Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2
Juli 2015
ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992
Berkala Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kehutanan
DAFTAR ISI ANALISIS VEGETASI DAN VISUALISASI STRUKTUR VEGETASI HUTAN KOTA BARUGA, KOTA KENDARI Zulkarnain, S.Kasim, & H. Hamid
99-109
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTAMBAHAN TINGGI BIBIT BUAH JENTIK (Baccaurea polyneura) Basir Achmad, Muchtar Effendi, & Muhammad Fajri Haika
110-115
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU Acacia crassicarpa MELALUI PENERAPAN TEKNIK RAMAH LINGKUNGAN Sona Suhartana & Yuniawati
116-123
ANALISIS FINANSIAL USAHA HUTAN RAKYAT POLA MONOKULTUR, CAMPURAN DAN AGROFORESTRI DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN Sutisna
124-132
ANALISIS GENDER DALAM PENGELOLAAN AGROFORESTRI DUKUH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR Hafizianor, Rina Muhayah N.P, & Siti Zakiah
133-144
PENGAYAAN VEGETASI PENUTUPAN LAHAN UNTUK PENGENDALIAN TINGKAT KEKRITISAN DAS SATUI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Syarifuddin Kadir & Badaruddin
145-152
UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN DI DESA GUNTUNG UJUNG KECAMATAN GAMBUT, KALIMANTAN SELATAN Normela Rachmawati
153-157
IDENTIFIKASI KESEHATAN BIBIT SENGON (Paraserianthes falcataria L) DI PERSEMAIAN Dina Naemah, & Susilawati
158-165
POTENSI TEGAKAN KAYU BAWANG (Dysoxylum mollissimum Blume) PADA SISTEM AGROFORESTRI SEDERHANA DI KABUPATEN BENGKULU UTARA Efratenta Katherina Depari, Wiryono, & A. Susatya
166-172
PERSEPSI MASYARAKAT SUKU DAYAK HANTAKAN BARABAI TERHADAP KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) ANEKA OLAHAN BUAH DURIAN Arfa Agustina Rezekiah, Rosidah, & Siti Hamidah
173-178
JENIS, PERILAKU, DAN HABITAT TURPEPEL (Coura amboinensis amboinensis) DI SEKITAR SUNGAI WAIRUAPA DESA WAIMITAL, KECAMATAN KAIRATU, SERAM BAGIAN BARAT Dwi Apriani, E. Badaruddin, & L. Latupapua
179-191
PENILAIAN KINERJA PEMBANGUNAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG RINJANI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Andi Chairil Ichsan & Indra Gumay Febryano
192-198
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para penelaah yang telah berkenan menjadi Mitra Bestari pada Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2 Edisi Juli 2015 yaitu: Dr. Satyawan Pudyatmoko,S.Hut,M,Sc (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof.Dr.Ir. Wahyu Andayani,M.Sc (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof.Dr.Hj.Nina Mindawati,M.S (Puslitbang Produktivitas Hutan, Kementerian Kehutanan RI) Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako) Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.Sc. (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Prof.Dr.Ir.H.M.Ruslan,M.S (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat) Dr.Ir. Satria Astana, M.Sc (Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan RI) Dr. Ir. Purwadi, M.S (Institut Pertanian STIPER Yogyakarta) Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr. (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof. Dr. Ir, Djamal Sanusi (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Dr. Sc. Agr. Yusran, S.P., M.P (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)
KATA PENGANTAR
Hafizianor, Rina Muhayah N.P, & Siti Zakiah
Salam Rimbawan, Jurnal Hutan Tropis Volume 3 Nomor 2 Edisi Juli 2015 menyajikan 12 buah artikel ilmiah hasil penelitian kehutanan. Analisis Vegetasi dan Visualisasi Struktur Vegetasi Hutan Kota Baruga, Kota Kendari diteliti Zulkarnain, S.Kasim, & H. Hamid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi vegetasi disusun oleh 76 spesies yang terkelompok dalam 29 famili dengan jumlah total 8.296 individu untuk semua spesies. Alstonia macrophylla, Gironniera subaequalis dan Nephelium lappaceum adalah spesies yang mendominasi komunitas vegetasi. Pengaruh Naungan terhadap pertambahan tinggi bibit buah Jentik (Baccaurea polyneura) ditulis Basir Achmad, Muchtar Effendi, & Muhammad Fajri Haika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat naungan 85% atau intensitas cahaya 15% memberikan pertumbuhan tinggi paling optimum (1,15 cm) bagi bibit buah jentik. Sona
Suhartana
Peningkatan
&
Produktivitas
Yuniawati Penyaradan
meneliti Kayu
Acacia Crassicarpa melalui Penerapan Teknik Ramah Lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan RIL dalam penyaradan kayu A. crassicarpa dapat meningkatkan produktivitas 11,59% dan menurunkan biaya sarad sebesar 10,59%. Analisis Finansial Usaha
Hutan Rakyat
Pola Monokultur, Campuran dan Agroforestri Di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan diteliti Sutisna. Secara finansial usaha hutan rakyat
di
lokasi penelitian dapat memberikan dampak positif dan
layak
untuk dikembangkan
dengan Nilai
NPV pola monokultur Rp. 7,674,98, campuran Rp. 20,668,993 dan agroforestry Rp. 46,011,857 dan BCR pola monokultur 2,38,campuran 1,54dan agroforestry 1,76.
meneliti
Analisis
Gender
dalam
Pengelolaan
Agroforestri Dukuh dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa Kertak Empat Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar. Dukuh memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 14% dan dari luar dukuh sebesar 86%. Pengayaan untuk
Vegetasi
Pengendalian
Penutupan
Tingkat
Kekritisan
Lahan DAS
Satui Provinsi Kalimantan Selatan ditulis oleh Syarifuddin Kadir & Badaruddin. Arahan penuruan tingkat kekritisan lahan; a) pengayaan tutupan vegetasi hutan menjadi seluas 66.975,57 ha (44 %), sedangkan lahan terbuka, semak belukar dan pertambangan berkurang seluas 17.782,99 ha (12 %); b) berdasarkan adanya pengayaan vegetasi menurunkan tingkat kekritisan lahan menjadi lahan kritis 1.536,82 ha (1, 01%). Upaya Pencegahan Kebakaran Lahan di Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut, Kalimantan Selatan ditulis oleh Normela Rachmawati. Upayaupaya pencegahan kebakaran lahan yang dilakukan masyarakat di desa Guntung Ujung dengan nilai tertinggi adalah Pembersihan Bahan Bakar Bawah Tegakan yaitu sebesar 65,75 % (48 responden) dan Pembuatan Sekat Bakar 34,25 % (25 responden) Dina
Naemah,
&
Susilawati
melakukan
Identifikasi Kesehatan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria L) di persemaian. Hasil yang diperoleh bahwa penyebab kerusakan yang paling dominan adalah penyakit pada faktor abiotik sebesar 71,55%, tipe kerusakan yang dominan yaitu perubahan warna daun yang ditandai dengan daun menjadi berwarna
kuning
sebesar
73,77%,
intensitas
serangan keseluruhan sebesar 85,33%. Potensi Tegakan Kayu Bawang (Dysoxylum mollissimum Blume) Pada Sistem Agroforestri
Sederhana Di Kabupaten Bengkulu Utara ditulis
atau batok yang keras dengan warna karapas hitam
oleh Efratenta Katherina Depari, Wiryono, & A.
kecokelatan, hitam keabu-abuan, serta hitam pekat,
Susatya. Kayu bawang yang ditanam dengan kopi
dan plastron yaitu susunan lempengan kulit keras
cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik
pada bagian perut dengan warna plastron putih
dibanding kayu bawang yang ditanam dengan kopi
dan memiliki corak acak berwarna hitam. Turpepel
dan karet. Kayu bawang yang ditanam dengan
menyukai jenis tempat yang lembab gelap dan
kopi memiliki volume sebesar 43,88 m /ha (umur 3
tempat yang kering gelap, karena jenis tempat
tahun), 82,99 m /ha (umur 7 tahun), 116,13 m /ha
tersebut adalah tipe habitat semi akuatik yaitu tipe
(umur 9 tahun), sedangkan yang ditanam dengan
habitat campuran antara daratan (tanah) dan air,
kopi dan karet memiliki volume sebesar 15,15 m /
yang merupakan habitat dari Turpepel.
3
3
3
3
ha (umur 3 tahun), 82,8 m /ha (umur 7 tahun), 79,44 3
m3/ha (umur 9 tahun).
Penilaian Kinerja Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Rinjani Barat, Provinsi
Persepsi Masyarakat Suku Dayak Hantakan
Nusa Tenggara Barat diteliti oleh Andi Chairil
Barabai Terhadap Kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat
Ichsan & Indra Gumay Febryano. Hasil penilaian
(IbM) aneka olahan buah durian diteliti oleh Arfa
menunjukkan rata-rata keseluruhan dari kriteria
Agustina Rezekiah, Rosidah, & Siti Hamidah. Faktor-
yang dinilai berada pada rentang cukup, yang berarti
faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat
KPH Rinjani sudah cukup siap untuk mewujudkan
dayak adalah tingkat pendidikan, pengetahuan yang
fungsinya sebagai unit pengelola hutan di tingkat
turun temurun serta mata pencaharian masyarakat
tapak.
dayak sebagai petani.
Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi
Dwi Apriani, E. Badaruddin, & L. Latupapua
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca untuk
meneliti Jenis, Perilaku, dan Habitat Turpepel
dikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca.
(Coura
amboinensis
amboinensis)
Di
Sekitar
Sungai Wairuapa Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Seram Bagian Barat. Turpepel yang diteliti tersusun atas karapas (carapace) yaitu tempurung
Banjarbaru, Juli 2015 Redaksi,
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2
Juli 2015
ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU Acacia crassicarpa MELALUI PENERAPAN TEKNIK RAMAH LINGKUNGAN The increasing of Acacia crassicarpa skidding productivity by implementing reduced impact logging technique
Sona Suhartana & Yuniawati Peneliti pada Pusat Hasil Hutan, JL. Gunung Batu No. 5 BOGOR 16610
ABSTRACT.The increasing of skidding productivity have to do for minimizing skidding cost. The study was carried out on 2013 at the work area of PT Daya Tani KalBar, West Kalimantan Province. The aim of the study is to find out the increase of productivity and minimize of skidding cost by implementing RIL technique at peat swamp plantation forest. Data of skidding cost and productivity were processed by using tabulation to obtain the mean and then analized using t-test of SPSS 18. Result show that RIL skidding technique in A. Crassicarpa skidding could increase the average of productivity by 11.59% and decrease the average of skidding cost of 10.59%. Keywords: Skidding technique, RIL, conventional technique, peatland ABSTRAK. Peningkatan produktivitas penyaradan harus diupayakan untuk menekan pengeluaran biaya penyaradan. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013 di areal kerja hutan tanaman rawa gambut PT Daya Tani KalBar, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan produktivitas dan penurunan biaya penyaradan dengan penerapan teknik pemanenan ramah lingkungan di hutan tanaman rawa gambut. Data produktivitas dan biaya sarad diproses ke dalam bentuk tabulasi dan dihitung rata-ratanya kemudian dianalisis menggunakan uji-t dengan software SPSS 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan RIL dalam penyaradan kayu A. crassicarpa dapat meningkatkan produktivitas 11,59% dan menurunkan biaya sarad sebesar 10,59%. Kata kunci: Teknik penyaradan, Ramah Lingkungan, teknik setempat, lahan gambut Penulis untuk korespondensi, surel:
[email protected] &
[email protected] HP: 081310686099 & 085697189319
PENDAHULUAN
Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHKHT) menggunakan alat sarad dengan kayu yang
Penyaradan sebagai salah satu dari rangkaian
disarad menghendaki areal operasional yang tidak
kegiatan pemanenan kayu mempunyai peranan
mengganggu tumpukan kayu yang ditebang sekitar
penting untuk mengeluarkan kayu dari petak
petak tebang. Diperlukan kinerja yang tinggi dan
tebang. Penyaradan akan mempermudah kegiatan
dilakukan secara hati-hati, mengingat kondisi fisik
pengangkutan apabila dilakukan dengan teknik yang
operasional merupakan areal lahan gambut.
tepat. Penyaradan di areal Ijin Usaha Pemanfaatan
116
Sona Suhartana & Yuniawati: Peningkatan Produktivitas Penyaradan ……………………...(3): 116-123 Teknik penyaradan pada lahan gambut berbeda
Suhartana et al., (2009) menyatakan bahwa
dengan di lahan kering. Perbedaan tersebut
penyaradan secara manual, semi mekanis dan
dikarenakan karakteristik gambut yang rapuh dan
mekanis di lahan gambut menghasilkan rata-
lembek sehingga penggunaan teknik penyaradan
rata produktivitas sarad menggunakan sampan
berbeda. Suhartana at al., (2009) menyebutkan
darat mekanis penuh (27,79 m3.hm/jam), dan
bahwa secara umum penyaradan kayu di hutan
semi mekanis (25,61 m3.hm/jam) lebih tinggi dari
tanaman lahan gambut dilakukan dengan tiga cara
pada menggunakan sistem manual (12,46 m3
yaitu: (1). Penyaradan sistem manual (rawa gambut
.hm/jam) dikarenakan volume kayu yang dapat
kering), dengan menggunakan ongkak yang ditarik
disarad lebih besar. Rata-rata biaya penyaradan
oleh tenaga manusia. Satu regu penyarad terdiri
dengan menggunakan sampan darat baik semi
dari 2 orang yang bertugas memuat, menarik
mekanis (Rp 18.190,5/m3.hm) maupun mekanis (Rp
dan membongkar muatan. Satu kali tarik dapat
15.926,5m3.hm) lebih tinggi daripada dengan sistem
menyarad 0,30 sampai 0,37 m3; (2) Penyaradan
manual (Rp 1.023,8/m3.hm). Hal ini dikarenakan
kayu dengan sampan darat semi mekanis (rawa
pada penggunaan sampan darat untuk kegiatan
gambut tergenang air), penyaradan kayu dengan
berikutnya menggunakan ekskavator sehingga
sampan darat merupakan kegiatan pengumpulan
memerlukan biaya komponen mesin.
kayu dari tempat tebangan ke pinggir sungai dengan menggunakan sampan/gerobak dari besi yang dirancang khusus untuk menyarad kayu di hutan rawa gambut yang ditarik oleh ekskavator. Kayu hasil tebangan dikumpulkan pada satu tumpukan oleh tenaga manusia kemudian dimuat ke sampan/ gerobak dan ditarik ke pinggir kanal oleh ekskavator. Tumpukan diatur dengan sistem jalur
dengan
jarak antar jalur 15 meter sehingga memudahkan pergerakan ekskavator untuk menyarad kayu; dan (3) Penyaradan kayu dengan sampan darat sistem mekanis (rawa gambut tergenang air), merupakan kegiatan pengumpulan kayu dari tempat tebangan ke pinggir sungai dengan menggunakan sampan yang ditarik oleh ekskavator. Pemuatan kayu hasil tebangan dan penarikan sampan dilakukan oleh ekskavator. Alat sarad yang digunakan pada lahan gambut adalah ekskavator. Ekskavator adalah alat yang dirancang secara khusus untuk mengeruk dan memindahkan tanah. Memiliki bentuk tapak (track) yang lebar dan rantainya berbentuk segi tiga serta daya apung (flotation) yang tinggi untuk beroperasi pada daerah yang lembek. Dengan mengganti perlengkapan pengeruk tanah (shovel) menjadi alat penjepit kayu (log fork), alat ini dimungkinkan untuk mengeluarkan kayu di hutan rawa dari tempat tebangan (Suhartana, 2000).
Kondisi topografi yang datar memudahkan alat sarad untuk bermanuver menyarad kayu. Topografi berhubungan langsung dengan kemampuan mesin alat sarad untuk berjalan menanjak dan menurun. Kondisi tanah ikut mempengaruhi produktivitas alat sarad. Penyaradan pada tanah gambut cenderung lebih sulit dibandingkan pada lahan kering. Tanah yang labil dan selalu bergerak dapat membahayakan keselamatan operator dan alat sarad. Teknik penyaradan yang dilakukan harus dapat
meningkatkan
produktivitas
penyaradan
dengan biaya produksi minimal sehingga memberi keuntungan bagi perusahaan. Teknik RIL dalam penyaradan yang selama ini sudah ada, harus dapat
diimplementasikan
secara
bertanggung
jawab. RIL tidak hanya di atas kertas, perlu penerapan yang sesuai dengan pedoman yang telah dibuat. Hasil penelitian Suhartana & Yuniawati (2011) menunjukkan bahwa penerapan RIL pada penyaradan
dapat
meningkatkan
produktivitas
sebesar 2,449 m3/jam, dan mengurangi biaya produksi penyaradan sebesar Rp 3.088,6/m3. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peranan RIL dalam rangka meningkatkan produktivitas penyaradan kayu acacia crassicarpa dan meminimalkan biaya produksi penyaradan pada hutan tanaman lahan gambut.
117
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2, Edisi Juli 2015
METODOLOGI PENELITIAN
sepenuhnya kepada operator setempat untuk
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013 di areal kerja IUPHHK-HT PT Daya Tani KalBar, Distrik Rumbia, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan letak geografisnya, kelompok hutan ini terletak di antara 109º 37’ 00” - 110º 32’ 35” BT dan 0º 32’ 35” - 0º 53’ 45 ”LS. Keadaan areal penelitian merupakan hutan alam rawa gambut untuk pembukaan lahan IUPHHK-HT (tebang pemanfaatan penyiapan lahan) dengan jenis kayu merupakan meranti dan rimba campuran. Sebagian besar memiliki kemiringan lapangan antara 0-10% dengan ketinggian tempat antara 8 – 75 meter dari permukaan laut.Jenis tanah berupa Organosol (T5) Tipe iklim menurut Schmidt & Ferguson termasuk tipe yang sangat basah atau Tipe iklim A (Q=0%) dengan curah hujan rata-rata bulanan 273 mm/bulan (bulan tertinggi 420 mm/bulan dan terendah 164 mm/ bulan dan tidak mempunyai bulan kering. Keadaan tegakan pada areal penelitian berupa jenis pohon
melakukan kebiasaannya. Penyaradan teknik RIL adalah pelaksanaan penyaradan sesuai arah sarad, menggunakan jalur matting, tata letak kayu diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan kapasitas alat sehingga diharapkan kerusakan yang ditimbulkan minimal (Suhartana & Yuniawati, 2011). Sketsa jalur matting disajikan pada Gambar 1. Pengukuran parameter meliputi produktivitas dan biaya produksi penyaradan.
Produktivitas
dilakukan dengan mencatat waktu kerja, volume kayu,
dan
jarak.
Parameter
biaya
produksi
dilakukan dengan mencatat semua pengeluaran seperti pemakaian bahan bakar, oli/pelumas, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan/perbaikan, bunga, asuransi dan pajak serta biaya upah. Pengumpulan data sekunder meliputi: keadaan umum lapangan, keadaan umum perusahaan dan data penunjang lainnya yang dikutip dari perusahaan
dan
wawancara dengan karyawan.
meranti dan rimba campuran. Memiliki kerapatan sekitar 100 pohon/ha (untuk pohon berdiameter 10 cm ke atas) dengan potensi 21,8 m3/ha. Keadaan pohonnya sebagian besar memiliki banir. Untuk tumbuhan bawah rata-rata memiliki kerapatan sedang. Dalam RKT tahun 2013 perusahaan memungut kayu dari blok tebangan seluas 23.237 ha, dengan target produksi
492.688,48 m3/tahun
dan rata-rata realisasi produksi 118.322,01 m3/ tahun.
Gambar 1. Jalur matting Figure 1. Matting line
Bahan yang digunakan adalah meteran dan pengukur
waktu
(stopwatch);
sedangkan
alat
Keterangan: PK = parit kontrol, sebagai garis tengah
yang digunakan adalah alat tulis, komputer, dan
petak tebang, BPT = batas petak
ekskavator merek Hitachi tipe Zaxis PC 210 (alat
tebang, JM = jalur matting (3m), jalur
yang dioperasikan di lapangan).
untuk jalan ekskavator yang ditimbun
Prosedur Penelitian diawali dengan menentukan
dengan ranting-ranting dan daun bekas
secara purposif 1 petak tebang yang segera akan
tebangan, PTK = posisi tumpukan
dilakukan penebangan dan penyaradan didasarkan
kayu, TPn = 50 m dari tepi kanal.
pada kemudahan pelaksanaan dan mewakili kondisi lingkungan
sekitar.
Selanjutnya
melaksanakan
kegiatan penyaradan teknik RIL dan teknik setempat masing-masing 30 rit, jumlah ulangan (n) = 60. Yang dimaksud dengan penyaradan teknik setempat adalah
118
pelaksanaan
penyaradan
diserahkan
Analisis Data Data lapangan berupa produktivitas sarad dari masing-masing sistem penyaradan, diproses ke dalam bentuk tabulasi dengan menghitung nilai rata-ratanya.
Sona Suhartana & Yuniawati: Peningkatan Produktivitas Penyaradan ……………………...(3): 116-123 Produktivitas sarad dihitung dengan rumus
bakar (Rp/jam); Bpr = Biaya pemeliharaan
berikut:
(Rp/jam); HBB = Harga bahan bakar (Rp/ liter); UPA = Umur pakai alat (jam); JT =
V P=
Jam kerja alat per tahun (jam); dan HP =
……………………………… (1)
Besar daya.
W di mana: P s = produktivitas sarad (m3/jam); W = waktu kerja sarad (jam); V = volume kayu (m3) diperoleh dari V = 0,25 л D2 L di mana: л = konstanta 3,1416; L = panjang batang
HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas
Penyaradan
Kayu
Acacia
crassicarpa
(m); D = diameter rata-rata (m) diperoleh
Hasil perhitungan tentang waktu penyaradan
dari: D = 0,5 (Dp+Du) di mana Dp =
dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan bahwa
diameter pangkal dan Du = diameter ujung.
teknik RIL dapat menghemat waktu penyaradan daripada teknik setempat dengan selisih 0,068 jam
Biaya
dengan
(10,30%). Kegiatan muat dan bongkar memiliki waktu
menggunakan rumus dari FAO (FAO, 1992) sebagai
penyaradan yang lebih lama daripada kegiatan
berikut:
jalan kosong dan isi. Hal ini dikarenakan kayu
BP + BA + BB + Pj + BBB + BO + BPr + UP Bs = Ps
yang disarad disusun dan dibongkar pada sampan
BP =
BA =
BB =
Pj =
penyaradan
H x 0,9 UPA
..(2)
............………………………….(3)
……….............…............. (4)
JT H x 0,6 x 15% JT H x 0,6x2%
keterampilan khusus agar rapi sehingga tidak jatuh saat jalan, dan yang merapikan kayu-kayu tersebut adalah “lengan ekskavator”. Ukuran lengan kayu Acacia crassicarpa menyebabkan operator membutuhkan kehati-hatian. Apabila kurang sabar
................……...………… (5)
dan tidak terampil, akan banyak kayu yang patah saat diangkat dan disusun oleh “lengan ekskavator” tersebut.
.............………………… (6)
Kehati-hatian
tersebut
membutuhkan
waktu menjadi agak lama. Oleh karena itu perlu perencanaan dari pihak perusahaan agar dapat
BBB = 0,20 x HP x 0,54 x HBB ……………….. (7) BO = 0,1 x BBB
besi, dalam penyusunan dan pembongkaran butuh
ekskavator yang lebih besar daripada diameter
H x 0,6 x 3%
JT
dihitung
………….....................……… (8)
di mana : B s = Biaya sarad (Rp/m3); BO = Biaya oli/pelumas (Rp/jam); H = Harga alat (Rp); BP = Biaya penyusutan (Rp/jam); Ps = produktivitas sarad (m3/jam); BA = Biaya asuransi (Rp/jam); Up = Upah pekerja (Rp/jam); BB = Biaya bunga (Rp/jam); Pj = Biaya pajak (Rp/jam); BBB = Biaya bahan
memilih alat sarad disesuaikan dengan kondisi diameter kayu pada pengusahaan hutan tanaman tersebut. Jangan menggunakan alat terlalu besar karena karakteristik kayu yang dipanen lebih kecil dan ringan daripada kayu di hutan alam. Terdapat dua kerugian menggunakan ekskavator ukuran besar pada saat menyarad di IUPHHK-HT yaitu waktu tidak efektif menjadi lebih tinggi dengan kualitas kayu menjadi rendah karena banyak yang rusak akibat perlakuan ekskavator.
119
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2, Edisi Juli 2015 Tabel 1. Rata-rata waktu kerja, jarak sarad dan volume kayu Table 1. The average of working time, skidding distance and log volume Teknik RIL Aspek
Volume kayu (m3)
Rata-rata 9,096 SD 0,707 Teknik Setempat Rata-rata 9,116 SD 0,812
Waktu sarad Jalan Muat kosong (menit) (menit) 5,48 15,813 1,677 1,896 5,52 1,253
19,496 1,821
Jarak sarad (m)
Isi (menit)
Bongkar (menit)
Total waktu (jam)
5,084 1,617
7,56 1,239
0,592 0,109
154 73,501
5,917 1,473
8,696 1,386
0,660 0,0718
154 73,645
Tabel 2. Rata-rata produktivitas dan biaya penyaradan kayu menggunakan ekskavator Hitachi Zaxis PC 210 Table 2. The average of skidding productivity and cost using excavator Hitachi Zaxis PC 210 Aspek
Volume (m3) Teknik RIL/RIL technique (n = 30) Rata-rata/ Mean 9,096 SD 0,707
Waktu sarad (Jam)
Jarak sarad (m)
Produktivitas sarad (m3/jam)
Biaya sarad (Rp/m3)
0,592 0,109
154 73,501
15,750 2,541
30.332,52 4.984,32
154 73,645
13,925 1,653
33.925,18 4.199,51
Teknik Setempat/Conventional technique (n=30) Rata-rata/ Mean 9,116 0,660 SD 0,812 0,0718
Keterangan Remarks: n = Jumlah ulangan/number of reflication; SD = Simpangan baku/ Standard Deviation
Rata-rata
produktivitas
penyaradan
kayu
juga memudahkan ekskavator untuk menyarad
dengan menggunakan ekskavator Hitachi Zaxis
kayu secara langsung tanpa harus mencari kayu
PC 210 disajikan pada Tabel 2 dan rinciannya
terlebih dahulu. Jalur matting dapat mengurangi
dapat dilihat pada Lampiran 1dan 2. Tabel 2
manuver ekskavator kesana kemari sehingga waktu
menunjukkan bahwa teknik RIL menghasilkan rata-
efektif dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan
rata produktivitas penyaradan sebesar 15,750 m /
kata lain penyaradan kayu menggunakan teknik RIL
jam lebih tinggi daripada teknik setempat, dengan
dengan jalur matting yang sesuai dapat menekan
selisih sebesar 1,825 m /jam (11,59%). Hal tersebut
waktu tidak efektif.
3
3
disebabkan teknik RIL menggunakan jalur matting sesuai
prosedur,
sehingga
ekskavator
jarang
mengalami selip mengurangi waktu tidak efektif, selain itu penggunaan jalur matting yang sesuai
Untuk mengetahui pengaruh teknik RIL dan teknik setempat terhadap produktivitas penyaradan kayu dianalisis menggunakan uji- t dengan software SPSS 18. Hasil analisis disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil analisis uji t produktivitas penyaradan Table 3. T-test analisis result of skidding productivity Independent Samples Test
Produk- Equal variances tivitas assumed Equal variances not assumed
120
Levene’s Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. 4.551 0.037
t df 3.298 58
Sig. (2-tailed) .002
3.298 49.820 .002
Mean Difference 1.82562
95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Difference Lower Upper .55350 .71767 2.93357
1.82562
.55350
.71378 2.93746
Sona Suhartana & Yuniawati: Peningkatan Produktivitas Penyaradan ……………………...(3): 116-123 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai probabilitas
Tabel 5. Biaya pemilikan dan operasi ekskavator
0,037< 0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan rata-rata produktivitas penyaradan yang dihasilkan antara teknik RIL dengan teknik setempat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ratarata
produktivitas
penyaradan
kayu
dengan
menggunakan teknik RIL menjadi meningkat.
Biaya Penyaradan Kayu A. crassicarpa Hasil perhitungan rata-rata biaya penyaradan kayu A. crassicarpa dengan ekskavator Hitachi Zaxis PC 210 disajikan pada Tabel 4, biaya pemilikan dan operasi ekskavator Hitachi Zaxis PC 210 disajikan
Hitachi Zaxis PC 210 Table 5. Owning and operational cost of excavator Hitachi Zaxis PC 210 Komponen biaya Biaya penyusutan Biaya asuransi Biaya bunga Biaya pajak Biaya bahan bakar Biaya Oli/pelumas Biaya perbaikan/pemeliharaan Biaya upah Total biaya mesin (BM)
Jumlah (Rp/jam) 81.000 16.200 81.000 10.800 160.920 16.092 81.000 18.750 465.762
pada Tabel 5. Tabel 4. R ata-rata biaya penyaradan Kayu
A.
crassicarpa Table 4. T he average of skidding cost of A. crassicarpa Aspek
Produktivitas
Teknik RIL Rata-rata
Tabel 5 menunjukkan bahwa teknik RIL dapat menghasilkan rata-rata produktivitas lebih tinggi daripada teknik setempat sehingga rata-rata biaya penyaradan kayu dengan teknik RIL menjadi lebih rendah. Biaya penyaradan dihitung dengan cara
Biaya sarad (Rp/
membagi biaya pemilikan dan operasi alat (Tabel 5)
sarad (m3/jam) m3)
dengan produktivitas penyaradan. Pada teknik RIL
30.332,52
rata-rata biaya penyaradan sebesar Rp 30.332,52/
SD 2,541 Teknik setempat Rata-rata 13,925
4.984,32
m3 dengan selisih Rp 3.592,66/m3 (10,59%). Selisih
33.925,18
dapat
SD
4.199,51
sehingga mengurangi biaya produksinya.
15,750
1,653
tersebut dapat dikatakan tinggi. Penerapan RIL meningkatkan
produktivitas
penyaradan
Untuk mengetahui pengaruh teknik RIL dan teknik setempat terhadap biaya penyaradan kayu dianalisis menggunaka uji-t dengan software SPSS 18. Hasil analisis disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil analisis uji t biaya penyaradan Table 6. T-test analisis result of skidding cost Independent Samples Test Levene’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
Biaya
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F 4.146
Sig. .046
Sig. Mean Std. Error (2-tailed) Difference Difference .338 1.12741E5 1.16759E5
t .966
df 58
.966
29.003 .342
1.12741E5 1.16759E5
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -1.20979E5 3.46460E5 -1.26058E5
3.51539E5
121
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2, Edisi Juli 2015 Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,046 < 0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan rata-rata biaya penyaradan yang dihasilkan antara teknik RIL dengan teknik setempat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata biaya penyaradan kayu dengan menggunakan teknik RIL terdapat penurunan.
SIMPULAN Penerapan
RIL
dalam
penyaradan
kayu
Acacia crassicarpa dapat menghasilkan rata-rata produktivitas penyaradan sebesar 15,750 m3/jam lebih tinggi daripada teknik setempat, dengan selisih sebesar 1,825 m3/jam (11,59%). Rata-rata biaya penyaradan kayu dengan teknik RIL lebih rendah daripada teknik setempat yaitu sebesar Rp 30.332,52/m3 dengan selisih Rp 3.592,66/m3 (10,59%).
DAFTAR PUSTAKA FAO. (1992). Cost Control in Forest Harvesting and Road Construction. FAO Forestry Paper No. 99, FAO of the UN. Rome. Suhartana, S. (2000). Perbandingan penyaradan kayu dengan sistem manual dan ekskavator di hutan rawa. Bagian I: Produktivitas kerja. Info Hasil Hutan 6(1):31-37. Suhartana,S., Sukanda, & Yuniawati. (2009). Produktivitas dan biaya penyaradan kayu di hutan tanaman gambuut: Studi kasus di salah satu perusahaan hutan di Riau. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 27(4):369-380. Suhartana, S. & Yuniawati. (2011). Peningkatan produktivitas pemanenan kayu melalui teknik pemanenan kayu ramah lingkungan: Kasus di satu perusahaan hutan rawa gambut di Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29(4):369-384.
Lampiran 1. Produktivitas dan biaya sarad dengan Teknik Setempat di PT. Daya Tani KalBar No V (M3) Waktu sarad (Menit) Jarak Produktivi-tas Biaya (Rp/M3) (M) (M3/jam) Jalan Muat Jalan isi Bongkar Jumlah (Jam) 1
10.8
kosong 6.1
21.4
6.3
9
0.713333333
243
15.14018692
30763.29259
2
8.1
4.2
18.1
5.1
7.5
0.581666667
250
13.92550143
33446.69506
3
9
4.4
18.1
5.1
7.1
0.578333333
100
15.56195965
29929.52111
4
8.8
4.6
16.1
4.2
6.2
0.518333333
55
16.97749196
27434.0875
5
8.4
6.2
18.1
6.2
8.1
0.643333333
65
13.05699482
35671.45476
6
10.3
5.1
20.1
5.2
7.3
0.628333333
203
16.39257294
28412.98932
7
9.2
5.1
22.1
5.2
8.5
0.681666667
92
13.49633252
34510.26413
8
9.2
4.1
19.3
4.8
6.1
0.571666667
85
16.09329446
28941.37065
9
8.3
5.1
19.2
4.1
7.2
0.593333333
71
13.98876404
33295.43614
10
10.4
5.5
22.2
5.6
8.1
0.69
244
15.07246377
30901.51731
11
9.6
4.5
20.2
5.4
8.1
0.636666667
171
15.07853403
30889.07708
12
9.2
6.1
17.2
7.1
7.5
0.631666667
96
14.5646438
31978.94891
13
9.6
6.1
15.3
8.2
10.9
0.675
63
14.22222222
32748.89063
14
8.3
5.1
19.2
5.3
8.4
0.633333333
101
13.10526316
35540.07229
15
9.3
6.2
21.2
6.7
9.1
0.72
245
12.91666667
36058.99355
16
10.5
5.2
20.5
6.2
9.4
0.688333333
105
15.25423729
30533.28667
17
8.2
6.5
18.6
6.4
8.3
0.663333333
98
12.36180905
37677.49512
18
8.6
3.3
19.2
2.4
9.5
0.573333333
52
15
31050.8
19
8.1
5.2
19.1
5.1
9.2
0.643333333
226
12.59067358
36992.61975
20
10.3
5.5
19.6
5.5
8.1
0.645
247
15.96899225
29166.64951
21
8.2
4.5
20.4
5.4
9.4
0.661666667
172
12.3929471
37582.82805
22
9.5
7.4
20.3
7.2
12.5
0.79
112
12.02531646
38731.78737
23
8.6
7
23.4
7.14
10.1
0.794
82
10.83123426
43001.74744
122
Sona Suhartana & Yuniawati: Peningkatan Produktivitas Penyaradan ……………………...(3): 116-123 24
8.2
4.4
19.1
7.7
10.1
0.688333333
139
11.91283293
39097.50122
25
9.1
5.5
17.3
4.25
8.4
0.590833333
130
15.40197461
30240.40824
26
10.1
9.2
20.6
9.4
9.3
0.808333333
242
12.49484536
37276.33168
27
8.3
5.1
18.4
5.2
10.9
0.66
237
12.57575758
37036.49639
28
9.4
5
19.1
5.12
8.2
0.623666667
227
15.07215393
30902.15255
29
8.5
8.3
22.3
8.1
9.3
0.8
238
10.625
43836.42353
30
9.4
5.1
19.2
7.9
9.1
0.688333333
229
13.65617433
34106.33085
∑
273.5
165.6
584.9
177.51
260.9
19.815167
4620
417.756841
1017755.47
R
9.1166 5.52
8.696667
0.6605056
154
13.925228
33925.1823
SD
0.8120 1.25324 1.82161 1.47309
1.386756
0.0717975
73.645
1.65326489
4199.51073
19.4966 5.917
Lampiran 2. Produktivitas dan biaya sarad dengan Teknik RIL di PT Daya Tani KalBar No
V (M3)
Waktu sarad (Menit)
Produktivi-tas (M3/jam)
Biaya (Rp/M3)
Jumlah (Jam)
Jarak (M)
Muat
Jalan isi
Bongkar
1
8.9
Jalan kosong 6.2
15.1
7.2
2
9.1
6.5
17.4
7.1
8.4
0.615
203
14.47154472
32184.67753
9.1
0.668333333
92
13.6159601
34207.06264
3
9
3.4
14.4
4.5
5.5
0.463333333
84
19.42446043
23978.11778
4
8.2
5.3
15.4
5.4
8.2
0.571666667
71
14.34402332
32470.8061
5
7.5
6
9.2
4.8
14.6
3.1
6.4
0.481666667
243
15.57093426
29912.27067
5.8
16.1
5.1
6.7
0.561666667
240
16.37982196
28435.10761
7
8.6
6.4
17.2
5.1
8.5
0.62
250
13.87096774
33578.1907
8
8.5
4.8
12.1
3.4
7.4
0.461666667
100
18.41155235
25297.26941
9
8.9
3.9
13.1
3.5
8.5
0.483333333
55
18.4137931
25294.19101
10
9.6
5.6
13.1
5.2
8.1
0.634833333
66
15.12207929
30800.12948
11
9.8
5.2
14.2
4.8
6.5
0.611833333
242
16.01743394
29078.44051
12
9.2
7.5
18.2
7.4
7.6
0.839666667
237
10.95672886
42509.22022
13
10.3
5.1
18.4
5.1
8.7
0.8965
227
11.48912437
40539.38184
14
9.6
8.1
16.2
7.5
7.8
0.74
239
12.97297297
35902.4875
15
10.2
8.8
15.3
8.1
8.9
0.685
229
14.89051095
31279.11471
16
9.8
5.6
14.8
4.7
7.1
0.536666667
173
18.26086957
25506.01429
17
9.2
4.1
16.1
4.2
5.1
0.491666667
112
18.71186441
24891.2663
18
10.5
4.1
16.5
4.3
8.9
0.563333333
82
18.63905325
24988.50095
19
9.6
6.3
15.5
6.1
7.8
0.595
139
16.13445378
28867.54063
20
8.7
3.1
14.8
5.1
7.9
0.515
130
16.89320388
27570.96897
21
7.9
3.2
13.2
4.2
7.1
0.461666667
105
17.11191336
27218.58101
22
8.5
4.4
16.5
3.1
7.1
0.518333333
99
16.39871383
28402.34941
23
8.6
3.5
16.5
1.18
5.1
0.600166667
52
14.32935296
32504.04965
24
8.6
7.7
17.2
7.4
7.7
0.666666667
226
12.9
36105.5814
25
9
8.7
17.1
6.9
8.1
0.68
247
13.23529412
35190.90667
26
9.8
4.4
18.5
4.8
9.5
0.5395
172
18.16496756
25640.67337
27
8.6
3.2
18.5
3.2
7.3
0.536666667
96
16.02484472
29064.99302
28
8.5
5.5
17.4
4.6
7.1
0.576666667
63
14.73988439
31598.75529
29
9.8
5.1
12.3
4.1
5.2
0.445
101
22.02247191
21149.39694
30
9.2
8.1
18.7
6.14
9.5
0.707333333
245
13.00659755
35809.67261
∑
272.9
164.4
474.4
152.52
226.8
17.768167
4620
472.525394
909975.718
R
9.0966
5.48
15.8133 5.084
7.56
0.5922722
154
15.7508465
30332.5239
SD
0.7073
1.67751 1.89622 1.616726
1.239744
0.1097782
73.501
2.54117631
4984.32867
123