KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat selesainya rencana strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari periode 2015-2019. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan kaidah-kaidah dalam peraturan perundang-undangan tersebut agar pembangunan bisa berjalan efektif, efisien, dan bersasaran. Dalam menindaklanjuti Undang-undang tersebut, Bappenas telah menerbitkan Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) tahun 2015-2019, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra-KL) 2015 – 2019. Sebagaimana amanat tersebut dan dalam rangka mendukung pencapaian program-program prioritas pemerintah, BPOM sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan Balai POM di Manokwari untuk periode 2015-2019. Rencana Strategis merupakan rencana lima tahun ke depan yang disusun dengan mempertimbangkan faktor internal maupun faktor eksternal, antara lain: kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Oleh karena itu, tujuan utama dalam penyusunan Renstra adalah untuk menjadi acuan dalam penyusunan rencana kinerja, penyusunan rencana kerja dan anggaran, penetapan kinerja, pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan di lingkungan Balai POM di Manokwari, serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai POM di Manokwari. Rencana Strategis Balai POM yang telah disusun dapat dijadikan pedoman dalam rangka perencanaan kegiatan yang berkelanjutan. Untuk itu diperlukan komitmen, motivasi dan semangat serta dedikasi tinggi dari semua warga organisasi Balai POM di Manokwari untuk menuju “Obat dan Makanan yang aman, meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa”. Manokwari, Maret 2015 Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari,
Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP. 19600614 198803 1 003
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar .............................................................................................................. i Daftar isi........................................................................................................................ ii Surat Keputusan ............................................................................................................ iii BAB I. Pendahuluan ..................................................................................................... 1 1.1. Kondisi umum........................................................................................................ 1 1.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Manokwari ......................................... 2 1.1.2. Struktur Organisasi ............................................................................................. 5 1.1.3. Hasil Capaian Kinerja Balai POM di Manokwari periode 2010-2014 ............... 7 1.1.4. Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan Balai POM ............. 11 1.2..Potensi dan Permasalahan ..................................................................................... 13 1.2.1. Lingkungan Eksternal ......................................................................................... 19 1.2.2. Lingkungan Internal ............................................................................................ 22 1.2.3. Desentralisasi dan Otonomi Daerah………………………………………….. ..23 1.2.4. Perkembangan Teknologi ................................................................................... 24 1.2.5. Analisa terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT)............................................................................................................. 25 BAB II. VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ............................................................................................. 32 2.1. Visi ......................................................................................................................... 32 2.2. Misi ........................................................................................................................ 34 2.3. Budaya Organisasi ................................................................................................. 38 2.4. Tujuan .................................................................................................................... 39 2.5. Sasaran Strategis .................................................................................................... 40 BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI....................................................... 44 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Balai POM di Manokwari ...................................... 44 3.2. Kerangka Regulasi ................................................................................................. 49 3.3. Kerangka Kelembagaan ......................................................................................... 51 BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................... 54 3.1. Target Kinerja ........................................................................................................ 54 3.2. Kerangka Pendanaan .............................................................................................. 55 BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 57 LAMPIRAN .................................................................................................................. 59
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Balai POM di Manokwari ..................... 59 Lampiran 2. Kamus Indikator Renstra BPOM Manokwari 2015-2019 ........................ 60
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai POM di Manokwari ......................................... 5 Gambar 1.2 Profil Pegawai Balai POM di Manokwari ................................................ 7 Gambar 1.3 Pencapaian Kinerja Balai POM di Manokwari Periode 2010-2014.......... 10 Gambar 1.4 Diagram permasalahan dan isu strategis BPOM di Manokwari................12 Gambar 1.5 Bisnis Proses Utama terhadap kegiatan Utama BPOM Manokwari......... 30 Gambar 2.1 Peta Strategis Balai POM di Manokwari Periode 2015-2019................... 32 Gambar 3.1 Logical Framework Balai POM di Manokwari ........................................ 48 Gambar 3.2 Kerangka Kelembagaan Pelaksanaan Mandat BPOM di Manokwari ...... 52
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Profil pegawai BPOM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan........ 6 Tabel 1.2 Hasil pencapaian kinerja Balai POM di Manokwari 2010-2014 .................. 8 Tabel 1.3 Rangkuman Analisi SWOT .......................................................................... 29 Tabel 1.5 Penguatan peran BPOM Tahun 2015-2019 ..................................................31 Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Balai POM di Manokwari ..............................................................................43 Tabel 3.1 Program, Sasaran program, kegiatan strategi, sasaran kinerja, indikator Balai POM di Manokwari ............................................................. 49 Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan indikator kinerja ......................................................... 54 Tabel 4.2 Sasaran Strategis, indikator kinerja dan pendanaan...................................... 55
BAB I PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga
untuk
jangka
waktu
5
tahun,
serta
Rencana
Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Selanjutnya RPJPN ini dibagi menjadi empat tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), salah satunya adalah RPJMN 2015-2019 yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPN 2005-2025.
Sebagai kelanjutan RPJMN tahap kedua, RPJMN tahap ketiga
ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Sebagaimana
amanat
tersebut
dan
dalam
rangka
mendukung
pencapaian program-program prioritas pemerintah, Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari untuk periode 2015-2019. Penyusunan Renstra Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari ini berpedoman pada RPJMN periode 2015Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 1 of 58
2019 dan Renstra Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia periode 2015-2019. Proses penyusunan Renstra BPOM di Manokwari tahun 2015-2019 dilakukan sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil evaluasi pencapaian kinerja tahun 2010-2014, serta melibatkan pemangku kepentingan yang menjadi mitra BPOM di Manokwari. Selanjutnya Renstra BPOM di Manokwari periode 2015-2019 diharapkan dapat meningkatkan kinerja BPOM di Manokwari dibandingkan dengan pencapaian dari periode sebelumnya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Balai POM di Manokwari sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM di Provinsi
Papua
Barat
berdasarkan
Keputusan
Kepala
BPOM
Nomor
HK.00.05.21.3592 Tahun 2007 tentang perubahan kedua atas keputusan Kepala BPOM Nomor 05018/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : 14 Tahun 2014. Balai POM di Manokwari termasuk Balai POM tipe B. Adapun kondisi umum Balai POM di Manokwari pada saat ini berdasarkan peran, tupoksi dan pencapaian kinerja adalah sebagai berikut: A. Peran dan Fungsi Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari berdasarkan peraturan perundang-undangan BPOM adalah sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang bertugas mengawasi peredaran obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik dan makanan di wilayah Indonesia. Tugas, fungsi dan kewenangan BPOM diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non Departemen yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001. Sesuai amanat ini, Balai POM di Manokwari sebagai UPT Badan POM RI di wilayah Provinsi Papua Barat menyelenggarakan fungsi : (1) Melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain, obat Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 2 of 58
tradisional, kosmetika, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya di provinsi papua barat; (2) Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan (3) Pelaksanaan pengujian laboratorium dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, pangan, bahan berbahaya dan mikrobiologi; (4) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan
pada
sarana
produksi
dan
distribusi;
(5)
Pelaksanaan
penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum; (6) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh kepala Badan; (7) Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen; (8) pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah daerah Papua Barat dan masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan; (9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumah tanggaan. Dilihat dari fungsi Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari secara garis besar, yakni: (1) Pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (post-market) melalui: a) Pengambilan sampel dan pengujian; b) Peningkatan cakupan pengawasan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan di seluruh kota dan kabupaten Provinsi Papua Barat, termasuk Pasar Aman dari Bahan Berbahaya; c) Investigasi awal dan penyidikan kasus pelanggaran di bidang Obat dan Makanan di Pusat dan Balai. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi serta penguatan kerjasama kemitraan dengan pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan di Pusat dan Balai melalui:
a)
Public
Warning;
b)
Pemberian
Informasi
dan
Penyuluhan/Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan, serta; c) Peningkatan Pengawasan terhadap Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Program pasar aman dari bahan berbahaya, peningkatan kegiatan Balai POM di Manokwari Sahabat Ibu, dan advokasi kepada masyarakat. Tugas dan fungsi tersebut melekat pada Balai POM di Manokwari sebagai lembaga pemerintah yang merupakan garda terdepan dalam hal perlindungan terhadap konsumen di Provinsi Papua Barat. Di sisi lain, tupoksi Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 3 of 58
Balai POM di Manokwari ini juga sangat penting dan strategis dalam kerangka mendorong tercapainya Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yang telah dicanangkan
oleh
Presiden
Joko
Widodo,
khususnya
pada
butir
5:
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, khususnya di sektor kesehatan; pada butir 2: Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif demokratis dan terpercaya; pada butir 3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan; pada butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; serta pada butir 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Oleh karena itu, Balai POM di Manokwari sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi Papua Barat sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan maupun kualitas sumber daya manusia, serta sarana pendukung lainnya seperti laboratorium, sistem teknologi dan informasinya, dan lain sebagainya, untuk mendukung tugas-tugasnya tersebut. Balai POM di Manokwari idealnya dapat menjalankan tugasnya secara lebih proaktif, tidak reaktif, yang hanya bergerak ketika sudah ada kasus-kasus yang dilaporkan. Namun, dengan luas wilayah Papua Barat yang mencapai 97.024,27 Km2. dan terdapatnya beberapa daerah yang belum terjangkau serta harus melalui akses udara atau laut yang memerlukan waktu merupakan salah satu faktor utama yang sangat sulit bagi Balai POM di Manokwari melakukan fungsi pengawasan secara komprehensif. Namun hal ini tidak menjadi hambatan, bahkan justru menjadi tantangan tersendiri bagi Balai POM di Manokwari untuk melakukan revitalisasi tehadap kinerjanya dalam hal mengawasi Obat dan Makanan, baik produksi dalam negeri maupun impor yang beredar di masyarakat Provinsi Papua Barat. Di sisi lain, tuntutan modernisasi suatu bangsa juga berpengaruh pada pola hidup masyarakatnya. Dengan perkembangan modernisasi tersebut, menjaga pola hidup sehat juga menjadi semakin sulit untuk dipenuhi oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, terutama pemenuhan standar kesehatan, dimana peredaran makanan yang tidak begitu baik bagi kesehatan juga hampir-hampir tidak bisa dihindari. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 4 of 58
B. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Balai POM di Manokwari termasuk Balai POM tipe B yang mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut: Gambar 1.1 STRUKTUR ORGANISASI BALAI POM DI MANOKWARI Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
Seksi Pengujian Terapetik, Narkotik, Psikotropik, Kosmetik, Obat Tradisional dan Produk Komplemen
Seksi Pengujian Pangan, Mikrobiologi dan Bahan Berbahaya
Adapun tugas masing-masing seksi adalah : 1. Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi perencanaan, penganggaran, serta evaluasi dan pelaporan di lingkungan Balai POM di Manokwari, memberikan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga. 2. Seksi Pengujian Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengujian secara laboratorium, serta melaksanakan pengujian dan penilaian mutu dibidang produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen. 3. Seksi Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengujian secara laboratorium, serta Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 5 of 58
melaksanakan pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan, bahan berbahaya dan mikrobiologi. 4. Seksi
Pemeriksaan,
Penyidikan,
Sertifikasi
dan
Layanan
Informasi
Konsumen mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program serta
evaluasi
dan
penyusunan
laporan
pelaksanaan
pemeriksaan
setempat, pengambilan contoh untuk pengujian, dan pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kesehatan serta penyidikan kasus pelanggaran di bidang Produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplemen, Pangan dan Bahan Berbahaya, melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu dan layanan informasi konsumen. Untuk mendukung tugas-tugas Balai POM di Manokwari sesuai dengan peran dan fungsinya diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki Balai POM di Manokwari untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan sampai tahun 2014 adalah sejumlah 28 orang. Adapun jumlah pegawai Balai POM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Profil pegawai Balai POM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan tahun
S2
S1
NON sarjana
Jumlah
/ Profesi
S3
Apoteker
2014
1
Kepala Balai
0
1
0
0
0
1
2
Sub Bagian Tata Usaha
0
0
1
1
3
5
3
Seksi Pengujian Teranokoko
0
0
5
1
1
7
0
1
5
1
0
7
0
1
5
1
1
8
0
3
16
4
5
28
No
4
Unit Kerja / Seksi / Bagian
Seksi Pengujian Pangan, Mikrobiologi, dan Bahan Berbahaya Seksi Pemeriksaan, Penyidikan,
5
Sertifikasi, dan Layanan Informasi Konsumen TOTAL
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 6 of 58
Dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa presentase pendidikan pegawai Balai POM di Manokwari adalah S2 (18.75%), Apoteker/Profesi (57.15%), S1 (14.30%), dan Non Sarjana (17.85%). Di bawah ini gambar 1.2: grafik komposisi persentase SDM Balai POM di Manokwari menurut pendidikan. Gambar 1.2 Profil Pegawai Balai POM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan Tahun 2015 57.15% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
18.75%
14.30%
17.85%
0.00%
Dari komposisi SDM Balai POM di Manokwari sampai dengan tahun 2014 sesuai dengan tabel 1.1 dan gambar 1.2 di atas, dirasakan bahwa untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis yang semakin dinamis, khususnya perubahan lingkungan strategis eksternal, maka perlu dilakukan peningkatan kuantitas maupun kualitas SDM Balai POM di Manokwari, agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan strategis tersebut sehingga bisa mewujudkan tujuan organisasi dalam lima tahun kedepan. C. Hasil Capaian Kinerja Balai POM di Manokwari periode 2012-2014 Sesuai dengan peran dan kewenangannya, Balai POM di Manokwari mempunyai tugas mengawasi peredaran Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Papua Barat. Dan Balai POM di Manokwari baru memulai operasional pekerjaannya pada tahun 2012, sehingga di tahun 2012 baru dijadikan base line perhitungan indikator kinerja utama, Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, maka terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai dalam Renstra
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 7 of 58
Balai POM di Manokwari 2010-2014, yaitu: 1) Post-marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum; 2) Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik. Adapun pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan Balai POM di Manokwari tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaian indikator kinerja utama sesuai sasaran strategis pada tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.2 Capaian Kinerja Balai POM di Manokwari periode 2010-2014
NO
Indikator
T*)
Tahun 2014
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
%C***)
2013
2012
2011
2010
thd 2014
R (%)
R (%)
R (%)
R (%)
2014
R**)(%)
0.2%
-3.0%
-1500%
5.78
baseline
N/A
N/A
0.4%
8.88%
2200%
2.86
baseline
N/A
N/A
0.6%
7.67%
1278%
17.07
baseline
N/A
N/A
1.3%
-10.0%
-769.2%
1.3
baseline
N/A
N/A
4%
-0.33%
-8.25%
9.33
baseline
N/A
N/A
99,63% 97,00%
97.36%
100%
baseline
N/A
N/A
1. Persentase kenaikan Obat yang memenuhi standar 2. Persentase kenaikan Obat tradisional yang memenuhi standar 3. kenaikan kosmetik yang memenuhi standar 4. Persentase kenaikan suplemen makanan yang memenuhi standar 5. Persentase kenaikan makanan yang memenuhi standar 6. Proporsi obat yang memenuhi standard (aman, manfaat, dan mutu)
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 8 of 58
NO
Indikator
T*)
Tahun 2014
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
%C***)
2013
2012
2011
2010
thd 2014
R (%)
R (%)
R (%)
R (%)
2014
R**)(%)
1,0%
0%
101%
1,43%
baseline
N/A
N/A
1,0%
0%
101%
0,67%
baseline
N/A
N/A
2,0%
10%
92%
0%
baseline
N/A
N/A
90%
95,33%
105,92%
88%
baseline
N/A
N/A
7. Proporsi obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) 8. Proporsi kosmetik yang mengandung bahan berbahaya 9. Proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan 10. Proporsi makanan yang memenuhi syarat Catatan: *)
T
: Target
R
: Realisasi
%C
: Persentase capaian (realisasi dibandingkan terhadap target)
**)
***)
Sebagaimana tabel 1.2 terkait pencapaian kinerja pada Renstra tahun 2010-2014 tersebut di atas, kinerja Balai POM di Manokwari
telah
menunjukkan perbaikan yang semakin signifikan. Hal ini bisa dilihat dari seluruh kinerja Balai POM di Manokwari sesuai dengan tugas utamanya melakukan pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Papua Barat. Adapun penjelasan pencapaian masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut: Untuk indikator kinerja Obat yang beredar telah memenuhi syarat tercapai sebesar 97.00%, sedangkan Obat Tradisional beredar telah tercapai memenuhi syarat 87.14%, untuk kinerja Kosmetik beredar telah memenuhi syarat sebesar 98,00%, dan kinerja Suplemen Makanan tercapai sebesar 90.00%, dan Makanan beredar yang memenuhi syarat sebesar 97.00%. Capaian yang tinggi tidak dapat disimpulkan bahwa kinerja Balai POM di Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 9 of 58
Manokwari telah luar biasa. Justru ini menunjukan keterbatasan Balai POM di Manokwari dalam perencanaan dan penetapan target, selain itu pengambilan sampel belum menggambarkan keterwakilan jumlah sampel di Papua Barat, pengujian sampel masih relative sedikit dibanding jumlah sampel yang beredar di Papua Barat. Oleh karena itu hal ini akan menjadi fokus perbaikan dalam Renstra 2015-2019 ke depan. Berdasarkan hasil tersebut, pengawasan Obat dan Makanan tetap menjadi mainstreaming di Renstra 2015-2019. Di bawah ini pada gambar 1.3 dapat dilihat secara grafik pencapaian kinerja Balai POM di Manokwari dari tahun 2010-2014. Gambar 1.3 Pencapaian kinerja Balai POM di Manokwari periode 20102014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
2012 2013 2014
Persentase Persentase Persentase Persentase Obat yang Obat Kosmetik Suplemen memenuhi Tradisional yang Makanan standar yang memenuhi yang memenuhi standar memenuhi standar standar
Persentase Makanan yang memenuhi standar
Dari gambar 1.3 dapat dilihat hasil pengawasan Obat dan Makanan selama tahun 2010-2014. Persentase/proporsi Obat dan Makanan yang memenuhi
syarat
pada
tahun
2014
cenderung
mengalami
kenaikan
dibandingkan tahun 2010. Namun, jika dibandingkan terhadap tahun 2011 Persentase/proporsi Obat dan Makanan yang memenuhi syarat pada tahun 2014 cenderung mengalami penurunan. Di sisi lain, saat ini masih dijumpai produk Obat dan Makanan illegal/palsu/substandar. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh Balai POM di Manokwari selama ini harus terus ditingkatkan. Perkuatan pengawasan post market merupakan hal yang tak dapat dielakkan lagi.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 10 of 58
Pada produk obat tradisional, yang pada akhir periode Renstra 20102014, menunjukkan hasil yang belum menggembirakan. Produk obat tradisional yang memenuhi syarat masih jauh di bawah produk lainnya yang memenuhi syarat. Untuk itu, perlu dilakukan upaya terobosan untuk melindungi masyarakat dari obat tradisional yang berisiko terhadap kesehatan. Berdasarkan capaian kinerja utama Balai POM di Manokwari sesuai dengan tabel 1.2 dan gambar 1.3 , terlihat bahwa kinerja Balai POM di Manokwari telah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Namun hal ini tidak semestinya membuat Balai POM di Manokwari berpuas diri dan menjadikan peran Balai POM di Manokwari selesai. Bahkan dengan adanya perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis diharapkan peran Balai POM di Manokwari pada masa yang akan datang dapat lebih ditingkatkan. Balai POM di Manokwari diharapkan terus menjaga kinerja yang telah dicapai saat ini sesuai harapan masyarakat, yaitu agar pengawasan Obat dan Makanan terus lebih dimaksimalkan untuk melindungi kesehatan masyarakat di wilayah provinsi papua barat. D. Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan Balai POM di Manokwari Selama periode 2012-2014, pelaksanaan peran dan fungsi Balai POM di Manokwari tersebut di atas telah diupayakan secara optimal sesuai dengan target hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat, antara lain: (1) belum optimalnya pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (post-market) dan (2) belum efektifnya pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdapat beberapa penyebab yang dianggap sangat krusial dan strategis bagi peran Balai POM di Manokwari dalam melakukan pembenahan di masa mendatang, sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini pada gambar 1.4 terdapat diagram yang menunjukkan analisa permasalahan pokok dan isu-
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 11 of 58
isu strategis sesuai dengan tupoksi dan kewenangan Balai POM di Manokwari sebagai berikut: Gambar 1.4: Diagram permasalahan dan isu strategis, kondisi saat ini dan dampaknya
BELUM OPTIMALNYA PERAN BALAI POM DI MANOKWARI DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI PROVINSI PAPUA BARAT
BELUM OPTIMALNYA SISTEM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
BELUM OPTIMALNYA PEMBINAAN DAN BIMBINGAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN MELALUI KERJASAMAN, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI PUBLIK
MASIH TERBATASNYA KAPASITAS KELEMBAGAAN
PERAN BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI MANOKWARI Penguatan Sistem Pengawasan Obat
Pembinaan dan bimbingan kepada
dan Makanan di wilayah provinsi papua
pemangku kepentingan di wilayah
barat
provinsi papua barat
Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas Balai POM di Manokwari sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan masih perlu terus dilakukan penguatan, baik secara kelembagaan maupun dari sisi manajemen sumber daya manusianya, agar pencapaian kinerja di masa datang semakin membaik dan dapat memastikan berjalannya proses pengawasan Obat dan Makanan yang lebih ketat dalam menjaga keamanan, mutu serta khasiat/manfaat Obat dan Makanan tersebut, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk itu, ada 3 (tiga) isu strategis dari permasalahan pokok yang dihadapi Balai POM di Manokwari sesuai dengan peran dan kewenangannya
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 12 of 58
agar lebih optimal, yang perlu terus diperkuat dalam peningkatan kinerja di masa yang akan datang sebagai berikut: 1.
Penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan,
2.
Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta mendorong peningkatan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan,
3.
Penguatan kapasitas kelembagaan Balai POM di Manokwari, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya. Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, BPOM
perlu terus melakukan perbaikan dan pengembangan secara kelembagaan serta penguatan regulasi, khususnya peraturan perundang-undangan yang menyangkut peran dan tugas pokok dan fungsinya. Di samping itu, kondisi lingkungan strategis dengan dinamika perubahan yang sangat cepat, menuntut BPOM dapat melakukan evaluasi dan mampu beradaptasi dalam pelaksanaan peran-perannya secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan etos tersebut, diharapkan mampu menjadi katalisator dalam proses pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.
1.2 Potensi dan Permasalahan Sejalan
dengan
dinamika
lingkungan
strategis,
dan
semakin
berkembangnya provinsi papua barat, permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat semakin kompleks. Arus besar perkembangan teknologi dan perpindahan penduduk membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Isu-isu bahwa wilayah timur Indonesia khususnya Papua Barat merupakan buangan produk kadaluarsa atau memiliki mutu rendah. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim (climate change), ketegangan lintas-batas antarnegara, serta percepatan penyebaran wabah penyakit, mencerminkan rumitnya Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 13 of 58
tantangan yang harus dihadapi oleh Balai POM di Manokwari. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas instansi Balai POM di Manokwari dalam mengawasi peredaran produk Obat dan Makanan di wilayah provinsi papua barat. Konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta kemampuan mengoptimalkan partisipasi masyarakat, akan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Secara garis besar, lingkungan strategis yang bersifat eksternal yang dihadapi oleh Balai POM di Manokwari terdiri atas 2 (dua) isu mendasar, yaitu kesehatan dan globalisasi. Isu kesehatan yang akan diulas disini adalah Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sedangkan terkait globalisasi, akan diulas tentang perdagangan bebas, komitmen internasional, post MDGs 2015, perubahan iklim dan demografi. Isuisu tersebut saling terkait satu dengan yang lain. Adapun lingkungan strategis yang mempengaruhi peran Balai POM di Manokwari baik internal maupun eskternal adalah sebagai berikut: 1.2.1. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. SKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan
yang
dipergunakan
sebagai
acuan
utama
dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta menuntut peran aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan tersebut. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat) melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Bentuk pelayanan kesehatan tersebut berupa layanan Rumah Sakit, Puskesmas dan kegiatan peran serta masyarakat melalui Posyandu. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 14 of 58
Di sisi lain, menjamurnya sistem dan model serta klinik-klinik kesehatan dan pengobatan alternatif
di wilayah provinsi papua barat juga makin
menambah beban dan daya jangkau Balai POM di Manokwari untuk makin melebarkan sayap dan menajamkan matanya dalam melakukan pengawasan yang lebih komprehensif. Semakin banyak pelayanan kesehatan yang disediakan, maka akan semakin mempengaruhi kebutuhan pelayanan pendukung kepada kesehatan masyarakat tersebut, yang antara lain tentunya adalah kebutuhan akan obat semakin meningkat. Penjaminan mutu obat merupakan bagian yang tidak terpisahkan juga dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Hal ini merupakan tantangan ke depan yang akan dihadapi oleh Balai POM di Manokwari dalam penyediaan obat-obatan yang aman dan bermutu. Penjaminan mutu obat tidak terlepas dari kualitas obat tersebut. Beberapa permasalahan lainnya yang juga memerlukan perhatian dalam penjaminan mutu obat adalah semakin meluasnya penggunaan jamu dan obat-obat tradisional, serta pengobatan secara tradisional di masyarakat yang memerlukan peningkatan penelitian ilmiah lebih lanjut. Di samping itu juga munculnya bibit penyakit baru atau bibit penyakit yang dulu pernah ada dan sudah langka kasusnya sekarang, namun kini berjangkit kembali. Penyakit ini, baik menular maupun yang tidak menular sebagai akibat dari adanya perubahan iklim secara global, fluktuasi ekonomi, model perdagangan bebas dan kemajuan teknologi maupun transisi dari demografi, juga turut mengubah pola dan gaya hidup dari masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi Obat dan Makanan. Untuk itu, permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Balai POM di Manokwari untuk dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat provinsi papua barat dalam mengkonsumsi obat yang beredar di pasaran. Dalam menciptakan rasa aman bagi masyarakat, Balai POM di Manokwari selama ini melakukan kontrol dalam pengawasan secara ketat terhadap produk yang sudah beredar luas di masyarakat. Selain itu, Balai POM di Manokwari juga dapat memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat mengenai produk obat yang aman , bermutu, dan berkhasiat. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 15 of 58
1.2.2. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang minimal layak menuju terwujudnya kesejahteraan sosial yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem ini merupakan program negara dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pendekatan sistem. Sistem ini diharapkan dapat menanggulangi risiko ekonomi karena sakit, PHK, pensiun usia lanjut dan risiko lainnya dan merupakan cara (means), sekaligus tujuan (ends) dalam mewujudkan kesejahteraan.Untuk itu, dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional juga diberlakukan penjaminan mutu obat
yang
merupakan
bagian
yang
tidak
terpisahkan
juga
dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. 1.2.3. Globalisasi, Perdagangan Bebas dan Komitmen Internasional Globalisasi merupakan suatu perubahan interaksi manusia secara luas, yang mencakup ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi dan lingkungan. Proses ini dipicu dan dipercepat dengan berkembangnya teknologi, informasi dan transportasi yang sangat cepat dan masif akhir-akhir ini di wilayah provinsi papua barat. Era globalisasi dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pembangunan kesehatan, khususnya dalam rangka mengurangi dampak yang merugikan, sehingga mengharuskan adanya suatu antisipasi dengan kebijakan yang responsif. Dalam kaitan dengan globalisasi dan perjanjian-perjanjian internasional khususnya di sektor ekonomi tersebut, papua barat sebagai bagian dari Negara kesatuan republik Indonesia mampu menghadapi persaingan tersebut. Dan ini sangat sejalan dengan 9 (sembilan) agenda prioritas pembangunan (Nawa Cita), khususnya pada butir 1: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara (dengan memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional), juga pada butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta pada butir 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 16 of 58
Dengan masuknya produk perdagangan bebas tersebut yang antara lain adalah obat, kosmetik, suplemen kesehatan, dan makanan, termasuk jamu dari negara lain, merupakan persoalan krusial yang perlu segera diantisipasi. Realitas menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan Makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan mutunya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat khususnya diwilayah Provinsi Papua Barat membutuhkan proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi Obat dan Makanan tersebut. Perdagangan bebas juga membawa dampak tidak hanya terkait isu-isu ekonomi saja, namun juga merambah pada isu-isu kesehatan. Terkait isu kesehatan, masalah yang akan muncul adalah menurunnya derajat kesehatan yang dipicu oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat tanpa diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Permasalahan ini akan semakin kompleks dengan sulitnya pemerintah dalam membuka akses kesehatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya untuk masyarakat yang berada di pelosok desa dan perbatasan provinsi papua barat. Sebagai contoh, saat ini akses masyarakat untuk mendapatkan obat legal dari apotek masih terbatas sehingga menyebabkan harga obat menjadi lebih mahal. Secara perhitungan di wilayah provinsi papua barat, jumlah apotek yang ada masih kurang, belum semua kecamatan terjangkau dengan layanan apotek. Kebutuhan obat yang tinggi dengan ketersediaan yang rendah ditambah lemahnya pengawasan dan penegakan hukum membuat masih ditemukan obat-obat yang tidak memenuhi ijin edar dan mengandung bahan baku yang berbahaya. Hal ini jelas akan sangat merugikan masyarakat. Berdasarkan data WHO (World Health Organization), praktik pemalsuan produk obat di dunia ratarata mencapai 10%, dan mencapai 20-40% untuk negara berkembang termasuk Indonesia. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang sangat serius bagi Balai POM di Manokwari sebagai lembaga negara yang bertanggungjawab terkait dengan pengawasan atas produk Obat dan Makanan yang beredar di masyarakat provinsi papua barat.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 17 of 58
1.2.4. Perubahan Iklim dan Pola Hidup Masyarakat Ancaman perubahan iklim dunia, akan semakin dirasakan oleh sektor pertanian khususnya produk bahan pangan di Provinsi Papua Barat. Perubahan iklim
dapat
mengakibatkan
berkurangnya
ketersediaan
pangan
yang
berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga yang kompetitif. Dari sisi ekonomi makro, industri makanan dan minuman di masa yang akan datang perannya akan semakin penting sebagai pemasok pangan dunia. Semakin besarnya kontribusi industri pengolahan, dengan sub-sektor makanan, minuman terhadap output nasional, maka akan semakin besar juga tugas dari Balai POM di Manokwari untuk mengawasi dan menjamin keamanan proses produksi produk makanan dari hulu hingga hilir di wilayah provinsi papua
barat.
Selain
dari
sisi
pangan,
perubahan
iklim
juga
dapat
mengakibatkan munculnya bibit penyakit baru hasil mutasi gen dari beragam virus. Bibit penyakit baru tersebut diantaranya virus influenza yang variannya sekarang menjadi cukup banyak dan mudah tersebar dari satu negara ke negara lain. Menurut Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC-UI) tahun 2013, yang melaksanakan kajian dan pemetaan model kerentanan penyakit infeksi akibat perubahan iklim, Papua Barat merupakan wilayah endemik untuk beberapa penyakit yang perkembangannya terkait dengan pertumbuhan vektor pada lingkungan, misalnya Demam Berdarah Dengue dan Malaria. Ditambah 3 (tiga) Penyakit terbesar di wilayah Provinsi Papua Barat adalah HIV/AIDS, Tuberculosis, dan Malaria. HIV/AIDS juga merupakan penyakit terbesar yang masih terdapat diwilayah Provinsi Papua Barat dikarenakan Pola Hidup dan Pendidikan yang belum memadai. Selain dari ketiga jenis penyakit tersebut, masih ada lagi penyakit yang banyak ditemukan akibat adanya perubahan iklim seperti, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) dan penyakit batu ginjal. Dengan adanya potensi permasalahan serta peluang dari proses perubahan iklim dan Pola Hidup Masyarakat, diperlukan peranan dari Balai POM di Manokwari dalam mengawasi peredaran varian produk obat yang baru dari jenis penyakit tersebut, baik yang diproduksi di dalam negeri, maupun yang Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 18 of 58
berasal dari luar negeri khususnya obat-obat antiretroviral, tuberculosis, dan malaria. Selain dari obat, varian obat baru ini juga diikuti pula dengan jenis obat herbal tradisional Indonesia dan Cina yang paling banyak beredar di pasar. Kondisi ini menuntut kerja keras dari Balai POM di Manokwari melakukan pengawasan terhadap perkembangan produksi dan peredaran obat tersebut. 1.2.5. Perubahan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Kemajuan dari ekonomi Provinsi Papua Barat dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi, Tahun 2013 laju pertumbuhan produk
domestik
regional bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha terbesar berada di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 26.45 %, di ikuti oleh sektor bangunan yaitu sebesar 25.58%, kemudian diikuti lagi oleh sektor perdagangan , hotel dan restoran sebesar 24.10% sedangkan sektor terkecil berada pada Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 3.05%. Indikator ini menunjukan besarnya daya beli yang ada pada masyarakat Indonesia. Secara teori dan fakta, bahwa semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula konsumsi masyarakat terhadap Obat dan Makanan yang memiliki standar dan kualitas. 1.2.6. Lingkungan Eksternal A. Luas Wilayah Kerja Wilayah Kerja Balai POM di Manokwari adalah di Provinsi Papua Barat yang terletak antara 0o,0” – 4o,0” Lintang Selatan dan 124o,00” – 132o,0” Bujur Timur. dengan ketinggian rata-rata 0 – 1000 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah dan keadaan geografis sebagai berikut : Luas Wilayah : 97.024,27 Km2 Lautan
: 1.385.300 ha
Pulau
: 1.945 buah
Sungai
:
176 buah
Danau
:
4 buah
PETA PROVINSI PAPUA BARAT
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 19 of 58
Zona Ekonomi Eksklusif sekitar
: 200 mil
Jumlah Penduduk
:
828.293 jiwa (Sumber BPS 2013)
Kepadatan
:
8,54 jiwa/km2
:
12
Jumlah Kota
:
1
Jumlah Kecamatan
: 175
Jumlah Kelurahan
:
Jumlah Desa
: 1297
B. Jumlah Kabupaten/Kota Jumlah Kabupaten
70
C. Pola Transportasi di Wilayah Kerja Untuk mencapai lokasi sarana, petugas Balai POM di Manokwari umumnya dicapai dengan menggunakan transportasi laut atau udara (90%), selebihnya menggunakan transportasi darat (10%). D. Lama Waktu Perjalanan ke Wilayah Kerja Kabupaten/Kota 1. Rata – rata : 1 jam (Udara) 2. Paling lama
:
10 jam (Darat atau Laut)
3. Paling singkat
:
30 Menit (Udara)
E. Waktu yang Diperlukan Di Satu Wilayah Kerja Untuk melaksanakan pengawasan di satu wilayah kerja diperlukan umumnya waktu sekitar 7,5 jam/hari. Pada tahun 2014, panjang jalan kabupaten/kota di seluruh provinsi Papua Barat adalah 6.409,25 km dimana 1.702,33 km berupa jalan aspal, 1.863,20 km berupa jalan tanah, 2.151,38 km berupa jalan kerikil dan 686,34 km jalan lainnya. F. Jumlah penduduk per kabupaten/kota Jumlah penduduk Provinsi Papua Barat berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2013 adalah 828.293 orang, yang terdiri dari 436.903 jiwa laki-laki dan 391.390 jiwa perempuan. Jumlah penduduk laki-laki relatif sama dengan jumlah penduduk perempuan.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 20 of 58
G. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Papua Barat pada tahun 2010 sebesar 3,71 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sorong Selatan adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Papua Barat yakni sebesar 5,41 persen. Laju pertumbuhan yang terendah adalah di Kabupaten Tambraw karena mengalami penurunan sebesar 0,38 persen. H. Persentase Angka Melek Huruf Penduduk Usia Sekolah Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013 menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia 15 tahun keatas yang buta huruf mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, yaitu dari 6,26 persen menjadi 4,01 persen.Persentase penduduk yang melek huruf pada usia sekolah pada Provinsi Papua Barat, yang terbesar adalah di Kota Sorong yaitu 99,29 persen, sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Tambraw yaitu 70,63 persen.
I. Jumlah SD Menurut Kabupaten Kota Total sekolah dasar di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 sebesar 867 sekolah, dengan total siswa sebesar 124.990 jiwa. J. Jumlah Industri Obat dan Makanan Provinsi Papua Barat pada tahun 2014 memiliki sarana industri pangan (MD) sebanyak 8 sarana dan IRTP sebanyak 570 sarana. K. Jumlah Sarana Distribusi Obat dan Makanan Sarana distribusi obat PBF sebanyak 16 sarana, apotek 176 sarana, toko obat 47 sarana, rumah sakit 16 sarana, puskesmas 149 sarana, balai pengobatan 5 sarana, gudang farmasi kabupaten/ kota 12 sarana. Sarana distribusi kosmetik sebanyak 712 sarana, sarana distribusi obat tradisional 133 sarana, sarana distribusi pangan sebanyak 1751 sarana.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 21 of 58
1.2.7. Lingkungan Internal A. Gedung Kantor Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari berdiri di atas tanah seluas 10.000 m2 beralamat di Jalan Angkasa Mulyono, Amban Manokwari – Papua Barat yang terdiri dari luas bangunan gedung kantor permanen 750 m2, bangunan gedung laboratorium permanen 885 m 2, gedung pos jaga permanen 49 m2 dan rumah negara golongan II tipe B permanen 72 m2. Status tanah masih dalam pengurusan dengan pemerintah daerah. B. Sumber Daya Listrik Balai POM di Manokwari menggunakan sumber daya listrik yang berasal dari PLN dengan daya sebesar 105 KVA, serta Generator listrik dengan daya sebesar 100 KVA sebagai pengganti daya listrik Balai POM di Manokwari apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN. C. Sumber Air Sumber air yang digunakan sebagai penunjang sarana lingkungan, penyelenggaraan laboratorium serta keperluan air bersih berasal dari air sumur bor dan sumur gali. D. Sarana Komunikasi Balai POM di Manokwari memiliki fasilitas layanan VoIP yang berfungsi sebagai alat/sarana telekomunikasi ke Pusat (Badan POM) dan antar Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia serta jaringan telepon/faksimili dengan nomor (0986) 2217027. Balai POM di Manokwari memiliki alamat email yaitu
[email protected]. E. Sarana Transportasi Kendaraan dinas roda empat
di Balai POM di Manokwari berjumlah 4
(empat) unit, 1 (satu) Unit Mobil Laboratorium Keliling, dan 5 (unit) Kendaraan Roda Dua. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 22 of 58
F. Daftar Inventaris Kantor Daftar Inventaris Kantor Balai POM di Manokwari terdiri dari Peralatan, Mesin, Meubelair dan Peralatan Laboratorium. Untuk mendukung kinerja Balai POM di Manokwari, maka pada tahun 2014 telah dilakukan pembangunan bak penampungan limbah, pengadaan meubelair, dan peralatan elektronik alat pengolah data lainnya.
G. Peralatan Laboratorium Secara umum Laboratorium Balai POM di Manokwari telah dilengkapi dengan peralatan laboratorium pengujian modern seperti Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS), Kromatrografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Kromatrografi Gas, UV Vis Spectrophotometer, TLC Scanner, dan Alat Disolusi. 1.2.8. Desentralisasi dan Otonomi Daerah Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting dalam mensinergikan kebijakan kesehatan khususnya dalam pengawasan obat dan makanan.
Desentralisasi di bidang kesehatan belum dapat berjalan sesuai
yang diharapkan sehingga belum secara optimal memberikan perlindungan bagi masyarakat. Dengan perubahan paradigma sistem penyelenggaraan pemerintah yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi atau otonomi daerah, maka urusan kesehatan menjadi salah satu kewenangan yang diselenggarakan secara konkuren antara pusat dan daerah. Desentralisasi di bidang kesehatan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundang-undangan merupakan tantangan yang sangat penting. Hal ini berdampak pada pengawasan obat dan makanan yang tetap bersifat sentralistik dan tidak mengenal batas wilayah (borderless) sehingga perlu adanya one line command (satu komando), apabila terdapat suatu produk
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 23 of 58
Obat dan Makanan yang tidak memenuhi syarat maka dapat segera ditindaklanjuti. Desentralisasi dapat menimbulkan beberapa permasalahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan di antaranya kurangnya dukungan dan kerjasama dari pemangku kepentingan di daerah sehingga tindaklanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan belum optimal. Untuk itu, agar tugas pokok dan fungsi Balai POM di Manokwari berjalan dengan baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (sound governance). Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masingmasing. Dengan berlakunya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, merupakan tantangan bagi Balai POM di Manokwari untuk menyiapkan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria yang merupakan MoU (Memorandum of Understanding) dan dapat dibentuk dalam peraturan pemerintah daerah bagi Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat dalam melaksanakan kegiatan terkait Obat dan Makanan. 1.2.9. Perkembangan dan Teknologi. Perkembangan industri transportasi baik darat, laut dan udara maupun jasa pengiriman barang mengalami perkembangan yang cukup pesat ke wilayah Provinsi Papua Barat. Sehingga distribusi Obat dan Makanan secara masal dapat dilakukan lebih efisien. Untuk itu, dampak pengawasan atas peredaran Obat dan Makanan semakin tinggi, dikarenakan distribusi Obat dan Makanan ke tempat tujuan di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat semakin cepat, sehingga antipasi pengawasan obat dan makanan juga harus sama cepatnya. Selain itu, teknologi pangan juga semakin berkembang. Adanya perubahan iklim juga ikut mendorong berbagai inovasi perkembangan teknologi menciptakan rekayasa genetika dan varian makanan yang terkadang tingkat
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 24 of 58
keamanannya belum teruji. Hal ini harus menjadi perhatian dan antisipasi Balai POM di Manokwari dalam menghadapi hal tersebut. Perkembangan teknologi informasi juga dapat menjadi potensi bagi BPOM untuk dapat melakukan pelayanan secara online, yang dapat memudahkan akses dan jangkauan masyarakat yang ada di Provinsi Papua Barat. Namun di sisi lain, teknologi informasi juga dapat menjadi tantangan bagi Balai POM di Manokwari terkait tren pemasaran dan transaksi produk Makanan dan Obat secara online, yang tentu saja juga perlu mendapatkan pengawasan dengan berbasis pada teknologi. 1.2.10. Analisis Terhadap Lingkungan Strategis (Strenghts, Weaknesess, Opportunities, Threats/SWOT) Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah dijelaskan di atas baik secara internal maupun eksternal, maka Balai POM di Manokwari
harus
melakukan
upaya-upaya
agar
pengaruh
lingkungan
khususnya eskternal dapat menjadi suatu peluang dan meminimalkan ancaman yang dapat mempengaruhi peran Balai POM di Manokwari sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap Obat dan Makanan. Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT, sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategis dan kebijakan Balai POM di Manokwari kedepan, agar dapat terwujud sesuai tujuan dan sasaran organisasi Balai POM di Manokwari dalam Renstra Periode 2015-2019. Adapun hasil analisa SWOT tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
KEKUATAN (STRENGTHS) Balai POM di Manokwari saat ini memiliki kualitas SDM yang memadai, khususnya tenaga-tenaga yang terampil dalam melakukan pengujian dan pengawasan produk Obat dan Makanan yang ada. Di samping itu, Balai POM di Manokwari juga telah memiliki hasil penilaian atas Integritas Pelayanan Publik yang diakui secara Nasional. Pelayanan ini sangat mutlak harus memiliki integritas karena dampak pelayanan yang
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 25 of 58
diberikan oleh BPOM terhadap penilaian/pengujian Obat dan Makanan akan langsung dirasakan oleh masyarakat. Dalam mendorong pencapaian tujuan organisasi Balai POM di Manokwari, komitmen pimpinan menjadi mutlak sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari peran Balai POM di Manokwari dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kesehatan masyarakat Provinsi Papua Barat. 2.
KELEMAHAN (WEAKNESSES) Saat ini SDM Balai POM di Manokwari sudah memiliki kualitas yang memadai, namun dari sisi kuantitas SDM Balai POM di Manokwari belum mencukupi kebutuhan untuk menjalankan tugas dan fungsi untuk mencover seluruh Provinsi Papua Barat dan produk-produk yang beredar. Sistem manajemen pemerintah menuntut adanya ukuran keberhasilan, baik di tingkat organisasi sampai ke level individu. Untuk saat ini, sistem manajemen kinerja belum optimal diterapkan, sehingga perlu dilakukan penerapan sistem manajemen kinerja yang lebih efektif dan efisien. Dalam
pelaksanaan
tugas
pengawasan
Obat
dan
Makanan,
diperlukan sarana dan prasarana yang sangat memadai. Hal ini juga untuk mengimbangi peredaran Obat dan Makanan yang semakin canggih. Untuk itu, penyiapan sarana dan prasarana yang memadai tersebut menjadi mutlak dilakukan dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Balai POM di Manokwari. Jaringan komunikasi yang belum baik diwilayah timur Indonesia, serta sarana transportasi yang belum memadai dan belum seluruhnya tersedia untuk seluruh kabupaten/kota, anggaran yang terbatas dalam melakukan pengawasan. Di samping itu, untuk mendukung pelaku
usaha
dalam
melakukan
pendaftaran
(registrasi)
dan
penyebarluasan informasi mengenai Obat dan Makanan perlu didukung dengan teknologi informasi yang memadai. Peran dan kewenangan Balai POM di Manokwari juga harus didukung oleh struktur organisasi dan tata kerja yang tepat. Saat ini pembagian kewenangan atau beban kerja masih belum
menunjukkan
ukuran
yang
sesuai.
Diharapkan
penataan
kelembagaan ke depannya bisa sesuai dan mengikuti prinsip structur Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 26 of 58
follow function follow strategy, sehingga struktur organisasi dan tata kerja (fungsi) dapat mewujudkan tujuan organisasi. 3.
PELUANG (OPPORTUNITIES) Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan
oleh
dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. Tantangan atau peluang bagi Balai POM di Manokwari dalam mendorong upaya kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi dalam menghadapi pola prilaku dan lingkungan sehat khususnya obat dan makanan. Semakin bertambahnya penduduk di wilayah Provinsi Papua Barat dan berkembangnya varian penyakit maka kebutuhan Obat dan Makanan akan
semakin
meningkat.
Hal
ini
mendorong
pertambahan
dan
pertumbuhan industri Obat dan Makanan secara pesat. Hal ini menjadi peluang dan tantangan Balai POM di Manokwari dalam mengawasi Obat dan Makanan yang semakin banyak variannya. Kerjasama dengan Instansi terkait merupakan hal yang sangat mutlak agar upaya pembangunan kesehatan dapat tercapai. Peluang kerjasama dengan instansi terkait dapat mendorong efektivitas dan efesiensi pengawasan Obat dan makanan khususnya dengan instansi aparatur penegak hukum maupun instansi terkait lainnya. Otonomi dan Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting. 4.
TANTANGAN (THREATS) Tingginya angka penyakit HIV/Aids, Tuberculosis, Malaria, dan kusta di wilayah Provinsi Papua Barat dan banyaknya produk donasi untuk pengobatan penyakit tersebut memberikan tantangan kepada Balai POM di Manokwari untuk mampu dalam pengawasan obat-obat penyakit tersebut yang beredar di wilayah Provinsi Papua Barat dengan melakukan perbaikan infrastruktur laboratorium dan gedung administrasi untuk
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 27 of 58
menjadi laboratorium unggulan dalam pengujian dan pengawasan obat Antiretroviral, Tuberculoasis, Malaria, dan penyakit Infeksi Opurtunistik yang mengikuti dan juga pengaruh perubahan iklim dunia, khususnya untuk produk bahan pangan di Papua Barat semakin dirasakan ancamannya. Adanya gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia dapat mengancam ketersediaan pangan di wilayah Provinsi Papua Barat yang selama ini juga belum terpenuhi secara keseluruhan. Dengan demikian, perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga yang kompetitif sehingga permintaan akan produk pangan semakin meningkat. Hal ini akan sulit mengimbangi dan mengawasi distribusi barang yang masuk yang sesuai dengan standardisasi kesehatan. Tingginya
arus
produk
Obat
dan
Makanan
yang
beredar,
mengakibatkan adanya produk-produk yang tersedia dipasar tidak memenuhi kualifikasi standar yang dipersyaratkan. Hal ini menjadi masalah dalam peredaran Obat dan Makanan. Di sisi lain, lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran seperti ini mengakibatkan ancaman bagi masyarakat. Untuk itu, diharapkan penegakan hukum harus lebih aktif lagi agar dapat meminimalkan permasalahan tersebut. Dengan semakin tumbuhnya perekonomian Indonesia akan mempengaruhi perubahan
pola
perilaku
hidup
sosialnya,
salah
satunya
dalam
mengkonsumsi Obat dan Makanan. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat apabila pengunaan Obat dan Makanan tidak diantisipasi dengan pemberian informasi, komunikasi dan edukasi atas penggunaan Obat dan Makanan tersebut. Sisi lain, globalisasi yang mendorong lahirnya area perdagangan bebas (free trade area) menjadikan peredaran Obat dan Makanan juga semakin sulit untuk dikontrol. Dengan masuknya berbagai produk Obat dan Makanan dari negara lain merupakan persoalan krusial yang perlu diantisipasi segera. Realitas menunjukan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan Makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan kualitasnya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat membutuhkan Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 28 of 58
proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi produk Obat dan Makanan tersebut. Semakin meningkat usia harapan hidup, artinya tingkat kesehatan masyarakat juga semakin meningkat. Perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat, jika tidak ditata dengan baik akan menjadi potensi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Di bawah ini, Tabel 3.1 Rangkuman Analisis SWOT sesuai dengan pengaruh lingkungan strategis dari internal dan eskternal. Tabel 1.3: Rangkuman Analisis SWOT HASIL PEMBAHASAN (SWOT) Kekuatan
1.
Kualitas SDM
(Strengths)
2.
Integritas Pelayanan Publik diakui secara Nasional
3.
Komitmen Pimpinan
Kelemahan
1.
Masih terbatasnya jumlah SDM
(Weaknesses)
2.
Masih belum optimalnya sistem manajemen kinerja
3.
Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun utama
4.
Tebatasnya transportasi di wilayah provinsi papua barat
5.
Belum optimalnya struktur organisasi dan tata kerja
Kesempatan
1.
Mendorong upaya kesehatan Masyarakat
(Opportunities)
2.
Jumlah industri Obat dan Makanan yang berkembang pesat
3.
Terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait
4.
Desentralisasi dan Otonomi Daerah
1.
Lemahnya penegakan hukum
Tantangan (Threats)
2.
3.
Tingginya penyakit HIV/AIDS, Tuberculosis, Malaria dan Kusta di Provinsi Papua Barat Pembangunan Infrastruktur Laboratorium Unggulan pengujian dan pengawasan obat HIV/AIDS, Tuberculosis, Malaria dan Kusta
4.
Perubahan pola hidup dan budaya masyarakat yang sangat kental
5.
Adanya Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Area)
Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka Balai POM di Manokwari perlu melakukan penguatan organisasi dan kelembagaan, agar faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi baik dari internal maupun Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 29 of 58
eskternal tidak akan menghambat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Balai POM di Manokwari periode 2015-2019. Dilihat dari keseimbangan pengaruh lingkungan internal antara kekuatan dan kelemahan serta pengaruh lingkungan eskternal antara peluang dan ancaman, posisi organisasi Balai POM di Manokwari harusnya melakukan pengembangan dan perluasan organisasi agar dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi Balai POM di Manokwari periode 2015-2019. Untuk itu, dalam melaksanakan peran dan kewenangan yang optimal sesuai dengan peran dan kewenangan Balai POM di Manokwari sebagai lembaga yang mengawasi Obat dan Makanan, maka diusulkan penguatan peran dan kewenangan BPOM sesuai dengan bisnis proses Balai POM di Manokwari untuk periode 2015-2019 sebagaimana pada Tabel 1.4 di bawah ini: 1.4 Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama Balai POM di Manokwari
POST MARKET
PENGAWASAN SARANA PRODUKSI SESUAI STANDARD
PEMBINAAN DAN BIMBINGAN TERHADAP STAKEHOLDER
KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI PUBLIK TERMASUK PERINGATAN PUBLIK
PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI SESUAI STANDARD SAMPLING DAN PENGUJIAN LABORATORIUM PENYIDIKAN DAN PENEGAKAN HUKUM
SISTEM STANDARISASI PENGAWASAN (REGULATOR)
KEMANDIRIAN STAKEHOLDER
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 30 of 58
Tabel 1.5 Penguatan Peran BPOM Tahun 2015-2019 Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik
• Pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan sesuai standar • Pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan sesuai standar • Sampling dan pengujian laboratorium Obat dan Makanan • Penyidikan dan penegakan hokum • Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha • melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik termasuk peringatan publik • Pengelolaan data dan informasi Obat dan Makanan • Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak memenuhi standard
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 31 of 58
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Balai POM di Manokwari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga Pengawasan Obat dan Makanan wilayah provinsi papua barat dituntut untuk dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat/khasiat sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk itu, disusun visi dan misi serta tujuan dan sasaran Balai POM di Manokwari Gambar 2.1 : Peta Strategis Balai POM di Manokwari Periode 2015-2019
2.1
VISI Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, BPOM harus memberikan
kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP Tahunan, melalui penyusunan rencana strategis dan tahunan (RPJMN, RKP) yang berkualitas serta optimalisasi pengendalian dan monitoring evaluasi atas pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan secara efektif dan efisien serta pelaksanaan tugas-tugas lainnya dari pemerintah.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 32 of 58
Kualitas pengawasan Obat dan Makanan dilihat dari: 1) Kualitas kebijakan dalam penetapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria terhadap Obat dan Makanan; 2) Kualitas pengawasan Obat dan Makanan, serta 3) Kerjasama dan Komunikasi Publik dalam mendorong peran serta masyarakat dalam memanfaatkan produk-produk Obat dan Makanan sesuai standar. Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti BPOM telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian, target, sasaran, misi dan visi RPJMN 2015-2019 sesuai visi, misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019, dan selanjutnya mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Adapun visi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam RPJMN 20152019 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya
Indonesia
yang
Berdaulat,
Mandiri
dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” Misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan
mencerminkan
kepribadian
Indonesia
sebagai
negara
kepulauan, 2. Mewujudkan
masyarakat
maju,
berkesinambungan
dan
demokratis
berlandaskan negara hukum, 3. Mewujudkan politik luar negeri yang bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju dan kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 33 of 58
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam RPJMN 2015-2019 tersebut, maka BPOM sesuai dengan tugas dan
kewenangannya
sebagai
lembaga
yang
bertanggungjawab
dalam
pengawasan Obat dan Makanan menetapkan Visi BPOM 2015-2019 adalah sebagai berikut: ”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa”
Penjelasan Visi: Proses penjaminan pengawasan Obat dan Makanan harus melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih baik. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah sebagai berikut: Aman
: Keadaan bebas dari bahaya. Semua Obat dan Makanan harus dijamin keamanannya, agar tidak membahayakan bagi masyarakat pengunaannya.
Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang telah memenuhi standar, baik standar nasional maupun internasional, sehingga adanya kesiapan suatu produk bangsa untuk interaksi daya saing di masa depan. Agar menjadi kompetitif, dalam arti ini adalah memiliki peluang untuk
menang
bagi
sejumlah
pemain
industri
yang
menghadapi biaya tinggi.
2.2 MISI Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata sesuai dengan penguatan peran BPOM sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Bab I
terhadap peran BPOM. Adapun misi yang akan dilaksanakan
sesuai dengan peran-peran BPOM tersebut untuk periode 2015-2019, adalah sebagai berikut:
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 34 of 58
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat Pengawasan Obat dan Makanan merupakan satu-kesatuan fungsi (full spectrum) standardisasi, penilaian produk sebelum beredar, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian produk serta penegakan hukum. Menyadari kompleksnya tugas yang diemban BPOM dalam melindungi masyarakat dari produk yang tidak aman dengan tujuan akhir adalah masyarakat sehat, serta berdaya saing, maka perlu disusun suatu sasaran strategis khusus yang mampu mengawalnya. Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin tinggi, sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya prioritas dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Obat dan Makanan seharusnya
didesain
berdasarkan
analisis
risiko,
hal
ini
untuk
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara proporsional untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini. 2. Mewujudkan kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan. Sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM), yaitu pelaku usaha mempunyai peran yang sangat strategis dalam menjamin produk Obat dan Makanan aman. Pelaku usaha merupakan pemangku kepentingan yang mampu memberikan jaminan produk yang memenuhi standar dengan memenuhi ketentuan yang berlaku terkait dengan produksi dan distribusi Obat dan Makanan. Sebagai lembaga pengawas, BPOM harus bersikap konsisten terhadap pelaku usaha, yaitu dengan melaksanakan proses pemeriksaan serta pembinaan dengan baik. BPOM harus mampu membina dan mendorong pelaku
usaha
untuk
bermanfaat/berkhasiat,
dapat dan
memberikan
bermutu.
produk
Dengan
yang
aman,
pembinaan
secara
berkelanjutan, ke depan diharapkan pelaku usaha mempunyai kemandirian dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 35 of 58
Era perdagangan bebas telah dihadapi oleh seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Sementara itu, kontribusi industri Obat dan Makanan terhadap Pendapatan Nasional Bruto (PDB) cukup siginifikan. Industri makanan, minuman, dan tembakau memiliki kontibusi PDB non migas di tahun 2012 sebesar 36,33 persen, sementara Industri Kimia dan Farmasi sebesar
12,59
persen
(sumber:
Laporan
Kemenperin
2004-2012).
Perkembangan industri makanan, minuman, dan farmasi (obat) dari tahun 2004 sampai dengan 2012 juga mempunyai tren yang meningkat. Hal ini tentunya merupakan suatu potensi yang luar biasa untuk industri tersebut berkembang lebih pesat. Kaitannya dengan perdagangan bebas, industri dalam negeri tidak hanya bersaing di pasar dalam negeri, namun juga pasar di luar negeri. Sebagai contoh, masih besarnya impor terhadap obat serta besarnya pangsa pasar dalam negeri dan luar negeri menjadi tantangan industri obat untuk dapat berkembang. Demikian halnya dengan industri makanan, di mana pasar dalam negeri dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia sangat potensial. Industri kosmetik, obat tradisional, dan suplemen kesehatanpun mempunyai karakteristik yang sama. Kemajuan industri Obat dan Makanan secara tidak langsung juga dipengaruhi dari sistem serta dukungan regulatory
yang
mampu
diberikan
oleh
BPOM.
Sehingga
BPOM
berkomitmen untuk mendukung peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan keamanan, manfaat, dan mutu Obat dan Makanan. Masyarakat dalam hal ini sebagai konsumen mempunyai peran yang sangat strategis untuk dilibatkan dalam pengawasan Obat dan Makanan, utamanya pada sisi demand. Sebagai salah satu pilar pengawasan Obat dan Makanan, masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi objek upaya peningkatan kesadaran (awareness) untuk memilih Obat dan Makanan yang memenuhi standar, tetapi juga diberi kemudahan akses informasi dan komunikasi terkait Obat dan Makanan sehingga dapat berperan aktif dalam meningkatkan pengawasan Obat dan Makanan. Sadar dengan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, BPOM melakukan upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadarannya dalam Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 36 of 58
mendukung pengawasan. Upaya-upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat. Di sisi lain, arus globalisasi memberi kesempatan masuknya produk yang tidak memenuhi standar dengan harga murah ke wilayah Indonesia. Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai syarat keamanan produk Obat dan Makanan menimbulkan asymmetric information yang dapat dimanfaatkan oleh produsen nakal untuk menjual produk yang murah namun substandar. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPOM tidak dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan kerjasama atau kemitraan dengan pihak lainnya. Dalam era otonomi daerah, khususnya terkait dengan bidang kesehatan, peran daerah dalam menyusun perencanaan pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Pengawasan Obat dan Makanan bersifat unik karena tersentralisasi, yaitu dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Pusat dan diselenggarakan oleh Balai di seluruh Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan tugas pengawasan, karena kebijakan yang diambil harus disinkronkan dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah. Untuk itu, dalam melaksanakan tugas pengawasan di daerah, BPOM harus bersinergi dengan lintas sektor terkait, sehingga pengawasan dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan. 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan sumber daya yang memadai dalam mencapai kapasitas kelembagaan yang kuat. Hal ini membutuhkan sumber daya yang meliputi 5 M (man, material, money, method, and machine),yang merupakan modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana penunjang kinerja. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan kualitasnya, maka BPOM harus mampu mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 37 of 58
akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi. Di samping itu, BPOM sebagai suatu LPNK yang dibentuk pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat teknis semata (techno
structure),
namun
juga
melaksanakan
fungsi
pengaturan
(regulating), pelaksana (executing), dan pemberdayaan (empowering). Untuk itu, diperlukan penguatan kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi. Misi BPOM merupakan langkah utama yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi BPOM. Pengawasan pre- dan post-marketyang berstandar internasional diterapkan dalam rangka memperkuat BPOM menghadapi tantangan globalisasi. Dengan penjaminan mutu produk Obat dan
Makanan
yang
konsisten,
yaitu
memenuhi
standar
aman,
berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, diharapkan BPOM mampu melindungi masyarakat dengan optimal. BPOM juga melakukan kemitraan dengan pemangku kepentingan terkait kerja sama lintas sektor, lintas wilayah, lintas institusi dan sebagainya yang merupakan potensi yang perlu diperkuat. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik terhadap Obat dan Makanan yang beredar di pasaran, sehingga mampu melindungi diri sendiri dan terhindar dari produk Obat dan Makanan yang mengandung bahan baku berbahaya dan ilegal. Dari segi organisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap mempertahankan
sistem
manajemen
mutu
dan
prinsip
organisasi
pembelajar (learning organization). Untuk mendukung itu, maka BPOM perlu untuk memperkuat koordinasi internal dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta saling bertukar informasi (knowledge sharing). 2.3 BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh-kembang dalam organisasi Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 38 of 58
menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya yang disingkat PIKKIR. 1. Profesional Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi. 2. Integritas konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan 3. Kredibilitas Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional. 4. Kerjasama Tim Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik. 5. Inovatif Mampu
melakukan
pembaruan
dan
inovasi-inovasi
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini. 6. Responsif/Cepat Tanggap Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah. 2.4 TUJUAN Dalam rangka pencapaian visi dan misi pengawasan Obat dan Makanan, maka tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya jaminan Obat dan Makanan aman, bermanfaat dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat 2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar Lokal dan Global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi. Ukuran keberhasilan atau indikator kinerja untuk tujuan tersebut di atas, diusulkan sebagai berikut: 1. Meningkatnya jaminan Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan indikator Tingkat kepuasan masyarakat atas jaminan pengawasan BPOM;
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 39 of 58
2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi atau terciptanya iklim inovasi yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global. a. Tingkat kepatuhan pelaku usaha Obat dan Makanan dalam memenuhi ketentuan; b. Tingkat kepuasan pelaku usaha terhadap pemberian bimbingan dan pembinaan pengawasan Obat dan Makanan.
1.5 SASARAN STRATEGI Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai BPOM, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber daya serta infrastruktur yang dimiliki Balai POM di Manokwari. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-2019) ke depan diharapkan Balai POM di Manokwari akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai berikut: 1. Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh Balai POM di Manokwari merupakan suatu proses yang komprehensif dan bersifat full spectrum, mencakup pengawasan post-market. Sistem itu terdiri dari: pertama, pengawasan setelah beredar (post-market control) yang dilakukan dengan melakukan sampling produk Obat dan Makanan yang beredar, serta pemeriksaan sarana produksi dan distribusi
Obat dan
Makanan. Kedua, pengujian laboratorium. Produk yang disampling berdasarkan risiko kemudian diuji melalui laboratorium guna mengetahui apakah Obat dan Makanan tersebut telah memenuhi syarat keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu. Hasil uji laboratorium ini merupakan dasar ilmiah yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan produk yang tidak memenuhi syarat dan kemudian akan ditarik dari peredaran. Ketiga, adalah penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Dalam bisnis Obat dan Makanan yang relatif menjanjikan keuntungan yang besar, rentan terhadap pelanggaran dari pelaku usaha. Untuk itu diperlukan adanya suatu penegakan hukum apabila terjadi pelanggaran terkait Obat dan Makanan. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 40 of 58
Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka dibuat indikator sebagai berikut: 1.
Persentase obat yang memenuhi syarat meningkat,
2.
Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat meningkat,
3.
Persentase kosmetik yang memenuhi syarat meningkat,
4.
Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat meningkat,
5.
Persentase makanan yang memenuhi syarat meningkat
2. Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong
kemandirian
pelaku
pemangku
kepentingan
serta
usaha
dan
partisipasi
kemitraan
dengan
masyarakat
melalui
kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu program yang terkait dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah. Untuk itu perlu dijalin suatu kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang baik. Salah satu pilar pengawasan Obat dan Makanan adalah masyarakat sebagai konsumen. Obat dan Makanan yang diproduksi dan diedarkan di pasaran (masyarakat) masih berpotensi untuk tidak memenuhi syarat, sehingga masyarakat harus lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk Obat dan Makanan yang aman, bermanfaat, dan bermutu. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait Obat dan Makanan yang memenuhi syarat, Balai POM di Manokwari harus memberikan kegiatan pembinaan dan bimbingan melalui Komunikasi, layanan Informasi, dan Edukasi (KIE). Di samping itu, pengawasan Obat dan Makanan perlu dilakukan oleh pelaku usaha baik produsen, distributor, dan pelaku usaha lain. Pengawasan oleh pelaku usaha sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir, dari sebelum sampai sesudah produk beredar, salah satunya adalah meliputi pengawasan Obat dan Makanan di sarana produksi dan sarana distribusi. Produsen mempunyai peran dalam memberikan jaminan produk Obat dan Makanan yang memenuhi syarat (aman, khasiat/bermanfaat, dan bermutu) melalui proses produksi yang sesuai dengan ketentuan. Paradigma Balai POM di Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 41 of 58
Manokwari sebagai lembaga pengawas dan ditakuti oleh pelaku usaha selama ini mulai berubah, dengan adanya upaya yang dilakukan Balai POM di Manokwari dalam menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan para pelaku usaha. Tanpa meninggalkan tugas utama pengawasan, Balai POM di Manokwari berupaya memberikan dukungan kepada pelaku usaha untuk memperoleh kemudahan dalam usahanya. Salah satunya melalui jaminan kualitas (quality assurance) pengawasan, melalui pendampingan regulatory (regulatory assistance). Masing-masing kedeputian di Balai POM di Manokwari mempunyai upaya yang berbeda dalam memberikan dukungan regulatory, sesuai dengan bidang lingkupnya. Sasaran strategis ini berupaya untuk mengakomodasi kegiatan yang mendukung pada peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan mutu Obat dan Makanan.Pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan harus didukung dalam menghadapi tantangan perdagangan bebas.Salah satunya adalah dengan memberikan dukungan regulatory (sistem pengawasan) kepada pelaku usaha dengan insentif. Sementara terkait dengan faktor lain yang menjadi variabel penentu dalam meningkatkan kemudahan usaha, adalah daya saing. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, maka dibuat indikatornya sebagai berikut: 1. Peningkatan indeks kesadaran masyarakat, dan 2. Persentase pencapaian kerja sama terhadap target kerja sama yang ditetapkan. 3. Meningkatnya Kualitas Kapasitas Kelembagaan BPOM Sumber daya meliputi 5 M (man, material, money, method, and machine) merupakan modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana penunjang kinerja. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan kualitasnya, maka Balai POM di Manokwari harus mampu mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 42 of 58
akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi. Balai POM di Manokwari untuk melaksanakan tugas masih memerlukan penguatan kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, maka dibuat indikatornya adalah: 1. Nilai SAKIP Balai POM di Manokwari dari Badan POM. Adapun Tabel 2.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BPOM periode 2015-2019 sesuai dengan penjelasan di atas, adalah sebagai berikut : Tabel 2.1:
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai POM di Manokwari periode 2015-2019
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
STRATEGIS Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa
Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
Mewujudkan kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.
Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan serta partisipasi masyarakat melalui kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM
Meningkatnya Kualitas Kapasitas Kelembagaan BPOM
1. Persentase obat yang memenuhi syarat; 2. Persentase obat Tradisional yang memenuhi syarat; 3. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat; 4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat; 5. Persentase makanan yang memenuhi syarat. 1. Tingkat Kepuasan Masyarakat; 2. Persentase pencapaian kerja sama terhadap target kerja sama yang ditetapkan.
1. BPOM Nilai SAKIP BPOM.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 43 of 58
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BALAI POM DI MANOKWARI Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah meningkatnya status kesehatan ibu dan anak, meningkatnya status gizi masyarakat, meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular, serta meningkatnya penyehatan lingkungan, meningkatnya pemerataan akses dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatnya perlindungan finansial, meningkatnya ketersediaan, persebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan, serta memastikan ketersediaan obat dan mutu Obat dan Makanan. Sasaran pokok tersebut antara lain tercermin dari indikator yang terkait Balai POM di Manokwari sebagai berikut: No
Indikator
Status
Target 2019
Awal 1
Persentase obat yang memenuhi
97,00
98,74
97,00
98,80
syarat 2
Persentase makanan yang memenuhi syarat
(Target Renstra BPOM Manokwari 2015-2019) Untuk mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat
tahun
2015-2019,
ditetapkan
satu
arah
kebijakan
pembangunan di bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat yang terkait dengan Balai POM di Manokwari adalah “Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan”, melalui: 1. Penguatan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko; 2. Peningkatan sumber daya manusia pengawas Obat dan Makanan; 3. Penguatan
kemitraan
pengawasan
Obat
dan
Makanan
dengan
pemangku kepentingan;
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 44 of 58
4. Peningkatan kemandirian pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko oleh masyarakat dan pelaku usaha; 5. Peningkatan kapasitas dan inovasi pelaku usaha dalam rangka mendorong peningkatan daya saing produk Obat dan Makanan; dan 6. Penguatan kapasitas dan kapabilitas pengujian Obat dan Makanan. Adapun arah kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Balai POM di Manokwari periode 2015-2019, adalah: Arah Kebijakan yang akan dilaksanakan: 1) Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat 2) Peningkatan
pembinaan
dan
bimbingan
dalam
rangka
mendorong
kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya saing produk Obat dan Makanan 3) Peningkatan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik melalui kemitraan pemangku kepentingan
dan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan Obat dan Makanan 4) Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan OM melalui penataan struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif, budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi serta pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien. Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal: Eksternal: 1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan Obat dan Makanan; 2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan; Internal: 1) Penguatan Regulatory System pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko;
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 45 of 58
2) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja individu/pegawai; 3) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, akuntabel dan transparan serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai; 4) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di Balai POM di Manokwari secara lebih proporsional dan akuntabel; 5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun utama dalam mendukung tugas Pengawasan Obat dan Makanan. Untuk
melaksanakan
tugas
pokok
dan
fungsi
sebagai
lembaga
pengawasan Obat dan Makanan tersebut, Balai POM di Manokwari menetapkan program-programnya sesuai RPJMN periode 2015-2019, yaitu program utama (teknis) dan program pendukung (generik), sebagai berikut: a.
Program Teknis Program Pengawasan Obat dan Makanan Pengawasan terhadap sarana produksi, pengawasan terhadap sarana distribusi, sampling dan pengujian Obat dan Makanan beredar, penegakan hukum, serta pembinaan dan bimbingan kepada pemangku kepentingan.
b.
Program Generik 1)
Program generik 1. Program Peningkatan jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan
2) Program
generik
2.
Program
Peningkatan
kualitas
kapasitas
kelembagaan Balai POM di Manokwari. Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatankegiatan prioritas Balai POM di Manokwari, sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan utama untuk melaksanakan Pengawasan Obat dan Makanan 1) Peningkatan kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat dan makanan yang beredar; 2) Peningkatan kualitas sarana produksi yang memenuhi standard; 3) Peningkatan kualitas sarana distribusi yang memenuhi standard; Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 46 of 58
4) Peningkatan hasil tindaklanjut penyidikan terhadap Pelanggaran Obat dan Makanan
b. Kegiatan untuk melaksanakan program Generik (pendukung) 1) Peningkatan kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi; 2) Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Terkait Pengawasan Obat dan Makanan; 3) Penyusunan Perencanaan, Penganggaran, Keuangan dan Evaluasi yang dilaporkan tepat waktu; Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis, maka masing-masing sasaran strategis Balai POM di Manokwari periode 2015-2019 dijabarkan kepada sasaran program dan kegiatan berdasarkan logic model perencanaan. Adapun logic model penjabaran terhadap sasaran program dan kegiatan sesuai dengan unit organisasi di lingkungan Balai POM di Manokwari adalah sebagai berikut :
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 47 of 58
Gambar 3.1 LOGICAL FRAMEWORK RENSTRA BALAI POM DI MANOKWARI
SS
SP
SK
IK K
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan Balai BPOM
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan Balai BPOM
1. Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat dan makanan yang beredar
1.1.Jumlah sample yang diuji mengguna kan parameter kritis
2. Meningkat nya kualitas sarana produksi yang memenuhi standard
1.2. Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (Instalasi Farmasi Kabupaten)
2.1. Persenta se cakupan pengawa san sarana produksi Obat dan Makanan
3. Meningkat nya kualitas sarana distribusi yang memenuhi standard 3.1. Persentas e cakupan pengawas an sarana distribusi Obat dan Makanan
4. Meningkatnya hasil tindaklanjut penyidikan terhadap Pelanggaran Obat dan Makanan
4.1.Jumla h Perkara di bidang obat dan makanan
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
5. Meningkat nya kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi
5.1.Jumla h layanan Publik BB/BPOM
Page 48 of 58
5.2. Jumlah Komunita s yang diberdaya kan
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Terkait Pengawasan Obat dan Makanan
6.1. Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar
7. Penyusunan Perencanaan Penganggara, Keuangan dan Evaluasi yang dilaporkan tepat waktu 7.1.Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
Tabel 3.1 : Program, Sasaran Program, Kegiatan Strategis, Sasaran Kegiatan, Indikator Balai PROGRAM
SASARAN KEGIATAN PROGRAM STRATEGIS
PROGRAM Menguatnya Pengawasan PENGAWASAN sistem Obat dan OBAT DAN pengawasan Makanan di MAKANAN Obat dan Balai POM di Makanan Manokwari
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR
Meningkatnya 1. Jumlah sample yang diuji kinerja menggunakan parameter pengawasan kritis obat dan 2. Pemenuhan target sampling makanan di produk Obat di sektor publik seluruh (Instalasi Farmasi Kabupaten) Indonesia 3. Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan 4. Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan 5. Jumlah Perkara di bidang obat dan makanan 6. Jumlah layanan Publik BB/BPOM 7. Jumlah Komunitas yang diberdayakan 8. Jumlah sarana dan prasarana yang terkait pengawasan Obat dan Makanan 9. Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
3.2 KERANGKA REGULASI Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan Obat dan Makanan, dibutuhkan adanya regulasi yang kuat guna mendukung sistem pengawasan. Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM RI, Balai POM di Manokwari mempunyai tugas teknis, tidak hanya regulasi yang bersifat teknis saja yang harus dipenuhi, melainkan perlu adanya regulasi yang bersifat adminitratif dan strategis yang di tetapkan Oleh Badan POM RI. Pengawasan Obat dan Makanan merupakan tugas pemerintahan yang tidak dapat dilakukan sendiri, dan dalam praktiknya dibutuhkan kerjasama dengan banyak sektor terkait, baik Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 49 of 58
pemerintah maupun swasta. Untuk itu, dalam mendukung regulasi yang telah ditetapkan Badan POM perlu dirancang sedemikian mungkin agar sesuai dengan tugas pengawasan Obat dan Makanan. Selama ini, dalam pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan masih dijumpai kendala yang berkaitan dengan koordinasi dengan pemangku kepentingan. Seperti di daerah, Balai POM di Manokwari melaksanakan pengawasan
seringkali
harus
berkoordinasi
dengan
dinas
kesehatan
kabupaten/kota setempat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi instansi pemerintah harus memperhatikan peraturan perundang-undangan seperti Undang-undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintah
Daerah.
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu aspek penting yang dilihat dari berbagai segi. Dari segi kesehatan, Obat dan Makanan secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, bahkan tidak hanya derajat kesehatan, namun menyangkut kehidupan seorang manusia. Obat dan Makanan tidak dapat dipandang sebelah mata dan dianggap inferior dibanding faktor-faktor lain yang menentukan derajat kesehatan. Selain di bidang kesehatan, dari sisi ekonomi, Obat dan Makanan merupakan potensi yang sangat besar bagi pelaku usaha (produsen dan distributor), sektor industri Obat dan Makanan dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup besar berkontribusi pada pengurangan jumlah pengangguran. Visi BPOM yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing bangsa mempunyai beberapa maksud, diantaranya: pertama, daya saing bangsa dalam hal ini adalah dengan Obat dan Makanan yang terjamin keamanan, manfaat, dan mutunya maka secara tidak langsung akan membentuk seorang manusia yang sehat dan berkualitas. Dengan makanan yang bergizi maka seseorang akan tumbuh dengan baik jasmani dan rohaninya/kecerdasannya. Obat yang aman dan bermutu akan dapat menurunkan tingkat risiko kematian akibat penyakit yang tidak berkhasiat, dan pasien dapat tertolong dengan obat yang bermutu.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 50 of 58
Untuk dapat menyelenggarakan tugas pengawasan Obat dan Makanan secara optimal diwilayah Provinsi Papua Barat, maka Balai POM di Manokwari perlu ditunjang oleh regulasi atau peraturan perundang-undangan yang kuat dalam lingkup pengawasan Obat dan Makanan. Peraturan perundangundangan, Rancangan Peraturan Pemerintah, NSPK, Standard Kompetensi Internal dan Laboratorium merupakan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh Badan POM RI sebagai instansi pusat, Balai POM di Manokwari sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM hanya menjalankan fungsi di daerah Provinsi Papua Barat. Namun, diperlukan beberapa regulasi yang penting dan dibutuhkan oleh Balai POM di Manokwari dalam rangka memperkuat sistem pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Papua Barat dengan perlu adanya Peraturan dengan pemerintah daerah yang ditetapkan melalui Perda terkait yang mengatur pengawasan obat dan makanan di daerah melalui bimbingan teknis kepada masyarakat dan stakeholder, persamaan pengertian tentang masa daluarsa produk dan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan di daerah. Dalam hal ini Balai POM di Manokwari perlu meningkatkan advokasi tentang peranan pemerintah daerah dalam pengawasan Obat dan Makanan.
3.3 KERANGKA KELEMBAGAAN Untuk memperkuat peran dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam melaksanakan mandat Renstra 2015-2019, maka dilakukan beberapa inisiatif penataan kelembagaan, baik penataan dalam lingkup intraorganisasi Badan POM (organisasi induk) maupun penataan yang bersifat interorganisasi dalam bentuk koordinasi lintas instansi/lembaga maupun hubungan relasional dengan para pemangku kepentingan utama. Secara garis besar kerangka kelembagaan Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari dituangkan pada Gambar 3.2. Dalam kerangka kelembagaan tersebut tampak bahwa dalam pelaksanaan mandatnya Balai
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 51 of 58
POM di Manokwari menyelenggarakan fungsi produce, provide, manage, dan apply.
Gambar 3.2 Kerangka kelembagaan pelaksanaan Balai POM di Manokwari
APPLY PRODUCE Pengawasan peredaran, Promosi dan iklan
EXECUTING Penyediaan layanan publik
Pegujian lab, pemeriksaan sarana, dan penyidikan
EMPOWERING Fasilitasi, pengembangan kapsasitas
Perlindungan masyarakat dari risiko obat dan makanan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan
Pengawasan pembuatan, penandaan dan informasi
Pengelolaan anggaran MANAGE
PROVIDE
Pengelolaan sarana dan prasarana kerja
Pengelolaan data, informasi dan pengetahuan
Ketersediaan anggaran
Pengelolaan SDM ASN
Tatakelola dan tatalaksana
Pengukuran Kinerja
Perencanaan
Fungsi produce, meliputi) penyelenggaraan layanan publik (executing, dan pelaksanaan fasilitasi, pengembangan kapasitas, maupun kegiatankegiatan penguatan bagi pihak lain (empowering). Fungsi provide, merupakan menyediakan keluaran untuk dimanfaatkan langsung oleh mitra atau pengguna akhir. Untuk fungsi manage, merupakan fungsi pengelolaan sumberdaya organsiasi agar dapat dicapai hasil yang optimal dalam mendukung kegiatan operasional Balai POM di Manokwari. Sedangkan apply adalah bentuk outreach dalam penciptaan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat. 1.
Penguatan
lembaga-lembaga
pemerintah
di
daerah
di
bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 52 of 58
2.
Diperlukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait yang memiliki tugas
sama
dalam
rangka
mewujudkan
pencapaian
prioritas
pembangunan kesehatan; Diperlukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait yang memiliki tugas sama dalam rangka penyidikan hukum yang tergabung dalam aparat gabungan penegak hukum. Hal ini sangat diperlukan karena peredaran Obat dan Makanan ilegal merupakan aspek pidana yang masuk dalam sistem peradilan pidana.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 53 of 58
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1 TARGET KINERJA Sebagaimana sasaran strategis BPOM sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka target sesuai dengan indikator masing-masing sasaran strategis adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Target Sasaran Strategis Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
Indikator Kinerja
2015
2016
2017
2018
2019
97.27
98.13
98.34
98.50
98.74
88.31
91.96
92.85
93.57
93.84
98.18
98.75
98.88
99.00
99.20
Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat
93.93
95.83
96.29
96.67
97.00
Persentase makanan yang memenuhi syarat
97.57
98.33
98.51
98.67
98.80
Tingkat Kepuasan Masyarakat
80.00
85.00
90.00
95.00
100.00
Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Nilai SAKIP BBPOM/BPOM dari Badan POM
B
B
B
A
A
Persentase obat yang memenuhi syarat Persentase obat Tradisional yang memenuhi syarat Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BPOM
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 54 of 58
4.2
KERANGKA PENDANAAN Sesuai target kinerja masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan maka kerangka pendanaan untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis BPOM periode 2015-2019 adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Pendanaan Alokasi (Rp Milyar) Sasaran Strategis
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
Indikator Kinerja
Persentase obat yang memenuhi syarat
2015
2016
2017
2018
2019
2.541
3.912
5.503
6.461
7.762
1.170
1.490
1.880
2.352
2.925
4.612
5.734
7.104
8.353
10.280
Persentase obat Tradisional yang memenuhi syarat Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat Persentase makanan yang memenuhi syarat Tingkat Kepuasan Masyarakat Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BPOM
Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan Nilai SAKIP BBPOM/BPOM dari Badan POM
Dalam kerangka pendanaan di buku II RPJMN terkait dengan kesehatan dan gizi masyarakat, pemerintah dimandatkan untuk meningkatkan pendanaan dan peningkatan efektivitas pendanaan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat
antara
lain
melalui
peningkatan
dukungan
dana
publik
(pemerintah), termasuk peningkatan peran dan tanggungjawab pemerintah daerah dan juga peningkatan peran dan dukungan masyarakat dan dunia Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 55 of 58
usaha/swasta melalui public private partnership (PPP) dan corporate social responsibility (CSR). Peningkatan kerjasama, peran serta tanggungjawab pemerintah daerah dalam mendukung pengawasan peredaran Obat dan Makanan yang aman dalam rangka peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat adalah salah satu hal yang penting untuk digarap secara serius oleh Balai POM di Manokwari, utamanya untuk memastikan keterlibatan pemerintah daerah Provinsi Papua Barat dalam mendukung mandat BPOM tersebut, tentunya dalam kerangka mendukung tugas dan fungsi Balai POM di Manokwari dalam pengawasan Obat dan Makanan.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 56 of 58
BAB V PENUTUP
Renstra Balai POM di Manokwari Tahun 2015-2019 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai POM di Manokwari untuk 5 (lima) tahun ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun 2015-2019 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya, serta komitmen semua pimpinan dan staf Balai POM. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun 2015-2019, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra Balai POM di Manokwari, termasuk indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan BPOM yaitu meningkatkan kinerja lembaga dan pegawai dengan mengacu kepada RPJMN 2015-2019. Renstra Balai POM di Manokwari Tahun 2015-2019 harus dijadikan acuan kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing seksi. Diharapkan semua seksi dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai. Pelaksanaan Renstra diharapkan berkontribusi pada pencapaian RPJMN dan Visi Misi Presiden. Hal ini dimungkinkan karena program dan kegiatan dalam Renstra Balai POM di Manokwari 2015-2019 ini telah dilengkapi dengan target outcome dan output yang akan dipantau dan dievaluasi secara
berkala
setiap
tahun,
pada
pertengahan
periode
Rencana
Strategis/RPJMN sebagai midterm review, maupun pada akhir RPJMN sebagai impact assessment. Evaluasi Renstra yang dilaksanakan setiap tahun didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan
dikoordinasikan
oleh
Rencana Kementerian
Pembangunan
Nasional
Perencanaan
yang
Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan nasional (BAPPENAS). Selain Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 57 of 58
sebagai bahan evaluasi seperti tersebut di atas, Renstra juga menjadi pedoman untuk penyusunan Laporan Kinerja Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan Peraturan Presiden tentang Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dengan demikian, hasil pelaksanaan Renstra Balai POM di Manokwari Tahun 2015-2019 dapat memberikan kontribusi terhadap visi, misi dan program kerja Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Periode 2015 - 2019
Page 58 of 58
LAMPIRAN 1. CONTOH LOGICAL FRAMEWORK RENSTRA BALAI BESAR/BALAI POM
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan Balai BPOM
SP
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan Balai BPOM
SK
2. Meningkat nya kualitas sarana produksi yang memenuhi standard
SS
1. Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat dan makanan yang beredar
IKK
1.1.Jumlah sample yang diuji menggunakan parameter kritis
1.2. Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (Instalasi Farmasi Kabupaten)
2.1. Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan
3. Meningkat nya kualitas sarana distribusi yang memenuhi standard
4. Meningkatnya hasil tindaklanjut penyidikan terhadap Pelanggaran Obat dan Makanan
3.1. Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan
5. Meningkat nya kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi
4.1.Jumlah Perkara di bidang obat dan makanan
5.1.Jumlah layanan Publik BB/BPOM
5.2. Jumlah Komunitas yang diberdayakan
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Terkait Pengawasan Obat dan Makanan
6.1. Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar
7. Penyusunan Perencanaan, Penganggaran, Keuangan dan Evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
7.1.Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Balai POM di Manokwari Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Target Lokasi
Baseline
Provinsi Papua Barat
Alokasi (dalam Miliar rupiah)
2015
2016
2017
2018
2019
97.00
97.27
98.13
98.34
98.50
98.74
87.14
88.31
91.96
92.85
93.57
93.84
98.00
98.18
98.75
98.88
99.00
99.20
Provinsi Papua Barat
90.00
93.93
95.83
96.29
96.67
97.00
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat Provinsi Papua Barat
97.00
97.57
98.33
98.51
98.67
98.80
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Menguatnya sistem pengawasan Obat SS 1 dan Makanan 1.1. Persentase obat yang memenuhi syarat
Persentase obat Tradisional yang memenuhi Provinsi Papua Barat syarat Persentase Kosmetik yang memenuhi 1.3. Provinsi Papua Barat syarat 1.2.
1.4.
Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat
Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam SS 2 mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan 2.1 Tingkat Kepuasan Masyarakat
Provinsi Papua Barat
N/A
80.00
85.00
90.00
95.00
100.00
Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan 2.2 Obat dan Makanan dengan memberikan Provinsi Papua Barat alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
2.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
SS 3
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BPOM
3.1 Nilai SAKIP BBPOM/BPOM dari Badan POM Provinsi Papua Barat
CC
B
B
B
A
A
Provinsi Papua Barat
97.00
97.27
98.13
98.34
98.50
98.74
1.2.
Persentase obat Tradisional yang memenuhi Provinsi Papua Barat syarat
87.14
88.31
91.96
92.85
93.57
93.84
1.3.
Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat
Provinsi Papua Barat
98.00
98.18
98.75
98.88
99.00
99.20
1.4.
Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat
Provinsi Papua Barat
90.00
93.93
95.83
96.29
96.67
97.00
1.5. Persentase makanan yang memenuhi syarat Provinsi Papua Barat
97.00
97.57
98.33
98.51
98.67
98.80
2015
2016
2017
2018
2019
2.541
3.912
5.053
6.461
7.762
1.170
1.490
1.880
2.352
2.925
4.612
5.734
7.104
8.353
10.280
2.541
3.912
5.053
6.461
7.762
Program Pengawasan Obat dan Makanan SP 1
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
1.1. Persentase obat yang memenuhi syarat
Unit Organisasi Pelaksana
K/L-N-B-NSBS
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Target Lokasi
Baseline
2015
2016
2017
Alokasi (dalam Miliar rupiah) 2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
1.170
1.490
1.880
2.352
2.925
4.612
5.734
7.104
8.353
10.280
8.323
11.136
14.036
17.167
20.967
Unit Organisasi Pelaksana
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam SP 2 mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan 2.1 Tingkat Kepuasan Masyarakat
Provinsi Papua Barat
N/A
80.00
85.00
90.00
95.00
100.00
Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan 2.2 Obat dan Makanan dengan memberikan Provinsi Papua Barat alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
2.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
SP 3
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BPOM
0
Nilai SAKIP BPOM dari Badan POM
Provinsi Papua Barat
CC
B
B
B
A
A
Kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan di Balai POM Manokwari Meningkatnya kinerja pengawasan obat dan makanan di seluruh Indonesia Jumlah sampel yang diuji menggunakan 1 Provinsi Papua Barat parameter kritis Pemenuhan target sampling produk Obat di 2 Provinsi Papua Barat sektor publik (IFK) Persentase cakupan pengawasan sarana 3 produksi Obat dan Makanan Provinsi Papua Barat
500
550
800
900
1000
1000
1.065
1.781
2.305
2.945
3.387
100
100
100
100
100
100
0.557
0.932
1.205
1.540
1.771
100
100
100
100
100
100
0.049
0.056
0.065
0.075
0.086
14.90
15.00
16.25
17.50
19.00
22.00
0.563
0.701
0.869
1.085
1.444
4
Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan
5
Jumlah Perkara di bidang obat dan makanan Provinsi Papua Barat
3
4
5
6
7
8
0.307
0.441
0.609
0.817
1.074
6
Jumlah layanan publik BB/BPOM
Provinsi Papua Barat
20
25
30
35
40
45
0.628
0.867
1.163
1.528
1.977
7
Jumlah Komunitas yang diberdayakan
Provinsi Papua Barat
3
6
9
12
15
18
0.542
0.623
0.717
0.824
0.948
Provinsi Papua Barat
51
65
75
80
85
90
3.291
4.367
5.357
6.545
7.970
Provinsi Papua Barat
8
10
9
10
9
10
1.321
1.367
1.747
1.808
2.310
8 9
Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
Provinsi Papua Barat
Manokwari, 05 Maret 2015 Kepala Balai POM di Manokwari,
Drs. Bosar M. Pardede., Apt, M.Si NIP. 19600614 198803 1 003
K/L-N-B-NSBS
LAMPIRAN MATRIK KAMUS INDIKATOR RENSTRA BPOM 2015-2019 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM)
INDIKATOR
KONSEP DAN DEFINISI
Up Date 05 MAR 2015 SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN (BASELINE 2014) DATA
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA (REALISASI)
METODE PERHITUNGAN
TERCANTUM PADA RENSTRA KL (YA/TIDAK)
PENANGGUNG JAWAB
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 1
Persentase obat yang a. obat yang mendapatkan NIE dari Badan POM. memenuhi syarat b. Yang dimaksud dengan obat adalah obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika (tidak termasuk OT) c. obat Memenuhi Syarat (MS) ditetapkan melalui uji laboratorium. d. Kategori obat yang disampling sesuai dengan pedoman sampling Obat dan Makanan. e. Jumlah produk obat TMS dihitung berdasarkan satuan bets
2
Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat
a. Obat Tradisional yang mendapatkan NIE dari Badan POM. b. Obat Tradisional (OT) yang memenuhi syarat ditetapkan melalui pengujian laboratorium. c. Kategori Obat Tradisional yang diuji sesuai dengan pedoman sampling Obat dan Makanan.
3
Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat
a. Kosmetik yang mendapatkan notifikasi dari BPOM b. Kosmetik yang memenuhi syarat ditetapkan melalui pengujian laboratorium. c. Kategori kosmetik yang diuji sesuai dengan pedoman sampling Obat dan Makanan.
4
Persentase Suplemen a. Suplemen Kesehatan (SK) yang mendapatkan NIE dari BPOM. kesehatan yang memenuhi syarat b.Suplemen Kesehatan (SK) yang memenuhi syarat ditetapkan melalui pengujian laboratorium. c. Kategori suplemen kesehatan yang diuji sesuai dengan pedoman sampling Obat dan Makanan.
SBD 2012 terkoreksi dengan survei produk beredar
Untuk pengumpulan data capaian: - Laporan Hasil Uji (LHU) Balai - Survei produk beredar Untuk tahun berjalan apabila pengumpulan dilakukan data baseline: - Sampel yang tidak diuji - Survey Lanjutan dengan parameter uji kritis Baseline Data tidak dihitung sebagai data (SBD) - Untuk parameter yang - Survei produk tidak mampu diuji harus beredar diuji rujuk - sampel lain-lain harus berdasarkan kajian risiko Obat: 20% sampel. Dari 20% tersebut maks. 2% untuk sampel obat lain-lain
Setiap triwulan dan akhir tahun anggaran
Laporan Kinerja Untuk pengumpulan data Dit. Insert OT Kos capaian: PK 2014 - Laporan Hasil Uji (LHU) Balai - Sampel yang tidak diuji dengan parameter uji kritis tidak dihitung sebagai data - Untuk parameter yang tidak mampu diuji harus diuji rujuk
Setiap triwulan dan akhir tahun anggaran.
Laporan Kinerja Untuk pengumpulan data Dit. Insert OT Kos capaian: PK 2014 - Laporan Hasil Uji (LHU) Balai - Sampel yang tidak diuji dengan parameter uji kritis tidak dihitung sebagai data - Untuk parameter yang tidak mampu diuji harus diuji rujuk
Setiap triwulan dan akhir tahun anggaran.
Laporan Kinerja Untuk pengumpulan data Dit. Insert OT Kos capaian: PK 2014 - Laporan Hasil Uji (LHU) Balai - Sampel yang tidak diuji dengan parameter uji kritis tidak dihitung sebagai data - Untuk parameter yang tidak mampu diuji harus diuji rujuk
Setiap triwulan dan akhir tahun anggaran
II.L.063.1
Untuk survei produk beredar dilakukan setiap 2 tahun
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝑴𝑺 =
𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝑴𝑺 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝐗𝟏𝟎𝟎% 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏
Ya. Indikator Sasaran Program pada Matriks Renstra BPOM.
Untuk survei produk beredar dilakukan oleh Kedeputian I
Selain itu sebagai verifikasi juga dilakukan survei lanjutan SBD tahun 2017
Selain itu sebagai verifikasi juga dilakukan survei lanjutan SBDtahun 2017
Selain itu sebagai verifikasi juga dilakukan survei lanjutan SBD tahun 2017
Selain itu sebagai verifikasi juga dilakukan survei lanjutan SBD tahun 2017
Untuk pengumpulan data tiap tahun dilakukan oleh Kedeputian I dan 33 BB/BPOM
Untuk survei lanjutan SBD dilakukan oleh PROM
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑶𝑻 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊 𝒔𝒚𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑶𝑻 𝑴𝑺 = 𝐗𝟏𝟎𝟎% 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑶𝑻 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 (𝒏)
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒐𝒔𝒎𝒆𝒕𝒊𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊 𝒔𝒚𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑲𝒐𝒔 𝑴𝑺 = 𝐗𝟏𝟎𝟎% 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒐𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 (𝒏)
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝑲 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊 𝒔𝒚𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑺𝑲 𝑴𝑺 = 𝐗𝟏𝟎𝟎% 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝑲 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 (𝒏)
Ya. Indikator Sasaran Program pada Matriks Renstra BPOM.
Kedeputian II dan 33 BB/BPOM Untuk survei lanjutan SBD dilakukan oleh PROM
Ya. Indikator Sasaran Program pada Matriks Renstra BPOM.
Kedeputian II dan 33 BB/BPOM
Ya. Indikator Sasaran Program pada Matriks Renstra BPOM.
Kedeputian II dan 33 BB/BPOM Untuk survei lanjutan SBD dilakukan oleh PROM
INDIKATOR
5
Persentase makanan yang memenuhi syarat
KONSEP DAN DEFINISI
a. Makanan adalah pangan olahan yang mendapatkan NIE dari Badan POM. b. Makanan MS ditetapkan melalui uji laboratorium.
SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN (BASELINE 2014) DATA Laporan Kinerja Dit. Insert Pangan 2014
c. Kategori pangan yang diuji sesuai dengan pedoman sampling Obat dan Makanan.
6
Tingkat Kepuasan Masyarakat
a.Tingkat Kepuasan Masyarakat adalah tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan yang diperoleh dari hasil survei Kepuasan Masyarakat.
Untuk pengumpulan data capaian: - Laporan Hasil Uji (LHU) Balai - Sampel yang tidak diuji dengan parameter uji kritis tidak dihitung sebagai data - Untuk parameter yang tidak mampu diuji harus diuji rujuk
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA (REALISASI) Setiap triwulan dan akhir tahun anggaran.
METODE PERHITUNGAN
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 𝑴𝑺 =
Selain itu sebagai verifikasi juga dilakukan survei lanjutan SBD tahun 2017
𝑴𝒂𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑴𝑺 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝐗𝟏𝟎𝟎% 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏
Ya. Indikator Sasaran Program pada Matriks Renstra BPOM.
Kedeputian III dan 33 BB/BPOM
satu kali setahun
Hasil Survei lapangan
Ya. Indikator Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan pada Matriks Rancangan Renstra Balai
Balai
N/A
Pengisian matriks pemantauan pengalokasian anggaran Pemda untuk Pengawasan Obat dan Makanan
Setiap tahun
Dihitung dari hasil rekapitulasi matriks pemantauan pengalokasian anggaran Pemda untuk Pengawasan Obat dan Makanan
Ya. Indikator Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
Balai
Laporan Hasil Evaluasi APIP Badan POM
Laporan Kinerja Balai
Setiap tahun
Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Balai yang dilakukan oleh APIP Badan POM
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra Balai.
Balai
Laporan Hasil Uji (LHU) Balai
Laporan Hasil Uji (LHU) Balai
Setiap triwulan dan akhir tahun.
Jumlah sampel yang diuji menggunakan parameter kritis
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
a.Diukur berdasarkan jumlah sampel yang diambil pada IFK (termasuk gudang obat KB) Laporan Hasil Uji dibandingkan dengan target sampel yang harus disampling di IFK (termasuk gudang obat KB) (LHU) Balai di masing-masing balai.
Laporan Hasil Uji (LHU) Balai
Setiap triwulan dan akhir tahun.
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
c. Target dinyatakan dalam angka Jumlah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
PENANGGUNG JAWAB
Laporan Survei Survei lapangan Kepuasan Masyarakat 2014
b. Tata cara pelaksanaan survei mengacu pada pedoman yang disiapkan Inspektorat BPOM mengacu pada pedoman terkini (Saat ini PermenPAN No. 16 tahun 2014)
7
TERCANTUM PADA RENSTRA KL (YA/TIDAK)
Provinsi adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia yang dipimpin oleh Gubernur Kabupaten/ Kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi yang dipimpin oleh Bupati/ Kota. Komitmen untuk pelaksanaan adalah perjanjian (keterikatan) Kota/ Kabupaten untuk melakukan pelaksanaan pengawasan obat, kosmetik, obat tradisional, pangan dan bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan, baik yang dilakukan secara mandiri dan atau terpadu melalui pengawasan/ pemeriksaan, advokasi/ penyuluhan, pembentukan tim terpadu, pertemuan dan kegiatan lainnya yang dapat memperkuat pengawasan. Alokasi anggaran adalah alokasi anggaran daeran baik yang berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota dan lain-lain sumber pendapatan yang sah dan tidak mengikat, yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
8
Nilai SAKIP BPOM
Nilai SAKIP diukur berdasarkan hasil penilaian SAKIP yang dilakukan oleh APIP Badan POM
Pengawasan Obat dan Makanan di 33 Balai Besar/Balai POM 1
Jumlah sampel yang diuji menggunakan parameter kritis
a. Parameter kritis adalah parameter uji yang bersifat sebagai penentu terhadap jaminan keamanan, manfaat, dan mutu produk yang diuji b. Parameter kritis ditetapkan dalam pedoman sampling Obat dan Makanan (juga menjelaskan "penentu" terhadap jaminan keamanan, manfaat, dan mutu produk yang diuji)
2
Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (Instalasi Farmasi Kabupaten)
b. Target sampel yang harus disampling di sarana sektor publik untuk masing-masing balai ditetapkan dalam Pedoman Sampling.
Rencana sampling produk Obat di IFK (termasuk gudang obat KB) di masing-masing balai disampaikan ke Dit. Pengawasan Produksi PT PKRT
II.L.063.2
Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (IFK)
=
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑰𝑭𝑲 𝒅𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒍𝒐𝒌𝒐𝒏 𝑲𝑩 X 100% 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝑰𝑭𝑲 𝒅𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒍𝒐𝒌𝒐𝒏 𝑲𝑩 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈−𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒍𝒂𝒊
INDIKATOR
3
4
KONSEP DAN DEFINISI
SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN (BASELINE 2014) DATA
Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan
a. Sarana produksi Obat dan Makanan adalah jumlah sarana industri Farmasi, Industri Rokok, Industri Obat Tradisional (IOT), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Industri Kosmetika, Industri Pangan olahan MD, dan Industri Rumah Tangga Pangan. b. Sarana produksi yang diperiksa setiap tahun ditetapkan berdasarkan kriteria Pedoman Pengawasan Sarana Produksi Obat dan Makanan. c. Cakupan pengawasan sarana produksi pertahun dihitung dari jumlah sarana produksi yang diperiksa dibandingkan dengan jumlah sarana produksi yang ada di wilayah tersebut d. Untuk penetapan target sarana produksi pangan MD dan IRTP yang diperiksa mengikuti ketentuan: - untuk balai yang memiliki sarana produksi MD <51, target sarana produksi pangan MD diperiksa sebesar 100%, sisa target pemeriksaan diambil dari sarana produksi IRTP - untuk balai yang memiliki sarana produksi MD 51-100, target sarana produksi pangan MD diperiksa sebesar 90%, sisa target pemeriksaan diambil dari sarana produksi IRTP - untuk balai yang memiliki sarana produksi MD 101-150, target sarana produksi pangan MD diperiksa sebesar 80%, sisa target pemeriksaan diambil dari sarana produksi IRTP - untuk balai yang memiliki sarana produksi MD >150, target sarana produksi pangan MD diperiksa sebesar 70%, sisa target pemeriksaan diambil dari sarana produksi IRTP
Laporan SIPT
Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan
a. Sarana Distribusi Obat dan Makanan terdiri atas: Jumlah sarana distribusi Obat (PBF dan Instalasi Farmasi Pemerintah) dan sarana Pelayanan Kesehatan (Apotek, Toko Obat Berizin, Klinik, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas), klinik kecantikan, spa, salon, pengobat tradisional, toko jamu, depot jamu, stokis MLM, Toko Modern (Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket), Toko Grosir, Toko Tradisional (Toko P & D dan Kios), Importir (termasuk importir terdaftar bahan berbahaya), distributor dan pengecer yang memiliki SIUP-B2, baik perusahaan induk maupun perusahaan cabang.
Laporan SIPT
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA (REALISASI)
a. Database jumlah sarana triwulanan dan Industri Farmasi dari Ditwas setiap akhir tahun Produksi PT dan PKRT. b. Database jumlah Industri Obat Tradisional (IOT), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Industri Kosmetika,dari Dit Penilaian OT, SM, dan Kos. c. Database jumlah sarana produksi Rokok dari Dit. Was NAPZA d. Database jumlah Industri pangan Olahan dari Dit. Insert Pangan. e. Database IRTP tiap balai diperoleh dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. f. Pengumpulan data kinerja diperoleh dari Laporan berkala Balai melalui SIPT.
a. Pengumpulan database triwulanan dan sarana distribusi tiap balai setiap akhir tahun diperoleh dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) atau Dinas Terkait. b. Pengumpulan data kinerja diperoleh dari Laporan berkala Balai melalui SIPT.
b. Sarana yang diperiksa setiap tahun ditetapkan berdasarkan kriteria Pedoman Pengawasan Sarana Distribusi Obat dan Makanan serta Pedoman Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. c. Jumlah Sarana distribusi yang diperiksa adalah sarana distribusi yang diperiksa dalam rangka pemeriksaan rutin.
II.L.063.3
METODE PERHITUNGAN
Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan
Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan
=
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂 X 100% 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊𝒃𝒖𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂
= 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊𝒃𝒖𝒔𝒊 𝑶𝒃𝒂𝒕 X 100% 𝒅𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏
TERCANTUM PADA RENSTRA KL (YA/TIDAK)
PENANGGUNG JAWAB
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
INDIKATOR
KONSEP DAN DEFINISI
5
Jumlah perkara di bidang obat dan makanan
6
Persentase pemenuhan a. Standar yang dimaksud adalah standar sarana prasarana kerja dan standar alat laboratorium Laporan BMN sarana prasarana sesuai (sesuai GLP) Akhir Tahun dan standar b. Pemenuhan sarana dan prasarana kerja dihitung dari sarana dan prasarana kerja yang LAPTAH PPOMN dimiliki sesuai laporan BMN dalam keadaan baik dan rusak ringan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. c. Standar Sarana dan Prasarana kerja meliputi standar Luas bangunan, Meubelair, dan Alat Pengolah Data (APD) d. Untuk meubelair dihitung dari inventarisasi pemenuhan kursi dan meja e. Pemenuhan standar alat laboratorium dihitung dari jumlah dan jenis alat laboratorium utama sesuai Keputusan Kepala BPOM No.04.1.71.07.14.4437 Tahun 2014 tentang Standar Minimal Peralatan Laboratorium Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM yang telah ditetapkan untuk masing-masing balai.
a. Untuk pemenuhan sarana prasarana kerja dari Laporan BMN per SATKER dari hasil Rekonsiliasi dengan KPKNL
Jumlah layanan publik BB/BPOM
a. Untuk Layanan Informasi dan pengaduan dari Laporan Rekapitulasi Hasil Pelaksaan Kegiatan (RHPK) balai
7
a. Perkara adalah kasus yang ditindaklanjuti secara pro justitia berdasarkan hasil gelar kasus. b. Jumlah perkara yang dihitung adalah perkara yang telah diterbitkan SPDP-nya kepada Kejaksaan melalui Korwas PPNS
SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN (BASELINE 2014) DATA
a. Layanan publik terdiri dari Layanan informasi, Layanan Sertifikasi, dan layanan pengujian pihak ketiga
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA (REALISASI)
LAPTAH Balai dan Jumlah Surat Pemberitahuan setiap tahun PUSDIK 2014 Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang telah diterbitkan
N/A
b. Layanan Informasi diukur berdasarkan jenis dan frekuensi layanan informasi dan tindaklanjut pengaduan yang dilakukan oleh Balai Besar/Balai POM baik penyuluhan langsung atau melalui media cetak/elektronik.
METODE PERHITUNGAN
Diukur berdasarkan jumlah perkara yang ditangani dan telah diterbitkan SPDP
Setiap tahun a. Persentase pemenuhan sarana prasarana kerja (X1)
b. Untuk pemenuhan alat laboratorium dari Laporan BB/BPOM
b. Persentase pemenuhan alat laboratorium (X2)
c. Persentase pemenuhan sarana prasarana balai
=
𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 X 100% 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏
TERCANTUM PADA RENSTRA KL (YA/TIDAK)
PENANGGUNG JAWAB
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
𝑨𝒍𝒂𝒕 𝒍𝒂𝒃𝒐𝒓𝒂𝒕𝒐𝒓𝒊𝒖𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊
= 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 X 100%
=
𝑿𝟏+𝑿𝟐 𝟐
Triwulan dan setiap akhir tahun
Jumlah layanan publik BB/BPOM
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
Triwulan dan setiap akhir tahun
Dihitung dari jumlah kumulatif komunitas yang diberdayakan.
Ya. Indikator Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
diukur berdasarkan jumlah dokumen yang dihasilkan dan dilaporkan Ya. Indikator Balai Sasaran Kegiatan pada Matriks Renstra BPOM.
BB/BPOM
b. Untuk layanan sertifikasi dari Laporan Rekapitulasi Hasil Pelaksaan Kegiatan (RHPK) balai
c. Jenis layanan Informasi antara lain: Talkshow, Pameran, Penyuluhan, Bimtek, Iklan layanan masyarakat, layanan informasi, tindaklanjut pengaduan, BB/BPOM sebagai Narasumber, d. Untuk Talkshow, Pameran, Penyuluhan, Bimtek, Iklan layanan masyarakat, layanan informasi targetnya frekuensi Untuk tindaklanjut pengaduan targetnya jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti e. Layanan Sertifikasi dihitung dari rekomendasi/surat hasil audit yang dikeluarkan atas permintaan pelaku usaha industri pangan MD; audit sertifikasi dalam rangka rekomendasi halal, pemenuhan pendirian PBF, IKOT, UMOT, Kosmetik; SKI/SKE yang diterbitkan 8
f. Layanan pengujian sampel pihak dihitung dari Laporan Hasildasar/kelurahan/pasar Uji sampel pihak ketiga Jumlah Komunitas yang a. Komunitas adalah gabungan dariketiga kelompok orang di desa/sekolah diberdayakan yang diberdayakan Program Pengawasan Obat dan Makanan. b. Satu desa/sekolah dasar/kelurahan/pasar dihitung sebagai satu komunitas c. Jenis pemberdayaan diatur dalam Pedoman/Juknis terkait.
- Untuk komunitas pasar dari Laporan kinerja Dit. Was Produk dan BB 2014 dan Lap. Kin Dit. SPKP Tahun 2014
Ctt: Untuk komunitas pasar: - Target komunitas pasar (Kumulatif) : 2016 (108); 2017 (139) ; 2018 (170); 2019 (201) - Baseline 2013 (62); 2014 (77); 2015 (77) - Target komunitas desa kumulatif
- Untuk komunitas pasar dari laporan pelaksanaan program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya setiap balai dan Laporan kinerja Dit. Was Produk dan BB
Target komunitas kumulatif dari tahun sebelumya.
- Untuk komunitas desa aman dari Laporan Kinerja Balai dan Dit. SPKP - Untuk Komunitas lainnya dari Laporan Kinerja Balai
9
Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu
Dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dihasilkan dan harus dilaporkan Balai, meliputi dokumen berikut: - Renstra/review renstra,*) - Perjanjian Kinerja tahun berjalan (n), - RKAKL/DIPA tahun n+1 - Laporan Kinerja tahun n-1, - Laporan triwulanan I - Laporan triwulanan II - Laporan triwulanan III - Laptah tahun n-1, - Laporan keuangan tahun n-1, - Laporan Keuangan Semester 1 tahun n,
Laporan Kinerja Balai 2014
Laporan Kinerja
Ket: *) hanya menjadi target pada tahun 2015, 2017, dan 2019 Renstra: 2015 Review Renstra: 2017 dan 2019
II.L.063.4
triwulanan dan setiap akhir tahun