Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridho-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal Tahun 2016 sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Dengan semangat dan kerja keras serta dukungan dari semua pihak, kami telah berhasil menyelesaikan program dan kegiatan pada Tahun 2016 sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Program Inspektorat Jenderal Tahun 2015-2019. Laporan ini menyajikan data dan informasi terkait target dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal Tahun 2016 yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra yaitu “persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1% serta target dan capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) seluruh unit eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal. Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara objektif mengenai kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016. Meskipun secara umum kinerja Inspektorat Jenderal telah sesuai target, namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki serta kelemahan yang harus disempurnakan. Oleh karena itu dukungan dan kerja keras semua pihak perlu terus ditingkatkan agar kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Jakarta, Januari 2017 Inspektur Jenderal
Drs. Purwadi, Apt, MM, ME NIP. 195712171985021001
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
i
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk pertanggungjawaban atas tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam mencapai visi dan misi berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan dalam Rencana Startegis Kementerian Kesehatan selama lima tahun yaitu Tahun 2015 - 2019 yang dapat dijadikan lesson learnt untuk perencanaan strategis pengawasan lingkup Kementerian Kesehatan dalam lima tahun kedepan. Sasaran program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur adalah meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi birokrasi. Target tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal yang diuraikan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 adalah ”Meningkatnya pengawasan
dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian
Kesehatan”
yang
pencapaiannya dinilai dengan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan yaitu ”Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara ≤ 1% sebesar 100%”. Secara keseluruhan realisasi pencapaian
sasaran
strategis
Inspektorat
Jenderal
yang
diukur
dengan
menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara ≤ 1% selama 5 tahun (Tahun 2015 - 2019) telah terealisasi 100%. Capaian kinerja Inspektorat Jenderal didukung dengan 6 indikator yaitu: 1. Persentase Satuan Kerja di lingkup binaan Inspektorat I yang memiliki temuan
kerugian Negara ≤ 1% sebesar 100%. 2. Persentase Satuan Kerja di lingkup binaan Inspektorat II yang memiliki temuan
kerugian Negara ≤ 1% sebesar 100%. 3. Persentase Satuan Kerja di lingkup binaan Inspektorat III yang memiliki temuan
kerugian Negara ≤ 1% sebesar 100%. 4. Persentase Satuan Kerja di lingkup binaan Inspektorat IV yang memiliki temuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
ii
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
kerugian Negara ≤ 1% sebesar 100%. 5. Persentase penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian
Negara di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai kewenangan Inspektorat Jenderal sebesar 100%. 6. Persentase Satuan Kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi sebesar 100%. Pada Tahun 2016 capaian kinerja Inspektorat Jenderal didasarkan pada 1 indikator kinerja program dan 6 indikator kinerja kegiatan dengan masing-masing target yang sudah ditetapkan, keseluruhan indikator telah mencapai target bahkan berhasil melebihi target yang telah ditetapkan yaitu jumlah satuan kerja di lingkungan setiap unit utama Kementerian Kesehatan terdiri dari satuan kerja di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan dan Itjen, Ditjen Kesmas dan Setjen, Ditjen P2P dan Balitbangkes serta Ditjen Far & Alkes dan Badan PPSDMK yang dievaluasi laporan kinerja dan keuangannya dengan nilai temuan kerugian negara ≤ 1% semua telah mencapai
target. Demikian juga penanganan pengaduan masyarakat yang
berindikasi kerugian negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai kewenangan Inspektorat Jenderal dan Satuan Kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi telah mencapai target. Cakupan kegiatan pengawasan seperti reviu laporan keuangan sudah menjangkau seluruh satuan kerja namun kegiatan pengawasan dan pembinaan lainnya untuk mempertahankan opini WTP yang telah dicapai belum menjangkau seluruh satuan kerja karena adanya keterbatasan SDM. Kendala yang masih melingkupi rangkaian pelaksanaan pengawasan Inspektorat Jenderal adalah kepatuhan satuan kerja dalam menindaklanjuti temuan hasil pengawasan terutama tindak lanjut berupa penyetoran kerugian negara yang meilbatkan pihak ketiga serta pegawai yang sudah dimutasi atau pensiun dan meninggal dunia masih merupakan kendala dalam rangkaian pelaksanaan pengawasan oleh Inspektorat Jenderal. Untuk itu peran Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) Kementerian Kesehatan akan ditingkatkan dengan melibatkannya dalam kegiatan tindak lanjut LHP. Kerja keras tak kenal lelah telah dilakukan karena menjadi tanggungjawab Inspektorat Jenderal dalam mengawasi dan mencegah segala bentuk tindakan yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
iii
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dapat mengarah kepada korupsi. Dengan dukungan seluruh unit terkait, upaya yang telah dilakukan membuahkan hasil yang membanggakan, ini terbukti dengan beberapa prestasi yang diraih oleh Kementerian Kesehatan Tahun 2016 ini dimana Inspektorat Jenderal mempunyai andil dan memegang peranan penting dalam pencapaiannya. Prestasi yang telah dicapai oleh Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 beberapa di antaranya adalah: Penandatanganan secara serempak mengenai pernyataanya MENOLAK GRATIFIKASI di lingkungan profesi kedokteran; Kementerian Kesehatan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian dalam laporan keuangan Tahun Anggaran 2015; Penandatanganan MoU Kementerian Kesehatan dengan KPK mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi; Terbitnya Permenkes Nomor 27 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI;
MoU
Kementerian Kesehatan dengan BPKP terkait penguataan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka meningkatkan program pencegahan tindak pidana korupsi di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI; Pemberian piagam penghargaan WBK dari Menteri Kesehatan RI kepada 10 satker dilingkungan Kementerian Kesehatan; Piagam Penghargaan Atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah; Apresiasi dari Presiden RI kepada Menteri Kesehatan RI sebagai Pelopor Penerapan Pengelolaan Keuangan BLU dan Tata Kelola yang baik; Terbitnya Kepmenkes tentang Pemberantasan Pungutan Liar Nomor HK.02.02/MENKES/604/2016 tentang Unit Pencegahan dan Pemberantasan Pungutan Liar dilingkungan Kementerian Kesehatan; Perhargaan atas Kepatuhan Tinggi Terhadap Standar Layanan Publik Dari Ombudsman RI; Terbitnya Permenkes Nomor 27 Tahun 2016; Terbitnya Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan; Penghargaan dari KPK untuk Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik pada acara Hari Anti Korupsi Internasional 2016 di Pekan Baru; Apresiasi dari KPK atas Tingginya Tingkat Kepatuhan dan Tingkat
Keaktifan
Pengelolaan
LHKPN;
Penyerahan
Penghargaan
Satker
Berpredikat WBK Oleh Kemenpan dan RB pada Politeknik Kesehatan Jakarta III dan KKP Kelas I Tanjung Priok berhasil memperoleh predikat WBK dari Kemenpan dan RB; Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik Peringkat X Katagori Kementerian dari Komisi Informasi Publik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
iv
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…......................................................................................
i
RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. UMUM......…..............................................................................................
1
B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL..............................................
2
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA AKSI PROGRAM…..................................................................
3
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016…....................................................
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016...............
10
B. REALISASI ANGGARAN...........................................................................
30
BAB IV PENUTUP........................................................................................
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016....................................................................
40
2. Dokumentasi Kegiatan Tahun 2016............................................................
54
3. Realisasi Anggaran Tahun 2016.................................................................
71
Catatan Hasil Reviu Laporan Kinerja Tahun 2016......................................
72
4.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
v
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi pada Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal sebagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) berperan untuk mengawal dan memastikan berjalannya proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan, sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak pelanggaran individu. Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahaan diperlukan untuk mendororng terwujudnya good governance dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tanggal 29 September 2015, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan; 2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
1
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
4. penyusunan
laporan
hasil
pengawasan
di
lingkungan
Kementerian
Kesehatan; 5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan 6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 Tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, organisasi Inspektorat Jenderal terdiri dari 1(satu) Sekretariat Inspektorat Jenderal dan 5 (lima) Inspektorat yaitu Inspektorat I, Inspektorat II, Inspektorat III, Inspektorat IV, dan Inspektorat Investigasi. Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal dapat dilihat sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
2
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA AKSI PROGRAM Rencana
Aksi Program
(RAP) Inspektorat
Jenderal Tahun 2015-2019
merupakan penjabaran dokumen Rencana Strategis Kementerian Kesehatan di tingkat Eselon I pada Inspektorat Jenderal yang berisikan Rencana Pengawasan Tahunan dan Rencana Strategis untuk 5 (lima) tahun. Strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi Inspektorat Jenderal meliputi: 1. Mendorong pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, ekonomis, dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan; 2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan; 3. Mewujudkan pengawasan yang bermutu untuk menghasilkan Laporan Hasil Pengawasan (LHP) sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan serta; 4. Mewujudkan tata kelola manajemen Inspektorat Jenderal yang transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan visi dan misi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, maka dilaksanakan program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan dengan kegiatan sebagai berikut: No
1.
Program
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Sasaran Program Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi
Indikator Kinerja
Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
88%
91%
94%
97%
100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
3
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
1. Peningkatan
Pengawasan
Program/Kegiatan
Lingkup
Satker
Binaan
Inspektorat I yang diukur dengan indikator “Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat I yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%” yang ditargetkan sebanyak 84% satker pada Tahun 2015 sampai dengan 100% pada Tahun 2019; 2. Peningkatan
Pengawasan
Program/Kegiatan
Lingkup
Satker
Binaan
Inspektorat II yang diukur dengan indikator “Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat II yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%” yang ditargetkan sebanyak 90% satker pada Tahun 2015 sampai dengan 100% pada Tahun 2019; 3. Peningkatan
Pengawasan
Program/Kegiatan
Lingkup
Satker
Binaan
Inspektorat III yang diukur dengan indikator “Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat III yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%” yang ditargetkan sebanyak 94% satker pada Tahun 2015 sampai dengan 100% pada Tahun 2019; 4. Peningkatan
Pengawasan
Program/Kegiatan
Lingkup
Satker
Binaan
Inspektorat IV yang diukur dengan indikator “Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat IV yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%” yang ditargetkan sebanyak 80% satker pada Tahun 2015 sampai dengan 100% pada Tahun 2019; 5. Peningkatan Kementerian
Penanganan Kesehatan
Pengaduan yang
diukur
Masyarakat dengan
di
Lingkungan
indikator
“Persentase
penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara di lingkungan
Kementerian
Kesehatan
sesuai
kewenangan
Inspektorat
Jenderal” yang ditargetkan sebanyak 100% satker pada Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
4
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan yang diukur dengan indikator “Persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi” yang ditargetkan sebanyak 20% satker pada Tahun 2015 sampai dengan 100% pada Tahun 2019. Aktifitas
yang
akan
dilaksanakan
Inspektorat
Jenderal
dalam
rangka
mewujudkan Reformsi Birokrasi yaitu: 1. Peningkatan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai konsultan, katalisator, dan quality assurance. a. Fungsi Inspektorat Jenderal sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan arah/petunjuk kepada suatu masalah agar pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan
tidak
bertentangan
dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku. b. Dalam
fungsi
katalisator,
Inspektorat
Jenderal
senantiasa
mendorong/memacu terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. c.
Dengan fungsi quality assurance, Inspektorat Jenderal menerapkan sistem
kendali
mutu
yang
dimulai
sejak
tahap
perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan pengawasan. 2. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan dengan upaya: a. Peningkatan pengawasan terhadap program kesehatan prioritas. b. Peningkatan pengawasan barang dan jasa melalui probity audit. c.
Penetapan sasaran/objek audit berbasis risiko.
d. Menerapkan pedoman pengawasan secara konsisten. 3. Mempertahankan Opini Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), melalui: a. Peningkatan kualitas laporan keuangan melalui kegiatan reviu. b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan. c. Pengamanan aset Kementerian Kesehatan. d. Pendampingan pengadaan barang jasa/konsultasi pengadaan barang dan jasa.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
5
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
e. Reviu penyusunan perencanaan anggaran. f.
Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
4. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawas Fungsional (APF). 5. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) lain. 6. Penanganan Pengaduan Masyarakat. 7. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik melalui: a. Pendidikan Budaya Anti Korupsi. b. Penerapan Whistleblower’s System dan Justice Collaborator. c.
Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM).
d. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilingkungan Kementerian Kesehatan. e. Mengoptimalkan peran Unit Pengendlian Gratifikasi (UPG). f.
Mengoptimalkan Laporan LHKPN sesuai dengan batas waktu pelaporan.
g. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. 8. Kegiatan Penunjang. a. Peningkatan SDM bidang pengawasan. b. Pengembangan dan pemantapan pelaksanaan kegiatan penunjang pengawasan dengan teknologi informasi melalui Sistim Informasi Manajemen (SIM) Pengawasan. c.
Sosialisasi bidang pengawasan.
d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI) pada satker Badan Layanan Umum (BLU).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
6
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian Kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur. Perjanjian Kinerja Inspektorat Jenderal Tahun 2016 merupakan kinerja tahun kedua dari Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang didukung dengan anggaran sebesar Rp105.000.000.000,-.
No
1.
Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Sasaran Program Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi
Indikator Kinerja
Target 2016
Angaran
Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
91%
Rp105.000.000.000,-
Sedangkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 unit eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana telah tertuang dalam perjanjian kinerja yang telah ditandatangani oleh Inspektur Jenderal dengan masing-masing Inspektur pada Tahun 2016 sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
7
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
No
Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
1.
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I
Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi lingkup Satker Binaan Inspektorat I
Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat I yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
2.
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II
Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi lingkup Satker Binaan Inspektorat II
Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat II yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
3.
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III
Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi lingkup Satker Binaan Inspektorat III
Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat III yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
4.
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV
Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi lingkup Satker Binaan Inspektorat IV
Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat IV yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
5.
Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara
6.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Persentase penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai kewenangan Inspektorat Jenderal
Persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi
Target 2016
Angaran
88%
Rp8.827.840.000,-
92%
Rp12.126.003.000,-
95%
Rp8.227.350.000,-
85%
Rp8.296.770.000,-
100%
Rp6.203.100.000,-
40%
Rp61.318.937.000,-
Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud diatas berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
8
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja tersebut, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
9
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing
indikator
sehingga
dapat
ditindaklanjuti
dalam
perencanaan/program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dituangkan dalam Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun berjalan. Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas keluaran (output) dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
10
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja yang menjadi bagian
dari
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(SAKIP)
sebagaimana disebutkan diatas setidaknya mencakup perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Inspektorat Jenderal melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (sembilan) program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu
program
“Peningkatan
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Aparatur
Kementerian Kesehatan”. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Inspektorat Jenderal dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Inspektorat
Jenderal yang
telah
ditetapkan.
Adapun
sasaran
kegiatan
Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi pada masing-masing unit utama. 2. Meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara. 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada
program
peningkatan
pengawasan
dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian Kesehatan. Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi secara menyeluruh yang menggambarkan tugas, peran dan fungsi organisasi tersebut sebagai langkah yang rasional untuk menilai keberhasilan pelaksanaan. Indikator kinerja organisasi cukup dilaporkan beberapa indikator kinerja saja yang paling utama sebagai kriteria keberhasilan kinerja suatu organisasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
11
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sesuai dengan dokumen Renstra/Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal, telah ditetapkan
satu
indikator utama
dalam
sasaran
hasil
program,
yaitu:
Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan dengan sasaran meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya
reformasi
birokrasi.
Untuk
penilaian
indikatornya
adalah
“Persentase Satuan Kerja yang Memiliki Temuan Kerugian Negara ≤ 1 %”. Dalam mencapai indikator utama tersebut di atas, didukung oleh beberapa kinerja kegiatan dengan menghasilkan luaran sebagai berikut: 1. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat I; 2. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat II; 3. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat III; 4. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat IV; 5. Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan; 6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada
program
peningkatan
pengawasan
dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian Kesehatan.
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 94,97% dari 91% target yang ditetapkan pada Tahun 2016 yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian sasaran. Dari 1 (satu) sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan seluruhnya telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisa capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan sasaran pada masing-masing program dan kegiatan sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
12
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
1. Capaian Realisasi Terhadap Target: Dilihat dari capaian indikator, untuk Tahun 2016 Inspektorat Jenderal dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan: a. Indikator Kinerja Utama Indikator pencapaian sasaran yang berasal Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Indikator Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤ 1 %
Target 2016
Target 2015
91%
88%
Definisi operasional dari Indikator Kinerja Utama: Satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1% adalah satuan kerja pengelola APBN Kementerian Kesehatan dengan temuan kerugian negara ≤1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal Tahun 2016 adalah 94,97% dari target 91% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara ≤1% berdasarkan hasil audit x Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes yang diaudit
100%
Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 497 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (118 satker) maupun oleh BPK (122 satker) serta oleh BPKP (257 satker), terdapat 25 satker yang memiliki kerugian negara diatas 1 %, sehingga persentase satker yang memiliki kerugian negara ≤ 1% adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
13
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
497 satker – 25 satker = 472 satker 472 satker KN ≤ 1%
X 100% = 94,97%
497 satker yang diaudit
b. Indikator Kinerja Kegiatan Capaian kinerja Indikator Kinerja Utama tersebut di atas didukung oleh beberapa kegiatan yang menghasilkan output sebagai berikut : 1) Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja Binaan Inspektorat I Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat I yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%. Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat I yang memiliki temuan kerugian
negara
≤1%
adalah
satuan
kerja
pengelola
APBN
Kementerian Kesehatan di lingkup Inspektorat I dengan temuan kerugian negara ≤1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).
Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Inspektorat I Tahun 2016 adalah 94,59% dari target 88% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara ≤1% berdasarkan hasil audit x Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes di lingkup binaan Inspektorat I yang diaudit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
100%
14
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 111 satker yang telah diaudit
baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (20 satker) maupun
oleh BPK (52 satker) serta oleh BPKP (39 satker), terdapat 6 satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 %, sehingga persentase satker yang memiliki kerugian Negara ≤ 1% adalah sebagai berikut: 111 satker – 6 satker = 105 satker 105 satker KN ≤ 1% 111 satker yang diaudit
X 100% = 94,59%
2) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat II Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat II yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%. Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat II yang memiliki temuan kerugian
negara
≤1%
adalah
satuan
kerja
pengelola
APBN
Kementerian Kesehatan di lingkup Inspektorat II dengan temuan kerugian negara ≤1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).
Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Inspektorat II Tahun 2016 adalah 92,52% dari target 92% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara ≤1% berdasarkan hasil audit x Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes di lingkup binaan Inspektorat II yang diaudit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
100%
15
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 254 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (61 satker) maupun oleh BPK (14 satker) serta oleh BPKP (179 satker), terdapat 19 satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 % sehingga persentase satker yang memiliki kerugian Negara ≤ 1% adalah sebagai berikut: 254 satker – 19 satker = 235 satker 235 satker KN ≤ 1% 254 satker yang diaudit
X 100% = 92,52%
3) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat III Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat III yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%.
Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat III yang memiliki temuan kerugian
negara
≤1%
adalah
satuan
kerja
pengelola
APBN
Kementerian Kesehatan di lingkup Inspektorat III dengan temuan kerugian negara ≤1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).
Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Inspektorat III Tahun 2016 adalah 100,00% dari target 95% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara ≤1% berdasarkan hasil audit x Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes di lingkup binaan Inspektorat III yang diaudit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
100%
16
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 71 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (10 satker) maupun oleh BPK (31 satker) serta oleh BPKP (30 satker) tidak terdapat satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 % sehingga persentase satker yang memiliki kerugian Negara ≤ 1% adalah sebagai berikut: 71 satker – 0 satker = 71 satker 71 satker KN ≤ 1% X 100% = 100,00% 71 satker yang diaudit 4) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan Inspektorat IV Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: Persentase satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat IV yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%. Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Satuan kerja di lingkup binaan Inspektorat IV yang memiliki temuan kerugian
negara
≤1%
adalah
satuan
kerja
pengelola
APBN
Kementerian Kesehatan di lingkup Inspektorat IV dengan temuan kerugian negara ≤1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).
Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Inspektorat IV Tahun 2016 adalah 100% dari target 85% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara ≤1% berdasarkan hasil audit Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes di lingkup binaan Inspektorat IV yang diaudit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
x 100%
17
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 61 satker yang telah diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (27 satker) maupun oleh BPK (25 satker) serta oleh BPKP (9 satker), tidak terdapat satker yang memiliki kerugian Negara diatas 1 % sehingga persentase satker yang memiliki kerugian Negara ≤ 1% adalah sebagai berikut: 61 satker – 0 satker = 61 satker 61 satker KN ≤ 1% X 100% = 100,00% 61 satker yang diaudit 5) Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu:
Persentase
penanganan
pengaduan
masyarakat
yang
berindikasi kerugian negara di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai kewenangan Inspektorat Jenderal. Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Penanganan pengaduan masyarakat adalah upaya yang dilakukan sesuai
kewenangan
Inspektorat
Jenderal
dalam
penyelesaian
pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara yang dapat dilakukan
melalui
kegiatan
klarifikasi/ADTT
maupun
koordinasi/konsultasi dalam rangka penanganan pengaduan.
Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Inspektorat Investigasi Tahun 2016 adalah 100% dari target 100% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah penanganan pengaduan masyarakat berindikasi kerugian negara yang diterima sesuai kewenangan Inspektorat Jenderal Jumlah pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian negara yang diterima sesuai kewenangan Itjen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
x
100%
18
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumlah pengaduan masyarakat dan permintaan ADTT selama Tahun 2016 sebanyak 245 pengaduan yang diterima melalui surat dan Whistleblowing System (WBS) dengan penanganan sebagai berikut: No 1
2
Unit Eselon II
Status Penanganan Process
closed
Sekretariat Inspektorat Jenderal Bagian PI
5
52
Bagian TUKUMPEG
0
Total
Kadar Pengawasan Ya
Tidak
57
0
57
3
3
1
2
Inspektorat I
4
0
4
4
0
3
Inspektorat II
2
0
2
1
1
4
Inspektorat III
0
8
8
3
5
5
Ins[ektorat IV
1
17
18
13
5
6
Inspektorat V Total
26
127
153
142
11
38
207
245
164
81
Keterangan
Jika dimasukkan dalam rumus diatas maka perhitungannya menjadi: 245 pengaduan X 100% = 100% 245 pengaduan 6) Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
peningkatan
pengawasan
dan
akuntabilitas
aparatur
Kementerian Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: Persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi. Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah satuan kerja yang telah melaksanakan salah satu dari kegiatan berikut: a) Pengendalian gratifikasi; b) Pengelolaan pengaduan masyarakat; c) Pengelolaan LHKPN; d) Kebijakan benturan kepentingan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
19
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016 adalah 41,12% dari target 40% dengan dasar perhitungan sebagai berikut: Jumlah satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi Jumlah satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah di lingkungan Kemenkes
x
100%
Cara hitung disesuaikan dengan persentase realisasi aksi PPK: 2015: 43 satker 2016: 45 satker Realisasi = Jumlah aksi PPK s/d 2016 Seluruh satker Kemenkes = (43+45) X 100% 214 = 41,12%
2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dan Tahun 2015: Realisasi IKU Inspektorat Jenderal
2016 Target Realisasi 91,00% 94,97%
2015 Target Realisasi 88,00% 97,68%
Jika melihat dari tabel diatas realisasi IKU Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengalami penurunan capaian dari 97,68% pada Tahun 2015 menjadi 94,97% pada Tahun 2016. Penurunan capaian tersebut disebabkan karena pada Tahun 2015 satuan kerja yang diaudit oleh APF sebanyak 776 satker dengan 18 satker memiliki kerugian negara di atas 1 %, sedangkan Tahun 2016 sebanyak 497 satker dengan 25 satker memiliki kerugian negara di atas 1 %. Semakin banyak satker yang memiliki kerugian negara di atas 1% menunjukkan persentase capaian kinerja yang semakin menurun. Penurunan persentase tersebut lebih disebabkan karena pada Tahun 2016 jumlah objek yang dilakukan audit jauh lebih sedikit dari pada objek audit Tahun 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
20
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah: Apabila capaian kinerja Inspektorat Jenderal diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah maka dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut: Grafik Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Renstra 2015 - 2019
Capaian kinerja Inspektorat Jenderal sebesar 94,97% pada Tahun 2016 telah melebihi target kinerja yang direncanakan pada tahun tersebut yakni sebesar 91%. Dan jika diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah Inspektorat Jenderal, maka target kinerja pada Tahun 2017 sebenarnya telah tercapai pada Tahun 2015.
4. Keberhasilan Pencapaian Target: Keberhasilan pencapaian target sasaran Inspektorat Jenderal dikarenakan telah dilaksanakannya pembinaan secara berkesinambungan terhadap satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan diantaranya melalui berbagai kegiatan sebagai berikut: a. Pembinaan satuan kerja berdasarkan metode on going process di lingkungan Kementerian Kesehatan. b. Peningkatan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai konsultan, katalisator, dan quality assurance. c. Peningkatan pengawasan terhadap program kesehatan prioritas. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
21
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
d. Peningkatan pengawasan barang dan jasa melalui probity audit. e. Penetapan sasaran/objek audit berbasis risiko. f. Menerapkan pedoman pengawasan secara konsisten. g. Peningkatan kualitas laporan keuangan melalui kegiatan reviu. h. Pendampingan penyusunan laporan keuangan. i.
Pengamanan aset Kementerian Kesehatan.
j.
Pendampingan pengadaan barang jasa/konsultasi pengadaan barang dan jasa.
k. Reviu penyusunan perencanaan anggaran. l.
Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
m. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawas Fungsional (APF). n. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) lain. o. Penanganan Pengaduan Masyarakat. p. Penerapan Pendidikan Budaya Anti Korupsi pada Poltekkes Kementerian Kesehatan. q. Penerapan Whistleblower’s System dan Justice Collaborator. r. Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM). s. Mengoptimalkan peran Unit Pengendlian Gratifikasi (UPG). t. Mengoptimalkan Laporan LHKPN sesuai dengan batas waktu pelaporan. u. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya: Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal Tahun 2016 adalah sebesar 94,97% dari target 91%. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp105.000.000.000,-. Dengan terget fisik sebanyak 1.787 dokumen/laporan. Namun pada November 2016 terdapat perubahan anggaran dan target fisik dari Rp105.000.000.000,- menjadi Rp99.001.460.000,- dengan target fisik dari 1.787 menjadi 2.656 laporan dalam satu tahun. Hal ini berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016, Tanggal 28 Agustus 2016 tentang LangkahLangkah
Penghematan
Belanja
Kementerian/Lembaga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
dalam
rangka 22
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016.
Penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp95.147.660.137,- (96,11%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 2.829 laporan (106,51%).
Jika melihat capaian kinerja Inspektorat Jenderal Tahun 2016 sebesar 94,97% dan penyerapan anggaran sebesar 96,11% dengan realisasi fisik sebesar 106,51% maka telah terjadi efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Inspektorat Jenderal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan pembinaan dan pengawasan kepada auditor dalam satu penugasan mengingat terbatanya SDM auditor di Inspektorat Jenderal yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
23
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
hanya berjumlah 157 orang yang terdiri dari
Auditor Pertama
83 orang,
Auditor Muda 56 orang, dan Auditor Madya 18 orang. Dari sisi pelaksanaan aggaran pada Tahun 2016 terdapat efisiensi belanja modal paket pengadaan workstation senilai Rp855.898.300,- dari nilai HPS sebesar Rp3.169.688.300,- dengan nilai kontrak sebesar Rp2.313.790.000,-
6. Kegiatan Penunjang Keberhasilan: Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini dilakukan upaya antara lain: a.
Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang: Inspektur Jenderal Drs. Purwadi, Apt.,MM.,ME dan Sekretaris Inspektorat Jenderal
Kementerian
Kesehatan
drg.
S.R.
Mustikowati,
M.Kes
memberikan sosialisasi tentang Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi serta strategi pembangunan Zona Integritas seluruh pimpinan/pejabat struktural dan fungsional, pegawai dan tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Apoteker, Rekam Medis, dll) di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal 15 Januari 2016. b.
Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan 2016: Tema Rapat Koordinasi Pengawasan Tahun 2016 adalah “Pencegahan Fraud dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan”. Acara rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh kurang lebih 130 peserta yang terdiri dari Direktur Keuangan dan perwakilan dari Satuan Pemeriksa Internal (SPI) Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan, perwakilan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), Perwakilan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
c.
Komitmen Menolak Gratifikasi: Penandatanganan secara serempak mengenai pernyataanya MENOLAK GRATIFIKASI di lingkungan profesi kedokteran. Adapun pihak-pihak yang terlibat adalah Kementerian Kesehatan RI, IDI, Badan POM, RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, IPMG, KKI, Majelis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
24
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, Glaxo Smith Kline Pharma, PT. Merck Tbk, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, RSK. Dharmais, dan PT. Kimia Farma. d.
Sosialisasi dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Antara KKP Kelas III Gorontalo dan Mitra Kerja: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi pengendalian gratifikasi di Lingkungan KKP Kelas III Gorontalo dan menyaksikan
penandatanganan
komitmen
bersama
pengendalian
gratifikasi dan pencegahan tindak pidana korupsi antara KKP Kelas III Gorontalo dan mitra kerjanya di kota Gorontalo pada tanggal 15 Februari 2016. e.
Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN di Lingkungan Sekretariat Jenderal: Sekretariat Jenderal mengadakan Asistensi Pengisian dan Pengumpulan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dengan mengundang Inspektorat Jenderal dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bertempat di auditorium G.A. Siwabessy, asistensi diikuti oleh kurang lebih 70 peserta wajib LHKPN dilingkungan Sekretariat Jenderal pada tanggal 24 Februari 2016.
f.
Pencanangan
Zona
Integritas
Satker
BBKPM
Surakarta
Menuju
WBK/WBBM: Inspektorat Jenderal melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pembentukan zona integritas pada satuan kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta pada tanggal 3 Maret 2016. g.
Kunjungan Kerja Ke Inspektorat Jenderal Kemendikbud: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melaksanakan kunjungan kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna membahas agenda kerja koordinasi pengawasan dalam hal pertukaran informasi kebijakan pengawasan di masing-masing Instansi pada Tanggal 10 Maret 2016.
h.
Kunjungan Kerja ke Inspektorat Jenderal Kemenhub: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengadakan kunjungan kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan yang berlokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
25
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
di Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat. Kunjungan kerja tersebut dipimpin oleh Inspektur Jenderal, Drs. Purwadi, Apt, MM, ME dengan diikuti oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal, drg. S.R Mustikowati, M.Kes, Inspektur IV, Drs. Wayan Rai Suarthana, MM, Auditor Fungsional dan Struktural Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kunjungan tersebut diterima baik oleh jajaran Inspektorat Jenderal Kemenhub yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Dr. Cris Kuntadi, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA, Ak. Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja tersebut adalah untuk menjalin tata hubungan kerja yang harmonis khususnya dalam hal pertukaran informasi terkait dengan metode pengawasan yang efektif, efisien dan tepat. Kunjungan dilakukan pada Tanggal 17 Maret 2016. i.
Sosialisasi Penilaian Satuan kerja WBK/WBBM Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda: Inspektorat Jenderal memberikan sosialisasi kepada pimpinan dan pegawai di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda tentang usulan satuan kerja yang dapat meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tanggal 23 Maret 2016.
j.
Pembekalan Materi Anti Korupsi Kepada Tim Nusantara Sehat: Pada pembekalan materi bagi Tim Nusantara Sehat tanggal 18 Mei 2016, Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Drs. Purwadi, Apt., MM., ME., menyampaikan materi tentang program-program pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Kesehatan.
k.
Penerbitan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016: Menerbitkan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tanggal 27 Mei 2016.
l.
Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan KPK: Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) bersama Ketua KPK Agus Rahardjo, ST., MSc. Mgt, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Ristek Dikti dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin 25Juli 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
26
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
m. Rakornas APIP Tahun 2016 di Kantor Pusat BPKP: Rakornas APIP Tahun 2016 mengambil tema “Aktualisasi Peran APIP sebagai Early Warning System dalam Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” yang dihadiri oleh 10 Menteri atau yang mewakili dari Big Spender, 5 Gubernur, Ketua Pengurus Asosiasi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, 90 Inspektur
Jenderal
K/L,
34
Inspektur
Provinsi,
68
Inspektur
Kabupaten/Kota, para Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan BPKP. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan bersama dengan Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada tanggal 23 Agustus 2016 bertempat di Kantor BPKP Pusat Jl. Pramuka No. 33 Jakarta. n.
Sosialisasi Penilaian Integritas Organisasi Publik sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dan Penguatan Sistem Integritas Nasional: Bertempat di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian
Kesehatan
yang
diwakili
oleh
Inspektorat
Jenderal
menghadiri acara yang diselenggarakan oleh KPK, yaitu kerjasama pencegahan korupsi pada Kementerian/Lembaga/Organisasi/Pemerintah Daerah (K/L/O/P) Tahun 2016. Dalam acara tersebut, dilaksanakan dua agenda yaitu Pengenalan Perangkat / Tools Program Penilaian Integritas (Integrity Assessment) 2016 dan Kesepakatan Kerjasama dan Usulan Unit Kerja yang menjadi target survei pada Tanggal 23 Agustus 2016. o.
Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan BPKP: Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek menandatangani Nota Kesepahaman bersama Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna (BPKP), Ardan Adiperdana terkait penguataan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka meningkatkan program pencegahan
tindak
pidana
korupsi
di
Lingkungan
Kementerian
Kesehatan pada Tanggal 7 Oktober 2016. p.
Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Tahun 2016: Kegiatan diselenggarakan di Hotel Aston Bogor yang berlangsung dari Tanggal 31 Oktober s.d 3 November 2016 dan dihadiri oleh perwakilan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
27
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dari
80
Kementerian
Lembaga,
Pemprov/Pemkot/Pemkab
dan
BUMN/BUMD se-Indonesia. Berkesempatan hadir menjadi peserta sekaligus sebagai narasumber Rakornas
UPG dari Kementerian
Kesehatan dalam pembukaan kegiatan tersebut adalah Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Heru Arnowo, SH, MM yang didampingi oleh Kepala Bagian TU-Hukum dan Kepegawaian dan Kepala Bagian Keuangan dan BMN. q.
Penerbitan Permenkes Nomor 58 Tahun 2016: Menerbitkan Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan pada Tanggal 8 November 2016.
r.
Penerbitan Kepmenkes tentang Pemberantasan Pungutan Liar: Menerbitkan Kepmenkes Nomor: HK.02.02/MENKES/604/2016 tentang Unit Pencegahan dan Pemberantasan Pungutan Liar
dilingkungan
Kementerian Kesehatan pada Tanggal 18 November 2016. s.
International Business Integrity Conference (IBIC) Tahun 2016: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI berpartisipasi sebagai peserta diskusi dalam kegiatan IBIC Tahun 2016 berlangsung di Hotel Grand Sahid Jakarta pada tanggal 16-17 November 2016 yang membahas
pencegahan
korupsi
di
sektor
bisnis
pada
Kementerian/Lembaga di Indonesia. t.
Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi (KNPK) Tahun 2016: Inspektur Jenderal Menghadiri Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi (KNPK) Tahun 2016 bertempat di Ballroom Balai Kartini Jakarta yang mengusung tema “ Reformasi Sistem Penegakan Hukum dan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel” pada Tangga 1 Desember 2016.
u.
Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di lingkungan Kementerian Kesehatan pada Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016: Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Kesehatan
mengikuti
Pameran
Integritas dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016 untuk mensosialisasikan program-program anti korupsi yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 8 s.d 10 Desember 2016. v.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN):
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
28
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) mendapat
tugas
untuk
mengumpulkan
LHKPN
di
lingkungan
Kementerian Kesehatan untuk disampaikan ke KPK. Selanjutnya dibentuk tim pengelola LHKPN di lingkungan Kementerian Kesehatan yang akan bertanggung jawab terhadap pengumpulan semua laporan tersebut, yang tugas dan fungsinya diundangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/296/2016 Tanggal 27 Mei 2016 tentang Tim Pengelola Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan. w. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG): Peraturan
Menteri
Pengendalian
Kesehatan
Gratifikasi
di
Nomor
14
lingkungan
Tahun
2014
Kementerian
tentang
Kesehatan
mengamanatkan bahwa Kementerian Kesehatan harus membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Tugas UPG Kementerian Kesehatan sebagaimana diatur dalam permenkes 14 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (2) huruf a bertugas sebagai unit yang melaksanakan analisa, pelaporan, monitoring dan evaluasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi terkait adanya Gratifikasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPG Kementerian Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Menerima pelaporan Gratifikasi dari UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis; 2) Melakukan analisis pemprosesan setiap laporan Gratifikasi yang diterima; 3) Melakukan konfirmasi langsung atas laporan Gratifikasi kepada pelapor yang
terkait dengan kejadian penerimaan/pemberian
Gratifikasi; 4) Menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan dan pemanfaatan Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap terkait kedinasan; 5) Melakukan koordinasi, konsultasi dan surat-menyurat dengan Komisi Pemberantasan Korupsi atas nama Kementerian Kesehatan; 6) Memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan pemanfaatan Gratifikasi yang diberikan oleh UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
29
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
atau Komisi Pemberantasan Korupsi; 7) Meminta data dan informasi kepada unit kerja tertentu dan Aparatur Kementerian Kesehatan terkait pemantauan penerapan program pengendalian Gratifikasi; 8) Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada Inspektorat Jenderal, dalam hal terjadi pelanggaran oleh Aparatur Kementerian Kesehatan; dan 9) Melaporkan hasil penanganan pelaporan Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan kepada Menteri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
B. REALISASI ANGGARAN Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2016 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 024.02.1.415366/2016 Tanggal 7 Desember 2016 dengan alokasi sebesar Rp105.000.000.000,-. Tabel Alokasi Anggaran Belanja Berdasarkan Program Tahun 2015 dan 2016
No
1
Program
Sasaran
Anggaran Tahun 2016 Tahun 2015
Meningkaatnya Pengawasan Dan transparansi tata kelola Peningkatan Akuntabilitas pemerintahan dan 105.000.000.000 102,971,000,000 Aparatur Kementerian terlaksananya Reformasi Kesehatan RI Birokrasi JUMLAH
105.000.000.000 102,971,000,000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat Jenderal Tahun 2016, naik sebesar Rp2.029.000.000,- atau sebesar 1,97% dibandingkan dengan pagu anggaran Tahun 2015. Selama periode berjalan, Inspektorat Jenderal telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
30
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016, Tanggal 28 Agustus 2016 tentang LangkahLangkah
Penghematan
Belanja
Kementerian/Lembaga
dalam
rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran
2016,
Inspektorat
Jenderal
terdapat
self
blocking
sebesar
Rp5.998.540.000, yang terdiri dari: 1. Belanja pegawai senilai Rp5.100.000.000,-; 2. Belanja modal senilai Rp898.540.000. Tabel Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016 2016 Uraian
ANGGARAN AWAL
ANGGARAN SETELAH REVISI
Belanja Pegawai
39.329.019.000
Belanja Barang Belanja Modal
% (Kenaikan/ Penurunan)
2015 REALISASI ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
34.229.019.000
33.096.674.095
28.878.031.669
14,61
62.147.452.000
62.147.452.000
59.425.997.242
49.622.788.474
19,76
3.523.529.000
2.624.989.000
2.624.988.800
4.214.952.930
(37,72)
-
-
-
-
-
105.000.000.000
99.001.460.000
95.147.660.137
82.715.773.073
15,03
Belanja
Belanja Bantuan Sosial Jumlah Belanja
Alokasi Anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 untuk mewujudkan sasaran Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian
(Rp105.000.000.000
-
Kesehatan
adalah
Rp5.998.540.000)
sebesar terdiri
dari
Rp99.001.460.000,Belanja
Pegawai
Rp34.229.019.000,- dan Non Belanja Pegawai terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp62.147.452.000,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.624.989.000,-. Dari alokasi yang dianggarkan tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 telah direalisasikan sebesar Rp95.147.660.137,- (96,11%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp33.096.674.095,- dan Non Belanja Pegawai terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp59.425.997.242,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.624.988.800,-.
sedangkan
anggaran
yang
tidak
terserap
sebesar
Rp3.853.799.863 (3,89%). Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah Rp33.096.647.095,- dan Rp28.878.031.669,- Realisasi belanja Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
31
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
mengalami kenaikan sebesar 14,61% dari Tahun 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh: 1. Adanya perpindahan beban gaji pegawai PNS Inspektorat Jenderal (angkatan 2015) dari Biro Umum ke Inspektorat Jenderal; 2. Adanya kenaikan pangkat, kenaikan grade (tunjangan), dan Kenaikan Gaji Berkala pada sejumlah pegawai. Untuk Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp59.425.997.242,- dan Rp49.622.788.474,-. Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 mengalami kenaikan 19,76% dari Realisasi Belanja Barang Tahun 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas di Tahun 2016. Belanja Modal Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp2.624.988.800,- dan Rp4.214.952.930,-. Realisasi Belanja Modal pada Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 37,72% dibandingkan Tahun 2015 disebabkan oleh kebutuhan pembelian aset di Tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan Tahun 2015. Meskipun pada Tahun 2016 belanja modal mengalami penurunan dari pada Tahun 2015. Tabel Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2016 Realisasi Anggaran Tahun 2016
Target 105.000
Pagu Awal Realisasi 95.147
% 90,62
Target 99.001
Pagu Revisi Realisasi 95.147
% 96,11
Jika melihat pada tabel diatas maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 adalah sebesar 90,62% jika dibandingkan dengan pagu awal, sedangkan jika dibandingkan dengan pagu revisi maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 96,11%. Jumlah alokasi dan realisasi anggaran serta persentase realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan selama 5 Tahun (2012 – 2016) dapat dilihat pada grafik berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
32
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Itjen Kementerian Kesehatan Tahun 2012 - 2016 (dalam jutaan rupiah)
Pada grafik di atas terlihat realisasi anggaran pada Tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Peningkatan alokasi dan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012 - 2016 dapat terlihat pada grafik berikut : Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012-2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
33
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Grafik Persentase Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012 – 2016
Realisasi anggaran per sasaran kegiatan di setiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.713.931.000,00,- realisasi penyerapan anggaran
sampai
dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp8.565.758.191,00,- (98,30%). 2016 Pagu Realisasi Rp8.713.931.000,00,Rp8.565.758.191,00,-
% 98,30
2015 Pagu Realisasi Rp9.154.208.000,Rp8.567.634.487,-
% 93,59
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat I dari Rp9.154.208.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.713.931.000,00,- pada Tahun 2016. 2. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp11.585.145.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp10.953.581.239,- (94,55%). 2016 Pagu
Realisasi
Rp11.585.145.000,-
Rp10.953.581.239,-
% 94,55
2015 Pagu
Realisasi
Rp3.591.074.000,-
Rp3.427.889.037,-
% 95,46
Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat II terdapat kenaikan yang sangat signifikan dari Rp3.591.074.000,- pada Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
34
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
2015 menjadi Rp11.585.145.000,- pada Tahun 2016, hal ini terjadi dikarenakan adanya anggaran audit pelayanan kesehatan haji serta berubahnya satker binaan. 3. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.102.182.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp7.637.634.321,- (94,27%). 2016 Pagu Rp8.102.182.000,-
Realisasi Rp7.637.634.321,-
% 94,27
2015 Pagu Rp6.212.756.000,-
Realisasi Rp5.738.707.880,-
% 92,37
Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat III dari Rp6.212.756.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.102.182.000,- pada Tahun 2016. 4. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.052.946.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp7.740.864.498,- (96,12%). 2016 Pagu Rp8.052.946.000,-
Realisasi Rp7.740.864.498,-
% 96,12
2015 Pagu Rp6.526.738.000,-
Realisasi Rp6.011.154.025,-
% 92,10
Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat IV dari Rp6.526.738.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.052.946.000,- pada Tahun 2016. 5. Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp6.203.100.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp5.653.955.051,- (91,15%). 2016 Pagu Rp6.203.100.000,-
Realisasi Rp5.653.955.051,-
% 91,15
2015 Pagu Rp6.682.987.000,-
Realisasi Rp5.599.226.853,-
% 83,78
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat Investigasi
dari
Rp6.682.987.000,-
pada
Tahun
2015
menjadi
Rp6.203.100.000,- pada Tahun 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
35
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp56.344.156.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp54.596.866.837,- (96,90%). 2016 Pagu Rp56.344.156.000,-
Realisasi Rp54.596.866.837,-
% 96,90
2015 Pagu Realisasi Rp70.803.237.000,Rp53.940.503.930,-
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran
% 76,18
Sekretariat
Inspektorat Jenderal dari Rp70.803.237.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp56.344.156.000,- pada Tahun 2016.
Adapun
beberapa
penyebab
tidak
optimalnya
penyerapan
anggaran
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan secara penuh yaitu : 1. Perhitungan
estimasi
pengangkatan
jabatan
fungsional
auditor
yang
diperkirakan sejak Bulan April 2016, namun SK pengangkatan jabatan fungsional auditor baru diterima pada akhir Desember 2016; 2. Terdapat sisa tunjangan kinerja yang diakibatkan kenaikan dasar pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sehingga pajak yang melekat pada tunjangan kinerja semakin kecil; 3. Terdapat saldo uang makan yang merupakan sisa anggaran uang makan yang
tidak
dibayarkan
sehubungan
dengan
pegawai
melaksanakan
penugasan diluar kantor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
36
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB IV PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal merupakan bentuk perwujudan pertanggungjawaban yang berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pencapaian visi, misi dan sasaran program Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan dalan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan juga sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Penjabaran visi dan misi Inspektorat
Jenderal
dalam
Penetapan
Kinerja
Inspektorat Jenderal menitik beratkan pada program peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan yang kemudian diurai dalam indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan yang semuanya berjumlah 6 (enam) indikator. Dengan demikian laporan ini menjabarkan tentang capaian kinerja Inspektorat Jenderal yaitu pengukuran terhadap sasaran program dan kegiatan pengawasan yang tercermin dalam pencapaian indikator kinerja utama maupun indikator kinerja kegiatan dan juga dukungan sumber daya keuangan yang sudah mencapai 96,11%. Dengan pengukuran kinerja dapat memberikan penilaian yang objektif dalam
pengambilan
keputusan
dalam
menjalankan
progran
pengawasan
selanjutnya. Dari hasil pengukuran dan analisis sasaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2016 menunjukkan hasil yang secara umum sudah baik. Hal ini tergambar dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal yang sudah direalisasikan 100%, begitupun dengan capaian beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang sudah memenuhi target yang ditetapkan dengan beberapa terobosan yang sudah dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya, pembinaan terintegrasi yang meliputi lingkup wilayah binaan dan pembinaan satuan kerja berdasarkan metode on going process di lingkungan Kementerian Kesehatan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
37
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Walaupun hasil capaian kinerja secara umum sudah baik namun masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan program pengawasan seperti keterbatasan SDM pengawasan dan tingkat kepatuhan satuan kerja dalam menindaklanjuti rekomendasi atas temuan Inspektorat Jenderal yang masih perlu untuk diingatkan dan terutama tindak lanjut berupa penyetoran kerugian negara yang meilbatkan pihak ketiga serta pegawai yang sudah dimutasi atau pensiun dan meninggal dunia. Untuk menyikapi permasalahan tersebut upaya yang dapat ditempuh dengan pengangkatan pegawai Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi syarat menjadi auditor, peningkatan kompetensi auditor melalui pelatihan, workshop dan seminarseminar terkait pengawasan. Dalam mengatasi permasalahan penanganan tindak lanjut terhadap rekomendasi dari temuan pemeriksaan maka dibentuk Tim penyelesaian
Temuan
yang
Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TPTD), monitoring
Tindak Lanjut LHP serta melakukan pendampingan (bimbingan teknis) terhadap satuan kerja dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pengawasan yaitu dengan mengundang satuan kerja dalam pembahasan penyelesaian Tindak Lanjut LHP. Peran Inspektorat Jenderal dalam mendorong Kementerian Kesehatan untuk mencapai good governance terlihat dari prestasi-prestasi yang telah diraih oleh Kementerian Kesehatan yang erat kaitannya dengan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai instansi pengawas intern Kementerian Kesehatan RI. Keberhasilan yang telah dicapai Inspektorat Jenderal pada Tahun 2016 yang merupakan tahun kedua dari periode Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 ini diharapkan akan menjadi tonggak dan barometer dalam pelaksanaan program pengawasanan lima
tahun
kedepan yang lebih efektif,
efisien dan akuntabel sehingga hasil pencapaian pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya yang telah ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
38
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
39
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 1 - Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
40
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
41
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
42
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
43
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
44
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
45
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
46
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
47
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
48
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
49
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
50
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
51
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
52
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
53
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 2 – Dokumentasi Kegiatan Tahun 2016
Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang
Pameran Rakerkesnas Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
54
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan 2016
Komitmen Menolak Gratifikasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
55
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jumpa Pers Terkait Pencegahan Gratifikasi Pada Profesi Dokter Jumpa Pers Terkait Pencegahan Gratifikasi Pada Profesi Dokter Jumpa Pers Terkait Pencegahan Gratifikasi Pada Profesi Dokter Jumpa Pers Terkait Pencegahan Gratifikasi Pada Profesi Dokter Jumpa Pers Terkait Pencegahan Gratifikasi Pada Profesi Dokter
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Sosialisasi Dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian Gratifikasi Dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Antara KKP Kelas III Gorontalo Dan Mitra Kerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
56
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Pencanangan Zona Integritas Satker BBKPM Surakarta Menuju WBK/WBBM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
57
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kunjungan Kerja Ke Inspektorat Jenderal Kemendikbud
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan adakan Kunjungan Kerja Ke Itjen Kementerian Perhubungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
58
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sosialisasi Penilaian Satuan Kerja WBK/WBBM Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda
Kunjungan Inspektorat Kota Tangerang di Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
59
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pembekalan Materi Anti Korupsi Kepada Tim Nusantara Sehat
Opini WTP Pada LK Kemenkes TA 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
60
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penandatanganan MoU Kemenkes dengan KPK
Rakornas APIP Tahun 2016 di Kantor Pusat BPKP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
61
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sosialisasi Penilaian Integritas Organisasi Publik sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dan Penguatan Sistem Integritas Nasional
Peran Serta Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Pada Program USAID
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
62
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Mou Kementerian Kesehatan dengan BPKP
Partispasi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Pada Rakornas Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
63
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pemberian Piagam Penghargaan WBK dari Menteri Kesehatan RI
Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Juara Pertama Lomba PPID Tahun 2016 di Lingkungan Kementerian Kesehatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
64
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Piagam Penghargaan Atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Penghargaan Pelopor Penerapan Pengelolaan Keuangan BLU
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
65
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
International Business Integrity Conference (IBIC) Tahun 2016
Kerjasama dengan USAID-CEGAH dalam rangka meningkatkan Pemanfaatan WBS di Kementerian Kesehatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
66
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi (KNPK) Tahun 2016
Predikat Kepatuhan Tinggi Terhadap Standar Layanan Publik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
67
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik
Tingkat Kepatuhan dan Keaktifan Pengelolaan LHKPN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
68
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penyerahan Penghargaan Satker Berpredikat WBK Oleh Kemenpan dan RB
Pameran Integritas dalam rangka Memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
69
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Meraih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
70
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 3 – Realisasi Anggaran Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
71
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 4 – Catatan Hasil Reviu Laporan Kinerja Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016
72