Artikel oleh Anandita Rahmaning Yusi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diunggah ke dalam e-Jurnal.
Malang, Penulis
Anandita Rahmaning Yusi
Pembimbing I
Dr. Nurchasanah,M.Pd NIP 19590223 198503 2 003
Pembimbing II
Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd NIP 19610816 198601 1 001
PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 01 KALIPARE TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Anandita Rahmaning Yusi1 Nurchasanah2 Imam Agus Basuki3 Universitas Negeri Malang, jalan Semarang no. 5 Malang E-mail: anandita.ry@gmail .com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk memotret pembelajaran menulis surat dinas di SMP Negeri 01 Kalipare, khususnya pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Data dikumpulkan dengan studi dokumen, observasi, dan wawancara dari sumber data guru, proses pembelajaran, dan dokumen. Hasil penelitian adalah: (1) perencanaan pembelajaran dilakukan oleh guru dengan berpedoman hasil MGMP Kabupaten dan diwujudkan dalam bentuk RPP; (2) pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam 2x pertemuan, dan memuat kegiatan-kegiatan yang tertera dalam RPP; (3) penilaian yang dilakukan adalah penilaian hasil. Kata kunci: pembelajaran menulis, surat dinas. ABSTRACT:The purpose of this research to study photographing official wrote in Junior High School 01 Kalipare, especially in the planning, implementation, and assessment of learning. Data collected by the study of documents, observation, and interviews of the teacher data sources, the learning process, and documents. The results are:(1)planning study conducted by the teacher with reference to the District MGMP and embodied in the form of lesson plans, (2) implementation of the study carried out in 2x meeting, and includes the activities listed in the RPP, (3) the assessment is assessment of the results. Key words: write lesson, letter of a gency
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, selain keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.Siswa diharapkan mampu menguasai keterampilan menulis sesuai dengan tuntutan yang ada dalam kurikulum. Menurut Nurchasanah dan Widodo (1993: 1), menulis bersifat kompleks, dalam arti melibatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam mengolah ide dan menalarkannya agar apa yang disampaikan penulis dapat tersampaikan kepada pembaca sesuai dengan maksud penulisnya. Dengan menguasai keterampilan menulis, siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik secara tertulis. Latar belakang penelitian mengenai pembelajaran surat dinas yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kalipare didasarkan pada dua hal. Pertama, pentingnya pelajaran surat dinas. Penelitian tentang surat dinas perlu dilakukan karena surat dinas tidak hanya dibutuhkan dalam ruang lingkup pendidikan saja, akan tetapi dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata saat terjun ke dalam kehidupan sosial. Fakta dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari adanya surat 1
Anandita Rahmaning Yusi adalah mahasiswa sastra Indonesia, program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, Universitas Negeri Malang. 2 Nurchasanah adalah pembimbing I dalam peneletian Pembelajaran Menulis Surat Dinas. Beliau adalah dosen di Universitas Negeri Malang. 3 Imam Agus Basuki adalah pembimbing II dalam peneletian Pembelajaran Menulis Surat Dinas. Beliau adalah dosen di Universitas Negeri Malang.
dinas, sebut saja yang sering dijumpai oleh siswa adalah pengumuman, surat izin, dan surat keterangan. Kedua, Pembelajaran menulis yang ada di SMP Negeri 1 Kalipare tergolong cukup baik. Hal tersebut didasarkan pada rata-rata nilai siswa yang telah lulus standar ketuntasan minimal. Guru juga berupaya untuk menggunakan metode-metode yang mampu merangsang siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Hal itulah yang mendorong untuk meneliti bagaimanakah guru merencanakan, melaksanakan, dan menilai dalam pembelajaran sehingga siswanya dapat mencapai standar ketuntasan minimal. Penelitian pembelajaran surat dinas di SMP Negeri 1 Kalipare ini memuat tiga pokok permasalahan. Pertama, bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis surat dinas siswa kelas VIIIC SMP Negeri 01 Kalipare? Kedua, bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis surat dinas siswa kelas VIIIC SMP Negeri 01 Kalipare? Ketiga, bagaimanakah penilaian pembelajaran menulis surat dinas siswa kelas VIIIC SMP Negeri 01 Kalipare? Teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua pokok. Pertama, teori mengenai surat dinas yang di dalamnya memuat pengertian surat dinas, bagian-bagian surat dinas, bentuk surat dinas, dan aspek kebahasaan dalam surat dinas. Menurut Soedjito dan Solchan (1987:14), surat dinas adalah surat yang berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah. Surat dinas juga memiliki bagian-bagian di dalamnya yang terdiri dari kepala surat, tanggal surat, nomor, lampiran, hal/perihal, alamat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, dan tembusan. Bentuk dari surat dinas juga beragam yakni, bentuk lurus penuh, bentuk lurus, bentuk setengah lurus, bentuk resmi Indonesia lama, dan bentuk Indonesia baru. Teori terakhir dalam surat dinas adalah aspek kebahasaan yang ada di dalamnya. Menurut Soedjito dan Solchan (1987:30), bahasa yang digunakan dalam surat dinas adalah bahasa baku dan bahasa efektif. Bahasa baku adalah bahasa yang diakui benar menurut kaidah yang sudah dilazimkan, sedangkan bahasa efektif adalah bahasa yang secara tepat dapat mencapai sasarannya. Pokok teori yang kedua yakni mengenai pembelajaran menulis yang didalamnya memuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.Perencanaan pembelajaran merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:31), bahwa agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif dan efisien maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, agar proses belajar mengajarnya lebih bermakna dan mengaktifkan siswa maka dirancang dalam suatu scenario yang jelas. Pelaksanaan pembelajaran merupakan tahap penerapan atas perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan, sedangkan penilaian pembelajaran atau evaluasi berisi kegiatan untuk melakukan program penilaian pembelajaran. Dalam pembelajaran umumnya terdapat dua aspek penilaian, yakni penilaian proses dan penilaian hasil. Penelitian ini bertujuan untuk memotret pembelajaran menulis surat dinas di kelas VIIIC SMP Negeri 01 Kalipare, khususnya pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data-data penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Data tersebut diperoleh dari tiga sumber data. Data pertama berupa rencana pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari guru dengan menggunakan pedoman studi dokumen. Data kedua yakni proses pembelajaran menulis surat dinas diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran menulis surat dinas. Peneliti menggunakan pedoman observasi untuk mengumpulkan data tersebut. Data ketiga yakni penilaian pembelajaran yang diperoleh melalui RPP dan proses pembelajaran di kelas. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data ketiga ini adalah pedoman studi dokumen dan pedoman observasi. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan analisis terhadap datadata tersebut. Prosedur penganalisisan data pertama dilakukan dengan mengidentifikasi setiap komponen RPP. Komponen-komponen tersebut dicek kelengkapannya dengan menggunakan pedoman studi dokumen kelengkapan komponen RPP. Data kedua diperoleh dengan menggunakan pedoman observasi. Analisis yang dilakukan diarahkan pada kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa mulai dari awal pelajaran sampai dengan kegiatan akhir. Peneliti membuat transkrip proses pembelajaran untuk memudahkan pengecekan data pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan awal difokuskan pada cara guru membuka pelajaran. Di kegiatan inti dofokuskan pada penyampaian materi, penggunaan metode, dan penguasaan kompetensi. Terakhir pada kegiatan akhir lebih difokuskan pada kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru. Data ketiga yakni penilaian pembelajaran dianalisis dengan mengidentifikasi penilaian yang dilakukan oleh guru, baik pada pelaksanaan pembelajaran maupun yang tercantum dalam RPP. Pada pelaksanaan pembelajaran penilaian lebih difokuskan pada penilaian proses, sedangkan penilaian hasil diperoleh dari studi dokumen. HASIL Perencanaan Pembelajaran Menulis Surat Dinas. Perencanaan pembelajaran direncanakan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat guru disusun berdasarkan kurikulum 2006 dan hasil rapat MGMP Kabupaten serta disesuaikan dengan kondisi sekolah. Setelah memperhatikan hal tersebut guru kemudian mengembangkan sendiri komponenkomponen secara rinci.Hasil perencanaan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut Pertama, identitas mata pelajaran. Pada identitas mata pelajaran terdapat satuan pendidikan yaitu SMP, mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia, kelas dan semester yaitu VIII/I, alokasi waktu yaitu 4x40 menit, standar kompetensi yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk, kompetensi dasar yaitu menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku. Identitas yang terakhir adalah indikator, indikator yang dimuat dalam RPP tersebut adalah menentukan sistematika surat dinas, menentukan bahasa surat dinas, menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa
baku, dan menyunting surat dinas sesuai dengan sistematika dan bahasa baku yang tepat. Kedua, tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut dirumuskan berdasarkan indicator. Adapun tujuan pembelajaran tersebut adalah mampu menentukan sistematika surat dinas, mampu menentukan bahasa surat dinas, mampu menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku, dan mampu menyunting surat dinas berkenaan dengan sistematika dan bahasa baku yang tepat. Ketiga, materi pembelajaran. Materi yang terdapat dalam RPP adalah sistematika surat dinas, bahasa surat dinas, dan contoh surat dinas. Menurut pengakuan guru, materi yang ada di dalam buku teks masih belum menunjang, sehingga guru perlu merencanakan sendiri materi yang akan diajarkan. Keempat, metode pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah Tanya jawab, pemodelan, inkuiri, penugasan, dan diskusi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa metode yang dipilih telah direncanakan dengan matang. Menurut pendapat guru metode tersebut akan dapat menarik perhatian siswa. Kelima, langkah-langkah pembelajaran. Langkah kegiatan tersebut dibagi dalam tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi, pada kegiatan inti guru membahas materi dan menilai pada kegiatan inti pertemuan kedua, dan pada kegiatan penutup guru melakukan kegitan refleksi. Keenam, alat, bahan dan sumber. Alat yang digunakan guru adalah laptop dan LCD, sedangkan sumber yang digunakan adalah buku teks karya E. Kosasih. Ketujuh, penilaian. Penilaian yang direncanakan guru berupa penilaian hasil. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Surat Dinas. Sesuai yang tertera dalam RPP, pelaksanaan pembelajaran menulis surat dinas dilakukan sebanyak dua kali, yaitu Rabu (30 November 2011) dan Jumat (2 Desember 2011) dengan alokasi waktu 4x40 menit. Pada penelitian pelaksanaan pembelajaran ini akan dipaparkan hasil temuan berupa (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Pada pertemuan pertama, kegiatan pendahuluan berisi kegiatan guru bertanya jawab dengan siswa mengenai surat dinas, hal ini dilakukan agar siswa mengingat kembali materi yang pernah diterima di SD. Pada kegiatan inti guru memberikan materi mengenai surat dinas dengan cara berdiskusi. Guru menayangkan sebuah contoh surat dinas dan meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku mengenai sistematika dan bahasa surat dinas. Setelah siswa berdiskusi, guru dan siswa melakukan Tanya jawab untuk memantapkan materi pelajaran.Pada kegiatan penutup guru tidak melakukan refleksi, guru hanya memberikan tugas pertemuan berikutnya. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua difokuskan untuk menilai hasil pekerjaan siswa yang berupa surat dinas. Guru meminta siswa untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku. Guru membimbing proses penilaian dengan memberikan pedoman penyekoran tiap bagian surat dinas. Setelah proses penilaian selesai guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja siswa yang telah dikoreksi. Pada kegiatan penutup guru juga tidak melakukan kegiatan refleksi karena guru terlalu sibuk memandu siswa mengoreksi.
Penilaian Pembelajaran Menulis Surat Dinas. Hasil penelitian pada penilaian pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah penilaian hasil, yaitu menilai produk tulisan siswa berupa surat dinas. Penilaian hasil dilakukan pada surat dinas yang telah ditulis siswa di rumah. Penilaian dilakukan oleh teman sejawat, yang kemudian hasilnya diserahkan kepada guru untuk diperiksa kembali. Kegiatan penilaian hasil dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami menulis surat dinas. PEMBAHASAN Perencanaan Pembelajaran Menulis Surat Dinas Komponen identitas disebutkan secara rinci dan sistematis. Satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas dan semester, dan alokasi waktu sesuai dengan silabus.Kompetensi dasar (KD) dijabarkan dalam rincian indikator. Indikator yang tercantum dalam RPP dikembangkan sendiri oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar menulis surat dinas. Dengan menggunakan indikator-indikator tersebut guru merasa bahwa kompetensi akan tercapai dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Depdiknas (2003: 11) tentang indikator merupakan uraian spesifik dari kompetensi yang harus dikuasai siswa pada jenjang tertentu yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Temuan penelitian pada komponen tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran tidak melenceng dari indikator yang telah ada.Hal tersebut membuktikan bahwa guru merumuskan tujuan dengan sangat baik. Temuan penelitian pada materi pembelajaran menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang dicantumkan guru dalam RPP sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran menulis surat dinas. Materi-materi ini disiapkan sendiri oleh guru dengan cara membahas satu persatu materi yang ingin disampaikan. Priyatni dan Harsiati (2009: 21) menyebutkan bahwa, yang dimaksudkan materi pokok adalah sekumpulan bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa untuk pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kompetensi dasar dirumuskan dalam bentuk kata kerja yang operasional, sedangkan materi pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata atau frase benda. Jenis bahan ajar bisa berbentuk fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Berdasarkan jenis bahan ajar di atas, maka materi yang dipilih guru termasuk jenis materi berupa pengetahuan seperti fakta, definisi, prinsip-prinsip, konsep, generalisasi, penjelasan, dan sebagainya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru mencantumkan metode pembelajaran yang terdiri atas tanya jawab, pemodelan, inkuiri, diskusi, dan penugasan.Dari metode-metode yang telah dicantumkan guru dalam RPP menunjukkan bahwa metode-metode tersebut merupakan metode yang digunakan dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran.Metode inkuiri merupakan salah satu prinsip pembelajaran CTL, yaitu metode yang mengajak siswa melakukan pengamatan untuk memahami konsep/fenomena dan dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan.Dengan metode ini, guru mengajar dengan menggunakan pendekatan yang lebih mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Priyatni (2008: 6) yang
menyatakan bahwa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang berbasis CTL adalah guru harus dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar yang dapat menghubungkan apa saja yang ada di sekolah atau kelas dengan apa yang ada dalam kehidupan nyata siswa. Paparan data menunjukkan bahwa langkah-langkah kegiatan pembelajaran menulis surat dinas dilaksanakan dalam dua pertemuan. Setiap pertemuan terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Syaodih (2003: 55) yang mengemukakan bahwa pengajaran meliputi tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Temuan penelitian untuk pemilihan sumber dan media pembelajaran menunjukkan bahwa guru mencantumkan buku teks dan contoh surat dinas pada komponen sumber belajar. Akan tetapi, dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama maupun kedua dibagian kegiatan inti tidak disebutkan bahwa buku teks dipergunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.Dari pernyataan ini jelas bahwa penggunaan sumber belajar tidak difungsikan dengan baik. Dalam komponen ini guru juga mencantumkan alat yakni,laptop dan LCD. Dalam pembelajaran guru lebih memfokuskan pembelajarannya dengan menampilkan contoh surat dinas yang ditayangkan pada LCD. Hal tersebut menunjukkan bahwa, guru kurang mempertimbangkan pencantuman sumber belajar.Peneliti memandang bahwa pemilihan sumber/media pembelajaran tidak hanya sekedaruntuk menarik perhatian siswa saja, tetapi juga harus dapat mendukung siswamencapai pengalaman belajar ke arah yang lebih kongkret. Setyosari (2001: 84) menilai bahwa pemilihan media yang kurang tepat, bahkan sama sekali tidak relevan (asal pilih), dapat mengurangi daya tangkap siswa terhadap bahan ajar yang sedang dipelajari. Media yang kurang tepat ini bukan menambah kejelasan informasi yang diberikan, tetapi justru akan menambah kekaburan informasi yang diperoleh. Adapun penilaian yang direncanakan guru memuat tiga kategori, yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan soal instrumen penilaian. Guru menggunakan penilaian dengan teknik tes tulis. Teknik penilaian tersebut merupakan penilaian hasil belajar kognitif siswa yang berkaitan dengan konstruk kemampuan berbahasa (Harsiati, 2003: 3-4). Akan tetapi, guru tidak menyebutkan tentang penilaian proses. Padahal penilaian proses perlu dilakukan karena berkaitan dengan aspek afektif dan proses penguasaan keterampilan. Harsiati (2003: 7-9) menyatakan bahwa proses afektif mencakup minat, sikap, persepsi siswa terhadap proses pembelajaran, dan penggunaan strategi belajar bahasa siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas kebahasaan. Dengan demikian, penilaian yang direncanakan guru dalam RPP belum tepat sasaran karena sasaran penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia mencakup penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran bahasa Indonesia (Harsiati, 2003: 3). Persiapan komponen pembelajaran menulis surat dinas yang disusun guru dalam bentuk RPP tersebut diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyosari (2001: 20) bahwa perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar pembelajaran menjadi efektif. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Surat Dinas Secara umum, temuan penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran menulis surat dinas yang dilaksanakan oleh guru SMP Negeri I Kalipare sudah
sangat baik. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Temuan penelitian dalam kegiatan pendahuluan menunjukkan bahwa guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pengalaman menulis surat dinas, kemudian diikuti tanggapan balik guru dan penguatan terhadap pernyataan siswa. Kegiatan tanya jawab ini mampu menarik perhatian siswa. Peneliti menilai kegiatan tersebut berkaitan erat dengan pembelajaran menulis surat dinas yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan guru pada tahap pendahuluan sejalan dengan pernyataan Smith & Ragan (dalam Setyosari, 2001: 76) bahwa guru perlu menarik dan meningkatkan perhatian dan membangkitkan ingatan siswa akan pelajaran atau pengalaman yang telah dialaminya. Adapun tujuan dari kegiatan pada tahap pendahuluan agar pengetahuan yang ada atau telah dimiliki oleh siswa dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap informasi baru. Paparan data menunjukkan kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, hal tersebut sangat baik karena menyampaikan tujuan pembelajaran itu sangat penting.Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rooijakkers (1990: 99- 100) bahwa tujuan adalah suatu rumusan yang menunjukkan dan menjelaskan hal yang ingin dicapai. Tujuan tersebut menunjukkan atau menjelaskan perubahan apa yang harus terjadi, sebagai akibat dari pembelajaran yang dialami oleh murid, antara lain perubahan dalam pola berpikir, dalam perasaan, serta dalam tingkah laku murid. Kegiatan pada tahap pendahuluan harus dipahami guru sebagai kegiatan yang seharusnya dapat mengantarkan siswa pada tahap inti, yaitu proses pembelajaran menyeluruh. Setyosari (2001: 76) mengatakan bahwa pada tahap pendahuluan, guru biasanya menyiapkan siswa agar mereka siap menerima pelajaran. Secara singkat, tahap pendahuluan meliputi kegiatan (1) menarik perhatian terhadap pelajaran yang diberikan, (2) menginformasikan tujuan yang telah ditetapkan kepada siswa, (3) membangkitkan minat dan motivasi siswa, dan (4) meninjau kembali pelajaran yang telah lalu. Dari pendapat Setyosari tersebut, guru setidaknya telah melakukan kegiatan menarik perhatian siswa dengan cara tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terkait surat dinas dan membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap surat dinas. Pada kegiatan inti, temuan penelitian menunjukkan bahwa guru mengarahkan siswa untuk melakukan inkuiri, yakni pengamatan untuk memahami konsep/fenomena dan dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan. Langkah-langkah yang diinstruksikan guru ketika melakukan inkuiri adalah berkelompok dengan teman sebangku, memperhatikan contoh surat dinas yang ditayangkan pada LCD, berdiskusi dengan kelompok mengenai sistematika dan bahasa pada surat dinas. Peneliti menilai bahwa kegiatan inti di atas merupakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, artinya siswa sebagai subjek belajar dengan peran yang besar, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing.Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibrahim dan Syaodih (2003: 33) bahwa dalam proses belajarmengajar yang mengaktifkan siswa (belajar diskaveri/inkuiri, pemecahan masalah, dan lain-lain), peranan siswa lebih besar.Siswa sebagai subjek yang berinteraksi bukan hanya dengan guru tetapi dengan sesama siswa, dengan buku-buku, serta media lainnya.
Pada tahap berikutnya guru mengajak siswa melakukan kegiatan tanya jawab untuk membahas hasil diskusi yang telah siswa lakukan. Peneliti melihat bahwa kegiatan ini memang tepat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah ditemukan. Dari hasil tanya jawab tersebut, guru akan mengetahui langkah selanjutnya yang harus diambil untuk membimbing siswa terkait pemahaman mereka terhadap materi. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003: 106), metode tanya jawab adalah metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Dalam komunikasi tersebut terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa. Adapun pada kegiatan penutup, paparan data menunjukkan bahwa guru lebih banyak memberikan tugas rumah daripada merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seperti yang telah tercantum dalam RPP. Merefleksi kegiatan pembelajaran perlu dilakukan agar siswa memikirkan apa yang telah dipelajari, mencatat apa yang telah dipelajari, dan membuat karya (Depdiknas, 2006). Setyosari (2001: 77) juga menegaskan bahwa penutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa melakukan tinjauan ulang dan meringkas pelajaran. Peneliti menilai dengan meniadakan kegiatan merefleksi pembelajaran justru sama dengan tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk meninjaukembali apa saja yang telah dipelajari sebelumnya. Setyosari (2001: 77) berpendapat bahwa seharusnya pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa melakukan tinjauan ulang dan meringkas pelajaran.Selain itu, siswa juga didorong untuk membuat transfer atau alih belajar.Feedback atau balikan yang diberikan guru dalam kegiatan merefleksi menjadi sangat penting karena beberapa informasi ternyata dapat ditingkatkan dengan cara ini. Pada pertemuan kedua aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan sama sekali tidak melakukan kegiatan membangkitkan ingatan siswa seperti halnya pada pertemuan pertama. Apa yang dilakukan guru pada tahap ini meskipun sesuai dengan apa yang tercantum dalam RPP, namun tidak tepat karena aktivitas membangkitkan ingatan siswa terhadap pelajaran atau pengalaman yang telah dialami siswa pada pertemuan sebelumnya tidak dilakukan. Guru langsung menanyakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya tanpa terlebih dahulu mengajak siswa meninjau kembali pelajaran yang telah lalu. Bahkan, siswa langsung disuruh menukarkan hasil pekerjaan rumahnya dengan siswa lain. Koreksi kemudian dilakukan bersama di kelas. Guru juga tidak mengaitkan kompetensi yang akan dibelajarkan dengan konteks kehidupan siswa atau kompetensi sebelumnya, padahal pengaitan kompetensi dalam pembelajaran sangat penting untuk memberikan gambaran kepada siswa materi yang akan dipelajari. Pemberian motivasi juga tidak begitu nampak untuk mendorong siswa meraih tujuan pembelajaran.Kondisi tersebut kurang tepat, karena menurut Muslich (1987: 58) keberhasilan belajar pada dasarnya terletak di tangan siswa sendiri.Faktor motivasi belajar memegang peranan penting di dalam menciptakan efektivitas kegiatan belajar-mengajar. Menurutnya, guru perlu memotivasi siswa agar mereka aktif belajar, terlibat, dan berperan serta dalam setiap pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas. Pada kegiatan inti, guru terfokus pada kegiatan pembahasan hasil pekerjaan rumah siswa, yaitu mencari menulis surat dinas. Pengecekan hasil pekerjaan siswa lebih menunjukkan guru mengingatkan kembali pada materi-
materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama.Hal ini seharusnya dilakukan guru pada kegiatan pendahuluan.Sebaliknya, pada kegiatan pendahuluan guru justru terfokus pada pembahasan hasil pekerjaan siswa. Kegiatan penutup pada pertemuan kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan penutup pada pertemuan pertama. Guru tidak melakukan refleksi. Ini disebabkan karena guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk membimbing siswa mengoreksi hasil kerja siswa. Penilaian Pembelajaran Menulis Surat Dinas Dari paparan data ditemukan bahwa penilaian dilakukan pada pertemuan kedua dan berlangsung pada inti pembelajaran.penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah penilaian hasil berupa tes individu menulis surat dinas yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Tes yang diberikan guru tersebut merupakan tes menulis langsung.Harsiati (2003: 35-36) menegaskan bahwa tes menulis langsung menuntut siswa untuk menemukan, membatasi, mengembangkan, dan mengorganisasikan gagasannya secara terpadu dan utuh.Dengan tes menulis langsung ini siswa menggunakan berbagai keterampilan bahasanya untuk mengekspresikan gagasan yang telah dipilih. Seperti yang telah tercantum di RPP, pada saat pelaksanaan pembelajaran guru tidak melakukan penilaian proses. Padahal penilaian proses perlu dilakukan karena berkaitan dengan aspek afektif dan proses penguasaan keterampilan. Harsiati (2003: 7-9) menyatakan bahwa proses afektif mencakup minat, sikap, persepsi siswa terhadap proses pembelajaran, dan penggunaan strategi belajar bahasa siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas kebahasaan. Dengan demikian, penilaian yang direncanakan guru dalam RPP belum tepat sasaran. Karena sasaran penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia mencakup penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran bahasa Indonesia (Harsiati, 2003: 3). Fokus penilaian pada pembelajaran ini adalah hasil kerja siswa berupa surat dinas yang telah dikerjakan di rumah. Guru melakukan kegiatan penilaian dengan cara menukarkan hasil kerja dengan siswa yang lain kemudian memandu proses penilaian. Dari data penilaian yang telah digunakan guru menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memang berhasil menulis surat dinas (penilaian hasil). Penilaian hasil saja tidak cukup karena guru tidak akan tahu problem yang dihadapi siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Sehingga guru perlu melakukan penilaian proses dengan tujuan (1) memahami problem dan tingkat perkembangan pembelajar dalam menguasai isi pembelajaran, (2) menemukan data analisis yang dapat dijadikan dasar dalam memecahkan masalah pembelajar, dan (3) memecahkan problem belajar, mempertahankan, serta mengembangkan kualitas proses pembelajaran (Harsiati, 2003: 7-9). Penilaian hasil yang sudah dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa siswa kelas VIIIC, mayoritas sudah mampu menulis surat dinas dengan sistematika dan bahasa yang baku. Hal itu terlihat dari 36 siswa, terdapat 5 siswa yang belum tuntas. Hal itu dikarenakan nilai 5 siswa tersebut belum mencapai SKM (standar ketuntasan minimal), yakni 75.
PENUTUP Simpulan Perencanaan pembelajaran menulis surat dinas dilakukan oleh guru sendiri dengan berpedoman pada Kurikulum 2006 dan hasil MGMP kabupaten.
Guru menuangkan perencanaan pembelajarannya pada rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP yang disusun oleh guru tersebut terdiri atas (1) identitas mata pelajaran, (2) tujuan pembelajaran, (3) materi ajar, (4) metode, (5) langkahlangkah kegiatan, (6) sumber/media pembelajaran, dan (7) penilaian. Pembelajaran menulis surat dinas dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran menulis surat dinas dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.Setiap pertemuan terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis surat dinasadalah penilaian hasil berupa tes individu menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang benar dan bahasa baku.Data penilaian hasil menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berhasil menulissurat dinas. Dari 36 siswa, terdapat 5 siswa yang belum tuntas. Hal itu dikarenakan nilai 5 siswa tersebut belum mencapai SKM (standar ketuntasan minimal), yakni 75. Saran Saran dari penelitian ini yang pertama adalah bagi guru bahasa Indonesia, perencanaan pembelajaran sebaiknya dipikirkan secara matang.Hal-hal yang memang tidak dipergunakan atau tidak dilakukan sebaiknya tidak perlu dicantumkan dalam RPP.Penjabaran materi sebaiknya dicantumkan, bukan hanya materi pokoknya saja, pada pelaksanaan pembelajaran sebaiknya guru sedikit mengurangi pendominasiannya di dalam pembelajaran.Sebaiknya siswa diarahkan untuk menjadi lebih aktif sehingga pembelajaran dapat benar-benar berpusat pada siswa. Refleksi dan penyimpulan harus dilaksanakan dalam setiap pertemuan, karena hal tersebut akan menunjukkan seberapa paham siswa terhadap materi yang telah diajarkan, penilaian pembelajaran sebaiknya guru juga melakukan penilaian proses bukan hanya penilaian hasil saja. Pada pembelajaran penilaian proses dapat diambil dari keaktifan siswa dan juga kerjasama siswa dalam kelompok. Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti pembelajaran menulis surat dinas dengan fokus yang berbeda, yakni pengembangan bahan ajar, atau metode yang digunakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat meningkatkan pembelajaran menulis surat dinas dan menjadi acuan bagi para pembaca.
DAFTAR RUJUKAN Depdiknas.2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Balai Pustaka. Depdiknas.2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Harsiati, Titik. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ibrahim, R dan Syaodih S, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, Masnur. 1987. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Jemmars. Nurchasanah dan Widodo HS.1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: Fakultas Sastra UM.
Priyatni, Endah Tri dan Titik Harsiti. 2009. Buku petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan. Malang: UPT Program Pengalaman Lapangan. Priyatni, Endah Tri. 2008. Buku petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan. Malang: UPT Program Pengalaman Lapangan. Rooijakkers,Ad. 1990. Mengajar dengan Sukses: Petunjuk untuk merencanakan dan menyampaikan pengajaran. Jakarta: Gramedia. Sapir dan Wafa A. Ali. 1991. Surat Menyurat Indonesia. Malang: UM Press. Setyosari, Punaji. 2001. Rancangan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Malang: Elang Mas. Soedjito dan Solchan. 1987. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.