ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN: MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh MURNIASIH, S. KEP A31500813 PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016
i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN: MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh MURNIASIH, S. KEP A31500813 PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Murniasih S Kep
NIM
: A31500813
Tanda tangan :
Tanggal
:
iii
iv
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademis STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertandatangan dibawah ini: NAMA
:Murniasih
NIM
:A3150813
Pogram Studi :Ners Keperawatan Jenis karya
: Karya Ilmiah Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan: Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengen Hak bebas Royalti Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Gombong, Kebumen Pada tanggal: Yang menyatakan
(Murniasih)
vi
ABSTRAK Murniasih, Eka Riyanti 1) STIKES Muhammadiyah Gombong2) Ruang Perinatal Melati Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto 3) Pendahuluan: Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilannya yang dapat terjadi akibat dari prematuritas. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Pada kelahiran dengan berat lahir rendah, bayi dapat mengalami proses adaptasi yang lebih sulit sebagai akibat ketidakmatangan (imaturitas) sistem organ Tujuan: Menganalisi Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Puwokerto Hasil Asuhan Keperawatan: praktik pemberian nutrisi enteral dini ini diawali dalam jumlah minimal yang dapat diberikan sebanyak 5-10 ml/kgBB/hari. Permulaan jumlah pemberian yaitu sebanyak 1 ml setiap 6 jam dan ditingkatkan perlahan namun tidak melebihi 15-20 ml kgBB/hari dalam satu sampai dua minggu kehidupan bergantung pada berat lahir bayi Simpulan: Tindakan keperawatan dalam menangani ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan khususnya pada pasien BBLR di Rumah Sakit Margono Soekarjo adalah dengan melakukan pemasangan OGT untuk mengobservasi produksi maagslang/residu. Apabila produksi residu jernih atau tidak kecoklatan perawat akan memberikan nutrisi enteral 5-10cc/kgBB/hari. Kebanyakan posisi bayi dalam tindakan keperawatan tersebut yaitu posisi supinasi. Terdapat jurnal yang meneliti posisi untuk mengurangi produktiftas residu yaitu miring kanan
Kata Kunci: BBLR, Nutrisi Enteral, OGT, Miring Kanan
vii
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia yang tak pernah putus sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang bejudul “Analisis Asuhan Keperawatan: Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto”. Karya Ilmiah Akhir Ners ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Profesi Ners pada STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Karya
Ilmiah Akhir Ners ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Makdhan Anis M.Kep selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen. 2. Isma Yuniar M. Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen. 3. Dadi Santoso , M.Kep selaku Ketua Koordinator
Program
Ners
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen. 4. Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku pembimbing yang telah memberikan waktu untuk membimbing sehingga terselesaikannya karya Ilmiah akhir ners ini 5. Orang tuaku yang selalu memberikan do’a. 6. Seluruh teman-teman di STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen yang telah memberikan semangat dan dukungan sampai terselesaikannya karya Ilmiah akhir ners ini. 7. Semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
Penulis menyadari karya Ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Tiada kesempurnaan dalam setiap perubahan melainkan setiap langkah menuju perubahan merupakan awal dari jalan menuju kesempurnaan. Akhir kata semoga karya Ilmiahakhir ners ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin Gombong, Agustus 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i Halaman Pernyataan Orisinalitas ..................................................................iii Halaman Persetujuan ...................................................................................... iv Halaman Pengesahan ........................................................................................ v Halaman Pernytaan Persutujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk Kepentingan Akademis ........................................................................................................... vi Abstrak ............................................................................................................. vii Kata Pengantar .............................................................................................viii Daftra Isi ............................................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar belakang ........................................................................................... 1 B. Tujuan ......................................................................................................... 5 C. Manfaat ....................................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 7 A. Konsep dasar Masalah Keperawatan ...................................................... 7 1. Pengertian ............................................................................................ 7 2. Tanda dan Gejala Masalah ................................................................. 7 3. Patofisiologi .......................................................................................... 7 B. Asuhan Keperawatan berdasarkan Teori ............................................... 9 1. Fokus Pengkajian ................................................................................. 9 2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 13 3. Intervensi ............................................................................................ 13 4. Implementasi ...................................................................................... 16 5. Evaluasi ............................................................................................... 17
x
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ...................... 18 A. Profil Lahan Praktik ................................................................................ 18 1. Visi Misi Rumah Sakit ....................................................................... 18 2. Gambaran Wilayah ........................................................................... 19 3. Jumlah Kasus ..................................................................................... 20 4. Upaya Pelayanan dan Penangana .................................................... 20 B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ............................................... 22 1. Asuhan Kep. Kasus By. Ny. N .......................................................... 22 2. Asuhan Kep. Kasus By. Ny. S ........................................................... 26 3. Asuhan Kep. Kasus By. Ny. Y .......................................................... 31 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN...................................... 36 A. Analisis Karakteristik Klien/Pasien ....................................................... 36 B. Analisis Masalah Keperawatan .............................................................. 36 C. Analisis Intervensi .................................................................................... 38 D. Inovasi Tindakan ..................................................................................... 40 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 41 A. KESIMPULAN ........................................................................................ 41 B. SARAN ...................................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilannya yang dapat terjadi akibat dari prematuritas (persalinan kurang bulan atau prematur) atau persalinan dengan bayi kecil masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan sehingga, lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri. (Proverawati, A, dkk, 2010, 1). Prevalensi bayi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian bayi BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan BBLR dari 2500 gram (World Health Organization, 2011). Angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya kematian yang disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital sebagian juga adalah bayi berat lahir rendah. Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) 2010 menemukan 13,5 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target pada sasaran Program Perbaikan Indonesia Sehat yakni
1
2
maksimal 7% (Isawati, 2010) yang dicapai adalah 1 per 1000 kelahiran hidup.
Bayi
BBLR
menyebabkan
50%
kematian
neonatal
dan
menyumbang 20% angka kematian bayi. Angka kematian bayi di daerah perkotaan sekitar 6-7 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2010). Hasil riskedas tahun 2013, prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) berkurang dari 11,1 persen tahun 2010 menjadi 10,2 persen tahun 2013. Di Jawa Tengah sendiri prevalensi kejadian BBLR pada tahun 2013 yaitu 10,0 %. (Riskesdas 2013). Kliegman dan Arvin (2000) bayi baru lahir sangat tergantung pada fungsi saluran cerna dalam mengabsobsi makanan, fungsi ginjal untuk mengsekresikan bahan yang harus dibuang dan mempertahankan hemotasis kimia, fungsi hati mengsekresikan bahan toksik dan sietem immunologi untuk melindungi dari infeksi. Lebih lanjut dikatakan Seotijingsih (2000) bahwa periode transisi ini, akan menyebabkan penurunan berat badan bayi 7-105 dibawah berat badan lahirnya. Salah satu dampak kejadian BBLR adalah perlambatan pertumbuhan bayi yeng terlihat pada pertambahan berat badan yang tidak mencapai angka normal ketika berumur satu tahun. Dengan demikian, ukuran bayi tersebut lebih kecil daripada bayi yang mempunyai berat badan lahir normal (Supariasa IN, 2007). Selain itu, BBLR sangat rentan terhadap defisiensi dan gangguan keseimbangan berbagai nutrisi, sehingga mudah mengalami kerusakan permanen dalam pertumbuhan fisik dan mental (Manuaba IBG, 2006). Tumbuh kembang seorang anak sesungguhnya telah dimulai sejak awal konsepsi dan akan terus berlangsung sampai dengan kelahiran dan tahapan kehidupan selanjutnya (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Adapun tahapan atau periode awal kehidupan seorang anak setelah kelahiran tersebut dikenal dengan periode neonatal. Periode neonatal merupakan suatu periode dimana bayi memulai fungsi organ tubuh secara mandiri (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Pada periode ini, bayi baru lahir melakukan adaptasi dengan kehidupan ekstrauterin yang melibatkan
3
serangkaian perubahan fisiologis tubuh yang kompleks (Lissauer & Fanaroff, 2009). Perubahan fisiologis tubuh tersebut meliputi perubahan pada sistem respirasi, sirkulasi, termoregulasi, keseimbangan asam basa, persarafan,
hemopoetika,
gastrointestinal,
integumen,
endokrin,
muskuloskeletal, dan eliminasi (Wong et al., 2009). Pada kelahiran dengan berat lahir rendah, bayi dapat mengalami proses adaptasi yang lebih sulit sebagai akibat ketidakmatangan (imaturitas) sistem organ (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Sehubungan dengan adaptasi pada sistem gastrointestinal ini, kesulitan adaptasi bayi berat lahir rendah akan semakin diperberat apabila penyakit atau masalah lain turut menyertai (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005) seperti asfiksia, infeksi, dan masalah kesehatan lainnya, sehingga asupan nutrisi enteral dini dapat menjadi tertunda (Marnoto et al., 2011). Pada bayi berat lahir rendah, adanya perhatian terhadap perkembangan sistem gastrointestinal baik secara anatomi maupun fungsi akan memberikan implikasi yang bermakna terhadap penerimaan asupan nutrisi enteral dini. Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi adalah menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. Alat pencernaan bayi belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kgBB. Sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului mengisap cairan lambung, refleks masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit dengan frekwensi yang lebih sering. ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu mengisap. Sehingga Asi adalah pilihan yang harus didahulukan untuk diberikan. Asi juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada bayi yang tidak cukup mengisap. Bila faktor pengisapnya kurang maka Asi dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahanlahan atau dengan memasang sonde ke lambung. Permulaan cairan yang diberikan
50-60cc/kgBB/hari
terus
dinaikkan
sampai
mencapai
200cc/kgBB/hari. Jika Asi tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada
4
bayi BBLR dapat digunakan susu formula khusus bayi BBLR (Proverawati, 2010). Menurut (Nurachmah, 2012), Nutrisi enteral adalah terapi pemberian makanan secara langsung ke dalam saluran pencernaan melalui selang (tube). Sedangkan menurut (Andry, 2006), Nutrisi enteral tube merupakan terapi pemberian nutrien melalui saluran cerna dengan menggunakan slang atau kateter khusus (feeding tube). Nutrisi pada bayi BBLR merupakan salah satu faktor penting mengingat imaturitas organ dan cadangan nutrisi tubuh rendah. Imaturitas organ tubuh menimbulkan hambatan kemampuan bayi menerima nutrisi enteral tube. Fungsi menelan dan mengisap yang belum sempurna menyebabkan bayi prematur memerlukan alat bantu dalam pemberian nutrisi enteral tube (Nurachmah, 2012). Kepentingan lain pemberian cairan parenteral adalah untuk memberikan nutrisi, baik total maupun parsial. Tujuannya adalah pemberi energi dan nitrogen untuk mengusahakan pertumbuhan yang normal, terutama pada bayi. Dengan nutrisi parenteral, panjangbtubuh, lingkar kepala dan pertumbuhan tulang bisa normal selama 44 hari. Pertumbuhan berat dan pertumbuhan tulang bisa normal selama 10 bulan. Juga bisa mempercepat
penyembuhan
luka,
memperbaiki
keadaan
umum,
menyebabkan kenaikan berat badan, dan menyebabkan nitrogen balance positif (Nurachmah, 2012). RSUD margono memiliki pasien BBLR yang tercatat dari bulan januari 2016-maret 2016 sebanyak 37 bayi. Manajamen nutrisi di ruang Perinatal dengan mengkombinasikan nutrisi enteral tube dan nutrisi parenteral Sehubungan dengan manajemen nutrisi bayi dengan berat lahir rendah di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo maka penulis termotivasi untuk menganalisi lebih lanjut melalui Karya Ilmiah Akhir ini dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan Pada By. Ny N Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir
5
Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.” B. Tujuan 1. Tujuan Umum Menganalisi
Asuhan
Keperawatan
Dengan
Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan
Pengkajian
Keperawatan
Dengan
Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto. b. Mendiskripsikan Analisa Data Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto. c. Mendiskripsikan
Diagnosa
Keperawatan
Dengan
Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto. d. Mendiskripsikan
Intervensi
Keperawatan
Dengan
Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto. e. Mendiskripsikan Implementasi Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto. f. Mendiskripsikan Inovasi Tindakan Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat
6
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.
C. Manfaat 1. Manfaat Keilmuan Memberikan masukan kepada institusi pendidikan dalam proses pembelajaran ilmu keperwatan anak dan dapat menambah referensi yang dapat digunakan untuk acuhan pembutan asuhan keperawatan. 2. Manfaat Aplikatif Hasil ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada perawat dalam penanganan masalah Bayi Berat Lahir Rendah 3. Manfaat Metodologis Hasil ini dapat digunakan untuk memperkaya jumlah abalisa dan menjadi salah satu dasar analisa selanjutnaya dengan masalah asuhan keperawatan pada perawat dalam penanganan masalah Bayi Berat Lahir Rendah
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. (edisi 4). Jakarta: EGC Cristine, dkk (2012) Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Penurunan Produksi Residu Lambung BBLR. Journal of Neonatal Nursing Depkes RI. 2010. Manajemen Laktasi. Direktorat Gizi Masyarakat. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Jakarta Gomella LG, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. (2009). Neonatology, management, procedures, on-call problems, disease, and drugs 6th edition. New York: McGraw-Hill. Hussein, H. A. ( 2012). The Difference between Right Side and Semi Recumbent Positions after Feeding on Gastric. Journal of American Science , 8(1).Hwang et al. (2003) Indrasanto, Eriyati. (2008). Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK): Asuhan Neonatal Esensial. Jakarta: JNPKKR, IDAI, POGI. Kliegman, R.M. (1999). Experimental validation of neonatal feeding practice. Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2009). At a glance: Neonatologi. Jakarta: Erlangga. Manuaba, Ida Bagus, (2006) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta NANDA 2014, Nursing Diagnoses Deftinition and Classification 2014-2016, NANDA International, EGC : Jakarta Nue, J., & Douglas-Escobar, M. (2008). Gastrointestinal development: Implications for infant feeding, 241-249. Diunduh dari anhi.org/learning/pdfs/dcbecker. Pediatrics, 103, 492. Pemerintah RI. 2012. Peraturan Pemerintah RI: Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Departemen Kesehatan RI Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. (2010). BBLR : Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%2020 13.pdf. Diakses tanggal 29 maret 2016 jam 20.00 WIB Sangers et al. (2012). Outcomes of gastric residuals whilst feeding preterm infants in various body positions. Journal of Neonatal Nursing Setiati TE, Soemantri A. (2009). Sepsis dan disfungsi organ multiple pada anak. Patofisiologi dan penatalaksanaan. Jakarta: EGC. Smith, L. (2011). Gastric Residuals in Neonates : Evidence Based Practice Approach. Master of Arts in Nursing Theses , 45. Sourabh Dutta et al,. (2015). Guidelines for Feeding Very Low BirthWeight Infants: Nutrients 2015, 7, 423-442 diakses tanggal 2 agustus 2016 Supartini, Y. (2004). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G., Marzuki, A.N., Ananta, Y. (2010). Indonesia Victor, YH. (2011). Effect of body positions on gastric emptying in tthe neonate. Pubmed . WHO. 2011. Global Strategy for Infant and Young Child. World Health Organization. Geneva Wong Dona, L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Volume 1. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.