KANDUNGAN ZAT BESI (Fe) DAN DAYA TERIMA KERIPIK DAUN BANGUN – BANGUN (coleus amboinicus, Lour) Ferrum Contents and Receive Power of Bangun- Bangun Leaves (coleus amboinicus, Lour) Risanti Febrine Ropita Situmorang1, Albiner Siagian2, Zulhaida Lubis2 1
Alumni Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Gizi Masyarakat 2 Pengajar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia email:
[email protected]
Abstract Bangun-bangun leaves is one of the lactagogue plants that grow in the area Batak , North Sumatra, which has been scientifically proven to increase milk production . Bangun-bangun leaves also has ferrum and high karatenoid . Consumption of these plants can increase level of ferrum , potassium , zinc , and magnesium in breast milk and infant weight gain . Chips is one kind of snack most favored by the people of Indonesia. Chips is a snack that has lasting power is quite high , good taste , and many variations so as to meet consumer tastes . Breastfeeding mothers need adequate ferrum intake for mothers during childbirth bled a lot and 50 % fetal ferrum needs from the mother . This research was conducted to see the ferrum and receive power of bangunbangun leaves chips by breastfeeding mothers in Doloksanggul. The chips are made in the three treatments, namely sheet chips (A1), roll (A2), and sticks (A3). Organoleptic assesment of bangun-bangun leaves chips visits based on colour, flavour and texture. To determine whether there is a difference in each treatment we used analysis of variance and duncan test. To see the ferrum content in bangun-bangun leaves chips used AAS Method (Atomic Absorption Spectrophometry). The results showed that there are differences in the colour, flavour and texture of each treatment. The most preferred colour is stick chips. Most preferred flavor is stick chips. Level of texture liking for chips and crisps shaped sheet-shaped sticks are the same, whereas the level of preference chips shaped roll with chips shaped sheet and stick is different. There are differences in ferrum levels on each - each treatment bangun-bangun leaves chips. Ferrum is highest in the chips shaped rolls. Breastfeeding mothers can make bangun-bangun leaves chips as an alternative in eating the bangun-bangun leaves. In addition be made to disseminate the manufacture bangun-bangun leaves and benefits as well as more research on the diversification of food with basic ingredients bangu-bangun leaves. Keywords: Bangun-Bangun Leaves, Chips, Ferrum, Breastfeeding Mothers
1
PENDAHULUAN Daun bangun – bangun adalah salah satu satu tumbuhan laktogogue yang tumbuh di daerah Batak,Sumatera Utara yang sudah teruji secara ilmiah dapat meningkatkan produksi ASI. Laktogogue adalah suatu zat yang yang dipercaya dapat membantu merangsang, mempertahankan atau meningkatkan produksi air susu ibu (ASI) ibu menyusui. Daun ini juga terbukti sebagai antiinflamasi yang diinduksi oleh sikklosigenase (Kaliappan, 2008; Mangathayaru, 2008). Daun bangun- bangun juga memiliki zat besi dan karatenoid yang tinggi (Sihombing, 2006). Konsumsi tanaman ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi (Warsiki, 2009). Daun bangun- bangun sangat mudah dijumpai di pekarangan rumah setiap keluarga di Doloksanggul,karena daun bangun-bangun mudah ditanam. Daun bangun- bangun tumbuh di daerah tropis dan curah hujan tinggi. Daun bangun- bangun banyak dikonsumsi oleh ibu menyusui khususnya yang berada di daerah Toba sebagai sayuran (sop). Di daerah Doloksanggul sendiri budaya mengonsumsi daun bangunbangun sesudah melahirkan sampai sekarang masih terus dilestarikan. Daun bangun- bangun biasa dikonsumsi dalam bentuk sayuran dengan suwiran daging ayam. Keripik merupakan salah satu jenis makanan ringan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia. Keripik merupakan makanan camilan (snack) yang mempunyai daya awet yang cukup tinggi, rasa yang enak, dan variasi yang banyak sehingga dapat memenuhi selera konsumen. Pengolahan daun bangun- bangun dalam bentuk keripik diharapkan akan mengurangi kejenuhan ibu menyusui di dalam rasa,tekstur,warna. Keripik yang memiliki rasa gurih akan mengurangi kejenuhan ibu menyusui di dalam rasa
daun bangun- bangun. Dari segi tekstur keripik lebih renyah sehingga dapat mengurangi kejenuhan dibandingkan sop daun bangun- bangun yang banyak mengandung air. Warna daun bangunbangun yang digoreng dan daun bangunbangun yang direbus (dijadikan sop) pasti memiliki perbedaan sehingga diharapkan mengurangi kejenuhan ibu menyusui. Selain itu pengolahan dalam bentuk keripik dapat memperpanjang daya simpan dan dapat menjadi alternatif makanan selingan yang sehat bagi ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan zat besi dan daya terima keripik daun bangun- bangun oleh ibu menyusui di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2013. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kadar zat besi keripik daun bangun- bangun 2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan warna keripik yang terdapat di dalam keripik daun bangun- bangun yang berbentuk lembaran daun bangunbangun,gulungan daun bangun- bangun dan stik daun bangun- bangun. 3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan rasa keripik yang terdapat di dalam keripik daun bangun- bangun yang berbentuk lembaran daun bangun- bangun,gulungan daun bangun- bangun dan stik daun bangun- bangun. 4. Mengetahui ada tidaknya perbedaan tekstur keripik daun bangun- bangun yang berbentuk lembaran daun bangunbangun,gulungan daun bangun- bangun dan stik daun bangun- bangun. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yakni mengetahui kandungan gizi dan daya terima keripik daun bangunbangun oleh ibu menyusui. Penelitian untuk uji zat besi dilakukan di Laboratorium Balai Riset Industri dan Standarisasi Medan. Pengambilan data untuk Uji daya terima 2
dilakukan di Puskesmas Matiti, Kecamatan Doloksanggul. Pembuatan keripik daun bangun- bangun dilakukan di rumah peneliti, Jalan Tiga Nempuh, Doloksanggul. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013. Pengujian daya terima dilakukan dengan menggunakan konsumen sebagai panelisnya.Pengujian daya terima produk menggunakan panelis sebanyak 30 orang. Panelis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah panelis konsumen yakni ibu- ibu menyusui di Kecamatan Doloksanggul. Uji zat besi yang dilakukan untuk menguji kandungan zat besi pada keripik daun bangun- bangun adalah dengan uji analisis Kadar Zat Besi (Fe) dilakukan dengan metode SSA (Spektrofotometri Serapan Atom). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada masing-masing perlakuan maka digunakan Analisa Sidik Ragam dan Uji Duncan. Untuk mengetahui daya terima dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap keripik daun bangun- bangun yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada organoleptik keripik daun bangun- bangun, maka dapat dilakukan Uji Analisis Varians (Anova). Bila F. Hitung > F. Tabel berarti ada perbedaan antara perlakuan-perlakuan tersebut. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tiap-tiap perlakuan maka di lanjutkan dengan Uji Ganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Dengan Uji Ganda Duncan maka dapat diketahui perlakuan mana yang paling berbeda dengan perlakuan lainnya dan perlakuan mana yang hanya sedikit berbeda dengan perlakuan lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Keripik Daun Bangun– Bangun Keripik daun bangun-bangun adalah keripik yang dibuat dengan bahan dasar daun bangun – bangun dicampur dengan adonan tepung terigu, kemiri, bawang putih, garam, dan air. Keripik yang dibuat adalah keripik berbentuk lembaran, keripik berbentuk gulungan, dan keripik berbentuk stik. Tabel 1. Karakteristik Keripik daun BangunBangun Karakteristik Perlakuan A1 A2 A3 Warna coklat hijau coklat kehijau kecoklata kehijaua an n n Rasa daun daun daun bangun bangun – bangun – bangun –bangun bangun terasa tidak kurang kuat terasa terasa Tekstur renyah kurang renyah renyah
Keripik berbentuk lembaran memiliki warna coklat kehijauan, warna coklat berasal dari hasil penggorengan adonan tepung terigu yang membalut daun bangun-bangun. Rasa keripik berbentuk lembaran dominan rasa tepung, rasa getir dari daun bangun–bangun tidak terlalu terasa lagi. Tekstur keripik berbentuk lembaran sangat renyah. Warna keripik daun bangunbangun berbentuk gulungan adalah hijau kecoklatan. Warna dari daun bangunbangun sendiri lebih terlihat pada keripik ini, karena lapisan tepung yang membalut daun bangun –bangun lebih tipis dibandingkan keripik berbentuk lembaran. Rasa keripik daun bangun- bangun ini menghasilkan rasa getir dan pahit yang dihasilkan oleh unsur kimia phytosterin-B . Sedangkan untuk tekstur keripik daun bangun-bangun berbentuk gulungan ini kurang renyah. 3
Warna keripik daun bangun– bangun berbentuk stik adalah coklat keemasan, dan terdapat bercak- bercak hijau dari potongan daun bangun–bangun sendiri. Rasa keripik daun bangun–bangun ini lebih mirip keripik bawang (stik bawang). Rasa asli dari daun bangun– bangun tidak begitu terlihat lagi. Tekstur keripik daun bangun- bangun berbentuk stik ini renyah dan padat. Kandungan Fe (Zat besi) pada Keripik Daun Bangun–Bangun Setelah melakukan analisis dengan metode AAS maka diperoleh hasil kandungan zat besi untuk masing – masing perlakuan keripik daun bangun-bangun yakni keripik daun bangun–bangun berbentuk lembaran (A1), keripik daun bangun–bangun berbentuk gulungan (A2) , dan keripik daun bangun–bangun berbentuk stik (A3). Berikut adalah kandungan zat besi untuk masing – masing perlakuan. Tabel 2. Kandungan Zat Besi Keripik Daun Bangun-Bangun Perlakuan Kandungan Zat besi A1 31,5 mg/kg A2 36,0 mg/kg A3 14,1 mg/kg Keterangan A1 = Keripik daun bangun–bangun berbentuk lembaran A2 = Keripik daun bangun–bangun berbentuk gulungan A3 = Keripik daun bangun–bangun berbentuk stik
Kandungan zat besi tertinggi ada pada keripik daun bangun-bangun berbentuk gulungan yakni senilai 36,0 mg/ kg. Bahkan keripik daun bangun–bangun berbentuk gulungan memiliki kandungan zat besi lebih tinggi dibandingkan daun bangun– bangun segar yakni 32,8 mg/kg (Balai Besar Industri Agro Bogor, 2008). Meskipun dari penilaian organoleptik keripik berbentuk stik lebih disukai, namun kandungan zat besi keripik berbentuk stik adalah yang paling rendah. Konsumsi ibu menyusui akan 1 porsi (30 gr) keripik daun bangun-bangun
berbentuk lembaran akan memenuhi 0,95 mg kebutuhan zat besi ibu menyusui yakni 2,9 % di enam bulan pertama dan 2,4 % di enam bulan kedua. Konsumsi ibu menyusui akan 1 porsi (30 gr) keripik daun bangun-bangun berbentuk gulungan akan memenuhi 1,08 mg kebutuhan zat besi ibu menyusui yakni 3,3 % di enam bulan pertama dan 2,8 % di enam bulan kedua. Sementara konsumsi ibu menyusui akan 1 porsi (30 gr) keripik daun bangun-bangun berbentuk stik adalah yang paling rendah yakni hanya akan memenuhi 0,42 mg kebutuhan zat besi ibu menyusui sebesar 1,3 % di enam bulan pertama dan 1,1 % di enam bulan kedua. Kandungan zat besi pada keripik daun bangun–bangun tidak hanya berasal dari daun bangun–bangun sendiri. Zat besi pada daun bangun–bangun juga berasal dari bahan baku pembuatan keripik seperti tepung terigu yang digunakan. Berdasarkan informasi nilai gizi tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan keripik daun bangun–bangun, terdapat 1 mg zat besi dari 100 gr takaran saji tepung terigu . Kandungan zat besi dalam keripik daun bangun–bangun berbentuk stik lebih rendah karena jumlah daun bangun– bangun yang digunakan lebih sedikit untuk setiap stiknya. Daya Terima terhadap Warna Keripik Daun Bangun – Bangun Penerimaan panelis (ibu menyusui) berjumlah 30 orang terhadap keripik daun bangun–bangun berdasarkan indikator warna adalah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Analisis Uji Daya Terima Warna Keripik Daun Bangun-Bangun Perl aku an A1 A2 A3
Tingkat Kesukaan Sangat suka n % 10 33, 3 2 6,6 6 23 76, 6
Suka
Tidak Suka
Total
n 20
% 66,6
n 0
% 0
n 30
20
66,6
8
30
7
23,3
0
26, 6 0
30
% 10 0 10 0 10 0
4
Keterangan : A1 : Keripik berbentuk lembaran A2 : Keripik berbentuk gulungan A3 : Keripik berbentuk stik
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap warna, skor tertinggi adalah pada keripik A3 yakni keripik berbentuk stik dengan nilai 83, menunjukkan bahwa warna keripik yang paling disukai ibu menyusui adalah keripik berbentuk stik. Untuk keripik berbentuk lembaran dominan pada kategori suka (66,6 %), sama halnya dengan keripik berbentuk gulungan (66,6 %). Terdapat 26,6 % yang menyatakan tidak suka dengan keripik berbentuk gulungan, sedangkan untuk keripik berbentuk lembaran dan berbentuk stik 0 % yang menyatakan tidak suka terhadap indikator warna. Tabel 4. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Warna Keripik Daun Bangun– Bangun Sumber Keragaman
d JK b
Perlakuan
2
Panelis Error Total
2 9 5 4 8 5
JKR
14,0 6
7,03
0,20
0,00 6
20,6 4 34,9 0
F hitung
18,39
F tabel
3,33
Keterang an
Ada perbedaan
0,38
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap warna keripik daun bangun-bangun A1, A2,dan A3 dengan nilai FHitung 18,39 ternyata lebih besar dari FTabel 3,33. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna keripik daun bangun–bangun . Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 5 :
Tabel 5. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Keripik Daun Bangun–Bangun Keripik Keripik Keripik berbentuk berbentuk Perlakuan berbentuk gulungan lembaran stik (A3) (A2) (A1) Rata- rata 1,80 2,33 2,76 A1 – A2 = 2,33 – 1,80 = 0,53 > 0,31 Jadi A1 ≠ A2 A3 – A1 = 2,76 – 2,33 = 0,43 > 0,32 Jadi A3 ≠ A1 A3 – A2 = 2,76 – 1,80 = 0,96 > 0,31 Jadi A3 ≠ A2
Berdasarkan tabel hasil uji ganda duncan terlihat bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna pada tiga perlakuan keripik daun bangun–bangun berbeda satu sama lain. Selain itu dapat pula ditarik kesimpulan bahwa warna keripik daun bangun–bangun yang paling disukai adalah keripik berbentuk stik (A3) dengan nilai rata- rata tertinggi yakni 2,76. Uji ganda duncan menunjukkan bahwa tingkat kesukaan warna keripik pada masing – masing perlakuan berbeda satu sama lain. Dari tabel uji ganda duncan dapat terlihat bahwa warna keripik yang paling disukai adalah keripik berbentuk stik dengan rata – rata 2,76. Hasil warna keripik yang paling disukai ibu menyusui adalah warna keripik berbentuk stik, yakni berwarna coklat kehijauan (bercak hijau). Warna keripik daun bangun–bangun berbentuk lembaran dan gulungan hampir sama yakni hijau yang dibungkus oleh adonan tepung yang sudah digoreng berwarna kecoklatan. Warna yang cenderung sama ini memengaruhi penilaian panelis terhadap warna keripik berbentuk lembaran dan gulungan . Warna keripik berbentuk lembaran dan keripik berbentuk gulungan dominan pada kategori suka yakni 66,6 %.
5
Daya Terima terhadap Rasa Keripik Daun Bangun–Bangun Penerimaan panelis (ibu menyusui) berjumlah 30 orang terhadap keripik daun bangun–bangun berdasarkan indikator rasa adalah sebagai berikut : Tabel 7. Hasil Analisis Uji Daya Terima Rasa Keripik Daun Bangun-Bangun Perl akua n
Tingkat kesukaan Suka
A1
Sangat suka n % 3 10
Tidak suka
Total
n 27
% 90
n 0
% 0
n 30
% 100
A2
2 6,6
A3
1 53, 6 3
11
36,6
17
56,6
30
100
13
43,3
1
3,3
30
100
Keterangan : A1 = Keripik berbentuk lembaran A2 = Keripik berbentuk gulungan A3 = Keripik berbentuk stik
Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap rasa, skor tertinggi adalah pada keripik A3 yakni keripik berbentuk stik dengan nilai 75, menunjukkan bahwa rasa keripik yang paling disukai ibu menyusui adalah keripik berbentuk stik. Keripik berbentuk lembaran dominan pada kategori suka (90 %), dan yang menyatakan sangat suka ada 10 %. Panelis menyatakan tidak suka terhadap rasa keripik berbentuk gulungan dan berbentuk stik. Terdapat 56,6 % yang menyatakan tidak suka tehadap rasa keripik daun bangun-bangunberbentuk gulungan dan 3,3 % terhadap keripik berbentuk stik. Tabel 8. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Keripik Daun Bangun–Bangun Sumber F F d JK Keterang Keragam JK hitun tabl b R an an g e 12,4 Perlakuan 6,21 2 2 2 Panelis 6,72 0,23 9 Ada 5 17,5 19,40 3,33 perbedaa Error 0,32 4 8 n 8 36,7 Total 5 2
keripik daun bangun-bangun A1, A2,dan A3 dengan nilai FHitung 19,40 ternyata lebih besar dari FTabel 3,33. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa keripik daun bangun–bangun . Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 9 : Tabel 9. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Rasa Keripik Daun Bangun– Bangun Keripik Keripik Keripik berbentuk berbentuk Perlakuan berbentuk gulungan lembaran stik (A3) (A2) (A1) Rata- rata 1,56 2,13 2,46 A1 – A2 = 2,13 – 1,56 = 0,57 > 0,28 Jadi A1 ≠ A2 A3 – A1 = 2,46 – 2,13 = 0,33 > 0,29 Jadi A3 ≠ A1 A3 – A2 = 2,46 – 1,56 = 0,90 > 0,28 Jadi A3 ≠ A2
Berdasarkan uji ganda duncan terhadap rasa keripik daun bangun–bangun dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa keripik daun bangun–bangun berbeda, dan panelis lebih menyukai rasa keripik berbentuk stik (A3) dengan nilai rata – rata 2,46. Rasa getir dari daun bangunbangun tidak terasa lagi pada keripik berbentuk stik dan keripik berbentuk lembaran, bahkan rasa daun bangun– bangun sudah tidak terasa lagi. Kumalaningsih (1986) menambahkan rasa suatu bahan pangan dapat berasal dari bahan pangan itu sendiri dan apabila mendapat pengolahan maka rasanya dapat dipengaruhi oleh bahan yang ditambahkan selama proses pengolahan. Pada keripik berbentuk gulungan rasa getir lebih terasa dan rasa asli daun bangun- bangun lebih terasa. Rasa getir dan pahit dari daun bangun – bangun berasal dari zat phytosterin- B.
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 8, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap warna 6
Daya Terima terhadap Tekstur Keripik Daun Bangun–Bangun Penerimaan panelis (ibu menyusui) berjumlah 30 orang terhadap keripik daun bangun–bangun berdasarkan indikator tekstur adalah sebagai berikut : Tabel 10. Hasil Analisis Uji Daya Terima Tekstur Keripik Daun Bangun- Bangun Perl Tingkat kesukaan akua Sangat Suka Tidak suka Total n suka n % n % n % n 1 46, 15 50 1 3,3 30 A1 4 6 9 30 9 30 12 40 30 A2 1 46, 15 50 1 3,3 30 A3 4 6 Keterangan : A1 = Keripik berbentuk lembaran A2 = Keripik berbentuk gulungan A3 = Keripik berbentuk stik
Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik terhadap tekstur, skor tertinggi adalah pada keripik A1 yakni keripik berbentuk lembaran dan keripik A3 yakni keripik berbentuk stik dengan nilai 83 , menunjukkan bahwa tekstur keripik yang paling disukai ibu menyusui adalah keripik berbentuk lembaran dan keripik berbentuk stik. Tidak ada perbedaan respon panelis terhadap tekstur keripik berbentuk lembaran dan stik. Terdapat 46,6 % yang menyatakan suka terhadap keripik berbentuk lembaran dan stik, dan hanya 3,3 % yang menyatakan tidak suka dengan tekstur keripik berbentuk lembaran dan stik. Tekstur keripik berbentuk gulungan dominan pada kategori tidak suka yakni 40 %. Tabel 11. Hasil Analisa Sidik Keripik Daun Bangun– Bangun Sumber JK JK Keragam d R an b Perlakuan 5,07 2,53 2 Panelis 2 23,4 0,80 9 3 Error 5 17,6 0,32 4 Total 8 46,1 5 0
Ragam terhadap Tekstur F hitun g
F tabe l
Keterang an
7,90
3,33
Ada perbedaa n
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 11, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap tekstur keripik daun bangun-bangun A1, A2,dan A3 dengan nilai FHitung 7,90 ternyata lebih besar dari FTabel 3,33. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur keripik daun bangun– bangun . Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka % dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan 100 didapatkan hasilnya seperti tabel 12 : 100 Tabel 12. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap 100 Tekstur Keripik Daun Bangun– Bangun Perlakuan Keripik Keripik Keripik berbentuk berbentuk berbentuk gulungan lembaran stik (A3) (A2) (A1) Rata- rata 1,9 2,37 2,43 A1 – A2 = 2,37 – 1,90 = 0,47 > 0,28 Jadi A1 ≠ A2 A3 – A1 = 2,43 – 2,37 = 0,06 < 0,29 Jadi A3 = A1 A3 – A2 = 2,43 – 1,90 = 0,53 > 0,28 Jadi A3 ≠ A2
Berdasarkan uji ganda duncan terhadap tekstur keripik daun bangun– bangun dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur keripik daun bangun–bangun berbentuk stik (A3) dan berbentuk lembaran (A1) adalah sama. Kerenyahan sangat tergantung pada kadar air dari keripik yang dihasilkan. Snack yang renyah biasanya memiliki kadar air kurang dari 4%, jika kadar air terlalu tinggi produk akan terasa alot dan jika terlalu rendah maka produk akan mudah hancur. Supartono (2000) menyatakan bahwa sifat produk kerupuk adalah kemudahan menyerap air (higrokopositas) semakin mudah dan cepat menyerap air maka produk kerupuk akan semakin mudah melempem sehingga tidak renyah.
7
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan pada warna keripik berbentuk lembaran, gulungan, dan stik. Hasil uji ganda duncan menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna pada ketiga perlakuan keripik berbeda satu sama lain. Warna keripik yang paling disukai adalah warna pada keripik berbentuk stik. Ada perbedaan pada rasa keripik berbentuk lembaran, gulungan, dan stik . Hasil uji ganda duncan menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa pada ketiga perlakuan keripik berbeda satu sama lain. Rasa keripik paling disukai adalah rasa keripik berbentuk stik. Ada perbedaan pada tekstur keripik berbentuk lembaran, gulungan, dan stik . Hasil uji ganda duncan menunjukkan bahwa tingkat kesukaan terhadap tekstur keripik berbentuk lembaran dan keripik berbentuk stik adalah sama, sedangkan tingkat kesukaan keripik berbentuk gulungan dengan keripik berbentuk lembaran dan stik berbeda. Ada perbedaan kadar zat besi pada masing – masing perlakuan keripik daun bangun – bangun. Zat besi paling tinggi ada pada keripik berbentuk gulungan yakni 36,0 mg/kg. Ibu menyusui dapat menjadikan keripik daun bangun-bangun sebagai salah satu alternatif di dalam mengonsumsi daun bangun – bangun. Perlu dilakukan upaya untuk menyebarluaskan pembuatan keripik daun bangun–bangun dan manfaatnya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam rangka penganekaragaman makanan lainnya dengan bahan dasar bangun– bangun sebagai makanan yang kaya zat gizi.
Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anonim. 2010. Pengertian Keripik. Diakses pada 14/02/2013 pukul 21 : 41. http://id.wikipedia.org/wiki/Keripik Arikunto Suharsimi.2005. Manajemen Penelitian . Rineka Cipta. Jakarta Damanik, R dkk. 2006. Lactagogue effects of Bangun-bangun, a Bataknese traditional cuisine. APJCN; 15 (2): 267-274. _______________ 2001. Comsumption of bangun-bangun leaves (Coleus ambonicius lour) to increase breast milk production among bataknesse women in North Sumatra Island, Indonesia. APJCN; 10 (4): S67 Hanafiah, K. A. 2005. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Paramitha, Natasya Dian. 1999. Pengaruh Suhu dan Waktu Penggorengan Hampa (Vacuum Frying) terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Keripik Sawo (Achras sapota, L ). Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Putri Annisa Risdianika. 2012. Pengaruh Kadar Air terhadap Tekstur dan Warna Keripik Pisang Kepok (Musa Paradisiaca formatypica). Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin. Winarno.F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
8