Jurnal Yang Berjudul
Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
1
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Fisika Pada Materi Gelombang Elektromagnetik Rival Tontoli1, Mursalin2, Raghel Yunginger3 Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Rival Tontoli, 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Pada Materi Gelombang Elektromagnetik. Dibimbing oleh Dr. Mursalin, M.Si sebagai pembimbing I dan Raghel Yunginger, S.Pd, M.Si sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tipe Group Investigation pada materi Gelombang Elektromagnetik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Tapa semester genap T.A 2013/2014 yang berjumlah 184 orang yang tersebar pada 7 kelas. Dilibatkan dua kelas sebagai objek penelitian masing-masing terbagi dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol.Pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas X-3 sebagai
kelas
yang
mendapatkan
perlakuan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing, sedangkan kelas X-1 sebagai kelas dengan perlakuan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Penelitian ini menggunakan instrument tes uraian. Secara statistik data rata-rata skor hasil pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji perbedaannya dengan mengunakan teknik statistik uji MANOVA. Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
2
Bedasarkan kriteria pengujian yang digunakan diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang berarti secara parsial dan simultan pada hasil pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan pengujian hipotesis pemahaman konsep diperoleh thitung > ttabel yaitu 4.15>4.08 yang berarti menolak hipotesis (H0PK ditolak). Dengan demikian terdapat perbedaan hasil pemahamaan konsep siswa yang menerapkan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation. Berdasarkan pengujian hipotesis keterampilan proses sains diperoleh thitung > ttabel yaitu 10.160>4.08 yang berarti menolak hipotesis (H0KPS ditolak). Dengan demikian terdapat perbedaan hasil keterampilan proses sains siswa yang menerapkan model pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing
dengan
siswa
yang
menerapkan
model
pembelajaran
Kooperatif Group Investigation. Berdasarkan pengujian hipotesis
pemahaman konsep dan keterampilan proses sain di peroleh thitung > ttabel yaitu 5.511 > 4.00 yang berarti menolak hipotesis (H0 ditolak). Dengan demikian terdapat perbedaan hasil pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains siswa yang
menerapkan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation. Kata Kunci : Model Inkuiri Terbimbing, Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
3
Selama ini proses belajar mengajar untuk mata pelajaran fisika kurang terfokus pada keaktifan siswa. Selain terfokus kepada siswa, tujuan pembelajaran juga perlu diubah dari sekedar memahami konsep siswa juga harus memiliki kemampuan menerapkan konsep yang telah dipahami melalui ketrampilan proses sains. Menurut Zakiyah (2011:3) dengan ketrampilan proses, siswa tidak hanya paham pada materi yang telah disampaikan, tetapi juga terampil dalam mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep yang telah dipahami. Maka untuk meningkatkan mutu proses dan produk pembelajaran fisika di sekolah, diperlukan perubahan paradigma pembelajaran dari teacher centered ke student centered. Salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas dan kuantitas proses dan produk pembelajaran fisika adalah harapan tumbuhnya sifat kreatif dan antisipatif para guru fisika dalam praktek pembelajaran untuk memaksimalkan peranan siswa dewasa ini yang masih belum optimal. Kualitas proses pembelajaran fisika dewasa ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang bersifat regular dalam arti pemilihan strategi, model dan metode kurang bervariasi. Dalam model pembelajaran konvensional, proses belajar-mengajar cenderung dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari siswa, pemberian contoh soal, dilanjutkan dengan pemberian tes. Selanjutnya pengalaman penulis pada pelaksanaan praktek pengalaman lapangan (PPL) di sekolah dimana banyak siswa yang memiliki kertampilan proses dengan kategori kurang. Hal ini bisa dilihat dari: (1) Cara mereka membuat laporan hasil eksperimen, (2) Para siswa sering melakukan manipulasi data dengan tujuan hasil eksperimen mereka tidak menyimpang dari konsep dan prinsip yang digambarkan guru, (3) Dalam melaksanakan percobaan fisika banyak siswa yang kurang tekun, (4) Dalam diskusi banyak siswa yang tidak mau menerima pendapat siswa lain, (5) Hasil eksperimen dalam bentuk laporan jarang didiskusikan. Untuk mata pelajaran fisika, diperlukan suatu metode pembelajaran yang tidak hanya menuntun siswa untuk menghafal dan memahami fakta, konsep, dan prinsip Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
4
yang dipelajari, akan tetapi bagaimana fakta, konsep, dan prinsip tersebut dapat bertahan dalam pikiran siswa dan dapat digunakan atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemasan pembelajaran berbasis konstruktif yang memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan menumbuh kembangkan ketrampilan proses sains siswa adalah model pembelajaran inkuiri. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis sekaligus peneliti melakukan penelitian yag berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Fisika Pada Materi Gelombang Elektromagnetik” dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa pada kemampuan translasi,
interpretasi
dan
ekstrapolasi
pada
materi
pokok
Gelombang
Elektromagnetik antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan siswa yang mendapatkan model pembelajaran koopertif tipe group investigation, (2) Perbedaan peningkatan keterampilan proses sains siswa pada kemampuan observasi, klasifikasi, interpretasi, komunikasi, mengajukan hipotesis dan
merencanakan
percobaan/penyelidikan
pada
materi
pokok
Gelombang
Elektromagnetik antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan siswa yang mendapatkan model pembelajaran koopertif tipe group investigation, (3) Perbedaan peningkatan pemahaman konsep (translasi, interpretasi dan ekstrapolasi) dan keterampilan proses sains (observasi, klasifikasi, interpretasi, komunikasi, mengajukan hipotesis dan merencanakan percobaan/penyelidikan) siswa pada materi pokok gelombang
elektromagnetik antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan siswa yang mendapatkan model pembelajaran koopertif tipe group investigation.
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
5
KAJIAN TEORI Pemahaman Konsep Pemahaman konsep
adalah kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran
(Afrianty,2013).Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Dahar dalam Afriyanty,2013). Sudjana (dalam Arfianty, 2013) menyatakan bahwa tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman konsep dalam ranah kognitif taksonomi Bloom ditempatkan pada tingkat kedua, yaitu setelah kemampuan pengetahuan. Bloom et. Al (1956:152) menyatakan “bilamana siswa sudah dapat menerjemahkan, menafsirkan, menggambarkan, menyimpulkan dan meramalkan apa yang dipahaminya dalam setiap situasi, maka siswa tersebut dapat dikatakan memahami sehingga diharapkan dapat mengatasai segala sesuatu yang berkaitan dengan yang dipahaminya dalam setiap situasi”. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains fisika adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kogitif maupun pisikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelunya ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain keterampilamn ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teoi (Purwantini,2005:9). Menurut Rustaman, dalam Syafriani (2013:35), “keterampilan proses sains terdiri dari sejumlah ketrampila yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Dalam setiap jenis ketrampila dicantumkan ciri pengenal atau indikatornya sebagai berikut :
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
6
Tabel 1.Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya No Keterampilan Proses sains
Indicator keterampilan Proses Sains
1
2
3
Observasi
Klasifikasi
Interpretasi
4
Prediksi
5
Keterampilan berkomunikasi
6
Keterampilan mengajukan pertanyaan
7
8
Ketrampilan berhipotesis
Ketrampilan merencanakan percobaan atau penyelidikan
Menggunakan indera penglihat, pembau, mendengar, pengecap dan peraba. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil penelitian. Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan. Mengkontraskan cirri-ciri. Mencari kesamaan. Membandingkan. Mencari dasar penggolongan. Menghubungkan hasil pengamatan. Menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan. Menyimpulkan. Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada. Membaca grafik, tabel atau diagramdari hasil percobaan Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram menjelaskan hasil percobaan. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Bertanya untuk meminta penjelasan. Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. Menanyakan latar belakang hipotesis. Menyatakan hubungan antara dua variable. Mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan peroleh anbukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah. Menentukan alat dan bahan yangakan digunakan. Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan. Menetukan variabel control danvariabel bebas. Menentukan apa yang diamati, diukur dan ditulis. Menentukan cara dan langkah kerja.
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
7
9
10
11
Menggunakan alat/ bahan/ penyelidikan Keterampilan menerapkan konsep atau prinsip Melaksanakan percobaan atau penyelidikan
Menentukan cara mengolah data Memakai alat atau bahan/sumber Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat atau bahan/sumber Menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki. Menerapkan konsep yang telah dipelajaridalam situasi baru. Mencangkup seluruh ketrampilan proses/ mengetahui prosedur yang benar
Inkuiri Terbimbing Schwarz & Gwekwerere (dalam Suswandi,2012:11), menjelaskan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa kegiatan yang bersifat ilmiah, dimana siswa dibimbing menyampaikan ide-ide mereka sebelum topik tersebut mereka pelajari, siswa menyelidiki sebuah gejala atau fenomena yang mereka anggap ganjil, siswa menjelaskan fakta-fakta dan membandingkannya secara saintifik, selain itu siswa menanyakan mengenai sebuah situasi yang mendukung pembelajaran tersebut seperti perlengkapan sains dan teknologi. Inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode inkuiri dimana guru menyediakan materi atau bahan dan permasalahan untuk penyelidikan. Siswa merencanakan prosedurnya sendiri untuk memecahkan masalah. Guru memfasilitasi penyelidikan dan mendorong siswa mengungkapkan atau memebuat pertanyaanpertanyaan yang membimbing mereka untuk penyelidikan lebih lanjut sampai kepada kesimpulan. Inkuiri terbimbing menuntut siswa untuk mengembangkan langkah kerja (prosedur) dalam memecahkan maslah yang telah di berikan oleh guru melalui lembar kegiatan siswa (LKS). (Suswandi 2012:11).
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Tabel 2. Deskripsi Data Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Yang Dibelajarkan Inkuiri Terbimbing Statistics Pemahaman Konsep N
Valid
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
Keterampilan Proses Sains 26
26
0 46.6538 1.98218 46.5000 56.00 10.10719 102.155 -.306 .456 -.783 .887 36.00 28.00 64.00 1213.00
0 40.6154 1.74539 41.0000 39.00 8.89978 79.206 -.734 .456 -.042 .887 32.00 21.00 53.00 1056.00
Tabel 3. Deskripsi Data Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Yang Dibelajarkan Group Investigation Statistics Pemahaman Konsep N
Valid
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis
Keterampilan Proses Sains 25
25
1 40.8400 2.05400 42.0000 48.00 10.27002 105.473 -.523 .464 -.350 .902
1 31.8400 2.14218 30.0000 36.00 10.71090 114.723 -.362 .464 -.411 .902
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
9
Range Minimum Maximum Sum
39.00 18.00 57.00 1021.00
41.00 10.00 51.00 796.00
Tabel 4. Deskripsi Data Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Yang Dibelajarkan Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation Statistics Pemahaman Konsep N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
Keterampilan Proses Sains 51
51
1 43.8039 1.47077 45.0000 37.00a 10.50337 110.321 -.368 .333 -.409 .656 46.00 18.00 64.00 2234.00
1 36.3137 1.49705 39.0000 36.00 10.69110 114.300 -.568 .333 -.268 .656 43.00 10.00 53.00 1852.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Normalitas Data
(b) (a) Gambar 1. Grafik Distribusi Normal Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen (a) Dan Grafik Distribusi Normal Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen (b) Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
10
(c)
(d)
Gambar 2. Grafik Distribusi Normal Pemahaman Konsep Kelas Kontrol (c) Dan Grafik Distribusi Normal Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol (d)
(e) (f) Gambar 3. Grafik Distribusi Normal Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Dan Kontrol (c) Dan Grafik Distribusi Normal Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen Dan Kontrol (d) Uji Homogenitas Pengujian homogenitas varians secara parsial dilihat dari hasil uji Levence Test, seperti tampak pada tabel berikut ini: Tabel 5. Output Levene’s Test of Equality of Error Variances Levene's Test of Equality of Error Variancesa F Pemahaman Konsep Keterampilan Proses Sains
.020 1.125
df1
df2 1 1
Sig. 49 49
.889 .294
Pengujian homogenitas matriks carian/covarian secara simultan dapat dilihat dari hasil uji uji Box’s M seperti tampak pada tabel berikut: Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
11
Tabel 6.Output Pengujian Homogenitas Matriks Varian/Covarian Box's Test of Equality of Covariance Matricesa Box's M F df1 df2 Sig.
1.221 .389 3 4.560E5 .761
Pada Tabel 5 dan Tabel 6, bila diterapkan taraf signifikansi 0.05 maka baik pemahaman konsep dan keterampilan proses sains memiliki nilai signifikans (Sig.)>α (0.05). Artinya baik pemahaman konsep dan keterampilan proses sains memiliki varian yang homogen secara parsial maupun simultan, sehingga MANOVA (Multivarians Analisis Varians) dapat dilanjutkan. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat dari hasil uji uji Test of Between-Subjects Effects seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 7.Output Test of Between-Subjects Effects Tests of Between-Subjects Effects Source
Dependent Variable
Type III Sum of Squares
Corrected Pemahaman Konsep Model Keterampilan Proses Sains Intercept X Error
Corrected Total
Mean Square
F
Sig.
430.795
a
1
430.795
4.151
.047
981.467
b
1
981.467
10.160
.003
Pemahaman Konsep
97565.932
1
97565.932 940.118
.000
Keterampilan Proses Sains
66908.996
1
66908.996 692.623
.000
Pemahaman Konsep
430.795
1
430.795
4.151
.047
Keterampilan Proses Sains
981.467
1
981.467
10.160
.003
Pemahaman Konsep
5085.245
49
103.781 96.602
Keterampilan Proses Sains Total
df
4733.514
49
Pemahaman Konsep
103374.000
51
Keterampilan Proses Sains
72968.000
51
Pemahaman Konsep
5516.039
50
Keterampilan Proses Sains
5714.980
50
Pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat dari hasil uji uji Multivariate Test seperti tampak pada tabel berikut: Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
12
Tabel 8. Output Multivariate Test Multivariate Testsb Effect
Value
Hypothesis df
Error df
Sig.
.964 6.487E2
a
2.000
48.000 .000
.036 6.487E2
a
2.000
48.000 .000
Hotelling's Trace
27.029 6.487E2a
2.000
48.000 .000
Roy's Largest Root
27.029 6.487E2a
2.000
48.000 .000
.195
5.828a
2.000
48.000 .005
.805
5.828
a
2.000
48.000 .005
5.828
a
2.000
48.000 .005
5.828
a
2.000
48.000 .005
Intercept Pillai's Trace Wilks' Lambda
X
F
Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root
.243 .243
Pada Tabel 7 dan Tabel 8, untuk variable X
(model pembelajaran)
menunjukan nilai sig < 0.05 atau Fhitung>F1.50(0.05)tabel yaitu 5.828>4.00 maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara parsial maupun simultan antara pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran group investigation. Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama 100 80 89.41 60 87.5 40
65,34
42.94
20
71.59
36.85
Eksperimen Kontrol
0 translasi
interpretasi
ekstrapolasi
Gambar 4. Skor Rata-Rata Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Indikator Dari Gambar 4 terbukti bahwa terdapat perbedaan rata-rara pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dengan pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol. Dengan demikian hipoteis penelitian pertama diterima. Pengujian Hipotesis Penelitian Kedua Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
13
100 93.58
80,76
80
74,35
86,66 81.91 55.12
60 40
83,33 92,3
67.04
71,79 53,84
20
36.38
eksperimen kontrol
0
Gambar 5. Skor rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Indikator Dari Gambar 5 di atas terbukti bahwa terdapat perbedaan rata-rara keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dengan keterampilan proses sains siswa pada kelas kontrol. Dengan demikian hipoteis penelitian kedua diterima. Pengujian Hipotesis Penelitian Ketiga 50 40
46,65 40,84
30 20
40,61 31,84
Eksperimen
Kontrol
10 0
Pemahaman Konsep Keterampilan Proses Sains
Gambar 6. Skor Rata-Rata Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Proses Sain Pada Kelas Eksperiman Dan Kelas Kontrol Dari Gambar 6 di atas terbukti bahwa terdapat perbedaan rata-rara pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dengan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa pada kelas kontrol. Dengan demikian hipoteis penelitian ketiga diterima.
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
14
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan yaitu: 1. Terdapat perbedaan rata-rata secara parsial pada pemahaman kosep antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran group investigation. 2. Terdapat perbedaan rata-rata secara parsial pada keterapilan proses sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran group investigation. 3. Terdapat perbedaan secara simultan, antara pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran group investigation.
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
15
SARAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran: 1. Diharapkan kepada guru-guru di sekolah untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing karena model ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing tetapi dengan menggunakan materi yang berbeda.
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
16
DAFTAR PUSTAKA Afrianty, Hermie. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkiri Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa.Universitas Pendidikan Indonesia. Purwantini, Tri.2005. Pengaruh Penggunaan Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN VI Jagakarsa.UIN Syarif Hidayatullah. Suswandy, Dodi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Kognitif
Siswa
dalam
Pembelajaran IPA di SMP.Universitas Pendidikan Indonesia.Diakses tgl 14 April 2013 Syafriani,Santhy.2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Pengalaman
dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Cahaya untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Ketrampilan Proses Sains Siswa SMP.Universitas Pendidikan Indonesia.Diakses tgl 14 April 2013. Zakiyah,
Naeli.
Keteramilan
2011.Pengaruh Proses
Pendekatan
Sains
Pada
Inkuiri
Terstruktur
Konsep
Sistem
Terhadap Pernapasan
Manusia.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Nama: Rival Tontoli. Nim: 421409050,Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Pembimbing (1) Dr. Mursalin. M.Si, (2), Raghel Yuninger, S.Pd, M.Si
17