WILAYAH KAJIAN SSK TABALONG LETAK GEOGRAFIS Antara 115˚ 9’ – 115 ˚ 47’ BT dan 1 ˚ 18’ – 2 ˚ 25’ LS
BATAS ADMINISTRASI Sebelah Timur = Provinsi Kalimantan Timur Sebelah Barat = Provinsi Kalimantan Tengah Sebelah Selatan = Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan Sebelah Utara = Provinsi Kalimantan Timur
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 – 2034, Ruang lingkup wilayah administrasi penataan ruang meliputi wilayah Kabupaten Tabalong seluas ± 3.646,52 Km² atau ± 364.652 Ha, yang secara geografis terletak antara 115°9' - 115°47' Bujur Timur dan 1°18' - 2°25' Lintang Selatan. Sedangkan Grid Provinsi Kalimantan Selatan dari proyeksi UTM terletak pada Grid CE-25 sampai BD-39 dengan koordinat x=295.000M dan y=9.735.000M pada zona 5°LS, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara Provinsi
Kalimantan tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kaliantan Tengah
Peta Orientasi Wilayah Perkotaan Kabupaten Tabalong
KEPENDUDUKAN No.
Kecamatan
Luas (Km2)
1
Banua Lawas
2
Banyaknya Desa / Kelurahan
Rumah tangga
Penduduk
161,67
15
4.850
18.923
Pugaan
64,06
7
1.728
6.810
3
Kelua
115,78
12
6.368
24.000
4
Muara Harus
62,90
7
1.703
6.195
5
Tanta
172,10
114
4.901
18.155
6
Tanjung
323,34
15
9.380
3.4459
7
Murung Pudak
118,72
10
13.084
47.694
8
Haruai
469,77
13
6.171
21.578
9
Bintang Ara
391,50
9
2.238
8.373
10
Upau
323,00
6
2.086
7.437
11
Muara Uya
924,16
14
6.468
23.030
12
Jaro
819,00
9
4.261
15.064
Kabupaten Tabalong
3.946,00
131
63.238 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
236.673 Kecamatan Banua Lawas Pugaan Kelua Muara Harus Tanta Tanjung Murung Pudak Haruai Bintang Ara Upau Muara Uya Jaro Jumlah
Proyeksi Jumlah Penduduk
2012 18,689 6,735 23,791 6,148 18,249 34,295 48,877 21,369 8,211 7,488 22,755 15,088 231,694
Jumlah Penduduk Pada Tahun (Jiwa) 2017 21,858 7,877 27,824 7,190 21,343 40,109 57,164 24,992 9,603 8,758 26,613 17,646 270,978
2022 25,564 9,212 32,542 8,409 24,961 46,910 66,857 29,229 11,232 10,243 31,125 20,638 316,922
2027 28,977 10,442 36,886 9,531 28,293 53,171 75,781 33,131 12,731 11,610 35,280 23,393 359,226
2032 33,889 12,212 43,140 11,147 33,091 62,186 88,629 38,748 14,889 13,579 41,261 27,359 420,132
Tabel Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Berdasarkan Hasil Pengolahan Basis data Terpadu Kabupaten Tabalong Existing No
Kecamatan
Sangat Miskin
1
Banua Lawas
534
2 3 4
Pugaan Kelua Muara Harus
5 6 7
Status Kemiskinan Miskin
Hampir Miskin
Total
Jumlah KK
% (Persen)
1315
677
2526
5078
49,7
330 330 110
714 1484 466
331 366 139
1375 2180 715
1893 6567 1793
72,6 33,2 39,9
Tanta Tanjung Murung Pudak
207 361 231
817 1141 616
311 401 183
1335 1903 1030
5389 9792 13192
24,8 19,4 7,8
8 9
Haruai Bintang Ara
307 114
876 372
421 269
1604 755
7382 2436
21,7 31,0
10 11
Upau Muara Uya
80 404
312 1265
84 342
476 2011
2217 6876
21,5 29,2
12
Jaro TOTAL TABALONG
269 3277
603 9981
124 3648
996 16906
3825 66440
26,0 25,4
HASIL EHRA
PROFIL SANITASI KABUPATEN Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tabalog 2016 300
250 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
200
4. GENANGAN AIR. 150
3. PERSAMPAHAN.
100
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR
50
0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4
Tabel 3. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi
Variabel
STRATA 0
STRATA 1
STRATA 2
STRATA 3
STRATA 4
1. SUMBER AIR
15
39
24
34
25
2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
70
60
65
18
42
3. PERSAMPAHAN.
40
38
73
50
39
4. GENANGAN AIR.
38
39
61
28
93
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
33
35
45
44
42
AIR LIMBAH USER INTERFACE
HASIL EHRA
PROFIL SANITASI KABUPATEN
Tidak Tahu 0,2%
Lainnya 3,5% Lubang Galian 0,8% Total 12 %
Selokan/ Parit/ Got 0,2%
Strata Desa/Kelurahan 4 %
Kebun/pekarangan 0,4 %
Strata Desa/Kelurahan 3 % Strata Desa/Kelurahan 2 %
sungai/pantai/laut 7,3%
Strata Desa/Kelurahan 1 %
Strata Desa/Kelurahan 0 %
WC helikopter 0,2% MCK/WC Umum 2,7% JAMBAN PRIBADI 86,1% ,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
Strata Desa/Kelurahan
Total
0
1
2
3
4
%
%
%
%
%
12 %
A. Jamban pribadi
88,9
89,4
88,1
70,0
75,0
86,1
B. MCK/WC Umum
4,9
2,5
1,9
,0
5,0
2,7
C. Ke WC helikopter
,0
,0
,0
,0
2,5
,2
D. Ke sungai/pantai/laut
1,2
3,7
8,8
12,5
22,5
7,3
E. Ke kebun/pekarangan
,0
,0
,0
5,0
,0
,4
F. Ke selokan/parit/got
,0
,0
,6
,0
,0
,2
G. Ke lubang galian
,0
1,9
,0
,0
2,5
,8
H. Lainnya,
6,2
1,9
1,3
17,5
,0
3,5
I. Tidak tahu
,0
,0
,6
,0
,0
,2
HASIL EHRA
4.1 Adanya genangan air (banjir) 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 ,0
Strata Desa
4.1 Adanya genangan air Ada genangan air (banjir)
%
1
%
2
%
3
4
%
%
5
4. GENANGAN AIR. Strata Desa/Kelurahan 0 1 2 3 % % % % 4.1 Adanya Ada genangan 38,3 38,5 60,6 27,5 genangan air air (banjir)
4 % 92,5
HASIL EHRA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 2,7 % Dikumpulkan dan dibuang ke TP S 33,2%
10,2% 0,2% 0,6%
Dibakar 40,7%
40,7 %
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 0,6 % Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 4,4 % Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 7,1 %
Dibiarkan saja sampai membusuk 0,2 % Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 10,2 % Lain-lain 0,8 %
DIAGRAM SISTEM SANITASI DSS AIR LIMBAH
Perorangan/ Rumah tangga
Perorangan/ Rumah tangga
Input
User Interfase
Penampungan Awal
Pengaliran
Air kotor
WC sentor
Tangki septiktank
Saluran drainase
Air kotor
WC sentor
Saluran drainase
-
DPU Perorangan/ Rumah tangga
DPU, Swasta + Perorangan/ Rumah tangga
Untuk IPLT belum memiliki, TPA masih sistem Open dumping
Pembuangan/Daur Ulang
Kode/Nama Aliran
-
sungai
Aliran limbah AL1
-
sungai
Aliran Limbah AL2
Pengolahan akhir
Berdasarkan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) air limbah domestik dapat diidentifikasi isu strategis dan permasalahan mendesak yang dihadapi oleh Pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Tabalong yaitu sebagai berikut : Mekanisme/sistem dan prosedur pengelolaan limbah cair di Kabupaten Tabalong sebagaimana tergambar di atas kebanyakan masih dilakukan secara sederhana, sebagian besar limbah cair rumah tangga masih dilepas begitu saja ke media lingkungan sampai sungai. Dengan sistem itu, peran rumah tangga dalam pengelolaan limbah cair sebenarnya masih cukup tinggi.
Peran Pemerintah Daerah/SKPD yang memiliki kewenangan dalam penanganan atau pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Tabalong baru pada tahap pembangunan prasarana dan sarana limbah cair di tingkat permukiman berupa saluran drainase lingkungan. Untuk jasa penyedotan tinja, Pembangunan IPAL dan IPLT belum terjamah/tertangani.
Peran swasta dalam pengelolaan limbah cair di Kabupaten Tabalong sudah ada khususnya layanan penyedotan lumpur tinja hanya saja kapasitas pelayanan masih sangat terbatas, untuk itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat harus didorong sedemikian rupa agar beban pengelolaan limbah cair tidak hanya berada pada Pemerintah Daerah mengingat bahwa beban pengelolaan limbah cair kedepan akan semakin banyak dan beragam. Ketersediaan regulasi turut mendukung dan mengatur tentang sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tabalong, khususnya yang mengatur tentang peran serta masyarakat dan swasta.
Peta cakupan layanan air bersih 300000
325000
350000
9850000
9850000
KA BU PAT E N BAR IT O UT A RA PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
KA BU PAT E N PAS ER PR O VIN SI KA LIM AN T AN T IM UR KABU P AT EN BA RI TO SE LAT AN PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
IKK M uar a Uya
9825000
9825000
BNA Ag un g
9800000
9800000
IK K M uar a U ya
U %
KA BU PAT E N BAR IT O T I MU R PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
IK K B intang A r a
IKK Belimb in g
U %
9775000
9775000
BN A Ag ung U % U % U %
IK K B elim bin g
IK K Tanta U %
IK K K elua
K ABU PA T EN BA LAN G A N PR O VIN SI KA LIM AN T AN SE LAT A N
U %
U IK K %
9750000
9750000
IK K M uar a H aru s
B anu a Law as
IKK T an ta
KABU PA T EN H U LU SU N G AI U TA RA PR O VI NS I KA LIM AN T AN S ELA TA N
300000
325000
IKK Ban ua Lawas
350000
IKK M uar a Haru s
IKK Kelua
3.4. PETA CAKUPAN LAYANAN AIR BERSIH WILAYAH KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SEL ATAN N
LEGEND A U %
S K A L A 1 : 5 0 0. 0 0 0 500 0
0
5 00 0
10 0 0 0
150 00
200 00
2 50 00
M e t e rs
Pr oyeks i : .................... Univ ers al Tr ansv ers e Marc ator Spheroit : .................... WGS 84 Sistem G rid : .................... Grid Univers al Trans ver se Marc ator Zone UTM : .................... 50 S SUMBER DATA 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Provins i Kalimantan Selatan Sk ala 1:50.000 Tahun 1991/1992, Edisi Digital Tahun 2007 2. Penentuan Batas Wilayah Kaltim - Kalsel SK. Mendagri No.185.5 T ahun 1973 3. Penentuan Batas Wilayah Kalsel - Kalteng SK. Mendagri No. 11 Tahun 1973 4. Hasil Kes epak atan tentang batas wilayah antara Pemerintah Kabupaten Tabalong dengan Pemerintah Kabupaten Paser
T iti k IK K /B N A Su nga i Ja la n Ba tas K ab upa ten T et ang ga C ak up an W i l aya h L ay an an
Ke ca m a tan Ba nua La w as Bi nta ng Ara H arua i Ja ro Ke lu a Mua ra H arus Mua ra U ya Muru ng Pu dak Pu gaa n T anj un g T ant a U pa u
PEMER INT AH K ABU PATEN TAB ALON G PR OVIN SI K ALIMAN TAN SEL ATAN
PERMASALAHAN MENDESAK AIR LIMBAH
•Cakupan layanan air limbah domestik masih rendah angka BABS masih cukup besar (34 Desa yang ODF dari 131 desa/kelurahan (data dari Dinas kesehatan) •Kepemilikan Jamban di Kabupaten Tabalong cukup tinggi yaitu adalah 86,1% Tahun 2016, dengan rincian 84,32 % tangki septik dan MCK Komunal 1,778 %. Namun tentang terpenuhinya tangki septik yang memenuhi syarat masih rendah.
•Layanan pengurasan dan pengolahan belum ada.
PERMASALAHAN MENDESAK AIR LIMBAH Berdasarkan data survai EHRA Kabupaten Tabalong tahun 2016 persentase rumah tangga yang menggunakan tangki septik adalah 75,9 %, namun responden seringkali mengklaim bahwa yang dimiliki adalah tangki septik, Padahal yang dimaksud adalah tangki yang tidak kedap air atau cubluk, yang isinya dapat merembes ke tanah
Prosentase tangki septik aman: 55.6% Belum mempunyai truk tinja satupun dari total 3 unit yang diperlukan untuk memenuhi layanan pengangkutan tinja di kabupaten Tabalong. Pengadaan truk tinja bertahap dan rencana dimulai tahun 2016 Kabupaten Tabalong belum memiliki truk pengangkut tinja. Sebagian besar warga belum pernah menguras tangki septik, Pencemaran dikarenakan pembuangan isi tangki septik mencapai 94 % SPAL tidak aman mencapai 36 %. Sistem sewerage belum tersedia Ada pihak swasta yang memiliki truk pengangkut tinja, tetapi tidak ada prasarana pengolahan.
PERMASALAHAN MENDESAK AIR LIMBAH
Kabupaten Tabalong belum memiliki instalasi pengolah air limbah terpusat (IPAL dan IPLT) •Belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah •Masih banyak masyarakat yang BABS (27,4%) DRI Instrumen profil sanitasi)
Kondisi 2016 Persentase cakupan layanan air limbah 63,7% pada tahun
2012 dan 71.36% di tahun 2016 Jumlah Tangki septik suspek tidak aman 45.4% Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 88% Perilaku BABS dari 63.9 % Tahun 2012, dan 27.4 % di Tahun 2016 Jumlah Desa ODF dari 1 Desa ditahun 2012 dan 33 Desa di tahun 2016
DIAGRAM SISTEM SANITASI DSS PERSAMPAHAN
Input Sampah perumahan Pasar
Komersial Jalan Umum
User Interfase Tong sampah Tong sampah Tong sampah Tong sampah
Penampungan Pengaliran awal TPS Armada angkut TPS Armada angkut TPS Armada Angkut TPST Armada angkut
Pengolahan akhir TPA
Pembuangan/Daur ulang TPA
TPA
TPA
TPA
TPST
TPA
TPST
PETA CAKUPAN LAYANAN PERSAMPAHAN 275000
300000
325000
350000
375000
KA BU PAT E N BAR IT O UT A RA PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
9850000
9850000
KABU P AT EN BA RI TO SE LAT AN PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
KA BU PAT E N PAS ER PR O VIN SI KA LIM AN T AN T IM UR
9825000
9825000
9800000
9800000
KA BU PAT E N BAR IT O T I MU R PR O VIN SI KA LIM AN T AN T EN G AH
TP A MUARA UY A U %
9775000
9775000
T PA MABURAI U %
9750000
9750000
U %
TP A K AR AN G A N P U T IH
K ABU PA T EN BA LAN G A N PR O VIN SI KA LIM AN T AN SE LAT A N
KABU P AT EN H U LU SU N G AI U TA RA PR O VI NS I KA LIM AN T AN S ELA TA N
275000
300000
325000
350000
375000
3.1. P ETA CAKUPAN LAYANAN PERSAMPAHAN WILAYAH KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SEL ATAN N
LEG EN DA U %
SKAL A 1 : 450 .00 0 100 00
0
100 00
200 00
Meters
Pr oyek si : .................... Univ ers al T ransv ers e Marc ator Spheroi t : .................... WGS 84 Sistem G rid : .................... Gri d Univer sal Trans ver se Marc ator Zone UTM : .................... 50 S SUMBER DATA 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Provins i Kali mantan Selatan Sk ala 1:50.000 Tahun 1991/1992, Edisi Di gital Tahun 2007 2. Penentuan Batas Wilay ah Kal tim - Kal sel SK. Mendagri No.185.5 T ahun 1973 3. Penentuan Batas Wilay ah Kal sel - Kalteng SK. Mendagri No. 11 Tahun 1973 4. Hasi l Kes epak atan tentang batas wil ayah antara Pemerintah Kabupaten Tabalong dengan Pemerintah Kabupaten Paser
T iti k T P A Su nga i Ja la n Ba tas K ab upa ten T et ang ga C ak up an La yan an W i la ya h U tar a C ak up an La yan an W i la ya h T e nga h C ak up an La yan an W i la ya h S el ata n
Ke ca m a tan Ba nua La w as Bi nta ng Ar a H ar ua i Ja r o Ke lu a M ua r a H ar us M ua r a U ya M ur u ng Pu dak Pu gaa n T anj un g T ant a U pa u
PEM ER INT AH K ABU PATEN TAB ALON G PR OVIN SI K ALIM AN TAN SEL ATAN
Dalam menangani masalah persampahan di Kabupaten Tabalong
Dinas Tata Kota
dan Kebersihan melalui Seksi Pengelolaan persampahan dengan tugas sebagai berikut: A. Membantu kepala bidang kebersihan lingkungan dan persampahan dalam tugasnya di seksi pengelolaan pcrsampahan; B. Menyusun rencana kegiatan pengelolaan persampahan dengan berpedoman perundang-undangan, petunjuk teknis dan sumber yang relevan; C. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan SKPD dan instansi/lembaga terkait serta lingkungan intern dinas dalam melaksanakan penyusunan rencana dan melaksanakan kegiatan pengelolaan persampahan untuk sinkronisasi dan keterpaduan;
D. Melaksanakan kegiatan pengelolaan persampahan berdasarkan pada perencanaan kegiatan yang telah disusun; E.Mengumpulkan, menginventarisir dan mengolah data yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan persampahan;
F. Melakukan survey dan pendataan terhadap lokasi penumpukkan sampah untuk memudahkan dalam melakukan proses pengelolaan persampahan; G. Melakukan pembuatan dan rehabilitasi terhadap Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) agar tetap dapat berfungsi secara baik;
H. Melakukan pengelolaan terhadap Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) agar teratur dan terawat; I.
Mengatur jadwal dan rute pengangkutan sampah secara teratur dari tumpukan dan TPS ke TPA agar tidak menumpuk dan menyebabkan bau tidak sedap bagi masyarakat;
J. Mengadakan penyuluhan/pemberitahuan kepada masyarakat tentang tata cara pembuangan sampah ke bak penampungan (TPS) agar tidak berserakan untuk memudahkan pengangkutan selanjutnya dengan mobil sampah;
•Mengatur dan melaksanakan proses pemusnahan dan pemanfaatan sampah yang telah diangkut ke TPA di tempat yang telah ditentukan dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan; •Melakukan pengawasan dan pengendalian demi terlaksananya rencana kegiatan pengelolaan persampahan secara efisien dan efektif; •Melakukan evaluasi dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan dengan melakukan penyesuaian menurut peraturan perundangundangan, ketersediaan anggaran dan perkembangan yang terjadi; •Membuat laporan penyusunan dan pelaksanaan kegiatan sebagai pertanggungjawaban dan bahan informasi dalam pengambilan kebijakan; •Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sesuai bidang tugasnya.
PERMASALAHAN MENDESAK PERSAMPAHAN
•Cakupan layanan persampahan masih rendah, untuk wilayah perkotaan antara lain : Antara , 2012, 2015 dan 2016
-Reduksi sampah 3,22 % pada Tahun 2015 -Daya angkut 65,88 % Tahun 2015 -Pengoperasian TPA 60,20 % Tahun 2015 Kapasitas pengelolaan sampah dari sumber timbulan sampah
perkotaan = 106 m3/hari; perdesaan = 55 m3/hari Penerapan PHBS di rumah tangga 35, 7% pada tahun 2012, dan 34% di Tahun 2016 Pengelolaan sampah rumah tangga yang dibakar dan dibuang sungai 69,80 % pada tahun 2012 dan 7.1% ditahun 2016
•Belum optimalnya pengelolaan sampah yang mengumpulkan sampah dari sumbernya secara terorganisir •Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
@Banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan disekitar tempat tinggal karena ketersediaan prasarana TPS masih sangat terbatas.(belum tersedia data jumlah TPS eksisting, sehingga tidak bisa menentukan estimasi kebutuhan)
@Masih kurangnya sarana pengangkut, dipedesaan belum ada sarana pengangkutan sampah yang terorganisir
@Baru satu unit pengolahan sampah terpadu (TPST) yang terbangun pada tahun 2013
@ Pengelolaan TPA masih belum menggunakan system sanitary landfill (saat ini control landfill)
Kebijakan Daerah Tentang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Tabalong Tahun 2017-2021
“Visi Tabalong Tahun 2015-2019 yaitu ”Menuju Kabupaten Tabalong yang agamais, sejahtera dan mandiri””. (RPJMD 2015-2019) Misi Kabupaten Tabalong adalah : 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang agamis 2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat 3. Mewujudkan kemandirian dengan membangun dan mengembangkan Potensi Sumber Sumber Daya Alam
Visi Sanitasi Kabupaten Tabalong 2017-2021 adalah : “Terwujudnya ” Tabalong Bersih dan sehat 2019” Misi sanitasi Kabupaten Tabalong tahun 2017-2019 adalah: 1. Misi Air Limbah Domestik: Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana air limbah domestik (limbah rumah tangga) Meningkatkan upaya pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah domestik
2. Misi Persampahan Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana persampahan Meningkatkan upaya pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan
3. Misi Drainase Perkotaan Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana drainase lingkungan Meningkatkan upaya pengelolaan drainase lingkungan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan
Arah dan Kebijakan dalam RPJMD 2009-2014 sebagai dasar arah dan kebijakan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Tabalong Tahun 2012-2017 MISI MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS DILANDASI DENGAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat; Mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat; Peningkatan pembinaan dan peran serta pemuda di bidang pembangunan; Penurunan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular;
Arah dan Kebijakan Sektor Air Limbah Akses pelayanan air limbah permukiman dikembangkan melalui
sistem sanitasi setempat atau terpusat Pengembangan Sistem PS Air Limbah Permukiman mempertimbangkan aspek pengelolaan sumber daya air dan lingkungan Membangun/pengembangan Sistem PS Air Limbah Permukiman melalui peningkatan kapasitas dan kinerja institusi serta mendorong pemisahan fungsi regulator dan operator Mendorong peningkatan kapasitas pembiayaan pembangunan Prasarana dan sarana Air Limbah Permukiman dan memfasilitasi peningkatan pelayanan dengan pemulihan biaya Pembangunan PS Air Limbah Permukiman berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive) yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan kemitraan dengan swasta
Arah dan Kebijakan Sektor Drainase Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan
sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air Mengoptimalkan system yang ada Meningkatkan kapasitas kelembagaan Mendorong & memfasilitasi pemerintah Kabupaten / kota dalam pengembangan system Drainase yang efektif, efisien dan berkelanjutan
Arah dan Kebijakan Sektor Persampahan Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta
sebagai mitra pengelolaan Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan Pengembangan alternatif sumber pembiayaan
Target pada tahun 2017 Persentase cakupan layanan air limbah meningkat dari 71.36%
tahun 2016 menjadi 100 % ditahun 2019 (yaitu 85% Sanitasi layak dan 15% memenuhi akses dasar) Bertambahnya jumlah tangki septik yang memenuhi syarat dari 83.57 % tahun 2016 menjadi 100 % ditahun 2019 atau Jumlah tangki septik yang memenuhi syarat bertambah menjadi 52.071 unit di tahun 2019 Terbangunnya IPAL skala kawasan terutama untuk kawasan padat penduduk dan kegiatan komersial (CBD)dan IPLT di Tahun 2018 Menurunnya perilaku BABS dari 27.4% tahun 2016 % menjadi 0 % ditahun 2019
Bertambahnya jumlah Desa ODF dari 34
Desa ditahun 2016 menjadi 131 Desa di Tahun 2019, dengan target 32 Desa ODF per Tahun Cakupan layanan persampahan di perkotaan meningkat dari 90 % ditahun 2016 menjadi 100 % di tahun 2019 Cakupan layanan persampahan di perdesaan meningkat dari 9.3 % menjadi 60 % di tahun 2019
kapasitas pengelolaan sampah perkotaan
meningkat menjadi 200 m3/hari dan perdesaan menjadi 300 m3/hari Berkurangnya pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak memadai dari 64.1 % pada tahun 2016 menjadi 25 % pada tahun 2019 Meningkatkan penerapan PHBS di rumah tangga dari 34% pada tahun 2016 menjadi 70% pada tahun 2019
PETA AREA BERESIKO AIR LIMBAH
PETA AREA BERESIKO SAMPAH
PETA AREA BERESIKO DRAINASE
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi (Air Limbah):
STRATEGI S –O •Meningkatkan alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong untuk sektor air limbah •Mengoptimalkan alternative pendanaan diluar APBD Kabupaten •Melakukan percepatan membangun IPLT dan srana prasarana air limbah lainnya •Mengoptimalkan kegiatan sosialisasi , edukasi dan kempanye sanitasi air limbah melalui TV Tabalong dan media lainnya STRATEGI W – O •Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan maupun lintas SKPD dalam pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana air limbah •Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah •Pembuatan Perda/ Perbup Air Limbah •Membentuk UPT pengelola air limbah
STRATEGI S – T •Meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pengembangan ekonomi lokal yang bisa berpengaruh terhadap anggaran untuk sanitasi. •Meningkatan alokasi dana untuk sanitasi melalui dana hibah dari pusat. •Meningkatkan penyelenggaraan kampanye perubahan perilaku melalui media publikasi dan kampanye/sosialiasi •Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi pengelolaan air limbah •Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi pengelolaan air limbah di sekolah-sekolah.
STRATEGI W – T
•Meningkatkan manajemen pembangunan air limbah melalui revitalisasi lembaga yang khusus menangani air limbah •Meningkatkan pelayanan dan kualitas air limbah terutama septik tank yang memenuhi standar teknis & sesuai dengan karakteristik wilayah •Mendorong tersedianya perijinan bagi pelaku konstruksi untuk menerapkan infratruktur air limbah dan drainase yang standar •Peningkatan pemahaman pentingnya pengurasan lumpur tinja
Strategi (Persampahan): STRATEGI S –O Mendorong SKPD pengelola persampahan lebih menngandeng KSM yang sudah ada untuk pengelolaan persampahan Mendorong peningkatan pendanaan melalui kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta Mengoptimalkan sarana - sarana pewadahan persampahan di daerah-daerah pelayanan Meningkatkan pembinaan terhadap lembaga-lembaga yang ada di masyarakat dalam pengelolaan sampah Mendorong koordinasi lintas sektoral terutama dengan organisasi profesi/swasta dalam mengkampanyekan pengelolaan persampahan
STRATEGI W – O Mendorong pemisahan fungsi regulator dan operator persampahan Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola TPA Meningkatkan ketersediaan kelengkapan produk perencanaan pengelolaan persampahan
STRATEGI S – T Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan melalui pembentukan UPT persampahan Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum secara konsisten dalam rangka pembinaan aparat, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Meningkatkan kesadaran pengelolaan persampahan masyarakat umum melalui acara kemasyarakatan maupun melalui lembaga yang ada di desa Mendorong penegakan sanksi terhadap perijinan perumahan baru terkait penyediaan sarana persampahan
STRATEGI W – T Mensyaratkan pengembang untuk menyediakan lahan TPS di project perumahannya
Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat Menyebarluaskan sosialisasi pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum Mendorong pemisahkan/melegalisasi fungsi regulator dan operator pengelola persampahan
Strategi sektor drainase STRATEGI S –O Mendorong ketersediaan sistem jaringan drainase yang terintegrasi (saluran drainase tertier, sekunder, primer, kolam retensi dan polder) Menyelenggarakan sistem drainase berbasis lingkungan Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Mendorong peningkatan pendanaan drainase STRATEGI W – O Mendorong penyusunan perda/ perbup tentang pengelolaan drainase Mendorong peningkatan anggaran Pemerintah Pusat unuk pengelolaan drainase
STRATEGI S – T Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan Drainase Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang pentingnya drainase STRATEGI W – T Mengoptimalkan penguasaan SDM untuk teknis pengelolaan dranase
INDIKASI PROGRAM DAN KEGIATAN LAMPIRAN 4
MATRIK PROGRAM DAN KEGIATAN
REKAPITULASI INDIKASI PENDANAAN SANITASI 2017- 2021 Tabel 5.1.1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun X Rp. 1 Juta Tahun Anggaran
NOMOR
Uraian Kegiatan
1
A.
B.
2017
2018
2019
2020
2021
Total Anggaran
2
13
14
15
16
17
18
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Air Limbah
14.819
23.708
40.509
17.417
35.654
132.057
3.894
42.777
30.377
9.435
3.854
90.337
980
7.070
52.491
9.615
6.925
77.081
19.693
73.555
123.377
36.467
46.433
338.047
AIR LIMBAH
PERSAMPAHAN Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Persampahan
C.
DRAINASE Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Drainase
JUMLAH TOTAL ANGGARAN
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per Sumber Anggaran X Rp. 1 Juta
No.
Sumber
A.
Anggaran Pemerintah
1
APBD Kab/Kota
2
APBD Provinsi
3
APBN
Jumlah A B.
Tahun Anggaran
Total Anggaran
2017
2018
2019
2020
2021
9.855
25.760
38.778
22.001
18.695
115.089
908
9.624
30.053
9.448
7.218
57.251
6.625
39.685
66.810
10.600
17.522
141.242
17.388
75.069
135.641
42.049
43.435
313.582
NonPemerintah
1
CSR Swasta
1.529
4.225
4.545
3.725
5.210
19.234
2
Masyarakat
374
1.141
2.440
663
613
5.231
1.903
5.366
6.985
4.388
5.823
24.465
19.291
80.435
142.626
46.437
49.258
338.047
Jumlah B Total (A + B)
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota X Rp. 1 Juta
No.
1
2
3
Tahun Anggaran
Uraian Kegiatan
Air Limbah Domestik
Total Anggar an
2017
2018
2019
2020
2021
5.790
12.074
14.436
5.867
9.332
47.499
3.885
8.966
11.846
7.619
3.538
35.854
180
4.720
12.496
8.515
5.825
31.736
9.855
25.760
38.778
22.001
18.695
115.089
Persampahan
Drainase
Jumlah
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi X Rp. 1 Juta
2017
2018
2019
2020
2021
Total Anggara n
Air Limbah Domestik Persampahan Drainase
158 0 750
1.048 3.496 5.080
8.548 18.475 3.030
2.298 4.120 3.030
6.918 300 0
18.970 26.391 11.890
Jumlah
908
9.624
30.053
9.448
7.218
57.251
Uraian Kegiatan
No. 1 2 3
Tahun Anggaran
Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN X Rp. 1 Juta Tahun Anggaran No. 1 2 3
Uraian Kegiatan Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah
2017
2018
2019
2020
2021
6.625 0 0
7.835 28.820 3.030
21.485 3.400 41.925
5.670 1.900 3.030
17.522 0 0
6.625
39.685
66.810
10.600
17.522
Total Anggar an 59.137 34.120 47.985 141.24 2
Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR X Rp. 1 Juta
No. 1 2 3
Uraian Kegiatan Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah
2017
2018
2019
2020
2021
Total Anggara n
1.350 179 0 1.529
3.600 625 0 4.225
3.850 695 0 4.545
3.030 695 0 3.725
4.530 680 0 5.210
16.360 2.874 0 19.234
Tahun Anggaran
Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat X Rp. 1 Juta Tahun Anggaran
No. 1
2 3 Jumlah
Uraian Kegiatan Air Limbah Domestik Persampahan Drainase
2017 204
2018 755
2019 567
2020 279
2021 279
Total Anggar an 2.084
170 0 374
386 0 1.141
507 1.366 2.440
384 0 663
334 0 613
1.781 1.366 5.231
Funding Gap X Rp. 1 Juta
Tahun Anggaran No. 1 2 3 4 5 6
Total Anggara 2021 n
Uraian 2017 2018 2019 2020 Air Limbah Domestik 14819 23708 40509 17417 35654 Persampahan 3.894 42.777 30.377 9.435 3.854 Drainase Perkotaan 980 7.070 52.491 9.615 6.925 Daftar tunggu 850 3.394 5.147 3.047 1.767 (Funding Gap) Kebutuhan 19.693 73.555 123.37 36.467 46.433 Pendanaan Sanitasi 7 Gap (%) 4,32 4,61 4,17 8,36 3,81
132057 90.337 77.081 14.156 299.475 4,73
Adapun langkah-langkah yang harus dan akan dilakukan serta diupayakan untuk mengurangi kesenjangan (gap) tersebut, antara lain adalah melakukan pemasaran sanitasi yang meliputi antara lain sebagai berikut :
1). Penyusunan Perda tentang Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah (2). Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di Kab./Kota 3). Koordinasi Pemerintah Kab./Kota, Masyarakat dan Sumber Pendanaan Non-Pemerintah untuk pendanaan Sanitasi di Kab./Kota (4). Pembentukan dan Pengembangan Lembaga Peduli Sanitasi ditingkat Kab./Kota
TERIMAKASIH