PENGGUNAAN MEDIA KOTAK DAN KARTU MISTERI UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS III SDN 7 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesikan Studi di Program Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : BAIQ DEVITA ROSTIKA NIM. E1E 212 023
PROGRAMPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Majapahit No.62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125 HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI
Jurnal skripsi yang disusun oleh : Baiq Devita Rostika (E1E212023) dengan judul “Penggunaan Media Kotak dan Kartu Misteri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III SDN 7 Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016” telah diperiksa dan disetujui.
Menyetujui,
Mataram, 3 September 2016
Mataram, 3 September 2016
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
(Drs. I Nyoman Karma, M.Si)
(Hj. Nurhasanah, S.Pd, M.Pd.)
NIP. 195912311986031020
NIP. 19770621 200501 2 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
( Nurul Kemala Dewi, S.Sn., M.Sn) NIP. 196910112001122001
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................... i Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Jurnal Skripsi ................................................... ii Daftar Isi .......................................................................................................................... iii Abstrak ............................................................................................................................ iv Abstract .............................................................................................................................v A. Pendahuluan ................................................................................................................1 B. Kajian PustakadanHipotesis Tindakan .........................................................................2 C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................................4 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................................4 E. Kesimpulan dan Saran .................................................................................................7 Daftar Pustaka ....................................................................................................................9
iii
PENGGUNAAN MEDIA KOTAK DAN KARTU MISTERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS III SDN 7 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Oleh: Baiq Devita Rostika, Drs. I Nyoman Karma, M.Si. Hj. Nurhasanah, S.Pd,M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram E-mail:
[email protected] ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah ditemukan kenyataan bahwa lemahnya kemampuan siswa kelas III SDN 7 Ampenan dalam mata pelajaran IPS, sehingga hasil belajar siswa dalam tiga ranah, yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor masih rendah.Hal ini disebabkan karena guru sangat jarang menggunakan media pembelajarn masih bersifat satu arah atau masih berpusat pada guru, sehingga dilakukan penelitian di sekolah ini.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS di SDN 7 Ampenan dengan menggunakan Media Kotak dan Kartu Misteri.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus.Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta refleksi.Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan metode observasi, metode tes dan non tes, serta metode dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa terjadinya peningkatan skor aktivitas belajar siswa sebanyak 55,5 dengan kategori cukup aktif pada siklus I menjadi skor 82 dengan kategori sangat aktif pada siklus II. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar klasikal 76% pada siklus I dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 6 orang. Kemudian terjadi peningkatan mencapai 89% pada siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 3 orang. Dengan demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media kotak dan kartu misteri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Kelas III SDN 7 Ampenan tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: Media, Kotak dan Kartu Misteri, Hasil Belajar
iv
THE USE OF MEDIA MYSTERY BOXES AND CARDS TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN SUBJECTS SOCIAL CLASS III SDN 7 AMPENAN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016
By: Baiq Devita Rostika, Drs. I Nyoman Karma, M.Si. Hj. Nurhasanah, S.Pd,M.Pd. StudyProgram of Primary Teacher Education Majoring in Science Education, FKIP Mataram University E-mail:
[email protected] ABSTRACT The backgraoud of this research is founded the fack that the students has the weak ability in grade III SDN 7 Ampenan in social subject, so that student learning outcomes in three domains, name congnitive, affective, and psychomotor still low. This caused by the teachers are rarely use instructional media still one – way or still centered on the teacher, so this research carried in this school. This research aims to improve student learning outcomes for class III on social subjects in SDN 7 Ampenan using media each cycle consisting of planning, implementation, evaluation, and reflection. The intended learning outcomes in this study is the value cognitive, affective, and psychomotor so that the methods of collect data is the method of observation, test and non test methods, as well as methods of documentation. From the research gained data that there is an increase 55,5 in student activity score with a category quite active in cycle I, became a score of 82 in the category of very active in the cycle II. Moreover, learning outcomes of students also increased whit classical learning completeness 76% in cycle I by the number of students who completed as many 19 people and who did not completed as many as 9 people. Then an increase to 89% in cycle II by the number of students who completed as many as 24 people and who did not complete as many as 3 people. Thus, it can be concluded that the use of the media box and mistery cards can improve student learning outcomes in social subjects class III SDN 7 Ampenan the school year 2015/2016.
Keyword: Media, Mystery Boxes And Cards, Learning Outcomes
v
A. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar.Mata pelajaran IPS Mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, prosedur, generalisasi, dan teori yang berkaitan dengan masalah – masalah sosial. Pada Sekolah Dasar, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi tentang Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Sejarah, Psikologi, dan Filsafat. Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda – beda. Sekolah bukanlah satu – satunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat, tapi para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio dan membaca koran. Pengenalan siswa melalui wahana luar sekolah mungkin masih bersifat umum terpisah – pisah dan samar – samar. Oleh karena itu agar pengenalan tersebut dapat lebih bermakna, maka bahan atau informasi yang masih umum atau samar – samar perlu disistematisasikan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Siswa Sekolah Dasar belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah – masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah – masalah tersebut.Melalui pengajaran IPS siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan – tantangannya. Seperti yang kita tahu bahwa materi yang terdapat didalam Ilmu Pengetahuan Sosial begitu luas. Oleh karena itu, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang paling banyak mengalami permasalahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil Observasi dan Wawancara yang telah dilakukan pada kelas III SDN 7 Ampenan khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada tanggal 14 Desember 2015, peneliti mewawancarai guru kelas yang mengatakan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang kurang disenangi dan dianggap sulit oleh siswa, karena materi yang diajarkan terlalu banyak dan begitu luas, sehingga menjadikan minat belajar siswa untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu Aspek Kognitif, Aspek Afektif dan Aspek Psikomotor.Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang sangat kurang, jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.Pada Aspek Kognitif terlihat dari hasil ulangan MID Semester yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu yakni pada tanggal 31 November – 5 Desember 2015, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki nilai KKM 75. Dari hasil observasi yang telah dilakukan bahwa bahwa 62% siswa (18 siswa) belum mencapai nilai diatas standar KKM dan 38% siswa (11 siswa) sudah mencapai nilai diatas standar KKM.Pada Aspek Afektif aktivitas belajar siswa tergolong dalam kategori kurang aktif, hal itu disebabkan karena siswa masih kurang aktif dalam belajar baik berkelompok maupun individu. Dalam proses pembelajaran siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Sedangkan pada Aspek Psikomotor siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran IPS dikelas, sehingga pada saat unjuk kerja siswa kurang maksimal.Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa SDN 7 Ampenan kelas III masih rendah. 1
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, guru hendaknya melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Cara yang dapat dilakukan yaitu memilih teknik yang tepat dalam penyampaian materi dengan menggunakan media pembelajaran.Terutama untuk siswa kelas rendah yang masih dalam tahap operasional konkret. Permasalahan pembelajaran ini tentu saja menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru untuk menyelesaikan masalah-masalah belajar siswa.Pada dasarnya permasalahan ini dapat diselesaikan dengan mengembangkan berbagai macam alternatif pemecahan masalah, khususnya dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang berjudul “Penggunaan Media Kotak dan Kartu Misteri untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III SDN 7 AmpenanTahun Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :“Bagaimana Penggunaan Media Kotak dan Kartu Misteri untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III SDN 7 Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016 ?”. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas III SDN 7 Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan penggunan media kotak dan kartu misteri. B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Ada berbagai pendapat tentang belajar menurut para ahli, di antaranya, Gagne (Susanto 2015: 1), mengartikan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Slameto (2010: 2) juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar siswa dalam suatu kelas. Sudjana (2014: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.. Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfifah berarti “tengah”, ”perantara”, atau “pengantar”. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (dalam Rostina, 2014: 4) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau digantikan dengan kata “teknologi”. 2
Kotak dan kartu misteri merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan bahasa.Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif maupun yang aktif. Dengan demikian, permainan ini sangat baik digunakan dalam kelas yang heterogen. Menurut Kadir (2004:1) gabungan antara media dan permainan ini mampu secara signifikan memberikan motivasi dan menarik minat siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran menggunakan media dan kotak kartu misteri memiliki beberapa langkah – langkah, yaitu sebagai berikut: a. Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 kelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa. b. Semua duduk menghadap papan tulis. Media kotak dan kartu misteri dan kelengkapannya diletakkan di depan papan tulis di atas meja, sedangkan pada papan tulis guru sudah menyiapkan sebuah table skor. c. Setiap anggota kelompok diwakili seorang ketua yang dipilih oleh guru bersama – sama siswa d. Selama permainan berlangsung, ketua dibantu sepenuhnya oleh anggota kelompoknya. e. Ketua kelompok selain bertugas mengambil satu amplop dari dalam kotak secara acak dan tidak boleh dilihat, juga membacakan isi amplop dengan keras dan harus diperhatikan oleh semua anggota kelompok yang lain. f. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dalam menyelesaikan oleh semua anggota kelompok yang lain. g. Kelompok lain berhak menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu kelompok. h. Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapatkan bonus. i. Kelompok yang hanya mendapatkan setengah atau kurang dari setengah jumlah skor pada setiap kartu pesan akan mendapatkan sanksi. (Kadir, 2004: 1). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan sosial di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6 – 12 ahun. Anak dalam kelompok usia 7 – 11 tahun menurut Piaget (dalam Susanto, 2013: 184) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkret operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang, dan bukan masa depan yang belum mereka pahami. Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan – pesan yang bersifat abstrak.Konsep – konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep – konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sempit ke yang luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya.
3
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.Penelitian inidilaksanakan di SDN 7 Ampenan pada bulan Mei sampai bulan Juni Tahun Pelajaran 2015/2016. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 7 Ampenan, yang berjumlah 29 anak, yang terdiri atas 13 siswi perempuan dan 16 siswa laki – laki dengan Ibu Hj. Salmi Abdullah, A.Ma sebagai observer yang merupakan guru kelas III SDN 7Ampenan. Ada beberapa faktor yang diamati dalam penelitian ini, antara lain: hasil belajar siswa, dengan menggunakan Media Kotak dan Kartu Misteri.Dimana Hasil belajar yang dimaksud adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Serta media Kotak dan kartu misteri suatu media pembelajaran yang di kolaborasikan dengan permainan dalam pembelajaran IPS Kelas III SDN 7 Ampenan. Penelitian ini akan dilaksanakanminimal dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) penerapan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, serta (4) refleksi, dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam bentuk tes evaluasi untuk memperoleh data hasil belajar siswa, dan observasi terhadap aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 7 Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan menggunakan media kotak dan kartu misteriuntuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran IPS, yang dimulai dari tanggal 23 Mei sampai dengan 2 Juni 2016. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di laksanakan minimal dalam 2 siklus.Siklus pertama dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus kedua dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Di mana pada setiap siklus meliputi empat tahapan proses, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Mei sampai dengan 24 Mei 2016 dan siklus II pada tanggal 1 Juni sampai dengan 2 Juni 2016 dikelas III. Pembelajaran pada siklus I ini dilakukan dalam dua kali pertemuan dan diakhiri dengan pemberian evaluasi berupa tes., bgitu pula dengan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan dan pada akhir pertemuan dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Berikut adalah runtutan pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II:
4
Tabel 1.1. Runtutan Pertemuan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
No.
Siklus
Hari/Tanggal
Pertemuan Al0kasi
Senin, 23 Mei 2016 1
ke1
Mei 2016
Jenis
Menit
Pekerjaan
Rabu, 1 Juni 2016 2
3 x 35
2
Menit
2 x 35
1
–
2 x 35
I Selasa, 24
Materi
Waktu
Menit
Jenis
Evaluasi
Jenis
–
-
Jenis 1 x 35
Pekerjaan
Menit Evaluasi
Kegiatan Beli
Jual
-
dirumah
dan disekolah
II Kamis, 2 Juni 2016
Kegiatan 2
3 x 35
Beli
Jual 1
x
35
dirumah Menit
dan disekolah
Evaluasi
Dengan adanya uraian Runtutan Pertemuan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Idan Siklus II di atas. Observasi aktivitas kegiatan guru dinilai oleh guru kelas III sebagaiobserver dan aktivitas belajar siswa dinilai oleh peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Observasi aktivitas kegiatan guru dinilai oleh guru kelas III sebagai observer dan aktivitas belajar siswa dinilai oleh peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Adapun ringkasan dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II yang memuat hasil aktivitas guru dan aktivitas siswa, rata – rata hasil belajar siswa dan ketuntasan klasikal dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.2. Ringkasan Hasil Observasi dan Evaluasi dari Siklus I Sampai Siklus II Siklus
Aktivitas Siswa Skor rata –
Kriteria
55,5
Skor rata
Cukup
62,5
Aktif II
82
Kriteria
– rata
rata I
Aktivitas Guru
Sangat Aktif
Hasil Belajar Nilai rata
Ketuntasan
– rata Cukup
76,2
76%
83,30
89%
Baik 79
Sangat Baik
5
Table 1.2. Menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I hasil observasi kegiatan siswa memperoleh skor rata – rata 55,5 dengan kategori cukup aktif dan untuk aktivitas guru memperoleh skor rata – rata 62,5 dengan kategori cukup baik. Sedangkan hasil evaluasi belajar siswa diperoleh rata – rata kelas sebesar 76,2 yang telah memenuhi indicator ketercapaian yaitu ≥ 75 dan presentase ketuntasan mencapai 76%. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran belum mencapai hasil yang optimal.Hal ini terlihat dari presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum mencapai standar criteria yaitu 85%. Ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang belum optimal pada siklus I disebabkan karena terdapat kekurangan – kekurangan dalam proses pembelajaran seperti: 1. Guru masih kurang memberikan motivasi kepada siswa dalam membangkitkan semangat dan minat belajar siswa pada awal embelajaran maupun saat pembelajaran sedang berlangsung sehingga suasana kelas menjadi kaku dan sedikit embosankan. 2. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga siswa terlihat binggung dan tidak mengetahui batasan materi yang akan dipelajari. 3. Guru masih belum mampu dalam mengalokasikan waktu untuk menjelaskan materi dan waktu dalam berdiskusi kelompok. 4. Pada waktu eksplorasi guru tidak memberikan kesempatan ada siswa untuk bertanya. 5. Guru belum mampu dalam membimbing siswa secara merata baik individu maupun diskusi kelompok. 6. Pada saat siswa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya, guru tidak memberikan penguatan kepada siswa. 7. Guru kurang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, sehingga siswa terlihat bosan. 8. Ketika menutup pelajaran guru tidak memberikan motivasi dan nasihat. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru (peneliti) dan guru kelas telah melakukan refleksi sehingga memperoleh beberapa tindakan perbaikan terhadap beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Adapun perbaikan – perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan – kekuranagn pada siklus I yaitu: 1. Guru harus lebih memotivasi siswa dalam membangkitkan semangat da minat belajar siswa pada awal pembelajaran berlangsung maupun ketika menutup pelajaran. 2. Guru seharusnya menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui materi yang akan dipelajari. 3. Guru harus memetakkan alokasi waktu untuk menyampaikan materi, sehingga pada saat diskusi kelompok siswa mendapatkan waktu yang cukup. 4. Guru seharusnya memberikan siswa kesempatan untuk bertanya dengan waktu yang cukup agar proses belajar berjalan dengan lancar. 5. Guru harus membimbing siswa secara merata baik individu maupun pada saat diskusi kelompok berlangsung. 6. Guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tidak terlihat bosan didalam kelas. 7. Pada saat menutup pelajaran maupun dalam pembelajaran berlangsung guru harus memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa agar selalu antusias dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan media kotak dan kartu misteri. Skor aktivitas siswa tiap siklus mengalami peningkatan, sehingga peneliti menyimpulkan 6
bahwa dengan menggunakan media kotak dan kartu misteri ini akan membuat siswa melakukan aktivitas – aktivitas dalam belajar dengan baik yang tentunya akan berpengaruh baik pula terhadap pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri. Penggunaan media kotak dan kartu misteri akan lebih memotivasi dan mendorong aktivitas dan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru. Selain itu juga penggunaan media kotak dan kartu misteri sebagai sarana bantu dalam mewujudkan situasi pembelajaran efektif, dengan media siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. Dengan demikian berdasarkan pembahasan diatas, maka pembelajaran dengan menggunakan media kotak dan kartu misteri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 7 Ampenan tahun pelajaran 2015/2016. E. Kesimpulan dan Saran Setelah diterapkan penggunaan media kotak dan kartu misteri pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN 7 Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam bentuk penelitian tindakan kelas, diperoleh kesimpulan yaitu: Hasil penelitian yang meningkat diperoleh pada penggunaan media kotak dan kartu misteri pada mata pelajaran IPS terlihat pada tiga ranah, yaitu Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Pada siklus I nilai rata – rata aspek kognitif yaitu sebesar 15,05, aspek Afektif sebesar 22,83, dan psikomotor 37,62. Nilai rata – rata ke 3 aspek yaitu sebesar 75,52. Skor rata – rata aktivitas belajar siswa sebesar 55,5 terlihat pada lembar observasi aktivitas belajar siswa yang sudah di isi oleh observer. dengan kategori cukup aktif, kemudian pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat terlihat dari nilai rata – rata dari 3 ranah Kognitif sebesar 16,57, afktif sebesar 24,77, dan psikomotor sebesar 42,22. Sehingga nilai rata – rata pada ke 3 aranah yaitu 83,57, peningkatan yang terjadi sebesar 8,05. meningkat mencapai skor rata – rata aktivitas belajar siswa sebesar 82 dengan kategori sangat aktif. Hadirnya media kotak dan kartu misteri ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 7 Ampenan pada mata pelajaran IPS.Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari siklus I (76%) dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 13% menjadi 89%. Adapun beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan terkait dengan hasil penelitian ini, yaitu : 1.
2.
3.
Kepada guru sebagai pendidik sekaligus menjadi fasilitator disarankan untuk menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS, karna mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memuat materi pelajaran yang sangat banyak dan siswa dituntuk untuk tahu semua materi yang ada pada mata pelajaran IPS, selain itu juga materi yang terlihat abstrak akan dikonkretkan dengan hadirnya media. Siswa diharapkan dapat lebih aktif dan termotivasi sehingga tidak merasa bosan dalam belajar pada mata pelajaran IPS terutama dalam membangun pemahaman konsep baik secara individu maupun kelompok, sehigga nantinya dapat meningkatkan hasil belajar.pada mata pelajaran IPS. Kepada sekolah khususnya kepala sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai guna meningkatkan kreativitas guru dalam merancang dan melakukan
7
inovasi pembelajaran khususnya pada mata peajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa.
8
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGraindo Persada. Aqib, Zainal, dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya Djamarah, SyaifulBahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Dora, Arlyn Syantika. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divinision (STAD) dengan Media Kotak dan Kartu Misteri (KOKAMI) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar SiswaKelas III Pelajaran Pkn Tema Harga Diri di SDN 01 Bondowoso. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle.pdf (diaksesMataram 6 Januari. Pukul 20:35). Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Alfabeta. Hariyanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas Rendah. Mataram: Cerdas Press. Nurkencana, Wayan, dan Sumartana, PPN. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Nurkencana, Wayan, dan Sumartana, PPN. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Nurul, Igeul. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream.pdf (diakses Mataram, Senin 21 Desember 2015. Pukul 14:12). Purwanto. 2004. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto.2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Sudjana, Nana. 2014. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agen Sindo. Sundayana, Rostiana. 2014. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Prenada Media Group. Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.
9