KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ( Kajian Tematik )
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Disusun Oleh: SITI ASIYAH NIM 10530077
JURUSAN STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
i
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tuaku, Guru-guruku, Saudara-saudaraku, Yang selalu tulus memberi do’a, kasih sayang dan suri tauladan yang mulia, Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka. Diriku sendiri dan almamaterku tercinta UIN Sunan Kalijaga
v
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilla>hirabbil‘a>lami>n, rasa syukur tak terhingga penulis haturkan kepada Allah SWT, karena berkat pertolongan-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Ketahanan Pangan dalam Perspektif al-
Qur’an (Kajian Tematik). Shalawat beriring salam senantiasa tercurah untuk baginda Rasulullah SAW, beserta para kerabat, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Selanjutnya, penyusunan skripsi ini merupakan hal yang tidak ringan bagi penulis, namun berkat bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:: 1.
Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Hadi Barnawi dan Ibu Sutinah yang tidak henti-hentinya mencurahkan doa, kasih sayang dan segalanya bagi penulis. Semoga Allah menyayangi panjenengan melebihi kasih sayang panjenengan kepadaku dan semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada panjenengan.
2.
Kementerian Agama RI yang telah memberikan kesempatan bagi penulis menjadi salah satu mahasiswa penerima beasiswa sehingga dapat menuntut ilmu di universitas ini.
3.
Prof. Dr. H. Musa Asy‟ari selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. H. Syaifan Nur, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A. dan Afdawaiza, S. Ag, M. Ag. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Studi
vii
Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. 4.
Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih atas bimbingan, saran, motivasi, dan masukannya baik yang bersifat akademis maupun non-akademis selama penyelesaian skripsi ini.
5.
Prof. Suryadi, M. Ag. selaku Penasehat Akademik penulis. Terimakasih atas segala nasehat dan arahan yang selama ini Bapak berikan kepada penulis. .
6.
Dr. H. M. Yusuf, M. Si dan Drs. H. M Yusron, MA selaku dosen penguji dan segenap dosen Jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir. Terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan selama ini.
7.
Saudara-saudaraku, Mas Amir, Mba‟ Nur, Mba‟ Win, dan Mba‟ Nafisa beserta keluarga yang selalu mendo‟akan, memberi motivasi, dan memberikan bantuan kepadaku. Jaza>kumulla>hu khairan kas|i>ra, Mas & Mba’.
8.
Guru-guru penulis, K.H Mustafid Kholid Harun, Ny. Hj. Siti Jatinah, K.H Drs. Darman Masduki, dan Ny. Hj. Fathonah Abdul Wahab, serta guru-guru penulis sejak masih menduduki bangku sekolah TK sampai „Aliyah. Terima kasih telah banyak memberikan ilmunya, mengarahkan dan mendidik penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan suri tauladan yang mulia.
9.
Pondok Pesantren al-Wahbiy dan PPTQ, terimakasih telah mengajari penulis mengenal banyak hal, bahwa ilmu Allah sangat luas, tidak hanya di bangku formal.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir angkatan 2010, sahabat-sahabat SHOUFANA, ASSAFFA, Salwa Community,
viii
Yayasan az}-Z}ikro, staf pengajar tahfiz} “al-Hikmat”, KKN 80 KP 33. Tetap semangat dan kompak teman-teman. Masa depan masih panjang, dan lautan ilmu Allah sangat luas untuk kita arungi. 11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Meskipun demikian, skipsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan yang penulis lakukan baik itu tersengaja maupun tidak. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga bantuan dari berbagai pihak tersebut menjadi amal saleh serta mendapar imbalan dari Allah SWT, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan dapat menjadi sumbangan dalam khazanah keilmuan. Amin.
Yogyakata, 09 Juni 2014 Penulis,
Siti Asiyah 10530077
ix
ABSTRAK Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya masyarakat memperoleh dan memilih pangan yang sehat untuk kehidupannya. Ketahanan Pangan tercermin dari terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Akan tetapi, laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sedangkan lahan untuk persediaan pangan semakin berkurang, maka masalah pangan menjadi masalah yang sangat krusial di beberapa negara salah satunya adalah Indonesia. Guna memecahkan masalah sosial tersebut, diperlukan reinterpretasi pembacaan al-Qur’an dan Hadis} untuk mencairkan persoalan masyarakat. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam akan selalu s}a>hih li kulli zama>n wa maka>n, artinya al-Qur’an akan terus relevan sampai kapan pun dan dimana pun dan al-Qur’an akan selalu relevan untuk menjadi problem solving atas permasalahan sosial kemasyarakatan. di dalam al-Qur’an banyak terdapat nilai dan pesan universal yang berbicara tentang manusia dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif dalam manusia. Untuk itu, kehadiran al-Qur’an menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup, salah satunya tentang problem ketahanan pangan. Kemudian dari sini dirumuskan dua permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Yakni: pertama, Bagaimana konsep ketahanan pangan dalam al-Qur’an? Kedua, Bagaimana kontekstualisasi konsep ketahanan pangan pada konteks saat ini? Sebagaimana rumusan masalah tersebut, diharapkan dapat memberi solusi atas problem ketahanan pangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang ditawarkan oleh Abu Hayy al-Farmawi untuk menjawab rumusan masalah di atas. Langkah-langkah yang ditempuh adalah: pertama, menetapkan masalah; kedua, menghimpun dan melacak ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah; ketiga, menyusun kronologi ayat yang disertai asba>b an-nuzul; keempat, memahani korelasi ayat; kelima, menyusun tema bahasan; keenam, melengkapi pembahasan dengan hadis|; dan ketujuh, mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik. Namun karena untuk kepentingan yang bersifat praktis, ada beberapa langkah yang sedikit mengalami perubahan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah ketahanan pangan merupakan program sosial yang terkonsep dalam al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat secara eksplisit memuat pesan tentang ketahanan pangan, di antaranya yakni: QS. Yu>suf [12]: 47, QS. An-Nah}l [16]: 6 dan 14, QS. Al-An’a>m [6]: 141-142, QS. AnNisa>’ [4]: 29, QS. At-Taubah [9]: 60, QS. Al-Baqarah [2]: 267, QS. Al-A’ra>f [7]: 31, dan QS. Al-Baqarah [2]: 168. Secara kontekstual, ayat-ayat tersebut mengidikasikan program peningkatan ketahanan pangan secara Qur’ani. Adapun yang menjadi titik perbedaan dengan konsep ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah dalam al-Qur’an memuat pesan halal sejak proses produksi hingga konsumsi, sehingga pangan yang dikonsumsi dapat bermanfaat bagi kebutuhan dan kecukupan manusia, bukan saja aspek jasmani material tetapi juga aspek rohani spiritual. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 Nomor 158 Tahun 1987 dan nomor 0543b/U/1987. I.
Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
أ
Alif
…….
tidak dilambangkan
ة
Ba>’
b
Be
د
Ta>’
t
Te
ث
S|a>’
s\
es titik atas
ج
Ji>m
j
Je
ح
H{a>’
h}
ha titik bawah
خ
Kha>’
kh
ka dan ha
د
Dal
d
De
ذ
Z|al
z\
zet titik atas
ر
Ra>’
r
Er
ز
Zai
z
Zet
ش
Si>n
s
Es
xi
ش
Syi>n
sy
es dan ye
ص
S{a>d
s}
es titik bawah
ض
D{a>d
d}
de titik bawah
ط
T{a’>
t}
te titik bawah
ظ
Z}a’>
z}
zet titik bawah
ع
‘Ayn
…‘…
koma terbalik diatas
غ
Gayn
g
Ge
ف
Fa>’
f
Ef
ق
Qa>f
q
Qi
ك
Ka>f
k
Ka
ل
La>m
l
El
و
Mi>m
m
Em
ٌ
Nu>n
n
En
و
Waw
w
We
ِ
Ha>’
h
Ha
ء
Hamzah
…’…
Apostrof
ي
Ya>’
y
Ye
xii
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap ٍيتعبقدي
ditulis
muta‘aqqidi>n
عدح
ditulis
„iddah
هجخ
ditulis
hibah
جسيخ
ditulis
jizyah
III. Ta‟ Marbutah di akhir Kata 1. Bila dimatikan, ditulis h:
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudahterserap ke dalam
bahasa
Indonesia
seperti
zakat,
shalat,
dan
sebagainya,
kecualidikehendaki lafal aslinya). 2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lai, ditulis t: َعًخ اهلل
ditulis
ni‘mat Alla>h
زكبح انفطر
ditulis
zaka>t al-fit}ri
IV. Vokal Pendek (ـَـfath}ah)
ditulis a contoh ضرة
ditulis d}araba
(ـِـkasrah)
ditulis i contoh فهى
ditulis fahima
(ـُـd}ammah)
ditulis u contoh كتت
ditulis kutiba
xiii
V. Vokal Panjang 1. fath}ah+ alif, ditulis a> (garis di atas) جبههيخ
ditulis ja>hiliyyah
2. fath}ah+ alif maqṣ ūr, ditulis a> (garis di atas) يسعي
ditulis yas‘a>
3. kasrah+ ya mati, ditulis i> (garis di atas) يجيد
ditulis maji>d
4. d}ammah+ wau mati, ditulis u> (dengan garis di atas) فروضditulis furu>d
VI. Vokal Rangkap fath}ah + ya mati, ditulis ai ثيُكى
ditulis bainakum
fath}ah + wau mati, ditulis au قىل
ditulis qaul
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof ااَتى
ditulis a’antum
اعدد
ditulis u‘iddat
نئٍ شكرثى
ditulis la’in syakartum
VIII.
Kata sandang alif lam
1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis alٌانقرا
ditulis al-Qur’ān
انقيبش
ditulis al-Qiyās
xiv
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf al-qamariyah انشًصditulis al-syams انسًبء
ditulis al-samā’
IX. Huruf Besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut penulisannya ذوي انفروض
ditulis z}awi> al-furūd
اهم انسُخ
ditulis ahl al-sunnah
xv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................ i SURAT PERNYATAAN .................................................................................................................... ii FORMULIR KELAYAKAN SKRIPSI .............................................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................................... v MOTTO .............................................................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................................................... x PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................................................... xi DAFTAR ISI..................................................................................................................................... xvi BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah........................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 6 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 6 Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................... 7 Metode Penelitan.................................................................................................................... 11 Sistematika Pembahasan ........................................................................................................ 15
BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG KETAHANAN PANGAN ............................................ 17 A. Definisi Ketahanan Pangan .................................................................................................... 17 B. Unsur-Unsur Ketahanan Pangan ............................................................................................ 18 C. Ketahanan Pangan dalam Lintasan Sejarah ........................................................................... 29 BAB III: KONSTRUK KONSEP KETAHANAN PANGAN DALAM AL-QUR’AN ................... 50 A. Ayat-Ayat tentang Ketersediaan Pangan atau Produksi Pangan............................................ 51 B. Ayat-Ayat tentang Aksesibilitas Pangan atau Distribusi Pangan .......................................... 84 C. Ayat-Ayat tentang Pemanfaatan Pangan atau Konsumsi Pangan ........................................ 106 BAB V: PENUTUP ......................................................................................................................... 124 A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 124 B. Saran-saran ........................................................................................................................... 127 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 128 CURRICULUM VITAE .................................................................................................................. 136
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk Tuhan yang sebaik-baik bentuk. Manusia dibekali Tuhan akal pikiran untuk mempertahankan hidupnya dari segala macam rintangan dan cobaan. Akal pikiran inilah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain.1 Dengan kemampuan dan akal pikiran, manusia dapat menaklukkan makhluk lainnya dan dapat menggunakan segala yang ada di bumi untuk kepentingan dan kelangsungan hidupnya. Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai nilai-nilai universal yang melekat pada diri manusia yang disebut dengan Hak Asasi Manusia (HAM) yang deterapkan setara bagi laki-laki dan perempuan. HAM yang dimaksud adalah hak beragama (hifz}u ad-di>n), hak mempertahankan
hidup
(hifz}u
an-nafs),
hak
berkeluarga
dan
menyelamatkan keturunan (hifz}u an-nasb), hak kepemilikan (hifz}u al-
ma>l), dan hak memelihara daya pikir (hifz}u al-‘aql).2 Di samping manusia sebagai makhluk individu, secara kodrati manusia adalah makhluk sosial
1
Syahid Muammar Pulungan, Manusia dalam Al-Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu, 1984),
hlm. 17. 2
Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an Tematik Jilid 5 (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), hlm. 278.
2
atau makhluk bermasyarakat.3
Sebagai
makhluk sosial, manusia
mempunyai beberapa dorongan untuk tetap bertahan hidup, yaitu dorongan untuk
perlindungan,
melangsungkan
dorongan
hidup,
dan
untuk
makan,
dorongan
untuk
dorongan
untuk
bermasyarakat
(berkelompok)4. Salah satu dari hal-hal yang merupakan unsur dari hak-hak manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial adalah hak untuk mempertahankan hidup. Untuk mempertahankan hidup, manusia butuh asupan energi yang berwujud makanan atau disebut juga dengan istilah pangan. Di Indonesia, pangan bukan hanya sebagai kewajiban moral saja, tetapi juga merupakan investasi ekonomi maupun sosial dalam rangka pembentukan generasi yang lebih baik pada masa yang akan datang.5 Pemenuhan pangan ini merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.6 Kebutuhan
pangan
merupakan
penggerak
esensial
roda
perekonomian manusia di dunia, sehingga ketika isu perubahan iklim 3
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap alQur’an terj. Agus Fahri Husein (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003), hlm. 80. 4
Hasan Sadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia (Jakarta: Pt Pembangunan, 1952),
hlm. 58. 5
Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and WFP, Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia (Jakarta : PT Enka Deli, 2009), hlm. 4. 6
2013.
Undang-Undang nomor 18 Tahun 2012, www.deptan.go.id, diakses tanggal 08 November
3
mencuat, hal tersebut memunculkan kekhawatiran tersendiri pada persoalan ketahanan pangan. Hal ini disebabkan efek domino dari negara yang tidak sanggup membangun ketahanan pangannya dengan baik dapat mengganggu kemandirian pembangunan negara. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena berdasarkan pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu.7 Nilai dasar dari ketahanan pangan sendiri adalah ketersediaan pangan dan aksesibilitas yang bila dipecah ke dalam sistem perekonomian terbagi menjadi kegiatan persediaan/produksi, distribusi dan konsumsi. Apabila salah satu dari kegiatan tersebut tidak dijalankan maksimal, maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun stok pangan cukup tersedia di tingkat nasional dan regional, tetapi bila akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangan tidak merata, maka ketahanan pangan dapat dikatakan rapuh. Ironisnya, meningkatnya populasi manusia di Indonesia tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi pangan yang merupakan
7
2013.
Undang-Undang nomor 7 Tahun 1996, www.deptan.go.id, diakses pada 10 November
4
kebutuhan pokok setiap individu. Pada tahun 2012, Indonesia mendapat surat peringatan dari FAO/ Badan Pangan Dunia akan adanya krisis pangan global tahun 2013 yang diakibatkan musim kemarau panjang di sejumlah negara penghasil komoditas pangan utama.8 Meningkatnya populasi manusia bukan hanya menjadi satu-satunya pemicu yang menghambat untuk menuju ketahanan pangan nasional. Akan tetapi berkurangya lahan pertanian yang dikonversi menjadi pemukiman dan lahan industri, telah menjadi ancaman dan tantangan tambahan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang pangan. Di sisi lain, al-Qur’an sebagai kitab suci yang sudah dijamin keotentikannya, di dalamnya banyak terdapat nilai dan pesan universal yang berbicara tentang manusia dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif dalam manusia. Problem-problem yang terjadi diantara manusia tentu tidak akan pernah ada habisnya. Untuk itu, kehadiran al-Qur’an menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup, salah satunya tentang problem ketahanan pangan. Hal ini memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya persoalan pangan dalam kehidupan manusia bahkan al-Qur’an menghubungkannya dengan perintah ibadah kepada Tuhan sebagaimana yang diisyaratkan dalam surah al-Quraisy ayat 3-4,
8
http://www.tempo.com edisi 13 September 2012, diakses pada 08 Januari 2014.
5
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”9 Dua hal yang disebutkan dalam dua ayat tersebut –yaitu kesejahteraan yang dicapai dengan tersedianya pangan (pertumbuhan ekonomi) serta jaminan stabilitas keamanan– merupakan dua hal yang sangat penting bagi masyarakat. Keduanya saling berkait. Pertumbuhan ekonomi melahirkan stabilitas keamanan dan stabilitas keamanan memicu pertumbuhan ekonomi. Demikian juga sebaliknya. Krisis keamanan menimbulkan kerawanan pangan dan kerawanan pangan menimbulkan gangguan keamanan. Dua hal tersebut menjadi sangat wajar dimohon dan disyukuri dengan beribadah kepada Allah Pemberi rasa aman serta Pencurah aneka rezeki.10 Berangkat dari keyakinan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan tujuan sebagai pedoman hidup manusia yang tentunya dapat memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi, maka penulis tertarik untuk meneliti ayat al-Qur’an yang mengandung petunjuk dalam menyelesaikan problem sosial, yakni problem ketahanan pangan. B. Rumusan Masalah
9
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Departeman Agama, 1992), hlm. 602. 10
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume 15 (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 636.
6
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa penulis meneliti tentang ketahanan pangan dalam al-Qur’an perspektif tafsir. Agar lebih spesifik, penelitian ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep ketahanan pangan dalam al-Qur’an? 2. Bagaimana kontekstualisasi konsep ketahanan pangan pada konteks saat ini? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui konsep ketahanan pangan dan penjelasannya di dalam al-Qur’an. b. Untuk mengetahui kontekstualisasi konsep ketahanan pangan. 2. Kegunaan penelitian a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi kontribusi dalam studi al-Qur’an dan juga dapat menambah khazanah keilmuan literatur untuk Fakultas Ushuluddin terutama Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan al-Qur’an dalam masalah sosial kemasyarakatan. D. Tinjauan Pustaka Untuk dapat memecahkan persoalan dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka perlu dilakukan tinjauan pustaka guna mendapatkan kerangka berfikir yang dapat mewarnai
7
kerangka kerja serta memperoleh hasil dan tujuan yang diharapkan. Tinjauan pustaka ini merupakan penjelasan tentang hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai masalah yang sejenis, dan bukanlah pemaparan tentang daftar pustaka yang digunakan atau yang akan digunakan.11 Sejauh penelusuran penulis, penulis menemukan buku karya Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir yang berjudul AlQur’an Bertutur tentang Makanan dan Obat-Obatan. Buku ini memaparkan tentang ayat-ayat dalam al-Qur’an berkenaan dengan nikmat makanan pokok dan obat, juga memaparkan tentang berbagai isyarat dan kandungan dari makanan dan obat-obatan yang dijelaskan dalam alQur’an.12 Buku karya Mochtar Naim yang berjudul Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan dengan Botani & Zoologi13, buku ini berisi klasifikasi ayat-ayat al-Qur’an yang ada sangkut pautnya dengan ilmu Botani dan Zoologi. Ayat-ayat yang berkaitan dengan botani dan Zoologi disusun menurut susunan urutan surah dalam al-Qur’an. Di dalamnya juga disertakan turunan ayat dan terjemahan kemudian
11
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2008, hlm. 11. 12
Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir, Al-Qur’an Bertutur tentang Makanan dan Obat-Obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006) 13
Mochtar Naim, Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan dengan Botani & Zoologi (Jakarta : Hasanah, 2001)
8
dilengkapi dengan ringkasan isi dari kandungan ayat atau ayat-ayat dalam bentuk kursif di atasnya. Sofyan Anwar Mufid dengan bukunya Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan Ajaran Islam14 ikut mewarnai kajian tentang ketahanan pangan ini. Di dalamnya dibahas mengenai sumber kehidupan manusia, baik dalam infrastruktur, ekonomi, pangan, sandang, papan, transportasi, kebutuhan akan air, kebutuhan akan udara, dan lainlainnya. Selain itu juga dubahas bagaimana manusia berhubungan dengan seluruh komponen alam ini, mulai dari memanfaatkan, mengelola, memelihara, dan melestarikan daya dukung lingkungan, yang semuanya tersebut dibahas dari sudut pandang Islam. Buku Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan yang disusun oleh Muallif Shahlany15, membicarakan makanan melalui kacamata fiqh. Di dalamnya memuat hukum dasar makanan, hukum tata cara makan ala Rasulullah juga tentang hukum hewan. Buku ini sebagai upaya memasyarakatkan hukum sekaligus
melestarikan nilai-nilai
manusiawi yang baik. Selain buku-buku di atas, berikut juga terdapat jurnal yang pembahasannya seputar ketahanan pangan. Jurnal berjudul
Analisis
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin dan Modal Sosial di Provinsi 14
Sofyan Anwar Mufid, Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan Ajaran Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010) 15
Muallif Shahlany, Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan (Yogyakarta : Sumbangsih Offset, 1987)
9
DIY oleh Mustofa, S.Pd., M.Sc.16 Penelitian ini menemukan bahwa modal sosial yang ada, baik di kalangan masyarakat rural maupun urban masih dalam tahap bonding (sebagai pengikat saja), belum sebagai jembatan (bridging) yang menghubungkan seluruh potensi warga. Rata-rata tertinggi ketersediaan pangan, akses pangan, stabilitas pangan, dan kualitas pangan dimiliki RTM dari Kabupaten Gunung Kidul. Rata-rata terendah ketersediaan pangan dan akses pangan dimiliki RTM dari Kabupaten Sleman. Adapun rata-rata terendah stabilitas pangan, dan kualitas pangan dimiliki RTM dari Kabupaten Kulonprogo. Desain pemanfaatan modal sosial untuk pencapaian ketahanan pangan di Propinsi DIY dapat dirumuskan melalui model rural-pertanian termasuk pegunungan dan model urban. Jurnal berjudul Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Tertinggal oleh Imron Rosyadi dan Didit Purnomo17
hasilnya,
bahwasanya kinerja produksi pangan khususnya gabah atau beras di desadesa tertinggal di kecamatan Weru (daerah penelitian) mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, namun peningkatan produksi tersebut belum mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi beras yang tumbuh lebih tinggi dari perumbuhan produksi beras. Serta proporsi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan jauh lebih 16
Jurnal Sains dan Geografi “GEOMEDIA”, Volume 10 No 1, Mei 2012. (Yogyakarta: FE
UNY) 17
Imron Rosyadi dan Didit Purnomo, “Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Tertinggal”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Desember 2012.
10
tinggi dari pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan bahan bukan pangan, yaitu rata-rata 78% untuk kebutuhan bahan pangan, sedangkan 22% untuk kebutuhan bukan pangan. Hal ini menunjukan bahwa dilihat dari komponen keterjangkauan pangan, masyarakat (rumah tangga) di daerah penelitian, masuk dalam kategori rentan terhadap pangan. Karya tulis yang berjudul “Stategi Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah tangga Miskin Melalui Kelembagaan Pangan” ditulis oleh Rahmad Saleh dkk. Jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor tahun 2011.18 Dalam kesimpulannya ditulis bahwa ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan menyediakan pangan saat pangan tersebut dibutuhkan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ketahanan pangan dan berbagai masalah pangan disebabkan oleh kemiskinan. Adapun untuk menjaga stabilitas stok pangan dalam memenuhi kebutuhan diperlukan peran dari kelembagaan pangan. Sejauh
penelusuran
penulis,
penulis
belum
menemukan
pembahasan secara spesifik tentang ketahanan pangan yang berbentuk karya tulis ilmiah. Karya-karya yang telah disebutkan di atas belum ada yang menyentuh pada wilayah kajian tematik ayat-ayat al-Qur'an tentang ketahanan pangan. Aspek yang membedakan antara karya-karya yang sudah ada dengan karya penulis adalah mengulas tema masalah sosial
18
Rahmad Saleh dkk., “Stategi Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah tangga Miskin Melalui Kelembagaan Pangan”, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011.
11
yakni ketahanan pangan dengan menggunakan studi tafsir al-Qur’an secara tematis. E. Metode Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah dan mampu menjawab rumusan masalah secara maksimal dan optimal, dibutuhkan sebuah metode dan langkah-langkah yang jelas yang akan digunakan.19 Metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan tersebut. Di samping itu, metode merupakan cara bertindak supaya penelitian berjalan terarah dan efektif dan bisa mencapai hasil yang maksimal.20 1. Jenis penelitian Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan tipe penelitian kualitatif21 yang bernbasis pada penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang sumber datanya adalah bukubuku perpustakaan dan literatur-literatur lainnya dengan cara menganalisis muatan isi dari literatur-literatur yang terkait dengan
19
Syaefudin Anwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91.
20
Anton Bekker, Metode-Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hlm. 10.
21
Penelitian kualitatif atau disebut juga non-statistical approach, dalam istilah Jerman disebut sebagai metode berdasarkan vertehen, yaitu suatu penelitian yang mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang lain bersifat eksak maupun bahan-bahan tersebut terdapat nyata di dalam masyarakat. Lihat Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : Raka Sarasin, 1989), hlm. 43.
12
penelitian baik dari sumber data primer maupun sumber data sekunder.22 2. Sumber data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan tema yang akan dibahas. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah berupa hadis|-hadis| Nabi SAW, kitab-kitab tafsir dan beberapa literatur yang terkait dan relevan dengan tema pembahasan, baik berupa buku, jurnal maupun artikel. Mengenai referensi kitab tafsir, penulis tidak membatasi atau tidak mengacu pada kitab tafsir tertentu. Akan tetapi penulis menggunakan beberapa kitab tafsir baik kitab tafsir klasik maupun kontemporer atau kitab tafsir bi al-ra’yu maupun bi al-ma’s|ur, dengan tujuan mendapatkan penafsiran yang relevan. 3. Metode pengumpulan data Mengingat bahwa jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi.23
Dokumentasi
yang
dimaksud
yaitu
pengumpulan data dengan mencari data-data mengenai hal-hal yang
22
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm 3.
23
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 101.
13
berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam hal ini penulis hanya memfokuskan pada dokumentasi literatur. 4. Metode pengolahan data dan analisis data Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitik,
yaitu penyelidikan dan
menuturkan menafsirkan data yang ada. Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut.24 Sedangkan metode analisis digunakan untuk melakukan pemeriksaan atas makna yang terkandung dalam istilah-istilah yang digunakan dalam statemen-statemen yang ada.25 Mengingat bahwa model penelitian ini adalah penelitian tematik26, maka penulis mendasarkan pada metode penelitian tafsir tematik yang digagas oleh Abd. al-Hayy al-Farmawi,27 yaitu: 24
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah...., hlm. 101.
25
Louis Katsof, Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemaryono (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1987), hlm. 18. 26
Metode tematik merupakan suatu metode penafsiran dengan menghimpun ayat-ayat alQur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah dan penyusunannya berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat lain. Sistem kerjanya adalah dengan cara membahas ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Seluruh ayat yang berkaitan dihimpun. Kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya seperti asbab an-nuzul, kosa kata dan sebagainya. Semuanya dijeaskan secara rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah; baik argumen itu berasal dari al-Qur’an dan Hadis, maupun pemikiran rasional. Ciri utama metode ini adalah menonjolkan tema, judul atau topik pembahasan. Jadi, mufasir mencari tema-tema atau topik-topik yang ada ditengah masyarakat atau berasal dari al-Qur’an itu sendiri, maupun dari yang lain. Kemudian tema-tema yang sudah dipilih itu dikaji secara tuntas dan menyeluruh dariberbagai aspek, sesuai dengan kapasitas atau petunjuk yang termuat di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan tersebut. Artinya penafsiran yang diberikan tak boleh jauh dari pemahaman ayat-ayat al-Qur’an, agar tidak terkesan penafsiran tersebut berangkat daripemikiran atau terkaan belaka.
14
a) Menetapkan masalah yang akan dikaji. b) Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang ditetapkan. c) Menyusun kronologi ayat sesuai dengan masa turunnya kemudian disertai dengan asba>b al-nuzu>l d) Memahami korelasi atau munasabah ayat. Hal ini karena antara satu ayat dengan ayat lain tidak bisa dipisahkan maka perlu memahami hubungan atau korelasi antar ayat. e) Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna dan utuh. f) Melengkapi pembahasan dengan hadis yang terkait apabila diperlukan karena salah satu fungsi hadis adalah sebagai penjelas (bayan) al-Qur’an g) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan antara pengertian yang amm dan khash, antara yang muthlaq dan muqayyad, mensinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan ayat yang nasi>kh dan
mansu>kh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada suatu muara, Bandingkan; Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar Terj. Suryan A. Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 36. Lihat juga Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 151. M. Quraish Shihab, Metode Penelitian Tafsir (Ujung Pandang: IAIN Alaudin, 1984), hlm. 8-9. Ibnu Taimiyah, Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir (Beirut : Dar Ibnu Hazm, 1997), hlm. 16-18. TM Hasbi ashShiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (Semarang : Perpustakaan Rizki Putra, 2000), hlm. 12-14. 27
Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar terj. Suryan A. Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 45.
15
tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan rangkaian pembahasan yang termuat dalam isi skripsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling berkait sebagai satu kesatuan yang utuh. Supaya pembahasan penelitian ini tidak mengakar kemana-manadan tidak fokus pada pokok permasalahan yang ditentukan, maka penulis perlu menetapkan sistematika pembahasan dari tema ini yaitu sebagai berikut : Bab pertama, berupa pendahuluan yang akan mengantarkan pembaca untuk memasuki tahapan awal dari penelitian ini. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi gambaran umum tentang ketahanan pangan, definisi ketahanan pangan, sejarah ketahanan pangan, unsur-unsur dalam ketahanan pangan serta ketahanan pangan dalam lintasan sejarah Islam. Bab ketiga, berisi penjelasan tentang konstruk konsep ketahanan pangan dalam al-Qur’an, yang terdiri dari beberapa sub bab tentang ketahanan pangan yang disertai ayat-ayat; yang kemudian
disertai
penafsiran para ulama’ serta dilengkapi dengan kontekstualisasi ketahanan pangan
di
Indonesia.
Sub
bab
pertama
tentang
ketersediaan
pangan/produksi, sub bab kedua tentang aksesibilitas pangan/distribusi, dan sub bab ketiga tentang pemanfaatan pangan/konsumsi. Bab ini yang
16
diharapkan dapat memberikan solusi demi terwujudnya ketahanan pangan sesuai dengan ayat-ayat al-Qur’an. Bab keempat, merupakan bab terakhir sebagai penutup dari penelitian ini. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan juga saransaran.
124
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahap demi tahap pembahasan pada babbab sebelumnya, sampailah penelitian ini pada bab kesimpulan, yakni sebagai berikut: 1. Berangkat dari memperhatikan konteks Arab, ketahanan pangan merupakan salah satu program sosial kemasyarakatan dalam Islam. AlQur’an sebagai respon dari berbagai permasalahan pangan yang dialami oleh masyarakat. Sehingga dengan hadirnya al-Qur’an, Islam mengajarkan bagaimana ketahanan pangan yang Qur’ani bisa terwujud. 2. Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya masyarakat memperoleh dan memilih pangan yang sehat untuk kehidupannya. Di antara ayat-ayat yang turut merespon tentang terlaksananya program ketahanan pangan adalah: a. QS. Yu>suf [12]: 47 tentang pertanian dan sistem cadangan pangan. Pertanian sebagai aktivitas produksi yang menunjang sumber pangan nabati sehingga ketersediaan pangan dapat terpenuhi. Dengan adanya sistem cadangan pangan, diharapkan dapat
125
menaggulangi masalah pangan seperti masalah kekurangan pangan, ganguan pasokan dan harga serta dalam keadaan darurat. Tujuan dari pertanian dan cadangan pangan ini adalah tersedianya pangan dalam segala dimensi waktu. b. QS. An-Nah}l [16]: 5 tentang peternakan. Binatang ternak sebagai sumber pangan hewani. Di dalam binatang ternak terdapat berbagai gizi dan vitamin yang hal tersebut sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia. c. QS. Al-An’a>m [6]: 142 tentang manfaat binatang ternak sebagai produk sumber protein. Binatang ternak di sini turut serta melengkapi indikator ketahanan pangan yakni pengan dapat berorientasi pada pemenuhan gizi. d. QS. An-Nah}l [16]: 14 tentang perikanan, bahwa salaah satu hasil manfaat laut adalah ikan yang menghasilkan protein tinggi sebagai indikator pemenuhan gizi dalam konsep ketahanan pangan. e. QS. Al- An’a>m [6]: 141 tentang buah-buahan sebagai makanan yang disediakan Allah untuk melengkapi kebutuhan nutrisi manusia. f. QS. An-Nisa>’ [4]: 29 tentang perdagangan sebagai media aksesibilitas terhadap pangan. Perdagangan menjadi akses distribusi sampainya pangan dari produsen ke konsumen. Pangan
126
didapatkan
melalui
sistem
perdagangan
yang
halal
dan
menghindari hal yang batil. g. QS. At-Taubah [9]: 60 tentang pemerataan pangan. Ayat ini adalah ayat tentang golongan-golongan yang berhak menerima zakat, sehingga ayat ini mengisyaratkan bahwa zakat yang berupa pangan dapat merata hingga sampai pada tiap lapisan masyarakat tingkat terandah. h. QS.
Al-Baqarah
[2]:
267
tentang kualitas
pangan
yang
didistibusikan. Hal ini menjamin tentang mutu pangan bahwa adalah yang baik, yang aman, bergizi dan bermutu sehingga dapat menunjang energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
i. QS. Al-A’ra>f [7]: 31 tentang etika pemanfaatan atau konsumsi pangan, yakni hendaklah proporsional atau tidak berlebih-lebihan. j. QS. Al-Baqarah [2]: 168 tentang kelayakan pangan, yakni pangan harus halal dan t}ayyib. Bahwa pangan tidak cukup pada batas halal saja tetapi juga harus t}ayyib yakni yang baik, yang aman, bergizi dan bermutu sehingga dapat menunjang energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
3. Kontekstualisasi dari ayat-ayat di atas adalah ketahanan pangan yang diusung dalam al-Qur’an benar-benar memperhatikan kebutuhan pangan yang menjadi kebutuhan primer setiap individu manusia. Ayatayat tersebut mengidikasikan program peningkatan ketahanan pangan. Program
peningkatan
ketahanan
pangan
dimaksudkan
untuk
mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka mengembangkan
127
sistem ketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun ditingkat masyarakat. Yang menjadi perbedaan antara ketahanan pangan secara umum dan ketahanan pangan dalam al-Qur’an adalah al-Qur’an mengajakan sistem halal sejak dalam proses produksi hingga konsumsi, sehingga pangan yang dikonsumsi dapat benar-benar bermanfaat bagi kebutuhan dan kecukupan manusia, bukan saja aspek jasmani material tetapi juga aspek rohani spiritual. B. Saran Peneliti mengakui sepenuhnya bahwa hasil penelitian yang berupa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Di samping keterbatasan kemampuan dan waktu, peneliti juga mengalami keterbatasan literatur sehingga tulisan ini terasa kering akan refrensi yang berkualitas. Hampir di setiap sudut tulisan ditemukan kekurangan yang perlu dilengkapi bahkan bisa jadi dirubah dengan melakukan penelitian yang baru. Hasil deskripsi dan analisis penelitian ini adalah paparan dan temuan
awal,
sehingga
membutuhkan
penelitian
lanjutan
guna
memperkaya khazanah penelitian dalam kajian al-Qur’an di bidang sosial kemasyarakatan kaum muslim. Untuk itu, guna kelayakan studi ini, ditunggu adanya kritik dan saran dari elemen manapun, sehingga keinginan untuk menjadi bahan diskursus dan kajian lanjutan yang memadai akan tercapai. Wa allahu a’lam bi as}-s}awa>b.
128
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Yokyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama. 2001. Anis, Ibrahim. al-Mu’jam al-Wasit. Kairo: Dar al Ma'arif. 1973. Anwar, Syaefudin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999. Asfahani, Abi al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Ma’ruf bi ar-Ragib al-.
Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an. Beirut: Da>r al-Fikr,. t.th. Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar al-. Fath} al-Bari terj. Amiruddin, Lc. Jakarta: Pustaka Azzam, 2003 Azra, Azyumardi (dkk). ‚Masyarakat Arab Pra-Islam‛ dalam Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam : Akar dan Awal, Komaruddin Hidayat (ed.). Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. 2002. Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998. Baqi, Muhammad Fuad Abd al-. Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an a-Karim. Beirut : Dar al-Fikr. 1981. Barakat, Halim. Dunia Arab: Masyarakat, Budaya, dan Negara. Bandung: Nusa Media. 2012. Bekker, Anton. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1984.
129
CD Lidwa Pustaka, Lidwa Pustaka i-Software. 2010 CD The Holy Qur’an 0.8, Harf International Technology Company. 2002. Chalil, Munawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. Jakarta: Gema Insani Press. 2001. Departemen Agama,
Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departeman
Agama. 1992. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1998. Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and WFP, Peta Ketahanan
dan Kerentanan Pangan Indonesia- A Food Security and Vulnerability Atlas of Indonesia. Jakarta : PT Enka Deli. 2009. FAO. The State of Food Insecurity in the World 2001. Rome : 2002. FAO. World Food Security: a Reappraisal of the Concepts and Approache. Rome: Director General’s Report. 1983. Faridatunnisa, Nor. Penggunaan Istilah-Istilah perdagangan dalam al-Qur’an.
Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2012. Farmawi, Abd. Al-Hayy Al-. Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar terj. Suryan A. Jamrah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994.
130
Faruqi, Ismail R Al-. dan Louis Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, terj. Mohd. Ridzuan Othman (dkk.) Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. 1992. Forum Zakat, Zakat dan Peran Negara . Jakarta: Forum Zakat. 2006. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. 2004. Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad terj. Ali Audah. Jakarta: PT Tintamas Indonesia. 2010. Hafiduddin, Didin. Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq dan Sadaqah. Jakarta: Gema Insani Pres. 1998. Hamka. Tafsir al-Azha>r juz XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas. 1983. Hidayat, Dani. Binatang dalam al-Qur’an, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2010. Hitti, Philip K. History of the Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta : Serambi. 2005. Hs, Fachruddin. Ensiklopedia al-Qur’an cet I, jilid II. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1992. Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap
al-Qur’an terj. Agus Fahri Husein. Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
131
Jurnal Sains dan Geografi ‚GEOMEDIA‛, Volume 10 No 1, Mei 2012. Yogyakarta: FE UNY. 2012 Karim, Khalil Abdul. Hegemoni Quraisy: Agama, Budaya, Kekuasaan, terj. M. Faisol Fatawi. Yogyakarta: LkiS. 2002. Kas|ir>, Al-Hafiz} ImaduddinAbu al-Fida’ Isma’il bin Umar bin. Tafsir Ibnu Kas|i>r terj. M. Abdul Ghaffar E.M. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005. Katsof, Louis. Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemaryono. Yogyakarta : Tiara Wacana. 1987. Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an Tematik. Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. 2010. Khaldun, Ibn. Muqaddimah, terj. Ahmadie Thaha. Jakarta : Pustaka Firdaus. 2011. Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam dari Arab sebelum Islam hingga
Dinasti-Dinasti Islam. Yogyakarta: Teras. 2012. Mahela dan Sutanto, Kajian Konsep Ketahanan Pangan dalam Jurnal Protein Vol. 13 No. 2 Tahun 2006. Jakarta. 2006. Maraghi, Syaikh Ahmad Mustafa al-. Tafsi>r al-Maraghi terj. Bahrun Abu Bakar dkk. Semarang: Toha Putra. 1993.
132
Mis}ri>, Jama>luddi>n Muh}ammad bin Mukarram Ibn Manz}u>r al-Afri>qi al-. Lisan al-
‘Arab. Lebanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiah. 2009. Mubasyir, Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna. Al-Qur’an Bertutur
tentang Makanan dan Obat-Obatan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2006. Mufid, Sofyan Anwar. Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan
Ajaran Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010. Mufraini, M. Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Prenada Media Group. 2006. Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Raka Sarasin. 1989. Mujieb, M. Abdul, dkk. Kamus Istilah Fiqih cet. I. Jakarta: PT Pustaka Firdaus. 1994. Munawwir, AW. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif. 1997. -------. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. 1984. Naim, Mochtar. Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan
dengan Botani & Zoologi. Jakarta: Hasanah. 2001. Naisaburi, Abu Hasan Ali an-. Asbab an-Nuzul. Beirut: ‘Alam Al-Kutub. t.th.
133
Najar, Zaglul an- dan Abdul Daim Kahil, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah al-Qur’an
dan Hadis. Jakarta: PT Lentera Hati. 2012. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. 2008. Pulungan, Syahid Muammar. Manusia dalam Al-Qur’an. Surabaya: Bina Ilmu. 1984. Qard}awi>, Yu>suf. Hukum Zakat terj. Salman Harun, dkk. Cet. 10. Jakarta: Litera Antar Nusa. 2007. Qurt}ubi, Syaikh Imam al-. Tafsir al-Qurtubi. Jakarta: Pustaka Azzam. 2008. Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam II terj. Nastangin dan Suroyo. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1995. Sadily, Hasan. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Pt Pembangunan. 1952. Salim, Sayyid Abdul Aziz. Tarikh al-‘Arab Qabla al-Islam. Iskandariyah: Mu’assasah Shahab al-Jami’ah. 1991. Sediaoetama, A. Djaelani. Ilmu Gizi Menurut Pandangan Islam cet. I. Jakarta: Dian Rakyat. 1990. Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia jilid IV. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. 1983.
134
Shahlany, Muallif. Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan. Yogyakarta: Sumbangsih Offset. 1987. Shiddiqi, TM Hasbi ash-. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: Perpustakaan Rizki Putra. 2000. Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. 2006. --------. Metode Penelitian Tafsir. Ujung Pandang: IAIN Alaudin. 1984. Sodiqin, Ali. Antropologi al-Qur’an Model Dialektika Wahyu dan Budaya. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. 2008. Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. 1982. Suryana, Achmad. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan
Pangan. Yogyakarta : BPFE, 2003. Taimiyah, Ibnu. Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir. Beirut : Da>r Ibnu Hazm. 1997. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 1989. Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam jilid II. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve. 1994. Tsabit, Fairuzah. Makanan Sehat dalam al-Qur’an: Kajian Tafsir bi al-‘Ilm
dengan Pendekatan Tematik. Yogyakarta: Pustaka Ilmu. 2013.
135
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 United Nations, Report of the World Food Conference, Rome 5-16 November
1974. New York. 1975. World Bank, Poverty and Hunger: Issues and Options for Food Security in
Developing Countries. Washington DC. 1986. Zakariya, Ibn Fa>ris Abu> al-H}usain Ah}mad bin. Mu’jam al-Maqa>yis al-Lughah. Beiru>t: Da>r al-Jail. 1991. Zuhaili, Wahbah az-. Tafsir al-Munir juz VI. Beirut: Da>r al-Fikr. t.th http://www.fao.org/ www.deptan.go.id www.digilib.ugm.ac.id http://www.tempo.com