Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno1) dan Ria Asih Aryani Soemitro2) Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS,
[email protected] 2)Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS,
[email protected]
1)Staf
ABSTRAK Pembangunan ekonmi selalu dikaitkan dengan keberadaan infrastruktur. Tanpa adanya infrastruktur yang baik, ekonomi tidak akan berkembang. Salah satu infrastruktur pokok adalah jaringan jalan. Keterkaitan antara tingkat ekonomi dan aksesibilitas perlu untuk dikaji, untuk melihat seberapa besar peran jaringan jalan terhadap tingkat ekonomi. Paper ini mempresentasikan hasil penelitian mengenai keterkaitan antara tingakat ekonomi dengan tingkat aksesibilitas. Penelitian awal ini dilakukan dengan hanya menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang terlihat dengan jelas antara tingkat ekonomi dengan Karakteritik WIlayah. Tingkat ekonomi diukur dalam nilai PDRB, PDRB/Kapita, PDRB/Luas dan sektor ekonomi utama. Karakteritik Wilayah dipresentasikan oleh Status Administrasi, Aksesibilitas yang diukur dengan variabel kedekatan dengan Surabaya sebagai pusat konsumsi dan distribusi. Nilai rata-rata PDRB/kapita untuk wilayah kota adalah Rp. 12,823.566,14 /th-org sedangkan untuk wilayah kabupaten adalah Rp. 5.707.554.58 /th-org. Selain faktor-faktor lain, Tingkat Aksesibilitas terbukti mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Ekonomi, yang ditunjukkan oleh sebaran Titik Korelasi PDRB-Aksesibilitas, dengan hasil Analisis Regresi : PDRB-K = 7E12 e-0.001A dengan nilai R2 = 0.051. Sektor ekonomi utama untuk wilayah kota adalah industri dan perdagangan, sedangkan untuk wilayah kabupaten adalah pertanian dan pertambangan. Kajian awal ini masih harus diperdalam dengan perumusan model dan variabel yang lebih teliti. Kata kunci: Kinerja Ekonomi, Hubungan Kinerja Ekonomi dengan Karakteristik Wilayah. PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi sangat penting bagi kehidupan suatu wilayah. Kemakmuran suatu wilayah ditentukan oleh tingkat ekonomi, tingkat pemerataan dan jaminan sosial. Salah satu indikator kinerja ekonomi suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Budiono - 1980). Data PDRB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dikelompokan kedalam 9 sektor sebagai berikut : Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Jasa-jasa (BPS - 2011). Aktivitas ekonomi tidak bisa berjalan dengan baik tanpa dukungan infrastruktur yang dibutuhkan secara mencukupi. Salah satu infrastruktur terpenting adalah infrastruktur transportasi. Jalan dan jembatan merupakan infrastruktur dasar bagi transportasi darat. Pernyataan diatas perlu diuji tingkat kebenarannya. ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Artikel ini menyampaikan upaya penulis untuk melihat korelasi antara indikator kinerja ekonomi dengan faktor aksesibilitas dan tradisi industri wilayah. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk melakukan pendalaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi. METODA PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Awal yang digunakan sebagai dasar bagi Penyusunan Konsep Penelitian pada tahap selanjutnya. Metoda Penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : • Menggunakan Data Sekunder yang berupa Data Dasar dan Data Ekonomi Wilayahyang diterbitkan oleh BPS. • Menyusun suatu Asumsi Korelasi, dalam bentuk Asumsi Nilai atau Bentuk Regresi, yang kemudian dites tingkat kebenarannya. • Ukuran Kinerja Ekonomi : PDRB, PDRB/Kapita, PDRB/Luas Wilayah, Sektor Utama PDRB. o PDRB merupakan nilai ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. o PDRB/Kapita menunjukkan produktivitas ekonomi per orang dalam suatu wilayah. o PDRB/Luas menunjukkan produktivitas ekonomi suatu wilayah dilihat per satuan luas wilayah. • Komponen Karakteristik Wilayah : Jarak dari Surabaya sebagai Pusat Konsumsi dan Pusat Distribusi serta Nilai Tradisi Industri. Nilai Tradisi Industri ditentukan peneliti berdasarkan Tradisi Industri yang Ada dan Keberadaan Estat Industri. Pada seluruh Perhitungan Korelasi yang dilakukan pada penelitian ini, notasi variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : • PDRB : Produk Domestik Regional Bruto • PDRB-K : PDRB/Kapita • PDRB-L : PDRB/Luas-Wilayah • A : Aksesibilitas, diukur dalam besaran Jarak dari Surabaya • TI : Tradisi Industri ASUMSI KORELASI Pada Penelitian Awal ini, Asumsi Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Karakteristik Wilayah disusun sebagai berikut : • Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Struktur Ekonomi : semakin baik Kinerja Ekonomi, Struktur Ekonomi cenderung didominasi Sektor Industri dan Perdagangan. • Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Status Administrasi : Kinerja Ekonomi Kota lebih baik dari pada Kinerja Ekonomi Kabupaten, dan keduanya memliki Struktur Ekonomi yang berbeda. • Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas : semakin Aksesibilitas membaik maka Kinerja Ekonomi semakin baik. • Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Tradisi Industri : semakin Tradisi Industri membaik maka Kinerja Ekonomi semakin baik. • Korelasi antra Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas dan Tradisi Industri : idem untuk Kasus Korelasi Aksesibilitas dan Korelasi Tradisi Industri. UJI COBA ASUMSI KORELASI Kasus Studi Penelitian Awal ini dilakukan dengan mengambil Kasus Provinsi Jawa Timur. Pengamatan dilakukan terhadap Tataran Status Administasi Wilayah Kabupaten Kota. Secara ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
kesuluruhan di Provinsi Jawa Timur terdapat 29 kabupaten dan 9 kota. Data diambil dari Data Statistik BPS (Badan Pusat Statistik) untuk tahun 2011. Data Penelitian disampaikan pada Tabel 1 – Data Statistik Kabupaten Kota Jawa Timur Tahun 2011 sebagai berikut. Tabel 1 Data Statistik Kabupaten Kota Jawa Timur Tahun 2011 Wilayah No
Stat
Nama
Karakteritik Luas
Kinerja Ekonomi
Populasi
Jarak
jiwa
km
km2
TI
PDRB
PDRB/kapita
PDRB/luas
Rp / th
Rp / or-th
Rp / km2-th
Sektor Utama
1
Kab Pacitan
1,418
540,881
276
1
1,548,000,000,000
2,861,997.37
1,091,678,420 Tani, Tambang
2
Kab Ponorogo
1,487
855,281
198
2
3,331,000,000,000
3,894,626.44
2,240,080,699 Tani, Tambang
3
Kab Trenggalek
1,245
674,411
186
3
3,066,000,000,000
4,546,189.19
2,462,650,602 Tani, Tambang
4
Kab Tulungagung
1,151
990,158
154
4
7,830,000,000,000
7,907,828.85
6,802,780,191 Tani, Tambang
5
Kab Blitar
1,753
1,116,639
146
4
5,720,000,000,000
5,122,514.98
3,262,977,752 Tani, Dagang
6
Kab Kediri
1,522
1,499,768
120
9
7,600,000,000,000
5,067,450.43
4,993,429,698 Tani, Dagang
7
Kab M alang
3,457
2,446,218
132
8
14,576,000,000,000
5,958,585.87
4,216,372,577 Tani, Dagang
8
Kab Lumajang
1,806
1,006,458
145
3
6,370,000,000,000
6,329,126.50
3,527,131,783 Tani, Dagang
9
Kab Jember
3,349
2,332,726
197
4
11,551,000,000,000
4,951,717.43
3,449,089,280 Tani, Dagang
10
Kab Banyuwangi
3,599
1,556,078
288
7
11,015,000,000,000
7,078,694.00
3,060,572,381 Tani, Dagang
11
Kab Bondowoso
1,572
736,772
191
2
3,147,000,000,000
4,271,334.96
2,001,908,397 Tani, Dagang
12
Kab Situbondo
1,654
647,619
194
3
3,522,000,000,000
5,438,382.75
2,129,383,313 Tani, Dagang
13
Kab Probolinggo
1,659
1,096,244
121
4
6,752,000,000,000
6,159,212.73
4,069,921,640 Tani, Dagang
14
Kab Pasuruan
1,487
1,512,468
46
8
6,791,000,000,000
4,490,012.35
4,566,913,248 Industri, Tani 36,285,118,220 Industri, Tani
15
Kab Sidoarjo
719
1,941,497
23 10
26,089,000,000,000
13,437,569.05
16
Kab M ojokerto
974
1,025,443
44
9
7,897,000,000,000
7,701,061.88
8,107,802,875 Industri, Dagang
17
Kab Jombang
1,114
1,202,407
79
5
6,327,000,000,000
5,261,945.41
5,679,533,214 Dagang, Tani
18
Kab Nganjuk
1,284
1,017,030
119
4
5,292,000,000,000
5,203,386.33
4,121,495,327 Dagang, Tani
19
Kab M adiun
1,011
662,278
150
3
3,072,000,000,000
4,638,535.48
3,038,575,668 Tani, Dagang
20
Kab M agetan
21
Kab Ngawi
705
620,442
193
2
3,271,000,000,000
5,272,047.99
4,639,716,312 Tani, Dagang
1,392
817,765
181
3
3,122,000,000,000
3,817,722.70
2,242,816,092 Tani, Dagang
22
Kab Bojonegoro
2,314
1,209,973
108
6
5,917,000,000,000
4,890,191.76
2,557,044,080 Tambang, Tani
23
Kab Tuban
1,977
1,118,464
103
7
7,739,000,000,000
6,919,310.77
3,914,516,945 Dagang, Industri
5
24
Kab Lamongan
1,759
1,179,059
45
25
Kab Gresik
1,238
1,177,042
18 10
6,191,000,000,000
5,250,797.46
17,075,000,000,000
14,506,704.09
3,519,613,417 Tani, Dagang 13,792,407,108 Industri, Dagang
26
Kab Bangkalan
1,303
906,761
28
3
3,466,000,000,000
3,822,396.42
2,660,015,349 Tani, Dagang
27
Kab Sampang
1,230
877,772
90
2
2,907,000,000,000
3,311,793.95
2,363,414,634 Tani, Dagang
28
Kab Pamekasan
29
Kab Sumenep
797
795,918
123
2
2,172,000,000,000
2,728,924.34
2,725,219,573 Tani, Dagang
2,092
1,042,312
175
3
4,877,000,000,000
4,679,021.25
2,331,261,950 Tani, Dagang
30
Kot Kediri
69
266,354
123
8
21,967,000,000,000
82,472,949.53
31
Kot Blitar
33
130,828
167
4
986,000,000,000
7,536,612.96
32
Kot Malang
110
814,669
86
6
14,045,000,000,000
17,240,130.65
318,362,318,841 Industri, Dagang 29,878,787,879 Dagang, Jasa 127,681,818,182 Dagang, Industri
33
Kot Probolinggo
54
214,694
99
6
2,054,000,000,000
9,567,104.81
38,037,037,037 Dagang, Angkut
34
Kot Pasuruan
38
184,637
60
7
1,117,000,000,000
6,049,708.35
29,394,736,842 Dagang, Industri
35
Kot Mojokerto
20
119,180
49
7
1,228,000,000,000
10,303,742.24
61,400,000,000 Dagang, Angkut
36
Kot Madiun
34
170,406
169
6
2,115,000,000,000
12,411,534.81
62,205,882,353 Dagang, Industri
87,829,000,000,000
31,921,694.82
265,344,410,876 Dagang, Industri
1,422,000,000,000
7,558,000.48
37
Kot Surabaya
331
2,751,389
38
Kot Batu
202
188,145
0 10 119
4
7,039,603,960 Dagang, Tani
Analisis Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Struktur Ekonomi Analisis pertama yang harus dilakukan didalam penelitian ini adalah melihat Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Struktur Ekonomi. Dalam hal ini terlihat bahwa Dominasi Sektor Industri dan Sektor Perdagangan terjadi pada Kinerja Ekonomi tinggi, yang diukur dengan menggunakan parameter PDRB/Kapita. Bisa terlihat bahwa Dominasi Sektor Industri terjadi pada urutan nomer : 1, 4, 5, 10 dan 31. Secara umum bisa dikatakan bahwa Sektor Industri menghasilkan Kinerja Ekonomi Tinggi. Selanjutnya bisa terlihat bahwa Dominasi Sektor Perdagangan terjadi pada urutan nomer : 2, 3, 6, 7, 8, 11, 12. Secara umum bisa juga dikatakan bahwa Sektor Perdagangan menghasilkan Kinerja Ekonomi Tinggi. Tabel Perhitungan Analisis disampaikan pada Tabel 2 Analisis Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Sektor Ekonomi sebagai berikut.
ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Tabel 2 Analisis Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Sektor Ekonomi Wilayah No
Stat
Nama
1
Kot Kediri
2
Kot Surabaya
3
Kot Malang
4
Kab Gresik
5
Kab Sidoarjo
Karakteritik Luas
Kinerja Ekonomi
Populasi
Jarak
jiwa
km
km2 69
266,354
331
2,751,389
123
TI 8
0 10
PDRB
PDRB/kapita
PDRB/luas
Rp / th
Rp / or-th
Rp / km2-th
Sektor Utama
21,967,000,000,000
82,472,949.53
318,362,318,841 Industri, Dagang
87,829,000,000,000
31,921,694.82
265,344,410,876 Dagang, Industri 127,681,818,182 Dagang, Industri
110
814,669
14,045,000,000,000
17,240,130.65
1,238
1,177,042
18 10
17,075,000,000,000
14,506,704.09
13,792,407,108 Industri, Dagang
719
1,941,497
23 10
26,089,000,000,000
13,437,569.05
36,285,118,220 Industri, Tani
86
6
6
Kot Madiun
34
170,406
169
6
2,115,000,000,000
12,411,534.81
62,205,882,353 Dagang, Industri
7
Kot Mojokerto
20
119,180
49
7
1,228,000,000,000
10,303,742.24
61,400,000,000 Dagang, Angkut 38,037,037,037 Dagang, Angkut
54
214,694
99
6
2,054,000,000,000
9,567,104.81
1,151
990,158
154
4
7,830,000,000,000
7,907,828.85
6,802,780,191 Tani, Tambang
Kab M ojokerto
974
1,025,443
44
9
7,897,000,000,000
7,701,061.88
8,107,802,875 Industri, Dagang
11
Kot Batu
202
188,145
119
4
1,422,000,000,000
7,558,000.48
7,039,603,960 Dagang, Tani
12
Kot Blitar
33
130,828
167
4
986,000,000,000
7,536,612.96
29,878,787,879 Dagang, Jasa
8
Kot Probolinggo
9
Kab Tulungagung
10
13
Kab Banyuwangi
3,599
1,556,078
288
7
11,015,000,000,000
7,078,694.00
3,060,572,381 Tani, Dagang
14
Kab Tuban
1,977
1,118,464
103
7
7,739,000,000,000
6,919,310.77
3,914,516,945 Dagang, Industri
15
Kab Lumajang
1,806
1,006,458
145
3
6,370,000,000,000
6,329,126.50
3,527,131,783 Tani, Dagang
16
Kab Probolinggo
1,659
1,096,244
121
4
6,752,000,000,000
6,159,212.73
4,069,921,640 Tani, Dagang
17
Kot Pasuruan
38
184,637
60
7
1,117,000,000,000
6,049,708.35
18
Kab M alang
3,457
2,446,218
132
8
14,576,000,000,000
5,958,585.87
4,216,372,577 Tani, Dagang
19
Kab Situbondo
1,654
647,619
194
3
3,522,000,000,000
5,438,382.75
2,129,383,313 Tani, Dagang
29,394,736,842 Dagang, Industri
20
Kab M agetan
705
620,442
193
2
3,271,000,000,000
5,272,047.99
4,639,716,312 Tani, Dagang
21
Kab Jombang
1,114
1,202,407
79
5
6,327,000,000,000
5,261,945.41
5,679,533,214 Dagang, Tani
22
Kab Lamongan
1,759
1,179,059
45
5
6,191,000,000,000
5,250,797.46
3,519,613,417 Tani, Dagang
23
Kab Nganjuk
1,284
1,017,030
119
4
5,292,000,000,000
5,203,386.33
4,121,495,327 Dagang, Tani
24
Kab Blitar
1,753
1,116,639
146
4
5,720,000,000,000
5,122,514.98
3,262,977,752 Tani, Dagang
25
Kab Kediri
1,522
1,499,768
120
9
7,600,000,000,000
5,067,450.43
4,993,429,698 Tani, Dagang
26
Kab Jember
3,349
2,332,726
197
4
11,551,000,000,000
4,951,717.43
3,449,089,280 Tani, Dagang
27
Kab Bojonegoro
2,314
1,209,973
108
6
5,917,000,000,000
4,890,191.76
2,557,044,080 Tambang, Tani
28
Kab Sumenep
2,092
1,042,312
175
3
4,877,000,000,000
4,679,021.25
2,331,261,950 Tani, Dagang
29
Kab M adiun
1,011
662,278
150
3
3,072,000,000,000
4,638,535.48
3,038,575,668 Tani, Dagang
30
Kab Trenggalek
1,245
674,411
186
3
3,066,000,000,000
4,546,189.19
2,462,650,602 Tani, Tambang
31
Kab Pasuruan
1,487
1,512,468
46
8
6,791,000,000,000
4,490,012.35
4,566,913,248 Industri, Tani
32
Kab Bondowoso
1,572
736,772
191
2
3,147,000,000,000
4,271,334.96
2,001,908,397 Tani, Dagang
33
Kab Ponorogo
1,487
855,281
198
2
3,331,000,000,000
3,894,626.44
2,240,080,699 Tani, Tambang
34
Kab Bangkalan
1,303
906,761
28
3
3,466,000,000,000
3,822,396.42
2,660,015,349 Tani, Dagang
35
Kab Ngawi
1,392
817,765
181
3
3,122,000,000,000
3,817,722.70
2,242,816,092 Tani, Dagang
36
Kab Sampang
1,230
877,772
90
2
2,907,000,000,000
3,311,793.95
2,363,414,634 Tani, Dagang
37
Kab Pacitan
1,418
540,881
276
1
1,548,000,000,000
2,861,997.37
1,091,678,420 Tani, Tambang
38
Kab Pamekasan
797
795,918
123
2
2,172,000,000,000
2,728,924.34
2,725,219,573 Tani, Dagang
Analisis Umum Sebaran Kinerja Ekonomi Peta Sebaran Kinerja Ekonomi menunjukkan bahwa Kinerja Ekonomi Wilayah Perkotaan secara umum lebih baik dari pada untuk Wilayah Kabupaten. Dilihat dari sudut pandang Aksesibilitas, secara umum bisa dilihat bahwa semakin suatu Wilayah semakin jauh dari Surabaya, semakin Kinerja Ekonomi semakain kurang baik. Dilihat dari sudut pandang Tradisi Industri Wilayah, bisa terlihat bahwa semain Tradisi Industri Wilayah semakin tinggi, Kinerja Ekonomi wilayah tersebut semakin baik. Kota Kediri mempunyai Kinerja Ekonomi yang sangat menonjol, yang ditunjukkan oleh Peta Sebaran Nilai PDRB dan Nilai PDRB/Kapita, hal ini disebabkan oleh keberadaan Industri Rokok Gudang Garam yang sangat fenomenal. Peta Sebaran Kinerja Ekonomi disampaikan pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 3 sebagai berikut.
ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Gambar 1 Sebaran Nilai PDRB di Jawa Timur
Gambar 2 Sebaran Nilai PDRB/Kapita di Jawa Timur
ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Gambar 3 Sebaran Nilai PDRB/Luas Wilayah di Jawa Timur Analisis Korelasi Kinerja Ekonomi terhadap Status Administrasi Wilayah Analisis Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Status Administrasi menunjukkan bahwa Kinerja Ekonomi Wilayah Kota secara umum lebih baik dari pada Kinerja Ekonomi Wilayah Kabupaten. Hal ini ditunjukkan oleh Nilai Rata2 PDRB, PDRB/Kapita dan PDRB/Luas-Wilayah yang lebih besar di Kota dari pada Nilai di Kabupaten. Perbandingan ketiga nilai tersebut bisa disampaikan sebagai berikut. Perbandingan dalam hal Nilai PDRB adalah sebagai berikut : Nilai PDRB rata-rata Kota : Rp 14.751.444.444.000/th, sedangkan nilai parameter tersebut untuk Kabupaten : Rp 6.835.620.689.655/th. Perbandingan dalam hal Nilai PDRB/Kapita adalah sebagai berikut : Nilai PDRB/kapita rata2 Kota adalah Rp 12.823.566.14/th-org, sedangkan nilai tersebut untuk kabupaten adalah Rp 5.707.554.58/th-org. Perbandingan dalam hal Nilai PDRB/Luas adalah sebagai berikut : Nilai PDRB/Luas rata2 Kota adalah Rp 104.371.621.774/th-km2, sedangkan nilai tersebut untuk kabupaten adalah Rp 5.029.428.991/th-km2. Kegiatan Ekonomi di Wilayah Kota didominasi Aktivitas Industri Pengolahan dan Perdagangan. Sedangkan Kegiatan Ekonomi di Wilayah Kabupaten didominasi oleh Aktivitas Pertanian dan Perdagangan dan Pertambangan. Hasil Perhitungan Korelasi tersebut diatas disampaikan pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Perbandingan Kinerja Ekonomi antara Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Kinerja Ekonomi
Jatim
Kota
Kabupaten
rata2
8,710,421,052,632
14,751,444,444,444
6,835,620,689,655
PDRB
PDRB/kapita
min
986,000,000,000
986,000,000,000
1,548,000,000,000
maks
87,829,000,000,000
87,829,000,000,000
26,089,000,000,000
rata2
9,225,804.25
12,823,566.14
5,707,554.58
min
2,728,924.34
6,049,708.35
2,728,924.34
82,472,949.53
31,921,694.82
14,506,704.09
maks rata2 PDRB/luas
min maks
Sektor Utama
28,557,843,071
104,371,621,774
5,029,428,991
1,091,678,420
7,039,603,960
1,091,678,420
318,362,318,841
318,362,318,841
36,285,118,220
Indus tri
Perta ni a n
Perda ga nga n
Perta mba nga n
Angkuta n
Perda ga nga n
ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas Wilayah Analisis Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Nilai Aksesibilitas Wilayah menujukkan bahwa semakin baik Nilai Aksesibilitas maka Kinerja Ekonomi semakin baik. Nilai Aksesibilitas dianggap semakin baik bila Jarak ke Kota Surabaya semakin kecil. Hasil perhitungan menujukkan bahwa Kekuatan Korelasi sangat kecil. Sebaran Nilai Kinerja Ekonomi dan Aksesibilitas hasil pemetaan, menunjukkan terjadinya suatu anomali yang terjadi di Kota Kediri. Kota Kediri mempunyai Nilai Kinerja Ekonmi yang sangat tinggi. Hal ini dihasilkan oleh keberadaan Industri Rokok Gudang Garam. Tiga Model Korelasi disampaikan pada Tabel 4 sebagai berikut. Sedangkan Grafik gambran Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas disampaikan pada Gambar 4 sebagai berikut. Tabel 4 Model Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas Wilayah No Model Korelasi R2 PDRB = 9E+12 e -0.001A
1 2
0.051
-0.001A
0.119
PDRB-K = 7E+12 e
3
PDRB-A = 1E+7 e
0.103
-0.001A
90,000,000
y = 1E+07e-0.00x R² = 0.119
PDRB/Luas (Milyar Rp / th - km2)
80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 0
50
100
150
200
250
300
350
Aksesibilitas (km)
Gambar 4 Sebaran Titik Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas Analisis Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Tradisi Industri Wilayah. Analisis Korelasi antara Kinerja Ekonomi dengan Nilai Tradisi Industri Wilayah menunjukkan bahwa semakin tinggi Nilai Tradisi Industri, Kinerja Ekonomi semakin baik. Kekuatan Korelasi bisa dikatakan cukup signifikan. Hal yang sama dengan Kasus Pemetaan Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas juga terjadi disini. Kinerja Ekonomi Kota Kediri sangat menonjol. Tiga Model Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Tradisi Industri disampaikan pada Tabel 5 sebagai berikut. Sedangkan Grafik gambran Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Tradisi Industri disampaikan pada Gambar 5 sebagai berikut. Tabel 5 Model Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Tradisi Industri No Model Korelasi R2 1
PDRB = 2E12 e 0.210TI
0.358
2
0.162TI
0.413
0.339TI
0.376
PDRB-K = 3E6 e
3
PDRB-A = 1E9 e 100,000,000,000,000
y = 2E+12e 0.218x R² = 0.358
90,000,000,000,000 80,000,000,000,000 70,000,000,000,000
PDRB
60,000,000,000,000 50,000,000,000,000 40,000,000,000,000 30,000,000,000,000 20,000,000,000,000 10,000,000,000,000 0 0
2
4
6
8
10
12
Tradisi Industri
Gambar 5 Korelasi Tradisi Industri dengan Kinerja Ekonomi
ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas + Tradisi Industri Analisis terakhir ditujukan untuk mengevaluasi Asumsi Korelasi antara Ekonomi dengan dua Parameter : Aksesibilitas dan Tradisi Industri secara sekaligus. ditunjukkan oleh tiga Model Regresi, hasil perhitungan, yang disampaikan pada dibawah ini. Perhitungan Model Korelasi menunjukan bahwa kedua Parameter mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Ekonomi.
Kinerja Korelasi Tabel 6 tersebut
Tabel 6 Model Korelasi Kinerja Ekonomi dengan Aksesibilitas+Tradisi Industri R2 No Model Korelasi 1 PDRB = -3071E12 - 1.577E10 A + 2694E12 TI 0.286 2 PDRB-K = -5.105E6 + 18487.535 A + 2.354E6 TI 0.169 3 PDRB-A = -2.514E10 - 1.563E7 A + 1.090E10 TI 0.183 KESIMPULAN Penelitian Awal ini, secara umum bisa menghasilkan beberapa kesimpulan pokok sebagai berikut : • Sektor Industri Pengolahan serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berperan besar dalam menghasilkan Kinerja Ekonomi tinggi. • Sebaran Nilai Kinerja Ekonomi menunjukkan bahwa Aksesibilitas dan Tradisi Industri berperan dalam menghasilkan Kinerja Ekonomi Tinggi. • Terdapat perbedaan Kinerja Ekonomi antara Wilayah Kota dengan Kabupaten. PDRB/Kapita rata2 untuk kota : Rp. 12.823.566,14 /th-org, sedangkan untuk kabupaten : Rp 5.707.554,58 /th-org. Secara umum, ekonomi kota didominasi sektor Industri dan Perdagangan, sedangkan untuk kabupaten didominasi sektor Pertanian dan Pertambangan. • Korelasi Aksesibilitas dengan Kinerja Ekonomi secara umum terjadi secara lemah. Dalam hal Korelasi Aksesibilitas dengan PDRB/Kapita, bisa digambarkan oleh Model Regresi sebagai berikut : PDRB-K = 7E12 e-0.001A dengan nilai R2 = 0.051. • Korelasi Tradisi Industri Wilayah dengan Kinerja Ekonomi secara umum terjadi secara agak signifikan. Dalam hal Korelasi Tradisi Industri dengan PDRB/Kapita bisa digambarkan oleh Model Regresi sebagai berikut : PDRB-K = 3E6 e0.162TI, dengan nilai R2 = 0.169. • Korelasi Gabungan antara Aksesibilitas dan Tradisi Industri dengan Kinerja Ekonomi bisa digambarkan oleh Model Regresi sebagai berikut : PDRB-K = -5.105E6 + 18.487,535A + 2.354E6TI, dengan nilai R2 = 0.169. Untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih akurat dan lebih valid, Penelitian Awal ini perlu dikembangan lebih lanjut dengan merumuskan variabel bebas dengan lebih teliti dan penambahan variabel lain serta rumusan korelasi yang lebih tepat. Penelitian yang didasarkan pada Pandangan Pelaku Ekonomi Swasta perlu untuk dilakukan. DAFTAR PUSTAKA BPS (2011), ‘Jawa Timur dalam Angka Tahun 2011’, Badan Pusat Stastitik Jawa Timur, Surabaya. Budiono (1980), ‘Ekonomi Regional’, Penerbit Andi, Yogyakarta.
ISBN: 978-602-70604-1-8 B-9-8