ISSN 1978-869X MAJALAH / JURNAL
GENERASI KAMPUS VOLUME 7, NOMOR 1, APRIL 2014
DITERBITKAN OLEH : PEMBANTU REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, TAHUN 2014
MAJALAH/JURNAL
GENERASI KAMPUS
ISSN 1978-869X
(CAMPUS GENERATION) VOLUME 7, NOMOR 1, APRIL 2014 APRIL 2011
Terbit Dua kali setahun pada bulan April dan September. Berisi ringkasan hasil penelitian, gagasan kopseptual, kajian teori, aplikasi teori yang dimuat dalam Majalah/jurnal Generasi Kampus . Pelindung
:
Rektor Unimed (Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.)
Pengarah
:
*Pembantu Rektor 1 Unimed (Prof. Dr.Khairil Ansari, M.Pd). *Pembantu Rektor 2 Unimed (Drs. Chairul Azmi, M.Pd). *Pembantu Rektor IV Unimed (Prof. Dr. Berlin Sibarani, M.Pd)
Penanggung jawab :
Pembantu Rektor III Unimed (Prof. Dr. Biner ambarita, M.Pd.)
Ketua Penyunting
:
Pardomuan N. J. M. Sinambela, M.Pd
Sekretaris Penyunting
:
Tappil Rambe, S.Pd, M.Si
Penyunting Pelaksana : *Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd *Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd *Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T. *Lamhot Sihombing, S.Pd, M.Pd. *Drs. Paningkat Siburian, M.Pd *Drs. Swardi Rajaguguk. *Dr. Sukarman Purba, M.Pd. *Drs. Jongga Manullang, M.Pd. *Ir. Haikal Rahman, M.Si. *Syamsul Gutom SKM, M.Kes. * PD 3 FIP, *PD 3 FBS, *PD 3 FT, *PD 3, *PD 3 FIS *PD 3 FIK, dan *PD 3 FE Penyunting Ahli : Prof. Selamat Triono, M.Sc, PhD (Universitas Negeri Medan) Prof. Dr. Hamka (Universitas Negeri Padang) Dr. Herminarta Sofyan (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Yusuf Sudo Hadi (Institut Pertanian Bogor) Eddy Nur Ilyas, S.H, M.Hum (Universitas Syah Kuala Darussalam B. Aceh) Ir. H.RB. Ainurrasyid, NIS (Universitas Brawijaya) Syarif A. Barmawi, S.H, M.Si (Universitas Pajajaran Bandung) Prof. Dr. H.R. Boenyamin (Universitas Jendral Sudirman) Kontributor
: *Samrah, S.Pd. *Anuar Manurung, S.Pd *Nurlan *Yuli
Pelaksana Tata Usaha
:
Bani Ismail; Dewita Rita
Alamat Tata Usaha : Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Medan, Lantai 3. Jln. Williem Iskandar, Pasar V, Medan Estate. Kotak Pos 1589, Medan 20221. Telp : (061) 6613276, 6613365, 6618754. Fax : (061) 6613319. e-mail :
[email protected]
Penyunting
menerima
sumbangan
tulisan
yang
belum
pernalh
diterbitkan media
dalam cetak
lain.
Naskah diketik dengan spasi 1,5 pada kertas A4
dengan
jumlah
halaman 10-15. (lebih jelas
baca
petunjuk
bagi
penulis
pada
sampul
dalam
belakang).
Naskah
yang masuk di evaluasi oleh
penyunting
ahli.
Penyunting
dapat
melakukan
perubahan
pada
tulisan
yang
SURAT DARI REDAKSI Terima kasih atas penyertaan Tuhan Yang Mahas Kuasa atas berkatNya sehingga Jurnal Generasi Kampus Volume 7 nomor 1, April tahun 2014 dapat terbit sesuai dengan harapan yang diinginkan. Jurnal Generasi Kampus ini menyuguhkan beberapa artikel hasil penelitian dan artikel non hasil penelitian (kajian teori) yang menjelaskan berbagai fenomena bidang pendidikan maupun bidang lainnya. Pada kesempatan yang baik ini disampaikan terima kasih kepada para penulis, ketua penyunting, penyunting pelaksana, dan para penyunting ahli yang telah membantu dalam rangka penyusunan artikel pada jurnal ilmiah ini. Dalam jurnal edisi ini akan ditampilkan beberapa artikel diantaranya yaitu : 1) Pembangunan karakter Menuju Generasi Emas Tahun 2045, 2) Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Penelitian Pengajaran, 3) Membangun Daya Nalar dalam Penulisan Artikel Ilmiah, 4) Pengelolaan Sarana dan Alat Permainan Sebagai Suatu Pengelolaan Sumber Belajar di Taman Kanak-kanak, 5) Kompetensi Guru-guru SD ditinjau dari Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasinya (Studi Kasus pada GuruGuru SD Sumatera Utara Peserta PLPG Gelombang 7 Tahun 2013), 6) Penerapan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 pada SMP Sasaran di Kota Payakumbuh Sumatera Barat Tahun 2013, 7) Metode Pengembangan Pendekatan Rata-rata Sampel untuk Program Stokastik Dua Tahap, 8) Evaluasi Dana Pensiun dengan Metode Benefit Prorate Constant Percent, 9) Prediksi Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Kota Medan dengan Prediktor Kriging (Studi Simulasi), 10) Pemahaman Guru Menyongsong Kurikulum 2013, 11) Pengelolaan Informasi Perpustakaan Berbasis Knowledge Management Menuju Research College dan Perguruan Tinggi Berkualitas Internasional, 12) Pengembangan Profesionalisme Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Kiranya Jurnal Generasi Kampus Volume 7 nomor 1, April tahun 2014 ini bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka pengembangan dunia pendidikan
Medan, April 2014 Penanggungjawab Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNIMED,
Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd. NIP. 19570515 198403 1 004
i
ISSN 1978-869X MAJALAH/JURNAL
GENERASI KAMPUS (CAMPUS GENERATION) V VOLUME VOLUME 7, NOMOR 1, APRIL 2014
Daftar Isi Biner Ambarita
Paningkat Siburian Jongga Manullang Lamhot Basani Sihombing Benyamin Situmorang
Syamsul Gultom Faridawaty Marpaung Sudianto Manullang Yafifati Hia Abil Mansyur Elmanani Simamora Dewi Endriani Danny Ivanno Ritonga
Ellys Siregar
Pembangunan karakter Menuju Generasi Emas Tahun 2045 Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Penelitian Pengajaran Membangun Daya Nalar dalam Penulisan Artikel Ilmiah Pengelolaan Sarana dan Alat Permainan Sebagai Suatu Pengelolaan Sumber Belajar di Taman Kanak-kanak Kompetensi Guru-guru SD ditinjau dari Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasinya (Studi Kasus pada Guru-Guru SD Sumatera Utara Peserta PLPG Gelombang 7 Tahun 2013) Penerapan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 pada SMP Sasaran di Kota Payakumbuh Sumatera Barat Tahun 2013 Metode Pengembangan Pendekatan Rata-rata Sampel untuk Program Stokastik Dua Tahap Evaluasi Dana Pensiun dengan Metode Benefit Prorate Constant Percent Prediksi Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Kota Medan dengan Prediktor Kriging (Studi Simulasi) Pemahaman Guru Menyongsong Kurikulum 2013 Pengelolaan Informasi Perpustakaan Berbasis Knowledge Management Menuju Research College dan Perguruan Tinggi Berkualitas Internasional Pengembangan Profesionalisme Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas
ii
1-17
18 - 29 30 - 38 39 - 53
54 - 74
75 - 83 84 - 99 100 - 121 122 - 133 134 - 148 149 - 172 173 - 186
KOMPETENSI GURU-GURU SD DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASINYA (Studi Kasus pada Guru-Guru SD Sumatera Utara peserta PLPG Gelombang 7 Tahun 2013) Benyamin Situmorang
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru SD peserta PLPG Sumatera Utara tahun 2013. Jenis penelitian ini disebut metode survai, yang termasuk kategori penelitian ”explanatory atau confirmatory”, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis dengan jumlah responden sebanyak 102 orang guru SD peserta PLPG tahun 2013 di Sumatera Utara, yang diambil secara random. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) komunikasi interpersonal mempengaruhi kompetensi guru SD, dengan sumbangan sebesar 5.2 %, (2) motivasi berprestasi mempengaruhi kompetensi guru SD, dengan sumbangan sebesar 17.3 %, dan (3) komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi secara bersama-sama mempengaruhi kompetensi guru SD, dengan sumbangan sebesar 17.3 %. Kata kunci: komunikasi interpersonal, motivasi berprestasi, kompetensi, guru A. PENDAHULUAN Guru
pendidik
Undang-undang (UU) No. 14 Tahun
utama
2005 tentang Guru dan Dosen,
mendidik, mengajar, membimbing,
sebagai dasar legal pengakuan atas
mengarahkan, melatih, menilai, dan
profesi
mengevaluasi peserta didik pada
dimensinya. Dan sebagai implikasi
pendidikan anak usia dini jalur
dari UU No. 14 Tahun 2005, guru
pendidikan formal, pendidikan dasar,
harus menjalani proses sertifikasi
dan pendidikan menengah (UU No.
untuk
14 Tahun 2005).
Esensi dan
Pendidik. Guru yang diangkat sejak
eksistensi makna strategis profesi
diundangkannya UU ini, menempuh
guru diakui dalam realitas sejarah
program
pendidikan di Indonesia, dimana
jabatan, yang diharapkan bisa tuntas
profesional
adalah dengan
tugas
guru
dengan
mendapatkan
sertifikasi
segala
Sertifikat
guru
dalam
54 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
sampai
tahun
Danim,
2015
2012).
sosialisasi adalah
(Sudarwan
Karena
masa
Undang-Undang
sepuluh
2012).
ini
Reformasi
pendidikan
yang
sehingga
diamanatkan oleh UU No. 20 tahun
diharapkan berlaku efektif tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
2015, artinya mulai tahun 2015
Nasional, UU No 14 Tahun 2005
semua
berkedudukan
tentang Guru dan Dosen, dan PP No.
sebagai tenaga profesional harus
19 Tahun 2005 tentang Standar
memiliki kualifikasi akademik yang
Nasional
Pendidikan,
menuntut
diperoleh melalui pendidikan tinggi
reformasi
guru
memiliki
program sarjana (S-1) atau program
tingkat kompetensi yang lebih tinggi,
diploma empat (D-4) serta Sertifikat
yang
Pendidik.
pedagogik, kepribadian, profesional,
guru
tahun,
komunikasi (TIK) (Sudarwan Danim,
yang
Kenyataannya hingga saat ini, pada
umumnya
kalangan
masih
yang
dan
untuk
mencakup sosial.
Menurut
kompetensi (Sudarwan
banyak
Danim, 2012), sebagai akibat dari
meragukan
masih banyaknya guru yang tidak
kompetensi guru baik dalam bidang
menguasai
studi yang diajarkan maupun bidang
dipersyaratkan
lain
terutama
kurangnya
metodik
menggunakan teknologi informasi
pembelajaran. Keraguan ini cukup
dan komunikasi (TIK) membawa
beralasan
oleh
dampak pada siswa paling tidak
menunjukkan
dalam dua hal. Pertama, siswa hanya
masih banyak guru yang belum
terbekali dengan kompetensi yang
mencapai standar kompetensi yang
sudah usang. Akibatnya, produk
ditetapkan. Uji kompetensi ini juga
sistem pendidikan dan pembelajaran
menunjukkan bahwa masih banyak
tidak siap terjun ke dunia kehidupan
guru
menguasai
nyata yang terus berubah. Kedua,
penggunaan teknologi informasi dan
pembelajaran yang diselenggarakan
yang
bidang
mendukung
didaktik karena
kompetensi
yang
dan
didukung
yang
tidak
kompetensi
yang
ditambah
dengan
kemampuan
untuk
oleh guru juga kurang kondusif bagi 55 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
tercapainya
tujuan
secara
aktif,
for organizational growth and school
kreatif, efektif, dan menyenangkan;
improvement.
karena
oleh
growth of teachers and other staff is
penggunaan teknologi pembelajaran
a key component of developing
yang modern dan handal. Hal itu
children’s learning.” Sedangkan apa
didasarkan pada kenyataan bahwa
yang
substansi materi pelajaran yang harus
profesional itu dikemukakan Udin
dipelajari oleh anak didik terus
Syaefudin
berkembang baik volume maupun
mempunyai
kompleksitasnya.
organisasi
tidak
Ketua
didukung
Selanjutnya,
The
menjadi
professional
ciri-ciri
(2009)
yaitu:
komitmen atau
guru (1)
terhadap
komitmen
pada
Persatuan Guru Republik
proses belajar siswa; (2) menguasai
(PGRI) dalam seminar
secara mendalam materi pelajaran
Indonesia
Internasional
bertema:
dan
cara
mengajarkannya;
(3)
Mengembangkan Guru Profesional
mampu berpikir sistematis tentang
dan Berkarakter Menuju Komunitas
apa yang dilakukannya dan belajar
ASEAN 2015 di Jakarta pada tanggal
dari
25 November 2011 mengemukakan
merupakan bagian dari masyarakat
kurangnya pembinaan guru oleh
belajar dalam lingkungan profesinya
pemerintah menyebabkan guru di
yang memungkinkan mereka untuk
Indonesia
selalu
baru
60%
yang
menjalankan profesinya dengan baik. Menjalankan profesi dengan baik
tentu
kompetensi
berkaitan yang
dimiliki
pengalamannya;
dan
meningkatkan
profesionalismenya. Pengembangan
keprofesian
dengan
guru adakalanya diawali dengan
guru,
penilaian kinerja dan uji kompetensi
dimana masih banyak guru yang
(Sudarwan
belum mencapai standar kompetensi
kompetensi
dimaksudkan
yang
memperoleh
informasi
ditetapkan.
(4)
Sehubungan
Danim,
2012).
Uji untuk
tentang
dengan profesi, Sara Bubb dan Peter
kondisi nyata guru dalam proses
Earley (2007) mengemukakan bahwa
pendidikan
“professional development is crucial
Berdasarkan kompetensi dirumuskan
dan
pembelajaran.
56 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
profil kompetensi guru menurut level
menggunakan
tertentu,
canggih.
sekaligus
kelayakannya. kegiatan
menentukan
Dengan
demikian,
peningkatan
kompetensi
(1992)
alat
komunikasi
Selanjutnya
Feinberg
mengartikan
interpersonal
komunikasi
sebagai
proses
dan
komunikasi langsung yang dilakukan
pertimbangan empiris yang kuat,
seseorang dengan orang lain. Jadi,
yang tidak terlepas dari keinginan
komunikasi interpersonal diartikan
guru untuk memiliki kompetensi
sebagai proses komunikasi yang
yang baik
dilakukan seseorang dengan orang
guru
memiliki
rasional
yang didukung oleh
motivasinya, sebagai
serta
peran
komunikator
guru
lain secara langsung. Sedangkan
dalam
Pace dan Faules (2006) menyatakan
pembelajaran tentu harus memiliki
komunikasi
kemampuan
proses komunikasi yang berlangsung
berkomunikasi
sebagaimana kompetensi
adalah
dalam
antara dua orang atau lebih secara
Berdasarkan
tatap muka. Dalam kehidupan sehari-
dituntut sosial.
interpersonal
uraian-uraian di atas, agar guru
hari
memiliki kompetensi yang baik harus
dengan orang lain, menggunakan
didukung
komunikasi agar dapat mencapai
oleh
interpersonal
yang
komunikasi baik
serta
motivasi berprestasi yang kuat. Komunikasi
didefinisikan
terutama
dalam
hubungan
tujuan.
Dalam
pekerjaan
jenis
apapun
selalu
ada
komunikasi,
karena
komunikasi
merupakan
sebagai penyampaian atau pertukaran
sarana untuk berhubungan dengan
informasi
orang lain.
dari
pengirim
kepada
penerima, baik secara lisan, tertulis maupun komunikasi
menggunakan (Sopiah,
Secara khusus Grant (1996)
alat
menjelaskan
2008).
interpersonal
bahwa
komunikasi
dalam
organisasi
Pertukaran informasi yang terjadi di
sekolah mempunyai tiga fungsi yaitu:
antara pengirim dan penerima tidak
fungsi
hanya dilakukan dalam bentuk lisan
mentation,
maupun
Komunikasi interpersonal berfungsi
tertulis,
tetapi
juga
penghubung, dan
fungsi
fungsi regulasi.
57 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
sebagai penghubung antara guru
kepositifan,
dengan kepala sekolah, pengawas,
Berdasarkan pernyataan-pernyataan
peserta didik, orang tua, guru, dan
tersebut di atas maka pada dasarnya
pihak lainnya yang terkait dengan
manusia
pelaksanaan tugas guru. Komunikasi
dengan tujuan untuk menjadi tahu,
interpersonal
menilai
sebagai
mentation
fungsi
dikaitkan
perencanaan,
dengan
pelaksanaan,
dan
dan
(5)
kesetaraan.
melakukan masukan
mengarahkan
komunikasi
dan
keluaran
sesuatu.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
evaluasi tugas guru. Selanjutnya,
komunikasi
komunikasi
adalah
perilaku berbagi informasi
fungsi regulasi menunjuk kepada
yang
dilakukan
pengontrolan perilaku dan tugas-
tugasnya.
interpersonal
sebagai
interpersonal
guru
guru
dalam
Motivasi adalah sebuah istilah
tugas yang perlu dikerjakan sehingga kesalahan.
yang umum digunakan untuk semua
Sedangkan Alo (1994) menjelaskan
bentuk keinginan, kebutuhan, rasa
bahwa
aman, dan kekuatan serupa (Putti,
dapat
meminimalkan fungsi
komunikasi
interpersonal
terdiri
dari
sosial,
fungsi
pengambilan
dan
fungsi
Koontz,
dan
Motivasi
sebagai
keputusan. Selanjutnya, dijelaskan
dalam
bahwa
mendorong,
komunikasi
antarpribadi
diri
Weihrich, 1998). suatu
keadaan
seseorang
yang
mengaktifkan
atau
secara otomatis mempunyai fungsi
menggerakkan,
sosial karena proses komunikasi
atau menyalurkan ke arah tujuan
beroperasi dalam konteks sosial yang
tertentu.
Dengan
orang-orangnya
bermotivasi
berarti menginginkan
berinteraksi
satu
dan
demikian,
sama lain. Selanjutnya De Vito
sesuatu
(2005) mengemukakan bahwa suatu
sendiri atau terdorong oleh apa saja
komunikasi interpersonal bisa efektif
yang
dengan
keberhasilan.
memperhatikan
indikator-
berdasarkan
mengarahkan
ada
keinginan
untuk
mencapai
Bila
seseorang
indikator:
(1)
keterbukaan,
(2)
memiliki motivasi maka ia akan
empati,
(3)
dukungan,
(4)
dapat menunjukkan arah tertentu 58
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
untuk mengambil langkah-langkah
kemampuan, usaha, kesulitan tugas
yang perlu mencapai tujuan. Setiap
dan
individu memiliki keinginan dan
pernyataan
kemampuan
disimpulkan
untuk
melakukan
keberuntungan.
Berdasarkan
tersebut
dapat
motivasi berprestasi
sesuatu. Keinginan itu menjadi daya
adalah suatu dorongan dalam diri
penggerak
untuk
seseorang untuk melakukan atau
melakukan aktivitas tertentu demi
mengerjakan suatu kegiatan atau
mencapai suatu tujuan.
pekerjaan
dari
dalam
Atkinson yang dikutip Franken (1992)
mengemukakan
bahwa
motivasi berprestasi adalah suatu
agar
dengan
mencapai
sebaik-baiknya prestasi
dengan
predikat terpuji. Selanjutnya
Gibson,
yang didasari oleh kebutuhan untuk
Ivancevich, dan Donnelly (1996)
menghapus
mengemukakan
tidak
kegagalan.
dapat
Seseorang
Teori
Kebutuhan
mengharapkan
McClelland yang menjelaskan bahwa
menyadari
ketika suatu kebutuhan kuat berada
konsekuensi dari kegagalan. Sesuai
dalam diri seseorang, efeknya adalah
dengan
berprestasi
tanpa penjelasan
Franken
memotivasi dia untuk menggunakan
motivasi
berprestasi
tingkah laku yang mengarah pada
menyatakan
ditentukan oleh dua faktor, yaitu
pemuasan
harapan untuk sukses dan ketakutan
Kebutuhan
untuk gagal. Harapan untuk sukses
pada tiga kebutuhan yang dipelajari
terdiri
sukses,
atau kebutuhan yang didapatkan dari
dan
nilai
kebudayaan suatu masyarakat, yaitu:
Demikian
juga
(1) kebutuhan berprestasi (n Ach);
ketakutan untuk gagal terdiri dari
(2) kebutuhan berkuasa (n Pow); dan
takut gagal, kemungkinan gagal, dan
(3) kebutuhan berafliasi (n Aff).
nilai insentif gagal. Selanjutnya,
Kebutuhan berprestasi (need for
dinyatakan bahwa terdapat empat
achievement) adalah dorongan untuk
sebab dasar dari kesuksesan dan
unggul,
untuk
kegagalan dalam berprestasi, yaitu
berdasarkan
seperangkat
dari
kemungkinan insentif
motif sukses
sukses.
kebutuhan.
Teori
McClelland
berfokus
berprestasi standar, 59
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
untuk berusaha keras supaya sukses.
sukses, kemungkinan sukses dan
Sehubungan
kebutuhan
nilai insentif sukses. Demikian juga
berprestasi atau motivasi berprestasi,
ketakutan untuk gagal terdiri dari
Luthans (2006) menjelaskan bahwa
takut gagal, kemungkinan gagal, dan
seseorang yang memiliki motivasi
nilai insentif gagal. Selanjutnya,
berprestasi yang tinggi berharap akan
menurut Kreitner dan Kinicki (2007)
mencapai tujuan yang menantang,
dapat
berhasil
yang
karekteristik
kompetitif, dan meraih keinginan
mempunyai
imbalan
Dengan
tercermin melalui: 1) lebih memilih
demikian, ciri-ciri seseorang yang
mengerjakan tugas-tugas yang tidak
memiliki motivasi berprestasi yang
mudah, 2) lebih memilih situasi di
tinggi, diantaranya adalah berani
mana kinerja merupakan upaya yang
mengambil risiko, kebutuhan akan
paling
hasil
atas
menguntungkan dibanding faktor-
pencapaian, dan keterlibatan yang
faktor lain, 3) keinginan orang-orang
tinggi pada tugas. Sesuai pernyataan
dengan tingkat motivasi berprestasi
Atkinson
yang tinggi memperoleh kesuksesan
dengan
dalam atas
situasi kinerja.
secepatnya,
yang
kepuasan
dikutip
Franken
dikemukakan
bahwa
seseorang motivasi
baik
yang
berprestasi
dan
paling
(1992) dapat dikemukakan bahwa
sebanyak-banyaknya
motivasi berprestasi adalah sesuatu
memperkecil kegagalan Jadi guru
yang didasari oleh kebutuhan untuk
yang
menghapus
Seseorang
berprestasi tinggi selalu berusaha
mengharapkan
keras untuk mencapai hasil yang
tidak
kegagalan.
dapat
berprestasi
tanpa
menyadari
mempunyai
memuaskan
dalam
dan motivasi
kegiatan
konsekuensi dari kegagalan. Hal ini
profesinya yang akan melahirkan
menggambarkan
rasa bangga dan bahagia. Perasaan
berprestasi
bahwa
ditentukan
motivasi oleh
dua
bangga dan bahagia akan menambah
faktor, yaitu harapan untuk sukses
usaha
dan ketakutan untuk gagal. Harapan
berprestasi lebih baik lagi. Dengan
untuk
demikian dapat disimpulkan bahwa
sukses
terdiri dari
motif
dan
kegiatannya
untuk
60 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
motivasi berprestasi guru adalah
Finch dan Crunkilton dalam
keinginan guru melakukan sesuatu
Mulyasa
untuk mencapai prestasi yang baik
kompetensi
dalam pekerjaannya.
terhadap suatu tugas, keterampilan,
Kompetensi guru merupakan seperangkat
pengetahuan,
(2008)
mengartikan
sebagai
penguasaan
sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang
keberhasilan.
keterampilan, dan perilaku yang
Kompetensi
harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
mengandung
dan diaktualisasikan oleh guru dalam
keterampilan dan sikap, namun yang
melaksanakan tugas keprofesionalan.
penting
Guru adalah pendidik profesional
pengetahuan, keterampilan dan sikap
dengan
yang
tugas
utama
mengajar,
mendidik,
tidak
hanya
pengetahuan,
adalah diperlukan
penerapan tersebut
dari dalam
membimbing,
pekerjaan. Selanjutnya Robbins dan
mengarahkan, melatih, menilai, dan
Judge (2009) menyebut kompetensi
mengevaluasi peserta didik pada
sebagai
pendidikan anak usia dini jalur
individu untuk mengerjakan berbagai
pendidikan
pendidikan
tugas dalam suatu pekerjaan. Itulah
dasar, dan menengah (UU RI No.14
penilaian tentang apa yang dapat
Tahun 2005 Tentang Guru dan
dilakukan
Dosen).
merupakan
kemampuan individu dibentuk oleh
seseorang yang mempunyai tugas
dua faktor, yaitu faktor kemampuan
mulia
intelektual dan kemampuan fisik.
formal,
Jadi
guru
untuk
mendorong,
ability,
yaitu
kapasitas
seseorang.
Adapun
membimbing dan memberi fasilitas
Kemampuan
belajar bagi siswa untuk mencapai
kemampuan yang diperlukan untuk
tujuan. Guru mempunyai tanggung
melakukan kegiatan mental. Tes IQ
jawab untuk melihat segala sesuatu
misalnya,
yang terjadi dalam kelas untuk
memastikan kemampuan intelektual
membantu
umum
siswa.
proses
perkembangan
intelektual
dirancang seseorang.
adalah
untuk Sedangkan
kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan 61
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
tugas-tugas
yang
menuntut
stamina,
kekuatan,
keberhasilannya
dan
kecekatan, keterampilan.
kompetensi
dirumuskan
kompetensi tertentu,
guru
profil
menurut
sekaligus
level
menentukan
Kemampuan intelektual atau fisik
kelayakannya.
khusus yang diperlukan untuk suatu
Kompetensi Guru (UKG) bertujuan
pekerjaan
yang
untuk pemetaan kompetensi, sebagai
pekerjaan
tertentu.
memadai
pada
Kompetensi
dasar
Adapun
kegiatan
Uji
pengembangan
mencakup melakukan sesuatu, tidak
keprofesian
berkelanjutan
hanya
(continuing
professional
pengetahuan
yang
pasif.
Seorang guru mungkin pandai, tetapi
development) serta sebagai bagian
jika mereka tidak menterjemahkan
dari proses penilaian kinerja untuk
kepandaiannya ke dalam perilaku di
mendapatkan gambaran yang utuh
tempat
terhadap pelaksanaan semua standar
kerja
yang
efektif, Jadi
kompetensi. Kegiatan peningkatan
kompetensi tidak hanya mengetahui
kompetensi guru memiliki rasional
apa yang harus dilakukan.
dan pertimbangan empiris yang kuat,
kepandaian
tidak
berguna.
Penilaian kinerja guru (teacher
sehingga
bisa
performance appraisal) merupakan
dipertanggungjawabkan baik secara
salah
akademik,
moral,
maupun
merumuskan program peningkatan
keprofesian.
Dengan
demikian,
kompetensi guru secara efektif dan
disamping hasil penilaian kinerja, uji
efisien.
keharusan
kompetensi menjadi salah satu basis
menjalani penilaian kinerja, guru-
utama desain program peningkatan
gurupun
tingkat
kompetensi guru. Uji kompetensi
uji
esensinya berfokus pada keempat
satu
langkah
Disamping perlu
untuk
diketahui
kompetensinya
melalui
kompetensi.
Uji
kompetensi
kompetensi yang harus dimiliki oleh
dimaksudkan
untuk
memperoleh
guru seperti yang telah dijelaskan di
informasi tentang kondisi nyata guru
atas, yaitu kompetensi pedagogik,
dalam
kepribadian, sosial, dan kompetensi
proses
pembelajaran.
pendidikan
dan
Berdasarkan
profesional. 62
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Kompetensi merupakan
kemampuan
berkenaan peserta
pedagogik
dengan didik
yang
pemahaman
dan
pengelola
pendidik. Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan
Secara
kompetensi
ini
integritas
kepribadian seorang guru. Kompetensi sosial berkenaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
dan
substantif
dengan kemampuan pendidik sebagai
mencakup
bagian
dari
masyarakat
untuk
kemampuan pemahaman terhadap
berkomunikasi dan bergaul secara
peserta
efektif dengan peserta didik, sesama
didik,
perancangan
dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pendidik,
hasil belajar, dan pengembangan
orangtua/wali
peserta
masyarakat sekitar. Jadi meliputi
didik
untuk
tenaga
kependidikan,
peserta didik,
dan
mengaktualisasikan berbagai potensi
kemampuan
guru
dalam
yang dimilikinya.
berkomunikasi,
bekerja
sama,
Kompetensi merupakan yang
kepribadian
kemampuan
mencerminkan
personal
bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa
yang menyenangkan.
Guru
kepribadian
perlu memiliki kemampuan sosial
yang mantap, arif, dewasa, dan
dengan masyarakat, dalam rangka
berwibawa, menjadi teladan bagi
pelaksanaan
peserta didik, dan berakhlak mulia.
yang
Dalam pelaksanaan tugas sebagai
masyarakat
guru yang didukung oleh suatu
merupakan
perasaan bangga akan tugas yang
dicontoh dan merupkan suri tauladan
dipercayakan
dalam kehidupannya sehari-hari.
kepadanya
mempersiapkan
kualitas
untuk generasi
proses
efektif.
pembelajaran
Guru
dan
di
mata
peserta
didik
yang
perlu
panutan
Kompetensi
profesional
masa depan bangsa. Walaupun berat
merupakan
tantangan
yang
berkenaan dengan penguasaan materi
dihadapi dalam pelaksanaan tugas,
pembelajaran bidang studi secara
guru
luas dan mendalam yang mencakup
harus
dan
rintangan
tetap
tegar
dalam
melaksakan tugas sebagai seorang
penguasaan
kemampuan
substansi
isi
yang
materi 63
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
kurikulum mata pelajaran di sekolah
komitmen untuk meningkatkan mutu
dan
yang
pendidikan, keimanan, ketakwaan,
menaungi materi kurikulum tersebut,
dan akhlak mulia; dan seterusnya.
serta menambah wawasan keilmuan
Profesi
sebagai guru.
pekerjaan khusus yang dilaksanakan
substansi
keilmuan
Sesuai dengan pendapat Finch
merupakan
guru
standar
berdasarkan
bidang
kompetensi
dan Crunkilton di atas, bahwa sikap
sesuai bidang tugasnya, yang dapat
adalah bagian dari kompetensi, yang
diketahui melalui uji kompetensi.
diperlukan
Hal ini menunjukkan bahwa untuk
untuk
menunjang
keberhasilan. Sedangkan motivasi
mengupayakan
sesungguhnya tidak lain adalah sikap
yang
seseorang dalam bekerja di tempat
komitmen organisasi yang kuat.
baik
kompetensi diperlukan
guru adanya
kerja, seperti bersemangat, tekun,
Kompetensi sosial merupakan
ulet, yang tidak dapat diamati di luar
gambaran kemampuan guru dalam
tempat kerja. Dasar motivasi adalah
berkomunikasi,
kebutuhan-kebutuhan manusia, yang
bergaul simpatik, dan mempunyai
menimbulkan dorongan atau tidak
jiwa yang menyenangkan. Hal ini
untuk berperilaku tertentu. Hal ini
berarti bahwa untuk mengupayakan
menggambarkan
kompetensi guru yang baik dapat
bahwa
motivasi
yang kuat akan menimbulkan sikap
juga
yang
komunikasi
baik
dan
akhirnya
bekerja
dilakukan
dengan
(interpersonal)
sama,
adanya yang
menghasilkan kompetensi yang baik
baik. Berdasarkan uraian-uraian di
juga.
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
Pasal 7 UU No14 Tahun 2005
kompetensi adalah seperangkat ilmu
dinyatakan bahwa profesi guru dan
serta ketrampilan mengajar guru di
profesi dosen merupakan bidang
dalam
pekerjaan khusus yang dilaksanakan
profesionalnya sebagai seorang guru
berdasarkan prinsip sebagai berikut:
sehingga tujuan dari pendidikan bisa
(a) memiliki bakat, minat, panggilan
dicapai dengan baik.
menjalankan
tugas
jiwa, dan idealisme; (b) memiliki 64 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Berdasarkan uraian-uraian di
berhubungan positif dan signifikan
atas, maka yang menjadi tujuan
dengan kompetensi guru SD, dan (3)
penelitian
ini
adalah
untuk
apakah komunikasi interpersonal dan
mengetahui
dan
mengkaji:
(1)
motivasi berprestasi secara bersama-
apakah
komunikasi
interpersonal
sama
berhubungan
positif
dan
berhubungan positif dan signifikan
signifikan dengan kompetensi guru
dengan kompetensi guru SD, (2)
SD.
apakah
motivasi
berprestasi
METODE Jenis penelitian ini disebut metode
survai,
yang
termasuk
Data
dikumpulkan
menggunakan
angket
dengan pilihan
kategori penelitian ”explanatory atau
berganda model skala Likert, setelah
confirmatory”, yaitu penelitian yang
terlebih dahulu diujicobakan, namun
menjelaskan hubungan kausal dan
khusus data uji komptensi awal
pengujian hipotesis. Populasi dalam
merupakan
penelitian ini adalah guru-guru SD
Pengujian hipotesis dengan analisis
peserta PLPG PSG Rayon 102
regeresi
Wilayah Sumatera Utara Tahun 2013
dilakukan uji persyaratan analisis,
Gelombang ke 7 di SMP Negeri 11
yaitu uji normalitas dengan statistik
Medan yang jumlahnya sebanyak
One-Sample
144 orang. Selanjutnya, penentuan
Test dan uji linieritas digunakan
sampel berdasarkan tabel Isaac dan
Analisis Variansi untuk tes linieritas
Michael sebesar 102 orang dengan
regresi, dengan taraf signifikansi α =
cara random sampling.
0,05.
data
setelah
dokumentasi. terlebih
dahulu
Kolmogorov-Smirnov
HASIL PENELITIAN Deskripsi
data
yang
akan
Interpersonal
(X1),
Motivasi
disajikan pada bagian ini meliputi
berprestasi (X2), dan Kompetensi
data
(Y). Data tersebut merupakan hasil
variabel
Komunikasi
65 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
kuantifikasi responden
jawabanatas
jawaban
angket
103 set sesuai dengan jumlah sampel
yang
penelitian.
Deskripsi
data
setiap
disebarkan kepada guru-guru SD
variabel penelitian disajikan dalam
sebagai sampel penelitian. Jumlah
rangkuman pada Tabel 1 berikut.
angket yang disebarkan sebanyak
Tabel 1. Deskripsi Data Setiap Variabel Penelitian X1
Valid Missing
N
102 0 97.9118 97.5000 92.00 11.77016 138.537 66.00 64.00 130.00 9987.00
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
X2
Y
102 0 122.6667 122.0000 117.00 8.72953 76.205 43.00 102.00 145.00 12512.00
102 0 50.6569 50.0000 46.25 5.14312 26.452 24.25 42.00 66.25 5167.00
Keterangan: X1 = komunikasi interpersonal X2 = motivasi berprestasi Y = skor uji kompetensi (kompetensi)
Berdasarkan pada
Tabel
disimpulkan
1
data
dari distribusi normal, berarti asumsi
atas
dapat
normalitas telah dipenuhi. Sedangkan
(1)
skor
hasil perhitungan uji linieritas dan uji
deskripsi di
bahwa:
komunikasi interpersonal termasuk
keberartian
dalam kategori cukup; (2) skor
bentuk hubungan variabel bebas
motivasi berprestasi termasuk dalam
dengan variabel terikat adalah linier
kategori tinggi; dan (3) skor uji
sehingga
kompetensi awal termasuk dalam
terpenuhi.
kategori kurang.
menunjukkan
asumsi
Komputasi
linieritas statistik
bahwa
telah analisis
Selanjutnya hasil perhitungan
regresi antara variabel bebas dengan
uji normalitas dengan Kolmogorov-
variabel terikat disajikan pada tabel-
Simirnov Test menunjukkan bahwa
tabel berikut.
keseluruhan data tidak menyimpang 66 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Tabel 2. Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi X1 dengan Y Model
Sum of Squares 138.365 2533.251 2671.615
df
Regression 1 Residual Total a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X1
Mean Square 1 100 101
F
138.365 25.333
Sig. .021b
5.462
r1y = 0.228
Tabel 3. Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi X2 dengan Y Model
Sum of Squares 461.943 2209.672 2671.615
df
Regression 1 Residual Total a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2
Mean Square 1 100 101
F
461.943 22.097
Sig. .000b
20.906
r2y = 0.416
Tabel 4. Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi Ganda antara X1 dan X2 dengan Y Model
Sum of Squares 462.390 2209.225 2671.615
df
Mean Square
F
Sig.
231.195 22.315
10.360
.000b
Berdasarkan Tabel 2, 3 dan 4 dapat
interpersonal
(X1),
melalui
disimpulkan sebagai berikut:
persamaan regresi Y = 0.099 X1 +
Regression 1 Residual Total a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1
(1)Komunikasi
interpersonal
berhubungan signifikan guru
SD
positif
2 99 101 R = 0.416
(X1)
40.92.
dan
(2)Motivasi
dengan
kompetensi
(Y).
Koefisien
determinasinya r2 = 0.052, artinya
berprestasi
(X2)
positif
dan
berhubungan signifikan guru
SD
dengan
kompetensi
(Y).
Koefisien
2
kompetensi guru SD (Y), 5.2 %
determinasinya r = 0.173, artinya
ditentukan
kompetensi guru SD (Y), 17.3 %
oleh
komunikasi
67 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
ditentukan
oleh
berprestasi
(X2),
17.3
Motivasi Y=
motivasi berprestasi (X2 melalui persamaan regresi Y = 0.007 X1 +
berprestasi
secara signifikan
positif
dan
dengan
kompetensi
(Y).
Koefisien
SD
determinasinya
R2
=
0.250 X2 + 20.627.
(X2
bersama-sama
berhubungan guru
(X1)
interpersonal
motivasi
oleh
komunikasi interpersonal (X1) dan
0.245 X2 + 20.61. dan
ditentukan
melalui
persamaan regresi (3)Komunikasi
%
0.173,
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut
pada
gambar
paradigna
ini yang memperlihatkan
besarnya hubungan masing-masing variabel
bebas
dengan
variabel
terikat.
artinya kompetensi guru SD (Y),
X1
r1y = 0.228 R = 0.416
Y
r2y = 0.416
X2
Keterangan: X1 = Komunikasi interpersonal X2 = Motivasi berprestasi Y = Kompetensi guru SD
Gambar Paradigma Penelitian Pembahasan Berdasarkan deskripsi data dan kesimpulan
di
atas,
dilakukan
pembahasan sebagai berikut:
1. Temuan
penelitian
pertama
menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berhubungan positif dan signifikan dengan kompetensi 68
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
guru SD,
dengan koefisien
SD, 17.3 % ditentukan oleh
dan
motivasi berprestasinya melalui
=
persamaan regresi (X2), melalui
0.052, artinya kompetensi guru
persamaan regresi Y = 0.245 X2 +
SD,
20.61. Jadi, motivasi berprestasi
korelasi
sebesar
0.228 2
koefisien determinasinya r 5.2
%
ditentukan
komunikasi
oleh
interpersonalnya
melalui persamaan regresi Y = 0.099
+
X1
40.92.
komunikasi
Jadi,
interpersonal
berpengaruh
langsung
positif
berpengaruh
langsung
positif
terhadap kompetensi yang mana 17.3
%
kompetensi ditentukan
perubahan-perubahan guru
SD
oleh
dapat motivasi
terhadap kompetensi guru SD
berprestasi. Temuan penelitian ini
yang mana 5.2 % perubahan-
sesuai dengan pendapat Finch dan
perubahan kompetensi guru SD
Crunkilton dalam Mulyasa (2008)
dapat ditentukan oleh komunikasi
yang menyatakan bahwa motivasi
interpersonal.
sesuai
sesungguhnya tidak lain adalah
dengan makna kompetensi sosial
sikap seseorang dalam bekerja di
yang
Hal
ini
merupakan
gambaran
tempat kerja, seperti bersemangat,
kemampuan
guru
dalam
tekun, ulet, yang tidak dapat
berkomunikasi,
bekerja
sama,
diamati di luar tempat kerja.
bergaul simpatik, dan mempunyai
Sedangkan sikap adalah
jiwa
dari kompetensi, yang diperlukan
yang
menyenangkan.
(Sudarwan Danim, 2012). 2. Temuan
untuk menunjang keberhasilan.
penelitian
menunjukkan
bahwa
kedua
Hal ini menggambarkan bahwa
motivasi
motivasi berprestasi berpengaruh
berprestasi berhubungan positif dan signifikan dengan kompetensi guru SD, korelasi
dengan koefisien sebesar
bagian
0.416
dan
langsung terhadap kompetensi. 3. Temuan
penelitian
ketiga
menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal
dan
motivasi
koefisien determinasinya r2 =
berprestasi secara bersama-sama
0.173, artinya kompetensi guru
berhubungan
positif
dan 69
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
signifikan
dengan
kompetensi
komunikasi (interpersonal) yang
guru SD dengan koefisien korelasi
baik.
ganda sebesar 0.416 dan koefisien
pendapat Finch dan Crunkilton
R2
determinasinya
juga
dengan
0.173,
menyatakan bahwa sikap adalah
artinya kompetensi guru SD, 17.3
bagian dari kompetensi, yang
% ditentukan oleh komunikasi
diperlukan
interpersonal
keberhasilan
berprestasi
=
Demikian
dan
motivasi
melalui
persamaan
untuk
menunjang
(Mulyasa,
Sedangkan
2008). motivasi
regresi Y = 0.007 X1 + 0.250 X2
sesungguhnya tidak lain adalah
+
sikap seseorang dalam bekerja di
20.627. Jadi, komunikasi
interpersonal
dan
motivasi
tempat kerja, seperti bersemangat,
berprestasi secara bersama-sama
tekun, ulet, yang tidak dapat
berpengaruh
positif
diamati di luar tempat kerja.
terhadap kompetensi guru SD
Dasar motivasi adalah kebutuhan-
yang mana 17.3 % perubahan-
kebutuhan
perubahan kompetensi guru SD
menimbulkan dorongan atau tidak
dapat ditentukan oleh komunikasi
untuk berperilaku tertentu. Hal ini
interpersonal
motivasi
menggambarkan bahwa motivasi
berprestasi. Hal ini sesuai dengan
yang kuat akan menimbulkan
makna kompetensi sosial, yaitu
sikap yang baik dan akhirnya
merupakan gambaran kemampuan
menghasilkan kompetensi yang
guru
berkomunikasi,
baik juga. Jadi, guru SD yang
bekerja sama, bergaul simpatik,
memilki kompetensi sosial yang
dan
yang
baik serta didukung sikap yang
menyenangkan. Hal ini berarti
positif dalam menjalankan tugas
bahwa
akan memilki kompetensi lebih
langsung
dan
dalam mempunyai untuk
jiwa
mengupayakan
kompetensi guru yang baik dapat
manusia,
yang
baik juga.
juga dilakukan dengan adanya
70 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahsannya
disimpulkan
dapat
bahwa:
komunikasi
pertama, interpersonal
positif
dan
signifikan
dengan
kompetensi guru SD; dan ketiga komunikasi
interpersonal
dan
motivasi berprestasi secara bersama-
berhubungan positif dan signifikan
sama
dengan kompetensi guru SD; kedua
signifikan dengan kompetensi guru
motivasi
SD.
berprestasi
berhubungan
berhubungan
positif
dan
IMPLIKASI Sehubungan dengan temuan
sekolah dengan guru, guru
penelitian yang menunjukkan bahwa
dengan guru, guru dengan
komunikasi
dan
pengawas, guru dengan siswa,
motivasi berprestasi secara sendiri-
dan guru dengan pemangku
sendiri maupun secara bersama-sama
kepentingan lainnya.
interpersonal
berhubungan positif dan signifikan
c. Memberi
dengan kompetensi guru SD, maka:
kesempatan
1. Kepala sekolah dapat melakukan
untuk
dana
dan
kepada
menerapkan
guru ide-ide
upaya yang dapat meningkatkan
inovatif dan menerapkannya
kompetensi guru secara efektif
melalui pelaksanaan penelitian
dan efisien sebagai berikut:
tindakan
a. Membimbing dan membina
peningkatan
kelas
guna kualitas
para guru tentang pentingnya
pembelajaran dalam rangka
kompetensi
peningkatan mutu pendidikan.
upaya
guru
peningkatan
sebagai mutu
pendidikan. b. Meningkatkan guru
melalui
interpersonal
d. Meningkatkan berprestasi
motivasi guru
melalui
kompetensi
pemberian penghargaan bagi
komunikasi
guru yang berprestasi.
antara
kepala 71
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
2. Guru dapat melakukan upaya yang
dapat
peningkatan
merealisasikan
kompetrensi
guru
interpersonal,
dan
motivasi
berprestasi guru. 3. Temuan
penelitian
ini
yang diharapkan secara efektif
menunjukkan bahwa komunikasi
dan efisien sebagai berikut:
interpersonal
a. Mengikuti kegiatan pendidikan
berprestasi secara sendiri-sendiri
dan
pelatihan
kompetensi
di
bidang
pedagogik,
kepribadian,
sosial,
dan
maupun
dan
secara
bersama-sama
berhubungan signifikan
profesional; secara rutin dan
guru
terjadwal.
memperkaya
positif
dengan
SD.
motivasi
Hal
dan
kompetensi ini
berarti khasanah
b. Melakukan kerjasama dengan
manajemen pendidikan dimana
kepala sekolah, guru, siswa,
untuk meningkatkan kompetensi
dan
guru dapat dilakukan melalui
pihak
kepentingan
pemangku lainnya
meningkatkan
untuk
komunikasi
upaya peningkatan komunikasi interpersonal berprestasi
dan
motivasi
guru-guru
SD.
SARAN-SARAN 1. Kepala sekolah dapat menjadikan temuan penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan
pengembangan manusia, peningkatan
sumber
khususnya kompetensi
dalam daya dalam guru
melalui kegiatan sebagai berikut: a. Peningkatan
komunikasi
interpersonal
antara guru
lainnya guna meningkatkan komitmen organisasi guru. b. Peningkatan
motivasi
berprestasi melalui kegiatan pemberian penghargaan
dan
insentif tambahan bagi guru yang berprestasi. 2. Hasil
penelitian
digunakan
ini
sebagai
dapat bahan
dengan warga sekolah dan
bandingan untuk penelitian yang
pihak pemangku kepentingan
relevan di kemudian hari. Untuk 72
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
penelitian
lebih
lanjut,
maka
lain yang terkait dalam rangka
diperlukan penelitian kompetensi
meningkatkan kompetensi guru.
guru dengan melibatkan variabel
DAFTAR PUSTAKA Alo
Liliweri, 1994. Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.pp. 27-31
De Vito, Joseph A. 2005. The InterpersonalCommunicatio n Book. New York: Harper & Rew, Publisher. Finberg, Lilian O, 1992. Applied Business Communication. California: Afred Publising. Franken, Robert E., 1992. Human Motivation. CaliforniaBooks: Cole Publishing, Co. Gibson,
Grant,
Ketua
James L.; John M. Ivancevich., dan James H. Donelly Jr., 1996. Organisasi. Terjemahan Ardiani. Jakarta: Binarupa Aksara. Richard D., 1996. Interpersonal Communication. New York: McGraw Hill Book Company, Inc.. Persatuan Guru Republik Indonesia, 2011, PGRI: Baru 60 Persen Guru Berkualitas Baik, SIB tanggal 26 November 2011, halaman 1, kolom 1 – 3
Kreitner, Robert Kinicki,
and
Angelo 2007.
Organizational Behavior. New York: McGraw Hill. Luthans, Fred, 1995. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill. Mulyasa, Enco., 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pace, R.W. dan D. F. Faules, 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.. Bandung: Remaja Rosdakarya. Putti, Joseph M; Harold Koontz, and Heinz Weihrich,1998. Essentials of management, An Asian Perspective. Singapore: McGraw-Hill, Inc,1998, Robbins, Stephen P and Timothi, A. Judge. 2009. Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc., Sara Bubb dan Peter Early, 2007. Leading and Managing Continuing Professional Development. London: A Sage Publication Company. Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit C.V. Andi Offset. 73
Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Sudarwan Danim, 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Kebudayaan. Udin
dan
Syaefudin Saud, 2009.Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta.
74 Benyamin Situmorang adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
PETUNJUK BAGI PENULIS 1. Artikel belum pernah dimuat dalam media cetak/elektronik lain, diketik 1,5 spasi pada kertas A4 sepanjang 10 – 15 halaman, dalam betuk soft copy (MS Work) dan hasil ceak (print out) sebanyak satu eksemplar. Diserahkan paling lambat satu bulan sebelum bulan penerbitan. 2. Artikel merupakan hasil penelitian atau non penelitian ( gagasan konseptual, kajian teori, aplikasi teori) yang dimuat dalam Majalah/Jurnal Generasi Kampus. 3. Artikel ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading). Peringkat judul subbab dinyatakan dengan karakter huruf yang berbeda : 1) peringkat 1 (huruf besar semua rata dengan tepi kiri). 2) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan cetak tebal), 3) Peringkat 3 (huruf besar pada awal subbab, dicetak miring dan tebal) 4. Artikel hasil penelitian memuat : a. Judul b. Nama Penulis c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia (memuat tujuan, metode, dan hasil penelitian : 50 – 80 kata) d. Kata-kata kunci) e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, dan rangkuman kajian teoritik) f. Metode penelitian g. Hasil penelitian h. Pembahasan i. Kesimpulan dan saran j. Daftar pustaka 5. Artikel Non Penelitian memuat : a. Judul b. Nama Penulis c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia ( 50 – 80 kata) d. Kata-kata kunci) e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, pengantar topic utama diakhiri dengan rumusan tentang hal-hal pokok yang akan dibahas). f. Sub Judul (sesuai dengan kebutuhan) g. Sub Judul (sesuai dengan kebutuhan) h. Sub Judul ( sesuai dengan kebutuhan) i. Penutup ( atau kesimpulan dan saran) j. Daftar pustaka 6. Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber yang dirujuk dalam uraian tulisan saja, diurutkan secara alfabetis, disajikan seperti contoh beikut : Dryden G dan Dr. Vos Jeannette. (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa. Heninic, Molenda. Russel dan Smadino (1996). Intructional Media and Technology for Learning. New Jersey :Prentice Hall Inc
ISSN 1978-869X