FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH PROGRAM PENGEMBANGAN MUTU INTENSIFIKASI (PMI) DI DESA BATANG KUMU KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU
JURNAL
Oleh : SAFRIJON NIM: 0926024
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN ROKAN HULU 2014 1&2
= Penulis Penanggung jawab
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH PROGRAM PENGEMBANGAN MUTU INTENSIFIKASI (PMI) DI DESA BATANG KUMU KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU Safrijon1, Defidelwina, SP., M.Sc2, Adyanata Lubis, M.Kom2 1 Mahasiswa, 2Dosen Pembimbing
ABSTRAK
Salah satu program utama dalam pembangunan pertanian adalah ketahanan pangan. Pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program intensifikasi pada tanaman padi mendapat perhatian oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey. Analisis data yang digunakan adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi produksi adalah LnY= 50.184 + 3.638LnX₁ + 0.142LnX₂ + 3.113LnX₃ + 0.01576, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal berpengaruh nyata pada taraf 5% dan uji F diperoleh 0.000 < 0.05. Hal ini menunjukkan seluruh faktor produksi berpengaruh nyata pada taraf 5%.
Kata Kunci: Pengaruh, Faktor Produksi, PMI
FACTORS AFFECTING THE PRODUCTION OF RICE RICE FIELD DEVELOPMENT PROGRAM QUALITY INTENSIFICATION (PMI) IN DESA BATANG KUMU KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU Safrijon1, Defidelwina, SP., M.Sc2, Adyanata Lubis, M.Kom2 1 Mahasiswa, 2Dosen Supervisor
ABSTRACT
One of the major programs in agricultural development is food security. Agricultural development is more focused on improving income and welfare of farmers, the rice crop intensification program received attention by the government. The purpose of this study was to determine the factors that affect rice production program PMI in Desa Batang Kumu. Data collection method used is a survey method. Analysis of the data used is the analysis of the CobbDouglas production function. The results showed that the production function is LNY = 50 184 + 3.638LnX₁ + 0.142LnX₂ + 3.113LnX₃ + 0.01576 indicates that the variable land, labor, and capital significant at the 5% level for rice production program PMI in Desa Batang Kumu. F test values is 0.000 < 0.05 significant at the level of 5%. Keywords:Afeecting,Production Factors, PMI
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu program utama dalam pembangunan pertanian adalah ketahanan pangan, karena pangan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat. Pemerintah sangat memperhatikan masalah pangan karena menyangkut hajat hidup orang banyak, baik dari kuantitas maupun harganya. Sampai saat ini sumber pangan utama masyarakat Indonesia adalah beras, disisi lain wilayah sumber produksi beras tidak merata sebagaimana penyebaran konsumsinya. Konsekuensi dari fenomena ini berbagai upaya dan kebijakan dilakukan pemerintah untuk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan proses produksi maupun penyebarannya (Kholic, 2004). Masalah pangan merupakan salah satu masalah nasional yang sangat penting dari keseluruhan proses pembangunan dan ketahanan nasional suatu bangsa. Usaha peningkatan produksi pangan ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat dengan adil dan merata (Hanafie, 2010). Disamping itu pada dasarnya tujuan pembangunan pertanian khususnya di Riau diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi baik kuantitas maupun kualitas disertai dengan sistem agribisnis yang 1&2
= Penulis Penanggung jawab
terpadu (Fahruddin, 2004). Diadakannya sistem pertanian terpadu ini akibat dari adanya pertambahan jumlah penduduk dan kecenderungan peningkatan konsumsi per kapita tiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik pertambahan penduduk pertahunnya mencapai 4,3 % (BPS, 2013), hal ini mengakibatkan kebutuhan penduduk akan beras bertambah untuk setiap tahunnya. Peningkatan penduduk ini terjadi terutama di daerah pedesaan. Dengan mengacu pada pertumbuhan penduduk yang masih tinggi pemerintah terus berusaha meningkatkan produksi padi yang salah satunya diberdayakan dengan melakukan perluasan areal penanaman (Kholic, 2004). Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program intensifikasi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek, baik teknis maupun kelembagaan pendukung. Pada tahun 2007 produksi padi di provinsi Riau sebesar 535.590 ton, sedangkan pada tahun 2012 produksi padi mencapai 624.578 ton (BPS, 2013). Peningkatan hasil produksi yang signifikan belum mencukupi kebutuhan penduduk akan beras. Hal ini sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk (Royan, 2013). Desa Batang Kumu merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Tambusai yang ada di Kabupaten Rokan Hulu yang terletak di Provinsi Riau, dimana sebagian masyarakat bekerja sebagai petani yang ikut andil dalam memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan beras di Provinsi Riau. Petani dan didukung oleh pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi padi sawah dalam rangka memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat yang diakibatkan oleh semakin besarnya konsumsi masyarakat. Dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan dan dalam upaya meningkatkan produksi petani perlu memanfaatkan faktor produksi secara efektif dan efisien. Upaya peningkatan produksi padi sawah melalui jalur ekstensifikasi B.
Rumusan Masalah Program pengembangan mutu intensifikasi merupakan upaya peningkatan produksi padi sawah dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja, penggunaan benih varietas unggul berdaya hasil tinggi, pengaplikasian pupuk yang berkualitas, dan penggunaan pestisida. Produksi padi sawah akan dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu faktor produksi apa yang signifikan terhadap produksi padi sawah di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dan seberapa besar pengaruh faktor produksi terhadap produksi sawah di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
2.
D.
II.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dna modalcdalam meningkatkan produksi padi sawah di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi bagi petani untuk mengetahui faktor-faktor yang apa saja yang mempengaruhi produksi padi sawah, sehingga dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan agar hasil produksi padi sawah meningkat dan maksimal. 2. Sebagai informasi bagi pemerintah untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan bidang pertanian terutama dalam meningkatkan hasil produksi. 3. Sebagai informasi dan bahan acuan bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian yang serupa.
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Alasan pemilihan tempat adalah didasarkan atas pertimbangan bahwa di Desa Batang Kumu terdapat kelompok tani yang menanam padi dengan program Pegembangan Mutu Intensifikasi (PMI). Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu mulai bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 B.
Teknik pengambilan Sampel dan Metode Pengumpulan Data Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode sensus pada kelompok tani padi sawah program Pengembangan Mutu Intensifikasi (PMI) di Desa Batang Kumu yaitu sebanyak 19 orang petani. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh melalui wawancara terhadap petani sampel dan data sekunder di peroleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan kantor Kepala Desa/Kelurahan. C.
Metode Analisis Data Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan pengujian terhadap asumsi klasik yaitu:: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara pengujian ini adalah dengan pendekatan grafik (histogram dan P-P Plot) atau uji kolmogorov-smirnov. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model 1&2
= Penulis Penanggung jawab
regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors), apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka model yang digunakan mengalami multokolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Salah satu cara dalam pengujian ini adalah uji koefisien korelasi Spearman. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas. Dengan formula sebagai berikut (Khoiriah Hadi Ningsih, 2011): LnY=a + b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + e Keterangan : Y = Produksi Padi Sawah (Rp/Periode) a = Konstanta (Intersep) X1 = Luas Lahan ((Ha) X2 = Tenaga Kerja (HOK/Periode) X3 =Modal (Rp/Periode) e = Penyimpangan yang mungkin terjadi b1, b2, b3, = Koefisien regresi
Jika nilai sig > 0.05 maka Ho diterima: artinya variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) tidak sigifikan terhadap variabel dependen (produksi padi sawah) Jika sig < 0.05 maka Ho ditolak: artinya variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) signifikan terhadap variabel dependen (produksi padi sawah).
D. Hipotesis 1. Diduga bahwa secara serentak faktor Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), dan Modal (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi Padi Sawah Program PMI di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. 2. Diduga bahwa secara parsial faktor Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), dan Modal (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi Padi Sawah di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
Jika sig > 0.05 berarti Ho ditolak : artinya variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) secara bersama tidak signifikan terhadap variabel dependen (produksi padi sawah) Jika sig < 0.05 tabel berarti Ho diterima : artinya variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) secara bersama signifikan terhadap variabel dependen (produksi padi sawah).
E. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan dari hasil regresi produksi padi sawah adalah: 1. Uji t statistik (t-test) Uji ini digunakan untuk menguji signifikan koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. t-hitung = Keterangan : bi Sbi Ho:
Ha:
bi Sbi
= Koefisien Xi = Standar deviasi dari koefisien Xi
variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) tidak signifikan terhadap variabel dependen (produksi padi sawah) variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) signifikan terhadap variabel dependen (produksi padi sawah)
Hipotesisnya adalah :
2. Uji F Statistik (F-test) Uji ini digunakan untuk menguji tingkat signifikan hubungan seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. R2 / (k – 1) F-hitung = (1 – R2) / (n – k) Keterangan : R2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel n = Jumlah sampel F-tabel (n-k, k-1), n = jumlah sampel, k = jumlah variabel Hipotesisnya adalah :
F. Konsep Operasional 1. Produksi yaitu rata-rata lateks yang diperoleh dari hasil usaha atau produksi karet dalam satu tahun yang dihitung dalam satuan Rupiah (Rp/Tahun) 2. Luas lahan yaitu luas lahan yang dipergunakan untuk membudidayakan karet (Ha). 3. Tenaga Kerja Penyadap yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga penyadap tanaman karet (Rp/Ha/Tahun). 4. Pupuk yaitu Kebutuhan pupuk pada tanaman karet yang dihitung dalam satuan rupiah (Rp/Ha/Tahun). 5. Modal adalah biaya peralatan yang dikeluarkan petani dalam proses penyadapan berupa pembelian peralatan sadap dan pembeku (Rp/Ha/Tahun). G. Asumsi penelitian 1. Faktor lain diluar model dianggap tetap (ceteris paribus)
III. A.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan tentang ringkasan data yang diperoleh dalam penelitian, dengan analisis ini dapat diketahui 1&2
= Penulis Penanggung jawab
jumlah responden, nilai minimum, maksimum, dan nilai rata-rata pada data penelitian. Analisis deskriptif pada Tabel 5.5.
Analisis deskriptif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Std. N Min Max Sum Mean Deviation
Ln Luas Lahan Ln Tenaga Kerja Ln Modal Ln Produksi Missing Valid N (listwise) Sumber: Data Olahan, 2014
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
19 19 19 19 0 19
.00 15.50 13.94 8.94 0
.69 16.38 14.57 9.68 0
4.39 299.77 268.87 175.00 0
.2313 15.7771 14.1509 9.2107 0
.29468 .33146 .26644 .28911 0
Dari tabel 5.5 diatas terlihat hasil SPSS yang menerangkan hasil analisis. Nilai N Valid sama dengan 19, hal ini menunjukkan jumlah petani sampel yang menjadi responden dalam penelitian berjumlah 19 orang dan nilai Missing sama dengan 0 berarti tidak ada data yang hilang (missing).
Tabel 5.6.
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut:
B. Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal dalam model regresi. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan analisis kolmogorovsmirnov (KS) yaitu sebagai berikut:
Uji Normalitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Unstandardized Residual N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data Olahan, 2014 Dari tabel 5.6 diperoleh hasil uji KolmogorovSmirnov yang menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig adalah sebesar 0.368. Menurut Priyatno (2008) data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0.05 atau 5%. Nilai Asymp.Sig jauh lebih besar diatas 0.05 sehingga dapat disimpulkan residual berdistribusi Normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji KolmogrofSmirnov diketahui bahwa model tidak terkena masalah normalitas atau model berdistribusi normal.
19 .0000000 .01438567 .211 .158 -.211 .918 .368
C. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam analisis yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Uji yang digunakan adalah melalui pendekatan spearman, hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut:
1&2
= Penulis Penanggung jawab
Tabel 5.7. Uji Heteroskedastisitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Spearman’s rho Ln Ln Luas Lahan Modal Ln Tenaga Kerja Ln Produksi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
-.075
-.207
-.075
.094
.760 19
.394 19
.760 19
.702 19
Dari tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi variabel independen (luas lahan, modal, dan tenaga kerja) dan variabel dependen (produksi) dengan unstandardized residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
berikut:
Unstandardized residual Sumber: Data Olahan, 2014
Tabel 5.9.
D. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah uji asumsi klasik yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier yang sempurna diantara variabelvariabel bebas dalam model regresi. Dalam uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut: Tabel 5.8. Pengaruh Masing-Masing Faktor Tehadap Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Collinearity Statistics Model
B
Tolerance VIF
(Constant) 50.184 Ln Luas Lahan (Ha) 3.638 .000 Ln Tenaga Kerja (HOK) .142 .038 Ln Modal (Rp) -3.113 .000 Sumber: Data Olahan, 2014
6.458 6.254 6.835
Pada tabel 5.8 hasil pengujian pada program SPSS menunjukkan bahwa nilai VIF untuk kesemua variabel adalah dibawah 10 dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. E.
Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan kedalam suatu fungsi produksi. Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Berdasarkan konsep operasional penelitian, produksi padi sawah dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu luas lahan, modal, dan tenaga kerja yang dihitung selama satu periode atau masa tanam. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan komputer pada program SPSS Windows Release 16.0 diperoleh hasil analisis regresi pada Tabel 5.9 sebagai
Model
Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B
Std. Error
Beta
1(Constant) 50.184 15.655 Ln Luas Lahan 3.638 1.013 3.708 Ln Tenaga Kerja .142 .057 .163 Ln Modal 3.113 1.153 2.869 Sumber: Data Olahan, 2014 Persamaaan Linear model fungsi regresi produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dapat diduga dengan persamaan sebagai berikut: LnY= 50.184 + 3.638LnX₁ + 0.142LnX₂ + 3.113LnX₃ + 0.01576 Nilai konstanta 50.184 menunjukkan bahwa tanpa ada pengaruh dari faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, dan modal produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu adalah sebesar 50.184. Nilai koefisien regresi luas lahan (X1) atau B1= 3.638 menunjukkan bahwa setiap penambahan luas lahan sebesar 1 % maka akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 3.638 %. Sedangkan nilai koefisien regresi tenaga kerja (X2) atau B2= 0.142 menunjukkan bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1 % maka akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 0.142 %. Begitu juga dengan nilai koefisien regresi modal (X3) atau B3= 3.113 hal ini juga menunjukkan bahwa setiap penambahan modal sebesar 1 % maka akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 3.113 %. Nilai standar eror 0.01576 merupakan besarnya tingkat kesalahan dalam pengolahan data, semakin kecil nilai standar eror maka model regresi yang digunakan semakin tepat dalam memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah. Dalam penelitian ini berarti tingkat kesalahan atau standar eror adalah 0.01576 %, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah tepat.
1&2
= Penulis Penanggung jawab
1.
PMI di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
Koefisien korelasi (R)
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor produksi (luas lahan, tenaga kerja, dan modal) dengan produksi padi sawah program Tabel 5.10.
Analisis Koefisien Korelasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Ln Luas Lahan Ln Tenaga Kerja Ln Modal Ln (Ha) (HOK) (Rp) Produksi ** ** ** Produksi Pearson Correlation .966 .917 .966 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . N 19 19 19 19 Sumber: Data Olahan, 2014
Dari tabel 5.10 hasil analisis diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi luas lahan dan produksi sebesar 0.966, tenaga kerja dan produksi sebesar 0.917, dan modal dan produksi sebesar 0.966. Nilai ini mendekati angka 1 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) adalah sangat kuat.
Tabel 5.11.
2.
Koefisien Determinasi (R2)
Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Rentang nilai R2 adalah antara 0 dan 1.
Analisis Koefisien Determinasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Model Summaryb Change Statistics Model
R
Adjusted R Square R Square
1 .999a .998 Sumber: Data Olahan, 2014
.997
Std. Error of R Square the Estimate Change F Change df1
Sig. F df2 Change
.01576
15
Pada tabel 5.11 di atas diperoleh koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 0.998, hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu adalah sebesar 99.8 persen, sedangkan sisanya sebesar 0.2 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Hal ini berarti bahwa sebesar 0.2 persen produksi padi sawah PMI di Desa Batang Kumu dapat dijelaskan oleh factor lain selain luas lahan, tenaga kerja, dan modal seperti faktor iklim atau cuaca. 3.
Uji t (t-hitung)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing faktor terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu ditunjukkan oleh nilai koefisien regresinya.
.998
Tabel 5.12.
Model
2014.411 3
.000
Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients T Sig. Std. B Error Beta
1(Constant) 50.184 15.655 3.206 .006 Ln Luas 3.638 1.013 3.708 3.592 .003 Lahan Ln .142 .057 .163 2.476 .026 Tenaga Kerja Ln Modal 3.113 1.153 2.869 2.701 .016 Sumber: Data Olahan, 2014 Dari tabel 5.12 maka dapat dilakukan pengujian hipotesis yaitu membandingkan nilai signifikan dengan 0.05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak artinya faktor luas lahan, tenaga kerja, dan modal signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu. sedangkan jika nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima artinya faktor luas lahan, tenaga kerja, dan modal tidak 1&2
= Penulis Penanggung jawab
signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu. dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa variabel modal, luas lahan dan tenaga kerja signifikan terhadap produksi. Pengujian Terhadap Variabel Luas Lahan (X1) Koefisien regresi luas lahan adalah sebesar 3.638 dan nilai t-hitung sebesar 3.592. Variabel luas lahan signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu, hal ini ditunjukkan nilai sig 0.003 < 0.05 maka Ho diterima yaitu variabel luas lahan signifikan terhadap produksi padi sawah. Nilai koefisien regresi sebesar 3.638 menunjukkan bahwa setiap penambahan luas lahan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 3.638 Kg dengan asumsi faktor lain adalah konstan. Luas lahan merupakan satu kesatuan luas tanah yang diolah dan dijadikan sebagai media tanam untuk tanaman yang dalam penelitian ini adalah padi sawah. Semakin luas lahan yang diolah dan diusahakan maka akan semakin besar kontribusinya dalam perluasan tanaman yang akan ditanam. Penyiapan lahan yang tepat waktu oleh petani serta dibantu dengan pemerintah dalam mengupayakan produksi padi pada program PMI diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi yang maksimal. Lahan usahatani padi sawah PMI yang dikelelola di Desa Batang Kumu yaitu seluas 25 Ha yang diusahakan oleh 19 orang petani. Jika lahan sawah lebih luas lagi tentunya akan mampu menghasilkan gabah yang lebih banyak lagi. Namun demikian peran pemerintah juga sangat penting yaitu dengan terus mendampingi petani dimulai dari persiapan lahan sampai panen, hal ini diharapkan agar petani mempunyai tempat untuk menanyakan masalah yang dihadapinya. Sehingga apabila ada kendala yang dihadapi petani maka dapat langsung diatasi ataupun dicarikan solusi dalam penyelesaiannya. Hal penting lainnya adalah adanya penyuluhan oleh pihak pemerintah khususnya instansi yang terkait agar petani juga mendapatkan ilmu atau teori yang mungkin tidak mereka pelajari, meskipun pengalaman mereka juga sangat baik dalam bertani padi sawah. Pengujian Terhadap Variabel Tenaga Kerja (X2) Koefisien regresi variabel kerja adalah sebesar 0.142 dan nilai t-hitung sebesar 2.476. Variabel tenaga kerja signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu, hal ini ditunjukkan oleh nilai sig 0.026 < 0.05 maka Ho diterima berarti variabel tenaga kerja signifikan terhadap produksi padi sawah. Nilai koefisien regresi atau elastisitas tenaga kerja sebesar 0.142 menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah tenaga kerja 1 persen akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 0.142 kg, dengan asumsi bahwa faktor lain dianggap konstan. Salah satu faktor produksi yang mempengaruhi produksi adalah tenaga kerja. Ditempat penelitian tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja untuk pengolahan lahan yaitu untuk persiapan sebeluam tanam. Penyiapan lahan yang tepat waktu sangatlah penting
agar penanaman tepat pada waktu yang telah diperkirakan atau dijadwalkan, dalam proses pengolahan lahan petani dibantu oleh pemerintah dengan alat untuk membajak yaitu handtraktor sehingga petani bisa lebih cepat dalam penyiapan lahan. Handtraktor yang ada yaitu satu unit yang merupakan bantuan dari pemerintah. Petani membajak sawahnya dengan cara bergantian dengan petani lainnya, biaya yang dikeluarkan masingmasing petani adalah biaya minyak. Selain pengolahan lahan, tenaga kerja juga dibutuhkan untuk tahap penyemaian sampai masa panen. Biaya tenaga kerja dihitung sesuai dengan upah per harian kerja (HOK) ditempat penelitian yaitu Desa Batang Kumu sebesar Rp 90.000,-. Pengujian Terhadap Variabel Modal (X3) Koefisien regresi variabel modal adalah sebesar 3.113 dan nilai t-hitung sebesar 4.015. Variabel modal signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu, hal ini ditunjukkan oleh nilai sig 0.016 < 0.05 maka Ho ditolak berarti variabel modal signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu. Nilai koefisien regresi atau elastisitas variabel jumlah modal sebesar 3.113 dapat diartikan bahwa untuk setiap penambahan jumlah modal sebesar 1 persen akan meningkatkan produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu sebesar 0.525 Kg dengan asumsi faktor lain konstan. Modal merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh petani sebagai input dalam menjalankan usahataninya. Modal yang dikeluarkan oleh petani di tempat penelitian berupa biaya pembelian pupuk selama masa tanam, pupuk yang digunakan adalah pupuk organik, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk POSNKA, dan pupuk Za. Selain pembelian pupuk modal yang dikeluarkan petani adalah pembelian benih, herbisida, serta alat yang digunakan dalam usahatani seperti cangkul, sabit, dan sprayer. Pembelian pupuk, benih, dan herbisida merupakan bantuan dari pemerintah melalui subsidi. 4.
Uji F (F-Hitung)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka penggunaan faktor produksi secara bersama-sama signifikan terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu dan sebaliknya apabila nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka penggunaan faktor produksi secara bersama-sama tidak signifikan terhadap produksi padi sawah di Desa Batang Kumu.
1&2
= Penulis Penanggung jawab
Tabel 5.13.
Model
Analisis Varians Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program PMI Di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, 2014 Sum of Mean Squares Df Square F Sig.
1 Regression 1.501 Residual .004 Total 1.504
3 15 18
.500 .000
20.140 .000
Sumber: Data Olahan, 2014 Dari Tabel 5.13. diatas dapat diketahui bahwa nilai F-hitung yang diperoleh dari analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebesar 20.140. Sedangkan nilai signifikan 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak berarti secara bersama-sama faktor luas lahan, tenaga kerja, dan modal signifikan atau berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu.
IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang terdapat dalam pembahasan yang telah diuraikan maka dapat dibuat kesimpulan mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Program Pengembangan Mutu Intensifikasi (PMI) di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis regresi maka didapat hasil persamaan regresi sebagai berikut: LnY= 50.184 + 3.638LnX₁ + 0.142LnX₂ + 3.113LnX₃ + 0.01576 2. Berdasarkan uji statistik (Uji t) menunjukkan bahwa variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal signifikan atau berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu 3. Berdasarkan uji statistik (Uji F) terhadap hipotesis, diperoleh nilai F-hitung sebesar 20.140 dan nilai signifikan lebih kecil dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara serentak variabel luas lahan, tenaga kerja, dan modal berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu
4.
Dari hasil penelitian faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi padi sawah adalah faktor luas lahan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 3.638
B. Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diatas, penulis member saran sebagai berikut: 1. Dengan diketahuinya faktor yang paling mempengaruhi produksi padi sawah program PMI di Desa Batang Kumu sebaiknya petani memperluas lahan usahatani padi sawah. 2. Sebaiknya pemerintah terus meningkatkan usahatani sawah dengan menambah luasaan lahan sawah PMI dan memberi penyuluhan kepada petani sebagai media pembelajaran tentang usahatani padi sawah program PMI dalam meningkatkan hasil produksi. 3. Sebaiknya pemerintah menambah alat pembajak sawah agar pengolahan lahan atau persiapan lahan yang dilakukan petani dapat selesai tepat waktu. DAFTAR PUSTAKA Badan
Pusat Statistik. 2013. Penduduk. Provinsi Riau
Laju
Pertumbuhan
Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Produksi Padi. Provinsi Riau Fahruddin. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pedapatan Petani Pada usahatani Padi Sawah Di Desa Rambah Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. UIR. Pekanbaru (Tidak Dipublikasikan) Hanafi, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta Kholic, Abdul. 2004. Upaya peningkatan Pendapatan Rumah tangga tani Melalui Penggunaan Padi Varietas Unggul Baru, BPTP. Jawa Tengah Royan. 2013. Program peningkatan Mutu (PMI). http://superfishfood.blogspot.com.2013/03/progra mpeningkatanmutuintensifikasi.html. (Diakses 26 Oktober 2014)
1&2
= Penulis Penanggung jawab