ROEDHY POERWANTO Peran Hortikultura dalam Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan (UU 18/2012 tentang PANGAN) Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan
Empat pilar: aspek ketersediaan (food availibility), aspek stabilitas ketersediaan atau pasokan (stability of supplies), aspek keterjangkauan (access to supplies), aspek konsumsi pangan (food utilization).
Kemandirian Pangan (UU 18/2012 tentang PANGAN) Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
Kedaulatan Pangan (UU 18/2012 tentang PANGAN) Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
Untuk itu perlu ada jaminan ketersediaan tanah subur, air, benih, dan pembiayaan untuk para buruh tani dan petani kecil, serta melarang adanya praktek perdagangan pangan dengan cara dumping
Keamanan Pangan (UU 18/2012 tentang PANGAN) Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Karakter Konsumsi Hortikultura Bukan makanan pokok, tetapi untuk: Sumber vitamin & mineral Sumber serat Sumber zat fungsional Sumber memperoleh kesenangan
Karena itu: Perlu keragaman Perlu mutu tinggi Sifat konsumsi fancy
8/22/2013
6
Konsumsi Buah per Kapita (kg) LINGKUP
KONSUMSI (kg/kapita/tahun) 2003
2004
2005
2006
2007
Dunia
62.24
64.46
65.89
67.92
69.09
Asia Negara Sedang Berkembang Indonesia1)
49.17
51.60
54.29
56.54
58.90
45.65
46.31
46.81
48.59
48.55
29.07*
27.04
31.41
23.20
32.50
Konsumsi Buah Total NEGARA China India Indonesia Iran Philippines Turkey Japan Pakistan Thailand Viet Nam Republic of Korea Bangladesh Saudi Arabia Myanmar Malaysia Democratic Republic of Korea
2003 66 379 716 39 589 543 11 310 540 10 763 594 7 906 632 7 682 414 7 052 749 4 766 020 5 629 777 4 467 277 3 031 966 1 569 704 2 346 509 1 463 241 1 344 147 1 271 271
KONSUMSI (Ton) 2004 2005 73 187 381 76 342 209 41 545 445 43 932 043 12 855 961 13 057 450 10 631 662 11 699 087 8 104 626 8 575 487 6 986 938 8 161 916 7 362 057 7 717 984 5 081 652 5 961 316 5 605 295 5 748 050 4 837 041 5 106 352 3 161 284 3 578 595 1 688 618 2 786 928 2 382 146 2 620 476 1 609 300 1 744 553 1 400 074 1 453 956 1 288 639
1 295 207
2006 82 119 894 48 784 540 14 118 638 11 391 392 8 552 882 7 758 047 7 084 886 5 884 375 6 291 425 4 993 660 3 348 651 2 981 932 2 584 116 1 771 668 1 401 154
2007 86 094 185 52 473 712 14 890 022 11 444 385 9 817 579 8 074 176 7 413 836 6 324 209 6 088 723 5 013 069 3 801 157 3 262 930 2 590 974 1 690 682 1 524 352
1 275 280
1 243 757
Rata-Rata Konsumsi Sayuran per Kapita Penduduk Dunia LINGKUP
KONSUMSI (kg/kapita/tahun) 2003
2004
2005
2006
2007
Dunia
116.13 115.82 116.58 118.91 119.53
Asia Negara Sedang Berkembang
138.45 136.50 139.51 142.85 143.68
Indonesia1)
45.88
46.59
46.22
48.36
48.59
43,49*
45.05
69.36
47.99
51.10
Total Konsumsi Sayuran di Beberapa Negara Asia NEGARA
2003
2004
KONSUMSI (Ton) 2005
2006
2007
China 340 405 679 347 930 301 357 418 493 368 901 595 374 088 691 India 73 382 382 61 392 650 65 976 411 72 977 489 75 493 779 Turkey 16 457 571 16 078 932 16 829 726 16 469 736 16 336 434 Iran 11 064 765 12 029 563 13 667 357 13 063 069 14 032 656 Japan 13 677 988 13 416 014 13 739 041 13 538 370 13 527 119 Republic of Korea 10 083 091 10 841 800 10 147 526 10 597 106 10 234 660 Indonesia 7 405 418 7 858 089 7 974 762 8 311 583 8 304 969 Viet Nam 6 873 953 6 994 568 7 113 475 7 103 355 7 173 494 Philippines 4 983 194 4 990 196 5 106 770 5 177 771 5 312 279 Pakistan 4 385 691 4 550 640 4 885 554 5 237 393 5 196 715 Myanmar 3 498 490 3 531 814 3 527 393 3 645 402 3 718 551
Korea Utara
3 502 269
3 514 786
3 549 529
3 446 965
3 337 935
Bangladesh Thailand
2 023 747 2 570 752
2 274 629 2 722 403
2 406 676 2 720 181
2 761 412 2 691 909
3 104 857 2 688 703
Tantangan • Murahnya sayuran dan buah dari China dengan kualitas yang ‘relatif baik’, terutama dari mutu visual, akan menyaingi buah dan sayuran produksi dalam negeri. • Meluasnya buah-buahan asal China dan negara tetangga lain di pasar semakin tak terbendung. • Lebih lebih setelah dimulainya ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) • Setelah ASEAN +3 (China, Jepang, Korea) • ASEAN +6 (China, Jepang, Korea, Australia, New Zealand, India) • Rekomendasi OECD (The Organisation for Economic Cooperation and Development): • Swasembada pangan • Modal (asing) • Akses pasar impor • Infrastruktur
OECD Menurut laporan terbaru OECD, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan: memfasilitasi penanaman modal pertanian yang lebih tinggi, membuka lebih luas pasar produk pertanian dalam perdagangan internasional, mereformasi skema subsidi input dan bantuan pangan mulai meninggalkan tujuan swasembada pangan.
Menurut Ken Ash (Direktur Perdagangan & Pertanian OECD) serta Menteri Pertanian Indonesia (Suswono) perhatian Indonesia pada pencapaian ketahanan pangan melalui swasembada adalah salah arah. http://www.oecd.org/newsroom
OECD menyebutkan Proteksi terhadap impor pangan: menghambat daya saing sektor pertanian, membatasi pertumbuhan produktivitas pertanian, meningkatkan biaya pangan untuk konsumen miskin, termasuk mayoritas petani, yang merupakan pembeli neto (net buyer) bahan pangan pokok.
Kebijakan non-tarif yang lebih terbuka: akan mendorong perdagangan memungkinkan konsumen Indonesia mengakses pangan di pasar internasional dengan lebih baik.
Rendahnya penanaman modal dapat diatasi dengan: mempercepat registrasi lahan dan menyederhanakan sistem kepemilikan lahan; memperbaiki infrastruktur utama seperti irigasi dan listrik; memfasilitasi akses kredit; mengurangi pajak ekspor CPO dan biji kakao
20 18
17.61
17.02 Produk Olahan
16 14
11.52
12
10.6
10
8.61
9.38
8 6 4
2 0 Buah dan Sayur
BS Segar
Beras
Jagung
Kedelai
Gandum
1600.0 1400.0
Sayur (26%)
1428.1
Buah (21%) 1200.0
Total (23%)
1087.3
1000.0
905.8 800.0
680.5
744.7
600.0
518.4 400.0 200.0 0.0
2006
2007
2008
2009
2010
Trend Perkembangan Impor Hortikultura
2011
Import Hortikultura Kenaikan impor produk hortikultura selama lima tahun terakhir meningkat rata-rata 21,63% untuk buah dan 14,97% untuk sayur Rata-rata persentase volume impor terhadap produksi nasional selama lima tahun terakhir sebesar 2,49% untuk buah dan 5,37% untuk sayur Tantangan untuk meningkatkan produksi dan mutu buah dan sayur nasional
Tiga masalah besar • pertanian dituntut menghasilkan pangan yang lebih banyak, lebih bergizi, lebih bermutu dan aman • dengan kondisi semakin berkurangnya lahan subur dan air irigasi, • pertanian dituntut agar dapat mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, menyelamatkan planet bumi dari kehancuran; yang ini berarti juga perluasan areal pertanian dibatasi oleh perlindung terhadap fungsi hutan sebagai paru-paru dunia”
Kecenderungan Perubahan •
•
•
•
Perubahan gaya hidup & cara pandang terhadap pangan: – tuntutan konsumen terhadap keamanan, nilai gizi, cita rasa, dan ketersediaan pangan. – semakin banyak orang yang makan di luar rumah, dan semakin banyak makanan instan di rumah. Pasar modern (hypermarket, supermarket, minimarket) tumbuh dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi sehingga keseimbangan kekuatan bergesar dari produsen/petani ke perusahaan multinasional. Kondisi ini menyebabkan adanya kompetisi antara produk pangan domestik dengan produk impor (yang sering kali lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah). Tuntutan konsumen terhadap produk pertanian pada masa depan akan semakin meningkat, yang mau tidak mau, HARUS DIANTISIPASI DENGAN PENELITIAN.
Tututan Konsumen (1) • Produk buah dan sayurharus benar-benar aman, bebas dari cemaran, racun, pestisida, & mikroba berbahaya bagi kesehatan. – MRL = maximum reside limit) pestisida – Bebas dari kandungan zat berbahaya: • • • •
termasuk logam berat dan racun: sianida Hg Pb
– Bahan pengawet dan pewarna yang tidak diperuntukkan untuk pangan – Cemaran biologi, baik yang berbahaya bagi kesehatan manusia maupun bagi pertanian – Sanitary and Phytosanitary Measures
Peneliti Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi hal-hal tersebut.
Tututan Konsumen (2) •
Nilai gizi tinggi dan mengandung zat berkhasiat untuk kesehatan: • • •
•
Konsumen menghendaki informasi mengenai kandungan fitokimia yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan dalam produk pangan. Karena itu penelitian mengenai manfaat produkproduk pertanian tanaman pangan Indonesia perlu mulai segera dilakukan. Pengetahuan indigenous mengenai manfaat produk pangan perlu dibuktikan secara ilmiah dan diketahui apa fitokimia yang terkandung di dalamnya.
Mutu tinggi
Tututan Konsumen (4) • Produk pertanian harus diproduksi dengan cara
yang bertanggungjawab pada lingkungan. –
Tuntutan terhadap kelestarian lingkungan akan semakin ketat, padahal pada saat yang sama tekanan populasi terhadap sumberdaya lahan semakin kuat. Karena itu peneliti Indonesia perlu mengembangkan teknologi pertanian yang dapat:
– • • • • •
menjamin produksi pangan yang memenuhi tututan konsumen namun tetap dapat menjaga kelestarian lingkungan, mencegah pencemaran tanah dan air, mencegah erosi mencegah hal-hal lain yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
Tututan Konsumen (5) •
Produk pertanian juga harus diproduksi dengan tanggungjawab sosial:
– keselamatan petani dan pekerja – kesejahteraan petani dan pekerja. •
Mempunyai tanggung jawab pada konsumen traceability. Cara produksi pangan harus dapat dirunut dari pasar sampai kebun. Data-data harus transparan dan jujur. Karena itu catatan aktivitas di kebun dan rantai pasar harus menjadi perhatian.
Tututan Konsumen (6) •
Produk pangan harus tersedia dalam waktu yang tepat. Untuk produk pangan tertentu kontinyuitas penyediaan menjadi faktor yang sangat penting.
•
Harga jual produk pertanian harus kompetitif. Untuk itu efisiensi dalam produksi, dalam delivery harus dilakukan. Harus dikembangkan “supply chain management (SCM)” yang berkeadilan dan berorientasi pada nilai produk.
Daya saing (6K+T)
Kuantitas Kualitas Keamanan Kontinyuitas pasokan Ketepatan delivery Harga kompetitif Traceability
Tantangan bagi Hortikulturis • •
• •
•
•
•
Bagaimana menghasilkan produk hortikultura dengan harga yang wajar bagi populasi yang terus bertambah. Bagaimana meningkatkan hasil per satuan luas (produktivitas); karena perluasan areal sudah semakin sulit. Bagaimana menghasilkan lebih banyak produk hortikultura dengan menggunakan air lebih sedikit. Bagaimana menghasilkan produk hortikultura yang lebih aman, bermutu dan bernilai bagi konsumen. Bagaimana menghasilkan produk hortikultura tanpa menurunkan potensi sumberdaya lahan dan lingkungan. Bagaimana cara menjamin ketersediaan yang kontinyu produk hortikultura yang secara alami bersifat musiman. Bagaimana menghasilkan produk hortikultura yang mensejahterakan petani.
Apa yang harus dilakukan? • Peneliti hortikultura Indonesia dituntut untuk menghasilkan : • varietas, • teknologi produksi dan pasca panen, • sistem pemasaran
• agar hortikultura Indonesia: • bisa memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat • lebih produktif, • aman dikonsumsi, • lebih berkualitas, • tersedia tepat waktu • harga yang lebih murah, tetapi tetap mensejahterakan petani
Tujuan Umum Penelitian Hortikultura • Kedaulatan pangan buah & sayuran utama • Kesejahteraan petani • Jaminan menghasilkan produk aman & berkualitas, • Manajemen rantai pasokan yang efisien, • Pemasaran yang baik • Kelestarian lingkungan hidup
Jaringan Peneliti Hortikultura • Perlu ada jaringan peneliti hortikultura nasional • Permasalahan hortikultura Indonesia terlalu besar untuk dihadapi oleh hanya sekelompok peneliti. • Para peneliti hortikultura perlu secara bersama-sama dan terpadu menghadapinya selayaknya sebuah orkestra yang sedang konser. • Perlu dirumuskan bersama: • lingkup penelitian dan pengembangan kunci, • agar dalam waktu tidak terlalu lama hortikultura Indonesia bisa berjaya baik di pasar domestik maupun global.
Penelitian apa?
1. Menggali potensi komoditas hortikultura
• Untuk memenuhi kebutuhan bangsa: • Mendukung ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan • Buah & sayuran yang bergizi, berkhasiat untuk kesehatan • Buah dan sayuran sebagai pangan fungsional • Buah & sayuran yang disukai bangsa
2. Hortikultura sebagai Pangan Fungsional • Kesadaran baru global: “peran makanan sehat” • Konsumen mencari pendekatan holistik untuk kesehatan, dan penekanan lebih besar pada pencegahan daripada mengobati. • Konsumen yang sadar kesehatan: • tidak hanya menuntut makanan lebih "Alam" - bebas pestisida, diproduksi secara berkelanjutan, dan "aman" – • tetapi juga makanan fungsional yang menawarkan manfaat untuk kesehatan. • Makanan fungsional merupakan bagian dari diet normal, namun: • mempunyai fungsi fisiologis positif terhadap kesehatan secara keseluruhan • mempunyai potensi untuk mengurangi resiko penyakit kronis.
Makanan Fungsional Role of Tropical Fruits in Human Health • • • • • • •
Cancer Heart Disease Stroke Hypertension Birth Defects Cataracts Anti-aging
• • • •
Diabetes Mellitus Osteoporosis Obesity Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
Mechanisms of Action Clevidence, B. (2004)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Antioxidant activity Anti-angiogenesis Anti cancer properties Control cell growth Cell-to-cell communication Anti-bacterial
This protection can be attributed to phytonutrient in fruits
2. Hortikultura sebagai Pangan Fungsional • Buah & sayuran mempunyai potensi sangat besar menjadi makanan fungsional. • Penelitian mengenai fungsi kesehatan dan kandungan zat berkhasiat kesehatan dari buah-buahan tropika perlu diteliti. • Pada tahap lebih lanjut meungkin perlu juga dilakukan penelitian mengenai formulasi zat berkhasiat tersebut untuk suplement pangan.
Komoditas hortikultura sebagai pangan fungsional • Indonesia mempunyai banyak komoditas hortikultura yang mengandung berbagai zat berkhasiat untuk kesehatan • Contoh terbaru adalah xanthone pada kulit manggis
TAC (Total Antioxidant Capacity) based on ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) test
• • • •
Magozai®: 102 570 TE/l Xango®: 34 000 TE/l Tahitian Noni Juice®:18 000 TE/l Himalayan Goji Juice®: 19 000 TE/l
Properties of mangosteen peel (claim by drug/jamu companies) • • • • • • • • • •
Anti Bacteria Lowering Blood Sugar Levels Lowering Total Blood Cholesterol Preventing Heart Disease Preventing Aging Overcoming Tumor and Cancer Overcoming Gout Overcome Thyroid Disorders Hemorrhoid remedy Essential for fatigue
Tropical Fruits for Health and Beauty • Sources of Vitamins: – – – – –
Vitamin A of mangoes 8x > apples Vitamin C of sapodillas 35x > apples Vitamin C of guavas 17x > apples; Vitamin C of papaya 15 x > apples; Vitamin C of mangoes 9 x > apples
• Sources of fiber (cellulose, hemicelluloses, pectin & lignin): – – – – –
guavas, avocados, jack fruits, soursop, papayas
Tropical Fruits for Health and Beauty – Sources of Minerals: • High Fe: – salaca fruits – guavas – papayas – sapodillas
• High Ca: – papayas – salaca fruits – custard apples – pomelos – sapodillas – jack fruits
– Sources of Minerals: • High P – – – – – –
guavas bananas soursop, avocados melon star fruits
• High K: – bananas
Bananas
– An apple a day that keeps the doctor away, however:
“1 banana = 2 apples” • High content of K+ • Dietary Fiber • Vitamin C • Vitamin B6 • Manganese • Rapid energy release
Mangoes •Carotene •Flavanoid antioxidant: •Quercetin-3-galactoside •Quercetin- 3-glucoside •Quercetin-3-arabinosde •gallic acid •mangiferine C-glucoside
Papayas • Carotenoid antioxidant • Papaín • • • •
anti cancer, prevent complication of diabetic, anti viral medication, decrease pain and inflammation associated with rheumatoid arthritis, • improve healing of injuries, • reduce swelling after surgery.
• • • •
Linalool sedative, antioxidant -terpinene & -terpinene antioxidant -phellandren Ca antagonis - linolenic acid antiinflamatory
Citrus • Vitamin C • Anthocyanin • Carotenoids:
•
– β-Crytoxanthin – β-carotene Flavonoids: hesperetin naringenin
• Sangat disukai & dipecaya sebagai buah yang paling berkhasiat oleh masyarakat.
Pineapples Bromelain ( Maurer, H. R., 2001. CMLS cell. Mol. Life Sci. 58:1234-: • • • • • •
Prevent edema and reduces existing edema Antiinflammatory agent Promote the absorption of antibiotic drug Affects blood coagulation and fibrinolysis Prevents platelet aggregation Remissions of tumors with negligible side effect
3. Good Agricultural Practices • Penerapan GAP memerlukan dukungan hasil penelitian: • Prosedur Operasional Standar beberapa tanaman buah yang disusun untuk implementasi GAP telah disusun, • dalam penyusunannya ditemukan banyak kesulitan; • langkah-langkah operasional dalam POS tersebut sebagian besar tidak berdasarkan pada hasil penelitian tetapi diperoleh dari praktek yang telah dilakukan oleh petani. • Agar implementasi GAP memberikan hasil yang memenuhi persyaratan pasar, POS perlu didukung penelitian.
3. Good Agricultural Practices • • • •
Pemilihan varietas, Pemilihan rootstock yang tepat untuk tanaman buah, Jarak tanaman dan pengaturan tajuk pohon buah-buahan, Pemupukan yang tepat berdasarkan: • kondisi tanah, • kebutuhan tanaman, • nilai ekonomi • menghasilkan produk berkualitas, • Pengendalian opt yang: • tidak mencemari lingkungan, • tidak meracuni petani • tidak meninggalkan residu diatas MRL • dapat diterapkan petani,
3. Good Agricultural Practices • Penelitian mengenai biokontrol, • Pengairan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dan berkualitas, • Teknik polinasi yang mendukung produksi buah yang sempurna dan berkualitas, • Penentuan umur panen dan cara panen yang tepat yang bisa mempertahankan kualitas
BAGAN ALIR PENERAPAN GAP
Pembuatan Kebun Buah Percontohan
Rintisan Kemitraan
Pendampingan Manajer
Pasar Khusus Buah Bermutu
Saluran Khusus Pasar Buah Bermutu
Penguatan Kelembagaan Petani Komoditas
Penerapan GAP / SPO
Kawasan Sentra Produksi Buah Bermutu
Menjalin Kemitraan Pemasaran
Tengkulak
Pengumpul
Petani
Pengecer/Super Market
Kelompok Tani
Supplier
Penyalur Buah Bermutu
Pdg Besar/Wholesaler
Super Market/ Fruit Shop/Retail
KELEMBAGAAN GAP Dukungan Teknologi : PEMDA
•Gaji awal •Membina •Memfasilitasi
•Litbang •BPTP •Balitbu •BPSB •BPTPH •Perguruan Tinggi •Swasta
Manajer
Klp. Tani Komoditas
:
•Negosiasi kontrak petanipasar •Menyusun SPO •Mengawasi Pelaksanaan SPO •Melakukan internal audit •Mengatur produksi dan wk panen •dll
Pasar – Buyer – Supplier Super Market - EKSPOR
PUSAT
•Ditjen Horti
• Menyiapkan GAP • Melatih Manajer/ petani • Membuat Contoh SPO Komoditas • Melakukan Sertifikasi (LSSM) •Ditjen BSP • Sarana dan Prasarana Irigasi • Permodalan • Alsin hortikultura •Ditjen BP2HP • Pasar DN/LN • Promosi
Kelembagaan Penerapan GAP di Indonesia Angkat manajer profesional: Negoisasi & kontrak dengan pembeli tentang: mutu, jaminan pasar dsb. Menyusun protokol detail manajemen jaminan mutu Melaksanakan prosedur GAP bersama dengan petani Membantu petani memperoleh sarana & prasarana produksi pertanian Melakukan pencatatan semua aktivitas kebun Melakukan internal audit Memasarkan hasil produksi Menjadi penghubung petani dengan pihak luar
Lembaga yang Terlibat Kelompok tani dengan manajernya Penyuluh atau konsultan pertanian Dinas Pertanian dan Bappeda BPTP, BPTPH, BPSB Puslitbang Hortikultura, Perguruan Tinggi Organisasi Jaminan Mutu (LSSM)
Sarana & Prasarana Laboratorium analisis tanah Stasiun meteorologi Sumber air irigasi Peta perwilayahan komoditas Perusahaan pembibitan profesional Klinik tanaman Laboratorium pengendali kualitas Sarana pasca panen dan gudang pendingin Asosiasi Jaminan Mutu
Langkah Operasional
Penetapan komoditas unggulan daerah Perwilayahan komoditas Penyediaan benih dari Varietas Anjuran Komersial (VAK) Membangun Kebun Buah Percontohan sebagai inti penerapan GAP Pembentukan & penguatan kelompok tani komoditas sehamparan Pemilihan, pengangkatan dan pelatihan manajer Penyiapan sarana/Lembaga/Infrastruktur penunjang Pelatihan GAP Pelaksanaan produksi buah berdasarkan GAP Pembuatan saluran baru pasar buah bermutu Pelaksanaan Sertifikasi Promosi Pelayanan informasi melalui Website
4. Biosekuriti • Biosekuriti perlu menjadi prioritas nasional untuk kepentingan strategis yang signifikan terhadap semua sektor pertanian. • Keberlanjutan pertanian serta kawasan alam, sedang terkikis oleh semakin meningkatnya jumlah hama asing invasif. • Kasus terbaru adalah meledaknya hama kutu putih pada pepaya dan tanamanan lain yang berasal dari tanaman hias yang diimpor dari Amerika. • Cukup banyak organisme baru per tahun adalah memasuki Indonesia sehingga resiko biosekuriti meningkat, seiring dengan meningkatnya perdagangan global, pariwisata, rute perdagangan baru, dan perubahan iklim. • Tingkat Invasi tidak akan berkurang di masa mendatang, • Ada kebutuhan mendesak untuk menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan biosekuriti perbatasan dan pelabuhanpelabuhan pintu masuk
5. Pengelolaan tanah dan air • Sistem hortikultura Indonesia perlu menciptakan produk hortikultura premium melalui produksi berkelanjutan yang memanfaatkan nilai modal alam berupa tanah dan sumber daya air. • Peneliti hortikultura perlu mengembangkan strategi berkelanjutan untuk irigasi yang efisien, pemupukan tanaman dan manajemen agrokimia. • Perlu dikembangkan: • penggunaan sumber daya air yang efektif • solusi-solusi untuk melindungi tanah dan air permukaan dari pupuk dan pestisida, mengingat penggunaan pupuk dan pestisida pada produksi hortikultura di Indonesia tergolong sangat tinggi
6. Pemuliaan Tanaman • Indonesia mempunyai sumberplasma nutfah yang sangat banyak namun belum banyak yang dimanfaatkan. • Kemajuan Thailand, Brazil, Israel, dan negara-negara penghasil utama hortikultura tropis lainnya antara lain karena kemampuannya menghasilkan varietas-varietas hortikultura yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan lingkungan tumbuhnya. • Pemulia hortikultura Indonesia perlu memanfaatkan kekayaan plasma nutfah kita untuk menghasilkan varietas Hortikultura Indonesia yang Unggul.
7. Pengembangan teknologi pasca panen • • •
• •
•
Jarak dari pasar dan biaya pengiriman barang yang tinggi membuat pengangkutan dengan kapal penting, Perlu produk dengan selflife yang lebih panjang Penelitian dalam semua aspek interaksi pra-panen, pemanenan, penanganan pasca panen, grading, coolchain, coolstorage, controlled atmosphere storage, dan teknologi penyimpanan lain. Masalah hama dan penyakit dalam kaitannya dengan kualitas dan akses pasar. Penelitian mengenai tanggap buah dan sayur terhadap stres suhu dan stres oksidatif (O2 dan CO2), etilen, dan air, perubahan tekstur dan sifat dinding sel selama pemeraman. Penelitian untuk memahami gangguan fisiologis dan untuk mengembangkan protokol mengurangi gangguan fisiologi.
8. Genom Tanaman Hortikultura Teknologi genom, transformasi gen, kloning DNA, Microarrays, Metabolomics, Bioinformatics, penelitian mengenai fungsi gen, interaksi tanaman dengan penyakit dan sebaginya.
Diversifikasi Pangan Aspek konsumsi, penyediaan, distribusi, keterjangkauan dan keamanan pangan dengan peningkatan pangan berbasis sumberdaya lokal, Pangan berbasis sumberdaya lokal perlu diolah dan disajikan secara modern menjadi pangan yang mempunyai nilai (gizi, gengsi, kemudahan penyajian, citarasa, keamanan) yang setara atau lebih baik daripada beras; Proses modernisasi pangan lokal seyogyanya dilakukan pada tingkat lokal oleh perusahaan lokal, dan tidak dinasionalisasikan agar dapat mencukupi kebutuhan lokal
Diversifikasi Pangan Golongan berpenghasilan tinggi: Menaikan konsumsi daging, telor, ikan, buah dan sayuran dengan tetap mempertahankan asupan kalori 2200-2400 kalori/hari. Golong Menengah: Mengganti sebagian beras dengan sumber karbohidrat lain berbasis sumberdaya lokal yg sudah diolah secara modern dan sebagian dengan sumber pangan hewani serta sayuran dan buah. Sumber karbohidrat tersebut perlu diolah agar menjadi pangan yang bergengsi, bergizi, mudah dimasak/disajikan, awet, serta mudah didistibusikan
Pengurangan konsumsi beras seyogyanya tidak disarankan pada kelompok masyarakat miskin karena karena mereka akan sulit untuk memperoleh sumber protein sebaik dan semurah beras;
Terima Kasih