TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS ANAKNYA DI DUSUN LEMAHBANG PLOSOKEREP KARANGMALANG SRAGEN TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH DiajukanUntukMemenuhiPersyaratan UjianAkhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
DisusunOleh : RIRIN PUJI HASTUTI NIM : B09 106
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012 i
2
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS ANAKNYA DI DUSUN LEMAHBANG PLOSOKEREP KARANGMALANG SRAGEN TAHUN 2012
Diajukan oleh :
RIRIN PUJI HASTUTI NIM : B09.106
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
ii
3
HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS ANAKNYA DI DUSUN LEMAHBANG PLOSOKEREP KARANGMALANG SRAGEN TAHUN 2012 Disusunoleh : RIRIN PUJI HASTUTI NIM : B09.106 Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada tanggal : 10 Juli 2012
iii
4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWrWb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan di STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Estri Kusumawati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Kepala Desa Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Semua Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah banyak membantu dan member dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
iv
5
6.
Semua ibu – ibu dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen yang mempunyai anak remaja yang sudah mau menjadi responden yang baik dalam penelitian ini.
7.
Perpustakaan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan literature yang penulis perlukan untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
8.
Semua Pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangannya, karena
keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Wassalamu’alaikumWrWb
Surakarta, Juli 2012
Penulis
v
6
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012 Ririn Puji Hastuti B09 106 TINGKAT PENGETAHUAN IBUTENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS ANAKNYA DI DUSUN LEMAHBANG PLOSOKEREP KARANGMALANG SRAGEN TAHUN 2012 INTISARI Xiv + 47 halaman + 4 tabel + 2 gambar Latar Belakang : Masa remaja dalam perjalanan hidup kita adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab pada masa dewasa. Remaja secara umum dianggap mencakup individu berusia antara 10 sampai 19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial, dan emosional kaum muda (Glasier, 2006). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya masih rendah, dimana didapatkan hasil dari 15 ibu yang ada di Dusun tersebut, 10 ibu (66,7%) memiliki pengetahuan kurang, 3 ibu (20%) ibu memliki pengetahuan cukup, dan 2 ibu (13,3%) ibu memiliki pengetahuan baik. Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di disun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang sragen pada tanggal 23 Mei 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu – ibu yang mempunyai anak usia remaja yaitu 40 responden dengan jumlah sampel 40 ibu. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal. Hasil Penelitian : Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dengan kategori baik ada 13 responden (32,5% ), kategori cukup ada 22 responden ( 55% ), dan kategori kurang ada 5 responden ( 12,5% ). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen kategori terbanyak yaitu kategori cukup sebanyak 22 ibu (55%). Kata kunci : Pengetahuan Ibu, Kesehatan Reproduksi, Masa Pubertas. Kepustakaan : 33 literatur (2002-2011)
vi
7
MOTTO v Untuk menjadi pribadi yang menawan ( senyum, salam, sapa, sopan, santun). v Buku adalah teman setia sepanjang masa v Akhlak yang mulia adalah mahkota kemuliaan v Kemurahan hati adalah pakaian yang paling indah v Kunci keberhasilan adalah : kemauan, doa dan usaha
PERSEMBAHAN Dengan Kerendahan Hati Karya Tulis Ilmiah Ini Kupersembahkan Untuk: Ø Ayah dan ibu tercinta sebagai wujud baktiku, yang selalu memberi dukungan moral, materi dan doa yang tiada henti mengalir. Ø Segenap dosen STIKES Kusuma Husada yang telah membekali ilmu dan pengalaman yang berharga untuk menatap masa depan. Ø Teman – teman yang sudah memberi semangat dan dukungan.
vii
8
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Ririn Puji Hastuti
Tempat/Tanggal Lahir
: Sragen, 23 mei 1992
Agama
: Islam
Alamat
: Jimbar, RT 2/5, Guworejo, Karangmalang, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. TK Guworejo II
Lulus tahun 1997
2. SD Guworejo II
Lulus tahun 2004
3. SMPN Karangmalang II
Lulus tahun 2006
4. MAN 1 Sragen
Lulus tahun 2009
5. Prodi D3 Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2009
viii
9
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
INTISARI.......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .................................................................
5
E. Keaslian Penelitian .................................................................
6
F. Sistematika Penulisan.............................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ...........................................................................
10
1. Pengertian.........................................................................
10
2. Tingkat Pengetahuan ........................................................
11
ix
10
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............
12
4. Cara Memperoleh Pengetahuan .......................................
14
B. Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi ..................
16
C. Kesehatan Reproduksi ............................................................
17
1. Pengertian.........................................................................
17
2. Unsur-unsur yang Diperlukan agar dapat Melaksanakan
BAB III
Fungsi Reproduksi secara Sehat.......................................
18
D. Remaja dan Pubertas ..............................................................
19
1. Pengertian.........................................................................
19
2. Ciri-ciri Masa Remaja ......................................................
20
3. Perkembangan Fisik dan Psikologis pada Remaja ...........
21
4. Tahap Perkembangan Remaja ..........................................
23
E. Kerangka Teori.......................................................................
28
F. Kerangka Konsep ...................................................................
29
G. Pertanyaan Penelitian .............................................................
30
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian yang Digunakan ...........................................
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
32
D. Instrumen Penelitian...............................................................
32
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
36
F. Variabel Penelitian .................................................................
37
G. Definisi Operasional Variabel ................................................
37
x
11
BAB IV
BAB V
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................
38
I. Etika Penelitian ......................................................................
39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................
41
B. Hasil Penelitian ......................................................................
41
C. Pembahasan ............................................................................
43
D. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
44
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
45
B. Saran.......................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
12
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner...................................................................
33
Tabel 3.3
DefinisiOperasionalPenelitian..................................................
37
Table 4.1
Hasil Pengolahan Data .............................................................
42
Table 4.2
Kuantitas Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi ...............................................
xii
43
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 KerangkaTeori..........................................................................
28
Gambar 2.2 KerangkaKonsep ......................................................................
29
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji validitas
Lampiran 5
Surat Keterangan Uji Validitas
Lampiran 6
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7
Surat Keterangan Penggunaan Lahan
Lampiran 8
Lembar Permohonan Responden
Lampiran 9
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10 Kuesioner Lampiran 11 Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Lampiran 13 Hasil Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Lampiran 14 Tabulasi Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Lampiran 15 Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Lampiran 16 Tabel Nilai r Product moment Lampiran 17 Lembar Konsultasi
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang paling kritis bagi setiap individu dalam menentukan jati diri dan penentuan arah masa depan yang akan di ambil oleh setiap individu. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa yang banyak mengalami berbagai masukan, input, maupun pengaruh dari berbagai kalangan. Dimana pengaruh maupun input tersebut merupakan suatu hal yang bisa membentuk karakter remaja (Ali, M dan Asrori, M, 2010). Masa remaja dalam perjalanan hidup kita adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab pada masa dewasa. Remaja secara umum dianggap mencakup individu berusia antara 10 sampai 19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial, dan emosional kaum muda (Glasier, 2006). Peran orang tua dalam memperhatikan perkembangan kesehatan reproduksi remaja menjadi hal yang penting untuk bisa diketahui dan bisa menjadi penambahan wawasan tersendiri. Ibu yang memiliki peran dan andil yang besar dalam masa melihat perkembangan anaknya untuk bisa menjalani masa pubertasnya, karena ibu yang lebih banyak memperhatikan dan mengikuti
perkembangan
setiap
anak-anaknya.
Remaja
memerlukan
dukungan, perhatian, pengertian serta dorongan bagi remaja untuk bisa
1
2
menentukan kepribadian dan membantu untuk menjelaskan perubahanperubahan yang akan dialaminya. Peran ibu untuk memperhatikan perkembangan anaknya merupakan hal yang penting untuk bisa membimbing dan menjadi tempat anak-anak untuk bisa saling berbagi dalam berbagai masalah. Karena permasalahan pubertas kadang menjadi hal tabu yang dibicarakan anak-anak kepada orang lain. Pendekatan dan perhatian khusus perlu di lakukan agar para anak-anak nyaman untuk bicara masalah pubertas kepada orang tuanya. Anak-anak akan merasa nyaman menjalani masa pubertas karena adanya perhatian dari orang tuanya masing-masing. Pendampingan orang tua dalam mengawasi masa pubertas anak bertujuan untuk menjaga perilaku menyimpang dan untuk bisa mengarahkan anak-anak yang beranjak remaja dalam menyikapi setiap perubahan semasa pubertas. Hal ini disebabkan banyaknya perilaku remaja yang menyimpang karena belum memahami betul apa itu pubertas dan bagaimana cara dalam menghadapi dan mengendalikan setiap perubahan dan gejolak yang hampir melanda semua remaja ( Hartiningsih, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2002) tentang pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, menemukan bahwa pengetahuan dasar remaja tentang kesehatan reproduksi tidak memadai. Tingkat pengetahuan yang rendah disebabkan sumber informasi utama tentang pengetahuan dasar kesehatan reproduksi adalah teman yang tidak mempunyai pengetahuan yang baik dan cukup tentang kesehatan reproduksi, maka akan muncul bentukbentuk frustasi. Macam-macam frustasi ini pada gilirannya akan merangsang
3
generasi muda untuk melakukan tindakan-tindakan abnormal (menyimpang). Dari
sudut
pandang
kesehatan,
tindakan
menyimpang
yang
akan
mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki (adolecent unwanted pragnancy) di kalangan remaja. Peran ibu disini sangatlah penting untuk mengatasi masalah – masalah yang akan timbul pada anaknya, hal ini dikarenakan ibu merupakan orang yang paling mengerti akan kondisi dari anak-anaknya. Orangtua, utamanya ibu, sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan tentang masalah dan bagaimana untuk menghadapi fase remaja ini. Cara menyampaikannya tentu harus dengan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan pemahaman anak-anak. Penyampaian yang baik kepada anak-anak, akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung, sehingga secara alami anak-anak akan mengerti setiap perubahan yang terjadi di dalam dirinya. Hal yang penting supaya anak tidak merasa kaget, malu, gelisah, cemas dan tertekan. Sehingga anak memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya. Seorang ibu memegang peran dan posisi yang penting dan sentral bagi tumbuh kembang anak-anaknya. Baik buruknya seorang anak pada masa perkembangannya, terutama pada masa perubahan dari masa anak-anak ke masa remaja terlebih di era saat ini, adalah karena peran ibu (Yusi, 2007).
4
Berdasarkan dari studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen yang berjumlah 150 Kepala Keluarga (KK). Didapatkan dari hasil dari 15 ibu yang ada di Dusun tersebut, didapat bahwa 10 ibu (66,7%) memiliki pengetahuan kurang, 3 ibu (20%) ibu memiliki pengetahuan cukup, dan 2 ibu (13,3%) ibu memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen”.
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana tingkat pengetahuan Ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas pada anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen.
5
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori cukup baik. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori kurang baik. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk menambah informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas khususnya mengenai kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas. 2. Bagi Peneliti Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian, statistik kesehatan, kesehatan reproduksi pada masa pubertas, serta melatih keterampilan berfikir secara kritis dan analisis.
6
3. Bagi Institusi a) Institusi Lahan Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi ibu-ibu dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen sehingga ibu menyadari pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya. b) Institusi Akademik Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dalam menghadapi masa pubertas. E. Keaslian Penelitian Terdapat beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang ada hubungan dengan penelitian ini, antara lain: 1. Iin Triana Wardani (2009), dalam penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi pada Remaja Laki – laki dan Perempuan Kelas XI SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel diambil menggunakan teknik random sampling
sejumlah 60 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, analisis data dengan menggunakan chi kuadrat. Hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja laki – laki dan perempuan kelas XI SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten dalam kategori baik 36 orang dan tidak baik 20 orang.
7
2. Selly Susan Marlina (2011), dalam penelitian yang berjudul “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kesiapan Menghadapi Pubertas Pada Siswi Kelas X SMK PGRI 6 Ngawi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 122 responden siswi kelas XI di SMK PGRI 6 Ngawi. Analisa data yang digunakan adalah teknik korelasi kendall tau. Hasil dari penelitian ini didapatkan, ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kesiapan menghadapi masa pubertas. 3. Dwinta Nor Putrisari (2011), dalam penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi Di Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan 40 responden di Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta. Analisa data menggunakan chi kuadrat. Instrumen data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian pengetahuan remaja putri tentang Kesehatan Reproduksi
Di Kelas XI SMK Muhammadiyah 2
Surakarta dengan kategori baik ada 7 responden, 29 responden kategori cukup, 4 responden kategori kurang. Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan penulis sebelumnya terletak pada tempat, subyek dan waktu penelitian. Persamaan penelitian yang penulis buat dengan penulis sebelumnya terletak pada variabel yaitu meneliti tentang kesehatan reproduksi.
8
F. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari lima bab yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Didalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan teori mengenai pengetahuan yang berisi definisi pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
kesehatan
reproduksi
yang
berisi
pengertian
kesehatan reproduksi, unsur-unsur yang diperlukan agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, remaja dan pubertas yang berisi pengertian remaja ciri-ciri masa remaja, perkembangan fisik dan psikologis pada remaja, tahap perkembangan remaja, kerangka teori, kerangka konsep dan pertanyaan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Pengertian a. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010). b. Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstition) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformatiaon) (Soekanto, 2003). c. Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Ngatimin, 2004)
10
11
2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), ada 6 tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam kognitif, antara lain: a. Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. d. Analisis (Analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.
12
e. Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari informasi – informasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau obyek yang di dasarkan pada suatu kriteria. 3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2003),
ada
2
yang
mempengaruhi
pengetahuan, antara lain: a. Tingkat pendidikan Konsep pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu,
kelompok, atau masyarakat. Semakin tinggi
pendidikan akan dapat menambah tingkat pengetahuan.
13
b. Pengalaman Pengalaman merupakan pikiran kritis pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak, maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan Semua pengalaman pribadi dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari suatu pengalaman. Menurut (Soekanto, 2003) ada 4 faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain: a. Informasi Informasi
merupakan
seseorang
yang
mempunyai
sumber
informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih. Informasiyang diperoleh melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui surat kabar, radio, dan TV juga dapat menambah pengetahuan agar lebih luas. b. Budaya Budaya merupakan tingkah laku manusia atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidup yang meliputi sikap, kepercayaan, dan budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. c. Sosial Ekonomi Sosial ekonomi merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup berbeda, semakin tinggi sosial ekonomi akan dapat menambah tingkat pengetahuan.
14
d. Kepribadian Kepribadian merupakan organisasi dari pengetahuan dan sikap yang
dimiliki
seseorang
sebagai
latar
belakang
terhadap
perilakunya. 4. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005), cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu: a. Cara tradisional Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini, antara lain : 1) Cara coba – salah (trial and error) Cara yang paling tradisional, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba – salah atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. 2) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan dapat berasal dari pemimpin – pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
15
3) Berdasarkan pengalaman pribadi Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru terbaik, hal ini
berarti
pengetahuan
bahwa dan
pengalaman carauntuk
merupakan
memperoleh
sumber
kebenaran
pengetahuan. 4) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia juga ikut berkembang, dan umat manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. b. Cara Modern Cara modern adalah cara memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih dikenal dengan metodologi penelitian (Notoatmodjo, 2005). Menurut Bacon dalam Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu: 1) Segala sesuatu yang positif, yaitu gejala tertentu yang muncul saat dilakukan pengamatan. 2) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala tertentu yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan.
16
3) Gejala – gejala yang muncul secara bervariasi, gejala – gejala yang berubah – ubah pada kondisi tertentu. B. Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi secara umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi yang kita miliki. Pengertian sehat tersebut tidak semata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial-kultural. Oleh karena
itu,
dalam
Konferensi
Internasional
Kependudukan
dan
Pembangunan di Kairo (1994), kesehatan reproduksi diartikan keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya (BKKBN, 2008) Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi, seperti disebutkan tadi, agar mereka memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar tersebut diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkahlaku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Selain itu, dengan mengetahui berbagai aspek kesehatan reproduksi maka remaja akan dapat melakukan berbagai tindakan pencegahan atau sedini mungkin melakukan tindakan pengobatan bila memiliki permasalahan dengan system, proses dan fungsi-fungsi reproduksi (BKKBN, 2008)
17
Berbagai pengetahuan dasar
yang perlu dimiliki remaja agar
mempunyai kespro yang baik adalah pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi yang dimiliki, berbagai perubahan yang dialami dan ciri-cirinya, bahaya narkoba dan miras pada kespro, PMS dan HIV/AIDS, program pendewasaan usia kawin, pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, bahaya perilaku sex bebas terhadap kelainan anak
dan
keturunan,
kekerasan
seksual
dan
bagaimana
menghindarinya, memperkuat kepercayaan diri agar mampu mengatakan “ tidak “ pada hal-hal yang negatif dan persiapan nikah ( hamil dan persalinan) (BKKBN, 2008). C. Kesehatan Reproduksi 1. Pengertian a) Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial. Bukan hanya sekedar tidak ada penyakit atau gangguan disegala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya, maupun proses reproduksi itu sendiri (Hurlock, 2004). b) Kesehatan reproduksi menyirat bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan, mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka ingin bereproduksi (Dariyo, 2004).
18
2. Unsur-Unsur Yang Diperlukan Agar Dapat Melaksanakan Fungsi Reproduksi Secara Sehat. Menurut Muhammad Kartono (2002), ada empat unsur yang diperlukan agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat dalam pengertian fisik, mental, maupun sosial yaitu: a) Tidak ada kelainan anatomis maupun fisiologis baik dari perempuan maupun laki-laki. b) Baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung baik. c) Setiap orang hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengenai
organ
reproduksinya. d) Seorang perempuan hamil memerlukan jaminan ia akan dapat melewati masa tersebut dengan aman. Menurut Dariyo (2004), ada tiga unsur yang diperlukan agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, yaitu: a) Bagaimana menjaga agar baik laki-laki maupun perempuan akan mampu bereproduksi dalam keadaan sehat, dapat mempunyai anak yang sehat serta mampu mengasuh anak-anak itu secara bertanggungjawab sehingga mereka akan mampu menjalani tugas reproduksinya secara sehat.
19
b) Bagaimana menjamin mereka akan melewati masa reproduksinya secara aman tanpa komplikasi baik secara fisik, mental, maupun sosial. c) Bagaimana menjamin bahwa setiap orang mempunyai hak dan kesempatan
yang
sama
untuk
mencapai
kesehatan
reproduksi,Kesehatan reproduksi bukan hanya masalah sosialyang dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial. Seberapa jauh masyarakat mengetahui bahwa masyarakat juga dapat membantu menjaga kesehatan kaum ibu, bagaimana msyarakat menilai tentang anakanak, keluarga, dan sebagainya (Muhammad Kartono, 2001).
D. Remaja Dan Pubertas 1. Pengertian a.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin aketdolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” (kata bendanya, “adolescentia” yang berarti remaja”) (Ali dan Asrori, 2010). Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2004).
b.
Remaja merupakan kondisi dimana secara psikologis usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak
20
sejajar. Sedangkan dari sisi umur yang dapat dilihat secara administrasi kependudukan, remaja merupakan golongan umur antarausia 13 – 21 tahun (Ali, M dan Asrori, M. 2010). 2. Ciri Ciri Masa Remaja Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa mempunyai ciri – ciri tahap sebelum dan sesudahnya. Menurut Muangman yang dikutip dalam Sarwono (2004), mengemukakan bahwa ciri – ciri remaja yaitu masa dimana: a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tandatanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa. c. Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Menurut Hurlock (2004), ciri – ciri remaja sebagai berikut: a. Masa remaja sebagai periode yang penting. b. Masa remaja sebagai periode peralihan. c. Masa remaja sebagai periode perubahan. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. g. Masa remaja sebagai usia yang tidak realitas.
21
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa 3. Perkembangan Fisik Dan Psikologis Pada Remaja Masa terjadi perubahan – perubahan fisik yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan – perubahan psikologis yang muncul sebagai akibat dari perubahan – perubahan fisik (Hurlock, 2004). a. Perubahan fisik Menurut Muss dan Sarwono (2004), perubahan – perubahan fisik tersebut sebagai berikut: 1) Pada anak perempuan a) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya. b) Pertumbuhan tulang – tulang (badan menjadi tinggi, anggota – anggota badan menjadi panjang). c) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan. d) Pertumbuhan payudara e) Mendapat haid. f) Bulu kemaluan menjadi kering g) Tumbuh bulu ketiak. 2) Pada anak laki – laki a) Testis (buah pelir) membesar. b) Pertumbuhan tulang – tulang.
22
c) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya. d) Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap. e) Awal perubahan suara. f) Ejakulasi (keluarnya air mani) g) Bulu kemaluan menjadi keriting. h) Tumbuh rambut – rambut halus di wajah (kumis, jenggot). i) Tumbuh bulu ketiak. j) Akhir perubahan suara. k) Rambut – rambut diwajah bertambah tebal dan gelap. l) Tumbuh bulu di dada. b. Perubahan Psikologis Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri – ciri psikologis tertentu pada seseorang, ciri – ciri psikologis remaja menurut G. W. Allport dalam Sarwono (2004), adalah: 1) Pemekaran diri sendiri ( Extension of the self ), yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri. Salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya serta berkurangnya perasaan egois (mementingkan diri sendiri).
23
2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectification), yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain. 3) Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), tanpa perlu merumuskan dan mengucapkan dalam kata – kata.
4. Tahap Perkembangan Remaja Menurut Sarwono (2002), ada tiga tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaaan: a. Remaja awal (earlyadolescence) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran – heran akan perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan – dorongan yang menyertai perubahan – perubahan itu. Remaja mengembangkan pikiran – pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang. Pubertas adalah masa transisi antara anak dan dewasa. Pubertas tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi terjadi secara bertahap. Tanda yang paling sering ditemui adalah perubahan fisik dan psikologis. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita bisaanya dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15
24
hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada cewek pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu: 1) Pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang (Soetjiningsih, 2004) 2) Pubertas adalah berasal dari kata pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual (Monks, 2002). 3) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi (Root dalam Hurlock, 2004). b. Remaja madya (middleadolescence) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman – teman, remaja senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narsitic” yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman – teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu remaja tidak tahu harus memilih yang mana, peka atau tidak peduli, ramai – ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
25
c. Remaja akhir (lateadolescence) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa. Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penyimpangan perilaku yang dilakukan remaja yang menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada. Banyaknya kenakalan remaja di masyarakat di sebabkan beberapa hal, seperti : 1) PerkembanganTeknologi dan Pengetahuan. 2) Salah Pergaulan. 3) Budaya. 4) Pola Pikir dan Psikologis. 5) Kondisi Keluarga. Perlu adanya pengawasan dan perhatian dari orang terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak bukan hanya untuk menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma atau aturan sosial yang sudah ada. Hal ini juga perlu adanya pendidikan dan pengetahuan dari orang tua, selaku orang terdekat dengan anak-anak yang menginjak pubertas, yang bisa memberikan contoh maupun pengertian kepada anakanaknya mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi masa pubertas (Sumartono, 2002).
26
Setiap adanya kenakalan remaja, peran orang tua yang pertama kali dilihat dan dipantau untuk mengetahui seberapa besar peran orang tua
dalam
memperhatikan
kehidupan
anak-anaknya.
Sehingga peran orang tua juga turut membantu dalam menciptakan kepribadian anak-anaknya (Syahri, 2003). Secara garis besar permasalahan remaja yang saat ini sangat penting untuk diperhatikan mengenai permasalahan pubertas pada saat anak-anak menginjak dalam tahapan masa remaja. Di mana dalam perkembangan tersebut akan muncul beberapa perubahan yang terjadi pada diri remaja, sehingga perlu peran orang tua untuk bisa mendampingi dalam setiap perubahan yang ada. Kondisi ini perlu dilakukan akan anak dalam masa pubertas tidak salah dalam berteman ataupun salah dalam mengekspresikan kepribadian mereka tanpa tujuan dan arahan yang jelas (Soetjiningsih. 2004). Kebanyakan anak muda yang menginjak pubertas akan mengalami beberapa peningkatan hormon yang akan memberikan pengaruh untuk lebih tertarik pada lawan jenis dan bahkan hormone
pertumbuhan
yang
memberikan
dampak
pada
pengetahuan yang lebih luas lagi, terutama hal yang berbau porno. Karena dorongan semangat anak muda yang masih mencari jati diri dan kepribadian akan semakin mudah terpengaruh dan bahkan belajar sendiri dalam mempelajari hal-hal baru (Hurlock, 2004).
27
Sehingga peran orang tua dalam mengawasi dan memberikan perhatian merupakan bentuk pengendalian orang tua kepada anakanaknya agar bisa mengendalikan gejolak anak muda yang sedang mengalami masa pubertas dan masa remaja yang banyak akan ditemui hal-hal baru (Mardiya, 2009).
28
E. Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Informasi Pengalaman Sosial ekonomi Budaya Kepribadian
Pengetahuan
Pengertian kesehatan reproduksi
Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja dan pubertas
Tanda – tanda pubertas
Peran orangtua untuk mempersiapkan pubertas anaknya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Notoatmodjo (2003) (modifikasi)
29
F. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi: 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Pengalaman 4. Sosial ekonomi 5. Budaya 6. Kepribadian
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan:
= Diteliti
= Tidak Diteliti
30
G.Pertanyaan Penelitian “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Dusun Lemahabang Plosokerep Karangmalang Sragen?”.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskriptif suatu keadaan secara objektif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya. B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi
merupakan tempat
dimana
penelitian
dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Lemahbang, Plosokerep, Karangmalang, Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu adalah batas waktu dimana pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012.
31
32
C. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh ibu – ibu yang mempunyai anak remaja sebanyak 40 responden di Dusun Lemahbang, Plosokerep, Karangmalang, Sragen. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel adalah sebanyak 40 responden. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Total Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil sampel seluruh anggota populasi jauh lebih baik dari mengambil sampel sebagian anggota populasi (Sugiyono, 2009).
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner.
33
1. Kuesioner Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010). 2. Kisi-kisi kuesioner Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner No. Indikator 1. Pengertian kesehatan reproduksi 2. Peran orang tua untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya 3. Pengertian remaja dan pubertas 4. Tanda-tanda pubertas remaja putrid 5. Tanda-tanda pubertas remaja putra Jumlah Soal
Positif 1, 2
Negatif
Total 2
3, 4
2
5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 13, 15, 16 20, 21, 23, 26, 28
4 12, 14, 17, 18
10
19, 22, 24, 25, 27
10 28
3. Kriteria penilaian Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closed ended dengan Variasi Dichotomous Choice yang terdiri dari 28 pernyataan serta ada jawabannya. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban
34
“benar” mendapat skor 0. Pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Instrumen penelitian sebelumnya diuji validitas dan uji reliabilitas kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17. 4. Uji Validitas Uji validitas merupakan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan sebelum disebar kepada responden untuk menguji pertanyaan yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi responden (sudah bisa diterima responden dengan baik atau belum) (Arikunto, 2006). Teknik yang digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Pearson Product Moment, serta setelahnya akan dilihat dari indeks korelasinya (rtabel). Adapun rumus Pearson Product Moment adalah: r=
N(Sxy) - (SxSy) (NSx 2 - (Sx) 2 )( NSy 2 - (Sy)2 )
Keterangan : r
: Korelasi antara masing-masing item pertanyaan
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total pertanyaan
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
35
Setelah diperoleh harga rxy hasilnya dikonsultasikan dengan harga r tabel. Jika harga rxy > rtabel maka dikatakan butir soal valid ( Arikunto, 2006). Setelah dilakukan uji validitas di Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen kepada 29 responden didapatkan hasilnya dari 42 item 28 valid dan 14 tidak valid yaitu no 4, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 24, 27, 28, 32, 35, 38, 42, karena rhitung yaaitu 0,470 lebih besar dari rtabel yaitu 0,367 pada tingkat kepercayaan 95%. Pertanyaan yang tidak valid sebanyak 14 pertanyaan dihilangkan karena pernyataan yang valid sudah memenuhi kriteria kisi – kisi kuesioner. Jadi, hanya 28 pernyataan yang dikatakan valid. 5. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen penelitian atau alat ukur dalam mengumpulkan data untuk bisa diandalkan dan dipercaya keabsahannya serta uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat data yang bias dinyatakan reliable dalam data yang dikumpulkan dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, dimana rumusnya adalah :
Keterangan :
ݎୀ
σ ݏଶ ݇ ቆͳ െ ଶ ቇ ݇െͳ ݏ
ri
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan
ݏଶ
= Variant total
36
Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, kuesioner akan dikatakan baik atau reliabel apabila nilai alfa> 0.750 (Riwidikdo, 2009). Hasil dari olah data nilai alpha cronbach pengetahuan adalah 0,911. Jadi instrument dalam penelitian ini adalah reliable.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa-peristiwa atau halhal keterangan sebagian, seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2006). 1. Jenis data yang dikumpulkan a. Data primer Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang di dapatkan langsung dari responden. Sumber data primer yaitu ibu-ibu yang mempunyai anak remaja putra-putri di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen. b. Data sekunder Sumber
data
sekunder
merupakan
sumber
data
yang
telah
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain terlebih dahulu dan data tersebut relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian. Contohnya adalah peneliti yang menggunakan data statistik hasil penelitian dengan meminta data dari bapak Lurah desa setempat tentang jumlah penduduk dan jumlah ibu – ibu yang mempunyai anak remaja di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen.
37
2. Cara pengumpulan data Cara pengumpulan data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan cara mengisi lembar kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti, serta memberitahu pada responden bahwa pengisian lembar kuesioner harus sesuai dengan kenyataan. Jika responden selesai mengisi kuesioner, maka kuesioner langsung diambil dan diteliti kelengkapannya.
F. Variabel Penelitian Menurut Hidayat (2007), variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni bersifat kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya.
G. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
38
Tabel 3.2. Definisi Operasional No 1.
Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk mempersiap kan Pubertas Anaknya
Definisi Alat Skala Kategori Operasional ukur Data Pengetahuan ibu Kuesioner a. Baik : bila nilai responden Ordinal tentang (x) > mean + 1 SD. kesehatan b. Cukup : bila nilai mean – 1 reproduksi SD ≤ x ≤ mean + 1 merupakan salah SD. satu bentuk c. Kurang : bila nilai responden pengukuran (x) < mean – 1 SD. mengenai pengetahuan seorang ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya
H. Pengolahan Dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengolah dan menganalisa data yang sudah didapat. Sehingga data yang diambil bisa diartikan dan bisa untuk menjadi sebuah referensi baru. Dan pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a. Editing Editing merupakan pengeditan dan pemeriksaan terhadap kuesioner yang sudah terkumpul untuk segera dilakukan pengolahan
39
data. Editing dilakukan ditempat pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat dilengkapi (Arikunto, 2006). b. Coding Merupakan pengklasifikasikan jawaban responden dengan menandai dan memberikan kode angka sehingga bias diolah dan dimasukan dalam lembar kerja untuk bias dilakukan pengolahan serta analisa data (Arikunto, 2006). c. Tabulating Tabulating merupakan menyusun data yang sudah diolah kedalam tabel distribusi frekuensi, sehingga bias dihitung mean, median dan modusnya.
2. Analisa Data Analisa deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini, dari analisa tersebut akan menghasilkan distribusi prosentasi dari setiap variabel dan disajikan dalam narasi atau deskripsi dan tabel. Jawaban benar diberi nilai satu (1) dan jawaban salah diberi nilai nol (0). Hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan 3, yaitu : a. Baik
: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD.
b. Cukup
: bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
c. Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD.
(Sumber : Riwidikdo, 2010).
40
Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus menurut Riwidikdo (2010) :
ݔҧ ൌ
Keterangan : ݔҧ
: nilai rata – rata
n
: banyaknya data
ȭܺ
Σ
: jumlah seluruh data
Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku dengan rumus menurut Riwidikdo (2010) :
݀ݏൌ Keterangan : SD
: simpangan baku
xi
: nilai dari data
n
: banyaknya data
ଶ
൫σୀଵ ݔଵ ൯ െ ݊ ሺ݊ െ ͳሻ
ଶ ඩσୀଵ ݔଵ
I. Etika Penelitian Pada penelitian ini, tetap menjunjung tinggi kebebasan dan hak dari setiap orang dalam memberikan masukan, pendapat serta jawaban dari kuesioner yang ada (Hidayat, 2007). Sehingga nilai untuk tetap menjunjung tinggi etika penelitian menjadi salah satu wujud akan tidak adanya intervensi dari pihak manapun.
41
Dan standar etika dalam melakukan penelitian antara lain : 1. Anonimity (tanpa nama) Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan serta menerangka sumber data atau responden yang menjadi sumber data dalam penelitian. 2. Informed Consent Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang ditandai dengan pemberian tanda tangan pada surat persetujuan. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasian merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden, apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberitahukan segala informasi tentang responden yang bersangkutan.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Dusun Lemahbang merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Plosokerep Karangmalang Sragen. Dusun ini disebelah utara berbatasan dengan dusun Wates, disebelah selatan berbatasan dengan dusun Sanggung, disebelah barat berbatasan dengan dusun Gembong, dan disebelah timur berbatasan dengan dusun Ngasem. Luas wilayahnya ± 5000 m². Keadaan lingkungannya pun sangat bersih begitu juga dengan masyarakatnya pun juga sangat ramah tamah. Jumlah penduduk di dusun Lemahbang adalah 150 orang terdiri dari laki – laki usia 23 – 50 tahun 47 orang (31,3%), perempuan usia 21 – 50 tahun 50 orang (33,3%), remaja usia 9 – 17 tahun 43 orang (28,7), anak – anak usia 1 – 9 tahun 10 anak (6,7%) B. Hasil penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner tentang pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya. Penelitian ini dimulai dari penyebaran kuesioner setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17 berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut:
42
43
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data
Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Untuk Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
40
24
28
23,60
4,217
40
Berdasarkan tabel diatas pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dapat dikategorikan 3 yaitu: a. Baik : bila nilai responden (x) >23,60 + 4,217 (x) > 27,817 b. Cukup : bila nilai 23,60 – 4,217 ≤ (x) ≤ 23,60 + 4,217 19,383 ≤ (x) ≤ 27,817 c. Kurang : bila nilai responden (x) < 23,60 – 4,217 (x) < 19,383 Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan dala tabel berikut:
44
Tabel 4.2 Kuantitas Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Kategori
Jumlah Responden
Prosentase ( % )
Baik
13
32,5
Cukup
22
55
Kurang
5
12,5
Jumlah
40
100
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dengan kategori baik ada 13 responden ( 32,5% ), kategori cukup ada 22 responden (55%), dan kategori kurang ada 5 responden ( 12,5% ). C. Pembahasan Berdasarkan hasil
penelitian pengetahuan ibu tentang kesehatan
reproduksi untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya dalam kategori baik ada 13 orang ( 32,5% ), kategori cukup ada 22 orang ( 55% ) dan kategori kurang ada 5 orang ( 12,5 % ). Pengetahuan
ibu
–
ibu
tentang
kesehatan
reproduksi
untuk
mempersiapkan masa pubertas anaknya cukup baik karena mayoritas ibu – ibu dusun Lemahbang lulusan SMP. Sehingga kebanyakan dari mereka sudah
45
mengetahui apa itu kesehatan reproduksi remaja yang mereka peroleh saat masih dibangku sekolah. Hal ini sesuai dengan teori (Notoadmodjo, 2003) yang menyatakan bahwa konsep pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Semakin tinggi pendidikan akan mendapat menambah tingkat pengetahuan. Mayoritas
responden
tingkat
sosial
ekonominya
cukup.
Mereka
kebanyakan bekerja diluar rumah sebagai pegawai swasta. Sehingga mereka akan lebih sering berinteraksi dengan mayarakat luas. Menurut Soekanto (2003), sosial ekonomi merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup berbeda, semakin tinggi sosial ekonomi akan dapat menambah yingkat pengetahuan. D. Keterbatasan penelitian 1. Kendala Penelitian : penelitian ini dilakukan dengan waktu yang terbatas. 2. Keterbatasan Penelitian a. Dalam penelitian hanya mengukur tingkat pengetahuan ibu, jadi peneliti tidak melakukan intervensi secara langsung terhadap responden. b. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup atau closed ended dengan variasi Dichotomous choice sehingga peneliti tidak dapat mengaplikasikan lebih luas jawaban pengetahuan ibu melalui kuesioner tersebut.
46
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi dapat dikategorikan menjadi 3 kategori : 1.
Tingkat
pengetahuan
ibu
tentang
kesehatan
reproduksi
untuk
mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori baik sebanyak13 ibu ( 32,5%). 2.
Tingkat
pengetahuan
ibu
tentang
kesehatan
reproduksi
untuk
mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori cukup sebanyak 22ibu ( 55%). 3.
Tingkat
pengetahuan
ibu
tentang
kesehatan
reproduksi
untuk
mempersiapkan masa pubertas anaknya di dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Sragen dalam kategori kurang sebanyak 5 ibu ( 12,5% ).
46
47
B. Saran Berdasrkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah: 1. Bagi responden Diharapkan bisa menambah informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas supaya bisa membimbing anaknya dalam menghadapi pubertas sehingga anaknya tida melakukan penyimpangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak. 3. Bagi institusi a. Dusun Lemahbang Diharapkan bagi bidan atau petugas kesehatan lainnya dapat memberikan informasi atau penyuluhan kepada masyarakat sehingga mereka menyadari pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya. b. Institusi Pendidikan Diharapkan bisa menambah referensi penelitian tentang kesehatan reproduksi remaja untuk mempersiapkan masa pubertas anaknya.