Peran Perawat Maternitas dalam Pencapaian Tujuan MDGs (Millenium Development Goals) Tahun 2015
Siti Saidah Nasution Abstrak Pencapaian tujuan dalam MDGs tahun 2015 akan terwujud apabila ada rasa tanggung jawab dan kerjasama semua pihak. Sosialisasi program kepada berbagai bidang/profesi dan seluruh masyarakat merupakan langkah awal yang sangat penting. Petugas kesehatan yang terdiri dari beberapa profesi seperti perawat, khususnya perawat perawat Maternitas merupakan profesi yang akan terlibat langsung dalam intervensi percepatan pencapaian tujuan MDGs dalam bidang kesehatan terutama tujuan MDGs 4, 5 dan 6. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sampai saat ini masih lebih tinggi bila dibanding dengan negara-negara ASEAN lainnya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya AKI dan AKB diatas, umumnya berkaitan dengan persepsi dan perilaku ibu serta kurangnya informasi kesehatan yang diterima , seperti perawatan ibu hamil, bersalin, post partum dan perawatan bayi baru lahir. Optimalisasi peran dan fungis perawat maternitas dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan dan pelayanan profesional yang berkwalitas difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu dan keluarga selama proses konsepsi, kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir. Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan peran dan fungsi keperawatan maternitas, bersifat holistic, menghargai pasien, meningkatkan kemandirian, pemanfaatan sumber daya, pelibatan keluarga /FCMC dengan menghargai system nilai yang dianut, penyuluhan/konseling kesehatan sebagai upaya preventif dan promotif. Ilmu dan kiat keperawatan harus dikuasai dan diterapkan dalam berbagai bentuk keterampilan serta strategi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kata Kunci : Perawat Maternitas, AKI, AKB, MDGs
1
ii
a. Pendahuluan. Kesejahteraan suatu negara secara umum akan terlihat dari status kesehatan penduduk. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan rakyat, diantaranya dengan menyetujui komitmen Internasional yaitu pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Pencapaian tujuan
MDGs menjadi salah satu
prioritas utama berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Kemampuan untuk mencapai tujuan dan target dalam MDGs, khususnya dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tantangan besar bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena hal ini merupakan faktor yang dapat menentukan standar kualitas kesejahteraan bangsa, walaupun secara tidak langsung akan dipengaruhi oleh faktor yang lain. Saat ini AKI dan AKB di Indonesia masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Tahun 2007 AKB secara nasioanl sekitar 34/1.000 kelahiran hidup, kondisi ini masih jauh dari target MDGs yang sudah harus dicapai pada tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup dan AKI adalah 103 per 100 ribu kelahiran. Kondisi saat ini AKI di Indonesia yaitu sebesar 228 per 100 ribu kelahiran. AKI dan AKB di setiap propinsi bervariasi yaitu berkisar antara 32-33/1000 kelahiran hidup, namun kondisi di Propinsi Sumatera Utara masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan beberapa propinsi lain khususnya di kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang tergolong tinggi, khususnya AKB sekitar 41,50/1000 kelahiran hidup. Pencapaian tujuan dalam MDGs akan terwujud apabila ada rasa tanggung jawab dan kerjasama semua fihak dari lintas sektoral maupun lintas bidang antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, profesi, fihak swasta serta peningkatan peran aktif masyarakat. Sosialisasi program kepada berbagai bidang/profesi dan seluruh masyarakat merupakan langkah awal yang sangat penting. Petugas kesehatan yang terdiri dari beberapa profesi seperti dokter, perawat, bidan, farmasi, ahli gizi dll, harus memahami peran masing-masing 2
dan mempunyai persepsi yang sama tentang program dan pencapaian tujuan. Profesi Perawat khususnya perawat Maternitas merupakan profesi yang akan terlibat langsung dalam intervensi percepatan pencapaian tujuan MDGs dalam bidang kesehatan terutama tujuan MDGs 4, 5 dan 6. Optimalisasi peran dan fungis perawat maternitas merupakan suatu intervensi yang dapat mempercepat pencapaian tujuan MDGs. Secara umum implementasi yang diterapkan dalam asuhan keperawatan maternitas merupakan pelayanan profesional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu dan keluarga selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir. Bedasarkan hal ini ilmu dan kiat keperawatan harus dikuasai dan harus diterapkan dalam berbagai bentuk keterampilan serta strategi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam keperawatan maternitas.
b. Keperawatan Maternitas Perawat merupakan suatu profesi dan merupakan bagian dari petugas kesehatan yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan di masyarakat. Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Banyak jenis pelayanan keperawatan salah satunya adalah keperawatan maternitas, yaitu pelayanan keperawatan profesional yang berkwalitas difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan (Reeder, 1997). Pelayanan diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan adaptasi fisik maupun psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan dalam konteks keluarga, bertujuan untuk persiapan persalinan serta kualitas pelayanan kesehatan yang difokuskan pada bio psiko sosial dari klien dan keluarga serta bayi baru lahir ( May&Mahl Meister, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
3
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal (Auvenshine & Enriquez, 1990).
Tujuan keperawatan maternitas adalah: 1. Membantu wanita usia subur dan keluarga dalam menghadapi masalah reproduksi dan kehamilan. 2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, dan nifas adalah sesuatu yang normal. 3. Memberikan dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah pengalaman positif & menyenangkan. 4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini. 5. Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua. 6. Memahami keadaan sosian dan ekonomi ibu serta keluarga.
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional sesuai dengan peran dan fungsinya. Apabila dibahas lebih lanjut, peran didefinisikan sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Maka, peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997) adalah : 1. Pelaksana 2. Pendidik 3. Konselor 4. Role model bagi para ibu 5. Role model bagi teman sejawat 6. Perumus masalah 7. Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen (1993): 1. Memberi pelayanan 2. Advocate 3. Pendidik 4
4. Change Agent 5. Political Activist 6. Peneliti Berdasarkan beberapa konsep terkait diatas dan beberapa peran yang harus dilaksanakan, maka seorang perawat maternitas merupakan bagian dari profesi yang sangat menentukan dalam pencapaian program pemerintah saat ini (MDGs).
c. MDGs Millennium Development Goals (MDGs). MDGs merupakan suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kehidupan ummat manusia di dunia, agar lebih sejahtera dan berkualitas. Para pemimpin dunia mengadakan pertemuan pada tahun 2000 di New York dengan menetapkan satu komitmen bersama yaitu mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Kesepakatan ini dideklarasikan sebagai “Deklarasi Millennium” yang ditetapkan sebagai komitmen bersama. Deklarasi ini diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala negara termasuk pemerintah Indonesia. Komitmen yang telah ditetapkan ini diterjemahkan sebagai pencapaian beberapa tujuan serta target yang harus dicapai dan dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Beberapa komitmen dalam Deklarasi Milennium, diterjemahkan sebagai pencapaian beberapa tujuan serta target yang harus dicapai oleh beberapa negara di dunia pada tahun 2015, dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs) . Secara umum tujuan dan target MDGs tahun 2015 adalah sbb : Tujuan 1 : Memberantas kemiskinan dan kelaparan. Target 1 : Proporsi penduduk miskin turun 50 % antara tahun 1990-2015 Target 2 : Proporsi penduduk yang menderita kelaparan turun 50% tahun. Tujuan 2 : Mencapai pendidikan dasar universal untuk semua Target 3 : Anak laki-laki dan perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar 100% pada tahun 2015. Tujuan 3 : Meningkatkan kesetaraan jender, memberdayakan perempuan Target 4 : Ketimpangan gender pada pendidikan dasar 0% tahun 2015 Ketimpangan gender semua jenjang pendidikan 0% tahun 2015. Tujuan 4: Menurunkan angka kematian anak. Target 5 : Angka kematian balita turun 2/3 antara tahun 1990-2015. Tujuan 5: Meningkatkan kesehatan ibu. 5
Target 6 : Angka kematian ibu turun 3/4 antara tahun 1990-2015.
Tujuan 6: Memerangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit lainnya. Target 7 : Mengendalikan penyebaran HIV AIDS Jumlah kasus HIV/AIDS baru turun pada tahun 2015 Target 8 : Mengendalikan penyakit malaria Jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya turun tahun 2015. Target 9: Memadukan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional Tujuan 7: Menjamin kelestarian lingkungan. Target 10 : - Mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang. - Proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum turun 50 % pada tahun 2015. - Proporsi penduduk tanpa akses fasilitas sanitasi dasar turun 50% pada tahun 2015. Target 11 : Perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020. Tujuan 8: Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan. Terjaminnya/meningkatnya sumber daya untuk mendukung pencapaian target MDGs. MDGs menjadi salah satu acuan dalam pembangunan nasional, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pemantauan dan evaluasi. Upaya percepatan pencapaian target MDGs menjadi prioritas pemerintah yang memerlukan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Di tingkat nasional, target MDGs telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dalam bentuk program, indikator maupun target yang terukur serta indikasi dukungan pembiayaannya. Tujuan dan target dalam MDGs banyak yang terkait dalam program kesehatan, yang di dalamnya berkaitan dengan keperawatan sebagai bagian dari petugas kesehatan, khususnya keperawatan maternitas.
d. Peran Perawat Maternitas dalam Pencapaian MDGs. 6
Peran perawat dalam pencapaian program MDGs erat kaitannya dengan peran sebagai change agent. Change Agent yaitu seorang profesional yang mempengaruhi keputusan pembaharuan perubahan perilaku dalam suatu arah pertimbangan yang sangat diinginkan dalam organisasi baik secara individu maupun masyarakat luas. Berkaitan dengan hal ini seorang perawat harus mampu
menjadi
individu
yang
motivatif,
berinisiatif
dan
mampu
melaksanakan perubahan dalam mencapai sesuatu yang lebih baik. Apabila ditinjau lebih lanjut peran perawat dalam pencapaian MDGs merupakan peran yang sangat menentukan dan perlu dipertimbangkan khususnya pada tujuan 4, 5 dan 6, dengan target menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka kematian ibu, pemberantasan penyakit menular HIV/AIDS dan lainnya yang akan saling mempengaruhi. Peran ini dapat terlaksana dengan optimal apabila : perawat menyadari akan peran dan fungsi yang harus dilakukan, menguasai bidang keilmuan, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan technologi. Kebijakan pemerintah yang terkait lansung dengan keperawatan dalam percepatan pencapaian target MDGs adalah : 1. Kebijakan dan strategi penurunan kemiskinan dan kelaparan, khususnya dalam penurunan prevalensi kekurangan gizi pada bayi dan balita. Secara umum tujuannya adalah perbaikan status gizi masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi, balita maupun anak. Intervensi yang dilakukan adalah, dengan meningkatkan: - Asupan zat gizi makro, (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (kapsul Vitamin A, zat besi (Fe), garam beryodium, dan zat gizi mikro lainnya) untuk memenuhi angka kecukupan gizi - Survailans pangan dan gizi - Pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dan penerapan gizi seimbang - Pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan - Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai dari bayi usia 6−24 bulan dan makanan bagi ibu hamil KEK - Pemantauan pertumbuhan bayi dengan prioritas usia dua tahun pertama - Kegiatan gizi berbasis masyarakat melalui posyandu dan keluarga sadar gizi - Fortifikasi - Pemberian makanan pemulihan balita gizi-kurang 7
- Penanggulangan gizi darurat - Tatalaksana penanganan gizi buruk anak balita (0−59 bulan); dan - Peningkatan jumlah, kualitas, dan penyebaran tenaga gizi.
2. Kebijakan Peningkatan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Khususnya pada tujuan 3, yang diarahkan pada: - Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, melalui harmonisasi peraturan perundangan dan pelaksanaannya di semua tingkat pemerintahan,dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan - Perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, melalui upayaupaya pencegahan, pelayanan, dan pemberdayaan. - Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan melalui penerapan strategi PUG, termasuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran di seluruh kementerian dan lembaga. Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, maka strategi untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam bidang bidang pendidikan, pekerjaan, tenaga kerja dan akses dalam pelayanan kesehatan yaitu: terkait dalam bidang kesehatan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam keperawatan maternitas berhubungan dengan reproduksi adalah : a. Persamaan persepsi dalam peran dan fungsi masing-masing dalam memberikan pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat, termasuk dalam menghadapi masalah kehamilan, melahirkan, nifas, menyusui, program KB, dll. b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan dalam rangka mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antar wilayah, gender, dan antar tingkat sosial ekonomi masayarakat. c. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan non formal yang responsif gender. d. Pengutamaan penegakan hukum untuk memastikan bahwa laki-laki dan perempuan mampu berpartisipasi tanpa diskriminasi dalam angkatan kerja 3. Kebijakan dan Strategi Penurunan Kematian Anak, Tujuan 4, dengan cara : - Peningkatan cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani - Peningkatan cakupan kunjungan bayi - Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita 8
- Perbaikan kesehatan dan gizi ibu hamil - Pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan - Peningkatan peran posyandu dalam rangka peningkatan kesehatan anak - Penyediaan tenaga pelayanan kesehatan (dokter, bidan, perawat dan kader) - Perbaikan kualitas lingkungan dalam rangka penurunan faktor risiko kesehatan bagi bayi dan balita. 4. Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kesehatan Ibu , Tujuan 5, yaitu : - Peningkatan pelayanan continuum care kesehatan ibu dan anak - Penyediaan sarana kesehatan yang mampu melaksanakan PONED (pelayanan obstetri neonatal dasar) , PONEK ( pelayanan obstetri essensial komprehensif) - Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih - Peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) - Peningkatan cakupan komplikasi berkaitan dengan kebidanan yang ditangani - Peningkatan cakupan penanganan komplikasi perawatan dan pelayanan nifas - Peningkatan cakupan peserta KB aktif yang dilayani sektor pemerintah - Pemberian makanan pemulihan pada ibu hamil KEK. Peran perawat sangat penting dalam hal ini, yang difokuskan pada perawatan kehamilan. Ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis (KEK), dapat dilihat dari pengukuran LILA, ambang batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Wanita yang menderita KEK diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR), yang beresiko gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta kematian. - Pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana - Promosi dan penggerakan masyarakat. 5. Kebijakan dan strategi dalam memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, dengan target mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS , cara yang dilakukan : -
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya.
- Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi Beberapa asfek penting yang harus di fahami seorang perawat maternitas adalah
Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat, termasuk dalam hal
reproduksi, sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ibu dan keluarga dapat beradaptasi pada setiap 9
perubahan yang terjadi, sejahtera fisik, mental, dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit / kecacatan, tetapi
dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan
prosesnya. (Konferensi
sedunia IV tentang Wanita, Beijing 1995).
Berkaitan
dalam
pencapaian
MDGs,
maka
perawat
maternitas
harus
mengoptimalisasikan perannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Melakukan pendekatan pada setiap pelayanan yang diberikan dalam asuhan keperawatan maternitas, dengan sifat pelayanan yang holistic, penghargaan terhadap pasien, peningkatan kemampuan pasien dengan kemandirian, pemanfaatan dan peningkatan sumber daya, proses keperawatan yang berpusat pada keluarga sesuai dengan konsep FCMC (Family Centered Maternity Care), caring yaitu siap dalam menghadapi pasien baik secara pengetahuan, sikap dan keterampilan, menghargai system nilai yang dianut, memenuhi kebutuhan dasar klien, penyuluhan/konseling kesehatan. 2.
Memahami
fokus
permasalahan
yang
terjadi
saat
ini,
khususnya
dalampencapaian tujuan dan menurunkan angka kematian Ibu dan bayi. Perbaikan status gizi, serta pemberantasan penyakit menular HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya. Intervensi utama yang dilakukan adalah dengan memahami hal-hal sebagai berikut :t erjadinya pergeseran pola kehidupan masyarakat, mengikuti perkembangan IPTEK, globalisasi dalam pelayanan kesehatan dan tuntutan profesi keperawatan.
e. Penutup Pencapaian tujuan dan target MDGs merupakan tanggungjawab kita bersama,
bukan hanya pemerintah dan sekelompok profesi tertentu. Secara
umum pencapaian MDGs pada tujuan 4,5 dan 6 difokuskan kepada profesi kesehatan. Perawat khusunya perawat maternitas sebagai bagian dari petugas kesehatan mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan dan target MDGs. Kesadaran akan peran dan fungsi masing-masing profesi serta sinergi antara semua pihak, baik aparat pemerintah, swasta dan pihak-pihak lain yang terkait merupakan kunci utama dalam kesuksesan pencapaian tujuan MDGs.
10
Optimalisasi peran perawat sebagai seorang profesional, khususnya perawat maternitas akan terlaksana apabila terdapat kesamaan persepsi dan tujuan program yang akan dicapai. Pengenalan masalah dan program yang akan dilaksanakan penting dalam mencapai tujuan. Intervensi akan terlaksana dengan baik apabila pendekatan yang dilakukan dengan melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dengan mengutamakan preventif dan promotif serta melibatkan peran aktif masyarakat.
Daftar Pustaka Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Maternity nursing. 4th ed. Diterjemahkanoleh:Wijayarini. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Corin, S.S., Arnold, J. (2006). Health Promotion in Practice. San Francisco: Jossey-Bass. Matteson, P. S. (2001). Woman’s health during the childbearing years : A community baced approach. St. Louis : Mosby Inc. May, K.A.&Mahlmeister, L.R. (1994). Maternal & Neonatal Nursing Family Centred Care. 4th ed. Philadelphia : J.B.Lippincott Company. Ncyiyana D., Goldstein, G., E., and Yanch D. (1995). In “New Public Health and the Who’s Ninth General Program of Work : A Discussion Paper” Geneva, World Health Organization. Pillitteri, A. (2003). Maternal & child health nursing : Care for chilberaing & childrearing family. (4th ed.), Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak, D.(1997). Maternity nursing, family, newborn & women’s health. .(8 nd ed.) Philadelphia : Lippncott Company
11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat
Tempat/Tgl lahir
: Simpanggambir, 27 Maret 1975
Alamat Rumah
: Komp. Villa Prima Indah. Jl.Primawisata, No. 69 Medan Telp. (061) 7880397, Hp.0813 1027 7496
E-Mail
:
[email protected]
Alamat kantor
: Fakultas Keperawatan. USU Medan Jl.Prof.T.Maas, No. 3. Kompleks USU Medan Telp. (061) 8213318.
Riwayat Pendidikan : 1.Akper Depkes.RI, Medan, lulus tahun 1996 2. S1 Keperawatan FIK-UI Jakarta, lulus tahun 2000 3. Pendidikan Mengajar (Akta IV), lulus tahun 2001 4. S-2 Program Pasca sarjana Keperawatan UI thn 2005 6. Program Spesialis Keperawatan Maternitas tahun 2008 7. Program Doktor / S3 kesehtan pada FKM USU ( sedang berlanjut) Riwayat Pekerjaan: 1. Staff Dosen Akper Wirahusada Medan, tahun 1997 – 2000 2. Direktris Akper Wirahusada Medan, thn 2000 - 2002 3. Koordinator Kep. Jiwa PSIK.FK.USU, th 2002 -2005 4. Sekretaris Departemen Keperawatan Maternitas – Anak pada Fakultas Keperawatan USU, th 2008 sampai 2010 5. Kepala Bidang keperawatan Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan tahun 2008 -2009. 6. Kepala Departemen Keperawatan Maternitas - Anak pada Fakultas Keperawatan USU, tahun 2010 sampai sekarang Penelitian a. ( Tahun 2007) Dampak paket “ Sayang Anak” untuk suami terhadap perilaku ibu menyusui
di Rumah sakit Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Haji
Medan.(Tesis). b. (Tahun 2008) Efektifitas pelatihan manajemen laktasi dalm meningkatkan pengetahuan kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kedai Durian.
12
c. ( Tahun 2009) Persepsi ibu post partum tentang perawatan diri dan bayi baru lahir pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Medan belawan
Pengabdian Masyarakat 1. (Juni Tahun 2008) Memberikan Penyuluhan perawatan bayi baru lahir dengan pemberian ASI Eksklusif di kelurahan Rawasari Jakarta Pusat 2. (April Tahun 2009) Penyuluhan : Deteksi dini Kanker serviks Melalui Pap Smear di Perumnas Mandala Medan 4. Penyuluhan pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) sebagai langkah awal dalam pemberian ASI eksklusif di Medan Johor, Januari 2009. 5. (Agustus Tahun 2009) Pelatihan Pijat Bayi di Klinik bersalin Fajar Medan
Medan, Maret 2011
( Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat)
13
14