JURNAL PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN Volume 4 no 1, Januari-Juni 2014 ISSN: 2088-0324 DAFTAR ISI PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI TELEVISI TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII MTs SILA BOLOTAHUN PELAJARAN 2012/2013 FURKAN. M.Or & RAMLI PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA ARIF BUDIMAN DAN SAMSUDIN
STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI BAGIAN DALAM DENGAN KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU KABUPATEN DOMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUHNYA LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAIANAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK SERVICE MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ABDUL AZIS PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN LENGAN KANAN KIRI BERGANTIAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ISMAIL HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN i
KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 WOHA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SYARIFUDDIN, S.PD.& HERMANSYAH PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LOMPATAN PADA KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK NEGERI 6 BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SUHERMAN, S.PD. & IRFANHUSEN KORELASI ANTARA FLEKSIBILITAS TUBUH TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK SERVICE YANG TEPAT PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 7 DONGGO SATAP KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 AGUSTINUS & SUHERMAN, S.PD
PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMPTERHADAP TINGGI LOMPATAN SMASHDALAM PERMAINAN BOLA VOLLY PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Drs. JASMAN M. TAHIR & AMIRUDDIN
ii
3
PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI TELEVISI TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII MTs SILA BOLO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FURKAN & RAMLI Dosen STKIP TS Bima ABSTRAK Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menonton pertandingan sepak bola di televisi terhadap prestasi sepak bola siswa putra kelas viii MTS Sila bolo tahun pelajaran 2012/2013 penelitian ini menggunakan teknik populasi sampel yaitu mengambil secara keseluruhan jumlah populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan dua variabel, maka untuk menganalisis dengan regresi linier sederhana Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa menonton pertandingan sepakbola di televisi berpengaruh terhadap prestasi sepakbola siswa, hal tersebut dapat dibuktikan dalam persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan tersebut menunjukan bahwa prestasi sepakbola siswa dipengaruhi oleh menonton pertandingan sepakbola di televisi. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t memperoleh nilai thitung 1,889 > ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi menonton pertandingan sepakbola di televisi maka akan semakin tinggi prestasi sepakbola siswa. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diterima. Kata kunci: menonton pertandingan sepak bola di televisi, prestasi A. PENDAHULUAN Media televisi sebagai proses penyampaian berita, hiburan, melalui sarana teknis untuk kepentingan umum dan kelompok, dimana peneliti dapat menjawab dan merespon tayangan televisi dan menjawab secara langsung apa yang mereka lihat dapat langsung diutarakan. Ungkapan media massa mengandung komunikasi umum dan tetap memungkinkan umpan balik yang selalu terbatas. Bagaimanapun juga umpan balik semacam ini tetap akan mengena pada penonton dan akan menimbulkan suatu respon. Dengan semakin berkembang pesatnya industri tersebut, akibatnya orang semakin sibuk bekerja sehingga orang cenderung beristirahat di rumah,
karena itu mereka membutuhkan hiburan, sarana hiburan yang memadai dan televisi menjadi sarananya. Salah satunya media hiburan tayangan sepakbola Liga Super Indonesia di televisi menjadi salah satu hiburan yang paling disukai. Hal itu disebabkan oleh karena televisi sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas. Bahkan peristiwa yang terjadi saat ini dapat segera dilihat sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu banyak orang menyebutkan bahwa abad ini sebagai abad teknologi. Dalam era pembangunan sekarang ini semakin dirasakan pentingnya informasi yang disampaikan
4
oleh media televisi sebagai salah satu media hiburan. Karena itulah acara-acara siaran televisi selalu diupayakan agar menjadi suguhan yang menarik dan menyegarkan sehingga bukan saja menjadikan penonton betah duduk di depan pesawat televisi, tetapi juga yang paling penting adalah tontonan yang disaksikan dapat menjadi tuntunan. Keunikan televisi terletak pada kombinasi dari unsur suara dan gambar bergerak, dengan televisi masyarakat banyak disuguhkan berbagai macam jenis hiburan, baik itu acara lagu-lagu, berita, infotainment, sinetron, film, olahraga dan program acara yang lain. Televisi menggunakan efek-efek khusus yang mendukung suara dan gambar sehingga membuat penonton dapat menikmati setiap acara yang digemarinya. Salah satu program acara televisi adalah sepak bola. Banyak sekali ligaliga di dunia yang ditayangkan di televisi, Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Inggris, Liga Belanda dan juga Liga Indonesia yang masing-masing disiarkan oleh stasiun televisi swasta yang mengudara di Indonesia. Dari program acara tersebut diharapkan mampu membawa hiburan ke pemirsa televisi atau bahkan juga mampu menumbuhkan minat untuk lebih giat berlatih terhadap sepak bola. Dengan demikian diharapkan akan mampu berprestasi dalam olahraga sepak bola, karena menjadi seorang pemain sepak bola sekarang ini sudah mampu digunakan untuk menjadi pegangan hidup. MTs Sila Bolo merupakan salah satu sekolah yang memiliki club sepak bola, dimana sekolah ini mengasuh anakanak sekolah untuk berlatih sepak bola serta mengembangkan bakat dan minat dari siswa tersebut. Sekolah ini juga mempunyai banyak prestasi baik di tingkat kecamatan maupun tingkat daerah, untuk itu tidak salah jika sekolah ini punya beberapa siswa berbakat di bidang sepak bola. Di sekolah ini terdapat pelatih sekaligus guru olahraga yang
berpengalaman, dengan pelatih yang berpengalaman ini diharapkan dapat membantu para siswa untuk dapat bermain bola dengan benar. Peranan pelatih di sini cukup besar karena selain sebagai guru, pelatih dituntut untuk dapat memberikan motivasi kepada para siswa untuk tetap termotivasi dalam berlatih sepak bola dalam rangka meningkatkan prestasi sepakbola. Cara yang diberikan pelatih untuk dapat meningkatkan prestasi sepak bola siswanya adalah dengan cara mencontohkan beberapa pengalaman yang pernah dialami pelatih sendiri, selain itu pelatih juga menyuruh siswanya untuk menonton Indonesia Super Liga(ISL) maupun tayangan langsung sepak bola lainnya di televisi. Dengan harapan setelah menonton acara siaran langsung dengan melihat di televisi terlebih lagi jika yang disiarkan adalah tim kesayangan dari siswa tersebut ataupun bintang kesayangan dari siswa tersebut diharapkan tontonan langsung (live) sepak bola di televisi mampu membangkitkan motivasi siswa untuk berprestasi dalam olahraga sepak bola. Apabila seorang siswa mempunyai motivasi yang tinggi dan ditunjang dengan kemampuan individu yang baik, maka siswa tersebut dapat berprestasi dengan lebih baik, untuk menambah kemampuan dari siswa maka salah satunya adalah melihat televisi, di mana informasi melalui media massa ikut menentukan aspek-aspek kemampuan seorang pemain dunia sehingga dapat dipraktikkan saat latihan. Kita sekarang tahu bahwa tayangan sepak bola di televisi merupakan acara yang digemari setiap orang tidak hanya lelaki tetapi bahkan saat ini juga wanita menggemari tayangan ini. Setiap orang yang akan menonton acara tertentu pasti ada dasar suka dan ingin tahu. Setiap menonton tayangan sepak bola dapatlah mendorong seseorang untuk melakukan hal yang sama seperti bintang pujaan mereka dengan cara yang sama seperti mereka, dengan cara giat berlatih sepak bola perlahan-lahan tercapai cita-cita yang
5
mereka idam-idamkan. Hal ini berarti keberadaan televisi terutama adanya siaran sepak bola Indonesia Super Liga(ISL) telah menumbuhkan minat dalam hal ini adalah siswa MTs Sila Bolo untuk melihat teknik pemain dunia sekaligus sistem permainan yang digunakan sebagai bahan pengetahuan bagi siswa tersebut. 1. Sepak bola Menurut Soekatamsi (1992:24) bahwa permainan sepak bola adalah suatu permainan yang menuntut adanya kerjasama yang baik dan rapi. Sepak bola merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepak bola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepak bola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, disamping itu setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang baik dan mental bertanding yang baik pula. Daya tarik sepak bola secara umum sebenarnya bukan lantaran olahraga ini mudah dimainkan. Tetapi, karena sepak bola lebih banyak menunutut keterampilan pemain dibandingkan olahraga lain. Dengan keterampilan yang dimilikinya, seorang pemain dituntut bermain bagus, mampu menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam pertandingan di atas lapangan dengan waktu yang terbatas, belum kelelahan fisik dan lawan tanding yang tangguh. Pengetahuan tentang taktik dan strategi karena sangat penting. Kesiagapan pemain dalam mengambil keputusan harusnya diuji terus-menerus karena pemain dituntut memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi yang amat sering terjadi sepanjang permainan. Meskipun dalam permainan sepak bola tidak ditentukan berat atau ukuran pemain secara khusus, semua pemain
harus memiliki tingkat kebugaran yang tinggi (Soekatamsi, 1992:38). Di lapangan, pemain dituntut berlari terus menerus selama pertandingan berlangsung. Tantangan fisik dan mental yang dihadapi pemain benar-benar luar biasa.keberhasilan tim dan individu dalam bermain pada akhirnya bergantung sepenuhnya pada kemampuan pemain dalam menghadapi tantangan–tantangan yang ada. Kemampuan demikian tentunya sangat perlu dikembangkan. 2. Televisi Kata televisi berasal dari bahasa asing yang terdiri dari kata tele dan visi. Tele dalam bahasa Yunani berarti jarak, dan visi dalam bahasa Latin berarti citra atau gambar. Media televisi merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi komunikasi. Menurut Effendy (2003:174) dalam buku Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, memberikan pengertian televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi kalau tidak ada unsur radio dan tak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi jika tidak ada unsur-unsur film. Definisi televisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya. (Kamisa, 1997:410). Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa televisi adalah salah satu perangkat komunikasi massa dalam rumpun media elektronik. Teknologi elektronika merupakan salah satu pencapaian ilmu pengetahuan pada saat ini. Teknologi
6
berhasil mengecilkan alam semesta, memendekkan jarak dan bahkan menepiskan batas waktu. Ia berkembang sedemikian rupa sehingga hubungan antara jarak dan waktu hampir-hampir tidak terpisahkan lagi. Singkatnya, kecanggihan teknologi komunikasi elektronik hampir mempersatukan setiap manusia di alam semesta ini. Ada dua aspek pokok yang perlu dipahami dengan baik dalam lingkup tugas komunikasi melalui media elektronik televisi, yakni : a. Aspek penguasaan atas teknologi peralatan elektronik b. Aspek penguasaan atas materi komunikasi, pesan komunikasi, yang berciri kreatif dan bersumber kemasyarakatan serta kebudayaan. (Wahyudi, 1996:15). Dari kedua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi televisi secara terus menerus mengalami perkembangan. Pada mulanya hanyalah sebuah gambar tanpa suara dan tanpa warna, yang kemudian secara menakjubkan dengan bantuan komputer tercanggih mampu menciptakan dan memanipulasi gambar beserta efekefeknya. 3. Prestasi Prestasi adalah kemampuan yang diperoleh dari hasil perubahan tingkah laku yang mengarah kepada kedewasaan atau pematangan dan juga hasil dari proses belajar mengajar. Prestasi belajar di lembaga pendidikan pada umumnya dinyatakan dengan angka (nilai raport) sebagai hasil evaluasi yang dilakukan di masa sebelumnya. Dari gambaran ini jelas, bahwa nilai raport yang diperoleh siswa tidak semata-mata ditinjau dari hasil evaluasi atau tes yang dilakukan pada waktu tertentu, tetapi diperoleh dari berbagai aspek kemampuan siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik (Slameto, 2005:12). Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah menunjukan kepada kecakapan yang segera didemonstrasikan
dan diuji pada waktu sekarang juga, karena prestasi itu merupakan hasil usaha dalam belajar yang bersangkutan dengan cara bahan dan dalam hal yang telah dialami. 4. Pengaruh Mengenai pengertian dari pengaruh, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pengaruh dapat diartikan sebagai suatu penyebab terjadinya suatu perubahan atau peningkatan, tergantung dari sudut mana orang menilainya, seperti perubahan psikologi pada manusia muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan fisik (Sarlito, 1991:74). Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. Sedangkan bila dilihat dari peningkatan prestasi suatu cabang olahraga, perubahan–perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan bentuk latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan apa yang menjadi tujuan latihan tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pengaruh adalah dampak atau sebab akibat dari suatu keadaan atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan atau peningkatan prestasi menjadi lebih baik. B. METODE PENELITIAN Adapun penelitian ini bertempat di MTs Sila Bolo, Jalan Pendidikan Desa Kananga Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan. Dipilihnya MTs Sila Bolo sebagai lokasi penelitian ini dengan alasan: 1. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia di lokasi ini. 2. Jarak tempuh lokasi penelitian dengan tempat domisili peneliti relatif dekat sehingga terjadi efisiensi dari sisi biaya, tenaga, dan waktu. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002:32). Sedangkan menurut Hadi (1988:17) mengatakan bahwa populasi adalah
7
keseluruhan subyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan/ tumbuhan, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan menurut Sadijono (1994:324) mengatakan, populasi adalah sekelompok individu tertentu yang memiliki satu atau lebih karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian peneliti. Sehubungan dengan hal di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa. Mengingat jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka penulis memutuskan bahwa seluruh populasi yaitu 26 siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo akan penulis jadikan sebagai sampel penelitian ini. Alasan penulis adalah berdasarkan pada pendapat Arikunto (2002:13) yang mengatakan “untuk sekedar penelitiannya apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi”. Jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 5-10% atau 20-25 %, hal ini tergantung dari subjek. Dengan demikian penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik populasi sampel yaitu mengambil secara keseluruhan jumlah populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Populasi Sampel Penelitian No Kelas Populasi Sampel 1 VIII- A 12 2 VIII- B 14 TOTAL 26 (Sumber data: Daftar hadir siswa kelas VIII MTs Sila Bolo Teknik Pengumpulan Data 1. Angket (Kuesioner)
Alat ukur penelitian ini berbentuk angket. Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Dipandang dari jawaban yang diberikan merupakan angket langsung dan memiliki bentuk silang (X). Alternatif jawaban tiap item ada 3 dengan skor s kala Likert’s sebagai berikut : (a) = diberi skor 3 (b) = diberi skor 2 (c) = diberi skor 1 2. Observasi Observasi yakni teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap subyek yang diselidiki baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Arikunto, 2002:43). Berdasarkan pada pendapat di atas, maka teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi sepak bola. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Indrakusuma, 1998:89). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan jumlah dan nama-nama siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan adalah daftar isian. Teknik Analisis Data Dalam tahap analisa data ini, peneliti menggunakan analisis regresi. Analisis regresi diartikan sebagai studi ketergantungan satu variabel terikat pada satu atau beberapa variabel bebas yang dapat mempengaruhinya. Fungsi regresi adalah aturan yang menentukan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Penelitian ini menggunakan dua variabel, maka
8
untuk menganalisis regresi linier sederhana digunakan rumus: Y= a+bX Dimana, Y : Prestasi sepak bola X : Menonton pertandingan sepak bola di televisi a : Konstanta b : Koefisien regresi (Sugiyono, 2008:218) Dalam Penganalisaan uji ini menggunakan bantuan SPSS versi 12.0 Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut di atas, maka peneliti menjelaskan arti serta maksud dari beberapa istilah secara operasional antara lain: 1. Menonton televisi Dalam menonton langsung siaran sepak bola di televisi, diharapkan para siswa sekolah sepak bola dapat melihat langsung pertandingan sepak bola untuk dijadikan tontonan yang bermanfaat bagi dirinya diharapkan dengan menonton sepak bola di televisi siswa sekolah sepak bola dapat termotivasi, mungkin setelah menonton sepak bola di televisi terjadi perubahan dari para siswa untuk meniru para pemain idolanya, mulai dari gaya bermain, teknik bermain, pola permainan dan lain-lain. Setelah menonton tersebut apakah terjadi perubahan perilaku untuk termotivasi dalam berlatih sepak bola. Televisi merupakan media audio visual yang berfungsi untuk memperlihatkan gambar dan suara yang bersifat informasi berbentuk program-program acara, untuk dinikmati oleh para pemirsanya. Tayangan sepak bola yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi seperti RCTI, Trans-7, Anteve dan TV One. Kesukaan menonton tayangan sepak bola bagi siswa selain dapat menambah pengetahuan mereka tentang sepak bola juga dapat menjadi sebuah hobi bagi siswa tersebut. Di dalam menonton tayangan sepak bola tersebut, siswa memperhatikan teknik permainan, gaya pemain dan juga
komentar dari presenter dan komentator guna menambah wawasan mereka. Indikatornya adalah sebagai berikut : a. Kesukaan menonton acara tayangan sepak bola di televisi. b. Keseringan menonton acara tayangan sepak bola di televisi. c. Tayangan siaran sepak bola yang ditayangkan televisi. d. Manfaat yang diperoleh dari adanya siaran langsung sepak bola. e. Komentar dari presenter di dalam menambah pengetahuan. 2. Prestasi sepak bola Kemampuan siswa mulai dari teknik passing, dribling, shooting, heading, control sesuai dengan apa yang dilihat di televisi sesuai dengan gaya pemain oleh siswa tersebut. Dalam hal ini siswa dapat mempraktekkan hasil menonton tayangan langsung sepak bola dalam berlatih dan bemain sepak bola. C. HASIL PENELITIAN Penelitian ini memperoleh data menonton pertandingan sepakbola di televisi dengan menggunakan instrumen angket yang diisi oleh siswa putra kelas VIII (lampiran 02). Sedangkan data prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII diambil dari dokumentasi nilai praktek sepakbola semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012. Uji coba dilakukan untuk memperoleh validitas dan reliabilitas angket. Dalam menentukan validitas, peneliti menggunakan rumus korelasi Product Moment, sedangkan uji reliabiltas menggunakan rumus Alpha dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Nilai rtabel dengan N = 26 dan taraf signifikan 5 % adalah + 0,388. Item angket dinyatakan valid apabila harga rxy lebih besar dari rtabel. Hasil perhitungan uji validitas angket menonton pertandingan sepakbola di televisi dapat dilihat pada lampiran 04. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha dengan bantuan komputer program SPSS versi
9
12.0. Hasil uji reliabilitas angket memperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,721 karena r11 > rtabel (0,721 > 0,388), maka instrumen tersebut reliabel/bersifat tetap atau ajeg. Hasil perhitungan reliabilitas angket menonton pertandingan sepakbola di televisi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.2 Reliabilitas Angket Menonton Pertandingan Sepak bola di Televisi Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items .722 .721 10 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen angket menonton pertandingan sepakbola di televisi cukup valid dan reliabel untuk menjadi instrumen pengumpul data. Pengujian Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis merupakan pengujian terhadap sampel sebagai syarat keperluan analisis data, sehingga kebenaran dapat dipertanggung jawabkan. Jadi sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan linieritas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang dianalisis. Uji ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan 5 % dengan ukuran N = 26. Data dikatakan normal apabila Lhitung < Ltabel. Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 12.0. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample KolmogorovSmirnov Test Pre Menonton stas pertandingan i sepakbola di sep televisi akb
ola N Normal Mean Paramet ers(a,b) Std. Deviatio n Most Absolut Extreme e Differen ces Positive Negativ e
26
26
25.27
75. 58
3.899
5.9 12
.062
.12 8
.049 -.062
.08 2 .12 8 .06 0 .38 5
Kolmogorov.104 Smirnov Z Asymp. Sig. (2.990 tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata Lhitung dalam menonton pertandingan sepakbola di televisi pada Kolmogorov-Smirnov = 0,104 memiliki nilai lebih kecil dari Ltabel = 0,990 maka dinyatakan bahwa variabel menonton pertandingan sepakbola di televisi memiliki distribusi normal. Sedangkan Lhitung dalam prestasi sepakbola pada Kolmogorov-Smirnov = 0,060 memiliki nilai lebih kecil dari nilai Ltabel = 0,385 maka data prestasi sepakbola dapat dinyatakan memiliki distribusi normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah model hubungan variabel bebas dengan variabel terikat merupakan hubungan garis lurus (hubungan linier). Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Uji Linieritas Variabel
Menonton pertandingan sepakbola di televisi dengan Prestasi sepakbola
Fhitung
Ftabel 5 %
0,842
0,959
Kete rang an Linie r
10
Residua l Total
1741. 763 2904. 180
24
36.28 7
Berdasarkan uji linieritas 25 menonton pertandingan sepak bola di a Predictors: (Constant), Prestasi televisi dengan prestasi sepak bola di sepakbola atas, maka perbandingan dengan Ftabel b Dependent Variable: Menonton sebesar 0,959. hasilnya adalah Fhitung < pertandingan sepakbola di televisi Ftabel = 0,842 < 0,959, maka regresi antara menonton pertandingan sepak bola di televisi dengan prestasi sepak bola Berdasarkan hasil analisis data merupakan regresi linier atau memiliki pada tabel di atas, maka dapat diperoleh hubungan garis lurus. Artinya semakin persamaan regresi sebagai berikut: tinggi menonton pertandingan sepak bola Konstanta (a) = 0,633 di televisi akan diikuti dengan Koefisien b = 32,034 peningkatan prestasi sepak bola siswa. Sehingga dapat disusun persamaan garis Analisis Data regresi sebagai berikut: Tahap akhir dari analisa data ini Y = 0,633 + 32,034X adalah pengujian regresi linear yang Ini berarti kenaikan nilai X akan diikuti digunakan untuk memberikan kesimpulan pula dengan kenaikan nilai Y atau pada variabel X (menonton pertandingan semakin tinggi menonton pertandingan sepakbola di televisi) dan variabel Y sepakbola di televisi berpengaruh pula (prestasi sepakbola) terhadap hipotesis terhadap prestasi sepakbola siswa. yang diajukan. Analisis ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Pengujian Hipotesis menonton pertandingan sepakbola di Uji t digunakan untuk menguji televisi terhadap prestasi sepakbola siswa signifikansi pengaruh variabel putra kelas VIII MTs Sila Bolo, maka independen secara individual terhadap digunakan persamaan regresi linier variabel dependen. Hasil perhitungan uji t sederhana sebagai berikut: dirangkum sebagai berikut: Y = a + bX a. Menentukan formulasi H0 Berdasarkan hasil analisa data H0 : b = 0 dengan menggunakan bantuan program H0 : b ≠ 0 komputer SPSS versi 12.0, maka dapat b. Level of significance (0,05) dilihat perhitungan regresi pada tabel c. Kriteria pengujian berikut ini. H0 diterima apabila = -t(α /2.n-k) Tabel 4.5 Regresi < thitung > t((α /2.n-k) Coefficients(a) H0 ditolak apabila = -thitung < Standardi zed t(α /2.n-k) atau thitung > t((α /2.n-k) Unstandardized Coefficie d. Perhitungan nilai t dengan SPSS Model Coefficients nts t Sig. Std. versi 12.0 B Error Beta Tabel 4.6 Uji t 1
(Constant ) Prestasi sepakbola
9.188
13.143
.824
.146
.699 .633
a Dependent Variable: Menonton pertandingan sepakbola di televisi ANOVA(b) Mo del 1
Regress ion
Sum of Squar es 1162. 417
df 1
Mean Squar e 1162. 417
F 32.0 34
Sig. .000(a )
5.660
.488 Variabel Menonton .000pertandingan sepakbola di televisi
thitung 1,889
ttabel 1,706
Keterangan H0 ditolak
e. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-test tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.
11
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diterima. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan regresi linier sederhana, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,633 + 32,034X Interpretasi dari persamaan di atas adalah: a = 0,633, berarti prestasi sepakbola akan sama dengan 0,633 jika menonton pertandingan sepakbola di televisi dianggap tidak ada atau sama dengan 0. b = 32,034, berarti jika skor menonton pertandingan sepakbola di televisi meningkat satu poin maka prestasi sepakbola akan meningkat sebesar 32,034. D.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil regresi sebagai berikut: Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan tersebut menunjukan bahwa prestasi sepakbola siswa dipengaruhi oleh menonton pertandingan sepakbola di televisi. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t memperoleh nilai thitung 1,889 > ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi menonton pertandingan sepakbola di televisi maka akan semakin tinggi prestasi sepakbola siswa. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.
Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dapat menciptakan berbagai efek di masyarakat. Berangkat dari kuatnya paradigma bahwa media massa mempunyai kekuatan luar biasa dalam mengubah dan membentuk perilaku khalayak, ternyata paradigma tersebut tidak mampu menjelaskan perilaku yang cenderung memilih pesanpesan terbentuk dari media tertentu pula, ketidakmampuan menjelaskan tersebut merupakan bukti kelemahan paradigma tersebut. Televisi merupakan salah satu bentuk komunikasi massa, di mana komunikasi massa ini pada hakekatnya telah menginformasikan bahwa efek yang paling memungkinkan terjadi akan berkaitan dengan masalah materi informasi, atau yang sering disebut dengan teori agenda setting. Teori ini berasumsi bahwa membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting dengan teknik pemilihan dan penonjolan media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting (Ardianto, 2005:74). Sebagai media massa, televisi merupakan saluran komunikasi massa yang berbentuk suatu badan atau organisasi, sumbernya berasal dari institional, sehingga bersifat institusional. Sebagai media masa dan sesuai dengan teori agenda setting maka televisi mempunyai efek yang terdiri atas efek langsung dan efek tak langsung (Ardianto, 2005:74). Efek langsung berkaitan dengan isu apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak dan mana yang dianggap paling penting menuruk khalayak sedangkan efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) dalam hal ini adalah siaran sepak bola di televisi. Televisi merupakan media komunikasi massa yang mampu menjangkau ke berbagai pelosok, oleh karena itu televisi merupakan saluran media yang mampu memberikan informasi kepada khalayak pada saat
12
yang bersamaan. Seiring dengan tumbuh dan kembangnya industri pertelevisian pada saat ini dapat menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif dengan adanya televisi tersebut. Salah satu acara yang ditampilkan di televisi adalah siaran langsung sepak bola. Seperti diketahui bahwa sepak bola merupakan olahraga yang mempunyai penggemar mayoritas di dunia, dimana industri sepakbola pada saat ini sudah mampu menjadikan sandaran hidup bagi pemainnya, dengan hal ini maka anak-anak sekarang banyak yang bersekolah sepakbola dengan harapan menjadi pemain profesional. Salah satu langkah untuk menjadi pemain yang baik dengan motivasi dan giat berlatih, sekaligus diharapkan mampu menambah referensi berbagai ilmu sepakbola dengan cara melihat langsung di televisi, proses transformasi langsung dengan cara menonton siaran sepak bola ini dapat membuat siswa berlatih dengan lebih giat meniru idola-idola mereka yang disiarkan melalui televisi dan setelah menonton siaran tersebut, dapat dipraktekkan berbagai ilmu yang didapat melalui latihan dengan motivasi yang tinggi. E. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa menonton pertandingan sepakbola di televisi berpengaruh terhadap prestasi sepakbola siswa, hal tersebut dapat dibuktikan dalam persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan tersebut menunjukan bahwa prestasi sepakbola siswa dipengaruhi oleh menonton pertandingan sepakbola di televisi. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t memperoleh nilai thitung 1,889 > ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi menonton pertandingan sepakbola di
televisi maka akan semakin tinggi prestasi sepakbola siswa. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh menonton pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diterima. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Habibie. (2008). Pengaruh Aktivitas Menonton Siaran Sepakbola di Televisi terhadap Peningkatan Motivasi Berlatih pada siswa SSB Ksatria Surakarta dengan Lingkungan Sebagai Variabel Moderating. Diakses pada tanggal 21 September 2011 dari http://etd.eprints.unnes.ac.id/pdf. Ardiyanto, Walyana, (2005). Televisi dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Alumni. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Effendi, Onong, Uchjana. (2001). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Bina Cipta. Hadi, Sutrisno. (1988). Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Fakultas UGM. Indrakusuma. (1998). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Kamisa. (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: CV Kartika. Masykuri. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang: Visipres. Sadijono, Anas. (1994). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarlito. (1991). Pengaruh Latihan Kondisi Fisik Terhadap Kecakapan Bermain Sepak Bola. Semarang: IKIP Semarang.
13
Slameto. (2005). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soekatamsi. (1991). Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Surabaya: Tiga Serangkai. Sugiyono. (2008), Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R & D. Bandung: Alfabeta. Wahyudi, JB. (1996). Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni.
14
PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA Arif Budiman dan Samsudin Program Studi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “apakah ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”. Variabel dalam penelitian ini adalah latihan kelincahan sebagai variabel bebas dan keterampilan menggiring bola sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 53 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan ternyata menunjukkan bahwa nilai r hitung yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari nilai r tabel. Maka kesimpulan dari penelitian ini “Ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Kata Kunci : Latihan kelincahan, Keterampilan menggiring bola, Permainan sepak bola
15
A. Pendahuluan 1. Latar belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat dunia disamping permainan bola basket dan bola voli, tidak terkecuali di Indonesia. Permainan sepak bola saat ini di negara-negara Eropa, Amerika Latin bahkan di Asia merupakan mata pencaharian yang dapat menjamin masa depan para pemainnya, oleh karena itu para pemain berusaha untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam memainkan si kulit bundar ini dapat kita saksikan dalam suatu pertandingan sepak bola di Indonesia yang dipertandingkan dalam kompetisi liga sepak bola, seringkali para penonton datang memadati tempat pertandingan dengan bermacam-macam tujuan tergantung dari kepentingan masing-masing seperti masa penonton yang datang sebagai supporter, penjudi, undangan, yang datang hanya untuk membuat sensasi dan membuat keributan dan lain-lain sehingga hasil pertandingan bisa saja terjadi bukan hanya ditentukan oleh kemampuan fisik dan Teknik para pemainnya saja namun faktor mental sering memegang peran penting suatu kesebelasan memenangkan perbandingan, karena mental seorang pemain bisa saja di pengaruhi oleh supporter lawan, keputusan wasit ataupun oleh faktor-faktor yang lainnya. Meningkatkannya suatu klub sepak bola tidak dapat dipungkiri
disebabkan oleh bagaimana klub tersebut dikelola secara profesional baik oleh badan swasta ataupun instansi lain yang mempunyai perhatian terhadap perkembangan sepak bola. Untuk menjadi pemain yang baik, seorang pemain harus memiliki Teknik dasar yang baik juga seperti Teknik dasar menggiring bola dan memasukkan bola, sebab Teknik dasar ini sangat menentukan keterampilan bermain bola dalam upaya melewati pemain lawan. Untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola yang dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok, maka seorang pemain harus melakukan bentuk latihan kelincahan. Daya tarik sepak bola secara umum sebenarnya bukan lantaran olahraga ini mudah dimainkan. Tetapi, karena sepak bola lebih banyak menuntut keterampilan pemain di bandingkan olahraga lain. Dengan keterampilan yang dimilikinya, seorang pemain dituntut bermain bagus, mampu menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam pertandingan di atas lapangan dengan waktu yang terbatas, belum kelelahan fisik dan lawan tanding yang tangguh. Pengetahuan tentang taktik dan strategi karena sangat penting. Kesiagapan pemain dalam mengambil keputusan harusnya diuji terus-menerus karena pemain dituntut memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahanperubahan situasi yang amat sering terjadi sepajang permainan. Meskipun dalam permainan sepak
16
bola tidak ditentukan berat atau ukuran pemain secara khusus, semua pemain harus memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Di lapangan, pemain dituntut berlari terus-menerus selama pertandingan berlangsung. Tantangan fisik dan mental yang dihadapi pemain benar-benar luar biasa.keberhasilan tim dan individu dalam bermain pada akhirnya bergantung sepenuhnya pada kemampuan pemain dalam menghadapi tantangan – tantangan yang ada.kemampuan demikian tentunya sangat perlu dikembangkan. Mereka yang turut mempopulerkan pemain sepak bola ini bukan tidak mungkin karena bakat latihan – latihan keras dan seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan Segitiga yang nantinya sangat membantu mereka bergerak dengan lincah, cepat, dan berkelit dari penyergapan lawan. Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil seorang pemain bola hendaklah melakukannya dengan tekun dan serius. Dengan semakin meluasnya perkembangan dunia olahraga, dan seiring dengan kemajuan IPTEK dewasa ini, maka semakin komplek pula faktor – faktor penunjang untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi dan cabang olahraga tertentu, terutama cabang olahraga sepakbola. Untuk mencapai prestasi dalam setiap cabang olahraga, tentu mempunyai standar-standar kriteria latihan– latihan terhadap cabang olahraga yang ditekuni, sehingga di dalam pembinaan dan pengembangan atlet nantinya tidak menimbulkan perasaan bosan dan jenuh terhadap program latihan yang diberikan terhadap atlet itu sendiri
Sifat dan situasi pemain yang mengadu kelincahan dan keterampilan yang mengungguli lawan, berlari sepanjang permainan berlangsung, kecepatan, kelincahan, dan kekuatan menendang membutuhkan unsur kondisi fisik yang prima. Seorang pemain yang memiliki kelincahan yang baik akan dapat menyesuaikan diri dengan pergerakan bola yang selalu berubah ketika si pemain kehilangan bola, maka dengan kemampuan dan kelincahannya, tentu saja dengan usaha dan latihan yang keras Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian tentang pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola. Adapun yang digunakan sebagai subyek dalam pelaksanaan penelitian ini adalah siswa putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Kajian Pustaka a. Latihan Prestasi olahraga hanya mungkin didapatkan melalui latihan yang intensif dan berkesinambungan hal ini tidak dapat dipungkiri, namun demikian banyak pelaku olahraga yang mengatakan dirinya sedang menjalankan latihan tapi sebenarnya belum melaksanakanya dengan benar jika dilihat dari pengertian tentang latihan berdasarkan ciriciri latihan yang benar. Oleh sebab itu bagi pembina pelatih dan pelaku olahraga (pemain atlet) perlu sekali memahami apa sebenarnya pengertian latihan? Beberapa ahli memberikan batasan tentang latihan sebagai berikut : (Suharno,67:1993)
17
mengemukakan bahwa berlatih ialah “suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya.n“selanjutnya, (Harsono, 94: 1998), mengemukakan bahwa latihan atau training adalah “suatu proses berlatih yang sitematis yang dilakukan secara berulangulang, dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah”. Adapun aspekaspek yang perlu mendapatkan latihan secara teratur dan berkesinambungan adalah : aspek fisik, Teknik, taktik dan mental. Setiap aspek harus mendapatkan perhatian yang sama dalam pembinaan karena aspek yang satu dengan yang lainnya akan berhubungan erat dalam pencapaian prestasi maksimal seorang atlit. Prinsip-Prinsip Latihan Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya pencapaian prestasi olahraga, tanpa latihan yang terarah, terukur, terencana serta berkesinambungan musthil prestasi tinggi akan dapat dicapai. Oleh sebab itu seorang pelatih harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pelaksanaan latihan. Beberapa ahli menyatakan ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam proses latihan. (Suharno, 70: 1993) mengatakan bahwa untuk mempercepat tercapainya tujuan latihan maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Latihan harus sepanjang tahun, b. Kenaikan beban latihan secara teratur, c. Prinsip stress
(tekanan/over load), d. Prinsip individual, e. Prinsip interval (repetition), h. Prinsip nutrism (gizi makanan), i. Prinsip latihan extensive dan intensif, j. Prinsip penyempurnaan menyeluruh. Sedangkan (Harsono, 96: 1993) mengemukakan ada beberapa prinsip latihan diketahui oleh seorang pelatih, yiatu: a. Pemanasan tubuh, b. Metode latihan, c. Berfikir positif, d. Prinsip beban lebih, e. Intensive latihan, f. Kualitas latihan, g. prinsip individualisme, h. Variasi latihan, i. Metode bagian dan metode keseluruhan, j. Memperbaiki kesalahan, k. Perkembangan menyeluruh, l. Model latihan dan m. Menetapkan sasaran. Beban Latihan Pemberian beban yang tepat sesuai dengan tujuan pelaksanaan latihan sangat penting dilakukan oleh para pelatih. Menurut (Suharno, 81: 1993) beban latihan adalah suatu bentuk rangsangan motorik yang dapat di kontrol oleh pelatih untuk meningkatkan kualitas atlet dalam rangka mencapai prestasi prima. Selanjutnya dijelaskan bahwa beban latihan terdiri dari dua macam, yaitu : 1) Beban luar (outer loud) adalah rangsangan motorik yang dapat diatur/dikontrol dengan cara memvariasikan ciri-ciri beban latihan, seperti volume, intensitas, recovery, frekuensi, irama dalam suatu unit latihan. 2) Beban dalam (inner load) adalah perubahan fisiologis organisme atlet akibat pengaruh beban luar yang ditandi dengan kenaikan frekuensi/denyut jantung/nadi.
18
Mengenai beban latihan tersebut, bidang pembinaan prestasi KONI Pusat (1997) mengemukakan bahwa yang dimaksudkan denan beban latihan adalah berbagai bentuk gerak yang menimbulkan rangsangan pada atlet untuk memperbaiki kualitas fisik dan mentalnya. Adapun penetuan beban latihan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Cara penentuan dosis beban latihan dengan repetisi maksimal, bentuk latihan tunggal untuk menentukan intensitas beban latihan berdasarkan kemampuan maksimal atlet. 2) Cara kenaikan denyut nadi, beban latihan dikatakan maksimal apabila sesuai latihan, denyut nadi atlet naik menjadi 3-3,5 kali denyut nadi. 3) Cara penentuan intensitas beban latihan anaerobik, dengan gerakan gerakan maksimal selama 10 detik, 15 detik, 25 detik, 30 detik dan 35 detik. 4) Denyut nadi maksimal (DNM) = 220-Umur 5) Denyut nadi latihan (training zone) = 80% 90% X DNM. b. Kelincahan Kelincahan merupakan salah satu faktor yang harus di miliki oleh seorang pemain sepak bola karena hal ini berkaitan dengan kemapuan seorang pemain dalam menggiring bola. Menurut (Harsono, 102: 1993) orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Bentuk-bentuk latihan sesuai dengan pengertian tersebut adalah bentuk-bentuk latihan yang mengharuskan orang untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan tangkas dalam melakukan kegiatan tersebut tidak boleh kehilangan keseimbangan serta harus tetap sadar dengan posisinya. Adapun beberapa bentuk latihan kelincahan adalah seperti lari bolak-bolik (sutle run), lari zigzag dan lari halang rintang. c. Teknik Dasar dalam Permainan Bola Voli Agar menjadi seorang pemain sepak bola yang baik, maka selain harus memiliki fisik, taktik dan mental yang baik, Teknik dasar merupakan hal yang tidak kalah pentingnya, sebab penguasaan Teknik dasar akan memperlihatkan keterampilan dan keindahan seorang pemain sepak bola dalam memainkan bola. (Mirman, 68: 1998) menyebutkan teknik dasar yang perlu di kuasai oleh seorang pemain sepak bola adalah : 1) Teknik gerak tanpa bola (Teknik badan) Teknik gerak tanpa bola terdiri dari: a) teknik lari, b) teknik melompak/ meloncat, c) teknik gerak tipu badan 2) teknik gerak dengan bola Teknik gerak dengan bola terdiri dari: a) latihan menendang bola (dengan kaki bagian dalam, punggung kaki), b) menerima bola (dengan soal sepatu, kaki
19
bagian dalam, kaki bagian luar, kura-kura kaki, paha, dada dan kepala), c) latihan menggiring bola (dengan kura-kura bagian luar, kurakura bagian dalam), d) latihan menembak kearah sasaran (gawang). Selanjutnya dikatakan bawha selain Teknik-Teknik dasar tersebut, beberapa Teknik dikatakan bahwa selain dikembangkan adalah sebagai berikut: a) teknik menyundul bola, b) teknik menggiring bola, c) teknik mengoper bola, d) teknik melempar bola, e) teknik melepas bola, f) teknik merampas bola, g) teknik penjaga gawang. Mengenai berbagai bentuk teknik dasar yang perlu dilatih dan dikembangkan bagi seorang pemain sepak bola, Dinata (34: 2003) menyebutkan beberapa teknik dasar sebagai berikut: a) teknik mengumpan/ passing (dilakukan dengan berbagai variasi secara berpasangan), b) teknik menghentikan/ menahan bola (dengan telapak kaki, punggung kaki, dada dan kepala), c) teknik menyepak bola (dengan kaki bagian dalam, punggung kaki, kaki bagian luar), d) teknik melempar bola, e) teknik menggiring bola (dengan kaki bagian dalam, bagian luar dan punggung kaki). Menurut Soendoro (75: 2004) gerak dasar permainan sepak bola berkait dengan keterampilan teknik yang ada dalam permainan, yang terdiri dari: a) macam-macam teknik menendang bola, b) macammacam teknik menghentikan
bola, c) macam-macam teknik menggiring bola, d) macam-macam teknik menyundul bola. Ijatna dan Hasibuan (54: 2005), menyebut beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola adalah sebagai berikut: 1) Teknik badan, yang terdiri dari: a) teknik lari, b) teknik lompat, c) gerak tipu badan, d) sikap pertahanan 2) Teknik dengan bola, yang terdiri dari: a) Kicking (menendang bola), b) Heading (menyundul bola), c) checking and trapping (menerima/ menambah bola), d) dribling (menggiring bola), e) tricking opponent (menipu lawan dengan bola), f) tackling (lemparan kedalam), f) throw in (lemparan kedalam), g) goal keeping (mencetak gol). Selanjutnya Nurhasan (97: 2001) menjelaskan, beberapa diantara teknikteknik tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Kicking (menendang bola) Beberapa hal yang perlu diketahui dalam melakukan latihan teknik ini adalah: a) dilihat dari segi arahanya bola yang ditendang makna tendangan dibagi atas : direct kicking (arah bola yang ditendang menuju langsung lurus kedalam sasaran dan sliced kicking (bola yang ditendang jalannya merupakan setengah lingkaran yang berputar pada sebuah
20
sumbu menuju ke sasaran), b) dilihat dari segi caranya menendang, maka tendangan dapat dilakukan dengan : instep of the foot (punggung kaki), inside of the foot (kaki bagian dalam), out side of the foot (kaki bagian luar). Ketiga cara tersebut sudah lazim digunakan, sedangkan yang sekali-kali digunakan dalah dengan toe (ujung jari kaki), heel (tumit) dan sole (telapak kaki), c) dilihat dari segi tujuan melakukan tendangan adalah sebagai berikut : memberi bola kepada kawan, menembak ke arah gawang dan tembakan clearing (pembersihan) dari belakang, d) bagianbagian badan yang perlu diperhatikan dalam melakukan kicking (tendangan) adalah : kaki tumpu, kaki penendang, badan dan pandangan mata. 2) Heading (Menyundul Bola) Beberapa hal yang perlu di ketahui dalam melakukan latihan Teknik ini adalah : a) heading dilakukan dengan seluruh badan, b) otot leher ditegangkan dan leher ditarik, c) bola harus mengenai dahi, d) pandangna mata mengikuti bola, e) heading dapat dilakukan dengan cara : berdiri, sambil berjalan, sambil melompak, dari samping dan berlari, f) tujuan melakukan heading adalah untuk ke gawang, pembersihan (clearing) dan mengoper kepada kawan (passing), g)
trapping (manahan bola). Trapping dapat dilakukan dengan menggunakan: (a) kaki, (b) paha, (c) perut, (d) dada, (e) kepala. Yang perlu di perhatikan pada waktu menahan bola adalah : kaki tumpu agak terkekuk dan rileks, bagian badan yang menerima bola harus lentur pada saat bola tiba (perkenaan bola dengan bagian badan), pandangan mata tetap ke arah bola dan badan ditempatkan diantara bola dan lawan yang berusaha mendekati. 3) Dribbling (menggiring bola) Dribbling dapat dilakukan dengan menggunakan : a) instep of the foot (punggung kaki), b) inside of the foot (kaki bagian dalam, c) out side of the foot (kaki bagian luar), d) inside of instep the foot (punggung kaki bagian dalam), e) sole (telapak kaki). Yang penting diketahui sebagai dasar menggiring bola adalah sebagai berikut, bola harus tetap dalam penguasaan, melahirkan perasaan kaki pada bola, pandangan kepada lawan, harus dapat merubah arah dan kecepatan menggiring secara tiba-tiba. 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini “Untuk mengetahui pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”.
21
B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Peneltian ini merupakan penelitian eksperimen, metode ini dianggap sebagai metode penelitian yang paling baik untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan “Paradigma Sederhana”. Penggunaan Paradigma Sederhana dengan tujuan berusaha untuk menentukan pasangan yang diambil dari subjeksubjek yang mempunyai kemampuan dalam batas yang telah ditentukan. Adapun secara konseptual rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 1999: 5). X
Y
Gambar 1. Paradigma Sederhana Berdasarkan gambar tersebut diatas maka: X = latihan Kelincahan Y = Keterampilan Menggiring Bola
2. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini : a. Tempat tes menggiring bola b. Bendera/garis sebagai tanda sebagai rintangan c. Bola sepak sebanyak 3 buah d. Stop watch e. Alat tulis 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Data primer atau data utama, yakni jenis data yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian yang meliputi, latihan
kelincahan dan keterampilan menggiring bola. b. Data skunder atau data pendukung, yaitu data yang diperoleh tentang subyek penelitian seperti jumlah keseluruhan siswa kelas V SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013, bola dan lapangan. 4. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau langkahlangkah yang dilakukan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Langkah Persiapan Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) Menentukan sampel penelitian 2) Menyiapkan alat dan fasilitas yang digunakan untuk melakukan tes menggiring bola dalam permainan sepak bola. 3) Menentukan/menyiapkan tenaga pembantu pelaksanana pengumpulan data. b. Tahap pelaksanaan Hal-hal yang dilakukan pada langkah ini adalah sebagai berikut : 1) Menjelaskan tentang cara pelaksanaan tes kelincahan 2) Melaksanakan tes kelincahan 3) Menjelaskan tentang caracara pelaksanaan tes menggiring bola dalam permainan sepak bola kepada seluruh subyek penelitian. 4) Melaksanakan tes menggiring bola dengan cara sebagai berikut: subyek bersiap mengambil ancang-ancang di garis
22
start. Setelah diberikan aba-aba maka subyek melakukan gerakan menggiring bola dengan melewati rintangan yang telah di tentukan. Skor tes menggiring bola adalah waktu yang ditempuh dalam melewati rintangan, selanjutnya waktu tempuh tersebut dikonversi ke skor tes yang telah dibekukan. b. Teknik Analisis Data Sebelum dilakukan analisis data, peneliti melakukan uji kualitas tes. Test tersebut akan di uji validitas dan reliabilitasnya. Adapun uji validitas dan reliabilitas tes akan dipaparkan sebagai berikut: 1. Validitas Tes Uji validitas Tes dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh tes itu dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Arikunto (134:2006) mengatakan bahwa suatu butir dikatakan mempunyai validitas tinggi jika skor pada butir mempunyai kesejajaran dengan skor total, sehingga untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus korelasi product moment untuk data mentah berikut. xy rxy =
x y 2
2
Keterangan: rxy
=
Koefisien
korelasi
antara x dan y xy = Produk dari x kali y x2 = Deviasi dari nilai pada varibel x dikuadratkan 2
y
= Deviasi dari nilai pada varibel y dikuadratkan
^
x
= Xi – X
y
= Yi - Y
^
2. Reliabilitas Tes Untuk menentukan koefisien reliabilitas tes digunakan rumus koefisien alpha dari Cronbach (Furqon, 79: 2001), sebagai berikut. k 1 1 2 si2 dengan: k 1 sx = koefisien reliabilitas tes K = banyak butir Tes si2 = varians skor butir ke-i sx2 = varians skor total. Interpretasi validitas
koefisien
dan
menggunakan
reliabilitas pengkategorian
sebagai berikut. 0, 80 <
atau rxy
Sangat tinggi Tinggi
1,00 : 0, 60 <
atau rxy
Cukup Rendah
0,80 : 0, 40 <
atau rxy
Sangat rendah
0,60 : 0, 20 <
atau rxy
0,40 : atau rxy
0,20 :
Selanjutnya, Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yang dikaitkan dengan tujuan penelitiannya, maka analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada subyek penelitian adalah analisis statistik regresi linear sederhana. Adapun rumus yang dimaksud
23
adalah sebagai berikut: Yˆ a bX Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Ha : r 0 Ho : r 0
Langkah 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik Langkah 4. Masukan angkaangka statistic dari tabel penolong dengan rumus: 1. Menghitung rumus b b
n XY X . Y n X 2 ( X )2
2. Menghitung rumus a a
Y b X n
3. Menghitung persamaan regresi sederhana Yˆ a bX 4. Untuk mengetahui derajad hubungan atau korelasi antar dua variabel digunakan rumus koefisien korelasi product moment. Rumus : r
(n. xy) ( x. y ) (n. x ) ( x) 2 (n. y 2 ) ( y ) 2 2
Keterangan : r = Koofisien Korelasi antara variabel X dan Y x = Lama Belajar y = Prestasi Belajar Mata pelajaran matematika n = Jumlah Sampel
Setelah diperoleh nilai r, selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel sedemikian sehingga jika : rhit ≥ r tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima rhit < r tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Adapun hipotesis statistiknya berbunyi: Ho : Tidak ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa siswa putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013 Ha : Ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. C. Hasil Penelitian Dari hasil perhitungan maka diperoleh nilai rhit Sebesar 0,8766 sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan n = 53 menunjukkan nilai sebesar 0,266. Dengan diperoleh nilai tersebut maka rhit lebih besar dari rtabel (rhit rtabel) maka Ha diterima dan H0 ditolak. Diterimanya hipotesis nihil tersebut, maka dengan sendirinya penelitian ini menyimpulkan bahwa Ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Pembahasan Faktor-faktor yang dapat dipengaruhi peningkatan prestasi seorang pemain sangat penting dilakukan karena akan membantu upaya pelatih dalam menyiapkan
24
program latihan yang akan diterapkan dalam proses pelatihan pada pemainnya. Dalam permainan sepak bola ada beberapa faktor tehnik yang perlu dikuasai oleh seorang pemain, faktor-faktor tehnik yang dimaksud antara lain adalah : menggiring bola dan memasukkan bola ke dalam gawang. Kedua faktor tersebut tentu saja berhubungan dengan kemampuan fisik seorang pemain, oleh sebab itu untuk meningkatkannya maka latihanlatihan fisik juga perlu dilakukan. Jadi kemampuan tehnik berhubungan erat dengan beberapa kemampuan fisik yang sesuai dengan gerakan yang dilakukan. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada Siswa Putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima tahun pelajaran 2012/2013 ini, menunjukkan bahwa latihan-latihan kelincahan tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola pada subyek penelitian, hal ini menjadi informasi penting bagi para guru pendidikan jasmani dan olah raga serta pelatih dalam melakukan pemanduan bakat, baik yang dilakukan dalam kegiatan ekstra kurikuler maupun dalam memberikan latihan-latihan di klub sepak bola. Namun demikian program latihan yang benar dan terukur perlu di siapkan karena secara teoritis dikatakan bahwa latihan yang dilakukan dengan penambahan beban yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan prestasi seorang pemain sepak bola. Penambahan beban dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teratur dengan prinsip-prinsip latihan yang berlaku. E. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini “Ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”. F. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. Dinata, 2003, Olahraga Untuk Perguruan Tingg, PT. Sastra Hudaya, Yogyakarta. Furqon, 2001, Statistik Terapan Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Hadi, 2000, Statistik Jilid II Cetakan ke-17, Andi Offset, Yogyakarta. Harsono, 1998, Sepak Bola Program Pembinaan Ideal, PT Gramedia, Jakarta. Hasibuan, 2005, Sepak Bola LangkahLangkah Menuju Sukses Edisi Ke Kedua, PT. Grapindo Persada, Jakarta. Mirman, 1998, Dasar-Dasar Sepak Bola, Pakar Raya, Bandung. Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Indonesia Universitas. Subana dan Sudrajat, 2001, Metodologi Penelitian Pendidikan, Aneka Cipta, Jakarta. Sudjana dan Ibrahim, 2001, Metode Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
25
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian dalam Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Suharno, 1993, Latihan Sepak Bola Metode Baru serangan, Pioner Jaya, Bandung.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Soendoro, 2004, Pendidkan Jasmani untuk Mahasiswa Printing. Jakarta.
26
STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI BAGIAN DALAM DENGAN KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU KABUPATEN DOMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH Dosen STKIP Taman Siswa Bima ABSTRAK Kata Kunci : passing bola kaki bagian dalam dan passing bola kaki luar, Dalam permainan sepak bola tentu harus menguasai beberapa teknik dasar terutama dalam melakukan passing bola baik dengan kaki bagian dalam maupun kaki bagian luar. Hal ini yang membuat peneliti tertarik melakukan penetian tentang sejauh mana perbandingan passing bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui adakah perbandingan passing bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada klub sepak bola SMA Negeri 2 Dompu Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat kuasal komparatif. Penelitian kuasal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan, perbandingan, sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab malalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hai ini ada unsur membandingkan antara dua atau lebih variabel (Fraenkel dan Wallen, dalam Riyanto, 2001 : 34). Berdasarkan hasil analisis data maka nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel yaitu 7,097 > 2,110 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Ada perbedaan passing bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada klub sepak bola SMA Negeri 2 Dompu Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015”. A. PENDAHULUAN Sepak bola merupakan olahraga yang berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11 orang dalam satu tim atau regu. Permainan ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa dan orang tua baik laki-laki maupun perempuan. Olahraga sepak bola ini terdiri dari bermacam-macam bentuk gerakan dan teknik dalam bermain. Diantaranya teknik menggiring bola, teknik menahan bola, dan yang paling dasar adalah teknik menendang bola. Teknik menendang tersebut apabila diperagakan oleh pemain pemula akan kelihatan seperti asal menendang saja sedangkan bagi anak-anak masih mengalami kesulitan dalam teknik menendang tersebut, masih kelihatan asal menendang bola pada umumnya tanpa mengetahui apa yang didapat dari hasil tendangannya itu. Untuk memperoleh tendangan yang baik dan akurat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah teknik menendang dengan
menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Dengan latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Studi perbandingan passing dan stop bola antara kaki bagian dalam dengan kaki bagian luar dalam permainan sepak bola pada klub PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011”. 1. Sejarah Permainan Sepak Bola Sedemikian jauh belum ada kesamaan pendapat tentang kapan dan dari mana asal mula permainan sepak bola itu yang sebenarnya. Jika orang membaca tentang sejarah persepakbolaan yang ditulis oleh pengarang dari berbagai Negara, maka ada kesan bahwa sepak bola itu berasal dari negaranya sendiri. Seperti contoh: di Jepang permainan Dakiu (sepak bola) dengan nama “kemari”, Yunani bernama “Epykyras”, Romawi bemama “Haspartum”, dan lain-lain. Namun jika kita berbicara permainan
27
sepak bola yang telah mempunyai peraturanperaturannya maka teranglah bahwa sepak bola itu berasal dari “Inggris”,. Hal ini menjadi lebih nyata lagi dengan berdirinya “English Football Association” pada tahun 1863. pada tanggal 8 Desember 1863 tersusunlah suatu peraturan permainan sepak bola yang disusun oleh The Football Association, dan lahirlah peraturan permainan sepak bola yang kita kenal sampai sekarang. 2. Passing dan Stop Bola a. Passing bola Passing bola adalah : Menendang bola dengan salah satu kaki dengan menggunakan kekuatan serta ketepatan. Tujuannya adalah untuk memberi umpan atau operan dan mencetak goal. ( Dinata, 2003 ) b. Stop bola Stop bola adalah : Menahan atau menghentikan bola. Dalam permainan sepak bola sering kita menahan atau menghentikan bola. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengontrol atau mengarahkan bola kesasaran yang diinginkan, baik itu bola yang jatuh ke tanah maupun bola yang masih di udara, dengan menggunakan kaki bagian luar, kaki bagian dalam, punggung kaki, paha, perut, dada, atau kepala. ( Dinata, 2003 ).
2) Pergelangan kaki penendang tidak bergerak 3) Pandangan mata terarah kearah bola 4) Ayunkan kaki, tendang bola dengan menyusur tanah dengan menggerakan kaki bagian dalam kearah bola. 2.Teknik menendang dengan kaki bagian luar. Menendang dengan menggunakan kaki bagian luar dilakukan untuk memperoleh tendangan melengkung. Jalannya tendangan ini setengah lingkaran dan berputar pada sebuah sumbu menuju kesasaran.( Dinata,2003 ). Cara menendang bola dengan menggunakan bagian luar kaki adalah : Sikap dan gerakan 1) Kaki tumpu ditekuk ringan dengan memikul seluruh berat badan sewaktu menendang 2) Pergelangan kaki penendang dikunci kuat dan ditekuk ke dalam 3) Badan sedikit tegak dan rileks 4) Pandangan mata diarahkan kearah bola 5) Lepaskan tendangan lurus kearah depan dengan pergelangan kaki yang sudah ditekuk ke dalam, sehingga bagian luar punggung kaki mengenai bola. 4. Teknik-Teknik Stop Atau Menahan Bola
atau
a. Menahan bola dengan menggunakan kaki bagian dalam.
Untuk melakukan tendangan dengan kaki yang benar harus memperhatikan teknikteknik menendang sebagai berikut : 1. Teknik menendang dengan kaki bagian dalam (kura-kura dalam).
Dalam permainan sepak bola, sering kita melihat atau bahkan melakukan menahan atau mengontrol bola, baik itu bola yang jatuh ke tanah maupun bola yang masih di udara, hal ini kita gunakan kaki bagian dalam dan luar. ( Dinata, 2003 ).
Tendangan dengan bagian dalam kaki atau kura-kura dalam kita gunakan terutama untuk memberi umpan jarak pendek, yaitu jarak 6 meter sampai 15 meter. (Dinata, 2003). Untuk melakukan tendangan dengan menggunakan bagian dalam kaki ada beberapa cara yaitu :
Setiap pemain harus mampu menahan bola dengan menggunakan kaki bagian dalam karena gerakan ini adalah salah satu gerakan yang paling sederhana dan mudah yang pemain harus bisa kuasai. Teknik menahan bola dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3.
Teknik-Teknik Menendang Bola
Passing
a. Sikap dan Gerakan
1) Sikap
1) Kaki tumpu ditekuk dengan memikul seluruh berat badan sewaktu menendang
a) Kaki tumpu agak tegak dan rileks serta menahan berat badan dan keseimbangan badan dibantu oleh lengan.
28
b) Kaki yang menerima bola harus lentur pada saat bola tiba. c) Pandangan mata tetap mengikuti bola. 2) Gerakan Bungkukan badan sedikit, kemudian oper dengan kaki yang sesuai dengan keinginan, serta condongkan kearah bola. b.Menahan bola dengan menggunakan kaki bagian luar. Menahan bola dengan menggunakan kaki bagian luar dilakukan jika posisi bola berada agak jauh dari kaki dan datangnya bola selalu dari samping badan. Teknik menahan bola dengan kaki bagian luar adalah : a) Sikap 1) Kaki tumpu agak ditekuk dan berada dibelakang kaki yang akan menahan bola. 2) Badan dimiringkan ke samping. 3) Pandangan mata tertuju kearah bola. b) Gerakan Bungkukan badan sedikit, kemudian oper dengan kaki yang diinginkan serta condongkan badan kearah bola. B. METODELOGI PENELITIAN Metode penelitian ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Oleh karena itu ketepatan dalam menggunakan metode dalam suatu penelitian yang dilakukan akan memberikan hasil yang lebih baik. Dalam buku metode penelitian dijelaskan bahwa ada 2 macam metode Yaitu: 1.Metode Eksperimen, 2. Metode Empiris. Metode eksperimen adalah suatu pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat dengan sengaja ( Arikunto, 2002: 95 ). Sedangkan metode empiris adalah suatu pendekatan dimana gejala-gejala yang akan diteliti tidak dibuat dengan sengaja (Sutrisno Hadi, 1976: 36), maka dari itu peneliti menggunakan metode atau pendekatan empiris. Metode penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat Expost Facto artinya data yang terkumpul setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung. Dengan demikian metode penelitian yang digunakan adalah expost facto, membandingkan dua
peristiwa yang sudah terjadi melalui hubungan sebab akibat dengan cara mencari sebab terjadinya peristiwa berdasarkan pengamatan akibat-akibat yang tampak dan teramati. Peneliti tidak mulai proses dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dalam rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan yaitu melalui tes perbuatan untuk memperoleh data tentang passing dan stop bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Pengertian tindakan ini berfokus pada hal-hal yang bersifat aplikasi, bersifat terbatas dan segera, bukan untuk mengembangkan teori, hasilnya untuk perbaikan atau penyempurnaan praktek tertentu. Tindakan ini sebagai permulaan dari ilmu tingkah laku yang telah ikut memberikan generalisasi yang diperlukan tentang tingkah laku dan ciri-ciri individu serta kelompok yang mempunyai sifat-sifat yang lebih kompleks, memerlukan informasi yang lebih mendalam, guna menguji hipotesis dan menganalisanya secara lebih cermat. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Populasi adalah seluruh individu yang menjadi subyek penelitian dan akan dikenai generalisasi ( Arikunto, 2002 ). Ahli lain mengatakan bahwa populasi adalah sekelompok individu yang memiliki satu atau lebih karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian ( Faisal, 1982 ). Dari kedua pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan individu yang memiliki satu atau lebih karakteristik umum yang dijadikan pusat penelitian. Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota pemain klub PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011 yang berjumlah sebanyak 18 orang pemain. 2. Sampel Penelitian Menurut (Arikunto 2002), yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sedangkan ahli lain mengatakan sampel adalah sebagian dari populasi serta
29
dipandang sebagai wakil dari populasi (Netra 1972). Jadi sampel adalah sebagian dari populasi yang dipandang sebagai wakil dari populasi yang akan diteliti. Sesuai pendapat ahli, jika subyeknya banyak ( lebih dari 100 orang ) dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % (Sukarsimi Arikunto: 1992 : 107). Akan tetapi jika jumlah populasinya sedikit dapat diambil seluruhnya. Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah 18 orang, sehingga penelitian ini disebut penelitian studi populasi. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan, dibutuhkan instrumen. Yang dimaksud dengan instrumen adalah alat bantu pada waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode. (Arikunto 2002 ). Di samping itu instrumen harus disusun sedemikian rupa agar dapat secara tepat merekam data yang dimaksud. Dengan kata lain metode tidak dapat memenuhi fungsinya dengan efektif, apabila instrumen yang dijadikan alat metode itu tidak valid. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan data adalah tes Passing dan Stop bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. (Nurhasan, 2001). Adapun alat yang digunakan untuk mendapat data adalah: Bola 5 buah, Fluit, Kapur, Formulir dan alat tulis menulis, Meteran ,Tembok , Stop watch, Daerah tes untuk passing dan stop bola seperti gambar dibawah ini :
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data-data penelitian menggunakan metode dokumentasi dan metode tes, yaitu tes perbuatan. Metode tes perbuatan digunakan untuk memperoleh datadata tentang passing dan stop bola. Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mencetak data-data tentang identitas subyek penelitian (nama, umur dan posisi pemain) dan metode observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah proses pengumpulan data dilakukan sudah dapat berjalan dengan benar atau tidak. Atas dasar petunjuk di atas, serta menganalisa tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan dua metode yaitu : 1. Metode Dokumenter Metode dokumenter adalah suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan dengan jalan mengumpulkan semua jenis dokumenter serta mengadakan pencatatan secara sistematis. ( Netra, 1972 ). Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah dan nama anggota pemain klub PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011. 2. Metode Tes Perbuatan Metode tes perbuatan adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif, untuk memperoleh data atau keterangan yang diperlukan tentang seseorang dengan orang lain yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972 ). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan metode tes perbuatan dengan maksud untuk memperoleh data passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar dalam waktu 30 detik pada pemain PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011.
0,60 Centimeter
4 meter X (Testee) Keterangan : -
60 Centimeter : Daerah sasaran 4 meter : Daerah batas passing dan stop Tes dan pengukuran ( Nurhasan, 2001 )
Adapun proses pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tes passing dan stop bola dengan teknik kaki bagian dalam dan kaki bagian luar dengan jarak 4 meter dengan sasaran 60 cm dalam waktu 30 detik. 2.
Tendangan yang sah apabila bola ditendang di luar areal 4 meter dan masuk dalam bidang sasaran 60 cm.
30
3. Hasil yang dicatat, bola yang masuk ke daerah sasaran.
3. Memasukkan Data dalam Rumus 4. Mencari Nilai t-test
Analisa Data Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, maka analisa data yang digunakan uji statistik. Sedangkan untuk mengetahui perbandingan passing dan stop bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada anggota pemain klub PS.Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011.
5. Menarik Kesimpulan Analisis C. HASIL PENELITIAN 1. Pengujian hipotesis Agar data yang terkumpul mempunyai arti maka data yang masih mentah (row score) perlu diolah dan di analisa.
Untuk analisa statistik dengan uji test, maka digunakan rumus t-test.
Langkah-langkah analisa data : -
Merumuskan hipotesis nihil (Ho) - Menyusun tabel kerja - Mendistribusikan data kedalam rumus - Menguji nilai t - Menarik kesimpulan a. Merumuskan hipotesisi nihil (Ho) Untuk menguji hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan itu maka harus dirubah kedalam hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi : tidak ada perbedaan passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada pemain sepak bola PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat Tahun 2011.
Adapun rumus t-tes yang dimaksud sebagai berikut : MI - MII t= ∑ d2
N ( N-I ) Keterangan : MI
M
= Angka rata-rata siswa yang menendang dengan kaki bagian dalam = Angka rata-rata siswa yang menendang dengan kaki bagian luar
II
d
= D-Md sedangkan Md = D dan D = XI - XII
b. Menyusun tabel kerja Tabel IV. Tabel persiapan untuk sampel yang berkolerasi dengan rumus. No
Nama pemain
XI
XII
D
d
d2
1
2
3
4
5
6
7
1
Muhiban
50
42
8
-2,22
4,93
2
Zohran
58
50
8
-2,22
4,93
3
Jufri Sahid
50
50
0
-10,22
104, 45
4
Zamroni
58
42
16
5,78
33,4 1
5
Rosi Nopri Hanis
66
50
16
5,78
33,4 1
6
Emi Mansur
50
42
8
-2,22
4,93
1. Merumuskan Hipotesis Nihil
7
Hendri
42
34
8
-2,22
4,93
2. Membuat Tabel Kerja
8
Sukriyadi\
58
42
16
N N
= Jumlah sampel
∑
= Sigma { jumlah )
d2
=
d dikuadratkan ( I.B. Netra, 1980 )
Langkah-langkah Menganalisa Data
5,78
33,4 1
31
9
Haekal Saumadani
74
50
24
14,67
215, 21
10
Malikus Sagir
50
42
8
-2,22
4,93
11
Rizal Yakub
58
50
8
-2,22
4,93
12
Dedi Irawan
66
58
8
-2,22
4,93
13
Edi Ansori
58
50
8
-2,22
4,93
14
M. Taufik
42
42
0
-10,22
104, 45
15
Misbah
58
50
8
-2,22
4,93
16
Saepudin
66
58
8
-2,22
4,93
17
Rony Alpian
58
42
16
5,78
33,4 1
18
Ilham Hadinata
66
50
16
5,78
33,4 1
10 28
84 4
18 4
t=
10,22 640,46 18 (17)
=
10,22 640,46 306
=
10,22 2,093
t = 10,22 = 7,097
Jumlah
640, 46
Keterangan : Mi
= 1028 = 57,11 18
Mii
= 844 = 46,89 18
Md
= = 184 = 10,22 18
c. Mendistribusikan data ke dalam rumus Setelah kita mengetahui nilai M1, M2, D, d, d2 maka langkah selanjutnya mendistribusikan nilai kedalam rumus, dan rumus yang dipakai untuk menganalisa data ini adalah rumus t-test : t= MI - MII
d. Menguji nilai t Setelah mendapatkan nilai t-hitung dengan dF (N-1) yaitu = 18-1 = 17 dalam taraf signifikansi 5% maka t-hitung menunjukan angka 7,097 sedangkan nilai t-tabel menunjukan angka 2,110. Untuk menolak hipotesis nihil (Ho) atas dasar signifikansi 5% maka t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Dengan taraf signifikansi 5% maka t-hitung 7,097 >t-tabel 2,110 e. Menarik kesimpulan Berdasarkan hasil analisis menggunakan data diperoleh bahwa nilai rata-rata pemain yang passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata pemain yang passing dan stop bola dengan kaki bagian luar, oleh karena itu hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada perbedaan passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada pemain sepak bola PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat Tahun 2011. D. PEMBAHASAN
∑d2 N(N-1) t = 57,11 – 46,89 640,46 18 (18-1)
Sepak bola merupakan permainan beregu dan membutuhkan kerjasama dalam satu tim serta keterampilan individu sangat dibutuhkan seperti dalam hal passing dan stop bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar, hal tersebut termasuk keterampilan dasar dari setiap permainan sepak bola. Kekurangan keterampilan passing and stop bola akan mengakibatkan lepasnya bola dari pemain
32
dan membuang kesempatan untuk mencetak gol . Berdasarkan hasil penelitian ini ada perbedaan passing and stop bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar, yang mana pemain yang melakukan passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam, kaki agak ringan sehingga sangat mudah dalam pelaksanaannya serta hasilnya lebih banyak sedangkan dalam melakukan passing dan stop bola dengan kaki bagian luar, kaki dari para pemain agak sedikit kaku dan ini disebabkan karena takut ujung kaki atau ujung sepatunya mengenai tanah. Dengan demikian bahwa keterampilan passing dan stop bola dengan kaki bagian luar dalam permainan sepak bola pada pemain sepak bola PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat Tahun 2011. Passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar berhasil dengan baik atau menuju daerah sasaran apabila seorang pemain memiliki kemampuan dasar dalam permainan sepak bola. E. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data pada BAB IV, menunjukan t-hitung lebih besar dari t-tabel (7,097 > 2,110) pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa “ Ada perbedaan passing dan stop bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada pemain sepak bola PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat Tahun 2011”. Perbedaan tersebut menunjukan bahwa passing dan stop bola yang dilakukan dengan kaki bagian dalam lebih baik dibandingkan
dengan passing dan stop bola dengan kaki bagian luar.
DAFTAR PUSTAKA Dien Indra Kusuma Amir, Menyusun SoalSoal Tes, Lembaga Pendidikan Malang Tahun 1972 Dinata Marta, Dasar-Dasar Mengajar Sepak Bola, Cerdas Jaya, Tahun 2003 Faisal
Sunafiah, Metodelogi Penelitian Ilmiah, Usaha Jakarta, Tahun 1982
Hadi Sutrisno, Metodelogi Penelitian, Audi Offset, Yogyakarta Tahun 1991 Luxbacher Joe, Taktik Dan Teknik Bermain Sepak Bola, Raja Grafindo Persada Jakarta, Tahun 2001. Netra I.B, statistik infrensial, bina usaha, surabaya, 1972 Nurhasan, Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga, Karunia Universitas Terbuka Tahun 1986. Slamet. SR, Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan, Pustaka Mandiri, Tahun 1994. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Pustaka Setia,Bandung 7 Maret 2001. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta, Tahun 2002 Surya Brata, Sumardi, Metodelogi Penelitian, Raja Grafindo Persada Jakarta,Tahun 2003 Sutaryano Ahyar Y. dkk, Pedoman Penulisan Skripsi IKIP Mataram. Tahun 2003
33
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUHNYA LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAIANAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 IKA AHMAD ARIF R., S.PD.,M & HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN ABSTRAK
Kata Kunci : Kekuatan Otot Bahu dan Jauhnya Lemparan Kedalam Permainan sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang paling terkenal di dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri, bahkan di Indonesia olahraga ini sangat banyak peminatnya. Pertandingan sepak bola tidak hanya dilaksanakan antar klub saja, namun sering juga diadakan antar instansi, antar sekolah dan antar perguruan tinggi. Pada suatu pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh klub-klub yang terkenal dengan pemainpemain yang mempunyai teknik tinggi, seorang berani membeli karcis walaupun harganya relatif mahal. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan penelitian yang diajukan adalah " Apakah ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap jauhnya lemparan ke dalam dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu semester I tahun pelajaran 2014/2015. Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya, maka analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam dalam permaianan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu semester I tahun pelajaran 2014/2015 adalah analisis statistik korelasi Product Moment. Dari hasil uji korelasi rxy menujukan nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka besarnya taraf signifikan 5% dan N sebesar 25, ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel adalah 0.396. Kenyataan ini menujukan bahwa nilai rxyyang diperoleh dari hasil analisis data sebesar 0,983. Berada di atas angka batas penolakan hipotesis nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy = 0,983 > r tabel 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu semester I tahun pelajaran 2014/2015”. A. PENDAHULUAN Permainan sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang paling terkenal di dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri, bahkan di Indonesia olahraga ini sangat banyak peminatnya. Pertandingan sepak bola tidak hanya dilaksanakan antar klub saja, namun sering juga diadakan antar instansi, antar sekolah dan antar
perguruan tinggi. Pada suatu pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh klub-klub yang terkenal dengan pemain-pemain yang mempunyai teknik tinggi, seorang berani membeli karcis walaupun harganya relatif mahal. Untuk menjadi pemain sepak bola yang berprestasi, di samping harus memenuhi persyaratan fisik yang baik
34
seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, kelenturan dan lain-lain, juga dituntut untuk menguasai teknik-teknik dasar yang baik seperti teknik dasar mengiring, menendang, melempar, mengoper dan menghentikan serta menyundul bola. Melempar bola merupakan salah satu teknik yang kurang mendapat perhatian oleh para pelatih, padahal teknik tersebut sering menjadi penyebab terjadinya gol, karena melempar akan lebih terarah ke tujuan yang kita inginkan. Walaupun lemparan ke dalam tidak dapat dilakukan untuk mencetak gol secara langsung dalam permaianan sepak bola. Jika k i t a perhatikan, tidak sedikit para pemain yang mampu melempar bola dari pinggir garis samping sampai di depan gawang lawan sehingga dapat tercipta gol baik dengan cara ditendang' ataupun disundul. Kemampuan pemain untuk dapat melempar bola sedemikian jauh, kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelenturan otot punggung, kekuatan ataupun daya ledak otot bahu, sikap dan posisi badan saat melakukan lemparan ke dalam dan sebagainya. 1. Sepak Bola Sepak bola merupakan olahraga yang berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11 orang dalam satu tim atau regu. Permainan ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa dan orang tua baik laki-laki maupun perempuan. Permainan sepak bola yang sangat terkenal saat ini, menurut sejarah diakui oleh beberapa Bangsa dan Negara berasal dari mereka dengan nama yang diberikan sendiri-sendiri seperti misalnya Tsu-Chiu (Cina), Episkyros (Yunani), Dakiu (Jepang) dan sebagainya. Namun peraturan permainan dan pertandingan sepak bola telah diakui oleh seluruh dunia berasal dari Inggris, hal ini dikaitkan dengan berdirinya Engkish Football Assosiation yang didirikan pada tahun 1863, atas dasar ini pula maka dikatakan bahwa sepak bola berasal dari Inggris.
Seorang pemain sepak bola, agar mencapai prestasi yang baik dituntut memenuhi persyaratan fisik, Teknik, taktik dan mental yang baik. Persyaratan fisik yang dimaksud antara lain kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, sedangkan yang berhubungan dengan faktor mental dan taktik, diperlukan kerjasama yang baik dalam suatu pelaksanaan pertandingan. Di samping faktor-faktor tersebut di atas, faktor teknik juga sangat penting untuk mendapatkan perhatian dalam upaya pembinaan prestasi sepak bola. Adapun beberapa macam teknik dasar yang perlu mendapat perhatian, menurut Mirman (1998) adalah sebagai brikut: a. Teknik gerak tanpa bola Teknik gerak tanpa bola terdiri dari: 1) Teknik lari 2) Teknik melompat 3) Teknik gerak tipu badan b. Teknik gerak dengan bola Tenik gerak dengan bola terdiri dari: 1) Teknik menendang 2) Teknik menerima bola 3) Teknik menggiring bola 4) Teknik menembak kearah sasaran Di samping teknik-teknik tersebut di atas, menurut Mirman ada beberapa teknik lain yang perlu dikembangkan sendiri, yaitu: (1) Teknik menyundul bola. (2) Teknik mengoper bola. (3) Teknik melempar bola (4) Teknik merampas bola. (5) Teknik penjaga gawang Sedangkan Ijatna dan Hasibuan (2005) menyebutkan ada beberapa Teknik dasar dalam permainan sepak bola yakni : 1) Teknik Badan, yang terdiri dari : a) Teknik lari b) Teknik lompat c) Gerak tipu dengan badan d) Sikap pertahanan 2) Teknik Dengan Bola, yang terdiri dari: a) Kicking (menendang bola) b) Menyundul bola (heading) c) Checking dan trapping (menerima/menahan) d) Dribling (menggiring bola)
35
e) Tricking one opponent (menipu lawan dengan bola) f) Tackling (merebut bola) g) Throw in (lemparan kedalam h) Goal keeping Selanjutnya dijelaskan bahwa lemparan kedalam (throw in) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Posisi tangan 1) Kedua tangan diletakkan pada samping bola dan saling berhadapan 2) Kedua tangan diletakkan berdampingan pada bagian bola yang berlawanan dengan arah lemparan b. Posisi kaki 1) Kedua kaki diletakkan dengan posisi kedua ujung kaki sejajar dengan garis samping (melempar dengan berdiri ditempat) 2) Salah satu kaki diletakkan didepan kaki yang lain. Kedua kaki diletakkan dengan posisi kedua kaki sejajar dengan garis samping dan Inside Foot dari kaki depan menghadap lapangan 3) Kedua kaki diletakkan dengan posisi kedua kaki sejajar dengan garis samping Outside Foot dari kaki dengan menghadap kedalam lapangan. 2. Kekuatan Otot Lengan Kekuatan merupakan salah satu unsur dari aspek fisik yang memberikan hubungan terhadap peningkatan kemampuan penampilan seseorang. Hampir semua cabang olahraga membutuhkan unsur tersebut, seperti sepakbola, bolavoli, panjat tebing, dayung, karate, pencak silat,. tae kwon do dan sebagainya digunakan pada saat menendang (kekuatan otot tungkai). Sedangkan kekuatan otot lengan dibutuhkan pada saat mengangkat beban, menolak, melempar dan Iain-lain pada setiap cabang olahraga yang memerlukan gerakan-gerakan tersebut. Mengenai pengertian tentang kekuatan, ada beberapa pakar memberikan definisi sebagai berikut : Menurut Sajoto (1988), yang dimaksudkan dengan kekuatan otot
lengan adalah kemampuan seorang atlet pada saat menggunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Sedangkan Harsono (1993) memberikan pengertian kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Suharno (1993) menyatakan bahwa kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktifitas olahraga. Dari beberapa pengertian tesebut di atas dapat dijabarkan pula bahwa kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi beban dengan berat dan waktu tertentu. a. Macam-macam kekuatan Ditinjau dari aktifitas geraknya menurut Suharno (1993) kekuatan terdiri dari beberapa macam, yakni: 1) Kekuatan maksimal, yaitu kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan/menahan dan memindahkan beban maksimal pula (dalam perlombaan angkat besi) 2) Explosive power (kekuatan daya ledak) ialah kemampuan sebuah atau sekolompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengna kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. 3) Daya tahan kekuatan (power endurance) adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya (mendayung, balap sepeda, berenang) b. Faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan Suharno (1993) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menentukan baik atau tidaknya kekuatan, yaitu antara lain: 1) Besar kecilnya potongan melintang otot. 2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban
36
3) Besar kecilnya rangka tubuh 4) Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP) 5) Umur dan jenis kelamin 6) Latihan yang intensif c. Ciri-ciri umum latihan kekuatan otot lengan Dalam memberikan latihan kekuatan, Suharno (1993) menyatakan harus memenuhi ciri-ciri umum sebagai berikut : 1) Harus melawan/menahan beban berat badan sendiri atau tambahan beban diluar berat badan (barbell, dumbell, push up dll). 2) Isotonik dengan gerak dinamis 3) Isometrik dengan gerak statis 4) Isokinetik 5) Mengangkat, mendorong, menarik, menahan dan menggendong beban 3. Lemparan ke dalam (Throw in) a. Pergertian Lemparan ke Dalam (Throw in) Lemparan ke dalam merupakan salah satu cara untuk memulai kembali permainan dalam sepak bola dengan cara melempar bola menggunakan tangan. Lemparan ke dalam yang dilatih terusmenerus sehingga memiliki akurasi yang baik dan tenaga yang cukup, dapat menjadi senjata untuk membuka peluang dalam mencetak gol. Ada beberapa pakar yang memberikan definisi sebagai berikut : Menurut Sajoto (1988), yang dimaksudkan dengan lemparan ke dalam adalah kemampuan seorang atlet pada saat menggunakan otot-ototnya pada saat bermain dan melakukan lemparan sejauh mungkin dalam waktu kerja tertentu. Sedangkan Harsono (1993) memberikan pengertian bahwa lemparan ke dalam adalah kemampuan pemain untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan untuk membuka peluang dalam mencetak gol. b. Teknik lemparan ke dalam (throw in) Teknik melakukan throw in atau lemparan kedalam pada permainan
sepak bola bukanlah suatu hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Dengan teknik yang tepat, sebuah gol bisa berawal dari sebuah lemparan kedalam. Lemparan kedalam memang terlihat sederhana. Namun, setiap pemain yang akan melakukannya harus terlebih dahulu memahami beberapa hal penting tentang lemparan kedalam, seperti cara melempar yang baik dan benar, kepada siapa harus memberikan bola dan yang paling penting adalah harus mengetahui aturan dalam melakukan lemparan kedalam. Berikut ini adalah peraturan dalam melakukan lemparan kedalam pada permainan sepak bola: 1) Pemain harus melemparkan bola dengan kedua tangan. 2) Posisi bola sebelum dilempar berada dibelakang kepala dan dilepas melewati atas kepala. 3) Arah lemparan harus menghadap ke dalam lapangan. 4) Kedua maupun salah satu kaki tidak boleh diangkat atau melakukan lompatan pada saat melakukan lemparan. Oleh karena itu perlu beberapa teknik untuk melakukan lemparan kedalam dengan baik dan benar serta dapat dimanfaatkan oleh teman satu tim untuk dikonfersikan menjadi sebuah peluang bahkan menjadi sebuah gol. 1) Sebelum melakukan lemparan pikirkan terlebih dahulu dengan cepat kepada siapa atau kemana akan memberikan bola, jangan tergesa – gesa untuk segera melakukan lemparan, tidak tergesa – gesa bukan berarti lambat, tetapi pemain tidak boleh gegabah dalam melakukan lemparan. Pemain juga dapat mengelap bola bila keadaan bola licin karena keadaan bola yang licin dapat mempengaruhi akuransi dan kekuatan lemparan. 2) Lemparan kedalam harus dilakukan dengan kedua tangan sementara kedua kaki harus tetap menginjak tanah. Jika
37
ingin melempar dengan keras pelempar bisa berlari terlebpih dahulu untuk mengambil ancang-ancang, hal ini bertujuan untuk menambah kekuatan lemparan. Selain itu, lemparan harus sulit dijangkau oleh lawan terutama dengan heading, untuk itu pelempar dapat melemparkan bola tersebut agar menimbulkan efek menukik, sehingga bisa memberikan umpan yang tepat kepada teman, pelempar juga dapat memanfaatkan lemparan jauh ini untuk memberikan umpan seperti umpan crossing, dengan catatan posisi lemparan kedalam dekat dengan gawang. 3) Jika ingin memberikan bola pada teman yang posisinya dekat dengan pelempar, cukup melempar dengan pelan, usahakan tepat di dada, paha, atau kakinya sehingga mudah di kuasai. Pelempar juga bisa melakukan umpan terobosan dengan melempar bola ke ruang kosong yang mudah bagi teman untuk menjangkaunya dengan berlari, karena pada saat melakukan lemparan kedalam, peraturan off side tidak berlaku, maka pelempar bebas melemparkan kemana saja bola tersebut dan tidak perlu khawatir teman pelempar akan terjebak off side. Adapun teknik lemparan ke dalam dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Teknik lemparan kedalam Tips untuk melakukan lemparan kedalam adalah, segera melakukan lemparan pada saat lawan belum
berkonsentrasi, tetapi tidak boleh tergesa – gesa, dan teman yang diberi bola harus siap untuk memanfaatkan umpan dari pelempar. Hal ini sangat penting terutama pada saat tim pelempar sedang tertinggal dan harus segera mencetak gol, selain itu juga dapat menghemat waktu beberapa detik, karena setiap detik dalam pertandingan sepak bola sangatlah berarti. B. METODELOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat kuasal komparatif. Penelitian kuasal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan, sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari factor yang menjadi penyebab malalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari factor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hai ini ada unsure membandingkan antara dua atau lebih variabel (Fraenkel dan Wallen, dalam Riyanto, 2001 : 34). 2. Sumber Data 1) Data primer atau data utama adalah jenis data yang berkaitan langsung dengan objek penelitian yang meliputi : hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan jauhnya lemparan kedalam. 2) Data skunder atau data pendukung adalah data yang diperoleh pada jumlah siswa SMA Negeri 2 Dompu Tahun 2014/2015, jumlah bola, atau data pendukung lainnya. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi penelitian adalah siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu Tahun 2014/2015 yang berjumlah 118 orang. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan ditentukan berdasarkan
38
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini, Suharsimi (1998:120) mengatakan bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka diambil seluruhnya sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah populasi lebih besar dari 100, boleh diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih dalam penelitian ini. Adapun jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: No. Kelas Populasi 1. XA 33 2. XB 28 3. XC 29 4. XD 28 Jumlah 118 Orang Sumber : SMA Negeri 2 Dompu b. Sampel Sampel adalah “Sebagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu” (J. Suprapto, 1998: 43). Ahli lain mengatakan pula bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti” (S. Margono, 1997: 44). Sampel adalah ”sebagian wakil dari populasi yang diteliti”, (Suharsimi, 2006:131). Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggenaralisasikan hasil penelitian sampel. Menurut Sugiyono (2011 : 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakreristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karna keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari jumlah populasi itu. Apa yang dipelajari dari jumlah sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul resepresentatif (mewakili). Jadi sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti untuk dapat
mewakili populasi yang ada maka peneliti menggunakan ”Propotional Random Sampling”, dengan alasan tiaptiap individu dalam populasi diberikan kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara : ketika jumlah populasi kurang dari 100 maka dapat di ambil 1015% dan apabila jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat digunakan 20-25% sehingga dapat mewakili populasi (Arikunto, 2005 : 139). Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka peneliti menentukan cara pengambilan sebesar 20% agar dapat mewakili dari jumlah populasi dengan menggunakan teknik propotional random sampling”. Adapun jumlah sampel (siswa) yang diambil dari keseluruhan kelas X yang memenuhi ciri-ciri populasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2 sampel penelitian No. Kelas Populasi Sampel 1. XA 33 x 20 7 % 2. XB 28 x 20 6 % 3. XC 29 x 20 6 % 4. XD 28 x 20 6 % Jumla 118 25 h Orang Orang Sumber : Data primer diolah Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data-data tentang hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah instrumen tes, yaitu tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola yang dilakukan sebanyak tiga kali dan hasil yang terbaik yang diambil sebagai data penelitian. Pelaksanaan tes lemparan kedalam ini di lakukan dari garis pinggir lapangan, dilakukan sedemikian rupa seperti pada pertandingan sepak bola. Sedangkan untuk memperoleh data-data tentang kekuatan otot lengan sebagai
39
variabel bebas dilakukan dengan tes push-up. Adapun alat-alat penunjang instrumen penelitian untuk metode tes kekuatan otot lengan dan lemparan kedalam pada permainan sepak bola adalah sebagai berikut: 1. Alat pengukur (meteran) 2. Lapangan 3. Bola 4. Alat tulis. 5. Pluit 6. Bendera, dan 7. Rool meter.
1. a.
b. 1)
2)
2.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Metode Test Perbuatan Test Dalam buku Evaluasi Pendidikan dijelaskan bahwa : “Test adalah alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian” (Indrakusuma, 1998: 28). Ahli lain mengatakan bahwa: “Test adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian terhadap suatu subyek ataupun obyekobyek tertentu untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat” (Suharsimi Arikunto, 1998: 44). Dalam penelitian ini, menggunakan metode test perbuatan, untuk mengetahui hubungan kekuatan otot bahu dengan jauhnya lemparan kedalam dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis-jenis Test Test lemparan kedalam pada permainan sepak bola yang dilakukan sebanyak tiga kali dan hasil yang terbaik yang diambil sebagai data penelitian. Test kekuatan otot lengan yang dilakukan dengan menyuruh siswa melakukan push-up. Metode Dokumentasi
Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa “Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistimatis”. (Ine Amirman Yousda, 1993:77). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa: “Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data atau hal-hal yang berupa catatan transkrip” (S. Margono, 1997: 117). Sehubungan dengan penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai metode bantu untuk mengetahui data tentang jumlah dan nama-nama siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data-data penelitian menggunakan metode dokumentasi yaitu tes perbuatan. Metode tes digunakan untuk memperoleh data-data tentang variabel terikat yaitu data mengenai hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola, sedangkan data-data tentang variabel bebas yaitu data-data kekuatan otot bahu diperoleh dengan tes kekuatan otot bahu yang dilakukan dengan menggunakan hand grip dinamometer, sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mencatat data-data tentang identitas subyek penelitian ( nama dan kelas ) serta data-data hasil tes lemparan kedalam dan data-data hasil tes kekuatan otot bahu. Adapun penggunaan metode observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah proses pengumpulan data dilakukan dengan benar atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengumpulan data-data penelitian adalah sebagai berikut : a. Langkah Persiapan Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Menentukan sampel penelitian.
40
2) Menentukan/menyiapkan tenaga pembantu dalam pelaksanaan pengumpulan data. 3) Menyiapkan alat dan fasilitas yang digunakan untuk melaksanakan pengukuran kekuatan otot bahu dan lemparan kedalam pada permainan sepak bola. 4) Alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan otot bahu adalah Hand Dinamometer, sedangkan untuk lemparan kedalam digunakan beberapa buah bola sepak. b. Tahap Pelaksanaan Hal-hal yang dilakukan pada langkah ini adalah sebagai berikut : 1) Menjelaskan tentang cara-cara pelaksanaan pengukuran kekuatan otot bahu dan tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola kepada seluruh subyek penelitian . 2) Melaksanakan pengukuran kekuatan otot bahu dengan cara : subyek berdidri sejajar dengan alat pengukur didepan dada, kemudian setelah posisi awal benar selanjutnya/hand dynamometer/ditarik dengan kekuatan maksimal yang dimiliki para subyek, angka yang tertera pada alat pengukur menunjukkan skor kekuatan yang dimiliki. Pelaksanaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan skor yang terbaik digunakan untuk data penelitian. 3) Melaksanakan tes lemparan kedalam pada permaian sepak bola dengan cara : subyek berdiri dibelakang garis samping lajpangan dengan posisi kaki sejajar/salah satu kaki didepan kaki yang lain, selanjutnya melakukan lemparan kedalam dengan kemampuan maksimal. Jarak lemparan yang dihasilkan menunjukkan skor dari kemampuan melakukan lemparan kedalam subyek. Pelaksanaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan jarak lemparan yang terjauh digunakan sebagai data penelitian. c. Tahap Akhir.
Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengolah dan menganalisis data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data-data dari hasil pengukuran kekuatan otot bahu dan hasil tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola. Teknik Analisa Data Data yang terkumpul selama mengadakan penelitian perlu diinterpretasikan dengan penuh penelitian, keuletan secara cermat sehingga akan mendapat suatu kesimpulan tentang suatu penelitian dengan baik. Metode yang dipergunakan untuk mengolah data disebut metode pengolahan data. Dan dalam menganalisis data digunakan analisis statistik. Didalam analisis data-data diperoleh lebih dahulu harus dibuktikan kebenarannya dan kevaliditasannya. Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya, maka analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam pada permaianan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu adalah analisis statistik Korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut : N x y xy rxy = N x 2 ( x 2 ) y 2 (y 2 ) Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah sampel yang diteliti x = Jumlah skor variabel X y = Jumlah skor variabel Y x 2 = Jumlah kuadrat variabel X y 2 = Jumlah kuadrat variabel Y xy = Jumlah perkalian variabel X dan variabel Y (Arikunto Suharsimi, 2002:177) Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penganalisis data
41
1. 2. 3. 4. 5.
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Merumuskan hipotesis nihil (ho) Menyusun tabel kerja Mcmasukkan data kedalam rumus Mencari nilai rxy Menarik kesimpulan
Tabel 4 :Data Tentang Nama Subyek Penelitian kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
C. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data-data mengenai identitas siswa yang menjadi subyek penelitian dan data-data dari variabel terikat yaitu data tentang hasil penukuran kekuatan otot bahu sebagai variabel bebas serta data-data tentang hasil tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola sebagai variabel terikat. Data-data tentang identitas siswa diperoleh pada saat awal penelitian yaitu pada saat penentuan sampel sebagai subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada atau tidak pengaruh kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam pada peramainan sepak bola, maka dilakukan uji korelasi dari hasil pengukuran kekuatan otot bahu dan hasil tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola subyek penelitian dengan mengunakan analisis Statistik Korelasi Product Moment yang sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun data-data tersebut dipaparkan pada tabel-tabel berikut ini: Tabel 3 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Hari / tanggal Rabu 6, 13 Agustus 2014
Kamis 7, 14 Agustus 2014
Waktu
Materi
16.30 – 18.00
Tes Pengukuran Kekuatan Otot Bahu Pada Subyek
16.30 – 18.00
Tes Lemparan Kedalam Pada Permainan Sepak Bola
Nama Siswa 2 Abdul Haris Agus Suntoro Ardiansyah Putra M. Ali M. Arwinda M. Taufikurrahman Syamsuddin A. Haris Adi Hariyanto Ardian Muh Akbar Supriadin Yaser Endri Kuswanto Fajril Ikhsan Moh. Irma Purnawarman Wasis Atmaji Dedi Farirahman Rizki Saputra Jery Sukriyadin Suriasyah
Kela s 3 X-A X-A X-A X-A X-A X-A X-A X-B X-B X-B X-B X-B X-B X-C X-C X-C X-C X-C X-C X-D X-D X-D X-D X-D X-D
Umur 4 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 17 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 16 Tahun 16 Tahun 17 Tahun
Sumber data : SMA Negeri 2 Dompu Tabel 5 : Data tentang hasil pengukuran kekuatan otot bahu subyek penelitian kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015. No.
Nama Siswa
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
2 Abdul Haris Agus Suntoro Ardiansyah Putra M. Ali M. Arwinda M. Taufikurrahman Syamsuddin A. Haris Adi Hariyanto Ardian Muh Akbar Supriadin Yaser Endri Kuswanto Fajril Ikhsan Moh. Irma Purnawarman Wasis Atmaji Dedi Farirahman Rizki Saputra Jery Sukriyadin Suriasyah
Kekuatan Otot Bahu 3 36 34 25 36 27 36 24 30 30 29 40 42 33 31 28 30 31 25 30 37 23 32 33 39 40
Sumber : Data primer diolah
42
Tabel 6 Data Tentang Hasil Tes Lemparan Kedalam Subyek Penelitian kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 N o .
Nama Siswa
Abdul 1 Haris Agus 2 Suntor o Ardian 3 syah Putra 4 M. Ali M. 5 Arwind a M. Taufik 6 urrahm an Syams 7 uddin A. 8 Haris Adi 9 Hariya nto 1 Ardian 0 1 Muh 1 Akbar 1 Supriad 2 in 1 Yaser 3 Endri 1 Kuswa 4 nto 1 Fajril 5 1 Ikhsan 6 1 Moh. 7 Irma 1 Purnaw 8 arman 1 Wasis 9 Atmaji 2 Dedi 0 2 Farirah 1 man 2 Rizki 2 Saputra 2 Jery 3 2 Sukriya 4 din 2 Suriasy 5 ah
Pengukuran Tes Lemparan Kedalam Menggunakan (meter) I 11,09 M
II 11,10 M
III 14,08 M
11,07 M
14,07 M
12,02 M
14,07 M
10,18 M
12,10 M
12,18 M
12,18 M
12,66 M
11,61 M
10,66 M
12,66 M
14,98 M
14,10 M
12,98 M
14,98 M
12,10 M
11,22 M
15,10 M
15,10 M
11,36 M 15,52 M
13,30 M 13,53 M
14,36 M 12,52 M
11,13 M
10,22 M
11,11 M
12,11 M 11,78 M 13,10 M 11,06 M
11,11 M 12,77 M 12,81 M 11,61 M
10,12 M 12,12 M 13,81 M 10,61 M
10,60 M
11,10 M
11,60 M
13,67 M 11,52 M 15,00 M 11,80 M 13,48 M 14,10 M 12,28 M 12,71 M 14,82 M 16,34 M 15,70 M
12,67 M 12,12 M 14,30 M 12,10 M 14,38 M 13,38 M 13,80 M 14,69 M 15,72 M 14,35 M 13,80 M
13,25 M 12,52 M 16,00 M 12,80 M 12,38 M 14,38 M 14,28 M 12,69 M 13,72 M 15,33 M 14,70 M
Terbaik 14,08 M
14,36 M 15,52 M 11,13 M 12,11 M 12,77 M 13,81 M 11,61 M 11,60 M 13,67 M 12,52 M 16,00 M 12,80 M 14,38 M 14,38 M 14,28 M 14,69 M 15,72 M 15,33 M 15,70 M
Sumber : Data primer diolahTabel 7 Data Tentang Kekuatan Otot Bahu dan Hasil Lemparan Kedalam kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 No.
Nama Siswa
1 1 2 3
2 Abdul Haris Agus Suntoro Ardiansyah Putra M. Ali M. Arwinda M. Taufikurrahman Syamsuddin A. Haris Adi Hariyanto Ardian Muh Akbar Supriadin Yaser Endri Kuswanto Fajril Ikhsan Moh. Irma Purnawarman Wasis Atmaji Dedi Farirahman Rizki Saputra Jery Sukriyadin Suriasyah
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kekuatan otot bahu (X) 3 36 34 25
Lemparan kedalam (Y) 4 14,08 14,07 12,18
36 27 36
12,66 14,98 15,10
24 30 30 29 40 42 33 31
14,36 15,52 11,13 12,11 12,77 13,81 11,61 11,60
28 30 31 25 30 37 23 32 33 39 40
13,67 12,52 16,00 12,80 14,38 14,38 14,28 14,69 15,72 14,38 15,70
Sumber : Data primer diolah 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan Hipoteis Nol (Ho) Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (kerja) yang menyatakan bahwa “Ada hubungan kekuatan otot bahu terhadap jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”. Untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesis kerja tersebut harus dirubah dahulu menjadi hipotesis nol, sehingga hipoteisisnya berbunyi “Tidak ada hubungan kekuatan otot bahu terhadap jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”.
43
b. Menyusun Tabel Kerja Untuk kebutuhan pengolahan data hasil pengukuran kekuatan otot bahu dan hasil tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola dibutuhkan tabel kerja sebagai berikut: Tabel 8 Tabel Kerja Penghitungan Pengaruh Kekuatan Otot Bahu (X) Terhadap Jauhnya Lemparan Kedalam Pada Permainan Sepak Bola (Y) No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. N
(X) 3 36 34 25 36 27 36 24 30 30 29 40 42 33 31 28 30 31 25 30 37 23 32 33 39 40 ∑X
(Y) 3 14,08 14,07 12,18 12,66 14,98 15,10 14,36 15,52 11,13 12,11 12,77 13,81 11,61 11,60 13,67 12,52 16,00 12,80 14,38 14,38 14,28 14,69 15,72 14,38 15,70 ∑Y
X2 4 1296 1156 625 1296 729 1129 576 900 841 1600 484 1089 961 784 900 961 625 2025 900 1369 529 1024 1089 1521 900 ∑X2 = 25,309
Y2 5 198,25 197,96 148,35 160,28 224,40 228,01 206,21 240,87 123,88 146,65 163,07 190,72 134,97 134,56 186,87 156,75 256 163,84 206,78 206,78 203,92 215,80 247,12 235,01 246,49 ∑Y2 = 4823,36
XY 6 506,88 478,38 304,5 455,76 404,46 543,6 344,64 465,6 322,77 484,4 280,94 455,73 395,91 324,8 410,1 388,12 400 576 431,4 532,06 328,44 470,08 518,76 597,87 471 ∑XY = 10.855,96
Sumber : Data primer diolah c. Memasukan Data Kedalam Rumus (Analisa Data) xy rxy = ( x 2 )( y 2 ) rxy =
10.855,96
(25.309 )(4.823,36) 10.855,96 0,983 rxy = 11.084,73 d. Menguji nilai “rxy”. Dari hasil analisis data dengan uji korelasi dua variabel penelitian mengunakan teknik Korelasi Produt Moment, diperoleh nilai hitung xy sebesar 0.983, dengan besarnya angka pada tabel nilai r dengan taraf signifikan 5% dan N = 25 adalah 0,396.
e. Menarik Kesimpulan Dari hasil uji korelasi rxy menujukan nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka besarnya taraf signifikan 5% dan N sebesar 25, ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel adalah 0.396. Kenyataan ini menujukan bahwa nilai rxyyang diperolemh dari hasil analisis data sebesar 0,983. Berada di atas angka batas penolakan hipotesis nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy = 0,983 > r tabel 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan ke dalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”. D. PEMBAHASAN Penelitian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil lemparan kedalam pada permaianan sepak bola penting dilakukan karena kemampuan jauhnya lemparan kedalam dapat membantu terciptanya gol. Dalam permainan sepak bola, apabila terjadi lemparan ke dalam di dekat garis gawang maka bola dapat dilempar kedepan mulut gawang sehingga berpeluang untuk menciptakan gol baik di lakukan dengan mungunakan tendangan ataupun dengan sundulan (heading). Penelitian yang bertujuan “Mengetahui hubungan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”. Ini menujukan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permainan sepak bola, hal ini menjadi informasi penting bagi para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta pelatih dalam melakukan pemanduan bakat terhadap para siswa. Dalam pelaksanaan
44
latihan, perhatikan terhadap kekuatan otot bahu perlu diberikan latihan karena telah terbukti dapat meningkatkan jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola. Pelaksanaan latihan harus menerapkan prinsip-prinsip latihan yang benar agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal. Latihan-latihan untuk meningkatkan kekuatan otot bahu dapat dilakukan baik dengan beban badan sendiri maupun dengan bantuan alat. E. PENUTUP Berdasarkan pada analisis data untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan, diperoleh. Berdasarkan taraf signifikan ternyata angka batas penolakan hipotesis Nol yang dinyatakan dalam tabel nilai-nilai r Product Moment besarnya adalah 0,396. Dengan demikian maka hipotesis Nol ditolak dan hipotesis alternatif yang mengatakan “Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 diterima. Hal ini berarti kekuatan otot bahu merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola.
J.
Supraptop. 1993. Prinsip-prinsip Pelatihan. Jakarta. Pusat Pendidikan dan Penataran. Koni pusat.
S. Margono, M.H.1997. Teknik Dasar Sepak Bola. National Cource Conductors Cource seminar 2OO5.ragunan. Jakarta. GermanIndonesian sport Proyect. Netra J.B. 1974. Statistik Inferensial. Surabaya. Usaha Nasional Sajoto, Muhamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahrasa. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan tenaga Kependidikan. Syarifuddin, Aip dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta Depdikbud. Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Suharno,HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Jakarta. Pusat Pendidikan dan Penatara. Jakarta. Koni Pusat. Sujana,
DAFTAR PUSTAKA Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. . 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
Indra
Nana dan Ibrahim.2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar baru Algesindo.
Kusuma P. 1998. Instrumen Pemanduan Bakat At let. Jakarta. Direktorat Olahraga Pelajar. Depdiknas. Pedoman Penulisan Skripsi STKIP Taman Siswa Bima
45
STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK SERVICE MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ABDUL AZIS ABSTRAK Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketetapan service dalam permainan bola voli antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat pada siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima tahun pelajaran 2014/2015”. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang membandingkan antara dua variabel, yakni variabel independen (Ketepatan service dalam permainan bola voli )terhadap variabel dependen (Service tanpa melompatdan Service melompat), rumus yang digunakan adalah rumus t-test. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai ttest yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 11,009, sedangkan nilai t test dalam tabel dengan taraf signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) = 25 adalah 2,064, kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai t-test dalam t-tabel. Dengan demikian ada perbedaan antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan bola voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2014/2015. A. PENDAHULUAN yang sangat menarik bagi siswa selain Permainan bola voli merupakan permainan bola basket, sepak bola dan salah satu cabang olahraga yang cukup berbagai cabang olahraga permainan populer di dunia, hal ini dapat dilihat dari lainnya. Pertandingan-pertandingan bola banyaknya klub-klub bola voli baik yang voli dilaksanakan dalam berbagai dikelola secara amatir maupun kelompok yang masing-masing professional.Pertandingan-pertandingan memperebutkan piala/tropinya sendiriyang diselenggarakan seringkali dipadati sendiri baik yang bersifat amatir maupun oleh penonton walaupun harga tiket professional. masuk cukup mahal.Tampilnya pemainDengan semakin popularitasnya pemain yang mempunyai ketrampilan cabang olahraga ini, mendorong setiap tinggi menjadi suatu tontonan yang orang berusaha untuk meningkatkan sangat menarik, sehingga jarang pemilik keterampilannya memainkan bola, sebab klub berani membayar pemain tersebut dengan keterampilan yang dimilikinya dengan harga yang cukup tinggi.Di akan dapat menjamin masa depannya. Indonesia permainan bola voli Menurut Kosasih (1997: 111), agar merupakan permainan yang sudah seseorang memiliki keterampilan yang memasyarakat, klub-klub bola voli cukup dalam bermain bola voli harus bermunculan yang diorganisir oleh menguasai beberapa teknik dasar seperti: perserikatan masing-masing. teknik passing atas. Teknik passing Dalam pelaksanaan pembelajaran bawah, set up (umpan), smash, bolck Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di maupun service. Sekolah-Sekolah, permainan bola voli Adapun teknik pelaksanaan service merupakan salah satu sub bidang studi secara umum ada dua macam yakni
46
service tanpa melompat dan service melompat. Dari kedua teknik service ini memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri dari cara pelaksanaannya tergantung pada kemampuan masingmasing pemain/atlit. Ada pemain yang tepat dan unggul menggunakan service tanpa melompat dan ada pemain yang tepat dan unggul menggunakan service melompat serta ada pemain yang mampu mengkombinasikan kedua cara atau teknik service tersebut di atas. Namun demikian, belum diketahui dengan jelas dan pasti sejauhmana kedua teknik service tersebut memiliki ketepatan service dalam permainan bola voli. Hal inilah yang perlu diteliti lebih jauh sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul tentang:studi komparatif ketetapan service dalam permainan bola voli antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat pada siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima tahun pelajaran 2014/2015. 1. Sejarah Permainan Bola Voli
Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan yang diciptakan tahun 1895 di Holyoke (Amerika Bagian Timur) oleh William G. Morgan Pembina Pendidikan Jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA). Permainan bola voli di Amerika sangat cepat perkembangannya, sehingga pada tahun 1922 (YMCA) mengadakan kejuaraan bola voli nasional.Kemudian permainan bola voli ini menyebar ke seluruh penjuru dunia. Pada tahun 1947 pertama kali permainan bola voli dipertandingkan di Polandia dengan peserta yang cukup banyak, maka pada tahun 1948 didirikan Federasi Bola Voli Internasional atau International Volley Ball Federation (IVBF) yang waktu itu beranggota 15 negara dan berkedudukan di Paris. Permainan bola voli masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda (sesudah tahun 1928).Perkembangan permainan bola voli
di masyarakat Indonesia sangat cepat.Hal ini terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke- 2 tahun 1951 di Jakarta.Sampai sekarang permainan bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan. Pada Tahun 1955 tepatnya tanggal 22 Januari didirikan Organisasi Bola Voli Indonesia dengan nama Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan ketuanya W.J. Latumeten. Setelah adanya induk organisasi bola voli ini, maka pada tanggal 28 sampai 30 Mei 1955 diadakan kongres dan kejuaraan nasional yang pertama di Jakarta. 2. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Adapun teknik-teknik dasar dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut: a. Passing Passing dapat dikelompokan kedalam dua cara, yaitu : 1. Passing Atas Passing atas adalah mengambil bola dengan jari-jari tangan (Syaifuddin,1997:26). Muhadi (1992:54), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan menggunakan jarijari tangan baik kepada kawan maupun langsung dijatuhkan pada lapangan lawan di atas jaring. Jadi passing atas dalam penelitin ini adalah mengumpan bola dengan menggunakan jari-jari tangan untuk diperlukan kepada pemukul. 2. Passing Bawah Passing bawah adalah mengambil bola atau mengembalikan bola dengan kedua belah tangan disatukan atau dengan satu tangan (Syarifuddin, 1991:29).Muhadi (1992:55), menyatakan bahwa, passing bawah adalah mengambil bola yang ada di bawah badan atau bola dari bawah yang biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagan bawah (dari siku sampai pergelangan tangan yang dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan, maupun langsung ke lapangan lawan melalui diatas jaring.
47
b. Received Received adalah sikap pemain dalam mengambil atau menerima bola pertama hasil service daripada lawan c. Spike Spike adalah gerakan seorang pemain yang bertindak sebagai pemukul dalam permainan bola volly d. Blocking Block adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang berada di dekat net atau jaring untuk membendung Block atau serangan lawan (Syarifuddin, 1997 ) Untuk melakukan gerakan block ini, semestinya harus dilakukan oleh beberapa orang pemain, tujuannya agar ruang untuk bola masuk menjadi lebih sempit dan tidak ada sama sekali sehingga mengurangi peluang angka untuk lawan. Pada umumnya dalam melakukan gerakan blocking, pemain atau atlit yang mempunyai tinggi badan sangat berpengaruh atau sangat bagus dalam hal melakukan gerakan blocking, karena dengan tinggi badan serta daya lentingan yang bagus pula, maka jangkauan pun menjadi lebih panjang sehingga peluang bola untuk masukpun kecil e. Service Cara melakukan service terdiri atas dua, yaitu : 1. Service atas Cara melakukan pukulan permulaan dari petak service dengan cara memukul bola dari atas kepala sebagai usaha menghidupkan bola dalam permainan (Syarifuddin, 1997:24). 2. Service bawah Cara melakukan pukulan permulaan dari petak service dengan tangan dari dari bawah sebagai usaha menghidupkan bola dalam permainan (Syarifuddin, 1997:25). f. Smash Smash adalah pukulan melambung yang keras dan mematikan, yakni memukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka pada bagian belakang
tengah (Syarifuddin,1991:28). Ahli lain berpendapat mengenai pengertian Smash: “ Smash adalah pukulan keras yang dilakukan oleh Spiker (pemukul) dengan tujuan menyerang lawan untuk mendapatkan poin. (Vierra,dkk. 2000:34) 3. Teknik Pelaksanaan Service Tanpa Melompat dan Service Melompat
a.
b.
c. d. e.
f.
1.
a.
Adapun secara umum melakukan service dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut: Berdiri di atas servis, sikap tubuh menghadap jaring, jarak kedua kaki selebar bahu dan disilangkan, berat badan pada kaki belakang, tubuh lemas (rileks). Bola dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan diayunkan ke atas belakang kepala. Lemparkan bola ke atas setinggi jangkauan tangan pukul. Pukul bola dengan cambukan pangkal telapak tangan. Bola dipukul pada bagian tengah belakang otot perut membantu kekuatan pukulan terhadap bola. Setelah memukul bola, berat badan dipindahkan ke kaki depan. (Kosasih, 1994 : 71) Sehubungan dengan penelitian ini, untuk service tanpa melompat dalam pelaksanaannya tidak diawali dengan melompat sementara service melompat dalam pelaksanaannya diawali dengan melompat. Adapun teknik pelaksanaan selengkapnya adalah sebagai berikut: Teknik pelaksanaan service tanpa melompat Adapun teknik pelaksanaan service tanpa melompat adalah sebagai berikut: Berdiri di atas servis, sikap tubuh menghadap jaring, jarak kedua kaki selebar bahu dan disilangkan, berat badan pada kaki belakang, tubuh lemas (rileks).
48
b. Bola dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan diayunkan ke atas belakang kepala. c. Pada saat pelaksanaan pemukulan bola (service) tidak diawali dengan melompat. d. Pukul bola dengan cambukan pangkal telapak tangan. e. Bola dipukul pada bagian tengah belakang otot perut membantu kekuatan pukulan terhadap bola. f. Setelah memukul bola, berat badan dipindahkan ke kaki depan. 2. Teknik pelaksanaan service melompat Adapun teknik pelaksanaan service melompat adalah sebagai berikut: a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh menghadap jaring, jarak kedua kaki selebar bahu dan disilangkan, berat badan pada kaki belakang, tubuh lemas (rileks). b. Bola dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan diayunkan ke atas belakang kepala. c. Pada saat pelaksanaan pemukulan bola (service) diawali dengan melompat terlebih dahulu. d. Pukul bola dengan cambukan pangkal telapak tangan. e. Bola dipukul pada bagian tengah belakang otot perut membantu kekuatan pukulan terhadap bola. f. Setelah memukul bola, berat badan dipindahkan ke kaki depan. (Kosasih, 1994 : 72) 4. Peraturan Permainan Bola Voli 1. Lapangan dan Ukurannya Lapangan permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter, semua garis batas lapangan, garis tengah, garis daerah serang adalah 3 meter (daerah depan). Garis batas itu diberi tanda batas dengan menggunakan tali, kayu, cat/kapur, kertas yang lebarnya tidak lebih dari 5 cm. Lapangan permainan bola voli terbagi menjadi dua bagian sama besar yang masing-masing luasnya 9 x 9 meter.
Ditengah lapangan dibatasi garis tengah yang membagi lapangan menjadi dua bagian sama besar. Masing-masing lapangan terdiri atas daerah serang dan daerah pertahanan. Daerah bebas permanent adalah ruang di atas daerah permainan yang bebas dari segala halangan.Daerah bebas permainan harus memiliki ketinggian minimal 7 m dari permukaan lapangan. Untuk kejuaraan dunia dan pertandingan resmi FIVB, daerah bebas harus berukuran minimal 5 meter dari garis samping dan 8 meter garis akhir. Daerah bebas permainan harus memiliki ketinggian minimal 12,5 meter dari permukaan lapangan. Jaring (Net) Jaring untuk permainan bola voli berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak lebih dari 10 meter dengan petak-petak atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm, tinggi jaring untuk putra 2,43 meter dan putri 2,24 meter, tepian atas terdapat pita putih selebar 5 cm.(Syarifuddin, 1997 : 22) 3. Tongkat atau Rod Di dalam pertandingan permainan bola voli yang sifatnya nasional maupun internasional, di atas batas samping jaring di pasang tongkat atau rod yang menonjol ke atas setinggi 80 cm dari tepi jaring.Tongkat itu terbuat dari bahan fiberglass dengan ukuran 180 cm dengan diberi warna kontras. 4. Bola Bola harus terbuat dari bahan yang lunak (lentur), bentuk bulat dengan di dalamnya dari bahan karet atau semacamnya dan berwarna terang serta bola yang dipergunakan di dalamnya berukuran berat 260 – 280 gram dan keliling bola 65 – 67 cm. 5. Pemain Jumlah pemain dalam lapangan permainan sebanyak 6 orang setiap regu dan ditambah 6 orang sebagai pemain cadangan. 2.
49
6. Cara menghitung Kemenangan Suatu Relli poin Dalam permainan bola voli setiap memenangkan suatu reli memperoleh satu angka. Apabila regu penerima memenangkan suatu reli akan mendapat suatu angka dan mendapat giliran service, akan melakukan pergeseran atau rotasi searah jarum jam. 7.
Cara menghitung Memenangkan Suatu Set Suatu set kecuali set V dimenangkan oleh regu yang lebih dahulu mendapatkan angka 25 dengan minimal selisih dua angka. Dalam kedudukan 24 – 24 permainan dilanjutkan sampai tercapai selisih dua angka. Dalam kedudukan set 2 – 2, maka set penentuan (set V) dimainkan hingga 15 dengan selisih minimal dua angka (16 – 16, 18 – 18 dan seterusnya). 8. Pemain Libero a. Penunjukan pemain libero, yakni: - Setiap tim berhak untuk menunjukkan seorang pemain bertahan “libero” diantara daftar 12 pemain. - Sebelum pertandingan, libero harus terdaftar dalam score sheet pada daftar posisi yang telah disediakan. Nomornya harus terdaftar pada lembar posisi di set pertama. - Libero tidak menjadi kapten regu atau kapten pemain. b. Perlengkapan Libero Libero harus memakai seragam (jaket/topi berdesain khusus), baju kaos harus berwarna kontras dibandingkan anggota tim yang lain, seragam libero harus mempunyai desain yang berbeda tetapi bernomor seperti anggota tim lainnya. c. Gerakan-gerakan libero dalam permainan - Libero diijinkan untuk mengganti setiap pemain di posisi baris belakang. - Libero dibatasi untuk berperan sebagai pemain baris belakang dan tidak diijinkan untuk melakukan serangan
dari manapun (termasuk di lapangan permainan dan didaerah bebas). - Libero tidak diperkenankan service, blok atau mencoba untuk memblok. 9. Menyentuh (Kontak) Net Sentuhan terhadap net bukan merupakan suatu kesalahan, kecuali pemain tersebut menyentuh pada saat berusaha memainkan bola atau dengan sengaja memegang net. 10. Time Out atau Technical Time Out Seluruh time out yang diminta lamanya 30 detik. Untuk Kejuraan dunia dan pertandingan resmi FIVB pada set 1 – 4, terdapat tambahan technical tame out, masing-masing 60 detik, berlaku secara otomatis pada saat tim yang unggul mencapai angka 8 dan 16. Pada saat penentuan (set ke5), tidak ada technical time out, hanya ada dua time out masing-masing 30 detik yang dapat diminta setiap tim. 11. Waktu Selang Seluruh waktu selang antara set adalah tiga menit, waktu selang antara set kedua dan ketiga dapat ditambah hingga 10 menit oleh organisasi yang berhak dengan permintaan dari panitia. 12. Tingkatan Sanksi Adapun tingkatan sanksi dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut: a. Penalti ; suatu sikap kasar yang pertama kali dalam pertandingan oleh anggota tim dikenakan sanksi kehilangan reli. b. Dikeluarkan; seorang anggota tim yang dikenakan sanksi dikeluarkan, tidak dapat bermain untuk sisa dari set dan harus tetap duduk di dalam daerah penalti, dibelakang bangku cadangan regunya tanpa ada konsekuensi yang lain. Pelatih (Coach) yang mendapat penalti kehilangan haknya untuk campur tangan di dalam set dan harus tetap duduk di daerah penalti. c. Diskualifikasi; anggota regu yang dikenakan sanksi diskualifikasi harus meninggalkan daerah kawasan
50
pertandingan untuk sisa pertandingan tanpa ada konsekuensinya yang lain. 13. Kartu-kartu Sanksi Adapun kartu sanksi yang diberikan dalam permainan bola voli yakni: a. Peringatan; secara lisan atau isyarat tangan tanpa kartu b. Hukuman; kartu kuning c. Dikeluarkan; kartu merah d. Diskualifikasi (Syarifuddin, 1997 :24) 5. Studi Perbandingan Antara Service Tanpa Melompat Dengan Service Melompat Terhadap Ketepatan Service Dalam Permainan Bola Voli
Pada kondisi seutuhnya permainan bola voli adalah permainan tim dengan enam pemain. Service yang baik penting bagi permainan tim dan memiliki keahlian ini akan membuat bola voli menjadi pemain tim yang indah. Di samping itu dengan memiliki dan menguasai berbagai teknik service ini akan membuka kesempatan mengolah bola sehingga terbuka kesempatan melakukan pemukulan bola ke arah sasaran. Service dalam permainan bola voli, diantaranya service atas (underhand service) dan service bawah (overhead service) begitu pula halnya dalam pelaksanaannya ada service tanpa melompat dan service melompat. Dari kedua teknik service ini memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri dari cara pelaksanaannya tergantung pada kemampuan masing-masing pemain/atlit. Ada pemain yang tepat dan unggul menggunakan service tanpa melompat dan ada pemain yang tepat dan unggul menggunakan service melompat serta ada pemain yang mampu mengkombinasikan kedua cara atau teknik service tersebut di atas. Berkaitan dengan hal ini, menurut Kosasih (1994 : 47) mengatakan bahwa kegunaan secara khusus dengan menguasai dan menggunakan berbagai teknik dalam service ini adalah dapat membantu ketepatan di saat melakukan shooting itu sendiri.
Dari uraian dan pendapat ahli tersebut di atas, jelaslah bahwa dengan menguasai dan menggunakan berbagai teknik service termasuk teknik service tanpa melompat dan teknik service dengan melompat besar pengaruhnya terhadap ketepatan dalam melakukan service dalam permainan bola voli. Namun demikian, kedua teknik ini dalam pelaksanaannya memiliki cara yang berbeda-beda yang tentunya dapat pula mempengaruhi ketepatan dalam melakukan service itu sendiri. Dengan demikian secara teori dapat dikatakan: Ada perbedaan antara service tanpa melompat dengan service melompat terhadap ketepatan service dalam permainan bola voli. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan diSMP 4 Wera Jalan lintas Wera-Ambalawi Desa Nanga Wera Kecamatan WeraKabupaten Bima. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang membandingkan antara dua variabel, yakni variabel independen (Ketepatan service dalam permainan bola voli )terhadap variabel dependen (Service tanpa melompatdan Service melompat), rumus yang digunakan adalah rumus t-test. 2. Sumber Data
Memperoleh data penelitian ini ditempuh dengan cara mengumpulkan data-data dari beberapa sumber antara lain : a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini menggunakan tes perbedaan ketetapan service dalam permainan bola voli antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat pada siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015.
51
b. Sumber Data Sekunder Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film, sumber tertulis dapat dibagi atas sumber dan majalah dan ilmiah, sumber dari arsip dokumen pribadi dan dokumen resmi. (Moleong,1998;113). Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah sumber dari arsip dokumen pribadi yang berupa data pribadi siswa putra SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Adapun secara konseptual rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: X.1 X.2
Y
Gambar 02 : Rancangan Penelitian Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka: X.1 = Service tanpa melompat X.2 = Service melompat. Y = Ketepatan service dalam permainan bola voli Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian Dalam buku Metode Penelitian dijelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subyek yang mempunyai kualitas serta ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 1994 : 57). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa: “Populasi adalah semua individu baik subyek maupun obyek yang dikenakan perlakuan dalam penelitian” (Mardalis, 1989 : 53). Dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasinya adalah siswa kelas VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 118 orang. Adapun jumlah siswa kelas VIII putra pada masingmasing kelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Tabel.1.Jumlah Siswa Kelas VIII Putra SMPN 4 Wera NO
.
KELAS 1 2 Kelas VIII.A Kelas VIII.B 3 Kelas VIII.C
JUMLAH SISWA
JUMLAH
118 orang siswa
36 orang siswa 37 orang siswa 35 orang siswa
.
Sumber: Absensi Kelas VIII SMPN 4 Wera 2. Sampel Penelitian Sampel adalah: “Sebagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu” (Sugiyono, 1994 : 43). Ahli lain mengatakan pula bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti” (Margono, 1997: 44). Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel disebut teknik sampling. Dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan dijelaskan bahwa: “Teknik sampling adalah cara atau teknik dalam pengambilan sampel” (Riyanto, 2001 : 64). Dengan demikian yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara-cara yang digunakan dalam mengambil sampel. Sehubungan dengan penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah stratified proportional random sampling. Proporsional sampling adalah: “Apabila pengambilan sampel merperhitungkan adanya proporsi atau bagian-bagian populasi atau perimbangan unsur dan kategori-kategori dalam suatu populasi” (Surachmad, 1992 : 25). Dalam penelitian ini, perimbangan atau proporsi yang perlu diperhatikan adalah perbandingan jumlah siswa putra masingmasing kelas yang akan dijadikan sebagai responden penelitian pada siswa kelas VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Adapun random sampling adalah: “Teknik pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu” (Hadi, 1989 : 224). Cara yang digunakan dalam random sampling adalah cara undian, ordinal dan randomisasi dari bilangan
52
random. Dalam penelitian ini, untuk menentukan individu yang akan menjadi anggota sampel digunakan cara undian, maksudnya untuk memberikan kesempatan yang sama kepada anggota populasi pada tiap-tiap kelas yang akan dijadikan sampel. Adapun langkahlangkah yang akan ditempuh dalam melakukan undian ini adalah sebagai berikut: 1. Subyek dalam populasi di daftar dan diberi nomor urut. 2. Membuat lembaran kertas kecil sebayak subyek dalam populasi, masing-masing diberi nomor, kemudian digulung dengan baik. 3. Gulungan kertas tersebut di masukkan kedalam gelas lalu dikocok. 4. Mengambil gulungan kertas sebanyak yang dibutuhkan, sesuai dengan jumlah sampel tiap kelas. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini cukup besar, maka perlu ditentukan besarnya sampel. Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa: “Apabila populasi cukup homogen, terdapat populasi dibawah 100 dapat digunakan 50%, dibawah 1000 dapat dipergunakan 20% - 25%, dan diatas 1000 dapat dipergunakan antara 10% 15% (Surachmad, 1989 : 64). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian ini besarnya sampel direncanakan 20%, dimana jumlah siswa putra kelas VIII keseluruhan berjumlah 118 orang.Adapun jumlah populasi dan sampel sebagai berikut: TABEL 2 JUMLAH SAMPEL NO KELAS POPULASI PROSENTASE % SAMPEL 1 VIII.A 36 36 x 20 % = 9,0 9 2 VIII.B 37 37 x 20 % = 9,0 9 3 VIII.C 35 35 x 20 % = 8,8 8 JUMLAH 118 26
Dengan demikian jumlah sampel terakhir dalam penelitian ini untuk siswa putra kelas VIII SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015 yaitu sebanyak 26 orang. Instrumen Penelitian
Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa: “Instrumen adalah alat yang digunakan sebagai pengumpulan data yang harus dirancang dan dibuat sehingga menghasilkan data sebagaimana adanya” (Margono, 1997 : 155). Dalam penelitian ini, instrumen yang dipergunakan adalah test teknik service tanpa melompat dan test teknik service melompat terhadapketepatan service dalam permainan bola voli. Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan adalah: - Lapangan bola voli - Bola Voli - Nomor Dada - Pluit - Stop Watch - Alat-alat tulis - Blangko pencatatan hasil Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data adalah cara yang ditempuh oleh peneliti dalam usaha mempeoleh data yang selengkaplengkapnya. Dengan memperoleh data seorang peneliti dapat mengetahui hal-hal yang dapat membantu dalam proses penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa: “Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistimatis” (Netra, 1989:77). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa: “Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data atau hal-hal yang berupa catatan transkrip”(Margono, 1997 : 117). Sehubungan dengan penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai metode bantu untuk mengetahui data tentang jumlah dan nama-nama siswa kelas VIII SMP 2 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015.
53
Dalam buku Metodologi Research dijelaskan bahwa: “Jenis-jenis dokumentasi adalah bisa berbentuk tulisan-tulisan, karangan-karangan, bulletin, lembaran, absen, raport dan sebagainya” (Sugiyono, 1994: 52). Dalam penelitian ini, jenis dokumentasi yang diperlukan adalah berupa absensi/daftar hadir siswa kelas VIII SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. 2. Metode Test Dalam buku Evaluasi Pendidikan dijelaskan bahwa: “Test adalah alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian” (Sugiyono, 1994: 28). Ahli lain mengatakan bahwa: “Test adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian terhadap suatu subyek ataupun obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat” (Arikunto, 1992 : 44). Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan test adalah suatu alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian guna mengadakan penilaian untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat. Dalam buku Proses Belajar Mengajar dijelaskan bahwa: “Test dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni: (a) Test lisan; test yang dilaksanakan secara lisan, (b) Test perbuatan; test yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan tindakan/perbuatan dan (c) Test tulisan; test yang dilakukan secara tertulis baik itemnya maupun jawabannya” (Sugiyono, 1994 : 25). Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode test perbuatan, untuk mengukur ketepatan service dalam permainan bola voli baik yang menggunakan service tanpa melompat maupun service melompat dalam permainan bola voli siswa kelas VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian ilmiah sudah tentu melalui proses analisisa data untuk mendapatkan hasil penelitian yang representatif. Dalam memproses data memerlukan beberapa langkah terutama yang berkaitan dengan masalah subyek dan obyek penelitian yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui pengisian angket maupun pencatatan dokumen.Sudah validkah data tersebut dan apakah data tersebut representatif dan apakah metode analisa datanya sudah tepat sehingga dapat terhindar dari kesalahan analisa datanya. Dalam hal ini, setelah data terkumpul maka langkah peneliti selanjutnya adalah mengolah dan menganalisa data tersebut secara statistik. Dalam buku Pengantar Metodelogi Penelitian dijelaskan bahwa: “Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikannya. Menimbang dan menyaring berarti memilih dengan hati-hati data yang relevan, tepat dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Mengatur dan mengklasifikan data berarti menggolongkan data tersebut menurut aturan tertentu” (Nazir, 1990 : 86). Pada umumnya metode analisa data dibedakan menjadi dua cara yaitu analisa statistik dan analisa non statistik. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan menggunakan rumus t- test, hal ini didasarkan atas data yang dianalisis yaitu data interval berupa ketepatan service dalam permainan bola voli. Ketepatan service adalah ketepatan service dalam permainan bola voli antara yang menggunakan service tanpa melompat dengan service melompat pada siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Adapun rumus t-test yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
54
t=
M I M II
d
2
N ( N 1)
Keterangan: t = t- test MI = Angka rata-rata service tanpa melompat MII= Angka rata-rata service melompat N = Jumlah pasangan sampel d 2 = Jumlah devisiasi dari mean perbedaan (Netra, 1989 : 92) Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan arti atau judul penelitian ini, peneliti perlu mendefinisikan secara operasional variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Teknik Service Tanpa Melompat Menurut Syarifudin yang dimaksud dengan service tanpa melompat adalah: “suatu tindakan memukul bola tanpa melakukan lompatan” (Syarifudin, 1997 : 22). Ahli lain mengatakan pula bahwa: “Service tanpa melompat adalah cara melakukan pukulan bola tanpa melakukan lompatan terlebih dahulu” (Kosasih, 1994 : 17). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan service tanpa melompat adalah suatu tindakan dalam melakukan pemukulan bola tanpa melakukan lompatan. 2. Teknik Service Melompat Service melompat adalah: “Melakukan pukulan bola dengan menggunakan awalan melompat” (Kosasih, 1994 : 21). Ahli lain mengatakan pula bahwa: “Service melompat adalah tindakan dalam memukul bola dengan melakukan lompatan terlebih dahulu” (Syarifudin, 1997 : 19). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan service melompat adalah suatu tindakan dalam melakukan
pemukulan bola dengan awalan melakukan lompatan terlebih dahulu. 3. Ketepatan Service Menurut Krisdalaksana menjelaskan bahwa: “Ketepatan berarti tepat atau kena sasaran” (Krisdalaksana, 2000 : 212). Sementara yang dimaksud dengan service adalah: “Tindakan memukul bola ke daerah sasaran” (Roji, 1989 : 33). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ketepatan service adalah tepat ataupun mengena sasaran dalam melakukan pemukulan bola dalam permainan bola voli. C. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1. Penentuan Sampel dan 2. Pelaksanaan Pengumpulan Data. 1. Penentuan Sampel Penelitian Sebagaimana telah diuraikan pada bab III, bahwa sampel yang diambil sebesar 20 % dari seluruh siswa putra kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Adapun sampel pada masingmasing kelas II tersebut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3: Data Tentang Jumlah Populasi dan Perimbangan Jumlah Sampel Pada Siswa Kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Populasi No. Kelas Sampel 1
2
1 VIII.A 2 VIII.B 3 VIII.C Jumlah
3
4
36 37 35 108
8 9 9 26
Dari tabel tersebut di atas, maka jumlah siswa kelas VIII putra SMP
55
Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015 adalah 129 orang, meliputi siswa kelas VIII.A sebanyak 40 orang, siswa kelas VIII.B sebanyak 45 orang dan siswa kelas VIII.C sebanyak 44 orang. Dengan demikian jumlah sampel siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan sampel 20 % adalah 26 orang meliputi siswa kelas VIII.A sebanyak 8 orang, siswa kelas VIII.B sebanyak 9 orang dan siswa kelas VIII.C sebanyak 9 orang. Selanjutnya untuk menetapkan subyek penelitian (responden) dari setiap kelas, dilakukan dengan random sampling sistem undian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penentuan sampel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Subyek dalam populasi di daftar dan diberi nomor urut. 2. Membuat lembaran kertas kecil sebanyak subyek dalam populasi, masing-masing diberi nomor, kemudian digulung dengan baik. 3. Gulungan kertas tersebut di masukkan kedalam gelas lalu dikocok. 4. Mengambil gulungan kertas sebanyak yang dibutuhkan, sesuai dengan jumlah sampel tiap kelas. Adapun nama-nama siswa yang terpilih menjadi subyek (responden) penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4: Data Tentang Nama-nama Siswa Putra VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015, Yang Terpilih Menjadi Anggota Sampel (Responden). No.Urut Subyek Penelitian 1 01 02
Nama-nama Responden
Jihan Jon Juliadin
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
VIII.A VIII.B
Patria VIII.B Wansyah Ramayadin VIII.B Wiranto VIII.B Wawansyah VIII.B Ahwan VIII.B Muzakir Gunawan VIII.B Andika Diki VIII.B Sudirman VIII.B Shodikin VIII.C Ardiansyah VIII.C Hafid VIII.C Yoga Putra VIII.C Utama M.Algifari VIII.C M.Isnaini VIII.C Sahril Sabirin VIII.C Jufrin Wahyu VIII.C Arsyad
2. Pelaksanaan Pengumpulan Data Setelah menetapkan subyek penelitian (sampel), maka langkah selanjutnya adalah mengambil data yang diperlukan dengan melakukan test perbuatan ketepatan service dalam permainan bola voli pada masing-masing siswa yang melakukan teknik service tanpa melompat maupun siswa yang melakukan teknik service melompat pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. Tabel 5 : Data Hasil Ketepatan Melakukan Service Dengan Teknik Service Tanpa Melompat Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015. No
Nama Responden
1
2
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Arifmon Firlan Arif Haryanto Atrio Priyanto Debi Setiawan Herdiansyah Faisal Akbar Gunawan Hifjul Iman Jihan Jon Juliadin
Hasil Ketepatan Service Tanpa Melompat
Kelas
2 Arifmon Firlan
3 VIII.A
Arif Haryanto
VIII.A
03
Atrio Priyanto
VIII.A
04
Debi Setiawan
VIII.A
Herdiansyah
VIII.A
05
09
06
Faisal Akbar
VIII.A
07
Gunawan
VIII.A
08
Hifjul Iman
VIII.A
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 2 1 3 2 2 5 2 5 5
2 5 4 2 4 4 5 4 4 4
4 5 3 4 4 5 2 5 5 1
2 3 5 5 3 3 3 4 3 2
5 4 2 2 4 1 3 3 2 3
5 2 4 1 5 5 4 4 1 4
4 3 5 5 2 2 4 3 4 5
2 5 3 4 3 3 1 2 5 3
3 1 2 5 4 5 5 1 3 2
4 3 5 3 5 2 3 3 4 2
56
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Patria Wansyah Ramayadin Wiranto Wawansyah Ahwan Muzakir Gunawan Andika Diki Sudirman Shodikin Ardiansyah Hafid Yoga Putra Utama M.Algifari M.Isnaini Sahril Sabirin Jufrin Wahyu Arsyad
Tabel 6:
No
3 3 4 5 5
4 4 5 2 1
2 3 3 1 2
3 2 2 3 4
4 5 4 4 3
5 4 5 3 2
3 3 3 5 5
2 5 2 5 5
3
4
5
3
4
2
1
5
5 4 4 3 2 3
4 4 3 2 3 4
5 3 5 5 5 5
3 4 2 4 4 3
5 3 5 2 3 2
4 2 2 5 2 5
5 2 4 4 5 4
3 5 3 3 2 3
3 5 5
2 2 1
5 5 5
4 3 4
5 2 3
3 4 2
4 3 2
3 1 3
4
3
4
2
4
2
5
1
Data Hasil Ketepatan Melakukan Service Dengan Teknik Service Melompat Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015.
2 26 4 1 2 2
3
4
3
2
3
Keterangan: t = t- test MI = Angka rata-rata service tanpa melompat MII= Angka rata-rata service melompat NJm = Jumlah pasangan sampel d lSk2 = Jumlah devisiasi dari mean or perbedaan (Netra, 1989 : 92)
Nama Responden
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15
Arifmon Firlan Arif Haryanto Atrio Priyanto Debi Setiawan Herdiansyah Faisal Akbar Gunawan Hifjul Iman Jihan Jon Juliadin Patria Wansyah Ramayadin Wiranto Wawansyah Ahwan Muzakir Gunawan Andika Diki Sudirman Shodikin Ardiansyah Hafid Yoga Putra Utama M.Algifari M.Isnaini Sahril Sabirin
2 2 5 5 4 5 3 3 1 2 5 1 1 3 2
2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3
3 1 2 1 3 3 3 1 3 3 2 5 3 1 4
1 4 1 2 2 1 2 4 4 2 1 5 4 4 5
2 2 2 2 1 1 3 1 5 4 2 2 3 5 2
4 1 3 3 3 1 1 2 2 3 1 3 4 2 3
1 2 1 2 4 2 1 3 3 2 5 2 2 1 4
2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 5 1 5 3 3
1 4 4 3 3 2 2 4 2 3 1 4 1 2 2
1 2 3 4 1 2 1 5 1 5 2 2 2 1 2 1 1
1
4
3
2
1
4
3
2
2
2
2 2 3 2 2 5
2 2 3 3 3 2
2 2 4 2 3 1
1 5 1 3 2 1
1 2 2 4 2 3
3 2 4 3 3 2
5 2 3 4 4 1
3 2 2 2 1 2
2 1 3 2 2 1
1 2 4 1 1 3
2 5 2
3 3 3
1 2 2
2 3 3
3 1 2
3 5 4
2 1 3
3 2 2
4 2 1
23 24 25
2
Analisis Data 2 1 30 Untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara teknik 2 2 38 2 service 1 30 tanpa melompat dengan 2 5 33 teknik service melompat pada siswa 2 4 34 kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera 3 3 30 3 Kabupaten 4 36 Bima tahun pelajaran 2014/2015, bahwa teknik analisis 2 3 34 2 data 4 31 dalam penelitian ini adalah 3 2 30 menggunakan teknik analisis statistik 3 dengan 1 31rumus t-test sebagai berikut: M I M II t= d 2
1
17 18 19 20 21 22
4
N ( N 1)
Hasil Ketepatan Service Melompat
16
Jufrin 3 40 2Wahyu 35 Arsyad 4 31 2 32 1 30
13
Adapun langkah-langkah 21 yang ditempuh dalam menganalisis 25 data dalam penelitian ini adalah 22 24 sebagai berikut: 25 1. Merumuskan hipotesis nol (ho) 22 2. 24 Membuat tabel kerja 26 Memasukkan data kedalam rumus 3. 25 4. 25 Menguji nilai t-test 24 5. Menarik kesimpulan. 26 Analisis data tentang 27 24 perbedaanantara teknik service tanpa 29 melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service 25 dalam permainan bola voli siswa 22 kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera 24 29 Kabupaten Bima tahun pelajaran 26 2014/2015. 23 21
1. Merumuskan hipotesis nol (ho)
5 28 keperluan perhitungan 2 26 Untuk 1 23 statistik, maka hipotesis alternatif analisis
2
3
2
26
57
(ha) yang diajukan pada bab I yang berbunyi: “Ada perbedaan antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan bola voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima tahun pelajaran 2014/2015”, maka perlu diubah terlebih dahulu kedalam sebuah hipotesis nol (ho) sehingga berbunyi: “Tidak ada perbedaan antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan bola voli siswa VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima tahun pelajaran 2014/2015”. 2. Membuat tabel kerja Sesuai dengan rumus yang digunakan, maka tabel kerja yang dibutuhkan adalah tabel kerja untuk menentukan komponen-komponen dalam rumus. Tabel kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tabel 7 : Tabel Kerja Untuk Menguji Hipotesis Tentang Perbedaan Antara Teknik Service Tanpa Melompat Dengan Teknik Service Melompat Terhadap Ketetapan Service Dalam Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima tahun pelajaran 2014/2015. No.Urut
X.1
X.2
1 01 02
2 34 33
3 21 25
D= (X.1 – X.2) 4 13 8
03 04 05 06 07 08
33 34 36 32 35 31
22 24 25 22 24 26
11 10 11 10 11 5
09 10
37 31
25 25
12 6
11 12 13
40 35 31
24 26 27
16 9 4
14
32
24
8
15
30
29
1
16
30
25
5
d= (D – Md)
d²
5 4,58 0,42 2,58 1,58 2,58 1,58 2,58 3,42 3,58 2,42 7,58 0,58 4,42 0,42 7,42 -
6 20,97 0,17
17 18
38 30
22 24
16 6
19
33
29
4
20
34
26
8
21
30
23
7
22 23
36 34
21 28
15 6
24
31
26
5
25
30
23
7
26
31
26
5
Total
861
642
219
3,42 7,58 2,42 4,42 0,42 1,42 6,58 2,42 3,42 1,42 3,42 0
57,45 5,85 19,53 0,17 2,01 43,29 5,85 11,69 2,01 11,69 380,18
Keterangan: X1 = Nilai rata-rata teknik service tanpa melompat X2 = Nilai rata-rata teknik service melompat D = X1 – X2 d = D – Md Md =ΣD = 219 = 8,42 N 26
3. Memasukkan data ke dalam rumus Dari tabel kerja tersebut di atas, maka dapat dihitung nilai ttest sebagai berikut: Diketahui:
6,65 2,49 6,65 2,49 6,65 11,69 12,81 5,85 57,45 0,33 19,53 0,17 55,05 11,69
MI
= ΣX1 = N
MII = ΣX2 = N Σ d² = 380,18 N = 26 Maka :
861= 33,11 26 642 26
= 24,69
58
M I M II
t=
=
d
2
N ( N 1) 33,11 24,69
=
380,18 26( 26 1) 8,42
380,18 650 8,42 = 0,58489 8,42 = = 11,009 0,76478 Pengujian Hipotesis berdasarkan hasil perhitungan ternyata nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 11,009, sedangkan nilai t test dalam tabel dengan taraf signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) = 25 adalah 2,064, kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai t-test dalam ttabel. Dari hasil pengujian nilai t-test di atas, dimana t-test adalah 11,009 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,064 dengan taraf signifikan 5 %, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nol (ho) ditolak dan hipotesis alternatif (ha) diterima, maka kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut bahwa antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat terhadap ketepatan service dalam permainan bola voli siswa VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah terdapat perbedaan yang signifikan ”. D. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari penelitian ini, ada kecenderungan bahwa seseorang yang melakukan teknik service tanpa melompat akan memiliki ketepatan melakukan service dari pada siswa yang
melakukan teknik service melompat dalam permainan bola voli. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu M. I> M.II = 33,11 > 24,69, yang berarti angka rata-rata ketepatan service siswa yang melakukan teknik service tanpa melompat lebih besar dari pada angka rata-rata ketepatan service siswa yang melakukan teknik service melompat dalam permainan bola voli. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa siswa yang melakukan teknik service tanpa melompat akan lebih tepat melakukan service, dibandingkan dengan siswa yang melakukan teknik service melompat dalam permainan bola voli. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesa (analisis data), dengan menggunakan rumus statistik t-test ternyata hipotesis alternatif (ha) yang diajukan diterima sedangkan hipotesis nol (ho) ditolak, hal ini berarti terdapat: Ada perbedaanantara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan bola voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2014/2015. E. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 11,009, sedangkan nilai t test dalam tabel dengan taraf signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) = 25 adalah 2,064, kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai t-test dalam ttabel. Dengan demikian ada perbedaan antara teknik service tanpa melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan bola voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA
59
Arikunto, Suharsimi, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1992. Daryanto, SS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1998. Hadi, Sutrisno, Statistik Inferensial, Tarsito, Bandung, 1989. Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1988. Harahap, ST, Kamus Bahasa Indonesia, Liberty, Jakarta, 1989. Kosasih, Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan, Akademika Pressindo, Jakarta, 1994.
Krisdalaksana, Harimurti, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 2000. Margono, Metodelogi Penelitian, Aneka Cipta, Jakarta, 1997. Moch. Nazir, Metodelogi Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 1990. Mardalis, Metodelogi Research , Aneka Cipta, Jakarta, 1989. Netra, IB, Statistik Inferensial, Usaha Nasional, Surabaya, 1989. Roji, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, PT. Intan Pariwara, Jakarta, 1989. Syarifudin, Skripsi IKIP Mataram,1997 Surachmad, Winarno, Statistik Inferensial, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1989. Sugiyono, Metodologi Penelitian, CV. Haji Mas Agung, Jakarta, 1994.
60
PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN LENGAN KANAN KIRI BERGANTIAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ISMAIL Mahasiswa Penjaskes STKIP Taman Siswa Bima ABSTRAK
Kata kunci : Latihan Menggiring Bola Lengan Kanan Kiri keterampilan menggiring Bola Basket.
bergantian, dan
Salah satu teknik dasar yang sangat membantu dalam memberikan sumbangsih dalam permainan bola basket adalah menggiring bola (driblling). Menggiring bola merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting bagi penguasaan teknik individual dan tim seperti operan. Dan berbagai macam tenik menggiring memungkinkan pemain menggunakan salah satu teknik tersebut tapi sejauh ini belum diketahui teknik latihan menggiring yang paling efektif dalam peningkatan keterampilan menggiring bola basket. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. Sedangkan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. Untuk latihan dilakukan selama 2 minggu dengan rentan waktu latihan berkisar 30 – 40 menit pada setiap bentuk latihannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan pola pre test – post test group design. Pengolahan data menggunakan teknik statistik Regresi linear sederhanan, Statistik uji F dan uji Korelasi. Dari hasil analisa data dengan menggunakan statistik regresi linear sederhana diperoleh koefesien regresi (a): 3,357, dan nilai konstanta (b):0,662, sedangkan pada statistik uji F nilai Fhitung = 2183,46 setelah di konsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 24 – 2 = 22 (dk=2) yaitu 0,344, menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 > Ftabel = 0,344. Di samping itu, dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,995 serta koefisien determinasi (r2) yang diperoleh yaitu 0,9900254 atau dibulatkan menjadi 99%, yang berarti bahwa peningkatan keterampilan menggiring bola basket 99% ditentukan oleh Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian maka dapat disimpulkan hipotesis pada penelitian ini adalah “Ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. PENDAHULUAN Perkembangan olahraga bola basket akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, yaitu dengan banyaknya perkumpulan dan pertandingan serta banyaknya jumlah
penonton dalam suatu pertandingan baik orang tua maupun muda. Hal ini memberikan gambaran bahwa permainan bola basket sangat digemari dan popular di dalam masyarakat. Pada dasarnya permainan bola basket merupakan permainan yang di lakukan secara beregu
61
dan kemenangan suatu tim ditentukan oleh selisih jumlah point. Hal ini seperti yang termuat dalam (Anonymous, www.google.co.id pada kata bola basket yang termuat dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 12 November 2011, jam : 12.30 wita); “Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak point dengan memasukan bola kedalam keranjang lawan sedangkan menurut PERBASI (1995 : 11) bahwa Bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang pemain, tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah lawan memasukkan bola atau membuat angka. Salah satu teknik dasar yang sangat membantu dalam memberikan sumbangan dalam permainan bola basket adalah driblling (menggiring bola). Menggiring bola merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting bagi penguasaan teknik individual dan tim seperti operan. Seperti yang ungkapkan oleh Engkos Kokasih (1994:129), bahwa “menggiring merupakan teknik yang perlu dikuasai seorang pemain basket, ketrampilan dalam menggiring memungkinkan seseorang pemain basket bergerak seisi lapangan bersama bola, adapun teknik menggiring ada dua macam yaitu menggiring bola tinggi yang berguna untuk memperoleh posisi mendekati basket lawan dan menggiring bola rendah untuk menyusup dan mengacaukan pertahanan lawan”. Menggiring bola sesuai dengan peraturan permainan bola basket yang berlaku adalah hanya diperbolehkan dengan menggunakan satu tangan saja baik itu tangan kiri ataupun tangan kanan saja, tidak diperbolehkan untuk menggiring bola dengan menggunakan dua tangan secara bersama-sama namun harus bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal seorang pemain bola basket harus melatih menggiring bola baik dengan tangan kanan ataupun dengan tangan kiri dengan tingkat level yang sama, sehingga keterampilan dari tangan kanan ataupun dengan tangan kiri akan seimbang. Namun demikian teknik menggiring (drible) sudah berkembang sehingga pemain memungkinkan menggunakan berbagai macam teknik menggiring (drible). Pada dasarnya bahwa jenis dribble pada permainan bola basket ada dua yaitu dribble tinggi dan dribble rendah. Banyak pelatih yang menerapkan latihan menggiring bola dengan bermacam-macam arah seperti latihan dengan model lurus, model zigzag, model kiri-kanan bergantian, model hilir-mudik (bolak-balik). Hal ini dilakukan pada dasarnya untuk menambah keterampilan pada atlet dalam kemampuan menggiring bola. Namun sejauh ini belum diketahui bentuk drible yang sangat efektif dan berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan menggiring bola basket. Sejarah perkembangan Permainan Bola Basket Basket dianggap sebagai olahraga unik karena di ciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa professional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario, Naismith menciptakan permainan yang sekarang di kenal sebagai permainan Bola basket pada tanggal 15 Desember 1891. Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena di anggap terlalu keras dan kurang cocok untuk di mainkan digelanggang-gelanggang
62
tertutup, dia laly menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelap olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu. Pertandingan resmi bola basket yang pertama, di selenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. “Basket ball” (sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya di tempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh Negara bagian Amerika Serikat. (Anonymous, www.google .com pada kata sejarah bola basket, diakses pada tanggal 12 November 2011, jam : 12.45 wita). 1. Menggiring (drible) Menggiring atau drible merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang pertama kali diperkenalkan kepada para pemula, karena ketrampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam permainan bola basket. Setiap peserta olahraga bola basket bisa menjadi pendribel yang terampil karena ketrampilan mendribel bisa dilatih kapanpun dan dimanapun. Tidak diperlukan pemain atau peralatan lain hanya bola basket. Akan tetapi seorang atlit atau pemain basket tidak akan bisa menjadi seorang pendribel yang ahli hanya dengan waktu satu malam. Untuk meningkatkan keterampilan mendrible hingga ketaraf yang mahir, dibutuhkan latihan yang terfokus dan keikutsertaan aktif dalam pertandingan. Menjadi seorang pendrible yang berbakat jika menguasai teknik dasar drible yang menggunakan lengan kanan-kiri bergantian, dengan berbagai
kecepatan, dan ke berbagai arah tanpa sama sekali harus melihat bola. a. Pengertian Mengenai pengertian menggiring (drible), beberapa ahli mengemukakan pendapat sebagai berikut : Engkos Kokasih (1994:129) mengemukakan bahwa “menggiring merupakan teknik yang perlu dikuasai seorang pemain basket, ketrampilan dalam menggiring memungkinkan seseorang pemain basket bergerak seisi lapangan bersama bola, , adapun teknik menggiring ada dua macam yaitu menggiring bola tinggi yang berguna untuk memperoleh posisi mendekati basket lawan dan menggiring bola rendah untuk menyusup dan mengacaukan pertahanan lawan”.Sedangkan dalam Diktat Basket II STKIP Taman Siswa (2010), menerangkan bahwa “menggiring adalah satu cara untuk membawa bola ke segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan merupakan suatu usaha untuk mengamankan diri dari rampasan lawan sebab dengan demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju”. Dan menurut Jon Oliver (2007:49) “ mendribel adalah salah satu dasar bola basket yang pertama diperkenalkan kepada para pemula, karena ketrampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam pertandingan bola basket”. b. Macam-macam Teknik Menggiring (drible) Adapun beberapa jenis teknik dasar menggiring bola basket menurut Engkos Kokasih (1994:134) antara lain sebagai berikut : 1. Drible Rendah Drible yang dilakukan dengan membungkukan badan agar penguasaan bola lebih optimal dan drible ini berguna untuk mengontrol atau penguasaan bola terutama dengan pemain lawan dalam menerobos pertahanannya.
63
2. Drible Tinggi Drible tinggi merupakan drible yang berguna untuk kecepatan dalam melakukan serangan balik serta mengacaukan pertahanan lawan. 3. Drible Campuran Drible campuran merupakan perpanduan antara drible rendah dan drible tinggi. Sedangkan beberapa gerak drible yang sering dipakai oleh para pemain pada umumnya antara lain : 1. Drible Crossover Drible crossover ini membutuhkan pemindahan bola dengan cepat diantar dua tangan agar pemain bertahan kehilangan keseimbangan. Untuk melakukan drible crossover dimulai dengan melakukan drible rendah pada satu sisi tubuh dengan memantulkan didepan lutut atau menyebrangkan ke sisi lain. Perpindahan tangan yang melakukan ini bisa membantu pemegang bola untuk mengubah arah dengan cepat. Ketika bola sampai ke tangan yang satunya, lanjutkan mendrible kedaerah lawan dengan arah yang baru. 2. Drible Jap Step Drible jab-step merupakan drible yang efektif untuk membuat pemain bertahan bergerak. Untuk melakukan drible jab step, mulailah mendrible bola kearah pertahanan lawan dengan tangan kanan. Atau dengan kata lain drible jab-step merupakan drible yang mengfokuskan pada satu titik yaitu sisi kanan atau sisi kiri tergantung posisi berdiri dari pemain bertahan lawan. 3. Drible Behind the Back Drible behind the back merupakan drible gerak yang efektif untuk mengubah arah bola tanpa harus memindah bola didepan tubuh, untuk meminimalkan resiko pemain bertahan mencuri bola. Untuk melakukan drible behin the back, mulailah mendrible kearah pertahanan lawan dengan tangan kiri, ketika bola memantulkan ketangan kiri, gunakan tangan dan lengan kiri untuk mengayunkan bola
dengan cepat kebelakang punggungmu sehingga berpindah kesebelah kanan tubuh. Kemudian segera tangkap dan lanjutkan dengan tangan kanan. 4. Drible Stop and Go Drible stop and go menrupakan drible yang menggunakan perubahan kecepatan drible untuk membuat pemain lain kehilangan keseimbangan. Untuk melakukan drible stop and go, mulailanh mendrible bola dengan tangan kanan kemudian berhenti mendadak dan teruskan mendrible satu atau dua kali dalam keadaan berhenti sesaat. Kemudian sebisa mungkin melanjutkan drible, atau mengubah arah dengan menggunakan drible sebelumnya seperti drible crossover, drible behind the back dan sebagainya. c. Menggiring Bola dengan Lengan Kanan Kiri Bergantian Istilah menggiring bola kanan-kiri merupakan drible yang lazim digunakan oleh para pemain basket. Drible kanan-kiri atau yang dikenal dengan istilah asing drible jap step merupakan bentuk drible yang membuat pemain bertahan bergerak sehingga secara tidak langsung memberikan ruang gerak untuk menembus pertahan lawan dan drible kanan-kiri ini harus berfokus pada satu titik yang memungkinkan pemain lawan susah menebak arah bola yang kita giring. Jadi yang dimaksud dengan menggiring bola lengan kanan kiri bergantian adalah suatu latihan dalam menggiring bola dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian dengan menempuh jarak tertentu. e. Kesalahan Umum yang dilakukan saat drible adalah sebagai berikut : a. Drible tidak dipantulkan tapi ditepuk dengan telapak tangan b. Ketika bola memantul sedikit ditahan dengan tangan c. Melihat bola ketika mendrible d. Tidak melindungi bola ketika mendrible
64
e. Drible terlalu tinggi dan jauh dari tubuh f. Kesulitan dalam mengontrol bola g. Tidak mempunyai kekuatan yang cukup dalam melakukan drible h. Badan tidak rendah dan membungkuk (Anonymous, Diktat basket II STKIP Taman Siswa :2010) B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian adapun jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. 2. Sumber Data Adapun sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data primer dimana data yang diperoleh langsung dari responden atau subyek yang diteliti yaitu siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo dan pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan metode pra eksperimen Group Pretest – Post Test Design.(Sugiyono, 2008:75) 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2008:80). Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmojo (2005:79), bahwa “Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian atau universe”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 122 orang seperti pada tabel berikut ini : No Kelas Populasi Siswa 1 2
XI 1 XI 2
30 31
3 4
XI 3 XI 4
30 31
Jumlah
122
Tabel 3.1. Tabel Populasi Siswa Kelas VIII SMPN 2 Wawo 2. Sampel Penelitian Berdasarkan luasnya populasi, perlu dipilih kelompok untuk menjadi wakil atau mencerminkan kondisi populasi yang disebut sampel. Sugiyono (2008:81) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmojo (2005:79), bahwa “sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil dari suatu populasi yang akan diteliti. Apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik di ambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 1015 % atau 20-25 %, atau lebih (Arikunto, 2004:125). Dari pendapat diatas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel 20% karena populasi di atas 100 (seratus) yaitu sebanyak 122 orang dan dari 122 orang tersebut diprosentasekan 20% x 122 = 24,4 atau dibulatkan menjadi 24 orang siswa. Jadi untuk mewakili populasi yang jumlahnya 122 orang siswa, maka peneliti mengambil 24 orang siswa sebagai sampel. Adapun jumlah sampel dari masing-masing kelas setelah melalui teknik sampling adalah sebagai berikut :
N o
Tabel 3.1. Tabel Penentuan Sampel Penelitian Kela Sisw Porsenta Pembulat s a se an
65
1
XI 1
30
2
XI 2
31
3
XI 3
30
4
XI 4
31
Jumlah
20% x 30 20% x 31 20% x 30 20% x 31 122
6 siswa 6,2 = 6 siswa 6 siswa 6,2 = 6 siswa 24 siswa
Jadi, untuk mewakili populasi yang jumlahnya 122 orang siswa, maka penelitian akan mengambil 24 orang siswa sebagai sampel penelitian. Penelitian sampel dituntut pembuatan sampel yang representative dalam rangka pengadaan generalisasi terhadap hasil penelitian, oleh karena itu agar sampel representative harus menggunakan teknik yang tepat. Tehnik atau cara yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian disebut teknik sampling. Menurut Sugiyono (2008:81), teknik sampling ada dua macam yaitu teknik pembuatan sampel dengan probabilitas sampling dan teknik pembuatan sampel dengan non probabilitas sampling. Dalam teknik pembuatan sampel probabilitas dibedakan menjadi empat bagian yaitu sampling acak, teknik stratifikasi, teknik klaster dan teknik sistematis. Sedangkan dalam pembuatan sampel non probabilitas sampling terbagi menjadi enam teknik pembuatan sampel yaitu sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam cara pengambilan sample atau teknik sampling. Pada penelitian “Pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. pengambilan samplenya dilakukan dengan teknik
Proposional Random Sampling. Dimana dikatakan proposional random sampling karena pada saat pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan pengundian terlebih dahulu. Teknik Pengumpulan Data 1.Teknik Tes Pembuatan Dalam buku Evaluasi Pendidikan dijelaskan bahwa : “Test adalah alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian” ( Nurkencana, 1998 : 28). Ahli lain mengatakan bahwa: “Test adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian terhadap suatu subyek atau pun obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan data secara cepat, dan tepat” (Purwanto, 2004 : 44). Dari kedua pendapat tersebut maka yang dimaksud dengan test adalah suatu alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan, yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian guna mengadakan penilaian untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat. a. Jenis-jenis Metode Test Dalam buku Proses Belajar Mengajar dijelaskan : “Test Dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni : a) Test lisan; test yang dilaksanakan secara lisan., (b) Test perbuatan ; test yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakuakan tindakan/perbuatan dan (c) Test tulisan, test yang dilakukan secara tertulis baik itemnya maupun jawabannya” (Azhar, 1993 : 125). Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan metode test perbuatan, dimana peneliti mengambil data dengan cara memberikan latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian sehingga metode tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana “Pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. 2. Metode Dokumenter
66
Metode dokumenter dipergunakan sebagai metode penunjang atau pengumpulan data. Jadi metode dokumenter adalah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa arsip-arsip pada suatu lembaga atau Institute tertentu. Metode dokumenter adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistematis (Nasution, 2000 : 77). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa : “Metode dokumenter adalah suatu cara untuk mencari data atau hal-hal yang berupa catatan transkrip” (Margono, 2004 : 181). Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka metode ini digunakan untuk mencatat nama siswa,dokumentasi foto serta jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan pada saat penelitian berlangsung Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan selama mengadakan penelitian perlu diolah dan dianalisa dengan penuh ketelitian, keuletan secara cermat, sehingga akan mendapatkan suatu kesimpulan tentang obyek-obyek penelitian yang banyak. Dalam penelitian ini penulis mempergunakan rumus Regresi Linear Sederhana sebagai berikut : Y = a + bx Keterangan : Y = nilai yang diprestasikan a = konstanta b = koefesien x = nilai variabel independent (Sugiono, 2008) Nilai a dan b tersebut akan dihitung dengan menggunakan rumus a = ∑y∑x2 - ∑x∑xy n ∑x2 – (∑x)2
1. Menyusun hipotesis nol 2. Menyususn tabel kerja 3. Memasukan data kedalam rumus 4. Menguji nilai regresi 5. Menarik kesimpulan analisa. Devinisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul yang diajukan dan untuk lebih memudahkan pengertian dari variabelvariabel yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian ini, maka peneliti memberikan penjelasan sebagai berikut : 1. Latihan Proses yang sistematis dari berlari atau kerja yang dilakukan secara berulangulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. (Harsono, 1988 : 101 dalam skripsi Ardian STKIP TS Bima 2010). 2. Menggiring Menggiring adalah satu cara untuk membawa bola ke segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan merupakan suatu usaha untuk mengamankan diri dari rampasan lawan sebab dengan demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju. (Anonymous, Diktat Basket II STKIP TS Bima : 2010). Sedangkan menurut Poerwadarminta (1984 : 325), mengemukakan bahwa” menggiring adalah menghalau atau mengantarkan sesuatu ke suatu tempat. 3. Keterampilan Kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian). (Poerwadarminta, 1984 : 1088). C. HASIL PENELITIAN
b = n ∑xy – (∑x) (∑y) n ∑x2 – (∑x)2 Adapun langkah yang ditempuh dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Deskripsi Penelitian Data mentah yang terkumpul dari hasil penelitian perlu dideskripsikan sehingga mudah dipahami. 1. Deskripsi Data
67
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti ini adalah mempersiapkan persyaratanpersyaratan serta alat-alat yang butuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Persiapan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1.1 Menyiapkan Surat Pengantar dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STKIP Taman Siswa Bima untuk disampaikan kepada Kepala Kesbagpol dan Linmas Kota Bima serta tembusan kepada Walikota Bima, Bappeda, dan Ketua STKIP TS Bima serta pihak-pihak yang terkait. 1.2 Meminta Rekomendasi Penelitian dari Kepala Kesbagpol dan Linmas Kota Bima untuk disampaikan kepada Bappeda Kota Bima serta tembusan kepada Walikota, Ketua Lembaga STKIP TS Bima, dan yang bersangkutan yaitu peneliti sendiri. 1.3 Memberikan surat pengantar penelitian Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Wawo, setelah di disposisikan maka penelitian baru dilakukan. 1.4 Menyiapkan sarana dan alat-alatnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain : Bola basket, stopwatch, petugas pembantu serta formulir tentang nama-nama pemain yang akan ditest, ada tulisan dan blangko test. 2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis a. Analisis Data 1. Penelitian Sampel Dalam metode dokumentasi penulis memperoleh jumlah siswa sebagai sampel sebanyak 24 orang (dua puluh empat) siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo. Data tentang obyek penelitian diperoleh pada saat penentuan obyek penelitian. Sedangkan data-data tentang variabel terikat diperoleh pada saat memberikan skor atau nilai pada saat latihan. Adapun daftar nama-nama siswa
SMP Negeri 2 Wawo yang di jadikan sampel seperti yang terlampir dalam tabel berikut ini : 2. Pengumpulan data Setelah jumlah sampel yang dibutuhkan sudah tercover maka selanjutnya adalah pengambilan data dengan menentukan nilai atau skor sebelum dan sesudah latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian. Adapun tempat pelaksanaan pengambilan nilai adalah di lapangan basket SMP Negeri 2 Wawo. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari jadwal pelaksanaan tes pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 : Jadwal pelaksanaan Pre test dan Post test latihan Menggiring Lengan Kanan kiri Bergantian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo Tahun Pelajaran 2011/2012. N o
Hari/Tang gal Rabu 16 Nov 2011
Wakt u 08.30 -9.30
1
Kamis 17Sabtu 19 Nov 2011 2
Senin 21 Nov 2011 3
08.30 -9.30
08.30 09.30
Jenis latihan Pre test (Sebelum latihan menggiri ng lengan kanan kiri bergantia n) Treatmen t (latihan menggiri ng lengan kanan kiri bergantia n) Post test latihan menggiri ng lengan kanan kiri bergantia n
Tempat
Ke t
Lap.bask et SMPN 1 Wawo
Sda
Sda
3. Langkah-langkah pelaksanaan tes sebagai berikut: 1. Melakukan pre test atau tes awal untuk mengukur keterampilan menggiring bola basket 2. Memberikan waktu 1 menit (60 detik) untuk melakukan latihan menggiring. 3. Cara pelaksanaan tes adalah bergilir untuk melaksanakan driblling lengan kanan kiri bergatian.
68
4. Cara memberikan skor adalah dengan melihat tiga aspek yaitu teknik drible yang benar, control bola saat menggiring dan perpaduan gerak tubuh (tangan, badan, kaki dsb) dan setiap aspek diberi rentetan nilai 1 – 3. 5. Memberikan treatment selama 3 (tiga) hari dengan melakukan latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian 6. Melakukan post test atau tes akhir setelah diberikan treatment (latihan) Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar lapangan basket dibawah ini:
Gambar 4.1 Lapangan Basket Adapun petugas yang berperan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ismail (Peneliti) bertugas sebagai koordinator pelaksana penelitian. 2. Didin bertugas sebagai pemanggil siswa/sampel 3. Siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo sebagai sampel yang turut berpartisipasi pada saat penelitian berlangsung. Sesudah penulis mengadakan Pre test (keterampilan menggiring sebelum latihan menggiring langan kanan kiri bergantian),kemudian diberi treatment dan melakukan Post test (latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian) maka penulis mendapatkan hasil seperti tabel di bawah ini: Tabel 4.2 : Nilai Skor Pre test Keterampilan menggiring bola basket Sebelum di Beri Latihan Menggiring Lengan kanan kiri
bergantian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo Tahun Pelajaran 2011/2012. Skor nilai pre test 1 4–5 6–7 Jumlah
Jumlah (orang)
Prosent ase (%)
2 13 11 30
3 43,4 36,6 100%
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2011 Setelah dilakukan pre tes keterampilan menggiring sebelum diberi treatment, maka diperoleh data ; Jumlah siswa yang mendapat skor 4 – 5 ada 13 siswa dengan prosentase 43,4% dan skor 6 -7 ada 11 siswa dengan prosentase 36,6%, jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggiring pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo sebelum diberi treatment masih belum cukup sehingga diperlukan latihan (treatment) menggiring dengan menggunakan metode latihan menggiring bola lengan kanan kiri bergantian.
Tabel 4.3 : Nilai Skor Post test Latihan Menggiring Bola Lengan Kanan kiri Bergantian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo Tahun Pelajaran 2011/2012 Skor nilai pre test 1 5–6 7–8 Jumlah
Jumlah (orang) 2 6 18 30
Prose ntase (%) 3 20 60 100%
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2011
69
Setelah diberi latihan (treatment), maka diperoleh data Menggiring bola lengan kanan kiri bergantian dengan skor 5 – 6 ada 6 siswa dengan prosentase 20%, sedangkan skor 7 – 8 ada 18 siswa dengan prosentase 60%, Setelah dilihat dari perbedaan skor yang di peroleh siswa ternyata skor ratarata post tes (7,041) lebih besar dari pada skor rata-rata pre tes (5,541). b. Hepotesis Nihil (Ho) Untuk menguji hepotesis alternative (Ha) yang diajukan itu, maka harus di rubah dahulu kedalam hepotesis Nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak ada pengaruh latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012. c. Memasukan data dalam Rumus Regresi Linear Sederhana Dari tabel kerja di atas (terlampir), maka dapat di hitung nilai regresi linear sederhana sebagai berikut : di ketahui : ∑y = 169 ∑Y2 = 1203 ∑x =133 ∑xy = 954 2 ∑x = 763 Y = a + bx a = ∑y∑x2 - ∑x∑xy n ∑x2 – (∑x)2 a = 169.763 – 133.954 24.763 – (133)2 a = 128974 - 126882 18312 – 17689 a = 2092 623 a = 3,357
b = n ∑xy – (∑x) (∑y) n ∑x2 – (∑x)2
b = 24.954 – (133) (169) 24.763 – (133)2 b = 22896 – 22477 18312 – 17689 b = 419 623 b = 0,662
Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, Ada kecenderungan jika melakukan latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian maka dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola basket. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data bahwa : 1) Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian mempunyai pengaruh positif (koefisien regresi (a) = 3,357) terhadap keterampilan menggiring bola basket, artinya jika latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian sering dilakukan maka akan berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan menngiring bola basket ; 2) Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662, artinya jika Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan atau sama dengan nol, maka keterampilan menggiring bola basket adalah sebesar 0,695 dengan asumsi variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dianggap tetap. d. Statistik Uji rxy dan Uji F Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus Product Moment pada taraf signifikan 5%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Untuk mencari koefisien korelasi antara X dan Y ditentukan dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut: xy rxy = x 2 y 2 dimana;
70
x2 = 763 y2 = 1203 xy = 954
xy x y
rxy =
2
954
rxy =
7631203
rxy rxy =
rxy =
2
954 917889
954 958,06
rxy = 0,995 Jadi r = 0,995 r2 = 0,990025 Untuk menguji keberartian regresi linier sederhana digunakan rumus F statistik sebagai berikut: r 2 n 2 F reg = 1 r2
=
=
=
0, 990025 24 2 1 0,990025
0, 990025 22 0,009975 21,78005 0,009975
= 2183,46
Dari analisis statistik uji F diatas, di peroleh data Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 22 (dk = n2 atau 24-2=22) adalah 0,344 karena F hitung = 2183,46 F tabel = 0,320, Sesuai dengan hasil analisis data diperoleh nilai F hitung > F tabel (2183,46 > 0,344), maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi : ”Tidak ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012 ”,Ditolak. Dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : ” Ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 WAWO KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ”, DITERIMA. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dari hasil analisis data di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada kecenderungan jika melakukan latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian maka dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola basket. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data bahwa : 1) Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian mempunyai pengaruh positif (koefisien regresi (a) = 3,357) terhadap keterampilan menggiring bola basket, artinya jika latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian sering dilakukan maka akan berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan menngiring bola basket ; 2) Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662, artinya jika Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan atau sama dengan nol, maka keterampilan menggiring bola basket adalah sebesar 0,695 dengan asumsi variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dianggap tetap. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhitung = 2183,46 setelah dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 24 – 2 = 22 (db = 22) yaitu 0,344 menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 > Ftabel = 0,344. Hal ini menunjukkan
71
bahwa persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y=3,357+0,662X dapat digunakan untuk menganalisis Pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian (X) dengan peningkatan keterampilan menggiring bola basket (Y). Di samping itu, dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,995 serta koefisien determinasi (r2) yang diperoleh yaitu 0,9900254 yang berarti bahwa peningkatan keterampilan menggiring bola basket 99% ditentukan oleh Latihan menggiring bola dengan menggunakan lengan kanan kiri bergantian. Dengan demikian maka hipotesis alternative (Ha) yang diajukan yaitu “Ada pengaruh latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012 ”, Dari hasil analisis data ternyata teknik latihan menggiring bola lengan kanan kiri bergantian mempunyai pengaruh terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket. jadi setelah dilakukan penelitian maka peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan dari teknik latihan menggiring bola basket tersebut. Adapun Kelebihan dari Latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian antara lain ;1. Kemampuan waktu reaksi tangan kanan dan kiri lebih cepat karena dilakukan secara bergantian, 2.Semangat berlatih lebih tinggi karena geraknya berubah-ubah (kanan kiri bergantian), 3.Variasi pemberian rangsang lebih tinggi, 4.Kelincahan gerak lebih baik, sedangkan Kekurangannya terletak pada Kosentrasi lebih sulit karena berkosentrasi pada kedua tangan secara bergantian. Dengan demikian pada dasarnya semua jenis latihan menggiring bola itu mempunyai pengaruh terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola pada permainan bola basket, tetapi dalam hal ini dicari pengaruh yang lebih
efektif dalam usaha peningkatan keterampilan menggiring bola pada permainan bola basket. Untuk itu usaha yang dilakukan dengan cara berlatih menggiring bola sehingga tujuan yang kita harapkan dapat tercapai. E. SIMPULAN Dari hasil analisis data di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada kecenderungan jika melakukan latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian maka dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola basket. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data bahwa : 1) Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian mempunyai pengaruh positif (koefisien regresi (a) = 3,357) terhadap keterampilan menggiring bola basket, artinya jika latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian sering dilakukan maka akan berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan menngiring bola basket ; 2) Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662, artinya jika Latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan atau sama dengan nol, maka keterampilan menggiring bola basket adalah sebesar 0,695 dengan asumsi variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dianggap tetap. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhitung = 2183,46 setelah dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 24 – 2 = 22 (db = 22) yaitu 0,344 menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 > Ftabel = 0,344. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y=3,357+0,662X dapat digunakan untuk menganalisis Pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian (X) dengan peningkatan keterampilan menggiring bola basket (Y). Di samping itu, dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,995 serta koefisien determinasi (r2) yang diperoleh yaitu 0,9900254 yang
72
berarti bahwa peningkatan keterampilan menggiring bola basket 99% ditentukan oleh Latihan menggiring bola dengan menggunakan lengan kanan kiri bergantian. Dengan demikian maka hipotesis alternative (Ha) yang diajukan yaitu “Ada pengaruh latihan menggiring lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012 ”, DAFTAR PUSTAKA Anonymous . 2010.Diktat Basket STKIP Taman Siswa Bima. Bima : STKIP TS Bima Anonymaous,2009. Didownload pada internet (www.google.co.id pada kata bola basket yang termuat dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (diakses pada tanggal 12 November 2011 , jam.12:30) Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis. Jakarta: T.Rineka Cipta ________________2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: yayasan Fakultas Psikologi UGM
Ardian,2010.Studi Perbandingan Ketepatan Pukulan antara pegangan Shakenhand dan Penholder dalam Permainan Tenis Meja pada Siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2010/2012 jurusan Penjaskesrek .STKIP TS Bima 2010 (tidak dipublikasikan) Kokasih, Engkos.1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga Margono, 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta. Nasution, 2000. Metode Research. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Nurkencana.1998. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional . Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Oliver, Jon. 2007. Dasar-dasar Bola Basket. Bandung : Pakar Raya Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto.2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Balai Pustaka Perbasi.1995.Permainan Bola Basket.Jakarta:Rineke Cipta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta : Alfabeta
73
HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 WOHA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SYARIFUDDIN, S.PD.& HERMANSYAH
ABSTRAK
Kata Kunci : Kelentukan Tubuh, Keterampilan Menggiring Bola, Sepak Bola. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang menuntut adanya kerjasama yang baik dan rapi. Sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepakbola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, disamping itu setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang baik dan mental bertanding yang baik pula. Kondisi fisik dan penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan yang cukup besar untuk memiliki kecakapan bermain sepakbola. Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air. Kondisi fisik yang baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain, taktik yang yang baik serta mental yang baik, maka prestasi yang akan dicapai tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula sebaliknya memiliki kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga kurang mendukung pencapaian prestasi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Ap a k a h a d a Hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode test perbuatan. metode test perbuatan digunakan untuk mengumpulkan data Kelentukan Tubuh dan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui analisis statistik dengan mengunakan rumus analisis product moment. Berdasarkan hasil perhitungan akhir hasil penelitian diperoleh bahwa nilai korelasi antara variabel kelentukan tubuh (X) dengan variabel keterampilan menggiring bola atas (Y) adalah sebesar 0,904 dengan tingkat hubungan sangat kuat, nilai r-hitung product moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu (0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5%, dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis yang berbunyi “Diduga a d a Hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013” terbukti kebenarannya
74
PENDAHULUAN Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk membela desa, daerah dan negara. Sepak bola yang sudah memasyarakat itu merupakan gambaran persepakbolaan di Indonesia khususnya negara maju pada umumnya. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang menuntut adanya kerjasama yang baik dan rapi. Sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepakbola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, disamping itu setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang baik dan mental bertanding yang baik pula. Tujuan olahraga bermacammacam sesuai dengan olahraga yang dilakukan, tetapi olahraga secara umum meliputi memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani, memelihara dan meningkatkan kesehatan, meningkatkan kegemaran manusia berolahraga sebagai rekreasi serta menjaga dan meningkatkan prestasi olah raga setinggi-tingginya. Tujuan tersebut telah menjadi bagian yang terpenting untuk dicapai secara umum, tetapi tujuan khusus yang lebih penting adalah memenangkan pertandingan dalam permainan sepakbola. Keberhasilan akan diraih apabila latihan yang dilakukan sesuai dan berdasarkan prinsip latihan yang terencana, terprogram yang mempunyai tujuan tertentu. Permainan sepakbola modern saat ini telah mengalami banyak kemajuan, perubahan serta
perkembangan yang pesat, baik dari segi kondisi fisik, teknik, taktik permainan maupun mental pemain itu sendiri. Kemajuan dan perkembangan tersebut dapat dilihat dalam siaran langsung pertandingan. Bagaimana permainan cepat dan teknik yang baik yang didukung oleh kemampuan individu menonjol serta seni gerak telah pula ditampilkan. Permainan yang cepat dan teknik yang baik itulah yang perlu dicontoh oleh persepakbolaan Indonesia agar dapat maju dan berkembang dengan baik. Masalah peningkatan prestasi di bidang olahraga sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam pembinaan olahraga di Indonesia membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembinaannya. Pembinaan menuntut partisipasi dari semua pihak demi peningkatan prestasi olahraga di Indonesia. Manusia dapat mencapai prestasi pada berbagai usia, akan tetapi prestasi dalam olahraga terutama dicapai oleh mereka yang masih muda usianya. Pencapaian prestasi semua cabang olahraga khususnya sepakbola dapat ditingkatkan pula pada mereka yang masih muda usianya. Kondisi fisik pemain sepakbola menjadi sumber bahan untuk dibina oleh pakar sepakbola selain teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Kondisi fisik yang baik dan prima serta siap untuk menghadapi lawan bertanding merupakan unsur yang penting dalam permainan sepakbola. Seorang pemain sepakbola dalam bertahan maupun menyerang kadangkadang menghadapi benturan keras, ataupun harus lari dengan kecepatan penuh ataupun berkelit menghindari lawan, berhenti menguasai bola dengan tiba-tiba. Seorang pemain sepakbola dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal. Kondisi fisik dan penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan yang cukup besar untuk
75
memiliki kecakapan bermain sepakbola. Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air. Kondisi fisik yang baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain, taktik yang yang baik serta mental yang baik, maka prestasi yang akan dicapai tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula sebaliknya memiliki kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga kurang mendukung pencapaian prestasi. Untuk itu perlu pembinaan yang baik pada cabang olahraga sepakbola, untuk mencapai sasaran pada event tertentu agar prestasi puncak dapat ditampilkan sebaik-baiknya. Dalam proses latihan unsur-unsur kondisi fisik menempati posisi terdepan untuk dilatih, yang berlanjut ke latihan teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding dalam pencapaian prestasi. Latihan kondisi fisik secara teratur dan berkesinambungan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan kemampuan pengembangan teknik dalam pertandingan. Unsur-unsur kondisi fisik yang perlu dilatih dan ditingkatkan sesuai dengan cabang olahraga masingmasing sesuai dengan kebutuhannya dalam permainan maupun pertandingan. Dalam peningkatan kondisi fisik maka perlu dilatih dengan beberapa unsur fisik, diantaranya adalah kelentukan tubuh. Tiap-tiap cabang olahraga mempunyai sifat tertentu dan pesertanya harus memenuhi syaratsyarat tertentu. Seseorang pemain sepak bola harus memiliki dan menguasai teknik bermain yang baik terutama teknik dengan bola, yang diperlukan saat menyerang dan menguasai bola . Untuk teknik yang diperlukan adalah teknik menggiring bola (dribbling). Yang perlu dilatih dengan posisi yang cukup, disamping itu untuk menghindari dan melakukan gerak tipu untuk mengecoh lawan saat menguasai bola perlu memiliki Kelentukan tubuh untuk
menghindari sergapan lawan. Kelentukan tubuh dibutuhkan oleh seseorang pemain sepak bola dalam menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan yang menuntut unsur Kelentukan tubuh dalam bergerak untuk menguasai bola maupun dalam bertahan untuk menghindari benturan yang mungkin terjadi. Kelentukan tubuh dapat dilatih secara bersama-sama, baik dengan bola maupun tanpa bola. Bagi seorang pemain sepakbola situasi yang berbeda-beda selalu dihadapi dalam setiap pertandingan, juga seorang pemain sepak bola menghendaki gerakan yang indah dan cepat sering dilakukan unsur Kelentukan tubuh. Teknik dalam permainan sepak bola meliputi 2 macam teknik yaitu : teknik dengan bola dan tanpa bola. Teknik dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai meliputi menendang bola, menghentikan bola, mengontrol bola , gerak tipu, tackling, lemparan kedalam dan teknik menjaga gawang. Mengontrol bola diantaranya adalah menjaga dan melindungi bola dengan kai untuk terus dibawa kedepan disebut juga menggiring (dribbling). Menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan. Dribling berguna untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaan. Menggiring bola (dribling) memerlukan ketrampilan yang baik dan dukungan dari unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti Kelentukan tubuh dapat memberikan kemampuan gerak lebih cepat. Dengan metode ulangan yang banyak maka kemampuan
76
dribbling yang lincah dan cepat dapat dicapai dan ditampilkan dalam pertandingan. 1. Sepak Bola Sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkan lebih dari 20 juta permainan sepakbola setiap tahunnya. Untuk memberikan bayangan tentang popularitas sepakbola, lebih dari 2 biliun pemirsa televisi menyaksikan kesebelasan brazil mengalahkan italia pada final world cup 1994. Bandingkan jumlah tersebut dengan 750 juta pemirsa yang menyaksikan NFL Super Bowl 1993, 350 juta menyaksikan final tenis Wimbeldon, dan 490 juta pemirsa menyaksikan pendaratan manusia pertama di bulan. Alasan dari daya tarik sepakbola terletak pada kealamian permainan tersebut. sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental. Pemain harus melakukan gerakan yang terampil di bawah kondisi permainan yang waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. Pemain harus mampu berlari beberapa mil dalam suatu pertandingan, hampir menyamai kecepatan sprinter dan menanggapi berbagai perubahan situasi permainan dengan cepat. Dan, pemain harus memahami taktik permainan individu, kelompok dan beregu. Kemampuan pemain untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola. Adapun unsur –unsur kondisi fisik diantaranya adalah kecepatan dan Kelentukan tubuh. 2. Kelentukan Tubuh Kelentukan sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah kemampuan dari suatu individu untuk menggerakkan tubuh dan bagianbagiannya di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada artikulasi-artikulasi dan pemasanganpemasangan otot. Ketika kita berbicara
tentang kelentukan, tidak terelakkan kita mendengar istilah seperti: pembelokan (flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh yang menyebabakan pengurangan (memperkecil) sudut sendi pada sumbu tranversal/horizontal atau bidang sagital; perluasan (extension), yakni gerakan ruas tubuh kearah kebalikan dari flexion yang menyebabkan penambahan (pembesaran) sudut sendi; hyperextension, yakni di mana sudut dari suatu sambungan persendian diperluas di luar cakupannya yang normal; persendian ganda , yakni suatu kondisi yang hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian istilah tersebut digunakan ketika mengacu pada seseorang dengan kelentukan yang tidak biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan akhirnya, musclesboundness (otot tak berbatas), yakni satu istilah yang digunakan untuk menguraikan kasuskasus dari kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni ketika seseorang mengalami perkembangan otot yang bagus sekali. Dengan mengabaikan bagaimana Anda menggambarkan atau menguraikannya, kelentukan menyediakan dimensi-dimensi lain kinerja yang membiarkan suatu tingkat kebebasan gerakan dan kesenangan gerakan yang lebih tinggi digabungkan dengan beberapa implikasi penting akan keselamatan yang lebih besar dari cidera. Lebih dari itu, pengukuran kelentukan menyoroti konsep-konsep lain yang harus dikenali dengan baik guna memilih dan memberi penilaian (sore) test-test yang tersedia Kelentukan tubuh merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelentukan tubuh pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh. Kelentukan tubuh terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi
77
serabut otot. Kecepatan kontraksi otot tergantung dari daya rekat serabutserabut otot dan kecepatan transmisi impuls saraf. Kedua hal ini merupakan pembawaan atau bersifat genetis, atlet tidak dapat merubahnya (Baley, James A.,1996 :198). M. Sajoto (1995 : 90) mendefinisikan Kelentukan tubuh sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti Kelentukan tubuhnya cukup tinggi. Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1994 : 8), Kelentukan tubuh adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak- balik memerlukan kontraksi secara bergantian pada kelompok otot tertentu. Sebagai contoh saat lari bolakbalik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru. Gerakan Kelentukan tubuh menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan pemacuan momentum secara bergantian. Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui pada rogram latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam Kelentukan tubuh akan lebih unggul (Baley, James A.,1996 : 199). Dari beberapa pendapat tersebut tentang Kelentukan tubuh
dapat ditarik pengertian bahwa Kelentukan tubuh adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh secara cepat dan efektif di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan Kelentukan tubuh dengan meningkatkan kekuatan ototototnya. Kelentukan tubuh biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan berkelit dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Kelentukan tubuh yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelentukan tubuh ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba. Suharno HP (1995: 33), mengatakan Kelentukan tubuh adalah kemampuan dari seseorang untuk berubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Nossek Jossef (1992:93) lebih lanjut menyebutkan bahwa Kelentukan tubuh diidentitaskan dengan kemampuan mengkoordinasikan dari gerakangerakan, kemampuan keluwesan gerak, kemampuan memanuver sistem motorik atau deksteritas. Harsono (1998 : 172) berpendapat Kelentukan tubuh merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual
78
sehingga dapat diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang dimaksudkan dengan Kelentukan tubuh adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien. Kegunaan Kelentukan tubuh sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP (1995 :33) mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh adalah untuk menkoordinasikan gerakangerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknikteknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan. a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelentukan Tubuh Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kelentukan tubuh menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1994 : 8-9) adalah : 1. Tipe tubuh Seperti telah dijelaskan dalam pengertian Kelentukan tubuh bahwa gerakangerakan Kelentukan tubuh menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf . 2. Usia Kelentukan tubuh anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) Kelentukan tubuh tidak meningkat,bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, Kelentukan tubuh meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai
maturitas dan setelah itu menurun kembali. 3. Jenis kelamin Anak laki-laki menunjukkan Kelentukan tubuh sedikit lebih baik dari pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok. 4. Berat badan Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi Kelentukan tubuh. 5. Kelelahan Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul. b. Sifat Alami Kelentukan tubuh Kelentukan tidak ada sebagai suatu karakteristik umum yang tunggal, tetapi sebagai suatu kemampuan sangat spesifik kepada setiap persendian dari tubuh. Jadi, seseorang yang sangat fleksibel dalam satu gabungangabungan, bisa rata-rata di dalam gabungan yang lain, dan sangat tidak fleksibel di dalam bagian yang ketiga. Seperti komponen-komponen lain dari kebugaran fisik, kelentukan dapat diperbaiki melalui latihan. Banyak studi-studi mandiri yang mengungkapkan perbaikan penting sebagai hasil dari latihan yang reguler/teratur. Anak-anak, usia 6 sampai 2, secara umum jadinya semakin lebih fleksibel tiap tahun sampai mereka menjangkau masa remaja. Lebih dari itu, studi dari anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan yang diperbandingkan berdasarkan usia setuju bahwa anak-anak perempuan secara umum lebih fleksibel. Prosedur latihan kelentukan spesifik yang disertai metode peregangan statis dan metode peregangan balistik telah dipelajari dengan hasil signifikan yang dilaporkan untuk masing-masing. Meski tidak ada perbedaan signifikan yang
79
ditemukan antara kedua metode, penelitian Riddle menandai masingmasing metode untuk bersifat superior terhadap suatu kombinasi keduanya. Di tahun terakhir, bagaimanapun, pendidik-pendidik jasmani dan pelatihpelatih atletik lebih menyukai metode peregangan yang statis, mereka mengaku lebih sedikit kesempatan otot untuk mencair dan tegang 3. Ketrampilan Menggiring Bola a. Pengertian Menggiring Bola Pengertian menggiring bola dapat diuraikan beberapa pendapat para ahli sebagai berikut : menurut soekatamsi menggiring bola diartikan dengan gerakan-gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu pada saat bebas dari lawan, (Soekatamsi, 1992). Ketrampilan menuirut Lutan, Rusli (1998: 94), adalah ketrampilan dipandang sebagai satu perbuatan atau tugas yang merupakan indikator dari tingkat kemahiran seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa menggiring bola diartikan dengan gerakan-gerakan lari menggunakan kaki sambil mendorong bola agar terusmenerus bergulir diatas tanah. b. Prinsip teknik menggiring bola : a. Bola di dalam penguasaan pemain, bola selalu dengan kaki, badan pemain terletak antara bola dan lawan supaya tidak mudah direbut lawan bola selalu terkontrol. b. Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari serangan lawan. c. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri tiap langkah kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang irama langkah kaki. d. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja akan tetapi harus pula
memperhatikan atau mengamati situasi sekitar atau posisi lawan maupun posisi teman. e. Badang agak condong ke depan, gerakan tang bebas seperti pada waktu lari biasa. c. Jenis-jenis menggiring bola a. Menggiring bola dengan kurakura kaki bagian luar. b. Menggiring bola dengan kurakura kaki bagian dalam. c. Menggiring bola dengan punggung kaki. d. Cara menggiring bola a. Menggiring bola dengan kurakura kaki bagian luar. Posisi kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan kurakura bagian luar, kaki diputar kedalam pada pergelangan kakinya kea rah kaki tumpuh, bola disentuh pada titik pusatnya dengan kura-kura kaki bagian luar. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar digunakan oleh pemain apabila pemain bergerak maju atau apabila lintasannya melengkung, dimana hal ini akan menyebabkan pemain dapat bergerak dengan cepat, posisi badan harus ditempatkan diantara bola dan lawan. Sedang menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar menurut Sukatamsi (1998 : 161) adalah: 1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar. 2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola selalu dekat dengan kaki. 3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi lapangan. Menggiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian luar memberi kesempatan pada pemain untuk
80
merubah-rubah arah serta dapat menghindari lawan yang berusaha merampas bola. Merubah arah dan membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang menggiring bola dapat menutup atau membatasi lawan dengan bola (A. Sarumpaet, 1992 : 25).
Gambar 2.1 Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar b. Menggiring bola dengan punggung kaki Menggiring bola dengan punggung kaki dilakukan apabila pemain bergerak ke depan, kaki yang di gunakan untuk menggiring bola ditarik kebawah pada pergelangan kakinya. Usahakan agar bola tatap dekat dengan kaki dan disentuh dengan punggung kaki. c. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian Adapun cara menggiring bola menurut Sukatamsi (1998 : 159) dengan kura-kura kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: 1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah kanan. 2. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti taknik menendang, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian
bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan. 3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi lapangan. Dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam berarti posisi dari bola selalu berada dalam penguasaan pemain. Hal ini akan menyebabkan lawan menemui kesukaran untuk merampas bola. Selain itu pemain yang menggiring bola tersebut dengan mudah merubah arah andaikan pemain lawan berusaha merebut bola. Jadi hal seperti ini dapat diartikan jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau bola selalu berada diantara kedua kaki dengan lain perkataan bola selalu dapat dilindungi. Disamping itu kalau menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam pemain dapat merubah-rubah kecepatan sewaktu menggiring bola (A. Sarumpaet, 1992 : 25).
Gambar 2.2Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam Menggiring bola atau dribbling tidak hanya dilatih dengan satu kaki saja, melainkan dengan kedua-duanya kiri dan kanan. Hal itu dilatihkan sepanjang latihan dan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan penguasaan bola yang baik dan secara bergantian akan memberikan tambahan keseimbangan antara kaki kiri dan kanan.
81
Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan dapat dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja, atau menggunakan kaki kiri saja. Adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1998 :169) adalah sebagai berikut : 1. Menggirng bola zig-zag melewati tiang pancang dengan menggunakan kaki kanan dan kiri bergantian, bola didorong dengan kura-kura kaki bagian dalam, waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang digunakan kura-kura kaki bagian dalam sedangkan pada waktu melampaui sebelah kiri tiang pancang digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri. 2. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan menggunakan kaki sebelah kanan saja yaitu dengan cara : waktu melampaui sebelah kanan tiang pancang digunakan kurakura kaki bagian dalam dan waktu melampaui sebelah kiri tiang pancang digunakan kura-kura kaki sebelah luar. 3. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan manggunakan kaki sebelah kiri saja yaitu dengan cara : pada waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang digunakan kura-kura kaki bagian luar dan waktu melampaui sebelah kiri tiang pancang digunakan kaki bagian dalam. e. Kegunaan menggiring bola a. Untuk melewati lawan Untuk mencari kesempatan member umpan kepada teman dengan cepat. b. Untuk menguasai dan menahan bola agar tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak dapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman. f. Macam-macam latiahan menggiring bola a. Menggiring bola antara tiang-tiang terpasang dan berliku-liku. b. Menggiring bola dalam lingkaran.
c. Menggiring bola dengan menghadang oleh lawan. d. Membawa bola dengan zig-zag atau berkelok-kelok. e. Berlari sambil menggiring bola, memakai kiri dan kanan. g. Keterampilan pemain dalam menggiring bola : a. Kecepatan star pemain harus ditingkatkan karena menggiring bola tergantung pula kepada kecepatan star. b. Kecepatan harus ditingkatkan agar pemain memiliki kecepatan menggiring bola. c. Kecepatan pada waktu menggiring bola temponya harus berubah-ubah. d. Menggiring bola harus kombinasikan dengan gerak tipu, terutama pada waktu melewati lawan. e. Pada waktu menggiring bola, pandangan mata kita selalu melihat pada bola dan kondisi disekitar kita. f. Harus memiliki kepercayaan dirisendiri. 4. Hubungan Kelentukan Tubuh Dengan Ketrampilan Menggiring Bola Kelentukan tubuh merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi gerak. Kelentukan tubuh merupakan unsur kemampuan gerak yang harus dimiliki seorang pemain sepakbola sebab dengan Kelentukan tubuh yang tinggi pemain dapat menghemat tenaga dalam suatu permainan. Kelentukan tubuh juga diperlukan dalam membebaskan diri dari kawalan lawan dengan menggiring bola melewati lawan dengan menyerang untuk menciptakan suatu gol yang akan membawa pada kemenangan. Seorang pemain yang kurang lincah dalam melakukan suatu gerakan akan sulit untuk menghindari sentuhan-sentuhan perseorangan yang dapat mengakibatkan kesalahan perseorangan (Sajoto, 1995 : 90).
82
Kelentukan tubuh melibatkan koordinasi otot-otot besar pada tubuh dengan cepat dan tepat dalam suatu aktifitas tertentu. Kelentukan tubuh dapat dilihat dari sejumlah besar kegiatan dalam olahraga meliputi kerja kaki (footwork) yang efisien dan perubahan posisi tubuh dengan cepat. Seseorang yang mampu merubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti Kelentukan tubuhnya cukup baik. Individu yang mampu merubah posisi yang satu ke posisi yang lain dengan koordinasi dan kecepatan yang tinggi memiliki kesegaran yang baik dalam komponen Kelentukan tubuh. Dalam beberapa hal, Kelentukan tubuh menyatu dengan tenaga daya tahan. Kelentukan tubuh diperlukan sekali dalam melakukan gerak tipu pada saat menggiring bola. Gerak tipu dapat kita kerjakan dengan mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan. B. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Untuk melakukan penelitian, peneliti menggunakan Jenis Penelitian Eksperimen, yaitu Penelitian yang berusaha mencari hubungan variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat. (Sugiyono, 2010) penelitian yang menentukan objek yang akan di teliti sengaja di rancang atau di buat/dimanipulasi dulu baru di lakukan percobaan di lapangan, maka Metode Penelitianya adalah eksperimen, jika objek yang mau di teliti sudah ada secara wajar di lapangan, di kelas atau tempat tertentu sebagai lokasi penelitian, maka metodenya dalam empiris.
Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian akan dilaksanakan di SMPN 2 Woha Kabupaten Bima Dijalan Lintas Kalampa Bima Desa Kalampa Kecamatan Woha Populasi Penelitian dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi dengan jumlah penduduk atau individu paling sedikit memiliki satu sifat yang sama ( Sutrisno Hadi, 1996 : 220). Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 102) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini subyek yang digunakan sebagai populasi adalah seluruh siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Kabupaten Bima yaitu sebanyak 22 Orang Siswa, dengan rincian per kelasnya sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Populasi 1 VIII A 25 2 VIII B 26 3 VIII C 28 Jumlah 79 2. Sampel Penelitian Sampel Sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi tersebut diatas yang diambil secara acak (Sugiyono, 2010:87). Karena populasi dalam penelitian kurang dari 100 orang, maka sebagaimana pendapat (Arikunto, 2002), bahwa jika populasi kurang dari 100 sampel diambil 10-25%, dalam penelitian ini menetapkan pengambilan sampel 25% dari jumlah populasi,
83
sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 orang Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Kabupaten Bima, dengan perhitungan sebagai perikut: Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Kelas Populasi Samp el 1 VIII A 25 x 25% 6 2 VIII B 26 x 25% 7 3 VIII C 28 x 25% 7 Jumlah 79 20 Instrument Penelitian Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survai, dengan teknik tes dan pengukuran. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur kelentukan tubuh dan keterampilan menggiring bola. Berikut ini merupakan instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian: instrumen yang digunakan adalah data pengukuran Kelentukan tubuh dan ketrampilan menggiring bola. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta pencatatan secara sistematis. Metode dokumentasi dapat juga diartikan pencatatan suatu kejadian khusus yang bertalian dengan masalah yang menjadi pusat perhatian (Rahma; 1981 :671). Metode dokumentasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah dan nama siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Teknik tes perbuatan Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006 : 150). Pendapat lain mengatakan bahwa tes sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan keterangan-keterangan, dan keterangan tersebut kemudian dipakai sebagai ramalan prestasi anak (Surachmad, W: 1974). Tes perbuatan, dimana anggota melakukan gerakan dan guru langsung memberikan nilai atas gerakan tersebut. Cara pengukuran kelentukan tubuh. 1. Siswa duduk dengan merenggangkan kedua kaki kedepan. 2. Kemudian setelah aba-aba ”ya” siswa mencium lutut dalam posisi duduk dengan kedua kaki direnggangkan kedepan. 3. Dilakukan pengukuran hasil antara jarak hidung dengan lutut yang dicapai. Penilaian Hasil tes : Penilaian hasil yang dicatat adalah jarak hidung dengan lutut yang dicapai dalam tes pada saat mencium lutut Cara Pengukuran Keterampilan Menggiring Bola Alat dan perlengkapan : 1. Lapangan 2. 10 buah pancang ukuran 2 meter 3. Stop watch 4. Bola 5. Tali panjang 20 meter 6. Meteran 7. Kapur 8. Formulir dan alat tulis Pelaksanaan tes Pelaksanaan tes kemampuan mengiring bola. Tujuan untuk mengetahui kemampuan menggiring bola dalam permain
84
a.
b.
c.
d.
e.
sepak bola, adapun pelaksanaan tes adalah: Siswa berdiri di balakang bola menghadap kearah lintasan dalam keadaan siap. Setelah pengambil waktu memberi aba-aba, mulai siswa segera menggiring bola melewati sebelah kiri rintangan 1 yang dipasang pada garis star, membelok ke kanan melewati sebelah kanan rintangan 2, membelok ke kiri melewati sebelah kiri kiri ritangan ke 3, kemudian pemain membelok ke kanan menjeput bola dan menggiring melewati sebelah kanan rintangan ke 4 membelok kekiri lagi melewati rintangan yang ke 5. Kemudian sebelah kanan rintangan ke 6, akan tetapi bola dilewati sebelah kiri rintangan tersebut selanjutnya siswa membelok ke kiri menjeput bola dan menggiringnya kerintangan 7, membelok ke kiri melewati rintangan 8, membelok ke kanan melewati rintangan ke 9, kemudian sebelah kanan rintangan 10 (rintangan terakhir) yang terletak pada garis finish. Pengambil waktu menhentikan stop watch apa bila pemain dan bolanya sudah lewat dari garis finish. Dan apabila siswa melakukan gerakan yang salah pengawas segera menginggatkan dan harus membetulkan gerakan yang salah tadi dan segera menentuakan gerakan tes yang dilakukan. Penilaian hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh tes pada saat mengiring bola dan tempat star sampai finish sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap siswa diberi 3 kali kesempatan Penilaian Hasil tes : Diambil nilai tes yang tercepat dari 3 kali kesempatan menggiring bola. Teknik Analisis data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut (Hadi, 1988):
r xy
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
Keterangan: X = Nilai pengukuran Kelentukan Tubuh Y = Nilai Kemampuan Menggiring Bola X² = Nilai pengukuran Kelentukan Tubuh dikuadratkan Y² = Nilai Kemampuan Menggiring Bola dikuadratkan XY = Hasil perkalian nilai pengukuran Kelentukan tubuh dengan Kemampuan Menggiring Bola. N = Jumlah sampel
Adapun yang ditempuh dalam menganalisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis (Ho) 2. Menyusun tabel kerja 3. Memasukan data kedalam rumus 4. Menguji nilai product moment 5. Menarik kesimpulan analisis. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian (Arikunto 1997:96). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: a. Kelentukkan Tubuh adalah kemampuan siswa untuk menggerakkan tubuh dan bagianbagiannya, di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada artikulasiartikulasi dan pemasanganpemasangan otot b. Keterampilan Menggiring Bola adalah suatu gerakan–gerakan lari mengunakan bagian kaki mendorong bola agar tergulir terus-menerus diatas tanah.
2
85
B. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Sebagai langkah konkrit dalam pembahasan permasalahan yang dirumuskan dalam Bab I, maka perlu disajikan data yang diperoleh di lapangan untuk memudahkan penganalisa data tersebut maka penulis membaginya menjadi dua variabel yakni Kelentukan Tubuh (X) dan Keterampilan Menggiring Bola (Y). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Tes Variabel Kelentukan Tubuh dan Keterampilan Menggiring Bola.
No 1 2 3 4
Nama Siswa Ajmil Nurhadi Andri Wawan Andri Yanto Aris Munandar
Jenis Kelamin (L/P) L L L L
Kelas VIII
VIII VIII
12.4 8
6
Deden Ardiansyah
L
VIII
7
Fahru
L
VIII
8
Gustian
L
VIII
9
Haris
L
VIII
10
Imam Fadhullah
L
VIII
11
Jami’i
L
1
12.9 13.4
5 7 8 7
11.7 11.2 12.6 12.8
No
11.4
1
X
5 VIII
M.Nuril Rizki
L
13
Nadjamudin
L
14
Nasution
L
Pandu Hidayat Roni Firmansyah
L
Rusdin
L
VIII
Syamsudin
L
VIII
19
Syarifudin
L
VIII
20
Dwi Ari Prasetio
L
VIII
18
11.7 6
VIII
17
11.3 7
L
16
13.4
VIII
Baharuddin
15
Y
2
5
12
X
1. Analisis Data a. Merumuskan Hipotesis Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang menggunakan statistic. Adapun rumusan hipotesis alternative (Ha) yang diajukan adalah: “Diduga ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013”. b. Menyusun Tabel Kerja Data hasil penelitian di lapangan merupakan data mentah yang perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum memasukkan kedalam rumus. Oleh karena itu langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan analisis terhadap data tersebut, agar memudahkan dalam melakukan perhitungan dan uji hipotesis. Adapun tabel kerja tentang analisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Kerja Antara Variabel Kelentukan Tubuh dan Keterampilan Menggiring Bola
6
VIII
11.2 3
VIII VIII
7 6
VIII
11.1 12.5 11.9
5 L
VIII
2 3 4 5 6
12.2 8 4 8 4
11.3 10.5 11.2 11.4
5
6 8 1 5
8
8
11 12
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
7
7
10
13
XY
X2
Y2
13.4
26.8
4
179.56
11.3
79.1
49
127.69
11.7
70.2
36
136.89
12.4
99.2
64
153.76
12.9
2
7
9
Y
7 5 6 3 7
12.9
1
166.41
13.4
67
25
179.56
11.7
81.9
49
136.89
11.2
89.6
64
125.44
12.6
88.2
49
158.76
12.8
64
25
163.84
11.4
68.4
36
129.96
11.2
33.6
9
125.44
11.1
77.7
49
123.21
86
14 15 16 17 18 19
6 5 8 4 8 4
20
5
Jmlh
108
12.5
75
36
156.25
11.9
59.5
25
141.61
12.2
97.6
64
148.84
11.3
45.2
16
127.69
10.5
84
64
110.25
11.2
44.8
16
125.44
11.4
57
25
129.96
238.1
1321.7
706
2847.45
Sumber Data: Data Primer Diolah Analisa Korelasi Product Moment Langkah-langkah perhitungan data pada tabel diatas adalah sebagai berikut: 1. Menjumlahkan subyek penelitian/sampel penelitian (kolom1), diperoleh N=20 2. Menjumlahkan skor X (kolom 2), diperoleh X = 108 3. Menjumlahkan skor Y (kolom 3), diperoleh Y = 238,1 4. Menjumlahkan kuadrat skor X (kolom 5), diperoleh X2 = 706 5. Menjumlahkan kuadrat skor Y (kolom 6), diperoleh Y2 = 2847,45 6. Menjumlahkan hasil perkalian skor x dengan skor Y (kolom 4), diperoleh 1321,7. Setelah melakukan analisa terhadap data mentah hasil penelitian untuk mencari koefisien nilai tiap variabel, maka tahap selanjutnya adalah memasukkan koefisien nilai tiap variabel tersebut kedalam rumus dalam rangka pembuatan hipotesis yang telah diajukan pada bab sebelumnya. Hipotesis yang telah diajukan pada sebelumnya adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha). Bunyi hipotesis yang dimaksud adalah “diduga ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah rumus Product Moment angka kasar seperti yang disajikan berikut:
Diketahui ∑N = 20 ∑X = 108 ∑Y = 238,1 ∑X2 = 706 ∑Y2 = 2847,45 ∑XY = 1321,7 rxy
rxy
rxy
rxy rxy
N XY - ( X) ( Y)
N X
2
( X ) 2 N Y 2 Y
2
20 x 1321,7 - (108 x238,1)
20 x706 (108) 20 x2847,45 238,1 2
26434 - 25714,8
14120 1166456949 56691,61 719,2
2456257,39 719,2
632149,84 719,2 rxy 795,079 rxy 0,904 Besarnya nilai korelasi antara variabel Kelentukan Tubuh (X) terhadap variabel keterampilan Menggiring Bola (Y) adalah sebesar 0,904. Nilai koefesien korelasi tersebut jika dibandingkan dengan nilai interval korelasi seperti pada tabel 4.3 berada pada interval 0,80–1,000 dengan tingkat hubungan sangat kuat. Tabel 4.3 Deskripsi Koefesien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2010 Dari hasil perhitungan rxy dengan menggunakan rumus product moment diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ada Hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan
2
87
Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013, karena dalam analisa data menunjukkan hasil perhitungan rxy product moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu 0,904. Dalam r-tabel, untuk jumlah responden penelitian (N) = 20 orang, maka pada taraf signifikan 5% nilainya sebesar 0,444. Sedangkan hasil analisa data bahwa nilai r-hitung sebesar 0,904. Hal ini menunjukkan bahwa nilai r-hitung product moment lebih besar dari nilai rtabel (r-hitung= 0,904 > r-tabel= 0,444). Berarti hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan dalam bab sebelumnya yaitu: ada Hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013, dapat diterima. C. PEMBAHASAN PENELITIAN
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam analisa data, dapat diketahui hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Hubungan ini dibuktikan dari hasil perhitungan r-hitung product moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu (0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5% dengan. Sehingga ditarik suatu kesimpulan bahwa ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis yang berbunyi “Diduga ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan
keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013, terbukti kebenarannya”. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Sajoto, 1995 : 90), bahwa kelentukan tubuh merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi gerak. Kelentukan tubuh merupakan unsur kemampuan gerak yang harus dimiliki seorang pemain sepakbola sebab dengan Kelentukan tubuh yang tinggi pemain dapat menghemat tenaga dalam suatu permainan. Kelentukan tubuh juga diperlukan dalam membebaskan diri dari kawalan lawan dengan menggiring bola melewati lawan dengan menyerang untuk menciptakan suatu gol yang akan membawa pada kemenangan. Seorang pemain yang kurang lincah dalam melakukan suatu gerakan akan sulit untuk menghindari sentuhan-sentuhan perseorangan yang dapat mengakibatkan kesalahan perseorangan, hal yang sama juga dikemukakan oleh (Suharno,1995 :33) bahwa kelentukan tubuh sangat penting terutama dalam olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan, khususnya sepakbola, untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknikteknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan. D. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan fakta-fakta yang dapat dikumpulkan dari obyek penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisa data menunjukkan bahwa nilai r-hitung product moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu (0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kelentukan tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas VIII
88
SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Besarnya nilai korelasi antara variabel kelentukan tubuh (X) dengan variabel keterampilan menggiring bola atas (Y) adalah sebesar 0,904 dengan tingkat hubungan sangat kuat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek Revisi V. Rieneka Cipta. Jakarta DEPDIKBUD. 1974. Keterampilan Bermain Sepak Bola. Jakarta. Harsono. 1998. Coaching dan aspekaspek fsikologi dalam coaching. Tambak Kusuma. Jakarta. Hughes Charles. 1990. Latihan Metode baru Sepak Bola Pertahanan. Pionir Jaya. Bandung James Baley. 1996. Latihan dasar Andal Sepak Bola Remaja. Saka Mitra Kompetensi. Klaten Lutan Rusli. 1982. Sepak Bola Indonesia, Gramedia Jakarta. Nossek
Jossef. 1993. Sepak Bola Langkah-langkah Menuju
Sukses. PT.Raja Persada. Jakarta.
Grafinda
Soekatamsi, 1998. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMA. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sajoto,Muhammad. 1995. Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga, Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek pengembangan LPTK, Jakarta. Suharno,
HP. 1995. Metodelogi Kepelatihan. Koni Pusat Pendidikan dan Penataran. Jakarta.
Sutrisno Hadi, 1991. Metodelogi Penelitian, Audi Offset, Yokyakarta. ________, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. ________, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. PT Gramedia. Jakarta. Wigoyo Gisis B. 1989. Pengetahuan Kesegaran Jasmani dan Alat Tes Pengukuran. Ganeca Exact. Bandung.
89
PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LOMPATAN PADA KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK NEGERI 6 BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SUHERMAN, S.PD. & IRFANHUSEN ABSTRAK
Kata Kunci : Latihan Skipping, Tinggi Lompatan, Bola Basket. Bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka. Tinggi lompatan dalam cabang bola basket adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pemain basket, karena tinggi lompatan sangat dibutuhkan setiap pemain untuk melakukan tembakan bola ke keranjang lawan untuk mendapatkan point. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebanyak 32 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel total, sehingga sampel total dalam penelitian ini berjumlah 32 orang siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima. Teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui analisis statistik dengan mengunakan rumus analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan koefisien regresi Y=0,165+0,066X, artinya terdapat pengaruh yang positif antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pembelajaran 2013/2014. Latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar 55,6%. Nilai thitung lebih besar dari ttabel (6,126>2,042), sehingga hipotesis alternatih (Ha) yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” diterima. PENDAHULUAN Permainan bola basket di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, serta dapat dimainkan dilapangan terbuka atau lapangan tertutup. Permainan bola basket merupakan sebuah permainan yang menarik untuk dimainkan, seperti yang
dipaparkan oleh Ambler yang dikutip oleh redaksi PT. Pionir (1982: 5) bahwa: “Permainan basket ini sangat menarik, oleh karena dapat dimainkan oleh semua golongan umur. Disamping itu juga karena dari para pemain dituntut keterampilan bermain dan kesegaran fisik yang tinggi.” Permainan bola basket dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik
90
dan keterampilan teknik yang berkualitas. Dilihat dari karakteristik permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang banyak menuntut para atletnya menguasai teknik dan memiliki kondisi fisik yang baik tanpa mengabaikan aspek taktik dan mental. Mengenai hal ini Harsono (1988: 100) mengemukakan bahwa: “Ada empat aspek latihan yang perlu di perhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental.” Olahraga bola basket merupakan suatu permainan beregu yang menuntut kerjasama dari tiap anggota dalam satu tim. Tujuan utama dari permainan ini adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dengan sebanyak-banyaknya dan. menjaga daerah pertahanan sendiri dari serangan lawan agar lawan tidak mampu memasukan bola ke keranjang. Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas 5 orang pemain. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka atau score. Bola boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan atau didribble ke segala arah sesuai dengan peraturan yang berlaku, (Perbasi, 2006:11). Salah satu teknik pemainan bolabasket yang mempunyai peran penting adalah shooting (menembak) karena kemampuan shooting banyak mendukung kemenangan suatu tim bolabasket. Salah satu jenis shooting adalah jump shot (Tembakan melompat), Gerakan tembakan melompat harus disertai dengan lompatan dan kemudian pada puncak lompatan tembakan, bola harus sudah dilepaskan melalui lengan, pergelangan, dan jari tangan dengan seluruh tenaga, kemudian angkat bola secara serentak dengan kaki, punggung dan bahu serentak ke atas. Ketinggian lompatan disesuaikan dengan jarak tembakan, pada tembakan dalam jika dijaga ketat, maka kaki harus memompakan tenaga untuk melompat lebih tinggi dari penjagaan. Sedangkan pada tembakan di luar jarak tembakan akan memiliki banyak waktu, oleh sebab itu tidak perlu melompat terlalu tinggi dari lawan.
Tinggi lompatan dalam cabang bola basket adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pemain basket, karena tinggi lompatan sangat dibutuhkan setiap pemain untuk melakukan tembakan bola ke keranjang lawan untuk mendapatkan point. Dari level usia dini pun kemampuan melompat sudah dilatih dengan berbagai macam latihan agar nantinya kemanpuan melompat bisa bekembang dan meningkat. Jadi kemampuan melompat sangat penting dalam permainan bola basket. Khususnya untuk pemain remaja latihan ini harus ditingkatkan, karena dalam masa ini pemain remaja mengalami perkembangan secara cepat dari fisiologis maupun fisik. Salah satu latihan yang sering dilakukan untuk meningkatkan tinggi melompat ini adalan latihan skipping, karena dengan latihan skipping ini akan memperoleh keguanan yang sangat banyak untuk berbagai macam otot yang digunakan untuk melakukan lompatan. Selain bermanfat banyak, latihan skipping ini juga sangat sederhana dan bisa dilakukan dimana saja. Skipping merupakan olahraga yang sejak zaman dulu digemari dari berbagai Negara, olah raga skipping sesungguhnya merupakan olahraga yang mengunakan seutas tali untuk melakukan lompatan. Sekiping ini degemari oleh atlit-atlit dari berbagai macam cabang. Latihan skipping dapat meningkatkan kekuatan, kelincahan, keseimbangan, dan masih bnyak lagi yang didapat dengan melakukan olahraga skipping ini. Dengan melakukan skipping otot-otot yang dgunakan menyeluruh bagian tubuh, jadi dengan satu macam olahraga ini maka manfaat yang didapat juga sangan menyeluruh. Sampai saat ini juga perkembangan skipping juga sangat hebat, skipping mengalami perkembanan dari segi fariasi pengunaan maupun bahan yang digunakan. Zaman dahulu skipping digunakan hnya untuk meloncat satu atau dua macam loncatan saja namun sekarang variasi penggunaan skipping sangat variatif dan berkembang berbagai macam variasi, selain itu bahan yang digunakan untuk membuat skipping pada zaman dulu hanya tali saja dan
91
pegangannya cuman dari kayu, namun sekarang dengan berkembangnya zaman bahan skipping bisa dari plastik yang bahannya ringan dan mudah digunakan. Kajian Teori 1. Latihan a. Pengertian latihan Latihan berasal dari kata “latih” yang berarti : belajar membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu, sedangkan latihan berarti hasil dari latih (Dekdikbud, 1995 : 5691). Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan meningkatkan jumlah beban, untuk tercapainya tujuan latihan (hadimsyah Noor,1995;10). Latihan adalah pelajaran membiasakan atau memperoleh sesuatu kecakapan (poerwodarminto, 1995 :571). Latihan memiliki tujuan untuk berlatih kekuatan otot-otot, kecepatan, daya tahan, kelincahan, ketangkasan, keterampilan (Soegito, 1993 : 154). Menurut Wijanarko (1993 : 54) bahwa latihan dilaksanakan oleh atlet bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, ketepatan, membentuk daya tahan, dan menambah kelincahan serta keterampilan. Kemampuan manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan olahraga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kondisi fisik, usia, jenis kelamin, bakat, kesiapan dan kemauan, untuk dapat meningkatkan kemampuan baik secara fisik maupun secara teknik dilakukan suatu latihan yang didasarkan pada beberapa prinsip latihan. b. Prinsip-Prinsip Latihan Seorang pelatih maupun atlet di dalam melakukan latihan dilaksanakan oleh atlet dengan tujuan harus menganut prinsipprinsip tertentu baik secara umum, maupun spesialisasi suatu cabang olah raga. Prinsipprinsip latihan menurut Sajoto (1996 : 45) adalah : Prinsip Kontinyu, beban bertambah, individual, interval, penekanan, kekhususan dan gizi. Lebih terperinci prinsip latihan dalam bidang olahraga adalah sebagai berikut : 1) Latihan dilakukan secara berulang-ulang; 2) Pengulangan dari gerakan yang diinginkan selama latihan secara terus
menerus akan menjadi suatu gerakan yang otomatis dilakukan oleh atler. Dengan otomatisasi gerakan tersebut maka akan dapat tercapainya suatu tingkat kecepatan yang optimal dan penggunaan tenaga yang se-efisien mungkin; 3) Latihan yang diberikan harus cukup berat Pemberian dengan tingkat yang relative cukup berat akan dapat memberikan rangsangan bagi tubuh untuk lebih mudah beradaptasi pada lingkungan yang dikehendaki. Pemberian beban tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada prinsip beban lebih (Overload Principle) dimana melalui pemberian rangsangan secara optimal tersebut dengan latihan yang dilakukan tiap hari dengan beban yang kian bertambah akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang diinginkan dalam tubuh atlet. 4) Latihan harus cukup meningkat. Pelaksanaan latihan secara terus menerus dan berulang-ulang, bertahap denagn peningkatan beban harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan fisik atlet. Peningkatan dalam hal pemberian beban harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet dan dilakukan bertahap. Jika tidak sesuai dengan kemampuan atlet maka akan memberi akibat yang negatif dan menimbulkan kelainan dalam tubuh atlet. Hal tersebut lajim disebut sebagai gejala ovortrinet yang terutama disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut ; a) Latihan yang diberikan terlampau berat b) Kesalahan metode latihan c) Sebab-sebab kejiwaan yang tidak dapat dijelaskan d) Latihan dilakukan secara tidak teratur Pelaksanaan latihan secara kontinyu dan sesuai prinsip latihan akan memberikan akibat positif bagi kondisi fisik atlet dan memudahkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan latihan. Berlatih dalam jangka waktu 90 menit perhari, dapat dikatakan telah dapat mencukupi kebutuhan apabila latihan tersebut dilakukan dengan teratur dan bersungguh-sungguh (Noor, 1995 :92) Kemampuan berprestasi. Prestasi yang dapat dicapai oleh seorang atlet dibatasi oleh kemampuan atlet dan batas tersebut dapat dikatakan relatif karena masih tergantung oleh berbagai hal lainya. Faktor psikologi seperti tingkat kejenuhan dan rasa putus asa
92
akan dapat dikurangi dengan pemberian motivasi, selingan dan motivasi latihan sehingga akan memunculkan partisipasi aktif dan kesungguhan pada atlet dalam menghadapi beban latihan secara priodik. 2. Skipping a. Pengertian Skipping Skipping adalah melompat dengan menggunakan tali (Kridalaksana, 1990 :851). Latihan skipping yang dimaksud pada latihan ini adalah latihan skipping yang terdiri dari langkah satu kaki kedepan, kemudian dengan cepat melakukan hop dengan kaki yang sama. Untuk dapat mempertahankan keseimbangan serta momentum gerakan tubuh keatas, kedua lengan harus diayunkan kedepan dan keatas berlawanan dengan gerakan tungkai pada saat hoping. Sepanjang gerakan, berat badan harus berada pada ujung telapak kaki. Kedua ujung tali dipegang tidak terlalu kuat diantara jari-hari tangan. Ibu jari berada diatas tali mengarah kesamping, sikusiku dekat denagn sisi badan, kedua tangan dan lengan agak diarahkan kedepan dan menjauhi badan. Tali biasa dibuat dengan warna warni dan ini dipastikan akan lebih menarik. Panjang alat dapat disesuaikan dengan tinggi badan atlet. Tali skipping dapat diukur bagian tengah dan ujung talinya kira-kira setinggi ketiak. Panjang tali pada umumnya adalah 1,8 Meter, 2,1 Meter, dan 2,4 Meter. Ketebalan tali juga bervariasi dan paling tidak dengan diameter 3/8 inci sampai dengan 1/5 inci. b. Pengamatan Gerakan Skipping merupak gerakan lokomotor yang paling sulit untuk dapat dikuasai oleh anak-anak. Untuk keberhasilannya membutuhkan kombinasi dua gerakan dasar yaitu langkah jalan dan hop yang harus dilakukan tidak sama tetapi tetap berirama Skipping juga merupakan gerakan lokomotor terakhir yang harus dikuasai. Penelitian telah menunjukkan bahwa skipping / lompat tali sudah mulai dilakukan pada anak-anak usia 4-5 tahun, tetapi masih belum dapat dikuasai dengan sempurna. Disamping kurang pengalaman khususnya
pada anak-anak umumnya akan mengalami kesulitan melakukan karena hop atau kordinasi gerakan. sebagai usaha penanggulangannya, pertama harus diarahkan kepada kemampuan anak untuk melakukan hop kemudian kombinasi gerakan hop. Adapun bentuk gerakan skipping dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1. Gerakan Latihan skipping c. Masalah umum yang terjadi pada skipping Adapun masalah-masalah yang sering terjadi dalam latihan skipping, antara lain: 1) Tidak dapat melakukan hop 2) Mendarat dengan seluruh telapak kaki 3) Melangkah dengan satu kaki dan hop dengan kaki lain\ 4) Gagal melakukan ayunan lengan berlawanan dengan gerakan tungkai 5) Badan terlalu dicondongkan kedepan dan kebelakang. d. Variasi Gerakan Adapun variasi-variasi gerakan sebagai berukut : 1) a) b) 2) 3)
Variasi berdasarkan ruang Variasi pola gerak Arah/jalur/ketinggian Variasi berdasarkan waktu Variasi berdasarkan gaya yang dikembangkan. 3. Lompatan Lompatan adalah suatu hasil dan gerakkan tubuh keatas sehingga mencapai titik tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531). Dalam permainan bola basket sudah tentu kita akan melakukan lompatan khususnya pada saat memasukkan bola ke keranjang.
93
Untuk menunjang dalam permainan bola basket selain penguasaan teknik dan taktik juga diperlukan kekuatan pada otot, penguatan otot-otot tersebut meliputi: a. Penguatan otot bahu b. Penguatan pada otot lengan c. Penguatan pada pergelangan tangan d. Penguatan pada otot punggung bagian bawah e. Penguatan pada otot perut, paha dan betis Pada poin 5 (lima) disebutkan penguatan otot perut, paha dan betis. Kita ketahui bahwa ketiga bagian otot-otot tersebut merupakan otototot yang berhubungan sewaktu melakakukan lompatan. 4. Bola Basket a. Sejarah Bola Basket Olahraga permainan berkelompok bola basket diciptakan oleh Dr. James Naismith lahir 06 nopember 1861 – meninggal 28 nopember 1939, salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) di kota Springfield, Massachussets Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong terwujudnya cabang olahraga baru ini adalah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Penyebab utama dari masalah ini adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga senam yang gerakannya kaku, disamping itu kebutuhan yang dirasakan dimusim dingin untuk melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak. Dr. lethar Lesey Gullick Pengawas Kepala Bagian Olahraga pada sekolah tersebut, menyadari adanya gejala yang kurang baik itu beliau segera menghubungi Dr. James Naismith serta memberikan tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga baru, yang dapat dimainkan di ruangan tertutup terutama pada musim dingin. Pada mulanya permainan bola basket dimainkan oleh dua regu. Masing-masing regu terdiri dari 9 orang pemain yang membawa bola tidak dibawa lari dan pihak
lawan berusaha merebut bola tersebut. Permainan pada waktu itu sangat digemari warga masyarakat Amerika Serikat sehingga jumlah pemain diubah menjadi 7 orang selanjutnya diubah lagi menjadi 5 orang tiap regu. Tanggal 21 juni 1932 diadakan konferensi bola basket yang pertama kali di Jenewa, Swiss. Pada konferensi ini terbentuklah Federasi Bola Basket Internasional yang bernama VIBA. Permainan bola basket masuk ke Indonesia sekitar tahun 1929 yang dibawa oleh perantau dari Cina. Pemainan bola basket pertama kali dimainkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON I) di Surakarta. Pada tanggal 23 Oktober 1951 berdirilah Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia atau PERBASI. Pada tahun 1955 kepanjangan Perbasi dirubah menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan pada tahun 1955 PERBASI diterima sebagai anggota FIBA (PB Perbasi, thn 1985 hal.8-12). Permainan bola basket sekarang semakin berkembang dan digemari oleh para pelajar dan mahasiswa bahkan diajarkan pada sekolah-sekolah. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permainan Bola Basket Di dalam permainannya banyak sekali faktor-faktor yang perlu di perhatikan terutama berhubungan dengan keberhasilan seseorang dalam permainan bola basket, faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang datangnya dari atlet atau pemain itu sendiri, antara lain: a) Keadaan Fisik Pemain b) Bentuk dan Postur Tubuh c) Tingkat Kesegaran Jasmani d) Kekuatan Otot 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang datangnya dari luar atlet, yaitu: a) Sarana dan Prasarana b) Pelatih, Pembina, Guru dan c) Lingkungan.
94
a) b) c) d) e) c.
Kedua faktor tersebut saling berhubungan dan berkaitan tidak dapat dipisahpisahkan karena keduanya memiliki peranan untuk menunjang pencapaian prestasi dalam permainan bola basket khususnya prestasi shooting. Secara umum permainan bola basket mempunyai unsur-unsur yang harus dikuasai selain teknik shooting, yang harus dikuasai dan diperhatikan dalam permainan bola basket yaitu: Melempar dan menangkap bola (Passing) Menggiring bola (Drible) Memasukkan bola ke dalam keranjang (Shooting) Memoros/ berputar (Pivot) Olah kaki (Foot Work). Cara Melempar dan Menangkap Bola (Passing) Adapaun cara melempar dan menangkap bola dalam permainan bola basket, adalah sebagai berikut:
1) Cara Melempar Bola Melempar adalah bola diberikan pada teman atau siapa saja. Lemparan bola ada berbagai macam yaitu: a) Lemparan Datar Setinggi Dada Sikap pada saat melakukan lemparan, kedua kaki dalam kuda-kuda sejajar, badan tegak agak condong sedikit kedepan, berat badan bertumpu pada kedua kaki, dan lutut sedikit ditekuk pelepasan harus disertai lecutan pergelangan tangan dan berat badan dipindahkan kedepan agar lemparan kuat, maka pada saat bola lepas dari telapak tangan kaki kanan melangkah kedepan. b) Lemparan dengan Pantulan ikap kaki dan lainnya serupa seperti pada teknik lemparan datar setinggi dada diatas, bola diarahkan kebawah atau lantai dengan dorongan telapak tangan sedikit kedepan, yaitu tiga per empat teman mendapat bola. c) Lemparan Atas (Diatas Kepala). Sikap pada lemparan atas adalah berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka, bola ada di atas kepalanya dipegang dengan dua atau satu tangan. Dorong bola tersebut kedepan seolah-olah membuat sudut empat puluh lima (45) derajat. d) Lemparan dari Samping Kepala. Sikap badan pada lemparan atas adalah berdiri tegak, kedua kaki lututnya agak ditekuk dan sedikit terbuka siap untuk
2)
a)
b) c)
d)
d.
melangkah, pegang bola dengan dua atau satu tangan, siku ditekuk rapat dengan badan, sebelum bola dilemparkan maka bola dibawa kesamping badan sambil memutar badan hingga bahu menghadap arah lemparan diikuti oleh langkah kaki yang belakang. Cara Menangkap Bola. Dalam tatacara menangkap bola yang perlu diperhatikan adalah: Sikap menangkap bola, kedua kaki mengangkang dan lutut agak ditekuk Pandangan melihat arah datangnya bola Bola diusahakan disokongkan dengan menggunakan Kedua telapak tangan segera ditarik mengikuti arahnnya Bola, dengan kaki yang didepan melangkah kebelakang. Menangkap bola dapat dilakukan dengan diam ditempat maupun dengan lari.. Cara Menggiring Bola (Drible) Agar dapat melakukan drible dengan benar, hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Bola dipegang kedua tangan dengan rilaks. Setelah bola dipantulkan dan memantul ke atas, kita dapat mendorong kembali dengan menggunakan telapak tangan kanan ataupun tangan kiri. 2) Badan dalam posisi tegak sedikit condong kedepan sehingga berat badan tertumpu pada kedua belah kaki. Pandangan selalu kedepan, kendalikan dengan menggunakan jari-jari dan pergelangan tangan. 3) Memantulkan bola ada dua macam menurut kebutuhan yaitu: 4) Pantulan tinggi digunakan untuk kepentingan menyerang tetapi jangan sampai melebihi pinggang. 5) Pantulan rendah digunakan dalam keadaan pelan sehingga dapat 6) Untuk mengatur serangan ataupun waktu. e. Tembakkan (Shooting) Shooting adalah memasukkan bola atau menembak bola kedalam keranjang (Eme Musnan, 1985 hal 34), shooting berasal dari kata “shoot” yang berarti menembak, mengajukan, melempar, mengurangi, melepaskan, membuang (Ecol dan Sadili, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia Jakarta, Thn. 1989, hal. 521), shooting yang penulis maksudkan disini adalah memasukan bola atau menembakan bola
95
kedalam keranjang. Menurut Imam Suyadi, (1979) Tembakan (Shooting) kedalam keranjang dilalukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1) Tembakan dengan Satu Tangan Menembak dengan satu tangan harus diutamakan, karena kecepatan menembak lebih terjamin dan koordinasi lebih mudah dikuasai bila dibandingkan dengam penembakan dengan menggunakan kedua tangan. 2) Menembak dengan Kedua Tangan Shooting kedua tangan atas kepala yaitu: berusaha memasukkan bola kedalam keranjang lawan sebanyak-banyaknya secara tepat dengan posisi bola di atas kepala hingga lemparan dilambungkan (tembakan bebas). f. Cara Memoros/ Berputar (Pivot) Yang dimaksuad dengan pivot adalah memutarkan badan kesegala arah dengan salah satu kaki menjadi as/poros, pada saat pemain menguasai bola, sedangkan kaki yang dipindahkan dapat lewat depan atau belakang. Pivot berguna melindungi bola dari perebutan lawan untuk kemudian bola itu dioperkan kepada temannya atau mengadakan tembakan (shooting). g. Olah Kaki atau Gerakan Kaki (Foot Work) Yang dimaksud dengan olah kaki atau gerakan kaki adalah keterampilan penguasaan gerak kaki di dalam hal: 1) Dapat melakukan gerakan star dengan cepat dan berhenti dengan cepat pula tanpa kehilangan keseimbangan. 2) Dapat melakukan gerakan merubah arah gerak, baik dalam pertahanan maupun dalam penyerangan. h. Jump Shoot Shooting Jump shoot adalah suatu tembakan yang dilakukan dengan jarak, baik dilakukan dengan jarak dekat maupun jarak jauh dengan posisi keranjang (ring), sehingga seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat sejajar dengan kita. Jump shoot/tembakan sambil melompat sangat membutuhkan kemampuan lompatan yang bagus serta pelakunya (Imam Suyadi, MA, 1979, hal. 87).
Pelaksanaan pegangan dan pelepasan bola pada jump shoot sama dengan pelaksanaan tembakan tanpa lompat pada umumnya, bedanya dalam jump shoot didahului dengan lompatan tegak lurus ke atas, dan bola dilepaskan pada saat penembak sampai pada titik tingginya, atau saat dia berhenti di atas, pada waktu di atas, kaki lemas bergantung. B. METODE PENELITIAN Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis Data a. Data Kualitatif Yaitu data yang tidak dapat di ukur dengan angka-angka tetapi dapat dikemukakan dengan penjelasan, serta pertanyaan guna pendukung data kuantitatif, seperti identitas responden, gambaran lokasi penelitian. b. Data Kuantitatif Yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, atau data kualitatif yang diangkakan dengan perhitungan statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data test perbuatan. 2. Sumber Data a. Data Primer Yaitu Yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari responden, dalam hal ini adalah data hasil test perbuatan. b. Data Sekunder Yaitu data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur yang mempunyai kaitan atau hubungan dengan masalah yang diteliti, seperti buku-buku, Jurnal, makalah, dll. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
96
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono; 2009; 90). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebanyak 48 orang, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Penelitian Populasi No
Jumlah Populasi
Kelas Putra
Putri
1
XITAV
16
7
23
2
XI-TKJ
16
9
25
Jumlah
32
48
Sumber: Data SMK Negeri 6 Bima 2. Sampel Sedangkan menurut Arikunto (2006:109) yang dimaksud sampel penelitian adalah “Sebagian dari subyek populasi yang menjadi contoh dalam penelitian dan fungsi sampel dalam penelitian adalah menjadi wakil dari populasinya”. Teknik Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh, yaitu semua jumlah populasi dijadaikan sampel, (Sugiyono, 2009;96). sedangkan menurut Arikunto, (2002:113) jika populasi kurang dari 100, maka populasi diambil semua sebagi sampel, sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima yang berjumlah 32 orang, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.2 Populasi Penelitian No
Kelas
1
XI-TAV (Teknik Audio Vidio)
2
XI-TKJ (Teknik Komputer Jaringan) Jumlah
Sumber: Data SMK Negeri 6 Bima
Teknik Pengumpulan Data Data yang butuhkan dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui berbagai teknik: 1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan pencatatan sumbersumber data yang ada pada lokasi penelitian, Yaitu: nama-nama siswa siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima. 2. Metode test perbuatan Test adalah pengukuran mengenai keadaan dan kemampuan seseorang. Test perbuatan adalah test untuk mengetahui secara langsung mengenai kemampuan seseorang terhadap aktifitas yang dilakukan (Sajoto, 1990;35). Hasil dari test perbuatan ini akan menjadi data yang diperlukan karena bentuk test yang dilakukan sudah disesuaikan dengan data yang diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini mengunakan metode test perbuatan. Metode test perbuatan yaitu suatu alat atau prosedur yang sistimatis dan obyektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diperlukan tentang seseorang dengan orang lain yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972;41). Pelaksanaan test perbuatan dimaksud untuk memperoleh data latihan skipping dan tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket, dengan mengunakan instrumen penelitian (peralatan) seperti tali skipping, bola basket dan pluit.. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan melaui kuisioner akan dianalisa dengan menggunakan analisa regresi linier berganda pada program SPSS 17 for Populasi Windows. Adapun formulasi dari regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: 16 1. Regresi linier sederhana dengan 16 persamaan. Untuk mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tinggi 32 lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014, maka digunakan analisa
97
regresi linier persamaan:
sederhana
D = r2 x 100%
dengan
4. Uji Hipotesis Uji t digunakan untuk menguji signifikansi antara variabel latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket digunakan rumus sebagai berikut:
Y a b .......................(Sugiyono, 2009;237) Di mana: Y = Tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola basket
t
X = Latihan Skipping
b = Koofesien regresi Untuk mencari konstanta (a) dan koofisien regresi (b) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
( Y )( X 2 ) ( X )( XY ) n X 2 ( X ) 2
........(Sugiyono, 2009;239)
b
............(Sugiyono,
n X i ( X i ) 2 2
........(Sugiyono, 2009;239) 2. Analisa Koefisien Korelasi Sedangkan korelasi antara latihan skipping dengan tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
n XY ( X )( Y )
n X
2
( X ) 2 n Y 2 ( Y ) 2
...(Sugiyono, 2009;242) 3. Analisa Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket digunakan analisa determinasi dengan rumus sebagai berikut :
Dengan ketentuan, jika thitung lebih besar dari pada ttabel, maka latihan skipping berpengaruh signifikan terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
Definisi Operasional Variabel Untuk menjelaskan definisi tersebut, maka Definisi Operasional Variabel dari masing-masing variabel tersebut diatas adalah:
n X iYi ( X i )(Yi )
r
1 r2
2009;214)
a = Konstanta
a
r n2
1. Latihan Skipping Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulangulang secara kontinyu dengan meningkatkan jumlah beban, untuk tercapainya tujuan latihan (hadimsyah Noor,1995;10). Latihan adalah pelajaran membiasakan atau memperoleh sesuatu kecakapan (Poerwodarminto, 1995 :571).
Skipping adalah melompat dengan menggunakan tali (Kridalaksana, 1990:851). Latihan skipping yang dimaksud pada latihan ini adalah latihan skipping yang terdiri dari langkah satu kaki kedepan, kemudian dengan cepat melakukan hop dengan kaki yang sama. Adapun definisi latihan skipping dalam penelitian ini adalah melompat dengan menggunakan tali latihan yang terdiri dari langkah satu kaki kedepan, kemudian dengan
98
cepat melakukan hop dengan kaki yang sama oleh siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Tinggi Lompatan Lompatan adalah suatu hasil dan gerakkan tubuh keatas sehingga mencapai titik tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531). Jump shoot adalah suatu tembakan yang dilakukan dengan jarak, baik dilakukan dengan jarak dekat maupun jarak jauh dengan posisi keranjang (ring), sehingga seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat sejajar dengan kita. Jump shoot/tembakan sambil melompat sangat membutuhkan kemampuan lompatan yang bagus serta pelakunya (Imam Suyadi, MA, 1979, hal. 87). Adapun definisi tinggi lompatan dalam penelitian ini adalah suatu hasil dan gerakan tubuh keatas untuk melakukan tembakan baik dengan jarak dekat maupun jarak jauh untuk memasukkan bola dalam permainan bola basket sesuai dengan tujuannya yang dilakukan oleh siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014 sehingga mencapai titik/ukuran tertentu.
streatment maka susunan tabelnhya sebagai berikut: Tabel 4.7. Data Skipping (X)
Hasil
Latihan Latihan Skipping
No
(Menit)
Nama Siswa 1
2
3
1
Adi Mawardi
5
4
3
2
Aminul Hudzaifah
3
3
3
3
Andri
4
3
4
4
Arahman
4
5
5
5
Arif Maulana
3
4
4
6
Asep rama
5
5
5
7
Deden Setiawan
3
3
3
8
Eri Wiranto
4
4
5
9
Fahrun
3
4
3
10
Faturrahman
4
4
4
11
Hairuddin
5
4
5
12
Junaidin
4
3
4
13
Munawar
5
4
4
14
Mustiawan
5
4
5
15
Ruslan
4
5
4
16
Wahyudin
5
5
5
17
Sukarman
3
4
4
18
Al Hajairin
4
4
5
19
Ariyanto
4
3
3
20
Rano Karno
3
4
3
21
Firdaus
3
3
4
22
Firmansyah
4
4
5
23
Indra Sofian
3
4
5
24
Jaharudin
4
4
5
25
M. Syamsudin
3
5
3
26
M. Rifaid M.
4
5
4
27
Muslim
3
4
4
28
Riri Heriawan
4
3
4
C. HASIL PENELITIAN Analisis Data Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang menggunakan statistik. Adapun rumusan hipotesis yang diajukan adalah: “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” 2. Menyusun tabel kerja Berdasarkan data kemampuan lompat baik sebelum maupun sesudah melakukan melakukan
99
29
Rusdianto
30
5
Solihin
3
4
5
3
19
4
31
Supriadin
4
3
4
32
Syamsuriansyah
5
4
5
Firdaus
22
Firmansyah
24
No
25
26
1
2
3
4
5
6
Adi Mawardi Aminul Hudzaifah Andri
Arahman
Arif Maulana
I
II
III
0,4 5
0,4
0,5
0,3
0,3 5
0,4
0,6
0,4
0,4 5 0,5 5 0,4 5
0,4
0,45
0,5
0,45
0,45
0,35
0,43
0,55
0,43
0,4
0,4
0,43
1
16
17
18
0,4 5
0,45
Wahyudin
Sukarman
Al Hajairin
0,5 5
0,3 5
0,45
0,3 5
0,4
0,4
0,4 5
0,5
0,45
0,4
0,4
0,4 5
0,45
M. Rifaid M.
0,42
0,43
0,5
0,5
0,4 5
0,4 5
M. Syamsudin
0,4 5
Faturrahman
Ruslan
0,4
0,43
0,4 5
32
10
15
0,5
0,4
N o
0,5
0,4
0,4 5
0,35
0,5 5
0,4
Jaharudin
0,43
0,5
31
0,35
0,5 5
0,45
0,4
0,4
Mustiawan
0,4 5
0,4 5
0,3
14
0,4
Indra Sofian
0,4
30
Fahrun
0,45
0,53
0,45
9
0,4 5
0,5
0,4 5
0,45
0,4 5
0,5
0,4
29
0,45
Munawar
0,6
0,4
0,5
13
0,42
0,4
0,4
0,4
0,45
0,4
Eri Wiranto
0,4
0,4
0,4
8
Junaidin
0,4
Riri Heriawan
0,4
0,3 5
4,67
0,35
28
0,4
12
0,4
0,35
0,3 5
0,5
0,3 5
0,35
Deden Setiawan
0,4 5
0,3
0,4
0,5
0,4
3,67
0,37
0,3
0,4 5
Hairuddin
0,35
Muslim
0,4 5
11
0,4
27
Asep rama
7
0,3 5
RataRata (Y)
(Meter)
Nama Siswa
Rano Karno
21
23
Tabel 4.8. Data Hasil Tinggi Lompatan Siswa (Y)
4,67 3,33
20
Tinggi Lompatan
Ariyanto
Rusdianto
Solihin
Supriadin
Syamsuriansyah
0,43
0,42
0,45
0,47
0,47
Tabel 4.9. Data Persiapan Uji Regresi Linier Sederhana
0,38
0,45
0,38
0,45
2
3
4
0,53
5
0,45
6
0,45
0,38
0,47
7
8
9
X
Y
X2
Y2
X.Y
4
0,4 5
16
0,20 25
1,8
3
0,3 5
9
0,12 25
1,05
Andri
3,6 7
0,4 3
13,4 689
0,18 49
1,578 1
Arahman
4,6 7
0,5 5
21,8 089
0,30 25
2,568 5
Arif Maulana
3,6 7
0,4 3
13,4 689
0,18 49
1,578 1
5
0,4 7
25
0,22 09
2,35
3
0,3 8
9
0,14 44
1,14
Eri Wiranto
4,3 3
0,4 5
18,7 489
0,20 25
1,948 5
Fahrun
3,3 3
0,3 5
11,0 889
0,12 25
1,165 5
Nama Siswa
Adi Mawardi Aminul Hudzaifah
Asep rama Deden Setiawan
100
1 0
Faturrahman
4
0,4 3
16
0,18 49
1,72
1 1
Hairuddin
4,6 7
0,4 5
21,8 089
0,20 25
2,101 5
1 2
Junaidin
3,6 7
0,3 8
13,4 689
0,14 44
1,394 6
1 3
Munawar
4,3 3
0,4 5
18,7 489
0,20 25
1,948 5
1 4
Mustiawan
4,6 7
0,5 3
21,8 089
0,28 09
2,475 1
1 5
Ruslan
4,3 3
0,4 5
18,7 489
0,20 25
1,948 5
1 6
Wahyudin
5
0,4 5
25
0,20 25
2,25
1 7
Sukarman
3,6 7
0,3 8
13,4 689
0,14 44
1,394 6
1 8
Al Hajairin
4,3 3
0,4 7
18,7 489
0,22 09
2,035 1
1 9
Ariyanto
3,3 3
0,3 7
11,0 889
0,13 69
1,232 1
2 0
Rano Karno
3,3 3
0,3 5
11,0 889
0,12 25
1,165 5
2 1
Firdaus
3,3 3
0,4 2
11,0 889
0,17 64
2 2
Firmansyah
4,3 3
0,5 3
18,7 489
2 3
Indra Sofian
4
0,4 3
3. Analisis Regresi linier sederhana Y=a+bX Untuk mencari nilai a (konstanta) dan b (koefisien) digunakan rumus sebagai berikut:
Y X 2 X XY a= 2 n X 2 X n XY X Y b= 2 n X 2 X Y X 2 X XY a= 2 n X 2 X a
=
13,75519,48 127,67 55,528 32 519,48 127,67 2
a=
7142.884 7089.324 16623.44 16299.63
1,398 6
a=
53.56 323.81
0,28 09
2,294 9
a = 0,165
16
0,18 49
1,72
0,4 3
18,7 489
0,18 49
1,861 9
2 4
Jaharudin
4,3 3
2 5
M. Syamsudin
3,6 7
0,4 2
13,4 689
0,17 64
1,541 4
2 6
M. Rifaid M.
4,3 3
0,4 3
18,7 489
0,18 49
1,861 9
2 7
Muslim
3,6 7
0,3 5
13,4 689
0,12 25
1,284 5
2 8
Riri Heriawan
3,6 7
0,4
13,4 689
0,16
1,468
2 9
Rusdianto
4,6 7
0,4 3
21,8 089
0,18 49
2,008 1
3 0
Solihin
3,3 3
0,4 2
11,0 889
0,17 64
1,398 6
3 1
Supriadin
3,6 7
0,4 5
13,4 689
0,20 25
1,651 5
3 2
Syamsurians yah
4,6 7
0,4 7
21,8 089
0,22 09
2,194 9
Jumlah
127 ,67
13, 75
519, 48
5,98 8
55,52 8
b=
n XY X Y n X 2 X
2
b=
3255,528 127,67 13,75 32519,48 127,67 2
b=
1776.91 1755.46 16623.44 16299.63
b=
21.45 323.81
b = 0,066 Y = 0,165 + 0,066X Dari persamaan Y=0,165+0,066X dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima.
101
Dengan penjelasan:
dibandingkan dengan nilai interval korelasi seperti pada tabel 4..3 berada pada interval 0,60–0,799, menunjukkan hubungan yang positif dengan tingkat hubungan kuat.
a = Nilai konstanta 0,165 menunjukkan jika latihan skipping diabaikan maka tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola basket sebesar 0,165.
Tabel 4.10 Deskripsi Koefesien Korelasi
b = Nilai koefisien regresi pada variabel latihan skipping sebesar 0,066. Arti angka ini menunjukan bahwa setiap penambahan satuan jenjang pada variabel latihan skipping (X) akan menyebabkan terjadinya tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola basket (Y) sebesar 0,066 satuan jenjang kriteria.
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
4. Analisis Koefisien Korelasi
rxy
rxy
N XY - ( X) ( Y)
N X
2
( X ) 2 N Y 2 Y
2
32 x 55.528 - (127,67 x13,75)
Sumber: Penelitian Administrasi, Sugiyono, 2009. 5. Analisis Koefisien Determinasi D = r2 x 100% D = (0.745 x 0.745) x 100%
32 x519,48 (127,67) 32 x5,988 13,75D= 0.556 x 100% 2
2
D = 55,6%.
rxy
Berdasarkan nilai koefesien 1776.91 - 1755.46 diterminasi sebesar 0,556 pada taraf 16623.44 16299.63191.62 189.06 signifikasi 95%. Besarnya korelasi
rxy
21.45 323.812.56
rxy
21.45 827.88
rxy
21,45 28.77
rxy 0,745 Besarnya nilai korelasi antara variabel latihan skipping (X) terhadap variabel tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola basket (Y) adalah sebesar 0,745. Nilai koefesien korelasi tersebut jika
ditunjukkan oleh besarnya nilai R Square (r2) yaitu sebesar 0,556. Nilai R Square (r2) menunjukkan besarnya korelasi antara latihan skipping dengan tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola basket yaitu 0,556 atau 55,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar 55,6% sedangkan sisanya sebesar 44,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
6. Pengujian Hipotesis Penelitian Untuk membuktikan hipotesis alternatih (Ha) yang berbunyi “Terdapat
102
pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”, maka digunakan rumus t-test sebagai berikut:
t
r n2 1 r2
t
0.745 32 2 1 0.556
t
0.745x 5,477 0,666
t
4,803 0,666
t 6,126 Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 6,126. Kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk=32, nilai ttabel= 2,042. Dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel di atas maka dapat diketahui ternyata nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (6,126>2,042). Sehingga hipotesis alternatih (Ha) yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” diterima. Artinya latihan skipping yang dilakukan oleh para siswa selama pre-tets berlangsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. D. PEMBAHASAN Dari analiss data yang terkumpul diketahui bahwa latihan skipping berpengaruh positif terhadap tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi dengan persamaan Y=0,165+0,066X, artinya terdapat pengaruh yang positif antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima. Kemudian nilai r2 yang merupakan koefisien determinasi menunjukkan nilai sebesar 0,556 yang menunjukan bahwa besarnya pengaruh latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar 55,6% sedangkan sisanya sebesar 44,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Selain itu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari hasil analisis dapat diperoleh jawaban bahwa nilai thitung sebesar 6,126 lebih besar dari ttabel sebesar 2,042. yang berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima. Sehingga hipotesis alternatih (Ha) yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” diterima. E. PENUTUP Berdasarkan fakta-fakta yang dapat dikumpulkan dari obyek penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
103
1.
2.
3.
Latihan skipping berpengaruh positif terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi dengan persamaan Y=0,165+0,066X. Latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014 sebesar 55,6%. Hipotesis penelitian yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” diterima. Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (6,126>2,042). DAFTAR PUSTAKA
Aip, Syarifudin,. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pt. Gramedia: Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek Revisi VI. Rieneka Cipta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Revisi, PT Rineka Cipta. Jakarta. Badudu, J.S dan Sutan Muhammad Zain, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar Harapan. Bambang, Widjanarko dan Ismaryati. 1994. Pendidikan Atletik. Depdikbud. Jakarta. Bernhard, Gunther. 1993. Atletik. Semarang. Dahara Prize. Depdikbud. 1995. Kamus besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta. Engkos Kosasih. 1985. Olahraga, Tehnik dan Program Latihan. Jakarta.
Hamidsyah Noer, 1993. Kepelatihan dasar Universitas Jakarta. Harsono, 1988. Coacing dan aspek-aspek psikologi dalam coacing, CV. Tambak Kusuma. Jakarta. Kosasih, Engkos. 1990. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Gramedia. Jakarta. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Suharno HP. 1995. Olahraga Teknik dan Program Pelatihan. Akademika Pessindo. Jakarta. Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. PT Gramedia. Jakarta. Perbasi. 1994. Peraturan Permainan Bola Basket Edisi Baru. Theo Kleinmar/Dieser Kruber, 1986. Bola Voli Pembinaan Teknik, Teknik dan Kondisi Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarata: Gramedia. Wigoyo
Gisis B. 1989. Pengetahuan Kesegaran Jasmani dan Alat Tes Pengukuran. Ganeca Exact. Bandung.
Ahmadi,( 2007). Permainan Bola Basket. Solo : Era Intermedia Amber, (2009). Petunjuk Untuk Pelatih Dan Pemain Bola Basket. Bandung : Pionir Jaya Irsyada, Machfud. (2000). Permainan Bola Basket. Jakarta. Ganesa. Salim, Agus (2007). Buku Pintar Bola Basket. Bandung : Jembar Sodikun, Imam. (1992). Olahraga Pilihan Bola basket. Jakarta : Depdikbud Sumiyarsono (2002). Permainan Bola Besar. Bandung : PT. Angkasa Wisell, (2000) permainan Bola basket.Citra Aji Param
104
www.google.com/search?q=permainan+bola +basket+diakses/tanggal10/11/11
http//bolabasketterampil.co.id.
105
KORELASI ANTARA FLEKSIBILITAS TUBUH TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK SERVICE YANG TEPAT PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 7 DONGGO SATAP KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SUHERMAN,S.PD.&AGUSTINUS ABSTRAK
Kata- Kunci : fleksibilitas tubuh, kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw.
Sejalan dengan perkembangan jaman di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia dituntut untuk berpacu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam cabang olahraga sepak takraw. Dewasa ini hampir semua cabang olahraga mengalami peningkatan prestasi baik yang sifatnya terukur maupun kompetisi, mengingat hal ini didukung oleh adanya fasilitas dan sarana yang serba modern dan tenaga-tenaga pelatih yang profesional. Namun demikian dalam menentukan prestasi atlit kondisi tubuh baik secara anatomis, fisiologis dan psikologis juga merupakan penentu dalam pencapaian prestasi.
Permasalahannya yaitu Apakah ada Korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013? dan Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah Korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, Dari analisis statistik diperoleh t hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28) dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah 1,701.
Dari hasil analisis diperoleh nilai t hitung sebesar 3,134. Kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (p=0,05; dk=30 – 2=28 ), nilai ttabel = 1,701. Dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel di atas maka dapat diketahui ternyata nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,134 > 1,701), maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nol (ho) ditolak dan hipotesis alternatif (ha) diterima, maka kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut bahwa Ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013, diterima dan signifikan”. A. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan jaman di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia dituntut untuk berpacu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam cabang olahraga sepak takraw.
Dewasa ini hampir semua cabang olahraga mengalami peningkatan prestasi baik yang sifatnya terukur maupun kompetisi, mengingat hal ini didukung oleh adanya fasilitas dan sarana yang serba modern dan tenaga-tenaga pelatih yang profesional. Namun demikian dalam menentukan prestasi atlit kondisi tubuh baik
106
secara anatomis, fisiologis dan psikologis juga merupakan penentu dalam pencapaian prestasi. Cabang olahraga sepak takraw di Indonesia mengalami pasang surut. bankan hampir kurang mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Namun demikian cabang ini masih tetap diakui untuk dipertandingkan pada setiap kejuaraan tingkat nasional, seperti halnya pada kejuaraan PON ke XV 2009 beberapa tahun lalu. Secara historis dalam menentukan prestasi atlit sepak takraw tidak hanya ditentukan dari hasil latihan-latihan disebuah club saja, akan tetapi justru pembibitan dasar di mulai dari pendidikan formal. Kita tahu bahwa usia anak berkaitan erat dengan tingkat penentuan prestasi, oleh karena itu pemerintah mengupayakan pendidikan formal mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 : 129) disebutkan tentang tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut: “Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profèsional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani atau rohani. Sepak Takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerahdaerah di Indonesia yang terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makasar), Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan ) dan Jawa Barat (Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah inilah yang terlebih dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan dan meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul da prestasi dan menjadi juara pada kejuaraan-kejuaraan Nasional (Ratinus Darwis, 1992). Kemampuan teknik dasar antara satu dengan lainnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain teknik dasar dalam permainan sepak takraw dimaksud, seorang pemain harus pula menguasai teknik
khusus bermain sepak takraw.Teknik khusus bermain sepak takraw adalah cara-cara bermain sepak takraw yang meliputi sepak mula, menerima sepak mula, mengumpan, smesh, dan block atau menahan. Tanpa dikuasainya teknik tersebut, permainan sepak takraw tidak mungkin dilaksananakan dengan baik dan sempurna. Selanjutnya dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sediri mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, pembibitan, pendidikan dan pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik ditingkat nasional maupun di tingkat daerah. Begitu halnya dengan cabang olahraga sepak takraw yang merupakan salah satu jenis olahraga khas Indonesia, diperlukan adanya suatu upaya pembinaan dan pelatihan yang intens untuk menghasilkan fleksibilitas tubuh yang baik, dengan fleksibilitas tubuh yang baik akan memudahkan dalam melakukan servis bola. Servis bola merupakan salah satu komponen yang cukup menentukan keberhasilan dalam suatu pertandingan sepak takraw. Namun demikian untuk dapat melakukan servis yang baik perlu dukungan unsur–unsur kesegaran jasmani salah satunya adalah kelentukan tubuh yang maksimal. Kelentukan tubuh akan memberikan kemudahan bagi seorang pemain dalam melakukan servis. 1. Permainan Sepak Takraw Permainan sepak takraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh lengan.Bola hanya menyentuh atau dimainkan kaki, pada dada, bahu, dan kepala.Permainan sepak takraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong.Sepak mulai dilakukan tekong atas lambungan bola oleh pelambung yang diarahkan ke tekong. Pelambung adalah salah satu pemain depan, pada waktu dia melambungkan bola kea rah tekong. Tekong harus berada didalam lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada didalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada didalam lingkaran
107
tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong mengarahkan bola kedaerah lawan melaui atas net (jaring), dilain pihak lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke dalam lawan. Dalam hal ini mereka diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali (Sudrajad Prawirasaputra, 2000). Dengan demikian perlulah bahwa seorang pemain sepak takraw itu banyak berlatih diri dengan menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwa unsur lain atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan, factor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi Sepak Takraw. Salah satu daya tarik yang ditemui dalam permainan Sepak Rakraw adalah teletak pada gerakan Smash. Smesh merupakan gerakan terakhir dalam gerakan kerja serangan, untuk itu perlu dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan adalah suatu proses mempersiapkan oranisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi maksimal yang diberi beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang waktunya (Suharno, 1978). Permainan sepak rakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan didepan lapangan yng disahkan oleh net (jaring) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan tediri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainya menjadi pemain depan yang berada disebelah kiri dan kanan disebut apit kiri dan apit kanan. Ada beberapa komponen pendukung yang harus diperhatikan dalam pencapaian prestasi seorang atlit dalam permainan sepak Takraw (Suharno, 1978; 54).diantaranya adalah sebagai berikut: a. Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Contohnya Apabila seorang pemain menerima smash dari lawan atau pada saat latihan beban untuk event yang besar (SEA GAMES, PON, dan lain-lain) b. Daya tahan (Endurance) dalam hal ini dikenal 2 macam daya tahan. Daya tahan Umum (General Endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru – paru dan peredaran darahnya secara
efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus rnenerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot – otot. dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan Otot (Local Endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. Contohnya: Seorang pemain yang akan menghadapi suatu turnamen pertandingan yang besar, secara otomatis pemain tersebt harus berlatih lebih tekun, rutin dan keras serta bagaimana pemain tersebut menghadapi lawan tanding dalam tim agar tim / regunya menang. c. Daya Ledak (Muscular Power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek – pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak. Contohya: seperti pelompat tinggi. Tolak peluru atau seorang pemain sepak takraw melakukan smash atau memblok bola. d. Kecepatan (Speed) adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkatsingkatnya.Contoh: Seorang pelari cepat, pukulan dalam tinju, pembalap sepeda, pemanah atau seorang pemain melakukan servis keras, dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan eksplosive. e. Daya Lentur (Flexibility) adalah efektifitas seseorang dalam penyesuaian din untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal mi akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Contoh: Seorang pemain sepak takraw melakukan servis, seorang pelompat gaya flute atau seorang perenang melakukan pembalikan gaya bebas. f. Kelincahan (agility), adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi di arena tertentu. Contoh: Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya baik.Setiap pemain dalarn regu sepak takraw mampu memainkan bola dengan berbagai macam gaya atau aksi dalam permainan sepak
108
takraw bulatan (circle games) dengan waktu 10 menit. g. Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam – macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Contoh: Seorang pemain tenis kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila dapat bergerak ke arah bola sambil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan benar atau seorang pemain sepak takraw memainkan bola kemudian melakukan smash. h. Keseimbangan (Balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot. Contoh: Bagaimana seorang pesenam melakukan gerakar hand stand, meniti di balok titian atau seorang pemain sepak takraw setelah melakukan smash dapat jatuh dengan posisi yang benar. i. Ketepatan (Accuracy), adalah kemampuan seorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.Contoh: Seorang pemain sepak takraw, bola voly ataupun sepak bola mengarahkan bola agar tidak dapat diterima oleh lawan (baik smash maupun tendangan) j. Reaksi (Reaction), adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera syaraf atau feeling lainnya. Contoh: Bagaimana seorang pemain sepak takraw menerima bola dari lawan, apakah akan di smash atau diumpankan ke teman (melihat situasi) atau seorang penjaga gawang dalam mengantisipasi datangnya bola (ditangkap atau di tip atau di tendang). 2. Pengertian Kelentukan Tubuh (fleksibilitas) Kelentukan tubuh adalah kemampuan dari seseorang untuk berubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki, Suharno HP (1995: 33),sedangkan menurut Nossek Jossef (1992:93) lebih lanjut menyebutkan bahwa Kelentukan tubuh diidentitaskan dengan kemampuan mengkoordinasikan dari gerakan- gerakan, kemampuan keluwesan gerak, kemampuan memanuver sistem
motorik atau deksteritas. Harsono (1998 : 172) berpendapat Kelentukan tubuh merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kelentukan sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah kemampuan dari suatu individu untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagiannya di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada artikulasi-artikulasi dan pemasanganpemasangan otot. Ketika kita berbicara tentang kelentukan, tidak terelakkan kita mendengar istilah seperti: pembelokan (flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh yang menyebabakan pengurangan (memperkecil) sudut sendi pada sumbu tranversal/horizontal atau bidang sagital; perluasan (extension), yakni gerakan ruas tubuh kearah kebalikan dari flexion yang menyebabkan penambahan (pembesaran) sudut sendi; hyperextension, yakni di mana sudut dari suatu sambungan persendian diperluas di luar cakupannya yang normal; persendian ganda , yakni suatu kondisi yang hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian istilah tersebut digunakan ketika mengacu pada seseorang dengan kelentukan yang tidak biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan akhirnya, musclesboundness (otot tak berbatas), yakni satu istilah yang digunakan untuk menguraikan kasus-kasus dari kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni ketika seseorang mengalami perkembangan otot yang bagus sekali. Dengan mengabaikan bagaimana Anda menggambarkan atau menguraikannya, kelentukan menyediakan dimensi-dimensi lain kinerja yang membiarkan suatu tingkat kebebasan gerakan dan kesenangan gerakan yang lebih tinggi digabungkan dengan beberapa implikasi penting akan keselamatan yang lebih besar dari cidera. Lebih dari itu, pengukuran kelentukan menyoroti konsepkonsep lain yang harus dikenali dengan baik guna memilih dan memberi penilaian (sore) test-test yang tersedia Kelentukan tubuh merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelentukan tubuh pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir
109
dalam keadaan penuh. Kelentukan tubuh terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot. Kecepatan kontraksi otot tergantung dari daya rekat serabut-serabut otot dan kecepatan transmisi impuls saraf. Kedua hal ini merupakan pembawaan atau bersifat genetis, atlet tidak dapat merubahnya (Baley, James A.,1996 :198). M. Sajoto (1995 : 90) mendefinisikan Kelentukan tubuh sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti Kelentukan tubuhnya cukup tinggi. Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1994 : 8), Kelentukan tubuh adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolakbalik memerlukan kontraksi secara bergantian pada kelompok otot tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru. Gerakan Kelentukan tubuh menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan pemacuan momentum secara bergantian. Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui pada rogram latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam Kelentukan tubuh akan lebih unggul (Baley, James A.,1996 : 199). Dari beberapa pendapat tersebut tentang Kelentukan tubuh dapat ditarik pengertian bahwa Kelentukan tubuh adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh secara cepat dan efektif di arena tertentu tanpa kehilangan
keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan Kelentukan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot-ototnya. Kelentukan tubuh biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan berkelit dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Kelentukan tubuh yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelentukan tubuh ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba. Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang dimaksudkan dengan Kelentukan tubuh adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien. Kegunaan Kelentukan tubuh sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP (1995 :33) mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh adalah untuk menkoordinasikan gerakangerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan adalah sebagaj berikut: c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelentukan Tubuh Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kelentukan tubuh menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1994 : 8-9) adalah : 1. Tipe tubuh Seperti telah dijelaskan dalam pengertian Kelentukan tubuh bahwa gerakan-gerakan
110
2.
3.
4.
5.
d.
Kelentukan tubuh menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf . Usia Kelentukan tubuh anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) Kelentukan tubuh tidak meningkat,bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, Kelentukan tubuh meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali. Jenis kelamin Anak laki-laki menunjukkan Kelentukan tubuh sedikit lebih baik dari pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok. Berat badan Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi Kelentukan tubuh. Kelelahan Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul. Sifat Alami Kelentukan tubuh Kelentukan tidak ada sebagai suatu karakteristik umum yang tunggal, tetapi sebagai suatu kemampuan sangat spesifik kepada setiap persendian dari tubuh. Jadi, seseorang yang sangat fleksibel dalam satu gabungan-gabungan, bisa rata-rata di dalam gabungan yang lain, dan sangat tidak fleksibel di dalam bagian yang ketiga. Seperti komponen-komponen lain dari kebugaran fisik, kelentukan dapat diperbaiki melalui latihan. Banyak studistudi mandiri yang mengungkapkan perbaikan penting sebagai hasil dari latihan yang reguler/teratur. Anak-anak, usia 6 sampai 2, secara umum jadinya semakin lebih fleksibel tiap tahun sampai mereka menjangkau masa remaja. Lebih dari itu, studi dari anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan yang diperbandingkan berdasarkan usia setuju
bahwa anak-anak perempuan secara umum lebih fleksibel. Prosedur latihan kelentukan spesifik yang disertai metode peregangan statis dan metode peregangan balistik telah dipelajari dengan hasil signifikan yang dilaporkan untuk masing-masing. Meski tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua metode, penelitian Riddle menandai masingmasing metode untuk bersifat superior terhadap suatu kombinasi keduanya. Di tahun terakhir, bagaimanapun, pendidikpendidik jasmani dan pelatih-pelatih atletik lebih menyukai metode peregangan yang statis, mereka mengaku lebih sedikit kesempatan otot untuk mencair dan tegang. 1. Kemampuan Teknik Ketepatan Servis Peranan lompat tegak atau vertikal jump merupakan salah satu unsur yang sangat dominan dalam mendukung permainan sepak takraw, karena hal ini merupakan koordinasi gerak permainan yang sangat efektif dan sangat menunjang keahlian dalam bermain sepak takraw dalam melakukan smash ataupun blocking untuk menambah point atau angka. Sehingga perlu sekali para pemain diberikan bentuk–bentuk latihan yang sifatnya dapat meningkatkan daya ledak pemain. Adapun bentuk latihannya dapat berupa vertikal jump, plyometrik ataupun squat jump, agar nantinya dapat terbentuk power yang sangat bagus. Menurut Nurhasan (1980 : 23) menyebutkan bahwa secara operasional vertikal jump atau lompat tegak lurus adalah cara untuk mengukur lompatan tegak tanpa awalan atau mengukur power tungkai, oleh karena itu lompat tegak penting untuk dilatihkan disanping faktor lain yang mendukung dalam pembentukan power. Menurut Hadi Basuki (1968 : 4) menyebutkan bahwa di dalam permainan sepak takraw lompatan tegak sangat penting artinya. Karena di dalam membuat nilai dengan jalan bertahan atau menyerang maupun berusaha untuk pindah bola semua pemain di depan net harus melompat pada waktu melakukan smash atau blocking. Berdasarkan dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
111
kemampuan power atau daya ledak sangat penting bagi para pemain sepak takraw, mengingat unsur ini sangat mendukung di dalam melakukan aktivitas gerakan yang sifatnya mendadak dan perlu dilakukan gerakan yang secepat mungkin. Disamping banyak faktor lain yang masih perlu untuk diperhatikan, misalnya unsur fleksibilitas, unsur kecepatan bergerak dan ketepatan mereaksi. Bila diatas telah dijelaskan tentang unsur dan peranannya maka selanjutnya didalam proses melakukan smash atau blocking, nampaknya perlu dipertimbangkan masalah tumpuan atau ketepatan di dalam menumpu, tumpuan yang baik disaat melakukan smash atau blockin adalah bila antara datangnya bola diatas net dengan lompatan baik tanpa awalan maupun menggunakan awalan tepat dengan reaksi disaat akan melakukan smash atau blocking. Di dalam kemampuan ketepatan servis terdapat taktik yang harus dijalankan oleh pemain, menurut Untung Suharjo (1987 : 147) mengemukakan bahwa ketepatan atau taktik servis dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut: 1. Servis ditujukan pada tempat yang kosong 2. Kalau ada lawan yang membuat block, servis dibelokkan 3. Ketepatan servis perlu diantisipasi datangnya dengan ketinggian bola 4. Semua bola dapat diservis sesuai dengan arah yang dituju. Servis pada prinsipnya selalu ditujukan pada tempat yang kosong. Bagi orang–orang yang tinggi badannya dan mampu melompat tinggi, maka servis akan lebih berhasil bila dilakukan agak tinggi bolanya dan lebih mudah untuk mengatur dan arah yang dituju. Jadi untuk mendapatkan nilai yang banyak perlu adanya strategi permainan, termasuk dalam melakukan pola – pola penyerangan dan pola pertahanan sehingga hal ini akan dapat memotivasi din pada pemain. Disamping itu ada juga ahli berpendapat bahwa Servis adalah suatu teknik penyajian bola pertama dalam permainan sepak takraw” (Hengky
Talakua, Pengda Persetasi Jatim ; 1992 : 8) Adapun jenis-jenis servis dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut: 1. Servis dari bawah (untuk pemula) 2. Servis keras terarah 3. Servis tinggi ke belakang (Servis Loop) 4. Servis dekat bibir net (servis Drop) 5. Servis Plintir (Servis Screw) Didalam melakukan servis pada cabang permainan sepak takraw terdapat beberapa komponen gerakan. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah sikap pada saat melakukan gerak kerja, Gerak kerja servis permainan sepak takraw, terdiri dari: 1. Tekong berada pada posisinya yaitu salah satu kaki berada dalam lingkaran dan satu kaki lagi berada di luar lingkaran. 2. Berat badan berada pada kaki tumpuan (kaki kanan atau kiri) 3. Salah satu tangan diangkat ke depan sebagai arahan permintaan bola. 4. Togok badan lurus menghadap ke depan kearah pelambung bola. 5. Bola dilambungkan oleh apit sesuai dengan permiritaan tekong 6. Pada saat bola sudah dilambungkan (inplay) tekong mengayunkan kaki yang di luar lingkaran ke arah bola untuk menyepak kearah sasaran yang diinginkan di daerah lapangan lawan. Untuk memperoleh gerak kerja servis sepak takraw yang optimal, kita harus memperhatikan tahap – tahap awal atau cara berlatih servis yang baik seperti tersebut diatas dan hal tersebut dilakukan berulang kali sehingga pemain itu mahir.
Gambar 2.1. Tehnik Dasar Servis 4. Hubungan Kelentukan Tubuh dengan Teknik Ketepatan Servis Diatas telah peneliti jelaskan bahwa faktor kelentukan atau fleksibilitas tubuh sangat diperlukan sekali bagi
112
seorang pemain sepak takraw yang handal atau mahir, dikarenakan terlalu kompleknya gerakan koordinatif mulai dari gerakan kaki sampai kepala. Sehingga seorang pemain yang mempunyai fleksibilitas tubuh yang optimal disertai dengan latihan – latihan yang rutin, kontinyu berkesinambungan serta tidak mudah putus asa dapat dipastikan pemain tersebut dalam melakukan servis bola akan selalu tepat sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya dikatakan bahwa unsur– unsur dasar bagi suatu olahraga permainan agar berprestasi baik di tingkat lokal, nasional maupun dunia harus meliputi: 1. Faktor kondisi fisik, terutama kecepatan, fleksibilitas, daya tahan, tenaga lompatan dan tujuan akhir yang diarahkan kepada ketrampilan. 2. Faktor teknik, sikap awalan menerima umpan teknik, tendangan (tekong) dan penempatan bola pada daerah yang dituju. Selanjutnya dalam upaya mendapatkan hasil ketepatan bola pada sasaran tentunya perlu dukungan sikap koorinatif tubuh yang baik. Menurut Hossek, (1982) menyebutkan ada 3 macam prinsip kecepatan dalam rnendukung olahraga permainan yaitu: 1. Kecepatan sprint, yaitu merupakan kemampuan organisme untuk bergerak ke depan dengan cepat. 2. Kecepatan reaksi, yaitu merupakan kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat rangsangan itu bisa berupa suara atau pendengaran. 3. Kecepatan sprint merupakan kemampuan organisme untuk bergerak ke depan dengan cepat, kecepatan ini ditentukan oleh kekuatan otot dan persendian. Kecepatan reaksi merupakan kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat, rangsangan itu berupa suara atau pendengaran, kecepatan ini ditentukan oleh iritabilitas susunan syaraf, daya orientasi situasi dan ketajaman panca indera. Kecepatan bergerak merupakan kecepatan mengubah arah dalam gerakan yang utuh, kecepatan ini ditentukan oleh kekuatan otot, daya ledak, daya
koordinasi gerakan, kelincahan dan keseimbangan. Adapun Alat Pengukur Fleksibilitas Tubuh adalah sebagai berikut: 1. Fleksibilitas Tubuh a. Alat-alat - Fleksimeter - Bangku/mistar dengan ukuran tinggi 50 cm. - Buku catatan nilai data/rekapitulasi data.
Gambar 2.2 : Alat Pengukur Fleksibilitas Tubuh b. Pelaksanaan: Pada masing-masing orang coba melaksanakan tes kelenturan 2 kali berturut – turut secara bergantian. 1) Peserta tidak memakai alas kaki. 2) Feserta berdiri dengan kaki lurus. 3) Lutut bagian belakang lurus (tidak boleh ditekuk) 4) Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus ke bawah menyentuh mistar skala sejauh mungkin, sikap mi dipertahankan selama 3 detik.
Gambar 2.3 : Latihan Kelenturan Tubuh c. Hasil 1) Yang diukur adalah tanda bekas jari yang tampak pada mistar skala.
113
2) Hasil yang dicatat adalah angka skala yang dapat dicapai oleh kedva ujung jan yang terjauh. 2. Kemampuan Servis Bola a. Alat – alat 1) Lapangan sepak takraw 2) Bola takraw 3) Kapur 4) Peluit 5) Alat tulis / score sheet 6) Buku catatan nilai data/rekapitulasi b. Pelaksanaan Siswa melakukan servis bola sebanyak 5 kali dengan dibantu pengumpan (apit) guna mendapatkan hasil servis yang baik dan penempatan bola yang sesuai dengan keinginan server/tekong. Selanjutnya dari ke 5 servis tersebut akan diambil nilai yang terbaik sesuai dengan jatuhnya bola dan pelaksanaannya dilakukan secara perorangan bergantian sampai pada urutan orang coba terakhir. Nilai / score Hasil yang digunakan dalam penelitian diambil nilai yang terbaik sesuai dengan penempatan bola yang dinyatakan syah oleh peneliti. Adapun peraturan dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut : a. Lapangan Permainan sepak takraw dimainkan dilapangan yang berukuran 13, 40 meter 6,10 m yang dibagi oleh garis dan net (jarring) setinggi 1,55 meter dan lebar 72 cm, dan lubang jarring sekitar 4-5 cm. bola yang dimainkan terbuat Dario fiber yang anyam dengan lingkaran antara 41-43 cm. b. Pemain Jumlah pemain dalam lapangan permainan sebanyak tiga orang setiap regu dan ditambah 2 orang sebagai pemain cadangan.
B. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Kuantitatif Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, atau data kualitatif yang diangkakan dengan perhitungan statistik, Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil tes perbuatan yang diperoleh dari sampel penelitian. b. Data Kualitatif Adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka, tetapi dapat dikemukakan dengan penjelasan serta pernyataan. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data jumlah murid putra. 2. Sumber Data a. Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung pada tempat penelitian, yaitu data lapangan yang dalam hal ini sumbernya adalah data yang diperoleh langsung dari sampel penelitian. b. Data Sekunder Adalah data pendukung, yaitu data yang diperoleh dari berbagai dokumen atau sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan subyek penelitian ini seperti data jumlah siswa putera kelas VIII SMP Negeri . Sumber data sekunder yaitu buku induk siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Dalam buku metode penelitian dijelaskan bahwa, populasi adalah keseluruhan subyek yang mempunyai kualitas serta cirri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.(Sugiyono, 1999). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki (Hadi, 2002). Berdasarkan beberapa pendapat diatas, bahwa yang dimaksud dengan Populasi adalah keseluruhan
114
objek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa Populasi adalah sebagai seluruh individu yang menjadi subjek penelitian (Netra, 1979). Berdasarkan kedua pendapat diatas, bahwa yang dimaksud dengan Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang digunakan sebagai sasaran penelitian. Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima yang berjumlah 59 orang siswa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
No
Kelas
1 2
VIII A VIII B Jumla h
Populas i 29 30 59
Sampel/Putr a 14 16 30
Sumber : Data SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima 2013 2.
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Nurul Zuriah, 2006 : 119). Sedangkan menurut ahli lain mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. (Arikunto, 2006 : 131). Untuk menyederhanakan didalam mengolah data, maka dalam penelitian penulis tidak langsung meneliti seluruh populasi, melainkan menggunakan sebagian dari populasi yaitu “Sampel”. Sedangkan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik “Proportional Random Sampling” Dengan cara undian, maksudnya adalah pengambilan anggota sampel yang dilakukan apabila populasinya terdiri dari subsub populasi yaitu kelas VIIIa, VIIIb, pada SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013 Sedangkan besar kecilnya sub sampel mengikuti perbandingan sub populasi, dan individu-individu yang ditugaskan dalam tiap-tiap sub
populasi diambil secara random sampling dan sub populasinya. Kemudian individu yang berhak menjadi anggota sampel adalah individu-individu yang namanya dimenangkan dalam undian masingmasing kelas. Selanjutnya untuk menentukan ukuran yang akan diambil dari populasi dipergunakan pendapat yang menyatakan : Untuk sekedar ancar-ancar maka, apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 orang, maka sebaiknya di ambil seluruhnya sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih besar dari 100 orang maka dapat di ambil 10% sampai dengan 15% atau 20% sampai dengan 25% atau lebih (Arikunto, 1980 :20). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka yang menjadi sampel adalah sebanyak 30 orang Siswa Putra Kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Tehnik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data adalah cara yang ditempuh oleh peneliti dalam usaha mempeoleh data yang selengkaplengkapnya. Dengan memperoleh data seorang peneliti dapat mengetahui halhal yang dapat membantu dalam proses penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi 1. Pengertian metode dokumentasi Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa: “Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistimatis” (Yousda, 1993:77). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa: “Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data atau hal-hal yang berupa catatan transkrip”(Margono,
115
1997 : 117). Sehubungan dengan penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai metode bantu untuk mengetahui data tentang jumlah dan nama-nama siswa putra SMP 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2012/2013. 2. Jenis-jenis metode dokumentasi Dalam buku Metodologi Research dijelaskan bahwa: “Jenisjenis dokumentasi adalah bisa berbentuk tulisan-tulisan, karangankarangan, bulletin, lembaran, absen, raport dan sebagainya” (Nazir, 2001 : 52). Dalam penelitian ini, jenis dokumentasi yang diperlukan adalah berupa absensi/daftar hadir siswa siswa putra SMP 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2012/2013. 2. Metode Test 1. Pengertian metode test Dalam buku Evaluasi Pendidikan dijelaskan bahwa: “Test adalah alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian” (Indrakusuma, 1998 : 28). Ahli lain mengatakan bahwa: “Test adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian terhadap suatu subyek ataupun obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat” (Arikunto, 1992 : 44). Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan test adalah suatu alat pengumpulan data yang berbentuk suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan oleh subyek penelitian guna mengadakan penilaian untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat. 2. Jenis-jenis metode test Dalam buku Proses Belajar Mengajar dijelaskan bahwa: “Test dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni: (a) Test lisan; test yang dilaksanakan secara lisan, (b) Test perbuatan; test yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan tindakan/perbuatan dan (c) Test tulisan; test yang dilakukan
secara tertulis baik itemnya maupun jawabannya” (Azhar, 1993 : 25). Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode test perbuatan, untuk mengukur fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan Sepak Takraw siswa putra SMP 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2012/2013. Tehnik Analisis Data Analisa data merupakan suatu cara yang diperoleh dari tes dan pengumpulan data, setelah terkumpul kemudian diadakan analisa data untuk memperoleh kesimpulan hasil penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini, diperlukan metode analisa statistic dengan perhitungan angka–angka yang diperoleh berdasarkan hasil tes kelenturan tubuh dan tes kemampuan servis bola sepak takraw, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut (Arikunto, 2010) :
Keterangan: r x y = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y xy = Perkalian antara variabel x dengan variabel y x = jumlah nilai dari variabel x
y N
= Jumlah nilai dari variabel y = Jumlah sampel
Adapun yang ditempuh dalam menganalisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 6. Merumuskan hipotesis (Ho) 7. Menyusun tabel kerja 8. Memasukan data kedalam rumus 9. Menguji nilai product moment 10. Menarik kesimpulan analisis. Definisi Operasional Variabel Adapun varibel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Fleksibilitas tubuh adalah kelenturan tubuh seseorang dalam menyesuaiankan diri pada saat melakukan servis yang ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian, liganen dan tendo disekitar persendian
116
dalam melaksanakan gerak yang seluas–luasnya pada seluruh tubuh. b. Kemampuan servis bola suatu hasil atau ketepatan yang didapat seseorang dalam melakukan servis bola takraw sesuai dengan target yang menjadi tujuan
B. HASIL PENELITIAN Tabel 4.2. Data Hasil tes Tentang Fleksibilitas tubuh Dengan Kemampuan Servis Bola Cabang Sepak Takraw Pada Siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Yohanes Ade Putra Saiful Siprianus Kota Robertus Petrus Andi Natalius Jimi Martinus Govinda Kristianus David Abdul Iron Dominjkus Dodi Albertus Dandi Gregorius Barus Fransiskus Maspri Junior Yohanes Irwanus Ahmad Rdwan Abubakar Jamal Armansyah Firmansyah Muhtar Ilham Jamil Samsudin Yakub Haeruddin Kasman Irwan Husen Idris Dahlan Burhan Faisal
sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilhat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3. Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Variabel Kelenturan Tubuh (X) Dengan Kemampuan Servis Bola Sepak Takraw (Y) Pada Siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Fleksibili tas tubuh (X) 10 6 6 6 9 9 11 11 9,5
Kemampu an Servis ( Y) 6 6 2 9 7 3 5 4 11
10
9,5
8
11
9,5
10
Fleksibilitas tubuh (X) 10
Kemampuan Servis ( Y) 6
6 6
6 2
6 9 9 11
9 7 3 5
11
4
12
10,5
12
9,5 9,5
11 8
13
10,5
7
9,5
10
14
10,5
9
10,5
12
10,5 10,5 10
7 9 6
10
8
10
10
10 10 11 11 9 9 9 6 6 6 10 6 6
6 11 12 9 7 8 10 6 9 6 10 2 2
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
10 10 10 10 10 11 11 9 9 9 6 6 6 10 6 6 267
6 8 10 6 11 12 9 7 8 10 6 9 6 10 2 2 221
Sumber : Data Primer diolah
Dari tabel 4.2 di atas dapat lihat tentang hipotesis Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh yang menjadi Variabel (X) dan kemampuan teknik service yang tepat Variabel (Y) pada permainan
X2
Y2
XY
100 36 36 36 81 81 121 121 90,2 5 90,2 5 90,2 5 110, 25 110, 25 110, 25 100 100 100 100 100 121 121 81 81 81 36 36 36 100 36 36 2478 ,5
36 36 4 81 49 9 25 16 121 64
60 36 12 54 63 27 55 44 104, 5 76
100
95
144
126
49
73,5
81
94,5
36 64 100 36 121 144 81 49 64 100 36 81 36 100 4 4 187 1
60 80 100 60 110 132 99 63 72 90 36 54 36 100 12 12 2036 ,5
Sumber : Data Primer diolah c. Memasukan kedalam Rumus Langkah-langkah perhitungan data pada tabel diatas adalah sebagai berikut: 7. Menjumlahkan subyek penelitian/sampel penelitian (kolom1), diperoleh N=30 8. Menjumlahkan skor X (kolom 2), diperoleh X = 267 9. Menjumlahkan skor Y (kolom 3), diperoleh Y = 221
117
10. Menjumlahkan kuadrat skor X (kolom 5), diperoleh X2 = 2478,5 11. Menjumlahkan kuadrat skor Y (kolom 6), diperoleh Y2 = 1871 12. Menjumlahkan hasil perkalian skor x dengan skor Y (kolom 4), diperoleh 2036,5. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah rumus Product Moment angka kasar seperti yang disajikan berikut: Setelah melakukan analisa terhadap data mentah hasil penelitian untuk mencari koefisien nilai tiap variabel, maka tahap selanjutnya adalah memasukan koefisien nilai tiap variabel tersebut kedalam rumus dalam rangka pembuatan hipotesis yang telah diajukan pada bab sebelumnya. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesi dalam penelitian ini adalah rumus korelasi produc moment angka kasar seperti yang disajikan berikut: Keterangan N atau = 30 X = 267 Y = 221 Setelah hasil dan tiap - tiap variabel didapat kemudian dimasukkan ke dalam rumus untuk mencari korelasi produk moment menurut sugiyona, 2009 sebagai berikut:
0,442
Dari hasil dengan menggunakan rumus rxy, diperoleh nilai rxy hitung besar 0,442 sedangkan besarnya r tabel dengan taraf signifikan 5% dengan N sebesar 30 menunjukkan angka 0,442 dengan demikian nilai rxy. Jadi hipotesi nihilnya ditolak dan hipotesis alternatifnya diterima bahwa Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. d. Pengujian Hipotesis/Analisa Signifikan Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang menggunakan statistic. Adapun X2 = 2478,5 rumusan hipotesis alternative (Ha) Y2 = 1871yang diajukan adalah: “Diduga ada XY = 2036,5 Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun Nxy (x) y pelajaran 2012/2013”. rxy Teknik pengujian hipotesis {( N .x 2 (x) 2 ( N . y 2 (y) 2 } yang digunakan adalah analisis statistik korelasi Product Moment untuk mengetahui Korelasi yang (30 . 2036,5) 267 . 221 signifikan antara fleksibilitas tubuh rxy 2 2 terhadap kemampuan teknik service (30 . 2478,5) 267 . (30 .1871) 221 yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima 61095 59007 tahun pelajaran 2012/2013, maka digunakan uji t dengan rumus (74355 71289 ) . (56130 48841) sebagai berikut.
2088
t
3066 . 7289 2088 22348274 2088 4727 ,37
t
t
r n2 1 r2
0,442 30 2 1 0,442 2
0,442 x 5,291 0,746
118
t
2.338 0,746
t 3,134 Dari analisis statistik diperoleh t hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28) dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah 1,701. Berdasarkan perhitungan tersebut, ternyata r hitung lebih besar dari t tabel (3,134 > 1,701), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah hipotesis Ha menyatakan bahwa ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013 diterima. Dengan hasil analisis data yang signifikan, maka dengan dasar ini Hipotesis ini (H0) di tolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) di terima. Berdasarkan uraian di atas peneliti berkesimpulan bahwa “ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013”. C. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Dalam analisa data, dapat diketahui ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Hubungan ini dibuktikan dari hasil perhitungan t-hitung product moment lebih besar dari nilai t-tabel yaitu (3,134 > 1,701), pada taraf signifikan 5%. Sehingga ditarik suatu kesimpulan bahwa ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan
sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis yang berbunyi “Diduga ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013, terbukti diterima”. D. PENUTUP Berdasarkan dari hasil pengumpulan data yang kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan jasa komputer, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013. Dari analisis statistik diperoleh t hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28) dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah 1,701. Berdasarkan perhitungan tersebut, ternyata r hitung lebih besar dari t tabel (3,134 > 1,701), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah hipotesis Ha menyatakan bahwa ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013 diterima. Dengan hasil analisis data yang signifikan, maka dengan dasar ini Hipotesis ini (H0) di tolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) di terima. Berdasarkan uraian di atas peneliti berkesimpulan bahwa “ada Korelasi yang signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013”. DAFTAR PUSTAKA
119
Amiruddin, U, 1993, Teori dan Praktek Sepaktakraw. Jakarta, Kantor Menpora. Bahar Asril, 1997, Teknik Dasar dan Teknik Khusus. Padang, FPOK IKIP Padang. Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1998, Buku Pedoman Pemandu Bakat Olahraga. Jakarta. GBHN,
1993, TAP - TAP MPR NO.II/MPR/1993 Pidato Pertanggung jawaban Presiden/Mandataris. Jakarta, Dirjen Dikti.
Handoko, (Saduran dan Jarver), 1982, Belajar dan Berlatih Atletik, Bandung. Penerbit Pioner. Hadi, Sutrisno, 1984, Statistik 2. Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Jonath, U./Haag., E/ Krempel., R., Atletik I, Teknik, Taktik dan Latihan. Jakarta, Penerbit PT. Rosda Jaya Putra. Moktar, 1995, Sejarah dan Perkernbangan Sepaktakraw. Kanwil Depdikbud Prop. Jatim. Majalah
Sepaktakraw, 1997, Jakarta, PERSETASI (Persatuan Sepaktakraw Seluruh Indonesia)
Noer A. Hamidsyah, Dkk, 1993, Kepelatihan Dasar. Jakarta, Depdikbud. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1996, Ketahuilan Tingkat Kesegaran Jasniani Anda. Jakarta, Depdikbud. Sajoto,
M, 1998, Peningkatan Dan Pernbinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang, Dahara Prize.
PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMPTERHADAP TINGGI LOMPATAN SMASHDALAM PERMAINAN BOLA VOLLY PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Drs. JASMAN M. TAHIR&AMIRUDDIN ABSTRAK
Kata- kata kunci : Latihan Squat Jump, Tinggi Lompatan Smash. Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini apakah ada pengaruh latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh dari latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley. Rencana penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 14 Kota Bima. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya akibat setelah subjek atau siswa dikenai perlakuan yaitu melakukan latihan squat jump dan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berkaitan dengan latihan squat jumpdan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola volly, yang sumbernya subjek atau siswa, Sedangkan data sekunder yaitu data untuk memperoleh tentang populasi, sumbernya adalah daftar atau buku absensi siswa. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode dokumenter untuk mencatat nama-nama siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima sebagai metode penunjang, sedangkan metode test perbuatan sebagai metode pokok digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur dan mengetahui hasil yang baik antara latihan squat jumpdan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola volly. Metode analisis data dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana dan product moment, hasil analisis data dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh nilai r-hitung lebih besar daripada r-tabel pada taraf signifikasi 5% yakni 0,575 > 0,444 yang berarti signifikan dan diketahui pula persamaan regresinya Y=3,987 + 0271 X. Berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berbunyi “ ada pengaruh latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. A. PENDAHULUAN Untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani atau prestasi pada setiap cabang olahraga, diperlukan pembinaan yang berkelanjutan, sistematis dan kesinambungan serta didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Akan tetapidaerah belum tersedia sarana dan prasarana yang memadai sehingga dituntut pemikiran yang kreatif, untuk menciptakan dan mengembangkan bentuk-bentuk latihan yang sederhana tapi
bermanfaat bagi komponen yang dilatihkan. Permainan bola volly adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain di lapangan permainan yang berukuran 18 m x 9 m.Lapangan dibagi dua bagian yang sama oleh sebuah garis tengah yang di atasnya dibentangkan net dengan ukuran tertentu (Suharno HP, 1983 : 1).Permainan bola volly sangat digemari oleh masyarakat terbukti bahwa di sekolah-sekolah, di kantor-kantor, di kampung-kampung permainan ini dimainkan. Kita ketahui bahwa permainan bola volly merupakan cabang olahraga permainan yang selalu dipertandingkan dalam setiap kejuaraan baik di daerah, nasional maupun internasional, tetapi sampai saat ini atlit kita khususnya dalam permainan bola volly belum menunjukkan hasil yang memuaskan.Yang patut menjadi permasalahan yaitu : mengapa kita belum berprestasi yang maksimal padahal kita memiliki bibit-bibit yang potensial terutama pada cabang olahraga bola volly. Menurut pendapat penyusun bahwa kemampuan melakukansmashdengan tepat adalah hal yang harus mendapatkan perhatian bagi setiap atlit terutama dalam upaya membina dan menumbuhkan atlit-atlit yang berbakat dalam cabang olahraga bola volly, maka perlu untuk diadakan penelitian guna memproleh data yang akurat tentang pengaruh latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smashdalampermainan bola volly pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013 / 2014. KAJIAN TEORI
1. Definisi Permainan Bola volly Permainan bola volly menggunakan peraturan yang dihasilkan dari perkembangan permainan itu sendiri. dimulai sebelum terbentuknya FIVB sampai berdiri FIVB. dalam proses perkembangan tersebut pasti mempunyai prinsip-prinsip yang tidak boleh ditinggalkan agar tujuan bersama dapat tercapai. Adapun prinsip-prinsip yang perlu dipahami dalam perkembangan bola volly adalah sebagai berikut: 1. Memukul bola diudara melewati jaring net agar jauh dilapangan lawan untuk mencari kemenangan (Suharno, 1985). 2. Memukul bola dan memantulkan bola diudara dengan mempergunakan seluruh bagian anggota tubuh serta bersih pemantulannya (PP.PBVSI,2005). 3. Satu regu 6 orang paling banyak melakukan permainan atau memainkan bola dilapangan sendiri 3 kali, dengan ketentuan setiap pemain tidak boleh memainkan bola diudara 2 kali berturut-turut (Suharno, 1985) 4. Sajian bola pertama (Servis) harus dlakukan didaerah belakang batas panjang lapangan bola volly (Syarifuddin, 1979) 5. Untuk mencari kemenangan dalam suatu set setiap regu berusaha paling dulu mencapai nilai 25, bila terjadi deuce, harus mencari selisih dua setelah terjadi 24 sama yaitu 24-26, 25-27 dan seterusnya, kecuali pada set kelima apabila terjadi perpanjangan permainan misalnya dengan stand 2-2, maka pada set kelima setiap regu berusaha mencari poin 15 paling dulu sehingga regu tersebut dinyatakan memenangkan pertandingan. bila
terjadi nilai sama atau deuce yaitu 14-16, 15-17 dan seterusnya (PP.PBVSI, 2005) 6. Mengingat pemain berjumlah 6 orang jelaslah bahwa prinsip kerja sama antar pemain mutlak diperlukan (Suharno, 1985) 7. Bermain bola volly harus mendatangkan kesenangan bagi tiap-tiap individu (PP.PBVSI, 2005) 2. Sejarah Permainan Bola volly Permainan bola volly diciptakan oleh William B Morgan pada tahun 1895 di Holyoke (Amerika bagian timur).William B Morgan adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA). Permainanbola volly di Amerika sangat cepat perkembangannya, sehingga tahun 1933 YMCA mengadakan kejuaraan bola volly nasional. Kemudian permainan bola volly ini menyebar ke seluruh dunia.Pada tahun 1974 pertama kali permainan bola volly dipertandingkan di Polandia dengan peserta yang cukup banyak. Maka pada tahun 1948 didirikan Federasi Bola volly Internasional atau International Volly Ball Federation (IVBF) yang waktu itu beranggotakan 15 negara dan berkedudukan di Paris. Permainan bola volly sangat cepat perkembangannya, antara lain disebabkan oleh : 1. Permainan bola volly tidak memerlukan lapangan yang luas. 2. Mudah dimainkan. 3. Alat-alat yang digunakan untuk bermain sangat sederhana. 4. Permainan ini sangat menyenangkan. 5. Kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat kecil.
6. Dapat dimainkan di alam bebas maupun di ruang tertutup. 7. Dapat dimainkan oleh banyak orang. Permainan bola volly masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda (sesudah tahun 1928).Perkembangan permainan bola volly di Indonesia sangat cepat.Hal ini terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 2 tahun 1952 di Jakarta.Sampai sekarang permainan bola volly termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan. Pada tahun 1955 tepatnya tanggal 22 Januari didirikan Organisasi Bola volly Seluruh Indonesia (PBSI) dengan ketuanya W.J. Latumeten. Setelah adanya induk organisasi bola volly ini, maka pada tanggal 28 sampai 30 mei 1955 diadakan kongres dan kejuaraan nasional yang pertama di Jakarta. Dengan melihat perkembangan permainan bola volly yang begitu pesat sangatlah tepat bila pemerintah memilih permainan bola volly sebagai olahraga pendidikan di sekolah-sekolah.Hanya pada umumnya permainan bola volly sedikit mengalami kesulitan di dalam memperkenalkan pada anak-anak didik. Kesulitan ini terletak pada gerak dasar permainan bola volly 3. Tehnik Dasar Permainan Bola volly 1. Pengertian Teknik Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga (khususnya cabang permainan bola volly). Teknik dikatakan baik apabila dari segi anatomis atau
fisiologis mekanik dan mental terpenuhi secara benar persyaratannya. Apabila diterapkan pencapaian prestasi maksimal untuk menganalisa gerakan teknik, umumnya para guru atau pelatih akan dapat menentukan, mengoreksi dan memperbaiki (Suharno HP, 1983 : 3). 2. Kegunaan Teknik Pada Cabang Olahragabola volly adalah : a. Efisien dan Efektif untuk mencapai prestasi maksimal. b. Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya cedera. c. Untuk menambah macam-macam teknik atlit pada saat pertandingan. (Suharno HP, 1982 : 30). d. Atlit akan lebih mantap dan optimis dalam memasuki arena pertandingan (Suharno HP, 1982 : 30). Dalam permainan bola volly kita harus menguasai dua masalah yang sangat penting yaitu : teknik penguasaan bola dan teknik permainan (Engkos Kosasih, 1984 : 109). 3. Teknik Penguasaan Bola Untuk dapat menguasai bola secara maksimal dan sempurna seorang pemainsetidaknya harus memiliki kemampuan-kemampuan seperti mampu melakukan passing atas secara baik dan benar dari teknik dasar ini tidak diabaikan dan harus dilatih dengan baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat menguasai teknik penguasaan bola dengan baik dan terus menerus, (Dleter Beullteshtahl, 1986 : 9). Dengan menguasai teknik penguasaan bola dan latihan yang continue diharapkan nantinya
siswa dan siswi dapat bermain bola volly secara baik dan benar. 4. Passing Bawah Passing bawah biasanya dipergunakan oleh para pemain jika bola datangnya rendah, baik untuk dioperkan kepada teman seregunya maupun untuk dikembalikan ke lapangan lawan melewati atas jaring atau net. 5. Passing Atas Passing ataspassing tangan atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan kepal (Aip Syarifuddin, 1997 ; 69). Gerakan passing bawah dan passing atas yang menunjukkan bahwa digunakan passing bawah pada saat bola yang datangnya rendah atau berada di depan dada, sedangkan passing atas digunakan apabila bola datangnya di atas atau melambung. 6. Servis Bawah Servis bawah adalah cara melakukan pukulan permukaan dari petak Servis dengan memukul bola dengan tangan dari bawah sebagai usaha menghidupkan bila dalam permainan (Aip Syarifuddin, 1997 ; 70). Servis bawah merupakan Servis yang dilakukan dengan tangan bawah, siku diluruskan dan ayunan tangan dari belakang ke depan melalui samping badan,
salah satu tangan memegang bola dan bola tersebut dilambungkan baru dipukul. Servis ini sangat populer dan sering dilakukan oleh pemain pemula. 7. Servis Atas Servis atas adalah cara melakukan pukulan permulaan dari bawah Servis dengan memukul bola dari atas kepala sebagai usaha menghidupkan bola ke dalam permainan (Aip Syarifuddin, 1997 ; 53). Servis atas banyak variasinya, bola dapat dilambungkan dengan satu tangan atau dua tangan.Tinggi lambungan bola tergantung dari maksud pukulan dan kesenangan pribadi pemain.Namun pada prinsipnya harus diusahakan agar bola dilambungkan sedemikian rupa tingginya, sehingga seluruh rangkaian gerakan memukul menjadi satu gerakan yang tidak terputusputus. 8. Servis Samping Servis samping adalah melakukan pukulan permulaan dari daerah Servis dengan sikap berdiri menyamping dan berat badan berada di kaki kanan (bagi yang tidak kidal), telapak tangan menghadap ke atas (Mariyanto, 1995 : 119). Adapun pelaksanaan Servis samping adalah Servis berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri lebih dekat dengan jaring (bagi yang tidak kidal) kedua tangan bersama-sama memegang bola. Pada saat bola akan dilambungkan, maka
badan diliukkan ke belakang dan lutut ditekuk. Kedua tangan dijulurkan ke samping kanan, begitu bola lepas dari tangan, maka tangan ditarik kesamping kanan bawah, berat badan berada di kaki kanan, telapak tangan menghadap keatas, pukulan tangan pada bola dibantu dengan liukan badan, lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan sehingga bola setelah dipukul melambung dengan keras dan topspin. 9. Servis Lompat Servis lompat adalah cara melakukan pukulan permulaan di daerah Servis dengan melompat setelah bola dilambungkan dengan satu tangan atau dua tangan (Aip Syarifuddin, 1997 ; 59). Servis lompat dilakukan dengan bola dilambungkan dengan satu atau dua tangan. Begitu bola dilambungkan diikuti dengan melompat dan diusahakan bola berada di atas depan kepala. Bila bola telah berada di atas depan kepala maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya. 10. Smash (Spike) Smash atau spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam dan menukik serta sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat (Aip Syarifuddin, 1997 ; 58). Pada tekniksmashinilah letak seninya permainan bola volly, apabila pemain hendak memenangkan pertandingan maka mau tidak mau mereka
harus menguasai teknik smash. Pemain yang pandai melakukansmashatau dengan istilah smasher harus memiliki kelincahan, daya ledak, timing yang tepat dan mempunyai kemampuan memukul bola yang sempurna. 11. Membendung Membendung (Blocking) adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang berada didekat net atau pemain depan (Aip Syarifuddin, 1997 ; 58). Tujuan untuk menutupi atau membendung datangnya bola dari lapangan lawan, caranya dengan menjulurkan kedua tangan ke atas dengan ketinggian yang kanan lebih tinggi dari tepian atau bibir net. Selama melakukan blocking perhatian harus terus menerus kepada bola, posisi smasher terhadap bola dan pandangan mata dari pada smasher.Untuk menyesuaikan terhadap arah datangnya smash, maka perlu mengadakan langkah atau step ke samping kiri atau ke kanan dengan maksud agar setiap saat dapat melompat ke atas untuk melakukan blocking. 4. Squat Jump a. Pengertian Squat Jump Squat jump adalah gerakan eksplosif yaitusalah satu bentuk latihan playmetrics yang gunanya untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. b. Tehnik melakukan Squat Jump Berjongkoklah hingga posisi squat, tekan ujung kaki Anda dan dorong tubuh Anda ke udara setinggi
yang Anda bisa. Saat Anda turun, segera tekuk lutut Anda, turun kembali ke posisi squat dan melompat lagi. Lakukan squat jump hanya pada permukaan yang kering.Untuk membuat betis Anda bekerja lebih, fokuslah pada mengangkat ujung kaki anda setinggi yanganda bisa sebelum anda mulaimelompat.
Gambar 2.1 Gerakan Squat Jump 5. Pengertian Smash Penguasaan tehnik dalam permainan bola volly perlu ditunjang adanya kondisi fisik yang memadai dari setiaap pemain atau atlit. Dukungan fisik tersebut dapat berupa kekuatan, kecepatan, kelentukan dan koordinasi yang baik.Begitu juga dengan tehniksmashyang merupakan pukulan utama dalam menyerang dalam usaha suatu regu mencapai kemenangan.karenasmashmerupa kan senjata untuk mengumpulkan angka yaang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan keras.smashadalah suatu pukulan keras, lurus, tajam dan menukik seperti kita memaku.(Suharno,1982:55).
1. Kemampuan smash Dalam permainan bola volly pelaksanaan kegiatan memukul merupakan gabungan dari tehnik yang ditunjang oleh kondisi fisik secara khusus seperti kekuatan kaki dan kekuatan lengan agar pemain mampumelompat setinggih mungkin dan memukul bola diatas net. Terkait dengan itu Suharni (1982:67) berpendapat bahwasmashmerupakan dasar pukulan yang digunakan diatas net, dimana serangan ini sangat menentukan dalam pengumpulan nilai untuk mencapai kemenangan suatu regu. Bentuk penyerangan ini dalam pelaksanaannya harus lompat setinggi-tingginya kemudian memukul bola yang berada lebih tinggi dari net dengan sekuat tenaga ke daerah lawan. 2. Tehnik melakukan smash Kalau kita melihat dua regu yang sedang bertanding bola voli, maka masing-masing regu menginginkan kemenangan dengan berbagai cara. Salahsatu cara yang sering digunakan adalah pukulan-pukulan keras yang dilancarkan pada lawan, pukulan-pukulan keras ini merupakan bagian permainan yang menarik dan menonjol, dimana seorang pemain harus melompat setinggi mungkin untuk memukul bola yang sedang bergerak.
Gambar 2.2 Tehnik Melakukan Smash a. Teknik Dasar Smash Teknik dasarsmashsangat penting untuk dipelajari oleh setiap pemain bola volly, terutama bagi pemula. Berikut ini teknik-teknik dasar dalam melakukansmash: 1. Fase awal : Berdiri rileks dengan awalan 2 meter sampai 4 meter, awalan sangat penting karena bukan saja mempertinggi loncatan, tetapi juga agar permainan memiliki tempat tolakan dalam mendekati bola yang akan dipukul. 2. Fase utama : Langkah kaki mulai dari perlahan hingga cepat, langkah yang berahir merupakan suatu lompatan kecil kaki. Tolakan kedua kaki atas bersamaan dengan itu pinggang diluruskan dan dada dibusungkan kedepan. Sebelum memukul, badan agak diputar sedikit dan agak miring kebagian tangan yang dpakai untuk memukul. 3. Fase terakhir : Mendarat kembali dengan kedua kaki menyentuh lantai serta kedua lutut ditekuk atau digerakkan mengeper dan siap memainkan kembali. 6. Prasarana Dan Sarana Permainan Bola volly 1. Lapangan dan Ukurannya Lapangan permainan bola volly berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 9 m, semua garis batas lapangan,
garis tengah, garis daerah serang adalah 3 m (daerah depan). Garis batas itu diberi tanda batas dengan menggunakan tali, kayu, cat/kapur, kertas yang lebarnya tidak lebih dari 5 cm. lapangan permainan bola volly terbagi menjadi dua bagian sama besar yang masing-masing luasnya 9 x 9 meter. Di tengah lapangan dibatasi garis tengah yang membagi lapangan menjadi dua bagian sama besar.
4.
5. Gambar 2.3 lapangan Permainan Bola volly. 2.
3.
Daerah Servis Daerah Servis adalah daerah selebar 9 meter di belakang setiap garis akhir. Daerah ini dibatasi oleh dua garis pendek sepanjang 15 cm yang dibuat 20 cm di belakang garis akhir, sebagai kepanjangan dari garis samping. Kedua garis pendek tersebut sudah termasuk di dalam batas daerah Servis, perpanjangan daerah Servis adalah ke belakang sampai batas akhir daerah bebas. Jaring (Net) Jaring permainan bola
untuk volly
6.
berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak lebih dari 1,00 meter dengan petak-peta atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm, tinggi jaring untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 224 meter, tepian atas terdapat pita putih selebar 5 cm. Antene atau Rod Didalam pertandingan permainan bola volly yang sifatnya nasional maupun internasional, di atas batas samping jaring dipasang tongkat atau rod yang menonjol ke atas setinggi 80 cm dari tepi jaring atau bibir net.Tongkat itu terbuat dari bahan fiberglass dengan ukuran panjang 180 cm dengan diberi warna kontras. Bola Bola harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintesis yang bagian dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis.Warna bola harus satu warna atau kombinasi dari beberapa warna.Bahan kulit sintesis dan kombinasi warna pada bola dipergunakan pada pertandingan resmi internasional harus sesuai dengan standar FIVB. Keliling bola 64 – 67 cm dan beratnya 260 – 280 gram, tekanan di dalam bola harus 0, 39 – 0, 325 kg/cm2( 4,26 – 4,61 Psi ) ( 294,3 – 318,82 mbar/hpa ). Pemain Jumlah pemain dalam lapangan permainan sebanyak 6 orang setiap regu
dan ditambah 5 orang sebagai pemain cadangan dan satu orang pemain libero. Satu tim maksimal terdiri dari 12 pemain, satu coach, satu asisten coach, satu trainer, dan satu dokter medis, kecuali libero, satu dari para pemain adalah kapten tim, dia harus diberi tanda dalamscore sheet. Hanya pemain terdaftar dalam score sheet dapat memasuki lapangan dan bermain dalam pertandingan. Pada saat coach dan kapten tim menandatangani scoresheet pemain yang terdaftar tidak dapat diganti. B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya. Menurut para ahli penelitian yang berdasarkan timbulnya variabel ada beberapa macam yaitu penelitian eksperimen dan penelitian non eksperimen (Arikunto, 2006 : 82). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang melihat adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variabel bebasnya. (Subana, Sudrajat, 2001 : 39). Sedangkan penelitian non eksperimen adalah penelitian yang tidak melalui pemanipulasian variabel atau tidak menunjuk subjek untuk melakukan suatu perlakuan. ( Ardhana, 1987 : 131 ). Berdasarkan pendapat diatas penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena peneliti ingin melakukan dan melihat langsung apakah ada pengaruh dari latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smashpada siswa kelas
VIII SMP Negeri 14 Kota BimaTahun Pelajaran 2013/2014. Sumber data adalah subjek dari penelitian yang dimaksud. (Subana, Sudrajat, 2001 : 115), sedangkan pendapat lain mengatakan sumber data subjek dari mana data dapat diperoleh (Usman, 2008 : 252). Data yang diperlukan untuk menguji hipotesis, adakalanya diperoleh secara langsung dari sumbernya (data primer), adakalanya diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya (data sekunder), sehingga baik data primer maupun data sekunder sangat diperlukan dalam penelitian. (Ali,1987 : 81). Sehubungan dengan penelitian ini dan didasarkan pendapat ahli diatas sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari siswa yaitu melakukan tes latihan squat jumpkemudian dilanjutkan tes tinggi lompatan smash. b. Data sekunder adalah merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya karena sudah ada. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang jumlah populasi sumbernya yaitu daftar buku absensi siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima. Populasi adalah keseluruhan subjek yang mempunyai kualitas serta ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1994:57). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto, 2002:108). Berdasarkan pendapat di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (1996.101) menyatakan bahwa tidakada aturan yang tegas tentang jumlah sample yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia, lebih lanjut dikemukakan bahwa mutu penelitian tidak ditentukan oleh besar kecilnya sample yang digunakan,akan tetapi kokohnya dasar-dasar teori oleh desainnya serta mutu pelaksanaan dan pengolahan . Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah40 orang siswa. Sampel adalah Sebagian dari atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 109). Ahli lain mengatakan pula bahwa, sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan caracara tertentu (Margono, 2004: 121). Sehubungan dengan hal tersebut diatas, karena populasi yang akan diteliti adalah kurang dari 100, maka dalam penelitian ini menggunakan penelitian dengan populasi siswa sebanyak20 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menjadi sample penelitian. No Kelas Sample 1 VIII A 10 siswa
2
VIII B Jumlah
10 siswa 20 orang siswa
Tabel 3.1.Sample Penelitian Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistimatis (Arikunto 2007:231). Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa, metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data atau hal-hal yang berupa catatan transkrip (Margono, 2004:181). Sehubungan dengan penelitian ini, metode dokumentasi dipergunakan sebagai metode bantu untuk mengetahui data tentang jumlah dan nama-nama siswa putra SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Metode Tes Perbuatan Metode tes perbuatan, adalah tes untuk mengetahui secara langsung mengenai kemampuan seseorang terhadap aktivitas yang dilakukan (Sajoto, 1990). Hasil dari pada tes perbuatan ini akan menjadi data yang diperlukan karena bentuk tes yang dilakukan sudah disesuaikan dengan data yang diperlukan. Sedangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka terlebih dahulu melaksanakan tes awal sebelum melakukan latihan menarik beban, dan tes akhir setelah melakukan latihan menarik beban.
Test adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian terhadap suatu subyek atau objek-objek tertentu untuk mendapatkan data secara cepat dan tepat (Arikunto, 1987:44). Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penempatan skor angka (Haryono dan Hadi, 2005). Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan test perbuatan untuk mengukur pengaruh latihan squat jump dengan tes tinggi lompatan smashpada siswa kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Peralatan atau perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bola volly 2. Net 3. stopwatch. 4. Pluit. 5. Blangko pencatatan hasil dan alat tulis. 6. Absensi siswa Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis, pada umumnya metode analisa data dibedakan menjadi dua cara yaitu analisa statistik dan non analisa. Nazir (1990:86) menjelaskan, bahwa mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikannya. Menimbang dan menyaring berarti memilih dengan hati-hati data yang relevan, tepat dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.Menggambar dan mengklasifikasi data berarti menggolongkan data tersebut menurut aturan tertentu. Jadi metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa statistik dengan
menggunakan rumus Regresi Linear Sederhana, hal ini berdasarkan atas data yang dianalisis yaitu data interval berupa latihan squat jumpdan tinggi lompatan smashpada siswa SMP Negeri 14 Kota BimaTahun Pelajaran 2013/2014. Dengan demikian, rumus Regresi Linear Sederhana, adapun rumusnya yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y=a+bX (Sugiono, 2008 : 234) Keterangan Y: X = Latihan squat jump Y = tinggi lompatan smash a = Pemotongan Y terhadap garis Regresi b = Koefisien X
rxy
kemudian di korelasikan ke persamaan produk moment : N xY x Y N x 2 x
2
N Y 2 Y
C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Langkah awal yang dilaksanakan dalam penelitian adalah mempersiapkan administrasi serta mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Persyaratan administrasi 1) Mengurus Surat Pengantar Penelitian dari LPPM STKIP Taman Siswa Bima.
2
2) Mendapat surat izin penelitian dari BAPEDDA Kota Bima 3) Mendapat izin penelitian dari kepala SMP Negeri 14 Kota Bima. b. Instrumen penelitian Adapun peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bola volly 2. Net 3. stopwatch. 4. Pluit. 5. Blangko pencatatan hasil dan alat tulis. c. Absensi siswa d. Pelaksanaan Sampel 1) Penentuan Sampel Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan sample sebanyak 20orang siswasiswiSMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun hasil dari pelaksanaan penelitian ini, selengkapnya dapat lihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Data Hasil Latihan squat jump (Variabel X) subjek penelitian pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. No.Ur KemampuanSqu at Jump ut Samp 1 2 3 el 1. 2. 3. 4. 5. 6.
12 18 10 12 25 10 14
3 20 13 10 14 14 15
4 15 15 15 24 11 12
Pres tasi Terb aik
Jumlah
5 20 15 15 25 18 15
6 20 15 15 25 18 15
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
13 12 11 10 15 12 23 10 13 22 10 15 13 11
12 17 15 16 20 13 8 14 17 12 12 15 24 21 7 5 11 15 11 13 12 8 13 17 11 15 14 10 Jumlah X
17 16 20 14 17 15 24 10 15 22 12 17 15 14
17 16 20 14 17 15 24 10 15 22 12 17 15 14 336
Tabel 4.4 DataTinggi lompatansmash (Variabel Y) subjek penelitian pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. No.Urut Sampel 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Tinggi Lompatan Smash 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 4 1 1 2 2 3
2 3 1 1 2 2 1 3 3 3 2 1 2 3 1 2 1 1 1 Jumlah Y
3
4
5
4 3 2 3 3 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 4 1 3 2
5 2 2 5 2 2 3 1 1 3 2 1 2 3 1 2 1
6 3 1 3 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2
Juml ah 7 11 7 8 10 8 7 9 10 12 9 6 8 11 6 8 10 7 6 8 9 171
2. Analisa Data 1. Pengujian Hipotesis Secara garis besarnya dalam menguji atau pengetesan hipotesis ada beberapa langkah yang harus ditempuh antar lain:
a) Merumuskan hipotesis nol (hipotesa statistik) Merumuskan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan “Ada pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdala m permainan bola volly pada siswa putra kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.” Untuk keperluan menguji hipotesis, maka hipotesis kerja ini dirubah menjadi hipotisis nihil (Ho) yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdala m permainan bola volly pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.” b. Menyusun Tabel Kerja Untuk menguji hipotesis nol (Hipotesa Statistik), disusun tabel kerja dari data hasil latihan squat jump dan tinggi
lompatansmashsebag aimana di paparkan dibawah ini:
Table: 4.5 Tabel kerja penghitungan data hasil latihan squat jump (X)dan tinggi lompatansmash(Y) pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. Nama Siswa 1 2 1 Ahmad Ryadi 2 Amiru din 3 Andi Purna ma 4 Aria Bastian 5 Arians yah 6 Imam Mujaki r 7 Irawan Nasuti on 8 M. Rifki 9 M. Riyadi n 10 Sarifud in 11 Amrin 12 Ansya Lubis 13 Ifan Maulan a 14 Ismail 15 Marfan 16 Rian Saputra 17 Roman syah 18 Sukirm ansyah 19 Taufik 20 Abdul Fatah Jumlah
No
X
Y
X.Y
X2
Y2
3 20
4 11
5 220
6 400
7 121
15
7
105
225
49
15
8
120
225
64
25
10
250
625
100
18
8
144
324
64
15
7
105
225
49
17
9
159
289
81
16
10
160
265
100
20
12
240
400
144
14
9
126
196
81
17 15
6 8
102 120
289 225
36 64
24
11
264
576
121
10 15 22
6 8 10
60 120 220
100 225 484
36 64 100
12
7
84
144
49
17
6
102
289
36
15 14
8 9
120 126
225 196
64 81
33 6
11 7
2947
5918
171
Data primer
Keterangan : X : Nilai pengukuran latihan squat jump Y : Nilai tinggi lompatan smash 2 X : Nilai pengukuran latihan squat jump dikuadratkan Y2 : Nilai hasil tinggi lompatansmashdikua dratkan XY : Hasil perkalian nilai pengukuran latihan squat jump dengan nilai tinggi lompatan smash 2. Menentukan nilai a (konstanta) dan nilai b (nilai koefisien)
( Y ) ( X ) ( X Y ) 2
a
n x 2 x
2
(171) (5918 2 ) (336 ) (2947 ) (20) (5918 2 ) (336 ) 2 (1011978 ) (990192 ) 5464 3,987
b
n xy x. y n x x 2
2
20 2947 336 (171) 2 (20) 5918 336
58940 57456 1484 118360 112896 5464
b 0,271 Jadi persamaan regresinya adalah Y = 3,987 + 0,271 X 3. Mencari koefisien korelasi antara X dan Y
r
N xy ( x) ( y )
N x 2 x [ N y 2 y ] 2
2
(20) (2947 ) 336 171
(20) (5981) (336) (20) (1523) 171 2
2
58940 57465 118360 (112896 ) (30460 ) (292
1484 5464 x1219
1484 6660616 1484 2580 .81 r 0,575 r 2 0,330 r 33 %
Berdasarkan pengujian nilai r-hitung sebesar 0,575 dan untuk nilai r-tabel dengan taraf signifikansi 5% n = 20 sehingga r-tabel (0,575>0,444), dengan koefisien determinasinya r2 = 0,5752 = 0,330% hal ini berarti X (variable bebas) memberikan sumbangan sebesar 33% terhadap Y (variable terikat) melalui persamaan regresi Y = 3,987 + 0,271 X. Hipote 4. Menguji nilai rxy Dengan mengetahui nilai N = 26 dengan derajat
kebebasan (df) N-1 = 26 – 1 = 25, serta dengan taraf signifikansi 5% maka nilai r tabelnya menunjukkan angka 0,396 Sedangkan dari hasil perhitungan nilai r yang diperoleh di atas menunjukkan angka r hitung = 0,459 jika dibandingkan antara r hitung dengan r table dengan taraf signifikansi 5% (0,459> 0,396) maka r hitung lebih besar dari r tabelnya yang berarti bahwa hasil penelitian ini signifikan 5. Uji Hipotesis / Analisa Signifikan Dengan rumus :
t
r n2 1 r 2 t 0,459 26 2 2 1 0,459
0,459 X 4,898 0,867 2,248 t 0,867 t
t 2,593 Dari hasil analisa penghitungan data menunjukan bahwa nilai thitung adalah sebesar 2,593 dan nilai t-tabel dengan taraf signifikan 0,005 adalah 1,708 maka t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,593 > 1,708) , sehingga dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdalam permainan bola volly pada siswa putra kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” 6. Menarik kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan nilai thitung lebih besar dari t-tabel (2,593
> 1,708), sehingga dari hasil penelitian ini dapat ditarik disimpulkanbahwa “Ada Pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdalam permainan bola volly pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”. D. Pembahasan Hasil analisis data yang berupa signifikasikan, hal tersebut diperoleh r-hitung lebih besar dan pada r-tabel (0,575>0,444), maka terdapat pengaruh yang positif antara latihan squat jumpdengantinggi lompatan smash dengan koefisien determinasinya r2 = 0,5752 = 0,330% hal ini berarti X (variabel bebas) memberikan sumbangan sebesar 33% terhadap Y (variabel terikat) melalui persamaan regresi Y=3,987+0,271 X. Jadi kesimpulan dan pembahasan di atas hipotesis nihil (Ho) yang diajukan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihansquat jumpterhadap tinggi lompatan smashdalam permainan bola voli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa nilai t-hitung adalah sebesar 2,593 dan nilai ttable dengan taraf signifikan 0,005 adalah 1,708 maka nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,593>1,708), sehingga dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdalam permainan bola voly pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”. Atau dengan kata lain Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdalam permainan bola voly pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” Ditolakdan Hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi :”Ada pengaruh yang signifikan antara latihan squat jump terhadap tinggi lompatansmashdalam permainan bola voly pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” Diterima.
Depdikbud, Biomekanika Olahraga, Buku II Program Akta Mengajar V – B, Jakarta, 1995.
DAFTAR PUSTAKA
Rinjin Ketut, Petunjuk Penyusunan Kerangka Ilmiah, FIP UNUD, Singarara, Jakarta 1980.
Adi Sutrisno, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1991. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, PT. Rineke Cipta, Jakarta, 1985. -------------, Metode Riset Jilid I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1971. ------------, Statistik Jilid I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1980. -------------, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1992. -------------, Olahraga Kesehatan Jilid II SLTP dan Sederajat, CV. Baru, Jakarta, 1997. Daican Amih, Menyusun Soal-soal Tes, IKIP Malang, 1997.
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Persindo. Marjono, S, Menentukan Metode dan Desain Penelitian, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Usaha Nasional, Jakarta, 1997. Narif, Moh, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN, Balai Pustaka, Jakarta, 1984.
Sutaryono Akhar dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, IKIP Mataram, 2003 Soeharno HP, Dasar-dasar Permainan Bola volly, FPOK IKIP Yogyakarta 1982. Soejono, Ilmu Coaching Umum, FKIK FPOK, Yogyakarta 1983. Surachmad, Pengantar Pendidikan Ilmiah, Tarsito, Bandung 1990. Souryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, UGM Yogyakarta 1983. Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, CV Baru, Jakarta 1991. Zain Muahmad, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PT Intregrafikas Surabaya 1984