KETERKAITAN WILAYAH DAN DAMPAK KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN WILAYAH DI INDONESIA
Oleh: VERALIANTA BR SEBAYANG
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul :
KETERKAITAN WILAYAH DAN DAMPAK KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN WILAYAH DI INDONESIA
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Maret 2010
Veralianta Br Sebayang NRP. A151050021
ABSTRACT
VERALIANTA BR SEBAYANG. Regional Linkages and Policy Impact on Regional Economic Performance in Indonesia. (BONAR M. SINAGA as a Chairman and ARIEF DARYANTO as a Member of the Advisory Committee) The objective of this study is to analyze regional linkages and policy impact on regional economic preformance in Indonesia. Regional linkages is showed by the migration and trade flows. The observation of the immigration and emigration based on origin and the destination. Trade flows are also seen by the region of origin and the destination. Specification model uses simultaneous equations and estimated by two stages least squares methods, and uses secondary data of time series from 1975 until 2008. The estimation result indicates that the differential wages in origin and destination, population density, poverty and unemployment are determinants of population movement, while determinant of interregional trade are export and import price, regional income and population. The scenario of increasing regional minimum wages will increase the unemployment caused by the decreasing of demand for labor and the increasing of the migration to the region, this policy will increase interregional income disparity, except if the policy implemented in Sumatera and Java-Bali. The scenario of increasing public services expenditure will increase the regional economic performance in the region and other regions and the disparity will increase, except if it is allocated in Eastern Indonesia. Private and government investment stimulus has important role to increase the economic performance and decrease the unemployment and poverty and increase balance of trade, but also increase regional disparity, except if it is allocated in Eastern Indonesia. To reduce regional income disparity, the government can use the policy instrument: (1) increasing of minimum wages in Sumatera and Java-Bali, (2) increasing public services expenditure, and investment in Eastern Indonesia.
Key word: simultaneous equations, economic linkages, migration, trade, interregional disparity
RINGKASAN VERALIANTA BR SEBAYANG. Keterkaitan Wilayah dan Dampak Kebijakan terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah di Indonesia. Dibimbing oleh BONAR M. SINAGA sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan ARIEF DARYANTO sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Dalam perencanaan pembangunan perlu ditekankan keterkaitan wilayah, mengingat wilayah di Indonesia memiliki karakteristik yang khas. Dua aspek keterkaitan wilayah yang dilihat dalam penelitian ini yaitu keterkaitan ekonomi dan keterkaitan pergerakan penduduk. Keterkaitan ekonomi diwakili oleh arus perdagangan antarwilayah, sedangkan keterkaitan pergerakan penduduk dilihat dari migrasi penduduk berdasarkan wilayah asal dan wilayah tujuan. Keterkaitan wilayah akan dapat saling mempengaruhi kinerja perekonomian dan memberikan dampak tersendiri bagi masing-masing wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan wilayah dan dampak kebijakan ekonomi terhadap kinerja perekonomi wilayah di Indonesia. Spesifikasi model menggunakan persamaan simultan dan diduga dengan metode two stages least squares. Menggunakan data sekunder dengan periode tahun 1975 sampai tahun 2008. Hasil pendugaan menunjukkan migrasi masuk dipengaruhi secara positif oleh tingkat perbedaan upah wilayah tujuan dengan wilayah asal dan secara negatif di pengaruhi oleh tingkat kepadatan penduduk dan kemiskinan di wilayah tujuan. Respon perubahan migrasi masuk terhadap perubahan variabel tersebut adalah inelastis dalam jangka pendek dan umumnya elastis dalam jangka panjang. Migrasi keluar dari wilayah tertentu ke wilayah lain dipengaruhi secara negatif antara perbedaan dan rasio upah antarwilayah, dan secara positif dipengaruhi oleh tingkat pengangguran atau jumlah penawaran tenaga kerja di masing-masing wilayah. Ekspor wilayah tertentu ke wilayah tujuan dipengaruhi secara positif oleh harga ekspor, PDRB wilayah itu sendiri dan jumlah populasi wilayah tujuan ekspor. Sebaliknya impor suatu wilayah dipengaruhi secara negatif oleh harga impor dan secara positif dipengaruhi PDRB wilayah itu sendiri. Respon perubahan ekspor terhadap perubahan harga dan PDRB adalah inelastis, kecuali untuk eskpor wilayah Jawa-Bali ke wilayah tujuan Sumatera dan WTI adalah elastis dalam jangka panjang. Respon perubahan impor terhadap perubahan harga impor dan PDRB juga inelastis, kecuali respon perubahan impor wilayah WTI dari wilayah asal Sumatera dan Jawa-Bali terhadap perubahan harga adalah elastis dalam jangka panjang. Skenario kenaikan upah minimum regional berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran, karena permintaan tenaga kerja menurun dan migrasi masuk ke wilayah tersebut tinggi, sehingga ketimpangan pendapatan antarwilayah akan meningkat, kecuali upah minimum regional ditingkatkan di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali. Peningkatan belanja pelayanan publik meningkatkan kinerja perekonomian wilayah itu sendiri dan wilayah lainnya namun ketimpangan cenderung meningkat, kecuali jika dialokasikan di WTI. Stimulus investasi swasta dan pemerintah di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan kinerja perekonomian wilayah dimana PDRB meningkat, penduduk miskin dan jumlah pengangguran menurun serta
neraca perdagangan meningkat, tetapi ketimpangan antarwilayah mengalami peningkatan, kecuali dialokasikan di WTI. Untuk mengurangi tingkat pengangguran di masing-masing wilayah, peningkatan investasi swasta dan pemerintah dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan pemerintah daerah, karena selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan jumlah penduduk miskin, dan menurunkan migrasi bersih wilayah Jawa-Bali yang berasal dari wilayah Sumatera dan WTI tanpa mengurangi tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa-Bali bahkan jumlah penduduk yang menganggur di wilayah Jawa-Bali dapat berkurang cukup besar. Untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah disarankan untuk menggunakan instrumen kebijakan: (1) peningkatan UMR di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali, (2) peningkatan belanja pelayanan publik, investasi swasta dan pemerintah di wilayah Timur Indonesia. Dalam hal ini diperlukan koordinasi dan dukungan pemerintah pusat yang paling berkepentingan dengan ketimpangan antarwilayah.
Kata kunci:
persamaan simultan, keterkaitan ekonomi, migrasi, perdagangan, ketimpangan antarwilayah
© Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KETERKAITAN WILAYAH DAN DAMPAK KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN WILAYAH DI INDONESIA
OLEH
VERALIANTA BR SEBAYANG
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. D.S. Priyarsono, MSc ( Dosen Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)
Penguji Wakil Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian dan Pimpinan Sidang : Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS ( Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)
Judul Tesis
:
Keterkaitan Wilayah dan Dampak Kebijakan terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah di Indonesia
Nama Mahasiswa
:
Veralianta Br Sebayang
Nomor Pokok
:
A151050021
Program Studi
:
Ilmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA Ketua
Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
3. Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 22 Februari 2010
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Februari 1977 di Tigabinanga, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, puteri keempat dari lima bersaudara dari ayahanda bernama Tuhu Sebayang (Alm) dan ibunda bernama Pelajaren Br. Tarigan. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar SD Negeri 1 Tigabinanga, tahun 1989, tahun 1992 menamatkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Tigabinanga, tahun 1995 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan di SMA Negeri 1 Tigabinanga, dan tahun 1999 penulis menyelesaikan Program Diploma (D3) di Program Studi Manajer Koperasi, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan tahun 2001 melanjutkan ke jenjang Sarjana Program Studi Manajemen Agribisnis di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada tahun 2004. Pada tahun 2005 penulis mendapat kesempatan belajar di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor dengan biaya pendidikan dari BPPS. Penulis telah bekerja dari 1999 dan pada tahun 2007 telah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil tenaga pendidik di instansi Institut Pertanian Bogor hingga sekarang.