KAJIAN DRAINASE BANDARA TJILIK RIWUT PALANGKA RAYA
Oleh: AGUSTRIADI RIDA RESPATI
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
ABSTRAK
Perkembangan penduduk Kalimantan Tengah, khususnya kotamadya Palangkaraya yang teru meningkat,
maka sangat
dibutuhkan
sarana
dan prasarana lapangan terbang sebagai kebutuhan
transportasi perlu dikembangkan sebagai langkah antisipasi. Salah satu factor yang cukup pentingdari suatu lapangan terbang adalah adanya sistem drainase yang baik, sebab drainase yang jelek juga dapat menyebabkan kerusakan pada perkerasan. Maksud dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengkaji jaringan drainase yang ada di Bandara Tjilik Riwut, kemudian mengembangkanya ke dalam suatu desain jaringan Drainase. Namun berhubung terbatas bya data perencanaan yang didapat, fokus kajian dimulai dari lay out lapangan terbang yang ada kemudian diidentifikasi permasalahannya dan dicarikan cara pemecahan berdasarkan kriteria perencanaan yang telah distandarkan.
Kata kunci : Analisa, pengembangan, drainase
44
masih perlu ditingkatkan, mengingat pertama
PENDAHULUAN
masih terdapat areal-areal yang belum ada jaringan drainasenya padahal areal tersebut cukup luas dan
Latar Belakang Transportasi
udara
sebagai
sarana
rawan genangan sehingga dikhawatirkan dapat
pendukung pembangunan Kalimantan tengah,
mengganggu aktifitas lapangan terbang,
khususnya Kotamadya Palangkaraya mempunyai
ditinjau dari
peranan yang cukup besar. Dengan transportasi
terbang antara lain : tidak diperkenankannya ada
udara keterisoliran suatu daerah di Kalimatan
saluran
Tengah dengan ibukota Provinsi dapat terbuka
(saluran keliling lapangan terbang).
persyaratan
terbuka
kecuali
kedua
drainase lapangan
Interception
Ditch
relatife lebih cepat dan hubungan dengan provinsi di luar Kalimantan tengah dapat berjalan dengan
1.1.
Maksud dan Tujuan
lancar. Tingkat pelayanan suatu transportasi udara
Penyusun Tugas Akhir ini dimaksudkan
tergantung dari kelengkapan sarana dan prasarana,
untuk mengkaji jaringan drainase yang ada di
misalnya kondisi pesawat, dan kondisi lapangan
lapangan
terbang.
mengembangkannya
terbang
Tjilik ke
Riwut
dalam
kemudian
suatu
desain
Seiring dengan perkembangan penduduk
jarinagn drainase. Berhubung terbatasnya data
di Kalimantan Tengah, khususnya Kotamadya
perencanaan yang didapat, focus kajian dimulai dari
Palangkaraya yang terus meningkat, maka sarana
Lay Out lapangan terbang yang ada, kemudian
dan prasarana lapangan terbang Tjilik Riwut juga
diidentifikasi permasalahannya dan dicarikan cara
ikut dikembangkan sebagai langkah antisipasi. Hal
pemecahannya berdasarkan criteria perencanaan
ini
yang telah distandarkan.
bisa
dilihat
dari
kebijakan
departemen
perhubungan dalam pekerjaan perluasa Apron, exit
Adapun desain jaringan drainase yang
Taxy Way dan perpanjangan landasan pacu atau
ingin dihasilkan dari tugas akhir ini adalah:
Runway sepanjang 450 m dengan harapan dapat
1.
Lay Out jaringan drainase beserta dimensinya.
didarati oleh pesawat sejenis Boeing 737.
Lay Out jaringan terdiri dari saluran tertutup
Salah satu factor yang cukup penting dari suatu
dan saluran terbuka. Limpasan dari Runway
lapangan terbang adalah adanya system drainase
dan areal drainase lainnya dikumpulkan melalui
yang baik. Drinase yang kurang memadai
Inlet kemudian disalurkan melalui saluran pipa
akan menimbulkan genangan air pada permukaan
menuju
perkerasan, hal ini dapat membahayakan pesawat
pembuangan akhir.
yang akan mendarat dan pesawat yang akan lepas
Sistem
landas. Di samping itu drainase yang jelek juga
memanfaatkan gaya gravitasi dan kalaupun
dapat menyebabkan kerusakan pada perkerasan.
terpaksa penggunaan pompa diijinkan dalam
Saat ini lapangan terbang Tjilik Riwut telah dilengkapi bangunan drainase berupa saluran
saluran
terbuka
diharapkan
atau
ketempat
berjalan
dengan
lingkup terbatas. 2.
Perhitungan bangunan penunjang drainase,
terbuka. Lokasi saluran – saluran ini adalah di
misalnya
sebelah kiri dan sebelah kanan Runway, dan pada
Perhitungan ini meliputi perhitungan dimensi
kedua ujung Runway terdapat saluran alam berupa
hidrolis.
gorong-gorong
terjunan.
sungai-sungai kecil. Kondisi drainase ini dirasakan 45
3.
Perhitungan volume yang terdiri dari volume
mempunyai Luas 2.450 Km2 (240.000 Ha),
setiap item pekerjaan yang berkaitan dengan
merupakan Kotamadya terluas di Kalimantan
sistem drainase yang direncanakan.
bahkan di Indonesia. Disamping
itu
Kodya
Dati
II
Palangkaraya mempunyai keunikan dibandingkan
1.2. Ruang Lingkup Pembahasan Sehubungan dengan maksud dan tujuan
dengan kodya Dati II yang lainnya di seluruh
yang telah disebutkan di atas, maka ruang lingkup
Indonesia. Dimana Kodya Dati II Palangkaraya
pembahasan
sering disebut berwajah dua, ada wajah/wilayah
secara
garis
besar
dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga ) kelompok.
perkotaan (urban) dan ada wajah / wilayah
Pembahasan pertama terdiri dari 3 bab
pedesaan (rural). Ini terbukti sampai saat ini Kodya
yaitu Bab I Pendahuluan yang berisikan latar
Dati II Palangkaraya telah dua kali menerima
belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
transmigrasi dan tetap akan menerima transmigrasi
pembahasan, Bab II data umum perencanaan dan
dimana yang akan datang.
diskripsi daerah kajian dalam hal ini terdiri dari
Kotamadya Palangkaraya terdiri dari
kondisi lapangan terbang dan kondisi daerah
dua kecamatan, yaitu kecamatan Bukit Batu di
Kalimantan
Tangkiling
Tengah
khususnya
Kotamadya
Palangkaraya, dan Bab III dasar-dasar perencanaan
dan
kecamatan
Pahandut
di
Palangkaraya.
yang berisikan teori dasar dan criteria perencanaan yang
digunakan
dalam
perhitungan jaringan
analisis
dan dimnsi
maupun hidrolis /
2.2. Data Penduduk Dan Mata Pencaharian Di Kalimantan Tengah Selama dasa warsa periode 1980 – 1990
konstruksi drainase.
pertumbuhan penduduk Kalimantan Tengah cukup Pembahasan kedua terdiri dari Bab IV
tinggi dan rata – rata pertumbuhan penduduk
Perencanaan Drainase meliputi beberapa kajian
pertahun sebesar 3,88 persen lebih besar dari rata –
antara lain : analisis dan perhitungan beban
rata pertumbuhan penduduk nasional yang hanya
drainase, analisis dan pengembangan Lay Out
1,97 persen.
drainase, perhitungan dimensi saluran tertutup dan
Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 3,88
terbuka,
air
persen pada periode 1980 – 1990 Kalimantan
misalnya gorong-gorong dan terjunan, perhitungan
Tengah merupakan provinsi terbesar ke-5 dalam
volume, dan Bab V kesimpulan dan saran.
urutan besarnya pertumbuhan penduduk di antara
perhitungan
bangunan
pelimpas
provinsi – provinsi di Indonesia. Namun demikiasn DATA UMUM PERENCANAAN
pertumbuhan tersebut menurun kembali pada
2.1. Luas Wilayah
periode 1990 – 1997 yaitu sebesar 2,65
Menurut data pada kantor Statistik Kotamadya Palngkarya Kalimantan Tengah
2.3. Gambaran
mempunyai luas wilayah 153.800 Km 2. Selain
Riwut
Umum
Bandara
Tjilik
memiliki 1 (satu) Kotamadya, Kalimantan
Provinsi Kalimantan Tengah khususnya
Tengah juga memiliki 5 (lima) kabupaten.
Kotamadya palangkaraya memiliki satu sebuah
Palangkarya
pelabuhan udara yaitu Bandara Tjilik Riwut.
sebagai
ibukota
provinsi
46
Kotamadya daerah Tinggkat II Palangkaraya secara
j.
geografis terletak pada 113˚ - 54’ bujur timur dan
k. Pelayanan meteorology : ada
2˚ - 18’ lintang selatan yang secara administrasi
l.
berbatasan dengan :
m. Jarak dari pusat kota 1 Km
1. Sebelah Utara
Elevasi : 82 Feet / 25 m
: Wilayah Pembantu Bupati Gunung Mas/ Kabupaten Kapuas.
2. Sebelah Timur
2.4. Kegiatan Operasional Bandara Tjilk Riwut
: Kabupaten Kapuas.
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Kapuas. 4. Sebelah Barat
Pengisian Bahan Bakar : Ada (Avtur)
1. Selama ini kegiatan dan aktivitas dari
: Wilayah Pembantu
Bandara Tjilik Riwut sehari- harinya tidak
Bupati katingan/
pernah sepi. Arus penumpang dan angkutan barang
Kotamadya
dari
Palangkaraya
dan
keluar
Kabupaten Kotawaringin
Palangkaraya berjalan normal. Namun data
Timur.
pada
Kantor Departemen Perhubungan
Bandar
Udara
jalur-jalur
penerbangan, jenis pesawat, frekwensi
Provinsi yang merupakan pusat Pemerintahan
penerbangan dan angkutan penumpang dan
Daerah , saat ini mempunyai sebuah Bandar
barang adalah seperti uraian sebagai berikut :
yang
sebagai
Riwut
Ibukota
Udara
palangkaraya
Tjilik
berfungsi
menghubungi
Palangkaraya dengan daerah lain di Kalimantan
Jalur-jalur Penerbangan yang ada :
Tengah atau dengan daerah lain di wilayah Republik Indonesia. Data dari Bandar udara tersebut adalah sebagai berikut : a. Nama Bandara : Tjilik Riwut b. Nama Kota/Provinsi
:
Palangkaraya /
Kalimantan Tengah c. Klas Bandara/pengelola : II/ Direktorat
d. Kedudukan / Organisasi : UPT. Kantor Departemen
Perhubungan
Provinsi Kalimantan Tengah.
Kemampuan Operasional : Fokker 100
g. Pelayanan
lalu
lintas
b. Palangkaraya
– Banjarmasin
c. Palangkaraya
– Surabaya
d. Palangkaraya
– Muara Teweh
e. Palangkaraya
– Buntok
f. Palangkaraya
– Balikpapan ( extra
udara
:
jamaah
haji ) sebanyak 18 flight jumlah berangkat 1.231 orang. 2.4.2. Jenis Pesawat Yang Digunakan
e. Jam Operasional : 06.00 – 17.00 WIB f.
– Jakarta
flight pemberang-katan
Jenderal Perhubungan Udara.
Wilayah
a. Palangkaraya
ADC,
a. Fokker 28 PT. Merpati Nusantara b. Fokker 27 PT. Merpati Nusantara
Frequensi 122,4 Mhz, DVOR/OME, NDB
c. Cassa 212 PT. Dirgantara Air Service
dan Insturmen Landing Sistem (ILS).
d. BN2A PT. Dirgantara Air Service.
h. Fasilitas Landasan : 2.100 m x 30 m i.
Airport Lighting System : Runway Light, Reil Mals, Vasis, Apron Food light.
2.4.3 Frekwensi
Penerbangan
dan
Angktan Tahun 1997 47
1. Pesawat berangkat : 2.125 pergerakan
Adapun beberapa pengujian yang dilakukan antara
2. Pesawat datang
lain :
: 2.126 pergerakan
2.4.4 Angkutan penumpang tahun 1997 1. Penumpang datang
a.
Uji kesamaan jenis (homogeneity test)
b.
Uji konsistensi (consistency test).
= 60.303 orang
Untuk uji kesamaan jenis digunakan uji
2. Penumpang berankat = 60.635 orang
parametric (Uji - T) dan uji non parametric ( uji
3. Penumpang Transit
Mann dan Whitney ).
= 279
orang
2.4.5 Angkutan Barang tahun 1997
PERENCANAAN DRAINASE BANDARA
1. Bagasi Bongkar
= 650.573 Kg
4.1
2. Bagasi Muat
= 427.985 Kg
Hujan
3. Cargo Bongkar
= 439.778 Kg
4. Cargo Muat
= 217.827 Kg
5. Pos dan paket bongkar
= 114.647 Kg
Rata-Rata
6. Pos dan paket muat
=
Dua Stasiun Pengamatan
2.5 Daerah
dan
Rencana
Perhitungan dan Pengolahan Data Curah
Tabel 4.1
87.025 Kg
Pengembangan
Data Curah Hujan Bulanan Maksimum
Pada
Palangkaraya
1978
Bandara Tjilik Riwut (mm) 21,50
2 3 4 5
1979 1980 1981 1982
25,18 16,25 19,56 37,00
41,40 31,30 19,00 22,80
6 7 8
1983 1984 1985
21,05 20,56 24,00
16,00 25,70 25,00
9 10 11 12
1986 1987 1988 1989
22,83 22,83 23,42 20,30
28,60 27,90 23,00 21,40
dapat dilihat dari gamabr Lay Out.
13 14 15 16
1990 1991 1992 1993
20,28 23,28 26,33 28,33
18,40 30,00 17,10 17,70
DASAR – DASAR PERENCANAAN
17 18 19
1994 1995 1996
27,00 20,43 19,89
23,30 19,90 16,10
20
1997
23,36
16,80
No
Tahun
1
Bandara Tjilik Riwut Dengan melihat pertambahan penduduk dan kelengkapan sarana dan prasarana pelayan dari Bandara
Tjilik
Riwut
,
maka
Departemen
Perhubungan dalam hal ini perhubungan Udara telah melaksanakan beberapa perbaikan dari fasilitas
yang
ada, juga
pembangunan
dan
penambahan beberapa sarana penunjang lainnya. Rencana pengembangan dari Bandara Tjilik Riwut
(mm) 46,00
3.1 Pengolahan Data Curah Hujan Sumber: Badan Meteorologi Bandara Tjilik Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan dari tahun 1978 – 1997 selama 20 tahun. Data mentah/ kasar dari curah hujan tidak
Riwut dan Dinas PU Kotamadya Palangkaraya, 1998 Data mentah /kasar dari curah hujan tidak
48
dapat langsung dipakai tetapi harus diolah dan
dapat langsung dipakai tetapi harus diolah dan
diuji terlebih dahulu agar data tersebut banar-
diuji terlebih dahulu agar data tersebut benar-benar
benar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.
dapat dipakai sesuai kebutuhan. Ada beberapa
Tabel 4.3
pengujian yang dilakukan antara lain:
Data Curah Hujan Rata-rata yang
Diurutkan
Berdasarkan
Peringkat. a. b.
Kesamaan jenis (homogeneity test)
No.
Konsistensi (consistency test) Banyak cara untuk menguji kesamaan
jenis dari data hidrologi, diantaranya dengan analisis
statistik.
Metode
pengujian
yang
menganggap populasi atau sampel mengikuti distribusi tertentu disebut metode parametrik (parametric method), sedangkan metode non parametrik (non parametric method) yang diuji dianggap tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Salah satu uji statistik metode parametrik yang sering digunakan adalah uji – T (Tee-test), sedangkan
pengujian
non
Xa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Juml 20 ah
RMa
16,25 19,56 19,89 20,28 20,30 20,43 20,56 21,05 21,50 22,33 22,83 23,28 23,36 23,42 24,00 25,18 26,33 27,00 28,33 37,00
3 9 10 12 13 14 15 16 18 19 21 24 25 26 27 29 31 32 34 38 416
Xb 16,00 16,10 16,80 17,10 17,70 18,40 19,00 19,90 21,40 22,80 23,00 23,30 25,00 25,70 27,90 28,60 30,00 31,30 41,40 46,00
RMb 1 2 4 5 6 7 8 11 17 20 22 23 28 30 33 35 36 37 39 40 404
parametrik
Berdasarkan persamaan (3.3) didapat nilai:
menggunakan uji Mann dan Whitney (Soewarno,
U1 = 20 . 20 + ½ . 20 (20 + 1) – 416 = 194
1995).
Nilai U2 berdasarkan persamaan (3.4) Setelah diadakan uji parametrik dan uji
didapat: = 20 . 20 – 194 = 206
non parametrik, maka untuk menguji kebenaran
U2
data
Nilai U1 = 194
perlu
konsistensi
dilakukan berarti
uji
menguji
konsistensi.
Uji
kebenaran
data
lapangan yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan pada saat pengiriman atau saat pengukuran, data tersebut
harus
betul-betul
lebih kecil dari nilai U2 = 206, maka untuk perhitungan U = U1 = 194. Berdasarkan persamaan (3.5) didapat nilai:
menggambarkan
fenomena hidrologi seperti keadaan sebenarnya di lapangan. Dengan kata lain data hidrologi tersebut
Z
20 . 20 194 - 2 = 1/12 20 . 20 (20 20 ) 11 / 2
tidak konsisten apabila terdapat perbedaan antara nilai
pengukuran
dengan
nilai
ternyata
=
sebenarnya.
-6 36,97
= - 0,1623
Umumnya penerapan uji konsistensi menggunakan cara cumulative deviation, yaitu nilai kumulatif
Dari Tabel 3.2 untuk derajat kepercayaan 5%
penyimpangan terhadap nilai rata-rata (mean).
diperoleh nilai
Zc = 1,96 dan – 1,96. Oleh
karena nilai Z < Zc maka hipotesis nol dapat 4.1.2 Perhitungan Uji Statistik Metode Non Parametrik (Uji Mann and Whitney)
diterima, sehingga data curah hujan dari stasiun Bandara Tjilik Riwut dan Palangkaraya berasal dari populasi yang sama, dengan demikian 49
keberadaan stasiun bandara dan Palangkaraya dapat digunakan hanya salah satunya. 4.1.3
Perhitungan Uji Konsistensi
Tabel 4.4
Data Curah Hujan Harian Rata-Rata
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Rata-rata
Xi
Xi -`X1
51.30 59.70 60.00 63.20 71.20 74.60 77.20 80.80 81.30 86.60 87.80 91.30 91.60 93.60 95.00 98.40 100.20 103.00 104.00 105.50 1676.30 83.815
-32.5150 -24.1150 -23.8150 -20.6150 -12.6150 -9.2150 -6.6150 -3.0150 -2.5150 2.7850 3.9850 7.4850 7.7850 9.7850 11.1850 14.5850 16.3850 19.1850 20.1850 21.6850 0.0000
51,30 59,70 60,00 63,20 71,20 74,60 77,20 80,80 81,30 86,60 87,80 91,30 91,60 93,60 95,00 98,40 100,20 103,00 104,00 105,50 1676,30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
Xi - `X1
Xi
n
2
(Xi - `X)
-32,5150 -24,1150 -23,8150 -20,6150 -12,6150 -9,2150 -6,6150 -3,0150 -2,5150 2,7850 3,9850 7,4850 7,7850 9,7850 11,1850 14,5850 16,3850 19,1850 20,1850 21,6850
1057,225 581,533 567,154 424,978 159,138 84,916 43,758 9,090 6,325 7,756 15,880 56,025 60,606 95,746 125,104 212,722 268,468 368,064 407,434 470,239 5022,166
3
(Xi - `X)
4
(Xi - `X)
-34375,678 1117725,176 -14023,674 338180,892 -13506,778 321663,915 -8760,926 180606,492 -2007,529 25324,975 7210,765 -782,503 1914,782 -289,461 82,632 -27,407 40,008 -15,908 60,159 21,601 252,182 63,283 3138,826 419,349 3673,115 471,819 9167,340 936,877 1399,291 15651,067 3102,554 45250,745 4398,852 72075,188 7061,312 135471,274 8224,060 166002,648 10197,138 221124,929 -37493,729 2664617,108
Nilai RataBerdasarkan persamaan (3.7) didapat:
Stasiun Palangkaraya yang Diurutkan Berdasarkan Tabel 4.4 didapat nilai Σ (Xi -
X
= 83,815
Standar Deviasi ( s ):
0, oleh karena itu uji konsistensi dapat diterima.
Berdasarkan persamaan (3.8) didapat:
4.2 Perhitungan Curah Hujan Rencana
s
Tabel 4.5
= 16,2581
Koefisien Variasi (Cv): Berdasarkan persamaan (3.9) didapat:
Data Curah Hujan Rata-Rata
Cv
yang Diurutkan
= 0,1490
Koefisien Skewness (Sc): Berdasarkan persamaan (3.11) didapat: M3c = - 1.874,6864 dan berdasarkan persamaan (3.10) didapat: Cs
= - 0,5102
Koefisien Kurtosis (Ck): Berdasarkan persamaan (3.13) didapat: M4c
= 133.230,8554
dan berdasarkan persamaan (3.12) didapat: Ck
= 2,6239
4.2.1 Pemilihan Distribusi Probabilitas Untuk menghitung curah hujan rencana dapat dipakai distribusi probabilitas korelatif 50
Gumbel dan Normal. Penggunaan Tabel 4 distribusi
Intensitas rencana dengan periode ulang 5 tahun
korelasi mana untuk data yang memenuhi
dan 10 tahun
persyaratan seperti tabel berikut:
Tabel 4.13 Intensitas rencana dengan periode Tabel 4.6 Pemilihan Distribusi Distribusi Gumbel
Syarat
ulang 5 tahun dan 10 tahun
Hasil Keterangan
Perhitungan
Sc =
Sc = - 0,5102
Tidak
1,1396
Ck = 2,6239
memenuhi
Ck = 5,4 Normal
Sc = - 0,5102 Sc = 0
Ck = 2,6239
Tidak
Ck = - 3
memenuhi
Dari tabel di atas terlihat data tidak memenuhi persyaratan, oleh karena itu dicoba menggunakan distribusi Log Pearson Type III dan Pearson Type III dan selanjutnya akan diuji dengan cara Smirnov – Kolmogorov. 4.2.4 Perbandingan Hasil Perbandingan hasil hujan rencana dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.11
t (menit) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240
Lengkung Lengkung Rencana 5 th Lengkung Rencana 5 th Jakarta 304.089 304.089 304.089 I= I = 0.3498 I = 0.3742 t 0,2865 t 0,2865 t 0,2865 157.217 54.9946 58.8307 128.901 45.0894 48.2346 114.764 40.1444 42.9446 105.684 36.9683 39.5470 99.1391 34.6789 37.0979 94.0935 32.9139 35.2098 90.0284 31.4919 33.6886 86.6492 30.3099 32.4241 83.7741 29.3042 31.3482 81.2831 28.4328 30.4161 79.0935 27.6669 29.5968 77.1462 26.9857 28.8681 75.3972 26.3739 28.2136 73.8132 25.8199 27.6209 72.3685 25.3145 27.0803 71.0427 24.8507 26.5842 69.8194 24.4228 26.1264 68.6854 24.0262 25.7021 67.6296 23.6568 25.3070 66.6431 23.3117 24.9378 65.7180 22.9881 24.5917 64.8479 22.6838 24.2661 64.0273 22.3967 23.9590 63.2513 22.1253 23.6686
Perbandingan XTR Analitis (mm) Periode Ulang
Distribusi 5 tahun
10 tahun
Log Pearson Type III
98,3332
105,1913
Pearson Type III
97,7336
103,3507
Tabel 4.12
Perbandingan XTR Grafis (mm) Periode Ulang
Distribusi
Log Pearson Type III Pearson Type III
5 tahun
10 tahun
97,7237
104,71
96,5
104
Gambar 4.1 Lengkung Intensitas Rencana 5 Tahun dan 10 Tahun dengan Lengkung Intensitas Jakarta 51
5.2 5.1
Jika terjadi hujan banyak genangan di sekitar
Kesimpulan
Dari
hasil
pembahasan
terdahulu,
dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Berdasarkan
Saran
diperbaiki sistem drainase yang ada saat ini, dengan
dilakukan dengan cara penimbunan pada daerah
memanfaatkan luas areal yang ada di Bandara
yang rendah sehingga air dapat mengalir ke
Tjilik Riwut yang dibagi dalam beberapa zona,
saluran
maka didapatkan dimensi saluran tertutup
memperbanyak inlet pada areal yang tergenang.
(pipa) yang digunakan adalah diameter 0,50 m,
Dari kesimpulan yang ada ukuran dimensi saluran
0,60
serta
terbuka lebih besar dari saluran yang ada saat ini,
dengan
maka sebaiknya saluran dibuat sesuai hasil
m,
hasil
apron sebelah kiri dan kanan, untuk itu perlu
0,80
menggunakan ukuran:
perhitungan
m
dan
lubang
1,00
m,
inlet
0,70 x 0,70 m; 0,80 x 0,80 m;
samping
atau
ditambah
dengan
perhitungan.
1,00 x 1,00 m; 1,25 x 1,25 m yang ditutupi
Jika hasil perhitungan ini masih belum bisa
dengan besi.
direalisasikan maka setidaknya ada suatu tindakan
2. Ukuran
dimensi
saluran
terbuka
yang
pemeliharaan terhadap saluran yang sudah ada
diperoleh dari hasil perhitungan berupa saluran
agar dapat berfungsi lebih optimal, misalnya
trapesium dengan ukuran sebagai berikut.
dengan
a. Sub sistem A : b = 1,3 m; T = 1,4 m;
menghambat aliran air ke pembuangan.
mengangkat
endapan
sampah
yang
y = 1,7 m b. Sub sistem B : b = 2,2 m; T = 2,4 m;
DAFTAR PUSTAKA
y = 2,2 m c. Sub sistem C : b = 0,6 m; T = 0,7 m; y = 1,1 m d. Sub sistem D : b = 2,0 m; T = 2,3 m; y = 2,5 m
Chow, V. T.,1988, Open Channel Hydraulics, Terjemahan oleh Suyatman, VFX Kristianto, EV. Nensi Rosalina, Erlangga, Jakarta.
e. Sub sistem E : b = 3,0 m; T = 3,3 m; y = 3,5 m f.
Sub sistem F : b = 2,0 m; T = 2,3 m; y = 2,5 m
g. Sub sistem G : b = 1,1 m; T = 1,3 m; y = 1,6 m Sehingga ukuran tersebut lebih besar dari saluran terbuka yang ada saat ini dan direncanakan
Departemen Pekerjaan Umum, 1986 Standar Perencanaan
Irigasi
Kriteria
Perencanaan Bagian Bangunan KP-04, Badan
Penerbit
Pekerjaan
Umum,
Jakarta.
Hadjoso Prodjopangarso, 1987, Diktat Drainase, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.
menggunakan pasangan batu. Penentuan arah aliran dan tinggi rendah daerah
Joyce, Wanny, 1989, Mengenai Dasar-Dasar
yang direncanakan, drainasenya tetap berpedoman
Hidrologi, Penerbit Nova, Jakarta
pada peta kontur agar perencanaan menjadi baik dan pengaliran tetap lancar. 52
Loebis, Joesran, 1992, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.
Proyek Penyusunan Standar Perencanaan dan Buku-buku
Pedoman
Pedoman
Perentjanaan
Terbuka,
Badan
Pengairan,1917,
Penerbit
Saluran Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Ray K, Linsley, JR, Max A. kohler, Joseph . H . Paulhus, Yandi Hermawan, 1989, Hidrologi Untuk Insinyur, Erlangga
Robert Horenjeff/Francis X. MC. Kelvey, 1993, Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Erlangga
Soemarto, CD, 1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya.
Soewarno,1995,
Hidrologi
Aplikasi
Metode
Statistik untuk Analisa Data Jilid 1, Nova, Bandung
Soewarno,1995,
Hidrologi
Aplikasi
Metode
Statistik untuk Analisa Data Jilid 2, Nova, Bandung
Subarkah,
Imam,
1978,
Hidrologi
Untuk
Bangunan Air, Pelita, Jakarta
Suhardjono, MP, Drainase Kota, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta
Triatmojo, Bambang, 1996, Hidrolika II, Beta Offset, Yogyakarta.
53