KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) ini dapat diselesaikan.
Penyusunan dokumen SNPK ini merupakan proses yang sangat panjang dan
melibatkan berbagai pihak. Penyusunan SNPK dimulai tahun 2001 dengan pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), penyusunan
Dokumen Sementara Strategi Penanggulangan Kemiskinan(Interim Poverty Reduction Strategy Papers) pada tahun 2002-2003 yang memuat prinsip dan langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan SNPK, pembentukan Tim
Koordinasi
Penyiapan
Penyusunan
Perumusan
Kebijakan
Penanggulangan Kemiskinan (TKP3KPK) di bawah koordinasi Kantor Menko Kesra, sampai pada proses finalisasi yang dilakukan oleh Satuan Kerja Finalisasi SNPK di bawah koordinasi Kantor Meneg PPN/Bappenas sebagai Pokja Perencanaan Makro Penanggulangan Kemiskinan.
Rangkaian proses tersebut dilakukan dengan mengutamakan prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Proses penyusunan dokumen
SNPK
dilakukan
dengan
melibatkan
berbagai
pelaku
pembangunan baik dari kalangan pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi.
Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ini mengakui kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
i
orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Masyarakat miskin diakui mempunyai hak-hak dasar yang
sama dengan anggota masyarakat lainnya. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang dirumuskan dalam dokumen SNPK didasarkan atas pendekatan berbasis hak. Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui berbagai upaya untuk menjamin
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat miskin, perwujudan keadilan dan kesetaraan gender, serta
percepatan pembangunan perdesaan, perkotaan, kawasan pesisir, dan
kawasan tertinggal. Berbagai strategi dan kebijakan tersebut dituangkan dalam rencana aksi penanggulangan kemiskinan tahun 2005–2009 yang memuat langkah-langkah pencapaian tujuan dan sasaran, dan indikator
kinerja. Strategi dan kebijakan tersebut juga telah diintegrasikan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004 – 2009.
Penyusunan Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ini merupakan langkah
awal
untuk
secara
bersama-sama
memecahkan
masalah
kemiskinan. Komitmen yang kuat dan langkah nyata dari seluruh pelaku pembangunan sangat diperlukan dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan ini dapat dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan dan program yang dapat menjamin penghormatan,
perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Dengan demikian, penanggulangan kemiskinan menjadi arusutama dari seluruh kebijakan negara.
Jakarta, Januari 2005
Meneg PPN/Kepala Bappenas
Sri Mulyani Indrawati
ii
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
xiv
RINGKASAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Maksud dan Tujuan
6
1.3
Proses Penyusunan
6
1.3.1
Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP)
7
1.3.2
Kajian Akademik
8
1.3.3
Konsultasi Publik
8
1.4
1.5 BAB II
Kedudukan dan Ruang Lingkup
10
1.4.1
Kedudukan
10
1.4.2
Ruang Lingkup
11
Sistematika
12
DIAGNOSIS KEMISKINAN
13
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
iii
2.1
Defisini Kemiskinan
13
2.2
Gambaran Umum
14
2.3
Permasalahan Kemiskinan
19
2.3.1
20
Kegagalan Pemenuhan Hak Dasar 2.3.1.1
Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
2.3.1.2
Terbatasnya Akses dan
Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan 2.3.1.3
Pendidikan Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha 2.3.1.5
Terbatasnya Akses Layanan Perumahan
2.3.1.6
Sanitasi
Penguasaan Tanah
Lingkungan Hidup Lemahnya Jaminan Rasa Aman
2.3.1.10 Lemahnya Partisipasi 2.3.2 2.3.3
iv
44
48
50
Memburuknya Kondisi
Sumberdaya Alam dan 2.3.1.9
37
Lemahnya Kepastian Kepemilikan dan
2.3.1.8
28
Terbatasnya Akses terhadap Air Bersih dan Aman serta
2.3.1.7
22
Terbatasnya Akses dan
Rendahnya Mutu Layanan 2.3.1.4
20
Lemahnya Penanganan Masalah
53 57 62
Kependudukan
65
Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan
66
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Gender 2.3.4 2.4 BAB III
Kesenjangan Antardaerah
Isu Strategis
68 71
KAJI ULANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
73
3.1
Pengelolaan Ekonomi Makro
74
3.1.1
Kebijakan Moneter
74
3.1.2
Kebijakan Fiskal
75
3.2
Pemenuhan Hak Dasar 3.2.1
Penyediaan dan Perluasan Akses
77
Pangan
77
3.2.2
Perluasan Akses Layanan Kesehatan
79
3.2.3
Perluasan Akses Layanan Pendidikan
83
3.2.4
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
87
3.2.5
Perluasan Akses Layanan Perumahan
93
3.2.6
Penyediaan Air Bersih dan Aman, serta Sanitasi
94
3.2.7
Perluasan Akses Tanah
95
3.2.8
Perluasan Akses Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
97
3.2.9
Peningkatan Rasa Aman
100
3.2.10
Perluasan Akses Partisipasi
102
3.3
Pengendalian dan Persebaran Penduduk
105
3.4
Peningkatan Keadilan dan Kesetaraan Gender
106
3.5
Pengembangan Wilayah
108
3.5.1
Pembangunan Perdesaan
108
3.5.2
Pembangunan Perkotaan
110
3.5.3
Pengembangan Kawasan Pesisir
112
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
v
3.5.4 3.6
BAB IV
Pembangunan Daerah Tertinggal
Otonomi Daerah dan Globalisasi
114
3.6.1
Otonomi Daerah
114
3.6.2
Globalisasi
116
STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
119
4.1
Landasan Konstitusional
119
4.2
Visi dan Misi
123
4.3
Tujuan
124
4.4
Sasaran
124
4.5
Prinsip-prinsip
125
4.5.1
Nilai-nilai yang berkenaan dengan Tujuan
4.5.2
Nilai-nilai yang berkenaan dengan Proses
125 125
4.6
Strategi Utama
126
4.7
Rencana Aksi
128
4.7.1
128
Kebijakan Ekonomi Makro 4.7. 1.1 Penciptaan Stabilitas Ekonomi Makro 4.7.1.2 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
4.7.2
128 130
4.7.1.3 Perluasan Kesempatan Kerja
133
4.7.1.4 Pengurangan Kesenjangan
134
Rencana Aksi Pemenuhan Hak Dasar
135
4.7.2.1 Pemenuhan Hak atas Pangan
136
4.7.2.2 Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan
4.7.2.3 Pemenuhan Hak atas Layanan
vi
113
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
138 145
Pendidikan 4.7.2.4 Pemenuhan Hak atas
Pekerjaaan dan Berusaha
4.7.2.5 Pemenuhan Hak atas Perumahan
154 158
4.7.2.6 Pemenuhan Hak atas Air Bersih dan Aman, serta Sanitasi yang Baik
4.7.2.7 Pemenuhan Hak atas Tanah
161 164
4.7.2.8 Pemenuhan Hak atas
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
4.7.2.9 Pemenuhan Hak atas Rasa Aman
4.7.2.10 Pemenuhan Hak untuk Berpartisipasi
4.7.3
Rencana Aksi Perwujudan Keadilan dan Kesetaraan Gender
4.7.4
168 171 172
Rencana Aksi Pengembangan Wilayah Mendukung Pemenuhan Hak- Hak Dasar
4.7.4.1 Percepatan Pembangunan Perdesaan
4.7.4.2 Pembangunan Perkotaan 4.7.4.3 Pengembangan Kawasan Pesisir
4.7.4.4 Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
BAB V
165
176 176 179 181 183
MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI
187
5.1
187
Penegakan Prinsip tanpa Diskriminasi
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
vii
5.2
Pentahapan Pelaksanaan Kewajiban Negara
187
5.2.1
Kewajiban Negara
188
5.2.2
Kewajiban Minimum
188
5.2.3
Kerjasama untuk Pelaksanaan Kewajiban
5.3
Prasyarat Pelaksanaan Rencana Aksi
189
5.4
Pelembagaan Rencana Aksi
189
5.5
Jaringan Kerja Pelaksana Rencana Aksi
190
5.5.1
Pemerintah Pusat
191
5.5.2
Pemerintah Provinsi
193
5.5.3
Pemerintah Kabupaten dan Kota
195
5.5.4
Pelaku Usaha Swasta dan Perbankan
197
5.5.5
Lembaga Swadaya Masyarakat,
Organisasi Profesi dan Perguruan Tinggi 5.5.6
Organisasi Masyarakat dan Organisasi Keagamaan
5.5.7
Negara Donor, Lembaga Internasional, dan Perusahaan Multinasional
5.6
5.7
Antisipasi terhadap Hambatan Pelaksanaan
5.8
199 200 201
Rencana Aksi
202
5.6.1
Hambatan Sumberdaya Manusia
203
5.6.2
Hambatan Perubahan Kebijakan
203
5.6.3
Hambatan Politik
203
Penganggaran Rencana Aksi
204
5.7.1
Prinsip Penganggaran
204
5.7.2
Reorientasi Pengelolaan Anggaran
5.7.3
viii
188
Negara
205
Pengarusutamaan
206
Pengendalian dan Pengawasan (Safeguarding)
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
207
Rencana Aksi BAB VI
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
209
6.1
Prinsip-Prinsip
209
6.2
Mekanisme dan Prosedur
210
6.2.1
Pengumpulan Data
210
6.2.2
Pelaporan
211
6.2.3
Diseminasi
212
6.2.4
Pemanfaatan dan Tindak Lanjut
213
6.3
Organisasi dan Kelembagaan
213
6.3.1
Kelembagaan Monev di Tingkat Pusat
215
6.3.1.1 Forum Konsultasi Monev
215
6.3.1.2 Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi
215
6.3.1.3 Monev Internal Lembaga Pemerintah dan Monev
Independen Lembaga Non Pemerintah 6.3.2
Kelembagaan Monev di Tingkat Daerah
6.3.3
Kelembagaan Monev di Tingkat Lokal/Komunitas
6.4 6.5 BAB VII
Integrasi ke dalam Sistem Perencanaan dan
216 217 217
Penganggaran
218
Penguatan Kapasitas Lembaga Penyedia Data
218
PENUTUP
231
DAFTAR PUSTAKA
233
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
ix
DAFTAR TABEL halaman
Tabel 2.1
Angka Kematian Bayi Menurut Kelompok Pengeluaran, 1998, 2001 dan 2003
Tabel 2.2
Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni menurut Kelompok Usia dan Pengeluaran Keluarga, 2003
Tabel 2.3
dan Jenis Kelamin, 2003
2001 dan 2002 (dalam Rupiah) Persentase Pemilikan Sertifikat Tanah menurut Perempuan dan Laki-laki Tabel 2.6
Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), 1998 dan 2002
Tabel 6.1
Matrik Indikator Kinerja Monitoring dan Evaluasi SNPK
x
35
Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Pekerja sebulan Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin,
Tabel 2.5
32
Angka Melek Aksara Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Kelompok Umur, Tempat Tinggal
Tabel 2.4
23
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
43 52 67 221
DAFTAR GAMBAR halaman
Gambar 2.1
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 1976 – 2003
15
Gambar 2.2
Persentase Penduduk Miskin, IPM, dan IKM 2002
16
Gambar 2.3
Persentase Balita Menurut Status Gizi
21
Gambar 2.4
Jumlah Desa Yang Sulit Mengakses rumah sakit
dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 Gambar 2.5
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kerja
Kesehatan menurut Kelompok Pengeluaran Gambar 2.6
Angka Partisipasi Sekolah Umur 13 – 15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
Gambar 2.7
di Perkotaan dan Perdesaan, 2003
Melanjutkan Sekolah, 2003 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Daerah dan Tingkat Pendidikan, 2003 Gambar 2.10
Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2003
Gambar 2.11
29
29
Persentase Penduduk berumur 7 – 18 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah menurut Alasan Tidak
Gambar 2.9
26
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas
Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Gambar 2.8
25
Angka Buta Huruf Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
30 32 33 34
xi
Gambar 2.11a
Angka Buta Aksara menurut Usia dan Pengeluaran Tahun 2003
34
Gambar 2.12
Persentase Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan
36
Gambar 2.13
Angka Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
Gambar 2.14
Diagram Distribusi Persentase Penduduk Miskin Menurut Lapangan Pekerjaan Kepala Rumah Tangga Tahun 2003
Gambar 2.15
Kabupaten/Kota Tahun 2003
Tahun 2003
Tahun 2003 Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 Gambar 2.19
Persentase Desa Yang Mengalami Bencana Gempa Bumi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
Gambar 2.20
Persentase Desa Yang Mengalami Tanah Longsor dan Banjir Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
Gambar 2.21
2003
Persentase Desa Yang Memiliki Organisasi Petani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003
Gambar 2.23
Keterlibatan Rumah Tangga dalam Pengambilan Keputusan menurut Tingkat Pendapatan
Gambar 2.24
Diagram Sebar Persentase Penduduk Miskin dan Indek Kemiskinan Manusia (IKM) Tahun 2003
xii
47 48 54 54
Persentase Desa Yang Mengalami Konflik dalam 1 Tahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota Tahun
Gambar 2.22
46
Persentase Rumah Tangga Dengan Lantai Terluas rumah dari Tanah Menurut Kabupaten/Kota
Gambar 2.18
45
Jumlah Kepala Keluarga yang Bertempat Tinggal di Kawasan Lindung Menurut Kabupaten/Kota
Gambar 2.17
40
Jumlah Kepala Keluarga yang Bertempat Tinggal di Bantaran Kali dan Rumah Kumuh Menurut
Gambar 2.16
38
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
59 63 63 68
Gambar 2.25
Diagram Sebar Persentase Penduduk Miskin dan PDRB Perkapita Tahun 2003
Gambar 2.26
Diagram Sebar Persentase Penduduk Miskin dan Kapasitas Fiskal tahun 2003
Gambar 6.1
Mekanisme dan Prosedur Monitoring dan Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
69 70 214
xiii
DAFTAR SINGKATAN AKABA
: Angka Kematian Balita
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKI
: Angka Kematian Ibu
AKP
: Analisis Kemiskinan Partisipatif
APK
: Angka Partisipasi Kasar
APM
: Angka Partisipasi Murni
Bappenas
: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BDS
: Bussiness Development Services
BKPK
: Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
BPS
: Biro Pusat Statistik
DfID
: Departemen for International Development
DOTS
: Direct-Observed Treatment Short-term : Human Development Index
HDI
: Human Immunodefficiency Virus
HIV
: Human Poverty Index
HPI IKM
: Indek Kemiskinan Masyarakat
ILO
: International Labour Organization
IMF
: International Monetary Fund
IPG
: Indeks Pembangunan Gender
IPM
: Indeks Pembangunan Manusia
IPRSP
: Interim Poverty Reduction Strategy Papers : Japan Bank for International Cooperation
JBIC JICA
: Japan International Coorporation Agency
JPS BK
: Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan
xiv
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
KIKIS
: Komite Independen Anti Kemiskinan Struktural
KPK
: Komite Penanggulangan Kemiskinan
KPPP
: Komisi Penyelesaian Perselisihan Perburuhan
LH
: Lingkungan Hidup
LILA
: Lingkar Lengan Atas
MBS
: Manajemen Berbasis Sekolah
MDG NHDR
: Millenium Development Goals
: National Human Development Report
ODA
: Official Development Assistance
PJM
: Pembangunan Jangka Menengah
PJP
: Pembangunan Jangka Panjang
PKPS BBM
: Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak
PPA
: Participatory Poverty Assessment
Propenas
: Program Pembangunan Nasional
PRSP
: Poverty Reduction Strategy Papers
PIR
: Pola Inti Rakyat
PUS
: Pasangan Usia Subur
SDA
: Sumber Daya Alam
SNPK
: Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
SPM
: Standar Pelayanan Minimum
Susenas
: Survei Sosial Ekonomi Nasional
Takesra
: Tabungan Kesejahteraan Keluarga
TKI
: Tenaga Kerja Indonesia
TKP3KPK
: Tim Koordinasi Penyiapan Penyusunan Perumusan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
TKW
: Tenaga Kerja Wanita
UCI
: Universal Child Immunization
UKBM
: Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UMP
: Upah Minimum Propinsi
UNDP
: United Nation Development Program
UNICEF UNSFIR
: United Nations Children’s Fund
: United Nations Support For Indonesia Recovery
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
xv
UUPA
: Undang-Undang Pokok Agraria
WDR
: World Development Report
WTO WWF
xvi
: World Trade Organization : World Wildlife Foundation
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
RINGKASAN
Dokumen
Strategi
Nasional
Penanggulangan
Kemiskinan
(SNPK)
ini
merupakan dokumen strategi dan rencana aksi untuk mempercepat
pencapaian tujuan dan sasaran penanggulangan kemiskinan. Dokumen SNPK tidak berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari dokumen Rencana
Pembanguan Jangka Menengah (RPJM) 2004 – 2009 yang memuat kebijakan pembangunan dan rencana kerja pemerintah selama lima tahun. Dokumen SNPK ini mengakui kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik
laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin. Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat
miskin,
dan
adanya
penghormatan,
perlindungan
dan
pemenuhan hak-hak dasar mereka, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi dan politik. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang dirumuskan dalam dokumen SNPK didasarkan atas pendekatan berbasis hak. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) merupakan arah bersama bagi pemerintah, swasta, masyarakat, dan berbagai pihak dalam mendorong gerakan nasional penanggulangan kemiskinan. Tujuan yang
ingin dicapai adalah untuk menegaskan komitmen dalam mengatasi kemiskinan,
membangun
konsensus
bersama
untuk
melaksanakan
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
xvii
penanggulangan kemiskinan melalui pendekatan hak-hak dasar, menegaskan komitmen dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan
milenium (Millenium Development Goals) terutama tujuan penanggulangan
kemiskinan, dan mendorong pengarusutamaan kebijakan negara dalam penanggulangan kemiskinan. Pendekatan
hak-hak
dasar
relevan
dengan
perkembangan
dan
permasalahan yang terjadi di Indonesia. Proses demokratisasi yang
berlangsung selama ini diharapkan mempertajam pemahaman dan proses politik akan pentingnya perwujudan hak-hak dasar rakyat. Pendekatan berbasis hak juga memberikan penegasan pentingnya pelaksanaan otonomi
daerah sebagai bagian dari upaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Dengan kewenangan dan sumberdaya yang lebih besar, pemerintah kabupaten dan kota berkewajiban untuk memberikan layanan dasar yang
mudah, murah dan bermutu bagi masyarakat miskin, serta memberi ruang yang lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Perbaikan tata pemerintahan akan membuka peluang lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan
memberdayakan masyarakat miskin, serta memberikan peran yang strategis bagi swasta dan berbagai pihak dalam mengatasi masalah kemiskinan.
Dokumen ini menegaskan bahwa perbaikan tata pemerintahan dan perluasan partisipasi harus menjadi bagian integral dari setiap kebijakan yang
dilaksanakan
untuk
memberdayakan
masyarakat
miskin,
dan
meningkatkan taraf dan mutu hidup masyarakat miskin. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh persaingan, perubahan teknologi dan informasi yang begitu cepat, dan penerapan pasar bebas, peran negara
dalam penyediaan barang dan jasa publik akan makin berkurang. Oleh sebab itu, pendekatan hak dasar mengatur peran minimum yang harus menjadi kewajiban negara dan tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Selain itu, upaya penanggulangan kemiskinan perlu memperhatikan adanya momentum kemitraan global dalam pencapaian tujuan pembangunan milenium.
xviii
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan berbasis hak menegaskan kewajiban negara (pemerintah, DPR, DPRD, lembaga tinggi Negara, TNI dan lembaga penyelenggaran negara lainnya) untuk berupaya sekuat tenaga dan secara bertahap mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Pelaksanaan kewajiban negara untuk terlebih dahulu menghormati, melindungi, dan kemudian memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin akan membuat proses pemenuhan hak-hak dasar tersebut lebih progresif dan tidak terhambat oleh ketersediaan sumberdaya dan sumberdana. Dengan mengedepankan proses partisipasi dan pemahaman terhadap suara masyarakat miskin, strategi penanggulangan kemiskinan dituangkan dalam
empat rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun (2005 – 2009), yaitu Rencana Aksi Pengelolaan Ekonomi Makro, Rencana
Aksi Pemenuhan Hak Dasar, Rencana Aksi Perwujudan Keadilan dan Kesetaraan Gender, dan Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Wilayah Mendukung Pemenuhan Hak Dasar. Rencana Aksi Pengelolaan Ekonomi Makro memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk menciptakan stabilitas ekonomi makro, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja dan mengurangi kesenjangan antarwilayah. Rencana Aksi Pemenuhan Hak Dasar memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas pangan, hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, hak atas
pekerjaan, hak atas air bersih, hak atas perumahan, hak atas tanah, hak atas sumberdaya alam dan lingkungan hidup, hak atas rasa aman dari tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Rencana Aksi Perwujudan Kesetaraan dan Keadilan Gender memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk menurunkan ketidakadilan gender
dan menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar perempuan sama dengan laki-laki.
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
xix
Rencana Aksi Percepatan Pengembangan Wilayah memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk revitalisasi pembangunan perdesaan, peningkatan pembangunan perkotaan, pengembangan kawasan pesisir dan percepatan pembangunan daerah tertinggal. Guna menjamin terselenggaranya rencana aksi penanggulangan kemiskinan, dokumen SNPK juga menguraikan mekanisme pelaksanaan rencana aksi yang
memuat
penganggaran,
prasyarat,
kelembagaan,
pengendalian
dan
jaringan
pengawasan
kerja
pelaksana,
(safeguarding),
dan
antisipasi terhadap hambatan pelaksanaan rencana aksi, serta sistem pemantauan dan evaluasi.
Selain itu, sebagai dokumen yang disusun dengan dukungan dan partisipasi aktif pihak swasta, masyarakat, dan lembaga-lembaga internasional, serta hasil konsultasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah, dokumen SNPK juga diharapkan menjadi pedoman bersama bagi pelaku pembangunan lainnya. Oleh sebab itu, strategi dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan tidak hanya menjadi rencana kerja dan program pemerintah, tetapi juga menjadi gerakan bersama semua pelaku pembangunan. Dengan demikian, tujuan dan sasaran SNPK akan dapat terwujud sesuai dengan batas waktu yang telah direncanakan.
xx
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
xxi
.
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
22