KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEROKETAN NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR) KODE: H-39 Gedung DRN Serpong, 03 Oktober 2012
TIM Peneliti Utama: Drs. Jakondar Bakara Anggota: Drs. Husni Nasution; Dra. Euis Susilawati, M.Si; Drs. Pardamean Hutahaean, M.Eng; Intan Perwitasari, SE
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Jalan Pemuda Persil No. 1, Rawamangun, Jakarta Timur Website: www.lapan.go.id
LATAR BELAKANG
Salah satu program dalam kegiatan keantariksaan yang perlu mendapat perhatian yang serius adalah program pengembangan peroketan nasional.
Selama ini Indonesia telah memanfaatkan teknologi peroketan negara lain untuk berbagai kepentingan pembangunan nasional, namun belum pada tahap penguasaan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan wilayah yang sangat luas sudah saatnya mempercepat penguasaan teknologi di bidang peroketan untuk mendukung kemandirian bangsa di sektor-sektor startegis lainnya.
Namun dalam upayanya mencapai kemandirian ini sangat berkaitan dengan item-item teknologi peroketan yang diatur dalam membentuk Rejim Missile Technology Control Regime (MTCR), di mana negara-negara maju yang tergabung dlm MTCR sangat protektif dalam alih teknologi peroketan ke negara lain terutama ke negara non- anggota MTCR.
Saat ini Indonesia (d.h.i LAPAN) sedang mengembangkan teknologi roket yang diharapkan pada tahun 2014 mampu meluncurkan roket sonda 2 tingkat yaitu RX 550 dengan ketinggian 100 km dan jangkauan lebih dari 300 km, serta untuk jangka panjang yaitu membuat roket pengorbit satelit (RPS).
Tentunya dengan adanya hambatan dari MTCR, dan dikaitkan dengan sasaran LAPAN tersebut, akan sulit bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan sasaran (kemandirian dalam penguasaan teknologi roket) tersebut.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Untuk menuju penguasaan secara mandiri dlm tek peroketan, Indonesia mengalami kesulitan, a.l disebabkan: (i) Keterbatasan kemampuan Nasional (litbang Lapan) (ii) Hambatan dalam memperoleh komponen roket (alih teknologi) krn diatur oleh MTCR, a.l.: (a) Komponen propulsi dan peralatan, (b) Komponen bahan kimia dan pemroduksi propelan, (c) Instrumen, navigasi dan pemandu arah, dan (d) Sistem kendali (iii) Status Indonesia belum menjadi anggota MTCR
Pertanyaan penelitian (Research Question) adalah “Bagaimana Strategi Pengembangan Peroketan Nasional dengan adanya Hambatan Alih Teknologi dari MTCR.”
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI • Ruang Lingkup Kegiatan: Lokus : Nasional Fokus Kegiatan : Teknologi Pertahanan dan Keamanan Fokus Penelitian : Peroketan • Desain Penelitian LINGKUNGAN INTERNAL: 1. PERKEMB TEK. ROKET NASIONAL 2. INDUSTRI NAS’L YG MENDUKUNG PENGEM. ROKET 3. PERGURUAN TINGGI 4. KEBIJAKAN PEROKETAN NASIONAL
ANALISA SWOT
LINGKUNGAN EKSTERNAL: 1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NEGARA-NEGARA 2. REJIM MTCR
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL
• Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan (a) Penyusunan Proposal, (b) Pulahta : (i) data sekunder (studi pustaka) dan (ii) data primer (kunjungan ke instansi terkait dan wawancara), dan dilanjutkan menganalisis dengan menggunakan SWOT, dan (c) Penyusunan Laporan
• Perkembangan dan Hasil Kegiatan (i) Naskah laporan pelaksanaan (ii) Rekomendasi dari alternatif strategi dalam pengembangan peroketan untuk masukan penyusunan Road map Peroketan nasional dan NSP
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
•
Tim berkoordinasi dalam bentuk pertemuan , wawancara ataupun diskusi dengan: (i) PT DAHANA di Tasikmalaya (pengembangan bahan baku propelan), (ii) PT PINDAD di Malang (dalampengembangan peluncur/launcher, dll), (iii) PT LEN di Bandung (elektronika), (iv) PT Prochem Tritama di Batam (pengadaan/pemasok bahan kimia), (v) Universitas Komputer (UNIKOM) Bandung (SDM), (vi) PT. Krakatau Steel, Cilegon (pengembangan bahan material untuk tabung roket), dan (vii) Pusat Teknologi Roket LAPAN .
•
Hasil koordinasi berupa informasi terkait kebijakan, program, kendala, dan dukungannya terhadap upaya pengembangan peroketan nasional. Informasi ini mempunyai arti penting untuk (i) sharing informasi antar instansi terkait, (ii) menilai seberapa jauh faktor eksternal yaitu kekuatan dan kelemahan Indonesia dalam pengembangan peroketan nasional, dan (iii) Pemanfaatan fasilitas yang ada secara bersama-sama.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN • Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan (i) Disampaikan kepada pengambil keputusan (desicion maker)
sebagai bahan masukan dalam perumusan
kebijakan teknologi peroketan nasional. (ii) Publikasi hasil kajian Jurnal Lapan atau publishing inhouse Pusjigan untuk mendapatkan feedback audience, tanggapan dari pembaca terkait substansi kajian (iii) Menyampaikan hasil kajian thn 2012 ini ke Pusat Teknologi Roket LAPAN.
• Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Tidak ada (karena merupakan aset tidak berwujud )
• Pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan : LAPAN (Pusjigan, Pustek Roket), Ristek, DEPANRI
• Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Hasil kegiatan memuat data atau informasi antara lain (i) perkembangan negara-negara dalam upayanya mencapai penguasaan (ii) kemampuan nasional, kebijakan peroketan nasional, hambatan yang dihadapi , (iii) kendala/hambatan dari luar yang dialami Indonesia dalam pengembangan peroketan, salah satunya adalah adanya aturan dari Missile Technology Control Regime (MTCR) yang mengontrol alih teknologi, terutama dari kepada negara-non anggota MTCR, dan (iv) alternatif strategi pengemb peroketan nas’l. Data atau informasi ini penting atau perlu diketahui dan lebih lanjut dimanfaatkan semua pihak terkait peroketan untuk penentuan atau perumusan kebijakan peroketan ke depan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
•
Rancangan Pengembangan ke depan
(i)
Memperkaya data dan informasi terkait kemampuan atau seluruh potensi nasional terkait kemampuan nasional, karena data/ infromasi yang diperoleh dalam kegiatan PKPP tahun 2012 ini masih terbatas (PT DAHANA, PT LEN, PT. PINDAD dan litbang LAPAN). (ii) Mengkaji lebih dalam dengan melibatkan seluruh elemen seperti Perguruan Tinggi (a.l. UGM, ITS, UI, UNS) Industri swasta lainnya (a.l. PT.DI, PT Inti), dan regulator (pemerintah).
•
Strategi Pengembangan ke depan Hasil kajian akan disampaikan kepada pengambil keputusan sebagai bahan masukan dalam perumusan kebijakan peroketan nasional
•
Tahapan Pengembangan ke depan (i) (ii)
Penelitian Lanjutan (2013) Penyampaian dan pembahasan dalam forum Pokja DEPANRI
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN
Koordinadi di PT. DAHANA, Tasikmalaya
Koordinasi di PT Prochem Tritama, Batam Koordinasi di PT. LEN, Bandung
Koordinadi di PT. PINDAD, Turen, Malang Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Koordinasi di PT KS, Cilegon
7
TERIMA KASIH Peneliti Utama : Drs. J. Bakara Anggota Peneliti : Drs. Husni Nasution Dra. Euis Susilawati, M.Si Drs. Pardamean Hutahaean, M.Eng Intan Perwitasari, SE ]