PERAN ALIH TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS HORTIKULTURA
disampaikan pada :
RAPAT KERJA PUSLITBANG HORTIKULTURA Bandung, 16-18 April 2012
BALAI PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN
PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN SUBSEKTOR HORTIKULTURA
PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN SUB SEKTOR HORTIKULTURA INDONESIA 1. PRODUKSI • Laju pertumbuhan subsektor hortikultura Indonesia dipengaruhi oleh: Peningkatan jumlah penduduk, Pergeseran pola konsumsi ke pangan non kolesterol (buah dan sayur), dan preferensi konsumen terhadap buah dan sayur (seedless, novelty) • Produksi komoditas hortikultura Indonesia dari tahun 2005 hingga 2009 menunjukkan trend yang positif (AT : Vol. 11 No. 3 Edisi XL, Juli - September 2010) yaitu : produksi buah dari 14,7 juta ton menjadi 18,3 juta ton produksi sayur dari 9,1 juta ton menjadi 10,3 juta ton produksi tanaman hias mengalami fluktuatif, pada tahun 2005 produksinya mencapai 173,2 juta ton, tahun 2006 menjadi 166,7 juta ton, dan tahun 2009 kembali meningkat hingga 262,3 juta ton
Produksi Komoditas Hortikultura Indonesia Periode 2005 - 2009 Juta ton
2. KONSUMSI •
•
•
lanjutan perkembangan ........
Peningkatan Konsumsi buah dan sayur Buah-buahan 34,55 kg/kapita/tahun(2011) meningkat 8,21 % dari tahun sebelumnya (31,93 kg/kapita/tahun) sayuran 40,35 kg/kapita/tahun pada 2011 tumbuh 2,28 persen dari 39,45 kg/kapita/tahun pada 2010 Angka tsb masih jauh di bawah standar konsumsi sayuran yang direkomendasikan oleh FAO, yakni sebesar 73 kg/kapita/tahun. Sedangkan standar kecukupan untuk sehat sebesar 91,25 kg/kapita/tahun Jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, tingkat konsumsi sayuran Indonesia juga masih sangat jauh tertinggal. Singapura 120 kg/kapita/tahun, China 270 kg/kapita/tahun. Kamboja dan Vietnam masing-masing sebesar 109 kg/kapita/tahun dan 85 kg/kapita/tahun
Perbandingan Konsumsi buah dan sayur di Beberapa Negara Asia Tahun 2011 kg/kapita/th
lanjutan perkembangan ........
3. EKSPOR
Nilai Ekspor Komoditas Hortikultura: - Tanaman hias/bunga menyumbang 5.79% - Buah-buahan sebesar 58,36% - Sayuran sebesar 35,51%. Meskipun secara nasional ekspor bunga potong Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif, tetapi kontribusi Indonesia di pasar bunga dunia masih sangat kecil. Sebagai gambaran, Indonesia hanya merebut pangsa pasar sebesar 0.76% atau 136 juta dollar AS dari total nilai perdagangan sebesar 17.861 miliar dollar AS.
lanjutan perkembangan ........
4. PERBENIHAN • Afrizal Gindow (2011) mengungkapkan tahun 2011 volume impor benih hortikultura mencapai 4.351 ton, atau 30% dari kebutuhan benih nasional. • Permintaan benih diproyeksi akan mencapai 13.000 ton, sementara produsen benih nasional hanya mampu mensuplai 6000-7000 ton.
lanjutan perkembangan ........
5. TANTANGAN • Peluang pengembangan industri perbenihan hortikultura masih sangat terbuka, peluang tersebut semakin terbuka dengan diterbitkannya UUNo. 29 tahun 2000 tentang perlindungpn varietas tanaman. • Ketersediaan benih bermutu dan berkesinambungan menjadi tuntutan dengan adanya kecenderungan meningkatnya konsumsi hortikultura dari tahun ketahun. • Pada tahun 2020 diperkirakan (ISEAS, 2011), 52 % penduduk asia tergolong kelas menengah, konsumsi hortikultura di Indonesia diperkirakan akan meningkat 300% mencapai ± 100 kg/kapita/tahun baik untuk buah dan sayuran (hampir menyamai Singapura saat ini).
PERAN ALIH TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK HORTIKULTURA
I. SISTEM INOVASI NASIONAL PENGUNGKIT DAYA SAING
Level-5 (Proses daya saing)
Barang & Jasa
PUBLIC
MARKET/ PUBLIK
Supply
Level-4 (Proses Transfer Teknologi)
INDUSTRI YAN-MAS NAT SEC’S
Demand
KOLABORASI L.LITBANG/PT
Level-3 (Kebijakan Operasional Riset)
Level-2 (Kebijakan Dasar)
Inovasi
1. 2. 3.
B. USAHA
Knowledge Base
Kebijakan-1
Kebijakan-3 Kebijakan-5 Kebijakan-2 Kebijakan-4 Kebijakan-6
1. Jak Ekonomi 2. Bang infrastuktur sosial 3. Jak pendidikan 4. Jakburuh 5. Jak pajak dan keu
6. Jak Iptek Level-1 (Kebijakan Politis)
PEMERINTAH POLITIK DAN EKONOMI LINGKUNGAN, BUDAYA, TRADISI, KARAKTER BANGSA
Diadopsi dari MEXT • Jepang 11
Daya Saing Indonesia 2008, 2009, 2010 Tahun552008
Tahun 542009
Tahun 442010
Ranking
Pada tahun 2009 dan 2010, Indonesia meningkat dari factor driven stage menjadi transition to efficiency driven stage. GDP per kapita kita meningkat dari 1.924 menjadi 2.249 dan 2.329 US$ (factor driven stage GDP per kapita < 2.000 US$) Sumber : Menristek 2010
Keunggulan kompetitif Peningkatan kemampuan tenaga kerja
Keunggulan komparatif
Berbasis SDA
Pendorong ekonomi Sumberdaya manusia
Faktor pendukung
Padat karya
Padat modal
Investasi Padat tenaga terlatih
Berbasis teknologi
Inovasi Berbasis pengetahu an
Sumber: KIN, 2011
TUJUH INDIKATOR UNTUK MENGUKUR KEBERHASILAN dan DAYA SAING LEMBAGA LITBANG (Kemenristek, 2010) 1. 2. 3.
Publikasi ilmiah nasional Publikasi ilmiah internasional Sitasinya
4. 5. 6. 7.
HKI Layanan teknologi Lisensi Spin off
DAYA SAING PRODUK dan DAYA SAING NASIONAL
Alih Teknologi : Pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai iptek antar lembaga, badan atau orang, baik yang berada dalam lingkungan dalam negeri maupun luar negeri atau sebaliknya (PP nomor 20/2005) Adalah mekanisme pengalihan teknologi/penemuan dari UK/UPT kepada mitra kerja sama baik melalui lisensi maupun tanpa lisensi
FAKTA : POTRET INOVASI TEKNOLOGI – LITBANG PERTANIAN Public Private Partnerships (PPP)
Lisensi
Adopsi/komersialisasi
Perlindungan HKI
Pendaftaran HKI
α
Invensi/Hasil Penelitian
Tantangan : Memperbesar α =46/639
TUJUAN ALIH TEKNOLOGI
Menyebarluaskan hasil Litbang (invensi)
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan menguasai hasil litbang (invensi)
Pengembangan dan penyebarluasan kemajuan IPTEK
Mendorong pertumbuhan ekonomi
DASAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN HKI DAN ALIH TEKNOLOGI 1. UU 18/2002 tentang Sislitbang terap Iptek 2. UU tentang HKI (Paten, Cipta, Merek, PVT) dan peraturan turunannya 3. PP 20/2005 tentang alih teknologi 4. Permentan 53/2006 tentang Kerjasama Litbang 5. Permentan 49/2007 tentang pembentukan Balai PATP Perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan alih teknologi yang dibiayai oleh Pemerintah
PP 20/2005: Alih teknologi kekayaan intelektual hanya dapat dilakukan terhadap kekayaan intelektual yang telah mendapat perlindungan hukum (HKI)
ALIH TEKNOLOGI (PP 20/2005)
ALIH TEKNOLOGI dapat dilakukan secara (pasal 14 & 15): 1.
Komersial
2.
Non komersial diarahkan pada: a. mendorong penguasaan dan pemanfaatan iptek, b. mendorong terciptanya temuan-temuan iptek, c. mendorong perkembangan badan usaha kecil dan menengah d. Muatan teknologi dari invensinya tidak terlalu tinggi e. Tidak memerlukan tingkat keseragaman, presisi dan mutu tinggi f. Tidak memerlukan investasi tinggi dan nilai komersial rendah g. Untuk Badan Litbang, ditetapkan oleh Ka. Badan Litbang
Mekanisme alih teknologi (Ps 20): –
–
Lisensi (untuk teknologi yang telah diproduksi massal, kepemilikan Badan/Lembaga penemu),
siap HKI
Kerjasama para-lisensi “Public Private Partnership” (kerjasama dimulai dari penelitian dengan sharing pembiayaan, kepemilikan HKI dan pemanfaatan ekonominya secara bersama)
–
pelayanan jasa iptek, dan atau
–
Publikasi.
PERKEMBANGAN HKI dan ALIH TEKNOLOGI LINGKUP PUSLITBANG HORTIKULTURA s.d 31 Maret 2012
Data Perkembangan HKI Lingkup Badan Litbang Pertanian s.d 31 Maret 2012 Sertifikat
Pendaftaran/Permohonan Tahun Paten
Cipta
Merek
< 2006
59
6
22
2006
16
7
1
2007
2
2008
15
5
2009
13
2010
PVT
Var1)
Jml
Paten
Cipta
Merk
87
9
2
3
3
14
41
2
18
22
7
7
6
64
97
5
10
4
4
104
135
2
1
28
5
2
5
80
120
5
9
2011
16
6
4
7
86
119
6
2012
13
5
22
162
44
643
Jml
4 40
31
366
PVT
Var
Jml 14
7
11
18
1
18
26
2
57
64
2
100
105
8
80
102
1
2
86
95
5
1
1
39
21
14
7 5
352
431
Perkembangan jumlah pendaftaran dan sertifikat HKI lingkup Puslitbang Hortikultura s.d 31 Maret 2012 Sertifikat
Pendaftaran/ Permohonan No
UK/UPT Paten Cipta
1
Puslit
2
Balitsa
1
3
Balithi
5
4
Balitjestro
5
Balitbu
10
Total
16
Merek
PVT
Var
4 1
Paten
Cipta
Merek
PVT
Var
Total
16
17
62
66
4
4
42
46
124
133
4 12
2
15
31
1
2
65
73
4
4
47
59
4
131
171
5
2 5
Total
15
4
1 1
1
2
2
2
Data Kerjasama Lisensi Lingkup Puslitbang Hortikultura s.d 31 Maret 2012 No. 1 2
3
•
Teknologi
UK/UPT
Krisan Puspita Nusantara Krisan Swarna Kencana
Balithi
Gliocompost
Balithi
Balithi
4
Kangkung Sutera
Balitsa
5
Buncis Tegak 1
Balitsa
6
Buncis Tegak 2
Balitsa
Lisensor PT. Alam Indah Bunga Nusantara PT. Alam Indah Bunga Nusantara
Nomor Perjanjian
957/HM.240/I.3.3/10/20 11 01/ABN-BLH/X/2011 958/HM.240/I.3.3/10/20 11 02/ABN-BLH/X/2011 PT. Berdikari 221.1/HM.240/I.3.3/02/2 (Persero) 012 001/01/BDK/DIR/II/2012 PT. Sang Hyang Sri 1895/HM.240/I.3.1/11/2 011 441/SHS.04/SP/XI/2011 PT. Fajar Seed 1894.1/HM.240/I.3.1/11/ 2011 Fj/23-2/SK/11.2011 PT. Fajar Seed 1894.2/HM.240/I.3.1/11/ 2011 Fj/23-2/SK/11.2011
Tahun Mulai 17/10/11
Tahun Berakhir
17/10/16
17/10/11 17/10/16 9/2/12 9/2/17 23/11/11
23/11/11
23/11/11
23/11/16
23/11/16 23/11/16
Jumlah kerjasama lisensi Badan Litbang Pertanian SD. 31 Maret 2012 : 53 kerjasama lisensi
AKAR MASALAH ALIH TEKNOLOGI Secara institutional, lembaga litbang kurang bekerja dekat dengan dunia usaha. Perencanaan kegiatan litbang masih kurang berorientasi utuk pemenuhan pasar dan Jarang Lemlit yang melakukan market research yang komprehensif. Belum banyak kebijakan penciptaan pasar hasil litbang yang strategis dan mempunyai nilai kompetisi (daya saing tinggi). Kegiatan promosi masih konvensional dan kurang memadai Peneliti dan Perekayasa kurang berorientasi sbg techno enterpreneurship Lemlit belum memulai menerapkan konsep re-energizing SD penelitian untuk capaian iptek yang lebih tinggi
LANGKAH STRATEGIS LITBANG HORTIKULTURA UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING
IV.
LANGKAH STRATEGIS LITBANG HORTIKULTURA
1. REFOCUSING KEGIATAN PENELITIAN
Penelitian harus bersifat aplikatif, sesuai perkembangan dan untuk pemenuhan pasar, berpotensi hki dan dapat dikerjasamakan (benih dan teknologi budidaya), 4 tepat (kualitas, waktu, jumlah dan harga);
Pendekatan top down disamping bottom up untuk memperkuat riset unggulan nasional yang secara spesifik dapat menjawab kebutuhan nasional dan berkualitas internasional;
Hasil hasil penelitian tersebut harus mempunyai keunggulan komparatif, kompetitif dan mudah diadopsi sehingga perluTracing capaian teknologi serupa yang telah berkembang, berikut keunggulan dan kelemahannya;
Mendorong kegiatan riset bersama (konsorsium riset) antar lembaga litbang
2. MANAJEMEN DAN KERJASAMA
Penguatan elemen sumberdaya, kelembagaan dan jejaring, serta sinergi dan kemitraan program untuk peningkatan produktivitas dan pendayagunaan;
Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UPBS melalui pengembangan UPBS modern yang mampu memenuhi kebutuhan /permintaan BS yang Tepat kualitas, jumlah, waktu dan harga melalui Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 90012008 dalam proses produksi dan manajemen UPBS secara konsisten;
Meningkatkan kerjasama dengan Lembaga Penelitian terkait, pengguna, industri perbenihan dan lembaga perbenihan nasional;
Litbang perlu meningkatkan pergaulan dg dunia usaha, menguatamakan demand driven public – private-partnership;
Meningkatkan efektivitas proses alih teknologi melalui reverse engineering, outsourcing, lisensi, dan pralisensi (IN-WARD TECHNOLOGY TRANSFER)- PERLU pemikiran KEBIJAKAN untuk meningkatkan INWARD TECH. TRANSFER dalam dan luar negeri;
Mendorong adanya kebijakan penciptaan pasar hasil litbang;
Menciptakan sistem dan kebijakan alih teknologi yang memadai dan mudah diimplementasikan
PROGRES DAN LANGKAH OPERASIONAL TATA ATURAN ALIH TEKNOLOGI Menerapkan sistem alih teknologi yang memadai dan mudah diimplementasikan. Work closely dengan dunia usaha dan end user Melaksanakan Business Meeting secara periodik. Menerapkan skema kerjasama PPP disamping lisensi Melaksanakan promosi invensi dengan 4 tepat: (1) pada waktu yang tepat dimana saat ini teknologi tersebut dibutuhkan, (2) ketepatan jaminan kualitas, (3) harga yang tepat dan (4) kepada calon lisensor yang tepat. Market research and prospective market
Penguatan kelembagaan pengelola alih teknologi (SDM ,Sarana dan tata aturan) Penambahan personil untuk berbagai keahlian (IT, Marketing, Management, Hukum, Pertanian). Diklat jangka pendek dan panjang untuk bidang Management transfer of teknology, IPR (drafting dokumen), Marketing strategy of technology, dll. Menyusun Panduan HKI, alih teknologi, valuasi invensi, verifikasi lisensi, dan PPP
Menyusun rancangan peraturan untuk penetapan besaran royalti, dan pemanfaatannya
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN Pasal 2 1) Jasa layanan Alih Teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah hasil penelitian yang dilindungi Hak Kekayaan intelektual dan pengembangannya dilakukan secara komersial, dikenakan royalti. 2) Tarif besaran royalti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan atas dasar persentase dari harga pokok penjualan selama jangka waktu kontrak perjanjian;
DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : ……………………… TENTANG PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI PENERIMAAN KERJASAMA ALIH TEKNOLOGI PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN Menimbang Mengingat
MENTERI KEUANGAN : ........................ : ........................
dilanjutkan…
MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG . PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI KERJASAMA ALIH TEKNOLOGI PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN.
PERTAMA
:
Menyetujui penggunaan sebagian Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari penerimaan hasil kerjasama alih teknologi pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian paling tinggi sebesar 99 % (sembilan puluh sembilan persen) dilanjutkan…
KEDUA
:
Penggunaan sebagian dana sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan dan penguatan Satker yang besarnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Kegiatan tersebut meliputi : a. Pemeliharaan dan Pengembangan Sarana penelitian (Peralatan, gedung dan sarana penunjang penelitian; b. Pengadaan sarana produksi dan bahan habis pakai di laboratorium; c. Peningkatan kemampuan dan kesejahteraan Peneliti/Perekayasa; d. Pengelolaan HKI dari teknologi yang dialihkerjasamakan. dilanjutkan…
KETIGA
Sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA disediakan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Unit Kerja Pengelola Alih Teknologi.
:
KEEMPAT
:
Dalam pelaksanaan penyetoran dan penarikan sebagian dana penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, Instansi pengguna berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
KELIMA
:
Instansi Pengguna yang telah mendapatkan persetujuan penggunaan sebagaian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, wajib menyampaikan laporan setiap triwulan mengenai seluruh penerimaan dan penggunaan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak kepada Direktur Jenderal Anggaran cq. Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak. dilanjutkan…
KEENAM :
Penggunaan Sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang telah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA sewaktu-waktu dapat di tinjau kembali oleh Menteri Keuangan.
KETUJUH :
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
USULAN PENGGUNAAN PEMANFAATAN ROYALTI HASIL ALIH TEKNOLOGI Permentan 53/2005 tentang Kerjasama Litbang Alokasi Penggunaan Royalti
Pemanfaatan Royalti untuk hasil alih teknologi litbang
Jenis Pengeluaran dalam pemanfaatan royalti
Insentif/Anugrah bagi inventor (≤40%)
Insentif bagi inventor diperlukan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan invensi di lingkungannya. Peningkatan kapasitas dan kegiatan litbang serta memperkuat sumber daya iptek dan memperluas jaringan kerja, terdiri dari : 1.Pengembangan SDM penelitian. 2.Pemeliharaan dan pengembangan fasilitas penelitian. 3.Pengawalan, pemantauan dan perbaikan inovasi yang sudah dilisensi. 4.Penyediaan bahan dasar yang dilisensikan. 5.Pengembangan inovasi baru dan penguatan penguasaan iptek.
Insentif bagi tim penelitian yang terdiri dari: peneliti/perekayasa, teknisi litkayasa
Peningkatan kapasitas institusi (≤40%)
1.
2. 3. 4.
5. 6.
7.
Training, studi banding, seminar, magang, dan workshop dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM untuk menghasilkan invensi. Belanja jasa profesi. Honorarium yang terkait untuk menghasilan invensi yang dapat dilisensikan. Belanja modal pengadaan alat-alat perkantoran dalam rangka pemeliharaan dan pengembangan penelitian. Belanja bahan untuk kegiatan litbang dan administrasi (ATK). Belanja perjalanan dalam rangka penelitian serta pengembangan, pengawalan, pemantauan dan perbaikan inovasi. Belanja barang non operasional lainnya dalam rangka kegiatan litbang
USULAN PENGGUNAAN PEMANFAATAN ROYALTI HASIL ALIH TEKNOLOGI Alokasi Penggunaan Royalti
Pemanfaatan Royalti untuk hasil alih teknologi litbang
Jenis Pengeluaran dalam pemanfaatan royalti
Pengelolaan alih teknologi (20%)
Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan litbang, yang terdiri atas : 1. Pemeliharaan HKI 2. Pengembangan pemanfaatan lisensi 3. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan alih teknologi kekayaan intelektual 4. Verifikasi pelaksanaan lisensi 5. Pelaporan
1. 2. 3.
4. 5.
6.
7. 8.
Belanja honor staf pengelola alih teknologi. Belanja jasa profesi Belanja modal pengadaan alat-alat perkantoran dalam rangka pengelolaan alih teknologi. Belanja bahan. Belanja perjalanan dalam rangka pengembangan, verifikasi dan pelaksanaan alih teknologi. Belanja barang non operasional lainnya dalam rangka koordinasi, konsinyasi dan penyusunan laporan dalam rangka pengelolaan alih teknologi. Belanja pemeliharaan HKI. Training dan studi banding untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan kekayaan intelektual.
40% Insentif/Anugrah???? Insentif
SBU atau menerbitkan SBK SBU rumit dan kecil, SBK butuh waktu dan pembahasan yang lama
Anugrah
Perlu bukti benar benar luar biasa AKIL (Anugrah Kekayaan Luar Biasa), syarat: Peneliti yang sangat berprestasi Bukti publikasi Mempunyai HKI (Paten, Hak Cipta atau PVT) Karyanya telah dimanfaatkan masyarakat memberi manfaat ekonomi. Komitmen tinggi terhadap keahliannya mempunyai kontribusi kepada pengembangan iptek. Diumumkan kepada masyarakat dalam perioda waktu tertentu dan tidak ada yang menyanggah.
TERIMA KASIH