Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QT DENGAN KERANGKA TANDUR DALAM PEMBELAJARAN BANGUN SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS VII C SMP PANCASILA CANGGU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT Mathematics should be taught interestingly. One of the interesting learning models is Quantum Teaching (QT). In this study, QT model is applied in the class VII C SMP Pancasila Canggu, in the academic year 2011/2013. The goals were to improve the activities and achievements of student learning through the application of models by QT TANDUR method and to find out how the response of against the application of QT framework with model TANDUR in learning up a rectangle. The results shown that an average score of learning activities in cycle I, II, III for consecutive 9,66, 12.32, and 14,18. It is categorized as active enough, active, and active. Further, there was improvement seen from the results of student learning achievement based on the average class (X ), absorbance (DS), and the mastery learning (KB); cycle I are: 64,15 64,15,%, 60,97%, cycle II: 77,33 77,33% 88,37,%, and in cycle III: 80.00 80.00%, 93,02%. Key words: learning activities, learning achievement, QT Model. terciptanya
PENDAHULUAN Guru untuk
mempunyai
menciptakan
kewajiban
suasana
yang
makna,
pemahaman
(penguasaan
atas
materi
yang
dipelajari),
dan
nilai
yang
kondusif saat terjadinya proses belajar
membahagiakan
mengajar. Jika suasana saat proses
adalah melahirkan sesuatu yang baru.”
belajar mengajar telah kondusif, maka
Untuk menciptakan suasana
yang
peserta didik akan menjadi senang saat
kondusif
guru
belajar.
seharusnya
Hernowo
(2004:17)
saat
pada
diri
siswa
pembelajaran,
menggunakan
metode
menyatakan bahwa “Kegembiraan saat
yang tepat untuk
belajar
berarti
minat,
harus dapat menggunakan strategi
adanya
keterlibatan
serta
dalam mengajar matematika, salah
bangkitnya penuh,
mengajar. Guru
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran QT dengan Kerangka Tandur dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata satunya
dengan
memilih
pembelajaran
yang tepat.
menggunakan
model
model Dengan
enggan untuk belajar matematika di kelas.
pembelajaran
Berdasarkan
hasil
observasi
yang tepat untuk mengajar matematika
terhadap pembelajaran matematika di
diharapkan
kelas VII C SMP Pancasila Canggu,
mampu
meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
diperoleh data rendahnya aktivitas dan
Berdasarkan hasil wawancara
prestasi belajar siswa disebabkan oleh:
dengan siswa kelas VII C SMP
(1) metode yang digunakan guru
Pancasila
dalam
Canggu
tentang
pembelajaran
matematika
pembelajaran matematika, diperoleh
hanya metode ceramah saja, (2) guru
informasi yang meliputi: (1) siswa
kurang
mengatakan
mengajar
matematika
adalah
memberi
motivasi
dalam
siswa
kurang
sehingga
pelajaran yang sulit dimengerti dan
termotivasi untuk belajar, (3) guru
dipelajari, (2) siswa merasa takut dan
jarang mengaitkan materi pelajaran
tegang
pelajaran
dengan kehidupan nyata sehingga
siswa
siswa bosan belajar tanpa tujuan, (4)
pelajaran
siswa lebih banyak menunggu perintah
jika
matematika, menganggap
mendapat dan
(3)
matematika
paling membosankan karena terlalu
guru
banyak
banyak
menemukan sendiri, (5) kurangnya
rumus. Banyak siswa yang mengeluh
kerjasama antar siswa dengan guru,
jika mendapat pelajaran matematika.
guru dan siswa, dan siswa dengan
Selanjutnya dari hasil wawancara dan
siswa, dan (6) siswa masih malu
observasi dengan guru matematika
dalam mengutarakan pendapat.
menghitung
dan
kelas VII C SMP Pancasila Canggu
daripada
mencari
Memperhatikan
hal
atau
tersebut,
diperoleh bahwa aktivitas dan prestasi
agar pembelajaran matematika dapat
belajar siswa rendah. Hal ini diduga
menarik, tidak membosankan, tidak
karena siswa menganggap matematika
menegangkan,
adalah pelajaran yang membosankan,
bagi
menegangkan, tidak menyenangkan,
pembelajaran bangun
dan
maka guru dapat menciptakan suasana
menyulitkan,
sehingga
siswa
siswa
dan
menyenangkan
terutama segi
dalam empat,
gembira saat belajar. Suasana gembira
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
dapat diciptakan dengan mengatur
2002:5). Menurut DePorter (2002:6)
tempat
berdiskusi,
asas utama Quantum Teaching adalah
hingga memberikan pengakuan pada
bawalah dunia mereka ke dunia kita,
setiap
Dengan
dan antarkan dunia kita ke dunia
menciptakan suasana gembira di kelas,
mereka. Quantum adalah interaksi
siswa
yang
duduk
siswa,
usaha
tidak
siswa.
akan
bosan
belajar.
mengubah
energi
menjadi
Lingkungan kelas yang nyaman untuk
cahaya. Quantum Teaching adalah
belajar akan membuat siswa betah
interaksi yang mencakup unsur-unsur
dalam mengikuti pelajaran. Untuk itu,
untuk
diterapkan suatu model pembelajaran
mempengaruhi
matematika dengan paradigma baru
Kerangka Quantum teaching dikenal
yang
dengan
diduga
dapat
meningkatkan
belajar
istilah
efektif
yang
kesuksesan
siswa.
TANDUR,
yang
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
didalamnya mempunyai enam tahap
Model pembelajaran yang cocok untuk
yaitu
keadaan ini adalah model Quantum
menumbuhkan motivasi siswa, Alami
Teaching (QT).
adalah
menggunakan
awal
siswa
Menurut Sagala (dalam Suandhi,
Tumbuhkan
adalah
pengetahuan
untuk
menjawab
2009:5) “Model diartikan sebagai
pertanyaan, Namai adalah pemberian
suatu
nama dengan meyediakan kata kunci,
kerangka
konseptual
yang
digunakan sebagai pedoman dalam
Demonstrasikan
melakukan kegiatan.” Kata Quantum
mendemonstrasikan bahan ajar, Ulangi
dalam Quantum Teaching berasal dari
adalah
rumus fisika yang berarti interaksi
Rayakan
yang
pengakuan kepada siswa. Dengan
mengubah
cahaya.
energi
menjadi
Interaksi-interaksi
mengulang
adalah
siswa
pelajaran,
adalah
dan
memberikan
ini
kerangka TANDUR ini diharapkan
mencakup unsur-unsur untuk belajar
siswa lebih tertarik untuk mengikuti
efektif
pelajaran
yang
mempengaruhi
kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi
khususnya
pelajaran
matematika.
ini mengubah kemampuan dan bakat
Berdasarkan uraian di atas, maka
alamiah siswa menjadi cahaya yang
peneliti menggunakan model Quantum
akan bermanfaat bagi mereka sendiri
Teaching untuk Penelitian Tindakan
dan
Kelas
bagi
orang
lain
(DePorter,
(PTK)
dengan
judul:
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran QT dengan Kerangka Tandur dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
suatu bentuk penelitian yang bersifat
Belajar
Siswa
reflektif dengan melakukan tindakan-
Model
QT
Melalui dalam
Penerapan
Pembelajaran
tindakan
tertentu
agar
dapat
Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas
memperbaiki dan atau meningkatkan
VII C SMP Pancasila Canggu Tahun
mutu praktek-praktek pembelajaran di
Pelajaran 2011/2012.Berdasarkan latar
kelas
belakang masalah dan fokus penelitian
Model PTK yang digunakan adalah
yang dikemukakan di atas, maka
model Kurt Lewin. PTK model Kurt
rumusan masalah dalam penelitian ini
Lewin mengandung empat komponen
adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana
pada
peningkatan aktivitas belajar siswa
komponen itu adalah : (1) perencanaan
melalui penerapan model QT dengan
(planning) adalah rencana tindakan
kerangka
yang
TANDUR
dalam
secara
lebih
setiap
diambil
professional.”
siklus.
setelah
Keempat
melakukan
pembelajaran bangun segi empat pada
observasi untuk memperbaiki kualitas
siswa kelas VII C SMP Pancasila
pembelajaran, (2) tindakan (action)
Canggu tahun pelajaran 2011/2012?
yaitu upaya yang dilakukan oleh guru
(2)
atau peneliti untuk memperbaiki dan
Seberapa
prestasi
besar
belajar
peningkatan
siswa
melalui
atau
meningkatkan
penerapan model QT dengan kerangka
pembelajaran,
TANDUR
pembelajaran
(observing) yaitu mengamati hasil atau
bangun segi empat pada siswa kelas
dampak dari tindakan yang telah
VII C SMP Pancasila Canggu tahun
dilakukan pada saat pembelajaran, dan
pelajaran 2011/2012?
(4) refleksi (reflecting) yaitu mengkaji
dalam
(3)
kualitas pengamatan
ulang hasil yang didapat dari tindakan METODE PENELITIAN
yang telah dilaksanakan sehingga jika
Pendekatan dan Jenis Penelitian
ada kekurangan dapat diperbaiki pada
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Suandhi (2006:3)
“Penelitian Tindakan Kelas adalah
siklus berikutnya. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pancasila Canggu, Jalan Raya Canggu,
Kecamatan
Kuta
Utara,
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
Kabupaten Badung. Subjek penelitian
Dari
ISSN 2087-9016
hasil
wawancara
dan
adalah seluruh siswa kelas VII C
observasi dengan guru matematika
Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak
kelas VII C SMP Pancasila Canggu
43 siswa, dengan 21 siswa laki-laki
diperoleh bahwa aktivitas dan prestasi
dan 22 siswa perempuan.
belajar siswa rendah. Berdasarkan
Data dan Teknik Pengumpulan
hasil observasi terhadap pembelajaran
Data
matematika di kelas VII C SMP Data yang dikumpulkan dalam
Pancasila
Canggu,
diperoleh
penelitian ini adalah data aktivitas
rendahnya
belajar siswa melalui teknik observasi,
belajar siswa disebabkan oleh: metode
data prestasi belajar siswa melalui tes,
yang digunakan guru hanya metode
dan data respon siswa melalui angket,
ceramah saja, guru kurang memberi
data
motivasi dalam mengajar, guru jarang
keterlaksanaan
pembelajaran
aktivitas
dan
data
prestasi
Model QT dan catatan lapangan.
mengaitkan materi pelajaran dengan
Teknik Analisis Data
kehidupan nyata, siswa lebih banyak
Hasil perhitungan nilai rata-rata
menunggu perintah guru daripada
kelas ( ), ketuntasan belajar (KB), dan
mencari atau menemukan sendiri,
daya
kurangnya
serap
(DS)
selanjutnya
kerjasama
antar
siswa
dikomparasikan dengan standar acuan
dengan guru, guru dan siswa, dan
Depdikbud (1994) yaitu nilai rata-rata
siswa dengan siswa, dan siswa masih
kelas ( ) ≥ 65, daya serap ≥ 65 %, dan
malu dalam mengutarakan pendapat.
ketuntasan belajar (KB) ≥ 85%.
Memperhatikan hal tersebut, agar
Prestasi
pembelajaran
belajar
siswa
dikatakan
matematika
dapat
optimal jika telah memenuhi standar
menarik, tidak membosankan, maka
acuan Depdikbud.
guru
Prosedur Penelitian
gembira saat belajar. Salah satu model
Penelitian
ini
dilaksanakan
dapat
pembelajaran
menciptakan
yang
cocok
suasana
untuk
selama 3 siklus yang terdiri empat
keadaan ini adalah model Quantum
komponen
Teaching (QT).
yaitu
perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Refleksi awal
Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran QT dengan Kerangka Tandur dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata pertemuan untuk pelaksanaan tindakan
mengisikan
dan satu kali pertemuan mengadakan
keterlaksanaan pembelajaran model
tes akhir siklus.
QT. Cacatan lapangan juga disusun
Perencanaan Tindakan: Adapun
pada
lembar
setiap
hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
mendapatkan
penelitian
pembelajaran.
ini
yaitu
menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
observasi
pertemuan kendala
sehingga
saat
proses
Refleksi: Refleksi ini dilakukan
(RPP) yang mengacu pada langkah-
berdasarkan hasil
langkah model QT, membuat Lembar
evaluasi, dan catatan lapangan untuk
Kerja Siswa (LKS) , menyiapkan
mengkaji kekurangan dan kendala-
lembar observasi aktivitas belajar,
kendala
lembar keterlaksanaan pembelajaran
pembelajaran
model QT, menyiapkan buku catatan
refleksi dari siklus I ini akan dijadikan
lapangan, kisi-kisi tes prestasi belajar,
pedoman untuk dasar memperbaiki
dan tes prestasi belajar siklus I.
serta menyempurnakan perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan:
Pada
dan
yang
saat
berlangsung.
Hasil
pelaksanaan
siklus berikutnya.
melaksanakan kegiatan pembelajaran
Siklus II
rencana
pembelajaran
(RPP)
pelaksanaan yang
hasil
ditemui
tahap pelaksanaan tindakan ini, guru
berdasarkan
observasi,
tindakan
untuk
Langkah-langkah melaksanakan
telah
siklus II hampir sama dengan siklus I.
disusun dengan menggunakan model
Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali
QT dengan kerangka TANDUR.
pertemuan dengan rincian dua kali
Observasi: Kegiatan observasi dilakukan
selama
proses
mengajar berlangsung. terhadap
aktivitas
pertemuan untuk pelaksanaan tindakan
belajar
dan satu kali pertemuan mengadakan
Observasi
tes akhir siklus. Pada pertemuan
siswa
pertama di siklus II dibahas mengenai
dilakukan dengan mengisi lembar
luas dan keliling persegi, persegi
observasi
panjang, dan trapesium. Pertemuan
aktivitas
belajar
belajar
siswa
selama mengikuti pembelajaran. Pada
kedua
saat
tentang luas dan keliling bangun
observasi
juga
mengamati
keterlaksanaan pembelajaran dengan
pada
jajargenjang,
siklus
belah
II
membahas
ketupat,
dan
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
layang-layang. Sedangkan pertemuan
pertemuan
pertama
ketiga dilaksanakan tes akhir siklus
membahas tentang penerapan bangun
mengenai luas dan keliling bangun
segi empat pada kehidupan sehari-
segi empat.
hari. Pada pertemuan kedua siklus III
Siklus III
membahas
mengenai
siklus
III
penerapan
Siklus III dilaksanakan dalam
perhitungan luas dan keliling bangun
dua kali pertemuan dengan rincian
segi empat pada kehidupan sehari-
satu kali pertemuan untuk pelaksanaan
hari. Sedangkan pertemuan ketiga
tindakan dan satu kali pertemuan
dilaksanakan tes akhir siklus.
mengadakan tes akhir siklus. Pada
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelian Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa diperoleh: Tabel 01. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
II
III
Pertemuan ke1 2 Rata-rata 4 5 Rata-rata 7 Rata-rata
Skor Rata-Rata Aktivitas Belajar Kategori Siswa 8,16 Kurang Aktif 11,16 Cukup Aktif 9,66 Cukup Aktif 11,90 Aktif 12,74 Aktif 12,32 Aktif 14,18 Aktif 14,18 Aktif
Hasil analisis data prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut. Tabel 02. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Siswa Nilai Rata-rata Kelas Daya Serap (DS) Ketuntasan Belajar (KB)
Siklus I 64,15
Siklus II 77,33
Siklus III 80,00
Persentase Peningkatan I-II II-III 20,54% 3,45%
64,15%
77,33%
80,00%
20,54%
3,45%
60,97%
88,37%
93,02%
44,94%
5,26%
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran QT dengan Kerangka Tandur dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata Penelitian ini juga ditunjang dengan menganalisis data keterlaksanaan model QT yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 03. Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Model QT Siklus I
II
III
Pertemuan ke1
Skor Rata-Rata Data Kategori Keterlaksanaan Model QT 61,11% Kurang Sempurna
2 Rata-rata 4 5 Rata-rata 7 Rata-rata
72,22% 66,66% 83,33% 88,89% 86,11% 94,44% 94,44%
Cukup Sempurna Cukup Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna Sangat Sempurna Sangat Sempurna pada pertemuan 1 dan 2 yaitu: (1) guru
Pembahasan Berdasarkan Tabel 01 di atas
tidak dapat menyampaikan tujuan dan
diperoleh bahwa rata-rata aktivitas
manfaat
belajar siswa pada siklus I adalah
keterbatasan waktu, (2) tidak dapat
“cukup aktif”. Pembelajaran pada
berdiskusi kelompok karena banyak
siklus I belum dapat dikatakan optimal
siswa yang belum mau bekerja dalam
karena
belum
kelompok, (3) suasana kelas ribut
“aktif”.
Hasil prestasi belajar siswa
mencapai
kategori
ketika
pembelajaran
ada
salah
satu
karena
siswa
pada siklus I yang disajikan pada tabel
mendemonstrasikan jawaban LKS-nya
02 juga belum memenuhi kriteria
di depan kelas, (4) Soal post tes/
keberhasilan minimal yaitu nilai rata-
evaluasi hanya beberapa saja yang
rata kelas ( ) ≥ 65, daya serap ≥ 65 %,
dikerjakan
dan ketuntasan belajar (KB) ≥ 85%.
keterbatasan waktu sehingga tujuan
Belum
pembelajaran belum terlaksana dengan
tercapainya
kriteria
oleh
siswa
karena
keberhasilan minimal pembelajaran
maksimal,
siklus
oleh
tegang saat guru akan menunjuk salah
dituangkan
satu siswa untuk mendemonstrasikan
dalam catatan lapangan pertemuan 1
jawaban, (6) siswa masih terpengaruh
dan 2 yang termuat pada Lampiran 12
suasana luar kelas, dan (7) masih
I diduga
beberapa
faktor
disebabkan yang
dan 19, kendala-kendala yang ditemui
(5) siswa masih merasa
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
banyak
siswa
yang
malu
dalam
mengajukan pendapat. Disamping
ISSN 2087-9016
belum mengerti, (4) guru berusaha mengatur waktu pada saat diskusi
kendala-
sehingga kegiatan penutup, khususnya
kendala tersebut, belum terpenuhinya
soal post tes/ evaluasi dapat dikerjakan
keberhasilan minimal pembelajaran
dengan maksimal, (5) memfokuskan
juga disebabkan oleh penerapan model
perhatian
QT
hasil-hasil
belum
adanya
terlaksana
sempurna.
Dari
tabel
diperoleh
rata-rata
dengan 03
siswa
dengan
diskusi
mencatat
sehingga
tidak
diatas
terpengaruh suasana luar kelas, (6)
keterlaksanaan
siswa yang mengajukan pendapat
pembelajaran (KP) pada siklus I baru
diberikan nilai tambahan sehingga
mencapai 66,66% yang berada dalam
siswa tidak malu untuk mengajukan
kategori “cukup sempurna”.
pendapat.
Kendala-kendala yang ditemui
Pada
tahap
observasi
pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I
evaluasi
kemudian dijadikan bahan refleksi dan
memperlihatkan
didiskusikan dengan teman sejawat
aktivitas belajar siswa pada siklus II
guna
“aktif” sehingga pembelajaran telah
menentukan
penyempurnaan
untuk
langkah pelaksanaan
siklus
dikatakan
II,
tabel
dan
bahwa
rata-rata
opyimal.
Hal
ini
tindakan pada siklus II. Adapun hasil
menunjukkan
refleksi
langkah
aktivitas belajar siswa dari siklus I ke
penyempurnaan pada siklus II adalah:
siklus II yaitu dari kategori “cukup
(1) pada saat kegiatan pendahuluan,
aktif”
guru memaksimalkan waktu yang ada
prestasi belajar siswa pada siklus II
dengan membagi kelompok sesuai
telah memenuhi kriteria keberhasilan
dengan
yang
berdekatan,
dijadikan
terjadi
01
menjadi
peningkatan
“aktif”.
Analisis
tempat
duduk
yang
minimal yaitu nilai rata-rata kelas ( )
(2)
memberikan
nilai
77,33,
tambahan pada siswa mendemonstrasikan
daya
serap
yang mau
ketuntasan
belajar
jawaban,
Walaupun
aktivitas
77,33%,
dan
(KB)
88,37%.
dan
prestasi
sehingga banyak siswa yang berminat
belajar siswa telah mencapai kategori
untuk maju, (3) mengajak siswa yang
optimal, namun pada siklus II masih
mampu
ditemui
mengerjakan
soal
untuk
mengajarkan kepada temannya yang
disebabkan
kendala-kendala oleh
yang
penerapan
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran QT dengan Kerangka Tandur dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata pembelajarn QT belum terlaksana
dengan rata-rata 14,18. Prestasi belajar
dengan
sangat
yaitu
siswa yang memuat nilai rata-rata
86,11%.
Kendala-kendala
tersebut
kelas, daya serap, dan ketuntasan
dituangkan dalam catatan lapangan
belajar juga mengalami peningkatan
pertemuan 4 dan 5 yaitu: (1) guru
yang
tidak
keberhasilan
sempurna
menyampaikan
pembelajaran
karena
manfaat keterbatasan
berdiskusi
dengan
memenuhi minimal
kriteria
yang
dapat
dilihat pada tabel 03.
waktu, (2) banyak siswa yang tidak mau
telah
Berdasarkan
hasil
observasi
teman
terhadap pelaksanaan tindakan pada
kelompoknya, dan (4) suasana kelas
siklus III dituangkan dalam catatan
yang ribut pada saat mengajukan
lapangan siklus III pada pertemuan 7
pertanyaan dan diskusi masalah yang
yang termuat pada lampiran 48. Pada
terjadi.
catatan lapangan, tidak ada kendala
Langkah untuk tahap selanjutnya adalah
(1)
pada
saat
kegiatan
yang berarti, hanya saja guru tidak menyampaikan manfaat pembelajaran
pendahuluan, guru memaksimalkan
karena
waktu yang ada menyuruh siswa
memberikan kebebasan siswa untuk
melakukan absensi sebelum pelajaran
memikirkan manfaat setelah belajar.
dimulai, (2) agar kerjasama kelompok
Pada
keterlaksanaan
terjalin
telah
mencapai
dengan baik,
maka nilai
keterbatasan
waktu
dan
pembelajaran
kategori
kerjasama dalam kelompok dipakai
sempurna”
untuk membantu nilai individu, dan
peningkatan dari siklus II ke siklus III
(3) guru menyuruh siswa menulis
yang dapat dilihat pada tabel 08.
pertanyaan dan menunjuk perwakilan
dengan
“sangat persentase
Mengacu pada bab III bahwa
kelompok untuk menanyakan kepada
pembelajaran
dikatakan
optimal
guru dan teman-temannya.
apabila aktivitas belajar siswa telah
Untuk memantapkan hasil yang
mencapai kategori “aktif”, nilai rata-
didapat dalam penelitian ini, peneliti
rata kelas ( ) ≥ 65, daya serap ≥ 65 %,
melanjutkan ke siklus III. Berdasarkan
dan ketuntasan belajar (KB) ≥ 85%.
tabel 08 dapat dilihat aktivitas belajar
Berdasarkan hasil analisis data yang,
siswa telah mencapai kategori “aktif”
maka pembelajaran pada siklus II dan
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014
ISSN 2087-9016
III dapat dikatakan telah optimal
pembelajaran
karena
adalah “sangat setuju” dengan rata-
memenuhi
kriteria
pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada
pertemuan
keterlaksanaan
ke-7
bangun
segi
empat
rata respon siswa adalah 33,45.
persentase
pembelajaran
telah
PENUTUP
mencapai 94,44% dengan kategori
Simpulan
“sangat
ini
Berdasarkan hasil penelitian, maka
pembelajaran
dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
sempurna”.
menunjukkan
bahwa
Hal
dengan model QT telah berjalan sesuai
1. Terjadi
peningkatan
aktivitas
langkah-langkah yang disusun dalam
belajar siswa melalui penerapan
RPP. Kendala-kendala yang dihadapi
model QT dalam pembelajaran
telah direfkleksikan sehingga tidak
bangun segi empat pada siswa
terulang kembali pada
kelas
pertemuan
pertemuan-
berikutnya.
Karena
VII
C
Canggu
SMP
tahun
Pancasila pelajaran
pembelajaran telah optimal, dan tidak
2011/2012. Hal ini ditunjukkan
ada kendala-kendala yang berarti,
dengan skor rata-rata aktivitas
maka penelitian ini dihentikan sampai
belajar siswa pada siklus I, II, III
siklus III.
berturut-turut adalah 9,66, 12,32,
Dengan demikian, pelaksanaan penelitian
tindakan
kelas
difokuskan
meningkatkan
yang
dan14,
18
aktivitas
dengan
belajar
kategori
siswa
yang
aktivitas
tergolong “kurang aktif” pada
dan prestasi belajar siswa melalui
siklus I menjadi “aktif pada siklus
penerapan
II dan siklus III.
model
QT
dalam
pembelajaran bangun segi empat pada
2. Terjadi
peningkatan
prestasi
siswa kelas VII C SMP Pancasila
belajar siswa melalui penerapan
Canggu tahun pelajaran 2011/2012
model QT dalam pembelajaran
dapat dikatakan berhasil.
bangun segi empat pada siswa
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis
data
respon
siswa
yang
kelas Canggu
VII
C
SMP
tahun
Pancasila pelajaran
termuat pada Lampiran 58 didapat
2011/2012. Hal ini ditunjukkan
bahwa
dengan nilai rata-rata kelas
penerapan
respon model
siswa QT
terhadap dalam
( ),
daya serap (DS), dan ketuntasan
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran QT dengan Kerangka Tandur dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012 Ni Luh Eka Sriwati Handayani, Ida Bagus Ketut Perdata belajar (KB) pada siklus I, II, dan
diterapkan
IIIberturut-turut
matematika.
64,15%,
sebesar:
60,97%
77,33%,88,37%, 80,00%,
64,15,
;
77,33,
dan
80,00,
93,02%.
2. Bagi
pada
Kepala
Pancasila
pembelajaran
Sekolah
Canggu
SMP
disarankan
Persentase
memasukkan model QT ke dalam
peningkatan nilai rata-rata kelas
kurikulum sekolah sebagai salah
( ),
satu
daya
serap
(DS),
dan
ketuntasan belajar (KB) dari siklus I ke siklus II berturut-turut adalah “20,54%”,
“20,54%,”
dan
model
pembelajaran
matematika. 3. Bagi
peneliti
melakukan
yang
tertarik
penelitian
dengan
“44,94%”, dari siklus II ke siklus
model QT diharapkan melakukan
III berturut-turut sebesar: “3,45%”,
penelitian
“3,45%”, dan 5,26%”.
subjek dan pokok bahasan yang
lebih
lanjut
dengan
3. Respon siswa kelas VII C SMP
berbeda sehingga aktivitas dan
Pancasila Canggu tahun pelajaran
prestasi belajar siswa dapat terus
2011/2012 adalah “sangat setuju”
ditingkatkan.
terhadap penerapan model QT dalam pembelajaran bangun segi
DAFTAR PUSTAKA
empat.
DePorter, Bobbi, Hernacki. (2002). Quantum Learning. Bandung: Kaifa. . (2011). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Hernowo. (2004). Belajar dengan Quantum. Bandung: Kaifa. Suandhi, I Wayan. (2006). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Diktat tidak diterbitkan. Unmas Denpasar. . (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran INEF Melalui PTK. Makalah disajikan dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Nasional, FKIP Unmas Denpasar, Gianyar, 13 Maret.
Saran Berdasarkan atas simpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut. 1. Karena pada pembelajaran bangun segi empat penerapan model QT dengan
kerangka
TANDUR
berhasil, maka guru disarankan untuk
mencoba
model
pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk