi, seperti Negara, merupakan institusi yang paling bertanggung jawab untuk merealisasikannya. 22 Dari uaraian-uraian Ibnu Taimiyah di dalam dua karangan politiknya, alsiyasah dan al-hisbah, kita menyimpulkan sedikitnya ada lima bentuk fungsi Negara dalam menegakan amar makruf nahi mungkar, yaitu (1) pelaksanaan dasar-dasar agama Islam; (2) penegakan hukum/keadilan dan perlindungan hak-hak; (3) pemeliharaan ketertiban dan keseimbangan ekonomi; (4) penyediaan infrastruktur social; dan (5) pembelaan keamanan Negara. 23 Dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut, Ibnu Taimiyah menghendaki agar Negara membentuk pula beberapa institusi-institusi yang mendukung kelancaran tugas penegakan amar makruf nahi mungkar, seperti pengadilan (al-qadha), lembaga al-hisab, pilisi (as-syurthah), dan kantor keuangan (dawawin al-maliyah). 24
22 23 24
Ibid. Ibid. Ibid.
27
Dari uraian singkat tersebut, tampak jelas betapa fungsi negara dalam pandangan politik Ibnu Taimiyah terlihat sangat kentara, konkret, dan transparan. Karena itu, kita dapat mengatakan fungsi negara dalam pandangannya tidak hanya sekedar “penjaga malam”, meminjam istilah yang digunakan oleh Adam Smith. Sebab, fungsi Negara menurut Ibnu Taimiyah mempunyai cakupan obyek yang lebih luas dan terlihat lebih optimal dalam melakukan fingsinya. 25
C. Peranan Pemarintah Dalam Bidang Ekonomi dan Penetapan Harga Menurut Ekonomi Islam “Patut dicatat bahwa mengatur segala urusan masyarakat itu merupakan salah satu hal penting yang diperlukan (wajibat) dalam agama (addin). Ad-din sesungguhnya tidak bisa dibangun tanpa itu. Seluruh manusia di dunia ini merupakan anak cucu Adam yang tak bisa disempurnakan urusannya kecuali melalui organisasi masyarakat yang baik (ijtimai’). Sebab mereka saling membutuhkan satu sama lain; dan masyarakat seperti itu sangat membutuhkan pemimpin.” 26 Kutipan pernyataan Ibnu Taimiyah di atas adalah penegasan tentang kelahirn manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial. Masyarakat sebagai basis hubungan horizontal antara-individu ditekankan tentang kebutuhan sebuah organisasi yang menciptakan relasi yang seimbang dan adil. Keseimbangan dan keadilan terwujud sehingga tercipta tatanan masyarakat yang baik hanya bisa muncul bila rasa 25
Ibid., h. 65
26
Ibnu Taymiyyah, Al-Siyasah Al-Syar’iyyah, (Kairo: Dar Al-Sya’ab, 1971), h.184
28
kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan baik oleh seluruh komponen masyarakat. Karena kehidupan manusia saja mencakup satu demografi kecil, tetapi juga meliputi suat wilayah yang luas, dimana keanekeragaman tercipta dengan sendirinya disertai dengan keinginan yang berbeda. Disinilah Ibnu Taimiyah menganggap pemimpin sebagai satu pra syarat untuk bisa mengatasi keanekaragaman itu. Penegasa Ibnu Taimiyah ini ditegaskan dengan kalimat yang lain bahwa, “jika seorang pemimpin dibutuhkan dalam sebuah perjalanan yang secara temporer dilakukan dan hanya terdiri dari beberapa orang sungguh merupakan perintah untuk memililki seorang pemimpin pula untuk mengatur sebuah asosiasi banyak orang yang sangat besar. 27 “asosiasi banyak orang yang sangat besar” yang dimaksud oleh Ibnu Taimiyah adalah pemerintahan atau negara. Pemerintahan atau negara menunaikan banyak tugas seperti halnya bebuat kebaikan dan mencegah segala pebuatan jahat yang terjadi. Tugas ini tak bisa dilaksanakan tanpa adanya sebuah legitimasi masyarakat tetang seorang pemimpin (imarah) dan adanya kekuatan yang dibangun untuk melaksanakan tugas-tugasnya itu. Ibnu Taimiyah menyamakan hal ini dengan kewajiban agama seperti pelaksanaan jihad, keadilan, pelaksanaan haji, membantu orang yang bersalah untuk memperoleh jalan yang benar serta jaminan akan adanya penegakan hukum yang adil, yang kesemuanya merupakan satu perintah (kewajiban) agama yang tak bisa ditunaikan dengan baik tanpa kehadiran seorang pemimpin dan kekuatan untuk 27
Ibid., h. 185
29
mengatur. Maka, kebutuhan akan kekuasaan politik dengan tujuan
memperkuat
ajaran Islam sepenuhnya, baik secara personal maupun dalam kehidupan sosial adalah kebutuhan yang pasti. Dengan demikian negara adalah sebuah kebutuhan untuk masyarakat itu sendir dengan segala penuaian tugas yang sudah ada padanya. 28 Pemikiran Ibnu Taimiyah tentang kebutuhan adanya negara ini, sebagaiman Al-Ghazali, diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusuhan dan keadaan tanpa hukum. Bila suatu pemerintahan tidak menjalankan tugas dengan baik, Ibnu Taimiyah menganjurkan untuk tidak menaatinya. Namun demikian, Ibnu Taimiyah juga melarang melakukan pemberontakan terbuka atau menggulingkan kekuasaan, meski ia juga tak menganjurkan untuk bekerja sama dengan penguasa yang zalim. 29 Ibnu Taimiyah adalah pencinta perdamaian. Ia melihat bahwa akan lebih banyak orang yang buruk ketimbang yang baik dalam usaha untuk melakuakan penggulingan itu. Tidak ada yang menjamim bahwa orang yang menggantikan mempunyai inkompetensi yang lebih baik ketimbang yang dijatuhkannya itu. Di lain pihak, kondisi stabilitas membutuhkan jangka waktu yang sangat lama. Enam puluh tahun di bawah kekuasaan yang tak adil, lebih baik dari sebuah negara yang semalam tak mempunyai pemimpin,” demikian ungkapan terkenal Ibnu Taimiyah yang sering dikutip banyak orang. 30
28
Ibid.
29
Ibid., h. 16
30
Ibid., h. 185
30
Negara, karena ia mengfungsikan dirinya sebagai pelaksana masyarakat yang baik, ia tak bisa bersifat absolut dalam artian ia bisa melaksanakan tugasnya tanpa pertanggungjawaban. Ibnu Taimiyah menganggap negara sebagai kewenangan amanat dari Allah yang harus ditunaikan sesuai dengan cara yang berpihak pada hukum-hukum syari’ah. Memerintah adalah kewajiban agama untuk memperoleh ridah Allah SWT dengan memenuhi segala kewajiban dimana setiap orang dianjurkan untuk berbuat baik, demikian tegas Ibnu Taimiyah. 31 Untuk melaksanakan itu, Ibnu Taimiyah mengatakan tentang perlunya hubungan yang harmonis dan kerja sama yang erat antara masyarakat dan pemerintah. Ibnu Taimiyah tidak mengatakan bahwa kesejahteraan negara ditinjau dari perbaikan hidup para individual, tetapi lebih melihat bahwa adanya negara dengan otoritas yang dimilikinya dipergunakan untuk mengembangkan kondisi material dan agama serta mempersiapkan penduduk yang berdiam diwilayah itu mengadapi kehidupan yang lebih baik. 32 Pemikiran ini berbeda dengan pandangan kaum merkantilis yang meyakini bahwa kesejahteraan negara dilihat dari peningkatan sisi material kehidupan penduduk. Agama sama sekali tidak menjadi pilihan. Dalam pandangan kaum merkantilis, usaha apapun akan dilakukan meski ia melanggar batas
31
Ibnu Taymiyyah, Al-Hisbah fi Al-Islam, (Kairo: Dar Al-Sha’ab, 1976), h. 11
32
Ibnu Taymiyyah, Al-Siyasah Al-Syar’iyyah …, Op.Cit., h.36
31
etika dan moral dan bahwa kekuasaan yang ada tidak dipertanggungjawabkan kepada publik. 33 Karenanya, untuk menjalankan pemerintahan yang baik. Ibnu Taimiyah melihat perlunya persyaratan seorang pemimpin negara yang dianggap cocok duduk di tampuk kekuasaan, yakni kompetensi (quwwah) dan integritas (amanah). 34 Alasan ini dipertimbangkan melihat tujuan besar dari sebuah negara yakni mengajak penduduknya melaksanakan kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran yang kesemuanya itu ditujukan untuk mensejahterakan kehidupan masyarkat dalam arti yang sangat luas. 35 Tujuan negara ini memang sangat komprehensif, termasuk didalamnya mengajak malaksanakan praktik-praktik sosial dan ekonomi yang bermanfaat. “kesejahteraan penduduk dan negeri hanya bisa dicapai melalui perintah melaksanakan kebaikan dan mencegah perbuatan yang menyimpang (keburukan). 36 Di sini Ibnu Taimiyah ingin memberikan gambaran bahwa segala kegiatan manusia yang bersifat horizontal maupun diagonal frontal mempunyai keterkaitan dengan garis vertikal kepada tuhannya. Tidak melulu ibadah yang ia anjurkan, tetapi juga semangat untuk memjukan ekonomi, terutama ketika ia membahas keadilan dalam sebuah negara. Ibnu Taimiyah benar-benar mengharagai kegiatan ekonomi dan agama sebagai perpaduan garis kehidupan untuk mencapai maksud kesejahteraan 33
Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat, (Bandung: Mizan, 1997), h. 92
34
Ibnu Taymiyyah, Al-Siyasah Al-Syar’iyyah …, Op.Cit., h. 35
35
Ibid., h. 90-91
36
Ibid., h. 89
32
yang sesungguhnya. Ia menekankan kerangka tanggung jawab yang tak terpisahkan antara keduanya itu. 37 Kesejahteraan agama Islam, dengan demikian diperlukan untuk
menjamin keadilan ekonomi dan sosial bagi seluruh warga negaranya.
Karenanya, merupakan tugas utama dari negara untuk memenuhi setiap kebutuhan pokok atas pangan, sandang, papan, kesejahteraan dan pendidikan dan kemudian pengawasan atas harga, penetapan upah kerja, penyediaan lapangan kerja, intervensi (bila diperlukan) dalam pemilikan hak milik dan pelarangan atas kegiatan bisnis uang mengandung unsur riba. Negara harus berusaha keras untuk meghilangkan kemiskinan dan mewujudkan perokonomian yang stabil dan menetapkan tujuantujuan organisasi dan kebutuhan perencanaan. 38 Untuk mencapai semua itu, Ibnu Taimiyah menekankan keadilan sebagai asas pelaksanaan. 39 Dalam Al-hisab Ibnu Taimiyah menulis bahwa “jika pengeluaran untuk belanja itu dilakukan sesuai dengan nilai kebenaran, keadilan, menafaat dan kejujuran dalam mekanisme pasar, hasilnya pun akan mancapai kesana. Sebaliknya jika pengeluaran belanja dilakukan dengan cara yang salah, sewenag-wenang, tidak adil dan jujur, kondisi yang sama juga akan mengarah kesana.” 40 Ini bisa diartikan bahwa jika pengusa meletakan dasar-dasar kebenaran, kejujuran dan keadilan serta memberlakukan nilai-nilai positif sebagai tonggak utama 37
AA Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taymiyyah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), h. 221
38
Ibid., h. 222
39
Ibnu Taymiyyah, Al-Siyasah Al-Syar’iyyah …, Op.Cit., h. 178
40
Ibid., h. 44-45
33
dalam tata laksana kepemerintahan, tentu para pelaku ekonomi yang ada dalam wilayah kekuasaan penguasa itu juga akan melakukan respons yang positif pula. Itu pula yang menjadi tujuan utama para pemimpin dalam pandangan Ibnu Taimiyah, yakni mengatur negara dengan adil dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada siapa saja yang memintanya serta mengatur prinsip-prinsip dasar dari pemerintahan yang adil (al-siyasah al-adilah) dan lebih mengutamakan kebaikan urusan publik (al-wilayah al-shalihah). 41 Keadilan bagi penguasa yang dimaksudkan disini bisa berarti dua: yakni pertama, otoritas meminta dari masyarakat yang benar-benar sesuai dengan adil, semisal pajak dan bea cukai dan penduduk segera membayarnya sesuai dengan beban yang di emban. Ketidakadilan, kata Ibnu Taimiyah, sebagian besar dilakukan oleh dua pihak, yakni penguasa dan warga negaranya. Yang pertama meminta ke masyarakat melebihi kewenangan, sementara yang kedua menunda atau bahkan mengelak pelaksanaan kewajiban yang sudah seharusnya segera dilaksanakan;. Kedua, berkaitan dengan distribusi. Distribusi berarti memberikan ganjaran kepada siapa saja yang berhak menerimanya, dan sebaliknya penduduk tidak meminta apa yang memang tidak menjadi hak-haknya. Hal lain yang berkaitan dengan keadilan ekonomi adalah tidak adanya monopoli kekuasaan ekonomi sentral. Semua orang dipahami sebagai individu yang berhak memperoleh kesempatan yang sama. Tidak ada pengecualian bagi siapapun
41
Ibid., h. 16
34
untuk turut serta berpartisipasi dan melakukan kegiatan bisnis. Karenanya, negara mempunyai hak pula untuk mengawasi upah dan harga yang berlangsung di pasar untuk menciptakan stabilitas ekonomi penduduk. 42 Dalam perkembangan sejarah Islam, masalah pematokan harga barang sudah muncul sejak zaman Nabi Muhammad saw. Dilaporkan dari Anas bin Malik pada suatu saat ketika terjadi kenaikan harga-harga barang di kota Madinah, beberapa sahabat menghadap Nabi saw mengaduakan masalah itu dan meminta beliau agar mematok harga-harga barang di pasaran. Lalu Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Allah yang menetapkan harga, yang menahan dan melapaskan, dan yang mengatur rezeki. Dan, aku mengharapkan agar saat berjumpa Allah dalam keadaan tidak ada seorangpun di antara kalian yang menggugatku karena kezaliman dalam soal jiwa dan harta. Singkat kata, Nabi saw. menolak permintaan tersebut.43 Menurut Ibnu Taimiyah, hadis itu memang mengungkapkan betapa Nabi saw. tidak mau campur tangan dalam soal pengaturan harga-harga barang. Akan tetapi, keengganan Nabi saw. sebagai pemimpin di Madinah saat itu untuk intervensi sebetulnya lebih karena kenaikan harga-harga barang memang dipicu oleh kondisi obyektif pasar Madinah, dan bukannya karena tindak kecurangan yang dilakukan oleh segelintir orang yang mengejar-ngejar keuntungan belaka.
42
AA Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taymiyyah …, Op.Cit., h.35
43
M. Arskal Salim GP, Etika Intervensi Negara …, Op.Cit., h. 91
BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP HARGA BBM TAHUN 2005 SERTA ANALISIS EKONOMI ISLAM TERHADAP KEBIJAKAN TERSEBUT
A. Deskriptif Tentang Kebijakan Pemerintah Terhadap Kenaikan Harga BBM. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperature atmosfir berupa fasa cair atau padat termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tapi tidak termasuk batu bara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang di peroleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha minyak dan gas bumi. BBM merupakan hidrokarbon yang dibentuk dari proses yang berlangsung dalam skala waktu geologis, atau dengan kata lain bahan bakar minyak adalah bahan bakar yang berasal dan atau diolah dari minyak bumi. 1 Dalam skala kehidupan manusia, BBM praktis merupakan sumber daya alamyang tidak dapat diperbaharui. Artinya suatu saat nanti akan habis dan sebelum habis harganya akan terus meningkat indonesia sebagai salah satu Negara pengekspor migas disinyalir cadangan minyaknya hanya tinggal 5 miliar barrel. Itu berarti hanya sekitar 0,484 persen dari seluruh cadangan minyak dunia.atau hanya sekitar 0,614 persen dari cadangan minyak Negara-negara
1
Undang-Undang Republik Indonesia No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi beserta Penjelasannya, ( Jakarta, Citra Umbara, 2002). h. 3
35
36
anggota OPEC. Sementara itu produksi minyak Indonesia pada bulan Agustus 2005 adalah 940.000 barrel perhari. Ini jauh di bawah kuota Negara-negara anggota OPEC yang besarannya 1,451 juat barrel perhari. Menurut dat ini, produksi minyak Indonesia hanya 2,75 persen dari seluruh produksi Negaranegara anggota OPEC. 2 Sementara itu produksi minyak Indonesia menurun sebesar 4,5 persen menjadi 1,113 juta barrel perhari. Sedangkan konsumsi minyak masyarakat Indonesia meningkat1,4 persen menjadi 1,15 juta barrel pertahun. Artinya, Indonesia harus mengimpor minyk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebagaimana diketahui bersama bahwa kebutuhan konsumsi minyak masyarakat Indonesia meningkat sementara produksi minyak Indonesia menurun dan tidak seperti kebayakan Negara-negara penghasil minyak lainnnya bahwa Indonesia adalah Negara yang banyak jumlah penduduknya. Walaupun cadangan minyak Indonesia tidak sampai 1 %
dari cadangan minyak negara-negara
anggota OPEC, jumlah penduduk Indonesia adalah 42% dari seluruh jumlah penduduk Negara-negara anggota OPEC. 3 Mungkin Indonesia adalah satu-satunya negara anggota OPEC yang menderita apabila terjadi kenaikan harga minyak di pasar internasional. Masalah ini berlangsung dari tahun ke tahun dan seolah-olah kita tidak berdaya dan tentunya secara mudah kita dapat menyatakan bahwa salah satu penyebabnya 2
http://priyadi.net/archives/2005/09/23
3
http://kolom.pasific.net.id/ind/2004/12/15
37
adalah kualitas manajeman migas nasional yang kurang memadai. Kita sering menyaksikan fluktuasi harga minyak internasional tidak menentu bahkan telah menembus batas psikologis US $ 50/barrel dan akibatnya APBN terancam karena subsidi BBM akan makin melonjak. Masalah ini sering terjadi sejak dulu. Pilihan kebijakan yang dapat diambil dengan naiknya harga minyak mentah tersebut seolah-olah
hanya
dua,
yaitu
menghentikan
subsidi
terhadap
BBM
mengakibatkan timbulnya resiko keresahaan sosial, atau tetap mempertahankan subsidi BBM yang akan meningaktkan beban keuangan pada APBN. Fluktuasi harga minyak dunia memang sulit ditebak apakah akan naik atau turun. Meski seharusnya sudah turun, bisa saja pasar merespon suatu kondisi pada suatu Negara sehingga menyebabkan harga minyak mentah naik kembali. Naming sesulit apapun memprediksi harga minyak mentah dunia, dapat dipastikan hargas minyak mentah dunia tetap berada pada angka yang sangat jauh di atas patokan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) tahun 2005 yang mengasumsikan harga minyak mentah dunia sebesar 24 dollar AS. Bahkan pengamat minyak internasional mempercayai meskipun harga minyak mentah dunia akan turun makn akan tetap diatas level 40 dollar AS per barrel atau malah menyentuh level 60 dollar AS per barrel.4
4
Masyarakat Harus Pahami Kenaikan BBM, Kompas, Jakarta, 23 Oktober 2004
38
Gambar 3.1 Belanja pemerintah Pusat 2004 (Realisasi)
Subsidi BBM , 17%
Belanja Rutin, 49%
Bayar Utang, 31%
Gambar 3.2 Belanja Pemerintah Pusat 2005 (APBN Revisi II)
Sub sud i B B M , 23%
B el anja R ut in, 48%
B ayar U t ang , 24%
Rakyat mengharapkan tidak dicabut sehingga harga BBM tidak dinaikan dan tetap menuntut adanya pasokan BBM dalam jumlah yang dibutukan. Dilain pihak, bila harga BBM tetap dipertahankan, pemerintah akan menghadapi kesulitan keuangan yang cukup signifikan. Walaupun harga minyak internasional naik dan menimbulkan dampak positif pada sisi penerimaan APBN, namun pengeluaran APBN akan meningkat dalam bentuk pengeluaran subsidi BBM
39
yang jumlahnya mencapai Rp. 60 triliun.dan juga dana bagi hasil ke daerah. Pada masa lalu, pengeluaran bagi hasil migas ke daerah belum ada sehingga kenaikan pengeluaran subsidi dapat dikompensasikan dengan kenaikan penerimaan minyak sebagai akibat kenaikan harga minyak. 5 Salah satu alasan pemerintah menaikan harga BBM adalah karena naiknya harga minyak mentah di pasaran dunia. Pada tahun 2005 harga minyak dunia sempat menembus angka 60 dollar lebih per barrel. Hal itu di sebabkan permintaan pada triwulan pertana tahun 2005 yang masih tingggi yakni sekitar 81,4 juta barrel per hari atau meningkat sekitar 1,6 juta barrel per hari dibandingkan dengan triwulan pertama 2004. meskipun pada triwulan kedua atau antara bulan April sampai dengan Juni harga minyak mentah dunia kembali tertekan karena permintaan minyak mentah dunia yang akan menurun menjadi sekitar 83,0 juta barrel per hari (bph). Namun secara keseluruhan harga minyak mentah dunia pada tahun 2005 diperkirakan akan masih tetap tinggi yakni berkisar antara 45-55 dollar AS per barrelnya. Hal itu disebabkan selama tahun 2005 tambahan minyak mentah dunia diperkirakan akan masih tetap tinggi ditengah ketatnya tambahan pasokan yang makin menurun. 6
5 6
http://kolam.pasifik.net.id/ind/ 15/2004/12/15
kompas, BBM Antara Hajat Dan lahan Korupsi, ( Jakarta: Penerbit Buku kompas, 2005), Cet. 1, h. 9 .
40
1. Peraturan Presiden Dalam Menetapkan Harga BBM Tahun 2005 Kenaikan harga bahan bakar minyak yang dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah dunia membuat pemerintah mengambil kebijakan untuk mengurangi beban subsidi yang sangat memberatkan keuangan negara. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 55 tahun 2005 tentang harga jual eceran bahan bakar minyak dalam negeri yang ditetapkan tahun lalu merupakan salah satu langkah yang diambil permerintah dalam hal kebijakan ekonomi guna meringankan keuangan negara yang semakin berat. Bila kita mengingat sepanjang tahun 2005 telah terjadi tiga kali kenaikan harga bahan bakar minyak dalam dua masa pemerintahan, yakni pemerintahan Megawati Soekarno Puteri dan Hamzah Haz, dan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini dipicu oleh berbagai macam faktor, antara lain: ekonomi; seperti melonjaknya harga minyak mentah dunia yang sempat menyentuh lebih dari 70 dollar amerika per barrel, dari segi politik, seperti konflik Timur Tengah yang kian memanasdan belum mereda sehingga mengganggu pasokan minyak mentah dunia ke berbagai negara konsumsi bahan bakar minyak, maupun faktor-faktor lain baik yang terkait langsung dengan pendistribusian minyak mentah ke seluruh dunia maupun yang tidak secara langsung terkait dengan hal tersebut. Kebijakan pemerintah dalam menaikan harga bahan bakar minyak dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2005 tentang harga jual eceran bahan bakar minyak dalam negeri berarti mengurangi subsidi yang selama
41
ini diberikan pemerintah kepada rakyat. Hal itu dimaksudkan untuk meringankan beban keuangan negara yang semakin berat khususnya dalam penyediaan dan pengadaan bahan bakar minyak untuk konsumsi dalam negeri. Hal tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh pemerintah dalam bab menimbang yang tercantum dalam poin a, PP nomor 55 tahun 2005. Pemerintah beranggapan dengan menaikan harga bahan bakar minyak berarti mengurangi nilai subsidi yang selama ini ditanggung oleh pemerintah, sehingga diharapkan akan dapat meringankan beban keuangan yang semakin berat yang selama ini di tanggung pemerintah. Beban subsidi yang selama ini di tanggung pemerintah memang benar-benar sangat memberatkan keuangan negara karena harga minyak mentah dunia yang naik hingga 210 persen dalam hitungan bulan atau per tiga bulan diantara pertengahan dan akhir tahun 2005. Selama kurun waktu tahun 2005 harga minyak mentah dunia kembali menembus angka 60 dollar Amerika Serikat per barrel. Hasil ini disebabkan permintaan pada triwulan pertama tahun 2005 yang masih tinggi, yakni sekitar 84,1 juta barrel per hari, atau meningkat sekitar 1,6 juta barrel per hari dibandingkan dengan triwulam pertama tahun 2004. Meskipun pada triwulan kedua tahun 2005 harga akan kembali tertekan karena tingkat permintaan minyak mentah dunia akan menurun menjadi sekitar 83 juta barrel per hari (bph), secara keseluruhan harga minyak mentah dunia tahun 2005 dipastikan akan masih tetap tinggi, yakni sekitar 45-5 dollar Amerika Serikat per barrel. Hal itu disebabkan
42
selama tahun 2005 tambahan permintaan minyak dunia diperkirakan masih tetap tinggi ditengah ketatnya tambahan pasokan. 7 Peraturan presiden nomor 55 tahun 2005 ini dirasakan oleh masyarakat semakin membebani biaya hidup mereka karena dalam pasal 2 ayat (1) PP. Momor 55 tahun 2005 disebutkan: “harga jual eceran minyak tanah (kerosene) untuk rumah tangga dan usaha kecil di titik serah, termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) untuk setiap liter ditetapkan Rp. 2000,00 (dua ribu rupiah).” 8 Harga baru minyak tanah ini naik Rp. 700,00 (tujuh ratus rupiah) dari harga sebelumnya yakni Rp. 1300,00 (seribu tiga ratus rupiah) atau naik sekitar 15 persen dari harga sebelumnya. Minyak tanah nerupakan suatu masalah yang memang harus dibahas secara rasional. Masalah ini memang sensitif karena menyangkut kehidupan masyarakat luas. Subsidi BBM menjadi meningkat sangat tajam karena kenaikan harga minyak mentah dunia. Di antara jenis BBM yang terbesar subsidi per satuan isi adalah minyak tanah. Kita belum memiliki data akurat yang terakhir tentang segmen pemakai minyak tanah, terutama di kota besar dan di desa, apakah itu untuk memasak dan penerangan atau untuk runah tangga dan industeri. Minyak tanah dikonsumsi luas
di masyarakat bawah
dengan pengetahuan yang rendah mengenai jenis dan perilaku energi, sehingga
7 8
Harga Minyak Dunia Dan Kemelut Harga BBM, Kompas, Jakarta, 26 Februari 2005
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Harga Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri.
43
sulit mengharapkan sulit mengharapkan masyarakat mampu untuk memiliki energi secara tepat, efisien, dan rasional dalam penggunaannya. Namun demikian, sayangnya belum ada data penelitian seperti yang dilakukan pada akhir tahun 1970-an. Yang jelas konsumsi minyak tanah 2003 sudah mencapai 16,7 juta kilo liter, dibandingkan dengan konsumsi tahun 1980 sebesar 7,8 juta kl, atau meningkat 214 persen. 9 Sementara itu dalam pasal 2 ayat (2) Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2005 di sebutkan : ”harga jual eceran bensin premium dan minyak solar (gas oil) untuk usaha kecil, transportasi dan pelayanan umum di titik serah termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) untuk setiap liter ditetapkan sebagai berikut: a. Bensin premium : Rp. 4500,00 (empat ribu lima ratus rupiah); b. Minyak Solar : Rp. 4300,00 (empat ribu tiga ratus rupiah)” 10
9
Soal minyak tanah, Kompas, Jakarta, 29 Oktober 2004 Peraturan Presiden…Op.Cit.
10
44
Tabel 3.1
PERKEMBANGAN HARGA PRODUK BBM TAHUN 2005 Tangal 3 Jan 1 Feb 1 Mar 14 Mar 1 Apr 1 Juli 1 Agus
Pertamax M. M. M. M. Pertamina Pertamax Premium Plus Tanah Solar Diesel Bakar Dex 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200
4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
1 Sep
5.900
5.700
1 Okt
5.900
5.700
8 Okt
1 Nov
21 Nov
1 Des
5.900
5.900
5.600
5.600
1.810
1.800 1.650 1.650 1.560
-
Harga Eceran
2.100
2.200 2.100 2.050 1.600
-
Harga Industri
1.810
1.800 1.650 1.650 1.560
-
Harga Eceran
2.100
2.200 2.100 2.050 1.600
-
Harga Industri
2.400
2.200 2.100 2.300 2.300
-
Harga Eceran
2.870
2.790 2.700 2.660 2.300
-
Harga Industri
2.400
2.200 2.100 2.300 2.160
-
Harga Eceran
2.870
2.790 2.700 2.660 2.300
-
Harga Industri
2.400
2.200 2.100 2.300 2.360
-
Harga Eceran
2.870
2.790 2.700 2.660 2.360
-
Harga Industri
2.400
2.200 2.100 2.300 2.360
-
Harga Eceran
4.060
4.940 4.740 4.560 2.900
-
Harga Industri
2.400
2.200 2.100 2.300 2.600
-
Harga Eceran
4.640
5.490 5.480 5.240 3.150
-
Harga Industri
2.400
2.200 2.100 2.300 2.600
5.160
5.600 5.350 5.130 3.150
4.500
2.000 4.300
5.160
5.600 5.350 5.130 3.150
Harga Jual Pasar
4.500
2.000 4.300
Harga Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar Perpres No. 55/2005
-
-
-
5.400
5.400
6.300
6.300
-
5.700
5.700
Keterangan
6.300
Harga Eceran Harga Industri Harga Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar Perpres No. 55/2005
6.290
6.400 6.000 5.780 3.810
Harga Industri Berdasarkan SK Dir PMS & Niaga No Kpts340/F00000/2005-S3
4.500
2.000 4.300
Harga Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar Perpres No. 55/2005
5.890
6.480 6.170 5.940 3.870
Harga Jual Pasar
4.500
2.000 4.300
Harga Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar Perpres No. 55/2005
5.890
6.480 6.170 5.940 3.870
4.500
2.000 4.300
-
-
-
-
-
-
6.300
5.900
Harga Jual Pasar 5.900
Harga Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar Perpres No. 55/2005
Catatan :
•
•
Harga jual eceran dalam ne geri untuk Premium dan Minyak Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)/Agen Premium dan Minyak Solar (APMS)/Premium Solar Packed Dealer (PSPD). Harga tersebut juga diperuntukkan untuk pemakaian Pertamina sendiri (tidak termasuk kapal bendera asing yang dicharter Pertamina dan atau tujuan ke luar negeri). Harga jual Industri berlaku untuk kegiatan pertambangan umum dan pertambangan migas seperti pertambangan batubara, migas, panas bumi, biji logam, logam yang tidak mengandung besi dan
45
bahan baku semen. Selain itu harga tersebut juga berlaku untuk kegiatan pengolahan seperti industri semen serta industri logam dasar dan baja.
Kenaikan harga bensin premium dan solar yang di berlakukan oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden. Nomor 55 tahun 2005 ini merupakan kenaikan yang ketiga kalinya pada triwulan yang ke empat tahun 2005. harga baru ini di peruntukan bagi konsumen dengan empat kategori, yakni rumah tangga, Usaha kecil, transportasi dan pelayanan umum dengan perincian sebagai berikut: Tabel 3.2 Rincian Rumah Tangga, Usaha Kecil, Transportasi dan Pelayanan Umum KONSUMEN PENGGUNA
URAIAN Konsumen yang menggunakan minyak
Rumah Tangga
tanah (Kerosene) untuk memasak dan penerangan dalam lingkupRumah Tangga. Konsumen yang menggunakan minyak tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) terdiri dari: a. Usaha kecil setelah diverifikasi instan berwenang dapat diberikan kebutuhan BBM
Usaha Kecil
paling banyak 8 kiloliter/bulan/Unit Usaha Kecil; atau b. Nelayan yang mengkonsumsi Minyak Solar (Gas Oil) dengan menggunakan kapal maksimum 30 GT yang mengkonsumsi Minyak Solar (Gas Oil) paling banyak 25 (dua puluh lima) kiloliter/bulan.
46
Konsumen
yang
menggunakan
Bensin
Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) terdiri dari: a. Segala bentuk sarana transportasi darat (kendaraan bermotor, kereta api) yang digunakan untuk angkutan umum dan Transportasi
angkutan sungai, danau, dan penyebrangan (ASDP); b. Kapal berbendera nasional dengan trayek dalam negeri; c. Kendaraan bermotor milik TNI/Polri, Instansi Pemerintah/Swasta, Kapal milik Pemerintah/TNI/Polri; atau d. Kendaraan bermotor milik pribadi. Konsumen
yang
menggunakan
Bensin
Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) terdiri Pelayanan Umum
dari:
Rumah
Sakit,
Sarana
Pendidikan/Sekolah/Pesantren,
Tempat
Ibadah, Krematorium, Sarana Sosial, dan Kantor Pemerintahan.
2. Faktor Yang Melatar Belakangi Kenaikan Harga BBM Tahun 2005 Dapat dikemukakan disini beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kenaikan harga BBM, antara lain:
47
a. Naiknya harga minyak mentah dunia. Di atas telah dikemukakan bahwa rentang waktu antara tahun 2004 dan tahun 2005 harga minyak mentah dunia terus mengalami fluktuasi harga yang mengarah pada melonjaknya harga minyak mentah dunia akibat dari permintaan minyak dunia yang terus meningkat ditengah menurunnya pasokan minyak dunia, terutama yang tergabung dalam Negara-negara anggota OPEC. Permintaan minyak dunia diperkirakan akan meningkat dari 85,2 juta barrel per hari (bph) pada tahun 2004 menjadi 84,5 juta barrel per hari (bph) pada tahun 2005. meskipun pada triwulan kedua akan menurun menjadi sekitar 82,5 juta barrel per hari, pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2005 permintan akan kembali meningkat menjadi sekitar 84,0 juta barrel per hari dan 86,2 juta barrel per hari (bph). 11 Masih tingginya laju permintaan minyak pada tahun 2005 ini disebabkan oleh masih tingginya laju permintaan di China dan belakangan ini diikuti oleh India. Sebab, pertumbuhan ekonomi di kedua Negara berpenduduk terbesar di dunia itu diperkirakan akan akan masih jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu, di sisi pasokan selama tahun 2005 diperkirakan akan sangat ketat mengingat kemampuan Negara-negara nonOrganisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menambah tingkat produksinya akan mengalami banyak kesulitan. Sebagai mana diketahui, pasokan minyak yang terbesar Negara non OPEC adalah berasal 11
Kompas, BBM Antara Hajat…Op. Cit., h. 10
48
dari Rusia (termasuk Negara-negara bekas Uni Soviyet), Amerika Serikat, Norwegia, Inggeris dan Meksiko. Pada tahun 2005 ini diperkirakan pasokan minyak dunia dari Negara-negara non OPEC akan mencapai sekitar 51,0 juta barrel per hari, padahal tambahan minyak mentah dunia pada tahun 2005 akan mencapai sekitar 2,0 juta barrel per hari.12 Keterbatasan tambahan produksi non-OPEC disebabkan tambahan produksi dari Rusia untuk tahun 2005 akan sangat menurun. Sebagaimana diketahui, dalam beberapa tahun terakhir ini tambahan pasokan dari nonOPEC sangat bergantung pada peningkatan pasokan dari Rusia yang telah mempu menambah produksi sekitar 0,8 juta bph setiap tahun. Namun, untuk tahun 2005, Rusia hanya akan mampu menambah pasokan sekitar 0,3 juta bph, dari sekitar 11,5 juta bph pada tahun 2004 menjadi sekitar 11,8 juta bph. Karena itu, tambahan pasokan non-OPEC hanya akan mengandalkan tambahan dari negara-negara produsen kecil, seperti Angola, Brasil, Chad, Guinea-Ekuatorial, dan Sudan yang sangat beruntung pada kondisi politik keamanan setempat, sementara produsen non-OPEC yang besar seperti Inggris, Norwegia, dan Meksiko, akan sulit untuk diandalkan. Oleh karena itu, selama tahun 2005 ini perkirakan harga minyak dunia akan tetap tinggi. Sebab, pergerakan harga yang mengarah keangka dibawah 40 dollar AS perbarel pasti akan ditentang oleh Negara-negara OPEC, disamping angka ini
12
Harga Minyak Dunia Dan Kemelut Harga BBM, Kompas, Jakarta, 26 Februari 2005
49
diyakini sebagai tingkat harga keseimbangan baru setelah terjadi perubahan elastisitas permintaan minyak di Cina pada tahun 2004. 13 b. Beban Subsidi BBM Yang Melampaui RAPBN. OPEC sebagai Negara pengekspor minyak mentah dunia, masih sangat kuat (powerful) dalam menentukan harga minyak dunia. Terlebih untuk tahun 2005, tambahan permintaan minyak mentah dunia jauh di atas kemampuan tambahan pasokan Negara-negara non-OPEC. Dengan demikian, asumsi harga minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2005 sebesar 35 dollar AS per barrel terkesan masih sangat komservatif meski jauh lebih maju daripada asumsi tahun-tahun sebelumnya. Hampir pasti patokan harga minyak mentah dunia tahun 2005 ini akan terlampaui karena harga minyak mentah dunia saat ini berada pada anngka 40-60 dollar per barrel. Artinya, perhitungan subsidi BBM di RAPBN tahun 2005 kembali akan terlampaui sebagaimana yang terjadi pada RAPBN tahun 2004 yang mengasumsikan harga minyak mentah dunia berada pada angka 24 dollar AS per barrel dengan subsidi BBM sekitar Rp.19 triliun rupiah, tetapi dalam realisasinya subsidi BBM 2004 membengkak menjadi sekitar Rp.60 triliun rupiah. Demikian juga dengan asumsi harga minyak di RAPBNRAPBN tahun-tahun sebelumnya yang selalu menggunakan angka yang
13
Ibid
50
sangat tidak realistis atau sangat rendah sehigga didalam realisasinya subsidi BBM selalu jauh diatas yang dianggarkan. 14 Di bawah ini dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap APBN tahun 2004 dan tahun 2005. Tabel 3.3 Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap APBN 2004
DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK TERHDAP APBN 2004 APBN*
Perkiraan Realisasi**
Perubahan
(Rp triliun)
APBN-P
(Rp triliun)
(Rp triliun) 22 dollar AS/barrel
36 dollar AS/barrel
Penerimaan
57,1
110,7
53,6
Subsidi BBM
14,5
63,1
-48,6
Bagi Hasil Migas
8,5
17,4
-8,9
Total Perubahan *) Kurs Rp 8.500 per dollar AS; Produksi 1,150 juta barel/hari *) Kurs Rp 8.900 per dollar AS; Produksi 1,072 juta barrel/hari
14
Ibid
-3,9
51
Tabel 3.4 Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap APBN 2005
DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK TERHDAP APBN 2005 APBN*
Perkiraan Realisasi**
Perubahan
(Rp triliun)
APBN-P
(Rp triliun)
(Rp triliun) 24 dollar AS/barrel
35 dollar AS/barrel
Penerimaan
60,7
99.7
39,0
Subsidi BBM Bagi Hasil Migas Total Perubahan
19,0
53,4
-34,4
9.3
15,2
-5,9 -1,3
*) Kurs Rp 8.600 per dollar AS; Produksi 1,125 juta barrel/hari *) Kurs Rp 8.600 per dollar AS; Produksi 1,125 juta barrel/hari
Dalam hal angka subsidi ini, ada kecenderungan untuk menampilkan angka yang “menyenangkan” nasyarakat dengan menempatkan besaran subsidi BBM yang rendah dalam RAPBN. Padahal angka yang rendah tersebut disebabkan asumsi harga minyak mentah yang dipakai sangatlah rendah seperti pada tahun 2004 dan bukan Karena adanya persetujuan untuk menaikan harga BBM. Sebab dalam kenyataannya ada semacam anggapan bahwa menyetujui kenaikan harga BBM berarti tidak pro rakyat. Anggapan ini baru sepenuhnya benar kalau sekiranya kita memiliki cadangan dan produksi minyak di perut bumi dalam jumlah yang besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan konsumsi BBM dalam negeri. Akan tetapi Indonesia saat ini tidak pada kondisi seperti itu. Untuk tahun 2005, angka
52
subsidi BBM ini sangat kritis. Bukan semata-mata karena angka yang cenderung under estimate karena asumsi harga minyak mentah dunia yang masih relatif rendah, tetapi yang lebih penting untuk dipahaml adalah adanya fakta bahwa minyak mentah nasional saat ini sudah berada dalam kondisi tidak mampu lagi menutupi kebutuhan BBM nasional. Kenaikan BBM pada tahun 2005 memang diperlukan karena pemerintah harus menekan subsidi BBM dan meningkatkan subsidi yang langsung menyentuh kesejahteraan masyarakat miskin. Bahkan, kalau subsidi BBM sebanyak Rp.63 triliun seperti yang dikeluarkan tahun 2004 dicabut sampai ke titik nol, mungkin bisa dipakai untuk membangun ratusan ru,ah sakit dan sekolah di daerah tertinggal. Apalagi subdisi pada tahun 2005 juga diperkirakan akan melonjak karena patokan APBN hanya menyediakan Rp. 19 triliun untuk subsidi BBM, sementara harga minyak mentah dipatok sebesar 24 dollar AS per barrel. Padahal sesuai perkiraan harga minyak (Indonesian crude price/ICP) tahun 2005 bisa mencapai 24-35 dollar AS per barrel. Harga minyak mentah tahun 2005 mencapai 37 dollar AS sehingga rata-rata IPC mencapai 34-35 dollar AS per barrel. Perkiraan harga minyak mentah Indonesia mengacu pada perkiraan west texas index (WTI), yang menurut energy information administration AS harga WTI tahun 2005 mencapai rata-rata 37 dollar AS per barrel. Dan selama ini harga rata-rata
53
minyak menyah Indonesia berkisasr 2-3 dollar AS per barrel di bawah harga WTI. 15 Perkiraan di atas berdasarkan beberapa faktor, antara lain masih akan berlanjutnya ketidakstabillan kawasan Timur Tengah akibat ancaman terorisme dan gangguan keamanan di Irak sehingga mengancam kesetabilan suplai minyak dari kawasan tersebut. Pertumbuhan ekonomi dunia, terutama Ameriak dan Cina, cenderung tetap membaik sehingga permintaan minyak mentah dunia akan tetap meningkat signifikan. Stok minyak mentah dan produksi minyak Negara-negara maju masih tetap rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. c. Produksi BBM Nasional yang tidak Mencukupi Konsumsi BBM Nasional. Salah satu alasan yang selalu membuat orang tidak menerima kenaikan harga BBM di dalam negeri adalah karena masyarakat menganggap Indonesia sebagai salah satu Negara penghasil minyak mentah dunia, sehingga lonjakan harga minyak mentah saat ini justeru bisa dinikmati masyarakat. Padahal tingkat konsumsi BBM di Indonesia yang terkesan sudah boros dan berada di atas jumlah minyak yang diproduksi. Seperti beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah pada tahun 2004 yang melebihi Rp. 60 triliun. Akibat tingginya harga minyak mentah dunia tahun 2005, dampak terhadap APBN tahun 2005 jika harga BBM dalam negeri tidak diubah dengan tingkat harga 35 dollar AS per barrel, maka peneriman akan mencapai Rp. 99,7 triliun, 15
Utang, Subsidi BBM dan Krisis Fiskal, Kompas, (Jakarta), 23 Oktober 2004
54
tetapi subsidi BBM Rp.53,4 triliun dan bagi hasil migas sebesar Rp.15,2 triliun. Sementara kalau harga minyak mentah bisa sesuai dengan 24 dollar AS, maka penerimaan sesuai APBN tahun 2005 sebesar Rp.60,7 triliun, tetapi subsidi BBM sebesar Rp.19 triliun dan bagi hasil migas sebesar Rp.9,3 triliun. 16 Beban yang dihadapi pemerintah akibat subsidi BBM yang terlalu besar tidak lagi memberiakan nilai tambah sebagai Negara produsen minyak diatar satu juta barrel per hari. Hingga saat ini ada lima jenis BBM yang dijual Pertamina yang masih disubsidi pemerintah yakni premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel dan minyak baker. Jika harga minyak mentah 35 dollar AS, maka subsidi untuk premium sekitar Rp.90 per liter, subsidi minyak tanah rumah tangga sebesar Rp.2.010 per liter, subsidi minyak tanha untuk industeri sekitar Rp.750 per liter, subsidi minyak solar untuk transportasi sekitar Rp.960 per liter, subsidi solar untuk industri sekitar Rp.960 per liter, subsidi untuk minyak diesel sekitar sekitar Rp.920 per liter dan subsidi untuk minyak bakar sekitar Rp. 550 per liter. Sementara data konsumsi BBM di Indonesia menunjukan pemakaina premium mencapai 15,173 kiloliter(KL), minyak tanah untuk rumah tangga mencapai 9,464 juta kiloliter, minyak tanah untuk industri mencapai 1,038 juta kiloliter, minyak solar untuk transportasi mencapai 14,332 juta kiloliter, minyak solar untuk
16
Ibid
55
industri mencapai 11,963 juta kiloliter, minyak diesel sekitar 1,296 juta kiloliter dan minyak bakar sebanyak 6,346 juta kiloliter. 17 Produksi minyak mentah Indonesia pada triwulan pertama tahun 2004 tercatat 0,98 juta barrel per harri (bph) atau sekitar 360 juta barrel per tahun. Pada tahun 1999 produksi minyak masih berkisar 1,4 juta barrel per hari. Penurunan produksi sekitar 30 persen ini terjadi dalam empat tahun terakhir. Sebaliknya, kebutuhan minyak mentah untuk diolah menjadi BBM di dalam negeri terus meningkat. Akibatnya, jumlah impor minyak membesar, berbanding terbalik dengan penurunan ekspor. Tanpa kenaikan harga jual BBM, kondisi tersebut tentu akan menimbulkan pembengkakan subsidi pemerintah. Mengutip the Asian Wall Stree Journal, pengamat perminyakan Kurtubi memaparkan, minyak yang diimpor untuk keperluan BBM dalam negeri pada Maret 2004 sejumlah 484.000 barrel per hari atau sekitar 36.000 jauh lebih besar dari jumlah minyak yang diekspor. Pada bulan April di tahun yang sama, selisih ini melebar menjadi 90.000 barrel per hari, dengan jumlah impor minyak 503.000 barrel per hari sedangkan ekspor minyak menurun menjadi 413.000 barrel per hari. Di bawah ini dipaparkan tren produksi dam impor minyak dalm kurun waktu lima tahun ( 2000-2004 ).
17
Menaikan Harga Bensin Premium, kompas, 3 Februari 2005
56
Gambar 3.3 Trend Produksi dan Impor Minyak dalam kurun waktu lima tahun (2000-2004) TREN PRODUKSI DAN IMPOR MINYAK IMPOR MINYAK MENTAH (Juta barrel)
PRODUKSI MINYAK MENTAH (Juta barrel/hari)
IMPOR BBM (Juta barrel)
1.4
160
1.2
140
1
120 100
80
0.8
80
60
0.6
118.8
120 108.7 100
60
75.3
79.1
40
0.4
40 0.2
20
20
0 2000
2001
2002
2003
2004
0
0
2000
2001
2002
2003
2004
2000
2001
2002
2003
2004
Penurunan produksi memang terjadi secara alami pada lahan eksploitasi tua. Akan tetapi negara-negara penghasil minyak dunia pada umumnya masih dapat mempertahankan produksi dengan penerapan teknologi dan kegiatan eksploitasi untuk mengembangkan cadangan baru. Masalahnya, teknologi prodiksi dan pengembangan cadangan baru tudak dapat dilakukan tanpa investasi. Dapat disimpulkan bahwa hubungan BBM dengan perekonomian nasional (APBN) sangat erat sekali dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap APBN. Indonesia dengan konsumsi minyaknya yang tinggi sementara produsi minyak menurun, ini dapat mengancam APBN karena subsidi BBM semakin melonjak. BBM dengan harganya yang tinggi dikarenakan melonjaknya harga minyak dunia membuat pemerintah berpikir keras untuk menutupi beban subsidi yang sangat tinggi. Salah satu cara agar
57
APBN tidak mengalami devisit yang tinggi akhirnya pemerintah menaikan harga BBM. Kalau kita lihat pada tabel 3.4 (Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap APBN 2005) pemerintah mengalami minus pada anggaran subsidi BBM akibat tingginya harga minyak mentah dunia pada tahun 2005. Dampak terhadap APBN 2005 jika harga BBM dalam negeri tidak diubah dengan tingkat harga minyak 35 dollar AS perbarrel, tetapi penerimaan akan mencapai Rp. 99,7 triliun, tetapi subsidi BBM Rp. Rp. 53,4 triliun, dan bagi hasil migas sebesar Rp. 15,2 triliun. Sementara kalau harga minyak mentah bisa sesuai 24 dollar AS per barrel, maka penerimaan sesuai APBN 2005 sebesar Rp. 60,7 triliun, tetapi subsidi BBM sebesar Rp. 19 triliun, dan bagi hasil migas sebesar Rp. 9,3 triliun. Jadi jika realisasi harga minyak tahun 2005 rata-rata 35 dollar AS, maka tanpa kenaikan harga BBM di dalam negeri dengan patokan APBN harga minyak hanya 24 dollar AS, maka diperlukan tambahan sebsidi sebanyak Rp. 34,4 triliun dan menimbulkan defisit Rp.1,3 triliun dari penerimaan Negara dari minyak mentah. Inilah yang menyebabkan pemerintah menaikan harga BBM didalam negeri tercinta ini, agar APBN tidak mengalami devisit yang semakin tinggi. Jadi wajar apabila pemerintah melimpahkan beban kenaikan harga minyak dunia kepada warga Negara Indonesia, dikarenakan pemerintah sudah tidak mampu untuk menutupi beban subsidi yang sudah dianggarkan dalam APBN.
58
B. Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Menetapkan Harga BBM Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Sebagaiman telah disebutkan bahwa kebijakan pemerintah mengenai penetapan harga BBM telah menimbulkan berbagai pendapat dikalangan masyarakat luas. Dalam kajian hukum Islam, kebijakan yang diambil pemerintah harus selalu mengacu kepada (Maslahah) kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sebagaimana ucapan Imam syafi’I dalam kaidah Ushul Fiqih: 18
ﺤ ِﺔ َ ﻋ ﱠﻴ ِﺔ ﻣَ ُﻨﻮْطٌ ﺑِﺎﻟْ َﻤﺼَْﻠ ِ ﻰ اﻟ ﱠﺮ َ ﻹﻣَﺎ ِم ﻋَﻠ ِ ْف ا ُ ﺼ ﱠﺮ َ َﺗ Artinya: “Kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya harus berorientasi kepada maslahah (kesejahteraan dan kemakmuran).” (fatwa Imam Syafi’i) Kemaslahatan yang hendak dicapai pemerintah dalam menetapkan harga BBM antara lain: 1. APBN dan devisa Beban subsidi BBM yang ditanggung APBN tahun 2005 naik sekitar 64 persen. Hal itu disebabkan karena naiknya harga minyak dunia sempat menembus angka 60 dollar lebih per barrel, sehingga keuangan negara pada waktu itu mengalami defisit anggaran sebesar Rp, 1,3 Triliun. Dari data tersebut diatas maka pemerintah melakukan kebijakan dengan menaikan harga BBM agar dapat disesuaikan dengan harga BBM yang baru, 18
Abdul Mudjib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), h. 61
59
dengan devisa dari penerimaan migas sebesar Rp. 99,7 triliun. Maka dengan menaikan harga BBM diharapkan penerimaan negara dari migas meningkat. Dengan meningkatnya devisa negara dari penerimaan hasil migas, maka dampak positif dari kenaikan harga BBM tersebut antara lain: a. Dapat meringankan beban anggaran belanja negara, hal ini terjadi karena selama ini beban anggaran belanja negara selalu digunakan untuk mensubsidi BBM. Jika harga BBM naik maka beban subsidi yang di tanggung anggaran belanja negara dapat diringankan. b. Dengan menaikan harga BBM, pemerintah memungkinkan mendapat devisa yang banyak, hal itu dapat digunakan pemerintah untuk merealisasikan
berbagai
macam
program
pemerintah
seperti
meningkatkan mutu pendidikan, mengentaskan kemiskinan, membangun desa-desa terpencil dan lain-lain. 2. Penyelundupan dan pasokan BBM dalam negeri. Harga BBM yang relatif lebih rendah dari pada harga BBM di luar negeri maka yang akan terjadi adalah maraknya penyelundupan. Sebagai gambaran seberapa besar kerugian negara akibat penyelundupan, adalah jika biaya produksi premium per liter adalah Rp. 2.004,66, minyak tanah sebesar Rp. 1.834,90, minyak solar Rp. 1.758,26, minyak diesel sebesar Rp. 1.721 dan minyak bakar sebesar Rp.1.599,81. harga penjualan minyak bakar adalah Rp. 1.560. selisihnya perliter
Rp. 39,81. Jadi, jika terjadi penyelundupan minyak bakar sebanyak
60
2.600.000 liter, kerugian yang ditimbulkan biaya produksi yang telah dikeluarkan Pertamina adalah Rp. 103,506 juta. Total nilai kerugian negara akibat penyelundupan minyak dari Indonesia mencapai Rp. 56 triliun pertahun, sekitar 5,6 miliar dollar AS. 19 Jika penyelundupan terus dilakukan tanpa ada pencegahan yang efektif maka dampak langsung yang terjadi adalah kelangkaan pasokan konsumsi BBM dalam negeri. Bila ini terjadi, dan pemerintah tidak mau menghadapi resiko berupa kritik dan kemarahan rakyat karena kelangkaan BBM akibat berkurangnya suplai, maka negara harus mengimpor lagi sejumlah yang diselundupkan. Hal itu tentu akan memberatkan APBN lagi dan juga akan menimbulkan masalah baru berupa pengadaan devisa. Maka untuk mencegah kelangkaan pasokan akibat dari penyelundupan, pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM dalam negeri dengan menaikan harga BBM dalam negeri. Dengan demikian diharapkan penyelundupan dapat diminimalisir dan pasokan BBM dalam negeri menjadi stabil. Dengan demikian dampak positif yang terjadi dari kenaikan harga BBM dalam negeri adalah: pertama dapat mencegah penyelundupan, kedua dapat menjamin pasokan konsumsi BBM dalam negeri.
19
Minyak rakyat diselundupkan, Kompas, Jakarta, 16 Februari 2003, h. 55
61
3. Inflasi, daya beli masyarakat dan rakyat miskin. Tidak diragukan lagi, bahwa kenaikan harga BBM memicu kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok. Hal itu terjadi karena kenaikan harga BBM akan mempengaruhi biaya produksi yang pada gilirannya akan memicu terjadinya inflasi. Inflasi seperti dikatakan para ahli merupakan masalah yang selalu menjadi hambatan didalam pembangunan semua negara. Inflasi juga dapat melamahkan daya beli masyarakat. Sehingga yang terkena dampak langsung dalam hal ini adalah rakyat kecil atau orang miskin. Tetapi untuk mengatasi hal tersebut, demi mewujudkan kemaslahatan masyarakat dari dampak dicabutnya subsidi BBM, pemerintah melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai) memberikan bantuan kepada masyarakat miskin sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM. Secara konseptual pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) oleh pemerintah kepada masyarakat tentu jelas memberikan banyak manfaat kepada masyarakat miskin karena dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) tersebut masyarakat miskin mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun harga BBM naik. Disamping untuk program BLT (Bantuan Langsung Tunai), keuntungan yang di dapat pemerintah dari kenaikan harga BBM juga di gunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin, dan program pengentasan kemiskinan.
62
Dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) tersebut, diharapkan daya beli masyarakat dapat kembali kuat sehingga roda ekonomi dapat berjalan dan daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan sehingga inflasi dapat dikendalikan. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM pada tahun 2005, adalah merupakan bentuk ijtihad dari pemerintah untuk menciptakan maslahat begi negara dan rakyat kecil. Oleh karena itu kebijakan pemerintah menaikan harga BBM tersebut bukan berarti pemerintah tidak peduli kepada rakyat kecil. Justeru dengan menaikan harga BBM pemerintah terselamatkan dari defisit dan beban keuangan negara yang makin parah, dan disamping itu pula keuntungan dari kenaikan harga BBM tersebut dapat digunakan untuk membantu rakyat kecil melaui program yang telah dikeluarkan pemerintah berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hal itu tentu saja telah memenuhi kaidah fiqhiyyah: 20
{}رواﻩ اﺣﻤﺪ واﺑﻦ ﻣﺎ ﺟﻪ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎ س.ر َ ﺿ َﺮا ِ ﻻ َ ﺿ َﺮ َر َو َ ﻻ َ Artinya: “Tidak boleh membuat kemudaratan pada diri sendiri dan membuat kemudaratan pada orang lain” Dan juga sudah sesuai{}ﻣﻄﺎﺑﻘﺔdengan hukum Islam, dimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah ditujukan untuk kemaslahatan umat atau orang banyak.
20
Abdul Mudjib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqih…,Op.Cit., h. 35
63
Islam sebagai agama yang sempurna memberikan aturan-aturan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintahan yang secara khusus meyangkut kebijakan pemerintah dalam menentukan harga. Dalam hal ini beberapa pemikir Islam yang secara khusus memaparkan hal tersebut seperti Imam Yahya Bin Umar menguraikan pendapatnya dalam kitabnya, yaitu al-Ahkam al-Suq. Menurut beliau, penetapan harga (al-Ta’sir) tidak boleh dilakukan. 21 Dia berhujjah dengan berbagai hadits Nabi Muhammmad Saw, antara lain 22 :
ﻋﻬْ ِﺪ َ ﻰ َ ﻏََﻼاﻟﺴﱢﻌْ ُﺮﻓِﻰ اﻟْ َﻤ ِﺪﻳْ َﻨ ِﺔﻋَﻠ:ل َ ﻋﻨْ ُﻪ ﻗَﺎ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻚ َر ٍ ﻦ ﻣَﺎِﻟ ِ ْﻋﻦْ َا َﻧٍﺲ ﺑ َ ﷲ ِ ل ا َ ْﺳﻮ ُ س ﻳﺂ َر ُ ل اﻟﻨﱠﺎ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ وَﺳَﻠّﻢ َﻓﻘَﺎ َ ﷲ ُ ﺻﻠّﻰ ا َ ل اﷲ ِ ْﺳﻮ ُ َر ﷲ َ ن ا ﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ِا ﱠ ِ ل ا ُ ْﺳﻮ ُ ل َر َ َﻓ َﻘﺎ.ﺴ ﱢﻌﺮَْﻟﻨَﺎ َ ﺴﻌْ ُﺮ َﻓ ﻏَﻼاﻟ ﱢ ﺲ َ ْﷲ َﺗﻌَﺎﻟَﻰ َوَﻟﻴ ُ ﻰا َ ﺟﻮَْانْ َاﻟْﻘ ُ ْق وَاِﻧﱢﻰ ﻷر ُ ﻂ اﻟﺮﱠ َز ُﺳ ِ ﺾ اﻟْﺒَﺎ ُ ُِهﻮَاﻟْ ُﻤﺴَﻌﱢﺮُاﻟْﻘَﺎﺑ ل )رواﻩ اﻟﺨﻤﺴﺔ اﻻاﻟﻨﺴﺎﺋﻰ ٍ ﻻﻣَﺎ َ ﺣ ٌﺪ ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ َﻳﻄُْﻠ ُﺒﻨِﻰ ِﺑ َﻤﻈَْﻠ َﻤ ٍﺔ ﻓِﻰ َد ٍم َو َ َا (وﺻﺤﺤﻪ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن 21
Hammad Bin Abdurrahman al-Janidal, Manhaj al-Bathitsin fi al-Iqtishad al-Islami, ( Riyadh, Syirkah al-Ubaikan li al-Thaba’ah wa al-Nasyr, 1406 H), h.118 22
Adu Daud al-Syijistani, Sunan Abu Daud, ( Beirut, Dar al-Fikr, 1994), Jilid 3, h.272
64
Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Telah melonjak harga (di pasar) pada masa Rosulullah saw. Mereka (para sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga bagi kami”. Rasulullah saw menjawab: “Sesungguhnya Allah-lah yang menguasai (harga), yang memberi rizki, yang memudahkan, dan yang menetapkan harga. Aku sungguh berharap bertemu dengan Allah dan tidak seorang pun (boleh) memintaku untuk melakukan suatu kezaliman dalam persoalan jiwa dan harta”. (diriwayatkan oleh perawi yang lima kecuali an-Nasai (Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah) Lebih jauh, Imam Yahya bin Umar menyatakan bahwa pemerintah tidak boleh melakukan intervensi pasar, kecuali dalam dua hal, yaitu; para pedagang tidak memperdagangkan barang dagangan tertentunya yang sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan kemudaratan serta merusak mekanisme pasar. Dalam hal ini pemerintah dapat mengeluarkan para pedagang tersebut dari pasar serta menggantikannya dengan para pedagang yang lain berdasarkan kemaslahatan dan kemanfaatan umum. Kemaslahatan yang hendak dicapai pemerintah dalam menetapkan harga BBM antara lain: 1. Menjaga APBN dari beban keuangan yang semakin berat. Sebenarnya dengan kenaikan harga BBM dunia, pemerintah dihadapkan dua masalah. Apakah harus mencabut subsidi BBM yang selama ini ada dalam APBN, ataupun membiarkan BBM dalam negeri tetap disubsidi? Alhasil dapat dilihat, bahwa dengan tetapnya pemerintah mensubsidi BBM dalam APBN jauh lebih mudharat dari pada harus menaikan harga
65
BBM di dalam negeri. Apabila tidak dicabutnya subsidi BBM oleh pemerintah, pemerintah harus menutupi dengan beberapa alternatif, pertama, berhutang kepada pihak asing untuk menutupi beban APBN akibat naiknya harga minyak mentah dunia. Jika hal ini dilakukan justru malah lebih mudharat karena hutang yang ada saja belum dapat terbayar. Kedua, untuk menutupi beban APBN akibat kenaikan harga minyak mentah dunia pemerintah dapat mencetak uang agar uang yang beredar dimasyarakat mampu memenuhi kebutuhan uang di pasaran. Jika hal ini dilakukan, dampak langsung yang akan terjadi ialah inflasi, karena uang yang beredar terlalu banyak di pasaran sehingga nilai tukar rupiah terhadap nilai uang asing terutama dollar akan merosot. Dari kedua alternatif tersebut akhirnya pemerintah mengambil kebijakan yang lebih rendah tingkat mudharatnya yakni dengan menaikan harga BBM dalam negeri, sehingga berdampak pada masyarakat kelas bawah, yakni naiknya harga dipasar khususnya kebutuhan bahan pokok. Sebagai ganti dari kenaikan harga BBM, pemerintah melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai) memberikan dana kompensasi pada rakyat miskin, hal itu dimaksudkan agar subsidi BBM tepat sasaran Sebagaimana diketahui salah satu faktor penyebab kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah adalah karena beban keuangan negara yang semakin tinggi akibat melonjaknya haga minyak mentah dunia. Beban subsidi yang ditanggung RAPBN tahun 2005 naik sekitar 64 persen. Hal itu
66
disebabkan karena pada tahun 2005 harga minyak dunia sempat menembus angka 60 dollar lebih per barrel, sehingga keuangan negara mengalami defisit keuangan yang tinggi karena Pemerintah kesulitan mendapat dana untuk merealisasikan RAPBN yang terus membengkak. Dalam hal ini, pemerintah mengambil langkah untuk segera menaikan harga BBM agar bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk meringankan beban keuangan negara. Langkah yang diambil pemerintah bertujuan untuk mencegah lebih besar kemungkinan kerugian yang lebih parah terhadap keuangan negara yang akhirnya berimplikasi pada terganggunya perekonomian nasional.
Dalam Islam langkah yang diambil pemerintah tersebut sesuai dengan kaidah fiqhiyah yaitu:
ٌﺤﺔ َ ﺴ َﺪةٌ َو َﻣﺼَْﻠ َ ْض َﻣﻔ َ ﺢ َﻓﺎِا َذا َﺗﻌَﺎ َر ِ ﺼﺎِﻟ َ ﺐ اﻟ َﻤ ِ ْﺟﻠ َ ْﻰ ِﻣﻦ َ ﺳ ِﺪ َاوْﻟ ِ َدرْ ُءاﻟْ َﻤ َﻔﺎ .ﻏﺎ ِﻟ ًﺒﺎ َ ﺴ َﺪ ِة َ ُْﻗ ِّﺪ َم َدﻓْ ُﻊ اﻟْ َﻤﻔ Artinya: “ menolak kerusakan lebih diutamakan dari pada menarik kemaslahatan dan apabila berlawanan antara mafsadah dan maslahah, didahulukan menolak yang mafsadah.” 23 Berdasarkan data perekonomian nasional dalam APBN menjelaskan bahwa pemerintah pada saat itu mengalami devisit anggaran sebesar Rp, 1,3 23
Abdul Mudjib, kaidah-kaidah ilmu fiqh, Jakarta, Kalam Mulia,1992, h. 39
67
Triliun. Oleh sebab itu cara untuk menyelamatkan keuangan Negara, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menaikkan harga BBM. Kebijakan menaikkan BBM pada prinsipnya tidak memberikan dampak negative bagi masyarakat, kalau kita lihat dari pandangan ekonomi Islam bahwa Pemerintah boleh meregulasi ekonomi Negara agar dapat menyelamatkan keuangan negara. Jika saja pemerintah saat itu tidak menaikkan harga BBM dalam negeri pemerintah tentu akan kewalahan dalam menutupi devisit APBN pada tahun 2005. Menaikan harga BBM memang mungkin akan berdampak pada gejolak ekonomi karena kenaikan BBM akan mengakibatkan melonjaknya hargaharga di pasaran. Namun apabila tetap menahan harga BMM pada harga yang jauh lebih rendah dari harga pasaran dunia, maka dampak yang dapat ditimbulkan akan jauh lebih besar lagi dari pada menaikan harga BBM pada tingkat yang setaraf dengan harga BBM di negara-negara tetangga. Penyelundupan akan semakin marak karena harga BBM dalam negeri jauh dari harga pasaran dunia sehingga supplay BBM untuk konsumsi dalam negeri akan menjadi langka bahkan mungkin bisa menjadi habis karena supplay BBM dialirkan keluar negara-negara yang menjual BBM jauh lebih tinggi dari harga BBM dalam negeri. Manfaat yang dapat diambil dari kenaikan harga BBM dalam negeri adalah tertolongnya beban keuangan negara yang semakin berat akibat beban subsidi yang makin memberatkan APBN negara. Namun di samping itu pula
68
kenaikan harga BBM juga akan berakibat pada melonjaknya berbagai harga kebutuhan pokok. Melonjaknya harga berarti memicu terjadinya inflasi dan melemahkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya juga akan melemahkan pergerakan pertumbuhan ekonomi.
2. Menjamin kesejahteraan rakyat dengan menjaga subsidi BBM tepat sasaran. Ada suatu hal yang harus pemerintah perhatikan, mensubsidi BBM berarti mensubsidi orang-orang kaya yang memiliki kendaraan. Hal ini memang tidak berdampak kepada masyarakat kecil, karena rakyat dapat menikmati kebutuhannya dengan harga yang relatif rendah. Akan tetapi dibalik itu semua ada mudharat yang harus pemerintah tanggung, yakni beban APBN yang semakin tinggi akibat subsidi BBM. Dengan demikian menaikan harga BBM jauh lebih banyak maslahatnya dari pada tetap mensubsidi BBM yang jelasjelas lebih banyak dinikmati golongan menengah ke atas. Jadi langkah pemerintah menghapus subsidi BBM itu sudah tepat dan membawa maslahat terhadap rakyat kecil. Lagi-lagi program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang
menjadi
acuan
pemerintah
dalam
mewujudkan
kemaslahatan
masyarakat dari dampak dicabutnya subsidi BBM. Berdasarkan data perekonomian nasional dalam APBN menjelaskan bahwa pemerintah pada saat itu mengalami devisit anggaran sebesar Rp, 1,3 Triliun. Oleh sebab itu cara untuk menyelamatkan keuangan Negara, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menaikkan harga BBM. Kebijakan
69
menaikkan BBM pada prinsipnya tidak memberikan dampak negative bagi masyarakat, kalau kita lihat dari pandangan ekonomi Islam bahwa Pemerintah boleh meregulasi ekonomi Negara agar dapat menyelamatkan keuangan negara. Jika saja pemerintah saat itu tidak menaikkan harga BBM dalam negeri pemerintah tentu akan kewalahan dalam menutupi devisit APBN pada tahun 2005. Subsidi BBM yang selama ini diberlakukan pada dasarnya hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, oleh karena itu menaikkan BBM tidak memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Terlebih lagi dana kompensasi dari kenaikkan BBM pemerintah telah memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dalam rangka membantu masyarakat lemah terhadap dampak kenaikkan BBM. Selain itu dana kompensasi BBM juga dialokasikan untuk kesehatan dan pendidikan, dengan demikian bahwa kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan langkah tepat dalam menyelamatkan Perekonomian negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Disini dapat disimpulkan, bahwa ekonomi Islam membolehkan intervensi pemerintah dalam menetapkan harga berdasarkan maslahat orang banyak. Kenaikan harga BBM oleh pemerintah bukan semata-mata pemerintah ingin mendapatkan keuntungan yang banyak dari rakyat Indonesia, dengan menaikan harga BBM di dalam negeri pemerintah dapat mengurangi devisit negara yang semakin lama semakin tinggi. BLT (bantuan langsung tunai)
70
adalah bukti bahwa pemerintah masih peduli terhadap rakyat kecil walaupun jumlah yang diberikan tidak terlalu besar Mungkin itu bisa membantu sedikit beban masyarakat kecil. Tidak sampainya BLT kepada masyarakat secara merata itu karena pemerintah bukan Tuhan yang bisa memonitori seluruh warga negara Indonesia dengan sempurna, pemerintah juga menusia yang mempunyai banyak kekurangan. Jadi seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia membantu pemerintah dalam menstabilkan perekonomian di negara tercinta ini, bukankah cinta terhadap tanah air ini sebagian dari pada iman? Dengan membatu pemerintah berarti kita membantu negara ini dengan membantu negara ini berarti kita cinta akan tanah air kita. Dengan kita cinta kepada tanah air kita mudah mudahan kita termasuk orang-orang yang beriman. Pemberian subsidi oleh pemerintah kepada masyarakat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat miskin karena dengan subsidi masyarakat miskin mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan harga BBM yang murah. Di samping itu pula pemberian subsidi melalui program bantuan langsung tunai mencegah terjadinya pemberian subsidi yang salah sasaran.
Namun pemberian subsidi BBM mengakibatkan terjadinya
disparitas harga di pasar yang mendorong timbulnya berbagai bentuk penyalah gunaan penggunaan BBM, sehingga walaupun sasaran kebijakan subsidi tercapai namun dalam kenyataannya banyak pihak yang tidak berhak mengambil keuntungan dari kebijakan tersebut di samping itu pula pemberian
71
subsidi dapat mengakibatkan maraknya penyelundupan yang banyak dilakukan kalangan-kalangan tertentu dengan memanfaatkan harga yang murah yang dijual pemerintah di dalam negeri.
3. Mencegah penyelundupan dan menjaga suplai BBM dalam negeri.
⌧
☺
☺
( 141 : 3/)أل ﻋﻤﺮان
Artinya: “Kamu sekalian adalah sebaik umat yang diperuntukan bagi manusia, agar kamu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kejahatan, dan agar kamu sekalian beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran: 141) Amar ma’ruf nahi munkar, merupakan tujuan yang sangat komprehensif. Termasuk didalamnya mengajak manusia melakukan praktik-praktik social dan ekonomi yang bermanfaat dan mencegah praktik-praktik social ekonomi yang buruk
72
Menurut Ibnu Taimiyah tujuan terbesar negara adalah mengajak penduduknya melaksanakan kebaikan dan mencegah mereka berbuat munkar. Penyelundupan adalah bentuk kemunkaran dan banyak membawa mudharat, salah satu bentuk mudharatnya adalah berkurangnya pasokan untuk konsumsi BBM dalam negeri yang mengakibatkan pemerintah harus menyediakan anggaran untuk memenuhi pasokan konsumsi BBM dalam negeri. Akibatnya pemerintah harus menanggung beban APBN akibat aksi penyelundupan tersebut. Demi kemaslahatan, sudah menjadi tugas negara untuk memberantas penyelundupan yang akibat dari penyelundupan tersebut dapat merugikan keuangan negara. Tentu saja negara mengalami kerugian akibat penyelundupan BBM tak tanggung-tanggung. Selain oleh subsidi, harga BBM sebetulnya masih di bawah harga produksinya. Sebagai gambaran biaya produksi premium per liter pada tahun 2001 adalah Rp. 2.004,66, minyak tanah sebesar Rp. 1.834,90, minyak solar Rp. 1.758,26, minyak diesel sebesar Rp. 1.721 dan minyak baker sebesar Rp.1.599,81. harga penjualan minyak bakar adalah Rp. 1.560. selisihnya perliter Rp. 39,81. Jadi, jika terjadi penyelundupan minyak baker sebanyak 2.600.000 liter, kerugian yang ditimbulkan biaya produksi yang telah dikeluarkan Pertamina adalah Rp. 103,506 juta. Total nilai
73
kerugian negara akibat penyelundupan minyak dari Indonesia mencapai Rp. 56 triliun pertahun, sekitar 5,6 miliar dollar AS. 24 Posisi Indonesia yang strategis,diapit dua benua dan dua samudera, ternyata membuka celah bagi penyelundup minyak dan hasil tambang. Tentu saja mereka memanfaatkan lemahnya kemampuan aparat dalam menjaga laut agar terhindar dari penyelundupan migas dan tambang keluar negeri. Penyelundupan bahan bakar minyak sangat jahat sebab si penyelundup mengeruk keuntungan dari selisih antara harga minyak di dalam negeri dan harga minyak di luar negeri. Selisih harga itu sendiri merupakan subsidi pemerintah kepada rakyat agar mampu membeli bahan bakar minyak (BBM). Tahun ini (2005) pemerintah masih memberikan subsidi BBM sebanyak Rp. 13,5 triliun dan tambahan Rp. 1 triliun setiap bulan sampai harga minyak dunia turun di bawah 28 dollar AS. Salah satu usaha pemerintah mengatasi penyelundupan BBM adalah menghilangkan dispirasi harga BBM yang terlalu tinggi, antara BBM dalam negeri dan harga di luar negeri. Kebijakan itu cukup ampuh, tetepi ditentang banyak pihak sebab, memang, memberatkan rakyat yang tak lagi mendapat subsidi. Akhirnya, penghapusan subsidi BBM dilakukan secara bertahap hingga harga BBM dalam negeri dapat disesuaikan dengan harga pasar internasional. Dengan demikian, penyelundupan tidak bakal memberikan keuntungan 24
Minyak rakyat diselundupkan, Kompas, Jakarta, 16 Februari 2003
74
kepada si penyelundup. Sebagai catatan: pada tahun 2000 dan 2001 subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai sekitar 50 triliun pertahun. Namun, pada akhir 2002, subsidi itu dapat ditekan menjadi sekitar Rp. 30 triliun. Ketika subsidi yang tinggal 13,5 triliun pada tahun 2003 ditentang masyarakat, terpaksa pemerintah menambah Rp. 1 triliun per bulan. Indonesia tampaknya harus benar-benar serius dalam menangani kasus penyelundupan BBM sebab negeri ini hanya mempunyai cadangn minyak terbukti sekitar lima miliar barrel. Cadangan itu akan bertahan hingga sepuluh tahun kedepan saja. Selain itu, kamampuan produksi minyak Indonesia yang hanya 1,3 juta barrel per hari sebenarnya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Jika aksi penyelundupan minyak ini tak dapat dicegah, sepuluh tahun kemudian cadangan minyak kita habis tanpa dinikmati secara optimal oleh rakyat banyak. Yang menikmatinya hanya segelintir orang: penyelundup dan pejabat yang terlibat dalam penyelundupan itu. Pada saat itu harga minyak yang harus kita ekspor akan sangat mahal harganya sebab cadangan minyak dunia di Timur Tengah sudah mulai menipis. 4. Menstabilkan harga dengan menetapkan harga yang adil dan memelihara ketertiban dan keamanan. Berbicara masalah kemaslahatan tentu tidak lepas dengan masalah keadilan. Berlaku maslahat kepada warga negara berarti berlaku adil kepada
75
warga negara. Harga minyak mentah dunia saat ini (2006) sebesar 48 dollar AS per barrel. Dengan harga yang begitu tinggi, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mampu membeli BBM. Agar masyarakat mampu membeli BBM, maka pemerintah menjual harga BBM di dalam negeri lebih murah dari pada di luar negeri, sebagai konsekuensinya maka pemerintah menanggung beban keuangan yang berat akibat beban subsidi. Saat ini apakah harga BBM yang dijual oleh pemerintah telah masuk dalam kategori harga yang adil? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita mesti melihat apa yang di maksud dengan harga yang adil dan standar apa yang dapat dipakai sebagai ukuran dalam menentukan adil atau tidaknya kebijakan pemerintah tersebut? Harga yang adil menurut Ibnu Taimiyah adalah adalah: “Nilai harga dimana orang-orang menjual barangnya dan diterima secara umum sebagai hal yang sepadan dengan barang yang dijual ataupun barang-barang yang sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu”. 25 Dalam al-Hisbah, Ibnu Taimiyah lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan tsaman al-mitsl, yaitu; “Apabila orang-orang memperjualbelikan barang dagangannya dengan cara-cara yang biasa dilakukannya, tanpa ada pihak
yang
dizalimi
kemudian
harga
mengalami
kanaikan
karena
kekurangannya persediaan barang ataupun karena bertambahnya jumlah penduduk (permintaan), maka itu semata-mata karena Allah SWT. Dalam hal 25
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi…Op. Cit, h.179
76
demikian, memaksa para pedagang untuk menjual barang dagangannya pada harga
tertentu
merupakan
tindakan
pemaksaan
yang
tidak
dapat
dibenarkan”. 26 Dengan demikian harga yang adil adalah harga yang sekiranya masyarakat mampu membeli dan mendapat padanan nilai atas harga tersebut. Dalam hal harga BBM pemerintah menaikan harga BBM,dengan maksud menyesuaikan harga BBM dunia. Kebijakan pemerintah dalam upaya menstabilkan harga di pasaran dengan memberikan subsidi pada masyarakat yang pendapatan per kapitanya hanya sekitar dua dollar perhari dari segi kemaslahatan tentu dimaksudkan agar rakyat mampu membeli BBM, walaupun sebenarnya harga BBM dalam negeri cuma separuh dari harga BBM di negara-negara tetangga seperti Singapura. Namun perlu diingat pendapatan penduduk Singapura jauh di atas pendapatan perkapita rakyar Indonesia yakni sekitar 80 dollar perhari. Ketertiban dan keamanan nasoinal kadang bisa terancam oleh gejolak ekonomi yang berpangkal pada ketidakstabilan dan ketiadakadilan harga. Di samping itu pula Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau-pulau yang terpencar di seluruh nusantara. Kesetabilan dan keamanan nasional merupakan hal yang cukup penting guna memelihara kesetabilan harga di pasaran. Harga yang adil merupakan harga (nilai barang) yang dibayar untuk objek yang sama diberikan, pada waktu dan tempat yang
77
diserahkan barang tersebut. Definisi harga yang adil juga bisa diambil dari konsep Aquinas yang mendefinisikan dengan harga kompetitif normal. Yaitu harga yang berada dalam persaingan sempurna yang disebabkan oleh supply dan demand, tidak ada unsur spekulasi. Sehingga dengan demikian, keadilan harga menjadi salah satu kemaslahatan masyarakat karena dapat menjaga kesetabilan dan keamanan nasional dengan menjaga kesetabilan harga pasar.
5. Mendidik masyarakat untuk menghemat energi dan mencari sumber energi alternatif. Indonesia sebagai salah satu Negara penghasil minyak mentah dunia, sehingga lonjakan harga minyak mentah saat ini justeru bisa dinikmati masyarakat. Padahal tingkat konsumsi BBM di Indonesia yang terkesan sudah boros dan berada di atas jumlah minyak yang diproduksi. Produksi minyak mentah Indonesia pada triwulan pertama tahun 2004 tercatat 0,98 juta barrel per harri (bph) atau sekitar 360 juta barrel per tahun. Pada tahun 1999 produlsi minyak mentah masih berkisar 1,4 juta barrel per hari. Penurunan produksi sekitar 30 persen ini terjadi dalam empat tahun terakhir. Sebaliknya, kebutuhan minyak mentah untuk diolah menjadi BBMdi dalam negeri terus
78
meningkat. Akibatnya, jumlah impor minyak membesar, berbanding terbalik dengan penurunan ekspor. Berdasarkan program dan rencana produksi minyak mentah hingga 2015 yang dikeluarkan pemerintah (Departemen ESDM dan BP Migas), Indonesia akan menjadi negara pengimpor minyak neto (net oil importer) setidaknya hingga tahun 2015. Bahkan kalau tidak segera ada perubahan terhadap sistem pengelolaan atau manajemen sumber daya migas nasional yang saat ini didasarkan atas UU no. 22 tahun 2001 tentang migas, nyaris pasti Indonesia akan menjadi negara pengimpor minyak neto secara permanent selamanya. 27 Penggunaan sumber energi yang tidak hemat dan efisien hanya akan menyebabkan kelangkaan sumber energi yang pada akhirnya nanti akan habis dipakai, sehingga generasi penerusnya tidak dapat menikmati energi yang dinikmati generasi sebelumnya. C. Dampak Baik dan Buruk Penetapan Harga BBM Yang dilakukan Pemerintah. Melihat dari analisis di atas, sebenarnya kebijakan yang diambil pemerintah dalam menentukan harga BBM dalam negeri sebenarnaya bertujuan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (maslahah Mursalah). Apapun kebijakan yang diambil pemerintah harus senantiasa mengacu pada kepentingan masyarakat luas terutama tang menyangkut hajat hidup orang banyak.
27
2007
Mencegah Indonesia menjadi pengimpor minyak, Media Indonesia, Jakarta, 15 januari
79
Dampak langsung yang dapat terjadi jika menaikan harga BBM adalah: c. Dapat meringankan beban anggaran belanja negara, hal ini terjadi karena selama ini beban anggaran belanja negara selalu digunakan untuk mensubsidi BBM. Jika harga BBM naik maka beban subsidi yang di tanggung anggaran belanja negara dapat diringankan. d. Dengan menaikan harga BBM, pemerintah memungkinkan mendapat devisa yang banyak, hal itu dapat digunakan pemerintah untuk merealisasikan
berbagai
macam
program
pemerintah
seperti
meningkatkan mutu pendidikan, mengentaskan kemiskinan, membangun desa-desa terpencil dan lain-lain. e. Menaikan harga BBM dalam negeri dapat mencegah penyelundupan. Maraknya penyelundupan belakangan ini banyak disebabkan harga BBM dalam negeri yang jauh bawah harga pasaran dunia. Sehingga oleh orangorang tertentu hal itu dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan yang besar dengan menjual BBM keluar negeri. f. Menjaga kesetabilan harga di pasaran. Melonjaknya harga minyak mentah dunia membuat berbagai negara melakukan penyesuaian harga BBM tak terkecuali bagi Indonesia. Dengan menaikan harga BBM dalam negeri diharapkan mampu menyesuaikan harga minyak mentah di pasaran. Di samping dampak positif yang dapat diambil pemerintah dalam menaikan harga BBM, dampak negative akibat kenaikan harga BBM pun bisa terjadi seperti:
80
a. Melonjaknya harga-harga. Hal ini dapat memicu terjadinya inflasi. b. Lemahnya daya beli masyarakat. Dengan naiknya harga BBM, masyarakat lemah khususnya tidak mampu membeli berbagai macam kebutuhan bahan pokok. c. Mengganggu kesetabilan harga di pasaran akibat gejolak harga yang selalu berubah akibat naiknya harga BBM. Sementara itu bila pemerintah tetap menetapkan harga semula dengan tidak menaikan harga BBM dalam negeri, maka ada beberapa kebaikan yang dapat diambil antara lain: a. Tidak naiknya harga berbagai kebutuhan bahan pokok. Kenaikan BBM merupakan sumber pemicu kenaikan berbagai bahan pokok. Dengan tidak naiknya harga BBM maka harga berbagai kebutuhan bahan pokok. b. Dengan tidak naiknya harga BBM, maka daya beli masyarakat tertap tinggi sehingga roda perekonomian tidak mengalami kemerosotan daya beli. c. Dapat memelihara kesetabilan harga pasar. Kenaikan harga BBM dapat mengakibatkan ketidak setabilan harga. Namun demikian, bila tetap mematok harga BBM pada harga lama akan juga berdampak negative bagi ekonomi, diantaranya adalah: a. Membebani APBN. Naiknya harga minyak mentah dunia menyebabkan pemerintah harus menanggung lebih besar APBN karena beban subsidi yang membengkak.
81
b. Menguras pendapatan negara. Subsidi BBM yang harus ditanggung pemerintah kian bertambah berat. Anggaran untuk subsidi BBM diambil dari pendapatan negara. Bila minyak mentah dunia makin naik sementara pemerintah tidak melakukan penyesuaian terhadap harga baru maka dapat dipastikan pendapatan negara akan mengalami deficit. c. Menyuburkan maraknya penyelundupan. Jika harga BBM dalam negeri tidak segera disesuaikan dengan harga pasaran dunia, maka harga BBM dalam negeri jauh lebih rendah dari harga-harga BBM di negara-negara yang melakukan penyesuaian harga. Dari pemaparan diatas mengenai penetapan harga BBM oleh pemerintah melalui analisis ekonomi Islam, dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM pada tahun 2005, itu merupakan bentuk maslahat bagi negara dan rakyat kecil. Menaikan harga BBM bukan semata-mata pemerintah tidak peduli kepada rakyat kecil. Justeru dengan menaikan harga BBM pemerintah terselamatkan dari defisit dan beban keuangan negara yang makin parah, disamping itu pula keuntungan dari kenaikan harga BBM digunakan untuk membantu rakyat kecil melaui program yang telah pemerintah keluarkan yakni BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hal itu sesuai dengan hukum Islam yaitu kebijakan pemerintah terhadap rakyat harus dihubungkan dengan kemaslahatan umat.
82
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. 1. Penetapan harga oleh pemerintah dalam ekonomi Islam disebut Tas’ir. Para ekonom Islam berbeda pendapat mengenai dibolehkannya penetapan harga oleh pemerintah. Perbedaan itu disebabkan keadaan dan kondisi yang ada dalam masyarakat tersebut. Namun demikian tujuan utama dari penetapan harga adalah adanya kesetabilan harga di pasar guna menjaga kemaslahatan masyarakat itu sendiri. 2. BBM merupakan kebutuhan yang menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga dalam penggunaannya harus selalu berorientasi pada kemaslahatan dan kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan tujuan diatas, maka pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam lembaga eksekutif di suatu negara diembankan tugas tersebut. Penetapan harga menjadi salah satu bentuk kebijakan
pemerintah
dalam melaksanakan
amanat
tersebut. Dalam
pelaksanaanya, pemerintah dilarang semena-mena dalam menetapkan harga. Adapun alasan yang melatar belakangi pemerintah menaikan harga BBM (bahan bakar minyak) antara lain: a. Naiknya harga minyak mentah dunia b. Beban subsidi BBM yang melampaui RAPBN
63
64
c. Produksi BBM nasional yang tidak mencukupi konsumsi BBM nasional. Secara formal kebijakan pemerintah terhadap BBM tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2005 tentang harga jual eceran bahan bakar minyak dalam negeri. 3. Penetapan harga oleh pemerintah dalam pandangan para ekonom Islam dibolehkan dengan ketentuan-ketentuan tertentu dan mempertimbangkan kemaslahatan umat, disamping itu pula harga yang ditetapkan pemerintah ditujukan untuk mensetabilkan harga pasar, bukan semata-mata untuk kepentingan pemerintah apalagi untuk kepentingan segelintir orang semata. Sehingga penetapan harga yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan semangat dan jiwa ajaran Islam karena sudah mencerminkan keadilan dan berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.
B. Saran 1. Hendaknya pemerintah melakukan sosialisasi masalah kenaikan harga minyak internasional dengan berbagai implikasinya dan pilihan kebijakan serta akibatnya kepada masyarakat luas dan memberitahukan kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah secara transparan.
65
2. Pimpinan nasional harus menegaskan kembali bahwa sasaran subsidi BBM adalah masyarakat bawah dan kecil untuk keperluan rumah tangga dan transportasi umum, Berdasarkan kebijakan tersebut secara selektif dapat ditetapkan jenis BBM yang disubsidi misalnya minyak tanah untuk rumah tangga dan solar untuk angkutan umum sedangkan lainnya di lepas menurut harga pasar. 3. Pimpinan nasional menegaskan kembali bahwa penyalahgunaan BBM yang disubsidi adalah tindak pidana kriminal dengan ancaman hukuman yang berat, karena
pada
dasarnya
penyalahgunaan
BBM
bersubsidi
adalah
penyalahgunaan keuangan negara, dan penyalah gunaan keuangan negara adalah perbuatan kriminal. Kebijakan ini harus didukung dengan penegakan hukum yang tegas. 4. Pertamina seharusnya ditetapkan sebagai lembaga pertama yang bertanggung jawab terhadap pengadaan, penyaluran dan ketepatan penggunaan BBM bersubsidi. 5. Dalam pandangan ekonomi Islam kenaikan subsidi BBM diperlukan jika memang pemerintah menanggung terlalu berat bebean subsidi yang semakin berat terhadap APBN, namun kenaikan BBM tidak selalu mesti mencabut subsidi untuk kalangan rakyat miskin, ada beberapa alternative yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengatasi beban subsidi, antara lain:
66
a. Mengurangi kebocoran belanja rutin, yang selama ini banyak dikorupsi. b. Membuat kebijakan transportasi yang hemat energi, mengurangi kemacetan serta lebih mementingkan angkutan publik seperti bus kota dan kerata api ketimbang membuat jalan tol yang hanya dinikmati mobil pribadi orang kaya. c. Membuat kebijakan yang bisa mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak. Indonesia memiliki gas bumi yang masih banyak, tapi belum dimanfaatkan. Tapi, pada masa yang akan datang, pemerintah harus mengarahkan pembangunan ekonomi menggunakan sumber energi terbarukan (angin, surya, biodiesel dan sejenisnya). d. Meminta pemotongan jumlah utang kepada negeri kreditor dan menghentikan pembayaran obligasi rekap (subsidi langsung yang hanya dinikmati orang kaya).
Daftar Pustaka
Al-Qur’an al-karim Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari masa Klasik hingga Kontemporter, Jakarta, Pustaka Asatruss,2005 Al-Janidal, Hammad Bin Abdurrahman, Manhaj al-Bathitsin fi al-Iqtishad alIslami, Riyadh, Syirkah al-Ubaikan li al-Thaba’ah wa al-Nasyr, 1406 H An-Nabhani, Taqiyuddin, Nidhamul Hukmi Fil Islam, Moh. Magfur Wachid, Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik, (terj.), (Surabaya: Al-Izzah, 1996 Daud al-Syijistani, Abu, Sunan Abu Daud, Beirut, Dar al-Fikr, Jilid 3, 1994 Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat, Bandung, Mizan, 1997 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta 1987 Dhiauddin Rais, Muhammad, An-Nazhariyatu As-Siyasatul Islamiyah, Abdul Hayyie Al-Kattani, Teori Politik Islam, terjemah, Jakarta, Gema Insani Press, 2001 Erani, Yustika, A., Pembangunan dan Krisis Memetakan Perekonomian Indonesia, Jakarta, PT. Grasindo, 2002 http://kolom.pasific.net.id/ind/2004/12/15 http://kolom.pacific.net.id/ind/lain2/mohamad_ikhsan/kebijakan_penyesuaian_bb m:_mengapa_perlu_dilakukan.html http://priyadi.net/archives/2005/09/23 Islahi, A A, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taymiyyah, Surabaya, Bina Ilmu, 1997 kompas, BBM Antara Hajat Dan lahan Korupsi, Jakarta, Penerbit Buku kompas, 2005 Kompas, Pertamina, Lahan Uang, Kepentingan dan Persoalan, Jakarta, 26 Juni 2004
--------------, Harga Minyak Dunia Dan Kemelut Harga BBM, Jakarta, 26 Februari 2005 --------------, Harga Minyak Dunia Dan Kemelut Harga BBM, Jakarta, 26 Februari 2005 --------------, Utang, Subsidi BBM dan Krisis Fiskal, Jakarta, 23 Oktober 2004 --------------, Menaikan Harga Bensin Premium, 3 Februari 2005 -------------, UU Migas Rancu, Pertamina Runyam, 26 Juni 2004 --------------, Minyak rakyat diselundupkan, Jakarta, 16 Februari 2003 Kusnardi, Moh. dan Saragih, Bintan R., Ilmu Negara, Jakarta, Gaya Media Pratama, cet. ke-4, 2000 Media Indonesia, Mencegah Indonesia menjadi pengimpor minyak, Jakarta, 15 Januari 2007 Mudjib, Abdul, kaidah-kaidah ilmu fiqh, Jakarta, Kalam Mulia,1992 Muin, Salim Abdul, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1995 Muzaffari, Mehdi, Authority in Islam, Abdul Rahman Ahmed, Kekuasaan dalam Islam, terjemah, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1994 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Harga Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri Rais, Amin M., Khalifah dan Kerajaan, Bandung, Mizan, 1984 Salim Arskal M., GP, Etika Intervensi Negara: Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyah, Jakarta, Logos, 1999 Shiddiqi, Nejatullah, M., Kegiatan Ekonomi dalam Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1996 Syafi’ie, Inu Kencana, Ilmu Pemerintahan dan Al-Qur’an, Jakarta, Bumi Aksara, cet. Ke-1, 1994
Taymiyyah, Ibnu, Al-Hisbah fi Al-Islam, Kairo, Dar Al-Sha’ab, 1976 Taymiyyah, Ibnu, Al-Siyasah Al-Syar’iyyah, Kairo, Dar Al-Sya’ab, 1971 Undang-Undang Republik Indonesia No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi beserta Penjelasannya, Jakarta, Citra Umbara, 2002 www.mail-archive.com/
[email protected] Yulianto, Ferry J, “ Dampak Kenaikan BBM Terhadap Petani dan Nelayan : Embrio Gerakan Perlawanan Sosial”, Makalah Kenaikan BBM dan Dampaknya Terhadap Petani dan Nelayan : Mencari Format Kompensasi Langsung kepada Petani dan Nelayan, Jakarta, Jakarta Media Center, dewan Pimpinan Pusat Pemuda Tani- HKTI